| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Anugerah yang baik itu akan tetap menjadi baik atau berubah menjadi buruk, itu tergantung kita.

Jumat, 31 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
 

Flp. 1:1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 14:1-6.
  
Bagi Yesus, aturan Sabat sungguh-sungguh membelenggu dan menelikung kebebasan seseorang, bahkan kebebasan untuk berbuat baik. Mungkin di antara kita juga masih ada yang mengikatkan diri pata aturan-aturan semacam ini, misalnya dengan percaya adanya hari baik dan hari buruk. Pandangan ini tentunya tidak sesuai dengan iman kita. Sebab, sejak semula, Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu, sejak hari pertama sampai hari terakhir, baik adanya (Kej 1). Dan ketika apa yang diciptakan Tuhan dalam keadaan baik tersebut ternoda oleh dosa-dosa manusia, Ia telah menebus dan menyucikannya melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu, semua hari atau waktu yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, selalu baik adanya. Namun, anugerah yang baik itu akan tetap menjadi baik atau berubah menjadi buruk, itu tergantung kita. Kalau kita mengisi hari-hari kita dengan hal-hal yang baik, misalnya semangat, senyuman, persaudaraan, harapan, dll, tentu hari tersebut sungguh-sungguh menjadi hari yang baik bagi kita. Sebaliknya, kalau kita mengisinya dengan hal-hal yang buruk, misalnya kebencian, umpatan, prasangka buruk, kemalasan, kesembronoan, dan hal-hal negatif lainnya, ya hari tersebut akan menjadi hari buruk, tidak hanya bagi kita tetapi juga bagi orang lain.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadikan setiap hari yang Kauanugerahkan kepada kami sebagai hari yang baik, yakni mengisinya dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Amin. -agawpr-

Menyelesaikan Pekerjaan Sampai Tuntas

Kamis, 30 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX


Ef. 6:10-20; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 13:31-35.
   
Seringkali kita memiliki banyak hal yang harus kita kerjakan. Hal ini mungkin menggoda kita untuk bekerja secara serampangan dan tidak menyelesaikan setiap pekerjaan secara tundas tetapi melimpahkannya kepada orang lain atau bahkan meninggalkannya begitu saja. Apalagi kalau pekerjaan tersebut tidak enak, berat dan bahkan mengandung risiko. Kalau kita termasuk tipe orang yang demikian, Injil hari ini menjadi peringatan bagi kita. Yesus memberi teladan dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya sampai tuntas, kendati harus menghadapi ancaman dan bahaya dari raja Herodes.
 
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk menyelesaikan secara tuntas setip pekerjaan yang menjadi tanggungjawab kami. Amin. -agawpr-

Kamis, 30 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXX

Kamis, 30 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
 
“Para imam bertugas untuk melanjutkan karya Kristus dalam menebus dunia” (St. Yohanes Maria Vianey)
 

Antifon Pembuka (Mzm 144:1)
 
Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajak tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
 
Doa Pagi
 

Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menghendaki agar kami bertobat dan menjauhkan diri dari kejahatan. Bebaskanlah kami dari sikap sombong dan merasa diri lebih baik daripada orang lain agar kami mau bekerja sama untuk mewujudkan kebaikan dalam hidup sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Berhadapan dengan jalan yang sempit dan penuh tantangan, Paulus menasihati jemaat di Efesus agar menghadapi semuanya dengan perlengkapan senjata Allah. Dengan perlengkapan ini, mereka dijamin akan mampu berjalan sesuai dengan kehendak Allah.
 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:10-20)
    

Saudara-saudara, hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah dalam doamu itu dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang kudus. Berdoalah juga untuk aku, supaya tiap kali membuka mulutku, aku dikaruniai perkataan yang tepat. Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani, sebagaimana seharusnya aku berbicara.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm 144:1.2.9-10)

1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
    

Ancaman keamanan bagi Yesus menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Orang banyak yang memusuhi Yesus, tidak lagi mampu menemukan kebenaran yang dibawa oleh Yesus. Mereka bahkan telah menolak dan membunuh para pembawa pesan Allah. Yesus rindu agar orang-orang tersebut kembali dalam Allah.

    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)

  
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya sorang nabi dibunuh di luar Yerusalem’. Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau. Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Tetapi Aku berkata kepadamu: Kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 
Ketakutan seringkali mengalahkan kebenaran, apalagi jika ketakutan itu disebabkan oleh penguasa yang bengis dan kejam. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut terhadap kuasa. Ketakutan membuat kita tidak bisa melihat Tuhan dan sebaliknya bila kita melihat Tuhan kita tidak perlu takut. Semoga kita selalu melihat Tuhan yang berkarya sehingga kita tidak perlu merasa takut akan banyak hal yang ada di sekitar kita. Bukankah Tuhan selalu beserta kita?

Doa Malam


Tuhan, Engkau telah memberi kami teropong keselamatan dan pedang roh yaitu sabda-Mu. Ajarilah kami untuk selalu berdoa setiap waktu dan berjaga-jaga dalam doa. Semoga semakin hari semakin dekatlah relasi kami dengan-Mu, ya Tuhan, dengan selalu menyertakan Engkau dalam hidup kami. Amin.
 
 
RUAH

Kamis, 30 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXX

Kamis, 30 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
 
“Para imam bertugas untuk melanjutkan karya Kristus dalam menebus dunia” (St. Yohanes Maria Vianey)
 

Antifon Pembuka (Mzm 144:1)
 
Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajak tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
 
Doa Pagi
 

Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menghendaki agar kami bertobat dan menjauhkan diri dari kejahatan. Bebaskanlah kami dari sikap sombong dan merasa diri lebih baik daripada orang lain agar kami mau bekerja sama untuk mewujudkan kebaikan dalam hidup sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Berhadapan dengan jalan yang sempit dan penuh tantangan, Paulus menasihati jemaat di Efesus agar menghadapi semuanya dengan perlengkapan senjata Allah. Dengan perlengkapan ini, mereka dijamin akan mampu berjalan sesuai dengan kehendak Allah.
 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:10-20)
    

Saudara-saudara, hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah dalam doamu itu dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang kudus. Berdoalah juga untuk aku, supaya tiap kali membuka mulutku, aku dikaruniai perkataan yang tepat. Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani, sebagaimana seharusnya aku berbicara.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm 144:1.2.9-10)

1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
    

Ancaman keamanan bagi Yesus menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Orang banyak yang memusuhi Yesus, tidak lagi mampu menemukan kebenaran yang dibawa oleh Yesus. Mereka bahkan telah menolak dan membunuh para pembawa pesan Allah. Yesus rindu agar orang-orang tersebut kembali dalam Allah.

    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)

  
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya sorang nabi dibunuh di luar Yerusalem’. Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau. Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Tetapi Aku berkata kepadamu: Kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 
Ketakutan seringkali mengalahkan kebenaran, apalagi jika ketakutan itu disebabkan oleh penguasa yang bengis dan kejam. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak perlu takut terhadap kuasa. Ketakutan membuat kita tidak bisa melihat Tuhan dan sebaliknya bila kita melihat Tuhan kita tidak perlu takut. Semoga kita selalu melihat Tuhan yang berkarya sehingga kita tidak perlu merasa takut akan banyak hal yang ada di sekitar kita. Bukankah Tuhan selalu beserta kita?

Doa Malam


Tuhan, Engkau telah memberi kami teropong keselamatan dan pedang roh yaitu sabda-Mu. Ajarilah kami untuk selalu berdoa setiap waktu dan berjaga-jaga dalam doa. Semoga semakin hari semakin dekatlah relasi kami dengan-Mu, ya Tuhan, dengan selalu menyertakan Engkau dalam hidup kami. Amin.
 
 
RUAH

Keselamatan adalah anugerah dari Tuhan

Rabu, 29 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX   
     

Ef. 6:1-9; Mzm. 145:10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 13:22-30.
  
Keselamatan adalah anugerah dari Tuhan bagi semua orang di seluruh penjuru dunia, baik dari timur, barat, utara maupun selatan. Namun bukan berarti kita hanya pasif, diam saja atau bahkan berbuat semuanya, tahu-tahu diselamatkan. Tidak! Yesus menegaskan bahwa kita harus berjuang untuk menerima anugerah keselamatan itu. Ia menggambarkan bahwa perjuangan tersebut ibarat usaha seseorang untuk memasuki pintu yang sempit. Kita pasti tahu bahwa untuk memasuki pintu yang sempit kita harus saling bekerjasama dan tolong menolong. Kalau kita saling berebut, saling dorong dan saling sikut tentu yang terjadi bukan keselamatan tetapi justru kesengsaraan dan penderitaan. Salah satu bentuk tolong-menolong ini, misalnya terjadi pada saat kita mendoakan jenazah atau arwah. Di satu pihak, orang yang sudah meninggal dan masih dalam perjalanan atau penantian untuk masuk surga dibantu dengan doa-doa kita. Di pihak lain, mereka pun juga dibantu dengan doa-doa yang dipanjatkan tanpa henti oleh para kudus, yakni saudara/i kita yang sudah mulia di surga. Selain itu, untuk memasuki pintu yang sempit, kita juga tidak bisa membawa banyak barang atau beban. Oleh karena itu, kita harus berani melepaskan beban-beban pikiran dan perasaan, termasuk kebencian, dendam dan prasangka buruk terhadap orang lain. Itu semua merintangi kita memasuki pintu sempit menuju Kerajaan Surga.

Doa: Tuhan, semoga karena rahmat-Mu kami saling tolong-menolong untuk menanggapi rahmat keselamatan dari-Mu sekaligus berani mepelaskan setiap beban yang merintangi langkah kami menuju kepada-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 29 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXX

Rabu, 29 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
     
Gereja bersifat katolik, karena ia diutus oleh Kristus kepada seluruh umat manusia Bdk. Mat 28:19.:
"Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru. Maka umat itu, yang tetap satu dan tunggal, harus disebar-luaskan ke seluruh dunia dan melalui segala abad, supaya terpenuhilah rencana kehendak Allah, yang pada awal mula menciptakan satu kodrat manusia, dan menetapkan untuk akhirnya menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-Nya yang tersebar... Sifat universal, yang menyemarakkan Umat Allah itu, merupakan karunia Tuhan sendiri. Karenanya Gereja yang katolik secara tepat-guna dan tiada hentinya berusaha merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah Kristus Kepala, dalam kesatuan Roh-Nya" (LG 13). -- Katekismus Gereja Katolik, 831

  
Antifon Pembuka (Ef 6:7)
   
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
   
Tobat 3

   
Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang ke dunia demi umat manusia dan menghendaki agar semua orang diselamatkan. Tuhan, kasihanilah kami.
 
Engkau selalu menyayangi kami, meski sering menguji kami juga dengan siksaan dan cobaan. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau menghendaki agar kami secara aktif menanggapi panggilan kami masing-masing, agar pintu Kerajaan-Mu tetap terbuka bagi kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:1-9)
     
   
"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."
      
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
     
"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
      
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

   
Injil hari ini mengungkapkan bagaimana Yesus mengajak kita semua untuk “melewati pintu yang sempit” itu (Lukas 13:22-30). Pada Bacaan pertama yang diambild ari Ef 6:1-9 mengajak kita untuk melakukan tindakan kasih, yaitu lakukanlah yang kebaikan bagi setiap orang. Kita semua beriman kepada Yesus. Bukan berarti Yesus yang telah menebus kita itu mengajarkan kita bahwa keselamatan sudah selesai sejak Yesus hidup di dunia ini. Sesungguhnya, penebusan yang Yesus lakukan itu menuntut suatu usaha dari kita pula, dimana kita harus juga berpartisipasi dalam kehidupan Kristus dahulu, menahan dan merasakan suka duka kehidupan. Tindakan kasih yang merupakan kebaikan bukan pula sarana keselamatan, tetapi tindakan kasih ini menyempurnakan iman kita akan Yesus. Sehingga keduanya (iman dan perbuatan) saling bekerja sama, dan bukannya meniadakan.

Yesus meminta kita untuk melewati pintu yang sempit. Yesus telah memberikan teladan hidup-Nya bagi kita, dan tentu kita semua memiliki iman kepada Yesus. Sejauh mana iman yang saya miliki ini menjadi buah yang hidup? Iman ini akan masak dan berbuah ketika kita tidak menyerah pada keadaan dan kesulitan. Kecemasan memang ada, tetpai berkat iman kita sadar bahwa perbuatan dan tindakan kasih itu tidaklah sia – sia. Kebajikan dan kebaikan tidak dapat dihasilkan tanpa sebuah perjuangan hidup. Semoga kita semua mampu menerima dan mengolah realitas kehidupan bersama Kristus.

Deus Providebit

Doa

Selasa, 28 Oktober 2014
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul
 
Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 6:12-19.
            

Hari ini kita merayakan pesta St. Simon dan Yudas. Mereka adalah 2 dari 12 rasul Yesus. Dari Injil hari ini kita tahu bahwa Yesus tidak memilih para murid secara asal-asalan saja. Meskipun belum lama mereka berkenalan, tetapi Yesus sudah cukup mengenal mereka. Apalagi, sebelum memilih mereka ber-12, Yesus berdoa terlebih dahulu. Ia berdoa semalam-malaman, tidak hanya sekedar 1 jam atau 2 jam. Doa yang sungguh intensif. Bagaimana dengan kita? Apakah pada saat kita harus membuat pilihan, terutama yang menyangkut hal-hal penting dalam hidup kita dan yang menentukan nasib orang lain atau orang banyak, kita juga selalu mendahuluinya dengan doa? Semoga doa selalu mengiringi setiap langkah hidup kita agar kita dimampukan untuk senantiasa memilih hanya yang baik dan benar.

Doa: Tuhan, semoga dalam doa-doa kami, kami senantiasa mengalami bimbingan-Mu sehingga kami senantiasa mampu untuk memilih yang baik dan benar. Amin. -agawpr-

Selasa, 28 Oktober 2014 Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

Selasa, 28 Oktober 2014
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

“Bangunlah dirimu sendiri di atas imanmu yang paling suci” (St Yudas)
  

Antifon Pembuka
  
Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.

Isti sunt viri sancti, quos elégit Dóminus in caritáte non ficta, et dedit illis glóriam sempitérnam.
 
These are the holy men whom the Lord chose in his own perfect love; to them he gave eternal glory.
       

Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
      
Doa Pagi
    
Ya Allah, pada Pesta Santo Simon dan Yudas ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Berkatilah kami sebagai Umat Allah agar selalu hidup sesuai dengan panggilan kami, serta berani memberi kesaksian tentang penyelenggaraan-Mu, kekudusan dan kebaikan-Mu. Peliharalah kami supaya tetap bersatu dengan Putra-Mu, dan mengabdi kepada-Mu dengan setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Sebagai orang Katolik, kita mesti semakin menyadari bahwa kita memiliki dasar dalam meletakkan seluruh pola kehidupan Gereja. Semua didasarkan pada bangunan tradisi yang diwariskan kepada kita melalui para nabi, rasul dengan berpusat pada Yesus sendiri.
      
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)
  
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
atau Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
   
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.
     
Karya pelayanan Yesus membutuhkan banyak pekerja. Sejak awal Yesus sudah memilih para murid dan melatih mereka untuk memiliki standar hidup seperti yang dikehendak-Nya. Yesus juga memberikan kepada mereka banyak anugerah seperti yang sudah dinyatakan-Nya dalam setiap karya-Nya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
     
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Yesus memilih kita menjadi murid-murid-Nya bukan karena sudah layak dan sepantasnya, namun karena Ia begitu mengasihi kita. Para murid yang pertama, seperti Simon dan Yudas, yang dirayakan pestanya hari ini, bukanlah orang-orang yang hebat. Meskipun demikian, Yesus memilih mereka untuk menjadi kelompok duabelas rasul. Yesus tidak pernah memandang muka atau apa latar belakang seseorang untuk menjadi murid-murid-Nya. Yang Yesus inginkan dari kita adalah kerelaan dan kesetiaan kita untuk mengikuti Dia, untuk dibimbing dan dibentuk-Nya, yang kita akui sebagi Guru, Tuhan dan Juruselamat kita. Mari kita renungkan sejenak, bagaimana dan sejauh mana komitmen kita dalam menghayati panggilan sebagai murid-murid Yesus?

Antifon Komuni (bdk. Yoh 14:23)

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku, demikianlah firman Tuhan; dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
 
Si quis díligit me, sermónem meum servábit, dicit Dóminus et Pater meus diligent eum, et ad eum veniémus, et mansiónem apud eum faciémus.
 
Whoever loves me will keep my word, says the Lord; and my Father will love him, and we will come to him, and make our home with him.
    
Doa Malam
  
Ya Yesus, kami pun ingin selalu datang kepada-Mu. Kami ingin mendengarkan ajaran-Mu dan Kausembuhkan dari berbagai penyakit, dari rasa egois, kesombongan,ketamakan, kebencian dan rasa ingin membalas dendam yang masih menguasai kehidupan kami. Buatlah hati kami baru dan pantas menjadi tempat kediaman-Mu. Amin.
    
  
RUAH

Belas Kasih

Senin, 27 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX

    
Ef. 4:32 - 5:8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17.
    
Delapan belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Orang yang telah hidup selama 18 tahun telah melewati banyak fase kehidupan, mulai dari masa bayi, kanak-kanak, remaja dan memasuki masa dewasa awal. Wanita yang dikisahkan dalam Injil hari ini, menjalani rentang waktu yang panjang tersebut dengan penuh penderitaan karena ia dirasuki roh sehingga sakit sampai bungkuk punggungnya. Tanpa perlu banyak diskusi dan pertimbangan, tentu orang yang melihat pasti merasa kasihan lalu segera berusaha memberikan pertolongan. Itulah yang dilakukan Yesus. Menolong orang lain dan membebaskannya dari segala bentuk derita adalah keharusan yang mendesak, tanpa banyak pertimbangan. Bahkan, Ia melakukannya dengan melanggar aturan Sabat. Bagaimana dengan kita atau Gereja kita. Jangan-jangan, untuk menolong orang menderita, kita juga terlalu banyak pertimbangan dan diskusi yang seringkali tanpa hasil sehingga yang menderita tetap atau malah semakin menderita tanpa sempat kita menolongnya. Paus Fransiskus mengajak kita untuk menjadikan Gereja sebagai "rumah sakit di medan perang". Apa maknanya dan gerakan macam apa yang beliau harapkan dari kita? Mari kita resapi dan temukan lalu laksanakan.

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang tanggap dan cekatan untuk memberikan pertolongan kepada sesama kami. Amin. -agawpr-

Senin, 27 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXX

Senin, 27 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
  
Berjalanlah dengan kakimu di bumi, tetapi hatimu di surga. (St. Yohanes Bosko)
    

Antifon Pembuka (Ef 4:32)

Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
  
Doa Pagi

 
Bapa yang mahapengasih, sebagaimana Engkau mengasihi dan mengampuni aku, buatlah aku juga mampu mengasihi dan mengampuni sesama maupun diriku sendiri hari ini, sebagai persembahan dan pujian bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)
       

"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."
         
Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur! Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka. Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)
      
"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"
         
Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
   
Dalam situasi darurat, orang harus berani mendahulukan belas kasih daripada aturan dan hukum. Sebab tidak jarang kebenaran dan kebaikan itu melampaui segala aturan dan hukum yang berlaku. Kita harus menomorsatukan keselamatan jiwa daripada tata aturan yang ada. Namun, kita harus mengakui, bahwa untuk melaksanakan semua ini dibutuhkan sebuah keyakinan dan keberanian yang besar.

Itulah yang Yesus lakukan ketika mengajar di sinagoga. Pada saat Dia mengajar, ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak (Luk 13:10-17). Sungguh, suatu penderitaan yang luar biasa. Didorong oleh belas kasihan yang besar, Yesus menyembuhkan sakit perempuan tersebut. Melihat peristiwa itu banyak orang bersukacita. Namun, kepala rumah ibadat mencela tindakan Yesus karena Dia melakukan penyembuhan pada hari Sabat. Mendapat reaksi yang demikian, Yesus tidak gentar. Dia sungguh yakin bahwa apa yang dilakukan-Nya selaras dengan kehendak Bapa-Nya yang Mahabelaskasih kepada semua orang.

Dari sikap dan tindakan Yesus ini, kita boleh yakin bahwa belas kasihan lebih berharga daripada semua aturan yang ada di sekitar kita. Benar, bahwa hukum dan aturan harus tetap ditegakkan, tapi tidak boleh mengikat kita untuk mewujudkan belas kasih. Tuhan menyelamatkan kita bukan hanya dengan aturan dan hukum, melainkan pertama-tamak arena belas kasihan-Nya. Karena sesungguhnya tak seorang pun pantas menerima keselamatan dari dirinya sendiri. Hanya berkat belas kasihan Tuhan, kita semua bisa memperoleh keselamatan.
  
Dengan demikian, belas kasih adalah jalan keselamatan. Sebagai orang beriman, kita harus menghormati hukum yang berlaku, tetapi kita hendaknya lebih menghargai belas kasihan. Sikap dan tindakan ini hendaknya ditanamkan mulai dari lingkungan keluarga. Di sana nilai-nilai belas kasih ditaburkan dan dipelihara, sebab belas kasih menjadi kunci bagi orang Katolik untuk menjaga keutuhan keluarganya. Keluarga Katolik yang baik adalah keluarga yang mengedepankan belas kasihan di atas segala aturan.
 
Banyak persoalan keluarga hanya bisa diselesaikan dengan belas kasih, bukan dengan aturan dan hukum. (Cafe Rohani/Henrikus Suwaji, O.Carm)

Mengasihi Allah dan Mengasihi Sesama

Minggu, 26 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXX
 
  
Kel. 22:21-27; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,47,51ab; 1Tes. 1:5c-10; Mat. 22:34-40. 
 
Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama merupakan dua dimensi kasih yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang yang mengatakan bahwa dirinya mengasihi Allah tetapi membenci saudaranya adalah pendusta, kata St. Yohanes (1 Yoh 4:20). Sebab, orang yang tidak mengasihi saudaranya yang kelihatan, tidak dapat mengasihi Allah yang tidak kelihatan. Oleh karena itu, kasihilah Tuhan Allah dengan cara mengasihi sesama, terutama mereka yang hidup bersama kita, yakni anggota keluarga, rekan sekomunitas atau serumah, dan para tetangga. Tidak lupa juga mereka yang menderita dan membutuhkan uluran tangan kita (bdk. Mat 25:34-40). Demikian pula sebaliknya, terimalah dengan penuh syukur kasih Tuhan yang nyata melalui sesama kita, orangtua dan keluarga kita, teman dan partner kerja kita, tetangga dan kerabat kita.

Doa: Tuhan, semoga kami semakin mengasihi Engkau dan mengakami kasih-Mu dalam diri sesama kami. Amin. -agawpr-

Kobus (Mat 22:34-40)


Minggu, 26 Oktober 2014 Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 26 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXX

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)

Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
 
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
 
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
 
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.

 
Tobat 3 
    
Tuhan Yesus Kristus, Engkau hadir mengajarkan dan memberi contoh hidup dalam kasih. Tuhan, kasihanilah kami

Engkau bersabda, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dengan jiwamu, dan dengan segenap akal budimu." Kristus, kasihanilah kami
   

Engkaulah juga mengajarkan bahwa hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan, kasihanilah kami
 
Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah, yang mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (22:21-27)
       
   
"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu."
 
Beginilah firman Tuhan, "Janganlah orang asing kautindas atau kautekan, sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas. Jika engkau sampai menindas mereka ini, pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka. Jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, yakni orang yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia; dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya, hanya itulah pembalut kulitnya; jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur? Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya sebab Aku ini pengasih."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc.47.51ab; Ul: 2)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 1:5c-10)
      
"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."
       
Saudara-saudara, kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu demi kepentinganmu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman Tuhan dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya. Di mana-mana telah tersiar kabar tentng imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
   
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
    
Ketika orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?" jawab Yesus kepadanya, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

   
  Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan.

Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37) berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja. Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).

Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus, disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal, serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri dengan lebih baik lagi.

Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah yang demikian besar ini? (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani) 
    
“Konsili suci mengajarkan juga bahwa bahkan jika kadang terjadi bahwa seseorang memiliki pertobatan yang disempurnakan oleh kasih dan telah berdamai dengan Tuhan sebelum menerima sakramen, maka berdamainya ia dengan Tuhan tidak menjadi bagian dari pertobatannya, tetapi kehendak yang kuat akan sakramen inilah yang termasuk dalam pertobatannya.” (Konsili Trente, De Sacramento paenintentiae, ch.4).

Pertobatan itu tidak sekali jadi

Sabtu, 25 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX

     

Ef. 4:7-16; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 13:1-9.
         
Mengabarkan dan menceritakan keburukan orang lain memang selalu menjadi obrolan yang menarik. Bagaimana kita harus bersikap kalau ada orang mengajak kita berbuat demikian? Atau jangan-jangan malah kita yang mengajak? Semoga tidak. Yesus memberikan teladan yang baik bagi kita. Ketika beberapa orang dengan bangga menceritakan penderitaan orang-orang Galilea yang menurut mereka diakibatkan karena dosa, Yesus justru menanggapi dengan mengingatkan bahwa mereka pun berdosa dan harus bertobat. Maka, kalau kita tergoda untuk membicarakan keburukan atau dosa orang lain, kita harus sadar bahwa kita pun berdosa, bahkan mungkin lebih besar. Kita pun membutuhkan pertobatan. Tentu saja, pertobatan itu tidak sekali jadi. Butuh proses dan waktu yang disertai jatuh bangun. Untuk itu, Tuhan selalu memberi kesempatan. Mungkin, tahun ini kita masih banyak gagalnya. Tuhan memberi waktu satu tahun lagi. Kalau masih gagal lagi, waktu satu tahun juga diberikan lagi. Begitu seterusnya. Kata-kata Injil, "biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah" tidak akan berubah. Setiap kali kita baca, bunyinya sama. Itu berarti, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk selalu menggunakan kesempatan yang Kauberikan kepada kami agar kami mampu menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Amin. -agawpr-

Sabtu, 25 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXIX

Sabtu, 25 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
     
“Roh Kudus adalah jiwa Gereja. Dialah yang menerangkan kepada kaum beriman makna terdalam ajaran Yesus dan misteri-Nya” (Beato Paulus VI, Paus)

     
Antifon Pembuka (Ef 4:16)
      
Dari Kristus seluruh tubuh menerima daya tumbuh guna membangun diri dalam cinta kasih. Tubuh itu rapi tersusun dan rukun bersatu karena pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan peranan dan kegiatan setiap anggota.
   
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga, Sabda-Mu yang akan kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:7-16)
      
 
"Kristuslah kepada tubuh, dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."
       
Saudara-saudara, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata, “Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Bukankah “Ia telah naik” berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Dia yang telah turun itu Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah juga yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pewarta Injil, gembala umat maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua akan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak kecil, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. Dari pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya guna membangun diri dalam kasih; itulah tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
atau. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
      
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
        
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, "Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
  
“Kalau tetap malas belajar, perangkat mainan playstationmu akan Ayah ringkas!” Demikianlah kebanyakan orangtua telah mengancam anak-anak mereka dengan beberapa konsekuensi serius atas perilaku buruk mereka.

Ancaman-ancaman yang diberikan orangtua kepada anaknya, semoga terlontar karena terdorong oleh rasa cinta dan keinginan orangtua untuk membentuk anak dengan benar. Orangtua yang baik akan melakukan apa pun yang perlu untuk kebaikan, pemeliharaan dan pengajaran anak-anak mereka; dan ancaman adalah salah satu cara untuk memotivasi dan mengajar anak.

Perumpamaan pohon ara yang kita dengarkan ini berisikan peringatan dari Tuhan untuk kita, “Lakukan ini atau sesuatu menimpa kita!” Membaca Injil hari ini, seolah Allah nampak begitu kejam. Namun, jika kita ingin memahami maksud peringatan-Nya, kita mesti berhenti dari semua kesibukan kita, melangkah mundur dan melihat gambaran yang lebih besar tentang mengapa Allah begitu peduli atas perilaku kita.

Karunia-Nya yang telah kita miliki membuat Allah ingin melihat kita bertumbuh dan berkembang. Bukan semata-mata demi kemuliaan-Nya, namun juga demi kebahagiaan kita karena dapat memberikan sesuatu. Virus egois, sombong dan sikap acuh, tak jarang menghambat pertumbuhan dan perkembangan kita.k arena itu, penting bagi kita selalu ditemukan sedang bekerja keras menumbuhkembangkan karunia-Nya dan menghasilkan kebaikan bagi sesama.

Dalam perumpamaan ini pula, Yesus, pengurus kebun anggur yang baik itu, ingin agar kita tahu bahwa kita tidak berjuang seorang diri. Dia akan “mencangkul tanah di sekelilingnya dan memberinya pupuk”. Dia tahu bahwa kita dapat menjauh dari-Nya – sumber dari semua kehidupan – dan berakhir mandul.

Dalam kehidupan keluarga, rasanya tidak ada orangtua yang pernah berkehendak buruk atas anak-anaknya. Kebahagiaan yang orangtua rasakan, selalu mereka harapkan dirasakan pula oleh anak-anak mereka. Perlulah kiranya bagi kita – yang adalah anak-anak dari orangtua kita dan juga anak-anak Allah – mengambil jarak untuk semua peringatan, bukan malah cemberut dan menggerutu. Ingatlah bahwa kita mesti berubah agar berbuah. Untuk itu, mawas diri, rendah hati dan bertobat mesti kita tempuh agar hidup kita berbuah. (FA. Hatta Adi Mas Prihandono; Cafe Rohani)

Berdamai dengan orang lain

Jumat, 24 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX

       
Ef. 4:1-6; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 12:54-59.
    
Oleh Tuhan, kita diberi anugerah dan kemampuan istimewa untuk bernalar. Dengan nalar itu, kita bisa membaca tanda-tanda alam. Dengan nalar pula, kita bisa menilai dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Nalar juga mendorong kita untuk memilih yang baik dan yang benar. Salah satu hal yang baik dan benar untuk selalu kita buat dalam hidup bersama adalah berdamai dengan orang lain. Namun, kenyataannya hal ini tidak selalu mudah kita buat. Kalau kita melakukan kesalahan, tidak jarang kita justru menutup-nutupi atau mencari pembelaan dan pembenaran diri dengan berbagai alasan, termasuk dengan cara menyalahkan orang lain. Demikian pula, kalau kita tidak cocok atau tidak suka atau bahkan bermusuhan dengan orang lain, kita lebih suka untuk menyimpannya berlama-lama serta mengobarkannya dengan cara mengobralnya untuk mencari dukungan dari orang yang lainnya lagi. Memang, untuk meminta maaf dan berdamai dengan orang lain, kita membutuhkan rahmat, terutama rahmat kerendahan hati.
    
Doa: Tuhan, berilah kami kerendahan hati supaya kami mampu memilih yang baik dan benar serta berdamai dengan semua orang. Amin. -agawpr-

Jumat, 24 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXIX

Jumat, 24 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
  
“Tuhan telah meletakkan ajaran kebenaran pada kursi kesatuan [ex cathedra]. Pada saat duduk di kursi ini, yang daripadanya diajarkan ajaran keselamatan, bahkan [Paus] yang jahatpun dipaksa untuk mengajarkan apa yang baik. Sebab apa yang diajarkannya bukan ajaran mereka sendiri, tetapi ajaran Tuhan.” (St. Agustinus, Ep. 105, 16)

   
Antifon Pembuka (Ef 4:2-3)
  
Bersikaplah rendah hati, lemah lembut dan sabar, serta saling membantu dalam cinta kasih. Berusahalah selalu memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai.

Doa Pagi

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau menghendaki agar kami semua selamat. Semoga kami selalu waspada dan siap sedia menyambut kedatangan kerajaan-Mu dengan tetap bertekun pada tugas dan panggilan kami masing-masing. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Paulus mengingatkan akan nilai panggilan sebagai orang-orang Kristen, yang mau mengikuti Yesus. Panggilan ini mengandaikan kemauan untuk senantiasa hidup seperti yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri dalam latihan-latihan kebajikan dan ikatan sebagai saudara.
         

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:1-6)
         

"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
            
Saudara-saudara, aku yang dipenjarakan demi Tuhan, menasehati kalian supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kalian hidup sepadan dengan panggilanmu itu. Hendaklah kalian selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera. Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kalian telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan. Satu Allah dan Bapa kita sekalian yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai kita semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm. 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
    
Yesus memperhatikan orang-orang zaman-Nya mengerti banyak hal tentang hukum alam. Dengan pemahaman itu, Dia mengajak mereka untuk memperhatikan tanda-tanda zaman yang sudah memanggil mereka untuk berubah. Kehadiran Yesus sendiri adalah tanda keharusan untuk mengubah hidup mereka, sebelum mereka binasa.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)    
        
"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"
         
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, "Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.' Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, 'Hari akan panas terik.' Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, 'Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu'."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
      
Renungan
     
Menilai tanda merupakan salah satu keutamaan dan kedewasaan seseorang. Bila kita mampu memaknai tanda-tanda zaman maka kita akan menjadi pribadi yang sungguh siap menghadapi perubahan. Hanya orang yang siap menghadapi perubahan siap untuk maju secara rohani. Mereka tidak akan menjadi gentar karena berbagai halangan dan kesulitan. Semoga kita sekalian selalu siap untuk membaca tanda-tanda zaman dan siap menghadapi berbagai kesulitan yang menyertainya.

Doa Malam

Ya Bapa, tuntunlah kami, agar tanda-tanda kasih dan pengorbanan Putra-Mu makin kami rasakan, kami balas dan kami agungkan dalam hidup kami. Semoga Sang Raja damai mendamaikan dalam istirahat kami malam ini. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
    
Renungan: RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy