| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 22 Juni 2019 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 22 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI

“Tuhan tidak hanya menumpahkan darah-Nya bagi kita, tetapi Ia juga berdoa untuk kita” (St. Siprianus)

Antifon Pembuka (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Gustate et videte, quoniam suavis est Dominus: beatus vir, qui speret in eo.


Doa Pembuka

Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Dalam kelemahannya, Paulus menemukan karya rahmat Allah sendiri. Ketika dia menyadari kelemahannya, di situ dia melihat bahwa hidupnya tidak memiliki nilai untuk dibanggakan selain kelemahannya. Karena pada saat dia lemah, dia menyadari hadirnya bantuan dan sokongan Allah sendiri. 
  
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)     
 
"Aku suka bermegah atas kelemahanku."
     
Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu (entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah lah yang tahu) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Yesus mengajak kita untuk terus menerus membangun orientasi hidup kita menuju kepada persatuan dengan Allah. Prinsipnya, kalau sudah berada dalam persatuan dengan Allah, apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan kita akan terpenuhi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
 
"Jangan khawatir akan hari esok."
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Kita khawatir akan masa depan anak-anak, akan kesehatan, akan apa yang akan dimakan, dipakai dan lain sebaginya. Semua itu adalah tanda bahwa kita belum sungguh percaya akan penyelenggaraan ilahi. Carilah dan milikilah Kerajaan Allah, maka kita akan terhindar dari segala bentuk kekhawatiran.

Antifon Komuni (Mat 6:34)

Janganlah kalian khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. 
 
 

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas hari yang baru yang akan berlalu ini. Ampunilah aku karena kekhawatiran tentang masa depan maupun masa lalu yang senantiasa menggangguku. Dengan demikian, kini aku dapat hidup dalam damai-Mu. Amin.


Renungan: RUAH

Jumat, 21 Juni 2019 Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan

Jumat, 21 Juni 2019
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
 

Dengan mata iman aku sudah melihat Yesus di altar dan aku menyembah-Nya; yang aku belum punya hanyalah melihat Yesus di surga ---- St Dominikus Savio

  
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)


Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya. 


Doa Pembuka
       
Ya Allah, dalam diri Santo Aloysius Engkau menyatukan hidup suci dengan semangat tapa. Kami takkan mampu menyamai kesuciannya. Maka semoga berkat jasa dan doanya kami sekurang-kurangnya meneladan semangat tapanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Rasul Paulus memang hebat. Jika ia harus bermegah, maka ia akan bermegah atas kelemahannya. Sebab dalam kelemahannya, semakin tampak bahwa Kristus adalah sumber kekuatannya.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)

"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."

Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Mengumpulkan harta di bumi semata akan sia-sia. Mengapa? Karena pada waktu mati tidak akan dibawanya serta. Sebaliknya, mengumpulkan harta di surga tidak pernah akan percuma dan tak pernah akan dicuri orang.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
"Di mana haramu berada, di situ pula hatimu berada."

Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
     
Siapa yang tidak membutuhkan harta dan uang? Yesus hari ini memperingatkan kita untuk selalu berhati-hati terhadap harta yang kita mliki, karena manusia mudah sekali terbuai dengan harta duniawi yang selalu menjebak kepada dosa. Mengapa? Karena harta menjadi pusat dan seluruh perhatian tercurah kepadanya. Harta atau kekayaan selalu mempunyai dua sisi yaitu dapat membawa kepada kebaikan atau kejahatan. “Akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1Tim 6:10). Bagaimana selama ini kita menggunakan harta, khususnya uang?

 


RUAH

Kamis, 20 Juni 2019 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 20 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI
 
“Dengan meninggalkan komuni dan terpisah dari Tubuh Kristus, orang menjauh dari keselamatan.” (St. Siprianus)

Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)

Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami di surga, bagaimana kami dapat berdoa kepada-Mu, kalau bukan Engkau sendiri yang meletakkan kata-kata pada lidah kami. Semoga kami selalu terbuka terhadap bisikan Roh-Mu dan ajarilah kami mengenal nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Paulus memuji kesabaran jemaat di Korintus. Ia juga memuji jemaat dari Makedonia yang mencukupi kekurangannya. Ia berusaha tidak menjadi beban.
 

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)
       
       
"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."
     
Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." 
 
Yesus mengajarkan bahwa Bapa tahu apa yang kita perlukan. Ia mengajarkan doa yang singkat namun mendalam. Bapa mengampuni kita, jika kita mengampuni orang lain.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
   
"Berdoalah kalian demikian."
    
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka, berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimulakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Ketulusan hati adalah kunci relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama. Semakin hati kita tulus, maka relasi kita dengan Tuhan dan sesama juga semakin baik. Pesan ini disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Jika kita memiliki hati yang tulus, maka doa-doa dan hidup kita pun akan menjadi sederhana namun mendalam. Contoh dari hal ini adalah doa Bapa Kami, sebuah doa yang sederhana namun mendalam (Mat 6:9-13). Kiranya berkat rahmat Tuhan kita makin tulus dan sederhana di hadapan Tuhan.

Antifon Komuni (Mzm 98:1)

Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai dan banyak pulau bersukacita!

Doa Malam

Tuhan Yesus, seringkali kami mengampuni sesama namun secara kurang tulus. Bantulah kami agar dengan doa yang sederhana dan pemahaman yang mendalam akan kasih dan pengampunan-Mu kami dapat belajar terus-menerus untuk mengampuni orang lain secara nyata dan tulus. Amin.
    
 
RUAH

Rabu, 19 Juni 2019 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 19 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI

“Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Sta. Teresia dari Avila)

Antifon Pembuka (Yoh 14:23)

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahamurah, ajarilah kami menaruh belas kasih kepada sesama, sebagaimana Engkau telah menaruh belas kasih kepada kami. Semoga kami dengan tulus ikhlas mendermakan apa yang kami terima berkat kemurahan hati-Mu, ya Allah dan Bapa kami. Doa ini kami persembahkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
    
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
  
"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."
   
Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
   
    
Beberapa slogan yang seringkali kita dengar dalam iklan-iklan di televisi misalnya, “Sekarang cowok-cowok pada nempel semua.” Atau, “Jadilah anak hebat,” dan masih banyak lagi. Singkatnya, saat ini setiap orang ditantang untuk menjadi yang terhebat; dan untuk menjadi yang terhebat “kamu harus menampilkan dirimu”, “harus menunjukkan kehebatanmu”.

Oleh karena itu, dalam pergaulan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda atau remaja, dikenal istilah narsis atau eksis. Kalau ada anak muda atau remaja tidak suka narsis atau eksis lantas dianggap tidak gaul.

Injil hari ini justru berbicara sebaliknya, yaitu soal menjad tersembunyi. Kalau kamu memberi jangan digembar-gemborkan; kalau tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu; kalau kamu berdoa, masuklah ke dalam kamar dan tutuplah pintu; kalau kamu puasa minyakilah kepalamu supaya jangan sampai orang lain tahu bahwa kamu sedang puasa. Yesus ingin agar apa yang kita lakukan itu “tersembunyi”, orang lain tidak harus tahu.

Mungkin kita bertanya, “Mengapa Yesus mengajarkan soal ketersembunyian, tidak menampilkan diri atau tidak menonjolkan diri?” Jawabannya, karena Allah kita adalah Allah yang tersembunyi. Allah yang senantiasa melihat dari tempat yang tersembunyi. Yesus ingin agar kita juga belajar bagaimana “menyembunyikan” diri, khususnya dalam hidup beriman. Dalam hidup beriman kata “menyembunyikan diri” sering kita sebut sebagai kerendahan hati.

Yesus ingin agar kita menjadi murid-murid-Nya yang rendah hati. Bagi Yesus, hidup beriman itu tidak untuk dipamerkan, tetapi untuk diresapkan sampai ke relung hati yang terdalam dan tersembunyi, sehingga seperti dialami oleh Rasul Paulus, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:22).

Jika Allah kita adalah Allah yang tersembunyi, maka satu-satunya bagi kita untuk semakin dekat dengan Allah adalah jalan ketersembunyian atau kerendahan hati. Santa Teresia dari Avila mengatakan, “Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Puri Batin, III:1,9). Inilah buah dari semangat hidup sebagai murid-murid Tuhan yang berani menjadi tersembunyi. (Petrus H/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 112:9)

Orang takwa memberi derma dengan murah hati. Kebaikannya tetap selamanya; kekuatannya tiada bandingnya.
 

Selasa, 18 Juni 2019 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 18 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI
 
“Betapa besar belas kasih Yesus Tuhan kepada kita, betapa banyak kasih sayang dan kebaikan-Nya.” (St. Siprianus)
 

Antifon Pembuka (2Kor 8:9)

Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
  
Doa Pembuka


Ya Allah, berkenanlah mengukir Putra-Mu dalam hati kami dan ajarilah kami melaksanakan cinta kasih-Nya sebagaimana telah diberikan teladan-Nya oleh Putra-Mu Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Paulus menceritakan bagaimana jemaat di Makedonia memberikan diri kepada Allah. Ia ingin jemaat di Korintus juga kaya dalam pelayanan kasih.

 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (8:1-9)
       
  
"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."
     
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:2.5-6.7.8-9a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
 
Yesus mengajar kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi yang menganiaya kita. Ia menghendaki agar kita sempurna seperti Bapa di surga.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
   
"Kasihilah musuh-musuhmu."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Rasul Paulus memuji jemaat di Efesus yang meskipun miskin dan terbatas namun mereka tetap murah hati; mereka mampu memberi dari kekurangannya. Kunci dari kemurahan hati ini adalah rasa syukur. Semakin kita bersyukur maka kita pun akan semakin mampu untuk murah hati. Sebagai umat Kristiani kita juga dipanggil Tuhan untuk menjadi sempurna sebagaimana Bapa di surga (Mat 5:48). Letak kesempurnaan kita adalah dalam sikap murah hati yang didahului dengan sikap penuh syukur. Semoga karena rahmat Roh Kudus kita semakin mampu untuk bersyukur dalam hidup kita.

Antifon Komuni (Mat 5:44)

Kasihanilah musuh-musuhmu, dan doakanlah mereka yang menganiaya kamu.

Doa Malam

Allah Bapa Mahapengasih, orang baik dan orang jahat sama-sama Kausinari matahari-Mu, sebab Engkau menghendaki semua orang menerima cinta kasih-Mu yang berlimpah. Kami mohon, semoga segala yang kami usahakan ini benar-benar tumbuh dari cinta kasih murni. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Senin, 17 Juni 2019 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 17 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber sukacita kami, semoga kami selalu patuh setia pada kabar sukacita-Mu, dan ajarilah kami kiranya mengabadikan segala yang ada pada kami bagi kerajaan-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
  
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Atau Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105)
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
 
 
Di masa lalu dari sejarah kita mengetahui terjadi banyak peperangan antar-suku, antargolongan, dan antar-bangsa. Konflik misalnya tentang masalah batas kepemilikan tanah diselesaikan dengan peperangan, setelah kata mufakat tidak tercapai. Bahkan dalam konflik antar-pribadi pun pada akhirnya terjadi pembunuhan. Dendam kesumat berlangsung turun-temurun sampai ke anak cucu, karena setiap orang tidak mau mengalah, katanya demi harga diri dan nama baik suku. Maka, muncullah pepatah, “Si vis pacem, para bellum", jika engkau menghendaki perdamaian, maka siapkanlah perang (Livius 6,18,7).

Yesus menegaskan sikap kasih dan kerahiman. Yesus mengajar, “Janganlah kamu melawan orang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Mat. 5:39). Tidak gampang memang. Tentu saja manusia itu “animal rationale,’ binatang berakal budi, namun masih bengis juga seperti binatang buas. Damai “tidak melulu berarti tidak ada perang, tidak pula dapat diartikan sekadar menjaga keseimbangan saja antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Damai juga tidak terwujud akibat kekuasaan diktatorial. Melainkan dengan tepat dan cermat disebut hasil karya keadilan” (GS, 78).

Perdamaian justru dibina berdasarkan kasih dan kerahiman, bukan dengan bayonet atau dengan panser. Maka, muncul pepatah, “Si vis pacem para humaniorem solitudinem': jika menghendaki perdamaian lahir batin siapkanlah ketenteraman yang 13 lebih manusiawi. Ketenteraman dan kesejahteraan terwujud kalau tercipta keadilan sosial struktural. Namun itu saja belumlah cukup. Keadilan harus berlandaskan inspirasi dan motivasi kasih dan kerahiman. Sikap kasih harus dimulai dari diri sendiri. Yesus mengajarkan, “Kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu”. Nilai lebih yang luar biasa.

Orang kristiani harus memberikan konstribusi untuk perdamaian dunia, melalui dialog, karya perdamaian, pelayanan untuk perdamaian, dan pembangunan, bahkan tanpa pamrih politik. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9). Ketika masa Natal, kita mengungkapkan iman, “Gloria in excelsis Deo et in terra pax hominibus”, Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi umat manusia.
(JT/INSPIRASI BATIN 2019) .

Antifon Komuni (Mat 5:39)

Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

Minggu, 16 Juni 2019 Hari Raya Tritunggal Mahakudus




Minggu, 16 Juni 2019

Hari Raya Tritunggal Mahakudus
   
Tiada sesuatu yang serupa dengan Tritunggal; kodrat-Nya satu, tak terceraikan; satu pun daya kegiatan-Nya. --- St. Atanasius

   

Antifon Pembuka

Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang Tunggal, serta Roh Kudus: karena besarlah kasih-Nya bagi kita.

Blest be God the Father; and the Only Begotten Son of God, and also the Holy Spirit, for he has shown us his merciful love.

Benedicta sit Sancta Trinitas, atque indivisa Unitas: confitebimur ei, quia fecit nobiscum misericordiam suam.
 
 
 

Doa Pembuka


Allah Bapa, dengan mengutus Sabda Kebenaran dan Roh Pengudus ke dalam dunia, Engkau telah mengungkapkan kepada manusia misteri-Mu yang mengagumkan. Semoga dengan iman yang benar kami mengakui kemuliaan Tritunggal yang kekal dan menyembah keesaan-Nya dalam keagungan kuasa-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

     
Bacaan dari Kitab Amsal (8:22-31)
  
"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada."
     
Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama. Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada di sana; ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan. Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9)

1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya; hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.  
 
 


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-5)
  
"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus, dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."
   
Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Why 1:8)
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang. 
 
 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)
  
"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; Roh akan memberikan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
 
Renungan



Tidak selamanya kebenaran dapat diungkapkan. Terkadang kebenaran dibiarkan tetap tersembunyi karena memang tak dapat diungkapkan. Seandainya diungkapkan pun kebenaran itu tidak dapat memuaskan hati orang yang ingin mengetahuinya.

Contoh nyata dari hal ini adalah keinginan seseorang untuk bertemu dengan Allah Tritunggal Mahakudus.
Pemahaman akan Tritunggal Mahakudus ini bukan pengetahuan yang dapat dinalar secara logika, melainkan misteri iman yang menjadi perenungan dan penghayatan kita. Dan, memang Tritunggal Mahakudus telah menjadi bagian dalam hidup kita. Ini tampak ketika kita membuat Tanda Salib, kita mengucapkan kata Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ketika kita dibaptis kita juga dibaptis dalam nama Tritunggal Mahakudus. Ketika kita berdoa, kita juga mengikutsertakan Bapa, Putra dan Roh Kudus. Penghayatan kita akan Tritunggal Mahakudus telah terjadi dalam kehidupan kita. 
 
 Penghayatan kita ini sering dijadikan bahan perdebatan, cemoohan dan hinaan dari pihak lain, yakni "Allahnya orang Kristiani itu tiga". Hinaan itu menantang kita untuk menjelaskan hal ini kepada mereka. Penjelasan ini harus selalu mengarah pada Kristus sendiri yang kita imani. Melalui Kristus itulah kita mengenal dan mengimani akan adanya Allah Bapa dan Roh Kudus. Penjelasan kita akan Tritunggal Mahakudus kepada mereka itu, bisa diterima atau tidak, itu adalah urusan mereka. Yang terpenting bahwa kita mengimani-Nya.

 Dan iman kita akan Tritunggal Mahakudus akan menjadi sebuah kesaksian tersendiri bagi sesama kalau kita hidup saling mengasihi dalam keluarga kita. Karena relasi Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu adalah relasi kasih yang saling melayani bagi keselamatan kita. Di mana ada kasih, di situ akan terjadi keselamatan
      
Misteri Allah Tritunggal ini biarlah tetap menjadi sesuatu yang samar-samar. Misteri ini mengingatkan kita akan kata-kata Tuhan Yesus ini, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran." Lantas apakah yang Yesus maksudkan dengan kebenaran ini? Kebenaran yang dimaksudkan oleh Yesus adalah keberadaan Tuhan dan segala rencana-Nya atas diri kita. Kita tak mungkin bisa memahami segala rencana Tuhan atas hidup kita. Bila kita telah mengetahui rencana Tuhan atas hidup kita sejak kita lahir, mungkin kita tak akan pernah mampu menanggungnya. Biarlah rencana Tuhan ini tetap terselubung. Meskipun demikian, kita tetap mampu untuk menjalaninya selama Roh Kudus, Roh Kebenaran ada bersama kita. Roh Kudus inilah yang senantiasa menguatkan kita. Dialah yang selalu berdoa bersama kita.

Hal terpenting yang dapat kita lakukan dalam merayakan misteri iman kita ini bukanlah mengetahui, namun sebaliknya mencintai. Apa gunanya bagi kita jika kita mengetahui rahasia Allah namun hidup kita tidak mencerminkan ajaran Allah? Lebih baik bagi kita jika kita tidak dapat memahami rahasia Allah namun hidup kita sungguh mencerminkan ajaran Allah. Kita tidak perlu terlalu banyak berpikir tentang Allah, namun mencintai Dia dan melakukan perintah-Nya. Kita juga tidak perlu banyak berbicara tentang Allah, sebaliknya banyak berbicara dengan Allah. Seberapa pun dalamnya pengetahuan kita tentang Allah, itu semua tidak menambah kemuliaan Allah. Tuhan tidak dimuliakan hanya karena kita tahu banyak tentang Dia. Sebaliknya Tuhan dimuliakan bila kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik atas nama Tuhan.

Satu-satunya yang Tuhan minta dari kita hanyalah percaya kepada-Nya. Percaya bahwa Allah akan menganugerahkan pengetahuan kebenaran kepada kita saat Ia mendatangi kita dan membawa kita ke dalam kehidupan kekal.
  
Antifon Komuni (Gal 4:6)

Karena kamu adalan anak, Allah telah mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru, "Ya Abba, ya Bapa!"

Since you are children of God, God has sent into your hearts the Spirit of his Son, the Spirit who cries out: Abba, Father.

Data est mihi omnis potestas in cælo et in terra, alleluia: euntes, docete omnes gentes, baptizantes eos in nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti, alleluia, alleluia.

atau Laudate Dominum de cælis.
  
 
 
    
   
Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat" (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat" (Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K. Lateran IV 1215: DS 804). -- Katekismus Gereja Katolik, 253
 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy