| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin 10 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Skolastika, Perawan

Senin 10 Februari 2020
Peringatan Wajib St. Skolastika, Perawan

Aku berpaling kepada Allahku, dan Ia mendengarkan doaku. (St. Skolastika)

   

Antifon Pembuka (Mzm 15:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
 
Doa Pembuka

  

Ya Tuhan, semoga berkat teladan Santa Skolastika, yang kami peringati hari ini, kami sanggup mengabdi Engkau dengan kasih yang tulus dan berbahagia menikmati karunia kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

    
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
    
   
"Imam-imam membawa tabut perjanjian ke tempat mahakudus dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan."
   
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya, yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
 
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
  
Pada suatu hari Yesus dan murud-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Daya tarik pribadi Yesus membuat banyak orang mencari-Nya. Banyak orang mendapatkan `pelabuhan' atas penderitaannya dalam diri Yesus. Beban kehidupan yang kadang tak tertanggungkan, mereka bawa ke hadapan Yesus. Hal ini merupakan bagian dari pewahyuan diri-Nya bagi pergulatan hidup manusia, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang lelah dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu." Yesus hadir di tengah-tengah dunia dan menjadikan semuanya baik kembali. Semua yang sakit dan menderita mendapatkan kembali kesehatan mereka. Dia menjadikan dunia seperti suasana penciptaan awal. Kehadiran Yesus membawa kebaikan dalam dunia yang buruk.    
     
Santa Skolastika yang kita peringati hari ini adalah adik kandung Santo Benediktus, pendiri Ordo Benediktin dan Abbas termasyur biara Monte Kasino. Semenjak mudanya Skolastika bercita-cita menjadi seorang biarawati agar lebih total menyerahkan hidupnya kepada Allah dalam doa dan tapa. Setelah menjadi seorang biarawati mengikuti jejak kakaknya, ia pun mendirikan sebuah biara tersendiri yang berdekatan dengan biara Monte Kasino. Banyak wanita lain yang mengikuti Skolastika dan tinggal di biara itu.
  
Kedua kakak beradik itu tetap saling mengunjungi dan meneguhkan. Skolastika mengunjungi Benediktus kakaknya untuk mendapatkan bimbingan rohani baik demi kemajuan hidup rohaninya sendiri maupun kemajuan hidup rohani suster-susternya. Benediktus pun mengunjungi Skolastika dan suster-susternya untuk memberi bimbingan rohani.

Menjelang ajalnya, Skolastika membujuk Benediktus kakaknya yang kebetulan datang pada saat itu agar menemani dia sambil menceritakan kehidupan orang-orang kudus yang sudah meninggal dunia. Tak lama kemudian, Skolastika meninggal dunia di hadapan kakaknya sendiri. Jenazahnya di kuburkan di Monte Kasino dalam kubur yang telah disiapkan oleh Benediktus.

Menyaksikan kesedihan para biarawan dan biarawati, Benediktus berkata: Janganlah menangis dan sedih! Yesus telah memanggil Skolastika dari tengah-tengah kita supaya ia menjadi pembantu dan pelindung bagi kita yang masih mengembara di dunia ini. Skolastika meninggal dunia pada tahun 543. 
(renunganpagi/imankatolik.or.id)
    
  
     
 
Antifon Komuni 
 
Sungguh Aku berkata kepadamu, kalian telah meninggalkan semuanya dan mengikuti Aku, kalian akan menerima ganjaran seratus kali lipat dan hidup abadi.

Seri Katekismus NERAKA JELAS ADA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 321

Seri Katekismus
NERAKA JELAS ADA
Bagian I

Syalom aleikhem.
Ada sementara orang berpendapat neraka itu tak ada sebab adanya neraka bertentangan dengan belas kasih ilahi dan ajaran bahwa Allah adalah kasih. Menurut mereka, kalau Allah mahakasih, tak mungkin ada neraka, suatu hukuman abadi. Apa benar neraka tak ada? Mari pelajari ajaran Gereja yang sejati.

Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1035 dengan jelas menyatakan “ada neraka” dan “neraka berlangsung selama-lamanya”. Dua pokok kebenaran disebut: (1) neraka itu ada; (2) neraka itu kekal. Ajaran Gereja Katolik menyatakan, jiwa orang yang mati dalam keadaan dosa berat, langsung masuk neraka sesudah kematiannya, dan jiwa itu abadi di sana dalam siksa abadi alias – ini istilah – “api abadi”.

Apa yang membuat orang masuk neraka? KGK menyebutnya jelas: “mati dalam keadaan dosa berat”. Catat dua hal ini: (1) mati; (2) dosa berat. Gabungan keduanya membuat orang masuk neraka. Apa dosa berat saja tak membuat orang masuk neraka? Kalau dosa berat itu disesali dan si pelaku mohon ampun kepada Allah, tentulah kalau lalu ia mati, ia tak masuk neraka. Ingat baik-baik, mati dalam keadaan dosa berat adalah yang melemparkan orang ke neraka.

Mati dalam dosa berat berarti berpisah secara abadi dengan Allah. Dosa berat itu mematikan, artinya dosa berat membuat aliran hidup ilahi terhenti; orang terputus hubungannya dengan Allah, sumber hidup. Gambarkan, ibarat ada lampu pijar, dosa berat artinya kabel dari lampu yang menancap di stop kontak dicabut; matilah seketika lampu itu. Dosa berat ibarat “mencabut colokan dari aliran hidup ilahi”.

Gambaran Neraka

Paham kita mengenai neraka perlu diluruskan. Neraka bukan wujud “balas dendam ilahi” kepada manusia. Jangan dibayangkan Allah dengan sengaja mencipta tempat laknat khusus untuk orang-orang jahat yang melawan-Nya, lalu pada akhir zaman Allah marah kepada orang-orang itu dan balas dendam kepada mereka: “Modar kalian, Kumasukkan ke sini!” Hei, bukan! Salah gambaran itu.

Gambaran yang tepat: orang tak mau bersama dengan Allah. Dosa berat kepada Allah, terwujud dalam dosa berat kepada diri dan sesama, membuat orang terputus hubungannya dengan Allah. Jadi, dosa berat adalah “bunuh diri”, orang memutuskan sendiri aliran hidup ilahi kepada dirinya.

Kalau dalam keadaan dosa berat itu seseorang mati tanpa menyesali dosanya dan mohon ampun kepada Allah, maka ia mati dalam keadaan terpisah dari Allah. Orang itu berada dalam keadaan “pengucilan diri” dari persatuan dengan Allah. Gamblangnya, orang itu memilih sendiri untuk “tidak (lagi) bersama Allah”.

Paham tentang neraka harus bertolak dari gambaran itu, dan begitu pulalah Gereja Katolik mengajarkan. KGK no. 1033 mencatat terus terang bahwa neraka adalah “keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus”. Gereja mengajarkan bahwa neraka bukan azab atau kutukan atau balas dendam ilahi, melainkan hasil tindakan manusia yang tak mau (lagi) bersama Allah.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1033-1035

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 09 Februari 2020 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 09 Februari 2020
Hari Minggu Biasa V
   
“Tuhan Yesus Kristus, Guru yang baik, aku bersyukur, sebab aku telah Kauberi kekuatan untuk mengatasi siksaan algojo." (St. Agata)

    
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
 
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
 
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster. 
   
Doa Pembuka

Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)
 
  
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
 
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. 
 
    

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
  
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
  
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
    
    

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
 
"Kamu adalah garam dunia."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Dalam khotbah-Nya, Yesus selalu mengangkat kehidupan sehari-hari. Kali ini Ia menggunakan garam dan terang. Pengajaran-Nya sangat singkat, tetapi memiliki makna yang sangat luas.

Pengajaran pertama, mengenai garam yang diambil dari dunia dapur dan makanan. Hampir semua makanan yang kita konsumsi setiap hari, terlebih-lebih lauk-pauk, mengandung unsur garam untuk menambah rasa nikmat akan makanan tersebut. Bahkan makanan yang dikonservasi pun, secara legal harus mengindikasikan unsur-unsur yang terkandung dalam kemasan itu, termasuk garam. Sebelum penemuan bahan pengawet, garam adalah unsur yang sangat penting untuk menyimpan makanan agar bisa bertahan lebih lama. Contoh paling konkret adalah ikan asin yang digemari banyak orang, bisa bertahan lama karena garam, bukan karena bahan pengawet formalin.

Pengajaran kedua mengenai terang. Jelasnya mengenai pelita yang selalu ditempatkan di tempat yang lebih tinggi agar bisa menjalankan fungsinya sebagai penerang. Pengajaran ini pun diambil dari kehidupan kita yang tidak pernah terpisahkan dari terang. Kecuali kalau kita tidur, barangkali terang tidak dibutuhkan. Di luar itu, terang pasti dibutuhkan manusia dengan berbagai fungsinya.

Jika kita memperhatikan cara Yesus menyampaikan pengajaran, maka seringkali ditemukan bahwa peristiwa hidup sehari-hari selalu digunakan dalam pengajaran. Inilah salah satu ciri khas Yesus sehingga apa yang diajarkan selalu mengena bagi pendengar-Nya.

Hari ini Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia yang berarti kita diajak-Nya untuk berbuat sesuatu yang baik di tempat kita hidup; baik itu di lingkungan, bertetangga, tempat kerja dan di mana saja kita berada. Bacaan pertama, kitab Nabi Yesaya, memberikan kepada kita cara menjadi garam dan terang dunia, yaitu dengan peduli akan orang lapar, miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Ditegaskan bahwa dengan berbuat demikian, terang orang tersebut merekah di dalam dirinya dan garam dalam dirinya memberikan penyedap kepada orang lain.

Membantu orang lain dalam kesusahan adalah salah satu bentuk menjadi garam dan terang, bukan malah mencibirkan dan bahkan mengejek. Di kota-kota, kemiskinan mungkin berkurang, tetapi orang banyak membutuhkan bantuan dalam perjalanan hidup agar tidak stres dan merasa sendirian atau kesepian. Umat beriman dipanggil untuk menjadi terang dan garam bagi sesama, bukan malah memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari mereka yang sering sekali terjadi.

Ada banyak cara bisa kita tempuh untuk menjadi garam dan terang dunia. Tergantung situasi kita dan keadaan sosial yang kita hadapi, termasuk juga kreativitas. Namun, yang jelas Yesus mengajak kita semua agar berbuat sesuatu untuk perwujudan garam dan terang. Kitab Nabi Yesaya memberikan semangat kepada kita sebagai garam dan terang dengan berkata, "Kebenaran akan menuntunmu dan kemuliaan Tuhan menjiwaimu."

Antifon Komuni (Mat 5:4.6)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their fill.
 
   
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:34-36


Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:34-36

Mrk. 6:34
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

Et exiens vidit multam turbam et misertus est super eos, quia erant sicut oves non habentes pastorem, et coepit docere illos multa.

Syalom aleikhem.
Orang banyak yang berjalan kaki tiba lebih dulu di tempat Tuhan Yesus dan para murid-Nya mendarat. Oleh sebab itu, saat Tuhan turun dari perahu, sudah ada orang banyak di situ.

Ungkapan panjang dalam terjemahan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” berasal dari satu kata kerja bahasa Yunani yang secara harafiah berbunyi “isi perut bergejolak”, suatu keadaan yang tak nyaman, rasa nyeri yang meliputi. Itulah keadaan diri Tuhan yang disebut tergerak hati-Nya. Melihat orang banyak menunggu-nunggu-Nya dan menumpukan harapan pada-Nya, hati Tuhan “nyeri”. Timbul belas kasih.

Frasa “seperti domba yang tidak mempunyai gembala” itu kiasan untuk menyebut orang-orang yang tak punya pelindung atau pemimpin. Malanglah nasib domba tanpa gembala: kebutuhan tak tercukupi, keselamatan tak terjaga, arah tak menentu, dsb. Kiasan ini umum dalam Perjanjian Lama.

Begitu mendarat, Tuhan mengajar orang banyak itu. Padahal, tujuan-Nya semula adalah menyingkir dari orang banyak supaya Beliau dan para murid-Nya dapat istirahat sejenak dan makan. Namun, apa terjadi? Belum sempat istirahat apalagi makan, orang banyak sudah menanti. Belas kasih-Nya mengalahkan segalanya, termasuk lelah dan lapar. Dalam kondisi lelah dan lapar, Tuhan melayani orang banyak. Itulah belas kasih.

Mrk. 6:35-36
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. * Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”

Et cum iam hora multa facta esset, accesserunt discipuli eius dicentes: “ Desertus est locus hic, et hora iam est multa; * dimitte illos, ut euntes in villas et vicos in circuitu emant sibi, quod manducent ”.

Frasa “sudah mulai malam” berarti sudah sore, masih cukup terang, gelap pelan-pelan menyergap. Senja. Para murid menyampaikan pikiran yang masuk akal. Mereka ada di tempat sepi, jauh dari mana-mana, tak ada jaminan makanan yang cukup untuk orang sebanyak itu.

Maka, para murid minta kepada Tuhan agar Tuhan menyuruh orang banyak pergi beli makanan. Ya, supaya malam itu orang banyak bisa makan, dan besok pagi pun mereka punya persediaan yang cukup. Tujuan para murid baik, masuk akal: mumpung dunia masih terang, segera saja orang-orang mencari perbekalan.

Catatan kecil, “suruhlah mereka pergi” bukan berarti para murid minta Tuhan mengusir orang banyak, melainkan menyuruh mereka pergi sebentar untuk beli makanan, lalu boleh kembali ke situ bertemu Tuhan Yesus lagi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Seri Liturgi: TUHAN BERSAMAMU


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 319

Seri Liturgi
TUHAN BERSAMAMU

Syalom aleikhem.
Mengawali Kurban Misa, setelah Tanda Salib, imam menyampaikan salam kepada umat. Salam tradisional adalah “Dominus vobiscum”, artinya ‘Tuhan bersamamu’ atau ‘Tuhan sertamu’.

Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no. 50 mencatat bahwa salam bertujuan untuk menunjukkan bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah umat. Menunjukkan dalam arti mengajak umat menyadari bahwa perayaan yang sedang berlangsung bukan perayaan biasa, melainkan perayaan yang dipimpin oleh Sang Kristus, Tuhan, Imam Agung.

Terhadap salam “Dominus vobiscum”, umat menjawab “et cum spiritu tuo”, artinya ‘dan bersama rohmu’ atau ‘dan sertamu juga’. Apa makna jawaban umat? Lagi-lagi PUMR nomor yang sama memberi penerangan bahwa jawaban memperlihatkan misteri Gereja yang sedang berkumpul.

Gereja yang berkumpul ingat akan sabda Kristus dalam Mat. 18:20: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Mengingat misteri yang agung ini, hayatilah salam dalam Misa dengan khusyuk.

Hampir lupa, salam duniawi seperti: “halo apa kabar” atau “selamat pagi” atau “hai jumpa lagi” dsb. tak mendapat tempat dalam liturgi kita karena justru akan “menurunkan” derajat liturgi dari misterinya yang luhur. Liturgi adalah “acara” ilahi, bukan acara manusiawi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 08 Februari 2020 Hari Biasa Pekan IV

Sabtu, 08 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV
 
Hanya orang yang dengan serius merenungkan betapa beratnya salib dapat memahami betapa seriusnya dosa. (St. Anselmus dari Canterbury)

 

Antifon Pembuka (Mzm 119:10-11)

Dengan segenap hati aku mencari Engkau, jangan biarkan daku menyimpang dari perintah-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber kebijaksanaan, anugerahilah kami Roh kebijaksanaan dan pengertian, agar kami memahami benar rencana-Mu tentang kami. Semoga kami mengalami bagaimana Engkau bersabda kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:4-13)
   
"Salomo memohon hati yang bijaksana agar sanggup memerintah umat Allah."
    
Pada suatu hari Raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan kurban sebab di situlah bukit pengurbanan yang paling besar; seribu kurban bakaran ia persembahkan di atas mezbah itu. Di Gibeon itu Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Bersabdalah Allah, “Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!” Lalu Salomo berkata, “Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau! Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka bersabdalah Allah kepada Salomo, “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh, Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seseorang seperti engkau. Namun yang tidak kauminta pun akan Kuberikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di kalangan raja-raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:9-14)
1. Bagaimana kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela? Dengan mengamalkan firman-Mu.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
4. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
5. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
6. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
  
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
    
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah menahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Manusia kerap kali tidak tahu apa yang diminta, seperti kalau Rasul Yakobus dan Yohanes minta duduk di sisi kanan dan sisi kiri Yesus dalam kerajaan. Orang dapat juga membuang-buang waktu dan menyia-nyiakan tenaga untuk hal yang tidak direncanakan oleh Tuhan, dan ia akan menemukan kegagalan, atau berhenti di jalan, seperti nabi Yunus, yang memilih jalan sendiri, dan tidak mau melakukan kehendak Tuhan. Bapa yang diminta roti oleh anaknya tidak akan memberi batu. Untuk orang yang hidup diserahi tugas berat mohon kebijaksanaan berarti berlindung langsung pada Roh dan pengarahan Tuhan.
 
 Dengan kebijaksanaan diberikan segalanya. Orang bijaksana tentu tahu tujuan yang benar, dan memilih sarana yang tepat. Ia mengutamakan Tuhan serta rencana-Nya melebihi segala: hidupnya diatur dan direncanakan terarah kepada rencana dan kehendak Allah. Dengan demikian semua keberhasilan berdatangan, dan orang senang menyatukan diri di bawah pimpinannya yang penuh hikmat dan pengertian.   (DGB/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN

Antifon Komuni (Mrk 6:31)

Yesus berkata, "Marilah kita pergi ke tempat sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahat sejenak. 
 
  

Jumat, 07 Februari 2020 Hari Biasa Pekan IV

Jumat, 07 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV

“Setelah kita menerima perintah untuk mencintai Tuhan, kita juga diberi kuasa untuk mencintai” (St. Basilius Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 27:1)

Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.

Doa Pembuka

Allah Bapa umat manusia, kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang Kauberikan. Semoga hati kami senantiasa memadahkan syukur dan bibir kami memuji-muji nama-Mu sepanjang hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
    
  
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
    
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
         

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Atau  Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya. 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
  
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
    
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Seorang pejabat atau bintang film tenar biasanya didampingi seorang atau lebih “body guard”. Karena jika berhadapan dengan para penjahat, mereka tidak bisa berkelahi, maka para “body guard”-lah yang berhadapan dengan para penjahat yang menyerang dia. Dan hampir bisa dipastikan, para “body guard” akan mengalahkan para penjahat itu.

Perempuan diciptakan Tuhan untuk menjadi pendamping laki-laki. Namun, arti pendamping di sini kerapkali kita pahami sebagai orang nomor dua, pribadi lemah dan tidak tahu apa-apa. Pemahaman ini diwariskan turun-menurun dalam adat-istiadat, budaya, bahkan sampai kehidupan di zaman modern ini. Sudah sejak awal kehidupan, manusia ditentukan bagi dirinya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki kuat, kalau perempuan lemah dan tidak tahu apa-apa.

Jika kita membaca Injil hari ini (Mrk 6:14-29), Herodias, seorang perempuan, juga menjadi pendamping seorang penguasa. Namun, kita lihat, dia tidak seperti pendamping yang kita pahami yaitu seorang perempuan yang lemah, tak berdaya dan tidak tahu apa-apa. Sebaliknya dia adalah seorang perempuan yang sangat kuat. Dia membuat Herodes yang berkuasa itu tak berdaya sama sekali menghadapi rencana jahatnya. Karena Herodiaslah, seorang perempuan dan pendamping itu, maka Yohanes Pembaptis mati dibunuh dengan cara yang sangat tragis.
     
Sudah saatnya kita membangun keluarga kita masing-masing dengan lebih baik. Ada cara sederhana dan setiap orang bisa melakukannya, yang berani mengubah cara berpikir alias bertobat. Tidak lagi menganggap perempuan, pendamping, sebagai pribadi kelas dua, lemah dan tidak tahu apa-apa, melainkan memandang perempuan atau istri sebagai kekuatan, penyejuk, pencipta, kelembutan, keindahan dalam rumah tangga. (Rm. Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm/Cafe Rohani)
 
Antifon Komuni (Ibr 13:8) 
 
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selamanya.  
  

Seri Katekismus PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR (Bagian II)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 318

Seri Katekismus
PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR
Bagian II

Syalom aleikhem.
Seorang kudus yang dihormati baik di Gereja Barat maupun di Gereja Timur, Santo Yohanes Krisostomus, menyatakan ajaran mengenai mendoakan orang mati, sebagaimana dikutip Katekismus Gereja Katolik no. 1032: “Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya, bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.”

Seperti itulah iman Katolik mengenai mendoakan orang meninggal. Mengapa didoakan? Sebab, di antara orang-orang mati ada yang membutuhkan doa-doa kita. Siapa yang membutuhkan? Mereka umat beriman yang berada di purgatorium; mereka yang sudah jelas masuk surga, namun perlu mengalami penyucian akhir atas dosa-dosa yang “tak mendatangkan maut”.

Tak Mendatangkan Maut

Apa itu “dosa yang tak mendatangkan maut”? Bukankah semua dosa itu kejahatan, dan dengan demikian mendatangkan maut? Semua dosa adalah kejahatan, itu jelas, tapi ada dosa yang tak membuat orang kehilangan hidup kekal.

Adakah nas Alkitab yang menjadi dasarnya? Bacalah 1Yoh. 5:16-17: “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”

Terjemahan BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) memperjelas: “Kalau kalian melihat salah seorang sesama Kristen melakukan dosa yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati dan kekal, hendaklah kalian berdoa kepada Allah; dan Allah akan memberikan hidup itu kepadanya. …. Tetapi ada dosa yang mengakibatkan orang kehilangan hidup itu. Tentang hal itu saya tidak berkata bahwa kalian harus berdoa kepada Allah. Semua perbuatan yang salah adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mengakibatkan orang kehilangan hidup sejati dan kekal itu.”

Jelas ‘kan, ada dosa yang tak membuat orang kehilangan hidup kekal. Orang-orang di purgatorium adalah orang-orang yang melakukan dosa yang tak membuat mereka kehilangan hidup kekal di surga. Jadi, mereka diperkenankan masuk surga setelah dibersihkan dari noda kecil itu.

Terang-benderang ayat di atas: untuk dosa yang tak mendatangkan maut, doa kepada Allah sangat bisa diandalkan. Bukankah itu yang terjadi ketika kita mendoakan mereka yang di purgatorium. Karena itu, Gereja Katolik menganjurkan, selain doa, juga amal, indulgensi, karya penitensi bagi orang-orang mati.

Mari mundur ke masa silam, zaman Perjanjian Lama, Alkitab (2Mak. 12:45) mencatat praktik doa untuk orang yang telah meninggal. Jadi? “Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.” Alkitab Suci dan Tradisi Suci mengajarkannya dengan jelas.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1032

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:31-33


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 317

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:31-33

Mrk. 6:31
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.

Et ait illis: “ Venite vos ipsi seorsum in desertum locum et requiescite pusillum ”. Erant enim, qui veniebant et redibant, multi, et nec manducandi spatium habebant.

Syalom aleikhem.
Secara kronologis (urutan peristiwa), kalimat “sebab memang” lebih dulu terjadi. Banyak sekali orang datang kepada Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, dan Tuhan serta para murid-Nya melayani orang-orang itu. Akibatnya, Tuhan dan para murid-Nya tak sempat istirahat dan makan. Karena keadaan itu, Tuhan mengajak para murid-Nya menyepi sejenak.

Mrk. 6:32
Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.

Et abierunt in navi in desertum locum seorsum.

Tuhan dan para murid-Nya memisahkan diri dari kumpulan orang banyak yang terus berdatangan tanpa henti, lalu pergi ke tempat yang sunyi. Frasa “dengan perahu” menyiratkan mereka melintasi danau (lagi); mereka pergi ke seberang danau. Nas tak menyebut jelas tempat manakah yang mereka tuju.

Mrk. 6:33
Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.

Et viderunt eos abeuntes et cognoverunt multi; et pedestre de omnibus civitatibus concurrerunt illuc et praevenerunt eos.

Sewaktu Tuhan dan para murid-Nya berangkat dengan perahu, orang banyak tahu. Terjemahan mengatakan “mengetahui tujuan mereka”. Sebenarnya, frasa “tujuan mereka” tak ada dalam nas Yunani, bandingkan dengan nas Latin yang menulis “cognoverunt” tanpa objek atau keterangan. Secara harafiah, nas berbunyi “orang banyak mengetahui”. Apa yang mereka ketahui? Kurang jelas.

Ada dua kemungkinan. Pertama, orang banyak mengetahui bahwa orang-orang yang berlayar adalah Tuhan dan para murid-Nya. Kedua, orang banyak mengetahui tempat tujuan Tuhan dan para murid-Nya. Persoalan lain, apakah orang banyak pada ayat ini sama dengan orang banyak pada ayat 31? Tak terlalu jelas juga.

Apapun tafsiran perihal itu, ada hal yang jelas: Tuhan bagai magnet bagi orang banyak. Terbukti, orang banyak datang lebih dulu ke tempat Tuhan datang. Orang banyak menebak kira-kira ke mana Tuhan pergi. Dengan berjalan kaki di sekitar danau – sementara Tuhan dan para murid-Nya lewat danau – orang banyak tiba lebih dulu. Ketika Tuhan dan para murid-Nya mendarat, sudah ada orang banyak menanti di tempat pendaratan. Cilukba!

Itu menunjukkan pengaruh Tuhan Yesus begitu besar dan luas dalam masyarakat di tempat Beliau melayani.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 06 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir

Kamis, 06 Februari 2020
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir
  
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Rm 8:35,37)
 

Antifon Pembuka (Mzm 119:10-11)

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami kekuatan para kudus, Santo Paulus Miki dan teman-temannya Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan. Dengarkanlah doa permohonan mereka, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga kami pegang teguh sampai mati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (2:1-4.10-12)

"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah kesatria."

Saat kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya: “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah ksatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel .” Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
Ayat. (1Tawarikh 29:10.11ab.11d-12a.12bcd; R:12b)

1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel , dari sediakala sampai selama-lamanya.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi.
3. Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.
     

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
 Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mengapa kita harus merasul? Itu 'kan tugasnya para pastor, bruder, dan suster. Kita ini sudah hidup susah, kerjaan tak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, ini .... sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Yah..... merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.

Yesus mengutus kedua belas murid-Nya pergi berdua-dua dengan pesan: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan....". Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah. Mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki, untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tak boleh pilih-pilih tumpangan yang enak. Jika ditolak pun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan. Pengebasan debu adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang-orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan hukuman Allah. Maka sehubungan dengan pengutusan para murid, pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil. Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi berdua-dua. Berdua-dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk Ul 17:6; Bil 35:50). Berdua-dua dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua-dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun lebih meyakinkan.

Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua-dua, dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu, mari kita bekerja sama, baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil. Merasul bukan melulu pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah daripada kemampuan sendiri dan kelengkapan sarana.  (SS/INSPIRASI BATIN 2010)
 

Antifon Komuni (Yoh 15:13)

Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang yang menyerahkan nyawa demi sahabatnya.
 
Doa Malam

Tuhan Yesus, kami bersykur atas anugerah kesehatan yang baik serta peristiwa hidup yang boleh kami alami hari ini. Sertailah kami dalam tidur malam ini agar esok dapat bangun dengan segar kembali. Amin. 
 
    

Rabu, 05 Februari 2020 Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

Rabu, 05 Februari 2020
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir
  
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)

 

Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.

Doa Pembuka


Ya Tuhan, Santa Agata, perawa
n dan martir, senantiasa menyenangkan hati-Mu karena berani mempertahankan kemurnian dan rela mati demi iman. Kami mohon, berikanlah belas kasih-Mu kepada kami berkat doa-doanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)
   
"Akulah yang berdosa karena menghitung rakyat. Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan."
     
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian, "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau? Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)
     
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri."
    
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

 

Agata lahir di Kantania, pulau Sisilia, pada pertengahan abad ketiga. Riwayatnya dan kisah kesengsaraannya karena iman akan Kristus tidak diketahui secara pasti. Semuanya baru muncul bertahun-tahun sepeninggal perawan suci ini. 
  
Tradisi lama menurunkan satu-dua riwayat seperti berikut: Agata adalah puteri seorang bangsawan kaya yang berkuasa di Palermo atau Kantania, Sisilia. Penderitaannya sebagai seorang Martir berawal pada masa pemerintahan kaisar Decius (249 - 251). Penderitaan itu berawal dari peristiwa penolakannya terhadap lamaran Quintianus, seorang pegawai tinggi kerjaan Romawi. Ia menolak lamaran itu karena ia telah berjanji untuk tetap hidup suci di hadapan Tuhan. 

Akibatnya ia di tangkap dan dipenjarakan dengan maksud untuk mencemari kesuciannya. Semua usaha picik itu sia-sia belaka. Dengan bantuan rahmat Tuhan, Agata tetap menunjukkan dirinya sebagai mempelai Kristus yang teguh dan suci murni. 

Quintianus semakin berang dan terus menyiksa Agata hingga mati. Agata menghadapi ajalnya dengan perkasa dan menerima mahkota keperawanan dan kemartirannya pada tahun 250.
   
Karena dipercaya bahwa Agata mempunyai kekuatan untuk mencegah dan mengendalikan letusan-letusan gunung api Etna di Sisilia, ia dimuliakan dan dihormati sebagai pelindung manusia dari ancaman-ancaman api.  (imankatolik.or.id) 

Seri Liturgi: DALAM NAMA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 316

Seri Liturgi
DALAM NAMA

Syalom aleikhem.
Tanpa menghitung Antifon Pembuka yang secara liturgis “semestinya” didaraskan oleh schola alias kor atau paduan suara, kata-kata pertama yang diucapkan dalam setiap Perayaan Ekaristi adalah “dalam nama”, lengkapnya “dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Imam mengucapkannya, umat menjawab “amin”.

Perhatikan, tak dikatakan “nama-nama” (jamak), melainkan “nama” (tunggal). Bandingkan Inggrisnya: “in the name” yang singular; juga Latinnya “in nomine” yang tunggal pula. Dasar alkitabiahnya ada di Mat. 28:19, Tuhan Yesus bersabda mengenai pembaptisan yang harus dilakukan “dalam nama”. Kurban Misa pun “dalam nama”.

Pertama, “dalam nama” menggarisbawahi Credo: “aku percaya akan satu Allah”. Kalimat pertama dalam Misa adalah kalimat yang menyatakan keesaan Allah: “nama”, bukan “nama-nama”.

Kedua, keesaan Allah selalu dipahami dalam ketritunggalan-Nya. Lihat bahwa setelah “dalam nama” ada “Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Ketiganya adalah satu. Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah Allah yang esa yang mewahyukan diri dalam ketritunggalan.

Bapa adalah Allah, Putra adalah Firman Allah, Roh Kudus adalah Roh Allah. Tak mungkin Allah dan Firman-Nya dan Roh-Nya berpisah sedetik juga, esa dalam ketritunggalan. Itu mengapa Allah yang esa (unitas) dalam iman Kristen selalu Allah yang tritunggal (trinitas). Demikian isi ringkas padat kalimat pertama dalam Misa.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 04 Februari 2020 Hari Biasa Pekan IV

Selasa, 04 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV 
   
“Ketika engkau menerima-Nya, katakan kepada-Nya: Tuhan, aku berharap kepada-Mu, aku menyembah-Mu, aku mencintai-Mu, tambahkanlah imanku. Jadilah penopang dari kelemahanku: Engkau, yang tinggal tak berdaya dalam Ekaristi biarlah menjadi obat bagi kelemahan ciptaan-Mu.” — St. Josemaria Escriva


Antifon Pembuka (Ibr 12:1)

Marilah kita tanggalkan semua beban dosa, perintang kita dan berlomba dengan tekun sebagaimana diwajibkan.

Doa Pembuka
   
Allah Bapa yang Maharahim, Putra-Mu telah memberikan teladan untuk mengampuni dan mendoakan mereka yang telah menyalibkan-Nya. Semoga Yesus Kristus, Putra-Mu membebaskan kami pula dari segala bentuk kebencian dan hasrat untuk balas dendam sehingga kami mampu menjadi pembawa damai. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

    
“Ketika engkau menerima-Nya, katakan kepada-Nya: Tuhan, aku berharap kepada-Mu, aku menyembah-Mu, aku mencintai-Mu, tambahkanlah imanku. Jadilah penopang dari kelemahanku: Engkau, yang tinggal tak berdaya dalam Ekaristi biarlah menjadi obat bagi kelemahan ciptaan-Mu.” — St. Josemaria Escriva 
    
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30-19:3)
  
"Daud meratapi kematian Absalom."  

Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, "Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin." Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya, dan ditikamnya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, "Pergilah ke samping, berdirilah di situ." Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, "Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku." Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, "Selamatkanlah Absalom, orang muda itu?" Jawab orang Etiopia itu, "Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat." Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, "Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!" Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, "Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom." Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, "Raja bersusah hati karena anaknya." Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)

1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya Ayat. (Mat 8:17) 
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

Orang sakit merasa diri sangat tidak berdaya. Ia menggantungkan diri kepada belas kasih orang lain. Ia percaya dengan sepenuh hati bahwa orang lain akan menolongnya. Orang beriman menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. Ia yakin bahwa Tuhan mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Keselamatan memang menuntut iman dan penyerahan yang besar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)

"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!

Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!

U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Iman itu menyelamatkan! Wanita yang sakit pendarahan dan iman Yairus, seorang kepala rumah ibadat telah membuktikan hal itu. Bahkan, Yesus menandaskan bahwa jika kita memiliki iman sebesar biji sesawi, kita akan mampu melakukan hal-hal yang besar. Daya iman itu sungguh mengagumkan. Iman mampu melahirkan hal-hal yang seakan tak mungkin menurut perhitungan manusiawi kita. Apakah kita sudah memiliki totalitas iman yang sekualitas itu?

Antifon Komuni (Ibr 12:2)
 
Yesuslah yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman itu menuju kesempurnaan. 
 
Doa Malam

Tuhan, dengan berbagai macam cara Engkau ingin meringankan beban penderitaan umat-Mu. Ajarilah kami, ya Tuhan, untuk senantiasa membantu sesama kami yang membutuhkan bantuan kami, tanpa memandang muka serta mempertimbangkan untung rugi. Amin.
      

"Dalam rencana kita untuk dialog antaragama, kita dapat menghadapi beberapa risiko. Hanya ada satu kebenaran yang harus dicari, dicapai, dan diberitakan: itu adalah Yesus Kristus." - Kardinal Robert Sarah
 
 
RUAH

Seri Katekismus PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR (Bagian I)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 315

Seri Katekismus
PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR
Bagian I

Syalom aleikhem.
Surga dan neraka sama-sama kekal. Di surga, manusia bahagia selama-lamanya, sebaliknya di neraka sengsara selama-lamanya. Bagaimana dengan purgatorium alias (api) penyucian? Siapa masuk ke sana?

Ketika seseorang meninggal dunia, ia langsung diadili dan tahu ke mana arahnya: surga atau neraka. Masuk neraka itu langsung, plung! Masuk surga dua “jenis”: ada yang langsung dan ada yang perlu penyucian lebih dulu. Masuk surga “jenis kedua” inilah yang disebut purgatorium.

Katekismus menulis, orang “yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya” sudah jelas masuk surga. Orang itu mati dalam kesetiaan pada kehendak Allah; kalaupun melakukan dosa besar, dosa itu sudah disesali dan ia sudah mohon ampun kepada Allah melalui Sakramen Pendamaian. Orang yang demikian boleh jadi juga punya dosa kecil. Orang macam ini masuk surga melalui purgatorium.

Paham mengenai purgatorium bertitik tolak dari dan terkait erat dengan paham mengenai surga. Simpelnya: ada dua “jenis” masuk surga: (1) langsung, (2) bertahap. Masuk surga secara bertahap disebut purgatorium. Orang yang masuk purgatorium masih harus menjalankan penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu agar dapat sempurna masuk surga kekal.

Mengapa masih harus penyucian? Sebab, tiada dosa sekecil apapun diperkenankan ada di surga. Allah itu mahakudus, sumber segala kekudusan. Karena itu, dosa, meski kecil sekali, tak dapat ditoleransi ada di surga yang kudus. Dosa-dosa kecil dibersihkan (diampuni) di purgatorium yang disebut juga “penyucian akhir”.

Bukankah pengampunan dosa hanya berlaku ketika manusia hidup di dunia? Betul, untuk dosa-dosa besar memang demikian; salah satu yang terbesar adalah “menentang Roh Kudus” (Mat. 12:32). Namun, ada dosa-dosa (kecil) yang dapat diampuni pada “dunia yang akan datang”, yaitu dunia setelah kematian.

Alkitab menyatakan hal tersebut dengan jelas. Ada dosa yang dapat diampuni di dunia ini, ada pula dosa yang dapat di ampuni di dunia kelak, sesudah kematian. Berikut kutipannya (Mat. 12:32): “jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.”

Jelasnya pernyataan Alkitab disempurnakan oleh Tradisi Suci, salah satunya yang disampaikan oleh Santo Gregorius Agung: “Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu.”

Terakhir, apa di purgatorium itu sengsara? Katekismus menyatakan purgatorium jelas berbeda dengan neraka. Kalaupun kata sengsara mau dikenakan, “sengsara” – dalam tanda petik – di purgatorium amat berbeda dengan sengsara di neraka. Gambarkan, “sengsara” di purgatorium sengsaranya orang rindu kekasih dan ingin jumpa tapi belum bisa karena belum tiba saatnya; sudah jelas akan bertemu, tapi masih menunggu waktu.

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1030-1031

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy