| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 29 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXX

Selasa, 29 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXX
 
“Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
 

Antifon Pembuka (Mzm 126:6)

Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami, sumber kebebasan, Engkau menghendaki ciptaan-Mu dibebaskan dan disempurnakan dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon perkenankanlah kami lahir kembali menjadi putra dan putri kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
   
  
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
  
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.     
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
  
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
 
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Perumpamaan yang baru saja kita dengar disampaikan oleh Yesus agar orang-orang paham tentang Kerajaan Allah. Ia tidak menjelaskannya melalui teori, melainkan perumpamaan yang kita alami sehari-hari.  Biji sesawi adalah biji yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Benih dan pertumbuhan Kerajaan Allah itu berasal dari Allah. Manusia diminta kerja samanya agar benih itu berkembang baik. Untuk itu, diperlukan keterbukaan hati, kesabaran, ketekunan, pengurbanan dan kesetiaan.Kita semua dipanggil untuk berperan serta menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Bersediakah kita? Apa yang bisa saya lakukan?
 
 
Doa Malam

Tuhan Yesus, aku berterima kasih atas anugerah bahwa misteri Kerajaan Allah dinyatakan kepada orang kecil. Semoga dalam kesederhanaan hidup orang kecil, aku dapat mengimani-Mu sepenuhnya. Sebab Engkaulah Tuhan dan penuntun hidupku, sepanjang segala masa. Amin. 
 
 
 

RENUNGAN PAGI

Seri Liturgi ALTAR ADALAH KALVARI


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 292

Seri Liturgi
ALTAR ADALAH KALVARI

Syalom aleikhem.
Itu bukan sembarang meja meski bentuknya betul meja, itulah altar. Di tengah panti imam dalam setiap gedung gereja Katolik, ada altar sebagai pusat aktivitas peribadatan. Altar begitu penting fungsi dan maknanya dalam setiap Perayaan Ekaristi.

Sebab itu, para pelayan liturgi: para imam, diakon, dsb selalu menghormati altar ketika perarakan masuk dan keluar. Selain itu, para imam dan diakon selalu mencium altar, bahkan dalam perayaan meriah, mereka mendupai altar. Semua tindakan itu menunjukkan betapa bernilainya altar bagi peribadatan Katolik. PUMR no. 49 merinci bagaimana tata cara penghormatan altar.

Sementara itu, PUMR no. 296 mencatat apa makna altar: (1) tempat menghadirkan kurban salib dengan menggunakan tanda-tanda sakramental; (2) meja perjamuan Tuhan; (3) pusat ucapan syukur.

Setiap kali melihat altar, mata rohani kita mestilah bagai melihat Golgota karena di sanalah terjadi kurban salib Kristus pada masa lampau. Kurban salib yang sama itu dihadirkan kembali kini dan setiap kali dalam tanda-tanda sakramental di atas altar. Ingatlah, setiap altar adalah Kalvari jaman now. Tubuh dan Darah Tuhan dikaruniakan kepada kita di sana, di altar suci.

Karena itu, setiap Misa adalah kurban salib yang “datang lagi” kepada kita. Bukan diulangi, namun dihadirkan kembali… di atas altar suci.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 28 Oktober 2019 Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

Senin, 28 Oktober 2019
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

“Tugas para rasul jugalah untuk membawa orang berdosa kepada pertobatan” (St. Sirilus dari Aleksandria)
  

Antifon Pembuka
  
Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.

Isti sunt viri sancti, quos elégit Dóminus in caritáte non ficta, et dedit illis glóriam sempitérnam.
 
These are the holy men whom the Lord chose in his own perfect love; to them he gave eternal glory.
       
  
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
      
Doa Pembuka
    
Ya Allah, pada Pesta Santo Simon dan Yudas ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Berkatilah kami sebagai Umat Allah agar selalu hidup sesuai dengan panggilan kami, serta berani memberi kesaksian tentang penyelenggaraan-Mu, kekudusan dan kebaikan-Mu. Peliharalah kami supaya tetap bersatu dengan Putra-Mu, dan mengabdi kepada-Mu dengan setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
        
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)
  
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
atau Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
   
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
     
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Kirt adalah murid Kristus, bukan hanya karena mendapat pengajaran dari Yesus tetapi karena kita berhubungan erat dengan Yesus. Kita menjadi murid karena panggilan dari Yesus sendiri. Kita mengikuti Yesus dengan melaksanakan kehendak Allah. Sebagai murid, kita bersatu padu dengan Yesus tanpa syarat. menyerahkan hidup kepada-Nya bahkan harus siap mati dengan iman kepada-Nya. Murid Kristus harus memiliki kerendahan hati, semangat pertobatan dan kemiskinan, dan paling penting memmki keutamaan kasih.

Kita menerima iman akan sengsara dan kebangkitan Yesus dari dua belas rasul yang pertama. Kedua belas rasul itu memberikan kesaksian bahwa Yesus yang bangkit sama dengan Yesus dari Nazaret yang mereka kenal. Para rasul menyerahkan kuau memimpin, mengajar, dan menguduskan kepada pengganti mereka. yaitu pan uskup dan para pembantu mereka dalam jajaran hierarki. Mereka menghadirkan kepemimpinan Gereja pertama dan selanjutnya secara tak terputus sampai hari im.

Kaum awam pun ikut serta mengemban tugas perutusan sebagai imam, nabi. dan raja berkat baptis yang mereka terima. Kaum awam dengan demikian ikut merasul terutama meresapi dan menyempurnakan tata dunia (seperti perkawinan. profesi, dan budaya) dengan semangat Injil. Kaum awam turut merasul dengan semangat kristiani di tengah masyarakat dan urusan-urusan duniawi. Untuk dapat merasakan dengan baik. kaum awam harus selalu bekerja sama dengan hierarki. Sudah barang tentu, pusat kehidupan orang kristiani adalah Ekaristi. Tanpa kekuatan Ekaristi, kerasulan awam tidak bermakna. Persatuan dengan Kristus mutlak perlu untuk kerasulan.


Antifon Komuni (bdk. Yoh 14:23)

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku, demikianlah firman Tuhan; dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
 
Si quis díligit me, sermónem meum servábit, dicit Dóminus et Pater meus diligent eum, et ad eum veniémus, et mansiónem apud eum faciémus.
 
Whoever loves me will keep my word, says the Lord; and my Father will love him, and we will come to him, and make our home with him.
    
Doa Malam
  
Yesus, Engkau telah memilih aku menjadi murid-Mu. Engkau telah menyembuhkan segala luka hatiku, terlebih luka karena dosa. Semoga aku setia mengabdi-Mu sampai akhir hayatku. Amin.
     
 
 
  
JT/INSPIRASI BATIN 2019

Minggu, 27 Oktober 2019 Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 27 Oktober 2019
Hari Minggu Biasa XXX
     
"..... Gereja tak putus-putusnya menyajikan kepada umat beriman roti kehidupan yang Gereja terima baik dari meja Sabda Allah, maupun dari meja Tubuh Kristus Bdk. DV 21." (Katekismus Gereja Katolik, 103)
        

Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
 
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
 
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
 
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.

   
Doa Pembuka

Allah yang Mahakuasa dan kekal, tambahkanlah iman, harapan, dan kasih kami. Ajarilah kami mencintai apa yang Engkau perintahkan agar layak menerima apa yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:12-14.16-18)
     
      
"Doa orang miskin menembusi awan."
         
Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak, Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke a wan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya, sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.                          
                                     

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816.
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)
  
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
   
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.                  
 
                  

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."
         
Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

 

Renungan

 
 
 Orang sombong senantiasa memamerkan kemana-mana apa yang telah ia kerjakan atau capai dalam kehidupan ini, misalnya: gelar, kedudukan, kekayaan, pangkat dst.. Yang sering melakukan hal ini pada umumnya adalah para pemimpin, direktur, manajer, dst.., padahal kesuksesan usaha atau peran mereka tak pernah lepas dari jasa dan kinerja sekian banyak orang yang membantunya seperti para pegawai, buruh atau bawahan. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersikap rendah hati seperti pemungut cukai, yang berdoa kepada Tuhan “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”. 
 
Doa adalah hal yang sangat mendasar di dalam hidup Kristiani. Setiap orang yang percaya kepada Kristus, pasti berdoa, baik itu secara pribadi maupun bersama-sama di keluarga, komunitas, lingkungan, gereja dan di berbagai tempat lainnya.  Salah satu tokoh dalam Injil hari ini, yaitu pemungut cukai, memberikan pembelajaran cara berdoa yang sesungguhnya kepada kita. Menurut orang Yahudi, mungkin juga saat ini di Indonesia, pekerjaan ini adalah sumber dosa, karena kecenderungan untuk penyelewengan sangat besar. Oleh sebab itu, pemilik pekerjaan tersebut selalu dianggap pendosa berat. Akan tetapi, pemungut cukai yang diceritakan oleh Yesus di dalam Injil ini menepis prasangka umum tersebut. Justru ia malah diunggulkan oleh Yesus di dalam doanya, karena ia dengan rendah hati melihat kedosaannya walaupun mungkin ia tidak berdosa, karena orang yang memiliki hidup baik, selalu menyadari dirinya sebagai pendosa, sehingga ia selalu dengan penyesalan dan kerendahan hati datang di hadapan Tuhan.
 
Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan-Nya, yaitu menyembuhkan mereka yang sakit, menolong yang menderita, tersingkir dan terbuang, mengampuni yang berdosa dan bersalah. Dengan kata lain kita dipanggil untuk mendatangi dan menyelematkan bagian dunia atau para penghuni dunia yang sakit, berdosa dan menderita. Maka sekiranya kita hanya mampu menyembuhkan atau mengampuni satu orang yang sakit atau berdosa, bergembiralah dan bersyukurlah. Jika masing-masing dari kita menyembuhkan atau mengampuni satu orang saja sungguh menggembirakan, karena berarti kita saling mengampuni dan menyembuhkan.
(RENUNGAN PAGI)
   
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 20:6)

Kami akan bersorak-sorai karena karya penyelamatan-Mu. Kami akan bergembira dalam nama Allah kita.

We will ring out our joy at your saving help and exult in the name of our God.

Atau (Bdk. Ef 5:2)

Kristus telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan yang harum bagi Allah.

Christ loved us and gave himself up for us, as a fragrant offering to God.

Atau: Lætabimur in salutari tuo: et in nomine Domini Dei nostri magnificabimur.
      
Mohon pengampunan adalah bentuk pertama dari doa permohonan. Itu ditemukan misalnya dalam doa pemungut cukai: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini" (Luk 18:13). Doa itu merupakan prasyarat untuk doa yang baik dan jujur. Kerendahan hati yang penuh kepercayaan, menempatkan kembali kita dalam terang persekutuan dengan Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, dan dengan demikian dalam persekutuan antara kita manusiaBdk. 1 Yoh 1:7-2:2.. Lalu, "apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari-Nya" (1 Yoh 3:22). Doa mohon pengampunan harus mendahului perayaan Ekaristi dan doa pribadi. (Katekismus Gereja Katolik, 2631)

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 6:8-9


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 290

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:8-9

Mrk. 6:8-9
dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

et praecepit eis, ne quid tollerent in via nisi virgam tantum: non panem, non peram neque in zona aes, sed ut calcearentur sandaliis et ne induerentur duabus tunicis.

Syalom aleikhem.
Ayat ini berisi pesan Tuhan Yesus sebelum kedua belas murid pergi berdua-dua. Kata “berpesan” berarti harafiah ‘memberi petunjuk’. Apa sajakah petunjuk-Nya? Secara umum, Keduabelasan dilarang bawa apapun. Kalimat selanjutnya berisi rincian petunjuk umum. Ada tiga rincian sehubungan dengan alat, pangan, dan sandang.

Mengenai alat, ada pengecualian, Keduabelasan boleh bawa tongkat. Zaman itu, tongkat penting sekali sebagai alat dalam perjalanan sebab orang zaman itu umumnya bepergian dengan berjalan kaki. Tongkat berguna untuk menyangga badan di tempat-tempat licin, terjal, medan sulit. Selain itu, tongkat mujarab untuk menghalau hewan liar, mengusir ular dan hewan melata berbahaya lainnya. Tak kalah penting, tongkat juga alat bela diri kalau-kalau ada orang jahat berniat merampok dan mencelakakan. Maka dari itu, tongkat boleh dibawa untuk jaga keselamatan dalam perjalanan. Selain tongkat, tak boleh ada alat lain terbawa.

Terkait pangan, Tuhan melarang murid-murid bawa roti, makanan pokok masyarakat Timur Tengah waktu itu. Lebih lanjut, bekal dan uang juga tak boleh dibawa. Kata “bekal” diterjemahkan dari istilah untuk menyebut kantong perbekalan, semacam tas untuk kita zaman modern ini. Roti terlarang, wadahnya terlarang. Aduh!

Uang termasuk terlarang. Ungkapan “uang dalam ikat pinggang” muncul karena waktu itu orang lazim menyimpan uang dalam lipatan-lipatan ikat pinggang terbuat dari kain. Sebagai gambaran, perempuan Jawa masa lalu biasa memakai stagen; di situlah biasanya ada uang tersimpan aman. Inti rincian kedua: makanan, wadahnya, dan cadangan berupa uang tak boleh dibawa. Keduabelasan pergi tanpa jaminan makanan sama sekali. Yaelah!

Rincian ketiga berhubungan dengan pakaian. Ada dua yang dibolehkan: sandal dan baju. Ya, tentu saja keduanya harus dipakai. Sandal pada masa itu penting, biasanya terbuat dari kulit binatang, gunanya untuk melindungi kaki dari batu-batu tajam sepanjang jalan dan dari panasnya bumi yang terbakar teriknya surya. Tanpa sandal, kulit kaki bisa terluka dan melepuh. Bahaya!

Selanjutnya, baju. Ini bukan jubah. Pada masa itu, orang pakai baju, dan masih ditambah jubah di bagian luar. Baju adalah pakaian harian, panjangnya sampai lutut dan lengannya pendek. Sementara jubah adalah pelindung luar yang panjang dan menutup hampir sekujur badan; gunanya sebagai pelindung terhadap panas dan dingin. Para murid diizinkan bawa baju hanya satu potong. Artinya, mereka tak boleh bawa baju ganti, hanya yang dipakai di badan saja boleh dibawa.

Petunjuk Tuhan kepada Keduabelasan, kalau kita bahasakan ulang, jadi demikian: “Secara umum, tak boleh bawa apapun. Makanan dan wadahnya, juga uang tak boleh dibawa. Diperbolehkan: pertama, tongkat, hanya tongkat; kedua, sandal dan baju satu potong yang sedang dipakai.”

Mari membayangkan Keduabelasan berangkat. Ya ampun!

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 26 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Sabtu, 26 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX

“Aku mengerti bahwa setiap bunga yang diciptakan oleh-Nya adalah indah, bahwa gemerlap bunga mawar dan putihnya bunga lili tidak mengurangi aroma lavender atau kesederhanaan manis bunga aster. Aku mengerti bahwa jika semua bunga kecil ingin menjadi bunga mawar, maka musim semi akan kehilangan keindahannya. Dan begitu pula dengan jiwa-jiwa, taman kehidupan Tuhan kita.” — St. Theresia dari Lisieux
 
Antifon Pembuka (Rm 8:10)
 
Jika Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi Roh hidup dalam kebenaran.
 
Doa Pembuka

Allah Bapa kami, sumber sukacita, semoga kami Kaulepaskan dari dosa dan semoga kami terbuka untuk menerima Roh Putra-Mu. Semoga pula sabda-Nya menjadi kabar sukacita bagi siapa saja di seluruh dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:1-11)
   
"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu."
     
Saudara-saudara, bagi mereka yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita. Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya! Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan di hati Allah. Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Atau Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Ul: lh.6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yeh 33:11)
Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."

Kepada mereka yang membawa kabar mengenai orang Galilea yang dibunuh Pilatus dan darahnya dicampurkan dengan persembahan, Yesus langsung menantang mereka bahwa jikalau mereka semua tidak bertobat, mereka pun akan binasa dengan cara demikian. Pertobatan adalah langkah yang menyelamatkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
   
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
   
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Balita atau anak kecil umumnya mudah mengikuti keinginan indrawinya. Dia belum cermat membedakan ini bersih atau kotor, ini sehat atau membawa penyakit. Orang dewasa umumnya sudah bisa membedakan hal itu tetapi sering memilih untuk “hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.” Akibatnya adalah badan sakit dan kematian, perkawinan amburadul dan anak-anak terlantar karena manusia memlih narkoba, seks bebas, perselingkuhan dan kekerasan dalam rumahtangga, perjudian dan mabuk alkohol daripada “hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh”. Janganlah kita “hidup di tanah ini dengan percuma.”

Antifon Komuni (Rm 8:5)

Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal dari daging. Mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal dari Roh.

Doa Malam

Allah Bapa kami sumber belas kasih, semoga kami bertobat berkat sabda-Mu dan Kaubimbing mengikuti jejak Putra-Mu. Limpahilah kami kiranya belas kasih-Mu yang sepenuhnya ada pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
 
 


RUAH

Jumat, 25 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Jumat, 25 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX

Lawan dari iman adalah penyembahan berhala. Selagi Musa berbicara kepada Allah di Sinai, umat Israel tidak tahan dengan misteri ketersembunyian Allah, mereka tidak mampu bertahan dari lamanya waktu penantian untuk melihat wajah Allah. Iman pada hakekatnya menuntut [seseorang] meninggalkan kepemilikan langsung yang ditawarkan oleh pandangan [mata]; iman merupakan undangan untuk berbalik kepada sumber terang, sementara menghormati misteri sebuah wajah yang akan menyingkapkannya secara pribadi pada waktunya….Tampak lebih baik menggantikan iman dalam Allah dengan menyembah suatu berhala, yang wajahnya dapat kita lihat secara langsung dan asal usulnya kita ketahui, karena ia merupakan hasil karya tangan kita. Dihadapan berhala, tidak ada resiko bahwa kita akan dipanggil untuk meninggalkan rasa aman kita, karena berhala-berhala “memiliki mulut, tetapi mereka tidak bisa bicara” (Mzm 115:5). Berhala ada, kita memahaminya, sebagai alasan palsu untuk menempatkan diri kita di pusat realita dan menyembah karya tangan kita. Sekali manusia telah kehilangan orientasi fundamental yang menyatukan keberadaannya, ia terpecah ke dalam keanekaragaman dari keinginannya. (Ensiklik Lumen Fidei)

Antifon Pembuka (Mzm 119:94)

Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Mahabaik, berilah kiranya kami semangat baru, lindungilah kami dengan Roh Kudus, agar orang dapat memahami bahwa Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (7:18-25a)
     
  
"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"
    
Saudara-saudara, aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia. Sebab kehendak memang ada dalam diriku, tetapi berbuat baik tidak ada. Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat, melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki. Jadi jika aku berbuat yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, melainkan dosa yang diam dalam diriku. Jadi dalam diriku kudapati hukum berikut: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, malah yang jahatlah yang ada padaku. Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah, tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-angota tubuhku. Aku ini manusia celaka. Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:66.68.76.77.93.94; Ul: 68b)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati: ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
4. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
5. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
6. Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)
   
"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"
  
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan’. Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik’. Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
  Zaman sekarang banyak orang yang merasa paling pintar dan paling benar, dengan mudah memberi pernyataan pada pers tentang apapun yang dia yakini benar, tanpa melalui data yang valid, maupun kajian yang lama dan mendalam. Justru mereka-mereka yang tidak berilmu dan yang mendapatkan gelar dengan cara yang mudah, akan dengan gampang melontarkan pendapat-pendapat mereka secara ngawur dan tidak bisa dipertanggung jawabkan dan anehnya lagi kadang-kadang dipercaya dan dianggap benar oleh pengikut-pengikutnya yang bodoh. Mungkin kadang-kadang tanpa sadarpun demikian, kita merasa hebat dalam menilai seseorang, merasa paling tahu dan paling benar, padahal untuk menilai diri kita pun kita tidak mampu karena tertutup oleh merasa benar dan tahu. Nah mari kita belajar melatih kesadaran kita untuk selatu ‘sadar' akan diri dan kehidupan kita, serta arif dan sederhana dalam menyikapi semuanya. (LW/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2017)
 
 


Antifon Komuni (Mzm 119:93)

Untuk selama-lamanya aku takkan melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan daku.

Seri Liturgi: ANTIFON HARTA TERLUPA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 289

Seri Liturgi
ANTIFON HARTA TERLUPA

Bagian II – Habis

Syalom aleikhem.
Acapkali ada ungkapan bosan karena nyanyian dalam Misa itu-itu saja. De facto pilihan nyanyian memang tak banyak dalam kitab nyanyian liturgi yang resmi. Nyanyian Pembuka, contohnya, hanya sedikit; Puji Syukur – kitab nyanyian liturgi yang resmi satu-satunya bagi Gereja Indonesia – tak sediakan banyak pilihan.

Sesungguhnya, Antifon Pembuka bisa menjadi “penangkal bosan”. Setiap Misa punya antifonnya sendiri, yang tak sama antara Minggu ini dan Minggu itu. Setiap Minggu memuat Antifon Pembukanya sendiri. Dalam Graduale Romanum dan Graduale Simplex serta Antiphonale (kitab nyanyian antifon), antifon-antifon diberi nada sehingga bisa dinyanyikan. Alhasil, kalau kita menyanyikan antifon, variatif jadinya karena setiap Minggu ganti nyanyian.

Sayang seribu sayang, Gereja Indonesia tidak (belum) punya kitab nyanyian antifon. Ini keterbatasan. Semoga suatu hari terwujud kitab nyanyian antifon dalam bahasa Indonesia sebagaimana kita telah punya kitab nyanyian mazmur tanggapan.

Saran praktis: (1) untuk imam: ucapkanlah atau nyanyikan antifon-antifon dengan nada sederhana mencomot nada mazmur untuk Ofisi; (2) untuk komposer: cobalah menyusun lagu untuk antifon-antifon (daripada mengarang kata-kata sendiri yang kadang tak jelas isinya); (3) untuk umat (pengurus liturgi): mohonlah imam memperkenalkan lagi antifon-antifon atau paduan suara menyanyikannya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 24 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Kamis, 24 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX

“Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.” (St. Yohanes Paulus II)
 

Antifon Pembuka (Luk 12:49)

Aku datang untuk membawa api ke dunia, dan betapa Kuinginkan api itu menyala

Doa Pembuka


Allah Bapa kami, sumber cinta dan belas kasih, Engkau telah menyalakan api di dunia, yaitu Yesus, api cinta kasih-Mu. Kami mohon, semoga cinta dan belas kasih-Nya melepaskan kami dari segala dosa. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (6:19-23)
   
   
"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah."
  
Saudara-saudara, mengingat kelemahanmu, aku berbicara secara manusia. Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kalian kepada kedurhakaan, demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kalian kepada pengudusan. Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kalian bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kalian petik dari padanya? Semuanya menyebabkan kalian sekarang merasa malu, karena kesudahannya ialah kematian. Tetapi, sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba Allah. Maka kalian memperoleh buah yang membawa kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (buku MT halaman 407, 408)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau: Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: 40:5)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 3:8-9)
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)
  
"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."
  
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah. Tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan putranya, dan putra melawan bapanya, ibu melawan putrinya, dan putri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Sabda Yesus kali ini sungguh menyentak hati. “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Luk. 12:51). Ya, betapa tidak menyentak! Keyakinan kita terhadap Yesus sebagai Raja Damai, jadi goyah.

Keyakinan goyah bisa saja terjadi! Kita tidak dapat menutup mata melihat tuntutan Yesus untuk menjadi murid-Nya. Tuntutan itu berat, tidak mudah. Sebut saja, setia bersama Yesus, mendengar dan melakukan sabda-Nya, mengampuni tanpa batas, mengasihi dengan tulus termasuk yang memusuhi dan menfitnah kita, bekerja dengan tulus tanpa pamrih dan motivasi mencari muka pada majikan (bdk Luk. 12:35-48: lnjil kemarin), hati tidak terikat atau lepas bebas terhadap harta, dsb. Kita, untuk menjadi murid sejati Yesus, harus menyikapi tuntutan Yesus ini, dan dalam menyikapi tuntutan itu kita kadang mengalami pergumulan batin, bahkan juga kadang terjadi pertentangan dalam dan di antara anggota keluarga. Pergumulan itu bisa pelan-pelan reda-teratasi jika kita tidak lagi mendua hati, sebaliknya mulai fokus memilih Yesus berikut menghidupi amanat-Nya dari hari ke hari dengan satu … kita masih bersikap tawar… & lam menerima dan melaksanakan tuntutan Yesus ini? Sikap tawar-menawar (dalam menghadapi apa pun) yang kunjung henti akan kian momo… pergumulan batin. dan berujung kepada kemandegan hidup.
  
Antifon Komuni (Mzm 1:1.2)

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tetapi kesukaannya ialah hukum Tuhan dan siang malam merenungannya.
 
Doa Malam  
 
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, utuslah Roh-Mu dan tinggal di dalam hatiku. Dengan demikian, aku dapat menempuh hidup ini dalam bimbingan dan penyertaan Roh Kudus dan oleh-Nya dibawa kepada kekudusan dalam Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamatku, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
 
 
  
 
WD/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Seri Katekismus MARIA BUNDA GEREJA

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 288

Seri Katekismus
MARIA BUNDA GEREJA

Syalom aleikhem.
Hubungan erat Bunda Maria dengan Sang Kristus sangatlah jelas, demikian pula dengan Roh Kudus. Kali ini akan dijelaskan hubungan eratnya dengan Gereja sebagaimana Paus Paulus VI katakan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Bunda Kristus sekaligus Bunda Gereja.

Menjelang wafat-Nya di salib, Kristus mengaruniakan Bunda Maria kepada murid-Nya. Bunda Maria lalu menjadi ibu bagi murid itu, yang mewakili seluruh murid Kristus. Dengan demikian, Bunda Maria menjadi ibu segenap murid Kristus, ibu Gereja. Sesudah Putranya naik ke surga, Bunda Maria menyertai Gereja awal mula dengan doa-doanya.

Kisah Para Rasul 1:13-14 mencatat peran Ibu Maria: “Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” Dalam doa-doa bersama menantikan turunnya Roh Kudus, Ibu Maria berada di antara para murid Kristus, dan karena itu menjadi Bunda Gereja.

Setelah di Surga

Setelah diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, Ibu Maria tetap menjadi Bunda Gereja dengan tetap menjalankan peran sebagaimana yang telah diembannya selama hidup di dunia. Setelah di surga, Ibu Maria membantu kita memperoleh karunia-karunia demi mengantar kita kepada keselematan kekal. Karunia-karunia itu berasal dari Putranya, namun diperoleh oleh Bunda Maria untuk “disalurkan” kepada kita di dunia.

Peran Ibu Maria yang demikian tidak mengecilkan atau mengurangi peran Kristus sebagai pengantara tunggal. Justru sebaliknya, Ibu Maria menegaskan lebih kuat lagi peran Kristus sebagai pengantara satu-satunya. Mengapa? Sebab, semua karunia yang diperoleh oleh Ibu Maria lalu diberikan kepada kita, diperolehnya dari Sang Kristus.

Karena peran istimewa itu, Bunda Maria dihormati oleh Gereja dengan bakti (devosi) yang spesial. Sejak zaman kuno, Sang Perawan sudah digelari Bunda Allah. Meski begitu, bakti kepada Bunda Maria tak dapat disejajarkan dengan bakti dan penyembahan kepada Putranya, Sang Firman yang menjadi manusia.

Penghormatan kepada Bunda Maria tak mengecilkan dan mengurangi penghormatan dan penyembahan kepada Sang Kristus, Tuhan. Sebab, penghormatan kepada Sang Perawan selalu automatis merupakan penghormatan kepada Sang Kristus. Bunda Maria tak pernah “berdiri sendiri”, melainkan selalu menunjuk dan terkait dengan Sang Kristus. Bahkan, sebagai buktinya, semua dogma Gereja mengenai Bunda Maria tak pernah “demi” Sang Perawan sendiri, melainkan selalu menunjuk kepada Sang Kristus. Per Mariam ad Iesum, melalui Maria kepada Yesus, demikian ujaran tradisional dalam ajaran Gereja Katolik.

Gereja menghormati Santa Perawan sebagai Bunda Tuhannya sekaligus Bundanya sendiri.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 963-972

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 23 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Rabu, 23 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX
   
 “Kristus, sebagai terang, terangilah dan bimbinglah aku! Kristus, sebagai perisai, naungilah dan lindungilah aku! Kristus, beradalah di bawah aku! Kristus, beradalah di atas aku! Kristus, beradalah di samping aku, di kiri dan kananku! Kristus, beradalah hari ini di dalam aku dan di luar aku! Kristus, yang rendah hati dan lemah lembut, Kristus Yang Mahakuasa, beradalah di hati orang yang aku ajak bicara; beradalah di mulut setiap orang yang berbicara kepadaku; beradalah di setiap orang dekat aku, melihat aku, atau mendengarkan aku.” — St. Patrisius dari Irlandia
     

Antifon Pembuka (Luk 12:48)

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa diberi lebih banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.

Doa Pembuka


Allah Bapa, cahaya kehidupan kami, berkenanlah mengutus Putra-Mu mendatangi kami sebagai cahaya kehidupan. Semoga kejahatan dan kesombongan kami tersingkir berkat kebaikan hati-Mu dan belas kasih-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (6:12-18)
    
  
"Serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."
     
Saudara-saudara, janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya. Janganlah kalian menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa, untuk dipakai sebagai senjata kelaliman. Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati tapi sekarang hidup. Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran. Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kalian tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita berbuat dosa karena tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Tidak tahukah kalian, bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang untuk mentaatinya, kalian menjadi hamba orang itu? Bahwa kalian harus mentaati dia baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kalian hamba dosa, tetapi sekarang kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah disampaikan kepadamu. Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 124:1-3.4-6.7-8; Ul: 8a)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita; - biarlah Israel berkata demikian, - Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:22a.44)
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:39-48)
   
"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."
    
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kalian juga siap sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka.” Petrus bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksud dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?” Tuhan menjawab, “Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, ‘Tuanku tidak datang-datang’. Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuannya akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut dari padanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Kedatangan kembali Anak Manusia pada akhir zaman untuk menentukan nasib manusia secara definitif tidak bisa direka. Para murid hanya diminta untuk selalu siap sedia, bagai seorang hamba setia menantikan kepulangan majikannya tanpa kepastian waktu. Anak Manusia juga bagai majikan itu dapat datang tiba-tiba ' tanpa disangka-sangka.

Hamba menanti tidak berarti duduk manis di depan pintu. Ia mesti tetap bekerja, entah menyapu, mengepel, mencuci, menyeterikan, dsb, guna menghalau rasa bosan, ngantuk, lengah. Betapa hamba ini berbahagia ketika tuannya datang, ia didapati bekerja dan siap sedia menyambut tuannya. Murid-murid Kristus juga demikian. Murid yang menanti pasif tanpa mengisi agenda hidupnya dengan karya pengembangan kemanusiaan, keimanan, kepedulian terhadap lingkungan, mudah lengah, bosan, bahkan mudah kehilangan arah hidup. Tanpa murid sadari dengan mengerjakan pekerjaan harian kita dengan tulus, merajut persaudaraan, memupuk kasih, taat pada Allah, ia telah mulai hidup dalam tuntunan Tuhan saat ini. Begitu, kedatangan Tuhan di akhir zaman bagi para murid tidak lagi mengagetkan apalagi menakutkan, tetapi dirindukan, disambut dengan gembira.
(WD/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019).    
 
 

 

Antifon Komuni (Luk 12:48)

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy