| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 18 - 24 Mei 2015

Bacaan Harian 18 - 24 Mei 2015

Senin, 18 Mei : Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis. 19:1-8; Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7ab; Yoh. 16:29-33.

Selasa, 19 Mei : Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis. 20:17-27; Mzm. 68:10-11,20-21; Yoh. 17:1-11a.

Rabu, 20 Mei : Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis. 20:28-38; Mzm. 68:29-30,33-35a,35b-36c; Yoh. 17:11b-19.

Kamis, 21 Mei : Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis. 22:30; 23:6-11; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Yoh. 17:20-26.

Jumat, 22 Mei : Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis. 25:13-21; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; Yoh. 21:15-19.

Sabtu, 23 Mei : Hari Biasa Pekan VII Paskah (P).
Kis. 28:16-20,30-31; Mzm. 11:4,5,7; Yoh. 21:20-25.

Minggu, 24 Mei : Hari Raya Pentokosta (M).
Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc,-30,31,34; Gal. 5:16-25; Yoh. 15:26-27; 16:12-15.

Senin, 18 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VII Paskah

Senin, 18 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VII Paskah (Novena Roh Kudus hari keempat)

"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:33)

Antifon Pembuka (Kis 1:8)

Kamu akan diberi kekuatan yakni Roh Kudus yang akan datang kepadamu. Maka, kamu akan menjadi saksi-Ku sampai ke ujung bumi. Alleluya.

You will receive the power of the Holy Spirit coming upon you, and you will be my witnesses, even to the ends of the earth, alleluia.


Doa Pagi

Allah Bapa Mahakudus, semoga kekuatan Roh-Mu turun, agar kami mematuhi kehendak-Mu dengan setia dan mengamalkannya dalam cara hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (19:1-8)
   
 
"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?"
     
Ketika Apolos masih berada di kota Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman Asia, dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.” Lalu kata Paulus kepada mereka, “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka, “Dengan baptisan Yohanes.” Kata Paulus, “Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat, dan Yohanes sendiri berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus.” Ketika mendengar hal itu, mereka memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa Roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Lewat pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.
Ayat. (Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab)
1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.
2. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukaria. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya! Nama-Nya ialah Tuhan!
3. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:29-33)
   
"Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
     
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka para murid berkata kepada Yesus, “Lihat, sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka, “Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan, masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Sabda Tuhan ini mengandung paradoks. Bagaimana mungkin, setelah Ia mengatakan bahwa para murid akan mengalami penganiayaan dan diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri, kemudian menegaskan bahwa semua itu dikatakannya agar mereka beroleh damai sejahtera. Mungkinkah dalam derita kita bisa menemukan damai sejahtera? Kalau Yesus sendiri mengatakan demikian, tentu sangat mungkin. Dia sendiri telah mengalami penderitaan yang luar biasa, dan dari penderitaan itu memang kemudian lahir damai sejahtera, syaloom, selamat bagi kita semua. Para murid dan tokoh-rokoh Gereja pada abad-abad awal pun demikian: karena dianiaya dan dikejar-kejar, mereka harus melarikan diri dan tersebar di berbagai tempat. Namun, justru di tempat-tempat, di mana mereka melarikan diri itulah, mereka mewartakan Injil dan bersaksi akan Kristus sehingga semakin banyak orang yang percaya dan menjadi pengikut-Nya. Bagi kita, ada macam-macam derita: ada derita yang harus kita tanggung begitu saja; ada derita yang kita alami sebagai konsekuensi atas pengorbanan sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan dan sesama; ada pula derita yang sengaja kita tempuh demi peningkatan kualitas hidup kita. Semuanya itu akan membuahkan damai sejahtera dalam Tuhan kalau kita menghadapi dan menanggungnya dengan penuh penyerahan, pengharapan dan kasih.
      
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menghadapi dan menanggung setiap derita dan kesulitan dengan penuh penyerahan, pengharapan dan kasih. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Yoh 14: 18; 16: 22)

Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, demikianlah firman Tuhan; Aku akan datang lagi, dan hatimu akan bersukacita, alleluya.

I will not leave you orphans, says the Lord; I will come to you again, and your heart will rejoice, alleluia.

Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-49: "Mengkomunikasikan Keluarga: Tempat Istimewa Perjumpaan Karunia Kasih"

Pesan Paus Fransiskus

Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-49

Mengkomunikasikan Keluarga:

Tempat Istimewa Perjumpaan Karunia Kasih



KELUARGA adalah sebuah pokok refleksi mendalam Gereja dan sebuah proses yang melibatkan dua Sinode: Sinode luar biasa baru-baru ini dan Sinode biasa yang dijadwalkan pada Oktober mendatang. Maka, hemat saya, tepatlah bila tema untuk Hari Komunikasi Sedunia yang ke-49 semestinya menjadikan keluarga sebagai titik acuannya.
   
Bagaimanapun juga, dalam konteks keluarga itulah kita pertama-tama belajar bagaimana berkomunikasi. Memusatkan perhatian pada konteks ini dapat membantu menjadikan komunikasi kita lebih autentik dan manusiawi, seraya pada saat yang sama membantu kita melihat keluarga dalam perspektif baru.

Kita dapat menimba ilham dari perikop Injil yang mengisahkan kunjungan Maria kepada Elisabet (Luk 1:39-56). ”Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ‘Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu’” (ay. 41-42).

Kisah perikop itu sekali lagi memperlihatkan bagaimana komunikasi itu pada dasarnya juga melibatkan bahasa tubuh. Respon Elisabet atas salam Maria pertama-tama diekspresikan oleh bayi di dalam kandungannya yang melonjak kegirangan. Merasakan sukacita karena berjumpa sesama –suatu pengalaman personal yang kita alami, bahkan sebelum lahir pun- dalam arti tertentu merupakan wujud asali dan simbol dari semua bentuk komunikasi.

Rahim adalah “sekolah” komunikasi yang pertama, tempat mendengarkan dan kontak fisik di mana kita mulai mengakrabkan diri dengan dunia luar dalam sebuah lingkungan yang terlindung, dengan suara yang menenteramkan dari detak jantung sang ibu. Pertemuan di antara dua orang, yang saling terkait begitu erat namun tetap berbeda satu sama lain, sebuah pertemuan yang sarat janji, adalah pengalaman komunikasi kita yang pertama. Ini adalah pengalaman yang kita semua miliki, karena masing-masing kita terlahir dari seorang ibu.

Bahkan setelah kita terlahir ke dunia, dalam arti tertentu kita masih tetap berada dalam sebuah “rahim”, yakni keluarga. Sebuah rahim terdiri dari berbagai orang yang saling terkait: keluarga adalah tempat “di mana kita, meskipun berbeda, belajar hidup bersama orang lain” (Evangelii Gaudium, 66). Betapapun ada perbedaan jenis kelamin dan usia di antara mereka, namun para anggota keluarga menerima satu sama lain karena ada ikatan di antara mereka. Semakin lebar cakupan relasi ini dan semakin besar perbedaan usia, maka akan semakin kaya lingkungan hidup kita. Ikatan inilah yang merupakan akar bahasa, yang pada gilirannya memperkuat ikatan tersebut. Kita tidak menciptakan bahasa kita; kita dapat menggunakan bahasa karena kita telah mewarisinya. Di dalam keluarga inilah kita belajar menuturkan “bahasa ibu”, yaitu bahasa dari mereka yang telah mendahului kita. (Bdk. 2 Makabe 7:25, 27). Di dalam keluarga kita menyadari bahwa ada orang-orang lain yang telah mendahului kita, mereka memungkinkan kita untuk berada dan pada gilirannya kita mesti menghasilkan kehidupan dan melakukan sesuatu yang baik lagi indah. Kita mampu memberi karena kita telah menerima. Lingkaran luhur ini merupakan intipati kemampuan keluarga untuk berkomunikasi di antara para anggotanya dan dengan orang-orang lain. Secara umum, lingkaran tersebut adalah model untuk semua komunikasi.

Pengalaman tentang relasi yang “mendahului” kita memungkinkan keluarga untuk menjadi latar di mana bentuk komunikasi yang paling dasar, yaitu doa, diwariskan. Ketika para orangtua menidurkan anak-anak mereka yang baru lahir, mereka sering kali mempercayakan anak-anak itu kepada Tuhan, seraya memohon agar Ia menjaga mereka. Ketika anak-anak itu bertambah usia, para orangtua membantu mereka untuk mendaraskan beberapa doa sederhana, seraya mengenang kasih sayang orang-orang lain, seperti kakek-nenek, para kerabat, orang-orang sakit dan menderita, dan semua orang yang membutuhkan pertolongan Tuhan. Di dalam keluarga itulah sebagian besar kita mempelajari dimensi rohani komunikasi, yang di dalam Kekristenan diresapi dengan kasih, yaitu kasih yang Allah anugerahkan kepada kita dan yang kemudian kita bagikan kepada orang-orang lain.

Di dalam keluarga itulah kita belajar bagaimana masing-masing bisa saling berbagi dan mendukung, belajar mampu mengartikan secara tepat ekspresi wajah orang dan membaca isi hatinya sekalipun diam tak berkata-kata; kita tertawa dan menangis bersama pribadi-pribadi yang tidak saling memilih tetapi begitu berarti satu sama lain. Realitas ini tentu saja sangat membantu kita untuk memahami makna komunikasi sebagai kedekatan pertalian batin yang saling meneguhkan dan mempertautkan.

Manakala kita mengurangi jarak dengan bertumbuh lebih dekat dan saling menerima, maka kita mengalami rasa syukur dan sukacita. Salam Maria dan lonjakan sukacita anaknya merupakan sebuah berkat bagi Elisabet; disusul madah indah Magnificat, di mana Maria memuji rencana kasih Allah bagi dirinya dan bagi kaumnya. Sebuah “ya” yang diujarkan dengan iman dapat memiliki dampak yang melampaui diri kita dan tempat kita di dunia ini.

”Mengunjungi” berarti membuka pintu, tidak tinggal tertutup di dunia kecil kita, melainkan pergi mendatangi orang-orang lain. Demikian pula keluarga menjadi hidup lantaran ia melampaui dirinya. Keluarga-keluarga yang melakukan hal demikian mengkomunikasikan pesan mereka tentang hidup dan persekutuan, seraya memberikan penghiburan dan pengharapan kepada keluarga-keluarga yang lebih rapuh, dan dengan demikian membangun Gereja itu sendiri, yang merupakan keluarga semua keluarga.

Lebih daripada apa pun juga, keluarga adalah tempat di mana kita setiap hari mengalami aneka keterbatasan kita sendiri dan keterbatasan orang-orang lain, pelbagai masalah besar dan kecil yang termaktub dalam kehidupan yang damai dengan orang-orang lain. Sebuah keluarga yang sempurna tidak ada. Kita tidak perlu takut akan cacat cela, kelemahan atau bahkan konflik, tetapi sebaliknya belajar untuk mengatasi semuanya secara konstruktif. Keluarga, di mana kita tetap mengasihi satu sama lain meskipun ada serba keterbatasan dan dosa-dosa kita, karenanya merupakan sebuah sekolah pengampunan. Pengampunan itu sendiri merupakan sebuah proses komunikasi. Ketika penyesalan diungkapkan dan diterima, maka ada kemungkinan untuk memulihkan dan membangun kembali komunikasi yang putus. Seorang anak yang belajar dalam keluarga bagaimana mendengarkan orang lain, bagaimana berbicara dengan hormat dan mengungkapkan pandangannya tanpa menafikan orang lain, akan menjadi sebuah kekuatan bagi dialog dan rekonsiliasi di tengah masyarakat.

Ketika bersinggungan dengan tantangan dalam berkomunikasi, maka keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak dengan keterbatasan fisik maupun mental mengajarkan banyak hal kepada kita. Keterbatasan gerak (motorik), perasaan (sensorik) atau mental dapat menjadi alasan untuk kemudian menutup diri, namun sebaliknya –berkat kasih orangtua, saudara kandung dan teman—juga bisa menjadi pendorong untuk terbuka, kemauan berbagi dan kesiapan menjalin komunikasi dengan siapa saja. Hal ini juga bisa membantu sekolah, paroki, dan kelompok-kelompok orang untuk semakin terbuka dan inklusif bagi siapa pun.

Di dunia nyata dimana orang sering kali dengan gampangnya mengumpat, menggunakan kata-kata kasar, membicarakan kejelekan orang lain, menabur pertentangan dan meracuni pergaulan sosial dengan gosip, maka keluarga menjadi acuan tentang bagaimana seharusnya memahami komunikasi sebagai rahmat. Dalam banyak situasi yang secara nyata dikekang oleh nafas kebencian dan aroma kekerasan, dimana banyak keluarga terpisah satu sama lain oleh kokohnya tembok batu atau jurang pemisah lantaran prasangka buruk dan rasa tidak suka, dimana terjadi situasi yang memungkinkan mengatakan ‘cukuplah sudah sekarang ini!’, rasanya hanya dengan berkah daripada kutukan, dengan jalan berkunjung daripada mengusir, dengan menerima daripada mengajak ribut, maka kita akan mampu mematahkan rantai spiral kejahatan; juga mampu memperlihatkan bahwa kebaikan itu selalu saja mungkin dan mendidik anak-anak kita untuk menghargai pertemanan.
  
Dewasa ini media modern, yang merupakan bagian hakiki dari kehidupan kaum muda khususnya, dapat menjadi bantuan namun juga halangan bagi komunikasi di dalam dan di antara keluarga. Media bisa merupakan halangan jika dijadikan cara untuk mencegah kita mendengarkan orang lain, untuk mengelakkan kontak fisik, untuk mengisi setiap saat hening dan istirahat, sehingga kita lupa bahwa “keheningan adalah bagian terpadu dari komunikasi; tanpa keheningan, kata-kata yang kaya pesan tak akan ada”, (BENEDIKTUS XVI, Pesan Untuk Hari Komunikasi Sedunia Tahun 2012 ). Media dapat menjadi bantuan bagi komunikasi ketika media memungkinkan orang untuk berbagi kisah, untuk tetap menjalin kontak dengan teman-teman yang jauh, untuk mengucapkan terima kasih kepada orang lain atau meminta pengampunan mereka, dan untuk membuka pintu bagi perjumpaan-perjumpaan baru. Dengan berkembang setiap hari dalam kesadaran kita akan betapa pentingnya berjumpa dengan orang-orang lain, “peluang-peluang baru” ini, maka kita akan memakai teknologi secara bijaksana, alih-alih membiarkan diri kita dikuasai media. Di sini juga, para orangtua adalah pendidik utama, tetapi mereka tidak boleh dibiarkan sendirian. Komunitas Kristen dipanggil untuk membantu mereka mengajarkan anak-anak bagaimana hidup dalam sebuah lingkungan media secara sepadan dengan martabat mereka sebagai pribadi manusia dan demi melayani kesejahteraan umum.

Tantangan besar yang kita hadapi saat ini ialah untuk mempelajari kembali bagaimana berbicara satu sama lain, tidak sekadar bagaimana untuk menghasilkan dan memakai informasi. Yang terakhir tadi adalah kecenderungan yang dapat didorong oleh media komunikasi modern kita yang terbilang penting dan berpengaruh. Informasi memang penting, tetapi tidak cukup. Sekian sering hal-hal disederhanakan, aneka posisi dan sudut pandang berbeda diadu satu sama lain, dan orang-orang diajak memihak, alih-alih melihat hal-hal itu secara utuh.
  
Kesimpulannya, keluarga bukanlah pokok bahasan atau sumber darimana pertentangan ideologis muncul. Melainkan, keluarga harus dipandang sebagai ruang sosial dimana kita semua belajar berkomunikasi yang ditandai oleh pengalaman akan keakraban satu sama lain. Keluarga adalah ruang sosial dimana komunikasi itu terjadi, sebuah komunitas manusia yang saling berkomunikasi. Keluarga adalah suatu komunitas yang senantiasa menyediakan pertolongan, yang menyegarkan kehidupan dan membuahkan hasil. Begitu kita menyadari hal ini, maka kita sekali lagi akan dimampukan melihat bahwa keluarga senantiasa menjadi sumber daya manusia yang begitu kaya manakala bila bertabrakan dengan masalah. Banyak kali, media suka menampilkan keluarga lazimnya sebuah model abstrak yang bisa ditolak, dibela atau diserang dan bukannya pertama-tama melihatnya sebagai realitas sosial yang hidup. Sering juga keluarga diperlakukan sebagai sumber darimana pertentangan ideologis itu muncul daripada melihatnya sebagai ruang sosial dimana kita semua ini belajar apa artinya berkomunikasi dalam bingkai kasih yang diwarnai semangat saling memberi-menerima. Berpijak pada pengalaman nyata inilah kita menjadi sadar bahwa ternyata hidup kita ini terjalin bersama sebagai suatu realitas tunggal, bahwa kita masing-masing itu banyak perbedaannya namun sekali lagi setiap orang pada dasarnya tetaplah pribadi yang unik.

Keluarga-keluarga harus dilihat sebagai sumber daya alih-alih sebagai masalah bagi masyarakat. Keluarga-keluarga berkomunikasi secara aktif melalui kesaksian mereka tentang keindahan dan kekayaan relasi antara lelaki dan perempuan, dan antara para orangtua dan anak-anak. Kita tidak sedang berjuang untuk membela masa lalu. Sebaliknya, dengan kesabaran dan kepercayaan, kita bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi dunia di mana kita hidup.



Diberikan di Vatikan, 23 Januari 2015, Vigili Pesta Santo Fransiskus dari Sales



PAUS FRANSISKUS

Hari Minggu Komunikasi Sedunia

Minggu, 17 Mei 2015
Hari Minggu Paskah VII   - Hari Minggu Komunikasi Sedunia

Kis. 1:15-17,20a,20c-26; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; 1Yoh. 4:11-16; Yoh. 17:11b-19

Hari ini, Gereja mengajak kita untuk merayakan Minggu Komunikasi Sedunia yang ke-49. Saya merasa tidak perlu membuat renungan tetapi akan membuat doa singkat berdasarkan bacaan Injil hari ini. Sebelumnya, baik saya kutipkan beberapa hal yang berkaitan dengan Hari Komunikasi Sedunia kali ini. Tema yang diangkat tahun ini adalah, “Mengkomunikasikan Keluarga – Tempat Perjumpaan Istimewa dengan Karunia Cinta.” Pesan dalam tema ini mengajak kita untuk melihat keluarga-keluarga sebagai “sumber daya bukan sebagai persoalan bagi masyarakat.” Keluarga-keluarga juga diajak untuk menjadi contoh-contoh cinta, kebaikan dan persahabatan Kristus. Dalam pesannya, Paus Fransiskus antara lain mengatakan: “Dalam dunia di mana orang sering memaki, menggunakan bahasa kotor, menjelekkan orang lain, menabur perselisihan dan meracuni lingkungan manusia dengan gosip, keluarga bisa mengajarkan kita untuk memahami komunikasi sebagai berkah. ... Dalam situasi-situasi yang tampaknya didominasi oleh kebencian dan kekerasan, di mana keluarga-keluarga terpisahkan oleh dinding-dinding batu atau dinding-dinding prasangka dan kebencian yang kurang bisa ditembus, di mana rasanya tempat itu menjadi alasan-alasan yang baik untuk mengatakan ‘cukup sudah’, hanyalah berkat bukan caci maki, kunjungan bukan penolakan, dan penerimaan bukan perkelahian, yang mematahkan spiral kejahatan, menunjukkan bahwa kebaikan selalu mungkin, dan mendidik anak-anak kita menuju persahabatan,” (Selengkapnya, silakan dibaca di: http://renunganpagi.blogspot.com/2015/05/pesan-paus-fransiskus-untuk-hari.html). Setelah itu, bacalah Injil Yoh 17:11b-19, kemudian doakan doa berikut ini untuk masing-masing anggota keluarga, bisa juga dengan menyebut nama masing-masing:

Doa untuk anggota keluarga:
Ya Bapa yang kudus, peliharalah kami dalam nama-Mu, supaya kami tetap bersatu dengan utuh. Semoga kami saling mengasihi dan memelihara satu sama lain dalam nama-Mu; saling menjaga agar tidak ada seorangpun dari kami menjauh, apalagi terpisah dari-Mu. Lindungilah kami semua dari segala yang jahat dan kuduskanlah kami pula dalam kebenaran. Amin. -agawpr-

Minggu, 17 Mei 2015 Hari Minggu Paskah VII

Minggu, 17 Mei 2015
Hari Minggu Paskah VII (Novena Roh Kudus hari ketiga)
*Untuk negara-negara tertentu: Hari Raya Kenaikan Tuhan bacaan dan renungan lihat: Hari Raya Kenaikan

"Gereja itu dalam Kristus bagaikan Sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia" (LG 1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi Sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.Oleh karena persatuan di antara manusia berakar dalam persatuan dengan Allah, maka Gereja adalah juga Sakramen persatuan umat manusia. Di dalam Gereja kesatuan ini sudah mulai, karena ia mengumpulkan manusia-manusia "dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa" (Why 7:9). Serentak pula Gereja adalah "tanda dan sarana" untuk terwujudnya secara penuh kesatuan yang masih dinantikan. (Katekismus Gereja Katolik, 775)
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:7-9)

Dengarlah, Tuhan, seruanku kepada-Mu, kasihanilah aku dan jawablah aku! Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku. Alleluya.

atau

Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te, alleluia: tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me, alleluia, alleluia.
Mzm. Dominus illuminatio mea, et salus mea: quem timebo?

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami selalu hidup rukun dan bersatu padu membangun Gereja-Mu. Kami mohon, semoga kami semakin berkembang dalam cinta kasih yang merupakan pengikat persatuan, baik di antara kami maupun antara kami dengan Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:15-17.20a.20c-26)
   
 
"Harus ditambahkan kepada kami satu orang untuk menjadi saksi tentang kebangkitan Tuhan."
    
Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya. Ia berkata, "Hai, Saudara-saudara, haruslah digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam Kitab Mazmur: Biarlah jabatannya diambil orang lain. Jadi harus ditambahkan kepada kami satu orang yang dipilih dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami. Bersama kami ia harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus." Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua lalu berdoa, "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian Matias ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/2, PS 835
Ref. Puji, jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat. (Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan kebaikan-Nya!
2. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran kita dibuang-Nya.
3. Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu. Pujilah Tuhan, hai malaikat-malaikat-Nya, agungkanlah Dia, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:11-16)
   
"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita."
    
Saudara-saudaraku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:18)
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu, maka bersukalah hatimu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:11b-19)
   
"Supaya mereka menjadi satu sama seperti kita."
    
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa, yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang Aku datang kepada-Mu. Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

DOA YESUS BAGI GEREJANYA

Masa Paskah adalah masa kita merayakan kebangkitan Tuhan. Dalam masa Paskah ini juga, kita merayakan misteri iman akan Yesus yang datang kembali kepada Bapa setelah Yesus menyelesaikan misi-Nya di dunia.

Injil Yohanes menunjukkan kepada kita bahwa hal itu telah ditunjukkan Yesus kepada para murid-Nya ketika Ia berdoa kepada Bapa untuk murid-murid-Nya demikian, “Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.” Siapa yang meneruskan misi Yesus setelah Dia kembali kepada Bapa? Misi-Nya itu kini diserahkan Yesus kepada Gereja.

Oleh karena itu, masa Paskah adalah masa di mana kita diingatkan bahwa dengan cara yang sama Gereja menjalankan misi Kristus. Dengan cara yang sama pula Gereja datang kepada Bapa. Ini adalah misteri iman yang membanggakan bagi kita sebagai pribadi, murid-murid Tuhan, ataupun dalam kesatuan sebagai Gereja. Segala sesuatu yang kita kerjakan sebagai pelaksanaan tugas kemuridan maupun atas nama Tuhan adalah jalan untuk sampai kepada Bapa. Pengabdian pada keluarga, bekerja sebagai orang Katolik yang bersih dan jujur, aktif dalam kegiatan lingkungan adalah jalan pelaksanaan misi menuju Bapa.

Bila Gereja diserahi misi Yesus, siapakah yang memelihara dan menjaga Gereja supaya Gereja dapat menjalankan misi Kristus di dunia? Yesus sendirilah yang akan memelihara dan menjaga Gereja. Hal itu ditunjukkan oleh Yesus sendiri dalam doa-Nya, “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain daripada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” Yesus berdoa demikian mengingat kenyataan yang akan dialami oleh persekutuan para murid yaitu Gereja, bahwa ketika mereka bermisi, mereka akan mengalami tantangan dan tantangan seperti yang dialami oleh Yesus sendiri, bahkan misi akan membawa mereka pada situasi untuk berani menyerahkan nyawa seperti Yesus telah melakukannya.

Persekutuan para murid Tuhan yaitu Gereja, dalam menjalankan misinya di dunia tidaklah mudah. Mereka akan mengalami tantangan, halangan dan penolakan. Kondisi semacam itu telah ditunjukkan oleh Yesus sendiri dalam doa-Nya untuk para murid, “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan duna membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Walau demikian, Gereja jangan cemas akan semua tantangan, halangan dan penolakan, karena Yesus telah meminta kepada Bapa supaya Bapa melindungi Gereja. Ia berdoa kepada Bapa demikian, “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.”

Dengan menjalankan misi Yesus sampai tuntas, sampai berani menyerahkan nyawa, maka Gereja dikuduskan seperti juga Yesus telah menguduskan diri-Nya. Ia telah berani menyerahkan nyawa-Nya, tetapi tidak kehilangan nyawa-Nya, dan karena itu pula ia kembali kepada kemuliaan Bapa. Seperti Yesus menjalankan misi-Nya, Gereja dengan cara yang sama pula menjalankan misinya untuk sampai pada Bapa di surga. Semoga kita dikuatkan dalam menjalankan misi kita sebagai orang Katolik dengan doa Yesus. [Michael/RUAH]

Antifon Komuni (Yoh 17:22)

Aku mohon, ya Bapa, semoga mereka bersatu, sebagaimana Kita pun bersatu. Alleluya.

atau

Pater, cum essem cum eis, ego servabam eos, quos dedisti mihi, alleluia: nunc autem ad te venio: non rogo ut tollas eos de mundo, sed ut serves eos a malo, alleluia, alleluia.

Sabtu, 16 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Sabtu, 16 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah (Novena Roh Kudus hari kedua)

“Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa” (St. Alfonsus dari Liguori)

Antifon Pembuka (1Ptr 2:9)

Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Tuhan, yang telah memanggil kalian dari kegelapan masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Alleluya.

O chosen people, proclaim the mighty works of him who called you out of darkness into his wonderful light, alleluia.


Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahabijaksana, Putra-Mu menjanjikan Roh Kudus kepada para rasul dan memenuhi janji-Nya sesudah naik ke surga. Semoga kami pun Kaulimpahi kurnia Roh Kudus. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Tampilnya Paulus, Apolos dan rekan-rekan seiman lainnya menunjukkan bagaimana Allah bekerja membangun dan mengembangkan umat-Nya melalui orang-orang yang dikehendaki-Nya. Mereka sangat tekun untuk berbagi pemahaman dan pengalaman akan jalan Tuhan dan saling membantu dalam mengembangkan komunitas umat beriman.

 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (18:23-28)
   
 
"Apolos membuktikan dari Kitab Suci, bahwa Yesus adalah Mesias."
    
Paulus meninggalkan Korintus dan kembali ke Kota Antiokhia di Siria. Setelah beberapa hari lamanya tinggal di Antiokhia, ia berangkat, dan menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Kota Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus; tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa Apolos ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Tuhan. Karena Apolos ingin menyeberang ke daerah Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya, Apolos oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.8-9.10; R: 6)
1. Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
2. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.
3. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan bergabung dengan umat Allah Abraham. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya; sangat agunglah Dia!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 16:28)
Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa
 
Kesatuan antara Yesus dan Bapa menjadi dasar bagi Yesus untuk memberikan penjelasan akan nilai doa dalam nama Yesus. Yesus dan Bapa adalah satu, sehingga setiap orang yang memohon sesuatu dalam nama Yesus, akan terkabulkan doanya. Yesus pun mendorong para murid-Nya untuk memohon sesuatu dalam nama-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:23b-28)
  
"Bapa mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya."
   
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Kukatakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Doa kita dikabulkan bila kita meminta sesuatu dalam nama Yesus. Apa yang kita minta? Apakah permintaan itu benar-benar kita butuhkan? Yesus tahu kebutuhan kita. Dia pasti mengabulkan apa yang kita butuhkan. Apakah kita bersedia menerima tuntutan dari Bapa berkenaan dengan pengabulan permohonan kita? Renungkan sejenak!

Antifon Komuni (Yoh 17:24)

Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Alleluya.

Father, I wish that, where I am, those you gave me may also be with me, that they may see the glory that you gave me, alleluia

Doa Malam

Terima kasih ya Yesus, hari ini Engkau mengingatkan kami untuk berdoa yang benar kepada Bapa dalam nama-Mu. Dengan cara demikian, apa yang akan kami minta, berkenan kepada Bapa. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.


RUAH

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.

Sabtu, 16 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah 
  
Kis. 18:23-28; Mzm. 47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28.

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.

Sabda Tuhan ini mungkin mengusik kita. Bisa jadi, secara spontan kita berkata, "Ah yang bener, ... nyatanya aku minta ini dan itu tidak kunjung dikabulkan. Sudah sekian lama, aku mohon sembuh untuk diriku sendiri, untuk orangtuaku, untuk anakku, tetapi tak kunjung ada perkembangan, dll". Yah, memang jalan pemikiran Tuhan tidak selalu sama dengan jalan pemikiran kita. Apalagi, Yesus berkata bahwa sabda-Nya disampaikan dalam kiasan (ay.25). Tentu tidak mudah bagi kita untuk memahaminya secara tepat. Namun, yang pasti dan sungguh-sungguh pasti adalah bahwa Tuhan sangat mengasihi kita (ay.26). Namun, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Jangan-jangan kasih kita kepada-Nya belum sepenuhnya: masih ada keraguan atau masih ada hal-hal lain yang lebih kita kasihi daripada Tuhan. Rasanya, ini yang menghambat aliran rahmat Tuhan. Jadi bukan karena Tuhan tidak mau memberi tetapi karena kita sendiri yang belum siap atau belum layak menerimanya. Saya sendiri yakin bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa dan permintaan kita. Entah langsung mengabulkannya, karena yang kita mohon sesuai dengan kehendak-Nya, entah menundanya karena kita belum siap atau layak menerimanya sehinngga Ia harus menunggu sampai kita siap (seperti anak di bawah 17 tahun minta mengendarai motor atau mobil, orangtua yang baik tentu tidak mengabulkannya), entah dengan menggantinya dengan hal yang menurut-Nya lebih baik dan lebih pas daripada yang kita minta.

Doa: Tuhan, berikanlah kami rahmat-Mu agar kami mampu untuk semakin mengasihi-Mu dan arahkanlah doa-doa permohonan kami agar kami hanya memohon yang sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

Kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita

Jumat, 15 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah 

Kis. 18:9-18; Mzm. 47:2-3,4-5,6-7; Yoh. 16:20-23a.

"Kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita"

Realita hidup di dunia ini memang tidak membebaskan kita dari dukacita. Kita pernah kehilangan barang atau lebih-lebih orang yang kita kasihi. Kita pernah mengalami masalah atau persoalan hidup yang pelik. Kita pernah mendapat perlakuan tidak baik dari orang lain, bahkan dari sahabat, saudara atau anggota keluarga sendiri. Pada saat sekolah atau kuliah, kita juga pernah menghadapi materi pelajaran yang sangat sulit kita pahami dan pada saat ujian kita pun menghadapi kesulitan yang tak terpecahkan, bahkan membuat kita tidak lulus. Kita pernah gagal dalam usaha dan mungkin pernah juga ditolak saat mengajukan lamaran kerja. Inilah berbagai macam realitas hidup yang seringkali membuat kita harus berdukacita. Namun, semua itu tentu tidak membuat kita patah semangat, apalagi sampai putus asa. Selalu ada harapan baru dalam diri kita. Apalagi Tuhan sendiri yang menjadi sumber pengharapan kita yang tertinggi. Pada saat yang tepat, kalau kita tetap dan terus berusaha serta menggantungkan perngharapan kita pada Tuhan, Ia akan menganugerahkan kepada kita sukacita yang sejati.

Doa: Tuhan, semoga kami tidak pernah kehilangan harapan pada saat kami mengalami kesulitan dan berdukacita, sebab Engkau telah menjadikan diri-Mu sumber pengharapan bagi kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 15 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Jumat, 15 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah (Novena Roh Kudus Hari Pertama)

Kenaikan Kristus ke surga menggambarkan langkah masuk yang definitif dari kodrat manusiawi Yesus ke dalam kemuliaan Allah di surga, dari mana Ia akan datang kembali Bdk. Kis 1:11., tetapi untuk sementara tersembunyi bagi pandangan manusia Bdk. Kol 3:3. (Katekismus Gereja Katolik, 665)
     
  
DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
   
Antifon Pembuka (lih. Why 5:9-10)

Tuhan, Engkau menebus kami dengan darah-Mu dari tiap suku, bahasa, rakyat dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah. Alleluya.

You have redeemed us, Lord, by your Blood from every tribe and tongue and people and nation, and have made us into a kingdom, priests for our God, alleluia.

Doa Pagi

Allah Bapa Pokok Keselamatan kami, berkat kebangkitan Kristus kami lahir kembali dalam pembaptisan dan menerima hidup baru. Arahkanlah hati kami kepada Kristus, yang kini duduk di sisi kanan-Mu. Semoga kami Kauanugerahi hidup abadi, bila Penyelamat kami datang dalam kemuliaan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (18:9-18)
   
"Banyak umat-Ku di kota ini!"
       
Ketika Paulus ada di kota Korintus, Tuhan berfirman kepadanya pada suatu malam di dalam suatu penglihatan, “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan, dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di propinsi Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus. Mereka membawa dia ke depan pengadilan. Kata mereka, “Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum.” Ketika Paulus hendak memulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu, “Hai orang-orang Yahudi, sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu. Tetapi dalam hal ini adalah perselisihan tentang perkataan, nama, atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.” Lalu Galio mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka semua orang menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
atau Allah adalah Raja seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 47:2-3.4-5.6-7)
1. Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
2. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita; Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggan Yakub yang dikasihi-Nya.
3. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah! Kidungkanlah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur!

Bait Pengantar Injil, do = g, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:46,26)
Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:20-23a)
  
"Tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu daripadamu."
      
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira, dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa pada-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hidup kita terdiri dari duka dan suka. Yesus mengingatkan para murid bahwa mereka pun akan berdukacita karena kematian-Nya, namun berganti sukacita karena kebangkitan-Nya. Ia melukiskan hal itu seperti seorang wanita yang merasakan sakit selama proses persalinan dan segera bersuka setelah kelahiran anaknya. ‘Sakit bersalin’ ibarat kerinduan umat Perjanjian Lama akan Mesias, dan penderitaan para murid pada ‘hari-hari terakhir’.

Seperti Paulus, kita diutus untuk membangun Kerajaan Allah di dunia ini. Tetapi, membangun Kerajaan Allah bukan seperti membangun sebuah gedung pencakar langit yang pada saatnya akan selesai dan mendatangkan sukacita. Kita berhadapan dengan manusia yang memiliki akal budi dan kehendak bebas. Tuhan sendiri yang akan menyempurnakan upaya kita pada akhir zaman.
  
Sangatlah menggembirakan ketika Yesus bersabda bahwa bukan dukacita melainkan sukacitalah yang akan menang. Dengan bangkit jaya, Yesus telah mengalahkan duka akibat dosa dan maut. Roh Kudus adalah tanda penyertaan Tuhan bagi kita sampai akhir zaman.“Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau…”
 
Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku selalu sukacita akan kebangkitan-Mu agar aku berani memberitakan firman-Mu dan merintis Kerajaan-Mu di dalam diri sendiri dan masyarakatku. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
    
 
 
 
Antifon Komuni (Rm 4:25)

Kristus, Tuhan kita telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita, alleluya.

Christ our Lord was handed over for our transgressions and was raised again for our justification, alleluia.

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

Kamis, 14 Mei 2015
Hari Raya Kenaikan Tuhan
   
Kis. 1:1-11; Mzm. 47:2-3,6-7,8-9; Ef. 1:17-23 atau Ef. 4:1-13 (Ef. 4:1-7,11-13); Mrk. 16:15-20
 
Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
  
Hari ini kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Setelah empat puluh hari pasca kebangkitan-Nya, Ia berulangkali menampakkan diri kepada para murid, meneguhkan iman mereka dan memberikan tugas perutusan yang harus mereka jalani, kini Ia harus pergi kepada Bapa. Apakah dengan demikian, Ia meninggalkan para murid dan kita semua? Tentu saja tidak. Ia tetap hadir dan menyertai kita. Sebab, dengan kebangkitan-Nya, Ia justru tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Ia tidak hanya hadir di Nazaret, di Galilea, di Kana dan tempat-tempat lain di wilayah Palestina, tetapi Ia hadir di mana-mana. Setiap saat, Ia pun hadir menyertai kita masing-masing, di mana pun kita berada. Oleh karena itu, di satu sisi, kepergiannya kepada Bapa membuat kita mempunyai arah dan tujuan hidup yang jelas, sebab Ia pergi mendahului kita untuk menyiapkan tempat bagi kita di rumah Bapa (Yoh 14,14). Di sisi lain, Roh-Nya yang senantiasa hadir menyertai kita, juga membuat hidup kita di dunia ini berarti. Tanpa Dia, kita bukan siapa-siapa dan tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, bersama-Nya, kita yang rapuh dan lemah ini, beroleh rahmat dan kekuatan untuk mewartakan Injil: untuk mengusir dan mengalahkan setan yang senantiasa menggoda kita; untuk berbicara dengan bahasa baru, yakni bahasa cinta kasih; untuk menghadapi dan mengatasi berbagai macam persoalan yang kadang membelit seperti ular; untuk menghadapi maut yang tak terelakkan namun sudah tak berdaya karena Kristus telah mengalahkannya; untuk membantu orang lain sembuh dari berbagai macam luka dan sakit di hati.

Doa: Tuhan, semoga dengan penyertaan-Mu, kami senantiasa mempunyai semangat untuk ikut serta mewartakan Injil-Mu, yakni kabar gembira bagi semua orang. Amin. -agawpr-

Kamis, 14 Mei 2015 Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kamis, 14 Mei 2015
Hari Raya Kenaikan Tuhan

"Hari ini Yesus Kristus, Tuhan kita, naik ke surga; biarlah hati kita diangkat bersama Dia" (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Bdk. Kis 1:11; PS 531)

Hai orang-orang Galilea, mengapa takjub memandang ke langit? Sebagaimana kamu melihat Yesus naik ke Surga demikian Ia akan datang kembali, alleluya.
 
Viri Galilæi, quid admiramini aspicientes in cælum? alleluia: quemadmodum vidistis eum ascendentum in cælum, ita veniet, alleluia, alleluia, alleluia.
  

Doa Pagi


Allah Yang Mahakuasa, semoga kami bersorak-sorai karena sukacita yang suci dan dengan gembira mengucap syukur. Sebab dalam diri Kristus yang naik ke surga kami ditinggikan, dan sebagai anggota Tubuh-Nya kami pun berharap akan turut serta dalam kemuliaan Kristus, Kepala Gereja, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:-11)
   
"Mereka melihat Dia terangkat ke surga."
      
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Setelah penderitaan-Nya selesai, Ia menampakkan diri kepada mereka, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari, ketika makan bersama-sama dengan mereka, Yesus melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa yang telah kamu dengar daripada-Ku. Sebab --- beginilah kata-Nya --- "Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ, "Tuhan, pada masa inikah Engkau mau memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi." Sesudah mengatakan demikian, terangkatlah Yesus disaksikan oleh murid-murid-Nya, sampai awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Yesus naik, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.6-3.8-9; Ul:6)
1. Hai segala bangsa bertepuk tanganlah, Elu-elukan Allah dengan sorak sorai. Sebab Tuhan, yang maha tinggi adalah dahsyat. Raja agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi soraksorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, kidungkanglah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur.
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (1:17-23)
  
"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."
   
Saudara-saudara, kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mahamulia, aku memohon supaya Ia memberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar, supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; yaitu betapa kaya kemuliaan yang dijanjikan-Nya untuk diwarisi oleh orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasanya bagi kita yang percaya. Kekuatan itu sesuai dengan daya kekuatan Allah , yang bekerja dalam Kristus, yakni kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah dalam surga. Di situ Kristus jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan dan penguasa, kekuasaan, dan kerajaan serta tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan Allah kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat itulah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Diri-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19.20)
Pergilah dan ajarlah semua bangsa, sabda Tuhan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)
      
"Pergi ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
              
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan
 
MENJADI MANUSIA BARU

 
Arti perayaan ini perlu direnungkan benar-benar, agar jangan kita hanya mengkhayalkannya. Yesus yang telah taat sampai mati di salib dan dibangkitkan, kini dimuliakan dalam kemanusiaan-Nya. Ia menjadi Tuhan atas semua orang. Iman kepercayaan akan Yesus yang wafat, bangkit dan dimuliakan, diharapkan kita hayati secara konkret dalam hidup sehari-hari.

Yesus pergi. Itu kesan pertama. Markus menulis bahwa Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya lalu terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan Allah. Itu berarti bahwa Ia dimuliakan dalam kemanusiaan-Nya. Berkaitan dengan perpisahan atau kepergian Yesus ini, ditulis bahwa para murid pergi dan memberitakan Injil ke segala penjuru. Didorong oleh apa yang mereka saksikan, mereka pergi mewartakan Yesus sesuai perintah yang Yesus berikan kepada mereka waktu berbicara dengan mereka untuk terakhir kalinya.

Selama para murid diperkenankan bergaul dengan Yesus, mereka mengagumi-Nya. Tetapi, tidak pernah dikatakan bahwa mereka menyembah-Nya, artinya mengakui Dia sebagai Tuhan, seperti mereka buat pada saat Yesus terangkat ke surga. Itulah sebabnya mereka bisa pergi mewartakan Yesus. Ini suatu perubahan besar di dalam hati para murid. Mereka bergaul begitu lama dengan Yesus. Mengenal-Nya dan tidak mengenal-Nya. Tentu selama bersama Dia, mereka mengenal Yesus: wajah-Nya, suara-Nya, yang menarik dan meyakinkan bila mewartakan firman, mata-Nya yang lembut bila memandang orang yang ingin Ia tolong dan selamatkan. Tetapi mereka tidak mengenal Yesus yang sejati. Itu berkali-kali nampak. Setiap kali Yesus bicara tentang kepergian-Nya ke Yerusalem untuk ditolak, menderita dan wafat, mereka tidak bisa menerima. Maka amat kecewalah ketika Yesus ditangkap di Getsemani, dihukum mati dan disalibkan di Golgota.

Pada peristiwa yang kita rayakan sebagai kenaikan Tuhan, mereka mulai mengenal Yesus yang harus menderita dan bangkit pada hari ketiga. Mereka sekarang menyembah-Nya, mengakui-Nya sebagai Tuhan bagi segala bangsa, karena berkat bantuan Roh Kudus mereka mulai mengerti firman Yesus ini, “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Inilah tujuan kedatangan-Nya di dunia. Inilah arti wafat-Nya. “Demi pengampunan dosa”’ itu berarti bahwa kita, seluruh umat manusia, didamaikan dengan Allah oleh-Nya. Kini mereka mengenal Yesus yang diutus Bapa untuk mendamaikan kita semua dengan Bapa dan dengan yang lain. Itulah Kerajaan Allah yang mau didirikan Yesus pada waktu yang ditentukan Bapa.

Kita, dengan hidup kita, harus menjadi saksi Yesus ini: orang yang dalam kuasa Roh Kudus mengusahakan damai. Kerajaan lain daripada dibayangkan para murid selama bersama Yesus. Itulah sumber sukacita mereka. Karena itu, mereka pergi mewartakan Injil keselamatan kepada semua bangsa.

Ini tidak hanya berlaku untuk mereka. Maka Paulus dalam bacaan kedua dapat menulis apa yang ia mohon kepada Allah bagi kita, yakni, “Supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.”

Mengenal Yesus dengan benar. Itukah yang kita harapkan dan minta dalam doa permohonan kita? Mengerti pengharapan sejati yakni berdamai dengan Bapa beserta kemuliaan yang ditentukan bagi kita. Itukah yang kita harapkan dan kita ungkapkan dalam doa kita? Yesus yang berpisah dengan murid-Nya dan terangkat ke surga, berpesan agar mereka menjadi saksi-Nya. Ini hanya dapat kita lakukan bila mengenal Yesus yang sejati, mempunyai pengharapan yang kuat akan kedamaian dan kemuliaan yang dari Allah.

Jadilah orang yang rindu mengenal Yesus. Mohonlah kepada Roh Kudus yang dijanjikan Yesus untuk mengutus-Nya dari Bapa. Sebab Roh Kudus ini mengubah kita menjadi manusia baru, manusia yang mengenal Yesus dan karena sukacitanya memperkenalkan kepada orang lain. [RUAH/Verbeek]

Antifon Komuni (Bdk. Mat 28:20)

Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, alleluya.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.
 
 
 

Rabu, 13 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Rabu, 13 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah
      
“Menatap Rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria” --- St. Yohanes Paulus II

   
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 18(17):30; 21:23)
   
Aku hendak memuji Engkau, ya Tuhan, dan mewartakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku. Alleluya.
       
I will praise you, Lord, among the nations; I will tell of your name to my kin, alleluia.
      
Doa Pagi

     
Allah Bapa Maharahim, dengan gembira kami rayakan misteri kebangkitan Putra-Mu. Dengarkanlah doa kami, semoga kami dapat bergembira pula bersama semua orang kudus, bila Kristus datang kembali. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (17:15.22-18:1)   
       
 
"Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberikan kepada kamu."
         
Pada waktu itu terjadilah kerusuhan di kota Berea. Maka Paulus pergi dari sana. Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di kota Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin menyusul Paulus. Di Atena Paulus pergi berdiri di atas Aeropagus dan berkata, “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia. Ia juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup, nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi, dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka serta batas-batas kediaman mereka. Maksudnya supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah serta menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah dikatakan juga oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberikan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua orang harus bertobat. Karena Allah telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia dengan perantaraan seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan orang itu dari antara orang mati.” Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata, “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.” Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan Paulus dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Aeropagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12b.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia. Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:16)
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)
     
"Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."
      
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Luar biasa pengajaran dan kesaksian iman Paulus di Atena. Kepada orang Yunani, ia dengan berani memperkenalkan Allah yang mulia, tetapi rendah hati; Allah yang jauh berdiam dalam kemuliaan, tetapi dekat dengan manusia; Allah yang menciptakan langit dan bumi serta menebus umat manusia dari dosa dan kematian. Allah itu bukanlah Allah yang asing karena telah mewahyukan diri-Nya dalam Yesus Kristus. Dionisius, Damaris dan sekelompok orang Yunani yang menjadi percaya adalah buah Roh Kudus yang berkarya penuh dalam diri Paulus.

Roh Kudus adalah terang dan kekuatan. Ia memberikan pengetahuan untuk membedakan kebenaran dan kepalsuan, yang baik dan yang jahat. Dengan bimbingan-Nya, kita diharapkan mampu setia dalam perbuatan-perbuatan kecil bagi Tuhan dan berjuang menolak dosa sekecil apa pun yang bisa merusak relasi dengan Tuhan dan sesama. Ia melambangkan kehadiran Allah yang kontinu, meneguhkan para murid Kristus. Ia yang dikenal sebagai Penolong, Pembela, Perantara, Penghibur dan Penasihat memiliki peran penting untuk membimbing umat beriman agar dapat mengimani Yesus Kristus sebagai ‘Jalan, Kebenaran, dan Hidup’ (Yoh.14:6).

Tuhan Yesus Kristus, utuslah Roh-Mu untuk membarui hidup, pelayanan, dan perutusanku sebagai murid-Mu. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Bdk. Yoh 15:16,19)

Aku telah memilih kamu dari dunia, demikianlah firman Tuhan, Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap. Alleluya.

I have chosen you from the world, says the Lord, and have appointed you to go out and bear fruit, fruit that will last, alleluia.

Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran

Rabu, 13 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah

Kis. 17:15,22 - 18:1; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Yoh. 16:12-15.

Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran

Yesus mengatakan bahwa Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang akan diutus-Nya, Ia akan memberitakan kepada kita apa yang telah diterimanya dari Yesus. Dan dengan cara itu, Ia memuliakan-Nya. Oleh karena itu, kita dapat menarik kesimpulan bahwa salah satu peran Roh Kudus dalam hidup kita adalah membimbing kita pada kebenaran: memberi pencerahan hati dan budi sehingga kita bisa mengenal yang benar sekaligus mendorong dan memberi kekuatan kepada kita untuk mempertahankan atau mewujudkan yang benar itu. Tanpa pertolongan Roh Kudus, amat sulit bagi kita untuk secara benar, bukan hanya karena kerapuhan kita tetapi juga adanya roh jahat yang selalu berusaha menjerumuskan kita. Oleh karena itu, marilah kita selalu memohon karunia Roh Kudus dan membuka diri pada bimbingan-Nya, agar kita mampu hidup secara secara benar. Lebih-lebih, dengan bimbingan Roh Kudus, kita akan sampai kepada Kristus, Sang Kebenaran yang sejati (bdk. Yoh)

Doa: Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umatmu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu. Utuslah Roh-Mu maka segala sesuatu akan dicipta kembali. Dan Engkau akan membarui muka bumi. Ya Allah, Engkau telah mengajar hati umat-Mu dengan terang Roh Kudus. Berilah supaya dalam Roh yang sama ini kami senantiasa berpikir benar dan bertindak bijaksana, serta selalu bersukacita karena penghiburan-Nya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy