| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Senin, 16 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI 



Kej. 4:1-15,25; Mzm. 50:1,8,16bc-17,20-21; Mrk. 8:11-13.
   
Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
  
 Meminta tanda dari Tuhan merupakan salah satu hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Sebab, melalui alam raya, orang-orang di sekitar kita dan setiap peristiwa dalam hidup kita, sesungguhnya Tuhan telah begitu banyak memberikan tanda kepada kita sebagai wujud kebesaran, kemahakuasaan dan cinta kasih-Nya. Namun, justru kita yang seringkali kurang atau tidak peka untuk menangkap dan menyadari serta mensyukuri tanda-tanda yang diberikan-Nya itu. Maka, yang terpenting bagi kita adalah mohon rahmat sekaligus berusaha terus-menerus untuk mengasah kepekaan kita dalam menangkap dan menyadari kebesaran, kemahakuasan dan cinta kasih Tuhan yang nyata dalam hidup kita sehari-hari. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan seperti persembahan yang dilakukan Abel, bukan seperti Kain (bacaan I).
  
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin peka dalam menangkap dan menyadari kebesaran, kemahakuasan dan cinta kasih yang Kaunyatakan melalu alam semesta, saudara-saudari di sekitar kami dan juga setiap peristiwa hidup kami. Amin. -agawpr-

Senin, 16 Februari 2015 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 16 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI
 
Janganlah menimbun terlalu banyak dari apa yang kamu miliki (St. Bernardus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 50:14a.15)

Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau memuliakan Daku

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami, ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)
   
 
"Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia."
   
Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
  
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
   
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hidup kita selalu dipenuhi dengan tanda. Sebagai umat beriman Katolik, kita selalu memulai dan mengakhiri kegiatan dengan membuat tanda salib, “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin”. Ketika khotbah pastornya terlalu lama dan tidak mendarat: mata tertutup dan kepala turun-naik, tanda mengantuk atau tidak memahami, lalu sibuk berbicara (ngobrol) dengan teman yang duduk disebelahnya.

Ketika rambut mulai memutih, gigi satu per satu rontok, mata tampak rabun, kulit tubuh keriput, tangan gemetar, kaki berlangkah tertatih-tatih, suara terasa berat bicara, itulah tandanya orang sudah memasuki masa usil (usia lanjut). Ketika angin mulai bertiup dari barat ke timur, awan tebal menghitam di langit, burung kutilang menari-nari di angkasa, kata kakek saya, bahwa (awan tebal menghitam) itu tanda kalau akan turun hujan dan berakhirnya musim kemarau panjang.

Pertanyaan kita: Apakah tanda itu penting? Tentu saja jawabannya: Penting! Alasannya, karena tanda menunjukkan sesuatu, menerangkan sesuatu dan menghadirkan sesuatu yang ditandakan. Pertanyaan selanjutnya, kalau tanda itu penting, menunjukkan dan menerangkan sesuatu, mengapa dalam Injil hari ini Yesus mengeluh di dalam hati-Nya dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda?” “Aku berkata kepadamu,” kata Yesus kepada orang-orang Farisi yang meminta tanda kepada-Nya, “Sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda” (Mrk 8:12). Bagi Yesus, tanda tidak diperlukan lagi. Karena Yesus sendiri sudah hadir di hadapan mereka sebagai tanda yang diutus Bapa (bdk. Kol 1:15). Ia dapat mereka lihat, mereka sentuh, meraka ajak bicara, mereka terima dan mereka ikuti. Aneh sekali, mereka malahan meminta tanda, meminta sesuatu yang nilainya jauh di bawah apa yang di hadapan mereka.

Ketika suatu tanda kita terima dalam Sakramen Pembaptisan dan tanda itu menyatu dengan diri kita, pada saat itulah kita mengenakan Yesus (Gal 3:27). Ketika Yesus kita terima dan menjadi bagian dari diri kita, maka Dia sendirilah yang akan menuntun kita dari dalam untuk menyelamatkan kita. Ini adalah suatu bentuk dan tanda pertobatan kita. (Djono Moi/Cafe Rohani)

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Enkau telah memberikan tanda sekali untuk selamanya, ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Berkenanlah membuka mata dan telinga kami, agar kami dapat belajar mendengarkan Sabda-Nya dan menyaksikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Penjelasan makna "AMIN" seturut KGK

1062 Perkataan Ibrani "Amin" berhubungan dengan akar kata yang sama seperti kata "percaya". Dan akar kata itu berarti keteguhan, keandalan, kesetiaan. Dengan demikian orang mengerti bahwa Amin BERARTI KESETIAAN ALLAH TERHADAP KITA DAN KEPERCAYAAN KITA KEPADA-NYA. 214

1063 Dalam Kitab nabi Yesaya terdapat ungkapan "Allah kebenaran" (secara harfiah "Allah Amin"), artinya Allah yang setia kepada janji-janji-Nya: "Orang yang hendak mendapat berkat di negeri akan memohon berkat demi Allah yang setia dan orang yang hendak bersumpah di negeri akan bersumpah demi Allah yang setia" (Yes 65:16). Tuhan kita sering memakai perkataan "Amin" Bdk. Mat 6:2.5.16., sering diulang Bdk. Yoh 5:19., untuk menekankan ajaran-Nya yang dapat diandalkan, dan wewenang yang berdasarkan kebenaran Allah. 215

1064 Dengan demikian "Amin" pada akhir syahadat menanggapi dan memperkuat lagi dua kata pertama - "Aku percaya" - : percaya berarti mengatakan Amin pada kata-kata, janji-janji, perintah-perintah Allah, secara penuh mengandalkan Dia, yang adalah Amin dari cinta yang tidak terbatas dan kesetiaan yang sempurna. Hidup keseharian Kristen lalu merupakan "Amin" atas "Aku percaya" dari pengakuan iman Pembaptisan kita.

1065 Yesus Kristus sendiri adalah "Amin" (Why 3:14). Ia adalah Amin dari cinta Bapa yang definitif terhadap kita; Ia mengambil alih dan menyelesaikan Amin kita kepada Bapa: "Sebab Kristus adalah 'Ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah" (2 Kor 1:20).

Sesuai penjelasan KGK, kata "AMIN" mempunyai makna yang dalam dan tidak boleh digunakan sembarangan.

Sementara di medsos-medsos seringkali ada posting berupa gambar ataupun tulisan yang disertai permintaan untuk memberikan komen dengan kata "AMIN" dan seringkali pula disambut oleh netizen dengan memberikan komen yang diminta tanpa mereka memahami betul arti gambar dan posting tersebut.

Oleh karena itu pula mengapa umat Katolik juga dilarang mengikuti peribadatan agama lain.

Dalam peribadatan, umumnya setelah pengucapan doa jemaat serentak mengucapkan "AMIN", sementara bisa terjadi isi doa tersebut bertentangan dengan iman Katolik.

Jika ikut mengucapkan "AMIN" berarti mengakui dan percaya akan isi doa yang bertentangan dengan iman Katolik dan otomatis juga berarti telah menyangkal iman.

Maka bersikaplah kritis dan tidak mudah begitu saja mengikuti permintaan-permintaan yang tidak jelas untuk mengucapkan kata "AMIN"

CATATAN : Tulisan ini tidak meminta komentar "AMIN"

Kobus 15 Februari 2015


Minggu, 15 Februari 2015 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 15 Februari 2015
Hari Minggu Biasa VI
 
Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
 

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, kami brsyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Imamat (13:1-2.44-46)
 
 
"Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan."
 
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
  
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."
   
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
   
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
   
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Penyakit kusta di zaman Musa menjadi sebab orang dianggap sampah. Mereka dikucilkan, dihina, disingkirkan dan dijauhi. “Ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya” (Im 13:46). Si kusta di cap najis karena menulari orang lain. “Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! (Ay. 45). Fisik yang sakit ditambah cap dari orang lain yang bersifat merendahkan, digabung dengan pernyataan diri yang kotor membuat batin si kusta semakin hancur. Mungkin ia hanya menyesali keadaan dirinya tanpa tahu kapan akan sembuh atau hanya menunggu saat ajal menjemput. Tatapan jijik dari orang lain membuatnya makin tenggelam dalam keputusasaan, membenci orangtua yang sudah melahirkannya atau bahkan membenci kehidupan dan pemberi kehidupan, yakni Tuhan.

Selain penyakit kusta, stigma bisa karena AIDS, kanker prostat, getah bening, usus, payudara, hati; penyakit kelamin atau jenis penyakit lain yang menggerogoti fisik dari dalam dan luar yang menghancurkan harapan seseorang akan masa depan yang tiba-tiba hilang dalam kekalutan dan kegelapan iman. Semua sakit-penyakit pasti ada sebabnya, bukan dari Tuhan, tetapi dari kita sendiri. Semuanya sudah terlambat dan kini kita hanya punya dua pilihan: makin beriman dekat dengan Tuhan atau hidup dalam penyesalan yang memusuhi Tuhan.

Rasul Paulus mengingatkan kita, “Jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah” (1Kor 10:31). Makan dan minum tanpa usaha pantang dan puasa yang berimbang di saat muda memang berisiko menderita penyakit apalagi jika ada warisan genetik seperti diabetes dan hipertensi. Tahu batas dalam makan dan minum perlu dilakukan sejak dini agar kita terhindar dari penyakit stroke, kolesterol, asam urat atau jantung dan agar kita selagi muda, sehat dan kuat mau memberikan kesaksian iman seperti Paulus, “Aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal.... untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.” (ay. 33). Selagi muda, kita hendaknya menjaga diri agar tidak terjangkit penyakit menular atau di cap “najis” karena kecanduan narkoba atau hamil di luar nikah.

Orang Katolik hendaknya belajar dari si kusta yang berlutut di hadapan Yesus dan memohon, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (Mrk 1:40). Yesus tanpa rasa jijik mengulurkan tangan-Nya dan menjamah dia, “Aku mau, jadilah engkau tahir” (ay. 41). Doa permohonan singkat si kusta seketika dikabulkan oleh Yesus, Yesus tidak pernah meremehkan doa kita yang sedang menanggung malu atau dicemoohkan. Hati Yesus selalu penuh kasih dan terbuka terhadap keluhan kita yang sedang putus asa. Dekatlah selalu pada Yesus Kristus agar kita tetap tahir, terhindar dari kenajisan. (Gregorius Maria Jeffrey W ,O.Carm/RUAH)

Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.

Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."

Sabtu, 14 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup


Kej. 3:9-24; Mzm. 90:2,3-4,5-6,12-13; Mrk. 8:1-10; 

Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."

Hati yang penuh belas kasih mampu menjadikan sesuatu yang sedikit menjadi banyak, bahkan berlipat ganda dan tidak hanya cukup tetapi sisa. Itulah yang terjadi dalam kisah penggandaan 7 roti ini. Dengan hati yang tergerak oleh belas kasih kepada orang banyak, Yesus bertanya kepada para murid: "Berapa roti ada padamu?" Pertanyaan yang sama kiranya juga diajukan kepada kita, dengan berbagai macam variasinya. Mungkin Tuhan tidak bertanya tentang jumlah roti yang ada pada kita, tapi waktu, kepedulian, perhatian, materi/uang, dll. Marilah kita juga seperti para murid yang tidak hanya mengatakan jumlah yang mereka miliki tetapi juga menyerahkan apa yang kita miliki kepada Yesus sehingga Ia memberkati-Nya dan menjadikan dari sedikit yang kita miliki itu sebagai berkat yang melimpah bagi banyak orang. Dengan cara demikian, kita akan semakin tumbuh dan berkembang dalam belas kasih sebagaimana Yesus sendiri hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan. 

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang penuh belas kasih agar dari sedikit yang kami miliki, kami rela menyerahkannya kepada-Mu untuk Kauberkati dan Kaujadikan melimpah bagi banyak orang. Amin. -agawpr-

Sabtu, 14 Februari 2015 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

Sabtu, 14 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)


Antifon Pembuka

Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.

These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.

Doa Pagi


Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
   
 
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
    
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Atau: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
  
"Mereka semua makan sampai kenyang."
  
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Makan minum adalah kebutuhan paling dasar untuk hidup. Bila terjadi kelaparan hebat, orang-orang dapat berkelahi bahkan saling membunuh hanya untuk berebut makanan. Banyak orang sudah mengikuti Yesus selama 3 hari di tempat sunyi. Tentu sudah banyak yang lapar karena kehabisan bekal. Sudah terdengar tangisan anak-anak di sana sini. Tetapi, ada ungkapan: Kapan saat orang makan itu terasa sungguh enak? Jawabnya, saat sungguh lapar. Tuhan Yesus memenuhi kerinduan hati dari banyak orang. Mereka makan sampai kenyang. Bahkan masih ada banyak yang sisa. Tetapi, ada makanan super istimewa, makanan dari surga akan diberikan Yesus. Apa itu?

Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)

Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.

The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.

Doa Malam

Ya Yesus, melalui mukjizat penggandaan roti dan ikan, Engkau menghendaki agar kami mau berbagi rezeki dengan sesama yang membutuhkan uluran tangan kami. Engkau pun senantiasa mencukupi segala kebutuhan kami pada waktunya. Tuhan, aku bersyukur atas kebaikan-Mu dalam hidupku ini. Amin.

RUAH

Jumat, 13 Februari 2015 Hari Biasa Pekan V

Jumat, 13 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V

Ingatlah akan gambar Allah, sebab menurut itu kamu diciptakan. (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 32:1)

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
  
 
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
  
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
  
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
  
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

Kalau kita membaca Injil dan mengikuti jejak langkah Yesus, kita akan menemukan kesimpulan bahwa di mana pun berada, Dia pasti menjadikan segala-galanya baik. Hanya ada di satu tempat, di mana tidak tejadi demikian, yakni saat Ia pulang kampung dan orang-orang sekampung-Nya menolak Dia sehingga Ia tidak membuat banyak mukjizat. Di tempat-tempat lain, Ia menjadikan segala-galanya baik_ menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, meredakan angit ribut dan badai lautan, mengusir roh-roh jahat, dll. Oleh karena itu, marilah kita memperteguh iman dan memperkuat harapan kita bahwa bersama Yesus, segala sesuatunya pasti baik adanya. Di mana ada Yesus, pasti ada kebaikan. Kalau kita bersama Yesus, berarti kita juga melakukan hanya yang baik. Dalam Yesus, kita juga mampu memukan hal baik atau sisi positif dari setiap pengalaman kita yang tampaknya tidak baik (derita, penyakit, kematian, kegagalan, dll). 

Doa: Tuhan, semoga kami selalu membuka diri untuk melangkah ke mana pun bersama-Mu agar kami mampu untuk selalu menemukan dan melakukan hanya yang baik. Amin. -agawpr-
 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Putra-Mu telah menyebarkan kebaikan ke mana-mana: orang tuli dibuat-Nya mendengar, orang bisu berbicara. Kami mohon, semoga kami mewartakan nama-Mu kepada siapa pun di sekitar kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

"Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Kamis, 12 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V


Kej. 2:18-25; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk. 7:24-30. 

"Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Dengan kata-kata "anjing" yang keluar dari mulut Yesus, kita tahu bahwa Ia tidak sedang misuh atau marah. Meskipun dikatakan bahwa sebenarnya Ia ingin berada di rumah tanpa diketahui siapa pun. Itu berarti, kedatangan perenpuan Siro-Fenisia tersebut, bisa dikatakan mengganggu ketenangan-Nya. Bisa jadi Yesus tidak berkenan. Namun, kalau melihat apa yang terjadi selanjutnya, lebih-lebih perempuan tersebut mendapatkan dari Yesus apa yang ia mohon, dapat dipastikan bahwa ungkatan "anjing" tersebut tidak keluar dari kejengkelan atau kemarahan. Maka hal ini tidak bisa kita jadikan sebagai pembenaran kalau suatu saat kita marah atau jengkel lalu keluar kata-kata yang sama. Pesan yang hendak disampaikan dalam Injil ini adalah mengenai iman dan kerendahan hati. Iman kita kepada Tuhan, yang seringkali terwujud dalam permohonan dan pengharapan kepada-Nya, haruslah kita hayati dalam kerendahan hati. Oleh karena itu, permohonan kita kepada Tuhan, hendaknya juga bukan sekedar berisi daftar kebutuhan-kebutuhan kita tetapi lebih-lebih sebagai ungkapan iman. Dengan kata lain, saya memohon kepada Tuhan bukan pertama-tama karena saya butuh ini dan itu tetapi karena saya beriman kepada Tuhan. 

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk menghayati iman kami dalam kerendahan hati. Amin. -agawpr-

Kamis, 12 Februari 2015 Hari Biasa Pekan V

Kamis, 12 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V

“Dengan meneladan Kristus, orang menjadi sama seperti Kristus” (St. Agustinus)
  
Antifon Pembuka (Mzm 128:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya

Doa Pagi

Allah Bapa umat manusia, kami sudah diciptakan, agar berusaha menjadi sempurna dalam cinta kasih dan kebaikan. Semoga hati kami selalu terbuka dan dunia ini menjadi tempat kediaman yang membahagiakan bagi siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Perempuan diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan bagi laki-laki. Persatuan perkawinan dan sifat monogam adalah perintah Tuhan. Laki-laki dan perempuan adalah ciptaan Tuhan dan hidup sebagai anak-anak Allah yang dipanggil kepada tujuan adikodrati yang sama.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:18-25)
  
"Tuhan membawa Hawa kepada Adam, dan keduanya menjadi satu daging."
    
Tuhan Allah bersabda, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Maka, Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana manusia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.

Yesus pergi ke daerah Tirus dan Sidon, sebuah wilayah bangsa-bangsa lain. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus menjadi Penyelamat untuk bangsa-bangsa lain juga. Seorang wanita kafir ini memiliki iman yang dalam. Ia berkenan merendahkan diri di hadapan Yesus. Dan apa yang diharapkannya terjadi dalam hidupnya. Anaknya disembuhkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)
  
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
  
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi, kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus. Ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
Ada seorang lelaki tua mengemis. Terus menerus meminta shingga membuat jengkel seorang ibu yang sedang kesal kepada suaminya. “O anjing kau, pergi!”, bentak ibu itu. Pengemis itu menggonggong menirukan anjing dengan wajah lucu dan tidak pergi. Ibu itu jadi tertawa lalu memberinya uang karena telah hilang rasa kesalnya. Injil hari ini pun berbicara tentang hinaan. Yesus menyebut ibu dari Siro-Fenesia itu anjing. Tetapi kata itu tidak membuatnya marah, malah ibu itu mempunyai jawaban iman mengharukan. Jawaban itu menjadikan Yesus mengabulkan kesembuhan anaknya yang sakit kerasukan setan.

Doa Malam

Allah Bapa sumber kerukunan, Engkau memanggil kami untuk bersatu dan menjadi sesama bagi siapa pun. Semoga Roh-Mu menjiwai kami dan menyempurnakan apa yang sudah Kaumulai pada hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Pesan Bapa Suci, Paus Fransiskus untuk Hari Orang Sakit Sedunia yang ke - 23 tahun 2015


Rabu, 11 Februari 2015
  
Kebijaksanaan Hati “Aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” (Ayub 29:15)

Saudara-saudara terkasih,
Pada Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-23 ini, yang telah dimulai oleh St. Yohanes Paulus II, saya kembali kepada Anda semua yang menderita sakit dan yang dalam berbagai cara disatukan dengan penderitan tubuh Kristus, dan juga kepada Anda, para ahli dan relawan di bidang perawatan kesehatan.
Tema tahun ini mengundang kita untuk merenungkan satu ungkapan dari Kitab Ayub; “Aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” (Ayb 29:15). Saya ingin mengulas ungkapan ini dari sudut pandang “sapientia cordis”-kebijaksanaan hati.
  1. Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang teoritis, pengetahuan abstrak, atau hasil penalaran logis. Lebih dari itu, dalam suratnya St. Yakobus melukiskan kebijaksanaan sebagai “hikmat yang murni, selanjutnya pendamai, peramah lemah-lembut, penurut, penuh kasih, penuh belas-kasihan dan buah-buah baik, tidak ragu dan tidak munafik” (Yak 3:17). Inilah cara pandang yang dijiwai Roh Kudus di dalam pikiran dan perasaan mereka yang peka terhadap penderitaan saudari-saudarnya dan yang dapat memandang di dalam diri mereka gambar Allah. Untuk itu, marilah kita daraskan doa Pemazmur: “ Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mzm 90:12). “Kebijaksanaan hati” yang merupakan karunia Allah ini adalah rangkuman dari buah-buah hari Orang Sakit Sedunia.
  1. Kebijaksanaan hati berarti melayani saudari dan saudara kita. Kata-kata Ayub: “Aku menjadi mata bagi orang buta , dan kaki bagi orang lumpuh,” menunjukkan pelayanan orang saleh ini, yang menikmati kekuasaan tertentu dan memiliki posisi penting di antara orang-orang tua di kotanya, memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Keagungan moralnya menemukan ungkapan tepat dalam pertolongan yang ia berikan kepada penderita yang berteriak minta tolong serta dalam kepeduliannya kepada anak yatim piatu dan janda-janda (Ayb 29:12-13)
Dewasa ini betapa banyak orang Kristiani yang menunjukkan, bukan dengan kata-kata tetapi dengan hidup yang berakar dalam iman sejati, bahwa mereka adalah “mata bagi orang buta, dan “kaki bagi orang lumpuh!” Mereka dekat dengan orang-orang sakit yang memerlukan perhatian dan bantuan terus menerus untuk membersihkan diri, memakaikan  pakaian dan menyuapkan makanan. Pelayanan seperti ini, khususnya bila berlarut-larut, bisa menjadi sesuatu yang melelahkan dan membebani. Relatif lebih mudah membantu orang selama beberapa hari saja, tetapi sulit merawat orang selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun., apalagi dalam beberapa kasus khusus, bila tidak ada ungkapan terima kasih. Namun, sebenarnya betapa agung jalan pengudusan ini.! Dalam saat-saat yang sulit itu secara khusus kita dapat mengandalkan kedekatan Tuhan, dan kita menjadi sarana istimewa bagi perutusan Gereja.
  1. Kebijaksanaan hati berarti berada bersama dengan saudari-saudara kita. Waktu yang dilalui bersama dengan orang sakit adalah waktu yang suci. Ini adalah cara memuji Tuhan yang menyelaraskan kita dengan gambar Putera-Nya yang “datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Yesus sendiri mengatakan: “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” (Luk 22:27).
Dengan iman yang hidup, marilah kita mohon kepada Roh Kudus supaya berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita untuk  memahami kesiapsediaan diri yang seringkali tidak terkatakan untuk meluangkan waktu bersama saudari-saudara yang, dengan rasa terima kasih atas kedekatan dan kasih sayang kita, merasa lebih dicintai dan dikuatkan. Di sisi lain, tersembunyi suatu kebohongan besar di balik ungkapan tertentu yang menekankan pentingnya “kualitas hidup”, sehingga membuat orang-orang berpikir bahwa hidup yang dijangkit penyakit berat bukanlah hidup yang berharga!
  1. Kebijaksanaan hati berarti keluar dari diri sendiri menuju saudari-saudara kita. Adakalanya kita mengabaikan nilai istimewa dari waktu yang dilewatkan bersama dengan orang yang sakit di pembaringannya karena kita begitu terburu-buru; terjebak dalam kesibukan untuk melakukan sesuatu, untuk menghasilkan sesuatu, sehingga kita abai untuk memberikan diri sendiri secara bebas, untuk peduli kepada orang lain, dan bertanggung jawab terhadap orang lain. Di balik sikap seperti itu seringkali iman yang suam-suam kuku melupakan Firman Tuhan: “kamu telah melakukannya untuk aku” (Mat 25:40).
Oleh karena itu, saya akan menekankan kembali “prioritas mutlak “ keluar dari diri sendiri untuk masuk ke dalam kehidupan saudari-saudara kita’ sebagai satu dari dua perintah utama yang mendasari setiap norma moral dan sebagai tanda paling jelas untuk menilai pertumbuhan rohani dalam menanggapi anugerah yang diberikan Allah dengan cuma-cuma” (Evangelii Gaudium, 170). Sifat missioner Gereja menjadi sumber dari amal kasih yang berdaya guna dan bela-rasa yang memahami, membantu dan memajukan (ibid).
  1. Kebijaksanaan berarti menunjukkan solidaritas dengan saudari-saudara kita tanpa menghakimi mereka. Beramal kasih membutuhkan waktu. Waktu untuk merawat orang-orang sakit dan mengunjungi mereka. Waktu untuk berada di samping mereka seperti teman-teman Ayub : “Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat bahwa sangat berat penderitaannya” (Ayb 2:13). Tetapi, teman-teman Ayub memendam penghakiman terhadapnya : bahwa kemalangan Ayub adalah hukuman Tuhan atas dosa-dosanya. Padahal, amal kasih yang benar adalah berbagi tanpa menghakimi, tanpa menuntut perubahan dari orang lain; bebas dari kepalsuan yang jauh di lubuk hati, dari mencari pujian dan kepuasaan diri akan segala kebaikan yang dilakukannya.
Pengalaman penderitaan Ayub menemukan tanggapan tulus hanya di dalam salib Yesus, tindakan kesetiakawanan Allah yang tertinggi kepada kita, sepenuhnya cuma-cuma, berlimpah belas-kasih. Tanggapan kasih terhadap drama penderitan manusia khususnya penderitaan orang-orang yang tidak bersalah, tetap membekaskan  kesan pada tubuh Kristus yang bangkit; luka mulia-Nya adalah skandal bagi iman, tetapi sekaligus juga bukti iman (bdk. Homili untuk kanonisasi Yohanes XXIII dan Yohanes pulus II, 27 April 2014).
Bahkan ketika penyakit, kesepian dan ketidakmampuan membuat kita sulit menjangkau orang-orang lain, pengalaman penderitaan dapat menjadi jalan istimewa untuk menyalurkan berkat dan menjadi sumber untuk memperoleh dan bertumbuh dalam kebijaksanaan hati. Kita menjadi mengerti bagaimana Ayub, di akhir pengalamannya dapat berkata kepada Tuhan : “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayb 42:5). Orang-orang yang tenggelam dalam rasa sakit dan penderitaan ketika menerima hal ini dalam iman, dimampukan menjadi saks-saksi hidup dari iman yang mampu merangkul penderitaan, bahkan meski tanpa mampu mengerti maknanya yang penuh.
  1. Saya mempercayakan Hari Orang Sakit Sedunia ini pada perlindungan keibaan Maria, yang mengandung dan melahirkan Sang Kebijaksanaan: Yesus Kristus, Tuhan Kita.
O Maria, Tahta Kebijaksanaan, jadilah perantara, sebagai Bunda kami bagi semua orang sakit dan mereka yang merawatnya! Anugerahkanlah itu, melalui pelayanan kami bagi sesama yang menderita, dan melalui pengalaman penderitaan itu sendiri, semoga kami menerima dan memupuk kebijaksanaan hati yang benar.
Dengan doa ini, untuk Anda semua, saya menyampaikan berkat Apostolik saya.

Dari Vatikan, 3 Desember 2014
Pada peringatan St. Fransiskus Xaverius

Paus Fransiskus

Disebarluaskan olehBN Karya Kepausan  Indonesia Jl. Cut Meutia 10, JAKARTA 10340

"Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang"

Rabu, 11 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V

  
   Kej. 2:4b-9,15-17; Mzm. 104:1-2a,27-28,29bc; Mrk. 7:14-23. 

"Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang"

Ternyata ada banyak hal yang membuat kita menjadi najis, alias kotor dan tercemar. Bukan jenis makanan tertentu, karena menurut Yesus, semua makanan halal adanya. Yang membuat kita najis justru pikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan kita yang meliputi: pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan. Marilah kita berusaha untuk menghindari atau pantang melakukan hal-hal ini supaya kita tidak menjadi orang yang najis. Atau kalau karena kelemahan manusiawi kita, kita melakukannya, jangan lupa untuk segera menyesal dan membersihkan diri, misalnya dengan menerima sakramen tobat.

Doa: Ibu Maria ingkang punurba suci mulus tanpa ciri, mugi karsaa damel murnining badan kawula tuwin sucining sukma kawula. Amin. -agawpr-

Rabu, 11 Februari 2015 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 11 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V
  
“Orang yang dibaptis menjalankan perutusannya di dalam Gereja, persekutuan semua orang yang dibaptis” (Katekismus Gereja Katolik, 2030)

Antifon Pembuka (Mzm 104:1)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, betapa agunglah Engkau !
 
Doa Pagi


Allah Bapa Mahaagung, kami Kaupanggil untuk hidup bebas. Semoga kami selalu terbuka terhadap segala kebaikan dan berhasil menyingkirkan kejahatan dari hati kami, sehingga sanggup mengabdi Engkau dengan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:4b-9.15-17)
  
    
"Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya di Taman Eden."
  
Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah. Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu. Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuknya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; Ia menumbuhkan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia, “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 104:1-2a.27-28.29b-30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
3. Apabila Engkau mengambil roh mereka maitilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)
   
"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
  
Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang di jamban.” Dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal, Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Keluarga Pak Mikhael menolak anaknya Toto, yang lahir cacat akibat bisu dan tuli. Mereka mengabaikan pendidikannya dan Toto pun bertumbuh dengan persaaan terluka, karena tidak mendapat perhatian sama seperti adik dan kakaknya yang normal. Ia sering berkelahi dan bersikap kurang baik dengan siapa saja. Pak Mikhael kurang sadar bahwa manusia itu, meskipun ia berasal dari ”debu, namun ia memiliki napas kehidupan Allah”. Allah tinggal di dalamnya, mengerjakan segala sesuatu baginya dan menyelesaikannya juga. Manusia itu amat berharga di mata Allah, maka diberi-Nya tempat yang nyaman untuk hidup dalam Firdaus, dengan harapan agar manusia menjadi makhluk yang suci, memiliki hati nurani yang baik sehingga berkenan kepada-Nya.

Karena itu, Yesus menekankan bahwa yang membuat manusia itu najis dan kotor bukanlah yang tampak pada penampilan lahiriah, bukan juga karena makanan dan minuman yang ditelannya, melainkan pada sikap batin yang salah, yakni berpikir jahat, ingin bercabul, mencuri, membunuh, berzina, serakah, licik, berhawa nafsu jahat, iri hati, hujat, sombong, bebal. Hal-hal ini membuat manusia kehilangan Firdaus, baik kenyamanan maupun kebahagiaannya. Karena itu, setiap manusia kristiani hendaknya menjaga diri dari segala kenajisan batinnya.

Tuhan, ajarilah aku untuk menjaga sikap batin yang baik. Amin!

Doa Malam

Allah Bapa Mahakudus, bersihkanlah kiranya hati kami dengan Sabda pengampunan-Mu dan siapkanlah bagiku kebaikan, kedamaian dan kerukunan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

"Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia"

Selasa, 10 Februari, 2015
Peringatan Wajib Sta. Skolastika, Perawan


Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk. 7:1-13 

"Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia"

Ibadah kepada Tuhan yang tidak diimbangi dan dibarengi dengan cinta kasih yang konkret kepada Tuhan dan sesama, akan menjadi ibadah yang percuma. Cinta kasih itulah perintah Allah yang utama sehingga tidak boleh diabaikan dan juga tidak bisa diganti dengan seolah-olah tekun beribadah. Dalam hal ini, Gereja menegaskan bahwa antara ibadat dan cinta kasih tidak boleh dipisahkan tetapi harus senantiasa menjadi cara hidup kita. Olah karena itu, ibadah kepada Tuhan hendaknya semakin mendorong kita untuk menjadi sehati-sejiwa dalam kasih dan dan mengamalkan dalam hidup sehari-hari apa yang telah kita rayakan dan doakan (bdk. SC 10).

Doa: Tuhan, semoga ibadah kami tidak pernah sia-sia karena kami selalu menyertainya dengan cinta kasih yang konret, baik kepada-Mu maupun kepada sesama. Amin. -agawpr-

Selasa, 10 Februari, 2015 Peringatan Wajib Sta. Skolastika, Perawan

Selasa, 10 Februari, 2015
Peringatan Wajib Sta. Skolastika, Perawan

“Aku berpaling kepada Allahku dan Ia mendengarkan doaku” (St. Skolastika)

Antifon Pembuka (Mzm 15:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Doa Pagi

   
Ya Tuhan, semoga berkat teladan Santa Skolastika, yang kami peringati hari ini, kami sanggup mengabdi Engkau dengan kasih yang tulus dan berbahagia menikmati karunia kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Binatang-binatang diciptakan dan diberkati Allah untuk berkembang biak. Namun manusia adalah puncak segala ciptaan dan diciptakan sesuai dengan citra Allah. Manusia mengatasi segala ciptaan lainnya karena relasi khususnya dengan Allah. Kepada manusia, Allah juga memerintahkan untuk berkembang biak dan beranak cucu, memenuhi muka bumi, menguasai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang.
   

Bacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)
   
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."
    
Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Bersabdalah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku

Yesus mengecam cara hidup orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka lebih menekankan aspek-aspek lahiriah dari penghayatan hukum. Mereka lupa apa yang menjadi intisarinya, yaitu cinta dan belas kasih. Mereka lebih takut kepada manusia daripada takut kepada Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
   
"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
     
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,’ maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Yesus marah, Tuhan pantas marah. Karena mereka sudah terlalu. Yesus menyebut mereka munafik. Kemarahan Yesus tertuju kepada para ahli Taurat yang mempunyai pengetahuan Kitab Suci, tetapi lebih mementingkan adat istiadat buatan manusia daripada firman Allah yang agung. Lebih memilih dan mementingkan aksesori daripada yang hakiki. Teguran benar dan beralasan untuk orang yang berbesar hati, akan menerima dan mengucap terima kasih. Tetapi kita tahu reaksi apa yang terjadi pada hati mereka yang membatu. Allah Pencipta dan Penyelamat yang penuh kasih sayang dan kerahiman bagi mereka dipandang sebagai saingan merugikan.

Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, semoga berkat Sabda-Mu ini kami belajar dari teladan Santa Skolastika. Kiranya kami mengutamakan Dikau di atas segalanya dan di dunia ini hidup sebagai manusia baru yang penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"

Senin, 09 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V
 
Kej. 1:1-19; Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,24,35c; Mrk. 6:53-56. 

"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"

Betapa luar biasanya kekuatan sebuah jamahan atau sentuhan. Semua orang yang menjamah Yesus menjadi sembuh. Kita ingat juga kisah wanita yang 12 tahun menderita pendarahan dan menjadi sembuh setelah menjamah jumbai jubah Yesus. Ini adalah jamahan dari pihak manusia yang percaya dan mengharapkan belas kasih Tuhan. Ada jamahan lain yang tentunya jauh lebih dahsyat, yakni jamahan dari pihak Tuhan. Misalnya, Yesus menjamah orang yang sakit kusta (Mrk 1:43) dan menjamah mata orang buta (Mat 20:34) sehingga mereka menjadi sembuh. Marilah, kita pun berusaha menghadirkan jamahan Tuhan bagi saudara-saudari kita. Jamahan ini bisa berarti uluran tangan untuk memberikan bantuan konkret kapada mereka yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan kita. Bisa juga dalam rupa kata-kata yang menentuh dan menyejukkan hati, kata-kata penghiburan dan peneguhan yang membangkitkan semangat, dan tentu saja tidak kalah pentingnya adalah kata-kata pengampunan dan permohonan maaf yang menyembuhkan luka di hati.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu menghadirkan jamahan kasih-Mu bagi saudara-saudari kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy