| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 15 Januari 2018 Hari Biasa Pekan II

Senin, 15 Januari 2018
Hari Biasa Pekan II

“Hanya satu kesulitan dalam doa: Berdoa sepertinya Allah tidak ada di sana.” — St. Teresia dari Avila

Antifon Pembuka (Mzm 66:4)

Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
  
  
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
  
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
  
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
      
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

  
Melihat murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi berpuasa, sedangkan murid-murid Yesus tidak berpuasa, maka orang-orang bertanya kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?". Menanggapi pertanyaan itu Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Dari dialog ini kita semua diundang untuk memahami apa itu ‘puasa’ atau ‘matiraga’. Yesus tidak menentang puasa. Namun, Ia hendak menunjukkan bahwa kedatangan Sang Anak adalah "saat kegembiraan". Jika nanti para murid-Nya berpuasa, hal itu bukan didorong pertama-tama oleh aturan, melainkan oleh kehendak sukarela untuk menundukkan yang jasmani pada apa yang rohani. Dengan berpuasa kita diajak untuk semakin bersedia meninggalkan segala sesuatu yang melekat pada diri kita dan memberikan hidup kita secara lebih penuh dan bebas demi kebahagiaan sesama kita. Puasa itu punya nilai lebih personal dan sarana keselamatan, bukan sekedar sebuah aturan matiraga dan askese biasa. Berpuasa berarti hadir di antara orang-orang berdosa dan tersingkir, menjadi pengantara rahmat keselamatan bagi mereka   (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)

Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.

Minggu, 14 Januari 2018 Hari Minggu Biasa II

Minggu, 14 Januari 2018
Hari Minggu Biasa II
  
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). (Katekismus Gereja Katolik, 849)

  
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
 
Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
 
All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!
 
Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.
 

Doa Pembuka


Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, gerakkanlah kami untuk dengan setia mengikuti Dia, tinggal bersama-Nya, mendengarkan Sabda-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 3:3b-10.19)
   
 
"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam Bait Suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya, Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku. Tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan. Firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel makin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari firman Tuhan itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40.2.4ab.7-8a.8b-9.10)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 6:13c-15a.17-20)
  
"Tubuhmu adalah bait Roh Kudus."
    
Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yaitu Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli, dan harganya telah dibayar lunas! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 1:14:12b)
Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus. Ia mendatangkan kasih karunia dan kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)
  
"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
  
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Menjelang ujian akhir di Sekolah Menengah Atas tahun 1980, seorang pastor bertanya kepada saya: "Eko, apakah kamu tidak tertarik masuk ke STTK kah?" STTK itu Sekolah Tinggi Teologi Katolik. Lokasinya di Abepura - Jayapura. Saya bertanya: "Kalau lulus dari STTK bisa jadi apakah?" Pastor itu menjawab: "Bisa jadi imam, bisa juga jadi petugas pastoral awam." Saya lantas menjawab: "Tidak berminat." Percakapan itu menjadi pengalaman yang tercecer, yang baru saya ingat kembali dan refleksikan ketika saya menulis renungan ini. Ternyata pastor itu telah berusaha mempertemukan saya dengan Tuhan (baca: panggilan menjadi imam) melalui pertanyaan 'apakah kamu tidak tertarik masuk ke STTK kah? Pada tahun 1982 barulah saya mencoba menjawab pertanyaan itu dengan masuk ke sebuah Akademi Pendidikan Katekis di Flores. Ternyata: "Saya berminat!" Sebagai katekis saya mengikuti Yesus Kristus dan akhirnya sampai pada keputusan menjawab panggilan-Nya menjadi imam. 
 
 Pengalaman 'menemukan Tuhan', atau bagi saya lebih khusus menemukan panggilan menjadi seorang imam, tidaklah harus serba bombastis, rumit dan menunggu penglihatan yang datang dari langit. Pengalaman Samuel dipanggil menjadi hakim atas bangsa Israel tentulah luar biasa, namun ada seorang yang lain, yang berperan mengantarnya yaitu, Eli, yang lebih dahulu menjadi hakim atas bangsa Israel. Yohanes memperkenalkan Yesus kepada kedua muridnya lalu mereka mengikuti-Nya. Andreas mempertemukan Simon Petrus dengan Yesus. Filipus mempertemukan Natanael (Bartolomeus) dengan Yesus. Kata-kata mereka "kami telah menemukan Dia" rupanya menggelitik hati seorang yang lain untuk datang dan akhirnya menemukan Yesus, lalu mengikuti-Nya. Memang, mengikuti Kristus merupakan karya Roh, namun semua itu bertolak dari pengalaman yang sangat manusiawi. Yang seorang menerima ajakan seorang yang lain. Ungkapan 'kami telah menemukan Dia' menjadi ungkapan yang menarik dan merupakan sebuah jawaban atas apa yang telah lama dinantikan. Seorang Mesias. 
 
 Sekarang. Apakah kita pun sanggup mempertemukan sesama kita dengan Yesus Kristus, sebagaimana kita telah dipertemukan dengan-Nya oleh orangtua maupun sesama yang lebih dahulu bertemu dengan Tuhan? Apakah kita berani mengatakan kepada sesama saudara kita: "aku telah menemukan Dia?" Untuk mempertemukan sesama saudara kita dengan Yesus Kristus, terlebih dahulu kitalah yang memberi kesaksian bahwa "Aku telah menemukan Dia" melalui teladan hidup yang senantiasa membuka hati bagi sabda-Nya untuk berkata: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." Harapan kita, semoga seluruh pola laku hidup kita yang berpusat pada sabda dan Ekaristi, membuat sesama saudara kita berkata: "Dalam dirimu aku menemukan Dia."  (WID/ Inspirasi Batin 2018)
 
    
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 23:5)
 
Engkau menyediakan hidangan di hadapanku, pialaku penuh melimpah.
 
Atau Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. (1Yoh 4:16) 

Sabtu, 13 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Sabtu, 13 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
    
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” – Mother Angelica

  
Antifon Pembuka (Mzm 21:6-7)

Besarlah kemuliaannya karena kemenangan anugerah-Mu; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa, Pencipta dan Penyelamat, Yesus Putra-Mu telah Kauurapi untuk menyampaikan sabda penuh cinta kasih kepada umat manusia. Semoga kami dapat memenuhi sabda-Nya, agar dapat menemukan keselamatan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
  
"Inilah orang yang disebut-sebut Tuhan! Inilah Saul yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Nya."
     
Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah. Ia seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini punya anak laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak seorang pun dari antara orang Israel lebih elok daripadanya: ia lebih tinggi daripada setiap orang sebangsanya dari bahu ke atas. Kisy, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kisy kepada Saul, anaknya, “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.” Lalu mereka menjelajah pegunungan Efraim; juga mereka menjelajah tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka menjelajah tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya. Ketika Samuel melihat Saul, yang datang minta petunjuk, bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; Inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” Sementara itu Saul datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata, “Maaf, di mana rumah pelihat itu?” Jawab Samuel kepada Saul, katanya, “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu akan makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan kemudian aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.” Maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata, “Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.
Ayat. (Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kauberikan! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya: Umur panjang untuk selama-lamanya.
3. Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
   
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Pilihan Yesus untuk merangkul para berdosa, seperti pemungut cukai adalah sebuah keputusan yang dilandasi oleh kasih Allah. Jika manusia memilih untuk menjauhi sesama yang berbuat dosa, Allah justru datang untuk merangkul orang-orang berdosa. Sebab bagi Allah semua manusia berharga dan bernilai. Dan Allah mencintai semua manusia, tanpa melihat apakah manusia itu baik atau jahat, apakah manusia itu  suci atau berdosa. Bahkan Allah lebih mencintai manusia yang berbuat dosa. Ini bukan berarti Allah senang jika manusia berbuat dosa. Allah tetap membenci dosa, namun mencintai manusia yang berbuat dosa. Antara manusia dengan dosa terdapat perbedaan. 
 
Di mana ada bagian dari dunia ini, tentu saja pertama-tama dan terutama manusia, tidak selamat, sakit, menderita, dst.. ke situlah kita yang beriman kepada-Nya dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkan, menyembuhkan dan meringankan beban penderitaaannya. Maka marilah pertama-tama kita perhatikan lingkungan hidup yang dekat dengan kita,, dimana kita menjadi salah satu anggotanya: adakah sesuatu atau sesama kita yang tidak beres atau sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Jika ada yang tidak beres atau sakit dalam lingkungan hidup kita, marilah segera kita bereskan dan sembuhkan. Marilah kita senantiasa siap sedia, terbuka terhadap aneka panggilan atau penugasan yang ditawarkan kepada kita; sebagai pelayan, marilah kita bahagiakan atau sejahterakan mereka yang harus kita layani, lebih-lebih mereka yang kurang bahagia atau kurang sejahtera, dst Memperhatikan atau mengasihi mereka yang ‘berkekurangan” (kurang ajar, kurang terdidik, kurang sehat, kurang teratur, kurang rajin dst..) memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, termasuk siap ‘berkorban’ ketika ‘dirasani’ atau menjadi pembicaaraan orang-orang yang iri hati seperti ahli-ahli Taurat dan golongan Farisi. . (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mrk 2:17)

Yesus bersabda, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jumat, 12 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 12 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
     
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)
 

Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Aku hendak menyanyikan kasih setia-Mu selamanya, ya Tuhan. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya. Kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah kami berkat sabda-Mu yang kuasa, dan arahkanlah perhatian kami kepada kebajikan dan kedamaian berkat Yesus Mesias. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (8:4-7.10-22a)
   
"Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian."
    
Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami”’ Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengarkanlah perkataan bangsa itu!” Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka: jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu: Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:16-19)
1. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
2. Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan. Sebab milik Tuhanlah perisai kita, milik Yang Kudus Israellah raja kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
  
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
    
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Iri hati karena merasa dirinya berada dalam ancaman tersingkir atau kurang diperhatikan memang dapat menimbulkan pikiran jelek kepada sesamanya. Ada orang berbuat baik demi keselamatan sesama atau kebaikan umum dikomentari sebagai ‘cari perhatian’, ‘kurang pekerjaan’, ‘melanggar aturan/kesepakatan’, dst.. padahal komentar tersebut dilontarkan karena dirinya minder atau merasa terancam posisinya. Itulah kiranya yang dialami oleh ahli Taurat yang berpikir dalam hatinya “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah” terhadap karya penyelamatan/kebaikan yang dikerjakan oleh Yesus. Katekismus Gereja Katolik, No. 2539 mengajarkan, "Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya". 
 
Tujuan kita hidup dalam iman kepada Yesus adalah untuk masuk Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, segala bentuk hidup, sikap, perbuatan dan hati semestinya berorientasi ke arah tujuan tersebut. Hati adalah pusat kekayaan spiritual manusia yang harus terus diolah.   (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mrk 2:12)

Mereka semua takjub, lalu memuliakan Allah, katanya, "Yang seperti ini belum pernah kita lihat."

Kamis, 11 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Kamis, 11 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
  
“Alam Bapa yang Mahasuci adalah penyelenggara tertinggi.” (St. Atanasius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 44:24-25)

Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan yang menimpa kami?

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahapengasih, silakan datang berdiam dalam diri kami, berkat sabda pembebasan, berkat Roh yang menjiwai kami, berkat Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
   
Sepuluh Perintah Allah menjadi pertanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Tetapi , karena berkali-kali umat-Nya berkhianat, maka pertanda suci itu tidak melindungi umat-Nya lagi.
 

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (4:1-11)
  
   
"Orang-orang Israel terpukul kalah dan tabut Allah dirampas."
  
Sekali peristiwa, orang Israel maju berperang melawan orang Filistin. Orang Israel berkemah dekat Eben Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek. Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel, “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil tabut perjanjian Tuhan dari Silo, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.” Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo. Mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian Tuhan semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu. Segera sesudah tabut perjanjian Tuhan sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar. Mendengar bunyi sorak itu orang Filistin berkata, “Apakah arti sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?” Ketika mereka tahu bahwa tabut Tuhan telah sampai ke perkemahan itu, ketakutanlah orang Filistin. Kata mereka, “Allah mereka telah datang ke perkemahan itu. Celakalah kita, sebab hal seperti itu belum pernah terjadi. Celakalah kita! Siapakah yang akan menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Allah ini jugalah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai tulah di padang gurun. Akan tetapi, hai orang Filistin, kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti anak laki-laki, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!” Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri, masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan infantry. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bebaskanlah kami, ya Tuhan, demi kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 44:10-11.14-15.24-25)
1. Ya Allah, Engkau kini membuang kami dan membiarkan kami kena umpat; Engkau tidak lagi maju bersama dengan bala tentara kami. Engkau membuat kami mundur dipukul lawan, dan dirampok oleh orang-orang yang membenci kami.
2. Engkau membuat kami menjadi celaan tetangga, menjadi olok-olok dan cemoohan bagi orang-orang sekitar. Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, suku-suku bangsa merasa geli melihat kami.
3. Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan dan himpitan yang menimpa kami?

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:42)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Tergerak hati kepada orang yang menderita adalah ciri Yesus. Setelah menyembuhkan seorang yang menderita sakit kusta, Dia melarangnya menyebarkan hal tersebut. Namun, karena sukacitanya, orang ini tidak tahan untuk tidak menyebarkan kemana-mana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
  
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
  
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, katanya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memeberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Orang yang sakit kusta itu menderita lahir dan batin. Ia sungguh mengharapkan ada orang yang mau menolongnya. Hati Yesus pun tergerak oleh belas kasihan. Ia lalu berbuat sesuatu kepada orang yang sakit kusta itu. Sukacita akibat penyembuhannya membuat orang kusta itu tidak bisa menahan diri untuk menyampaikan berita gembira itu kepada orang lain, walau Yesus melarangnya. Bagi mereka yang mengandalkan Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya pasti akan sembuh dan selamat. Beranikah kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita?

Antifon Komuni (Mrk 1:42)

Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir.

Doa Malam

Yesus, Engkaulah harapan dan tujuan hidupku satu-satunya. Buatlah agar aku makin percaya dan berharap pada belas kasihan-Mu, terlebih di saat aku sakit dan menderita. Amin.


RUAH

Rabu, 10 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Rabu, 10 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I

Semua melihat Bapa di dalam Putra, sebab Putra itu penampakan dari Bapa. --- St. Ireneus


Antifon Pembuka (Mzm 40:7-8a)

Kurban dan persembahan tidak Kaukehendaki, tetapi Engkau telah membuka telingaku.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga kami memahami tugas panggilan kami melalui Yesus, Putra-Mu terkasih, agar kami pantas memasuki kerajaan-Mu yang merupakan jalan kebahagiaan kami serta kebijaksanaan hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (3:1-10.19-20)
  
   
"Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Samuel yang masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu Tuhan jarang menyampaikan sabda-Nya; penglihatan-penglihatan pun tidak sering terjadi. Pada suatu hari, Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan; sabda Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel semakin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari sabda Tuhan itu yang dibiarkannya gugur. Maka tahulah seluruh Israel, dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:2.5.7-8a.8b-9.10; Ul: 8a.9a)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
    
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Peranan Hana yang istimewa terbaca dalam Samuel anaknya. ANaknya dididik dalam hubungan dengan Allah sebagai orang beriman. Ia mempersembahkan anaknya ke kenisah. Kemudian menyerahkan sebagai bujang yang mengabdi pada kenisah. Kepekaan membaca rencana dan kehendak Allah dikembangkan bersama Eli sang imam yang mendidiknya. Ibu ini berperan besar dalam pendidikan dan pembinaan nilai-nilai religius bagi anaknya. Tidak mengherankan bahwa anaknya kemudian berani menyatakan kata-kata ini: bersabdalah ya Tuhan, hambamu ini mendengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan sabda Tuhan dipupuk oleh ibu Hana.

Hana juga menjadi gambar betapa rawan kehidupan perempuan. Ia dimadu. Meski tetap disayangi, namun situasinya tetap tidak menguntungkan. Ia dipandang sebagai obyek reproduksi, dan sering dalam pengertian sempit: melahirkan anak. Apakah seorang ibu hanya bisa dipahami demikian? Bukankah reproduksi harus dipahami secara lebih menyeluruh dan luas? Peranan perempuan terletak di sini: menampikan karya Allah yang menyuburkan, mendewasakan, dan mengembangkan.

Hana juga tampil sebagai perintis masa depan yang baru. Ia memberikan kesempatan pembaruan itu dalam diri anaknya. Anak inilah yang kemudian tampil sebagai hakim dan nabi yang memperbarui kehidupan bangsa dan negara.
Tuhan bersabda tidak hanya melalui para penulis Kitab Suci, tetapi juga bersabda melalui ciptaan-ciptaan-Nya yang terus bertumbuh dan berkembang, dan.tentu saja dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Bila kita membaca buku atau majalah dibutuhkan sikap mendengarkan atau kerendahan hati, demikian juga setiap kali harus menghadapi hal-hal atau sesuatu yang baru (teman, pekerjaan, tugas, lingkungan, dst…), tanpa rendah hati dan sikap mendengarkan kita tidak akan tumbuh berkembang sebagai manusia beriman sebagaimana diharapkan atau dikehendaki oleh Tuhan.   (Disarikan dari buku Perempuan dalam Perjanjian Lama oleh St. Darmawijaya, Pr dan Renungan Harian Rm Ign. Sumarya Rabu, Hari Biasa Pekan I)

Antifon Komuni (1Sam 3:10)

Samuel menjawab, "Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."

Selasa, 09 Januari 2018 Hari Biasa Pekan I

Selasa, 09 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I

“Tanpa diajar, kita menaruh rasa sayang kepada yang dekat dan yang cinta kepada kita.” (St. Basilius Agung)


Antifon Pembuka (1Sam 2:1)

Hatiku bersukaria karena Tuhan penyelamatku, Aku bermegah-megah karena Allahku.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Pengasih, berkenanlah memperhatikan kami serta mengutus Roh-Mu mendatangi kami. Semoga kami percaya bahwa Engkau telah bersabda melalui Yesus, Guru kami yang sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Akan tetapi, dari kegagalanlah kemudian orang menginsyafi bahwa hidup adalah suatu anugerah. Demikian juga terjadinya Samuel, merupakan anugerah Tuhan yang dipersembahkan kembali kepada-Nya.

   
  Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:9-20)
   
"Tuhan mengabulkan doa Hana, dan ia melahirkan Samuel."
    
Sekali peristiwa setelah keluarga Elkana makan dan minum di rumah Allah di Silo, berdirilah Hana, isteri Elkana, sedang Imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu Bait Suci Tuhan. Dengan pedih hati Hana berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu. Kemudian Hana bernazar, dan berseru, “Tuhan semesta alam, jika Engkau sungguh-sungguh memperhatikan sengsara hamba-Mu ini, dan mengingat kepadaku, dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan untuk seumur hidupnya. Dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.” Hana terus-menerus berdoa di hadapan Tuhan, dan Eli mengamat-amati mulutnya. Oleh karena Hana berdoa dalam hati dan hanya bibirnya saja yang bergerak-gerak, sedangkan suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka Hana itu mabuk. Eli lalu berkata kepadanya, “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Sadarkanlah dirimu dari mabukmu itu.” Tetapi Hana menjawab, “Tidak, Tuanku, aku tidak minum anggur ataupun minuman yang memabukkan. Aku ini seorang wanita yang sangat bersusah hati. Aku sedang mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan. Janganlah anggap hambamu ini seorang wanita dursila. Karena besarnya cemas dan sakit hatiku, aku berdoa demikian lama.” Maka Elia berkata kepada Hana, “Pergilah dengan selamat, dan semoga Allah Israel memberikan kepadamu apa yang engkau mohon dari pada-Nya.” Maka berkatalah Hana, “Semoga hambamu ini mendapat belas kasih dari padamu.” Maka keluarlah Hana. Ia mau makan, dan mukanya tidak muram lagi. Keesokan harinya Elkana dan seluruh keluarga bangun pagi-pagi. Mereka sujud menyembah di hadapan Tuhan, lalu pulang ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, Tuhan ingat kepadanya. Maka setahun kemudian mengandunglah Hana, dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan penyelamatku.
Ayat. (1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd)
1. Hatiku bersukaria karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
2. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah, tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
3. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke alam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya, Ia merendahkan dan meninggikan juga.
4. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Tes 2:13)
Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagaimana sebenarnya, sebagai Sabda Allah.
 
Ajaran Yesus membuat para pendengar takjub. Selain itu mereka merasakan suatu ajaran baru yang penuh kuasa. Melalui pengusiran setan, Yesus membuktikan bahwa Diri-Nya berkuasa atas roh-roh jahat, karena Ia bersatu dengan Bapa-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:21b-28)
  
"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."
   
Pada suatu malam Sabat, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat di kota Kapernaum dan mengajar di sana . Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak, "Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth ? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya, "Diam, keluarlah daripadanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar daripadanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya, "Apa ini? Suatu ajaran baru? Guru ini berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan 
     
Hana datang kepada Tuhan dengan hati yang remuk redam. Ia mendambakan hadirnya anak dalam keluarga. Tuhan mendengarnya. Hana akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki. Namanya Samuel, karena ia telah memintanya dari Tuhan. Kita harus memiliki iman yang kuat dan mendalam. Yesus sendiri dengan kewibawaan-Nya mampu mengusir setan. Kita ditantang untuk senantiasa hidup dalam iman. Hanya dengan kekuatan iman itulah, kita mau dan mampu mengatasi segala cobaan hidup. Dengan mengandalkan Tuhan, kita akan menyelesaikan segala perkara kehidupan kita. Beranikah kita hidup dalam iman dan hanya mengandalkan kekuatan Allah?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau telah mengusir roh-roh jahat dari orang yang kerasukan setan. Bebaskanlah kami juga dari segala godaan yang mengikat hati kami. Jangan biarkan kami terpisah dari pada-Mu, tetapi kuasailah hati kami agar tetap bersatu dengan-Mu. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy