| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."

Jumat, 03 Oktober 2014
Jumat Pertama Dalam Bulan --- Hari Biasa Pekan XXVI
   

Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38; Mzm. 139:1-3,7-8,9-10,13-14ab; Luk. 10:13-16.
  
"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."
   
Tentu tidak sulit bagi kita untuk memahami bahwa menolak seorang utusan berarti pula menolak yang mengutus. Menolak Yesus berarti menolak Bapa yang mengutus-Nya. Dan konsekuensinya jelas, yakni celaka. Yesus datang membawa keselamatan, maka menolak Dia berarti tidak mau merima rahmat keselamatan yang dibawa dan ditawarkan-Nya untuk kita. Nah, bagaimana dengan kita? Kalau kita ingin selamat dan tidak ingin celaka, kuncinya jelas, yakni menerima Yesus dengan sepenuh hati. Sebab, dalam Dia, penderitaan yang seringkali kita anggap sebagai nasib celaka, sesungguhnya justru mendatangkan keselamatan.

Doa: Tuhan, semoga Engkau semakin diterima oleh banyak orang sehingga semakin banyak pula orang yang diselamatkan demi nama-Mu. Amin. -agawpr-

Jumat, 03 Oktober 2014 Jumat Pertama Dalam Bulan -- Hari Biasa Pekan XXVI

Jumat, 03 Oktober 2014
Jumat Pertama Dalam Bulan -- Hari Biasa Pekan XXVI
                
“Setan bukanlah mereka yang menyalibkan-Nya, melainkan engkau, yang bersama mereka menyalibkan-Nya dan masih tetap menyalibkan-Nya, dengan berpuas diri dalam perbuatan jahat dan dalam dosa” (St. Fransiskus dari Assisi).
         
Antifon Pembuka (Mzm 139:13)
    
Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku.
   
Doa Pagi
    

Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk menyapa dan mengajar kami. Kami mohon, bukalah hati kami untuk mengenal, mengagumi, dan menerima-Nya. Berilah kami keberanian untuk menjadi saksi-Nya di lingkungan hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Ayub (38:1.12-21; 39:36-38)


Tuhan berbicara kepada Ayub dari dalam badai, "Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh dini hari datang atau pernahkah fajar kautunjukkan tempatnya untuk memegang bumi pada ujung-ujungnya, sehingga orang-orang fasik dikebaskan daripadanya, yakni tatkala fajar mengubah bumi menjadi seperti seperti tanah liat yang dimeteraikan, dan mewarnainya seperti orang mewarnai kain? Tatkala orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengannya yang teracung? Pernahkah engkau turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan menyusuri dasar samudera raya? Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat? Tahukah engkau luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya pulang, dan mengetahui jalan ke rumahnya? Tentulah engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau sudah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!" Lalu Ayub menjawab kepada Tuhan, "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. Jawab apakah yang kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tidak akan kuulangi; dua kali aku berkata, tidak akan kulanjutkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.7-10.13-14ab)

1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
3. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
4. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:13-16)
  
   
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

     

Akhir bulan Mei 2014 lalu, umat Katolik yang tengah berdoa rosario di Ngaglik, Sleman (DIY) mengalami kekerasan dari kelompok bergamis. Tuan rumah mengalami luka-luka. Beberapa umat wanita harus dirawat di rumah sakit, slaah satu anak kecil menjadi trauma. Banyak pihak mengecamnya. Tindakan itu tidak beradab, melawan hukum dan menolak kebersamaan sebagai negara yang majemuk. Pihak hirarki Gereja Katolik, Komnas HAM, LSM, dll mengecamnya dengan keras. Namun demikian, kelompok yang gandrung dengan kekerasan itu tak bergeming.

Betapa tidak mudah mengajak orang untuk berubah dari pola dan cara hidupnya? Mengapa? Karena di balik tindakan keras itu ada suatu landasan ideologi. Misalnya, orang lain itu kafir, sehingga mereka merasa benar dan sah untuk melakukan tindakan kekerasan yang lain.

Saat menghadapi orang-orang yang keras hati di Kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum, Yesus pun mengecam kedegilan hati mereka. Yesus frontal. Sang Guru kelihatannya keras dengan kecaman yang membuat merinding. Apakah Yesus marah secara membabi buta sampai kehilangan kasih-Nya sehingga Dia mengatakan, “Celakalah engkau...”?

Tindakan Yesus itu tentu bukan sebuah amarah yang tanpa kendali tetapi merupakan sebuah peringatan yang jelas lagi tegas agar mereka bertobat, sekarang juga. Hidup yang mereka tekuni adalah jahat. Maka, bila mereka tidak mau bertobat dari kejahatan dan dosanya niscaya celaka dan malapetaka akan menghampirinya. Apa reaksi mereka? Peringatan dan kecaman Yesus dianggap angin lalu saja. Mereka tetap pada pendiriannya, maka beberapa kota itu dalam perjalanan waktu memang mengalami celaka kehancuran. Nasi telah menjadi bubur.

Kita tidak elok mengeraskan hati. Peringatan dan kecaman Yesus itu kita anggap sangat layak dan pantas untuk kita indahkan. Dalam hal ini, defensif sama sekali tidak berguna. Reaksi dan kecaman dari pihak luar bahkan dari Yesus sendiri justru harus menjadi cermin, bahwa hidup kita ini harus semakin baik dan benar di hadapan Tuhan dan sesama. Bukankah hidup ini selayaknya bertumbuh seperti hidup Yesus saat masih di dunia? (Yudhi/Cafe Rohani)

"Ada malaikat mereka di Surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Surga."

Kamis, 02 Oktober 2014
Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung

   
Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11; Mat. 18:1-5,10.

"Ada malaikat mereka di Surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Surga."

Kepada kita masing-masing, Tuhan memberikan seorang malaikat pelindung. Maka, di mana pun kita berada dan pada saat apa pun, kita tidak pernah sendirian. Seorang malaikat utusan Tuhan selalu bersama-sama dengan kita. Keyakinan akan kehadiran malaikat yang selalu melindungi kita ini sudah ada sejak Perjanjian Lama sebagaimana tampak dalam Bacaan I, "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaekat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. . . " (Kel 23:22 dst). Dalam Bacaan Injil, ditegaskan bahwa malaikat tersebut tidak hanya berperan melindungi dan membimbing kita tetapi juga membuat kita selalu berkontak dengan Allah. Sebab, malaikat yang melindungi kita itu senantiasa memandang wajah Allah di surga. Bersama-sama dengan kita, ia mempersembahkan doa dan karya-karya kita kepada Allah. Untuk selalu menjalin kontak dengan maikat pelindung ini, saya ingat akan salah satu doa yang selalu kami doakan dalam keluarga setiap pagi dan malam: "Malaekating Allah ingkang dados pamomong kula, saha saking sing kadarman Dalem, panjenengan dipun pasrasi ngreksa tuwin njagi kawula, kula aturi madangi, njagi, ngirit, tuwin nuntun kawula. Amin"

Doa: Ya malaikat pelindungku, Engkau yang diutus Tuhan untuk senantiasa menyertai dan melindungi aku, terangilah, jagailah, dan tuntunlah aku selalu. Amin. -agawpr-

Kamis, 02 Oktober 2014 Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung

Kamis, 02 Oktober 2014
Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung
  
”Di samping setiap orang beriman, berdiri seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada kehidupan” (St. Basilius Agung)
     
Antifon Pembuka (Dan 3:38)
   
Pujilah Tuhan, hai segala malaikat-Nya. Bermadahlah, luhurkanlah Dia selama-lamanya.
       
Doa Pagi
     
Ya Allah, kami bersyukur atas kasih-Mu kepada kami dengan mengutus para malaikat pelindung untuk menjaga keselamatan kami. Sertailah kami senantiasa dalam peziarahan hidup kami untuk selalu mengutamakan dan berpegang pada jalan-Mu dalam setiap peristiwa dan keadaan. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
       
Tuhan memberikan kepada orang yang dikasihi-Nya malaikat pelindung untuk menjagainya dari segala bentuk marabahaya. Ini bisa dipandang sebagai salah satu cara bagaimana Tuhan memberikan rahmat perlindungan kepada setiap orang yang berserah kepada penyertaan Allah.
    
Bacaan dari Kitab Keluaran (23:20-23a)
   
"Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu."
       
Inilah firman Tuhan, “Sungguh, Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya; janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuni olehnya, sebab nama-Ku ada di dalam dia. Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan menggempur musuhmu, dan menang atas lawanmu. Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan,
Ref. Malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
Ayat. (Mzm 91:1-2.3-4.5-6.10-11)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, “Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang; terhadap penyakit sampar yang menjalar di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
4. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.

Mudah bagi seorang anak untuk menaruh pengharapannya ke dalam tangan orang yang lebih tua. Orang yang memiliki sikap seperti ini terhadap Allah, sudah selangkah lebih maju dalam perjuangannya untuk mengenali dan merasakan kasih penyertaan Allah dalam hidupnya. Sikap penyerahan diri dalam iman harapan dan kasih menjadi pembuka jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10)
  
"Malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku di surga."
     
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat mereka ada di surga, dan selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan 
 
Allah memberikan malaikat pelindung bagi kita masing-masing. Tujuannya agar hidup kita senantiasa terlindung dari segala hal yang jahat. Allah ingin agar hidup kita selalu terarah kepada-Nya. Kita dapat mengarahkan hidup kita kepada Allah bila kita mengikuti bimbingan para malaikat pelindung yang diberikan Allah kepada kita masing-masing. Malaikat (angelus) adalah pembantu Allah yang bertugas senantiasa mengarahkan hati kita agar selalu tertuju kepada-Nya. Bila kita mendengarkan ajakan malaikat untuk senantiasa mendengarkan Allah niscaya kita pun akan selalu beroleh keselamatan dari Allah.
  
Tanya & Jawab:

 
Siapa para malaikat itu?
Malaikat-Malaikat adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua.
 
Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja?

Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, 60-61)

Doa Malam
 
Tuhan Allah yang Mahabaik, hari ini para malaikat-Mu bersukaria di surga karena Engkau telah merayakan pesta mereka di dunia ini. Terima kasih Tuhan atas kesempatan ini. Semoga kelak kami pun dapat bersukacita bersama para malaikat pelindung kami di surga. Amin.
 
Antifon Komuni (Mzm 138:1)
  
Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
  
 
RUAH

Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Rabu, 01 Oktober 2014
Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

   
Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-5
          
"Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
     
St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau yang juga kita kenal sebagai St. Theresia Liseux, yang kita peringati hari ini merupakan seorang biarawati Karmelit yang meninggal dalam usia sangat muda, 24 tahun. Namun, dalam usia yang begitu muda tersebut, ia telah berhasil menghayati kesucian hidup yang luar biasa. Sebagaimana ditunjukkan dalam catatan riwayat pribadinya, "Kisah Suatu Jiwa", kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cintakasih yang murni kepada Tuhan. Marilah kita hayati ajakan pertobatan dan menjadi seperti anak kecil dari Yesus ini berdasarkan teladan St. Theresia. Kita lakukan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari, termasuk yang kecil dan sederhena, bahkan terkesen remeh dengan semangat cinta kasih yang murni sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa melakukan tugas dan pekerjaan kami sehari-hari dengan penuh cinta kasih. Amin. -agawpr-

Rabu, 01 Oktober 2014 Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja

Rabu, 01 Oktober 2014
Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja
    
“Salib selalu menyertaiku sejak masa bayi, tetapi Yesus membuatku mencintainya dengan semangat besar.” (Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus)
    
   
Antifon Pembuka (bdk. Ul 32:10-12)
           
Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata. Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan aman sentosa. Hanya Tuhanlah pemimpinnya.
   
The Lord led her and taught her, and kept her as the apple of his eye. Like an eagle spreading its wings he took her up and bore her on his shoulders. The Lord alone was her guide.
     
 Pada Misa hari ini ada Kemuliaan/Gloria   
  
Doa Pagi 
         
Ya Allah, bukalah hati kami untuk memancarkan sukacita dan kasih-Mu kepada mereka yang kami jumpai sepanjang hari ini, seperti telah dihayati oleh orang kudus-Mu, St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, yang dirayakan pestanya pada hari ini. Semoga hidup kami menjadi saluran kasih-Mu sehingga mereka dapat mengalami kasih sejati yang berasal dari-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)
     
"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai."
        
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
atau
      
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)
     
"Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar diantaranya adalah kasih."
      
Saudara-saudara, berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas ketidakadilan, tetapi atas apa yang benar. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambar yang samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih. Namun yang paling besar di antaranya adalah kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5)
     
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
       
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

    

Kita sudah biasa mendengar kata “bertobat”. Kata-kata yang segera muncul dalam benak kita begitu mendengar kata bertobat, misalnya, “Kita sudah melakukan dosa, perbuatan tidak baik yang mencemari diri sendiri dan melukai sesama.” Kemudian sikap semacam ini tidak salah. Namun, jika pemahaman kita hanya sampai di sini, kita akan segera putus asa atau bisa jadi kita tak peduli lagi dengan dosa.
   
 Ketika para murid bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga (Mat 18:1-5), Yesus segera memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Hal menarik yang dilakukan Yesus adalah, Dia mengatakan “bertobat, dan “mencari seperti anak kecil”. Diajak bertobat, karena kita sudah menjauhkan diri dari Dia dan tidak mempedulikan kasih-Nya. Kembali kepada-Nya berarti berjiwa seperti anak kecil yang percaya pada orangtuanya; bila dipanggil segera datang, bahkan bersedia duduk di pangkuan dan dipeluk orangtuanya. Dengan demikian kita berada dalam kebahagiaan-Nya, mengalami sukacita Kerajaan Surga.
   
 Sikap inilah yang dihidupi oleh Sta. Theresia dari Kanak-kanak Yesus yang kita rayakan pestanya hari ini. Pengalaman kasih sayang sang ayah, membuat Sta. Theresia tahu dan mengalami arti pentingnya cinta. Karena itu, tidak mengherankan jika dia berkata, “Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini ataupun itu. Ia ingin kita mencintai-Nya.” Di sini Sta. Theresia mau mengatakan bahwa kita manusia kurang menyadari akan kasih Yesus yang begitu besar. Padahal, kesadaran inilah yang membuat kita bahagia dan berani meninggalkan perbuatan dosa. Sebaliknya, kita akan terus terdorong untuk membahagiakan sesama lewat perbuatan baik kita. Tak heran, jika pada akhir hidupnya Sta. Theresia berkata, “Aku berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga.”
   
 Itulah tanda orang bertobat, mau kembali kepada Yesus dan menjadi seperti anak kecil. Ia lebih memikirkan lebih Yesus yang melimpah dan memberi energi yang selalu baru untuk menyalurkan kasih-Nya bagi sesama. Mari kita selalu kembali kepada Yesus, mengalami kasih-Nya dan selanjutnya menjadi saluran kasih Yesus bagi sesama. (KRISNA/CAFE ROHANI)
  
   
Antifon Komuni (lih. Mat 18:3)
     
Tuhan bersabda, "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

"Orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem."

Selasa, 30 September 2014
Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
 

Ayb. 3:1-3,11-17,20-23; Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk. 9:51-56.

"Orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem."
  
Di penghujung Bulan Kitab Suci Nasional ini, kita memperingati Santo Hieronimus. Dia adalah seorang Pujangga Gereja abad -4, yang sangat ahli dalam 3 bahasa klasik, yakni Latin, Yunani dan Ibrani. Maka, ia diberi kepercayaan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru seluruh teks Kitab Suci ke dalam Bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas itu, ia tinggal di Betlehem selama 30. Selama kurun waktu itu, ia berhasil membuat terjemahan baru Kitab Suci dalam Bahasa Latin (Vulgata). Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan Aramik, sedangkan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani. Keakrabannya dengan Kitab Suci membuatnya berkesimpulan bahwa Kitab Suci merupakan sarana utama untuk mengenal Kristus. Ia mengatakan, "Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Kristus". Kitab Suci membantu kita untuk mengenal Yesus secara utuh, mulai dari pre-eksistensinya sebagaimana diramalkan dan dipersiapkan dalam Perjanjian Lama, kelahiran-Nya, karya dan pengajaran-Nya, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya serta kenaikan-Nya ke surga, juga karya dan penyertaan-Nya dalam diri para murid dan Gereja Perdana. Semua yang dilakukan-Nya tersebut mempunyai satu tujuan, yakni demi keselamatan kita. Oleh karena itu, marilah kita semakin mengakrabkan diri dengan Kitab Suci supaya kita semakin mengenal Dia yang menyelamatkan kita dan menerima-Nya sepenuh hati dengan segala konsekuensinya.

Doa: Tuhan, berilah kami kerinduan untuk semakin mencintai Kitab Suci sehingga kami semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-

Selasa, 30 September 2014 Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Selasa, 30 September 2014
Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
   
“Orang yang tidak tahu akan Kitab Suci, juga tidak tahu akan Allah dan kebijaksanaan-Nya” (St. Hieronimus)

     
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 1:2-3)
  
Sungguh, diberkatilah dia yang merenungkan hukum Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam: Ia akan menghasilkan buah pada musimnya.
     
Blessed indeed is he who ponders the law of the Lord day and night: he will yield his fruit in due season.
    

atau
 
Kitab Suci hendaknya kaubaca senantiasa dan kaurenungkan siang dan malam. Peliharalah dan laksanakanlah segala sesuatu yang tertulis di dalamnya. Maka jalan hidupmu akan lurus dan sabda Tuhan akan kaupahami.

Doa Pagi

Ya Allah, melalui Kitab Suci Engkau menyatakan kehendak-Mu yang menuntun langkah hidup kami. Jadikanlah kami pelaksana-pelaksana sabda-Mu berkat semangat persaudaraan dan pertobatan. Maka akan terwujudlah kiranya kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Penderitaan membuat Ayub kembali melihat masa kecilnya, mengapa dipelihara dan dibiarkan hidup? Bukankah jauh lebih baik mati daripada menderita seperti saat ini? Tak ada seorang pun yang bisa menjawab. Hanya Allah yang tahu apa maksud penderitaan dalam kehidupan Ayub.

 
Bacaan dari Kitab Ayub (3:1-3.11-17.20-23)
     
      
"Mengapa orang malang diberi terang?"
           
Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku, dan malam yang mengatakan, ‘Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan’. Mengapa aku tidak mati waktu lahir? Atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa ada pangkuan yang menerimaku? Mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Andaikata semua itu tidak ada, aku sekarang berbaring dengan tenang. Aku tertidur dan dapat beristirahat bersama para raja dan para penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya; atau bersama para pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. Mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang? Di sanalah orang jahat berhenti menimbulkan huru-hara; di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapatkan istirahat. Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup? Mereka menantikan maut, yang tak kunjung datang, mereka mengejarnya lebih daripada menggali harta terpendam; bila mereka menemukan kubur, mereka bersukaria dan bersorak-sorai dengan gembira. Mengapa dibiarkan hidup orang yang tidak tahu mesti ke mana? Orang yang dikepung oleh Allah?”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 88:2-3.4-5.6.7-8; R:3a)
1. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.
2. Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan. Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.
3. Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.
4. Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku, telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar.
 
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
  
Yesus tidak menghendaki para murid-Nya membalas penolakan orang-orang Samaria dengan tindakan yang jahat. Yesus menyatakan bahwa kedatangan-Nya bukanlah untuk membinasakan, melainkan untuk menyelamatkan.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:51-56)
       
"Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem."
       
Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria di situ tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka?” Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian inginkan. Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.” Lalu mereka pergi ke desa lain.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

   

Banyak orang merasa bahwa seorang pengikut Kristus berhak menghukum serta menghakimi orang yang dianggap berdosa. Itulah yang terjadi pada para murid. Ketika pelayanan dan niat baik mereka ditolak oleh orang Samaria, mereka meminta izin agar menurunkan api dari langit. Hal ini tentu dikecam Yesus karena di balik keinginan mereka itu, Yesus melihat dosa kesombongan. Pengikut Kristus tak boleh menjadi orang yang sombong. Mereka harus bersedia menerima kutuk tanpa mengutuk, menderita salib tanpa menyalibkan orang lain. Bagaimana dengan sikapku?

Doa Malam

Allah Bapa kami sumber kehidupan, hidup kami telah Kauberi arti baru serta kesuburan dalam diri Yesus, Putra-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

  
RUAH

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Senin, 29 September 2014
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung


Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51.

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Hari ini kita memperingati para Malaikat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael. Mikael adalah panglima perang (bdk. Wah 12:7-9) dan pembela kita dalam menghadapi musuh, yakni roh-roh jahat (bdk. Dan 10:13). Gereja mengakui Mikael sebagai sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Gabriel adalah pelayan dan utusan Allah yang membantu kita untuk mengerti misteri dan kehendak Allah (bdk Dan 8:16-18; 9:21-23). Secara khusus, ia diutus untuk membawa kabar gembira kepada Zakaria dan Maria (Luk 1:11-20; 26-38). Dengan kata lain, Gabriel adalah pembawa warta keselamatan dari Allah kepada manusia dan sekaligus memberikan penerangan ilahi sehingga terbukalah budi dan hati manusia untuk memahami dan meyakini kehendak Allah. Rafael adalah penyembuh dan sekaligus teman perjalanan (Tob 4-12). Gereja menghormati Rafael sebagai teman perjalanan hidup sekaligus sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya serta membebaskan manusia dari perhambaan setan. Ajaran dan Iman Gereja tentang Malaikat dapat dibaca dalam Ketekismus Gereja Katolik 328-336 (http://ekaristi.org/kat/index.php?q=328-336). Kita memang tidak melihat para malaikat secara fisik, namun kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa mereka diutus Tuhan untuk selalu menolong dan menyertai kita.


Doa: Ya para malaikat agung Allah, berkat pertolonganmu semoga kami senantiasa mampu mengalahkan roh jahat dan memahami misteri-misteri ilahi, lebih-lebih yang berkaitan dengan kehendak Tuhan atas diri kami. Amin. -agawpr-

Senin, 29 September 2014 Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

Senin, 29 September 2014
Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

Gereja adalah “persekutuan para kudus “. Ungkapan ini berarti pada tempat pertama persekutuan pada “hal-hal kudus ” [sancta], terutama Ekaristi, yang olehnya “kesatuan para beriman, yang membentuk satu Tubuh dalam Kristus, dilambangkan dan diwujudkan ” (LG 3). (Katekismus Gereja Katolik, 960)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 103 (102): 20)

Pujilah Tuhan, hai semua malaikat-Nya, hai pahlawan perkasa, pelaksana titah-Nya, yang memperhatikan segala sabda-Nya.

Bless the Lord, all you his angels, mighty in power, fulfilling his word, and heeding his voice.
     
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan/Gloria

Doa Pagi
  
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena Engkau telah mengutus ketiga Malaikat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael, untuk menjaga keselamatan rohani kami. Jadikanlah kami seperti Yesus, Putra-Mu, yang senantiasa melayani sesama dengan cinta yang tak kenal batas, yang tak membeda-bedakan sesama dan memberikan diri tanpa pamrih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13.14)
 
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
  
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Kitab Wahyu (12:7-12a)

Aku, Yohanes, melihat dalam suatu penglihatan: Timbul peperangan di surga, Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan seekor naga, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Dan naga besar itu, Si Ular Tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya. Dan aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah, sebab para terdakwa, yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah. Mereka telah dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian saudara-saudara kita itu. Karena mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai surga dan kamu sekalian yang diam di dalamnya!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm. 138:1-2ab.2cde-3.4.5) 1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:47-51)
 
"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia."
  
Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu: ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Injil hari ini mengajak kita untuk percaya kepada Allah sepenuh – penuhnya ketimbang manusia. Pernahkah kita merasakan ketika cemas dan takut untuk perlu datang kepada seorang yang dianggap ahli, seperti peramal atau paranormal ; untuk melihat kejadian kita di masa depan bahkan untuk memintakan sesuatu yang baik terjadi pada hidup kita? Natanael terkejut karena Yesus tahu bahwa ia (Natanael) adalah “…seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Natanael bingung mengapa Yesus bisa mengenal dia. Kita sebagai orang yang beriman kepada Allah di dalam Gereja Katolik, harus sadar bahwa Allah tahu semua hal di dalam diri kita, dimana manusia belum tentu tahu semua hal di dalam diri kita. Allah tahu kecemasan di dalam hidup kita, Allah tahu apa yang kita pikirkan. Jadi, tidak perlu membuang kecemasan kepada paranormal sebab kita menjadikan Allah nomor dua di dalam hidup, kita tidak perlu lagi terus-terusan mengumpat karena sejatinya Allah tahu apa yang kita lakukan, sekalipun kita mampu membohongi sesama manusia.

Deus Providebit

"Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?"

Minggu, 28 September 2014
Hari Minggu Biasa XXVI

Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9; Flp. 2:1-11 Mat. 21:28-32.

"Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?"

  
Seorang ayah yang baik pasti menghendaki yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia juga mendidik dan mengajari anak-anaknya dengan baik. Ia ingin agar anak-anaknya mendengarkan apa yang dikatakan dan melaksanakan apa yang dikehendaki. Nah, kepada Allah, kita juga menyebut Bapa sebab Ia telah berkenan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Bagaimana sikap kita pada-Nya? Apakah kita merupakan anak yang selalu mendengarkan dan melaksanakan kehendak Bapa? Setiap hari kita berdoa Bapa Kami dan berseru "jadilah kehedak-Mu" tapi mungkin kita tidak selalu menyadari apa yang kita ucapkan sehingga tidak pula menghayati dan mempraktikannya dalam hidup sehari-hari. Mungkin kita lebih sering seperti anak yang pertama dalam Injil, yakni mengatakan "Ya" tetapi tidak melaksanakan. Kita mudah untuk tidak memenuhi apa yang kita katakan dan janjikan, lebih-lebih kalau tidak mengenakkan dan membawa keuntungan bagi kita tetapi malah harus disertai pengorbanan. Namun, kadang kita juga seperti anak kedua yang menolak kehendak dan perintah Tuhan, lalu menyesal dan akhirnya melaksanakannya. Mengapa Yesus tidak memberi perumpamaan anak ketiga, yakni anak yang mengatakan "Ya" dan langsung melaksanakan. Saya kira karena Yesus amat mengerti dengan kita. Kita bukanlah manusia sempurna itu. Maka, Yesus menuntut dan menilai sebagai baik sejauh yang mampu kita lakukan. Yang penting selalu ada kesadaran akan kerapuhan, penyesalan atas dosa dan kesalahan serta tindakan pertobatan yang nyata.
Doa: Tuhan, bantulah kami menjadi anak-anak-Mu yang baik, yang selalu berjuang untuk melaksanakan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

Tetap lebih baik


Minggu, 28 September 2014 Hari Minggu Biasa XXVI

Minggu, 28 September 2014
Hari Minggu Biasa XXVI
  
"Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan serta kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya." (Yeh 18:27)

   
Antifon Pembuka (Dan 3:31.29.30.42.43)

Segala sesuatu yang Engkau perbuat atas kami, ya Tuhan, telah Engkau putuskan dengan benar. Sebab, kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak mematuhi perintah-perintah-Mu. Tetapi, muliakanlah nama-Mu, dan perlakukanlah kami seturut besarnya belaskasih-Mu.

All that you have done to us, O Lord you have done with true judgment, for we have sinned against you and not obeyed your commandments. But give glory to your name and deal with us according to the bounty of your mercy.
  

Doa Pagi

  
Ya Allah, Engkau menyatakan kuasa-Mu yang tak terhingga terutama dengan menyayangi dan mengasihani kami. Lipatgandakanlah rahmat-Mu atas kami agar kami mengejar hidup yang Engkau janjikan dan kelak mendapat bagian dalam sukacita surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:25-28)
             
    
"Kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, ia akan menyelamatkan nyawanya."
        
Beginilah firman Tuhan Allah, “Kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang tidak tepat? Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan serta kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4-5.6-7.8-9; Ul: lh.6a)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku; Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosa-dosaku pada waktu muda, dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:1-11)
    
"Dalam hidupmu bersama hendaknya kamu bersikap seperti Kristus Yesus."
     
Saudara-saudara, dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belaskasihan. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga. Dalam hidupmu bersama hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus. Walaupun dalam rupa Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:28-32)
     
"Yohanes Pembaptis datang dan orang-orang berdosa percaya kepadanya."
     
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, “Bagaimana pendapatmu? Ada orang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan berkata, ‘Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini!’ Jawab anak itu, ‘Baik, Bapa.’ Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab, ‘Tidak mau!’ Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang anak itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka, “Yang terakhir!” Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan para pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan para pelacur percaya kepadanya. Dan meskipun melihatnya, kamu tetap tidak menyesal, dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan
   

Ada empat tipe perjalanan hidup rohani. Pertama, orang yang sejak lahir hingga matinya sebagai orang yang baik. Kedua, orang yang lahir hingga remajanya jahat, tetapi kemudian setelah dewasa bertobat dan ia pun meninggal sebagai orang yang baik. Ketiga, orang yang sejak lahir dia itu baik, tetapi di akhir hidupnya hingga meninggalnya sebagai orang yang jahat. Keempat, yang tak habis pikir adalah orang yang sudah sejak mula nakal dan jahat, meskipun sudah dinasihati dan sudah keluar masuk penjara pun, bahkan sampai meninggalnya ia tetap sebagai orang jahat. Kita termasuk yang mana?

Injil hari ini mencerminkan dua tipe orang yang sekiranya dapat menjadi awal manusia memiliki kehidupan tipe kedua dan tipe ketiga yang umumnya dialami oleh kita, manusia. Diceriterakan bahwa seorang anak telah menjawab “ya” namun tidak melaksanakan perintah ayahnya dan ada seorang anak lainnya yang menjawab “tidak” namun kemudian melaksanakan perintah ayahnya.

Memang akan terlihat sempurna, bila seorang menjawab “ya” dan kemudian melaksanakannya juga apa yang diperintahkan kepadanya. Namun, hal itu sedikit saja orang yang memilikinya. Kebanyakan dari kita adalah manusia yang memerlukan pertobatan, menyadari kesalahannya dan segera mengubah arah. Demikianlah, Allah pun sangat berkenan kepada orang berdosa yang bertobat. Yesus sendiri bahkan disebut sahabat pemungut cukai dan orang berdosa, karena Ia begitu dekat dan mencintai mereka.

Tidak semua perintah Allah mudah untuk dilaksanakan. Misalnya, perintah untuk saling mengasihi. Maka, yang sering terjadi adalah kita melupakannya daripada mengingatnya. Kita tidak mau mengasihi sesama karena takut kehilangan apa yang “baik” menurut kita, yakni harga diri. Hingga kita jatuh pada dosa yang sama dan sama, memandang sesama sebagai musuh dan harus lebih rendah dari kita. Sepertinya kelemahan kita telah dikuasai oleh kejahatan atau kita sendiri yang terlalu fokus pada rasa sakit karena dilukai.

Mungkinkah kita akan menjadi pentobat di saat yang demikian? Mungkin saja, ya sangat mungkin. Akan tetapi, menjadi pentobat dalam situasi itu diperlukan rahmat dari Tuhan sendiri. Kita tetap berusaha, namun hanya rahmat yang membuat kita mengalami pertobatan sejati. Kita berusaha mencari tempat dan situasi untuk bertobat, dan bagi yang ingin membantu orang lain bertobat, berikan dan usahakan tempat dan situasi yang berguna bagi usaha pertobatannya, sambil mendoakannya.

Seorang yang ingin menjadi pentobat sejati perlu usaha keras dalam latihan rohani: meditasi, matiraga, memperbanyak kesalehan, dan membaca bacaan rohani. Salah satu latihan rohani lainnya adalah masuk ke dalam keheningan batin, yaitu meditasi seperti meditasi kristiani atau doa menyerukan nama Yesus. Hal itu dilakukan supaya kita mencapai titik di mana kita sehati, sepikir dan sejiwa dalam satu tujuan.

Di samping itu, agar lidah kita mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan bahwa Ia yang telah menderita sengsara, wafat di kayu salib dan bangkit mulia itu adalah Allah yang penuh kasih. (KRISTIANTO/RUAH)

“Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya”

Sabtu, 27 September 2014
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam  



Pkh. 11:9 - 12:8; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Luk. 9:43b-45.

“Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya”


Para murid dipanggil secara khusus untuk mengikuti Yesus dan tinggal bersama-Nya. Mereka menerima rahmat khusus dan juga pengajaran-pengajaran khusus dari Yesus. Namun, ternyata tidak semua sabda, tindakan dan proyek yang harus dikerjakan Yesus dapat mereka pahami. Mereka tidak paham ketika Yesus yang bisa membuat banyak mukjizat dan sangat dikagumi banyak orang kok mengatakan bahwa diri-Nya harus menderita sengsara. Namun, kendati tidak paham, mereka tetap setia mengikuti-Nya sampai akhir. Baru setelah semuanya terjadi, setelah Yesus menderita, wafat dan bangkit, mereka mulai dapat memahami apa yang telah terjadi, apa yang telah mereka lihat dan dengar. Mungkin seperti pengalaman kita saat ujian. Saat kita mendengarkan penjelasan guru/dosen lalu belajar dari beberapa buku, rasanya kita tidak mudah mengerti. Tapi kita tetap setia mempelajarinya. Saat ujian tiba, mungkin kita bisa menjawab secara kebetulan atau malah tidak bisa menjawab, lalu guru/dosen memberikan jawaban yang benar. Nah, sejak saat itulah kita baru mengerti. Maka, ndak usah kuatir kalau banyak hal tentang misteri iman kita yang sampai saat ini belum kita pahami. Yang penting, kita tetap setia dan tidak pernah berhenti belajar serta berlerasi dengan Tuhan. Suatu saat, kita akan memahaminya, entah saat kita masih di dunia ini atau saat kita nantinya sudah berjumpa dengan Tuhan secara langsung di surga.

Tuhan: Bimbinglah kami untuk tetap dan selalu setiap dalam iman kepada-Mu, kendati ada banyak hal tidak mampu kami mengerti. Amin. -agawpr-

Sabtu, 27 September 2014 Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam

Sabtu, 27 September 2014
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam
 
“Kalau kamu memandang orang miskin di bawah terang iman, kamu akan melihat bahwa mereka itu mewakili Allah Putra, yang memilih menjadi miskin” (St. Vinsensius a Paulo)
  

Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
  
Doa Pagi 

  
Ya Allah, Engkau telah memperbarui perjanjian-Mu dengan kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Ia datang ke dunia dan mengorbankan hidup-Nya di kayu salib untuk menggenapi karya penyelamatan-Mu. Kami mohon, semoga kami tidak menyia-nyiakan pengorbanan-Nya itu dengan senantiasa memperbarui hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
         
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat (Misionaris) atau Para Kudus (Pelaku Karya Amal), misalnya: 1 Kor 1:26-31; Mzm 112:1-2.3-4.5-7a.7b-8.9; R: 1a; Mat 9:35-38.

Pengkotbah mengingatkan pembacanya untuk senantiasa ingat akan Sang Pencipta sebelum segala peristiwa membawa kegelapan, ketakutan, kecemasan, kehancuran dan kematian. Peringatan ini menjadi pengendali sikap pendengarnya yang cenderung memburu segala sesuatu yang sia-sia dan mengarah kepada kehancuran dan kematian.
  

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (11:9-12:8)
    
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah."
     
Bersukarialah, hai para pemuda, dalam kemudaanmu. Biarlah hatimu bergembira pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hati dan pandangan matamu. Tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena masa muda dan fajar hidup adalah kesia-siaan. Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan, ‘Tiada kesenangan bagiku di dalamnya’, sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan; pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan wanita-wanita penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur; sebelum pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi wanita tunduk; sebelum orang menjadi takut berdiri di ketinggian, dan ketakutan ada di jalan, sebelum pohon badam berbunga, dan belalang menyeret dirinya dengan susah payah, dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal, dan peratap-peratap berkeliaran di jalan; sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkotbah, segala sesuatu adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu.
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami. Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do=bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
  
Nubuat Yesaya tentang penderitaan dan kematian-Nya diulang beberapa kali. Bukan hanya untuk mengantisipasi suasana hati para murid ketika peristiwanya benar-benar terjadi, namun juga untuk mewahyukan proses penyelamatan yang dijalani-Nya. Sayang para murid tidak langsung mengerti nubuat Yesus tersebut.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)
    
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."
      
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Kadang dalam perjalanan hidup ini kita tak mengerti maksud dan rencana Tuhan, semacam ada selubung yang menutup mata batin ini sehingga tak melihat dan tak merasakan rahmat Allah. Menghadapi semuanya itu kita perlu bersabar. Kita perlu berserah dan percaya bahwa pada akhirnya semuanya akan menjadi jelas dan kita pun akan semakin mengerti.

Doa Malam

Ya Bapa, berilah kami malam ini istirahat yang menyegarkan jiwa raga kami. Semoga esok hari kami bangun dengan segar dan mampu menjalankan aktivitas kami dengan gembira hati. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
  
  RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy