Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Jumat, 21 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI
“Aku tidak mau mengabdi Tuhan setengah-setengah” (St. Petrus Damianus)
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Doa Pembuka Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk mewujudkan iman dengan makin mengasihi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26)
"Sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan."
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia
beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu
menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak
mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di
antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas,
dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan
tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika
iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati.
Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada
perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu
tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu
baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka
gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa
iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa
kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia
mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman
bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian
genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah,
maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena
itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang
benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang
selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam
gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan
segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan
dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Yoh 15:15b)
Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)
"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil, akan menyelamatkan nyawanya."
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan
berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus
menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan
menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia,
tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya
sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena
perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini,
maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang
kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata
Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara
orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat
kerajaan Allah datang dengan kuasa.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia adalah
cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak
dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita
yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk
pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang
sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan
kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah
menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.
St. Ambrosius berkata: kesombongan telah mengubah malaikat menjadi
setan; kerendahan hati menghantar orang biasa menjadi orang kudus, santo
atau santa. Kesombongan mendorong kita untuk melawan Perintah Allah;
kerendahan hati mendesak kita untuk mengikuti kehendakNya. Orang sombong
ingin dipuji; orang rendah hati berusaha menyembunyikan kebaikan yang
dilakukan.”
Penyangkalan diri atau berani mengatakan “tidak” membutuhkan suatu
pendasaran kuat, yaitu iman. Inilah salah satu ujian bagi kedalaman
iman seseorang. Tidak jarang orang berpengaruh dan tergoda untuk
membuat suatu perbuatan yang merugikan iman. Tidak jarang orang berbuat
dosa karena tidak berani mengatakan “tidak” pada dirinya. Bahkan,
tidak jarang seorang Katolik pergi meninggalkan Gereja, karena tidak
berani mengatakan “tidak” pada pengaruh orang lain.
Antifon Komuni (Markus 8:36)
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?"
Murid
Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus
mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya;
Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan
mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu
saja menimpa Gereja” (Lumen Gentium 42, Bdk. Dignitatis Humanae 14).
Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan:
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33). (Katekismus Gereja Katolik, 1816)
Seri Katekismus ARTI LITURGI
Syalom aleikhem.
Kita masuk Katekismus Gereja Katolik (KGK) Bagian II: “Perayaan Misteri Kristen”.
Dalam iman Gereja Kristen yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (dikenal dengan nama singkat “Gereja Katolik”), sebagaimana tertera dalam kredonya, Allah yang esa adalah Allah Tritunggal Mahakudus. Allah mengawali karya agung di tengah umat Perjanjian Lama, lalu membentuk umat Perjanjian Baru (Gereja). Karya agung Allah dipuncaki oleh Kristus dengan Paskah-Nya: sengsara-wafat, kebangkitan, dan kenaikan ke surga.
Peristiwa-peristiwa itu disebut dengan istilah “misteri Paskah”. Gereja merayakan misteri Paskah di dalam liturgi. Untuk apa? KGK no. 1068 menerangkan: (1) umat hidup dari misteri Paskah, (2) umat memberi kesaksian tentangnya kepada dunia. Ringkasnya, liturgi dirayakan untuk “memberi makan umat Allah” supaya “umat dapat bersaksi di dunia”.
Di dalam liturgi pula, misteri Paskah dirayakan dan diwartakan. Dirayakan, sebab misteri itu penting sekali bagi keselamatan dunia. Diwartakan, sebab misteri itu harus dikenal oleh dunia, terutama oleh umat Allah Perjanjian Baru. Arti Liturgi
Kata “liturgi” dalam sejarah awalnya adalah kata sehari-hari. Kata itu berarti ‘karya publik’, dapat disejajarkan dalam bahasa kita: ‘kerja bakti’; juga berarti ‘pelayanan dari rakyat dan untuk rakyat’. Lalu, kata itu diambil alih oleh iman Kristen untuk menandai bahwa umat ikut ambil bagian dalam “karya Allah”. Akhirnya, secara khusus, liturgi digunakan untuk menyebut “perayaan ibadat”, meski juga mencakup “pewartaan” dan “pelayanan kasih”.
Dengan demikian, liturgi digunakan untuk menyebut: (1) penyembahan, (2) pewartaan, (3) pelayanan kasih. Pertama-tama liturgi adalah karya Kristus sebagai imam, nabi, dan raja; jadi bukan karya umat manusia.
Di dalam liturgi, umat manusia dikuduskan oleh Kristus Sang Imam. Pengudusan dilakukan dengan tanda-tanda jasmaniah: mencakup gerak, benda, dsb. Contoh: Hosti Suci diubah oleh Roh Kudus menjadi Tubuh Kristus karena doa imam dengan gerak tertentu dan ada hosti sebagai benda yang dikonsekrasikan. Liturgi: Puncak dan Sumber
Liturgi tak mencakup seluruh kehidupan Gereja Katolik. Ada segi lain yang mendahului adanya liturgi, yaitu penginjilan, iman, dan pertobatan. Orang harus mengenal Injil lebih dulu, baru beriman dan bertobat menuju hidup baru dalam Roh Kudus.
Meski tak mencakup seluruh segi kehidupan Gereja, liturgi itu puncak yang dituju oleh kegiatan Gereja dan menjadi sumbernya. Puncak, karena segala kegiatan Gereja pada akhirnya bermuara pada liturgi, dipersembahkan dalam liturgi. Sumber, karena segala kegiatan Gereja pada gilirannya menimba kekuatan dari liturgi.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1066-1075
“Hendaklah lidahmu hanya mengatakan apa yang benar, dan hendaklah hukum Allah selalu ada di dalam hatimu” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Kej 9:9.11.13)
Aku mengadakan perjanjian dengan kalian dan keturunanmu. Sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan air bah, dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Busur-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik, kami bersyukur atas perlindungan dan berkat-Mu. Semoga kami berani menolong orang-orang yang terpinggirkan, sebagai tanda bahwa Engkau masih berkarya di tengah kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sikap memandang muka itu keliru, bahkan dosa! Sikap seperti itu
melanggar ajaran “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Bukan hanya kasih, tetapi iman juga menentangnya.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:1-9)
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus,
Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang
muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai
cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ
dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian
indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang
baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata:
"Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan
kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan
bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, hai
saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang
dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi
ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia? Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin.
Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret
kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang
oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu
menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. Tetapi,
jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu
menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu
ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang
yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama
memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandangan-Mu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas itu berseru, dan
Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
Petrus dipuji, karena pengakuan imannya; dan dia dicela dengan amat
kasar (enyahlah iblis!), karena menolak salib Kristus sebagai jalan
kemuliaan-Nya. Misteri salib hanya bisa dipahami oleh orang yang
mengenal Kristus secara tepat, personal, dan intensif. Tanpa pengenalan
sekualitas itu, kita tak ubahnya seperti Petrus yang ditegur sebagai
iblis!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:27-33)
Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung
di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Para murid menjawab,
“Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia,
ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Yesus bertanya lagi
kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Maka Petrus
menjawab, “Engkaulah Mesias!” Dan Yesus melarang mereka dengan keras,
supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian
mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus
menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah
tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus
menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan
sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, “Enyahlah
Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Tidak tahan dan tidak mau menderita. Itulah pengalaman umum manusiawi kita. Ada orang yang maunya serba enak, tidak bayar, dan tidak usah banyak kerja. Tiap hari, orang itu cuma kunjungan ke sana ke mari agar mendapat hidangan dan ditraktir, tetapi orang lain ya lama-lama tahu juga. Ada juga karyawan, ketika masih dikontrak sangat rajin, tetapi begitu diangkat menjadi pegawai tetap, orang itu malas keijanya. Datang telat atau sekurang-kurangnya hanya untuk fingerprint, lalu pergi entah ke mana dan siang-siang baru muncul untuk finger print saat pulang. Kalaupun di kantor, orang tersebut cuma baca-baca koran atau berita di internet.
Sikap tidak mau sengsara dan hanya suka enaknya saja ternyata juga dapat menghinggapi para murid Kristus. Ketika Yesus menyatakan apa yang akan terjadi dengan diri-Nya, yakni akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari, Petrus menarik Yesus dan menegur-Nya. Dalam Injil hari ini, Yesus mewahyukan diri-Nya sebagai Mesias atau Kristus, tetapi Mesias yang harus menderita sengsara. Bahwa Yesus juga mengatakan tiga hari kemudian akan bangkit, pikiran para murid sudah tidak nyampai. Bahwa setelah sengsara dan wafat, Yesus akan bangkit tidak masuk ke dalam pikiran para murid pada waktu itu. Petrus dan teman-teman seolah mau berkata kepada Tuhan, “Tuhan, kami ini mengikuti Engkau bukan untuk menderita, bukan untuk bernasib celaka, tetapi kami ingin senang dan mulia, kami ingin menjadi orang yang dihormati.” Namun, Yesus kemudian menghardik Petrus dengan kata-kata yang sangat keras, “Enyahlah iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Tidak sedikit dari kita, orang-orang, yang tidak pernah dapat mengerti mengapa menjadi pengikut Yesus justru harus menderita sengsara dalam hidup ini. Bisa saja memang sengsara orang kristiani terjadi melalui penganiayaan orang Kristen di beberapa tempat di dunia ini. Akan tetapi, secara sosial, penderitaan orang kristiani dapat dialami melalui perlakuan diskriminatif dari kelompok masyarakat tertentu atau pemerintah daerah tertentu, atau institusi tertentu. Sulitnya membangun gedung gereja.
Adanya nama baptis menyebabkan orang kristiani tidak dapat naik jenjang karier di tata pemerintahan dan .masyarakat, Namun, ini semua umum sifatnya. Penderitaan kita sebagai orang kristiani justru terjadi secara sangat sehari-hari, ketika kita harus mampu mengasihi dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, ketika kita dapat bersabar kepada orang yang bikin jengkel, dan saat kita tetap bertekun dengan pekerjaan utama kita yang barangkali kering dan membosankan tetapi perlu; seperti mengoreksi ujian kalau kita guru.
Antifon Komuni (Mrk 8:31)
Putra Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak para tua-tua, imam kepala, dan ahli Taurat, lalu dibunuh, tetapi bangkit sesudah tiga hari.
Mrk. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
Et videns eos laborantes in remigando, erat enim ventus contrarius eis, circa quartam vigiliam noctis venit ad eos ambulans super mare et volebat praeterire eos.
Syalom aleikhem. Tuhan Yesus masih di bukit, para murid sudah di tengah danau dengan perahu. Tuhan melihat para murid mengalami kesulitan dalam perjalanan. Mungkinkah tengah malam buta Tuhan melihat dengan jelas dari atas bukit yang jaraknya jauh dari perahu para murid? Tentu Injil sedang bicara mengenai kuasa-Nya. Melihat di sini bukan harafiah dalam arti “dengan mata kepala sendiri”, melainkan “mengetahui”. Jarak dan waktu tak menghalangi kuasa-Nya.
Angin sakal itu apa? Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan: ‘angin yang bertiup dari arah haluan kapal (berlawanan dengan arah kapal)’. Terjemahan Latin menulis ventus contrarius, ‘angin yang melawan’. Para murid berjuang melawan angin. Maju sedikit saja sulit, bisa-bisa malah perahu terdesak mundur dan mundur lagi.
Istilah dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan “jam tiga malam” berbunyi ‘waktu jaga keempat pada malam’. Latinnya quartam vigiliam noctis. Quartam itu ‘keempat’, vigiliam ‘berjaga’, noctis ‘malam’. Injil menyebut “kira-kira” (Latin: circa), jadi tak persis pada pukul tertentu.
Apa itu “waktu jaga” (Latin: vigilia)? Zaman itu, bangsa Yunani dan Romawi membagi waktu jaga pada malam (pukul 18 sampai pukul 6 pagi) menjadi empat, masing-masing berdurasi 3 jam. Waktu jaga I: pukul 18-21, II: 21-24, III: 00-03, IV: 03-06.
Secara harafiah memang Tuhan berjalan di atas air. Jadi, air itu bagai tanah keras, diinjak tak ambles. Itulah mujizat. Air bukan halangan bagi Tuhan untuk berjalan.
Ungkapan “hendak melewati” bermakna ganda: (1) Tuhan seakan-akan mau mendahului (menyalip); (2) Tuhan mau bergabung di atas perahu. Apapun tafsiran, inti sama: Tuhan mendekati mereka.
Mrk. 6:49-50 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, * sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
At illi, ut viderunt eum ambulantem super mare, putaverunt phantasma esse et exclamaverunt; * omnes enim eum viderunt et conturbati sunt. Statim autem locutus est cum eis et dicit illis: “ Confidite, ego sum; nolite timere! ”.
Dalam pikiran para murid, mustahil manusia berjalan di atas air. Itulah alasannya mengapa mereka berteriak-teriak. Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) menerjemahkan dengan “menjerit-jerit ketakutan”. Apakah para murid ketakutan? Ya. Karena itu, pada ayat 50 dituliskan, Tuhan mengatakan “jangan takut”.
Kata Yunani yang diterjemahkan “hantu” berbunyi phantasma, begitu juga Latinnya. Kata ini diserap ke dalam bahasa Inggris phantasm yang artinya ‘sesuatu yang terlihat namun tak punya kenyataan jasmani’.
Rabu, 19 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI
“Manusia itu seumpama piala! Di dalamnya Tuhan mempersatukan diri-Nya
sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan” (St. Prokopius dari
Gaza)
Antifon Pembuka (Mzm 15:1)
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
Doa Pembuka
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan
menderita menemukan kekuatan dan hiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila
sedang tertimpa penderitaan, melewati bulan-bulan yang hampa menghitung
malam-malam yang menyesakkan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit
dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:19-27)
Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah akan hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan
juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak dibenarkan oleh
Allah. Maka buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang
demikian banyak itu, dan terimalah dengan lemah lembut sabda yang
tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah
kalian menjadi pelaksana sabda, dan bukan hanya pendengar. Sebab jika
tidak demikian, kalian menipu diri sendiri. Sebab jika orang hanya
mendengar sabda saja dan tidak melakukannya, ia itu seumpama orang yang
sedang mengamat-amati mukanya dalam cermin. Sesudah memandangi dirinya
sesaat, ia lalu pergi, dan segera lupalah ia bagaimana rupanya. Tetapi
barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan
orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk
melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melaksanakannya, ia akan berbahagia
karena perbuatannya. Kalau ada orang yang menganggap dirinya beribadah,
tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, dan
sia-sialah ibadahnya. Ibadah sejati dan tak tercela di hadapan Allah,
Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan
mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil
dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan
fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela
kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi
menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap
melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan
goyah selama-lamanya. Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi kata hati kita, supaya
kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ
orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia
menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia
ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di
atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang
ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka
berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.”
Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka
orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat
melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia
pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ketika tiba di Betsaida, Yesus diminta menyembuhkan orang buta. Ada
beberapa hal yang menarik untuk kita renungkan bersama: Pertama, Yesus
membawa orang buta itu ke luar kampung. Mengapa harus di luar kampung?
Adakah peraturan yang melarangnya? Apakah pada saat itu hari Sabat,
sehingga apa yang dikerjakan nanti tidak menjadi batu sandungan bagi
orang lain? Kedua, Yesus meludahi mata orang itu terlebih dahulu, lalu
meletakkan tangan-Nya. Apakah ludah Yesus lebih mempunyai kekuatan
daripada sabda-Nya? Ketiga, Yesus juga menanyai orang itu, "Sudahkah
kaulihat sesuatu." Apakah Dia tidak mampu menyelami penglihatan mata
orang buta itu, sehingga harus menanyainya? Keempat, Yesus meletakkan
lagi tangan-Nya pada mata orang itu untuk kedua kalinya, dan barulah
orang itu dapat melihat dengan baik. Kelima, Yesus menyuruh dia langsung
pulang ke rumahnya dan melarangnya masuk kembali ke kampung. Ada apa
dengan kampung itu?
Hanya pertanyaan mengapa dan mengapa, yang bisa kita ajukan dalam
mendengarkan Injil yang dibacakan pada Misa Kudus hari ini. Karena
memang ada banyak hal yang menarik, bila kita membacanya secara teliti.
Keberanian kita bertanya akan memungkinkan kita menjadi pelaksana sabda,
dan bukan pendengar yang menipu diri, sebagaimana dikatakan Yakobus
dalam suratnya (1:22). Aneka pertanyaan dalam membaca Kitab Suci
memungkinkan setiap orang untuk memasuki peristiwa hidup di mana sabda
itu disampaikan; tidak hanya ketika dia membacanya, tetapi juga dalam
aneka kegiatan dia mencoba mencocokkan pesan Sabda yang telah
didengarnya.
Yesus sengaja menggunakan teknik-teknik ritual, dan tidak memakai cara
yang dikenakan-Nya kepada Bartimeus dengan pengucapan sepotong kalimat
singkat (Mrk 10:52). Yesus ingin menegaskan bahwa kita tidak bisa
memaksakan kemauan kita kepada Tuhan sang Empunya kehidupan. Kemampuan
kita dalam berdoa hanya sebatas memohon dan memohon yang berakar dari
keinginan hati, tak ada hak dan kuasa kita untuk melanjutkannya dengan
memaksa Allah supaya segera mengeksekusi permohonan kita. Kita hanya
memohon; kapan dan bagaimana Allah mengabulkannya, kita serahkan kembali
kepada-Nya. Keberserahan diri meletakkan semua permohonan kita pada
kehendak Tuhan menenangkan jiwa dalam berharap kepada-Nya.
Seri Liturgi BAGAIMANA MENUTUP DOA? Bagian III – Habis
Syalom aleikhem. Menutup doa dalam doa spontan bersama orang lain memang bebas rumusannya. Tiada aturan ketat mengikat bagaimana orang Katolik harus menutup doanya. Namun, sayang kalau rumus penutup doa dicomot begitu saja dari udara. Akibat pengaruh “luar”, ada rumusan tertentu yang jadi populer pada umat Katolik, padahal rumusan itu tak terlalu Katolik. Apa salah? Tidak, tentu saja.
Soalnya bukan salah atau tidak, melainkan lex credendi lex orandi yang kalau disimpelkan bermakna ‘apa yang kita imani itulah yang kita ucapkan dalam doa’. Jadi? Mari berdoa secara Katolik karena iman kita iman Katolik.
Hal pertama yang penting diingat: penutup doa harus selaras dengan arah doa. Arah doa kepada Sang Bapa beda cara menutupnya dengan arah doa kepada Sang Putra. Bagian I & II membahas versi panjang.
Kini model singkatnya. Kalau arah doa kepada Allah Bapa (“Ya Allah Bapa kami, …”), penutup singkatnya: “Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.” Untuk arah doa kepada Allah Putra (“Ya Tuhan Yesus, …”), ini penutup singkatnya: “Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami.”
So? Mudah dan bersahaja ‘kan. Hapalkan cara singkat, dan gunakan tiap kali berdoa. Hanya dua rumusan saja. Tak sulit. Ingat lagi ini: lex credendi lex orandi, ‘yang diimani itu yang diucapkan dalam doa’.
Ya Tuhan, berilah umat, Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya dan kumpulkan semua anggotanya dalam kesatuan --- St Sirilus.
Antifon Pembuka (Mzm 95:12-13a)
Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam hukum-Mu. Hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
Doa Pembuka Allah
Bapa kami sumber iman kepercayaan, kami telah menerima sabda penuh
kebenaran, ialah Yesus, Putra Manusia. Semoga sabda itu membuka mata
hati dan budi kami dalam pergaulan kami dengan Dikau. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin. Manusia
memang pandai melempar kesalahan kepada orang lain, bahkan kepada Tuhan
sendiri. Akan tetapi, Tuhan tidak memberi godaan kepada siapa pun, yang
baik-baik saja yang diberikan-Nya. Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:12-18)
"Allah tidak mencobai siapa pun."
Saudara-saudara terkasih, berbahagialah orang yang bertahan dalam
pencobaan. Apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang
dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasihi Dia. Apabila
seseorang dicobai, janganlah ia berkata, "Pencobaan ini datang dari
Allah." Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri
tidak mencobai siapa pun. Tetapi setiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan
apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila
dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang
terkasih, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap
anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa
segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh
sabda kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak
sulung di antara semua ciptaan-Nya. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan.Ayat. (Mzm 94:12-13a.14-15.18-19) 1. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam Taurat-Mu hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya
tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan,
dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
3. Ketika aku berpikir, "Kakiku goyah! Kasih setia-Mu, ya Tuhan,
menopang aku. Apabila keprihatinanku makin bertambah, penghiburan-Mu
menyenangkan jiwaku.
Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya Ayat. (Yoh 14:23) Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. Tugas
Yesus memang tidak mudah. Orang Farisi tidak percaya. Para murid juga
sulit memahami, sehingga Yesus mengecam para murid karena mudah lupa dan
tidak mengeri apa yang Dia katakan dan perbuat selama ini.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
Pada
suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti
saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan
mereka, kata-Nya, "Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi
dan ragi Herodes". Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata
kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai
roti". Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata,
"Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah
kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai
mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah
kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima
roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan
roti yang kalian kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul". Lalu kata
Yesus kepada mereka, "Masihkah kalian belum mengerti?"Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus Renungan
Di
dalam penderitaan, orang bisa belajar bersabar menanggung segala
sesuatu. Dalam pengalaman salib, orang belajar beriman bahwa Yesuslah
kekuatan hidup ini. Apabila kita tahan uji dalam cobaan hidup, kita akan
memiliki mahkota kehidupan. Para murid ditegur oleh Yesus karena mereka
tidak belajar percaya dalam pergumulan hidup. Mereka belum mampu
mengerti dan memahami pengajaran Yesus. Kita diundang untuk memiliki
hati yang terbuka untuk memahami hidup dan kata-kata-Nya. Karena apa
yang dikatakan dan dilakukan-Nya mengungkapkan kuasa kehadiran Allah
yang menyelamatkan.
Antifon Komuni (Mzm 94:14) Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya. Ia takkan menolak milik pusaka-Nya. Doa Malam Ya
Tuhan dan Allahku, aku hidup oleh Roti Kehidupan yang diberikan dalam
santapan lewat Ekaristi. Semoga hidupku mampu menjadi roti yang siap
dibagi-bagi demi kemuliaan nama-Mu dan demi kebaikan orang-orang yang
mengasihi-Mu. Amin.
Selama
Masa Prapaskah altar tidak dihias dengan bunga, kecuali pada Minggu
Laetare (Minggu Prapaskah IV),hari raya dan pesta yang terjadi pada masa
ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 305)
Syalom aleikhem. Apa yang terjadi sesudah Pengadilan Terakhir (Pengadilan Umum)? Melalui Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1042, Gereja mengajar: “Semua orang yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.”
Dua hal disampaikan di sana. Pertama, manusia benar berada dalam kebahagiaan abadi. Kedua, alam diperbarui secara sempurna.
Bagaimana pembaruan itu? Alkitab tak menjawab gamblang bagaimana akan terjadinya, melainkan memakai gambaran, seperti: “langit yang baru dan bumi yang baru” (2Ptr. 3:13), “semuanya baru” (Why. 21:5), “yang lama itu sudah berlalu” (Why. 21:4). Serba tak jelas bagaimana pembaruan itu terjadi, namun jelas akan terjadi.
KGK memberi tahu kita bahwa ketika pembaruan itu telah terjadi, Allah akan mempunyai tempat tinggal di antara manusia. Ini berarti Allah sungguh bersama-sama dengan manusia dalam arti harafiah, namun tentu saja di luar jangkauan pikiran kita sekarang, sebab – kita telah paham – badan kita kelak pun tubuh rohani yang tak lagi terikat hukum alami dunia sekarang. Jadi, perkataan “Allah tinggal di antara manusia” belum dapat dipahami sepenuhnya. Serba gambaran.
Alam semesta yang tampak (dunia material) juga ditentukan untuk diperbarui. Tradisi Suci yang disampaikan Santo Ireneus dalam kitab berjudul Adversus Haereses berbunyi: “dunia… dikembalikan kepada keadaannya yang semula.” Keadaan semula itu keadaan pada awal penciptaan ketika belum ada dosa, ketika manusia dengan manusia lain serta dengan alam masih harmoni.
Tradisi Suci memberitahukan petunjuk bahwa dunia material tak akan hilang begitu saja, melainkan diperbarui. Namun, KGK pun bersahaja mengakui bahwa “[kita] tidak tahu pula bagaimana alam semesta akan diubah”. Hanya disebut bahwa dunia yang kita kenal ini, yang telah rusak akibat dosa ini akan berlalu.
Apa makna “berlalu”? Yang jelas, bukan musnah begitu saja, sebab menurut KGK no. 1048, “Allah menyiapkan tempat tinggal baru dan bumi yang baru… yang kebahagiaannya akan memenuhi dan melampaui segala kerinduan… hati manusia.” Seperti apa “wujud konkret” bumi yang baru itu? Tak tahulah aku. Yang pasti, akan ada.
Peduli pada Dunia Kini
Kalau akan ada “bumi yang baru”, kita tak usah pedulikan “bumi yang lama”! Untuk apa? Bukankah Allah sudah menyiapkan yang sempurna untuk kita? Biar saja lenyap bumi yang ini!
Berhadapan dengan pandangan itu, Gereja Katolik berpendapat lain, demikian sebagaimana tercantum di KGK no. 1049: “Janganlah karena mendambakan dunia baru, orang lalu menjadi lemah perhatiannya untuk mengolah dunia ini.”
Gereja mengajarkan, kita justru harus makin peduli untuk merawat dan mengolah dunia kini agar semakin baik sehingga dapat “memberi suatu bayangan tentang zaman baru”; artinya, semakin mengarah kepada kesempurnaan, bukan kehancuran – sebab, akhir zaman pun bukan kehancuran, melainkan kesempurnaan (tepatnya: penyempurnaan).
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1042-1050
“Engkau merasa cemas dan sedih karena Komuni-komunimu terasa hampa dan kering. Pada waktu engkau menyambut Sakramen Mahakudus: Apakah engkau mencari dirimu sendiri atau mencari Yesus? Jika engkau mencari dirimu sendiri, memang ada alasan untuk bersedih hati. Akan tetapi, bila engkau mencari Kristus – sebagaimana mestinya – masihkah engkau menginginkan suatu tanda yang lebih menyakinkan daripada salib untuk mengetahui bahwa engkau telah menemukannya?” — St. Josemaria Escriva
Antifon Pembuka (Mzm 119:76)
Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
Doa Pembuka
Allah
Bapa sumber kebijaksanaan, semoga kami mengimani Engkau, agar dapat
berdoa dan Kaudengarkan, baik pada saat suka maupun duka, senang maupun
sedih. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:1-11)
"Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh."
Salam
dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas
suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu
kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab
kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu
menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi
apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan
kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan
bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang
diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian
janganlah berharap, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab
orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Bila seorang
saudara berada dalam keadaan yang rendah baiklah ia bermegah karena
kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah
sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput; matahari terbit dengan
panasnya yang terik dan melayukan rumput itu sehingga gugurlah bunganya
dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya: di
tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ref. Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup. Ayat. (Mzm 119:67.68.71.72.75.76) 1. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. 2. Engkau baik dan murah hati, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 3. Memang baik, bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu. 4. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak. 5. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku. 6. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu. Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya Ayat. (Yoh 14:6) Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
Sekali
peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus.
Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari
surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan
ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini
sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka.
Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang. Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus. Renungan
Bacaan Injil hari ini amat singkat, tetapi penuh dengan makna. Bacaan ini diambil dari Injil Markus yang secara keseluruhan menekankan sulitnya orang untuk bisa percaya Kepada Yesus. Orang banyak sering kali tidak mampu memahami ajaran-ajaran Yesus. Para murid-Nya pun demikian juga (8:17; 9:32), bahkan keluarga Yesus sendiri pernah mengira Dia itu sudah tidak waras (3:21). Orang Yahudi sebagai bangsa terpilih sulit Percaya kepada Yesus. Diwakili oleh orang-orang Farisi, mereka menuntut suatu tanda dari surga, agar mereka bisa percaya kepada-Nya. Namun, dengan tegas, Yesus menolak tuntutan mereka. Sudah banyak tanda yang dilakukan Yesus di tengah mereka: pengusiran roh-roh jahat, penyembuhan orang lumpuh, bahkan pembangkitan orang mati. Tanda-tanda tersebut seharusnya lebih dari cukup untuk mendorong mereka percaya kepada Yesus. Sayang sekali, nyatanya tidak demikian! Oleh karena itu, Yesus “mengeluh dalam hati-Nya,” artinya hatinya amat prihatin dan sedih, karena orang' orang Yahudi tidak percaya dan masih menuntut suatu tanda dari surga.
Allah sering memberi manusia tanda-tanda, agar manusia bisa percaya kepadaNya; Akan tetapi, sesungguhnya manusia tidak boleh menuntut suatu tanda sebab iman tidak boleh didasarkan pada tanda yang dituntut manusia kepada Allah. Iman yang berdasarkan tanda bukanlah iman yang sempurna. Dalam Injil Yohanes, Yesus menegur pegawai istana yang datang kepada-Nya untuk memohon kesembuhan bagi anaknya, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya” (Yoh. 4:48). Yesus juga menegur Rasul Tomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya” (Yoh. 20:29). Memang tanda bisa berguna bagi tumbuhnya iman, akan tetapi iman yang ideal berarti percaya meskipun tidak melihat, seperti kata St. Paulus, ”Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” Kita hidup lebih dari 2.000 tahun sesudah Yesus. Kita tid ak melihat Dia secara langsung. Namun, kita percaya kepada-Nya berdasarkan kesaksian para rasul-Nya dan para pengganti mereka. Semoga berlakulah pada diri kita apa yang dikatakan Yesus kepada Tomas, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29).(Mgr. H. Pidyarto, O.Carm/INSPIRASI BATIN 2020)
Antifon Komuni (Mzm 119:76)
Kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburan-Ku. Sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
"Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai
didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan
air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini
mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Saudara Fransiskus
kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan
ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi:
Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa
hidup menuju Kristus dan Roh-Nya mengalir secara pasti dan secara penuh,
untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan
setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus."
(Paus Yohanes Paulus II, Pesan Radio untuk Vigili Fransiskan di St.
Petrus dan Assisi, 3 Oktober 1981, L'Osservatore Romano, October 12,
1981.)
Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh
karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.
Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my
rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.
Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias:
quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum
dux mihi eris, et enutries me.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah bersabda bahwa Engkau akan tinggal dalam hati
yang lurus dan murni. Semoga dengan pertolongan rahmat-Mu kami hidup
menurut Sabda-Mu agar kami panta menjadi tempat kediaman-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (15:15-20)
"Tuhan tidak memerintahkan siapapun untuk berdosa."
Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun
dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh Tuhan di hadapanmu; kepada apa
yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di
depan manusia; apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh
besarlah kebijaksanaan Tuhan. Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat
segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takwa kepada-Nya.
Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang
menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapa pun untuk berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 1-2.4-5.17-18.33-34; R:1b)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut
Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang
peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang
dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap, supaya aku memandang
keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
3. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu,
aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka
aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak
memeliharanya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2:6-10)
"Sejak dahulu kala Allah menyediakan hikmat bagi kemuliaan kita."
Saudara-saudara, kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah
matang; bukan hikmat yang dari dunia ini, dan bukan hikmat yang dari
penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan
ditiadakan, tetapi hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sejak
sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau
sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia.” Semua itu telah dinyatakan Allah kepada kita berkat
Roh-Nya, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Tuhan langit dan bumi, sebab rahasia kerajaan-Mu Kaubuka untuk orang sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-37)
"Dahulu dikatakan demikian; tetapi Aku mengatakan kepadamu begini."
Dalam khotbah di bukit Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya,
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh,
selama belum lenyap langit dan bumi ini, tidak satu iota atau satu titik
pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena
itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku
berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada
hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar apa yang
difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang
membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
marah terhadap saudaranya harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada
saudaranya, ‘Kafir!’ ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa
yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di
atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah
itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu
selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu
jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau
kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana,
sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar
firman, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa
memandang perempuan dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di
dalam hatinya. Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau,
cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu
binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika
tangan kananmu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah, karena
lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya
masuk neraka. Telah difirmankan juga, ‘Barangsiapa menceraikan
isterinya, ia harus memberikan surat cerai kepadanya’. Tetapi Aku
berkata kepadamu, Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena
zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan
perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Kamu telah mendengar
pula apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah
palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.’ Tetapi Aku
berkata kepadamu: ‘Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit,
karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah
tumpuan kaki-Nya, atau pun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Agung. Janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau
tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika
ya, hendaklah kamu katakana: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan:
Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Apa
jadinya jika dunia ini tanpa hukum? Dunia ini akan mengalami kekacauan
dan anarki serta ketidakteraturan. Apa jadinya jika sebagai warga negara
kita tidak menghormati hukum negara? Dan sekarang mari kita bayangkan,
apajadinyajika kita sebagai pribadi beriman tidak setia pada ajaran
Tuhan? Kita pasti akan mengalami kekacauan dalam hidup. Kita tidak akan
memiliki ketenangan batin. Dalam bacaan pertama, Kitab Sirakh menegaskan
bahwa kesetiaan pada hukum Tuhan adalah pilihan hidup. Bahkan kita
berhadapan dengan pilihan: hidup dan mati, baik dan jahat. Kita harus
memilih salah satu: “Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya.”
Tuhan
memberi kita kebebasan, tetapi kebebasan ini tidak mutlak karena Dia
ingin kita bersikap bijaksana dalam membuat pilihan. Jika kita memilih
untuk “hidup dan menjadi baik ” dengan dasar bahwa Tuhanlah yang
memimpin kita menuju hidup yang baik, maka kita pun akan mengikuti dan
menghidupi keinginan Tuhan.
Injil hari memperlihatkan kepada
kita apa yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan dalam hidup ini. Yesus
memberi kita ajaran tentang: hidup yang jujur dan benar dalam menjalani
hidup keagamaan (Matius 5:20); kemarahan (Matius 5:21-26), ajaran
tentang perzinaan (Matius 5:27-30); dan ajaran tentang perceraian
(Matius 5:31-32). Apa jadinya jika kita mengikuti dan menghidupi ajaran
Tuhan? Jika kita mengikuti semua ajaran ini, maka kita akan merasa damai
bersama orang lain; kesetiaan dalam hidup pernikahan akan diperjuangkan
terus-menerus meskipun banyak tantangannya, dll. Tuhan Yesus memberikan
hukum-hukum ini agar menjadi mercusuar kita ketika kita terus berlayar
di dunia ini. Mercusuar itu akan membantu peijalanan hidup kita. Dengan
demikian, kita mengikuti perintah dan hukum Tuhan bukan karena takut.
Kita mengikutinya karena kita mengasihi Yesus yang adalah roh di balik
hukum-hukum-Nya. Karena itu, jika kita mengikuti-Nya, kita akan memiliki
kedamaian dalam hidup dan akan merasa lebih dekat dengan Yesus di dunia
ini dan di surga nanti. (DS/INSPIRASI BATIN 2020)
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)
Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.
They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.
Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.
Mrk. 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
Et statim coegit discipulos suos ascendere navem, ut praecederent trans fretum ad Bethsaidam, dum ipse dimitteret populum.
Syalom aleikhem. Ungkapan “sesudah itu… segera” menyiratkan peristiwa berlangsung persis setelah mujizat roti. Terbukti, masih ada di sana orang banyak yang lalu disuruh pulang. Agak jelas bahwa setelah orang banyak kenyang, Tuhan Yesus menyuruh mereka pulang, lalu Beliau dan para murid beracara sendiri.
Kata “memerintahkan” diterjemahkan dari kata bahasa Yunani yang maknanya ‘memaksa; mendesak’. Apa artinya? Para murid ingin bersama-sama dengan Tuhan, mereka enggan pergi sebetulnya. Namun, Tuhan mendesak mereka supaya berangkat lebih dulu dan meninggalkan Tuhan. Tujuan jelas: Betsaida.
Dapat kita gambarkan, terjadi pembicaraan antara Tuhan dan para murid. Tuhan menyuruh mereka berangkat dahulu, dan para murid – tentulah – keberatan karena memikirkan nanti Tuhan naik apa dan bersama siapa. Tuhan menjawab supaya para murid tak risau. “Kita ketemu di Betsaida,” kata Beliau.
Betsaida itu kota di sisi timur laut Danau Galilea. Kalau dikatakan Betsaida adalah seberang, di manakah Tuhan dan para murid saat itu? Data terdekat ada pada ayat 32 yang menyatakan mereka ada di tempat sunyi. Manakah itu? Tak jelas. Mungkin Tiberias, bukan di dalam kota, melainkan di padang sekitarnya. Tiberias dan Betsaida itu berseberangan letak. Bolehlah kau tilik di peta.
Mrk. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
Et cum dimisisset eos, abiit in montem orare.
Orang banyak pergi, murid-murid berlayar, Tuhan kini sendirian. Seorang diri Beliau naik bukit. Tujuan-Nya? Berdoa. Bukit apakah? Tak jelas. Di dekat situ memang ada gunung tinggi, Tabor namanya. Yang pasti, beliau tak ke gunung, melainkan ke bukit. Jadi, bukan Tabor. Tampaknya itu salah satu bukit kecil dari perbukitan yang ada di sekitar danau.
Mrk. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
Et cum sero factum esset, erat navis in medio mari, et ipse solus in terra.
Waktu kejadian mujizat roti saja sudah senja, hampir malam. Belum lagi durasi makan orang banyak dan kepergian mereka dan para murid. Mungkin sekarang tengah malam, dan perahu para murid sudah di tengah danau. Ayat menyebut Tuhan sendirian di darat.
Darat yang dimaksud adalah bukit tempat Beliau berdoa. Apakah Beliau masih berdoa? Tampaknya demikian. Ayat ini – juga beberapa ayat lain senada – memberi kita data yang jelas Tuhan Yesus sesekali menyendiri untuk berdoa, mengasingkan diri dari kerumunan orang.
Renungan: Anda punya waktu berpisah sementara dari “kerumunan orang” (medsos)?
Sabtu, 15 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
“Barangsiapa meninggalkan saudara yang memerlukan bantuannya,
sesungguhnya dia itu tunduk dan mengamalkan hukum setan!” (Beato Ishak
dari Stella)
Antifon Pembuka Mzm 81:10.11a
Janganlah ada di antaramu allah lain, dan jangan menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu!
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur atas penyelenggaraan hidup kami. Bimbinglah kami agar dapat beribadat dalam kebenaran dan mengalami Yesus sebagai kebenaran hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Raja Yerobeam merusak iman Israel, dan menggantikannya dengan
penyembahan berhala. Dengan menggunakan kekuasaannya, dia menahbiskan
imam-imam penyembah berhala. Kemarahan Tuhan Allah Israel memuncak:
Seluruh keluarga Yerobeam harus dimusnahkan dari muka bumi. Sungguh,
mengerikan!
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (12:26-32; 13:33-34)
"Raja Yerobeam membuat dua anak lembu emas."
Setelah menjadi raja, berkatalah Yerobeam dalam hatinya, “Kini mungkin
kerajaan ini kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu tetap pergi
mempersembahkan kurban sembelihan di rumah Tuhan di Yerusalem, maka
pastilah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu
Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan
kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda.” Sesudah menimbang-nimbang, raja
membuat dua anak lembu jantan dari emas. Lalu ia berkata kepada mereka,
“Sudah cukup kamu pergi ke Yerusalem! Hai Israel, lihatlah sekarang
allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu
ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di
Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa. Sebab rakyat pergi ke Betel
menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain.
Yerobeam membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengurbanan, dan
mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi.
Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas
bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan raja
sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel: ia
mempersembahkan kurban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu,
dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengurbanan yang telah
diangkatnya. Raja Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat
itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk
bukit-bukit pengurbanan. Siapa saja yang mau ditahbiskannya menjadi imam
untuk bukit-bukit pengurbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi
keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka
bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.19-22)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah,
kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami
perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung
tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan
rumput.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah
melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib
di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah
Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti. Dialah sumber rezeki. Bahkan
nantinya Yesus akan menjadi “rezeki” itu sendiri dalam Ekaristi.
Makanan adalah soal hidup. Maka dengan mukjizat ini, Yesus mengajarkan
bahwa Dia adalah pemelihara kehidupan manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
"Mereka semua makan sampai kenyang."
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka
tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata,
“Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga
hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika
mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di
jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab,
“Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti
sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada
padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu
duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap
syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada
orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap
berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan
mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada
kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya
Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke
daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Yesus sungguh peduli terhadap semua orang yang mengikuti-Nya. Dalam
kisah mukjizat perbanyakan roti ini, para murid – dan bukan Tuhan Yesus
yang membagikan roti (makanan) kepada orang banyak. Semua makan sampai
kenyang. Kisah mukjizat ini mengingatkan kita untuk menjadi pembagi
kasih kebaikan Tuhan kepada sesama kita yang membutuhkan bantuan.
Bagaimana semangat berbagi ini kita hayati dalam keseharian? Antifon Komuni (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah.
Doa Malam
Yesus, berilah kami hati seperti Hati-Mu, yaitu hati yang berbelas kasih
terhadap sesama yang menderita, berkekurangan, sendirian dan kesepian;
yang sakit, dan kelaparan. Semoga kami mau tergerak untuk mengulurkan
tangan kami dengan tulus. Amin.
Syalom aleikhem. Amat baik kita belajar berdoa menggunakan rumus tradisional yang telah dikenal berabad-abad dalam Gereja Katolik; salah satunya: arah doa dengan penutupnya harus sinkron. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi no. 50, arah doa dibedakan tiga: (1) kepada Bapa, (2) kepada Putra, (3) kepada Bapa dengan menyebut Putra.
Di sini kita belajar no. 1 dan 2 saja. Penutup untuk doa no. 1 (kepada Bapa): “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa”.
Penutup untuk doa no. 2 (kepada Putra): “Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.”
Ingatlah, rumus penutup doa mesti sinkron dengan arah doa. Per definitionem malah sulit; dengan contoh, mudah. Perhatikan! Contoh untuk no. 1: “Ya Bapa, … (isi doa). Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu….” Contoh untuk no. 2: “Ya Tuhan Yesus Kristus, … (isi doa). Sebab Engkaulah Tuhan….”
Sinkron ‘kan awal dan akhir. Doa paling tulus mengalir dari hati. Namun, hati yang diterangi akal budi (in casu: pengetahuan mengenai rumus doa) menyempurnakan penyembahan. Oh ya, masih ada lanjutan corat-coret ini.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati