| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 13 Maret 2020 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Jumat, 13 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang)

“Saudara-saudara, pandanglah Allah yang merendahkan diri-Nya, dan pasrahkan hatimu di hadapan-Nya! Rendahkanlah dirimu agar engkau diangkat-Nya! Jangan menyembunyikan apa pun dari dirimu demi dirimu sendiri supaya Dia yang memberikan diri-Nya secara total kepadamu boleh menerima engkau secara total.” — St. Fransiskus Assisi
  
Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
 
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
     
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
  
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
   
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
    Salah satu kelemahan kita manusia adalah kurang mempunyai rasa terimakasih. Sering terjadi dalam kehidupan, mungkin juga dalam kehidupan kita, ketika kita diberi kesempatan, ketika menerima ke, baikan, kita tidak berterimakasih tetapi justru membalas kebaikan itu dengan kejahatan. Hal ini banyak terjadi dalam kehidupan kita manusia. Alih-alih berterimakasih, kita malahan sering membalas berkat dan kebaikan dengan kebencian dan amarah. Air susu dibalas dengan air tuba, demikian kata pepatah.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita akan kasih Allah yang memberi kepercayaan dan kesempatan kepada kita umat-Nya. Namun balasan kita manusia adalah membuang dan menyianyiakan berkat Allah. Injil hari ini mengajak kita untuk membalas kebaikan dan berkat Allah dengan kebaikan. Dan cara terbaik untuk membalas cinta Allah adalah mencintai sesama dan mencintai Gereja-Nya. Kita dipanggil untuk membalas cinta Allah lewat kehidupan sehari-hari kita.
(HS/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020)

Antifon Komuni (1Yoh 4:10)

Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima. Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
   

Kamis, 12 Maret 2020 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 12 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Tuhan kita yang baru lahir mengubah kegelapanku menjadi terang berlimpah-limpah. Dia yang lahir untuk mengambil bagian dalam kelemahan kemanusiaanku, membawakanku kekuatan dan keberanian yang aku perlukan. Ia mempersenjataiku sedemikian baiknya pada malam kudus itu, sehingga aku tak pernah berpaling ke belakang. Kasih telah menemukan jalan masuk ke dalam hatiku, memanggilku untuk melupakan diriku sendiri dan melakukan apa saja yang dikehendaki dariku, dan sejak saat itu aku merasa bahagia.” — St. Theresia Lisieux

  
Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
  
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
   

Doa Pembuka


Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
     

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
   
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau  Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
  
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
 

Yesus menggunakan perumpamaan atau kisah tentang orang kaya dan Lazarus untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Kata “Lazarus” memiliki arti Allah pertolonganku. Ditampilkan situasi kontras antara Lazarus yang miskin dengan orang kaya. Si kaya membalut tubuhnya dengan kain ungu, sementara si miskin tubuhnya terbalut oleh borok sampai anjing-anjing menjilat boroknya. Si kaya larut dalam kenikmatan dan tidak punya waktu untuk peduli dan memperhatikan keadaan si miskin. Cinta pada kekayaan dan harta duniawi membuat si kaya silau dan tidak peduli pada sesamanya.

Dalam kehidupan zaman now yang sering dimabukkan dengan konsumerisme dan hedonisme, Yesus mengingatkan pengikut-Nya untuk bertindak dengan sikap empati, belas kasih, dan murah hati. Di dunia modern ini ada banyak orang yang kaya dan memiliki harta dan uang yang tak terbatas, tetapi hidup mereka tidak bahagia. Mengapa demikian? Paus Fransiskus dalarn Anjuran Apostolik Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) merefleksikan bahwa hal itu bisa terjadi karena orang zaman modern ini dikuasai oleh kekeringan dan kegelisahan yang tumbuh dari rasa puas diri, ketamakan hati, kesenangan yang dangkal, dan kesadaran yang tumpul.

“Uang harus melayani, tidak menguasai. Saya mencintai setiap orang, baik kaya maupun miskin, tetapi saya wajib atas nama Kristus untuk mengingatkan semua orang bahwa yang kaya harus membantu, menghormati, dan memperkembangkan yang miskin. Saya menyerukan kepada semua orang akan solidaritas kemurahan hati ”
(EG art. 58).

Pertanyaan refleksi: Bagaimana situasi batinku akhir-akhir ini, merasa sebagai orang kaya atau orang miskin? Maukah aku menjadi rekan seperjalanan menuju Kerajaan Allah?

 
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1) 
 
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
     
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.


YG/Inspirasi Batin 2020 
 
 
 

Rabu, 11 Maret 2020 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 11 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm 5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy 853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
 

Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
 
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!

 
Doa Pembuka

 
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
   
 
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
    
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
   
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
      
Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
     

Kurban Kristus: Apakah artinya?

Umat Yahudi memperingati Paska Yahudi dengan mengurbankan anak domba untuk memperingati peristiwa Tuhan yang membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir (Kel 12:3-14). Pembebasan ini merupakan gambaran dari Paska Kristus, yang menebus umat manusia dari perbudakan dosa oleh kurban salib-Nya (lih. Yoh 1:29). Itulah sebabnya mengapa perayaan Paska Yahudi merupakan saat yang tepat yang dipilih oleh Tuhan Yesus untuk menetapkan perayaan Paska bagi umat Kristen yang baru. Paus Benediktus XVI mengajarkan bahwa Perjamuan Terakhir diadakan Kristus pada saat memperingati Paska Yahudi, di mana Allah membebaskan umat Israel dari penjajahan Mesir. Perjamuan ritual ini -yang mensyaratkan kurban anak domba- adalah peringatan masa lalu namun juga merupakan peringatan nubuat akan suatu pembebasan di masa yang akan datang. Sebab orang-orang Yahudi menyadari bahwa pembebasan yang terjadi di masa yang lalu bukanlah pembebasan yang sifatnya definitif dan sudah selesai, sebab sejarah mereka terus diwarnai dengan perbudakan dan dosa. Dalam konteks inilah Kristus memperkenalkan karunia yang baru, yaitu sakramen Ekaristi, di mana Ia mengantisipasi dan menghadirkan kurban Salib-Nya dan kemenangan kebangkitaan-Nya. Ia juga menyatakan kepada para rasul-Nya bahwa Ia-lah anak domba sejati yang dikurbankan, sesuai dengan rencana Allah Bapa (lih. 1Pet 1:18-20) ((lih. Paus Benediktus XVI, Ekshortasi Apostolik, Sacrament Caritatis, 10)).
  
Maka Kristus dalam Perjanjian Baru tidak sama sekali menghapuskan makna kurban yang telah dengan panjang lebar diajarkan di dalam Perjanjian Lama. Sebab jika tidak, bagaimana mungkin dikatakan bahwa kurban Perjanjian Baru menggenapi dan menyempurnakan kurban Perjanjian Lama?
   
Kurban- kurban tersebut, yang dilakukan oleh bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa lain, memang dengan sendirinya tidak dapat menebus dosa, tetapi kurban itu menunjukkan betapa manusia pada dasarnya merindukan penebusan dosa. Sebab setelah kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, maka semua umat manusia, termasuk kita, telah menerima Dosa Asal itu dari mereka. Kita manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa, dan mudah jatuh ke dalam dosa, sehingga, bantuan dari Surga diperlukan untuk menebus dosa-dosa umat manusia di dunia ini. “Seseorang” dari Surga perlu turun ke dunia untuk menyelamatkan kita manusia; dan karena itulah Kristus datang ke dunia.
  
Dengan menjadi manusia, Kristus ‘mewakili’ kita dan menjadi kurban tebusan bagi dosa kita; sedangkan karena Ia Allah, maka Ia dapat mempersembahkan kurban yang nilainya tiada terbatas. Sebab begitu besarlah dosa- dosa manusia, sehingga mensyaratkan penebusan yang hanya Tuhan-lah yang dapat melakukannya. Namun lebih besarlah kasih Allah jika dibandingkan dengan dosa-dosa manusia, sebagaimana ada tertulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16) Sebab, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yoh 4:10)
   
Maka, kurban dalam Perjanjian Baru adalah Kristus, yang dengan wafat-Nya di salib, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa demi menebus dosa-dosa kita. Kristus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya. Nabi Musa memerciki bangsa Israel dengan darah kurban bakaran setelah peneguhan Perjanjian Lama, sambil berkata, “Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.” (Kel 24:8). Kristus menyempurnakan kurban ini dengan mencurahkan darah-Nya sendiri, sebagaimana dikatakan-Nya, “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Mat 26:28). Maka darah Kristus menjadi meterai Perjanjian Baru antara Allah dan manusia, dan setiap perayaan Ekaristi merupakan peringatan akan kurban Kristus ini. Rasul Paulus berkata, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (1Kor 11:26)
   
Dengan mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya yang tercurah di kayu salib, Kristus menjadi tebusan bagi semua manusia (lih. 1 Tim 2:6). Kristus memberikan hidup-Nya sendiri kepada semua umat manusia; secara khusus kepada Gereja, yaitu perkumpulan manusia di dalam Kristus yang mengambil bagian di dalam kehidupan ilahi-Nya, agar memperoleh kehidupan kekal. ((lih. Katekismus Gereja Katolik/ KGK 760))  Sungguh, hidup kekal itulah yang diberikan oleh Kristus kepada kita yang percaya kepada-Nya, yang menyantap Tubuh dan Darah-Nya (lih. Yoh 6:54). (Sumber/ditulis oleh: Ingrid Listiati, M.T.S/katolisitas.org)

Antifon Komuni (Mat 20:28)

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.
 
    

Selasa, 10 Maret 2020 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 10 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Orang yang lemah-lembut ialah orang yang tahu bagaimana bersabar terhadap sesama dan terhadap dirinya sendiri.” (St. Yohanes dari Salib)
 

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 13 (12):4-5)

Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
  
Give light to my eyes lest I fall asleep in death, lest my enemy say: I have overcome him.


Doa Pembuka


Allah Bapa Mahamulia, kami mohon lindungilah Gereja-Mu senantiasa. Tanpa Engkau segala usaha manusia akan gagal. Luputkanlah kami dari segala yang jahat dan bantulah kami mencapai kebahagiaan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
  
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
  
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuanganlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita berperkara! Firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.
 
      

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.  
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
   
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu, dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
   
Bila seseorang menerima tugas baru serta di tempat baru, umumnya pertanyaan spontannya adalah bagaimana fasilitas di sana. Orang akan sangat senang dan bersemangat bila diberi jabatan baru yang lebih keren atau lebih tinggi, dengan fasilitas yang sangat memadai dan diberi gaji yang tinggi pula. Siapa orangnya yang tidak mau. Berpikir akan tempat yang terhormat, kedudukan yang tinggi, fasilitas yang lengkap dan baik, syukur-syukur berbagai tunjangan yang serba enak adalah spontanitas orang-orang zaman ini. 
 
 Tampaknya hal yang sama terjadi di antara para murid Yesus. Dimulai dengan permohonan dari ibu anak-anak Zebedeus yang memohon kepada Yesus agar kedua anaknya kelak diperkenankan duduk di dalam kerajaan Yesus. Bayangan ibu dan kedua anaknya itu tentu berupa kedudukan terhormat, jabatan mentereng dan disegani orang.Mereka berpikir bahwa kelak Yesus ini akan menjadi Raja di Israel, raja dalam pengertian duniawi dengan kekuasaan duniawi yang serba wah dan terhormat. Ini persis bayangan para politikus yang berebut kekuasaan di lembaga eksekutif, legislatif dan juga yudikatif. Orang membayangkan kehormatan dan fasilitas yang akan diterima. Kisahnya dilanjutkan bagaimana permintaan ibu dengan kedua anaknya itu membuat marah pada murid yang lain. Jelas alasannya: para murid yang lain tidak mau kalah saing, tidak mau tidak mendapat tempat dan kedudukan yang terhormat pula. Dan ironisnya adalah sejak awal Injil hingga akhir Injil hari ini, Yesus berbicara tentang nasib-Nya harus menderita dan bahkan dijatuhi hukuman mati. Mengapa Yesus harus menderita dan dibunuh? Bukan hanya karena ditolak bangsa-Nya tetapi terlebih karena Yesus datang "untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Demikianlah senantiasa terjadi kontras dan ironi jalan Tuhan yang rela menderita demi keselamatan banyak orang dan jalan manusia yang diingininya serba enak demi dirinya sendiri. 
 
 Poinnya terakhir di atas dapat menjadi renungan kita hari ini. Marilah kita mawas diri terhadap reaksi spontan kita ketika menerima tugas baru atau situasi baru: apakah kita masih terjebak pada jalan manusia yang berpikir pertama-tama selalu soal kenyamanan dan kemudahan serta kehormatan demi diri sendiri? Ataukah kita sudah menuju jalan Tuhan, yakni kerelaan untuk mengikuti jalan pengorbanan bagi kebaikan sesama kita.

Antifon Komuni (Mzm 9:2-3)

Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,

I will recount all your wonders. I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High.

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahaagung, semoga hati kami selalu terbuka terhadap segala yang tertulis tentang Dikau. Berilah kami semangat, bukan untuk mendengarkan saja, melainkan untuk benar-benar menghayati Sabda-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Senin, 09 Maret 2020 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 09 Maret 2020
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Rahmat dan pengampunan adalah kurnia Putra Tunggal, Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus” (St. Yohanes Krisostomus)
 

Antifon Pembuka (Mzm 26 (25):11-12)

Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat

Redeem me, O Lord, and have mercy on me. My foot stands on level ground; I will bless the Lord in the assembly.

Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau menghendaki kami melakukan matiraga lahiriah untuk menyembuhkan batin kami. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar sanggup menunaikan tugas kebaktian kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Daniel merasa malu karena Israel, penduduk Yerusalem dan orang-orang Yehuda telah berdosa, tidak setia pada perintah Tuhan yang pengasih dan pengampun, dan tidak mendengarkan seruan para nabi dan utusan Tuhan.

 
Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10) 
  
 
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
    
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:64b, 69b)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.
  
Yesus minta agar para murid murah hati, tidak menghakimi, rela mengampuni, dan mau berbagi. Hanya orang yang demikianlah yang dapat bersatu dengan Bapa-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
  
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."
     
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Mengakui kesalahan tidaklah mudah, namun membebaskan. Mengakui kesalahan dengan rendah hati, membuat pintu pengampunan terbuka lebar. Allah sungguh murah hati. Ia tidak mengingat-ingat kesalahan bagi mereka yang datang mohon ampun. (bdk. Yes 43:25). Jika kita mengalami pengampunan-Nya, bukankah kita juga harus berani mengampuni? "Ampunilah, dan kamu akan diampuni," kata Yesus (bdk. Mat 6:14-15).
    
Antifon Komuni (Luk 6:36)
 
Tuhan bersabda: Hendaknya kamu berbelas kasih sebagaimana Bapamu di surga.
 
Be merciful, as your Father is merciful, says the Lord

Doa Malam

Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
   
 
RUAH

Minggu, 08 Maret 2020 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 08 Maret 2020
Hari Minggu Prapaskah II
   
Apabila kita tetap tabah mengakui dan mencintai Tuhan, kita mendapat kemenangan yang Ia peroleh, dan menerima ganjaran yang Ia janjikan. (St. Leo Agung)
  
Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.
 
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)

         
Doa Pembuka
 
Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami mendengarkan Putra-Mu yang terkasih. Semoga Engkau berkenan menggerakkan hati kami dengan Sabda-Mu dan memurnikan mata batin kami agar dapat memandang kemuliaan-Mu dengan sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (12:1-4a)
    
"Panggilan Abraham, bapa Umat Allah."
   
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
 
     
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Ul: 22)
1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita, kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:8b-10)
 
"Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."
      
Saudaraku terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Yesus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
  

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mrk 9:6)
Dari awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
  
"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."
 
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan



Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang dimuliakan di atas gunung, enam hari setelah Ia memberitahukan para murid-Nya bahwa Ia akan menanggung banyak penderitaan, dibunuh oleh karena para imam kepala dan orang Farisi, namun akan dibangkitkan pada hari ketiga (lih. Mat 16:21). Perkataan Yesus tentang sengsara dan wafat-Nya ini sangatlah membuat para murid berduka, dan mungkin juga bertanya-tanya. Namun kemudian Yesus mengajak Rasul Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk berdoa bersama-Nya di gunung Tabor. Di sana mereka melihat Yesus berubah rupa, dimuliakan dalam terang yang mengagumkan, bersama dengan Nabi Musa dan Elia. Para rasul itu tidak pernah melupakan kenangan manis ini yang diberikan oleh Yesus di tengah kegalauan hati mereka. Bahkan bertahun-tahun kemudian, Rasul Petrus menuliskan kenangan ini dalam suratnya kepada  Gereja, sebagai kesaksian untuk meneguhkan iman jemaat: “Kami menyaksikan…. suara dari yang Maha mulia… “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (lih.2 Pet 1:17-18). Maka Gereja memiliki pengharapan bahwa Kristus akan datang kembali dalam kemuliaan. Tak mengherankan jika St. Leo Agung mengajarkan, “Tujuan utama dari Transfigurasi adalah untuk menghalau kegelisahan dalam jiwa para murid akan kekejaman penyaliban Kristus.”

Pandangan akan kemuliaan Tuhan, memberikan kebahagiaan kepada para Rasul itu. Saking bahagianya, Rasul Petrus ingin membangun tiga buah tenda bagi Yesus, Nabi Musa dan Elia, mungkin agar kebahagiaan itu berlangsung lebih lama. Namun, Injil Lukas yang juga memuat kisah ini, menyatakan, “Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.” (Luk 9:33). Mungkin baru setelah kebangkitan Yesus, kenaikan-Nya ke Surga dan atas bimbingan Roh Kudus, para Rasul mengetahui bahwa kebahagiaan sesungguhnya tidak tergantung dari berada di tempat ini atau itu, namun pada keterpautan jiwa kita dengan Tuhan Yesus. Jika kita berpaut pada Yesus, tidaklah menjadi masalah, apakah hidup kita sedang berjalan mulus, atau tidak; apakah kita sedang sehat, atau sedang sakit. Tuhan Yesus menopang kita, dan akan selalu menyertai dan menghibur kita. Ia menghendaki agar pengharapan akan kemuliaan surgawi yang dijanjikan-Nya, dapat memberi semangat kepada kita, untuk menjalani hidup ini. Kristus menghendaki agar kita menajamkan mata rohani kita, supaya kita dapat melihat Dia dalam diri orang-orang di sekeliling kita: suami, istri, anak- anak kita; ataupun dalam diri orang-orang yang kita jumpai setiap hari, dan terutama, yang membutuhkan pertolongan kita. Sukacita yang dialami dalam doa bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk melarikan diri dari tugas dan kesulitan sehari-hari. Justru maksud Tuhan adalah agar kita memperoleh kekuatan baru untuk menghadapinya bersama dengan Dia, dan menemukan makna hidup kita.

Mungkin baik di sini kita belajar dari seorang yang bernama Martha Robin (1902- 1981). Ia adalah seorang wanita kelahiran Châteauneuf-de-Galaure, Perancis, yang sangat taat dan beriman. Di usia 16 tahun ia jatuh sakit yang membuatnya koma selama 20 bulan. Setelah sadar, penyakitnya malah memburuk, dan membuatnya lumpuh, sampai wafatnya. Ia bahkan tidak dapat menelan sehingga tidak dapat makan dan minum. Adalah suatu misteri tersendiri bahwa Martha dapat hidup tanpa makanan selama 50 tahun, kecuali dari Ekaristi. Kondisinya ini kemudian diperiksa oleh beberapa dokter, salah satunya seorang dokter atheis, bernama Paul Louis Chouchoud. Dr. Chouchoud mendapat izin dari uskup setempat untuk menyelidiki keadaan Martha. Setelah mengamati dengan seksama, Dr. Chouchoud mengkonfirmasi bahwa Martha memang mengalami lumpuh total sehingga tidak dapat menelan air walaupun hanya setetes saja. Namun yang tak dapat dijelaskan adalah, tulis Dr. Chouchoud, saat Martha menerima Komuni kudus. Dia tidak dapat menelan ‘Hosti’ tersebut, sebab otot tenggorakannya tidak dapat bergerak, namun Hosti itu dapat lewat secara misterius melalui bibirnya yang tertutup menuju saluran kerongkongannya. Martha tidak dapat makan makanan atau minuman duniawi apapun, namun ia tidak dapat hidup tanpa Ekaristi.

Bagi Martha, menerima Ekaristi adalah sesuatu yang terpenting. Setelah Komuni, ia tenggelam dalam keadaan suka cita yang tak terkatakan. Martha mengalami penghiburan Terang Tuhan dalam Ekaristi, yang menghalau kegelapan hidupnya sebagai seseorang yang nampak tak berdaya. Kristus memampukan Martha untuk mempersembahkan hidupnya untuk mendoakan ribuan orang yang mengunjunginya. Kata-kata sederhana yang keluar dari bibirnya yang nyaris tidak dapat bergerak itu dapat mengubah hidup mereka. Martha membawa banyak orang kepada Kristus. Kesaksian hidupnya menunjukkan bahwa tidak ada suatu penyakit, kesesakan, atau kuasa apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:35-39), yang suatu saat nanti akan menyambut kita dalam Terang-Nya yang abadi.

Mungkin kita tidak lumpuh, dan masih bisa menelan dengan normal…, tapi apakah mata hati kita terbuka seperti Martha, sehingga kita dapat mengalami Terang Tuhan yang memberi pengharapan, dalam Ekaristi?
(Sumber: Stefanus Tay - Ingrid Listiati / www.katolisitas.org)
 
 
Antifon Komuni (Mat 17:5)

Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.

Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)

“Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di hadapan saksi-saksi yang dipilih-Nya; dan Ia membuat tubuh, yang Ia miliki bersama dengan manusia lainnya. Ia bersinar dengan cahaya cemerlang, hingga wajah-Nya menjadi terang seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih seperti kapas. Dengan mengubah rupa-Nya seperti ini, Tuhan khususnya ingin menghindarkan, agar para murid jangan sampai mendapatkan sandungan dalam hatinya, salib.” (Paus Leo Agung) 
 
 

Sabtu, 07 Maret 2020 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sabtu, 07 Maret 2020
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Neraka yang sekarang ini jarang dibicarakan orang sesungguhnya tersedia dan abadi untuk mereka yang menutup hatinya kepada Yesus. (Paus Benediktus XVI)


Antifon Pembuka (Mzm 19:8)

Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar patuh setia berbakti kepada-Mu. Semoga kami selalu mencari Engkau dan mengamalkan karya cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Yesus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Musa menegaskan kepada umat Israel agar tetap setia melakukan ketetapan dan peraturan Tuhan sesuai dengan perintah-Nya sehingga mereka akan menjadi umat-Nya yang kudus sesuai dengan janji-Nya.
 
Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
  
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
    
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sunguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
    
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Para murid Yesus dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Kesempurnaan Bapa itu terletak dalam cinta-Nya. Ia tidak memandang muka dan tidak pilih kasih. Kesempurnaan seperti inilah yang mesti menjadi tujuan hidup setiap murid. 
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
  
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
   
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

    

Di saat dunia mengajari kita untuk membenci dan bahkan menghabisi musuh-musuh, Yesus justru mengajari untuk mengasihi musuh-musuh kita. Maka, ajaran Yesus hari ini merupakan sebuah kesaksian bagi dunia yang tidak mampu mengasihi. Lalu, mengapa kita harus mengasihi musuh? Karena seorang musuh adalah seorang manusia, sesama juga. Mungkin seseorang menjadi musuh, karena dalam dirinya kehilangan kasih. Oleh karena itu, tugas kita adalah menghadirkan kasih di mana tidak ada kasih.
     
   
 
Antifon Komuni (Mat 5:48)

Tuhan bersabda: Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya. 

Doa Malam

Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
      

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy