| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 29 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Rabu, 29 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III

Melalui perumpamaan - satu bentuk mengajar-Nya yang khas - Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya Bdk. Mrk 4:33-34.. Lewat perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya Bdk. Mat 22:1-14., tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu Bdk. Mat 13:44-45.; kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan Bdk. Mat 21:28-32.. Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? Bdk. Mat 13:3-9. Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Bdk. Mat 25:14-30. Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11). Untuk mereka yang "ada di luar (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal rahasia Bdk. Mat 13:10-15.. (Katekismus Gereja Katolik, 541)


Antifon Pembuka (Mrk 4:3.8)

Seorang penabur keluar menabur benih. Benih itu sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan suburnya dan menghasilkan buah.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau telah membangun dunia menjadi tempat tinggal-Mu melalui Yesus Tuhan kami. Kami mohon, semoga Ia sebagai batu sendi selalu menghimpun kami dan menjadikan kami umat kesayangan-Mu yang mengenal Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-17)
  
"Aku akan membangkitkan keturunanmu dan Aku akan mengokohkan kerajaannya."
   
Waktu itu Raja Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan. Maka datanglah Tetapi pada sabda Tuhan kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bagi dia Aku akan memelihara kasih setia-Ku untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.27-28.29-30)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku hendak bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun temurun.
2. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.
3. Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin kelestarian anak cucunya sepanjang masa dan takhtanya seumur langit.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)
  
"Seorang penabur keluar untuk menabur."
  
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat". Dan Yesus bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun". Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Dengan berbagai cara Allah telah dan sedang berkarya dan bersabda kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, terutama kepada manusia, citra-Nya. Karya dan sabda-Nya itu mencapai puncak dan kesempurnaannya daiam karya dan sabda Tuhan Yesus Kristus, Putra-Nya sendiri. Di dalam diri Putra, Bapa hadir bersama Roh-Nya.

Sayang, ada yang menolak karya-karya dan sabda-sabda-Nya mentah-mentah, sehingga mereka tidak mendapatkan buah apapun dari karya dan sabda ilahi itu. Ada juga yang menerima-Nya setengah-setengah saja, sehingga mereka hanya mendapat buah sedikit saja dari karya-karya dan sabda-sabda-Nya. Syukurlah, ada juga yang menerimanya dengan sepenuh hati, sehingga mereka memperoleh buah yang berlimpah-ruah. Kondisi hati orang saat menanggapi sabda Allah itu seperti kondisi tanah ketika menyambut benih baik yang ditaburkan oleh petani. Tanah yang berbatu-batu tidak memungkinkan benih itu tetap hidup iaiu bertunas dan bertumbuh. Tanah yang dipenuhi semak-semak memang masih memungkinkan benih itu bertunas tetapi tunas itu segera mati karena “kalah bersaing” dengan semak-semak. Tanah yang subur memungkinkan benih itu bertunas, bertumbuh, dan akhirnya berbuah banyak. Namun, bagaimanapun juga sikap para tamu, perjamuan makan tersebut tidaklah sia-sia. Allah itu Maha Besar dan Mahakuasa. Karena itu, karya dan sabda-Nya pasti berhasil. Allah tidak dapat digagalkan oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

Contemplatio:

Bayangkanlah diri anda adalah seorang petani yang sedang menabur benih. Bagaimana perasaan anda kemudian, ketika anda melihat bahwa semua benih itu menumbuhkan tunas? Bagaimana perasaan anda ketika melihat ada tunas yang cepat mati?

Oratio:


Ya Bapa, bantulah aku dengan rahmatMu, agar aku dapat menjadi lahan yang subur bagi benih itu, sehingga aku ikut menghasilkan buah banyak di dalam “kebun anggur”-Mu. Amin.. (APH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020) 
 
  

Antifon Komuni (Lih. Mrk 8:15)

Berbahagialah orang yang menyambut Sabda Allah dalam hati yang tulus dan jujur dan menghasilkan buah dengan sabar.

Seri Katekismus SURGA KINI SURGA NANTI


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 309

Seri Katekismus
SURGA KINI SURGA NANTI

Syalom aleikhem.
Betapa sering terdengar istilah “surga”, namun apa artinya menurut ajaran Katolik? Katekismus mengajarkan, surga adalah kehidupan (setelah kematian) yang sempurna; artinya tak ada cacat cela sedikit pun maupun kekurangan sekecil apapun.

Tak berhenti di situ, surga adalah kehidupan sempurna bersama Allah Tritunggal yang penuh cinta, bersama dengan Santa Perawan, para malaikat, dan para kudus. Surga adalah kehidupan dalam kebahagiaan tertinggi dan definitif. Bagaimana itu dibayangkan? Tak mudah, namun bayangkan kita bahagia tanpa jeda dan selama-lamanya, bahagia tanpa putus dan tanpa akhir.

Persis setelah orang meninggal dunia, ia langsung diadili dan mendapat keputusan final mengenai keadaan abadinya. Ada tiga keadaan: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.

Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah dan suci sepenuhnya akan langsung masuk surga. Ketika seseorang meninggal dunia dan diadili dan kedapatan layak langsung masuk surga, ia masuk surga saat itu juga. Namun, sebelum kedatangan kedua Kristus pada akhir zaman, orang yang masuk surga berada di sana hanya dengan jiwa – badannya masih ada di dunia sebagai badan jasmani yang dapat rusak oleh penyebab alamiah.

Contoh: si A meninggal dunia. Jiwanya diadili dan kedapatan layak masuk surga. Maka, jiwanya langsung masuk surga, sementara badannya dikuburkan dan membusuk di dunia menanti kebangkitan badan pada akhir zaman untuk disatukan kembali dengan jiwanya.

Apakah itu berarti para kudus di surga kini berada di sana hanya dengan jiwa mereka? Ya, sampai saatnya hari kiamat, tubuh semua orang dibangkitkan, dan para kudus mendapatkan kembali tubuh mereka dalam tubuh rohani, begitu pula semua orang. Ada pengecualian dalam hal ini, yaitu Bunda Allah yang kini sudah di surga dengan jiwa dan raganya.

Surga Sepenuhnya

Apakah kini para kudus berada di surga yang belum sepenuhnya? Sudah sepenuhnya. Katekismus, mengutip pernyataan doktriner Sri Paus Benediktus XII sebagaimana dicatat dalam Denzinger no. 1000 dan dikutip dalam Lumen Gentium no. 49, mengajarkan bahwa jiwa para kudus yang kini berada di surga sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan pandangan langsung dari muka ke muka tanpa pengantaraan makhluk apapun.

Artinya, kini, yaitu sebelum Pengadilan Terakhir, para kudus sudah benar-benar di surga, bukan setengah surga atau icip-icip surga. Bedanya, kini mereka di sana hanya dengan jiwanya, namun kelak setelah Pengadilan Terakhir dengan jiwa dan raganya sebagaimana telah terjadi pada diri Sang Theotokos.

Ringkas simpelnya, surga kini dan surga nanti setelah hari kiamat itu surga yang sama. Yang berbeda adalah para kudus kini di sana dengan jiwa saja, kelak setelah akhir zaman barulah dengan jiwa dan raga. Selebihnya, sama.

** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1023-1024

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 28 Januari 2020 Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam, Pujangga Gereja

Selasa, 28 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam, Pujangga Gereja
   
Saudara-saudari terkasih, dalam sekolah para kudus, hendaklah kita jatuh cinta dengan sakramen ini! Marilah kita berpartisipasi dalam Misa Kudus dengan rekoleksi, untuk memperoleh buah-buah rohaninya, marilah kita memperkaya diri kita dengan Tubuh dan Darah Tuhan kita, tiada henti diberi makan oleh rahmat ilahi! Hendaklah kita dengan rela dan lebih sering berdiam bersama Sakramen Mahakudus, dalam percakapan dari hati ke hati! (Audiensi Umum Paus Benediktus XVI tentang St. Thomas Aquinas)


Antifon Pembuka (Dan 12:3)

Orang bijaksana akan bersemarak, cemerlang laksana matahari, dan guru kebenaran akan berseri, kemilau laksana bintang abadi.

Those who are wise will shine brightly like the splendor of the firmament and those who lead the many to justice shall be like the stars for ever


Doa Pembuka


Allah Bapa Mahabijaksana, berkat pertolongan-Mu Santo Tomas Aquino telah mempersembahkan ilmu dan pengabdiannya guna menyemarakkan Gereja-Mu. Kami mohon, semoga kami selalu terbuka terhadap ajaran pujangga-Mu ini, dan berilah kami kemampuan untuk menyelami dan menghayati iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (6:12b-15.17-19)
   
"Daud dan segenap orang Israel mengarak tabut perjanjian dengan sorak-sorai."
  
Pada waktu itu Daud pergi mengangkut tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke kota Daud, dengan sukacita. Setiap kali para pengangkat tabut Tuhan itu maju enam langkah, Daud mengurbankan seekor lembu dan seekor anak lembu tambun. Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia mengenakan baju efod dari kain lenan. Daud dan segenap orang Israel mengangkut tabut Tuhan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala. Tabut Tuhan itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, yakni di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu; kemudian Daud mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan di hadapan Tuhan. Setelah Daud selesai mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan semesta alam. Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapakah itu raja kemuliaan? Tuhanlah raja kemuliaan.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan! 2.Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35)
  
"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."
   
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Yesus memandang keluarga bukan hanya dari hubungan darah. Saudara bagi Yesus adalah mereka yang mau menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Pandangan ini jauh berbeda dari pandangan umum yang biasa di masyarakat kita. Kedekatan dengan sabda Tuhan bisa menjadikan kita saudara dalam keseharian. Ketika kita pergi ke daerah tertentu, kita menjumpai gereja dan kebetulan di gereja itu ada Perayaan Ekaristi. Kita merasa bahwa mereka yang ada dalam gereja itu adalah saudara dan saudari se-Bapa. Kedekatan Yesus dengan umat yang dilayani-Nya menjadikan Yesus memiliki banyak saudara. Dalam kehidupan; ketika kita berbuat baik kepada sesama pun, kita sudah menjadikan orang tersebut saudara.

Apa yang diperbuat oleh Yesus hari ini sungguh wajar. Tugas-Nya hadir ke tengah dunia adalah untuk menjadi berkat bagi umat. Yesus tidak terikat rasa kekeluargaan dalam melayani sesama. Ini bisa menjadi model kita dalam pelayanan. Kita tidak hanya mementingkan keluarga. Kita hadir untuk melayani semua orang. Namun kebanyakan kita terikat dengan keluarga. Misalnya saja ada seorang imam yang ke mana-mana dia bertugas selalu mencari orang yang berasal dari satu kampung dengan dia. Mereka membawa saudara-saudarinya dari kampung halaman untuk dijadikan karyawan di pastoran. Kisah ini hampir terjadi di mana-mana. Karena itu, kita patut belajar dari Yesus. Saudara kita bukan saja mereka yang sedarah dengan kita. Saudara kita adalah mereka yang ada di sekitar kita.

St. Tomas Aquinas yang hari ini kita peringati mengatakan bentuk tertinggi relasi yang dijalani manusia dalam lingkungan sosial adalah persaudaraan (baca: persahabatan). Siapa mereka sahabat atau saudara kita? Merekayang menegur, menyapa, dan memperhatikan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah tetangga dan orang yang sering datang mengobrol dengan kita. Semoga kita bisa memahami maksud Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kita bisa menjadi pribadi yang terbuka untuk semua orang dan bisa menjadi saudara dengan orang yang ada di sekitar . (AL/INSPIRASI BATIN 2020)

Antifon Komuni (Mrk 3:35)

Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, saudari-Ku dan ibu-Ku. 
 
   

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:21-23


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 308

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:21-23

Mrk. 6:21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.

Et cum dies opportunus accidisset, quo Herodes natali suo cenam fecit principibus suis et tribunis et primis Galilaeae,

Frasa “kesempatan yang baik” diterjemahkan dari ungkapan harafiah “hari yang cocok”. “Baik” bagi Herodias adalah matinya Yohanes Pembaptis. Ingat, Herodias memendam dendam mendalam dan mencari kesempatan untuk melancarkan pembunuhan. Kata “baik” pada terjemahan tak terdapat pada bahasa asli.

Apakah zaman itu ada acara ulang tahun? Ada, dalam kebudayaan Greko-Roman (Yunani-Romawi). Perhatikan istilah “dies natalis”, harafiahnya ‘hari lahir’, yang kita kenal sampai hari ini. Herodes merayakan pesta kelahirannya sesuai dengan budaya Greko-Roman, mengundang orang-orang penting: pejabat tinggi, pejabat militer, tokoh masyarakat. By the way, yang diterjemahkan dengan “perwira” adalah komandan pasukan dengan jumlah anak buah 600-1.000 orang.

Mrk. 6:22
Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,

cumque introisset filia ipsius Herodiadis et saltasset, placuit Herodi simulque

Kemungkinan besar, si anak adalah anak Herodias dari perkawinan sebelumnya. Jadi, anak tiri Herodes. Pintar menari rupanya si anak sehingga Herodes dan tamu-tamu senang menonton tariannya.

Kata “raja” yang dimaksud adalah Herodes. Herodes itu raja bawahan yang tunduk kepada maharaja (kaisar) di Roma.

Mrk. 6:23
lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”

Et iuravit illi multum: “ Quidquid petieris a me, dabo tibi, usque ad dimidium regni mei ”.

Bersumpah artinya menyatakan atau menjanjikan sesuatu dengan menyebut nama Allah atau tokoh ilahi sebagai saksi penguat. Dalam alam pikiran masyarakat zaman itu, sumpah itu serius, kata-kata yang harus ditepati. Orang yang tak melaksanakan apa yang disumpahkannya, dalam keyakinan zaman itu, akan terkena kutuk atau hukuman ilahi. Herodes bersungguh-sungguh ketika menawarkan hadiah kepada putri Herodias.

Isi sumpah harus dipahami menurut budaya zaman itu. Frasa “setengah kerajaanku” bukan harafiah, bukan berarti Herodes mau benar-benar memberikan setengah wilayahnya untuk si putri, melainkan itulah kata-kata yang umum untuk raja atau penguasa zaman itu ketika mengucapkan sumpah. Hal ini dapat kita temukan juga dalam Perjanjian Lama (Est. 5:3): Raja Ahasyweros bersumpah di depan Ratu Ester.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 27 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Senin, 27 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III
  
  “Kasih cenderung menjadi seperti yang dikasihi; sesungguhnya, kasih bahkan ingin menjadi satu dengan yang dikasihi. Allah mengasihi manusia yang tidak layak. Dia menghendaki untuk menjadi satu dengan manusia, dan itulah inkarnasi.” — Uskup Agung Fulton John Sheen
   
Antifon Pembuka (Mzm 89:21-22)

Aku telah menemukan Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-7.10) 
 
"Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." 
 
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel, yakni sejak Saul memerintah atas kami. Lagipula Tuhan telah bersabda kepadamu: “Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel”. Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. Pada saat menjadi raja itu, Daud berumur tiga puluh tahun; dan selanjutnya empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda. Kemudian raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Tetapi mereka itu berkata kepada Daud, “Engkau tidak sanggup masuk kemari! Orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke sana. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Maka makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertai dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai raja.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.25-26)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.”
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan tangan kanannya menguasai sungai-sungai.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30) 
 
"Kesudahan setan telah tiba."
  
Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata tentang Yesus, “Ia kerasukan Beelzebul!” Ada juga yang berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa yang kekal.” Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Demi keuntungan, tak jarang manusia menyerang sesama, mencari-cari kesalahan orang yang dianggap pesaingnya itu. Dalam politik, hal semacam itu sering disebut sebagai upaya kriminalisasi. Kriminalisasi (bahasa Inggris: criminalization) dalam ilmu kriminologi adalah suatu proses saat terdapat suatu perubahan perilaku individu-individu yang cenderung menjadi pelaku kejahatan dan menjadi penjahat. Dalam upaya tersebut, seorang yang sebelumnya dipandang bersih atau tak memiliki kesalahan ditempatkan sebagai seorang kriminal atau seorang pesakitan yang melakukan satu atau beberapa kejahatan. Lebih parah dari sekadar tuduhan sebagai seorang kriminal itu, si tertuduh diposisikan sebagai musuh bersama (public enemy). Sama seperti pembunuhan karakter atau perusakan reputasi. Harapannya, karier dan kehidupan orang yang dituju itu hancur. Mereka yang melakukan upaya kriminalisasi atau pembunuhan karakter itu mendulang keuntungan dari kehancuran pesaingnya itu.

Para ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus tidak waras lagi. Bagaimana mungkin Yesus dikatakan demikian? Dalam pola pikir bangsa Yahudi saat itu, orang menjadi gila atau tidak waras karena kerasukan setan. Hal itu berkaitan erat dengan perkataan ahli T aurat yang datang dari Yerusalem itu bahwa Yesus kerasukan Beelzebul (lih. Mrk. 3:22). Lawan-lawan Yesus berupaya menghilangkan simpati orang banyak terhadap Yesus dengan aneka macam taktik. Mereka tidak hanya menuduh Yesus sebagai pelanggar Hukum Sabat atau Taurat, tetapi sebagai orang yang kerasukan roh setan, yaitu Beelzebul dan sebagai orang yang mengusir setan dengan bantuan kuasa penghulu setan itu.

Yesus tidak menganggap remeh tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa dosa mereka itu tidak dapat diampuni. Mereka menghujat Roh Kudus. Dosa mereka berat karena menuduh Yesus bertindak dengan kuasa setan. Padahal, Yesus bertindak dalam kuasa Roh Kudus. Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah kekuatan yang membimbing manusia pada kebenaran. Kekuatan itu tidak mungkin keliru atau salah. Oleh karena itu, meragukan atau menyatakan Sang Pembimbing sebagai keliru atau salah adalah dosa besar karena menolak kebenaran itu sendiri. Melalui kisah ini, kita diajak untuk selalu berhati-hati terhadap kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Sekaligus, bacaan Injil ini juga mengajak kita untuk selalu membuka diri pada tuntunan Roh Kudus yang selalu menuntun kepada kebenaran sejati. 
 
Antifon Komuni (Mzm 89:25)
 
Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.  
 
 
    
 

BV/INSPIRASI BATIN 2020

Seri Liturgi BERDIRI DI HADAPAN TUHAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 307

Seri Liturgi
BERDIRI DI HADAPAN TUHAN

Syalom aleikhem.
Bahasa tubuh manusia umumnya mengungkapkan dengan tepat apa yang dihayati dalam hatinya. Biasanya bahasa tubuh mudah terbaca. Contoh: rakyat kecil yang berjumpa presiden berdiri dengan hormat, misalnya membungkuk untuk menunjukkan kerendahan diri. Contoh lain: majikan berkacak pinggang atau bersilang tangan atau memasukkan tangan di kantung celana ketika memberikan instruksi kepada kacungnya; ini menunjukkan superioritas.

Liturgi Katolik berisi bahasa tubuh juga, yaitu tata gerak; berdiri salah satunya. Renungan sederhana demi penghayatan yang lebih baik: “Sudahkah aku berdiri dalam liturgi dengan layak dan pantas?”

Sama-sama berdiri, bahasa tubuh yang dipancarkan bisa berbeda. Berdiri bersilang tangan di depan dada berbeda dengan berdiri mengatup tangan; berdiri berkacak pinggang berbeda dengan berdiri membungkuk hormat. Masing-masing mengungkapkan isi hati yang berlainan.

Ketikan kita merayakan Kurban Misa, pasti ada tata gerak berdiri. Hayatilah berdiri dalam liturgi secara berbeda dengan berdiri antre tiket. Berdiri dalam liturgi adalah “berdiri di hadapan Tuhan”. Sadarilah sungguh-sungguh. Bayangkan Tuhan ada di hadapanmu, dan engkau berdiri di hadapan-Nya. Bagaimana sikapmu? Hayatilah berdirimu dalam liturgi agar sesuai dengan maknanya: berdiri di hadapan Tuhan dengan layak dan pantas.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Hari Minggu Biasa III: Minggu Sabda Allah

Paus Fransiskus telah menetapkan Minggu III Masa Biasa sebagai “Minggu Sabda Allah”, "Sunday of the Word of God", merupakan undangan bagi umat Katolik di seluruh dunia untuk memperdalam apresiasi, cinta, dan kesaksian mereka yang setia kepada Tuhan dan kata-katanya.

Melalui surat kepausan "Aperuit Illis", hari Minggu ketiga Masa Biasa – yang tahun ini jatuh pada tanggal 26 Januari 2020 – akan dirayakan sebagai hari khusus yang diperuntukkan bagi "perayaan, pendalaman, dan penyebaran Sabda Allah."

“Mempersembahkan secara khusus suatu hari Minggu dalam Tahun Liturgi bagi Sabda Allah, pertama-tama memampukan Gereja untuk mengalami kembali tindakan dari Dia yang bangkit yang membuka juga bagi kita kekayaan Sabda-Nya agar kita mampu menjadi pewarta kekayaan tak terhingga itu di dunia ini,” kata Paus Fransiskus dalam dokumen "Aperuit Illis" yang menetapkan perayaan khusus hari Minggu Sabda Allah.

Keuskupan dan paroki diundang untuk menanggapi dengan inisiatif kreatif, sumber daya yang membantu dan upaya baru untuk membantu umat Katolik terlibat lebih dalam dengan Alkitab di gereja dan dalam kehidupan mereka.

Uskup Agung Rino Fisichella, Presiden Dewan Kepausan untuk Promosi Evangelisasi Baru, mengatakan penekanan pada pentingnya firman Allah diperlukan karena "mayoritas umat Katolik" tidak akrab dengan Kitab Suci yang kudus.

“Bagi banyak orang, satu-satunya saat mereka mendengar firman Allah adalah ketika mereka menghadiri Misa,” katanya kepada Vatican News, pada 30 September 2019, ketika dokumen kepausan, berjudul "Aperuit Illis" diterbitkan.

"Alkitab adalah buku yang paling banyak didistribusikan, tetapi mungkin juga yang paling tertutup debu karena tidak berada di tangan kita," kata uskup agung itu seperti dilansir dari catholicnews.com, hari Jumat (10/1).

Dengan surat apostolik ini, paus "mengundang kita untuk memegang firman Tuhan di tangan kita setiap hari sebanyak mungkin sehingga itu menjadi doa kita" dan sebagian besar dari pengalaman hidup seseorang.

Dalam suratnya, Paus Fransiskus menulis, “Hari yang diperuntukkan bagi Alkitab ingin bukan “satu kali setahun”, namun satu kali untuk seluruh tahun, agar kita merasa sungguh perlu menjadi bersahabat dan intim dengan Kitab Suci dan Dia yang bangkit, yang tidak berhenti membagikan Sabda dan Roti di dalam komunitas umat beriman.”

“Untuk itu kita perlu masuk dalam keyakinan tetap dengan Kitab Suci, jika tidak maka hati akan tetap dingin dan mata tetap tertutup, kita bagaikan terserang begitu banyak bentuk kebutaan," tulisnya.

Paus mengatakan, Kitab Suci dan sakramen-sakramen adalah tak terpisahkan di antara mereka. Ketika Sakramen-sakramen diperkenalkan dan diterangi oleh Sabda Allah, maka menjadi lebih jelas tujuan perjalanan di mana Kristus sendiri membuka pikiran kita dan hati bagi pengenalan karya penyelamatan-Nya.

“Kristus Yesus mengetuk pintu kita melalui Kitab Suci; jika kita mendengarkan dan membuka pintu akal budi dan hati, maka Ia masuk ke dalam hidup kita dan tinggal bersama kita,” kata Paus.

Paus Fransiskus mendesak para imam untuk lebih menyediakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan homili, menciptakan homili setiap hari Minggu yang "berbicara dari hati" dan benar-benar membantu orang memahami Alkitab "melalui bahasa" yang sederhana dan sesuai.

“Homili merupakan peluang pastoral yang tidak boleh disia-siakan. Waktu homili ini adalah satu-satunya kesempatan yang mereka miliki untuk memahami keindahan firman Allah dan melihatnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka," katanya.

Paus Fransiskus mendorong orang untuk membaca Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, "Dei Verbum," dan nasihat kerasulan Paus Benediktus XVI tentang Alkitab, "Verbum Domini," yang ajarannya tetap "mendasar bagi komunitas kita."

“Komunitas-komunitas akan menemukan caranya sendiri untuk menghayati Hari Minggu itu sebagai hari raya. Namun akan penting bahwa dalam perayaan Ekaristi, Kitab Suci bisa ditahtakan, sehingga nampak bagi umat nilai normatif yang ada pada Sabda Allah,” katanya.

Paus mengatakan pada hari Minggu itu, dengan cara khusus, pentinglah memberi tekanan pada pewartaannya dan menyesuaikan homili untuk menonjolkan penghormatan yang diberikan kepada Sabda Tuhan. Pada Minggu ini para Uskup bisa merayakan upacara pelantikan Lektor atau membentuk (kelompok) pelayanan serupa, untuk memperlihatkan pentingnya pewartaan Sabda Allah dalam liturgi.

“Dengan cara yang sama, para pastor paroki bisa juga mencari bentuk-bentuk untuk memberikan Alkitab, atau salah satu dari Kitab, kepada seluruh umat sebagai cara menunjukkan pentingnya dalam kehidupan sehari-hari untuk terus membaca, mendalami, dan berdoa dengan dengan Kitab Suci, khususnya melalui praktik ‘lectio divina’,” kata paus.

Menurut Paus Fransiskus, Kitab Suci tidak boleh hanya menjadi warisan dari beberapa orang dan lebih-lebih bukan suatu koleksi kitab-kitab bagi sedikit orang-orang istimewa. Kitab Suci, terutama adalah milik umat yang berkumpul untuk mendengarkannya dan mengenal dirinya di dalam kata-kata itu.

“Sering, ditemukan kecenderungan usaha untuk memonopoli Teks Suci dengan membatasi bagi beberapa kalangan atau kelompok terpilih. Tidak boleh demikian. Alkitab adalah kitab milik Umat Tuhan yang, dalam mendengarkannya, bergerak dari ketercerai-beraian dan perpecahan menuju kesatuan. Sabda Allah menyatukan umat beriman dan menjadikannya satu bangsa,” katanya.

Paus mengatakan perayaan Hari Minggu Sabda Allah menyatakan suatu nilai ekumenis, karena Kitab Suci, bagi mereka yang mendengarkan, menunjukkan jalan untuk diikuti agar sampai pada kesatuan yang autentik dan kokoh.

“Hari Minggu Sabda Allah ini akan disatukan dalam suatu moment yang tepat pada tahun itu, ketika kita diundang untuk mempererat hubungan dengan umat Yahudi dan untuk berdoa bagi kesatuan umat kristiani,” katanya.

Dokumen kepausan, berjudul "Aperuit Illis" itu diterbitkan pada hari peringatan Santo Hieronimus, santo pelindung para sarjana Kitab Suci dan doktor gereja, yang berkata, "Ketidaktahuan akan Kitab Suci adalah ketidaktahuan akan Kristus."

Judul "Aperuit Illis" didasarkan pada sebuah ayat dari Injil Lukas 24:45, "Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci."

Paus mengatakan tidak mungkin untuk memahami Kitab Suci secara mendalam tanpa Tuhan yang membuka pikiran orang akan firman-Nya, namun "tanpa Kitab Suci, peristiwa-peristiwa misi Yesus dan gerejanya di dunia ini akan tetap tidak dapat dipahami."

Surat Apostolik Paus Fransiskus dalam bentuk “Motu proprio” yang diterbitkan pada 30 September 2019 itu dapat diakses melalui situs resmi Dokpen KWI. Untuk versi PDF terjemahan bahasa Indonesia Seri Dokumen Gerejawi “Aperuit Illis” dapat diunduh dengan klik link ini. 


Sumber: SATUHARAPAN

Seri Katekismus PENGADILAN KHUSUS SAAT KEMATIAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 306

Seri Katekismus
PENGADILAN KHUSUS SAAT KEMATIAN

Syalom aleikhem.
Bagi umat Kristen – Katolik adalah Kristen sejati – yang menyatukan kematiannya dengan wafat Tuhan Yesus, kematian bermakna: (1) pertemuan dengan-Nya; (2) masuk ke dalam kehidupan kekal.

Apa arti “menyatukan kematiannya”? Artinya, memelihara kesetiaan kepada Kristus selama hidupnya hingga ajalnya. Orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Kristus hingga ajalnya dapat disebut menyatukan kematiannya dengan wafat Kristus. Hidupnya dalam Tuhan, matinya pun dalam Tuhan.

Bagi orang seperti itu, kematian bukan kehancuran, melainkan pertemuan dengan Tuhan Yesus. Ini diimani oleh Gereja Katolik melalui liturginya dalam Doa Penyerahan Jiwa: “Bertolaklah dari dunia ini, hai saudara dalam Kristus… engkau akan melihat Penebusmu dari muka ke muka.” Tak diragukan, kematian adalah perjumpaan dengan Tuhan; peristiwa yang membahagiakan, bukan mengerikan.

Hal kedua bagi orang setia, kematian adalah masuk ke dalam kehidupan kekal. Setelah kematian, bukan berarti hidup berakhir. Ada kehidupan yang tanpa akhir sesudah kematian. Orang setia akan hidup dalam kebahagiaan bersama Tuhan. Kematian adalah pintu masuknya atau langkah awalnya.

Tiga Bekal

Gereja Katolik punya tiga bekal bagi orang yang mendekati kematian atau berada dalam sakrat maut: (1) pengampunan atas nama Kristus melalui Sakramen Tobat atau Berkat Apostolik kalau orang sudah tak mungkin mengaku dosa; (2) meterai melalui Sakramen Pengurapan Orang Sakit; (3) makanan, yaitu Hosti Suci, Tubuh Kristus sendiri.

Jangan segan memintakan tiga bekal bagi orang yang menjelang kematiannya. Ketiganya adalah bekal perjalanan menuju keabadian.

Pengadilan Khusus

Persis sesudah kematiannya, orang langsung diadili. Bukan pada akhir zaman? Pada akhir zaman, memang akan ada pengadilan yang disebut “Pengadilan Terakhir”. Namun, pada saat kematian pun, orang sudah diadili. Pengadilan berlaku untuk semua orang terlepas dari apa agamanya, sukunya, dsb. Semua orang dihakimi persis sesudah (saat) kematiannya. Ini namanya “Pengadilan Khusus”.

Dengan jelas, Alkitab mengajarkannya. Beberapa nas dapat disebut sebagai dasar alkitabiah, di antaranya: perumpamaan mengenai Lazarus Si Miskin (Luk. 16:22), penyamun yang baik pada penyaliban Kristus (Luk. 23:43).

Pada saat kematiannya, dengan Pengadilan Khusus, setiap orang langsung diberi keputusan ia akan berada di mana: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.

Dengan demikian, kita tahu bahwa pada saat kematian, kita sudah langsung tahu kita akan berada di mana karena ada Pengadilan Khusus yang keputusannya tak berubah hingga saat Pengadilan Terakhir dan sampai selama-lamanya.

** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1020-1022

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 26 Januari 2020 Hari Minggu Biasa III (Hari Minggu Sabda Allah)

Minggu, 26 Januari 2020
Hari Minggu Biasa III (Hari Minggu Sabda Allah)
   
“Tuhan merendahkan diri-Nya supaya kita dapat datang mendekat kepada-Nya, supaya kita dapat memberikan cinta kita sebagai balasan bagi cinta-Nya, sehingga kehendak bebas kita dapat tunduk, tidak hanya pada pandangan akan kekuatan-Nya, tetapi juga pada kerendahan hati-Nya yang mengagumkan.” — St. Josemaria Escriva

  
Antifon Pembuka (Mzm 96:1.6)

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.

O sing a new song to the Lord; sing to the Lord, all the earth. In his presence are majesty and splendor, strength and honor in his holy place. 
        
Doa Pembuka


Allah Yang Mahakuasa dan kekal, bimbinglah tingkah laku kami sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga dalam nama Putra-Mu terkasih kami mampu menghasilkan banyak karya yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yesaya (8:23b-9:3)
 
"Di wilayah bangsa-bangsa lain orang telah melihat terang yang besar."
 
Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Tuhan akan memuliakan jalan ke laut itu, yakni daerah seberang Sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
        

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul: 1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
2. Satu hal telah ku minta kepada Tuhan, satu inilah yang ku-ingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!  
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:10-13.17)
 
"Semoga kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu."
      
  Saudara-saudara, aku menasihati kamu demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu. Sebaliknya, hendaklah kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, Saudara-saudaraku, aku telah diberitahu oleh orang-orang dari keluarga Kloe bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau: Aku dari golongan Apolos. Atau: Aku dari golongan Kefas. Atau: Aku dari golongan Kristus. Apakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan demi kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil. Dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
       

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23; 2/4)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 4:12-23 (Singkat: 4:12-17)
 
"Yesus diam di Kapernaum supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya."
 
Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya: Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain; bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar, dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang. Sejak waktu itu Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Setelah pergi dari sana, Yesus melihat pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya; bersama ayah mereka, Zebedeus, mereka sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Yesus. Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


  

Yesus adalah pribadi yang sadar akan panggilan-Nya untuk mewartakan pertobatan kepada bangsanya. Ketika Ia mendengar bahwa Yohanes ditangkap, Ia lalu menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum. Di sanalah Ia merenungkan kembali kehendak Allah dalam hidup-Nya.

Betapa penting dalam hidup, kita memiliki waktu untuk merenungkan kembali apa yang menjadi tujuan hidup kita. Tujuan hidup itulah yang akan mengarahkan diri kita, mengarahkan waktu dan energi diri kita pada sesuatu yang bernilai dalam hidup kita dan sesama.

Yesus menyadari bahwa tujuan hidup-Nya adalah mengajak orang untuk bertobat karena Allah hadir, Allah menyertai hidup kita. Maka, dia mengajak orang untuk bertobat. Dia begitu yakin akan penyertaan Allah dalam hidup kita. Keyakinan Yesus ini meneguhkan yang diungkapkan oleh pemazmur, “TUHAN adalah terang dan keselamatanku kepada siapa aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Mzm. 27:4). Keyakinan inilah yang menggerakkan Yesus untuk memanggil para murid-Nya. Ia memanggil orang-orang yang bersedia menjadi teman-Nya dalam menyuarakan pertobatan itu.

Menarik kalau kita mencermati dialog Yesus dengan para murid-Nya. Ketika Yesus menyapa para murid-Nya dengan berkata, “Mari ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia” (Mat. 4:19). Panggilan Yesus kepada mereka begitu bermakna Pekerjaan mereka sebagai penjala ikan diangkat agung oleh Yesus, disempurnakan oleh Yesus menjadi 'penjala manusia”. Mereka dipanggil untuk menarik banyak orang agar mengikuti Yesus yang mewartakan pertobatan, untuk menjadi pribadi yang berkenan bagi TUHAN dan sesama.

Panggilan Yesus ini ditanggapi para murid dengan tulus ikhlas dan penuh iman, sehingga mereka rela meninggalkan orang tua mereka dan hal-hal penting dalam hidup mereka untuk mengikuti Yesus.
 
 Semoga semangat para rasul dalam menanggapi panggilan Yesus itu, juga kita miliki dan meneguhkan kita dalam menanggapi panggilan-Nya.  (FH/INSPIRASI BATIN 2020) 
 
           
 
Antifon Komuni (Mzm 34:6)

Tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Look toward the Lord and be radiant; let your faces not be ashamed.

Sabtu, 25 Januari 2020 Pesta Bertobatnya Santo Paulus

Sabtu, 25 Januari 2020
Pesta Bertobatnya Santo Paulus

“Rasul Paulus kaya akan cinta Kristus. Selama ia memiliki itu, ia menganggap dirinya yang paling bahagia di antara raja, pemerintah dan penguasa” (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (2Tim 11:12; 4:8)

Aku tahu kepada siapa kupercayakan diriku, dan aku yakin bahwa Ia sanggup memelihara semuanya sampai hari terakhir, sebab Ia hakim yang adil.

I know the one in whom I have believed and I am sure that he, the just judge, the mighty, will keep safe what is my due until that day.
 
Pada Misa ini ada Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa cahaya dunia, hari ini kami mengenangkan pertobatan Santo Paulus, dan mohon, agar kami pun Kaupertobatkan dan Kaupanggil menjadi pewarta sabda-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Paulus bersaksi bahwa sebetulnya dia membawa surat perintah untuk membinasakan para pengikut Yesus di Damsyik. Tapi di tengah jalan dia berjumpa dengan Yesus yang ia aniaya. Paulus bertobat, dibaptis dan mulai mewartakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (22:3-16)
 
"Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan."
  
Pada waktu itu Paulus membela diri di hadapan orang-orang Yahudi, “Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini. Aku dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Agung maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik, dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang ada di situ, dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah dari langit cahaya yang menyilaukan mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah, dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidaklah mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Sebab aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang hidup menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar, dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan kaudengar. Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau:
  
Saulus yang kejam dibutakan oleh Tuhan sebagai peringatan. Namun Tuhan membuatnya melihat lagi melalui tangan Ananias. Saulus dibaptis dan memberitakan nama Yesus.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-22)
           
  Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, dengan hati berkobar-kobar Saulus mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Agung, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia dapat menangkap dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba memancarlah cahaya dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Kota Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat, dan tiga hari lamanya ia tidak makan serta minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias”. Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang sedang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangan ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepada Ananias, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepda bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah Yudas. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari mata Saulus, sehingga ia dapat melihat kembali. Saulus bangun, lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama dengan murid-murid Tuhan di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang memanggil nama Yesus? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud menangkap dan membawa murid-murid Tuhan ke hadapan imam-imam kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya, dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (do-f, 4/4 PS 827)
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Yesus yang bangkit, mengutus kesebelas murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Sebuah perintah membawa kabar gembira yang memiliki daya/kuasa membuat kita yang diutusnya menjadi percaya bahwa kemampuan bukan dari diri kita sendiri tapi dari Dia yang mengutus kita.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-18)
  
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
     
Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Orang jahat seperti Saulus bisa dibuat buta oleh Tuhan Yesus. Kekuatan negatif yang selama ini dibanggakannya bisa dilumpuhkan oleh Tuhan hingga ia tidak makan dan minum. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi mesin pembunuh karena bertentangan dengan kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan. Yesus membebaskan Saulus dari ketidakberdayaannya lewat Ananias, namun pengikut Jalan Tuhan juga bebas dari ketakutan. Roh Kudus membebaskan.
 
Antifon Komuni (Gal 2:20)
 
Aku hidup dalam kepercayaan kepada Putra Allah yang mengasihi aku dan telah mengorbankan diri-Nya bagiku. 
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, Engkau memilih Paulus yang telah menganiaya para pengikut-Mu menjadi orang pilihan-Mu yang istimewa. Semoga kami yang berdosa ini pun mau bertobat sehingga kami menjadi utusan-Mu, mewartakan karya cinta kasih-Mu kepada sesama. Amin.  
 
      
 
 
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:19-20


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 305

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:19-20

Mrk. 6:19
Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
Herodias autem insidiabatur illi et volebat occidere eum nec poterat:

Syalom aleikhem.
Teguran kepada Herodes Antipas oleh Yohanes Pembaptis rupanya membuat Herodias sakit hati. Injil mencatat Herodias memendam dendam. Kata kerja bahasa aslinya berbunyi “memendam dendam di dalam”; artinya, di hati ada sikap memusuhi yang terus-menerus, bahkan kehendak untuk mencelakakan.

Dan benar, Herodias berniat jahat menghabisi nyawa Yohanes. Tapi, ia tak bisa melakukannya. Mengapa? Sebab, Herodes melindungi Yohanes. Alkitab BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) menerjemahkannya dengan membubuhkan keterangan penjelas: “karena dihalang-halangi oleh Herodes”.

Mrk. 6:20
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Herodes enim metuebat Ioannem, sciens eum virum iustum et sanctum, et custodiebat eum, et, audito eo, multum haesitabat et libenter eum audiebat.

Kata “segan” diterjemahkan dari ungkapan yang harafiahnya “takut kepada”. Kata ini juga memuat kandungan makna “menghormati dengan kekaguman”. Herodes, dengan demikian, takut kepada Yohanes dengan rasa hormat serta kagum. Itulah keadaan Herodes. Karena itu, ia melindungi Yohanes, bahkan dari ancaman Herodias yang hendak membunuh Yohanes.

Apa artinya “orang benar”? Kata ini dipakai juga pada 2:17, artinya orang yang selalu hidup dengan cara yang tak melanggar ketentuan hukum Taurat. Orang benar itu orang lurus, tak pernah melanggar hukum sekecil apapun. Begitulah Yohanes.

Lalu, apa artinya “suci”? Artinya, dikhususkan bagi Allah, menjadi milik Allah. Orang suci artinya orang yang hidup sesuai dengan kehendak Allah, khusus untuk Allah, mengabdi dan berbakti hanya kepada Allah. Suci, secara ritual, juga bermakna tak tercemar, tak najis, bebas dari kotor.

Dalam ayat ini, Yohanes disebut “benar dan suci”; artinya Yohanes adalah orang yang baik dan tak melakukan dosa; orang yang hidup lurus; orang yang melakukan perbuatan benar dan mengikuti kehendak Allah dengan hati yang tulus.

Bagaimanakah cara Herodes melindungi Yohanes? Ia menyuruh tentaranya menjaga Yohanes di penjara. Dapat terbayang bahwa di penjara, Yohanes mendapat perlindungan khusus; mungkin hanya Herodes yang boleh menjumpainya dan orang yang mendapat izin khusus darinya.

Herodes cukup sering bertukar pikiran, berbincang-bincang dengan Yohanes di penjara. Ketika mendengar perkataan Yohanes, umumnya Herodes menjadi bingung dengan pikiran dan perasaan yang tak menentu. Inilah yang disebut “terombang-ambing”. Herodes mendua hati: di satu sisi, ia ingin hidup benar sesuai nasihat Yohanes; di sisi lain, ia tak mau melepas Herodias yang telah dikawininya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 24 Januari 2020 Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales

Jumat, 24 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales
 
“Hidup saleh membuat setiap tugas menjadi menyenangkan penuh gembira” (St. Fransiskus de Sales)

  
Antifon Pembuka (Sir 15:5)
 
Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihiasi semarak kemuliaan.      
       
Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahamulia, demi keselamatan jiwa-jiwa, Engkau menghendaki Santo Fransiskus, Uskup, menjadi pewarta kebijaksanaan-Mu bagi semua orang. Kami mohon, agar dengan mengikuti teladannya, kami selalu menunjukkan kelembutan cinta-Mu dalam pelayanan kepada sesama saudara. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
    
   
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
    
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul. Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.
Ayat. (Mzm 57:2.3-4.6.11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
2. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
3. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:13-19)
  
"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."
   
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Fransiskus lahir di Spanyol pada tanggal 21 Agustus 1567. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Hal ini kemudian terlihat dalam hasil studinya di sekolah. Pendidikan Filsafat dan sastra di Universitas Paris diselesaikannya dengan gemilang. Setelah itu, ia melanjutkan studi di bidang hukum di Universitas Padua hingga meraih gelar Doktor.
  
Tuhan mempunyai rencana khusus atas dirinya. Fransiskus sendiri telah merasakan panggilan Allah ini. Setelah lama mempertimbangkan panggilann itu, ia memutuskan untuk mengikuti suara Tuhan. Orang tuanya tidak setuju dengan keputusan hatinya. Tetapi merekapun tidak berdaya untuk membatalkan rencana Allah atas diri anaknya itu. Fransiskus kemudian ditabhiskan menjadi imam.
  
Sebagai imam, ia dengan penuh semangat membaktikan dirinya bagi kepentingan gereja dan perkembangan iman. Ia bekerja di Chablais, kota Calvinis. Disana ia dengan gigih menegakkan ajaran iman yang benar. Tampaknya ia tidak berhasil. Karyanya menemui banyak rintangan, sedang hidupnya sendiripun senantiasa terancam. Meskipun demikian, ia tidak gentar menghadapi ancaman-ancaman itu. Ia coba menggunakan cara-cara lain untuk menyebarkan ajaran iman yang benar. Ia menulis ajaran-ajaran iman pada pamflet-pamflet dan meletakkannya pada tiang-tiang dan dinding-dinding diseluruh kota. Cara ini membawa hasil yang gemilang. Dalam waktu singkat, sebanyak 25.000-30.000 warga kota Calvinis bertobat dan kembali kepada ajaran iman yang benar. Hasil ini dilaporkannya kepada Sri Paus di Roma.
   
Melihat keberhasilan karyanya, pada tahun 1597 Fransiskus ditabhiskan menjadi Uskup. Sebagai Uskup, Fransiskus menaruh perhatian besar pada perkembangan iman umatnya. Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang bijaksana, ramah dan sangat menyayangi umatnya. Sifatnya inilah yang membuatnya mampu mempertobatkan banyak orang. Tentang sifatnya, Fransiskus berkata:  Jika ada sesuatu yang mulia dari kelemah lembutan dan kerendahan hati, tentunya Tuhan sudah mengajarkan hal itu kepada kita. Tetapi Tuhan justru mengajarkan kepada kita kedua hal ini, yakni kelembutan dan kerendahan hati. Bersama dengan Santa Yohanna Fransiska de Chantal, ia mendirikan tarekat Suster-suster Visitasi.
  
Pada tahun 1662 Fransiskus meninggal di Lyon, Prancis. Banyak sekali hal yang ditinggalkannya kepada Gereja, terutama tulisan-tulisannya yang mendalam tentang iman Katolik. Salah satu warisannya ialah pentingnya memanfaatkan surat kabar untuk menyebarkan ajaran iman dan kebenaran. Fransiskus adalah orang Kudus yang merintis penggunaan surat kabar sebagai pewartaan iman. Karena itu, pada tahun 1887 ia digelari sebagai Pujangga Gereja dan pelindung para penulis dan pers Katolik oleh Sri Paus Pius IX. .
(IMANKATOLIK.OR.ID)

Antifon Komuni (Mrk 3:14)

Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, menetapkan mereka untuk menyertai Dia, dan untuk diutus sebagai pewarta Injil.
 
 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy