| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 27 Februari 2020 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 27 Februari 2020
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

“Apabila seseorang menyatakan cintanya kepada orang lain yang mengalami kesengsaraan, apa pun juga, ia sendiri mendapat berkat.” – St. Leo Agung


Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

When I cried to the Lord, he heard my voice; he rescued me from those who attack me. Entrust your cares to the Lord, and he will support you.


Doa Pembuka


Allah Bapa pangkal dan tujuan kehidupan kami, terangilah hati dan budi kami dalam merencanakan pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam melaksanakannya dan berikanlah rahmat-Mu untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
   
    
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
  
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
atau Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Alkisah, seorang pelanggan marah-marah kepada pemilik kios roti. Pasalnya, roti yang dijualnya sudah agak tengik alias busuk. Si pemilik kios pun tidak mau disalahkan dan dipermalukan. Katanya dengan nada marah, "Hai aak muda, jangan asal omong. Saya membuat roti di sini sudah sejak engkau belum lahir, tahu!" "Ya itulah sebabnya. Kalau sudah begitu lama Anda bikin roti itu, kenapa sekarang baru Anda jual?" jawab pemuda itu. 
 
Ada dua pesan rohani yang dapat kita petik. Pertama, orang yang dikuasai emosi atau kemarahan akan mudah jatuh sendiri. Karena sebenarnya kemarahan membunuh kejernihan pikiran dan hati. Bila hati sudah keruh dan pikiran jenuh, maka orang mudah runtuh. Ia tidak teguh dalam kebenaran dan kebaikan. Kedua, apa yang sudah lama dan busuk sebaiknya dibuang saja. Itulah pertobatan. Yang namanya busuk tetaplah busuk. Bila dibiarkan akan merugikan dan merusak banyak pihak. 
 
 Betapa sabda Yesus hari ini menjadi sangat relevan bagi hidup kita, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Banyak perkara dan masalah yang kita hadapi muncul karena kita kurang atau bahkan tidak menyangkal diri. Bagi kita sebagai orang beriman, menyangkal diri itu bukan suatu himbauan, tetapi suatu keharusan. 
 
 Selanjutnya, memikul salib. Salib di sini berarti tanggung jawab, risiko, penderitaan atau korban diri. Yesus mengajarkan demikian karena melihat dan merasakan kebenaran salib. Bagi Yesus, hanya orang-orang yang memikul salibnya akan memenangkan kehidupan secara baik dan benar. Oleh karena itu, Yesus sendiri dengan sukarela memikul salib-Nya. Bahkan Dia wafat di salib. Kita ingat, betapa indahnya doa dan sabda Yesus ketika bergantung di kayu salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34). 
 
 Akhirnya, mengikuti Yesus. Hanya orang yang menyangkal diri dan memikul saliblah yang dapat mengikuti Yesus. Orang yang mengikuti Yesus tentu pada akhirnya dapat lebih mudah mengampuni sesamanya. Karena Tuhan Yesus tidak hanya memberikan teladan tetapi Dia ikut bekerja dengan penuh rahasia dalam setiap murid-Nya. . (Rm. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku.

Create a pure heart for me, O God; renew a steadfast spirit within me.  

   

Seri Katekismus: ROH KUDUS DALAM LITURGI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 339

Seri Katekismus
ROH KUDUS DALAM LITURGI

Syalom aleikhem.
Dalam liturgi suci, Roh Kudus membentuk iman umat Allah. Kalau di dalam hati umat tumbuh iman, jawaban atas wahyu ilahi, maka liturgi menjadi karya bersama Roh Kudus dan Gereja. Roh Kudus mengingatkan umat akan Kristus, Tuhan. Sebagai roh pemersatu, Roh Kudus menyatukan Gereja dengan Kristus.

Pralambang

Dalam beberapa hal, liturgi Gereja mempertahankan unsur-unsur ibadat Perjanjian Lama (PL) dan menerimanya sebagai miliknya. Apa sajakah? Pertama-tama, pembacaan kitab-kitab PL; kedua, mazmur; ketiga, kenangan akan berbagai peristiwa dalam PL yang terpenuhi dalam diri Kristus: janji dan perjanjian, exodus dan Paskah, kerajaan dan kanisah, pembuangan dan kedatangan kembali.

Gereja yakin akan adanya keserasian antara PL dan Perjanjian Baru (PB). Dalam liturgi, disingkapkan apa yang selama ini tersembunyi dalam PL, yaitu pralambang-pralambang yang dalam arti tertentu menubuatkan pemenuhannya dalam PB.

Contoh: air bah zaman Nuh mempralambangkan keselamatan oleh pembaptisan, demikian pula awan dan penyeberangan Laut Merah; air dari cadas adalah pralambang anugerah-anugerah rohani Kristus; manna di gurun menunjuk pada Ekaristi, roti sejati dari surga.

Selayaknya, umat mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan dalam liturgi. Persiapan hati adalah karya bersama antara Roh Kudus dan umat Allah. Rahmat Roh Kudus membantu umat agar bangkit imannya, melakukan pertobatan, dan menjalankan kehendak Bapa. Jika diikuti dengan sikap yang tepat, liturgi akan menghasilan buah-buah yang baik untuk kehidupan.

Anamnesis & Epiklesis

Alkitab sangat penting dalam liturgi. Roh Kudus memberikan pengertian rohani mengenai Sabda Allah kepada umat, baik pembaca maupun pendengar.

Anamnesis (kenangan) juga unsur penting dalam liturgi. Roh Kudus mengingatkan umat akan segala sesuatu yang Kristus lakukan untuk kita. Secara umum, liturgi Gereja adalah tindakan mengenangkan karya-karya agung Allah.

Namun, liturgi Gereja tak hanya mengenang, melainkan sekaligus menghadirkan secara nyata apa yang ditandakan. Contohnya, Tubuh Kristus benar-benar hadir nyata dalam kehadiran sejati. Itu terjadi berkat adanya epiklesis, yaitu doa permohonan imam kepada Bapa agar mengutus Roh Kudus sehingga bahan persembahan, roti dan anggur, menjadi Tubuh dan Darah Kristus.

Anamnesis dan epiklesis adalah jantung setiap perayaan sakramental, terutama Sakramen Ekaristi. Sederhananya, dalam liturgi, karya-karya agung Allah dikenangkan sekaligus dihadirkan secara nyata. Itulah anamnesis dan epiklesis.

Kehadiran nyata tak selalu mudah dipercaya lewat indra. Dalam pada ini, pernyataan Santo Yohanes dari Damaskus cocok dikutip untuk meneguhkan iman kita: “Engkau bertanya: Bagaimana roti menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Maka, Kukatakan kepadamu: Roh Kudus datang melakukan hal yang melampaui setiap kata dan setiap pikiran.”

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1091-1109

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Seri Alkitab INJIL MARKUS 7:1-2

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 338

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 7:1-2


Mrk. 7:1
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.

Et conveniunt ad eum pharisaei et quidam de scribis venientes ab Hierosolymis;

Syalom aleikhem.
Kisah dalam bab ini beda latar dengan bab sebelumnya. Ungkapan “pada suatu kali” menyajikan babak baru dalam cerita. Selang waktu antara kejadian Tuhan berjalan di atas air dan kejadian pada ayat ini tak diketahui. Tempat pun tak terang di mana. Namun, mengingat Injil tak beri keterangan tambahan, agaknya peristiwa berlangsung di Genesaret, setidaknya di sekitar Danau Galilea.

Mengenai Farisi dan ahli Taurat sudah dijelaskan pada 2:16. Ayat 1 ini menjelaskan, dua golongan datang dari kota Yerusalem. Artinya, tempat tinggal dan/atau tempat tugas orang-orang itu di Yerusalem. Mereka bukan orang Galilea.

Jarak Yerusalem ke Genesaret sekitar 120-an km, jarak yang mirip-mirip Semarang ke Yogyakarta. Masa itu, jarak sekian bukan jarak dekat. Alat angkut masih sederhana, bahkan kebanyakan orang jalan kaki saja. Jalanan buruk dan tak aman karena perampok. Terkait fakta itu, para Farisi dan ahli Taurat tersebut sungguh niat menemui Tuhan di wilayah utara – nota: Yerusalem ada di wilayah selatan.

Catatan sekelumit terkait wilayah orang Yahudi zaman itu. Wilayah orang Yahudi terbentang memanjang dari utara ke selatan, terbagi menjadi tiga bagian: utara adalah Galilea, tengah Samaria, selatan Yudea.

Mrk. 7:2
Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.

et cum vidissent quosdam ex discipulis eius communibus manibus, id est non lotis, manducare panes

Mereka pada awal ayat adalah kaum Farisi dan ahli Taurat. Ketika mereka menemui Tuhan, beberapa murid-Nya sedang makan. Tentu mereka melihat bagaimana murid-murid makan. Najis artinya ‘tidak bersih; kotor; keadaan tercemar’ ditinjau dari sisi aturan agama Yahudi. Tersirat, murid-murid telah melanggar aturan agama.

Tangan tak dibasuh sebelum makan adalah najis, keterangan ayat ini. Bunyi ayat memberi alusi bahwa menurut aturan agama waktu itu, orang Yahudi harus membasuh tangan dengan cara (ritual) tertentu sebelum makan. Membasuh tangan yang dimaksud bukan demi alasan kebersihan, melainkan alasan keagamaan. Ada seperangkat hukum agama yang harus dipatuhi.

Jangan salah paham serta mengira para murid tak tahu kebersihan. Tak demikian. Yang terjadi adalah para murid tak menunaikan aturan agama dalam hal membasuh tangan sebelum makan. Yang dilanggar bukan soal higienis, tapi soal religius.

Melihat data di atas, ayat ini dapat diparafrasakan demikian: Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu melihat para murid Yesus makan tanpa membasuh tangan sebelumnya menurut aturan agama Yahudi; jadi, para murid makan secara najis.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 26 Februari 2020 Hari Rabu Abu

Rabu, 26 Februari 2020
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
     
“Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang meliputi berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji.” (St. Leo Agung)
 
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
  
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)

Doa Pembuka

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
   
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
     
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
       

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
  
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
   
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
   
    

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
  
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
  
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

 
Renungan

        
Kita bersama-sama merayakan hari Rabu Abu yang menandai kita memasuki Masa Prapaskah, Pada hari ini, dahi kita diolesi dengan abu. Hal ini menyatakan bahwa kita adalah manusia rapuh, yang mudah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, kita perlu ditebus oleh belas kasih Allah agar kita mengalami keselamatan;

Kita menanggapi belas kasih Allah dengan menjalankan sikap tobat. Nabi Yoel berseru, “Berbaliklah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, den an menangis, dan dengan mengaduh. Koyaklah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu sebab Ia penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia” (Y 1. 2:12-13).

Pewartaan Nabi Yoel akan pertobatan dilanjutkan oleh Kristus. Kristus menyatakan, “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu, apabila engkau berpuasa minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supayajangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat. 6:3-5). Kristus menghendaki pertobatan yang kita jalani untuk dan hanya bagi Allah, bukan agar dilihat dan dikagumi manusia.

Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan kita, agar kita jangan menyianyiakan kasih karunia Allah yang telah kita terima. Kita dapat mensyukuri hidup kita, mensyukuri diri kita, mensyukuri segala yang boleh kita alami dan tidak menjadikan semuanya sia-sia. Karena, kita mau mengarahkan seluruh diri kita pada belas kasih Allah yang menyelamatkan kita.
(FH/INSPIRASI BATIN 2020)
  
Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)

Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Immutemur habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.

atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)

Di balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang memuji-Mu.

Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.

atau (Mzm 51:3)

Tuhan, hapuslah kesalahanku

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
  
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)

Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)

Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.

Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.

Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
      
 
 
    
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)

Selasa, 25 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VII

Selasa, 25 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VII
  
“Setiap kelahiran harus berakhir dengan kematian” (St. Gregorius dari Nyssa)
  
Antifon Pembuka (Mzm 55:23)
  
Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang Engkau. Tidak untuk selamanya dibiarkan-Nya orang benar goyah.
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa Yang Mahakuasa, kasih karunia-Mu memberikan kekuatan dalam hidup kami. Utuslah Roh Kudus-Mu mendampingi kami sehingga kami terbebas dari hawa nafsu duniawi dan menjadi pribadi yang rendah hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
  
Yakobus menegur doa yang dipanjatkan untuk memenuhi hawa nafsu. Doa semacam itu lahir dari sikap congkak. Sikap rendah hati lahir dari kesadaran akan kemalangan, dukacita, dan ratapan akan dosa-dosa kita. Sikap rendah hati melumpuhkan kuasa iblis. Maka, jadilah rendah hati!
   
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (4:1-10)
  
"Kalian berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa, karena kalian salah berdoa." 
      
Saudara-saudara terkasih, dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang Engkau.
Ayat. (Mzm 55:7-11a.23)
1. Pikirku, "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat tenang; aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun.
2. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai." Bingungkanlah mereka, ya Tuhan, kacaukanlah perkataan mereka.
3. Sebab aku melihat kekerasan dan perbantahan di dalam kota! Siang malam mereka mengelilingi kota itu, berjalan di atas tembok-temboknya.
4. Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang itu goyah.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (bdk Gal. 6:14)
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
 
Ketika Yesus berbicara tentang penderitaan, para murid-Nya enggan untuk mengerti (ayat 32). Mereka lebih tertarik membicarakan jabatan tertinggi. Mereka belum menyadari bahwa hakikat jabatan adalah pelayanan. Pelayanan yang murni tampak pada sikap menerima dengan penuh kasih orang-orang yang tak diperhitungkan, seperti anak kecil.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37) 
  
"Barangsiapa ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya." 
    
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada para murid itu, "Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya." Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus menyampaikan kepada para murid-Nya apa yang akan menimpa diri-Nya. Dia akan menderita, wafat di kayu salib, tetapi akan bangkit kembali. Inilah hidup Yesus. Ia menjadi pemimpin yang melayani, yang berkorban untuk orang lain. Kita sebagai murid-murid-Nya dipanggil untuk memiliki semangat yang sama: menjadi terdahulu, dengan menjadi terakhir dan pelayan bagi semuanya.

Antifon Komuni (Sirakh 2:11)
 
Sungguh, Tuhan itu Pengasih dan Penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan dalam kemalangan.  

 
 
 Doa Malam

Tuhan Yesus, terimalah segala usaha dan karyaku hari ini dalam menerima Engkau pada diri setiap orang. Ampunilah kesalahanku karena sikap dan tutur kata yang kurang berkenan kepada-Mu. Terlebih ampunilah aku dari sikap angkuh dan dari pelayanan yang tidak dengan sepenuh hati dan cinta yang besar. Jagalah aku dalam istirahat sepanjang malam ini dan hantarlah aku kepada hari baru dan semangat baru dalam melayani sesama. Amin.

  RUAH

Seri Liturgi: ALASAN LAIN BERSYUKUR

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 337

Seri Liturgi
ALASAN LAIN BERSYUKUR

Syalom aleikhem.
Alasan utama bersyukur dalam Ekaristi: karena Allah memberi kita Tuhan Yesus Kristus, anugerah terbesar Allah bagi umat manusia sebagaimana ternyata dalam Yoh. 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, ….”

Bersyukurkah anda mengenai itu? Bahwa anda mengenal Kristus, beriman kepada-Nya, diselamatkan oleh-Nya, diampuni oleh-Nya, menyantap Tubuh-Nya, dsb. Pernah? Sering? Jarang? Kurang?

Alasan lain bersyukur dalam Ekaristi adalah ciptaan. Kita bersyukur atas segala ciptaan yang memungkinkan kita hidup di bumi ini. Ada udara, air, tanah, api, tanaman, binatang, dsb. Semuanya menopang hidup kita. Semuanya, sejauh kita geluti, pun memperkenalkan Sang Pencipta kepada kita meski secara samar.

Manusia adalah mahkota, paling luhur di antara segala ciptaan. Kita bersyukur karena Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya. Pernahkah anda bersyukur bahwa anda manusia?

Di antara bangsa-bangsa manusia, ada satu bangsa yang sudah lebih dulu mengenal Allah, yaitu bangsa Israel, umat Perjanjian Lama. Kita bersyukur sebab mereka mempersiapkan kedatangan Sang Mesias. Selanjutnya, umat Perjanjian Baru terbentuk, yaitu Gereja. Jadi, kita bersyukur atas Gereja Kristus. Darinya anda mengenal Sang Kristus.

Dalam Ekaristi, kita bersyukur atas semua itu, kita bersyukur kepada Allah atas nama dan untuk segenap ciptaan. Sudahkah bersyukur?

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 24 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VII

Senin, 24 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VII

“Orang yang mengarahkan matanya kepada Kristus untuk merendahkan diri, tidak mungkin tinggal dalam kesia-siaan” (St. Gregorius dari Nyssa)

Antifon Pembuka (Mzm 19:15)
 
Semoga Engkau berkenan akan ucapan mulutku, dan akan renungan hatiku di hadapan-Mu, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku.
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa yang Mahabijaksana, ajarilah kami dengan hikmat-Mu agar dalam cara hidup kami bersama dengan orang lain tidak mementingkan diri sendiri, iri hati dan memegahkan diri. Sebaliknya, dengan penuh kasih kami menyatakan kebenaran yang berbuah dalam hidup rukun dan damai. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Santo Yakobus yang lembut hati itu mengatakan bahwa hikmat lahir dari sikap lemah-lembut. Hikmat sekualitas itu menentang sikap iri hati dan egois yang menjadi sumber kekacauan. Buah-buah hikmat adalah murni, damai, ramah, taat, penuh belas kasih, baik; tidak memihak dan tidak munafik.
 
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:13-18)
  
"Jika kalian puas dalam hati, janganlah membanggakan diri." 
   
Saudara-saudara terkasih, siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buahan yang baik; tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku!

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, allleluya. Alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
 
Para murid gagal mengusir setan, karena tidak berdoa (bdk. ay. 29). Perintah Yesus adalah sabda Allah, maka selalu menjadi suatu doa. Hari ini, Yesus ingin menunjukkan kekuatan doa yang lahir dari iman (bdk. Yak 5:15-16). Doa yang lahir dari iman itu kuat, sekokoh Sabda Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
  
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!" 
  
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Seorang ayah meminta Yesus untuk mengusir roh jahat dari anaknya. Ayah itu meminta dengan penuh keyakinan yang besar dan iman yang mendalam. Itulah sebabnya, Yesus mengusir roh jahat itu keluar dari diri anak itu. Yesus juga mengajarkan kepada murid-Nya betapa pentingnya doa sebelum bertindak. Yesus bersabda, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa." Doa adalah bahasa atau ungkapan iman kita akan kuasa Allah yang menyelamatkan kita. 
 
Antifon Komuni (Mrk 9:23.24)
 
"Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya." "Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"  
 
  
 
RUAH

Seri Katekismus BAPA & KRISTUS DALAM LITURGI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 336

Seri Katekismus
BAPA & KRISTUS DALAM LITURGI

Syalom aleikhem.
Seluruh karya Allah adalah berkat, dari awal mula hingga akhir zaman. Berkat-berkat ilahi tampak dalam peristiwa-peristiwa yang menyelamatkan sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Lama (PL). Aneka perayaan dalam PL mengingatkan umat akan berkat-berkat ilahi.

Bapa: Asal & Tujuan

Dalam liturgi Gereja, berkat Allah dinyatakan dan diberikan secara sempurna: Allah Bapa diakui dan disembah sebagai asal dan tujuan segala berkat. Simpelnya, dalam liturgi, umat mengakui bahwa Allah adalah Sang Bapa dan menyembah-Nya. Selanjutnya, dalam liturgi pula, Allah memberi umat-Nya berkat-berkat, lalu oleh umat, berkat-berkat itu dipersembahkan kembali kepada Allah.

Di satu pihak, Gereja bersyukur kepada Bapa atas segala karunia-Nya; di lain pihak, Gereja mempersembahkan anugerah-anugerah kepada Bapa. Apa-apa yang telah diterima lebih dulu dari Bapa, disyukuri, lalu dipersembahkan kembali kepada-Nya agar berdaya guna dalam hidup umat.

Berkat berasal dari Bapa, dan dikembalikan kepada Bapa, namun demi kepentingan umat manusia. Itulah yang terjadi dalam liturgi.

Karya Kristus

Pada jaman now, Sang Kristus bertindak melalui sakramen-sakramen yang Beliau tetapkan sebagai sarana untuk membagi-bagikan rahmat-Nya. Mudahnya, “alat” yang dibuat oleh Kristus untuk memberikan rahmat-Nya bagi umat manusia adalah sakramen-sakramen. Melalui tanda-tanda jasmaniah: perkataan dan perbuatan, rahmat Kristus dicurahkan bagi kita.

Misteri Paskah Kristus telah terjadi pada masa lampau, kira-kira dua ribu tahun lalu. Apakah itu usang dan tinggal jadi memori saja? Tidak. Misteri Paskah dihadirkan kembali dalam setiap liturgi. Gampangnya, Tubuh Kristus yang sama yang diberikan kepada Para Rasul dua ribu tahun lalu juga diberikan kepada kita kini.

Mengapa bisa? Sebab, Kristus telah memberikan Roh Kudus kepada Para Rasul, dan dengan itu, Beliau memberi mereka wewenang pengudusan. Selanjutnya, wewenang pengudusan diserahkan oleh Para Rasul kepada para pengganti rasul. Ini disebut suksesi apostolik (penerusan kerasulan).

Simpelnya, wewenang melaksanakan sakramen-sakramen dimiliki oleh Kristus, lalu diberikan kepada Para Rasul, lalu diberikan kepada para pengganti rasul… terus… hingga akhir zaman. Penyerahan wewenang dilakukan melalui Sakramen Tahbisan. Maka, ada kaitan sangat erat antara Sakramen Tahbisan dan kehidupan liturgi Gereja. Hanya dengan adanya Sakramen Tahbisan, kelangsungan liturgi Gereja terjamin sampai akhir masa.

Jadi, liturgi adalah karya Kristus yang pada zaman ini dipercayakan (dilaksanakan) oleh umat-Nya yang ditetapkan melalui Tahbisan Suci. Untuk melaksanakan karya sebesar itu, terutama karya liturgis, Kristus senantiasa mendampingi Gereja-Nya. Beliau hadir dalam Kurban Misa: dalam diri pelayan (imam) dan terutama dalam dua rupa Ekaristi (Hosti & Anggur Suci).

Sederhananya, yang memimpin setiap Misa adalah Kristus, yang membaptis setiap umat juga Beliau, yang bersabda pun Beliau, dsb.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1076-1090

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 23 Februari 2020 Hari Minggu Biasa VII

Minggu, 23 Februari 2020
Hari Minggu Biasa VII
 
Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya.” (St. Maksimus)

      

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)

Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.

Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.
    
Doa Pembuka
   
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan.Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18) 
    
    
“Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.”
    
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
     
    
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:16-23)
  
“Kamu adalah tempat kediaman Allah.”
  
Saudara-saudara, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu adalah Bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu. Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait Allah adalah kudus, dan kamulah Bait Allah itu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia sungguh berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis, “Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.” Dan di tempat lain tertulis, “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat. Sungguh, semuanya sia-sia belaka.” Karena itu, janganlah ada yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup maupun mati, baik waktu sekarang maupun waktu yang akan datang. Semuanya itu kepunyaanmu. Tetapi kamu adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
   
   
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-48)
  
“Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”
  
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar bahwa dulu ada ungkapan: Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meninjam sesuatu dari padamu’. Kamu telah mendengar firman, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.’ Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
 
Renungan
 
Seluruh bacaan hari ini sungguh-sungguh memberikan kekuatan kepada kita sebagai pengikut Yesus. Alasannya, karena kita kudus seperti yang dikatakan dalam bacaan I, "Kuduslah kamu!" Kemudian predikat itu semakin diteguhkan lagi dalam bacaan kedua yang mengatakan bahwa kita adalah Bait Allah yang berarti setiap Kristiani adalah tempat Tuhan tinggal. Menjadi ciri khas bahwa di mana Tuhan tinggal, tempat itu adalah kudus. Kita adalah tempat tinggal Tuhan, itulah alasannya kita disebut kudus. 
 
 Untuk menjadi tempat tinggal-Nya, langkah pertama yang perlu ditempuh adalah pengudusan diri. Persiapan pembaptisan baik itu bagi mereka yang dibaptis dewasa maupun sejak bayi adalah peristiwa yang menentukan tempat kudus tersebut. Kemudian berkat baptisan itu, kita dikuduskan dan menjadi tempat Dia tinggal. Berkat penerimaan Sakramen-sakramen lainnya sesuai dengan disposisi masing-masing, menjadikan kita lebih layak untuk kediaman Tuhan yang adalah kudus. 
  
 Dengan penjelasan inilah kita bisa memahami seorang Kristiani disebut kudus dan Bait Allah, dan kata-kata ini diberikan Allah sendiri kepada umat Israel dan dengan sendirinya juga kepada kita Israel baru. Sehubungan dengan itu, Rasul Paulus menambahkan bahwa Roh Allah diam di dalam diri orang Kristiani, karena kekudusan yang dimilikinya. Inilah kualitas hidup yang dimiliki pengikut Kristus yang mengambil bagian pada kekudusan ilahi. 
  
 Keadaan hidup seperti itu membedakan cara hidup seorang Kristiani dari yang bukan. Allah yang membiarkan keilahian-Nya dihampiri oleh pengikut-Nya, memiliki ciri khas dalam hidup. Tidak membenci saudara adalah salah satu ciri yang dilaksanakan. Menegur sesama adalah cara kedua yang perlu, walau seringkali dianggap tidak mengenakkan dan tidak sopan. Ciri berikutnya adalah kasih kepada sesama dalam arti tidak menaruh dendam, tidak menuntut balas dan tidak mendatangkan dosa.
  
 Permintaan seperti ini sudah biasa di kalangan masyarakat dan sudah menjadi prinsip umum dalam kehidupan sosial, sehingga seakan tidak lagi menunjukkan kekhasan yang lebih menonjol sebagai pengikut Kristus. Bahkan, kelompok preman, geng motor, koruptor dan pedagang kaki lima yang akhir-akhir ini disoroti di negara kita, juga memiliki ciri hidup seperti yang sudah dikatakan. Lalu apa keunggulan Kristiani yang disebut kudus oleh Tuhan Allah dan Rasul Paulus? 
  
 Injil Matius mengatakan bahwa membalas keahatan dengan kejahatan adalah bukan ciri Kristiani. Yesus Kristus dengan ekstrim memberikan contoh konkret yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Jika ada orang menampar, tidak perlu membalas dengan tamparan. Inilah ciri Kristiani yang dikuduskan Tuhan. 
   
 Untuk menunjukkan kualitas hidup yang lebih tinggi, Yesus kemudian menambahkan sikap yang lebih ekstrim dengan mencintai musuh dan bahkan berdoa baginya. Bagaimana mungkin saya bisa mencintai orang yang membakar gereja? Bagaimana mungkin saya bisa mencintai orang yang membunuh saudara saya? Bagaimana mungkin saya bisa mencintai dan bahkan berdoa bagi mereka yang mengejek, menghina dan mencemooh saya? 
   
 Inilah kriteria utama "kekudusan kita". Tidak bisa dilupakan bahwa banyak orang bisa mencapai pada taraf mencintai dan mendoakan musuh. Salah satu contohnya adalah Beato Isidorus Bakanja, seorang Kristiani dari Kongo, Afrika. Ia mati karena disiksa oleh penjajah. Sebelum meninggal, ia diminta oleh bapa rohaninya agar ia mengampuni orang yang menyiksanya. Dengan tegas ia mengatakan, "Tentu saja saya mengampuninya (orang yang menyiksanya); bahkan kalau saya nanti masuk surga, saya akan berdoa baginya!" Inilah sikap Kristiani sejati! Inilah sikap kekudusan yang diharapkan Tuhan dari para pengikut-Nya.  (RUAH)

        

Antifon Komuni

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.

I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)

Atau

Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.

Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27)

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:51-56


Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:51-56

Mrk. 6:51-52
Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, * sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

Et ascendit ad illos in navem, et cessavit ventus. Et valde nimis intra se stupebant; * non enim intellexerant de panibus, sed erat cor illorum obcaecatum.

Syalom aleikhem.
Begitu Tuhan Yesus naik ke perahu, angin yang tadinya mendorong-dorong perahu berhenti menerpa. Mati angin. Keadaan itu membuat para murid terheran-heran. Baru saja Sang Guru berjalan di atas air tanpa tenggelam, sekarang angin sakal terdiam tanpa daya.

Ungkapan “tercengang dan bingung” menyiratkan keadaan bagai orang hilang akal alias linglung, tak sadar akan apa yang terjadi, tak benar-benar paham. Para murid tak tahu harus bicara dan berbuat apa karena tak mampu memahami sepenuhnya apa yang disaksikan baru saja. Terkandung rasa takut dan kagum sekaligus pada mereka.

Apa arti degil? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membantu: ‘tidak mau menuruti nasihat orang; keras kepala; kepala batu’. Dalam hal ini, arti kepala batu ini yang cocok. Dalam bahasa Yunani, frasa yang diterjemahkan “hati mereka tetap degil” berbunyi ‘jantung mereka masih dikeraskan’. Ini kiasan menggambarkan ketakpahaman. Para murid masih tak paham siapa sejatinya Yesus dari Nazaret.

Mukjizat roti bagi 5.000 orang lebih, berjalan di atas air, redanya angin sakal tak membuat para murid mengerti bahwa Tuhan Yesus adalah Putra Allah. Hati mereka tetap saja tertutup, pikiran mereka masih saja tumpul.

Mrk. 6:53-55
Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. * Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. * Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.

Et cum transfretassent in terram, pervenerunt Gennesaret et applicuerunt. * Cumque egressi essent de navi, continuo cognoverunt eum * et percurrentes universam regionem illam coeperunt in grabatis eos, qui se male habebant, circumferre, ubi audiebant eum esse.

Tempat pendaratan berbeda dari tujuan awal, Betsaida. Kini mereka berlabuh di Genesaret. Tampaknya angin sakal membuat arah perahu meleset. Genesaret itu kampung di barat daya Kapernaum. Namanya menjadi nama alias Danau Galilea. Tersurat pada ayat 54, penduduk Genesaret sudah mengenal Tuhan Yesus. Dan, kejadian seperti yang sudah-sudah berulang. Di mana ada Tuhan Yesus, di situ orang datang. Lihat penggambarannya pada ayat 56 di bawah.

Mrk. 6:56
Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Et quocumque introibat in vicos aut in civitates vel in villas, in plateis ponebant infirmos; et deprecabantur eum, ut vel fimbriam vestimenti eius tangerent; et, quotquot tangebant eum, salvi fiebant.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 22 Februari 2020 Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

Sabtu, 22 Februari 2020
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul

“Dari seluruh dunia hanya seorang, yaitu Petrus telah dipilih untuk mengetuai panggilan para bangsa, semua rasul dan para Bapa Gereja” (St. Leo Agung)
 

Antifon Pembuka (Luk 22:32)

Tuhan bersabda kepada Simon Petrus, "Aku sudah berdoa bagimu, hai Simon supaya imanmu jangan luntur dan supaya engkau setelah bertobat meneguhkan saudara-saudaramu."

The Lord says to Simon Peter: I have prayed for you that your faith may not fail, and, once you have turned back, strengthen your brothers. 
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mendirikan Gereja-Mu di atas wadas, dan mendasari iman kami dengan pengakuan iman para rasul. Kami mohon, selamatkanlah kami dan jangan sampai Gereja-Mu digoncangkan oleh kekuatan apa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)
  
  
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."
   
Saudara-saudara yang terkasih, sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak, aku menasihati para penatua di antara kamu: Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2,4, PS 849/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
   
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
  
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang ingin menjadi orang nomor satu. Mereka ingin menjadi pemimpin dan menduduki takhta kekuasaan tertinggi. Mereka ingin menjadi tuan, bukan menjadi hamba. Mereka ingin dilayani, bukan melayani. Karena itu, tidaklah heran bila hingga zaman ini banyak orang saling berebut takhta kekuasaan.

Lalu siapakah orang nomor satu menurut Yesus? Mereka adalah orang yang menjadi besar dengan cara menjadi kecil. Orang yang mau menjadi terkemuka dengan cara mau melayani sesamanya. Lewat Sabda-Nya hari ini, Yesus mau membantu kita untuk memahami tugas pelayanan Petrus sebagai pemimpin Gereja, Paus Pertama.

Hari ini Gereja merayakan Pesta Takhta Santo Petrus. Gereja merayakan masa kepemimpinan Rasul Petrus. Apa yang membedakan antara takhta yang diduduki oleh Rasul Petrus dan takhta yang banyak diperebutkan oleh banyak orang pada zaman ini? Perbedaannya ialah Petrus memperoleh takhta kepemimpinan sebagai anugerah, pemberian Tuhan semata.

Tuhan memberikan anugerah ini karena pengakuan imannya kepada Yesus bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Itulah sebabnya, kepadanya dinyatakan secara resmi dan agung oleh Yesus, bahwa namanya adalah Petrus atau batu karang; dan di atas batu karang inilah Yesus mau mendirikan Gereja-Nya dan mempercayakan kunci Kerajaan Surga kepadanya (ay. 18-19).

Sebagai pemimpin Gereja, Rasul Petrus telah memberikan keteladanan bagaimana menjadi seorang pemimpin. Ia telah memperlihatkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang rendah hati. Ia memimpin jemaatnya dengan tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, melainkan dengan sukarela mengabdikan dirinya seturut kehendak Allah (1Ptr 5:1-4).

Kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri Petrus tidak menghalangi dia untuk semakin kuat dalam iman. Keterbukaan kepada kehendak Allah telah menyingkapkan pintu kasih dan rahmat Allah kepadanya. Pintu kasih dan rahmat itu mengantar dia untuk mengenal apa yang menjadi kehendak Allah pada dirinya.

Semoga kita bisa menjadi orang nomor satu di hadapan Yesus, seperti Rasul Petrus. Semoga kerelaan hati, dan pengabdian diri Rasul Petrus menjadi inspirasi bagi kita dalam menghayati iman dan melayani sesama. (Rm. Harsantyoko, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16,18)

Petrus berkata kepada Yesus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Dan Yesus menjawab: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.

Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.
 
 
 
 

Seri Liturgi: ALASAN UTAMA BERSYUKUR

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 334

Seri Liturgi
ALASAN UTAMA BERSYUKUR

Syalom aleikhem.
Tahukah anda, apakah yang dimaksud “Ekaristi”? Kata “Ekaristi” itu transliterasi (‘penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain’) eukharistia (Yunani) yang berarti ‘mengucap syukur’ kepada Allah. Dalam Ekaristi, ringkasnya, kita bersyukur kepada Allah karena kita telah diberi Putra-Nya yang tunggal, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Alasan bersyukur yang utama dan pertama dalam Ekaristi adalah “karena Tuhan Yesus”.

Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem. Dalam bahasa Ibrani, nama kota itu bermakna ‘rumah roti’. Kalau Betlehem rumah roti, maka Tuhan Yesus adalah roti sebagaimana disabdakan-Nya dalam Yoh. 6:51: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Nas itu sejalan dengan bagian tengah doa Bapa Kami yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan: “Berilah kami rezeki pada hari ini.” Terjemahan ini agak mengaburkan istilah roti di sana. Terjemahan Latin berbunyi: “Panem nostrum quotidianum da nobis hodie” yang harafiahnya: ‘Berilah kami roti pada hari ini’.

Bagian sentral Bapa Kami menyebut jelas “roti”. Apa yang dimaksud sesungguhnya? Itulah yang difirmankan dalam Yoh. 6:51 di atas. Roti itu Sang Kristus, alasan utama bersyukur dalam Ekaristi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 21 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VI

Jumat, 21 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI
 
“Aku tidak mau mengabdi Tuhan setengah-setengah” (St. Petrus Damianus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk mewujudkan iman dengan makin mengasihi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26) 
 
"Sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan." 
  
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas, dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan dikenang selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Yoh 15:15b) 
Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil, akan menyelamatkan nyawanya." 
  
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

  

Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia adalah cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.
  
St. Ambrosius berkata: kesombongan telah mengubah malaikat menjadi setan; kerendahan hati menghantar orang biasa menjadi orang kudus, santo atau santa. Kesombongan mendorong kita untuk melawan Perintah Allah; kerendahan hati mendesak kita untuk mengikuti kehendakNya. Orang sombong ingin dipuji; orang rendah hati berusaha menyembunyikan kebaikan yang dilakukan.”

Penyangkalan diri atau berani mengatakan “tidak” membutuhkan suatu pendasaran kuat, yaitu iman. Inilah salah satu ujian bagi kedalaman iman seseorang. Tidak jarang orang berpengaruh dan tergoda untuk membuat suatu perbuatan yang merugikan iman. Tidak jarang orang berbuat dosa karena tidak berani mengatakan “tidak” pada dirinya. Bahkan, tidak jarang seorang Katolik pergi meninggalkan Gereja, karena tidak berani mengatakan “tidak” pada pengaruh orang lain. 
   
Antifon Komuni (Markus 8:36)
 
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?" 

Murid Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya; Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu saja menimpa Gereja” (Lumen Gentium 42, Bdk. Dignitatis Humanae 14). Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33). (Katekismus Gereja Katolik, 1816) 
 
 
 
  
   
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy