Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
“Setelah kita menerima perintah untuk mencintai Tuhan, kita juga diberi kuasa untuk mencintai” (St. Basilius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:1)
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus
takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
Doa Pembuka
Allah Bapa umat manusia, kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang
Kauberikan. Semoga hati kami senantiasa memadahkan syukur dan bibir kami
memuji-muji nama-Mu sepanjang hidup kami. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud
dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya
seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak
domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan
mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban
dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang
Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud
merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk
bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena
“laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika
mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh
di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta
mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud
menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang
Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan
kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan
bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan
kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna.
Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar
suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala
dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan
menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta
yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Atau Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah
Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara
bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang
diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya,
yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15) Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah
dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat
ketabahannya. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya
memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah
bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu
bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain
lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang
dahulu.” Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu
Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang
Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di
penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya,
karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah
menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena
kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud
membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes
karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia
melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu
terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes –
pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri
Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta
tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku
apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes
bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan
ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes
Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau,
supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis
dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena
sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau
menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya
mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes
di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya
kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika
murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil
mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Seorang pejabat atau bintang film tenar biasanya didampingi seorang atau lebih “body guard”. Karena jika berhadapan dengan para penjahat, mereka tidak bisa berkelahi, maka para “body guard”-lah yang berhadapan dengan para penjahat yang menyerang dia. Dan hampir bisa dipastikan, para “body guard” akan mengalahkan para penjahat itu.
Perempuan diciptakan Tuhan untuk menjadi pendamping laki-laki. Namun,
arti pendamping di sini kerapkali kita pahami sebagai orang nomor dua,
pribadi lemah dan tidak tahu apa-apa. Pemahaman ini diwariskan
turun-menurun dalam adat-istiadat, budaya, bahkan sampai kehidupan di
zaman modern ini. Sudah sejak awal kehidupan, manusia ditentukan bagi
dirinya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki kuat,
kalau perempuan lemah dan tidak tahu apa-apa.
Jika kita membaca Injil hari ini (Mrk 6:14-29), Herodias, seorang
perempuan, juga menjadi pendamping seorang penguasa. Namun, kita lihat,
dia tidak seperti pendamping yang kita pahami yaitu seorang perempuan
yang lemah, tak berdaya dan tidak tahu apa-apa. Sebaliknya dia adalah
seorang perempuan yang sangat kuat. Dia membuat Herodes yang berkuasa
itu tak berdaya sama sekali menghadapi rencana jahatnya. Karena
Herodiaslah, seorang perempuan dan pendamping itu, maka Yohanes
Pembaptis mati dibunuh dengan cara yang sangat tragis.
Sudah saatnya kita membangun keluarga kita masing-masing dengan lebih
baik. Ada cara sederhana dan setiap orang bisa melakukannya, yang berani
mengubah cara berpikir alias bertobat. Tidak lagi menganggap perempuan,
pendamping, sebagai pribadi kelas dua, lemah dan tidak tahu apa-apa,
melainkan memandang perempuan atau istri sebagai kekuatan, penyejuk,
pencipta, kelembutan, keindahan dalam rumah tangga. (Rm. Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Ibr 13:8)
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selamanya.
Seri Katekismus PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR Bagian II
Syalom aleikhem. Seorang kudus yang dihormati baik di Gereja Barat maupun di Gereja Timur, Santo Yohanes Krisostomus, menyatakan ajaran mengenai mendoakan orang mati, sebagaimana dikutip Katekismus Gereja Katolik no. 1032: “Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya, bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.”
Seperti itulah iman Katolik mengenai mendoakan orang meninggal. Mengapa didoakan? Sebab, di antara orang-orang mati ada yang membutuhkan doa-doa kita. Siapa yang membutuhkan? Mereka umat beriman yang berada di purgatorium; mereka yang sudah jelas masuk surga, namun perlu mengalami penyucian akhir atas dosa-dosa yang “tak mendatangkan maut”.
Tak Mendatangkan Maut
Apa itu “dosa yang tak mendatangkan maut”? Bukankah semua dosa itu kejahatan, dan dengan demikian mendatangkan maut? Semua dosa adalah kejahatan, itu jelas, tapi ada dosa yang tak membuat orang kehilangan hidup kekal.
Adakah nas Alkitab yang menjadi dasarnya? Bacalah 1Yoh. 5:16-17: “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”
Terjemahan BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) memperjelas: “Kalau kalian melihat salah seorang sesama Kristen melakukan dosa yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati dan kekal, hendaklah kalian berdoa kepada Allah; dan Allah akan memberikan hidup itu kepadanya. …. Tetapi ada dosa yang mengakibatkan orang kehilangan hidup itu. Tentang hal itu saya tidak berkata bahwa kalian harus berdoa kepada Allah. Semua perbuatan yang salah adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mengakibatkan orang kehilangan hidup sejati dan kekal itu.”
Jelas ‘kan, ada dosa yang tak membuat orang kehilangan hidup kekal. Orang-orang di purgatorium adalah orang-orang yang melakukan dosa yang tak membuat mereka kehilangan hidup kekal di surga. Jadi, mereka diperkenankan masuk surga setelah dibersihkan dari noda kecil itu.
Terang-benderang ayat di atas: untuk dosa yang tak mendatangkan maut, doa kepada Allah sangat bisa diandalkan. Bukankah itu yang terjadi ketika kita mendoakan mereka yang di purgatorium. Karena itu, Gereja Katolik menganjurkan, selain doa, juga amal, indulgensi, karya penitensi bagi orang-orang mati.
Mari mundur ke masa silam, zaman Perjanjian Lama, Alkitab (2Mak. 12:45) mencatat praktik doa untuk orang yang telah meninggal. Jadi? “Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.” Alkitab Suci dan Tradisi Suci mengajarkannya dengan jelas.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1032
Mrk. 6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
Et ait illis: “ Venite vos ipsi seorsum in desertum locum et requiescite pusillum ”. Erant enim, qui veniebant et redibant, multi, et nec manducandi spatium habebant.
Syalom aleikhem. Secara kronologis (urutan peristiwa), kalimat “sebab memang” lebih dulu terjadi. Banyak sekali orang datang kepada Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya, dan Tuhan serta para murid-Nya melayani orang-orang itu. Akibatnya, Tuhan dan para murid-Nya tak sempat istirahat dan makan. Karena keadaan itu, Tuhan mengajak para murid-Nya menyepi sejenak.
Mrk. 6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
Et abierunt in navi in desertum locum seorsum.
Tuhan dan para murid-Nya memisahkan diri dari kumpulan orang banyak yang terus berdatangan tanpa henti, lalu pergi ke tempat yang sunyi. Frasa “dengan perahu” menyiratkan mereka melintasi danau (lagi); mereka pergi ke seberang danau. Nas tak menyebut jelas tempat manakah yang mereka tuju.
Mrk. 6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
Et viderunt eos abeuntes et cognoverunt multi; et pedestre de omnibus civitatibus concurrerunt illuc et praevenerunt eos.
Sewaktu Tuhan dan para murid-Nya berangkat dengan perahu, orang banyak tahu. Terjemahan mengatakan “mengetahui tujuan mereka”. Sebenarnya, frasa “tujuan mereka” tak ada dalam nas Yunani, bandingkan dengan nas Latin yang menulis “cognoverunt” tanpa objek atau keterangan. Secara harafiah, nas berbunyi “orang banyak mengetahui”. Apa yang mereka ketahui? Kurang jelas.
Ada dua kemungkinan. Pertama, orang banyak mengetahui bahwa orang-orang yang berlayar adalah Tuhan dan para murid-Nya. Kedua, orang banyak mengetahui tempat tujuan Tuhan dan para murid-Nya. Persoalan lain, apakah orang banyak pada ayat ini sama dengan orang banyak pada ayat 31? Tak terlalu jelas juga.
Apapun tafsiran perihal itu, ada hal yang jelas: Tuhan bagai magnet bagi orang banyak. Terbukti, orang banyak datang lebih dulu ke tempat Tuhan datang. Orang banyak menebak kira-kira ke mana Tuhan pergi. Dengan berjalan kaki di sekitar danau – sementara Tuhan dan para murid-Nya lewat danau – orang banyak tiba lebih dulu. Ketika Tuhan dan para murid-Nya mendarat, sudah ada orang banyak menanti di tempat pendaratan. Cilukba!
Itu menunjukkan pengaruh Tuhan Yesus begitu besar dan luas dalam masyarakat di tempat Beliau melayani.
Kamis, 06 Februari 2020
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam dan Kawan-kawan Martir
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau
bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada
orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Rm
8:35,37)
Antifon Pembuka (Mzm 119:10-11)
Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka
menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami kekuatan para kudus, Santo Paulus Miki dan
teman-temannya Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan. Dengarkanlah
doa permohonan mereka, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga
kami pegang teguh sampai mati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (2:1-4.10-12)
"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah kesatria."
Saat
kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada
Salomo, anaknya: “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka
kuatkanlah hatimu dan berlakulah ksatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan
setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah,
peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa.
Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan
dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang
diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup
di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap
jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel .”
Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia
dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat
puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun dan di Yerusalem tiga
puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya dan
menjadi kokohlah kerajaannya. Demikianlah sabda Tuhan. U. Syukur kepada Allah. Kidung Tanggapan Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya. Ayat. (1Tawarikh 29:10.11ab.11d-12a.12bcd; R:12b) 1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel , dari sediakala sampai selama-lamanya.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan,
kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di
bumi. 3. Ya Tuhan,
milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya.
Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah
kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan
memperkokoh kerajaan.
Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus
mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan
berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan
mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam
ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan
memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu
tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai
kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang
tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu,
keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai
peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa
orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles
banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Mengapa kita harus merasul? Itu 'kan tugasnya para pastor, bruder, dan suster. Kita ini sudah hidup susah, kerjaan tak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, ini .... sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Yah..... merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.
Yesus mengutus kedua belas murid-Nya pergi berdua-dua dengan pesan:
"Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan....". Yesus ingin agar mereka
sepenuhnya mengandalkan Allah. Mereka hanya boleh membawa yang minimal,
tongkat dan alas kaki, untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima
uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tak boleh
pilih-pilih tumpangan yang enak. Jika ditolak pun mereka harus menerima
dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan.
Pengebasan debu adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terpaksa harus
melewati daerah orang-orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang
segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan hukuman
Allah. Maka sehubungan dengan pengutusan para murid, pengebasan debu
merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi
pemberitaan Injil. Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran
penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi
berdua-dua. Berdua-dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah
kesaksian (bdk Ul 17:6; Bil 35:50). Berdua-dua dapat meringankan
beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua-dua menjauhkan diri dari
kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun
lebih meyakinkan.
Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua-dua, dan tidak
melakukannya seorang diri saja. Karena itu, mari kita bekerja sama, baik
yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil.
Merasul bukan melulu pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi
pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah
daripada kemampuan sendiri dan kelengkapan sarana. (SS/INSPIRASI BATIN 2010)
Antifon Komuni (Yoh 15:13)
Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang yang menyerahkan nyawa demi sahabatnya.
Doa Malam Tuhan Yesus, kami bersykur
atas anugerah kesehatan yang baik serta peristiwa hidup yang boleh kami
alami hari ini. Sertailah kami dalam tidur malam ini agar esok dapat
bangun dengan segar kembali. Amin.
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara
positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus
Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)
Antifon Pembuka
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, Santa Agata, perawan dan martir, senantiasa menyenangkan
hati-Mu karena berani mempertahankan kemurnian dan rela mati demi iman.
Kami mohon, berikanlah belas kasih-Mu kepada kami berkat doa-doanya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)
"Akulah yang berdosa karena menghitung rakyat. Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan."
Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima
tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku
Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara
rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada
raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria
yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi
berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka
berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan
hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu,
sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu
pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian,
"Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara
Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan
menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan
kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan
terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri
tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau?
Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang,
pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan
kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat
susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab
besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan
manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel
dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara
bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika
malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya,
menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada
malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup!
Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada
dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat
yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan,
"Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi
domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu
menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya
ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan
Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau
sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi
ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap
kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri."
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang
murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah
ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka
berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang
diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah
dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria?
Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah
saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa
dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi
dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum
keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat
pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan
meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan
mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Agata lahir di Kantania, pulau Sisilia, pada
pertengahan abad ketiga. Riwayatnya dan kisah kesengsaraannya karena
iman akan Kristus tidak diketahui secara pasti. Semuanya baru muncul
bertahun-tahun sepeninggal perawan suci ini.
Tradisi lama menurunkan satu-dua riwayat seperti
berikut: Agata adalah puteri seorang bangsawan kaya yang berkuasa di
Palermo atau Kantania, Sisilia. Penderitaannya sebagai seorang Martir
berawal pada masa pemerintahan kaisar Decius (249 - 251). Penderitaan
itu berawal dari peristiwa penolakannya terhadap lamaran Quintianus,
seorang pegawai tinggi kerjaan Romawi. Ia menolak lamaran itu karena ia
telah berjanji untuk tetap hidup suci di hadapan Tuhan.
Akibatnya ia di tangkap dan dipenjarakan dengan
maksud untuk mencemari kesuciannya. Semua usaha picik itu sia-sia
belaka. Dengan bantuan rahmat Tuhan, Agata tetap menunjukkan dirinya
sebagai mempelai Kristus yang teguh dan suci murni.
Quintianus semakin berang dan terus menyiksa Agata
hingga mati. Agata menghadapi ajalnya dengan perkasa dan menerima
mahkota keperawanan dan kemartirannya pada tahun 250.
Karena dipercaya bahwa Agata mempunyai kekuatan
untuk mencegah dan mengendalikan letusan-letusan gunung api Etna di
Sisilia, ia dimuliakan dan dihormati sebagai pelindung manusia dari
ancaman-ancaman api. (imankatolik.or.id)
Syalom aleikhem. Tanpa menghitung Antifon Pembuka yang secara liturgis “semestinya” didaraskan oleh schola alias kor atau paduan suara, kata-kata pertama yang diucapkan dalam setiap Perayaan Ekaristi adalah “dalam nama”, lengkapnya “dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Imam mengucapkannya, umat menjawab “amin”.
Perhatikan, tak dikatakan “nama-nama” (jamak), melainkan “nama” (tunggal). Bandingkan Inggrisnya: “in the name” yang singular; juga Latinnya “in nomine” yang tunggal pula. Dasar alkitabiahnya ada di Mat. 28:19, Tuhan Yesus bersabda mengenai pembaptisan yang harus dilakukan “dalam nama”. Kurban Misa pun “dalam nama”.
Pertama, “dalam nama” menggarisbawahi Credo: “aku percaya akan satu Allah”. Kalimat pertama dalam Misa adalah kalimat yang menyatakan keesaan Allah: “nama”, bukan “nama-nama”.
Kedua, keesaan Allah selalu dipahami dalam ketritunggalan-Nya. Lihat bahwa setelah “dalam nama” ada “Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Ketiganya adalah satu. Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah Allah yang esa yang mewahyukan diri dalam ketritunggalan.
Bapa adalah Allah, Putra adalah Firman Allah, Roh Kudus adalah Roh Allah. Tak mungkin Allah dan Firman-Nya dan Roh-Nya berpisah sedetik juga, esa dalam ketritunggalan. Itu mengapa Allah yang esa (unitas) dalam iman Kristen selalu Allah yang tritunggal (trinitas). Demikian isi ringkas padat kalimat pertama dalam Misa.
“Ketika engkau menerima-Nya, katakan kepada-Nya: Tuhan, aku berharap kepada-Mu, aku menyembah-Mu, aku mencintai-Mu, tambahkanlah imanku. Jadilah penopang dari kelemahanku: Engkau, yang tinggal tak berdaya dalam Ekaristi biarlah menjadi obat bagi kelemahan ciptaan-Mu.” — St. Josemaria Escriva
Antifon Pembuka (Ibr 12:1)
Marilah kita tanggalkan semua beban dosa, perintang kita dan berlomba dengan tekun sebagaimana diwajibkan.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maharahim, Putra-Mu telah memberikan teladan untuk mengampuni dan mendoakan mereka yang telah menyalibkan-Nya. Semoga Yesus Kristus, Putra-Mu membebaskan kami pula dari segala bentuk kebencian dan hasrat untuk balas dendam sehingga kami mampu menjadi pembawa damai. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
“Ketika engkau menerima-Nya, katakan kepada-Nya: Tuhan, aku berharap kepada-Mu, aku menyembah-Mu, aku mencintai-Mu, tambahkanlah imanku. Jadilah penopang dari kelemahanku: Engkau, yang tinggal tak berdaya dalam Ekaristi biarlah menjadi obat bagi kelemahan ciptaan-Mu.” — St. Josemaria Escriva
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30-19:3)
"Daud meratapi kematian Absalom."
Waktu
melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom
sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan
dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala
Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit
dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang
melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, "Aku melihat Absalom
tergantung pada pohon tarbantin." Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam
tangannya, dan ditikamnya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk
di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu
gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya,
dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah
penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, "Pergilah ke
samping, berdirilah di situ." Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di
situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu,
"Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi
keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan
semua orang yang bangkit menentang Tuanku." Tetapi bertanyalah Raja Daud
kepada orang Etiopia itu, "Selamatkanlah Absalom, orang muda itu?"
Jawab orang Etiopia itu, "Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku
Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat."
Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang
lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, "Anakku
Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati
menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!" Lalu diberitahukan
oranglah kepada Yoab, "Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena
Absalom." Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh
tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, "Raja
bersusah hati karena anaknya." Maka pada hari itu tentara Israel masuk
kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan
diri dari pertempuran. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku. Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6) 1.
Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan dan jawablah aku, sebab sengsara dan
miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi,
selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. 2. Engkau adalah
Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan,
kuangkat jiwaku. 3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni,
kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah
telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita. Orang
sakit merasa diri sangat tidak berdaya. Ia menggantungkan diri kepada
belas kasih orang lain. Ia percaya dengan sepenuh hati bahwa orang lain
akan menolongnya. Orang beriman menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa
Tuhan. Ia yakin bahwa Tuhan mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Keselamatan memang menuntut iman dan penyerahan yang besar.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)
"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!
Sekali
peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak
berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi
danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon
dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati,
datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat
dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai
tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama
sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah
orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah
jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan
sembuh."Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa
badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus
mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia
berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah
jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana
orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa
yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa
yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan
gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil
dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala
sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku,
imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah
dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari
keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa
perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak
menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat:
"Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan
seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara
Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana
dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara
nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa
kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi
mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu
dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia
masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya:
"Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya
sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan
sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui
hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Iman
itu menyelamatkan! Wanita yang sakit pendarahan dan iman Yairus,
seorang kepala rumah ibadat telah membuktikan hal itu. Bahkan, Yesus
menandaskan bahwa jika kita memiliki iman sebesar biji sesawi, kita akan
mampu melakukan hal-hal yang besar. Daya iman itu sungguh mengagumkan.
Iman mampu melahirkan hal-hal yang seakan tak mungkin menurut
perhitungan manusiawi kita. Apakah kita sudah memiliki totalitas iman
yang sekualitas itu? Antifon Komuni (Ibr 12:2)
Yesuslah yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman itu menuju kesempurnaan.
Doa Malam
Tuhan, dengan
berbagai macam cara Engkau ingin meringankan beban penderitaan umat-Mu.
Ajarilah kami, ya Tuhan, untuk senantiasa membantu sesama kami yang
membutuhkan bantuan kami, tanpa memandang muka serta mempertimbangkan
untung rugi. Amin.
"Dalam rencana kita untuk dialog antaragama, kita dapat menghadapi beberapa risiko. Hanya ada satu kebenaran yang harus dicari, dicapai, dan diberitakan: itu adalah Yesus Kristus." - Kardinal Robert Sarah
Seri Katekismus PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR Bagian I
Syalom aleikhem. Surga dan neraka sama-sama kekal. Di surga, manusia bahagia selama-lamanya, sebaliknya di neraka sengsara selama-lamanya. Bagaimana dengan purgatorium alias (api) penyucian? Siapa masuk ke sana?
Ketika seseorang meninggal dunia, ia langsung diadili dan tahu ke mana arahnya: surga atau neraka. Masuk neraka itu langsung, plung! Masuk surga dua “jenis”: ada yang langsung dan ada yang perlu penyucian lebih dulu. Masuk surga “jenis kedua” inilah yang disebut purgatorium.
Katekismus menulis, orang “yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya” sudah jelas masuk surga. Orang itu mati dalam kesetiaan pada kehendak Allah; kalaupun melakukan dosa besar, dosa itu sudah disesali dan ia sudah mohon ampun kepada Allah melalui Sakramen Pendamaian. Orang yang demikian boleh jadi juga punya dosa kecil. Orang macam ini masuk surga melalui purgatorium.
Paham mengenai purgatorium bertitik tolak dari dan terkait erat dengan paham mengenai surga. Simpelnya: ada dua “jenis” masuk surga: (1) langsung, (2) bertahap. Masuk surga secara bertahap disebut purgatorium. Orang yang masuk purgatorium masih harus menjalankan penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu agar dapat sempurna masuk surga kekal.
Mengapa masih harus penyucian? Sebab, tiada dosa sekecil apapun diperkenankan ada di surga. Allah itu mahakudus, sumber segala kekudusan. Karena itu, dosa, meski kecil sekali, tak dapat ditoleransi ada di surga yang kudus. Dosa-dosa kecil dibersihkan (diampuni) di purgatorium yang disebut juga “penyucian akhir”.
Bukankah pengampunan dosa hanya berlaku ketika manusia hidup di dunia? Betul, untuk dosa-dosa besar memang demikian; salah satu yang terbesar adalah “menentang Roh Kudus” (Mat. 12:32). Namun, ada dosa-dosa (kecil) yang dapat diampuni pada “dunia yang akan datang”, yaitu dunia setelah kematian.
Alkitab menyatakan hal tersebut dengan jelas. Ada dosa yang dapat diampuni di dunia ini, ada pula dosa yang dapat di ampuni di dunia kelak, sesudah kematian. Berikut kutipannya (Mat. 12:32): “jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.”
Jelasnya pernyataan Alkitab disempurnakan oleh Tradisi Suci, salah satunya yang disampaikan oleh Santo Gregorius Agung: “Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu.”
Terakhir, apa di purgatorium itu sengsara? Katekismus menyatakan purgatorium jelas berbeda dengan neraka. Kalaupun kata sengsara mau dikenakan, “sengsara” – dalam tanda petik – di purgatorium amat berbeda dengan sengsara di neraka. Gambarkan, “sengsara” di purgatorium sengsaranya orang rindu kekasih dan ingin jumpa tapi belum bisa karena belum tiba saatnya; sudah jelas akan bertemu, tapi masih menunggu waktu.
** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1030-1031
Senin, 03 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV
Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir
“Siapa yang mempunyai talenta khusus harus mempergunakannya demi
keuntungan orang lain yang membutuhkannya” (Katekismus Gereja Katolik,
1937)
Antifon Pembuka (Mzm 3:4)
Ya Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku. Engkaulah kemuliaanku, yang mengangkat kepalaku.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maharahim, semoga kami Kaukasihi dan semoga Roh-Mu membuka
hati kami, agar kami dapat mengimani Engkau dan Utusan-Mu yang
mendatangi kami, ialah Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin. Raja
Daud mengerti dengan tepat, apa artinya bertobat! Pertobatan
membutuhkan silih. Dia membiarkan Simei bin Gera, orang Benyamin yang
tinggal di Behurim itu, mengutuki dirinya. Bahkan, sebenarnya Raja Daud
rela memberikan takhtanya kepada Absalom, si anak yang memberontak.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (15:13-14.30; 16:5-13a)
"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang
kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.”
Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama
dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri,
jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah
dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan
mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata
pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan
selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud
sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul;
ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus
mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun
segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah
perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau
penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala
darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini
menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau
sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu
berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini
mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal
kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak
Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya:
Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat
demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya,
“Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang
Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah
yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan
kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik
sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud
melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
Ayat. (Mzm 3:2-3.4-5.6-7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit
menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada
pertolongan dari Allah.”
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah
kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku
berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun
lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu
orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan!
Tolonglah aku, ya Allahku!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
Babi tak lebih berharga dariapda manusia, seburuk apa pun keadaannya. Di
pekuburan Gerasa, Yesus mengusir legion (pasukan) roh jahat dan
mengizinkannya pindah ke dalam sekumpulan babi. Keputusan Yesus tepat,
walau Dia harus menanggung akibatnya: Yesus diusir keluar dari daerah
itu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)
"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau
Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu,
datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.
Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya,
dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi
rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga
tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam
ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak
dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh,
berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras
ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang
Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus
mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!”
Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya,
“Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya
Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di
sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh
itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam
babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan
permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki
babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu
terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka
larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota
dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat
apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang
yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini
berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah
melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang
yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka
mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus
naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu
meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak
memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke
rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada
mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana
Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai
memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas
dirinya, dan mereka semua menjadi heran.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Setelah
disembuhkan, ia ingin mengikuti Yesus. Tetapi Yesus tidak
memperkenankannya, malah mengutusnya untuk pergi ke tengah kaum
keluarganya, dan kepada orang-orang sekampungnya. Ia diminta untuk
mewartakan karya kebaikan dan cinta Tuhan yang telah dialaminya. Kita
juga diutus untuk ambil bagian dalam hidup dan karya Yesus, dengan
menyampaikan kasih dan kebaikan Tuhan yang telah kita alami kepada siapa
saja yang kita jumpai dalam kehidupan kita.
Blasius adalah seorang Uskup Sebaste, Armenia (Turki). Ketika ia
memberkati umat seorang ibu bergegas datang kepadanya. Ia memohon Uskup
Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir meninggal karena duri
ikan yang tertelan di tenggorokannya. Ia segera mendoakan anak itu dan
memberkatinya. Mukjizat pun terjadi. Nyawa anak itu dapat diselamatkan.
Pada hari ini kita dapat menerima "Berkat Santo Blasius". Caranya: Umat
menghampiri imam seperti pada acara komuni. Sambil memegang dua batang
lilin yang disilangkan pada leher umat. Kemudian imam berkata: "Semoga
dengan berkat doa Santo Blasius, Uskup dan Martir, Allah membebaskan
Saudara dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Dalam nama
Bapa (+) dan Putra dan Roh Kduus. Amin." Uskup Blasius dibunuh pada
tahun 316. Peringatannya dirayakan secara fakultatif pada 3 Februari.
Doa Malam
Allah Bapa yang Mahabaik, hari telah mulai malam. Tinggallah dalam
hatiku agar kegelapan malam ini tidak menggelapkan hatiku. Buatlah agar
hatiku senantiasa terang sehingga karya-Mu senantiasa dapat kuwartakan
lewat kata dan perbuatanku. Amin.
Mrk. 6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
et statim misso spiculatore rex praecepit afferri caput eius. Et abiens decollavit eum in carcere
Yang dimaksud “raja” adalah Herodes, sementara “pengawal” diterjemahkan dari istilah untuk menyebut algojo, yaitu orang yang melaksanakan hukuman mati. Setelah mendengar permintaan anak Herodias, Herodes langsung memberikan perintah kepada si algojo. Di penjara, kepala Yohanes dipenggal. Gugurlah dia.
Mrk. 6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
et attulit caput eius in disco; et dedit illud puellae, et puella dedit illud matri suae.
Algojo membawa kepala Yohanes yang terpancung di atas semacam piring kepada Herodes. Herodes ke si gadis, lalu si gadis ke Herodias. Puaslah Herodias, dendamnya terbalaskan.
Mrk. 6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
Quo audito, discipuli eius venerunt et tulerunt corpus eius et posuerunt illud in monumento.
Waktu itu, Yohanes punya banyak murid, bahkan sebelum Tuhan Yesus punya murid. Beberapa murid Tuhan, sebelumnya adalah murid Yohanes. Murid-murid Yohanes mendengar kabar bahwa Yohanes telah dihukum mati. Mereka datang ke penjara, mungkin secara resmi meminta kepada Herodes, sebagaimana kelak jenazah Tuhan Yesus diminta kepada Pilatus, agar murid-murid itu diizinkan mengurus jenazah Yohanes. Mereka memakamkan Yohanes secara layak. Apakah kepalanya ikut dimakamkan? Kiranya ya.
Mrk. 6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
Et convenientes apostoli ad Iesum renuntiaverunt illi omnia, quae egerant et docuerant.
Ayat ini seperti bicara perihal lain secara tiba-tiba, padahal tidak. Perhatikan Mrk. 6:7-11, Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya menjadi rasul (utusan). Kemudian, lihat Mrk. 6:12-13, murid-murid melaksanakan perintah Tuhan. Murid-murid yang diutus itu disebut “rasul”, artinya ‘utusan’.
Dalam Injil Markus, istilah “rasul” digunakan khusus untuk menyebut dua belas murid yang dipilih secara istimewa oleh Tuhan (Mrk. 3:13-19). Kata “murid” dalam Injil Markus bermakna umum, yaitu semua orang yang mengikuti Tuhan ke mana-mana menjadi pengikut-Nya. Di antara murid-murid, ada orang-orang yang dipilih khusus, jumlahnya dua belas orang, inilah “rasul-rasul” (Mrk. 3:14). Ada perbedaan penggunaan kata “rasul” dan “murid” dalam seluruh Injil Markus.
“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran
kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang
memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik
Caritas in Veritate
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan
perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa
Minggu dan Hari Raya)
Antifon
Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.
Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.
Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.
Pengantar
Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah
sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan
sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat. Di Roma pesta ini
dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan
pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal
sebagai "Misa Terang". Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai
"Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria".
Pada hari ini kita memperingati
peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh
orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan
peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung.
Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang
disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa". Secara
tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya
Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke
kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"
Doa Pemberkatan Lilin
KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
atau
Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.
Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)
Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus.
Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung
bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen
tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera
tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius. (Mzm 48:10-11, 2)
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang
telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah.
Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati,
sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang
pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu
dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu
kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang
memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka
seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang
mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda
dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu
kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah
anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan
demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan
malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah
sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas
kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf
membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan
kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang
burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di
Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh
hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di
atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak
akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas
dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus
dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang
ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya
sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di
hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf
dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak
Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak
itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri
-, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ
seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia
sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun
bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh
empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam
beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus
dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan
bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua
orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan
semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan
Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih
karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya :
mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa
mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan
sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang
diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu
nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi
berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita
menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” –
Paus Benediktus XVI
Renungan
Hari ini kita memperingati hari Yesus dipersembahkan di
kenisah di Yerusalem, tepat empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, yang
juga bertepatan dengan waktu pentahiran. St. Yusuf dan Bunda Maria
membawa Yesus untuk dipersembahkan kepada Allah, agar memenuhi hukum
Taurat Musa, bahwa semua anak sulung, yaitu semua yang lahir terdahulu
dari kandungan, baik manusia maupun hewan, adalah milik Allah (lih. Kel
13:2,12-13). Persembahan ini menjadi kenangan yang hidup, akan bagaimana
Allah membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir. Yaitu saat Allah
membinasakan semua anak sulung dari bangsa Mesir, baik manusia maupun
hewan, sedangkan anak- anak sulung dari bangsa Israel diselamatkan-Nya
karena tanda darah kurban anak domba, yang dibubuhkan di ambang
pintu-pintu rumah mereka. Setelah peristiwa ini, bangsa Israel selalu
mempersembahkan anak binatang yang sulung sebagai kurban kepada Allah.
Sedangkan anak sulung mereka, mereka tebus dengan kurban, sebagai tanda
bahwa anak itu adalah milik Tuhan (Kel 13:15). Untuk maksud inilah St.
Yusuf dan Bunda Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur dan dua
ekor anak merpati, yaitu ketentuan kurban tebusan bagi umat yang miskin.
Di kenisah itulah, St. Yusuf dan Bunda Maria bertemu dengan
Simeon dan Hana. Mereka menerima pernyataan dari Roh Kudus, sehingga
mereka mengenali bahwa Anak yang dalam pelukan Bunda Maria itu adalah
Mesias: keselamatan dari Allah, terang bagi bangsa-bangsa dan kemuliaan
bagi umat Israel (lih. Luk 2:29-32). St. Bernardus mengatakan dalam
salah satu khotbahnya tentang perayaan hari ini, yang sering ditandai
dengan prosesi, demikian, “Hari ini Perawan Maria membawa ke kenisah,
Sang Tuhan-nya kenisah….” St. Bernardus kemudian menyebutkan bahwa St.
Yusuf, Bunda Maria, Simeon dan Hana, adalah empat orang pertama yang
memulai prosesi sukacita, yang akan terus diperingati sampai ke ujung
bumi. Prosesi ini kemudian dilanjutkan oleh Gereja dengan tradisi
prosesi lilin yang melambangkan Kristus Sang Terang dunia. Kita membawa
lilin-lilin untuk diberkati dan digunakan pada saat berdoa, lambang yang
mengingatkan bahwa kitapun dipanggil untuk menjadi seperti Kristus yang
mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa. Gereja mengajak kita untuk
membawa Terang Kristus kepada dunia dan orang-orang di sekitar kita.
Hari ini, kita juga memperingati saat Bunda Maria
mempersembahkan Puteranya, dan mempersembahkan dirinya sendiri kepada
Allah. Bunda Maria memperbarui ketaatannya kepada Allah, “Terjadilah
padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38), sebagaimana dikatakannya kepada
malaikat yang menyampaikan Kabar Gembira dari Allah kepadanya. Maka,
hari ini kitapun diundang untuk memperbarui ketaatan kita kepada Allah.
Yaitu, agar kita dapat mengikuti teladan Bunda Maria, mau
mempersembahkan seluruh diri kita, pikiran dan karya kita, kepada Allah.
Sejujurnya, betapa sedikitlah yang dapat kita persembahkan kepada
Allah, sebab segala sesuatu yang ada pada kita, toh sebenarnya
juga dari Allah dan milik Allah. Persembahan sederhana Bunda Maria-
sepasang tekukur dan merpati- menjadi sungguh istimewa, sebab disatukan
dengan persembahan Kristus. Maka, mari kita juga mempersembahkan
persembahan kita, dan kita satukan dengan persembahan Kristus, agar
berkenan bagi Allah Bapa. Doa-doa, karya, bakat dan sejumlah berkat
Allah yang kita terima dari Allah, kita persembahkan kembali kepada
Allah, dan kita persatukan dengan kurban Kristus dalam Ekaristi kudus.
Maka apa yang nampaknya tidak berarti menjadi begitu bernilai, sebab
telah disatukan dengan kurban Kristus yang nilainya tiada terkira.
Semoga Allah Bapa berkenan menerima persembahan kita sebagaimana Ia
menerima persembahan St. Yusuf dan Bunda Maria.
Hari ini, mari kita berdoa bersama St. Alfonsus Liguori,
“Hari ini, O Bundaku, aku juga mengikuti teladanmu, hendak
mempersembahkan hatiku yang miskin kepada Allah… Persembahkanlah aku
sebagai milikmu juga kepada Allah Bapa dan kepada Yesus, dan berdoalah
kepada Bapa, supaya melalui jasa Kristus Putera-Nya, dan oleh doa-doamu,
Ia dapat menerimaku dan menjadikan aku sebagai milik-Nya sendiri….”
(Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org)
Antifon Komuni (Luk 2:30-31)
Mataku telah melihat keselamatan-Mu yang Kausediakan bagi segala bangsa.
Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia
sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel
13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah
tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan
Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama
dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel",
tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang
diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang
sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan
keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus
Gereja Katolik, 529
Syalom aleikhem.
Apa kata pertama yang dilisankan umat dalam Perayaan Ekaristi? Benar, itulah “amin”. Kurban Misa dibuka dengan Tanda Salib yang diucapkan imam, lalu umat menjawab dengan amin.
Anda kiranya sudah paham, kata terakhir dalam Alkitab adalah amin (Why. 22:21). Kata ini juga bertebaran di sepanjang Alkitab, terutama pada bagian akhir doa-doa Perjanjian Baru.
Amin dalam bahasa Ibrani yang merupakan sumbernya, erat berhubungan dengan “iman” dalam bahasa yang sama. Amin dan iman punya akar kata yang sama yang bermakna ‘teguh, andal, setia’. Dengan demikian, menurut ajaran Gereja Katolik yang tersurat dalam Katekismus Gereja Katolik no. 1062, amin bermakna ganda: (1) kesetiaan Allah kepada kita, (2) kepercayaan kita kepada Allah.
Setiap kali “amin” muncul dari diri anda tiap-tiap Ekaristi, ingatlah bahwa ada dua makna: amin berarti Allah itu setia, amin berarti anda percaya. Maka kini kita tahu, amin tak hanya bermakna setuju sebagaimana dipahami kebanyakan orang.
Terakhir, Tuhan Yesus sendiri adalah “Sang Amin” (Why. 3:14). Karena itu, setiap kali berkata “amin”, secara rohani anda sedang menyebut “nama” Tuhan sendiri. Maka, tak usah sering ber-“amin-amin” di medsos, latah itu. Sering terlihat amin berhamburan tak terkendali di kolom komentar aneka media.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati