| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 29 September 2020 Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

 

Selasa, 29 September 2020
Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

“Mikael berarti Siapa seperti Allah; Gabriel berarti Keperkasaan Allah; dan Rafael berarti Pengobatan Allah” (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 103 (102): 20)

Pujilah Tuhan, hai semua malaikat-Nya, hai pahlawan perkasa, pelaksana titah-Nya, yang memperhatikan segala sabda-Nya.

Bless the Lord, all you his angels, mighty in power, fulfilling his word, and heeding his voice.


 
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan/Gloria

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahamulia, penyelenggaraan-Mu sungguh mengagumkan, malaikat dan manusia Kaupanggil mengabdi Engkau. Kami mohon semoga mereka yang berada di hadapan-Mu dan mengabdi-Mu, bagi kami menjadi duta sukacita-Mu dan pelindung kedamaian-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Seorang Lanjut Usia duduk di atas takhta. Ribuan orang melayani Dia. Putra Manusia datang menghadap, dan kepada-Nya diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kerajaan.
 
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13.14)
  
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
   
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Perang besar terjadi di surga. Mikael bersama bala malaikatnya melawan setan dan anak buahnya. Si naga besar akhirnya dikalahkan berkat darah Anak Domba.


Bacaan dari Kitab Wahyu (12:7-12a)

Aku, Yohanes, melihat dalam suatu penglihatan: Timbul peperangan di surga. Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan seekor naga, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Dan naga besar itu, Si Ular Tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya. Dan aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah, sebab para terdakwa, yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah. Mereka telah dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian saudara-saudara kita itu. Karena mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai surga dan kamu sekalian yang diam di dalamnya!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm. 138:1-2ab.2cde-3.4.5)

1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
 
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 10:45)
Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.

Para murid yang dipanggil oleh Yesus terpesona oleh Pribadi-Nya. Ia menjanjikan juga bahwa mereka akan melihat langit terbuka dan para malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:47-51)
  
"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia."
    
Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu: ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Alkitab memiliki banyak bagian yang mengacu pada malaikat, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru

Lebih jauh, Perjanjian Baru sering menyebutkan tentang malaikat pada saat-saat penting.

Ada malaikat yang memberi pesan kepada Maria, Yusuf, dan para gembala; malaikat yang melayani Kristus setelah pencobaannya di padang gurun, malaikat mengunjungi Kristus dalam penderitaannya, malaikat di makam Kristus Yang Bangkit, dan para malaikat yang membebaskan Rasul Petrus dan Paulus dari penjara.

Namun, itu hanya membuat dua referensi untuk "malaikat agung". Mereka ada di Yudas 9 di mana Mikhael adalah penghulu malaikat dan di 1 Tesalonika 4:16, di mana "suara penghulu malaikat" akan didengar pada saat kedatangan kembali Kristus.

Gereja Katolik Roma menghormati tiga malaikat agung - Mikael, Gabriel dan Rafael.

Mikael dalam bahasa Ibrani berarti "Siapakah yang seperti Tuhan?" atau "Siapakah yang setara dengan Tuhan?" St Mikael telah digambarkan sejak masa Kristen awal sebagai seorang komandan, yang memegang tombak di tangan kanannya untuk menyerang iblis, dan di tangan kirinya sebuah cabang palem hijau yang melambangkan kemenangan atas kejahatan.

Gabriel berarti "Kekuatan Tuhan." Dia adalah pembawa misteri Tuhan, terutama Inkarnasi Tuhan dan semua misteri lain yang terkait dengannya. Dia digambarkan memegang lentera yang menyala untuk melambangkan bahwa hanya Tuhan yang dapat menjelaskan misteri.

Rafael berarti "Tuhan Penyembuh". Dia disebutkan dalam kitab Tobit (3:17; 12:15). Rafael digambarkan sedang menuntun Tobit dengan tangan kanannya, dan memegang kendi pualam milik dokter di tangan kirinya.

Perayaan pesta tiga Malaikat Agung berfokus pada tiga aspek Tuhan.

Itu mengingatkan kita bahwa Tuhan itu maha kuasa dan menang atas kejahatan. Juga misteri hidup dan mati, dan penderitaan dan kejahatan ada di tangan Tuhan yang merupakan sumber dari segala misteri.

Tuhan juga Penyembuh kita yang mengampuni dosa-dosa kita dan menguatkan kita dengan kasih-Nya.

Semoga Tuhan juga memperkuat iman kita sehingga saat kita berkumpul dalam Ekaristi ini, kita juga akan menyadari kehadiran malaikat dan malaikat agung yang bergabung dengan kita untuk menyembah dan memuji Tuhan.
 
 


  
Antifon Komuni (Mzm 137:1)

Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu dengan sebulat hati. Aku bermazmur bagi-Mu di hadapan para malaikat.
  
Doa kepada Malaikat Agung Santo Mikael 
Oleh: Paus Leo XIII
 
Malaikat Agung Santo Mikael, belalah kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami dalam melawan segala kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukkan, dan engkau, O panglima bala tentara surgawi, dengan kuasa Ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia, yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. Amin. 
    
Doa Malam
 
Syukur kepada-Mu, ya Bapa, atas perlindungan-Mu melalui para malaikat yang Kauutus. Semoga dalam mengikuti jejak Putra-Mu, kami pun dengan penuh keberanian menerima tugas perutusan dari pada-Mu sehingga nyatalah karya-Mu dalam diri kami. Amin. 
  
 RENUNGAN PAGI

Senin, 28 September 2020 Hari Biasa Pekan XXVI

 

Senin, 28 September 2020
Hari Biasa Pekan XXVI
    
“Ekaristi berkaitan dengan sengsara Kristus. Apabila Yesus tidak menetapkan Ekaristi, kita akan melupakan peristiwa penyaliban. Penyaliban akan terlupakan dalam masa lalu, dan kita akan lupa bahwa Yesus mengasihi kita. Ada pepatah kalau jauh dari mata, maka jauh dari hati. Untuk memastikan agar kita tidak lupa, Yesus memberikan Ekaristi kepada kita sebagai peringatan akan cinta kasih-Nya. Saat kamu memandang salib, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu pada waktu itu. Saat kamu memandang Hosti Kudus, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu sekarang.” — St. Teresa dari Kalkuta
   
Antifon Pembuka (Ayb 1:21)

Tuhan telah memberi. Tuhan telah mengambil. Seturut kehendak Tuhanlah semuanya terjadi. Terpujilah nama-Nya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Mahakudus, terpujilah nama-Mu, karena Engkau telah memberi kami napas kehidupan, dan tempat tinggal berkat sabda Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga telinga kami tetap terbuka, agar dapat mendengarkan segala sabda-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ayub (1:6-22)
   
   
“Kesalehan Ayub dicoba.”
 
Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis. Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Dari manakah engkau?" Jawab iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Lalu bertanyalah Tuhan kepada iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Lalu jawab iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman Tuhan kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu. Hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah iblis dari hadapan Tuhan. Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum angur di rumah saudara mereka yang sulung, datanglah seorang persuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Sementara ornag itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.” Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembahnya, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1,2-3,6-7)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:46-50)
   
"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."
     
Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar." Pada kesempatan lain Yohanes berkata, "Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Agar sesuatu dapat "dicoba dan diuji", perlu melalui semacam "baptisan api".

Entah dipahami secara harafiah atau kiasan, realitas kekuatan api sudah jelas - ia menghancurkan dan pada saat yang sama ia juga memurnikan.

Di medan perang, ketika tentara diserang, itulah saat untuk melihat betapa berani mereka.

Dalam hidup, ketika iman berada di bawah api dan menjalani baptisan api, itulah waktu untuk melihat apa sebenarnya iman itu.

Pada bacaan pertama, kita mendengar setan berkomentar bahwa Ayub tidak takut akan Tuhan untuk apa pun. Tuhan telah memberkati Ayub dan dia aman dan terjamin.

Jadi setan menyarankan agar Ayub diuji, untuk membakarnya dan melihat apa yang terjadi dengan imannya kepada Tuhan.

Dalam Injil, kita mendengar tentang para murid berdebat di antara mereka sendiri tentang siapa di antara mereka yang terbesar.

Apa pun yang dapat mereka katakan tentang diri mereka sendiri, akan tiba waktunya ketika mereka akan diuji, iman mereka kepada Yesus akan dikobarkan, dan kebesaran apa pun yang mereka pikir telah lenyap dalam ketakutan.

Apapun yang dapat kita katakan tentang iman kita, kita juga harus siap untuk iman kita untuk menjalani baptisan api, dan untuk dicobai dan diuji.

Marilah kita percaya pada kasih Tuhan bagi kita bahwa Dia tidak akan mencobai dan menguji kita melebihi apa yang dapat kita terima. Tuhan untuk kita dan bukan melawan kita. Saat menjalani baptisan api, marilah kita berdiri di sisi Tuhan, atau kita tidak akan berdiri sama sekali.
. (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Ayb 1:21b.22)

Tuhan yang memberi. Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa, dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
  

Minggu, 27 Oktober 2020 Hari Minggu Biasa XXVI

 

Minggu, 27 Oktober 2020
Hari Minggu Biasa XXVI
  
"Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan serta kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya." (Yeh 18:27)

   
Antifon Pembuka (Dan 3:31.29.30.42.43)

Segala sesuatu yang Engkau perbuat atas kami, ya Tuhan, telah Engkau putuskan dengan benar. Sebab, kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak mematuhi perintah-perintah-Mu. Tetapi, muliakanlah nama-Mu, dan perlakukanlah kami seturut besarnya belas kasih-Mu.

All that you have done to us, O Lord you have done with true judgment, for we have sinned against you and not obeyed your commandments. But give glory to your name and deal with us according to the bounty of your mercy.

Omnia quæ fecisti nobis, Domine, in vero iudicio fecisti, quia peccavimus tibi, et mandatis tuis non obedivimus: sed da gloriam nomini tuo, et fac nobiscum secundum multitudinem misericordiæ tuæ.
Mzm. Beati immaculati in via: qui ambulant in lege Domini. 
     
Doa Pembuka

  
Ya Allah, Engkau menyatakan kuasa-Mu yang tak terhingga terutama dengan menyayangi dan mengasihani kami. Lipatgandakanlah rahmat-Mu atas kami agar kami mengejar hidup yang Engkau janjikan dan kelak mendapat bagian dalam sukacita surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:25-28)
             
    
"Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, ia akan menyelamatkan nyawanya."
        
Beginilah firman Tuhan Allah, “Kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang tidak tepat? Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan serta kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4-5.6-7.8-9; Ul: lh.6a)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku; Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosa-dosaku pada waktu muda, dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:1-11)
    
"Dalam hidupmu bersama hendaknya kamu bersikap seperti Kristus Yesus."
     
Saudara-saudara, dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belaskasihan. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga. Dalam hidupmu bersama hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus. Walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:28-32)
     
"Yohanes Pembaptis datang dan orang-orang berdosa percaya kepadanya."
     
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, “Bagaimana pendapatmu? Ada orang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan berkata, ‘Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini!’ Jawab anak itu, ‘Baik, Bapa.’ Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab, ‘Tidak mau!’ Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang anak itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka, “Yang terakhir!” Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan para pelacur percaya kepadanya. Dan meskipun melihatnya, kamu tetap tidak menyesal, dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan
 
   

Di dalam Injil, Yesus sedang menyoroti kategori orang yang hidup dalam bayang-bayang masyarakat, dan Dia menunjukkan mereka sebagai pemungut pajak dan pelacur, singkatnya, semua orang yang dianggap gagal dalam masyarakat.

Secara umum, kegagalan dapat dibagi menjadi dua kelas: mereka yang memikirkannya tetapi tidak pernah melakukan apa-apa, dan mereka yang melakukannya tetapi tidak pernah memikirkannya.

Di satu sisi, para pemungut pajak dan pelacur, yang disebut orang-orang berdosa, melakukannya begitu saja dan tidak pernah memikirkannya. Dan karena mereka telah melakukan kesalahan, mereka tetap berada dalam bayang-bayang masyarakat dan tidak pernah terlalu memikirkannya.

Sampai mereka mendengar Yohanes Pembaptis berkhotbah tentang pertobatan dan pengampunan, kemudian mereka berpikir lebih baik tentang itu, dan seperti yang Yesus katakan tentang mereka, mereka sedang menuju ke kerajaan Allah. Ya, mereka telah belajar dari kegagalan mereka dan menunjukkannya dalam pertobatan.

Mereka seperti anak laki-laki pertama dalam perumpamaan itu, yang menolak pergi dan bekerja di kebun anggur ayahnya. Tapi setelah itu dia memikirkannya lebih baik dan pergi.

Di sisi lain, putra kedua memikirkannya, dan dia bahkan mengiyakan kepada ayahnya, tetapi kemudian tidak pernah melakukan apa-apa.

Pengajaran Yesus dalam Injil adalah tentang pertobatan, dan itu diungkapkan dalam frasa “berpikir lebih baik tentang itu”.

Dan itu juga cara kita belajar dari kegagalan. Kita perlu berpikir lebih baik tentang itu, untuk belajar darinya, dan untuk mendapatkan darinya dan bahkan untuk membuat sukses darinya.

Dan begitulah cara kita perlu melihat orang yang telah gagal, untuk melihat kegagalan hanya sebagai peristiwa dalam kehidupan orang tersebut dan bukan kegagalan sebagai pribadi. Kita perlu memikirkannya dengan lebih baik, sehingga orang tersebut dapat melanjutkan hidup dan menjadi “sukses” dalam hidup.

Ada cerita tentang pasangan yang memiliki beberapa anak. Semuanya normal dan cerdas. Kecuali satu yang mengidap down syndrome dan karenanya, lambat dan berbeda dari yang lain.

Pasangan itu bersukacita pada anak-anak mereka yang lain tetapi untuk anak yang istimewa ini, mereka harus menelan kekecewaan dan rasa malu mereka.
 
Kadang-kadang, mereka bahkan bertanya pada diri sendiri mengapa mereka dibebani dengan anak seperti itu. Tampaknya mereka harus merawatnya sepanjang hidup mereka.

Seiring berlalunya waktu, anak-anak mereka yang lain menikah dan meninggalkan rumah untuk memulai keluarga sendiri. Seiring bertambahnya usia pasangan itu, anak-anak mereka juga menjadi lebih sibuk dengan keluarga mereka sendiri.

Secara alami, pasangan itu merasa lebih kesepian dengan semua anak mereka pergi. Kecuali satu, yang lambat "khusus". Karena ketidakmampuan dan kecacatannya, jelas dia harus tinggal bersama orang tuanya.

Dulu, orang tua menganggapnya sebagai beban dan penghambat kebebasan dalam hidup. Tetapi sekarang, pasangan tua itu menyadari bahwa dialah satu-satunya yang bersama mereka siang dan malam.

Suatu ketika, dia harus bergantung pada mereka dan mereka harus menjaganya. Sekarang mereka di usia tua yang kesepian, merekalah yang harus bergantung padanya meskipun dia tidak mampu dan berkebutuhan khusus.

Kisah ini membuka pikiran kita bagi mereka yang dianggap masyarakat sebagai kegagalan atau kewajiban, orang-orang yang tertinggal dalam bayang-bayang dan dilupakan, seperti para pemungut pajak dan pelacur dalam Injil.
 
Tuhan senantiasa mengasihi orang yang berdosa. Itulah keyakinan kita. Tuhan tidak mempedulikan kehidupan lama kita. Yang terpenting bagi Tuhan adalah kemauan kita untuk berubah menjadi lebih baik, sehingga hidup kita akan bermakna bagi Tuhan dan sesama.
 
Rahmat pengampunan baru memiliki daya guna yang kuat, ketika orang yang berdosa mengungkapkan pertobatannya dalam hidup yang nyata. Pertobatan itu tidak hanya kata-kata di mulut. Pertobatan itu mesti ditunjukkan dalam perbuatan sehari-hari. Nah, kalau ini terjadi, maka pengampunan dari Tuhan dapat terwujud dengan baik.. (RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Mzm 119:49-50)

Ingatlah, ya Tuhan, firman yang Engkau sampaikan kepada hamba-Mu, dengannya Engkau telah memberi harapan kepadaku. Itulah penghiburanku di saat aku terpukul.

Remember your word to your servant, O Lord, by which you have given me hope. This is my comfort when I am brought low.

Memento verbi tui servo tuo, Domine in quo mihi spem dedisti: haec me consolata est in humilitate mea

Sabtu, 26 September 2020 Hari Biasa Pekan XXV

Sabtu, 26 September 2020
Hari Biasa Pekan XXV
 
"Jika iman seseorang tidak berdampak pada seluruh hidup seseorang, termasuk satu tanggung jawab politik dan sosial, maka itu bukan iman yang otentik; itu adalah palsu, palsu "- Mgr. Thomas J. Olmsted, Uskup Phoenix
    

Antifon Pembuka (Pkh 12:8)

Kesia-siaan atas kesiaa-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah kesia-siaan.
  
Doa Pembuka
    
   Allah Bapa kami yang Mahabaik, berkenanlah membuka telinga kami, agar dapat mendengar sabda-Mu, dan berilah kami kekuatan, agar dapat menyerupai Yesus Mesias, Hamba Kedamaian, yang membuka pandangan baru penuh harapan untuk hari kemudian. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
                
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (11:9-12:8)
    
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah."
     
Bersukarialah, hai para pemuda, dalam kemudaanmu. Biarlah hatimu bergembira pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hati dan pandangan matamu. Tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena masa muda dan fajar hidup adalah kesia-siaan. Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan, ‘Tiada kesenangan bagiku di dalamnya’, sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan; pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan wanita-wanita penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur; sebelum pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi wanita tunduk; sebelum orang menjadi takut berdiri di ketinggian, dan ketakutan ada di jalan, sebelum pohon badam berbunga, dan belalang menyeret dirinya dengan susah payah, dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal, dan peratap-peratap berkeliaran di jalan; sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkotbah, segala sesuatu adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu.
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami. Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)
    
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."
      
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Ketika kita bertanya kepada seseorang, "Apa kabar?", Jawaban apa yang kita harapkan?

Atau ketika orang lain menanyakan pertanyaan itu kepada kita, jawaban seperti apa yang akan kita berikan?

Tentunya, kita juga mengharapkan, dan juga memberi, jawaban yang sopan tapi agak dangkal seperti: Saya baik-baik saja. Saya baik-baik saja.

Namun di balik jawaban yang sopan dan dangkal ini terdapat realitas rasa sakit dan penderitaan.

Bahkan bagi Yesus, ketika semua orang penuh dengan kekaguman kepada-Nya, Dia membawa diri-Nya dan murid-murid-Nya kembali ke realitas salib yang harus Dia hadapi.

Sesungguhnya realitas rasa sakit dan penderitaan membekap ke dalam umat manusia, terutama menjadi seorang Kristen.

Bacaan pertama menunjukkan realitas rasa sakit dan penderitaan dan kematian ini dengan cara yang tenang dan menyebutnya sebagai "kesia-siaan atas kesia-siaan, semua adalah kesia-siaan".

Akan tiba saatnya ketika kita melihat semua "kesia-siaan" ini dan berkata "Ini tidak membuat saya senang"

Kemudian kita akan mulai mencari apa yang benar-benar memberi kita kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup.

Semoga pencarian kita menuntun kita untuk mengetahui bahwa di dalam Tuhan ada kebahagiaan kita dan Dialah yang memberi sukacita bagi hidup kita.

Karena ketika hidup kita di bumi telah berakhir dan kita kembali ke debu tanah, jiwa kita dapat menemukan ketenangan hanya di dalam Tuhan Juruselamat kita.
 
Antifon Komuni (Luk 9:44)
 
Dengarkanlah dan camkanlah perkataan-Ku ini: Putra Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. 
 
Doa Malam

Tuhan Yesus, sebelum beristirahat malam, ajarilah aku memahami firman-Mu yang menyelamatkanku. Berkatilah aku malam ini agar mampu membalas cinta-Mu dan menggembirakan Engkau, kini dan untuk selama-lamanya. Amin.
 
  
 RENUNGAN PAGI

Jumat, 25 September 2020 Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 25 September 2020
Hari Biasa Pekan XXV
  
Membaca Kitab Suci berarti berpaling kepada Kristus untuk meminta nasihat (St. Fransiskus Assisi)
 
Antifon Pembuka (Mzm 144:1a-2abc)

Terpujilah Tuhan gunung batuku! Dialah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku.  
    
Doa Pembuka

Ya Allah, bukalah hati kami untuk semakin mengenal Putra-Mu yang telah Kauutus untuk menebus dosa-dosa kami. Semoga, kami Kauberi kekuatan untuk mengikuti jejak Putra-Mu itu, yaitu kerelaan untuk mengampuni sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)
   
"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."
   
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45) 
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)
   
"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
     
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
  Secara umum, agar sesuatu berhasil, harus ada kombinasi: tempat yang tepat, orang yang tepat, dan waktu yang tepat.

Ketiga faktor tersebut dapat dikatakan sebagai kaki dari bangku berkaki tiga, yang dapat berdiri dengan kokoh bahkan pada permukaan yang tidak rata.

Jadi ketika kombinasi dari tempat yang tepat, orang yang tepat dan waktu yang tepat bersatu, itulah yang kita sebut "waktu yang ditentukan", dan kita juga tahu bahwa itu bukan melalui usaha manusia tetapi lebih karena itu adalah karya ilahi.

Bacaan pertama berbicara tentang waktu dan musim untuk aktivitas manusia yang tampaknya siklik yang pada saat yang sama juga tampak berlawanan di alam.

Namun sejauh manusia mungkin dapat memahami apa yang terjadi pada waktu atau musim tertentu, namun ia tidak dapat memahami pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir.

Dan bahkan dalam Injil, ketika Petrus berkata bahwa Yesus adalah Kristus dari Allah, dia mungkin tidak mengetahui dampak penuh dari apa yang dia katakan atau sebenarnya dan semua konsekuensinya.

Tetapi di waktu yang akan datang, Petrus dan murid-murid lainnya akan mengetahui untuk apa Kristus Tuhan datang dan bagaimana Dia akan melakukannya.

Maka marilah kita juga sadar bahwa apa yang kita lakukan sekarang adalah persiapan untuk masa depan dan memiliki konsekuensi untuk masa depan.

Maka jika apa yang kita lakukan sekarang dilakukan di dalam Tuhan, maka kita sedang mempersiapkan "waktu yang ditentukan" oleh Tuhan. Tetapi jika tidak, maka kita hanya menciptakan hambatan dalam pemenuhan rencana Tuhan.

Mari kita ingat bahwa semua waktu adalah milik Tuhan, maka marilah kita melakukan apa yang Tuhan inginkan dari kita ... sepanjang waktu.

 
Antifon Komuni (Luk 9:22)
 
Putra Manusia harus menderita banyak, dibuang dan dibunuh orang tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Tetapi pada hari ketiga ia akan bangkit. 
    
(RENUNGAN PAGI)

 

Kamis, 24 September 2020 Hari Biasa Pekan XXV

Kamis, 24 September 2020
Hari Biasa Pekan XXV
     

“Sang Kebijaksanaan selalu ada dalam diri mereka yang selalu mencari-Nya dengan penuh doa yang terus menerus, dengan kerinduan yang menggelora, dengan mati raga yang mengagumkan, dan dengan bakti sejati yang menyeluruh.” — St. Louis de Montfort
    

Antifon Pembuka (
Pkh 1:9)
    
Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah terjadi akan terjadi lagi; tiada sesuatu pun yang baru di dunia ini.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa, sumber iman kepercayaan, ajarilah kami mengimani Dia, yang bagaikan Elia baru, mengajar kami menikmati kehadiran-Mu di tengah-tengah kami, yaitu Yesus Putra-Mu yang membaptis kami dengan Roh Kudus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
  
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)
    
"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."
     
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.     
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)
     
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
     
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
   
Renungan
    
  Dikatakan bahwa melihat adalah mempercayai. Secara umum, itu mungkin benar, terutama ketika kita telah mendengar tentang sesuatu dan kemudian akhirnya melihatnya sendiri dengan mata kepala sendiri.

Namun mungkin ada contoh lain di mana melihat belum tentu mengarah pada kepercayaan.

Dalam Injil kami mendengar bahwa Herodes sangat ingin melihat Yesus; dia memiliki kerinduan untuk melihat siapa Yesus ini yang dia dengar.

Tetapi ketika Herodes akhirnya bisa melihat Yesus selama sengsara-Nya, dia tidak terlalu memikirkan siapa yang dia lihat.

Mungkin keadaan yang dikutuk menyedihkan membuat Herodes berpikir bahwa Yesus hanyalah bintang jatuh yang akan memudar ke dalam kegelapan.

Namun bacaan pertama membuat kita merenungkan lebih dalam tentang apa yang kita lihat di sekitar kita.

Gambar matahari terbit dan terbenam, angin bertiup, air sungai yang mengalir ke laut memberi tahu kita sesuatu tentang realitas hidup kita.

Namun ini bukan tentang seberapa banyak mata kita telah melihat atau seberapa banyak telinga kita telah mendengar.

Ini adalah soal seberapa banyak hati kita dipenuhi - dipenuhi dengan misteri. Semoga hati kita juga dipenuhi dengan misteri cinta Tuhan.


Doa Malam

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena telah Kau perkenankan mendengarkan firman-Mu. Semoga firman-Mu yang telah kami dengar menghidupkan dan menghidupi kami, sehingga kami makin mampu memuliakan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
  
 
    RENUNGAN PAGI

Rabu, 23 September 2020 Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam

Rabu, 23 September 2020
Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam

“Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Pius dari Pietrelcina)
       
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 4:18)
  
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
   
The Spirit of the Lord is upon me, for he has anointed me and sent me to preach the good news to the poor, to heal the broken-hearted

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Padre Pio. Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Amsal (30:5-9)    
 
"Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya."
    
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku.
Ayat. (Mzm 119:29.72.89.101.104.163)
1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
2. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
3. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
4. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
5. Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi hukum-Mu kucintai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)
   
"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
     
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan
   

Kita mungkin ingin kaya tapi mungkin tidak terlalu kaya. Dan tentu saja kita tidak suka terlalu miskin, meskipun kita mungkin masih bisa mengelolanya. Tapi tentu saja, itu tidak akan senyaman itu.

Tetapi apakah dalam kemiskinan atau dengan banyak, kita tidak ingin berada di kedua ujung yang ekstrim.

Pada kenyataannya, yang sebenarnya kita inginkan adalah kita dapat memiliki cukup untuk kebutuhan kita.

Dalam bacaan pertama, itulah yang dikatakan penulis kitab Amsal saat dia meminta kepada Tuhan.
   
Jadi memiliki terlalu banyak dan tidak memiliki apa-apa dapat menimbulkan masalah karena kita lupa bahwa Tuhan dapat menyediakan kebutuhan kita.

Dan itulah yang Yesus katakan kepada murid-murid-Nya saat Dia mengutus mereka untuk misi saat Dia berkata kepada mereka, 
"Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. ..."

Dia ingin mereka mengalami bahwa mereka akan merasa cukup untuk kebutuhan mereka karena Tuhan akan menyediakan.

Semoga Tuhan memenuhi kebutuhan kita. Ketika kita memiliki cukup, marilah kita bersyukur kepada Tuhan, dan ketika kita memiliki kelebihan, mari kita juga membantu orang lain yang membutuhkan. 
(RENUNGAN PAGI)
 
 
Antifon Komuni (Mat 28:20)

Lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, sabda Tuhan.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, says the Lord
 


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy