| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 15 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 15 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
 
“Barangsiapa meninggalkan saudara yang memerlukan bantuannya, sesungguhnya dia itu tunduk dan mengamalkan hukum setan!” (Beato Ishak dari Stella)
 
Antifon Pembuka Mzm 81:10.11a
 
Janganlah ada di antaramu allah lain, dan jangan menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu!

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur atas penyelenggaraan hidup kami. Bimbinglah kami agar dapat beribadat dalam kebenaran dan mengalami Yesus sebagai kebenaran hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Raja Yerobeam merusak iman Israel, dan menggantikannya dengan penyembahan berhala. Dengan menggunakan kekuasaannya, dia menahbiskan imam-imam penyembah berhala. Kemarahan Tuhan Allah Israel memuncak: Seluruh keluarga Yerobeam harus dimusnahkan dari muka bumi. Sungguh, mengerikan!

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (12:26-32; 13:33-34)
 
"Raja Yerobeam membuat dua anak lembu emas."
   
Setelah menjadi raja, berkatalah Yerobeam dalam hatinya, “Kini mungkin kerajaan ini kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu tetap pergi mempersembahkan kurban sembelihan di rumah Tuhan di Yerusalem, maka pastilah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda.” Sesudah menimbang-nimbang, raja membuat dua anak lembu jantan dari emas. Lalu ia berkata kepada mereka, “Sudah cukup kamu pergi ke Yerusalem! Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa. Sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Yerobeam membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengurbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan raja sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel: ia mempersembahkan kurban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengurbanan yang telah diangkatnya. Raja Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengurbanan. Siapa saja yang mau ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengurbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.19-22)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti. Dialah sumber rezeki. Bahkan nantinya Yesus akan menjadi “rezeki” itu sendiri dalam Ekaristi. Makanan adalah soal hidup. Maka dengan mukjizat ini, Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah pemelihara kehidupan manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
 
"Mereka semua makan sampai kenyang."
 
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

  
Yesus sungguh peduli terhadap semua orang yang mengikuti-Nya. Dalam kisah mukjizat perbanyakan roti ini, para murid – dan bukan Tuhan Yesus yang membagikan roti (makanan) kepada orang banyak. Semua makan sampai kenyang. Kisah mukjizat ini mengingatkan kita untuk menjadi pembagi kasih kebaikan Tuhan kepada sesama kita yang membutuhkan bantuan. Bagaimana semangat berbagi ini kita hayati dalam keseharian?
  
Antifon Komuni (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah. 
 
    
 
Doa Malam
  
Yesus, berilah kami hati seperti Hati-Mu, yaitu hati yang berbelas kasih terhadap sesama yang menderita, berkekurangan, sendirian dan kesepian; yang sakit, dan kelaparan. Semoga kami mau tergerak untuk mengulurkan tangan kami dengan tulus. Amin.
  

RUAH

Seri Liturgi: BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian II)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 328

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian II

Syalom aleikhem.
Amat baik kita belajar berdoa menggunakan rumus tradisional yang telah dikenal berabad-abad dalam Gereja Katolik; salah satunya: arah doa dengan penutupnya harus sinkron. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi no. 50, arah doa dibedakan tiga: (1) kepada Bapa, (2) kepada Putra, (3) kepada Bapa dengan menyebut Putra.

Di sini kita belajar no. 1 dan 2 saja. Penutup untuk doa no. 1 (kepada Bapa): “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa”.

Penutup untuk doa no. 2 (kepada Putra): “Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.”

Ingatlah, rumus penutup doa mesti sinkron dengan arah doa. Per definitionem malah sulit; dengan contoh, mudah. Perhatikan! Contoh untuk no. 1: “Ya Bapa, … (isi doa). Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu….” Contoh untuk no. 2: “Ya Tuhan Yesus Kristus, … (isi doa). Sebab Engkaulah Tuhan….”

Sinkron ‘kan awal dan akhir. Doa paling tulus mengalir dari hati. Namun, hati yang diterangi akal budi (in casu: pengetahuan mengenai rumus doa) menyempurnakan penyembahan. Oh ya, masih ada lanjutan corat-coret ini.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 14 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

Jumat, 14 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)

Antifon Pembuka

Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.

These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.

Doa Pembuka

Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:29-32.12:19)
 
"Israel memberontak terhadap keluarga Daud."

Pada waktu itu Yerobeam, seorang pegawai Raja Salomo, keluar dari Yerusalem. Di tengah jalan ia bertemu dengan Nabi Ahia, orang Silo, yang berselubung kain baru. Hanya mereka berdua yang ada di padang. Ahia memegang kain baru yang ada di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; Ia berkata kepada Yerobeam, “Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih dari segala suku Israel.” Demikianlah orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku.
Ayat. (Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15)

1. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
2. Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
3. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b) 
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.  
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
 
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”’ artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”anya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Secara spontan kita peduli akan orang sakit dan cacat, mau membantu supaya orang itu jadi sehat. Kita pun mengandalkan seorang dokter. Dalam lnjil amat sering kita baca, bahwa ada orang saklt atau cacat diantar kepada Tuhan Yesus. Katanya: Dia pandai menyembuhkan orang yang menderita penyakit apapun. Dengan latar belakang itu, sekelompok orang mengantar seorang yang bisu-tuli kepada Yesus, memohon (menurut kita baca daIam Injil tadi) supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 
 
Kita heran: orang mau menentukan cara apa yang harus Yesus pakai untuk menyembuhkan orang. Seakan-akan saya mengatakan kepada dokter: “Bapa dokter, mohon diberi pil ini atau itu; dokter, mohon beri suntikan dst...” Sekarang orang menyuruh Yesus untuk cuma meletakkan tangan-Nya atas si cacat itu... Apakah semudah itu saja? Apakah Yesus menyembuhkan orang dengan hanya sekadar '“blm-sala-bim”? Ternyata bukan demikian. Yesus bersama si bisu-tuli itu memisahkan diri dari semua orang itu, sehingga mereka sendirian. Mengapa begitu? Barangkali demi konsentrasi yang Yesus butuhkan. Penginjil Markus lalu menyebut dua hal kecil, namun ternyata penting. Pertama, Yesus menengadah ke langit: rupanya memohon bantuan khusus dari Bapa surgawi. Kedua, Yesus menarik nafas, seperti kita lakukan jika menghadapi suatu usaha fisik yang berat, misalnya mengangkat sekarung beras.
 

Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)

Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.

The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.
 
Doa Malam

Tuhan, Engkau membuat segalanya menjadi baik adanya. Terima kasih atas segala rahmat-Mu yang selalu menolong aku dalam mengatasi segala kesulitan hidup ini. Tuhan, Engkau telah membuka mata hatiku. Terima kasih dan berkatilah istirahatku malam ini. Amin.
 
   
 
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:41-44


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 326

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:41-44

Mrk. 6:41
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.

Et acceptis quinque panibus et duobus piscibus, intuens in caelum benedixit et fregit panes et dabat discipulis suis, ut ponerent ante eos; et duos pisces divisit omnibus.

Syalom aleikhem.
Kalimat ayat ini panjang, mari urai pelan-pelan. Tindakan pertama Tuhan Yesus adalah mengambil lima roti dan dua ikan. Artinya, kedua jenis makanan diambil bersamaan. Boleh jadi, satu tangan memegang wadah berisi roti dan tangan lain memegang wadah berisi ikan. Tangan kanan roti, imajinasikan, tangan kiri ikan.

Dalam keadaan mengangkat keduanya, Tuhan menengadah ke langit. Ini jelas sikap doa. Kata yang diterjemahkan langit dapat juga diterjemahkan surga. Maka, terjemahan dapat menjadi “memandang ke surga”. Posisi surga/langit diasosiasikan di atas. Paham zaman kuno seperti itu, juga sampai sekarang. Tuhan memandang ke arah surga, tempat kedudukan Allah.

Dalam keadaan memegang kedua makanan seraya memadang ke atas, Tuhan mengucap berkat. Frasa ini diterjemahkan dari satu kata dalam bahasa Yunani yang bermakna harafiah ‘berkata (hal) baik’; bandingkan dengan Latinnya benedixit yang dibentuk dari dua kata: bene (‘baik’) dan dicere (‘berkata’).

Catatan tambahan: Kata berkat dalam bahasa Latin adalah benedictio yang seakar dengan benedixit tadi. Jadi, berkat ada hubungannya dengan berkata baik. Memberkati artinya mengatakan hal baik kepada sesuatu atau seseorang. Menjadi berkat pertama-tama mengatakan hal baik. Hoax jelas bukan hal baik, juga mulut kotor penuh caci-maki, apalagi gosip picisan. Cobalah renungkan.

Anak kalimat berikutnya menyatakan bahwa Tuhan memecah-mecahkan roti. Bisa jadi, ikan diletakkan lebih dulu, kemudian Tuhan berfokus pada roti. Memecah berarti membelah atau menyobek alias menjadikan sesuatu terbagi-bagi. Sobekan-sobekan roti diberikan Tuhan kepada para murid, lalu diteruskan kepada orang banyak yang telah duduk dalam kelompok-kelompok.

Ikan-ikan pun dibagikan dan diteruskan dengan cara yang sama. Di situ terjadi mujizat. Roti yang disobek-sobek seakan-akan tak habis-habis; disobek, “tumbuh” lagi. Demikian juga ikan, dipotong-potong tapi tak habis-habis. Aya deui, ada lagi dan lagi dan lagi... lagi….

Mrk. 6:42-44
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. * Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. * Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Et manducaverunt omnes et saturati sunt; * et sustulerunt fragmenta duodecim cophinos plenos, et de piscibus. * Et erant, qui manducaverunt panes, quinque milia virorum.

Ketiga ayat cukup jelas. Setelah semua orang makan kenyang, roti dan ikan yang tak termakan dikumpulkan. Siapa mereka? Laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Artinya, total jenderal 5.000 orang lebih.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 13 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Kamis, 13 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
  
 Dengan meneladan Kristus, orang itu menjadi sama seperti Kristus, menurut ukuran yang diberikan kepadanya. (St. Agustinus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku demi kemurahan-Mu terhadap umat. Perhatikan daku demi keselamatan dari pada-Mu, ya Tuhan.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maharahim, kami mohon ampun bila kami sampai melanggar perjanjianMu. Semoga kami lalu Kaubangkitkan dan Kaujadikan manusia baru berkat sabda Yesus, Putra-Mu terkasih, Dialah Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:4-13)

"Salomo tidak berpegang pada perjanjian Tuhan maka kerajaannya dikoyakkan."

Ketika Raja Salomo menjadi tua, isteri-isterinya mencondongkan hatinya kepada dewa-dewa, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Ashtoret, dewi orang Sion, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon. Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan, seperti Daud ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengurbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikianlah dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan kurban ukupan dan kurban sembelihan kepada dewa-dewa mereka. Maka Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari Tuhan, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya supaya jangan mengikuti dewa-dewa lain. Akan tetapi ia tidak berpegang pada apa yang diperintahkan Tuhan. Lalu bersabdalah Tuhan kepada Salomo, “Oleh karena engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan mengoyakkan kerajaanmu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya saja, demi Daud ayahmu, Aku belum mau melaksanakannya selama engkau masih hidup. Dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian tidak seluruh kerajaan akan Kurenggut daripadanya. Satu suku akan Kuberikan kepada anakmu demi hamba-Ku Daud dan demi Yerusalem yang telah Kupilih.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106: 3-4.35-36.37.40)
1. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan aku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat, perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu.
2. Mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka.
3. Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yak 1:21) 
Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu. 
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)

 
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus, ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu: “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenesia adalah kisah perjumpaan dengan bangsa asing. Yesus mengetes (mencobai) iman perempuan itu dengan menempatkan diri-Nya sebagai utusan Allah untuk bangsa Yahudi. Cerita ini sejajar dengan cerita dalam Injil Matius (15:21-28). Dalam Injil Matius dengan tegas Yesus berkata, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 15:24). Cobaan iman itu dilalui dengan baik oleh perempuan itu: anjing juga makan dari remah-remah roti tuannya. Perempuan itu memperlihatkan imannya yang sejati. Iman adalah kepercayaan yang teguh bahwa Yesus adalah Juruselamat yang dapat melakukan apa saja atas hidup kita. 
 
 Iman perempuan Siro-Fenesia itu berdampak positif. Anak menjadi sembuh. Berulangkali terbaca dalam Kitab Suci bahwa Yesus selalu mementingkan iman orang sebelum Ia melakukan sesuatu atas diri orang itu. Mari kita meniru iman perempuan itu agar Yesus pun dapat melakukan sesuatu atas hidup kita tatkala kita memintanya. 
 
Antifon Komuni (Mzm 7:28)
 
Benar Tuhan, tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.  
  
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN  / MM

Seri Liturgi BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian I)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 325

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian I

Syalom aleikhem.
Kalau sudah urusan berdoa spontan, orang Katolik sering ciut nyali. Lidah kelu, kata-kata seret, susunan kalimat berantakan, dsb. Takut orang Katolik berdoa spontan di depan orang lain seiman. Mungkin rendah hati, haha. Namun, boleh jadi karena tak punya kerangka pikir bagaimana berdoa.

Juga soal menutup doa. Kadang terjadi doa lancar, kemudian tiba-tiba terhenti karena si pendoa kebingungan bagaimana menutup doa dengan manis. Tak jarang si pendoa hening tak hanya sejenak pada akhir doa, lalu tergopoh-gopoh bilang amin atas doanya sendiri, dan doa dianggap selesai dengan Tanda Salib yang terengah-engah pula.

Penutup doa yang manis sebenarnya anda dengar setiap hari, atau setiap pekan bagi yang ikut Misa Minggu. Kita dapat belajar dari doa-doa imam, terutama Collecta (Doa Pembuka), mengenai cara menutup doa.

Pedoman Umum Misale Romawi no. 54 memberi tahu kita mengenai penutup panjang atau penutup trinitaris sebuah doa. Begini:  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa.

Itulah penutup doa pada Collecta. Ketika kita berdoa dengan mengarah kepada Allah Bapa, penutup cantik itu bisa digunakan. Ah terlalu panjang! Baiklah, pekan depan saya ajarkan versi singkat.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 12 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 12 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V

“Kristus adalah terang, pintu dan dasar-dasar seluruh Kitab Suci.” (St. Bonaventura)


Antifon pembuka (Mzm 37:30)


Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Mahabijaksana, himpunlah kami bersatu dengan Putra-Mu dan yakinkanlah kami, bahwa kebijaksanaan-Mulah yang akan menyelamatkan dunia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Orang yang benar-benar dipenuhi Tuhan tentu mengagumkan. Pada zaman Salomo, kesejahteraan rakyat dianggap sebagai pertanda bahwa Tuhan hadir dan raja bukan hanya tersohor karena kekayaannya tetapi juga karena kebijaksanaannya.


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (10:1-10)
   
"Ratu Syeba melihat segala hikmat Salomo."

Pada suatu ketika, ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama Tuhan. Maka datanglah ia hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala apa yang ada dalam hatinya kepada Salomo. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya dan cara duduk pegawai-pegawainya. Cara pelayan-pelayan melayani dan berpakaian; minumannya, dan kurban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja, “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu! Tetapi aku tidak percaya akan perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku. Dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah para isterimu! Berbahagialah para pegawaimu, yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadaku sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena Tuhan mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Mulut orang benar menuturkan hikmat.
Ayat. (Mzm 37:5-6.30-31.39-40)

1. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
2. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran. Taurat Allah ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidaklah goyah.
3. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 17:17ba)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Apa yang masuk dari luar tidak menaiskan, tetapi apa yang keluar dari dalam hati manusia, itu yang menajiskan. Misalnya, pikiran jahat, keserakahan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan. Hati adalah pusat kekayaan rohani manusia yang harus terus diolah.
   
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)

"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban!” dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal. Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Ratu dari Syeba datang dan menyaksikan sendiri hikmat dan kebijaksanaan Raja Salomo. Salomo sendiri dengan bijak menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh sang ratu. Akhirnya, ratu mengakui bahwa segala hikmat kebijaksanaan Salomo itu bersumber dari Allah sendiri. Sedangkan Yesus mengungkapkan bahwa hikmat kebijaksanaan itu bersumber dari dalam, dari hati yang baik dan tulus ikhlas. Itulah hati yang selalu membiarkan Tuhan sendiri yang menuntun dan membimbing. Dan takut akan Allah adalah awal hikmat kebijaksanaan. Bersediakah kita untuk belajar takut akan Allah dalam hidup ini?


Antifon Komuni (Mzm 37:5)
 
Serahkanlah nasibmu kepada Tuhan! Percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak. 
 
    
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, Engkau menghendaki agar aku membina diri dengan mengolah hati dan budi dalam menghadapi kenyataan hidup yang tidak luput dari semangat bersaing dan mencari kepuasan diri sendiri. Tuhan, ampunilah aku, karena aku tidak luput dari semangat anak-anak dunia, bersaing demi kepuasan diri semata. Amin.
 
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:37-40


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 323

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:37-40

Mrk. 6:37
Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”

Respondens autem ait illis: “ Date illis vos manducare ”. Et dicunt ei: “ Euntes emamus denariis ducentis panes et dabimus eis manducare? ”.

Syalom aleikhem.
Jawaban Tuhan Yesus kepada para murid mengagetkan. Tuhan ingin para murid memberi makan orang sebanyak itu, alih-alih menyuruh orang-orang pergi beli makanan. Jumlah orang belum diketahui. Ayat 44 menyebut 5.000 ribu orang laki-laki; para perempuan dan anak yang pastinya juga ada di sana tak terhitung.

Pertanyaan retoris para murid adalah ungkapan keheranan atau ketakpercayaan terhadap perkataan Tuhan. Dengan pertanyaan itu, mereka mengungkapkan ketakmengertian. Bagaimana caranya orang sebanyak itu diberi makan sekaligus?

Dinar adalah uang Kekaisaran Romawi yang nilainya sama dengan upah kerja buruh seharian. Sekarang ini, upah sehari yang pantas, taruh, 100 ribu rupiah, bisa lebih. Dengan asumsi ini, 200 dinar setara 20 juta rupiah.

Nominal yang disebut oleh para murid bukan angka sebenarnya, melainkan angan-angan. Artinya, dengan ungkapan itu, para murid mau berkata: “Serius lo? Perlu banyak uang untuk memberi makan orang sebanyak ini.” Lagipula, apa ada warung menjual makanan untuk manusia sejumlah itu? Bagi para murid, perkataan Tuhan tadi suatu kemustahilan.

Roti, pada masa itu, adalah makanan pokok bagi orang Yahudi seperti nasi bagi masyarakat Indonesia. Roti yang dimaksud bukan sekadar jajanan pengganjal alias kudapan ringan.

Mrk. 6:38
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”

Et dicit eis: “ Quot panes habetis? Ite, videte ”. Et cum cognovissent, dicunt: “ Quinque et duos pisces ”.

Tuhan menanggapi keheranan para murid dengan bertanya apakah mereka punya roti. Mereka menjawab bahwa punya lima roti. Disampaikan info tambahan: dua ikan juga ada. Tuhan tak bertanya mengenai ikan, namun para murid memberitahukan adanya ikan.

Mrk. 6:39-40
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. * Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang

Et praecepit illis, ut accumbere facerent omnes secundum contubernia super viride fenum. * Et discubuerunt secundum areas per centenos et per quinquagenos.

Kedua ayat cukup jelas. Perintah Tuhan supaya orang-orang duduk di rumput segera ditaati. Kini semua orang sudah duduk dalam kelompok-kelompok.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 11 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Selasa, 11 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V  
Hari Orang Sakit Sedunia

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. -- Mzm 84:11

Antifon Pembuka (Mzm 84:5)

Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, ya Tuhan, yang memuji-muji Engkau tanpa henti!

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahamulia, semoga kami Kaupenuhi kebijaksanaan, bila mendengarkan sabda Yesus Putra-Mu. Semoga kata dan karya kami memancarkan kedamaian yang membahagiakan dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:22-23.27-30)
   
  
"Engkau telah bersabda, "Nama-Ku akan tinggal di sana." Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel."
   
Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel. Ia menadahkan tangannya ke langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas, dan di bumi di bawah. Engkau memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu. Benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini! Karena itu berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya siang malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap tempat yang tentangnya Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana’. Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel, yang mereka panjatkan di tempat ini; dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya maka Engkau akan mengampuni.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3.4.5.10.11)

1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:36a.29b)
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
     
"Kamu akan mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
    
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 

Dalam hidup bersama dimana pun senantiasa ada tata tertib atau aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh mereka yang tergabung dalam hidup bersama tersebut, entah itu di tingkat RT, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dst.. dan juga di lingkungan hidup beragama. Di masing-masing suku dan bangsa sering juga masih hidup dengan kuat tradisi sebagai peninggalan nenek moyang atau leluhur, yang pada umumnya juga sangat berpengaruh dalam buku atau bangsa tersebut. Sebagai contoh misalnya dalam hal penentuan hari dan jam pernikahan. Namun juga dalam hal kebiasaan hidup yang lain juga masih marak, misalnya di beberapa suku masih berlaku aturan `hutang nyawa harus membayar ganti rugi dengan nyawa', antara lain di Indonesia hal ini kiranya masih berlaku di lingkungan suku-suku di pedalamanan Papua. Sabda hari ini mengingatkan kita semua, umat beriman, agar dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun senantiasa lebih mengutamakan kehendak dan perintah Allah daripada adat-istiadat manusia. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua: hendaknya dalam dan dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kami harapkan kita lebih setia terhadap sabda dan ajaran-Nya daripada aneka nasihat, saran dan petunjuk manusia. Secara umum kami ingatkan; hendaknya dalam dan semangat cinta kasih kita melaksanakan aneka tatanan dan aturan, karena hemat saya tatatan dan aturan dibuat berdasarkan cintakasih demi cintakasih.

"Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini” (1Raj 8:28-29). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, umat beragama atau beriman untuk senantiasa “berpaling kepada Tuhan” dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa Tuhan telah menciptakan kita serta senantiasa menyertai perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Penyertaan-Nya antara lain dapat kita temukan dalam aneka perhatian, sapaan dan sentuhan saudara-saudari kita sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita. Maka hendaknya senantiasa memiliki sikap terbuka terhadap saudara-saudari kita; dengan rendah hati menerima perhatian, sapaan dan sentuhan mereka, serta kemudian kita tanggapi dengan penuh syukur dan terima kasih. Kita juga diharapkan tidak pernah melupakan doa-doa harian seraya menghaturkan pujian, syukur dan terima kasih maupun permohonan-permohonan kepada Tuhan. “Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini”. Dimana pun dan kapan pun kita dapat berdoa sesuai dengan kesempatan dan kemungkinan serta kebutuhan kita masing-masing, tidak hanya berdoa di tempat-tempat doa saja. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang akan dan sedang melakukan perjalanan atau bepergian, hendaknya tidak lupa berdoa mohon perlindungan dan pendampingan Tuhan dalam perjalanan sehingga selamat sampai di tujuan. Dengan berdoa sebelum bepergian berarti anda sekaligus akan dimotivasi untuk berhati-hati selama di perjalanan. Berjalan dan bepergianlah dalam dan bersama Tuhan agar anda selamat sampai tujuan atau sasaran. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Antifon Komuni (Mzm 84:11)

Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.
 
 

Seri Liturgi ABSOLUSI MACAM APA?


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 322

Seri Liturgi
ABSOLUSI MACAM APA?

Syalom aleikhem.
Sementara orang Katolik berpendapat bahwa pengakuan dosa dalam Sakramen Perdamaian tak diperlukan sebab tiap kali kita merayakan Misa sudah ada absolusi pada Pernyataan Tobat. Benarkah kita tak perlu menerima Sakramen Rekonsiliasi dan absolusi dalam Perayaan Ekaristi mencukupi? Apakah absolusi itu sama dengan absolusi dalam Sakramen Tobat?

Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no. 51 menerangkan: “… seluruh umat menyatakan tobat dengan rumus pengakuan umum. Sesudah itu, imam memberikan absolusi. Tetapi, absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam Sakramen Tobat.”

Jelas ‘kan, absolusi dalam Kurban Misa beda dengan absolusi dalam Sakramen Tobat. Ringkasnya, bedanya: absolusi dalam Sakramen Tobat melimpahkan kuasa pengampunan untuk dosa-dosa besar, sedang absolusi dalam Ekaristi memberikan pengampunan untuk dosa-dosa kecil.

Gereja Katolik mengajarkan ada beda antara dosa besar (berat) dan dosa kecil (ringan), lihat saja Katekismus Gereja Katolik (KGK) no.1852-1864. Dosa berat ialah dosa yang mempunyai materi berat (KGK no. 1857). Apa yang merupakan materi berat itu dijelaskan oleh Sepuluh Perintah (KGK no. 1858).

Absolusi dalam Misa menghapus dosa ringan saja. Selesaikan urusan dosa berat dalam Sakramen Tobat, jangan terlewat.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin 10 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Skolastika, Perawan

Senin 10 Februari 2020
Peringatan Wajib St. Skolastika, Perawan

Aku berpaling kepada Allahku, dan Ia mendengarkan doaku. (St. Skolastika)

   

Antifon Pembuka (Mzm 15:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
 
Doa Pembuka

  

Ya Tuhan, semoga berkat teladan Santa Skolastika, yang kami peringati hari ini, kami sanggup mengabdi Engkau dengan kasih yang tulus dan berbahagia menikmati karunia kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

    
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
    
   
"Imam-imam membawa tabut perjanjian ke tempat mahakudus dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan."
   
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya, yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
 
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
  
Pada suatu hari Yesus dan murud-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Daya tarik pribadi Yesus membuat banyak orang mencari-Nya. Banyak orang mendapatkan `pelabuhan' atas penderitaannya dalam diri Yesus. Beban kehidupan yang kadang tak tertanggungkan, mereka bawa ke hadapan Yesus. Hal ini merupakan bagian dari pewahyuan diri-Nya bagi pergulatan hidup manusia, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang lelah dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu." Yesus hadir di tengah-tengah dunia dan menjadikan semuanya baik kembali. Semua yang sakit dan menderita mendapatkan kembali kesehatan mereka. Dia menjadikan dunia seperti suasana penciptaan awal. Kehadiran Yesus membawa kebaikan dalam dunia yang buruk.    
     
Santa Skolastika yang kita peringati hari ini adalah adik kandung Santo Benediktus, pendiri Ordo Benediktin dan Abbas termasyur biara Monte Kasino. Semenjak mudanya Skolastika bercita-cita menjadi seorang biarawati agar lebih total menyerahkan hidupnya kepada Allah dalam doa dan tapa. Setelah menjadi seorang biarawati mengikuti jejak kakaknya, ia pun mendirikan sebuah biara tersendiri yang berdekatan dengan biara Monte Kasino. Banyak wanita lain yang mengikuti Skolastika dan tinggal di biara itu.
  
Kedua kakak beradik itu tetap saling mengunjungi dan meneguhkan. Skolastika mengunjungi Benediktus kakaknya untuk mendapatkan bimbingan rohani baik demi kemajuan hidup rohaninya sendiri maupun kemajuan hidup rohani suster-susternya. Benediktus pun mengunjungi Skolastika dan suster-susternya untuk memberi bimbingan rohani.

Menjelang ajalnya, Skolastika membujuk Benediktus kakaknya yang kebetulan datang pada saat itu agar menemani dia sambil menceritakan kehidupan orang-orang kudus yang sudah meninggal dunia. Tak lama kemudian, Skolastika meninggal dunia di hadapan kakaknya sendiri. Jenazahnya di kuburkan di Monte Kasino dalam kubur yang telah disiapkan oleh Benediktus.

Menyaksikan kesedihan para biarawan dan biarawati, Benediktus berkata: Janganlah menangis dan sedih! Yesus telah memanggil Skolastika dari tengah-tengah kita supaya ia menjadi pembantu dan pelindung bagi kita yang masih mengembara di dunia ini. Skolastika meninggal dunia pada tahun 543. 
(renunganpagi/imankatolik.or.id)
    
  
     
 
Antifon Komuni 
 
Sungguh Aku berkata kepadamu, kalian telah meninggalkan semuanya dan mengikuti Aku, kalian akan menerima ganjaran seratus kali lipat dan hidup abadi.

Seri Katekismus NERAKA JELAS ADA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 321

Seri Katekismus
NERAKA JELAS ADA
Bagian I

Syalom aleikhem.
Ada sementara orang berpendapat neraka itu tak ada sebab adanya neraka bertentangan dengan belas kasih ilahi dan ajaran bahwa Allah adalah kasih. Menurut mereka, kalau Allah mahakasih, tak mungkin ada neraka, suatu hukuman abadi. Apa benar neraka tak ada? Mari pelajari ajaran Gereja yang sejati.

Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1035 dengan jelas menyatakan “ada neraka” dan “neraka berlangsung selama-lamanya”. Dua pokok kebenaran disebut: (1) neraka itu ada; (2) neraka itu kekal. Ajaran Gereja Katolik menyatakan, jiwa orang yang mati dalam keadaan dosa berat, langsung masuk neraka sesudah kematiannya, dan jiwa itu abadi di sana dalam siksa abadi alias – ini istilah – “api abadi”.

Apa yang membuat orang masuk neraka? KGK menyebutnya jelas: “mati dalam keadaan dosa berat”. Catat dua hal ini: (1) mati; (2) dosa berat. Gabungan keduanya membuat orang masuk neraka. Apa dosa berat saja tak membuat orang masuk neraka? Kalau dosa berat itu disesali dan si pelaku mohon ampun kepada Allah, tentulah kalau lalu ia mati, ia tak masuk neraka. Ingat baik-baik, mati dalam keadaan dosa berat adalah yang melemparkan orang ke neraka.

Mati dalam dosa berat berarti berpisah secara abadi dengan Allah. Dosa berat itu mematikan, artinya dosa berat membuat aliran hidup ilahi terhenti; orang terputus hubungannya dengan Allah, sumber hidup. Gambarkan, ibarat ada lampu pijar, dosa berat artinya kabel dari lampu yang menancap di stop kontak dicabut; matilah seketika lampu itu. Dosa berat ibarat “mencabut colokan dari aliran hidup ilahi”.

Gambaran Neraka

Paham kita mengenai neraka perlu diluruskan. Neraka bukan wujud “balas dendam ilahi” kepada manusia. Jangan dibayangkan Allah dengan sengaja mencipta tempat laknat khusus untuk orang-orang jahat yang melawan-Nya, lalu pada akhir zaman Allah marah kepada orang-orang itu dan balas dendam kepada mereka: “Modar kalian, Kumasukkan ke sini!” Hei, bukan! Salah gambaran itu.

Gambaran yang tepat: orang tak mau bersama dengan Allah. Dosa berat kepada Allah, terwujud dalam dosa berat kepada diri dan sesama, membuat orang terputus hubungannya dengan Allah. Jadi, dosa berat adalah “bunuh diri”, orang memutuskan sendiri aliran hidup ilahi kepada dirinya.

Kalau dalam keadaan dosa berat itu seseorang mati tanpa menyesali dosanya dan mohon ampun kepada Allah, maka ia mati dalam keadaan terpisah dari Allah. Orang itu berada dalam keadaan “pengucilan diri” dari persatuan dengan Allah. Gamblangnya, orang itu memilih sendiri untuk “tidak (lagi) bersama Allah”.

Paham tentang neraka harus bertolak dari gambaran itu, dan begitu pulalah Gereja Katolik mengajarkan. KGK no. 1033 mencatat terus terang bahwa neraka adalah “keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus”. Gereja mengajarkan bahwa neraka bukan azab atau kutukan atau balas dendam ilahi, melainkan hasil tindakan manusia yang tak mau (lagi) bersama Allah.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1033-1035

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 09 Februari 2020 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 09 Februari 2020
Hari Minggu Biasa V
   
“Tuhan Yesus Kristus, Guru yang baik, aku bersyukur, sebab aku telah Kauberi kekuatan untuk mengatasi siksaan algojo." (St. Agata)

    
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
 
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
 
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster. 
   
Doa Pembuka

Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)
 
  
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
 
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. 
 
    

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
  
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
  
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
    
    

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
 
"Kamu adalah garam dunia."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Dalam khotbah-Nya, Yesus selalu mengangkat kehidupan sehari-hari. Kali ini Ia menggunakan garam dan terang. Pengajaran-Nya sangat singkat, tetapi memiliki makna yang sangat luas.

Pengajaran pertama, mengenai garam yang diambil dari dunia dapur dan makanan. Hampir semua makanan yang kita konsumsi setiap hari, terlebih-lebih lauk-pauk, mengandung unsur garam untuk menambah rasa nikmat akan makanan tersebut. Bahkan makanan yang dikonservasi pun, secara legal harus mengindikasikan unsur-unsur yang terkandung dalam kemasan itu, termasuk garam. Sebelum penemuan bahan pengawet, garam adalah unsur yang sangat penting untuk menyimpan makanan agar bisa bertahan lebih lama. Contoh paling konkret adalah ikan asin yang digemari banyak orang, bisa bertahan lama karena garam, bukan karena bahan pengawet formalin.

Pengajaran kedua mengenai terang. Jelasnya mengenai pelita yang selalu ditempatkan di tempat yang lebih tinggi agar bisa menjalankan fungsinya sebagai penerang. Pengajaran ini pun diambil dari kehidupan kita yang tidak pernah terpisahkan dari terang. Kecuali kalau kita tidur, barangkali terang tidak dibutuhkan. Di luar itu, terang pasti dibutuhkan manusia dengan berbagai fungsinya.

Jika kita memperhatikan cara Yesus menyampaikan pengajaran, maka seringkali ditemukan bahwa peristiwa hidup sehari-hari selalu digunakan dalam pengajaran. Inilah salah satu ciri khas Yesus sehingga apa yang diajarkan selalu mengena bagi pendengar-Nya.

Hari ini Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia yang berarti kita diajak-Nya untuk berbuat sesuatu yang baik di tempat kita hidup; baik itu di lingkungan, bertetangga, tempat kerja dan di mana saja kita berada. Bacaan pertama, kitab Nabi Yesaya, memberikan kepada kita cara menjadi garam dan terang dunia, yaitu dengan peduli akan orang lapar, miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Ditegaskan bahwa dengan berbuat demikian, terang orang tersebut merekah di dalam dirinya dan garam dalam dirinya memberikan penyedap kepada orang lain.

Membantu orang lain dalam kesusahan adalah salah satu bentuk menjadi garam dan terang, bukan malah mencibirkan dan bahkan mengejek. Di kota-kota, kemiskinan mungkin berkurang, tetapi orang banyak membutuhkan bantuan dalam perjalanan hidup agar tidak stres dan merasa sendirian atau kesepian. Umat beriman dipanggil untuk menjadi terang dan garam bagi sesama, bukan malah memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari mereka yang sering sekali terjadi.

Ada banyak cara bisa kita tempuh untuk menjadi garam dan terang dunia. Tergantung situasi kita dan keadaan sosial yang kita hadapi, termasuk juga kreativitas. Namun, yang jelas Yesus mengajak kita semua agar berbuat sesuatu untuk perwujudan garam dan terang. Kitab Nabi Yesaya memberikan semangat kepada kita sebagai garam dan terang dengan berkata, "Kebenaran akan menuntunmu dan kemuliaan Tuhan menjiwaimu."

Antifon Komuni (Mat 5:4.6)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their fill.
 
   
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:34-36


Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:34-36

Mrk. 6:34
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

Et exiens vidit multam turbam et misertus est super eos, quia erant sicut oves non habentes pastorem, et coepit docere illos multa.

Syalom aleikhem.
Orang banyak yang berjalan kaki tiba lebih dulu di tempat Tuhan Yesus dan para murid-Nya mendarat. Oleh sebab itu, saat Tuhan turun dari perahu, sudah ada orang banyak di situ.

Ungkapan panjang dalam terjemahan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” berasal dari satu kata kerja bahasa Yunani yang secara harafiah berbunyi “isi perut bergejolak”, suatu keadaan yang tak nyaman, rasa nyeri yang meliputi. Itulah keadaan diri Tuhan yang disebut tergerak hati-Nya. Melihat orang banyak menunggu-nunggu-Nya dan menumpukan harapan pada-Nya, hati Tuhan “nyeri”. Timbul belas kasih.

Frasa “seperti domba yang tidak mempunyai gembala” itu kiasan untuk menyebut orang-orang yang tak punya pelindung atau pemimpin. Malanglah nasib domba tanpa gembala: kebutuhan tak tercukupi, keselamatan tak terjaga, arah tak menentu, dsb. Kiasan ini umum dalam Perjanjian Lama.

Begitu mendarat, Tuhan mengajar orang banyak itu. Padahal, tujuan-Nya semula adalah menyingkir dari orang banyak supaya Beliau dan para murid-Nya dapat istirahat sejenak dan makan. Namun, apa terjadi? Belum sempat istirahat apalagi makan, orang banyak sudah menanti. Belas kasih-Nya mengalahkan segalanya, termasuk lelah dan lapar. Dalam kondisi lelah dan lapar, Tuhan melayani orang banyak. Itulah belas kasih.

Mrk. 6:35-36
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. * Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”

Et cum iam hora multa facta esset, accesserunt discipuli eius dicentes: “ Desertus est locus hic, et hora iam est multa; * dimitte illos, ut euntes in villas et vicos in circuitu emant sibi, quod manducent ”.

Frasa “sudah mulai malam” berarti sudah sore, masih cukup terang, gelap pelan-pelan menyergap. Senja. Para murid menyampaikan pikiran yang masuk akal. Mereka ada di tempat sepi, jauh dari mana-mana, tak ada jaminan makanan yang cukup untuk orang sebanyak itu.

Maka, para murid minta kepada Tuhan agar Tuhan menyuruh orang banyak pergi beli makanan. Ya, supaya malam itu orang banyak bisa makan, dan besok pagi pun mereka punya persediaan yang cukup. Tujuan para murid baik, masuk akal: mumpung dunia masih terang, segera saja orang-orang mencari perbekalan.

Catatan kecil, “suruhlah mereka pergi” bukan berarti para murid minta Tuhan mengusir orang banyak, melainkan menyuruh mereka pergi sebentar untuk beli makanan, lalu boleh kembali ke situ bertemu Tuhan Yesus lagi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy