| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 23 April 2018 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 23 April 2018
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Barangsiapa mengikuti Yesus dengan hati tak terbagi, ia diberi makan di padang rumput yang selalu hijau." (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan nafas kehidupan-Mu yang suci. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
     

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-18)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."

Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
    

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)
    
"Akulah pintu kepada domba-domba."
     
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya; ia memanggil dombanya, masing-masing menurut namanya, dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-dombanya itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
 
Di kampung-kampung daerah Palestina ada kandang domba bersama dan ditempat itulah semua kawanan domba dikumpulkan pada waktu malam. Namun pada musim panas, kawanan domba itu ditinggalkan di bukit-bukit dalam kandang yang bertembok. Kandang itu hanya memiliki satu lubang sebagai pintu untuk keluar-masuknya. Pada malam hari gembala membaringkan dirinya persis pada pintu itu, sehingga tidak ada seekor domba pun yang bisa keluar masuk tanpa melewati dan sepengetahuan gembala itu. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa gembala itu adalah pintu bagi domba-dombanya.  

 Dengan latar belakang dunia penggembalaan di Palestina itu Yesus berkata: "Sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu." Artinya, Yesus adalah jalan dan hanya melalui Yesus saja orang bisa masuk ke hadirat Allah. Yesuslah yang telah membukakan jalan bagi kita untuk datang kepada Allah. Sebab sebelum kedatangan-Nya, orang hanya dapat berpikir tentang Allah; dengan kedatangan-Nya, orang dimungkinkan masuk ke hadirat Allah dan bersatu dengan-Nya. Yesus adalah pintu kepada Allah, sehingga "barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan akan menemukan padang rumput." Yesus adalah pintu yang memungkinkan orang berjalan menemukan Allah dan mendapatkan selamat. Sedangkan yang datang sebelum Yesus datang adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba tidak mendengarkan mereka. Oleh karena itu, peran Yesus dan para pencuri itu pun sangat berbeda: "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." 

 Yang dimaksud dengan pencuri dan perampok itu bukan para nabi, tetapi orang-orang yang mengkalim sebagai utusan Allah dan menjanjikan zaman keemasan lewat peperangan. Itulah jalan kekerasan yang dianut dan diperjuangkan mati-matian oleh orang-orang Zelot. Sementara jalan Yesus adalah jalan kasih, perdamaian, dan kehidupan. Untuk itulah Ia datang supaya semua orang yang percaya kepada-Nya "mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

 Kadang kita masih mencari-cari jalan untuk bertemu dan bersatu dengan Allah, padahal Yesus yang adalah satu-satunya jalan ke hadirat Allah telah datang untuk kita. Tidak jarang kita pun ragu dan bertindak menolak karya penyelamatan Yesus dengan tetap tinggal dalam kedosaan tanpa usaha pertobatan. Mengapa? Yesus telah menunjukkan bahwa diri-Nya adalah satu-satunya jalan ke hadirat Allah dan pemberi kelimpahan hidup. Kita adalah pengikut-pengikut Kristus zaman ini yang seharusnya mengandalkan Yesus sebagai jalan satu-satunya ke hadirat Allah dan terus-menerus bertobat. Apa mau kita sekarang?
          
Antifon Komuni (Yoh 20:19)
 
Yesus berdiri di tengah-tengah para murid dan berkata, "Salam damai bagimu sekalian!" Alleluya. 
   
Doa Malam       
 
Yesus, Gembala yang baik, menjelang istirahat malam ini kami bersyukur atas kegembalaan-Mu yang sejati, yang telah kami rasakan sepanjang hari ini. Kami juga bersyukur atas penyertaan-Mu sepanjang perjalanan hidup kami di bulan April yang akan segera berakhir ini. Terima kasih Tuhan dan jagailah kami dalam istirahat malam ini. Amin.
 
  
"Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus Bdk. Yoh 10:1-10.. Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan Bdk. Yes 40:11, Yeh 34:11-31., akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para gembala Bdk. Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4., yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62) Bdk. Yoh 10:11-15. (Katekismus Gereja Katolik, 754)
 
SS/INSPIRASI BATIN 2018

Minggu, 22 April 2018 Hari Minggu Paskah IV

Minggu, 22 April 2018
Hari Minggu Paskah IV

Imam yang saleh adalah imam yang menyadari siapakah dirinya, secara obyektif dan ontologis: “alter Christus” (Kristus yang lain), dan yang mencoba dengan rahmat Allah untuk menjadi setiap hari lebih “alter Christus” juga di akal budinya, intensinya, perkataannya dan perbuatannya menurut semangat dan contoh dari Kristus, Imam Kekal, Gembala yang baik, yang menyerahkan dirinya untuk keselamatan kekal jiwa manusia, yang tidak mencari keuntungannya sendiri, tapi seluruhnya demi kemuliaan Allah dan kebaikan rohani dari jiwa-jiwa. Dan bantuan yang paling besar di proses ini adalah, ketika ia setiap hari merayakan dengan iman dan cinta yang dalam terhadap Kurban Misa Kudus. (Athanasius Schneider ORC, uskup auxiliary Astana, Kazakhstan dan uskup titular Celerina.)

Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)

Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.

The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.

Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.


Doa Pembuka

   
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang telah wafat dan bangkit, Engkau telah membuka jalan keselamatan bagi kami. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama secara tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:8-12)
    
 
"Hanya Yesuslah sumber keselamatan."
      
Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 824
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan. Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku. Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28.29)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-2)
   
"Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
    
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)
      
"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."
       
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

  

Hari ini hari Minggu Paskah IB, yang juga menjadi hari Minggu Panggilan. Di banyak tempat dan gereja Paroki, sering diadakan promosi panggilan khusus dalam Gereja, yaitu panggilan menjadi imam, biarawan dan biarawati. Ada macam-macam yang terjadi: ada anak yang ingin menjadi imam atau biarawan/biarawati, tetapi orangtuanya tidak mengizinkan. Atau sebaliknya ada orangtua yang ngebet sekali untuk mempunyai anak yang masuk Seminari agar menjadi imam, atau anak putrinya masuk menjadi Suster. Tidak kalah menariknya adalah adanya pemuda yang sudah pacaran serius, tiba-tiba memutuskan untuk menjadi imam, maka pacar ceweknya kacau balau dan galau luar biasa. 
 
 Semua umat beriman dipanggil kepada kesucian. Bentuk panggilan apa pun, entah menjadi imam, bruder, suster, selibater, atau menikah dalam keluarga, semuanya adalah panggilan suci untuk semakin dekat dengan Kristus, Sang Gembala Baik. Injil hari ini menyatakan pewahyuan diri Yesus sebagai Gembala Baik. "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." Inilah ukuran dan kekhasan terpenting Sang Gembala Baik yakni Kristus: menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya. Dan itu telah Dia laksanakan dalam peristiwa sengsara dan wafat-Nya di kayu salib, melulu demi keselamatan domba-domba-Nya, bukan hanya para murid-Nya tetapi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Dengan demikian, pengorbanan yang bahkan merelakan hidupnya bagi kawanan dombanya menjadi kualitas paling pokok seorang gembala. Dan itu hanya terjadi dan terpenuhi secara sempurna dalam diri Yesus Sang Gembala Baik. Maka semua bentuk panggilan apa pun dalam Gereja bersifat parsitipatif atau ambil bagian dalam kesempurnaan pengorbanan Sang Gembala Baik, Yesus Kristus itu. Hanya dengan bersatu dengan Kristus, entah sebagai imam, biarawan atau biarawati ataupun hidup berkeluarga, seseorang disucikan dan menemukan identitasnya yang sejati dan suci. Dengan kata lain, menjadi apa pun orang harus dekat dan bersatu dengan Kristus. 
 
 Sebagai gembala yang baik, Yesus juga mengenal semua domba-Nya. Tuhan mengenal kita satu persatu. Yesus Sang Gembala Baik mengenal siapa yang sebaiknya dipanggil menjadi imam, bruder, suster atau yang membangun keluarga kristiani yang baik. Semua dikasihi Tuhan dan dijaga-Nya karena kita semua adalah anak-anak Allah seperti disebut pada bacaan kedua. Oleh karena itu, merayakan hari Minggu Panggilan bukan pertama-tama merayakannya, sebaiknya kita memilih menjadi apa, tetapi berdoa dan memohon pada Tuhan: Tuhan Engkau menghendaki apa untuk Gereja-Mu, untuk hamba-Mu ini.  . [EM/INSPIRASI BATIN 2018]

Antifon Komuni

Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.

The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.

Atau (Yoh 10:14)

Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Sabtu, 21 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 21 April 2018
Hari Biasa Pekan III Paskah
            
Sudah sejak tahun 1970, Takhta Apostolik memperingatkan bahwa semua eksperimen sekitar perayaan Misa Kudus harus berhenti (61), pernyataan ini diulangi dalam tahun 1988 (62) maka baik Uskup-Uskup secara pribadi maupun Konferensi Uskup tidak mempunyai wewenang untuk mengizinkan eksperimen dengan teks-teks liturgi atau semua hal lain yang ditetapkan dalam buku-buku liturgi. Untuk eksperimen sejenis di masa mendatang, dibutuhkan izin dari Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen. Izin itu harus diberi secara tertulis dan permohonannya harus dimasukkan oleh Konferensi Uskup. Sesungguhnya permohonan yang demikian tidak akan dikabulkan tanpa alasan serius. Adapun kegiatan-kegiatan inkulturasi di bidang liturgi, hendaknya diperhatikan dengan teliti dan lengkap norma-norma khusus yang sudah ditetapkan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 27)
      
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
     
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
       
Doa Pembuka
      
Allah Bapa Mahabaik, dalam pembaptisan Engkau memberi hidup baru bagi orang yang percaya kepada-Mu. Lindungilah kami semua, yang dilahirkan kembali dalam Kristus dan dibebaskan dari kesesatan. Semoga kami semakin setia memelihara rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Dalam kunjungannya, Petrus mengadakan mukjizat di Lida, yaitu menyembuhkan seorang lumpuh bernama Eneas. Lalu, di Yope, Petrus membangkitkan seorang wanita yang telah mati, bernama Tabita. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Petrus membuat banyak orang percaya kepada Tuhan.
       
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
    
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
   
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
    
Ajaran Yesus tentang roti hidup telah membuat goncang iman para murid. Mereka menilai perkataan Yesus terlalu keras. Akibatnya, banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Yesus pun sejak semula tahu siapa yang tidak percaya dan siapa yang menyerahkan Diri-Nya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
   
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

      
Akal budi memampukan manusia untuk berpikir secara jernih. Berkat akal budinya, manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Lebih dari itu, manusia bisa mengambil keputusan dengan benar, tepat dan bijaksana. Misalnya, dalam hal mengikuti Kristus. Menjadi pengikut Kristus adalah sebuah keputusan iman. Artinya, seorang pengikut Kristus mesti siap sedia melaksanakan kehendak-Nya, walau terasa berat. Beberapa murid tidak kuat dan meninggalkan-Nya. Simon Petrus tetap setia. Dia menjadi model dan teladan seorang murid sejati.
  
Antifon Komuni (Yoh 17:20-21)
 
Tuhan bersabda, "Ya Bapa, Aku berdoa bagi mereka, semoga mereka bersatu dalam Kita, agar dunia percaya, bahwa Engkau telah mengutus Aku." Alleluya. 
 
Doa Malam
    
Tuhan Yesus, buatlah aku setia untuk hidup dalam iman kepercayaan kepada-Mu, walau rintangan selalu ada. Sebagaimana roti yang dipecah-pecah bagi banyak orang, aku percaya bahwa Engkau selalu memberi jalan yang terbaik bagiku untuk berbagi dengan sesama. Semoga pengalaman iman akan Ekaristi di mana Engkau memberikan Diri-Mu bagiku, aku pun siap berbagi dengan sukacita dengan orang-orang sekitarku. Amin.
      
RUAH

Jumat, 20 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 20 April 2018
Hari Biasa Pekan III Paskah

"Tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia". (St. Sirilus dari Alexandria)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.


Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
   
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
  
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
   
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Renungan ini hendaknya diawali dengan Yoh 6:51 "Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang Kuberikan untuk hidup dunia." Ini adalah kata-kata konsekrasi dalam perayaan Ekaristi dari jemaat Yohanes. Berbeda dengan manna yang telah diberikan kepada nenek moyang Israel yang telah mati, justru Yesus yang berasal dari Allah memberi hidup kekal untuk selamanya. Kepenuhan hidup itu sudah mulai terlaksana di dunia ini dan mencapai kepenuhannya pada saat kebangkitan pada akhir zaman. 
 
 Dalam perayaan Ekaristi, dengan menyambut Hosti Kudus, kita menerima Tubuh dan Darah Kristus secara rohani. Hosti yang dikonsekrir adalah Tubuh dan Darah Kristus yang sudah bangkit. Menerima Tubuh dan Darah Kristus berarti mengambil bagian dalam kehidupan ilahi Yesus sekaligus dalam kehidupan Allah sendiri. Yesus hidup dalam diri kita dan kehidupan kita bertumbuh - kembang seperti kehidupan Yesus sendiri. 
 
 Yesus memberikan kekuatan bagi kita sebagai alat pilihan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain (Kis 9:15). Seperti Saulus yang bertobat menjadi Paulus, demikian pula kehadiran dalam masyaakat boleh membawa terang Kristus kepada orang di sekitar kita. Namun, kita harus tetap ingat, tanpa Ekaristi, semua perbuatan baik dan karya sosial menjadi tak bermakna. Kita menjadi pekerja sosial tanpa kekuatan dari Kristus. Menurut Paus Benediktus XVI, "kalau disikapi secara serius, Ekaristi dapat mengubah dunia - sungguh, itulah satu-satunya yang dapat mengubah dunia." (John Allen JR. 2008, Paus Benediktus XVI, Sepuluh Gagasan yang Mengubah Dunia. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 27)
 
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 38)
   
  
KATEKESE: KEHADIRAN KRISTUS DALAM MISA
 
 Paskah Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafat-Nya, melainkan juga kebangkitan-Nya. Ini dikumandangkan oleh aklamasi umat sesudah konsekrasi, "Kebangkitan-Nya kita muliakan." Kurban Ekaristi menghadirkan bukan saja misteri sengsara dan wafat Juruselamat, tetapi juga misteri kebangkitan-Nya, yang memahkotai pengorbanan-Nya. Adalah sebagai Seorang yang hidup dan bangkit, Kristus dapat menjadi "roti hidup" (Yoh 6:35, 48, 51). 
 
 Santo Ambrosius mengingatkan para terbaptis baru mengenai pengenaan peristiwa kebangkitan kepada hidup mereka, "Hari ini Kristus menjadi milikmu, kendati Ia bangkit lagi setiap hari bagimu." Santo Sirilus dari Aleksandria memberi juga penegasan bahwa ambil bagian dalam misteri suci "adalah pengakuan sejati dan peringatan bahwa Tuhan telah wafat dan hidup kembali bagi kita dan sebagai pengganti diri kita."
 
 Penghadiran sakramental kurban Kristus yang dimahkotai oleh kebangkitan-Nya, dalam Misa menyangkut kehadiran yang sangat istimewa, yang - dalam kata-kata Paus Paulus VI - "disebut 'real', bukan untuk menolak segala jenis kehadiran lain seolah-olah tidak nyata, melainkan sebab kehadiran pada Misa ini adalah YANG PALING PENUH: kehadiran substansial, di mana Kristus, Allah-Manusia, seluruhnya HADIR SECARA PENUH." (St. Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja), No. 14-15)
  
Antifon Komuni

Kristus yang disalibkan telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.
   
JR/Inspirasi Batin 2018

Kamis, 19 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Kamis, 19 April 2018
Hari Biasa Pekan III Paskah

Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 219)

Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)

Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya, alleluya.

Let us sing to the Lord, for he has gloriously triumphed. The Lord is my strength and my might; he has become my salvation, alleluia.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hari-hari ini, Engkau menyatakan cinta kasih-Mu dengan lebih berlimpah kepada kami dan membebaskan kami dari kesesatan. Semoga kami semakin terbuka bagi rahmat-Mu, dan semakin teguh dalam kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
      
Filipus bertemu dengan sida-sida dari Etiopia atas perintah dari Malaikat Tuhan. Filipus menjelaskan kitab Nabi Yesaya, yang dibaca oleh sida-sida tersebut. Sida-sida tersebut bahagia atas bimbingan dan penjelasan Filipus, dan percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. Hingga akhirnya ia diminta dibaptis oleh Filipus.
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
   
 
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
    
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
 
Dalam rumah ibadat di Kapernaum, Yesus bersabda bahwa tidak seorang pun dapat datang kepada-Nya, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus-Nya. Yesuslah Sang Roti Hidup. Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
      
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak
tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir secara sakramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristis, Kristus penuh dan total, Allah dan Manusia. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 282)

Renungan
   
Allah memberikan napas hidup kepada setiap manusia. Napas kehidupan menjadi tanda hadirnya keselamatan Allah. Sebab, jika napas berhenti, saat itu dia mati. Yesus adalah Putra Allah yang diberikan kepada manusia. Yesus menghadirkan karya keselamatan Allah. Yesus adalah roti hidup yang turun dari surga. Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan dan minuman rohani yang menyelamatkan. Oleh karena itu, manusia akan hidup bila percaya dan setia menyantap roti hidup dalam kurban Ekaristi Kudus. Sejauh mana selama ini kita bertekun merayakan Ekaristi?

Antifon Komuni (2Kor 5:15)

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka, alleluya.

Christ died for all, that those who live may live no longer for themselves, but for him, who died for them and is risen, alleluia.

Doa Malam

Tuhan Yesus, berkatilah kami malam ini. Jauhkanlah kami dari yang jahat serta berilah kesehatan yang baik bagi kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Rabu, 18 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 18 April 2018 
Hari Biasa Pekan III Paskah
    
"Saya tidak mampu melakukan hal-hal besar, tetapi saya ingin melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal terkecil, untuk kemuliaan Allah yang lebih besar." -St. Dominikus Savio
  
Antifon Pembuka (Mzm 71(70):8.23)

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu, alleluya.
  
Let my mouth be filled with your praise, that I may sing aloud; my lips shall shout for joy, when I sing to you, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa yang berbelaskasih, kami telah Kauberi iman kepercayaan. Semoga berkat bantuan-Mu itu kami bangkit bersama Putra-Mu yang tunggal dan hidup mulia selamanya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
    
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
       
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:40)
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
     
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
      
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Setiap manusia yang pernah lahir di dunia ini pada umumnya mendambakan hidupnya yang bahagia, sehat dan sejahtera. Seorang yang taat beragama atau beriman, sejatinya merindukan sekaligus memperjuangkan keselamatan dalam peziarahan hidup di dunia ini maupun keselamatan di seberang sana, di alam baka sesudah kematian. Kisah Injil yang kita renungkan pada hari-hari ini bertemakan Roti Hidup. Yesus mengajar kita para pengikut-Nya tentang roti dalam Ekaristi sebagai identifikasi diri-Nya sendiri. Dalam roti yang dikonsekrir melalui Misa Kudus, Yesus hadir secara nyata; Dialah Juru Selamat, jaminan keselamatan atau kehidupan kekal bagi manusia yang percaya kepada-Nya. 
 
 Maka dalam Injil hari ini Yesus menegaskan, "Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.... barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang." Hal ini disabdakan Yesus dalam rangka pelaksanaan komitmen perutusan yakni pelaksanaan kehendak Bapa. "Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman, ... supaya setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal." 
 
 Di balik kesederhanaan tersembunyi dan tersamar keagungan ilahi. Pertanyaan, permenungan, bagaimana kita masing-masing mempersiapkan dan merayakan Misa Kudus sebagai pertemuan yang sungguh personal dengan Tuhan kita Yesus Kristus, jaminan keselamatan abadi yang didambakan semua orang percaya?  (FN/INSPIRASI BATIN 2018)

Seri Alkitab: FIRMAN DITERUSKAN LISAN

Seri Alkitab

FIRMAN DITERUSKAN LISAN
Bukti Alkitabiah

Syalom aleikhem.
Alkitab berisi firman Allah. Itu jelas. Namun, firman Allah tak hanya ada di dalam Alkitab. Itulah cara Gereja Katolik beriman. Gereja Katolik percaya bahwa firman Allah yang kekal itu tak terbelenggu dalam bentuk buku. Firman Allah lebih luas dan dalam dan tinggi daripada sekadar buku (Alkitab).

Berikut ini bukti alkitabiah yang diuntai untuk makin meyakinkan bahwa Alkitab bukan satu-satunya sumber iman – firman Allah disampaikan kepada umat dalam bentuk lisan dan tulisan, bukan cuma lisan saja alias berbentuk buku.

BAGIAN I

Mrk. 3:14: “Ia menetapkan dua belas orang, yang juga disebut-Nya rasul-rasul, untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil.” Tuhan Yesus mengutus Para Rasul untuk memberitakan Injil. Memberitakan itu mengkhotbahkan, menyampaikan lisan. Harap paham, “Injil” dalam ayat itu bukan Injil dalam bentuk buku, melainkan Injil dalam bentuk kabar alias lisan. Tuhan Yesus tak memberi perintah “tulis Injil”. Tuhan Yesus tak pernah mengarahkan bahwa ajaran-Nya (perkataan dan perbuatan-Nya) hanya akan termuat dalam sebuah buku (i.e. Alkitab) kelak.

Hal itu lebih tegas lagi pada akhir Injil Markus (16:15): “Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.’” Beritakanlah. Bagi yang ingin tahu: kata bahasa asli (Yunani) untuk “beritakanlah” bermakna ‘khotbahkanlah’, Inggrisnya “preach”. Lisan. Kalimat itu juga bukan dimaksudkan agar kabar lisan berhenti dengan kematian Para Rasul. Bukankah perintah-Nya jelas: “ke seluruh dunia”.

Ketika Para Rasul meninggal semua, kabar lisan tentang ajaran Yesus Kristus belum mencapai seluruh dunia. Sekarang pun belum. Artinya, Tuhan Yesus tak menghentikan perintah itu untuk suatu masa. Perintah itu berlanjut sampai akhir zaman. Lagipula bagaimana coba para murid dan orang beriman dari abad pertama sampai abad keempat mengenal Tuhan Yesus? Ya umumnya – kalau bukan satu-satunya – dengan ajaran lisan alias berita Injil, bukan dengan buku Injil. Catat: buku Injil baru dibendel pada abad keempat. Come on.

Ayat lain dalam Injil Markus (13:31): “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Perkataan Tuhan, bukan “buku Tuhan”. Perkataan Tuhan tak dapat dibatasi hanya dalam bentuk buku. Perkataan Yesus tak akan hilang. Apa artinya jika buku tentang perkataan-Nya tak mencakup seluruh perkataan dan perbuatan-Nya (lihat Yoh. 20:30, 21:25)?

Artinya, ada cara lain selain tulisan untuk menyampaikan firman-Nya. Cara lain itu lisan, pengajaran langsung. Bagaimana firman Allah diteruskan? Dengan lisan. Oleh siapa? Oleh para uskup, yaitu pengganti Para Rasul, dan para imam, yaitu pembantu dari pengganti para Rasul. Mereka itu pengajar-pengajar iman tentang Tuhan Yesus, pemberita Injil.

BAGIAN II

Perhatikan kutipan ini (Luk. 10:16): “Siapa saja yang mendengarkan kamu [tujuh puluh murid], ia mendengarkan Aku [Yesus]; dan siapa saja yang menolak kamu, ia menolak Aku; dan siapa saja yang menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Di situ dikatakan “mendengarkan”. Artinya? Tujuh puluh murid diutus menyampaikan ajaran Tuhan dengan lisan. Tiada dikatakan “membaca”. Tertulis jelas “siapa mendengarkan”, bukan “siapa membaca”.

Apa arti semua itu? Perkataan (lisan) Yesus disampaikan kepada Para Rasul dan para murid, lalu oleh mereka dilanjutkan kepada para penerus atau pengganti mereka (suksesor). Para penerus melanjutkannya kepada para penerus seterusnya. Itu disebut “suksesi apostolik”. Kepemimpinan dan ajaran dilanjutkan terus secara lestari. Semua itu terjaga dengan baik dalam Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (dikenal luas dengan nama “Gereja Katolik”).

Lukas melanjutkan (24:47): “Dalam nama-Nya [Mesias] berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Kata “disampaikan” itu dalam bahasa aslinya, Yunani, terbaca “dikhotbahkan”, Inggrisnya “preach” yang maknanya ‘diwartakan lisan’. Jadi, firman Allah tak terbatas dalam bentuk buku (Alkitab). Dalam seri keduanya, Lukas menulis hal senada (Kis. 2:3-4): “Dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” Sekali lagi: “dikatakan”. Nah lisan. Bukan “dituliskan”.

Nas berikut lebih telak (Kis. 15:27): “Jadi, kami telah mengutus Yudas dan Silas yang secara lisan akan menyampaikan sendiri hal-hal ini kepada kamu.” Hal-hal apakah itu? Mengenai sunat. Zaman Para Rasul (baca Kis. 15:1-2), ada orang-orang berpendapat bahwa orang wajib sunat ketika jadi pengikut Kristus. Paulus dan Barnabas melawan dan membantah pendapat itu. Lalu, Paulus dan Barnabas dkk menghadap Para Rasul di Yerusalem untuk bicara soal itu. Keputusan bulat: pengikut Kristus tak wajib sunat (baca Kis. 15:19). Keputusan itu lalu ditulis dalam sepucuk surat (baca Kis 15:20). Namun, tulisan itu tak berdiri sendiri. Ada para utusan yang menerangkan secara lisan.

“Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: ‘Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua…. Jadi, kami telah mengutus Yudas dan Silas yang secara lisan akan menyampaikan sendiri hal-hal ini kepada kamu.” (baca Kis. 15:22-32). Surat (tulisan) dibaca, lalu penjelasan (lisan) diberikan. Terang benderang ‘kan, sejak semula tak bisa tulisan berdiri sendiri sebagaimana kini Alkitab tak bisa sendirian tanpa Tradisi Suci.

BAGIAN III

Tak tersangkal, sekurang-kurangnya menurut apa yang tertulis yang masih tersimpan hingga kini, Paulus adalah rasul yang (paling) banyak menulis. Kendati banyak menulis, ia menekankan betapa pentingnya ajaran lisan sebagai hal yang tak terpisahkan dengan iman Kristen. Apa yang tertulis tak pernah (bisa) berdiri sendiri. Cermati kata-kata Rasul Paulus berikut.

Rom. 10:8: “‘Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.’ Itulah firman iman, yang kami beritakan.” Disebut di sana “kami beritakan”. Berita itu kabar, kabar itu lisan. Itu berarti “kami lisankan”. Ini senada dengan Rom. 10:17: “Jadi, iman timbul dari apa yang didengar, dan apa yang didengar itu berasal dari pemberitaan tentang Kristus.” Seksama lihat, menurut Rasul Paulus, iman justru timbul dari pendengaran. Hal ini tak hanya sekali diingatkan oleh Rasul Segala Bangsa.

Resapkan pula ini: 1Kor. 15:1: “Dan sekarang, Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.” Kata “Injil” di situ bukan berarti buku, namun “kabar”. Injil itu membuat umat percaya kepada Sang Kristus, seperti ternyata pada 1Kor. 15:11: “Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.”

Injil dalam arti kabar juga dijelaskan di sini: Gal. 1:11-12: “Sebab aku menegaskan kepadamu, Saudara-saudaraku bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil yang berasal dari manusia. Karena aku tidak menerimanya dari manusia dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya melalui penyataan Yesus Kristus.” Rasul Paulus percaya kepada Tuhan Yesus bukan karena membaca, melainkan karena pernyataan; sekali lagi, artinya “lisan”. Dan Injil (dalam arti lisan) itu diberitakan oleh Rasul Paulus (juga dalam arti lisan).

Berkali-kali Sang Rasul menyatakannya, juga di sini: Ef. 1:13: “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Jadi, Injil didengar. Mengenai “dengar” ini, begitu terang dicantumkan di sini: 2Tim. 1:13: “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus.” Di situ, Rasul Paulus meminta Uskup Timotius memegang segala yang didengar dari Rasul Paulus. Jadi, pemberitaan Injil tak terbatas pada Injil dalam bentuk tertulis saja, juga tak berhenti dengan kematian Para Rasul, melainkan diteruskan dalam Gereja Kristus.

BAGIAN IV

Pemberitaan Injil tak terbatas pada Injil dalam bentuk tertulis saja, juga tak berhenti dengan kematian Para Rasul, melainkan diteruskan dalam Gereja Kristus. Setelah Para Rasul meninggal, para uskup melanjutkan pemberitaan Injil. Para Rasul memberikan mandat itu sebagaimana tercantum dalam 2Tim. 4:1-8. Rasul Paulus menjelang akhir hidup (ay. 6-7): “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan… saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik….” Dalam rangka itu, ia berpesan kepada Uskup Timotius (ay. 2 & 5): “Beritakanlah firman, … baik atau tidak baik waktunya…” dan “… lakukanlah pekerjaan pemberita Injil.”

Kepada Uskup Timotius, Rasul Paulus berpesan (2Tim. 1:13), “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus.” Mana yang diajarkan? Apakah ditulis oleh Rasul Paulus? Tidak. Apakah juga kemudian ditulis oleh Uskup Timotius? Juga tidak. Lalu bagaimana? Diteruskan oleh Uskup Timotius, dan diteruskan lagi, lagi dan lagi oleh para penggantinya.

Begitulah, ajaran iman Kristen tak mati dengan matinya Para Rasul, juga tak “mati” dalam wujud buku. Ajaran itu hidup dalam “diri” para uskup, pengganti Para Rasul. Harap dicatat, Timotius yang namanya jadi nama surat dalam Alkitab adalah seorang uskup.

Sama persis cara kerjanya, Rasul Petrus mewejang (2Ptr. 1:15), “Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.” Umat Allah diminta mengingat, bukan menulis. Sang Rasul pergi – artinya memberitakan Injil di tempat lain, juga nantinya meninggal. Lalu? Para penggantinya diminta mengingat semua ajarannya. Perintah pertama-tama bukanlah menulis. Sungguh jelas, itu berarti ajaran lisan menduduki tempat penting dalam iman Kristen.

Sekarang Rasul Yohanes. Ia penulis Injil, namun ketika mengajar, ia “tak suka” menulis. Ia lebih suka melisankan ajarannya. Terang-benderang itu dalam suratnya (2Yoh. 1:12): “Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita.” Sang Rasul mau berbicara. Ia bukan tak pandai menulis, bukan tak bisa. Ia justru mau membicarakannya langsung. Hal itu persis diulangi dalam suratnya yang ketiga (3Yoh. 1:13).

Bukti-bukti alkitabiah jelas menyatakan bahwa firman Allah diteruskan lisan. Maka, tak benar bahwa firman Allah diteruskan hanya dalam bentuk buku. Firman Allah lestari dalam buku (Alkitab) dan dalam ajaran para pengganti Para Rasul (Tradisi). Keduanya tetap dilanjutkan tanpa saling meniadakan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter

Seri Alkitab: KOK DI ALKITAB GAK ADA - Bukti Alkitabiah (Bagian III - Habis)

 
Syalom aleikhem.
Ayat 2Tes. 2:14 bisa membingungkan: “Untuk itulah Ia telah memanggil kamu melalui Injil yang kami beritakan sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.” “Ia” di situ adalah Yesus Kristus. “Kami” adalah Para Rasul, dalam hal ini Rasul Paulus sebagai penulis Surat Kedua Tesalonika. “Kamu” adalah umat Tesalonika – dapat diperluas menjadi seluruh umat Kristen.

Nota: Zaman itu surat-surat Paulus saling dipertukarkan. Surat-Surat Tesalonika, contoh, dikirim ke Korintus untuk dibacakan di sana, sebaliknya Surat-Surat Korintus dikirim ke Tesalonika untuk dibacakan di sana. Itu berlaku pula untuk surat-surat lain. Surat-surat katolik pun demikian halnya. Surat-surat katolik adalah surat-surat dalam Perjanjian Baru yang tak menyebut tujuan surat secara rinci, contoh: Surat-Surat Petrus dan Surat-Surat Yohanes.

Kembali ke perihal di atas. Berpotensi membingungkan adalah kata “Injil” pada ayat tersebut. Penulis surat adalah Paulus. “Injil yang kami beritakan” artinya “Injil Paulus” – tentu maksudnya “Injil Yesus Kristus yang diberitakan oleh Paulus”. Kita tahu tak ada kitab Injil bernama Injil Paulus dalam Alkitab; yang ada Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Lalu apa makna ayat itu? Injil Paulus memang tak ada dalam wujud kitab. Namun, Injil Paulus ada dalam wujud ajaran lisan. Paulus mengajarkan Injil Yesus Kristus dalam aneka kesempatan berjumpa umat Allah.

Begitulah kenyataannya. Ketika kemudian “Injil Paulus” tak kunjung menjadi kitab, apakah Injil itu hilang? Sungguh tidak! Injil itu diteruskan dari generasi ke generasi oleh mereka yang layak dipercaya untuk meneruskan Injil itu. Simaklah perkataan Rasul Paulus yang tergurat dalam 2Tes. 2:15: “Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun secara tertulis.” Nah, memang ada “dua macam Injil”: lisan dan tertulis.

Keduanya harus dipegang erat seturut nasihat berikut (2Tim. 3:14): “Hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan yakini….” Lalu bagaimana nasib “Injil lisan”? Ini jawabannya (2Tim. 2:2): “Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain.”

Rasul Paulus memberi mandat kepada Uskup Timotius agar sang uskup mempercayakan seluruh ajaran: lisan dan tertulis, kepada orang lain lagi, yaitu para uskup selanjutnya. Artinya? Ajaran iman tak bisa sembarang dipercayakan kepada sembarang orang, kepada sembarang pengajar. Sederhananya, tak setiap orang diberi mandat mengajarkan warisan iman itu. Ketahuilah bagaimana persisnya proses itu dalam tulisan “Main Hakim Sendiri”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katkiter

Selasa, 17 April 2018 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 17 April 2018
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Setelah dikubur dalam tanah dan menjadi binasa, pada waktunya kita akan bangkit kembali.” (St. Ireneus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus, alleluya.

Sing praise to our God, all you who fear God, both small and great, for now salvation and strength have come, and the power of his Christ, alleluia

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi orang yang lahir kembali dari air dan Roh Kudus. Rahmat-Mu telah Kauberikan kepada kami, dan kami telah Kaubersihkan dari segala dosa. Semoga rahmat-Mu semakin melimpah dalam hati kami, agar kami layak menikmati janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Orang banyak menyeret Stefanus keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Ini terjadi, karena perkataan Stefanus mengusik hati Imam Besar, pemuka penatua dan ahli Taurat. Stefanus mengecam ketidakpercayaan mereka semua kepada Yesus bahkan sampai tega mengkhianati dan membunuh Yesus Orang Benar itu.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
   
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
     
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 820
Ref. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kupercayakan jiwaku.

Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)

1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Orang banyak di rumah ibadat di Kapernaum meminta tanda kepada Yesus. Yesus pun memberikan tanda bahwa Diri-Nya adalah roti yang turun dari surga dan memberi hidup kepada dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
  
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Tuhan Yesus mengaruniakan karya keselamatan Allah di tengah dunia. Gereja menghadirkan kembali keselamatan Allah ini dalam Sakramen Ekaristi. Setiap kali dirayakan Ekaristi Kudus, Gereja menghadirkan Tubuh dan Darah Kristus yang menyelamatkan. Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi menjadi perwujudan dan tanda kehadiran Yesus, sang roti surgawi. Makanan dari minuman rohani ini akan mengenyangkan jiwa. Orang yang percaya dan setia mengikuti Ekaristi akan beroleh kekuatan yang menyelamatkan karena persatuannya dengan Yesus.

Antifon Komuni (Rm 6:8)

Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Kristus.

If we have died with Christ, we believe that we shall also live with Christ, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, Engkau telah membarui kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Maka kami mohon, pandanglah kami dengan rela dan bangkitkanlah tubuh kami untuk hidup yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal disini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambutlah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II
 
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy