| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 26 Desember 2015 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (Oktaf Natal)

Sabtu, 26 Desember 2015
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

“Karena cinta, Stefanus berdoa bagi mereka yang merajam dia, untuk membebaskan mereka dari hukuman.” (St. Fulgensius dari Ruspe)

Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.
  
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
   
Doa Pagi

Allah Bapa sumber kehidupan, Engkau memanggil orang-orang untuk setia kepada-Mu dan berani mati demi nama-Mu. Berilah kami hari ini rahmat yang kuperlukan agar kami boleh belajar setia kepada-Mu. Semoga kami mengikuti teladan Santo Stefanus dalam membela iman dan menaruh cinta kasih kepada mereka yang memusuhi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
  
"Aku melihat langit terbuka."
   
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:26a,27a)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)
 
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
 
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Khayalan tentang hidup sempurna, bebas hambatan, tantangan dan kesulitan adalah sebuah pandangan yang masih kekanak-kanakan. Semua orang harus menghadapi pelbagai persoalan dalam hiidupna dan terkadang masalah datang silih berganti. Persoalan hidup pun tidak mengenal status, prestasi dan kekayaan seseorang. Singkat kata, siapa saja dapat ditimpa badai kehidupan. Tanpa terkecuali, para pengikut Yesus. Mereka pasti menanggung penderitaan demi penderitaan karena mewartakan kebenaran Allah di dalam hidup sehari-hari.

Hari ini Yesus mengatakan secara terus terang mengenai nasib yang akan dialami oleh murid-murid-Nya. Apa yang dikatakan-Nya sungguh menakutkan dan menggetarkan karena menyangkut hidup dan mati mereka. Karena nama Yesus, mereka akan disesah dan dibenci oleh semua orang serta digiring ke muka penguasa dan raja-raja. Siapakah yang tahan berhadapan dengan seorang penguasa? Terlebih karena mereka dapat melakukan apa pun demi kepentingan mereka! Kita dapat membayangkan nasib buruk yang akan diterima oleh para murid dan orang-orang Kristen awali. Mereka telah menderita bahkan mati karena Yesus!

Sia-siakah perjuangan dan kematian mereka? Tidak. Mereka menerima janji Yesus yaitu: orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat (Mrk 13:13). Mereka yang berani menderita dan mati bagi Yesus pasti diselamatkan. Janji ini menyalakan harapan di dalam hati mereka. Kematian pun tidak menakutkan lagi karena percaya bahwa Yesus yang menyelamatkan mereka.

Kita juga dapat belajar dari St. Stefanus, martir. Ia menderita karena Yesus dan kebenaran-Nya. Ketika menanggung semua itu, ia tidak mengeluh, mengutuk atau menyalahkan siapa pun, melainkan justru mengampuni orang-orang yang menganiayanya. Ia berjuang dan bertahan sampai akhir demi Yesus. Baginya, penderitaan di dunia ini tidak berarti apa-apa karena Yesus akan menyelamatkan jiwanya. Semoga kita pun berani menderita demi Yesus dengan rela dan tulus, sehingga pada akhirnya hidup kita diselamatkan oleh Dia yang berkuasa atas hidup dan mati.

Mari kita bulatkan tekad untuk berani mewartakan nama-Nya kepada dunia, sekalipun karena itu kita harus menerima kritikan, penolakan dan pertentangan dari orang lain. (Damian/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Kis 7:59)

Saat mereka melempari Stefanus, ia berseru: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy