| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk 14,33)

Jumat, 31 Juli 2015
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam


Im. 23:1,4-11,15-16,27,34b-37;Mzm. 81:3-4,5-6ab,10-11ab;Mat. 13:54-58 Luk. 14:25-33.

Tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk 14,33)

St. Ignatius Loyola, yang kita peringati hari ini, dapat kita identikan dengan Latihan Rohani yang ditulis dan diwariskannya kepada kita, khususnya kepada para Jesuit. Pada no. 23 dari Latihan Rohani tersebut, Ignatius menegaskan bahwa "Tujuan manusia diciptakan adalah memuji, menghormati, dan mengabdi Tuhan, dan dengan demikian menyelamatkan jiwanya". Untuk mencapai tujuan tersebut ada satu sikap yang ditekankan, yakni sikap lepas bebas (indefferent) yang dilawankan dengan sikap "lekat tidak teratur". Sikap "lekat tidak teratur" ini dapat dimaknai sebagai kecenderungan untuk terlalu bergantung pada sesuatu, termasuk juga seseorang, demi kepentingan diri sendiri (sikap-sikap egois). Sedangkan sikap lepas bebas adalah sikap tidak mau terikat secara mutlak terhadap apa pun atau siapa pun supaya dengan demikian kita dapat memilih hanya hal-hal yang mendukung pencapaian tujuan kita diciptakan, yakni untuk memuji, menghormati, dan mengabdi Tuhan, dan dengan demikian menyelamatkan jiwanya. Oleh karena itu, hendaknya kita "tak mencari-cari atau menginginkan kekayaan melebihi kemiskinan, tak menghendaki penghormatan melebihi penghinaan ataupun mengharap-harapkan hidup panjang melebihi hidup pendek, asalkan semua itu sama artinya bagi pengabdian kepada Tuhan kita dan keselamatan jiwaku sendiri" (no. 166).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami bisa bersikap lepas bebas sehingga kami dapat memilih hanya hal-hal yang mendukung kami untuk mengabdi Tuhan yang mendatangkan keselamatan bagi jiwa kami. Amin. -agawpr-

RD. Ag. Agus Widodo Collegio San Paolo Apostolo   Via di Torre Rossa 40 - 00165  Roma Italia

Jumat, 31 Juli 2015 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

Jumat, 31 Juli 2015
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola, Imam

Tuhan Yesus Kristus, dan satu-satunya Penyelamat, tidak hanya mendirikan sebuah komunitas sederhana yang terdiri dari murid-murid-Nya, tetapi mendirikan Gereja sebagai sebuah misteri yang menyelamatkan: Ia sendiri ada dalam Gereja dan Gereja ada dalam Dia (lih. Yoh 15:1ff.; Gal 3:28; Ef 4:15-16; Kis 9:5). Oleh karena itu, kepenuhan misteri Kristus yang menyelamatkan menjadi milik Gereja dan tidak dapat dipisahkan dengan Tuhannya. Sungguh, Yesus Kristus melanjutkan kehadiran-Nya dan pekerjaan keselamatan di dalam Gereja dan melalui Gereja (lih. Kol 1:24-27) [Bdk. Konsili Vatikan II, Lumen Gentium, 14], yang adalah Tubuh-Nya (Bdk. 1 Kor 12:12-13, 27; Kol 1:18).[Bdk. ibid, 7] Dan oleh karenanya, seperti kepala dan anggota-anggota tubuh dalam sebuah tubuh yang hidup, meskipun tidak sama, tapi tidak dapat dipisahkan, maka demikian juga Kristus dengan Gereja juga tidak dapat dicampur-baurkan atau dipisahkan, dan merupakan sebuah “keseluruhan Kristus”[Bdk. St. Agustinus, Enarratio in Psalmos, Ps. 90, Sermo 2,1: CCSL 39, 1266; St. Gregory the Great, Moralia in Iob, Praefatio, 6, 14: PL 75, 525; St. Thomas Aquinas, Summa Theologiae, III, q. 48, a. 2 ad 1.]. Ketidakterpisahan ini juga dinyatakan di dalam Perjanjian Baru dengan analogi Gereja sebagai Mempelai Kristus (lih. 2 Kor 11:2; Ef 5:25-29; Why 21:2,9). (Deklarasi Dominus Iesus, No. 16)

Antifon Pembuka (Mzm 81:10-11a)

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

At the name of Jesus, every knee should bend of those in heaven and on earth and under the earth, and every tongue confess that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father.


Doa Pagi

Allah Bapa Mahamulia, untuk menyebarluaskan kemuliaan nama-Mu, Engkau menampilkan Santo Ignasius di tengah umat. Semoga dengan bantuan dan teladannya kami berjuang di dunia, agar memperoleh mahkota di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Imamat (23:1.4-11.15-16.27.34b-37)
      
   
"Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan."
   
Tuhan bersabda kepada Musa, "Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat." Tuhan bersabda pula kepada Musa, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, 'Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat. Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan. Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Perdamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya. Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab)
1. Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, petiklah kecapi yang merdu, diiringi gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.
2. Sebab begitulah ditetapkan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub; hal itu ditetapkan-Nya sebagai peringatan bagi Yusuf, waktu Ia maju melawan tanah Mesir.
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Ptr 1:25)
Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)
    
"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
   
Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ada cara pandang yang cukup lasim berkembang di tengah masyarakat saat ini yakni; sesorang dikatakan sukses apabila ia mempunyai kuasa, mempunyai banyak uang dan apabila ia menjadi populer/terkenal. Karena itu tanpa kenal lelah orang mengejar ketiga hal itu. Bahkan sejak kecil anak-anak sudah dikondisikan dengan hal-hal seperti itu. Anak-anak diarahkan supaya bisa meraih bintang. Dampaknya, orang akan dinilai dari cara pandang masyarakat seperti itu. Singkatnya, cara pandang yang berkembang di tengah masyarakat itu menjadi barometer dalam menilai seseorang.

Kita bisa memahami ketika orang se-asalnya menilai Yesus. Sangat boleh jadi mereka terperangkap oleh cara pandang yang berkembang di tengah masyakat kampung-Nya. Seseorang itu dinilai berdasarkan latarbelakang keluarga darimana dia berasal. Keadaan keluarga seolah-olah menjadi kondisi yang tidak akan pernah berubah sampai orang-orang yang berasal dari sana tidak dapat berubah pula. Keluarga, orangtua dan sanak saudara Yesus mereka kenal, tidak lebih dari seorang tukang kayu. Karena itu, mana mungkin Ia menjadi sangat berwibawa ketika berbicara di depan mereka. Di satu pihak mereka kagum, tetapi di pihak lain tidak menerima dan bahkan meolakNya. Cara pandang seperti sangat boleh jadi menjadi pilihan hidup kita juga. Kita cendrung menilai orang dari latarbelakangnya, dari keluarga seperti apa dia berasal.

Tuhan, ajarilah kami kebijaksanaan-Mu, agar mampu menilai sesama kami dengan bijaksana pula, sebagaimana adanya mereka. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Bdk. Luk 12:49)

Beginilah firman Tuhan: Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!

Thus says the Lord: I have come to cast fire on the earth, and how I wish that it were kindled!

Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. (Mat 13,47)

Kamis, 30 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

 
Kel. 40:16-21,34-38; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11; Mat. 13:47-53.

   
Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. (Mat 13,47)
  
Kita kembali mendengarkan Injil yang berbicara tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga. Di satu sisi, Kerajaan Sorga itu mengumpulkan dan mempersatukan. Namun di sisi lain juga memisahkan. Inilah yang bisa kita petik dari perumpamaan tentang pukat. Ketika dilabuhkan ke dalam laut, pukat itu memberi kesempatan bagi semua jenis ikan, entah baik entah jelek, untuk masuk ke dalamnya. Demikian pula, Kerajaan Allah itu terbuka untuk semua orang, entah orang baik atau orang jahat. Namun, akan tiba saatnya, kalau orang jahat itu tidak bertobat sampai pada saat akhir nanti, suatu saat mereka juga akan dipisahkan dan dicampakkan ke luar. Oleh karena itu, perumpamaan ini memberi peringatan kepada kita. Kita semua diberi kesempatan untuk masuk dalam Kerajaan Allah, namun agar kelak secara definitif kita bisa menjadi penghuni surga, kita harus bertobat, harus menjadi orang baik. Kita tidak boleh seenaknya dengan berpikir bahwa toh kita sudah ditebus, bahwa keselamatan kita sudah dijamin oleh Kristus. Ini benar. Tetapi, kita juga harus menanggapinya dengan berusaha hidup baik, dengan bertobat terus-menerus.

Doa: Tuhan, semoga sekali kami masuk dan bersatu sebagai warga Kerajaan Allah, kami tidak pernah tercampakkan keluar karena kesembronoan kami, tetapi sebaliknya, sampai kapan pun kami tetap menjadi warga kerajaan-Mu. Amin. -agawpr-

RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo  
Via di Torre Rossa 40 - 00165 
Roma Italia

Kamis, 30 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Kamis, 30 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
 
“Amat pentinglah menekankan kembali kesetiaan kita pada norma-norma mengenai liturgi Gereja: para uskup dan para imam, yakni para pelayan liturgi suci, bukanlah penguasa liturgi, seakan-akan dapat mengubahnya sesuka hati, dan demikian juga umat tidak boleh berpikir bahwa acara-acara liturgis mesti sesuai dengan keinginan mereka. Liturgi bukanlah milik manusia dan tidak boleh dimanipulasi sesuka hati oleh siapapun!” – Dubes Takhta Suci untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi
 

Antifon Pembuka (Kel 40:37)

Selama mengembara itu pada siang hari awan Tuhan berada di atas kemah suci, dan pada malam hari terdapat api di dalam awan itu.

Doa Pagi

Allah Bapa tujuan hidup kami, Engkau selalu mendampingi perjalanan para leluhur dengan memberikan awan pada siang hari dan tugu api pada malam hari. Kami mohon, jangan sampai kami ditinggalkan penyelenggaraan-Mu yang penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Awan menjadi tanda kehadiran kuasa Allah di tengah-tengah Israel. Awan ini menyelubungi Kemah Suci dan menjadi petunjuk bagi mereka kapan harus pergi dan kapan mereka tinggal tetap di suatu tempat.
 

Bacaan dari Kitab Keluaran (40:16-21.34-38)
    
    
"Awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan menutupi Kemah Suci."
   
Tentang hal ikhwal Kemah Suci Musa melakukan semuanya secara tepat, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan terjadilah dalam bulan pertama tahun kedua, pada tanggal satu bulan itu didirikanlah Kemah Suci. Beginilah Musa mendirikan Kemah Suci itu: Ia memasang alas-alasnya, menyusun papan-papannya, memasang kayu-kayu lintang dan mendirikan tiang-tiangnya. Kemudian ia membentangkan atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan meletakkan tudung kemah di atasnya, seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Lalu awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci. Setiap kali awan itu naik dari atas kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, mereka pun tidak berangkat, sampai hari awan itu naik. Sebab awan Tuhan itu berada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3-4.5-6a.8a.11)
1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan, jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung layang-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu, langkah mereka makin lama makin tinggi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
 
Yesus mengajarkan bahwa pada akhir zaman akan ada pemisahan antara orang baik dan jahat. Allah akan menyelamatkan mereka yang baik dan mencampakkan yang jahat ke dalam neraka. Harapannya tentu, masing-masing pengikut Yesus menerima anugerah keselamatan Allah.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)
  
"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
      
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Kedatangan Kerajaan Allah akan mencakup penghakiman terakhir. Orang yang baik dan yang buruk akan dipisahkan untuk menerima anugerah dan hukuman yang sesuai. Yang jahat akan dicampakkan ke dalam dapur api, sedangkan yang baik akan menerima mahkota kebahagiaan. Apakah dalam hidup ini kita selalu ingat akan apa risiko perbuatan kita? Apakah yang kita lakukan sudah benar? Bila belum, kita mesti cepat banting stir agar jangan sampai terlambat.

Antifon Komuni (Mzm 84:11)

Lebih baik satu hari di pelataran Tuhan daripada seribu hari di tempat lain. Lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Doa Malam

Ya Tuhan, pada akhir zaman, Engkau akan mengadili kami sesuai dengan perbuatan yang telah kami lakukan selama hidup. Tolonglah kami agar selalu menaburkan hal-hal yang baik dalam hidup kami. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu kami dapat mengalahkan hal-hal yang jahat dan buruk dalam diri kami. Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 11,27)

Rabu, 29 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus Sahabat Tuhan

  
Kel. 34: 29-35; Mzm. 99:5-7,9;Yoh. 11:19-27, atau Luk. 10:38-42
   
"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 11,27)
      
Hari ini kita merayakan peringatan St. Marta, salah satu dari anggota keluarga di Betania (terdiri dari 3 bersaudara: Lazarus, Marta dan Maria) yang amat dikasihi Yesus. Setiap kali Yesus lewat di daerah situ, pasti Ia mampir dan mereka pun dengan sukacita menerima dan menjamu Yesus bersama para murid sebagaimana dikisahkan dalam Injil Lukas. Bahkan, Yesus tidak hanya mampir tetapi juga mengkhususkan waktu untuk datang mengunjungi mereka, terlebih saat keluarga itu berduka dengan kematian Lazarus, seperti yang dikisahkan oleh Yohanes. Di sinilah terjadi percakapan antara Marta dan Yesus yang sangat menarik. Dengan sikap yang realistis dan penuh iman, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati (realistis). Teapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya (penuh iman)". Jawabannya atas kata-kata Yesus: "Saudaramu akan bangkit", menunjukkan bahwa Marta sebenarnya tidak mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. Yesus memaksudkan bahwa Lazarus akan bangkit saat itu juga, namun Marta mengatakan: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman". Yang luar biasa adalah, kendati Marta kurang mengerti , ketika Yesus bertanya: "Percayakah engkau akan hal ini?" ia menjawab dengan mantap: "Ya Tuhan, aku percaya". Bagi kita, Marta menjadi teladan dalam beriman: kendati ia tidak sepenuhnya mengerti kata-kata Yesus, ia percaya sepenuhnya.
   
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar seturut teladan St. Marta kami senantiasa membuka hati untuk menerima kehadiran-Mu serta percaya penuh kepada-Mu kendati ada banyak misteri tentang-Mu yang tidak dapat kami mengerti. Amin. -agawpr-
   
RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Rabu, 29 Juli 2015 Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus Sahabat Tuhan

Rabu, 29 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus Sahabat Tuhan
 
“Menghindari salib adalah esensi iblis. … Pikirkan lunaknya Gereja hari ini: keinginan untuk mengakomodasi dirinya kepada dunia, menyusut dari penderitaan, dan penyangkalan diri. Kita memiliki, di dunia Kekristenan hari ini, kata kotor yang baru dengan lima huruf: s-a-l-i-b. Kristus tanpa salib? Tentu saja semua orang menginginkannya.”- Ven. Fulton J. Sheen
   

Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Yesus memasuki sebuah dusun, dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.

Jesus entered a village, where a woman named Martha welcomed him into her home.


Doa Pagi

Allah Bapa Kekal dan Kuasa, Putra-Mu telah sudi bertamu di rumah Santa Marta. Semoga berkat doanya kami setia melayani Kristus dalam diri sesama kami, supaya kelak kami pun dapat masuk ke dalam kediaman surgawi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (34:29-45)
    
  
"Melihat wajah Musa, orang-orang Israel takut mendekat."
    
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dengan membawa kedua loh hukum Allah, ia tidak tahu bahwa kulit wajahnya bercahaya kareana ia telah berbicara kepada Tuhan. Dan ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit wajahnya bercahaya. Maka mereka takut mendapati dia. Tetapi Musa memanggil mereka. Lalu Harun dan para pemimpin jemaah datang kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. Sesudah itu mendekatlah semua orang Israel lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan Tuhan kepadanya di atas Gunung Sinai. Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah wajahnya. Tetapi apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar. Dan apabila keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. Apabila orang Israel melihat bahwa kulit wajah Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi wajahnya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Kuduslah Tuhan, Allah kita.
Ayat. (Mzm 99:5.6.7.9)
1. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
2. Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
3. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
4. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
   
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
    
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Musa adalah salah seorang tokoh yang menjadi perantara antara orang Israel dan Yahweh. Ia menjembatani keluhan-keluhan orang Israel kepada Yahweh. Malah, ia sendiri juga membawa keluhannya sendiri kepada Yahweh mengenai tingkah laku orang-orang Israel. Ia tidak hanya berkeluh kesah, tetapi juga memohonkan ampun dari Yahweh bagi orang-orang Israel. Malah ia bertekad akan mengundurkan diri dari tugas memimpin Israel apabila Yahweh tidak mengabulkan permohonannya. Tugas-tugas itu membuat Musa menjadi sangat dekat dengan Yahweh. Karena kedekatannya dengan Yahweh, Musa dihadiahi sebuah berkat istimewa: Mukanya selalu bercahaya setiap kali ia bertemu dengan Yahweh.

Tugas seorang pemimpin dalam Gereja, entah itu pemimpin tertahbis maupun pemimpin terbaptis, dalam arti tertentu adalah menjadi jembatan antara umat dan Tuhan. Karena tugas itu, maka pemimpin diharapkan selalu dekat dengan Tuhan. Ia mempersembahkan dalam doa-doanya, dalam kurban Kristus yang dirayakannya segala kepentingan jemaatnya. Malah, sama seperti Musa, seorang pemimpin dalam Gereja harus mempertaruhkan segalanya di hadapan Tuhan demi kepentingan jemaatnya, terutama demi pengampunan dosa mereka. Dengan itu diharapkan bahwa hidup mereka selalu bercahaya, karena selalu dekat dengan Tuhan dan Tuhan selalu hidup dalam diri mereka.

Tuhan, aku berdoa bagi pemimpin dalam Gereja, lindungi mereka selalu agar dapat mengemban tugas-tugasnya demi kepentingan jemaat dengan tekun dan setia. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Yoh 11:27)
    
Jawab Marta kepada Yesus: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Martha said to Jesus: You are the Christ, the Son of God, who is coming into this world.

Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (Mat 13,36)

Selasa, 28 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
  


Kel. 33:7-11; 34:5b-9,28; Mzm. 103:6-7,8-9,10-11,12-13; Mat. 13:36-43.

Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (Mat 13,36)

Di dunia ini, kebaikan dan kejahatan, roh baik dan roh jahat, orang baik dan orang jahat, dibiarkan hidup bersama. Bahkan dalam diri kita pun demikian: kita mempunyai sekian baik hal baik tetapi juga ada sekian banyak hal yang tidak baik. Hati, pikiran, mata, telinga, mulut, tangan, dll, banyak kita gunakan untuk melakukan kebaikan tetapi ada banyak pula hal-hal yang tidak baik, bahkan kejahatan yang pernah kita lakukan dengan organ-organ tubuh kita tesebut. Pembiaran itu tentunya mempunyai maksud yang positif. Seperti dikatakan Yesus, hal itu dimaksudkan agar kebaikan dan orang baik tidak ikut binasa ketika kita hendak membinakan kejahatan. Manfaat yang lain adalah agar kita mempunyai kesungguhan dalam berjuang untuk memelihara dan menumbuh-kembangkan yang baik sembari menghindari atau meminimalisir yang jahat, baik dalam diri kita sendiri maupun di sekitar kita. Kalau yang jahat itu tampak jelas sebagai sesuatu yang tidak baik, kita tidak terlalu sulit untuk membedakan dengan yang baik kendati tetap tidak selalu mudah untuk menghindarinya. Kesulitan akan menjadi lebih ketika yang jahat itu menyamar seolah-olah baik, misalnya dengan menggunakan kata-kata suci, menyebut nama Tuhan, dll. Dan memang, salah satu trik roh jahat dalm menjebak dan menjatuhkan kita adalah dengan menyamar menjadi "roh baik" sehingga kita sulit membedakan seperti halnya sulit membedakan antara ilalang dan gandum. Berhadapan dengan hal ini, satu-satunya kekuatan dan andalan kita hanyalah Tuhan.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk "hidup bersama" dengan si jahat tanpa harus terpengaruh dan kendati pun terhimpit kami tetap menjadi orang baik dan berkembang dalam kebaikan, syukur bisa membantunya untuk berubah menjadi baik. Amin. -agawpr-


RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Selasa, 28 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 28 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
  
“Dalam kehidupan ini, jiwa tidak bertumbuh seperti badannya” (St. Teresa dari Avila)


Antifon Pembuka (Mzm 103:8.10)

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah memperlakukan kita setimpal dosa kita, atau membalas kita setimpal kesalahan kita.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau tidak kelihatan tetapi selalu hadir di tengah-tengah kami, bila kami berkumpul dalam nama-Mu. Kami mohon, semoga kami tetap rukun dan menjadi umat-Mu yang suka akan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Allah dengan segala kuasa dan kebaikan-Nya mewahyukan diri sebagai Allah yang sabar dan penuh kasih setia. Allah seperti inilah yang menyatakan diri menjadi pelindung dan penuntun Israel menuju tanah terjanji.
  

Bacaan dari Kitab Keluaran (33:7-11;34:5b-9.28)
   
"Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka."
   
Waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Atau: Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:6-7.8-9.10-11.12-13)
1. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
2. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
3. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Yesus kembali menjelaskan kehadiran kuasa Allah yang menghendaki keselamatan manusia. Selain itu, Ia mengingatkan adanya kekuatan jahat yang selalu mengganggu manusia supaya tidak mendapatkan keselamatan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)
 
"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."
   
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya arti perumpamaan lalang di ladang itu. Anak Manusia telah menaburkan benih yang baik, tetapi iblis ikut menaburkan lalang di tengah dunia ini. Ada persaingan antara si jahat dan Anak Manusia. Hasil akhirnya akan kelihatan. Segala yang menyesatkan akan dicampakkan ke dalam dapur api, tetapi orang benar akan bercahaya seperti matahari. Kita harus berani bertempur dengan iblis untuk memenangkan sebanyak mungkin orang yang benar. Jadilah pemenang atas kuasa iblis.

Antifon Komuni (Kel 34:6)

Tuhan adalah Allah penyayang dan pengasih, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya.

Doa Malam

Allah Bapa Hakim Mahaadil, hanya Engkaulah yang mengadili tentang kebaikan dan kejahatan, bila sudah tiba waktunya. Kami mohon agar Kaulimpahi Roh-Mu, supaya kebaikan dapat berkembang dengan suburnya, sedangkan kejahatan dan dosa tersingkir musnah. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13,33)

Senin, 27 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

Kel. 32:15-24,30-34; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Mat. 13:31-35.

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13,33)

Untuk menghadirkan Kerajaan Sorga di dunia ini, yakni di sekitar kita: dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan dan masyarakat tempat kita tinggal, kita tidak perlu melakukan hal-hal yang besar atau membuat karya-karya monumental. Tindakan-tindakan yang kecil dan sederhana pun bisa menjadi tanda dan sarana hadirnya Kerajaan Allah. Itulah makanya Yesus menggunakan perumpamaan tentang ragi yang jumlahnya sedikit tetapi mengubah gandum menjadi roti. Kita pun akan menghadirkan Kerajaan Allah di sekitar kita kalau melalui hal-hal yang kecil dan sederhana, kita mampu mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Misalnya: kehadiran yang meneguhkan, pertolongan yang meringkankan beban orang lain, nasihat yang memberi pencerahan, senyuman yang menyejukkan, teguran yang menyadarkan dan mengoreksi kesalahan, termasuk penolakan untuk menghindari bahaya. Cinta kita pada lingkungan dan alam, misalnya dengan memperhatikan pengelolaan sampah, itu pun menjadi sarana bagi kita untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi ini.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar melalui hal-hal sederhana yang kami katakan dan kerjakan, kami mampu menjadi tanda dan sarana hadirnya kerajaan-Mu di tengah-tangah kami. Amin. -agawpr-
  
RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Senin, 27 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 27 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Allah memutuskan untuk memusnahkan mereka, seandainya tidak dicegah Musa, hamba-Nya terpilih. Sebab Musa menengahi di hadapan Tuhan, jangan sampai murka-Nya membinasakan mereka.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan Kekal, semoga benih sabda-Mu menghasilkan buah: semoga kami Kauberi iman, sehingga mengakui bahwa Engkaulah Allah kami Yang Maha Esa yang senantiasa Ia mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)
      
         
"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."
      
Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)
Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
  
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."
   
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam perumpamaan Injil hari ini digambarkan perkembangan Kerajaan Surga. Pertama, digambarkan sebagai biji sesawi yang memang kecil, tetapi kalau sudah mulai tumbuh, pelan-pelan menjadi besar dan bahkan menjadi pohon di mana burung dapat bersarang di atasnya. Demikian juga firman Allah atau iman akan Tuhan yang ada dalam diri seseorang awalnya hanya kecil, tetapi bila dipupuk terus lama-kelamaan menjadi besar dan menghasilkan buah kebaikan yang dirasakan banyak orang.

Perkembangan Kerajaan Surga juga seperti ragi, yang tidak kentara, yang diadukkan pada tepung terigu. Lalu semuanya diragikan dan akhirnya berkembang menjadi roti yang besar dan enak. Ragi yang kecil, tetapi dapat menyebabkan dan menghasilkan roti yang begitu besar dan enak. Iman dan kebaikan kita bagaikan ragi, yang pelan-pelan dapat mempengaruhi orang lain menjadi lebih baik dan merasakan manfaat dari bantuan kita.

Apakah kita semua sungguh mengalami perkembangan iman seperti itu? Semoga kita sungguh menjadi ragi masyarakat dan kebaikan kita terus bertumbuh seperti biji sesawi itu yang dapat dirasakan oleh orang sekitar kita. (PS/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 13:33)

Kerajaan Allah itu ibarat ragi yang diambil seorang ibu. Dicampur terigu tiga takar. Seluruh adonan lalu beragi.

Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yoh 6,6).

Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
     


2Raj. 4:42-44; Mzm. 145:10-11,15-16,17-18; Ef. 4:1-6; Yoh. 6:1-15
 
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yoh 6,6).
  
Tuhan mahatahu. Bahkan, Ia tidak hanya tahu, tetapi juga selalu menyediakan apa yang kita butuhkan itu. Ia tahu apa yang harus dilakukan-Nya untuk kita. Namun, Ia juga sangat menghargai kita. Ia tidak mau memanjakan kita tetapi menginginkan agar kita juga berpikir, berinisiatif dan berusaha. Karena dengan cara demikian, kita akan berkembang dalam seluruh aspek kehidupan kita. Itulah salah satu hal yang dapat kita petik dari kisah penggandaan roti seperti dikisahkan oleh Yohanes ini. Ia bisa membuat mukjizat secara langsung untuk memberi makan sekian banyak orang yang mengikuti-Nya, sebagaimana halnya Ia telah membuat banyak mukjizat penyembuhan, pengusiran setan, membangkitkan orang mati, meredakan angin ribut, dll. 

Namun, mengapa kini Ia tidak langsung saja menyediakan makakan bagi banyak orang itu? Jawabannya: Ia ingin mengajak para murid dan orang banyak yang ada di situ untuk mengambil bagian dalam karya-Nya. Maka, tampilkan Filipus yang secara implisit mengatakan bahwa hanya ada uang 200 dinar dan pasti tidak cukup. Lalu Andreas, masih dengan nada pesimis mengatakan bahwa ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. Dua usulan cukup lah. 

Yesus tidak memakai usulan Filipus untuk membeli roti dengan 200 dinar yang mereka miliki. Sebenarnya ini jumlah yang cukup besar. Kalau 1 dinar itu standar upah pekerja sehari maka 200 dinar bisa untuk membeli roti yang cukup banyak. Yesus justru menggunakan usulan Andreas, yakni dengan mengambil, memberkati dan melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan yang dibawa seorang anak kecil. Mengapa? Ada beberapa alasan. 

Pertama, roti dan ikan itu sudah tersedia sehingga tidak perlu membeli. Artinya, Yesus menggunakan apa yang sudah ada dan sudah kita punya, bukan yang belum kita punya. 
Kedua, roti dan ikan itu tidak berasal dari Yesus sendiri, juga tidak dari para murid tetapi berasal dari seorang anak kecil yang merupakan bagian dari atau salah satu dari orang banyak. Artinya, dalam berkarya, Yesus ingin melibatkan bukan hanya para murid yang dipilih-Nya secara khusus tetapi juga orang-orang kebanyakan. 
Ketiga, roti dan ikan itu berasal dari seorang anak kecil. Artinya, bahkan seorang yang kecil saja diberi-Nya kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya; Ia berkenan menerima dan memakai persembahan dari orang yang kecil. Di tempat lain, kita tahu, Yesus memuji persembahan janda miskin.
Keempat, roti dan ikan dari anak kecil itu besar kemungkinannya merupakan bekal yang diberikan orangtuanya. Jadi bukan milik atau bikinan anak itu sendiri. Artinya, di sini terjadi rantai persembahan mulai dari orangtua yang memberi bekal pada anaknya, si anak yang rela memberikan bekalnya, Andreas yang mengantar anak itu kepada Tuhan, dan yang utama adalah Yesus yang menerima persembahan itu kemudian mengucap syukur dan berkat lalu membagi-baginya. Begitulah terjadi di sini sebuah mukjizat karena keterlibatan banyak orang. 
Kelima, jumlah 5 roti dan 2 ikan itu tentu lebih sedikit dibanding dengan jumlah roti yang dapat dibeli dengan 200 dinar. Artinya, sekecil dan sesedikit apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan, Ia akan memberkatinya sehingga menjadi berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Doa: Tuhan, semoga kami senantiasa mengambil bagian dalam karya-Mu, meskipun hanya kecil dan sedikit yang dapat kami persembahkan kepada-Mu, karena sekecil apa pun persembahan kami, Engkau akan memberkatinya sehingga menjadi berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. -agawpr-

Minggu, 26 Juli 2015 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
  
Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
  

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

  
Doa Pagi


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)
     
    
"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."
    
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)
   
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
    
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
      
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."
      
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Hari ini, Injil menampilkan salah satu kisah mukjizat yang paling populer, kisah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang. Banyak hal dapat kita renungkan dari Injil hari ini. Namun saya mengajak Anda untuk merenungkan dua hal.

Pertama, orang banyak yang mengikuti Yesus. Mereka berjalan berkilo-kilo meter untuk mengikuti Yesus. Mereka terkesan dengan apa yang telah dilakukan Yesus. Mereka berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran Yesus dan menyaksikan serta mengalami mukjizat penyembuhan yang dilakukan-Nya. Mereka begitu rindu untuk bertemu Yesus. Barangkali, antusiasme yang begitu besar dalam mengikuti Yesus inilah yang membuat mereka sampai tidak memikirkan bekal untuk dimakan. Dan lihatlah apa yang mereka dapat! Mereka bertemu dengan Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya. Kita yakin bahwa banyak juga di antara mereka yang disembuhkan. Dan jangan lupa, selain mendapatkan kepuasan rohani, mereka juga dikenyangkan secara jasmani berkat roti dan ikan yang digandakan oleh Yesus bagi mereka.

Hari ini kita diingatkan untuk melihat diri kita masing-masing, dan bertanya, “Apakah yang utama dalam hidupku? Apakah Yesus sudah menjadi prioritas pertama dalam hidupku?” Bukannya mencari Tuhan, kita justru seringkali merasa tidak punya waktu untuk itu. Banyak hal kita kemukakan sebagai alasan klasik. Kesibukan kita, karier kita, sekolah kita, dan lain-lain. Bahkan, kita juga sering mengabaikan kesempatan untuk ambil bagian dalam perjamuan Ekaristi.

Peristiwa dalam Injil hari ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Barangsiapa berani memprioritaskan Yesus dalam hidupnya, ia akan mendapatkan kelegaan jasmani dan rohani. Ingat, dalam kesempatan lain Yesus bersabda, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33)

Kedua, mari kita melihat diri Yesus sendiri. Yesus melihat orang banyak yang telah berjalan mengikuti-Nya. Dia tahu bahwa mereka membutuhkan makan. Dia melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan untuk memberi banyak orang itu makan. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan peristiwa ketika Dia sendiri lapar karena berpuasa 40 hari 40 malam di padang gurun. Ia dapat melakukan sesuatu untuk diri-Nya sendiri, tetapi Dia tidak melakukannya. Sementara, Yesus serta merta berbuat sesuatu jika orang lain sedang membutuhkan. Hidup-Nya adalah untuk kepentingan orang lain. Bahkan Dia memberikan hidup-Nya untuk keselamatan manusia.

Sikap Yesus ini memberikan sebuah pelajaran bagi kita. Sebagai pengikut-Nya, kita pun hendaknya memiliki sikap dan semangat yang sama. Yesus menghendaki kita agar siap dan bersedia untuk berbagi dan memberi apa yang kita miliki kepada sesama, misalnya keahlian kita, waktu kita, harta kita, dan lain sebagainya. Terlebih, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, mereka yang kekurangan, dan mereka yang sedang dalam masalah, baik fisik, emosional, maupun spiritual. [Andik/RUAH]
    
"Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah Tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (St. Yohanes Krisostomus, prod. Jud. 1,6). 
    
Antifon Komuni (Mzm 103:2)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

Sabtu, 25 Juli 2015 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Sabtu, 25 Juli 2015
Pesta Santo Yakobus, Rasul

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6)

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.

As he walked by the Sea of Galilee, Jesus saw James the son of Zebedee and John his brother mending their nets and he called them.
 
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Kekal, di antara para rasul, Santo Yakobuslah yang pertama Kaukuduskan sebagai martir. Semoga umat-Mu menimba kekuatan dari kesaksiannya dan menemukan perlindungan berkat doanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)
    
  
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
        
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
     
"Cawan-Ku akan kamu minum"
    
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Permintaan yang diutarakan ibu Yakobus dan Yohanes dalam kisah Injil tadi adalah permintaan yang sangat manusiawi. Dari kodratnya, setiap manusia senantiasa memiliki keinginan untuk menjadi lebih dihargai dan lebih dihormati daripada orang lain. Karena itu dapat dipahami, bahwa seseorang akan menjadi sangat marah bila dia diremehkan atau dianggap sepele oleh sesamanya.

Kemarahan murid-murid yang lain kepada Yohanes dan Yakobus yang telah terus terang meminta hak istimewa dari Yesus, dalam arti tertentu juga adalah kemarahan yang timbul dari perasaan dianggap remeh atau disepelekan. Dalam rumusan yang agak lain, kemarahan itu bisa dibahasakan sebagai berikut: Apa sih istimewanya kamu sampai-sampai berani minta tempat yang istimewa dalam kerajaan Yesus? Apakah kami yang lain tidak layak untuk itu? Toh, kita sama-sama murid-Nya. Mengapa kamu saja yang minta?

Namun yang menarik adalah reaksi Yesus. Ketika semua murid yang lain ramai-ramai memarahi Yakobus dan Yohanes, Ia memanggil mereka semua dan mulai mengajarkan mereka suatu pesan penting, yakni agar mereka tidak mengandalkan kuasa dan tangan besi ketika menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang senang main kuasa dan selalu unjuk kekuatan di hadapan rakyatnya. Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus menjadi pelayan dan hamba dari semua. Pemimpin yang baik tidak menuntut hak istimewa, dan tidak meminta diperlakukan lebih terhormat dari yang lain. Sebaliknya, ia harus menjadi yang terkecil, yang terpinggirkan, dan yang bersedia melayani dan mengabdi kepada semua orang tanpa pandang bulu. Bagaimana dengan kita sendiri?

Tuhan, mampukan aku untuk menjadi pemimpin yang jujur, adil, dan melayani. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni

Mereka minum piala Tuhan, dan menjadi teman Allah.

They drank the chalice of the Lord, and became the friends of God.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy