| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 28 Juli 2020 Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 28 Juli 2020
Hari Biasa Pekan XVII

“Sedikit air dicampur dengan anggur untuk menggambarkan pencampuran atau persatuan yang terjadi dalam inkarnasi Sang Firman antara keilahian dan kemanusiaan-Nya, dan juga untuk menggambarkan persatuan intim yang disebabkan dalam Komuni sakramental antara Yesus Kristus dan orang yang menerima Komuni.” — St. Alfonsus Liguori

       

Antifon Pembuka (Mzm 103:8.10)
    
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah melakukan kita setimpal dosa kita atau membalas kita setimpal kesalahan kita.
   

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahabaik, Engkau telah memperbarui perjanjian-Mu dengan kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu. Bantulah kami untuk berbalik dari segala kejahatan dan mampukanlah kami untuk makin setia kepada-Mu.. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Yeremia (14:17-22)
  
"Ya Tuhan, janganlah kiranya membatalkan perjanjian-Mu dengan kami." 
         
Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.” Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, namun tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara para dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (lih. Mat 13:19.37) 
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)
 
"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."
 
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

    

Kita hidup di dunia yang bermasalah. "Dunia yang bermasalah" hanyalah sebuah istilah yang berarti bahwa ada banyak hal yang menyedihkan dan buruk. Yang menyedihkan adalah bahwa ada kemiskinan, kekeringan, kelaparan dan seluruh daftar hal-hal lain yang membuat kita menggelengkan kepala kita dalam kesedihan. Apa yang buruk adalah bahwa ada perang, penderitaan dan kematian yang tidak bersalah, kejahatan dan amoral yang membuat kita bertanya-tanya apakah akan ada keadilan di dunia. Dan dunia kita yang bermasalah dapat membuat kita mempertanyakan apakah ada Tuhan dan jika ada, apa yang Dia lakukan tentang semua ini.

Dalam bacaan pertama, Tuhan mengirim nabi Yeremia untuk mengatakan kata-kata ini: "
Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.”  Seperti yang digambarkan Yeremia tentang kesedihan dan tragedi di sekelilingnya, ia juga mengekspresikan kesedihan Tuhan atas tragedi umat-Nya. Tapi itu adalah tragedi yang mereka bawa pada diri mereka sendiri karena tidak setia kepada Tuhan dan menolak Tuhan. Tetapi orang-orang yang masih percaya pada Tuhan ketika mereka berteriak: "Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu!"
  
Jadi di dunia kita yang bermasalah dengan semua yang menyedihkan dan buruk, marilah kita terus menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan karena Dia adalah harapan kita. Marilah kita setia kepada Allah dan menjalani kehidupan yang saleh, karena yang saleh akan bersinar seperti matahari di kerajaan Allah.
  
Antifon Komuni (Kel 34:6)  
  
Tuhan adalah Allah Penyayang dan pengasih, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih.    
 

  
   
Doa Malam

Terima kasih, ya Tuhan, atas segala rahmat dan kasih setia-Mu sepanjang bulan Juli ini. Engkau melindungiku dengan malaikat-malaikat-Mu yang kudus. Semoga esok hari aku mampu berbuat lebih baik hingga boleh memancarkan cahaya kebenaran Kerajaan Surga. Terpujilah Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.

RENUNGAN PAGI

Senin, 27 Juli 2020 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 27 Juli 2020
Hari Biasa Pekan XVII
   
Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus Bdk. AA 5.. Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan internasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil. (Katekismus Gereja Katolik, 2832)

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pembuka
     
Ya Allah, dalam kurban Kristus yang satu dan sempurna, Engkau telah menyempurnakan berbagai kurban Perjanjian Lama. Semoga, meski kami diliputi kelemahan dan dosa, kami tetap tekun memelihara benih-benih kebaikan yang telah Kautanam dalam diri kami sehingga dapat menghasilkan buah yang melimpah. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                   
Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)
 
"Bangsa ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun."
   
Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
   
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."
   
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
     Akan agak canggung dan memalukan untuk berbicara tentang pakaian dalam di dalam konteks suci saat homili. Bahkan penyebutan kata "pakaian dalam" akan mengiritasi beberapa sensitivitas. Namun bacaan pertama begitu gamblang dalam deskripsi tentang cawat dan pembusukannya. Tetapi tujuan dari bahasa grafis adalah untuk membuat kita jengkel dan tidak nyaman. Karena ketika kita melihat pembusukan, kita mendapatkan perasaan jijik ini. Ketika Tuhan melihat kerusakan rohani kita disebabkan oleh dosa, Dia juga merasa jijik. Dan Dia akan menggunakan segala cara untuk membangunkan kita hingga kebusukan dan kehancuran kita, bahkan menggunakan benda yang memalukan dan canggung seperti cawat. Setiap kali kita melihat sesuatu yang membusuk dan membusuk, kita berpaling dengan jijik. Namun aneh bahwa setiap kali kita berbuat dosa, kita berpaling dari Allah dan kita dengan bodohnya berputar-putar dan membusuk. Namun Tuhan menjangkau kita orang berdosa dan mengikat diri-Nya kepada kita sama seperti manusia membungkus cawat erat-erat di pinggangnya. Tuhan ingin membangunkan kita dari kebodohan dan kebodohan kita sehingga kita akan berpegang teguh kepada-Nya sebagai cawat yang menempel di pinggang manusia. Namun seiring dengan belas kasihan dan pengampunan Tuhan, ada juga peringatan keras. Seperti yang Tuhan katakan: "Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya." (Yes 7: 9)
 
 
 
 
RENUNGAN PAGI

Minggu, 26 Juli 2020 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 26 Juli 2020
Hari Minggu Biasa XVII

Bila Ekaristi adalah pusat dan pucak hidup Gereja, maka haruslah juga menjadi pusat dan puncak dari pelayanan imamat. Dengan demikian, penuh dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya ulangi bahwa Ekaristi adalah prinsip dan inti alasan pengadaan Sakramen Imamat, yang memang timbul pada saat pendarasan Ekaristi. (St. Yohanes Paulus II)
 
     

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.
 
God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.
 
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.
 

Doa Pembuka


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:5.7-12)
 
  
 "Salomo meminta hikmat dan pengertian."
      
Pada suatu malam Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi. Beginilah firman Tuhan Allah, "Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!" Lalu Salomo berkata, "Ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dengan membedakan mana yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini? "Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka berfirmanlah Allah kepada Salomo, "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian, dan tidak meminta umur yang panjang atau kekayaan, atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku akan melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seorang seperti engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
    

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Ul: 97a)
1. Bagianku ialah Tuhan, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
2. Biarlah kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
3. Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua. Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu, segalal jalan dusta aku benci.
4. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:28-30)
    
"Mereka ditentukan Allah dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya."
     
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya itu, juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
    

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena rahasia Kerajaan telah Kaunyatakan kepada orang-orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-52)
     
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
      
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Demikianlah pula "Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?" Orang-orang menjawab, "Ya, kami mengerti." Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
    
   

Apa kriteria kita saat memilih sesuatu? Apakah yang kita sukai, paling berguna, paling bermutu, paling bagus, paling baik dan paling-paling yang lain? Biasanya memang demikian. Sesuatu menjadi pilihan karena itu yang terbaik. Meskipun, dalam kenyataannya ada yang salah memilih. Sesudah memilih, ternyata apa yang dipilih itu tidak sesuai dengan kriterianya. Ini berarti memilih bagi sebagian orang bukan hal yang mudah. Seperti ketika seseorang tidak terbiasa ke pasar dan membeli jeruk, ia pun tidak akan bisa memilih jeruk mana yang manis.

Lewat bacaan pertama Minggu ini, kita mendengar tokoh Salomo yang dipuji Allah karena telah memilih permohonan yang tepat bagi dirinya. Allah sungguh berkenan kepadanya. Sebab, bukan harta atau kekayaan, bukan pula kehormatan dan kedudukan atau kekuasaan, melainkan kebijaksanaan yang menjadi pilihannya. Dengan rendah hati, Salomo meminta kepada Tuhan pengetahuan akan yang baik dan jahat guna memberikan keputusan yang adil kepada rakyatnya.

Dalam Injil hari ini, kita membaca tentang dua perumpamaan Yesus: harta yang terpendam dan mutiara yang indah (ay. 44-46). Dua perumpamaan ini mengingatkan kita akan pilihan hidup ini. Demikianlah kita harus memilih hal Kerajaan Surga yang berarti pula berani meninggalkan yang lain. Bukan karena tidak berguna, bukan karena tidak kita perlukan bagi hidup ini. Namun, karena hal Kerajaan Surga itu pilihan yang utama dan mendasar untuk seluruh perjalanan hidup kita.

 Bila kita tidak berani memilih, perumpamaan Yesus tentang pukat dalam ayat 47-52 menjadi konsekuensinya. Sungguh menakutkan. Sebab, lewat perumpamaan itu kita mengetahui bahwa pada akhir zaman kita berada dalam pukat dan malaikat menentukan apakah kita sungguh telah menunjukkan kesetiaan kita memilih hal KerajaanS urga atau tidak. Jika hidup kita menunjukkan kesetiaan, kita ibarat ikan yang baik. Sebaliknya, kita ibarat ikan yang tidak baik dan akan dibuang.

Akan tetapi, sebelum kita memilih hal Kerajaan Surga itu, kita ini telah menjadi pilihan Allah. Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma mengatakan bahwa siapa yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya, supaya Ia, anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Sebagai pilihan Allah, bagaimanakah kita menjalani hidup ini? Kita menjawab, “Aku telah memilih Kerajaan Surga itu.” Benarkah? Ya, aku telah memilih Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Yesus telah mengasihiku. Ia menderita sengsara, wafat dan bangkit bagiku. Dan aku selalu berusaha melaksanakan apa yang diajarkan-Nya.

Mudah kita menjawab dengan kata-kata. Kini, mari kita menjawab dengan tindakan dan perbuatan. Kita memilih untuk berpikir, berkata dan bertindak demi Kerajaan Surga. Seperti Salomo, kita pun memohon kepada Tuhan kebijaksanaan, supaya kita dapat memilih hanya yang baik dan benar. Bila ternyata kita jatuh pada pilihan yang salah, kita segera bertobat. (RUAH)
 
  


Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
    
I will extol you, O Lord, for you drew me clear and did not let my enemies rejoice over me. O Lord, my God, I cried out to you and you healed me.
    
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.
Antifon Komuni (Mzm 103:2)
  
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
 
Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

atau (Mat 5:7-8)

Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hati, karena mereka akan melihat Allah.
 
Blessed are the merciful, for they shall receive mercy. Blessed are the clean of heart, for they shall see God.
    
atau (Mat 13:45-46)
   
Simile est regnum cælorum homini negotiatori, quærenti bonas margaritas: inventa una pretiosa margarita, dedit omnia sua, et comparavit eam

Sabtu, 25 Juli 2020 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Sabtu, 25 Juli 2020
Pesta Santo Yakobus, Rasul

"Dari semula Yakobus giat penuh semangat. Ia mengesampingkan semua kepentingan dunia hingga ia mati dibunuh." (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.

As he walked by the Sea of Galilee, Jesus saw James the son of Zebedee and John his brother mending their nets and he called them.
 
  
  
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
 
Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Kekal, di antara para rasul, Santo Yakobuslah yang pertama Kaukuduskan sebagai martir. Semoga umat-Mu menimba kekuatan dari kesaksiannya dan menemukan perlindungan berkat doanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.  
   
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)     
  
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
        
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.  
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
     
"Cawan-Ku akan kamu minum"
    
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Setiap ibu pasti mengharapkan anak-anaknya mengalami kesuksesan dalam hidupnya. Bahkan jika diperlukan sang ibu berinisiatif untuk mengarahkan anak-anaknya supaya bisa memperoleh kesuksesan itu. Hal yang sama terjadi pada sesosok ibu pada zaman Yesus dan para murid-Nya. Ibu dari Yakobus dan Yohanes, dua dari keduabelas murid Yesus, memohon supaya Yesus memerintahkan kedua anaknya itu duduk di sisi kanan dan kiri Yesus, kelak di dalam kerajaan-Nya. Sebelumnya, para murid bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga. Kini seorang ibu dari antara mereka memohon tempat kemuliaan dalam kerajaan itu. Walaupun tampaknya, ada ambisi yang kurang baik, Matius ingin menampilkan citra para murid Yesus secara lebih positif. Matius menghilangkan kesan ambisius dari kedua bersaudara murid Yesus itu. Mereka tak terlalu bodoh untuk memahami pemberitaan Yesus itu. Mereka tak meminta tempat kemuliaan itu. Ibu merekalah yang memintanya kepada Yesus untuk mereka.
 
 Yesus tak menolak permintaan ibu tersebut. Melalui permintaan itu, Yesus justru menunjukkan suatu sudut pandang lain tentang duduk di sisi-Nya dalam kemuliaan kerajaan-Nya. Tentang duduk di sisi kanan dan kiri-Nya, Yesus sendiri mengatakan bahwa Diri-Nya bahkan tak berhak memberikannya. Posisi tersebut akan diberikan kepada siapa pun yang menurut allah Bapa di surga sungguh-sungguh pantas. Sekaligus dengan sudut pandang tersebut, Yesus mengajak para murid-Nya supaya senantiasa siap sedia untuk mengikuti-Nya sebagai suatu upaya memantaskan diri memperoleh posisi di sisi-Nya. Termasuk di dalam upaya mengikuti Yesus itu adalah jalan penderitaan yang dilambangkan-Nya dengan ikut meminum cawan pelayanan dan penderitaan yang harus diminum-Nya. Konsekuensi mengikuti Yesus adalah melaksanakan secara persis tindakan-tindakan yang dilaksanakan Yesus. Jika Yesus meminum cawan pelayanan dan penderitaan, para pengikut-Nya pun harus meminum cawan yang sama, walaupun perwujudannya bisa dalam aneka macam kemungkinan. Kini, dalam dinamika kehidupan yang semakin kompleks, semangat untuk siap sedia melayani dan mengalami penderitaan harus semakin dimiliki para pengikut Yesus. Semakin berani melayani dan menderita demi Kerajaan Allah, semakin pantaslah seseorang disebut sebagai pengikut Yesus yang sejati. (BV/INSPIRASI BATIN 2018)   

Antifon Komuni

Mereka minum piala Tuhan, dan menjadi teman Allah.

They drank the chalice of the Lord, and became the friends of God.
      
Doa Kesabaran

Puji Syukur, No. 143

Allah yang Mahamurah, Engkau tetap sabar ketika umat-Mu Israel tidak setia. Dengan penuh kesabaran pula Engkau menuntun orang berdosa untuk bertobat, sebab Engkau tidak menginginkan pendosa menderita atau menjadi binasa. Dengan sabar dan penuh kasih Engkau mengulurkan tangan-Mu dan menunjukan jalan tobat; yang bertobat Engkau ampuni dan Kau rangkul dengan mesra.

Ya Bapa, berilah kami hati yang lapang, agar kami dapat menerima orang lain seperti apa adanya, dan dapat memahami kekurangannya, karena kami pun sering salah dan khilaf. Semoga kami tidak mudah mencela dan berprasangka, tidak pula terlalu cepat mengumpat dan mencerca, atau mengadili dan menghukum sesama. Semoga kami dapat menerima saudara yang bersalah dengan penuh cinta, mangampuni dan memaafkan kesalahannya. Semoga api kasih selalu mengarahkan sikap kami. Sebab kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu.

Ya Bapa, berikanlah kami kesabaran, agar tidak mudah putus asa menghadapi kesulitan dan tantangan; jauhkanlah pula kami dari sikap gegabah dan suka mengambil jalan pintas. semoga dengan penuh kesabaran kami menantikan kerahiman-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin
  
Doa Malam
 
Yesus teladan kerendahan hati, semoga dalam hidup ini aku mampu melayani sesamaku, terlebih mereka yang tidak sepaham dengan aku dan siap membantu di mana pun aku dibutuhkan. Amin. 

Jumat, 24 Juli 2020 Hari Biasa Pekan XVI

Jumat, 24 Juli 2020
Hari Biasa Pekan XVI

"Banyak sekali umat beriman yang mengungkapkan keprihatinan mereka yang mendalam akan Gereja di masa sekarang kepada saya, yakni ketika tampak ada begitu banyak kebingungan tentang kebenaran dogmatis yang mendasar dan kebenaran moral. Saya mendorong mereka untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran dan disiplin Gereja dan menyuarakan keprihatinan mereka, supaya para gembala dapat memahami kebutuhan yang mendesak untuk menyuarakan kebenaran iman dengan jelas dan berani, serta mengaplikasikan kembali disiplin yang diperlukan untuk menjaga kebenaran yang sama ini dengan kasih dan ketegasan." (Kardinal Raymond L. Burke)
   
     
Antifon Pembuka (Yer 31:13c)

Aku akan mengubah duka mereka menjadi sukacita, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Doa Pembuka
     
Allah Bapa sumber kedamaian, semoga sabda-Mu berkembang subur pada kami dan semoga menumbuhkan pengharapan pada setiap orang yang mengalami kesulitan, menghadapi hari depan yang serba suram serta mendambakan kedamaian dan kesejahteraan.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
    
  Bacaan dari Kitab Yeremia (3:14-17)

Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian. Apabila pada masa itu kamu bertambah banyak dan beranak cucu di negeri ini, demikianlah firman TUHAN, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati dan tidak lagi akan diingat orang; orang tidak lagi akan mencarinya atau membuatnya kembali. Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.
Demikianlah sabda Tuhan  
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.
Ayat. (Yer 31:10.11–12ab.13; R: 10d)

1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas Bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
3. Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan. 
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:18-23)

"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh ganda."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
Yesus menegaskan betapa pentingnya mempersiapkan tanah atau lahan yang baik untuk pertumbuhan firman Tuhan agar bisa bertumbuh, berkembang dan berbuah. Bagi manusia, iman adalah syarat agar bisa berbuah. Ada banyak orang kaya, mempunyai harta dan uang berjibun. Tetapi hidup mereka tidak bahagia. Isterinya selalu merasa kurang, anak-anaknya tidak sukses belajarnya, hidupnya tidak beres. Kenapa begitu? Karena hidup mereka jauh dari Tuhan, hidup mereka tidak tinggal dalam kasih Tuhan; mereka hidup dan mendasarkan segala sesutunya atas hitungan dan ukuran duniawi: kekayaan, jabatan, kedudukan dan kekuasaan. Bila Tuhan tidak menghendaki-Nya, maka dalam sekejap semua itu akan habis, akan musnah. Namun banyak orang lupa, mereka mengira semua itu hasil dari kerja kerasnya sendiri. Bahwa itulah bukti keberhasilannya, dari sukses yang diraihnya susah payah.

Sabda Yesus menjadi menarik ketika diwartakan dengan cara sederhana. Sabda Yesus menjadi berkualitas apabila masing-masing orang meresapkannya dalam hati dan melaksanakannya dengan sepenuh hati. Yesus mengajarkan, agar harta kekayaan diabdikan untuk hal yang ilahi, yang surgawi. Digunakan untuk sarana berbagi kasih bagi sesama, dengan membagikan sebagian dari miliknya itu kepada sesamanya yang miskin, yang sakit, yang tersingkir dan terlupakan. Karena dewasa ini tidak menjadi rahasia lagi, ada banyak orang penting yang hanya memikirtkan dan memperhatikan dirinya sendiri, keluarganya sendiri, kelompoknya sendiri, golongannya sendiri dan partainya sendiri. Sehingga kepekaan rasa akan keadilan dan kebenaran sering tidak dimiliki, tidak diperhatikan dan tidak lagi diutamakan dan didahulukan. Kita mesti menyadari bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Dialah Tuhan kita Yesus Kristus. Setiap kali merayakan Ekaristi, kita menerima Tuhan Yesus Kristus, khususnya saat Komuni Suci. Saat Komuni Suci adalah saat Sang Firman ditaburkan atas diri kita. Tetapi, ya jangan kaget, kalau kehadiran Tuhan dalam diri kita tidak terasa berdaya karena status dan kondisi kita sama sekali tidak layak atau tidak subur. Bagaimana manu jadi tanah subur, karena selama Misa Kudus, tidak sedikit dari kita yang omong sendiri dengan samping kanan kiri, malah sibuk dengan ponsel atau gawai kita, atau membiarkan pikiran melantur sana sini. Lalu saat komuni, kita maju saja dan menerima Komuni, dan begitu sampai ke tempat duduk: ktia tengok ponsel lagi. Setelah Misa selesai kita pulang dan merasa bahwa saat misa tadi tidak mendapat apa-apa. .... Bukan karena Tuhan, tetapi karena kita menutup diri lantas merasa tidak mendapat apa-apa. Lalu orang lain atau gerejanya atau pastornya, dll. yang disalahkan.
 
Antifon Komuni (Yer 3:15)
 
Aku akan mengangkat bagi kalian gembala-gembala yang sesuai dengan hatiku. Mereka akan menggembalakan kalian dengan pengetahuan dan pengertian.
 
 
    

RENUNGAN PAGI

Kamis, 23 Juli 2020 Hari Biasa Pekan XVI

Kamis, 23 Juli 2020
Hari Biasa Pekan XVI
 
“Tidak seorang pun akan hidup, kalau Tuhan memalingkan wajah-Nya” (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 36:8.10)

Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat cahaya.

Doa Pembuka

 
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, orang yang mencari Engkau, Engkau terima melalui Yesus, Sabda-Mu yang menjelma. Perkenankanlah kami mendengar, betapa agung kebahagiaan yang menjadi panggilan umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Manusia suka memilih jalannya sendiri. Manusia suka tidak taat pada Tuhan. Walau Tuhan sudah banyak memberikan kasih-Nya tetapi manusia acapkali ingkar dengan mengikuti apa yang tidak berguna. Oleh karena itu mari kita kembali pada Allah sang sumber air kehidupan.
 

Bacaan dari Kitab Yeremia (2:1-3.7-8.12-13)
 
   
"Mereka meninggalkan Daku, sumber air hidup, dan menggali sendiri kolam yang bocor."
       
Tuhan bersabda kepadaku, “Pergilah dan beritahukanlah kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan, ‘Beginilah sabda Tuhan: Aku teringat akan kasihmu pada waktu engkau masih muda, akan cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin. Pada waktu itu engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tidak ditaburi’. Ketika itu Israel kudus bagi Tuhan, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya bersalah dan tertimpa malapetaka”, demikianlah sabda Tuhan. Aku telah membawa kalian ke tanah yang subur agar kalian menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kalian masuk, kalian telah menajiskan tanah-Ku. Tanah milik-Ku telah kalian cemarkan. Para imam tidak lagi bertanya, ‘Di manakah Tuhan?’ Para ahli hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.” “Terperanjatlah akan hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan sangat,” demikianlah sabda Tuhan. Sebab umat-Ku berbuat kejahatan ganda: mereka meninggalkan Daku, sumber air yang hidup, dan menggali sendiri kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada-Mulah, ya Tuhan, ada sumber kehidupan.
Ayat. (Mzm 36:6-7ab.8-9.10-11)
1. Ya Tuhan, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat.
2. Betapa berharganya kasih setia-Mu ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu, Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.
3. Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang. Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Guru yang baik akan selalu mampu menjelaskan pesan sesungguhnya dari ajaran-Nya. Lebih dari itu, Yesus sebagai seorang guru mampu memotivasi para murid-Nya dengan kacamata iman, apa yang sudah dilakukan Allah terhadap para murid. Diharapkan seorang murid selanjutnya bertanggung jawab atas anugerah khusus itu, bukan untuk disombongkan tetapi untuk dikembangkan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:10-17)
   
"Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak."
    
Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: ‘Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan’. Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

  
Tanah subur untuk tumbuhnya benih sabda ternyata tidak mungkin dari usaha kita sendiri. Jangan lupa. Kita masih perlu dengan rendah hati membuka hati agar tangan Tuhan ikut berkarya. Jangan pernah meninggalkan Tuhan kalau ingin memenangkan kehidupan. Berbahagialah kita karena kasih-Nya yang besar. Kita telah menerima karunia untuk mengerti rahasia Kerajaan Allah. Pada era reformasi ini, betapa sangat berharga “info rahasia” ini.
 
 

Doa Malam

Yesus, aku bersyukur atas peneguhan-Mu hari ini. Sembuhkanlah hatiku sehingga aku dapat melihat dan merasakan kehadiran-Mu dalam setiap peristiwa hidup ini. Sebab Engkaulah Sang Pemberi kehidupan. Amin.

RUAH

Rabu, 22 Juli 2020 Pesta Santa Maria Magdalena

Rabu, 22 Juli 2020
Pesta Santa Maria Magdalena

“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)

Peringatan Wajib St. Maria Magdalena mulai tahun 2016 ditingkatkan menjadi PESTA. Keputusan ini ditandatangani pada tanggal 3 Juni 2016 pada Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus. Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
     
Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)

Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am going to my Father and your Father, to my God and your God.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
  
"Impian mempelai perempuan."
  
Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)

Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu. 
       
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 20:18) 
Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18)
 
"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
    
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
 
Salah satu sumber ketidakbahagiaan dalam hidup ini adalah sikap mendua atau ambigu. Mestinya dan normalnya, orang yang hidup dalam perkawinan hanya mencintai pasangannya saja. Tetapi lihat saja: ketika salah satu pasangan mulai tertarik dan bahkan memiliki hubungan dengan orang ketiga, orang tersebut bersikap mendua, dan mulailah bahtera rumah tangganya goyah. Begitu pula panggilan seorang yang hidup membiara akan mulai goyah ketika ia hidup mendua. Itulah yang terjadi pada Maria Magdalena pada awal Injil hari ini. Kalau kita membaca teks Kitab Suci secara langsung, ayat 11 yang menjadi awal bacaan Injil hari ini dibuka dengan kata-kata: “Tetapi Maria berdiri....” Dalam teks liturgi, kata “tetapi” memang dihilangkan untuk kebutuhan redaksi pewartaan. Pertanyaannya ialah mengapa ayat 11 dibuka dengan kata “tetapi” itu? Jelaslah bahwa kata “tetapi” adalah kata hubung yang mau mempertentangkan antara kalimat itu dengan kalimat sebelumnya (istilah bahasa: konjungsi pertentangan). Nah, kalimatnya berbunyi: Maria berdiri dekat kubur dan menangis. Sedangkan kalimat sebelumnya berkaitan dengan Simon Petrus dan Yohanes yang masuk ke dalam kubur. Artinya, kedua rasul itu masuk ke dalam kubur dan menyaksikan apa yang terjadi, yaitu Tuhan bangkit, tetapi Maria Magdalena tidak masuk ke dalam kubur, karena ia hanya berdiri di dekat kubur. Maria hanya menjenguk ke dalam, tetapi kakinya tetap di luar, kemudian ia langsung membuat kesimpulan: ada orang mengambil jenazah Yesus! Jelas kesimpulan yang salah, karena Maria Magdalena memang juga tidak sungguh masuk ke dalam kubur. Ia mendua, karena kepala menjenguk ke dalam kubur, tetapi kakinya di luar. 
 
 Begitulah bila orang bersikap mendua, orang tidak hanya tidak bahagia tetapi juga dapat membuat kesimpulan atau keputusan yang tidak tepat. Hanya saja, Tuhan Yesus Yang bangkit bersikap sabar dan menuntun Maria Magdalena. Karena kisahnya berlanjut hingga kesadaran Maria Magdalena bahwa Tuhan Yesus bangkit. Tetapi kesadaran Maria Magdalena itu ditolong oleh Tuhan sendiri. Tuhanlah yang berinisiatif dan menyadarkan Maria Magdalena melalui sapaan personal. “Maria!”. Okelah, barangkali kita telah banyak bersikap mendua dalam iman kita ini, tetapi marilah kita berhenti. Marilah kita menengok dan menghadap Tuhan yang selalu berada di dekat kita dan mengajak kita untuk fokus memandang-Nya, mengasihi-Nya, dan membiarkan diri untuk dikasihi dan diselamatkan Tuhan. (EM/INSPIRASI BATIN)
 
    
 

Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)

Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer for themselves, but for him who died for them and was raised.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy