Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi
“Asal ada yang mengajarkan pokok-pokok agama Kristiani kepada mereka,
aku yakin bahwa mereka akan menjadi orang Kristen yang baik sekali.”
(St. Fransiskus Xaverius)
Antifon Pembuka (Mzm 95:3-4)
Ceriterakanlah kemuliaan Tuhan di antara para bangsa dan karya-Nya yang
agung di antara segala suku. Sebab Tuhan yang Mahaagung dan sangat
terpuji. atau (Mzm 18 (17): 50; 22 (21): 23)
AkuakanmemujiEngkau, Tuhan,di antarabangsa-bangsa; Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah. I will praise you, Lord, among the nations; I will tell of your name to my kin.
atau (Mzm 18 (17): 50; 22 (21): 23)
Aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa. Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku.
I will praise you, Lord, among the nations; I will tell of your name to my kin.
Doa Pagi
Allah Bapa, keselamatan umat manusia, pelbagai bangsa Kaujadikan
milik-Mu berkat pewartaan Santo Fransiskus Xaverius, imam dan
misionaris-Mu. Semoga semangat misionernya berkobar di hati umat-Mu,
sehingga di mana-mana umat berkembang dengan suburnya. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin. Paulus
menegaskan bahwa mewartakan Injil adalah keharusan. Tidak ada imbalan
dan tarif dan juga tak ada alasan untuk menyombongkan diri.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:16-19.22-23)
"Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil."
Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan
untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku
jika tidak memberitakan Injil. Seandainya aku melakukan pemberitaan itu
atas kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena
aku melakukannya bukan atas kehendakku sendiri, pemberitaan itu
merupakan tugas yang ditanggungkan Allah kepadaku. Kalau demikian apakah
upahku? Upahku ialah: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan,
dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil.
Sesungguhnya aku bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, aku menjadikan
diriku hamba semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin
orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah,
supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku
telah menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan
beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena
Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4 PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil.
Ayat. (Mzm 117:1.2; R: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, la = e, 4/4, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19-20)
Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman Yesus
mengutus murid-murid-Nya ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil. Tuhan
sendiri meneguhkan pewartaan mereka dengan kuasa dan tanda-tanda.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil!"
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan
diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke
seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang
percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:
Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara
dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular,
dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan
Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para
murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Daya
kuasa Allah yang Mahatinggi akan menyertai mereka yang percaya
kepada-Nya. Dengan kenyataan itu, Allah mau menunjukkan kepada manusia,
bahwa Dialah Allah yang hidup dan ada, Allah yang patut untuk dipercayai
dan diikuti. Kalau kita merasakan daya kuasa Allah yang menyertai hidup
kita, mari kita syukuri dan kita jadikan sebagai pemicu semangat untuk
terus-menerus mendekatkan diri kepada-Nya.
Antifon Komuni (Mrk 16:15; Mat 28:20)
Tuhan bersabda, “Pergilah ke seluruh dunia, dan maklumkanlah Injil! Aku besertamu setiap hari!”
atau (Mat 10:27)
Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang;
dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap
rumah. What I say to you in the darkness speak in the light, says the Lord, what you hear whispered, proclaim on the housetops.
Doa Malam Terima kasih Bapa atas
teladan Santo Fransiskus Xaverius, mampukanlah aku untuk menjadi
utusan-Mu saat menjalankan kerasulan dalam hidup ini dengan setia dan
kebenaran yang berasal dari-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Gereja selalu merayakan Masa Adven secara khusus dan khidmat (St. Karolus Borromeus)
Antifon Pembuka (bdk. Yer 31:10; Yes 35:4)
Dengarkanlah sabda Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan wartakanlah sampai ke
batas bumi: Janganlah takut! Lihatlah, Penebus kita akan datang.
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber pengharapan, bantulah kami merindukan
kedatangan Kristus, Putra-Mu. Bila Ia tiba dan mengetuk, semoga kami
didapati-Nya berjaga dalam doa dan menyambut-Nya dengan gembira. Sebab
Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Tuhan
menyatakan bahwa Gunung Tuhan dan rumah Tuhan adalah tempat belajar
Sabda Tuhan dan apa yang menjadi jalan Tuhan sehingga tak ada lagi
permusuhan di antara para bangsa.
Bacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)
"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan damai abadi Allah."
Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda
dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal
ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung
dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata,
‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh
jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem
akan keluar sabda Tuhan. ‘Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa
dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa
pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau
pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap
bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum
keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!”
Atau Orang-orang
Israel yang selamat akan disebut kudus karena telah dibersihkan dari
segala noda. Semuanya akan dilindungi Tuhan siang dan malam.
Bacaan dari Kitab Yesaya (4:2-6)
Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi permai dan
mulia, dan hasil bumi akan menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi
orang-orang Israel yang selamat. Dan semua orang yang tertinggal di Sion
dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus. Mereka itu ialah
setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila
Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala
noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan
yang membakar. Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah
Gunung Sion dan di atas semua pertemuan yang diadakan di situ segumpal
awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang
menyala-nyala pada waktu malam. Sebab di atas semuanya itu akan nampak
kemuliaan Tuhan sebagai tudung dan pondok tempat bernaung terhadap panas
terik pada waktu siang dan sebagai perlindungan serta persembunyian
terhadap angin ribut serta hujan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a. (4b-5.6-7). 8-9)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke
rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai
Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi
Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
4. Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: “Biarlah orang-orang yang
mencintaimu mendapat kesentosaan. Biarlah kesejahteraan ada di
lingkungan tembokmu, dan kesentosaan di dalam purimu!”
5. Oleh karena saudara-saudara dan teman-temanku aku hendak mengucapkan:
Semoga kesejahteraan ada di dalammu!” Oleh karena rumah Tuhan, Allah
kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 80:8)
Ya Allah, pulihkanlah kami buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami. Perwira
itu yakin bahwa hanya dengan satu kata saja Yesus dapat menyembuhkan
hambanya. Yesus memuji iman perwira itu dan bahwa iman sebesar itu belum
pernah Dia temukan di Israel.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-11)
"Banyak orang akan datang dari timur dan barat masuk Kerajaan Surga."
Pada waktu itu Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang
perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring
di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata
kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu
menjawab, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan
saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri
seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata
kepada salah seorang prajurit itu, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada
seorang lagi, ‘Datang!’ maka ia datang; ataupun kepada hambaku,
‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu heranlah
Yesus. Maka Ia berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai pada
seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, banyak orang
akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama dengan
Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Seorang perwira
dipuji karena imannya yang besar terhadap Yesus. Bagi Yesus, iman
semacam ini belum pernah ditemukan sebelumnya di kalangan orang-orang
Israel. Kalau kita perhatikan kata-kata sang perwira, jelas sekali latar
belakangnya sebagai militer mempengaruhi caranya bersikap dan
menyatakan imannya kepada Yesus. Dengan demikian, nyata bagi kita bahwa
ada latar belakang tertentu dalam hidup kita yang bisa mendukung dan
memperkuat sikap iman kita kepada Allah. Tugas kita adalah, mencoba
menemukan dan mengembangkan kebiasaan hidup kita yang bisa mendukung
peneguhan iman kita.
Antifon Komuni (Mzm 106:4-5; Yes 38:3)
Datanglah, ya Tuhan, kunjungilah kami dengan damai, agar kami sebulat hati bersukacita di hadapan-Mu.
Ketika Gereja merayakan liturgi Adven setiap tahunnya, ia menghadirkan
kembali pengharapan di zaman dahulu akan kedatangan Mesias, sebab dengan
mengambil bagian di dalam masa penantian yang panjang terhadap
kedatangan pertama Sang Penyelamat, umat beriman memperbaharui kerinduan
yang sungguh akan kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran
sang perintis [Yohanes Pembaptis] dan kematiannya, Gereja mempersatukan
kehendaknya: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”(Yoh
3:30) -- Katekismus Gereja Katolik, 524
Antifon Pembuka (Mzm 25:1-3/PS 444)
Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku: Allahku, kepada-Mu aku percaya.
Janganlah kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beria-ria
atas aku. Ya, semua orang yang menantikan Dikau takkan mendapat malu.
To you, I lift up my soul, O my God. In you, I have trusted; let me
not be put to shame. Nor let my enemies exult over me; and let none who
hope in you be put to shame.
Ad te levavi animam meam: Deus meus in te confido, non erubescam: necque
irrideant me inimici mei: etenim universi qui te exspectant, non
confundentur.
Mzm. Vias tuas, Domine, demonstra mihi: et semitas tuas edoce me.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa,
anugerahilah kami, umat-Mu, kehendak yang kuat untuk menyongsong
kedatangan Kristus dengan cara hidup yang baik. Semoga dengan demikian
kami layak mewarisi Kerajaan Surga, bersama Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)
"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan Allah yang damai abadi."
Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda
dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal
ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung
dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata,
‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh
jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem
akan keluar sabda Tuhan’. Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa
dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa
pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau
pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap
bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum
keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5.6-7;8-9; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah
Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera "Damai bagi orang yang mencintai
Engkau. "Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu."
4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita ku- mohonkan bahagia bagimu.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (13:11-14a)
"Keselamatan sudah dekat pada kita."
Saudara-saudara, kamu mengetahui keadaan waktu sekarang: Saatnya telah
tiba kamu bangun dari tidur. Sebab sekarang ini keselamatan sudah lebih
dekat pada kita daripada waktu kita baru mulai percaya. Malam sudah
hampir lewat, dan sebentar lagi pagi akan tiba. Sebab itu marilah kita
menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan mengenakan perlengkapan
senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang
hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan; jangan dalam percabulan dan
hawa nafsu; jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah
Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 85:8)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan yang dari pada-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:37-44)
"Berjaga-jaga dan siap siagalah!"
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti halnya
pada zaman Nuh, demikianlah kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada
zaman sebelum air bah itu orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan,
sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; mereka tidak menyadari apa
yang terjadi sampai air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua.
Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu
itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang
lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang menggiling
gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Oleh
karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu
datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana
pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak
membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap
siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Hari ini adalah hari Minggu Adven I. Kita memasuki Masa Adven, masa
penantian kedatangan Tuhan. Hari Minggu Adven I juga menandai permulaan
tahun liturgi baru, sebab tahun liturgi dibuka dengan hari Minggu Adven I
saat kita menantikan kedatangan Tuhan yang pertama, saat Sang Sabda
menjadi manusia dan kemudian lahir di dunia dalam kemiskinan dan
kehinaan. Maka, Masa Adven berpuncak pada hari raya Natal; saat kita
merayakan hari raya kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Kemudian tahun
liturgi berpuncak pada perayaan Misteri Paskah, saat kita merayakan
misteri sengsara, wafat; dan kebangkitan-Nya. Dan akhirnya tahun liturgi
ditutup dengan perayaan kedatangan Tuhan yang kedua, yang datang dalam
kemuliaan jaya, sebagai Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Bacaan Injil pada Masa Adven begini selalu saja menggemakan pentingnya sikap siap sedia untuk selalu berjaga-jaga. “Oleh karena itu, berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang”.
Begitu Tuhan Yesus bersabda pada hari ini. Kesiapan berjaga itu
dirumuskan oleh Santo Paulus pada bacaan kedua hari ini dengan
perkataan: marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan
mengenakan perlengkapan senjata terang. Harus kita akui semua tindakan
tidak baik dan bahkan tindakan dosa selalu dilakukan dengan diam-diam
agar tidak ketahuan, istilahnya: dilakukan dalam kegelapan. Orang yang
korupsi, selingkuh, tidak jujur… pasti berusaha tidak ketahuan orang
lain. Berbeda dengan orang yang melakukan hal yang baik dan tidak ada
masalah moral, pasti akan melakukannya dengan terbuka dan santai saja.
Itulah sebabnya, semakin orang terbiasa melakukan hal baik dan
mengurangi melakukan yang tidak baik, hidupnya juga semakin gembira dan
damai, karena semua dilakukan dengan terbuka, tidak merasa menyimpan
rahasia yang harus ditutup-tutupi.
Kita tidak tahu kapan Tuhan
datang. Hal ini bukan hanya menunjuk saat akhir zaman tiba atau saat
kematian kita. Kita pun tidak tahu kapan Tuhan datang dalam Wajah sesama
manusia yang sedang di depan pintu kamar atau pintu rumah kita.
Terkadang dalarn perjumpaan dengan sesama di pinggirjalan, di kafe, di
kelas, di ruang rapat atau sidang, bukankah kita sering berhadapan
dengan orang yang memerlukan bantuan kita? Entah dalam bentuk finansial,
tenaga, pikiran, sapaan, atau pun senyuman agar merasa diteguhkan. Bila
kita berpapasan dengan orang, apalagi yang tidak kita kenal, lalu kita
tidak menyapanya karena sedang “jaim” (jaga image), bukankah kita
dapat terkaget-kaget nanti saat Tuhan berkata pada waktunya: mengapa
kamu tidak menyapa Aku saat berpapasan di jalan atau gang? Marilah kita
selalu ingat, Yesus selalu saja datang kepada kita dengan macam-macam
wajah, baju, atau penampakan lainnya di sekitar kita sehari-hari.(EM/INSPIRASI BATIN 2019)
Antifon Komuni (Mzm 85:13)
Tuhan akan memberikan kebaikan dan negeri kita akan memberikan hasilnya.
The Lord will bestow his bounty, and our earth shall yield its increase.
Dominus dabit benignitatem: et terra nostra dabit fructum suum.
Kebiasaan di Indonesia, uskup dipanggil “monsinyur” atau “bapa uskup”, presbiter (imam) disapa “romo”, “pastor”, “pater”, “bapa”. Khusus sapaan kepada imam, ada beberapa variasi khas daerah. Contoh, ada pembedaan “aneh” di Flores: imam diosesan dipanggil “romo”, imam ordo dipanggil “pater”. Itu aneh, tapi nyata. Entah apa maksudnya, buktinya ada.
Di Keuskupan Bandung, umat Katolik lazim memanggil presbiter “pastor”, juga “romo” atau “rama” dalam bahasa Sunda. Biasanya disamakan sebutan untuk semua presbiter, diosesan maupun ordo.
Terhadap sapaan kepada uskup dan presbiter, umat sudah terbiasa. Tapi, apa ya panggilan untuk diakon?
Panggilan yang tepat kepada diakon ya “diakon” yang diikuti namanya, contoh: “Diakon Tony”.
Sebenarnya, dapat juga diakon disapa “romo” mengingat ia adalah gembala umat, klerikus, orang tertahbis, pemimpin umat dalam Gereja Katolik. Telanjur lazim selama ini diakon dipanggil “frater”. Padahal, diakon bukan lagi frater, melainkan klerikus, sudah termasuk hierarki. Menyapa diakon dengan sebutan “frater” adalah “pelecehan” atas tahbisannya.
Mari menyapa diakon seturut martabat tahbisannya. Kita panggil dia “diakon” atau “romo”.
“Setelah Andreas tinggal bersama Yesus dan belajar banyak dari Dia, ia
bergegas lari menuju saudaranya, untuk membagi dengan dia apa yang
diketahuinya” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (Mat 4: 18-19)
Di tepi Danau Galilea Yesus melihat dua orang bersaudara: Petrus dan
Andreas. Ia memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku. Kamu akan Kujadikan
nelayan manusia.”
Beside the Sea of Galilee, the Lord saw two brothers, Peter and Andrew,
and he said to them: Come after me and I will make you fishers of men.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahamulia, Santo Andreas, Rasul-Mu telah menjadi pewarta
dan pemimpin Gereja-Mu. Kami mohon dengan rendah hati, semoga ia pun
senantiasa mendoakan kami di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh
Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:9-18)
"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Allah."
Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang
percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia
tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi
dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang,
dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab,
barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya
kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak
mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika
tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat
memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” Tetapi tidak semua
orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan,
siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya:
Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya!
“Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke
ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya
tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan
malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di
seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung
bumi. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:18-22)
"Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia
melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan
Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab
mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah
Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segara
meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus. Setelah Yesus pergi dari
sana, dilihatnya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus,
dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang
membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka
segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Hari
ini kita merayakan Pesta Santo Andreas Rasul. Santo Andreas sering disebut Sang Protokletos,
artinya: yang dipanggil pertama. Andreas memang dipanggil pertama
bersama saudaranya: Simon Petrus. Pada Injil Yohanes, kisahnya sedikit
berbeda, karena Andreas yang semula murid Yohanes Pembaptis justru
menjadi murid pertama yang mengikuti Yesus (Yoh 1:36-39). Arti "pertama"
di sini tentu juga punya makna yang lebih mendalam: Santo Andreas
adalah seorang yang bersemangat, berani mencari Tuhan dan mengikuti-Nya
secara baik. Ia bersama Simon Petrus lalu bersedia mengikuti Yesus.
Padahal pekerjaan nelayan kiranya sudah menjadi pekerjaan tetapnya, yang
sudah memberikan kepastian nafkah hidupnya. Tetapi karena ia tahu bahwa
Tuhan menghendaki dia untuk mengikuti-Nya, meski kurang jelas nantinya
bagaimana, Andreas bersedia, tidak menunda-nunda. Bila Tuhan
menghendaki, ia siap memberikan apa pun.
Mengikuti Kristus pertama-tama adalah
untuk mengalami kebersamaan dan kesatuan hidup dengan-Nya. Itulah makna
"mengikuti Dia" dalam Injil hari ini. baru setelah mengalami
kebersamaan dengan Yesus, para murid dipanggil untuk mewartakan Injil
seperti disebutkan oleh Santo Paulus dalam bacaan pertama. Orang-orang
hanya dapat mendengarkan Injil apabila ada yang diberitakan. "Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik." Konon Santo Andreas
yang adalah saudara Santo Petrus ini menjadi Rasul bagi orang-orang
Yunani, sementara Petrus pergi ke Roma dan melaksanakan perutusan
universalnya. Kisah kedua orang bersaudara ini sangat indah: bila Petrus
menjadi Uskup Roma sebagai pemimpin Gereja Barat, maka Andreas pergi ke
orang-orang Yunani yang merupakan bagian dari Gereja Timur. Demikianlah
Gereja Barat dan Gereja Timur sangat bersaudara karena kedua tokoh
masing-masing adalah dua orang bersaudara pula. Bahkan ketika Simon
Petrus harus dimartir dengan cara disalib secara terbalik, begitu pula
Andreas saat dimartir diminta disalibkan secara terbalik pula. Maka,
marilah kita mensyukuri sambil terus memohon agar persaudaraan umat
kristiani di seluruh dunia tetap digalang dan ditingkatkan. Kita sadar
bahwa meski kita Katolik, lalu ada saudara kita dari Gereja-gereja lain,
apa pun itu, "Tuhan Yesus Kristus"-nya cuma satu dan sama. Tidak ada
alasan bagi kita untuk menolak atau pun menjauhi mereka semua. (EM/Inspirasi Batin)
Antifon Komuni (Bdk. Yoh 1:41-42)
Andreas mengatakan kepada saudaranya Simon: Kami telah menemukan Mesias, (artinya: Kristus), dan ia membawanya kepada Yesus.
Andrew told his brother Simon: We have found the Messiah, the Christ, and he brought him to Jesus.
Setelah pengakuan dosa, selayaknya kita menanamkan suatu duri dalam hati
kita dan tak pernah melupakan dosa-dosa kita itu --- St. Yohanes Maria
Vianey
Antifon Pembuka (bdk. Dan 7:14)
Kepada Putra Manusia diserahkan kekuasaan, kehormatan, dan kerajaan. Dan
segala bangsa, suku dan bahasa berbakti kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal
adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahaagung, datanglah kiranya kerajaan-Mu di dunia
dan tumbuhkanlah harapan pada setiap orang, yang menderita kesulitan dan
kesengsaraan, melalui Yesus, Sabda-Mu pembawa harapan. Sebab Dialah
Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:2-14)
"Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan."
Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam. Tampak keempat
angin dari langit mengguncangkan laut besar. Lalu naiklah empat
binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang
pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung
rajawali. Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat
dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia dan kepadanya
diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua,
rupanya seperti beruang. Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga
tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya. Kepadanya
dikatakan demikian, ‘Ayo makanlah daging banyak-banyak’. Kemudian aku
melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul.
Ada empat sayap burung pada punggungnya. Lagipula binatang itu berkepala
empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam
penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang
menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari
besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak
dengan kakinya. Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu.
Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memerhatikan tanduk-tanduk
itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga
dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut. Pada tanduk itu tampak ada mata
seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus
melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya.
Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu
domba. Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar.
Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu
melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu
duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus
melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan
kata-kata sombong. Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh.
Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar. Juga
kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka
ditentukan sampai waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan
waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari
langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya
dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa Anak Manusia itu
diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala
bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya
dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Daniel 3:75.76.77.78.79.80.81)
* Pujilah Tuhan, hai gunung-gemunung
* Pujilah Tuhan, hai segala tumbuhan di bumi
* Pujilah Tuhan, hai segenap mata air dan bukit
* Pujilah Tuhan, hai lautan dan sungai
* Pujilah Tuhan, hai raksasa lautan dan segala yang bergerak di air
* Pujilah Tuhan, hai unggas di udara
* Pujilah Tuhan, hai segala binatang buas dan ternak di bumi
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:28)
Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:29-33)
"Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat."
Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila
kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan
sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kalian
melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah
dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu,
sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku
takkan berlalu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Hari berganti hari, tahun berganti tahun, musim berganti
musim dan semuanya didahului oleh suatu pratanda. Kerajaan Allah pun
terjadi demikian. Dalam tanda-tanda alam dan lewat tanda-tanda alam,
kita bisa menyimak bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Banyak hal akan
terjadi yang mungkin menggoyahkan iman kita. Namun, di tengah segala
gejolak hidup yang kita alami itu, kita hendaknya tidak kehilangan
harapan. Kerajaan Allah akan menyatakan kemuliaannya walaupun mungkin
setelah kegelapan yang begitu panjang dan pencobaaan yang datang silih
berganti.
Sebagaimana pohon ara mengenal musim, hidup iman pun mempunyai musim.
Bila kemarau panjang, dingin mencekam, mengalami penderitaan atau
siksaan, kita tidak boleh cemas dan kecil hati. Ada atau kebanyakan
orang sering berusaha untuk mengumpulkan 'dana abadi' bagi masa depan.
Maksud dari kata 'abadi' tersebut kiranya adalah tidak boleh diubah atau
dikurangi sedikitpun, syukur bertambah. Rasanya istilah yang benar
adalah 'modal' bukan 'abadi', maklum sebesar apapun dana atau uang yang
disimpan di bank pada suatu saat dapat hilang atau tidak ada artinya
apa-apa, misalnya karena perang atau bencana besar. Segala sesuatu yang
ada di bumi ini senantiasa berubah dan pada waktunya musnah. Kita,
manusia juga senantiasa berubah, dan jika tidak bersedia berubah atau
merubah diri pasti tidak akan mampu mengikuti perkembangan zaman. Yang
tidak berubah adalah 'Sabda Tuhan', sebagaimana tertulis di dalam Kitab
Suci. Berita Injil memberi
harapan penuh. Dalam Kerajaan Allah nan abadi nanti segenap umat Allah
akan dilepas dari penderitaan dan dipenuhi sukacita. Cinta Yesus menjadi
jaminan dan bukti. Sabda-Nya langgeng, tetap kokoh berlaku sama seperti
sejak pertama kali difirmankan. Tuhan Yesus sekarang tidak nampak,
namun Sabda-Nya hidup dan bekerja dalam diri kita yang mendamba dan
percaya.(RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Luk 21:33)
Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu.
“Sakramen tidak dilaksanakan oleh kesucian manusia yang yang memberi
atau menerima Sakramen, tetapi oleh kekuasaan Allah” (St. Tomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Dan 3:47)
Pujilah Tuhan, hai seluruh bumi! Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga sumber cahaya cemerlang dalam penderitaan dan
kegelapan Engkau menghendaki memancarkan cahaya dan memberikan hiburan
lewat Yesus, Putra Manusia. Kami mohon, semoga kami selalu terbuka untuk
menerima sabda-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Daniel berdoa kepada Tuhan, yang bertentangan dengan perintah raja.
Menurut undang-undang orang Media dan Persia, hukumannya adalah
kematian. Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, tetapi diselamatkan oleh
Allah sendiri.
Bacaan dari Nubuat Daniel (6:12-28)
"Allah telah mengutus malaikat-Nya dan mengatupkan mulut singa-singa."
Sekali peristiwa para pegawai Raja Darius masuk ke kamar Daniel, dan
mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya. Maka mereka
menghadap raja dan menanyakan kepada raja, “Bukankah Tuanku
mengeluarkan suatu perintah, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh
hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia selain
kepada Tuanku, akan dilemparkan ke dalam gua singa?” Raja menjawab,
“Memang! Perkara itu sudah pasti, menurut undang-undang orang Media dan
Persia yang tidak dapt dicabut kembali.” Lalu mereka berkata kepada
raja, “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan
Tuanku, ya Raja. Ia tidak mengindahkan larangan yang Tuanku keluarkan,
tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.” Mendengar hal itu sangat
sedihlah raja, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel. Bahkan
sampai matahari terbenam, ia masih berusaha untuk menolongnya. Tetapi
para pegawai itu bergegas-gegas menghadap raja serta berkata kepadanya,
“Ketahuilah, ya Raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia
tiada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja dapat diubah.”
Sesudah itu raja memberi perintah; lalu diambillah Daniel dan
dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel,
“Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang akan
melepaskan dikau!” Lalu dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut
gua itu. Raja mencap batu itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin
meterai para pembesarnya, supaya dalam perkara Daniel tidak diadakan
perubahan apa-apa. Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia
semalam-malaman. Ia tidak mendatangkan penghibur-penghibur, dan ia tidak
dapat tidur. Pagi-pagi benar ketika fajar menyingsing, bangunlah raja
dan pergi dengan buru-buru ke gua singa. Sesampai di dekat gua itu,
berserulah ia kepada Daniel dengan suara sayu, “Daniel, hamba Allah yang
hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia
melepaskan dikau dari singa-singa?” Daniel menjawab, “Ya Raja, semoga
kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan
mulut singa-singa. Maka aku tidak diapa-apakan, karena ternyata aku
tidak bersalah di hadapan Allahku. Demikian pula terhadap Tuanku, ya
Raja, aku tidak bersalah.” Raja sangat bersukacita dan memberi perintah
supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari
dalam gua. Ternyata tidak ada luka sedikit pun padanya, karena ia
percaya kepada Allahnya. Kemudian atas perintah raja, ditangkaplah
orang-orang yang telah menuduh Daniel, dan dilemparkan ke dalam gua
singa, baik mereka sendiri maupun anak isteri mereka. Belum lagi mereka
sampai ke dasar gua, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan
meremukkan tulang-tulang mereka. Kemudian Raja Darius mengirim surat
kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang
mendiami seluruh bumi, bunyinya, “Bertambah-tambahlah kiranya
kesejahteraanmu! Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh
kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar terhadap Allahnya
Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selamanya;
pemerintahan-Nya tidak akan binasa, dan kekuasaan-Nya tidak akan
berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mukjizat
di langit dan di bumi. Dialah yang melepaskan Daniel dari cengkeraman
singa-singa.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ayat. (Dan 3:68.69.70.71.72.73.74)
* Pujilah Tuhan, hai embun dan salju membadai.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai es dan udara dingin.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai embun beku dan salju.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai siang dan malam.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai cahaya dan kegelapan.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai halilintar dan awan gemawan.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Biarlah bumi memuji Tuhan.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatmu sudah dekat. Yerusalem akan
dikepung dan banyak orang melarikan diri. Hari kesesakan yang dahsyat
meliputi seluruh negeri. Banyak orang akan mati ketakutan. Tetapi
setelah semuanya ini, Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan. Dalam
situasi seperti itulah, semua orang diundang untuk mengangkat muka
karena hari penyelamatan sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:20-28)
"Yerusalem akan diinjak-injak oleh para bangsa asing sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila kalian melihat Yerusalem
dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada
waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke
pegunungan, orang-orang yang ada di dalam kota harus mengungsi, dan
orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota.
Sebab itulah masa pembalasan dan genaplah semua yang tertulis. Celakalah
para ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui bayi pada masa
itu! Sebab kesesakan yang dahsyat akan menimpa seluruh negeri, dan murka
akan menimpa bangsa ini. Mereka akan tewas oleh mata pedang dan
diangkut sebagai tawanan ke segala bangsa. Yerusalem akan diinjak-injak
oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman
bangsa-bangsa itu.” Dan akan tampaklah tanda-tanda pada matahari, bulan
dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas
berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, karena
kuasa-kuasa langit bergoncangan. Pada waktu itu orang akan melihat Anak
Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu,
sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus hadir dalam hidup sehari-hari melalui peristiwa alam dan dalam
pribadi sesama. Kita perlu melihat-Nya dalam kacamata iman. Mari kita
memelihara dan mengamalkan iman kita. Kita lebih kreatif dan proaktif,
jangan diam dan pasif. Niscaya Allah memelihara hidup kita.
Doa Malam
Yesus, seringkali aku tak mengindahkan tanda-tanda zaman yang ada di
sekitarku. Tolonglah aku untuk peka membaca tanda-tanda zaman supaya aku
semakin mendekatkan diri kepada-Mu dan apabila semua itu terjadi,
semoga aku dapat bangkit dan mengangkat mukaku untuk menerima
penyelamatan dari pada-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang
masa. Amin.
“Iman adalah satu anugerah rahmat yang Allah berikan kepada manusia. Kita dapat kehilangan anugerah yang tak ternilai itu. Santo Paulus memperingatkan Timotius mengenai hal itu: "Hendaklah engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka" (1 Tim 1:18-19). Supaya dapat hidup dalam iman, dapat tumbuh dan dapat bertahan sampai akhir, kita harus memupuknya dengan Sabda Allah dan minta kepada Tuhan supaya menumbuhkan iman itu Bdk. Mrk. 9:24; Luk 17:5; 22:32.. Ia harus "bekerja oleh kasih" (Gal 5:6) Bdk. Yak 2:14-26., ditopang oleh pengharapan Bdk. Rm 15:13. dan berakar dalam iman Gereja.” (Katekismus Gereja Katolik, 162)
Antifon Pembuka (Bdk. Yer 39:11.12.14)
Aku memikirkan rancangan damai, bukan bencana; kamu akan berseru
kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu; Aku akan membawa kamu kembali
dari semua tempat pembuanganmu.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang mahakuasa, berkenanlah menjelaskan isi Kitab Suci,
dan perkenankanlah kami menyaksikan bahwa Engkau selalu menjaga dan
melindungi kami serta selalu menatang kami di tangan-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (5:1-6.13-14.16-17.23-28)
"Tampaklah jari-jari tangan manusia yang menulis pada dinding."
Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para
pembesarnya; seribu orang jumlahnya. Di hadapan seribu orang itu raja
minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang
mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar,
ayahnya, dari dalam bait suci di Yerusalem. Sebab Belsyazar dan para
pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, ingin minum dari perkakas
itu. Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari bait
suci, rumah Allah di Yerusalem. Lalu raja dan para pembesarnya, para
isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur
dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu
dan batu. Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia,
menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian. Raja sendiri
melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi
pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya
menjadi lemas dan lututnya berantukan. Lalu dibawalah Daniel menghadap
raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang
buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda? Telah kudengar bahwa
engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan
hikmat yang luar biasa. Aku pun telah mendengar bahwa engkau dapat
memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu jika
engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya
kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada
lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan
mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.” Kemudian Daniel menjawab
raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain
saja! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan
memberitahukan maknanya. Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang
Berkuasa di surga; Perkakas dari bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku.
Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah
minum anggur dari perkakas itu. Tuanku telah memuji-muji para dewa dari
perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat
melihat atau mendengar ataupun mengetahui. Tuanku tidak memuliakan
Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku.
Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah
tulisan ini. Beginilah tulisan itu, ‘Mene, mene, tekel, urfasin’. Dan
beginilah makna perkataan itu, ‘Mene’ artinya masa pemerintahan Tuanku
telah dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. ‘Tekel’ artinya Tuanku
telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin’,
kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Dan 3:62.63.64.65.66.67)
1. Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan
2. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit
3. Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun
4. Pujilah Tuhan, hai segala angin
5. Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik
6. Pujilah Tuhan, hai hawa yang dingin dan kebekuan
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Why 2:10c)
Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:12-19)
"Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang, tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang."
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang
harinya kalian ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan
diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan
dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi
kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam
hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku
sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian
tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kalian akan
diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan
sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena
nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut
kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan
memperoleh hidupmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Pada umumnya, orang baru sampai pada puncak kesuksesan sesudah melewau rangkaian kegagalan. Di sekolah, seorang siswa baru dikatakan lulus kalau sudah menempuh ujian. Dalam bidang sepak bola, sebuah kesebelasan baru menjadi juara sesudah melalui rangkaian babakan pertandingan. Demikian halnya di bidang rohani, seorang murid dalam kesaksian imannya pasti dihadapkan pada aneka ujian atau tantangan iman. Maka dalam kisah Injil hari ini, Yesus sejak awal sudah mengingatkan para murid-Nya, "kamu akan ditangkap dan dianiaya, kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.” Bahkan pada ay. 16 Yesus bersabda, ".... kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.” Sungguh benarlah isi sabda Tuhan tersebut. Khususnya bagi kita di Indonesia, secara sosial identitas Kristiani sering kali membawa tantangan tersendiri di tengah mayoritas masyarakat yang beragama lain. Antara lain masalah pelayanan fasilitas publik, pembangunan rumah ibadah, kenaikan karier; intinya kita kadang kala merasakan perlakuan yang diskriminatif. Demikian halnya dewasa ini sangat terasa ujian iman dalam hal panggilan hidup berkeluarga. Cinta kasih suami istri begitu gampang luntur sehingga tidak lagi membawa sukacita bersama. Begitu juga kesaksian hidup pribadi berkenaan keutamaan-keutamaan Injili misalnya pengorbanan, berbagi, dan kesederhanaan; semuanya ini merupakan ujian iman keseharian kita.
Namun Yesus juga meyakinkan kita para murid-Nya agar tidak usah takut. Diaberada bersama kita dan selalu siap menjadi pembela kita, “… Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”. Yesuslah jaminan dan andalan kita; “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (ay. 19).
Antifon Komuni (Luk 21:15)
Aku sendirilah yang akan memberikan kata-kata hikmat kepadamu, sehingga tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati