| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 22 Januari 2017 Hari Minggu Biasa III

Minggu, 22 Januari 2017
Hari Minggu Biasa III
 
“Setiap hari kita mesti mohon kepada Yesus supaya tidak menolak air hidup. Dia akan memberikan kepada kita dalam Ekaristi Kudus" (Beato Titus Brandsma)

  
Antifon Pembuka (Mzm 96:1.6)

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.

O sing a new song to the Lord; sing to the Lord, all the earth. In his presence are majesty and splendor, strength and honor in his holy place. 
        
Doa Pagi


Allah Yang Mahakuasa dan kekal, bimbinglah tingkah laku kami sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga dalam nama Putra-Mu terkasih kami mampu menghasilkan banyak karya yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yesaya (8:23b-9:3)
 
"Di wilayah bangsa-bangsa lain orang telah melihat terang yang besar."
 
Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Tuhan akan memuliakan jalan ke laut itu, yakni daerah seberang Sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul: 1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
2. Satu hal telah ku minta kepada Tuhan, satu inilah yang ku-ingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:10-13.17)
 
"Semoga kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu."
 
Saudara-saudara, aku menasihati kamu demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu. Sebaliknya, hendaklah kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, Saudara-saudaraku, aku telah diberitahu oleh orang-orang dari keluarga Kloe bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau: Aku dari golongan Apolos. Atau: Aku dari golongan Kefas. Atau: Aku dari golongan Kristus. Apakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan demi kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil. Dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23; 2/4)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 4:12-23 (Singkat: 4:12-17)
 
"Yesus diam di Kapernaum supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya."
 
Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya: Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain; bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar, dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang. Sejak waktu itu Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Setelah pergi dari sana, Yesus melihat pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya; bersama ayah mereka, Zebedeus, mereka sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Yesus. Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



Matius merefleksikan kehadiran Yesus di wilayah Zebulon dan Naftali sebagai kehadiran yang istimewa (Mat 4:15). Matius merenungkan kehadiran Yesus seperti yang dinyatakan dalam Yesaya 8:23-9:1 yaitu kehadiran Sang Terang. Ini bukan keberuntungan biasa, tetapi menampilkan kehadiran rahmat Allah yang luar biasa di tengah masyarakat Zebulon dan Naftali. Luar biasanya adalah warta keselamatan dan kehidupan akhirnya bisa didengar oleh orang-orang Zebulon dan Naftali. Tercermin dari tulisan Matius ini bahwa kehadiran Yesus sebagai pembawa terang dan hidup itu patutlah disyukuri. Tidak semua tempat mendapatkan rahmat yang istimewa seperti ini.

Kenyataan ini juga menjadi refleksi kita yang sudah menyatakan keyakinan akan Yesus Kristus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Dengan keyakinan ini dan ikut di jalan yang dinyatakan Yesus, kita masuk dalam terang-Nya dan mengarah kepada hidup yang dijanjikan-Nya. Hanya Yesus yang berani mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Kata-kata ini menunjukkan betapa Yesus sangat yakin akan misi penyelamatan-Nya bagi kita dan hanya melalui Dia kita bisa masuk dalam persatuan dengan Allah. Inilah terang bagi kita yaitu terang yang memancarkan keselamatan.

Refleksi bagi kita apakah kita sudah sungguh-sungguh menghayati bahwa kita berada dalam kondisi seperti wilayah Zebulon dan Naftali yaitu berada dalam Terang Kristus. Apakah kita juga sudah mensyukuri situasi ini? Atau jangan-jangan kita tidak sadar bahwa kita ada dalam Terang, tidak sadar bahwa kita masuk dalam area rahmat Allah tersebut. Matius ingin supaya kita menyadari situasi itu dan ikut menanggapi Terang Kristus dengan tanggapan yang sepadan.

Tanggapan yang diharapkan oleh Kristus adalah pertobatan. Pertobatan bukan sekadar perubahan hidup dari tidak percaya menjadi percaya kepada Kristus. Pertobatan ini juga menyangkut perjuangan untuk mengarahkan kembali hidup kepada Allah melalui Yesus Kristus. Pertobatan ini adalah perjuangan menjaga karakter dan kualitas hidup kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus.

Yesus berseru, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat" (Mat 4:17b). Seruan ini menjadi pengingat bagi kita untuk terus menerus mengarahkan hati dan budi kita kepada Allah dalam Yesus Kristus. Artinya kita tak pernah boleh dihentikan oleh kelemahan dan keberdosaan kita, tetapi terus menerus berjuang memelihara kualitas dan karakter kita sebagai orang Kristiani, hingga sampai pada tingkat kesempurnaan yang lebih baik.

Yesus memanggil para murid dan melibatkan mereka dalam karya-karya-Nya (Mat 4:18-23). Para murid pun berani berjuang bersama Yesus kendati mereka tidak sempurna. Para murid mengalami penyempurnaan diri dalam keterlibatan mereka mewartakan Terang itu. Mereka sadar bahwa Yesus tidak meninggalkan mereka sendirian. Setiap kali berbenturan dengan kelemahan pribadi, mereka selalu mendapatkan bimbingan dan pertolongan dari Yesus. Sembari ikut dalam karya pelayanan Yesus, hidup rohani mereka juga semakin bertumbuh.

Ini menjadi refleksi bagi kita bahwa ternyata aktivitas pelayanan kita adalah sekaligus wadah bagi kita untuk bertumbuh. Maka, beranikah kita menyempurnakan diri melalui keterlibatan kita dalam karya pelayanan dan aktivitas Kristiani kita? (RUAH/Rm. Lirmanjaya Sastra, O.Carm.)
 
Antifon Komuni (Mzm 34:6)

Tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Look toward the Lord and be radiant; let your faces not be ashamed.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy