Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Kamis, 27 Februari 2020
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
“Apabila seseorang menyatakan cintanya kepada orang lain yang mengalami
kesengsaraan, apa pun juga, ia sendiri mendapat berkat.” – St. Leo Agung
Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)
Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan
daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan
menolong engkau.
When I cried to the Lord, he heard my voice; he rescued me from those
who attack me. Entrust your cares to the Lord, and he will support you.
Doa Pembuka
Allah Bapa pangkal dan tujuan kehidupan kami, terangilah hati dan budi
kami dalam merencanakan pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam
melaksanakannya dan berikanlah rahmat-Mu untuk menyelesaikannya dengan
baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya,
“Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan
keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku
memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah,
ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan
bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau
masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak
mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah
kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku
memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan
lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai
Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi
terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan
kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak
mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan,
Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu
berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang
dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada
Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
atau Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang
malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup
angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan. Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia
harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari
ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut
Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut
Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan
menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi
ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Alkisah, seorang
pelanggan marah-marah kepada pemilik kios roti. Pasalnya, roti yang
dijualnya sudah agak tengik alias busuk. Si pemilik kios pun tidak mau
disalahkan dan dipermalukan. Katanya dengan nada marah, "Hai aak muda,
jangan asal omong. Saya membuat roti di sini sudah sejak engkau belum
lahir, tahu!" "Ya itulah sebabnya. Kalau sudah begitu lama Anda bikin
roti itu, kenapa sekarang baru Anda jual?" jawab pemuda itu.
Ada dua pesan rohani yang dapat kita
petik. Pertama, orang yang dikuasai emosi atau kemarahan akan mudah
jatuh sendiri. Karena sebenarnya kemarahan membunuh kejernihan pikiran
dan hati. Bila hati sudah keruh dan pikiran jenuh, maka orang mudah
runtuh. Ia tidak teguh dalam kebenaran dan kebaikan. Kedua, apa yang
sudah lama dan busuk sebaiknya dibuang saja. Itulah pertobatan. Yang
namanya busuk tetaplah busuk. Bila dibiarkan akan merugikan dan merusak
banyak pihak.
Betapa sabda Yesus hari ini menjadi
sangat relevan bagi hidup kita, "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut
Aku." Banyak perkara dan masalah yang kita hadapi muncul karena kita
kurang atau bahkan tidak menyangkal diri. Bagi kita sebagai orang
beriman, menyangkal diri itu bukan suatu himbauan, tetapi suatu
keharusan.
Selanjutnya, memikul salib. Salib di
sini berarti tanggung jawab, risiko, penderitaan atau korban diri. Yesus
mengajarkan demikian karena melihat dan merasakan kebenaran salib. Bagi
Yesus, hanya orang-orang yang memikul salibnya akan memenangkan
kehidupan secara baik dan benar. Oleh karena itu, Yesus sendiri dengan
sukarela memikul salib-Nya. Bahkan Dia wafat di salib. Kita ingat,
betapa indahnya doa dan sabda Yesus ketika bergantung di kayu salib, "Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat." (Luk 23:34).
Akhirnya, mengikuti Yesus. Hanya
orang yang menyangkal diri dan memikul saliblah yang dapat mengikuti
Yesus. Orang yang mengikuti Yesus tentu pada akhirnya dapat lebih mudah
mengampuni sesamanya. Karena Tuhan Yesus tidak hanya memberikan teladan
tetapi Dia ikut bekerja dengan penuh rahasia dalam setiap murid-Nya. .(Rm. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku.
Create a pure heart for me, O God; renew a steadfast spirit within me.
Seri Katekismus ROH KUDUS DALAM LITURGI Syalom aleikhem. Dalam liturgi suci, Roh Kudus membentuk iman umat Allah. Kalau di dalam hati umat tumbuh iman, jawaban atas wahyu ilahi, maka liturgi menjadi karya bersama Roh Kudus dan Gereja. Roh Kudus mengingatkan umat akan Kristus, Tuhan. Sebagai roh pemersatu, Roh Kudus menyatukan Gereja dengan Kristus.
Pralambang
Dalam beberapa hal, liturgi Gereja mempertahankan unsur-unsur ibadat Perjanjian Lama (PL) dan menerimanya sebagai miliknya. Apa sajakah? Pertama-tama, pembacaan kitab-kitab PL; kedua, mazmur; ketiga, kenangan akan berbagai peristiwa dalam PL yang terpenuhi dalam diri Kristus: janji dan perjanjian, exodus dan Paskah, kerajaan dan kanisah, pembuangan dan kedatangan kembali.
Gereja yakin akan adanya keserasian antara PL dan Perjanjian Baru (PB). Dalam liturgi, disingkapkan apa yang selama ini tersembunyi dalam PL, yaitu pralambang-pralambang yang dalam arti tertentu menubuatkan pemenuhannya dalam PB.
Contoh: air bah zaman Nuh mempralambangkan keselamatan oleh pembaptisan, demikian pula awan dan penyeberangan Laut Merah; air dari cadas adalah pralambang anugerah-anugerah rohani Kristus; manna di gurun menunjuk pada Ekaristi, roti sejati dari surga.
Selayaknya, umat mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan dalam liturgi. Persiapan hati adalah karya bersama antara Roh Kudus dan umat Allah. Rahmat Roh Kudus membantu umat agar bangkit imannya, melakukan pertobatan, dan menjalankan kehendak Bapa. Jika diikuti dengan sikap yang tepat, liturgi akan menghasilan buah-buah yang baik untuk kehidupan.
Anamnesis & Epiklesis
Alkitab sangat penting dalam liturgi. Roh Kudus memberikan pengertian rohani mengenai Sabda Allah kepada umat, baik pembaca maupun pendengar.
Anamnesis (kenangan) juga unsur penting dalam liturgi. Roh Kudus mengingatkan umat akan segala sesuatu yang Kristus lakukan untuk kita. Secara umum, liturgi Gereja adalah tindakan mengenangkan karya-karya agung Allah.
Namun, liturgi Gereja tak hanya mengenang, melainkan sekaligus menghadirkan secara nyata apa yang ditandakan. Contohnya, Tubuh Kristus benar-benar hadir nyata dalam kehadiran sejati. Itu terjadi berkat adanya epiklesis, yaitu doa permohonan imam kepada Bapa agar mengutus Roh Kudus sehingga bahan persembahan, roti dan anggur, menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Anamnesis dan epiklesis adalah jantung setiap perayaan sakramental, terutama Sakramen Ekaristi. Sederhananya, dalam liturgi, karya-karya agung Allah dikenangkan sekaligus dihadirkan secara nyata. Itulah anamnesis dan epiklesis.
Kehadiran nyata tak selalu mudah dipercaya lewat indra. Dalam pada ini, pernyataan Santo Yohanes dari Damaskus cocok dikutip untuk meneguhkan iman kita: “Engkau bertanya: Bagaimana roti menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Maka, Kukatakan kepadamu: Roh Kudus datang melakukan hal yang melampaui setiap kata dan setiap pikiran.”
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1091-1109
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 338 Seri Alkitab INJIL MARKUS 7:1-2
Mrk. 7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
Et conveniunt ad eum pharisaei et quidam de scribis venientes ab Hierosolymis;
Syalom aleikhem. Kisah dalam bab ini beda latar dengan bab sebelumnya. Ungkapan “pada suatu kali” menyajikan babak baru dalam cerita. Selang waktu antara kejadian Tuhan berjalan di atas air dan kejadian pada ayat ini tak diketahui. Tempat pun tak terang di mana. Namun, mengingat Injil tak beri keterangan tambahan, agaknya peristiwa berlangsung di Genesaret, setidaknya di sekitar Danau Galilea.
Mengenai Farisi dan ahli Taurat sudah dijelaskan pada 2:16. Ayat 1 ini menjelaskan, dua golongan datang dari kota Yerusalem. Artinya, tempat tinggal dan/atau tempat tugas orang-orang itu di Yerusalem. Mereka bukan orang Galilea.
Jarak Yerusalem ke Genesaret sekitar 120-an km, jarak yang mirip-mirip Semarang ke Yogyakarta. Masa itu, jarak sekian bukan jarak dekat. Alat angkut masih sederhana, bahkan kebanyakan orang jalan kaki saja. Jalanan buruk dan tak aman karena perampok. Terkait fakta itu, para Farisi dan ahli Taurat tersebut sungguh niat menemui Tuhan di wilayah utara – nota: Yerusalem ada di wilayah selatan.
Catatan sekelumit terkait wilayah orang Yahudi zaman itu. Wilayah orang Yahudi terbentang memanjang dari utara ke selatan, terbagi menjadi tiga bagian: utara adalah Galilea, tengah Samaria, selatan Yudea.
Mrk. 7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
et cum vidissent quosdam ex discipulis eius communibus manibus, id est non lotis, manducare panes
Mereka pada awal ayat adalah kaum Farisi dan ahli Taurat. Ketika mereka menemui Tuhan, beberapa murid-Nya sedang makan. Tentu mereka melihat bagaimana murid-murid makan. Najis artinya ‘tidak bersih; kotor; keadaan tercemar’ ditinjau dari sisi aturan agama Yahudi. Tersirat, murid-murid telah melanggar aturan agama.
Tangan tak dibasuh sebelum makan adalah najis, keterangan ayat ini. Bunyi ayat memberi alusi bahwa menurut aturan agama waktu itu, orang Yahudi harus membasuh tangan dengan cara (ritual) tertentu sebelum makan. Membasuh tangan yang dimaksud bukan demi alasan kebersihan, melainkan alasan keagamaan. Ada seperangkat hukum agama yang harus dipatuhi.
Jangan salah paham serta mengira para murid tak tahu kebersihan. Tak demikian. Yang terjadi adalah para murid tak menunaikan aturan agama dalam hal membasuh tangan sebelum makan. Yang dilanggar bukan soal higienis, tapi soal religius.
Melihat data di atas, ayat ini dapat diparafrasakan demikian: Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu melihat para murid Yesus makan tanpa membasuh tangan sebelumnya menurut aturan agama Yahudi; jadi, para murid makan secara najis.
Rabu, 26 Februari 2020 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
“Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian
sedekah, yang meliputi berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji.”
(St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun
yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia
apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab
Engkaulah Tuhan, Allah kami.
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans
peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es
Dominus Deus noster. (Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)
Doa Pembuka
Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini.
Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk
mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap
hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah
hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia
pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia
menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan
menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban
curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa
yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini,
kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia,
kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin
laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar
tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara
balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan
janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa
menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa:
“Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan
menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya
rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di
hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam
pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah
semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang
rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan
puji-pujian kepada-Mu!
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan
Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami
meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami
menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah
yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan,
Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan
menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari
inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 95:8ab) Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
“Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan
orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari
Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah
engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata
kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan
apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa
janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air
mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat
orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada
di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Kita bersama-sama
merayakan hari Rabu Abu yang menandai kita memasuki Masa Prapaskah, Pada
hari ini, dahi kita diolesi dengan abu. Hal ini menyatakan bahwa kita
adalah manusia rapuh, yang mudah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu,
kita perlu ditebus oleh belas kasih Allah agar kita mengalami
keselamatan;
Kita menanggapi belas kasih Allah dengan menjalankan sikap tobat. Nabi Yoel berseru, “Berbaliklah
kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, den an menangis,
dan dengan mengaduh. Koyaklah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah
kepada Tuhan, Allahmu sebab Ia penyayang, panjang sabar, dan berlimpah
kasih setia” (Y 1. 2:12-13).
Pewartaan Nabi Yoel akan pertobatan dilanjutkan oleh Kristus. Kristus menyatakan,
“Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa
yang diperbuat tangan kananmu, apabila engkau berpuasa minyakilah
kepalamu dan cucilah mukamu, supayajangan dilihat orang bahwa engkau
sedang berpuasa. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu” (Mat. 6:3-5). Kristus menghendaki pertobatan
yang kita jalani untuk dan hanya bagi Allah, bukan agar dilihat dan
dikagumi manusia.
Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan
kita, agar kita jangan menyianyiakan kasih karunia Allah yang telah kita
terima. Kita dapat mensyukuri hidup kita, mensyukuri diri kita,
mensyukuri segala yang boleh kita alami dan tidak menjadikan semuanya
sia-sia. Karena, kita mau mengarahkan seluruh diri kita pada belas kasih
Allah yang menyelamatkan kita. (FH/INSPIRASI BATIN 2020)
Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)
Marilah
kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita
berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas
kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita. Immutemur
habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia
multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.
atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)
Di
balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya
Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang
memuji-Mu.
Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et
levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et
ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.
atau (Mzm 51:3)
Tuhan, hapuslah kesalahanku
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)
Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)
Aku
akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku,
kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku. Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)
Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)
Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.
Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.
Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan
pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan
Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)
Selasa, 25 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VII
“Setiap kelahiran harus berakhir dengan kematian” (St. Gregorius dari Nyssa)
Antifon Pembuka (Mzm 55:23)
Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang Engkau. Tidak untuk selamanya dibiarkan-Nya orang benar goyah.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahakuasa, kasih karunia-Mu memberikan kekuatan dalam hidup kami. Utuslah Roh Kudus-Mu mendampingi kami sehingga kami terbebas dari hawa nafsu duniawi dan menjadi pribadi yang rendah hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Yakobus menegur doa yang dipanjatkan untuk memenuhi hawa nafsu. Doa
semacam itu lahir dari sikap congkak. Sikap rendah hati lahir dari
kesadaran akan kemalangan, dukacita, dan ratapan akan dosa-dosa kita.
Sikap rendah hati melumpuhkan kuasa iblis. Maka, jadilah rendah hati!
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (4:1-10)
"Kalian berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa, karena kalian salah berdoa."
Saudara-saudara terkasih, dari manakah datangnya sengketa dan
pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang
saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu
tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu
tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu
tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa
juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa
nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu,
bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi
barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya
musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan
berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya
dengan cemburu!" Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada
kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang
orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena
itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari
padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah
hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita
dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan
sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia
akan meninggikan kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang Engkau.
Ayat. (Mzm 55:7-11a.23)
1. Pikirku, "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan
terbang dan mencari tempat tenang; aku akan lari jauh-jauh dan bermalam
di padang gurun.
2. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan
badai." Bingungkanlah mereka, ya Tuhan, kacaukanlah perkataan mereka.
3. Sebab aku melihat kekerasan dan perbantahan di dalam kota! Siang
malam mereka mengelilingi kota itu, berjalan di atas tembok-temboknya.
4. Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang itu goyah. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (bdk Gal. 6:14)
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
Ketika Yesus berbicara tentang penderitaan, para murid-Nya enggan untuk
mengerti (ayat 32). Mereka lebih tertarik membicarakan jabatan
tertinggi. Mereka belum menyadari bahwa hakikat jabatan adalah
pelayanan. Pelayanan yang murni tampak pada sikap menerima dengan penuh
kasih orang-orang yang tak diperhitungkan, seperti anak kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
"Barangsiapa ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya."
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak
mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya.
Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan
manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh,
Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan
menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di
Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada para murid
itu, "Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam
saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang
terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas
murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seorang ingin menjadi yang
terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi
pelayan semuanya." Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke
tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada
mereka, "Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia
menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang
mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus menyampaikan kepada para murid-Nya apa yang akan menimpa diri-Nya.
Dia akan menderita, wafat di kayu salib, tetapi akan bangkit kembali.
Inilah hidup Yesus. Ia menjadi pemimpin yang melayani, yang berkorban
untuk orang lain. Kita sebagai murid-murid-Nya dipanggil untuk memiliki
semangat yang sama: menjadi terdahulu, dengan menjadi terakhir dan
pelayan bagi semuanya. Antifon Komuni (Sirakh 2:11)
Sungguh, Tuhan itu Pengasih dan Penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan dalam kemalangan.
Doa Malam
Tuhan Yesus, terimalah segala usaha dan karyaku hari ini dalam menerima
Engkau pada diri setiap orang. Ampunilah kesalahanku karena sikap dan
tutur kata yang kurang berkenan kepada-Mu. Terlebih ampunilah aku dari
sikap angkuh dan dari pelayanan yang tidak dengan sepenuh hati dan cinta
yang besar. Jagalah aku dalam istirahat sepanjang malam ini dan
hantarlah aku kepada hari baru dan semangat baru dalam melayani sesama.
Amin.
Syalom aleikhem. Alasan utama bersyukur dalam Ekaristi: karena Allah memberi kita Tuhan Yesus Kristus, anugerah terbesar Allah bagi umat manusia sebagaimana ternyata dalam Yoh. 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, ….”
Bersyukurkah anda mengenai itu? Bahwa anda mengenal Kristus, beriman kepada-Nya, diselamatkan oleh-Nya, diampuni oleh-Nya, menyantap Tubuh-Nya, dsb. Pernah? Sering? Jarang? Kurang?
Alasan lain bersyukur dalam Ekaristi adalah ciptaan. Kita bersyukur atas segala ciptaan yang memungkinkan kita hidup di bumi ini. Ada udara, air, tanah, api, tanaman, binatang, dsb. Semuanya menopang hidup kita. Semuanya, sejauh kita geluti, pun memperkenalkan Sang Pencipta kepada kita meski secara samar.
Manusia adalah mahkota, paling luhur di antara segala ciptaan. Kita bersyukur karena Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya. Pernahkah anda bersyukur bahwa anda manusia?
Di antara bangsa-bangsa manusia, ada satu bangsa yang sudah lebih dulu mengenal Allah, yaitu bangsa Israel, umat Perjanjian Lama. Kita bersyukur sebab mereka mempersiapkan kedatangan Sang Mesias. Selanjutnya, umat Perjanjian Baru terbentuk, yaitu Gereja. Jadi, kita bersyukur atas Gereja Kristus. Darinya anda mengenal Sang Kristus.
Dalam Ekaristi, kita bersyukur atas semua itu, kita bersyukur kepada Allah atas nama dan untuk segenap ciptaan. Sudahkah bersyukur?
Senin, 24 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VII
“Orang yang mengarahkan matanya kepada Kristus untuk merendahkan diri,
tidak mungkin tinggal dalam kesia-siaan” (St. Gregorius dari Nyssa)
Antifon Pembuka (Mzm 19:15)
Semoga Engkau berkenan akan ucapan mulutku, dan akan renungan hatiku di hadapan-Mu, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabijaksana, ajarilah kami dengan hikmat-Mu agar dalam
cara hidup kami bersama dengan orang lain tidak mementingkan diri
sendiri, iri hati dan memegahkan diri. Sebaliknya, dengan penuh kasih
kami menyatakan kebenaran yang berbuah dalam hidup rukun dan damai.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Santo Yakobus yang lembut hati itu mengatakan bahwa hikmat lahir dari
sikap lemah-lembut. Hikmat sekualitas itu menentang sikap iri hati dan
egois yang menjadi sumber kekacauan. Buah-buah hikmat adalah murni,
damai, ramah, taat, penuh belas kasih, baik; tidak memihak dan tidak
munafik.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:13-18)
"Jika kalian puas dalam hati, janganlah membanggakan diri."
Saudara-saudara terkasih, siapakah di antara kalian yang bijak dan
berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik
dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan. Jika kamu menaruh
perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu
memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah
hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia dan
dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri
sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi
hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai,
peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buahan yang baik; tidak
memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu
ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan
akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku!
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, allleluya. Alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Para murid gagal mengusir setan, karena tidak berdoa (bdk. ay. 29).
Perintah Yesus adalah sabda Allah, maka selalu menjadi suatu doa. Hari
ini, Yesus ingin menunjukkan kekuatan doa yang lahir dari iman (bdk. Yak
5:15-16). Doa yang lahir dari iman itu kuat, sekokoh Sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari
gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak
mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang
mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak
itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu
bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata
seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena
ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang,
anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan,
dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu,
supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata
Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama
lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar
terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada
Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera
digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan
terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya
kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya,
“Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau
pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat
berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus,
“Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang
percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku
yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang
berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau
roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan
engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu
keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu
dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga
banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang
tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus
sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah
mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis
ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Seorang ayah meminta Yesus untuk mengusir roh jahat dari anaknya. Ayah
itu meminta dengan penuh keyakinan yang besar dan iman yang mendalam.
Itulah sebabnya, Yesus mengusir roh jahat itu keluar dari diri anak itu.
Yesus juga mengajarkan kepada murid-Nya betapa pentingnya doa sebelum
bertindak. Yesus bersabda, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan
berdoa." Doa adalah bahasa atau ungkapan iman kita akan kuasa Allah yang
menyelamatkan kita.
Antifon Komuni (Mrk 9:23.24)
"Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya." "Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
Seri Katekismus BAPA & KRISTUS DALAM LITURGI Syalom aleikhem. Seluruh karya Allah adalah berkat, dari awal mula hingga akhir zaman. Berkat-berkat ilahi tampak dalam peristiwa-peristiwa yang menyelamatkan sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Lama (PL). Aneka perayaan dalam PL mengingatkan umat akan berkat-berkat ilahi.
Bapa: Asal & Tujuan
Dalam liturgi Gereja, berkat Allah dinyatakan dan diberikan secara sempurna: Allah Bapa diakui dan disembah sebagai asal dan tujuan segala berkat. Simpelnya, dalam liturgi, umat mengakui bahwa Allah adalah Sang Bapa dan menyembah-Nya. Selanjutnya, dalam liturgi pula, Allah memberi umat-Nya berkat-berkat, lalu oleh umat, berkat-berkat itu dipersembahkan kembali kepada Allah.
Di satu pihak, Gereja bersyukur kepada Bapa atas segala karunia-Nya; di lain pihak, Gereja mempersembahkan anugerah-anugerah kepada Bapa. Apa-apa yang telah diterima lebih dulu dari Bapa, disyukuri, lalu dipersembahkan kembali kepada-Nya agar berdaya guna dalam hidup umat.
Berkat berasal dari Bapa, dan dikembalikan kepada Bapa, namun demi kepentingan umat manusia. Itulah yang terjadi dalam liturgi.
Karya Kristus
Pada jaman now, Sang Kristus bertindak melalui sakramen-sakramen yang Beliau tetapkan sebagai sarana untuk membagi-bagikan rahmat-Nya. Mudahnya, “alat” yang dibuat oleh Kristus untuk memberikan rahmat-Nya bagi umat manusia adalah sakramen-sakramen. Melalui tanda-tanda jasmaniah: perkataan dan perbuatan, rahmat Kristus dicurahkan bagi kita.
Misteri Paskah Kristus telah terjadi pada masa lampau, kira-kira dua ribu tahun lalu. Apakah itu usang dan tinggal jadi memori saja? Tidak. Misteri Paskah dihadirkan kembali dalam setiap liturgi. Gampangnya, Tubuh Kristus yang sama yang diberikan kepada Para Rasul dua ribu tahun lalu juga diberikan kepada kita kini.
Mengapa bisa? Sebab, Kristus telah memberikan Roh Kudus kepada Para Rasul, dan dengan itu, Beliau memberi mereka wewenang pengudusan. Selanjutnya, wewenang pengudusan diserahkan oleh Para Rasul kepada para pengganti rasul. Ini disebut suksesi apostolik (penerusan kerasulan).
Simpelnya, wewenang melaksanakan sakramen-sakramen dimiliki oleh Kristus, lalu diberikan kepada Para Rasul, lalu diberikan kepada para pengganti rasul… terus… hingga akhir zaman. Penyerahan wewenang dilakukan melalui Sakramen Tahbisan. Maka, ada kaitan sangat erat antara Sakramen Tahbisan dan kehidupan liturgi Gereja. Hanya dengan adanya Sakramen Tahbisan, kelangsungan liturgi Gereja terjamin sampai akhir masa.
Jadi, liturgi adalah karya Kristus yang pada zaman ini dipercayakan (dilaksanakan) oleh umat-Nya yang ditetapkan melalui Tahbisan Suci. Untuk melaksanakan karya sebesar itu, terutama karya liturgis, Kristus senantiasa mendampingi Gereja-Nya. Beliau hadir dalam Kurban Misa: dalam diri pelayan (imam) dan terutama dalam dua rupa Ekaristi (Hosti & Anggur Suci).
Sederhananya, yang memimpin setiap Misa adalah Kristus, yang membaptis setiap umat juga Beliau, yang bersabda pun Beliau, dsb.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1076-1090
Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya.” (St. Maksimus) Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)
Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau
menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu
terhadapku.
O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your
salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.
Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami
agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup
melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan
maupun dengan perbuatan.Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
“Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.”
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel,
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu,
kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau
harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau
mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut
balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,
melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Akulah
Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala
penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai
engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa
kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita
dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan
sayang kepada orang-orang yang bertakwa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:16-23)
“Kamu adalah tempat kediaman Allah.”
Saudara-saudara, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu adalah Bait
Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu. Jika ada orang yang
membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait
Allah adalah kudus, dan kamulah Bait Allah itu. Janganlah ada orang yang
menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia sungguh
berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab
ada tertulis, “Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.” Dan di
tempat lain tertulis, “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang
berhikmat. Sungguh, semuanya sia-sia belaka.” Karena itu, janganlah ada
yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah
milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup maupun
mati, baik waktu sekarang maupun waktu yang akan datang. Semuanya itu
kepunyaanmu. Tetapi kamu adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik
Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-48)
“Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu
telah mendengar bahwa dulu ada ungkapan: Mata ganti mata, gigi ganti
gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu,
berikanlah juga pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena
mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa
mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia
sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan
menolak orang yang mau meninjam sesuatu dari padamu’. Kamu telah
mendengar firman, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’.
Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu.’ Karena dengan demikian kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit
bagi orang yang jahat dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun
diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak
benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya
memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan
orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga
sempurna adanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
Renungan
Seluruh bacaan hari ini
sungguh-sungguh memberikan kekuatan kepada kita sebagai pengikut Yesus.
Alasannya, karena kita kudus seperti yang dikatakan dalam bacaan I,
"Kuduslah kamu!" Kemudian predikat itu semakin diteguhkan lagi dalam
bacaan kedua yang mengatakan bahwa kita adalah Bait Allah yang berarti
setiap Kristiani adalah tempat Tuhan tinggal. Menjadi ciri khas bahwa di
mana Tuhan tinggal, tempat itu adalah kudus. Kita adalah tempat tinggal
Tuhan, itulah alasannya kita disebut kudus.
Untuk menjadi tempat tinggal-Nya,
langkah pertama yang perlu ditempuh adalah pengudusan diri. Persiapan
pembaptisan baik itu bagi mereka yang dibaptis dewasa maupun sejak bayi
adalah peristiwa yang menentukan tempat kudus tersebut. Kemudian berkat
baptisan itu, kita dikuduskan dan menjadi tempat Dia tinggal. Berkat
penerimaan Sakramen-sakramen lainnya sesuai dengan disposisi
masing-masing, menjadikan kita lebih layak untuk kediaman Tuhan yang
adalah kudus.
Dengan penjelasan inilah kita bisa
memahami seorang Kristiani disebut kudus dan Bait Allah, dan kata-kata
ini diberikan Allah sendiri kepada umat Israel dan dengan sendirinya
juga kepada kita Israel baru. Sehubungan dengan itu, Rasul Paulus
menambahkan bahwa Roh Allah diam di dalam diri orang Kristiani, karena
kekudusan yang dimilikinya. Inilah kualitas hidup yang dimiliki pengikut
Kristus yang mengambil bagian pada kekudusan ilahi.
Keadaan hidup seperti itu membedakan
cara hidup seorang Kristiani dari yang bukan. Allah yang membiarkan
keilahian-Nya dihampiri oleh pengikut-Nya, memiliki ciri khas dalam
hidup. Tidak membenci saudara adalah salah satu ciri yang dilaksanakan.
Menegur sesama adalah cara kedua yang perlu, walau seringkali dianggap
tidak mengenakkan dan tidak sopan. Ciri berikutnya adalah kasih kepada
sesama dalam arti tidak menaruh dendam, tidak menuntut balas dan tidak
mendatangkan dosa.
Permintaan seperti ini sudah biasa di
kalangan masyarakat dan sudah menjadi prinsip umum dalam kehidupan
sosial, sehingga seakan tidak lagi menunjukkan kekhasan yang lebih
menonjol sebagai pengikut Kristus. Bahkan, kelompok preman, geng motor,
koruptor dan pedagang kaki lima yang akhir-akhir ini disoroti di negara
kita, juga memiliki ciri hidup seperti yang sudah dikatakan. Lalu apa
keunggulan Kristiani yang disebut kudus oleh Tuhan Allah dan Rasul
Paulus?
Injil Matius mengatakan bahwa
membalas keahatan dengan kejahatan adalah bukan ciri Kristiani. Yesus
Kristus dengan ekstrim memberikan contoh konkret yang diambil dari
kehidupan sehari-hari. Jika ada orang menampar, tidak perlu membalas
dengan tamparan. Inilah ciri Kristiani yang dikuduskan Tuhan.
Untuk menunjukkan kualitas hidup yang
lebih tinggi, Yesus kemudian menambahkan sikap yang lebih ekstrim
dengan mencintai musuh dan bahkan berdoa baginya. Bagaimana mungkin saya
bisa mencintai orang yang membakar gereja? Bagaimana mungkin saya bisa
mencintai orang yang membunuh saudara saya? Bagaimana mungkin saya bisa
mencintai dan bahkan berdoa bagi mereka yang mengejek, menghina dan
mencemooh saya?
Inilah kriteria utama "kekudusan
kita". Tidak bisa dilupakan bahwa banyak orang bisa mencapai pada taraf
mencintai dan mendoakan musuh. Salah satu contohnya adalah Beato
Isidorus Bakanja, seorang Kristiani dari Kongo, Afrika. Ia mati karena
disiksa oleh penjajah. Sebelum meninggal, ia diminta oleh bapa rohaninya
agar ia mengampuni orang yang menyiksanya. Dengan tegas ia mengatakan,
"Tentu saja saya mengampuninya (orang yang menyiksanya); bahkan kalau
saya nanti masuk surga, saya akan berdoa baginya!" Inilah sikap
Kristiani sejati! Inilah sikap kekudusan yang diharapkan Tuhan dari para
pengikut-Nya. (RUAH)
Antifon Komuni
Aku mau bersyukur kepada Tuhan
dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang
ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur
bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.
I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)
Atau
Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.
Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27)
Mrk. 6:51-52 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, * sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Et ascendit ad illos in navem, et cessavit ventus. Et valde nimis intra se stupebant; * non enim intellexerant de panibus, sed erat cor illorum obcaecatum.
Syalom aleikhem. Begitu Tuhan Yesus naik ke perahu, angin yang tadinya mendorong-dorong perahu berhenti menerpa. Mati angin. Keadaan itu membuat para murid terheran-heran. Baru saja Sang Guru berjalan di atas air tanpa tenggelam, sekarang angin sakal terdiam tanpa daya.
Ungkapan “tercengang dan bingung” menyiratkan keadaan bagai orang hilang akal alias linglung, tak sadar akan apa yang terjadi, tak benar-benar paham. Para murid tak tahu harus bicara dan berbuat apa karena tak mampu memahami sepenuhnya apa yang disaksikan baru saja. Terkandung rasa takut dan kagum sekaligus pada mereka.
Apa arti degil? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membantu: ‘tidak mau menuruti nasihat orang; keras kepala; kepala batu’. Dalam hal ini, arti kepala batu ini yang cocok. Dalam bahasa Yunani, frasa yang diterjemahkan “hati mereka tetap degil” berbunyi ‘jantung mereka masih dikeraskan’. Ini kiasan menggambarkan ketakpahaman. Para murid masih tak paham siapa sejatinya Yesus dari Nazaret.
Mukjizat roti bagi 5.000 orang lebih, berjalan di atas air, redanya angin sakal tak membuat para murid mengerti bahwa Tuhan Yesus adalah Putra Allah. Hati mereka tetap saja tertutup, pikiran mereka masih saja tumpul.
Mrk. 6:53-55 Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. * Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. * Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.
Et cum transfretassent in terram, pervenerunt Gennesaret et applicuerunt. * Cumque egressi essent de navi, continuo cognoverunt eum * et percurrentes universam regionem illam coeperunt in grabatis eos, qui se male habebant, circumferre, ubi audiebant eum esse.
Tempat pendaratan berbeda dari tujuan awal, Betsaida. Kini mereka berlabuh di Genesaret. Tampaknya angin sakal membuat arah perahu meleset. Genesaret itu kampung di barat daya Kapernaum. Namanya menjadi nama alias Danau Galilea. Tersurat pada ayat 54, penduduk Genesaret sudah mengenal Tuhan Yesus. Dan, kejadian seperti yang sudah-sudah berulang. Di mana ada Tuhan Yesus, di situ orang datang. Lihat penggambarannya pada ayat 56 di bawah.
Mrk. 6:56 Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Et quocumque introibat in vicos aut in civitates vel in villas, in plateis ponebant infirmos; et deprecabantur eum, ut vel fimbriam vestimenti eius tangerent; et, quotquot tangebant eum, salvi fiebant.
Sabtu, 22 Februari 2020
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul
“Dari seluruh dunia hanya seorang, yaitu Petrus telah dipilih untuk
mengetuai panggilan para bangsa, semua rasul dan para Bapa Gereja” (St.
Leo Agung)
Antifon Pembuka (Luk 22:32)
Tuhan bersabda kepada Simon Petrus, "Aku sudah berdoa bagimu, hai Simon
supaya imanmu jangan luntur dan supaya engkau setelah bertobat
meneguhkan saudara-saudaramu."
The Lord says to Simon Peter: I have prayed for you that your faith may
not fail, and, once you have turned back, strengthen your brothers.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mendirikan Gereja-Mu di atas wadas,
dan mendasari iman kami dengan pengakuan iman para rasul. Kami mohon,
selamatkanlah kami dan jangan sampai Gereja-Mu digoncangkan oleh
kekuatan apa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."
Saudara-saudara yang terkasih, sebagai teman penatua dan saksi
penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang
akan dinyatakan kelak, aku menasihati para penatua di antara kamu:
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan
jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi
kawanan domba itu. Maka, apabila Gembala Agung datang, kamu akan
menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2,4, PS 849/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di
rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan
yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut
akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu,
itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku
selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan
senantiasa. Bait Pengantar Injil, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya
kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab
mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah
seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah
engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu
kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan
Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus. Renungan
Banyak orang ingin menjadi orang nomor satu. Mereka ingin menjadi
pemimpin dan menduduki takhta kekuasaan tertinggi. Mereka ingin menjadi
tuan, bukan menjadi hamba. Mereka ingin dilayani, bukan melayani. Karena
itu, tidaklah heran bila hingga zaman ini banyak orang saling berebut
takhta kekuasaan.
Lalu siapakah orang nomor satu menurut Yesus? Mereka adalah orang yang
menjadi besar dengan cara menjadi kecil. Orang yang mau menjadi
terkemuka dengan cara mau melayani sesamanya. Lewat Sabda-Nya hari ini,
Yesus mau membantu kita untuk memahami tugas pelayanan Petrus sebagai
pemimpin Gereja, Paus Pertama.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Takhta Santo Petrus. Gereja merayakan
masa kepemimpinan Rasul Petrus. Apa yang membedakan antara takhta yang
diduduki oleh Rasul Petrus dan takhta yang banyak diperebutkan oleh
banyak orang pada zaman ini? Perbedaannya ialah Petrus memperoleh takhta
kepemimpinan sebagai anugerah, pemberian Tuhan semata.
Tuhan memberikan anugerah ini karena pengakuan imannya kepada Yesus
bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Itulah
sebabnya, kepadanya dinyatakan secara resmi dan agung oleh Yesus, bahwa
namanya adalah Petrus atau batu karang; dan di atas batu karang inilah
Yesus mau mendirikan Gereja-Nya dan mempercayakan kunci Kerajaan Surga
kepadanya (ay. 18-19).
Sebagai pemimpin Gereja, Rasul Petrus telah memberikan keteladanan
bagaimana menjadi seorang pemimpin. Ia telah memperlihatkan dirinya
sebagai seorang pemimpin yang rendah hati. Ia memimpin jemaatnya dengan
tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, melainkan dengan sukarela
mengabdikan dirinya seturut kehendak Allah (1Ptr 5:1-4).
Kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri Petrus tidak menghalangi
dia untuk semakin kuat dalam iman. Keterbukaan kepada kehendak Allah
telah menyingkapkan pintu kasih dan rahmat Allah kepadanya. Pintu kasih
dan rahmat itu mengantar dia untuk mengenal apa yang menjadi kehendak
Allah pada dirinya.
Semoga kita bisa menjadi orang nomor satu di hadapan Yesus, seperti
Rasul Petrus. Semoga kerelaan hati, dan pengabdian diri Rasul Petrus
menjadi inspirasi bagi kita dalam menghayati iman dan melayani sesama.(Rm. Harsantyoko, O.Carm/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16,18)
Petrus berkata kepada Yesus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Dan Yesus menjawab: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.
Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And
Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.
Syalom aleikhem. Tahukah anda, apakah yang dimaksud “Ekaristi”? Kata “Ekaristi” itu transliterasi (‘penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain’) eukharistia (Yunani) yang berarti ‘mengucap syukur’ kepada Allah. Dalam Ekaristi, ringkasnya, kita bersyukur kepada Allah karena kita telah diberi Putra-Nya yang tunggal, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Alasan bersyukur yang utama dan pertama dalam Ekaristi adalah “karena Tuhan Yesus”.
Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem. Dalam bahasa Ibrani, nama kota itu bermakna ‘rumah roti’. Kalau Betlehem rumah roti, maka Tuhan Yesus adalah roti sebagaimana disabdakan-Nya dalam Yoh. 6:51: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Nas itu sejalan dengan bagian tengah doa Bapa Kami yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan: “Berilah kami rezeki pada hari ini.” Terjemahan ini agak mengaburkan istilah roti di sana. Terjemahan Latin berbunyi: “Panem nostrum quotidianum da nobis hodie” yang harafiahnya: ‘Berilah kami roti pada hari ini’.
Bagian sentral Bapa Kami menyebut jelas “roti”. Apa yang dimaksud sesungguhnya? Itulah yang difirmankan dalam Yoh. 6:51 di atas. Roti itu Sang Kristus, alasan utama bersyukur dalam Ekaristi.
Jumat, 21 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI
“Aku tidak mau mengabdi Tuhan setengah-setengah” (St. Petrus Damianus)
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Doa Pembuka Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk mewujudkan iman dengan makin mengasihi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26)
"Sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan."
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia
beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu
menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak
mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di
antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas,
dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan
tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika
iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati.
Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada
perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu
tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu
baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka
gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa
iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa
kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia
mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman
bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian
genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah,
maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena
itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang
benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang
selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam
gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan
segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan
dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Yoh 15:15b)
Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)
"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil, akan menyelamatkan nyawanya."
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan
berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus
menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan
menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia,
tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya
sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena
perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini,
maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang
kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata
Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara
orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat
kerajaan Allah datang dengan kuasa.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia adalah
cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak
dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita
yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk
pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang
sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan
kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah
menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.
St. Ambrosius berkata: kesombongan telah mengubah malaikat menjadi
setan; kerendahan hati menghantar orang biasa menjadi orang kudus, santo
atau santa. Kesombongan mendorong kita untuk melawan Perintah Allah;
kerendahan hati mendesak kita untuk mengikuti kehendakNya. Orang sombong
ingin dipuji; orang rendah hati berusaha menyembunyikan kebaikan yang
dilakukan.”
Penyangkalan diri atau berani mengatakan “tidak” membutuhkan suatu
pendasaran kuat, yaitu iman. Inilah salah satu ujian bagi kedalaman
iman seseorang. Tidak jarang orang berpengaruh dan tergoda untuk
membuat suatu perbuatan yang merugikan iman. Tidak jarang orang berbuat
dosa karena tidak berani mengatakan “tidak” pada dirinya. Bahkan,
tidak jarang seorang Katolik pergi meninggalkan Gereja, karena tidak
berani mengatakan “tidak” pada pengaruh orang lain.
Antifon Komuni (Markus 8:36)
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?"
Murid
Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus
mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya;
Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan
mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu
saja menimpa Gereja” (Lumen Gentium 42, Bdk. Dignitatis Humanae 14).
Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan:
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33). (Katekismus Gereja Katolik, 1816)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati