| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 18 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VI

Selasa, 18 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI


Ya Tuhan, berilah umat, Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya dan kumpulkan semua anggotanya dalam kesatuan --- St Sirilus.
  

Antifon Pembuka (Mzm 95:12-13a)

Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam hukum-Mu. Hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
  
Doa Pembuka


Allah Bapa kami sumber iman kepercayaan, kami telah menerima sabda penuh kebenaran, ialah Yesus, Putra Manusia. Semoga sabda itu membuka mata hati dan budi kami dalam pergaulan kami dengan Dikau.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Manusia memang pandai melempar kesalahan kepada orang lain, bahkan kepada Tuhan sendiri. Akan tetapi, Tuhan tidak memberi godaan kepada siapa pun, yang baik-baik saja yang diberikan-Nya.


Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:12-18)
  
"Allah tidak mencobai siapa pun."

Saudara-saudara terkasih, berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan. Apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, "Pencobaan ini datang dari Allah." Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang terkasih, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh sabda kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
 
Ref. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan.Ayat. (Mzm 94:12-13a.14-15.18-19)
1. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam Taurat-Mu hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
3. Ketika aku berpikir, "Kakiku goyah! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku. Apabila keprihatinanku makin bertambah, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.


Tugas Yesus memang tidak mudah. Orang Farisi tidak percaya. Para murid juga sulit memahami, sehingga Yesus mengecam para murid karena mudah lupa dan tidak mengeri apa yang Dia katakan dan perbuat selama ini.
   
 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)
 
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, "Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes". Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti". Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul". Lalu kata Yesus kepada mereka, "Masihkah kalian belum mengerti?"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan
   
Di dalam penderitaan, orang bisa belajar bersabar menanggung segala sesuatu. Dalam pengalaman salib, orang belajar beriman bahwa Yesuslah kekuatan hidup ini. Apabila kita tahan uji dalam cobaan hidup, kita akan memiliki mahkota kehidupan. Para murid ditegur oleh Yesus karena mereka tidak belajar percaya dalam pergumulan hidup. Mereka belum mampu mengerti dan memahami pengajaran Yesus. Kita diundang untuk memiliki hati yang terbuka untuk memahami hidup dan kata-kata-Nya. Karena apa yang dikatakan dan dilakukan-Nya mengungkapkan kuasa kehadiran Allah yang menyelamatkan.

 
Antifon Komuni (Mzm 94:14)

Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya. Ia takkan menolak milik pusaka-Nya.

Doa Malam

Ya Tuhan dan Allahku, aku hidup oleh Roti Kehidupan yang diberikan dalam santapan lewat Ekaristi. Semoga hidupku mampu menjadi roti yang siap dibagi-bagi demi kemuliaan nama-Mu dan demi kebaikan orang-orang yang mengasihi-Mu. Amin.

Selama Masa Prapaskah altar tidak dihias dengan bunga, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV),hari raya dan pesta yang terjadi pada masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 305)

 
RUAH

Seri Katekismus: SURGA BARU BUMI BARU


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 330

Seri Katekismus
SURGA BARU BUMI BARU

Syalom aleikhem.
Apa yang terjadi sesudah Pengadilan Terakhir (Pengadilan Umum)? Melalui Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1042, Gereja mengajar: “Semua orang yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.”

Dua hal disampaikan di sana. Pertama, manusia benar berada dalam kebahagiaan abadi. Kedua, alam diperbarui secara sempurna.

Bagaimana pembaruan itu? Alkitab tak menjawab gamblang bagaimana akan terjadinya, melainkan memakai gambaran, seperti: “langit yang baru dan bumi yang baru” (2Ptr. 3:13), “semuanya baru” (Why. 21:5), “yang lama itu sudah berlalu” (Why. 21:4). Serba tak jelas bagaimana pembaruan itu terjadi, namun jelas akan terjadi.

KGK memberi tahu kita bahwa ketika pembaruan itu telah terjadi, Allah akan mempunyai tempat tinggal di antara manusia. Ini berarti Allah sungguh bersama-sama dengan manusia dalam arti harafiah, namun tentu saja di luar jangkauan pikiran kita sekarang, sebab – kita telah paham – badan kita kelak pun tubuh rohani yang tak lagi terikat hukum alami dunia sekarang. Jadi, perkataan “Allah tinggal di antara manusia” belum dapat dipahami sepenuhnya. Serba gambaran.

Alam semesta yang tampak (dunia material) juga ditentukan untuk diperbarui. Tradisi Suci yang disampaikan Santo Ireneus dalam kitab berjudul Adversus Haereses  berbunyi: “dunia… dikembalikan kepada keadaannya yang semula.” Keadaan semula itu keadaan pada awal penciptaan ketika belum ada dosa, ketika manusia dengan manusia lain serta dengan alam masih harmoni.

Tradisi Suci memberitahukan petunjuk bahwa dunia material tak akan hilang begitu saja, melainkan diperbarui. Namun, KGK pun bersahaja mengakui bahwa “[kita] tidak tahu pula bagaimana alam semesta akan diubah”. Hanya disebut bahwa dunia yang kita kenal ini, yang telah rusak akibat dosa ini akan berlalu.

Apa makna “berlalu”? Yang jelas, bukan musnah begitu saja, sebab menurut KGK no. 1048, “Allah menyiapkan tempat tinggal baru dan bumi yang baru… yang kebahagiaannya akan memenuhi dan melampaui segala kerinduan… hati manusia.” Seperti apa “wujud konkret” bumi yang baru itu? Tak tahulah aku. Yang pasti, akan ada.

Peduli pada Dunia Kini

Kalau akan ada “bumi yang baru”, kita tak usah pedulikan “bumi yang lama”! Untuk apa? Bukankah Allah sudah menyiapkan yang sempurna untuk kita? Biar saja lenyap bumi yang ini!

Berhadapan dengan pandangan itu, Gereja Katolik berpendapat lain, demikian sebagaimana tercantum di KGK no. 1049: “Janganlah karena mendambakan dunia baru, orang lalu menjadi lemah perhatiannya untuk mengolah dunia ini.”

Gereja mengajarkan, kita justru harus makin peduli untuk merawat dan mengolah dunia kini agar semakin baik sehingga dapat “memberi suatu bayangan tentang zaman baru”; artinya, semakin mengarah kepada kesempurnaan, bukan kehancuran – sebab, akhir zaman pun bukan kehancuran, melainkan kesempurnaan (tepatnya: penyempurnaan).

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1042-1050

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 17 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 17 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI


“Engkau merasa cemas dan sedih karena Komuni-komunimu terasa hampa dan kering. Pada waktu engkau menyambut Sakramen Mahakudus: Apakah engkau mencari dirimu sendiri atau mencari Yesus? Jika engkau mencari dirimu sendiri, memang ada alasan untuk bersedih hati. Akan tetapi, bila engkau mencari Kristus – sebagaimana mestinya – masihkah engkau menginginkan suatu tanda yang lebih menyakinkan daripada salib untuk mengetahui bahwa engkau telah menemukannya?” — St. Josemaria Escriva

  
Antifon Pembuka (Mzm 119:76) 


Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.


Doa Pembuka
  
Allah Bapa sumber kebijaksanaan, semoga kami mengimani Engkau, agar dapat berdoa dan Kaudengarkan, baik pada saat suka maupun duka, senang maupun sedih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:1-11)
   
"Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh."

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah berharap, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Bila seorang saudara berada dalam keadaan yang rendah baiklah ia bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput; matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya: di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup.
Ayat. (Mzm 119:67.68.71.72.75.76)

1. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Memang baik, bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
4. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
5. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
6. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
   
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
 
Bacaan Injil hari ini amat singkat, tetapi penuh dengan makna. Bacaan ini diambil dari Injil Markus yang secara keseluruhan menekankan sulitnya orang untuk bisa percaya Kepada Yesus. Orang banyak sering kali tidak mampu memahami ajaran-ajaran Yesus. Para murid-Nya pun demikian juga (8:17; 9:32), bahkan keluarga Yesus sendiri pernah mengira Dia itu sudah tidak waras (3:21). Orang Yahudi sebagai bangsa terpilih sulit Percaya kepada Yesus. Diwakili oleh orang-orang Farisi, mereka menuntut suatu tanda dari surga, agar mereka bisa percaya kepada-Nya. Namun, dengan tegas, Yesus menolak tuntutan mereka. Sudah banyak tanda yang dilakukan Yesus di tengah mereka: pengusiran roh-roh jahat, penyembuhan orang lumpuh, bahkan pembangkitan orang mati. Tanda-tanda tersebut seharusnya lebih dari cukup untuk mendorong mereka percaya kepada Yesus. Sayang sekali, nyatanya tidak demikian! Oleh karena itu, Yesus “mengeluh dalam hati-Nya,” artinya hatinya amat prihatin dan sedih, karena orang' orang Yahudi tidak percaya dan masih menuntut suatu tanda dari surga.

Allah sering memberi manusia tanda-tanda, agar manusia bisa percaya kepadaNya; Akan tetapi, sesungguhnya manusia tidak boleh menuntut suatu tanda sebab iman tidak boleh didasarkan pada tanda yang dituntut manusia kepada Allah. Iman yang berdasarkan tanda bukanlah iman yang sempurna. Dalam Injil Yohanes, Yesus menegur pegawai istana yang datang kepada-Nya untuk memohon kesembuhan bagi anaknya, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya” (Yoh. 4:48). Yesus juga menegur Rasul Tomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya” (Yoh. 20:29). Memang tanda bisa berguna bagi tumbuhnya iman, akan tetapi iman yang ideal berarti percaya meskipun tidak melihat, seperti kata St. Paulus, ”Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” Kita hidup lebih dari 2.000 tahun sesudah Yesus. Kita tid ak melihat Dia secara langsung. Namun, kita percaya kepada-Nya berdasarkan kesaksian para rasul-Nya dan para pengganti mereka. Semoga berlakulah pada diri kita apa yang dikatakan Yesus kepada Tomas, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). (Mgr. H. Pidyarto, O.Carm/INSPIRASI BATIN 2020)
  
Antifon Komuni (Mzm 119:76)

Kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburan-Ku. Sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

 
    
 
 

Minggu, 16 Februari 2020 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 16 Februari 2020
Hari Minggu Biasa VI

"Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Saudara Fransiskus kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi: Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan Roh-Nya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus."  (Paus Yohanes Paulus II, Pesan Radio untuk Vigili Fransiskan di St. Petrus dan Assisi, 3 Oktober 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.)
   

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.

   
Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau telah bersabda bahwa Engkau akan tinggal dalam hati yang lurus dan murni. Semoga dengan pertolongan rahmat-Mu kami hidup menurut Sabda-Mu agar kami panta menjadi tempat kediaman-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (15:15-20)
   
      
"Tuhan tidak memerintahkan siapapun untuk berdosa."
  
Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh Tuhan di hadapanmu; kepada apa yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di depan manusia; apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan. Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takwa kepada-Nya. Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapa pun untuk berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 1-2.4-5.17-18.33-34; R:1b)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
3. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
 
  

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2:6-10)
  
"Sejak dahulu kala Allah menyediakan hikmat bagi kemuliaan kita."
  
Saudara-saudara, kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang; bukan hikmat yang dari dunia ini, dan bukan hikmat yang dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan, tetapi hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sejak sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Semua itu telah dinyatakan Allah kepada kita berkat Roh-Nya, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
  

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Tuhan langit dan bumi, sebab rahasia kerajaan-Mu Kaubuka untuk orang sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-37)
  
"Dahulu dikatakan demikian; tetapi Aku mengatakan kepadamu begini."
   
Dalam khotbah di bukit Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, tidak satu iota atau satu titik pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya, ‘Kafir!’ ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa memandang perempuan dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya. Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya masuk neraka. Telah difirmankan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, ia harus memberikan surat cerai kepadanya’. Tetapi Aku berkata kepadamu, Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, atau pun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakana: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Apa jadinya jika dunia ini tanpa hukum? Dunia ini akan mengalami kekacauan dan anarki serta ketidakteraturan. Apa jadinya jika sebagai warga negara kita tidak menghormati hukum negara? Dan sekarang mari kita bayangkan, apajadinyajika kita sebagai pribadi beriman tidak setia pada ajaran Tuhan? Kita pasti akan mengalami kekacauan dalam hidup. Kita tidak akan memiliki ketenangan batin. Dalam bacaan pertama, Kitab Sirakh menegaskan bahwa kesetiaan pada hukum Tuhan adalah pilihan hidup. Bahkan kita berhadapan dengan pilihan: hidup dan mati, baik dan jahat. Kita harus memilih salah satu: “Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya.”

Tuhan memberi kita kebebasan, tetapi kebebasan ini tidak mutlak karena Dia ingin kita bersikap bijaksana dalam membuat pilihan. Jika kita memilih untuk “hidup dan menjadi baik ” dengan dasar bahwa Tuhanlah yang memimpin kita menuju hidup yang baik, maka kita pun akan mengikuti dan menghidupi keinginan Tuhan.

Injil hari memperlihatkan kepada kita apa yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan dalam hidup ini. Yesus memberi kita ajaran tentang: hidup yang jujur dan benar dalam menjalani hidup keagamaan (Matius 5:20); kemarahan (Matius 5:21-26), ajaran tentang perzinaan (Matius 5:27-30); dan ajaran tentang perceraian (Matius 5:31-32). Apa jadinya jika kita mengikuti dan menghidupi ajaran Tuhan? Jika kita mengikuti semua ajaran ini, maka kita akan merasa damai bersama orang lain; kesetiaan dalam hidup pernikahan akan diperjuangkan terus-menerus meskipun banyak tantangannya, dll. Tuhan Yesus memberikan hukum-hukum ini agar menjadi mercusuar kita ketika kita terus berlayar di dunia ini. Mercusuar itu akan membantu peijalanan hidup kita. Dengan demikian, kita mengikuti perintah dan hukum Tuhan bukan karena takut. Kita mengikutinya karena kita mengasihi Yesus yang adalah roh di balik hukum-hukum-Nya. Karena itu, jika kita mengikuti-Nya, kita akan memiliki kedamaian dalam hidup dan akan merasa lebih dekat dengan Yesus di dunia ini dan di surga nanti. (DS/INSPIRASI BATIN 2020)
   
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio. 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:45-47

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 329

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:45-47

Mrk. 6:45
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.

Et statim coegit discipulos suos ascendere navem, ut praecederent trans fretum ad Bethsaidam, dum ipse dimitteret populum.

Syalom aleikhem.
Ungkapan “sesudah itu… segera” menyiratkan peristiwa berlangsung persis setelah mujizat roti. Terbukti, masih ada di sana orang banyak yang lalu disuruh pulang. Agak jelas bahwa setelah orang banyak kenyang, Tuhan Yesus menyuruh mereka pulang, lalu Beliau dan para murid beracara sendiri.

Kata “memerintahkan” diterjemahkan dari kata bahasa Yunani yang maknanya ‘memaksa; mendesak’. Apa artinya? Para murid ingin bersama-sama dengan Tuhan, mereka enggan pergi sebetulnya. Namun, Tuhan mendesak mereka supaya berangkat lebih dulu dan meninggalkan Tuhan. Tujuan jelas: Betsaida.

Dapat kita gambarkan, terjadi pembicaraan antara Tuhan dan para murid. Tuhan menyuruh mereka berangkat dahulu, dan para murid – tentulah – keberatan karena memikirkan nanti Tuhan naik apa dan bersama siapa. Tuhan menjawab supaya para murid tak risau. “Kita ketemu di Betsaida,” kata Beliau.

Betsaida itu kota di sisi timur laut Danau Galilea. Kalau dikatakan Betsaida adalah seberang, di manakah Tuhan dan para murid saat itu? Data terdekat ada pada ayat 32 yang menyatakan mereka ada di tempat sunyi. Manakah itu? Tak jelas. Mungkin Tiberias, bukan di dalam kota, melainkan di padang sekitarnya. Tiberias dan Betsaida itu berseberangan letak. Bolehlah kau tilik di peta.

Mrk. 6:46
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.

Et cum dimisisset eos, abiit in montem orare.

Orang banyak pergi, murid-murid berlayar, Tuhan kini sendirian. Seorang diri Beliau naik bukit. Tujuan-Nya? Berdoa. Bukit apakah? Tak jelas. Di dekat situ memang ada gunung tinggi, Tabor namanya. Yang pasti, beliau tak ke gunung, melainkan ke bukit. Jadi, bukan Tabor. Tampaknya itu salah satu bukit kecil dari perbukitan yang ada di sekitar danau.

Mrk. 6:47
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.

Et cum sero factum esset, erat navis in medio mari, et ipse solus in terra.

Waktu kejadian mujizat roti saja sudah senja, hampir malam. Belum lagi durasi makan orang banyak dan kepergian mereka dan para murid. Mungkin sekarang tengah malam, dan perahu para murid sudah di tengah danau. Ayat menyebut Tuhan sendirian di darat.

Darat yang dimaksud adalah bukit tempat Beliau berdoa. Apakah Beliau masih berdoa? Tampaknya demikian. Ayat ini – juga beberapa ayat lain senada – memberi kita data yang jelas Tuhan Yesus sesekali menyendiri untuk berdoa, mengasingkan diri dari kerumunan orang.

Renungan: Anda punya waktu berpisah sementara dari “kerumunan orang” (medsos)?

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring a

Sabtu, 15 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 15 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
 
“Barangsiapa meninggalkan saudara yang memerlukan bantuannya, sesungguhnya dia itu tunduk dan mengamalkan hukum setan!” (Beato Ishak dari Stella)
 
Antifon Pembuka Mzm 81:10.11a
 
Janganlah ada di antaramu allah lain, dan jangan menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu!

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur atas penyelenggaraan hidup kami. Bimbinglah kami agar dapat beribadat dalam kebenaran dan mengalami Yesus sebagai kebenaran hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Raja Yerobeam merusak iman Israel, dan menggantikannya dengan penyembahan berhala. Dengan menggunakan kekuasaannya, dia menahbiskan imam-imam penyembah berhala. Kemarahan Tuhan Allah Israel memuncak: Seluruh keluarga Yerobeam harus dimusnahkan dari muka bumi. Sungguh, mengerikan!

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (12:26-32; 13:33-34)
 
"Raja Yerobeam membuat dua anak lembu emas."
   
Setelah menjadi raja, berkatalah Yerobeam dalam hatinya, “Kini mungkin kerajaan ini kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu tetap pergi mempersembahkan kurban sembelihan di rumah Tuhan di Yerusalem, maka pastilah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda.” Sesudah menimbang-nimbang, raja membuat dua anak lembu jantan dari emas. Lalu ia berkata kepada mereka, “Sudah cukup kamu pergi ke Yerusalem! Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa. Sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Yerobeam membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengurbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan raja sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel: ia mempersembahkan kurban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengurbanan yang telah diangkatnya. Raja Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengurbanan. Siapa saja yang mau ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengurbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.19-22)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti. Dialah sumber rezeki. Bahkan nantinya Yesus akan menjadi “rezeki” itu sendiri dalam Ekaristi. Makanan adalah soal hidup. Maka dengan mukjizat ini, Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah pemelihara kehidupan manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
 
"Mereka semua makan sampai kenyang."
 
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

  
Yesus sungguh peduli terhadap semua orang yang mengikuti-Nya. Dalam kisah mukjizat perbanyakan roti ini, para murid – dan bukan Tuhan Yesus yang membagikan roti (makanan) kepada orang banyak. Semua makan sampai kenyang. Kisah mukjizat ini mengingatkan kita untuk menjadi pembagi kasih kebaikan Tuhan kepada sesama kita yang membutuhkan bantuan. Bagaimana semangat berbagi ini kita hayati dalam keseharian?
  
Antifon Komuni (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah. 
 
    
 
Doa Malam
  
Yesus, berilah kami hati seperti Hati-Mu, yaitu hati yang berbelas kasih terhadap sesama yang menderita, berkekurangan, sendirian dan kesepian; yang sakit, dan kelaparan. Semoga kami mau tergerak untuk mengulurkan tangan kami dengan tulus. Amin.
  

RUAH

Seri Liturgi: BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian II)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 328

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian II

Syalom aleikhem.
Amat baik kita belajar berdoa menggunakan rumus tradisional yang telah dikenal berabad-abad dalam Gereja Katolik; salah satunya: arah doa dengan penutupnya harus sinkron. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi no. 50, arah doa dibedakan tiga: (1) kepada Bapa, (2) kepada Putra, (3) kepada Bapa dengan menyebut Putra.

Di sini kita belajar no. 1 dan 2 saja. Penutup untuk doa no. 1 (kepada Bapa): “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa”.

Penutup untuk doa no. 2 (kepada Putra): “Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.”

Ingatlah, rumus penutup doa mesti sinkron dengan arah doa. Per definitionem malah sulit; dengan contoh, mudah. Perhatikan! Contoh untuk no. 1: “Ya Bapa, … (isi doa). Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu….” Contoh untuk no. 2: “Ya Tuhan Yesus Kristus, … (isi doa). Sebab Engkaulah Tuhan….”

Sinkron ‘kan awal dan akhir. Doa paling tulus mengalir dari hati. Namun, hati yang diterangi akal budi (in casu: pengetahuan mengenai rumus doa) menyempurnakan penyembahan. Oh ya, masih ada lanjutan corat-coret ini.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 14 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

Jumat, 14 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)

Antifon Pembuka

Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.

These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.

Doa Pembuka

Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:29-32.12:19)
 
"Israel memberontak terhadap keluarga Daud."

Pada waktu itu Yerobeam, seorang pegawai Raja Salomo, keluar dari Yerusalem. Di tengah jalan ia bertemu dengan Nabi Ahia, orang Silo, yang berselubung kain baru. Hanya mereka berdua yang ada di padang. Ahia memegang kain baru yang ada di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; Ia berkata kepada Yerobeam, “Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih dari segala suku Israel.” Demikianlah orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku.
Ayat. (Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15)

1. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
2. Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
3. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b) 
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.  
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
 
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”’ artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”anya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Secara spontan kita peduli akan orang sakit dan cacat, mau membantu supaya orang itu jadi sehat. Kita pun mengandalkan seorang dokter. Dalam lnjil amat sering kita baca, bahwa ada orang saklt atau cacat diantar kepada Tuhan Yesus. Katanya: Dia pandai menyembuhkan orang yang menderita penyakit apapun. Dengan latar belakang itu, sekelompok orang mengantar seorang yang bisu-tuli kepada Yesus, memohon (menurut kita baca daIam Injil tadi) supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 
 
Kita heran: orang mau menentukan cara apa yang harus Yesus pakai untuk menyembuhkan orang. Seakan-akan saya mengatakan kepada dokter: “Bapa dokter, mohon diberi pil ini atau itu; dokter, mohon beri suntikan dst...” Sekarang orang menyuruh Yesus untuk cuma meletakkan tangan-Nya atas si cacat itu... Apakah semudah itu saja? Apakah Yesus menyembuhkan orang dengan hanya sekadar '“blm-sala-bim”? Ternyata bukan demikian. Yesus bersama si bisu-tuli itu memisahkan diri dari semua orang itu, sehingga mereka sendirian. Mengapa begitu? Barangkali demi konsentrasi yang Yesus butuhkan. Penginjil Markus lalu menyebut dua hal kecil, namun ternyata penting. Pertama, Yesus menengadah ke langit: rupanya memohon bantuan khusus dari Bapa surgawi. Kedua, Yesus menarik nafas, seperti kita lakukan jika menghadapi suatu usaha fisik yang berat, misalnya mengangkat sekarung beras.
 

Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)

Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.

The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.
 
Doa Malam

Tuhan, Engkau membuat segalanya menjadi baik adanya. Terima kasih atas segala rahmat-Mu yang selalu menolong aku dalam mengatasi segala kesulitan hidup ini. Tuhan, Engkau telah membuka mata hatiku. Terima kasih dan berkatilah istirahatku malam ini. Amin.
 
   
 
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:41-44


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 326

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:41-44

Mrk. 6:41
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.

Et acceptis quinque panibus et duobus piscibus, intuens in caelum benedixit et fregit panes et dabat discipulis suis, ut ponerent ante eos; et duos pisces divisit omnibus.

Syalom aleikhem.
Kalimat ayat ini panjang, mari urai pelan-pelan. Tindakan pertama Tuhan Yesus adalah mengambil lima roti dan dua ikan. Artinya, kedua jenis makanan diambil bersamaan. Boleh jadi, satu tangan memegang wadah berisi roti dan tangan lain memegang wadah berisi ikan. Tangan kanan roti, imajinasikan, tangan kiri ikan.

Dalam keadaan mengangkat keduanya, Tuhan menengadah ke langit. Ini jelas sikap doa. Kata yang diterjemahkan langit dapat juga diterjemahkan surga. Maka, terjemahan dapat menjadi “memandang ke surga”. Posisi surga/langit diasosiasikan di atas. Paham zaman kuno seperti itu, juga sampai sekarang. Tuhan memandang ke arah surga, tempat kedudukan Allah.

Dalam keadaan memegang kedua makanan seraya memadang ke atas, Tuhan mengucap berkat. Frasa ini diterjemahkan dari satu kata dalam bahasa Yunani yang bermakna harafiah ‘berkata (hal) baik’; bandingkan dengan Latinnya benedixit yang dibentuk dari dua kata: bene (‘baik’) dan dicere (‘berkata’).

Catatan tambahan: Kata berkat dalam bahasa Latin adalah benedictio yang seakar dengan benedixit tadi. Jadi, berkat ada hubungannya dengan berkata baik. Memberkati artinya mengatakan hal baik kepada sesuatu atau seseorang. Menjadi berkat pertama-tama mengatakan hal baik. Hoax jelas bukan hal baik, juga mulut kotor penuh caci-maki, apalagi gosip picisan. Cobalah renungkan.

Anak kalimat berikutnya menyatakan bahwa Tuhan memecah-mecahkan roti. Bisa jadi, ikan diletakkan lebih dulu, kemudian Tuhan berfokus pada roti. Memecah berarti membelah atau menyobek alias menjadikan sesuatu terbagi-bagi. Sobekan-sobekan roti diberikan Tuhan kepada para murid, lalu diteruskan kepada orang banyak yang telah duduk dalam kelompok-kelompok.

Ikan-ikan pun dibagikan dan diteruskan dengan cara yang sama. Di situ terjadi mujizat. Roti yang disobek-sobek seakan-akan tak habis-habis; disobek, “tumbuh” lagi. Demikian juga ikan, dipotong-potong tapi tak habis-habis. Aya deui, ada lagi dan lagi dan lagi... lagi….

Mrk. 6:42-44
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. * Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. * Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Et manducaverunt omnes et saturati sunt; * et sustulerunt fragmenta duodecim cophinos plenos, et de piscibus. * Et erant, qui manducaverunt panes, quinque milia virorum.

Ketiga ayat cukup jelas. Setelah semua orang makan kenyang, roti dan ikan yang tak termakan dikumpulkan. Siapa mereka? Laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Artinya, total jenderal 5.000 orang lebih.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 13 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Kamis, 13 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
  
 Dengan meneladan Kristus, orang itu menjadi sama seperti Kristus, menurut ukuran yang diberikan kepadanya. (St. Agustinus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku demi kemurahan-Mu terhadap umat. Perhatikan daku demi keselamatan dari pada-Mu, ya Tuhan.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maharahim, kami mohon ampun bila kami sampai melanggar perjanjianMu. Semoga kami lalu Kaubangkitkan dan Kaujadikan manusia baru berkat sabda Yesus, Putra-Mu terkasih, Dialah Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:4-13)

"Salomo tidak berpegang pada perjanjian Tuhan maka kerajaannya dikoyakkan."

Ketika Raja Salomo menjadi tua, isteri-isterinya mencondongkan hatinya kepada dewa-dewa, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Ashtoret, dewi orang Sion, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon. Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan, seperti Daud ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengurbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikianlah dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan kurban ukupan dan kurban sembelihan kepada dewa-dewa mereka. Maka Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari Tuhan, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya supaya jangan mengikuti dewa-dewa lain. Akan tetapi ia tidak berpegang pada apa yang diperintahkan Tuhan. Lalu bersabdalah Tuhan kepada Salomo, “Oleh karena engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan mengoyakkan kerajaanmu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya saja, demi Daud ayahmu, Aku belum mau melaksanakannya selama engkau masih hidup. Dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian tidak seluruh kerajaan akan Kurenggut daripadanya. Satu suku akan Kuberikan kepada anakmu demi hamba-Ku Daud dan demi Yerusalem yang telah Kupilih.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106: 3-4.35-36.37.40)
1. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan aku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat, perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu.
2. Mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka.
3. Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yak 1:21) 
Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu. 
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)

 
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus, ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu: “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenesia adalah kisah perjumpaan dengan bangsa asing. Yesus mengetes (mencobai) iman perempuan itu dengan menempatkan diri-Nya sebagai utusan Allah untuk bangsa Yahudi. Cerita ini sejajar dengan cerita dalam Injil Matius (15:21-28). Dalam Injil Matius dengan tegas Yesus berkata, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 15:24). Cobaan iman itu dilalui dengan baik oleh perempuan itu: anjing juga makan dari remah-remah roti tuannya. Perempuan itu memperlihatkan imannya yang sejati. Iman adalah kepercayaan yang teguh bahwa Yesus adalah Juruselamat yang dapat melakukan apa saja atas hidup kita. 
 
 Iman perempuan Siro-Fenesia itu berdampak positif. Anak menjadi sembuh. Berulangkali terbaca dalam Kitab Suci bahwa Yesus selalu mementingkan iman orang sebelum Ia melakukan sesuatu atas diri orang itu. Mari kita meniru iman perempuan itu agar Yesus pun dapat melakukan sesuatu atas hidup kita tatkala kita memintanya. 
 
Antifon Komuni (Mzm 7:28)
 
Benar Tuhan, tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.  
  
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN  / MM

Seri Liturgi BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian I)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 325

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian I

Syalom aleikhem.
Kalau sudah urusan berdoa spontan, orang Katolik sering ciut nyali. Lidah kelu, kata-kata seret, susunan kalimat berantakan, dsb. Takut orang Katolik berdoa spontan di depan orang lain seiman. Mungkin rendah hati, haha. Namun, boleh jadi karena tak punya kerangka pikir bagaimana berdoa.

Juga soal menutup doa. Kadang terjadi doa lancar, kemudian tiba-tiba terhenti karena si pendoa kebingungan bagaimana menutup doa dengan manis. Tak jarang si pendoa hening tak hanya sejenak pada akhir doa, lalu tergopoh-gopoh bilang amin atas doanya sendiri, dan doa dianggap selesai dengan Tanda Salib yang terengah-engah pula.

Penutup doa yang manis sebenarnya anda dengar setiap hari, atau setiap pekan bagi yang ikut Misa Minggu. Kita dapat belajar dari doa-doa imam, terutama Collecta (Doa Pembuka), mengenai cara menutup doa.

Pedoman Umum Misale Romawi no. 54 memberi tahu kita mengenai penutup panjang atau penutup trinitaris sebuah doa. Begini:  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa.

Itulah penutup doa pada Collecta. Ketika kita berdoa dengan mengarah kepada Allah Bapa, penutup cantik itu bisa digunakan. Ah terlalu panjang! Baiklah, pekan depan saya ajarkan versi singkat.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 12 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 12 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V

“Kristus adalah terang, pintu dan dasar-dasar seluruh Kitab Suci.” (St. Bonaventura)


Antifon pembuka (Mzm 37:30)


Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Mahabijaksana, himpunlah kami bersatu dengan Putra-Mu dan yakinkanlah kami, bahwa kebijaksanaan-Mulah yang akan menyelamatkan dunia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Orang yang benar-benar dipenuhi Tuhan tentu mengagumkan. Pada zaman Salomo, kesejahteraan rakyat dianggap sebagai pertanda bahwa Tuhan hadir dan raja bukan hanya tersohor karena kekayaannya tetapi juga karena kebijaksanaannya.


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (10:1-10)
   
"Ratu Syeba melihat segala hikmat Salomo."

Pada suatu ketika, ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama Tuhan. Maka datanglah ia hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala apa yang ada dalam hatinya kepada Salomo. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya dan cara duduk pegawai-pegawainya. Cara pelayan-pelayan melayani dan berpakaian; minumannya, dan kurban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja, “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu! Tetapi aku tidak percaya akan perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku. Dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah para isterimu! Berbahagialah para pegawaimu, yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadaku sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena Tuhan mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Mulut orang benar menuturkan hikmat.
Ayat. (Mzm 37:5-6.30-31.39-40)

1. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
2. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran. Taurat Allah ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidaklah goyah.
3. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 17:17ba)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Apa yang masuk dari luar tidak menaiskan, tetapi apa yang keluar dari dalam hati manusia, itu yang menajiskan. Misalnya, pikiran jahat, keserakahan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan. Hati adalah pusat kekayaan rohani manusia yang harus terus diolah.
   
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)

"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban!” dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal. Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Ratu dari Syeba datang dan menyaksikan sendiri hikmat dan kebijaksanaan Raja Salomo. Salomo sendiri dengan bijak menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh sang ratu. Akhirnya, ratu mengakui bahwa segala hikmat kebijaksanaan Salomo itu bersumber dari Allah sendiri. Sedangkan Yesus mengungkapkan bahwa hikmat kebijaksanaan itu bersumber dari dalam, dari hati yang baik dan tulus ikhlas. Itulah hati yang selalu membiarkan Tuhan sendiri yang menuntun dan membimbing. Dan takut akan Allah adalah awal hikmat kebijaksanaan. Bersediakah kita untuk belajar takut akan Allah dalam hidup ini?


Antifon Komuni (Mzm 37:5)
 
Serahkanlah nasibmu kepada Tuhan! Percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak. 
 
    
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, Engkau menghendaki agar aku membina diri dengan mengolah hati dan budi dalam menghadapi kenyataan hidup yang tidak luput dari semangat bersaing dan mencari kepuasan diri sendiri. Tuhan, ampunilah aku, karena aku tidak luput dari semangat anak-anak dunia, bersaing demi kepuasan diri semata. Amin.
 
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:37-40


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 323

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:37-40

Mrk. 6:37
Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”

Respondens autem ait illis: “ Date illis vos manducare ”. Et dicunt ei: “ Euntes emamus denariis ducentis panes et dabimus eis manducare? ”.

Syalom aleikhem.
Jawaban Tuhan Yesus kepada para murid mengagetkan. Tuhan ingin para murid memberi makan orang sebanyak itu, alih-alih menyuruh orang-orang pergi beli makanan. Jumlah orang belum diketahui. Ayat 44 menyebut 5.000 ribu orang laki-laki; para perempuan dan anak yang pastinya juga ada di sana tak terhitung.

Pertanyaan retoris para murid adalah ungkapan keheranan atau ketakpercayaan terhadap perkataan Tuhan. Dengan pertanyaan itu, mereka mengungkapkan ketakmengertian. Bagaimana caranya orang sebanyak itu diberi makan sekaligus?

Dinar adalah uang Kekaisaran Romawi yang nilainya sama dengan upah kerja buruh seharian. Sekarang ini, upah sehari yang pantas, taruh, 100 ribu rupiah, bisa lebih. Dengan asumsi ini, 200 dinar setara 20 juta rupiah.

Nominal yang disebut oleh para murid bukan angka sebenarnya, melainkan angan-angan. Artinya, dengan ungkapan itu, para murid mau berkata: “Serius lo? Perlu banyak uang untuk memberi makan orang sebanyak ini.” Lagipula, apa ada warung menjual makanan untuk manusia sejumlah itu? Bagi para murid, perkataan Tuhan tadi suatu kemustahilan.

Roti, pada masa itu, adalah makanan pokok bagi orang Yahudi seperti nasi bagi masyarakat Indonesia. Roti yang dimaksud bukan sekadar jajanan pengganjal alias kudapan ringan.

Mrk. 6:38
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”

Et dicit eis: “ Quot panes habetis? Ite, videte ”. Et cum cognovissent, dicunt: “ Quinque et duos pisces ”.

Tuhan menanggapi keheranan para murid dengan bertanya apakah mereka punya roti. Mereka menjawab bahwa punya lima roti. Disampaikan info tambahan: dua ikan juga ada. Tuhan tak bertanya mengenai ikan, namun para murid memberitahukan adanya ikan.

Mrk. 6:39-40
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. * Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang

Et praecepit illis, ut accumbere facerent omnes secundum contubernia super viride fenum. * Et discubuerunt secundum areas per centenos et per quinquagenos.

Kedua ayat cukup jelas. Perintah Tuhan supaya orang-orang duduk di rumput segera ditaati. Kini semua orang sudah duduk dalam kelompok-kelompok.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy