| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus ARTINYA KATOLIK


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 234

Seri Katekismus
ARTINYA KATOLIK

Syalom aleikhem.
Gereja kita bernama “Gereja Katolik”. Tahukah anda apa arti kata “katolik”? Katolik, sebelum menjadi sebuah nama, adalah kata sifat. Katolik itu suatu sifat. Kata itu berarti “merangkul semua”. Juga, berarti “seluruhnya” atau “lengkap”. Sebagai kata yang ditinjau dari asal-muasalnya, katolik itu suatu sifat yang merangkul keseluruhan.

Belum terlalu jelas? Mari perdalam. Santo Ignasius dari Antiokhia dalam suratnya kepada Gereja Smirna mengatakan, “Di mana ada Yesus Kristus, di situ ada Gereja Katolik”. Memang, pernyataan ini belum merujuk pada katolik sebagai nama, melainkan sebagai sifat, yaitu bahwa Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik – waktu itu benar-benar utuh dalam kesatuan, belum ada perpecahan – merangkul seluruh bangsa.

Katolik: Merangkul Segala Suku dan Bangsa

Hal itu terbukti sejak dari Pentakosta. Gereja Kristus sudah katolik sejak hari Pentakosta. Silakan dilihat betapa banyaknya orang dari aneka suku dan bangsa yang mendengarkan pewartaan Para Rasul yang diwakili oleh Rasul Santo Petrus yang bicara di depan umum. Kitab Kisah Para Rasul mencatat suku dan bangsa itu satu demi satu. Dan, mereka itu menerima ajaran yang disampaikan Rasul Petrus, lalu mereka – dari berbagai suku dan bangsa – dibaptis. Gereja memang sudah katolik sejak hari lahirnya.

Itulah alasannya mengapa sering disebut Pentakosta adalah hari lahir Gereja Katolik – nama lengkapnya: Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Gereja Katolik menerima kepenuhan sarana keselamatan, yaitu pengakuan iman yang benar dan utuh, kehidupan sakramental yang lengkap, dan tugas pelayanan yang tertahbis dalam suksesi apostolik.

Sekali lagi, Gereja kita disebut Gereja Katolik karena sejak mula lahirnya, yaitu hari Pentakosta, sudah merangkul di dalam dirinya pelbagai suku dan bangsa yang waktu itu mendengarkan pewartaan dari Para Rasul. Sejak hari lahirnya, Gereja Katolik bukan gereja kesukuan atau kebangsaan, bukan gereja milik suku atau bangsa tertentu, melainkan gereja “milik” seluruh dunia. Sejak hari lahirnya, Gereja Katolik sudah benar-benar katolik, dalam arti bersifat merangkul seluruhnya.

Kekatolikan itu tampak juga dalam pengakuan iman yang benar dan utuh. Benar artinya sesuai dengan iman Para Rasul yang diterima dari Yesus Kristus. Utuh artinya tak memilih bagi dirinya apa yang cocok saja, segala yang diajarkan Para Rasul itulah yang diteruskan. Semuanya terjaga dan lestari oleh suksesi apostolik. Kepemimpinan Para Rasul diteruskan oleh orang-orang yang dipercaya dan ditunjuk untuk menggantikan peran dan karya mereka.

Katolik: Diutus kepada Segala Suku dan Bangsa

Gereja bersifat katolik juga karena diutus kepada seluruh umat manusia. Semua orang dipanggil menjadi Umat Allah yang baru. Karena itu, Gereja Katolik harus disebarluaskan ke seluruh dunia.

Begitulah secara singkat padat artinya katolik: pertama, Gereja sudah katolik karena sejak hari lahirnya sudah memiliki anggota dari aneka suku dan bangsa; kedua, Gereja diutus kepada seluruh suku dan bangsa di dunia.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 830 – 831

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 16 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Kamis, 16 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah

“Yesus yang bangkit, setelah menampakkan diri kepada para rasul, lalu menampakkan diri kepada St. Thomas yang tidak percaya bahwa Dia telah bangkit, dan Dia bersabda kepadanya: ‘Lihatlah tangan-Ku, dan taruhlah jarimu di sini. Ulurkan tanganmu dan taruhlah di lambung-Ku. Jangan ragu-ragu lagi, tetapi percayalah!’ (Yoh 20:27). Mendengar Sang Sabda dan menerima tubuh Tuhan dengan cara ini, kita pun dapat menatap Tuhan Yesus yang bangkit yang hadir dalam ‘tanda-tanda suci’ ini dan kita dapat mengaku bersama Rasul Thomas: ‘Tuhanku dan Allahku!’ (Yoh 20:28).” (Paus St. Yohanes Paulus II, Dies Domini No.29)

  
Antifon Pembuka (Mzm 68:8.9.20)

Ya Allah, ketika Engkau tampil di depan umat-Mu, melangkah mendahului dan tinggal di tengah mereka, maka bumi goncang dan langit bergetar, alleluya.

O God, when you went forth before your people, marching with them and living among them, the earth trembled, heavens poured down rain, alleluia.

Doa Pembuka


Allah yang berbelas kasih, Putra-Mu telah Kauanugerahkan kepada kami sebagai Juruselamat. Limpahkanlah berkat-Mu atas kami agar tetap setia pada iman akan Dia di saat mengalami tawaran-tawaran dunia yang dapat membuat kami mengingkari Dia dan meninggalkan Gereja-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
      
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:13-25)
 
"Allah telah membangkitkan Juruselamat dari keturunan Daud."
   
Dalam perjalanannya Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia. Tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem. Dari Perga Paulus dan kawan-kawannya melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat bertanya kepada mereka, “Saudara-saudara, jikalau Saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakan!” Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar. Ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberi mereka hakim-hakim sampai pada zaman Nabi Samuel. Kemudian mereka meminta seorang raja, dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan, hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Atau Kasih setia-Mu, ya Tuhan, hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.21-22.25.27)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetian-Mu turun temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya, kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus. Maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.”

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Why 1:5ab)
Ya Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati; Engkau mengasihi kami dan telah melepaskan kami dari dosa kami oleh darah-Mu.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:16-20)
 
"Barangsiapa menerima orang yang Kauutus, ia menerima Aku."
   
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Sesudah itu Ia berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Umumnya orang suka hiburan. Hiburan model tradisional adalah Pasar Malam. Orang modern lebih suka menghibur diri dengan jalan-jalan di mal-mal atau supermarket untuk belanja sambil cuci mata. Anak-anak zaman dulu bermain bersama di pelataran rumah untuk main petak umpet dan sepak sekong. Namun sekarang, anak-anak lebih suka main game di komputer atau malah di game online. Semua mencari hal yang sama dari dulu sampai sekarang: hiburan dan relaksasi.

 Hiburan dalam rangka iman dan ibadat itu berbeda lagi. Pada bacaan pertama hari ini, pejabat di rumah ibadat berkata: Jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakan! Paulus yang hadir di rumah ibadat itu bangkit berdiri dan langsung menggunakan kesempatan itu untuk mewartakan Injil. Kali ini, Paulus menguraikan sejarah keselamatan Allah dalam bangsa Israel hingga puncaknya pada Yesus Kristus. Paulus ingin menghibur umat dengan cara mewartakan Kabar Baik, yakni berita mengenai Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia. Ketika orang menerima Paulus sebagai yang diutus Tuhan, maka orang juga menerima Tuhan sendiri yang mengutusnya. Yesus menjamin dalam Injil: Barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku. Maka, hiburan dalam arti rohani ialah menerima Tuhan dalam hidupnya dan memberikan Tuhan melimpahkan sukacita sejati kepadanya.

Marilah kita renungkan ini: apakah mungkin ya, kita mencari penghiburan tidak hanya dari hal-hal duniawi saja, seperti shopping atau pergi ke Skin Care dst, tetapi justru mencari penghiburan yang lebih mendalam melalui berbagai acara doa, bacaan Kitab Suci, rekoleksi, retret, ataupun berbagai pertemuan dan pendalaman iman? (Rm. E. Martasudjita, Pr/ARSIP INSPIRASI BATIN)


Antifon Komuni (Mat 28:20)

Sesungguhnya, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, alleluya.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkat kebangkitan Putra-Mu, Engkau memulihkan kami untuk hidup abadi. Semoga rahmat Paskah semakin tampak dalam hidup kami dan memberi kekuatan untuk mencapai keselamatan abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:22-24


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 233

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:22-24

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:22
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Non enim est aliquid absconditum, nisi ut manifestetur, nec factum est occultum, nisi ut in palam veniat.

Ada dua kalimat dalam ayat ini, keduanya punya makna sama. Menulis dua kalimat serangkai dengan arti sama adalah kebiasaan sastra Ibrani. Puisi-puisi dalam kitab-kitab hikmat dalam Alkitab cukup banyak memuat kalimat serupa.

Kata “tersembunyi” artinya tak terlihat. Tiada keterangan apakah itu disengaja atau tidak sebab fokusnya bukan itu, melainkan pada perihal tak kelihatan. Sementara itu, kata “rahasia” merujuk pada sesuatu yang dengan sengaja tak diperlihatkan atau dirahasiakan. Kedua kata saling melengkapi, ada sesuatu yang begitu saja tak tampak di depan umum, ada sesuatu yang sengaja tak ditampakkan. Persamaan keduanya adalah perihal tidak diketahui umum.

Susunan kalimat dalam ayat ini memang kurang lazim dalam bahasa kita. Jika dilazimkan, jadilah: “Apa yang tersembunyi akan diberitahukan, apa yang dirahasiakan akan diperlihatkan.” Bisa juga: “Apa yang tak dapat dilihat orang, nanti akan bisa dilihat; apa yang tak diketahui orang, nantinya akan diketahui.”

Ayat ini menyiratkan Kerajaan Allah yang pada suatu waktu masih belum diketahui orang banyak. Suatu saat, pada waktu yang tepat menurut pandangan Allah, Kerajaan Allah akan diberitahukan keberadaannya. Ayat ini melanjutkan perumpamaan tentang lampu dalam ayat sebelumnya. Ajaran Kerajaan Allah akan menerangi orang yang mendengarnya. Itulah mengapa ayat berikut ini bicara mengenai mendengar; maksudnya secara khusus “mendengar ajaran Kerajaan Allah”.

Mrk. 4:23
Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Si quis habet aures audiendi, audiat ”.

Ayat ini pernah muncul di 4:9. Penjelasannya sama.

Mrk. 4:24
Lalu Ia berkata lagi: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
Et dicebat illis: “ Videte quid audiatis. In qua mensura mensi fueritis, remetietur vobis et adicietur vobis.

Apa artinya “ukuran” di sini? Banyak pakar Alkitab menyatakan bahwa ukuran ini maksudnya sejauh mana kita taat kepada ajaran Tuhan Yesus. Menurut tafsiran ini, makna ayat ini menjadi: “Makin sungguh-sungguh kamu menaati yang Kuajarkan kepadamu, makin kamu mengerti firman Allah, dan akan makin mengerti lagi.”

Terdapat tafsiran lain, yaitu mengenai menghakimi orang lain. Jika tafsiran ini diikuti, maknanya: “Aturan yang kamu pakai untuk menghakimi orang lain akan dipakai Allah untuk menghakimi kamu, bahkan lebih keras lagi.”

Dalam hal ini, tafsiran pertamalah yang lebih sesuai konteks ayat-ayat yang sinambung. Ukuran yang dimaksud adalah sejauh mana kita menaati ajaran Tuhan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 15 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Rabu, 15 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah
  
“Betapa baiknya Kristus yang telah memberikan sakramen-sakramen bagi Gereja-Nya! Sakramen-sakramen itu merupakan obat bagi segala keperluan kita. Muliakanlah sakramen-sakramen itu dan bersyukurlah kepada Allah dan Gereja-Nya.” — St. Josemaria Escriva
   

Antifon Pembuka (Mzm 18:50; 22:23)

Aku hendak memuji Engkau, Ya Tuhan, dan mewartakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku, alleluya.
    
Doa Pembuka
  
Allah Bapa kami, Engkaulah kehidupan umat beriman, kemegahan orang-orang kecil dan kebahagiaan orang-orang saleh. Dengarkanlah kami yang haus akan janji-Mu dan puaskanlah kami dengan kelimpahan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:24 - 13:5a)
   
 
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku."
  
Pada waktu itu firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka, Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem ke Antiokhia. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
atau Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan; kiranya bangsa-bangsa semua bersyukur kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:44-50)
  
"Aku telah datang ke dunia sebagai terang."
    
Sekali peristiwa, Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, bukan Aku yang menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan; itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
  
Seorang utusan biasanya tidak berbicara atas namanya sendiri, tetapi atas nama orang yang mengutusnya. Demikian juga Yesus, Ia datang ke dunia karena diutus Bapa-Nya. Yesus bersabda: “Bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus aku. Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan aku sampaikan” ( Yoh.12:49 ).
   
Barangsiapa percaya kepada Yesus, ia percaya kepada Bapa, dan barangsiapa melihat Yesus, ia melihat Bapa. Yesus datang sebagai utusan Bapa-Nya untuk membawa terang, supaya orang yang percaya kepada-Nya tidak hidup dalam  kegelapan, melainkan memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal.
  
Bacaan pertama hari ini mengisahkan dengan bagus bagaimana jemaat perdana di Antiokhia gemar berdoa dan berpuasa. Justru saat berdoa dan berpuasa itulah Tuhan mengutus Barnabas dan Saulus untuk karya misi, pewartaan Injil ke segala bangsa. Dengan doa dan puasa, mereka menjadi komunitas yang subur dalam hidup iman dan kesaksian, komunitas yang siap untuk diutus! Berdoa itu selalu membutuhkan waktu. Jadi tidak bisa praktis-praktis saja. Ada orang yang berdoa sambil mulutnya memakan krupuk atau mengulum permen. "Lho, aku kan berdoa sambil bekerja!" Berdoa juga tidak bisa cepat-cepat karena berdoa itu bukan hanya soal memejamkan mata dan tangan terkatub, tetapi juga masalah hati dan perasaan yang memerlukan waktu untuk hening dan konsentrasi.  (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (1Yoh 1:7)

Jika kita berjalan dalam terang sama seperti Allah berada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa, alleluya.

If we walk in the light, as God is in the light, then we have fellowship with one another, and the blood of his Son Jesus Christ cleanses us from all sin, alleluia.

Seri Katekismus KUDIS KUDUS SEKALIGUS


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 231

Seri Katekismus
KUDIS KUDUS SEKALIGUS

Syalom aleikhem.
Judul di atas kiasan: kudis lambang adanya dosa, kudus suci. Apakah Gereja berdosa atau kudus? Tentu saja, Gereja Kristus itu kudus, tak dapat kehilangan kekudusannya sebab Kristus Sang Kepala adalah kudus dan menguduskan Gereja-Nya senantiasa. Dengan demikian, Gereja selalu kudus sebagai “Umat Allah yang kudus”, “persekutuan kudus”.

Namun, sekaligus ada ketidaksempurnaan dalam diri para anggota Gereja karena mereka pun berdosa, bahkan para pemimpin Gereja pun adalah orang (yang bisa) berdosa. Gereja menerima semua yang berdosa itu di dalam dirinya, tapi Gereja tak kehilangan kekudusan dengan melakukan itu sebab Kristus sendiri yang menguduskannya; Kristus yang suci, tanpa kesalahan, tanpa noda.

Dapat dikatakan, Gereja itu kudus meski di tengah-tengahnya terdapat orang berdosa, yaitu putra-putrinya sendiri, para anggota Gereja. Gereja tak bisa lain kecuali hidup dalam rahmat pengudusan Kristus dan dengan itu Gereja membagikan rahmat. Dosa-dosa memang menghalangi sinar kekudusan Gereja, tapi tak pernah bisa memadamkannya.

Konkretnya, kalau ada anggota-anggota Gereja yang berbuat dosa, Gereja pun tercemar karenanya, tapi tak pernah Gereja kehilangan martabatnya sebagai Mempelai Kristus dan sebagai Tubuh Mistik Kristus. Gereja menderita kalau ada anggotanya yang berdosa, juga Gereja membuat silih, memohonkan pertobatan dan pengampunan bagi para pendosa itu.

Di samping ada anggotanya yang berdosa, Gereja juga punya anggota-anggota yang hidup dalam kesucian. Ketika telah meninggal dunia, orang-orang benar yang hidup sesuai dengan rahmat dan firman Kristus itu digelari “santo-santa” a.k.a. “para kudus”.

Gereja menyatakan secara resmi dalam bimbingan Roh Kudus bahwa orang beriman tertentu telah menjadi orang kudus. Dengan itu, Gereja mengakui bahwa mereka telah menjalankan kebajikan-kebajikan sesuai dengan Injil dan telah setia kepada rahmat Allah selama hidup di dunia ini. Gereja, dengan itu, menguatkan harapan umat beriman yang masih berjuang bahwa para kudus adalah teladan dan perantara.

Sebagai teladan, para kudus telah menaati firman ilahi dan kita diajak mengikuti perbuatan mereka. Sebagai perantara, orang-orang kudus mendoakan umat beriman yang masih ada di bumi ini. Di antara para kudus, Santa Perawan Maria adalah yang paling sempurna, tanpa cacat atau kerut, dalam hal mengalahkan dosa. Dari dirinya terpancar kekudusan Gereja sepenuhnya.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 823 – 829

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 14 Mei 2019 Pesta St. Matias, Rasul

Selasa, 14 Mei 2019
Pesta St. Matias, Rasul 
  
“Setiap kali imam membaca Injil pada Misa, dia menciumnya. Kita mungkin tidak mengerti pentingnya mengomunikasikan Injil, tetapi iblis mengerti. Dia membuatnya sulit untuk menyebarkan Injil melalui ketakutan akan kekuatan dunia. Kita harus melawan iblis. Dia nyata. Bunda Gereja Yang Kudus menguatkan orang-orang yang memberi kita firman ini. Ini adalah pertarungan sampai mati melawan iblis dan semua yang mengikutinya. Pertarungan berada di atas kekuatan manusia, tetapi Tuhan kita memberikan Roh Kudus kepada manusia agar mereka dapat berperang.” — Uskup Bernard Fellay

      
Antifon Pembuka (Yoh 15:16)

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Alleluya. 
  
It was not you who chose me, says the Lord,but I who chose you and appointed you to go and bear fruit,fruit that will last.
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
     
Doa Pembuka

Allah Bapa yang Maha Pengasih, pemegang nasib kami, Santo Matias telah Kautambahkan pada kelompok dua belas rasul-Mu. Semoga berkat doa dan ajarannya kami selalu merasa gembira karena Kaupanggil dan Kaumasukkan ke dalam kelompok pilihan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:15-17.20-26)
 
"Yang kena undi adalah Matias; dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas murid."
 
Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya. Ia berkata, “Hai, Saudara-saudara, harus digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud, tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami, dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam Kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya. Dan lagi: Biarlah jabatannya diambil orang lain. Jadi harus ditambahkan kepada kami satu orang yang dipilih dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami. Bersama kami ia harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus.” Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua lalu berdoa, “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu, dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian Matias ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendudukkan dia bersama para bangsawan.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
4. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (lih. Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)
 
"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."
 
Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu! Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
  
Sesudah Yesus naik ke surga, para murid dan kesebelas Rasul ber­sama Bunda Maria kembali ke Yerusalem untuk menantikan kedatangan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Di sana mereka, yang berjumlah kira-­kira 120 orang, berkumpul di tingkat atas sebuah rumah di Yerusalem. Mereka bertekun dalam doa sambil menantikan dengan sabar kedatang­an Roh Kudus.

Pada saat itulah Petrus, pemimpin para Rasul, mengusulkan pemi­lihan seorang murid untuk menduduki jabatan Rasul menggantikan Yudas Iskariot, si pengkhianat Yesus yang sudah mati menggantung diri. Pemilihan ini dimaksudkan agar terpenuhilah nas Kitab Mazmur: ''Biarlah jabatannya diambil orang lain". Syaratnya ialah calon haruslah seorang murid yang selalu bersama Yesus sejak pembaptisan-Nya sampai la naik ke surga. Sebab, seorang Rasul harus dapat bersaksi tentang sabda, karya dan kebangkitan Yesus. Maka mereka mengajukan dua orang murid, yaitu Yosef, yang disebut juga Barsabas atau Yustus (= Yang Adil), dan Matias.

Setelah berdoa bersama-sama, mereka membuang undi. Pilihan ja­tuh pada diri Matias. Semenjak itu Matias menjadi penggenap bilangan Keduabelas Rasul. Merekalah pengemban utama tugas menyebarkan Kabar Gembira ke sduruh penjuru dunia. Nama Matias sekali saja di­sebut di dalam Kitab Perjanjian Baru. Dalam tulisan-tulisan Apokrif, namanya tidak pernah disebut-sebut. Namun kita yakin bahwa Matias adalah Rasul yang setia, tekun dan bersemangat prihatin. Tahun kema­tiannya tidak diketahui pasti, namun makamnya terdapat di Trier, Jerman..
(imankatolik.or.id)

Antifon Komuni (Yoh 15:12)
 
Inilah perintah-Ku: Hendaklah kamu saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya. 

This is my commandment: Love one another as I love you, says the Lord. Alleluia.
  
Doa Malam
 
Ya Tuhan, curahkanlah Roh Kudus-Mu atas Gereja-Mu. Semoga malam ini kami boleh merasakan malam Pentakosta baru di mana kami mengalami kehadiran Roh Kudus sebagai jiwa hidup Gereja. Amin. 
 

 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:18-21

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 230

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:18-21

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:18-19
Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Et alii sunt, qui in spinis seminantur: hi sunt, qui verbum audierunt, et aerumnae saeculi et deceptio divitiarum et circa reliqua concupiscentiae introeuntes suffocant verbum, et sine fructu efficitur.

Bahasa Yunani untuk “kekuatiran dunia ini” berbunyi “kekuatiran zaman ini”. Maksudnya, kekuatiran mengenai masalah hidup sehari-hari. Kekuatiran seperti itu dapat membuat orang berpaling dari hal rohani. Alhasil, orang hanya mementingkan hal jasmani, melupakan perihal iman.

Selanjutnya, ada “tipu daya kekayaan”. Maksudnya, kemewahan yang menjerumuskan. Kekayaan di sini bermakna negatif, bukan netral dalam arti harta milik pada umumnya. Tipu daya kekayaan artinya kenikmatan hidup dari harta yang mengarahkan orang pada kehampaan. Arti lain: orang mengira bahwa kekayaan adalah hal terpenting dalam hidup dan mampu mengatasi segala masalah.

Kata “keinginan” dalam ayat ini bermakna hawa nafsu, bukan keinginan dalam arti netral. Semua itu, hal-hal negatif tersebut di atas, membuat firman Allah tak menghasilkan apapun yang baik.

Mrk. 4:20
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”
Et hi sunt, qui super terram bonam seminati sunt: qui audiunt verbum et suscipiunt et fructificant unum triginta et unum sexaginta et unum centum ”.

Arti “mendengar” sudah jelas. Lalu, apa arti “menyambut firman”? Artinya, mempercayai dan menaati perkataan Allah. Istilah “berbuah” mudah dipahami dalam bahasa Indonesia, kita mengenal “membuahkan hasil”. Itulah arti berbuah, ada hasil yang baik.

Mrk. 4:21
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
Et dicebat illis: “ Numquid venit lucerna, ut sub modio ponatur aut sub lecto? Nonne ut super candelabrum ponatur?

Ini perumpamaan lain yang dikatakan Tuhan Yesus. Kalimat aslinya berupa pertanyaan retoris. Apa itu “pelita”? Lampu minyak bersumbu yang biasa dipakai untuk penerangan oleh orang zaman dulu. Apa pula “gantang”? Itu suatu wadah yang digunakan untuk menakar volume biji-bijian, biasanya gandum. Bentuknya semacam periuk kecil. Gantang terbuat dari tanah liat, tidak tembus cahaya. Kalau lampu minyak diletakkan di bawahnya, sinar tak bisa tembus, gelap jadinya. Sia-sia menyalakan lampu minyak. Sama sia-sianya dengan menaruhnya lampu itu di bawah ranjang. Gelap.

Apa itu “kaki dian”? Ini istilah untuk menyebut tempat/tiang yang agak tinggi untuk menaruh lampu minyak. Dengan ditaruh di tempat agak tinggi, sinar pelita menerangi ruangan. By the way, “dian” itu artinya lampu minyak, jadi sama dengan pelita.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 13 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 13 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Barangsiapa mengikuti Yesus dengan hati tak terbagi, ia diberi makan di padang rumput yang selalu hijau." (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan nafas kehidupan-Mu yang suci. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
     

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-18)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
    

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)
    
"Akulah pintu kepada domba-domba."
     
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya; ia memanggil dombanya, masing-masing menurut namanya, dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-dombanya itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
 

Judul hari ini adalah “Gembala dan Pintu?” Mengapa ada tanda anya? Karena pada zaman sekarang kedua hal ini tidak lagi mudah dipahami. Dunia penggembalaan sudah jauh berbeda pemahamannya dengan dahulu. Demikian juga halnya pemahaman akan makna pintu. Bagaimana perumpamaan Yesus hari ini dapat kita pahami?

Pertama, tentang gembala domba. Di Palestina gembala memiliki keunikan sendiri. Mereka biasanya berpenampilan sederhana, dengan peralatan sederhana, serta membawa bekal dalam kantong kulit. Hubungan antara domba dan gembala sangat uni. Di Palestina domba tidak untuk disembelih, melainkan untuk diambil bulu wolnya. Rentang waktu penggembalaan sampai bertahun-tahun, dan seringkali domba mempunyai nama sapaan masing-masing yang menerangkan keunikannya.

Jika domba hendak memasuki kandang pada akhir hari, gembala dengan cepat memeriksa apakah domba mendapatkan luka selama hari itu. Sehingga, ia mengenal betul dombanya. Sebaliknya, dombanya mengenal suara gembala. Gembala tahu benar menuntun domba ke padang rumput dan ia akan melindungi domba dari serangan binatang buas dan para penyamun. Sebagaimana gembala, demikian Yesus mengenal umat-Nya, menuntunnya ke padang rumput yang hijau, dan menjaganya dari serangan binatang buas dan para penyamun.

Kedua, tentang pintu. Berhubungan dengan dunia penggembalaan sering kita menggembalakan domba, gembala tidak membawa pulang dombanya ke kandang utama, melainkan mendirikan semacam kandang sementara yang hanya memiliki satu pintu masuk kecil. (Katekismus Gereja Katolik, No. 754 menjelaskan: “Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus Bdk. Yoh 10:1-10. Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan Bdk. Yes 40:11, Yeh 34:11-31., akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para gembala Bdk. Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4., yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62) Bdk. Yoh 10:11-15.”) Pada malam hari gembala akan tidur di pintu masuk tersebut, sehingga tidak ada satu pun domba pun yang dapat keluar atau masuk, jika tidak melalui pintu itu.

Pintu itulah Yesus. Hanya melalui Dia, manusia masuk ke kedamaian kawanan dan keluar ke kebahagiaan padang rumput yang hijau. Bagi kita orang Katolik, pemahaman Yesus sebagai Gembala sejati, yang menuntun kita ke padang rumput yang hijau dan menjaga kita dari segala marabahaya, serta sebagai Pintu, yang menjadi jalan satu-satunya menuju Kerajaan Allah, harus berurat-berakar kuat di dalam iman kita. Hanya dengan mengimani Yesus seperti itulah, kita akan bertahan dari segala godaan pencuri dan penyamun.(Cafe Rohani)
          
Antifon Komuni (Yoh 20:19)
 
Yesus berdiri di tengah-tengah para murid dan berkata, "Salam damai bagimu sekalian!" Alleluya. 
   
Doa Malam       
 
Yesus, Gembala yang baik, menjelang istirahat malam ini kami bersyukur atas kegembalaan-Mu yang sejati, yang telah kami rasakan sepanjang hari ini. Kami juga bersyukur atas penyertaan-Mu sepanjang perjalanan hidup kami di bulan April yang akan segera berakhir ini. Terima kasih Tuhan dan jagailah kami dalam istirahat malam ini. Amin.
 
  
"Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus Bdk. Yoh 10:1-10.. Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan Bdk. Yes 40:11, Yeh 34:11-31., akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para gembala Bdk. Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4., yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62) Bdk. Yoh 10:11-15. (Katekismus Gereja Katolik, 754)
 

Seri Katekismus GEREJA KATOLIK dan YANG TERPISAH


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 228

Seri Katekismus
GEREJA KATOLIK & YANG TERPISAH

Syalom aleikhem.
Gereja Kristus itu Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Itulah keempat sifat dan ciri Gereja yang sejati, yaitu Gereja yang didirikan oleh Sang Kristus pada hari Pentakosta pada tahun 33 M di kota Yerusalem. Mengingat pada masa kini banyak kelompok yang menyebut diri “gereja” (bahasa populernya: denominasi alias pecah-pecahan “gereja”), manakah yang sesungguhnya Gereja yang didirikan oleh Tuhan?

Konsili Vatikan II melalui dokumen bernama Lumen Gentium pada no. 8 mengajarkan bahwa Gereja Kristus berada dalam (subsistit in) Gereja Katolik, yaitu Gereja yang dipimpin oleh pengganti Rasul Petrus dan para uskup dalam persekutuan dengannya. Kita tahu pengganti Rasul Petrus adalah Uskup Roma yang tak lain dan tak bukan adalah Sri Paus Roma.

Hanya melalui Gereja Kristus yang Katolik itulah, dalam pimpinan pengganti Rasul Petrus, terdapat seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan.

Jemaat-Jemaat yang Terpisah

Namun, sayangnya telah timbul perpecahan dalam Gereja Allah yang satu dan satu-satunya itu. Dalam abad-abad sesudah berdirinya, Gereja Kristus mengalami perpecahan dan akibatnya jemaat-jemaat yang tak kecil jumlahnya terpisahkan dari persekutuan penuh dengan Gereja Katolik.

Segala perpecahan melukai Tubuh Kristus yang satu. Tentu saja perpecahan terjadi karena kesalahan-kesalahan manusia yang adalah anggota-anggota Gereja Kristus juga. Namun, Katekismus menulis, mengutip ajaran Konsili Vatikan II dalam Unitatis Redintegratio no. 3, bahwa mereka yang lahir sekarang ini dan dibesarkan dalam iman akan Kristus di dalam jemaat-jemaat yang terpisah dari persekutuan penuh dengan Gereja Katolik tak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri.

Ajaran Katolik ini mau menyatakan bahwa masih ada persamaan dalam hal beriman kepada Kristus meski persamaan itu tak sepenuhnya dan, karena situasi itu, persekutuan dengan mereka pun juga tak penuh. Mereka yang sekarang terpisah sesungguhnya bagai “mewarisi” keterpisahan yang dimulai oleh leluhur-leluhur mereka yang pada awalnya, sebelum memisahkan diri, adalah putra-putri Gereja Katolik juga.

Dalam hal ini, Gereja Katolik merangkul mereka yang terpisah itu dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih, dan tepat pula warga Gereja Katolik mengakui mereka sebagai saudara-saudari dalam Tuhan. Pada saat yang sama, diharapkan semoga apa dipercayakan Kristus kepada Gereja Katolik mendorong mereka ke arah persatuan, persekutuan penuh dengan, Katolik.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 816 – 818

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 12 Mei 2019 Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 12 Mei 2019
Hari Minggu Paskah IV

"Setiap panggilan khusus lahir dari prakasa atau inisiatif Allah: inilah anugerah Kasih Allah!" --- Bapa Suci Benediktus XVI

    

Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)

Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.


The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.

Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan napas kehidupan-Mu yang suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:14.43-52)
 
"Kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
 
Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai ibadat, banyak orang Yahudi dan penganut agama Yahudi yang takut akan Allah mengikuti Paulus dan Barnabas. Kedua rasul itu lalu mengajar dan menasihati mereka supaya tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Pada hari Sabat berikutnya berkumpullah hampir seluruh kota itu untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu, bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100.2.3.5)

1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yang menjadikan kita. Punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya; kesetiaan-Nya tetap turun-menurun, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.

Bacaan dari Kitab Wahyu (7:9.14b-17)
 
"Anak domba akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan."
 
Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Nampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar. Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan siang malam melayani Dia di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal semua domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenak Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:27-30)
 
"Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku."
 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
 
   
Renungan 


  Ketika duduk di terminal menunggu bus, seorang anak kecil menghampiri saya, menawarkan koran. Dengan gaya seorang baik budi, saya membeli korannya dengan harga dua kali lipat. Si anak mengucapkan terima kasih. “Adek nggak sekolah?” “Sekolah. Bang, sore tapinya. Siang kerja." “Kalau kerja terus sekolah, kapan ibadahnya?” “Lho, bukannya kerja itu ibadah?” “Maksud Abang, kapan adek berdoanya?” Anak SD penjual koran itu berkata, “Tiap hari saya berdoa, Bang. Saya nggak mau nyuri meski saya butuh uang. Saya nggak mau bohong, meski perut saya melilit. Saya nggak mau ngele'm (istilah anak jalanan untuk mabuk dengan menghirup lem merek tertentu) karena saya tahu itu dosa dan merusak diri saya. Kalau badan saya rusak, saya nggak bisa bantu ibu cari makan. “Plak!” Rasanya saya ditampar oleh kesombongan saya sendiri. Katakata anak kecil itu mengena sekali. Dia mengkaji hidup lewat apa yang dilaluinya setiap hari di jalanan. Dia punya rambu-rambu sehingga tidak melanggar batas-batas. Dia bersentuhan dengan kemiskinan, dan kemiskinan mengajarinya banyak hal. Dia begitu cerdas, sehingga mampu mengambil makna dari apa yang dikajinya. Tuhan memang MAHA, ketika menghajar manusia dengan cara yang sangat misterius.

Cerita ini menjadi satu bentuk pembelajaran yang Tuhan berikan kepada umat-Nya. Tuhan dalam Injil hari ini mengatakan “Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai seiama-iamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Sabda ini mau menegaskan kepada kita bahwa Tuhan selalu memperhatikan hidup kita. Tuhan memberi kita pelajaran berharga melalui pengalaman-pengalaman harian kita. Seperti kisah iiustrasi di atas, Tuhan betul-betul mengajari umat-Nya dengan hal yang tidak terduga-duga, bahkan dalam perjumpaan Tuhan bisa mengajari kita banyak kebijaksanaan. Semoga Tuhan Sang Gembala Agung terus menuntun jalan hidup kita agar tidak tersesat. Karena kita ini adalah domba-domba kesayangan-Nya.
(AL/INSPIRASI BATIN 2019)
 
Antifon Komuni

Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.

The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.

Atau (Yoh 10:14)

Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:13-17


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 227

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:13-17

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:13
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
Et ait illis: “ Nescitis parabolam hanc, et quomodo omnes parabolas cognoscetis?

Kini Tuhan Yesus menjelaskan makna perumpamaan penabur. Siapa “mereka” dalam ayat ini? Dua Belas Rasul dan para pengikut-Nya. Ini pengajaran khusus. Dalam beberapa hal, Tuhan memang mengajar para murid terdekat-Nya secara tersendiri.

Pertanyaan Tuhan kepada para murid-Nya adalah pertanyaan retoris. Tuhan tahu bahwa para murid tak mampu mengerti makna perumpamaan tadi. Kalau diterjemahkan dengan parafrasa, ayat ini menjadi: Kalau kalian tak dapat mengerti arti perumpamaan tentang penabur, kalian tak dapat mengerti arti perumpamaan lainnya.

Mrk. 4:14
Penabur itu menaburkan firman.
Qui seminat, verbum seminat.

Lugas sekali ayat ini, jelas dan tegas. Firman yang dimaksud di sini tentu saja perkataan ilahi, ajaran dari Tuhan.

Mrk. 4:15
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.
Hi autem sunt, qui circa viam, ubi seminatur verbum: et cum audierint, confestim venit Satanas et aufert verbum, quod seminatum est in eos.

Ayat ini menerangkan mengenai orang yang sudah mendengarkan firman. Lumayan, sudah dengar. Sayangnya, apa yang didengar segera lenyap. Pikiran dan hati teralihkan pada hal yang lain. Firman itu hilang, terlupakan begitu saja. Itulah yang dilukiskan dengan “diambil oleh Iblis”. Dalam bahasa kiasan kita: masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Lewat saja tanpa ada bekasnya.

Mrk. 4:16-17
Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
Et hi sunt, qui super petrosa seminantur: qui cum audierint verbum, statim cum gaudio accipiunt illud et non habent radicem in se, sed temporales sunt; deinde orta tribulatione vel persecutione propter verbum, confestim scandalizantur.

Akar selalu menggambarkan kekokohan, keteguhan, kemantapan. Pohon yang berakar kuat tak tergoyahkan, tak ambruk meski diterpa angin badai. “Tidak berakar” berarti orang tak mendalam imannya, percaya sih percaya, tapi cuman dikit. Karena iman yang kecil, ketika ada penindasan, iman itu dilepaskan alias murtad. Kata “murtad” dalam ayat ini berarti harafiah ‘terjebak, terperangkap’, juga berarti ‘kecewa dan menolak’, maknanya: ‘berhenti percaya kepada Sang Kristus, tak lagi mengikuti ajaran-Nya’.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 11 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 11 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
                 

Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)
        
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
     
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
       
Doa Pembuka
      
Allah Bapa Mahabaik, dalam pembaptisan Engkau memberi hidup baru bagi orang yang percaya kepada-Mu. Lindungilah kami semua, yang dilahirkan kembali dalam Kristus dan dibebaskan dari kesesatan. Semoga kami semakin setia memelihara rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
    
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
   
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
   
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

      
Akal budi memampukan manusia untuk berpikir secara jernih. Berkat akal budinya, manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Lebih dari itu, manusia bisa mengambil keputusan dengan benar, tepat dan bijaksana. Misalnya, dalam hal mengikuti Kristus. Menjadi pengikut Kristus adalah sebuah keputusan iman. Artinya, seorang pengikut Kristus mesti siap sedia melaksanakan kehendak-Nya, walau terasa berat. Percakapan tentang Roti Hidup membawa banyak pengikut Yesus meninggalkan Dia. Yesus lalu menantang keduabelas Rasul-Nya apakah mereka juga mau pergi. Petrus, atas nama para Rasul lainnya, menyatakan iman. Pada hari ini Yesus juga bertanya hal yang sama kepada kita. Maka, saatnya kita mulai bertanya pada diri kita sendiri, "Mengapa aku masih di sini?" Apakah sekadar karena aku terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kudapatkan? Apakah hanya untuk menjaga suasana damai dalam keluarga yang semuanya Katolik? Kalau masih semacam itu alasannya, barangkali akhirnya kita pun akan seperti para murid yang meninggalkan Yesus. Kalau kita ingin bisa berkata seperti Petrus dan para rasul yang setia, "Tuan, kepada siapa kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup abadi!" maka kita perlu menghayati dan menghidupi Sabda Tuhan, serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati.
  
Antifon Komuni (Yoh 17:20-21)
 
Tuhan bersabda, "Ya Bapa, Aku berdoa bagi mereka, semoga mereka bersatu dalam Kita, agar dunia percaya, bahwa Engkau telah mengutus Aku." Alleluya. 
 
Doa Malam
    
Tuhan Yesus, buatlah aku setia untuk hidup dalam iman kepercayaan kepada-Mu, walau rintangan selalu ada. Sebagaimana roti yang dipecah-pecah bagi banyak orang, aku percaya bahwa Engkau selalu memberi jalan yang terbaik bagiku untuk berbagi dengan sesama. Semoga pengalaman iman akan Ekaristi di mana Engkau memberikan Diri-Mu bagiku, aku pun siap berbagi dengan sukacita dengan orang-orang sekitarku. Amin.
      
RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus SIFAT & CIRI GEREJA KRISTUS


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 225

Seri Katekismus
SIFAT & CIRI GEREJA KRISTUS

Syalom aleikhem.
Bagaikan roh kita untuk badan kita, seperti itulah Roh Kudus bagi Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Roh Kudus menghidupkan dan menjadikan Gereja “kanisah”. Kanisah itu bait suci, maka Gereja adalah bait suci Roh Kudus. Karena itu, di mana ada Gereja, di situ ada Roh Allah.

Roh itu menganugerahkan aneka ragam karunia khusus yang disebut karisma kepada Umat Allah untuk berbagai karya atau tugas. Semua karisma digunakan untuk membangun Gereja, maksudnya melayani kesejahteraan manusia dan kebutuhan dunia. Siapa yang menerima karisma wajib menghormati para gembala Gereja yang dipilih Allah untuk mempertahankan apa yang baik.

Sifat & Ciri

Itulah – sudah dipaparkan sejak beberapa edisi lalu – Gereja Kristus. Dalam ikrar iman kita atawa Syahadat a.k.a. Kredo, Gereja Kristus itu kita akui, kita sebut Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Inilah keempat sifat Gereja. Keempatnya tak dapat diceraikan satu sama lain, keempatnya melukiskan ciri-ciri hakikat Gereja. In short, keempatnya adalah sifat sekaligus ciri Gereja untuk menilai seperti apakah Gereja Kristus itu.

Dari manakah asal sifat-sifat itu? Dari Allah sendiri. Umat Allah mencerap dan menerimanya melalui sejarah dan mengindahkannya sebagai tanda yang jelas bagi Gereja Kristus.

Gereja itu satu. Apanya yang satu? Ada tiga hal: (1) asalnya, (2) pendirinya, (3) jiwanya. Gereja itu menurut asalnya adalah dari Allah. Gereja satu menurut pendirinya, yaitu Kristus. Dan jiwanya adalah Roh Kudus yang menciptakan persekutuan dan menjadi pemersatu. Roh Kudus roh pemersatu, bukan roh pemecah-belah. Demikianlah kalau dikatakan Gereja itu satu.

Gereja itu satu juga karena adanya ikatan kesatuan. Apakah sajakah ikatan itu? Ada tiga hal: (1) ikrar iman, (2) ibadat, (3) suksesi. Apa maksudnya? Ikrar iman adalah pengakuan iman yang satu dan sama sebagaimana diwariskan oleh Para Rasul. Iman kita kini adalah iman yang mengikuti iman Para Rasul dulu, bukan iman hasil ciptaan satu-dua orang tertentu.

Ikatan kedua adalah ibadat. Gereja yang satu itu satu dalam perayaan ibadat, terutama dalam sakramen-sakramen. Ada tujuh sakramen dalam Gereja Kristus. Di manapun di seluruh dunia, ketujuhnya dijunjung sebagai sakramen-sakramen suci tanpa terkecuali.

Ikatan ketiga adalah suksesi apostolik, artinya Gereja yang satu digembalakan oleh pemimpin yang sah diangkat dengan Sakramen Tahbisan yang tidak terputus mata rantainya sejak para Rasul, bukan oleh (orang yang mengaku) pemimpin yang mengangkat dirinya sendiri atas dasar mandat atau wangsit entah dari mana.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 797 – 815

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 10 Mei 2019 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 10 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia". (St. Sirilus dari Alexandria)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.


Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
   
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
  
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
   
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

Dalam hidup rohani ada banyak saudara-saudari kita mengalami kebangkitan dan pembaruan hidup sesudah mengalami pertobatan. Dalam pertobatan itu, mereka mengalami kasih Allah yang sungguh nyata dan menguatkan. Bagi mereka Allah sungguh hidup!

Setelah pertobatannya, Saulus diterima dalam kalangan para rasul. Ia menjadi rasul yang amat giat untuk mewartakan Injil, setelah mengalami perjumpaan dengan Allah yang hidup. Dalam persatuan dengan para rasul itu ia merasa hidupnya sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan hidup oleh Kristus. ”Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”
 
 Yesus memberikan kekuatan bagi kita sebagai alat pilihan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain (Kis 9:15). Seperti Saulus yang bertobat menjadi Paulus, demikian pula kehadiran dalam masyaakat boleh membawa terang Kristus kepada orang di sekitar kita. Namun, kita harus tetap ingat, tanpa Ekaristi, semua perbuatan baik dan karya sosial menjadi tak bermakna. Kita menjadi pekerja sosial tanpa kekuatan dari Kristus. Menurut Paus Benediktus XVI, "kalau disikapi secara serius, Ekaristi dapat mengubah dunia - sungguh, itulah satu-satunya yang dapat mengubah dunia." (John Allen JR. 2008, Paus Benediktus XVI, Sepuluh Gagasan yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 27)
 
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 38)
   
  
KATEKESE: KEHADIRAN KRISTUS DALAM MISA
 
 Paskah Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafat-Nya, melainkan juga kebangkitan-Nya. Ini dikumandangkan oleh aklamasi umat sesudah konsekrasi, "Kebangkitan-Nya kita muliakan." Kurban Ekaristi menghadirkan bukan saja misteri sengsara dan wafat Juruselamat, tetapi juga misteri kebangkitan-Nya, yang memahkotai pengorbanan-Nya. Adalah sebagai Seorang yang hidup dan bangkit, Kristus dapat menjadi "roti hidup" (Yoh 6:35, 48, 51). 
 
 Santo Ambrosius mengingatkan para terbaptis baru mengenai pengenaan peristiwa kebangkitan kepada hidup mereka, "Hari ini Kristus menjadi milikmu, kendati Ia bangkit lagi setiap hari bagimu." Santo Sirilus dari Aleksandria memberi juga penegasan bahwa ambil bagian dalam misteri suci "adalah pengakuan sejati dan peringatan bahwa Tuhan telah wafat dan hidup kembali bagi kita dan sebagai pengganti diri kita."
 
 Penghadiran sakramental kurban Kristus yang dimahkotai oleh kebangkitan-Nya, dalam Misa menyangkut kehadiran yang sangat istimewa, yang - dalam kata-kata Paus Paulus VI - "disebut 'real', bukan untuk menolak segala jenis kehadiran lain seolah-olah tidak nyata, melainkan sebab kehadiran pada Misa ini adalah YANG PALING PENUH: kehadiran substansial, di mana Kristus, Allah-Manusia, seluruhnya HADIR SECARA PENUH." (St. Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), No. 14-15)
  
Antifon Komuni

Kristus yang disalibkan telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.
   

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy