| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 18 Januari 2018 Hari Biasa Pekan II

Kamis, 18 Januari 2018
Hari Biasa Pekan II

“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” – Bunda Angelica, Pendiri EWTN
 
Antifon Pembuka

Aku yakin, bahwa Allah memihak aku. Kepada Allah yang sabda-nya kupuji, kepada Tuhan yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada Dia aku percaya dan tidak takut.

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, yang lemah dalam pandangan orang Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (18:6-9; 19:1-7)
    
   
"Saul berikhtiar membunuh Daud."
    
Sesudah Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu, pasukan-pasukan Israel pulang. Maka di segala kota Israel, keluarlah wanita-wanita menyongsong Raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Maka bangkitlah amarah Saul dengan amat sangat! Perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya, “Kepada Daud mereka perhitungkan berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun akan jatuh kepadanya.” Sejak hari itu Saul selalu menaruh dendam kepada Daud. Maka Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawai-pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul itu, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud, “Ayahku Saul berikhtiar membunuhmu. Oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan mendampingi ayahku di padang tempatmu itu. Aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu dan aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu.” Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya, “Janganlah Raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu. Bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Daud telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan karena dia, Tuhan telah memberikan kemenangan besar kepada seluruh Israel. Tatkala melihatnya, engkau bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?” Saul mendengarkan perkataan Yonatan, lalu bersumpah, “Demi Tuhan yang hidup, ia tidak akan dibunuh.” Lalu Yonatan memanggil Daud, dan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa Daud kepada Saul, dan ia bekerja padanya seperti semula.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada Allah, aku percaya tidak takut.
Ayat (Mzm 56:2-3.9-10a.10b-11.12-13, R:5bc)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari mereka memerangi dan menghimpit aku! Seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang menyerbu aku dari tempat tinggi.
2. Tuhan, Engkau tahu akan sengsaraku, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaucatat? Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru.
3. Aku yakin, bahwa Allah berpihak kepadaku. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi.
4. Kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku? Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)
  
"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."
    
Sekali peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama murid-murid-Nya, dan banyak orang dari Galilea mengikuti Dia. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya. Sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya, jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

    

Roh jahat atau setan jika terjepit memang lalu berteriak keras, begitulah orang yang bersalah dan tidak mengakui kesalahannya pada umumnya juga berteriak keras. Teriakannya membuka misteri yang selama ini tersembunyi sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini : “Engkaulah Anak Allah”. Pengakuan Yesus sebagai Anak Allah, Utusan Allah, datang dari si jahat, yang berarti bukan pengakuan sejati melainkan semu saja, maka “Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia”. Orang-orang yang disembuhkan oleh Yesus dari penyakitnya belum sampai pada pengakuan tersebut, melainkan mereka masih melihat bahwa Yesus bagaikan dukun hebat. Yesus melarang pemberitaan mukjizat tersebut karena ada bahaya mereka akan ‘mengurung’-Nya dan mereka tidak sampai pada penghayatan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Sebagian besar manusia lebih mengandalkan kekuatan dan kemampuannya masing-masing. Memang harus diakui bahwa orang perlu percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun jangan sampai kita lupa bahwa manusia ada batasnya. Keterbatasan manusia ini, sebenarnya mau mengarahkan manusia kepada Allah sumber segala kekuatan. Semoga pesan Injil hari ini menjadi bahan mawas diri bagi kita semua: sejauh mana di dalam hidup sehari-hari kita menyaksikan karya agung Allah dan kemudian kita semakin beriman atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah.   (RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Mrk 3:5)
 
Yesus berkata kepada si lumpuh, "Ulurkanlah tanganmu!" Maka si lumpuh mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. 

Rabu, 17 Januari 2018 Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

Rabu, 17 Januari 2018
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar, bahwa orang harus berdoa tanpa henti. (St. Atanasius)

   

Antifon Pembuka (Mzm 92 (91): 13-14)
 
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.

The just will flourish like the palm tree, and grow like a Lebanon cedar, planted in the house of the Lord, in the courts of the house of our God.
   
Doa Pembuka
  
Ya Allah, Engkau telah memberi kepada Santo Antonius Abas anugerah untuk mengabdi Dikau di padang gurun dengan cara hidup yang mengagumkan. Semoga ia mendoakan kami agar kami dapat menyangkal diri dan senantiasa mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
   
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)   
  
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
   
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul, “Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang. Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu, sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud. Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu, diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat. Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
 
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
  
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, “Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Ada seorang ibu yang selalu cemburu terhadap tetangganya. Kalau ada tetangganya yang beli kulkas baru, ia juga mau ikut-ikutan beli. Ia merasa gengsinya akan naik, kalau ia memiliki apa yang dimiliki oleh tetangganya. Karena itu, ia tidak mau kalah. Persaingan ia teruskan ke hal-hal lain.

Kecemburuan itu terus berkembang. Di dalam hatinya mulai tumbuh rasa iri terhadap tetangganya itu. “Ah, dia itu kan bisanya ambil uang orang lain untuk beli barang-barangnya. Suaminya kan biasa korupsi,” kata ibu itu suatu hari kepada seorang temannya.

Temannya itu tidak mau menanggapi. Ia tahu kalau tetangga ibu itu orang yang baik. Suaminya seorang yang jujur. Karena itu, tidak ada alasan untuk menuduh hal yang bukan-bukan kepada suaminya.

Melihat hasutannya tidak berhasil, ibu itu menceritakan hal yang bukan-bukan kepada temannya yang lain. Gosip terus ia lancarkan, meski temannya itu tidak mau peduli juga. Akhirnya, ibu itu jadi bosan. Namun ia tetap menyimpan rasa iri di dalam hatinya. Bahkan suatu hari ia membuat rencana yang membahayakan nyawa tetangganya. Namun rencana itu tidak berhasil. Ia mengurungkan niatnya untuk mencelakai tetangganya.

Kita hidup dalam dunia yang sering memupuk persaingan yang tidak sehat. Untuk bersaing dengan orang lain yang lebih mampu, orang berani melakukan hal-hal yang tidak jujur. Tipuan-tipuan sering dilakukan untuk bersaing dengan orang lain. Hal ini tentu akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk mencapai suatu hasil yang tinggi, orang mesti menipu diri sendiri. Orang menyembunyikan kemampuannya yang sesungguhnya.

Sering hal-hal seperti ini kemudian menimbulkan iri hati, dendam bahkan kebencian terhadp orang lain. Akibatnya, orang tidak peduli terhadap orang lain. Orang merasa diri mampu, tetapi sebenarnya tidak bisa buat apa-apa. Ketika harus berhadapan dengan dunia nyata, orang lalu sadar akan kenyataan hidupnya.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk membangun hidup yang mengandalkan ketulusan hati. Orang mesti tulus dalam kata-kata dan perbuatannya. Dengan demikian, ia dicintai oleh semua orang yang ia jumpai dalam hidupnya. Karena itu, pertanyaan bagi kita adalah sudahkah kita melepaskan diri dari iri hati, cemburu dan dendam?

Kalau kita bisa melepaskan iri hati, cemburu dan dendam, kita akan menjadi orang yang jujur pada diri sendiri dan sesama. Kita akan menjadi orang yang bahagia dalam hidup ini.

Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **
(RP. Fransiskus de Sales, SCJ)  
 
St. Antonius, Abas  
(Sumber: imankatolik.or.id)
         
Hidup dari tahun 250 dan meninggal tahun 356. Antonius seorang pemuda dari Mesir. Antonius seorang pemuda yang kaya raya, karena mendapatkan harta dari orang tuanya, yang meninggal pada saat Antonius berumur 20 tahun.

Antonius membagi semua hartanya kepada oran-orang Miskin. kemudian ia hidup lebih dekat dengan Tuhan dengan bertapa, berdoa dan bermatiraga. Antonius bermaksdu mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha menjalin hubungan mesra dengan Allah melaului doa-doa, meditasi dan bertapa.

Semua ini menjadikan Antonius kepada suatu tingkat hidup spritualitas rohani yang tinggi dan menjadikan dia seorang pendoa yang handal. Banyak sekali orang-orang pada waktu itu mendatanginya dengan berbagai macam permasalahan hidupnya. Kepada orang-orang tersebut Antonius senantiasa memberikan nasehatinya, dimana salah satu nasehatnya dan mendapat peneguhan iman: "kamu mengetahui pandangan-pandangan Setan yang menyesatkan. Kamu mengetahui kekuatan dan kelemahan setan, menghadapi semua itu, Percayakanlah kepercayaanmu kepada Yesus Kristus. Percayalah bahwa akhirnya kamu akan menang atas segala kejahatan"

"Saya tidak takut kepadamu; engkatu (godaan) tidak akan memisahkan daku dari cinta kasih Yesus Kristus"
demikianlah karene kebenaran menjadi semboyan akan godaan dinyatakan.

Antonius tidak hanya memusatkan perhatian kepada kontemplasi dan meditasi saja, akan tetapi juga pada pembelaan iman Katolik. Antonius juga tercatat dua kali pergi ke Alexandria untuk menghibur dan meneguhkan saudara-saudara seiman yang mendapat tantangan dari kaum Arian yang sesat. 
    
Antifon Komuni (Bdk. Mat 19:21)

Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku, demikianlah firman Tuhan.

If you would be perfect, go, sell what you have, give to the poor, and follow me, says the Lord.

Doa Malam

Ya Allah, Engkau telah membantu Santo Antonius mengalahkan kuasa kegelapan dengan gemilang. Bantulah kami juga agar setelah dipuaskan dengan sakramen-sakramen-Mu, kami dapat mengatasi segala tipu muslihat musuh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Selasa, 16 Januari 2018 Hari Biasa Pekan II

Selasa, 16 Januari 2018
Hari Biasa Pekan II

Ekaristi harus disediakan bagi umat beriman, antara lain "sebagai penangkal, melaluinya kita dibebaskan dari kesalahan-kesalahan sehari-hari, dan dihindarkan dari dosa berat", sebagai mana terungkap dalam beberapa bagian Misa. Adapun Pernyataan Tobat pada awal Misa dimaksudkan untuk menyiapkan para hadirin untuk merayakan misteri suci ini; akan tetapi "acara tidak membuahkan hasil sama seperti Sakramen Pertobatan", dan tidak dapat dipandang sebagai pengganti Sakramen Pertobatan untuk memberi ampun atas dosa-dosa berat. Para gembala jiwa hendaknya memperhatikan bahwa tentang hal ini diadakan katekese yang tepat, sehingga diteruskan kepada umat beriman ajaran Kristiani yang benar. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 80)

Antifon Pembuka (1Sam 16:5)

Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu dan datanglah bersama dengan aku ke upacara pengurbanan ini.

Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau mencurahkan Roh-Mu kepada siapa pun yang Kaupilih dan Kauurapi. Perkenankanlah kami ikut menerima kekuatan-Nya, agar menjadi manusia sesuai dengan cita-cita-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan memilih raja dan para nabi seturut kehendak-Nya. Demikianlah para raja dan para nabi dipilih Tuhan. Pilihan yang demikian disertai kedatangan Roh Tuhan.


Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1-13)
    
  
"Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud."
    
Setelah Raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Tetapi Samuel berkata, “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.” Maka Tuhan bersabda, “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengurbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.” Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan, dan tibalah ia di Kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata, “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?” Jawab Samuel, “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengurbanan ini.” Kemudian Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki, dan mengundang mereka ke upacara pengurbanan itu. Lalu mereka itu masuk. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati.” Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Dia ini tidak dipilih Allah!” Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata, “Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang kemari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan bersabda, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.27-28)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.”
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita. Alleluya.

Yesus adala Tuhan atas hari Sabat. Maka, apa yang masuk akal dilakukan pada hari Sabat, dibenarkan oleh Yesus. Dan hari Sabat itu diadakan untuk manusia.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
 
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
  
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Daud terpilih untuk menggantikan Saul sebagai raja bangsa Israel. Kriteria manusia lain dengan kriteria Allah. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati. Daud sungguh dikuasai oleh Roh Tuhan. Hati menjadi ukuran. Kesempurnaan seseorang bukan terletak pada pelaksanaan hukum, melainkan pada sikap hati yang mau taat kepada Allah. Hukum dibuat untuk manusia dan bukan sebaliknya. Kita bisa menghayati iman dengan baik dengan bantuan hukum yang dibuat. RUAH

Doa Malam

Allah Bapa, sumber kebahagiaan, Yesus Saudara kami Kauangkat sebagai Tuhan penguasa alam semesta. Semoga kami meneladan Dia sebagai orang bebas, yang selalu mengusahakan kebahagiaan sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
 
 

Senin, 15 Januari 2018 Hari Biasa Pekan II

Senin, 15 Januari 2018
Hari Biasa Pekan II

“Hanya satu kesulitan dalam doa: Berdoa sepertinya Allah tidak ada di sana.” — St. Teresia dari Avila

Antifon Pembuka (Mzm 66:4)

Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
  
  
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
  
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
  
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
      
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

  
Melihat murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi berpuasa, sedangkan murid-murid Yesus tidak berpuasa, maka orang-orang bertanya kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?". Menanggapi pertanyaan itu Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Dari dialog ini kita semua diundang untuk memahami apa itu ‘puasa’ atau ‘matiraga’. Yesus tidak menentang puasa. Namun, Ia hendak menunjukkan bahwa kedatangan Sang Anak adalah "saat kegembiraan". Jika nanti para murid-Nya berpuasa, hal itu bukan didorong pertama-tama oleh aturan, melainkan oleh kehendak sukarela untuk menundukkan yang jasmani pada apa yang rohani. Dengan berpuasa kita diajak untuk semakin bersedia meninggalkan segala sesuatu yang melekat pada diri kita dan memberikan hidup kita secara lebih penuh dan bebas demi kebahagiaan sesama kita. Puasa itu punya nilai lebih personal dan sarana keselamatan, bukan sekedar sebuah aturan matiraga dan askese biasa. Berpuasa berarti hadir di antara orang-orang berdosa dan tersingkir, menjadi pengantara rahmat keselamatan bagi mereka   (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)

Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.

Minggu, 14 Januari 2018 Hari Minggu Biasa II

Minggu, 14 Januari 2018
Hari Minggu Biasa II
  
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). (Katekismus Gereja Katolik, 849)

  
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
 
Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
 
All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!
 
Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.
 

Doa Pembuka


Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, gerakkanlah kami untuk dengan setia mengikuti Dia, tinggal bersama-Nya, mendengarkan Sabda-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 3:3b-10.19)
   
 
"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam Bait Suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya, Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku. Tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan. Firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel makin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari firman Tuhan itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40.2.4ab.7-8a.8b-9.10)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 6:13c-15a.17-20)
  
"Tubuhmu adalah bait Roh Kudus."
    
Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yaitu Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli, dan harganya telah dibayar lunas! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 1:14:12b)
Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus. Ia mendatangkan kasih karunia dan kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)
  
"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
  
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Menjelang ujian akhir di Sekolah Menengah Atas tahun 1980, seorang pastor bertanya kepada saya: "Eko, apakah kamu tidak tertarik masuk ke STTK kah?" STTK itu Sekolah Tinggi Teologi Katolik. Lokasinya di Abepura - Jayapura. Saya bertanya: "Kalau lulus dari STTK bisa jadi apakah?" Pastor itu menjawab: "Bisa jadi imam, bisa juga jadi petugas pastoral awam." Saya lantas menjawab: "Tidak berminat." Percakapan itu menjadi pengalaman yang tercecer, yang baru saya ingat kembali dan refleksikan ketika saya menulis renungan ini. Ternyata pastor itu telah berusaha mempertemukan saya dengan Tuhan (baca: panggilan menjadi imam) melalui pertanyaan 'apakah kamu tidak tertarik masuk ke STTK kah? Pada tahun 1982 barulah saya mencoba menjawab pertanyaan itu dengan masuk ke sebuah Akademi Pendidikan Katekis di Flores. Ternyata: "Saya berminat!" Sebagai katekis saya mengikuti Yesus Kristus dan akhirnya sampai pada keputusan menjawab panggilan-Nya menjadi imam. 
 
 Pengalaman 'menemukan Tuhan', atau bagi saya lebih khusus menemukan panggilan menjadi seorang imam, tidaklah harus serba bombastis, rumit dan menunggu penglihatan yang datang dari langit. Pengalaman Samuel dipanggil menjadi hakim atas bangsa Israel tentulah luar biasa, namun ada seorang yang lain, yang berperan mengantarnya yaitu, Eli, yang lebih dahulu menjadi hakim atas bangsa Israel. Yohanes memperkenalkan Yesus kepada kedua muridnya lalu mereka mengikuti-Nya. Andreas mempertemukan Simon Petrus dengan Yesus. Filipus mempertemukan Natanael (Bartolomeus) dengan Yesus. Kata-kata mereka "kami telah menemukan Dia" rupanya menggelitik hati seorang yang lain untuk datang dan akhirnya menemukan Yesus, lalu mengikuti-Nya. Memang, mengikuti Kristus merupakan karya Roh, namun semua itu bertolak dari pengalaman yang sangat manusiawi. Yang seorang menerima ajakan seorang yang lain. Ungkapan 'kami telah menemukan Dia' menjadi ungkapan yang menarik dan merupakan sebuah jawaban atas apa yang telah lama dinantikan. Seorang Mesias. 
 
 Sekarang. Apakah kita pun sanggup mempertemukan sesama kita dengan Yesus Kristus, sebagaimana kita telah dipertemukan dengan-Nya oleh orangtua maupun sesama yang lebih dahulu bertemu dengan Tuhan? Apakah kita berani mengatakan kepada sesama saudara kita: "aku telah menemukan Dia?" Untuk mempertemukan sesama saudara kita dengan Yesus Kristus, terlebih dahulu kitalah yang memberi kesaksian bahwa "Aku telah menemukan Dia" melalui teladan hidup yang senantiasa membuka hati bagi sabda-Nya untuk berkata: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." Harapan kita, semoga seluruh pola laku hidup kita yang berpusat pada sabda dan Ekaristi, membuat sesama saudara kita berkata: "Dalam dirimu aku menemukan Dia."  (WID/ Inspirasi Batin 2018)
 
    
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 23:5)
 
Engkau menyediakan hidangan di hadapanku, pialaku penuh melimpah.
 
Atau Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. (1Yoh 4:16) 

Sabtu, 13 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Sabtu, 13 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
    
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” – Mother Angelica

  
Antifon Pembuka (Mzm 21:6-7)

Besarlah kemuliaannya karena kemenangan anugerah-Mu; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa, Pencipta dan Penyelamat, Yesus Putra-Mu telah Kauurapi untuk menyampaikan sabda penuh cinta kasih kepada umat manusia. Semoga kami dapat memenuhi sabda-Nya, agar dapat menemukan keselamatan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
  
"Inilah orang yang disebut-sebut Tuhan! Inilah Saul yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Nya."
     
Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah. Ia seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini punya anak laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak seorang pun dari antara orang Israel lebih elok daripadanya: ia lebih tinggi daripada setiap orang sebangsanya dari bahu ke atas. Kisy, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kisy kepada Saul, anaknya, “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.” Lalu mereka menjelajah pegunungan Efraim; juga mereka menjelajah tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka menjelajah tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya. Ketika Samuel melihat Saul, yang datang minta petunjuk, bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; Inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” Sementara itu Saul datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata, “Maaf, di mana rumah pelihat itu?” Jawab Samuel kepada Saul, katanya, “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu akan makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan kemudian aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.” Maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata, “Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.
Ayat. (Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kauberikan! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya: Umur panjang untuk selama-lamanya.
3. Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
   
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Pilihan Yesus untuk merangkul para berdosa, seperti pemungut cukai adalah sebuah keputusan yang dilandasi oleh kasih Allah. Jika manusia memilih untuk menjauhi sesama yang berbuat dosa, Allah justru datang untuk merangkul orang-orang berdosa. Sebab bagi Allah semua manusia berharga dan bernilai. Dan Allah mencintai semua manusia, tanpa melihat apakah manusia itu baik atau jahat, apakah manusia itu  suci atau berdosa. Bahkan Allah lebih mencintai manusia yang berbuat dosa. Ini bukan berarti Allah senang jika manusia berbuat dosa. Allah tetap membenci dosa, namun mencintai manusia yang berbuat dosa. Antara manusia dengan dosa terdapat perbedaan. 
 
Di mana ada bagian dari dunia ini, tentu saja pertama-tama dan terutama manusia, tidak selamat, sakit, menderita, dst.. ke situlah kita yang beriman kepada-Nya dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkan, menyembuhkan dan meringankan beban penderitaaannya. Maka marilah pertama-tama kita perhatikan lingkungan hidup yang dekat dengan kita,, dimana kita menjadi salah satu anggotanya: adakah sesuatu atau sesama kita yang tidak beres atau sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Jika ada yang tidak beres atau sakit dalam lingkungan hidup kita, marilah segera kita bereskan dan sembuhkan. Marilah kita senantiasa siap sedia, terbuka terhadap aneka panggilan atau penugasan yang ditawarkan kepada kita; sebagai pelayan, marilah kita bahagiakan atau sejahterakan mereka yang harus kita layani, lebih-lebih mereka yang kurang bahagia atau kurang sejahtera, dst Memperhatikan atau mengasihi mereka yang ‘berkekurangan” (kurang ajar, kurang terdidik, kurang sehat, kurang teratur, kurang rajin dst..) memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, termasuk siap ‘berkorban’ ketika ‘dirasani’ atau menjadi pembicaaraan orang-orang yang iri hati seperti ahli-ahli Taurat dan golongan Farisi. . (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mrk 2:17)

Yesus bersabda, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jumat, 12 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 12 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
     
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)
 

Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Aku hendak menyanyikan kasih setia-Mu selamanya, ya Tuhan. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya. Kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah kami berkat sabda-Mu yang kuasa, dan arahkanlah perhatian kami kepada kebajikan dan kedamaian berkat Yesus Mesias. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (8:4-7.10-22a)
   
"Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian."
    
Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami”’ Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengarkanlah perkataan bangsa itu!” Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka: jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu: Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:16-19)
1. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
2. Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan. Sebab milik Tuhanlah perisai kita, milik Yang Kudus Israellah raja kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
  
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
    
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Iri hati karena merasa dirinya berada dalam ancaman tersingkir atau kurang diperhatikan memang dapat menimbulkan pikiran jelek kepada sesamanya. Ada orang berbuat baik demi keselamatan sesama atau kebaikan umum dikomentari sebagai ‘cari perhatian’, ‘kurang pekerjaan’, ‘melanggar aturan/kesepakatan’, dst.. padahal komentar tersebut dilontarkan karena dirinya minder atau merasa terancam posisinya. Itulah kiranya yang dialami oleh ahli Taurat yang berpikir dalam hatinya “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah” terhadap karya penyelamatan/kebaikan yang dikerjakan oleh Yesus. Katekismus Gereja Katolik, No. 2539 mengajarkan, "Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya". 
 
Tujuan kita hidup dalam iman kepada Yesus adalah untuk masuk Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, segala bentuk hidup, sikap, perbuatan dan hati semestinya berorientasi ke arah tujuan tersebut. Hati adalah pusat kekayaan spiritual manusia yang harus terus diolah.   (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mrk 2:12)

Mereka semua takjub, lalu memuliakan Allah, katanya, "Yang seperti ini belum pernah kita lihat."

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy