| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 22 Juni 2014 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

 

Minggu, 22 Juni 2014
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
        
Umat yang menyambut, tidak boleh diberi izin untuk sendiri mencelupkan hosti ke dalam piala; tidak boleh juga ia menerima hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dikerjakan dari bahan sah dan harus sudah dikonsekrir; untuk itu dilarang memakai roti yang belum dikonsekrir atau yang terbuat dari bahan lain. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 104)
      

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 81:17)
     
Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.

Cibavit eos ex adipe frumenti, alleluia: et de petra, melle saturavit eos, alleluia, alleluia, alleluia.


Doa Pagi

Ya Allah, Putra-Mu telah meninggalkan kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya dalam sakramen yang mengagumkan ini. Kami mohon semoga kami dapat menghormati misteri kudus Tubuh dan Darah Putra-Mu, sehingga kami senantiasa dapat menikmati buah penebusan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (8:2-3.14b-16a)
      
    
"Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu."
     
Di padang gurun seberang Sungai Yordan berkatalah Musa kepada umat Israel, “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu. Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Tuhan merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan. Ingatlah selalu pada Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Dialah yang memimpin engkau melalui padang gurun yang luas dan dahsyat itu, dengan ular-ularnya yang ganas serta kalajengkingnya, dengan tanahnya yang gersang, yang tidak ada airnya. Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (10:16-17)
        
"Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh."
   
Saudara-saudaraku terkasih, bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974
1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.
     
Bait Pengantar Injil, do=as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51, 2/4)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)
   
"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
          
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan 
     

Dari alam kita belajar keseimbangan yang membuat kehidupan berjalan harmonis. Allah menciptakan rantai makanan, sehingga setiap kehidupan tidak hanya hidup untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menghidupi yang lain dengan cara mengorbankan dirinya, menjadi makanan bagi yang lain. Hal ini sepertinya mengerikan jika kita lihat atau tonton dalam dunia flora dan fauna. Namun, apa pun yang terjadi di alam, Allah telah membuat hukumnya demikian sehingga ada kehidupan yang berkelanjutan dan juga harmoni.
       
 Jika alam yang diciptakan Tuhan memiliki harmoni dan hukum yang demikian, bagaimana dengan manusia? Manusia jauh lebih berharga di mata Tuhan. Kita memiliki kultur harmoni. Kita juga memiliki akal budi untuk membuat kultur harmoni ini menjadi sesuatu yang indah dalam kehidupan. Sekarang, mari kita lihat kehidupan. Apakah kultur harmoni sudah hadir dalam setiap sisi kehidupan kita? Apakah sebagai makhluk yang paling berharga di mata Tuhan (citra Allah), skiap saling menghargai itu sudah ada? Ternyata keharmonisan di alam jauh lebih baik dari pada di dunia manusia. Keindahan alam jauh lebih mempesona daripada manusia. Maka, masuk akal juga ungkapan berikut ini, “Tuhan tidak terlalu sukses dengan kita, manusia” (Paolo de Benedetti). Benarkah? 
  
 Kepedulian kita kepada sesama rasanya semakin hari semakin tipis. Seiring dengan itu, iman juga menipis. Banyak orang takut berbagi, karena takut kekayaaannya berkurang. Maka lihatlah apa yang terjadi, semakin tinggi tingkat kemiskinan dan kejahatan. Hanya untuk makan sehari-hari saja, banyak orang tidak bisa memenuhinya. Sementara di sisi lain, kelimpahan dan kekayaan berhamburan. Dari kutipan Paolo di atas, ternyata kita sendiri pun tidak selalu sukses dalam mengendalikan diri.
  
 Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Kristus adalah teladan. Dia membuktikan bahwa tubuh yang dilatih, hati yang direndahkan dan pikiran yang dibimbing oleh Roh akan menjadikan kita sebagai manusia rohani yang luar biasa. Tubuh-Nya yang dikorbankan dan menjadi santapan jiwa kita bukanlah bagian dari rantai makanan. Tubuh-Nya adalah rantai kehidupan, yang tidak akan memberikan kekenyangan kepada kita, tetapi pasti akan memberikan kehidupan. Tubuh dan Darah-Nya yang kita santap tidak akan diubah dalam tubuh kita, tetapi akan mengubah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Persoalannya, apakah kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan iman dan kepantasan? Jika kita memantaskan diri untuk menyambut-Nya, jika selalu menyambut-Nya dengan iman dan kerinduan yang sungguh, kita pasti akan diubah oleh-Nya.
   
 Rantai makanan akan selalu membuat kita lapar dan berjuang untuk memangsa apa yang bisa dimakan. Rantai kehidupan, yaitu Tubuh dan Darah Kristus, akan memuaskan haus dan dahaga, sehingga kita diundang untuk memuaskan haus dan dahaga sesama. Semoga setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus, kita selalu diingatkan dan disadarkan bahwa berbagi kehidupan akan membuat kita dan banyak orang hidup lebih layak dan bahagia. (RUAH/Kartolo)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy