| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 24 September 2014 Hari Biasa Pekan XXV

Rabu, 24 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
    
Tidak ada yang lebih indah dalam hidup kecuali dikejutkan oleh Injil, yang di dalamnya kita berjumpa dengan Kristus. (Paus Benediktus XVI)
     

Antifon Pembuka (Ams 30:5)
 
Semua sabda Tuhan adalah murni. Tuhan itu perisai bagi orang yang berlindung pada-Nya.
   
Tobat 3

      
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Guru dan Nabi Agung, yang mengikutsertakan orang-orang pilihan-Mu mewartakan pertobatan dan Injil. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Imam Agung, yang mendamaikan kami dengan Allah dengan pengorbanan di salib dan kebangkitan-Mu. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Raja dan Gembala Agung yang mengajak para murid mengumpulkan domba-domba-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

  
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memilih kami menjadi anak-anak-Mu. Engkau juga mengutus kami sebagai pewarta Kabar Gembira. Berilah kami kekuatan untuk menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira serta penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Amsal (30:5-9)
    
 
"Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya."
    
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku.
Ayat. (Mzm 119:29.72.89.101.104.163)
1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
2. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
3. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
4. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
5. Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi hukum-Mu kucintai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)
   
"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
     
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan
   

Saat mengendarai sepeda motor atau mobil dengan kecepatan 80 km/jam atau lebih orang bisa tetap nyaman. Mengapa? Karena ia yakin bahwa rem kendaraan yang ditumpanginya berfungsi dengan baik. Remlah yang mengendalikan kendaraan sehingga setiap pengguna kendaraan bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Hidup kita setiap hari pun perlu dikendalikan. Hidup kita perlu di rem sehingga bisa terus berjalan di rel atau jalan yang telah dipilih. Perjalanan kehidupan perlu dikontrol dan diatur kecepatan dan arahnya. Sebagaimana kendaraan besar yang dikendalikan oleh setir dan rem yang begitu kecil, maka kita pun perlu menjadikan Sabda Tuhan sebagai “setir” dan “rem” yang mengatur sehingga kita tetap berjalan di jalan yang telah ditunjukkan-Nya. Dalam bahasa Rasul Paulus, agar hidup kita sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu (Ef 4:1).

Ketika memanggil dan mengutus kedua belas murid-Nya, kepada mereka Yesus berpesan, “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju” (Luk 9:3). Kepada mereka Yesus memberikan tenaga dan kuasa untuk mengusir setan-setan, menyembuhkan penyakit-penyakit, dan memberitakan Kerajaan Allah (ay. 1-2). Syaratnya, mereka tidak membawa berbagai macam bekal dalam perjalanan.

Seorang utusan haruslah memiliki sikap ketergantungan total pada Allah yang telah mengutusnya. Ia yang telah mengutus, Ia pulalah yang akan menyediakan berbagai macam hal yang dibutuhkan. Dengan demikian, dari pihak para utusan, kepercayaan dan kepasrahan pada penyelenggaraan Ilahi merupakan suatu tuntutan mutlak yang harus diperhatikan. Dari pihak Dia yang telah mengutus dan memberitakan kita tugas serta kepercayaan untuk menyembuhkan orang sakit, mewartakan Kerajaan Allah serta menguasai setan-setan pasti juga menyediakan apa yang kita butuhkan.

Mari kita menjadikan keluarga kita sebagai Gereja Rumah Tangga yang bertumbuh hari demi hari serta diterangi oleh Sabda Tuhan. St. Hieronimus berkata, “Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Allah.” Jika kita tidak mengenal Allah lewat Kitab Suci, bagaimana kita mau bersandar pada penyelenggaraan-Nya? (CAFE ROHANI)

“Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang melakukannya”

Selasa, 23 September 2014
Peringatan Wajib St. Padre Pio

Ams 21:1-6, 10-13; Mzm 119:1, 27, 30, 34, 35, 44; Luk 8:19-21

“Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang melakukannya”

Yesus mengajari kita berdoa“Bapa Kami”. Dalam doa ini ditegaskan bahwa dalam Yesus kita semua adalah saudara se-Bapa. Kriterianya amat jelas, yakni mendengarkan firman Allah, baik itu Yesus sendiri maupun Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Lalu melaksanakannya. Dalam hal ini, kita mempunyai teladan yang sempurna, yakni Bunda Maria. Dengan semboyannya “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38), ia sungguh-sungguh menjadi pendengar dan pelaku firman. Di dalam rahimnya, Ia mengandung Sang Firman lalu melahirkan-Nya untuk kita. Seraya mengasuh dan membesarkan-Nya, ia terus-menerus mendengarkan-Nya dan ketika tidak mengerti akan sabda-Nya, Maria diam, merenung dan menyimpan semua perkara itu dalam hatinya (Luk 2:49-51). Ia hadir bersama orang banyak untuk mendengarkan Yesus mengajar. Ia pun menemani-Nya sepanjang jalan salib sampai Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan. Di puncak golgota, Maria mendengarkan sabda Yesus untuk terakhir kali sebelum ia wafat, “Ibu, inilah anakmu” (Yoh 19:26). Maria pun melaksanakan sabda itu dan menjadi ibu bagi para murid. Ia tinggal di rumah Yohanes (Yoh 19:27) dan selalu bersama para murid untuk  bertekun dengan sehati dalam doa bersama sambil menanti datangnya Roh Kudus (Kis 1:14).

Doa: Tuhan, berkat doa dan teladan Bunda Maria, jadikanlah kami pendengar dan pelaku sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 23 September 2014 Peringatan Wajib St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam

Selasa, 23 September 2014
Peringatan Wajib St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam
      
“Dalam kitab-kitab kita mencari Tuhan, dalam doa kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Padre Pio dari Pietrelcina)

            
Antifon Pembuka (Hag 2:8-10)
 
Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Di tempat ini aku akan memberikan damai sejahtera.
  
Doa Pagi

Ya Allah, melalui Putra-Mu, Engkau telah menaburkan benih Sabda-Mu dalam diri kami. Jadikanlah hati kami tanah yang subur dan siap sedia menerima Sabda-Mu sehingga hidup kami menghasilkan buah iman dan cinta kasih yang melimpah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan tahu segala apa yang ada dalam diri manusia, oleh karenanya penulis Amsal mengarahkan pembacanya untuk mengetahui bahwa semua tindakan yang didasarkan pada kehendak diri sendiri semata, tidak akan membawa sesuatu yang menyenangkan Tuhan. Sebaliknya segala tindakan yang didasarkan pada kehendak Tuhan akan membawa kebaikan bagi yang bersangkutan.

Bacaan dari Kitab Amsal (21:1-6.10-13)
    
"Bermacam-macam pepatah."
   
Hati raja laksana batang air di tangan Tuhan, yang Dia alirkan ke mana saja Ia kehendaki. Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih berkenan di hati Tuhan daripada kurban. Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang jahat, adalah dosa. Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. Hati orang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasih kepada sesamanya. Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan memperoleh pengetahuan. Yang Mahaadil mengawasi rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan. Siapa yang menutup telinga bagi jeritan lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bimbinglah hidupku, ya Tuhan, menurut petunjuk perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:1.27.30.34.35.44)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
2. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
4. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
5. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu sebab aku menyukainya.
6. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Alleluya.
 
Yesus memperlebar ikatan persaudaraan-Nya. Dia tidak menutup diri hanya menjadi milik keluarga kandung-Nya sendiri, tetapi membuka diri terhadap semua orang yang mau bersaudara dengan-Nya. Untuk menjadi saudara-saudari-Nya caranya cukup sederhana, yaitu dengan mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:19-21)
   
"Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya."
     
Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
Perkataan Yesus tampaknya sangat keras. Sepintas terkesan bahwa Yesus tak mau mengakui ibu dan saudara-saudara-Nya yang datang mengunjungi-Nya. Namun sesungguhnya apa yang disampaikan Yesus itu hendak menegaskan siapa ibu dan saudara-saudaranya. Maria, ibu Yesus memang benar seorang yang mendengarkan sabda Allah dan tekun melaksanakannya. Demikian pula para rasul yang sering disebut sebagai saudara-saudara-Nya. Mereka benar-benar orang yang taat pada sabda Allah dan melakukannya. Bersama Santo Pio yang hari ini kita peringati, mari kita membuka hati kepada sabda Allah dan dengan tekun melaksanakannya.

Doa Malam

Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu, ya Tuhan. Rahmat kasih-Mu senantiasa kami rasakan spanjang hari ini. Terimalah persembahan bakti kami dalam tugas-tugas yang telah kami selesaikan hari ini. Jika ada kekurangan, sudilah Engkau mengampuninya, sebab Engkaulah Tuhan yang hidup dan meraja, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Senin, 22 September 2014 Hari Biasa Pekan XXV

Senin, 22 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
   
Adalah penting kita punya teman-teman yang dapat dipercaya. Namun, lebih mendasar lagi kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan yang tak pernah meninggalkan kita. (Paus Fransiskus)
 
Antifon Pembuka (Ams 3:27)

Janganlah menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

Doa Pagi
  
Allah yang mahamurah, ajarilah kami hari ini untuk tidak menunda melakukan hal-hal yang baik bagi sesama. Berkatilah agar kami dapat berlaku adil dengan mengatakan kebenaran yang tak memandang hina sesama melainkan menunjung tinggi nilai kasih sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Amsal (3:27-34)
  
"Orang yang sesat adalah hujatan bagi Tuhan."
   
Anakku, janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
 
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
Injil hari ini mengajarkan kepada kita suatu anugerah istimewa dari Allah Bapa yang tidak akan pernah ditemukan dimanapun juga. Pelita atau cahaya tidak lagi dapat disembunyikan. Sekalipun pelita harus ditutup oleh tempayan, terang itu akan tetap bersinar ; sekalipun pelita diletakkan dibawah tempat tidur, terang itu akan tetap bersinar. Yesus mengajarkan bahwa diri-Nya adalah terang yang sesungguhnya, terang yang menerangi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Terang itu harus diletakkan di atas kaki dian. Di Palestina sendiri, dalam tradisi kaki dian berjumlah tiga. Mungkinkah yang dimaksudkan disini adalah Tritunggal Mahakudus? Mungkin saja! Namun pada dasarnya, Yesus mau mengungkapkan bahwa Dialah terang, sumber keselamatan itu. Sekalipun terang itu disembunyikan, toh setitik cahaya akan tetap bersinar ; artinya tidak ada seorangpun yang mampu menyembunyikan kebenaran bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan manusia.
 
 Pelita tidak dapat diletakkan di bawah tempat tidur, tempat tidur sendiri merupakan sebuah tempat bersinggah untuk peristirahatan saat badan kita mulai terasa lelah dan membuat diri diam sejenak. Artinya, keselamatan yang telah kita terima harus dinyatakan dalam tindakan kasih dan karya yang nyata. Tidak cukup hanya “menerima” keselamatan dari Yesus di dalam Gereja-Nya. Kalau hanya “menerima” artinya kita berpangku-tangan, mau seenaknya saja. Yesus ingin kita semua berpartisipasi dalam karya keselamatan-Nya dengan tindakan kasih yang nyata, sehingga terang itu dapat dilihat semua orang. Demikianlah, kita, umat Allah ; yaitu Gereja yang telah ditebus pada akhirnya akan menerima rahmat yang berlimpah ruah dan sukacita yang kekal, sebab “…Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi..” (Luk 8:18)


Renungan Pagi - Deus Providebit

Kalah karena lengah


“Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya”

Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV

 Yes 55:6-9; Mzm 145:2-3, 8-9, 17-18; Flp 1:20c-24, 27a; Mat 20:1-16a

“Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya” 
   
Untuk apa kita bekerja? Tentu bukan sekedar mendapat upah, kendati kita membutuhkan upah kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. St. Paulus pun mengatakan bahwa "Setiap pekerja memang patut mendapat upahnya". Namun, orang yang bekerja hanya sekedar untuk mendapatkan upah biasanya mempunyai kecenderungan negatif, antara lain: sulit bersyukur dan tidak pernah merasa puas dengan upah yang diterimanya, mudah merasa iri pada orang lain dan mudah tergoda untuk mendapatkan upah sebesar-sebesarnya, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Inilah yang terjadi pada beberapa pekerja kebun anggur sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini. Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk menjadi pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Ini bukan banya panggilan untuk para imam, bruder dan suster, tetapi panggilan kita semua. Dunia ini adalah kebuh anggur Tuhan yang harus digarap supaya tetap lestari dan menghasilkan buah. Nah, kita semualah para pekerjanya. Kita diutus untuk menjadi pekerja-pekerja bagi Tuhan di dunia ini sesuai dengan panggilan dan tugas perutusan masing-masing. Untuk itu, marilah kita melaksanakan setiap pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Dengan menghayati pekerjaan kita secara demikian, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan mengerjakan tugas kita dengan penuh semangat dan tanggung jawab.
   
Doa: Tuhan, jadikanlah kami pekerja-pekerja-Mu yang baik, yang bekerja dengan penuh semangat untuk mengabdi-Mu dan melayani sesama. Amin. -agawpr-

Minggu, 21 September 2014 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV
         
Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya" (Gregorius Agung., mor. 31,45). (Katekismus Gereja Katolik, 2539)

 
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
 
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.

I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkau selalu memperhatikan orang-orang yang membutuhkan bantuan-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau adalah Putra Allah yang datang ke dunia membawa keadilan. Kristus, kaishanilah kami.

Engkau memperhatikan kami semua secara sama, tanpa membeda-bedakan derajat, pangkat, maupun kedudukan. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Ya Allah, segala ketetapan hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:6-9)
   
"Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu."
     
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya. Baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengasihaninya; baiklah ia kembali kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,” demikian firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 145:2-3.8-9.17-18; Ul: lh.18a)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, ya Allah, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (1:20c-24.27a)
  
"Bagiku hidup adalah Kristus."
   
Saudara-saudara, dengan nyata Kristus dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus ini memang jauh lebih baik; tetapi demi kamu lebih berguna aku tinggal di dunia ini. Maka hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Bukalah hati kami, ya Tuhan, sehingga kami memperhatikan Sabda Putra-Mu

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
 
"Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?"
  
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.’ Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi. Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?’ jawab mereka, ‘Tidak ada orang yang mengupah kami’. Kata orang itu, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku’. Ketika hari sudah malam, berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu’. Maka datanglah mereka, mulai yang bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari’. Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah! Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
   
Tujuan kita hidup dalam iman kepada Yesus adalah untuk masuk Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, segala bentuk hidup, sikap, perbuatan dan hati semestinya berorientasi ke arah tujuan tersebut. Inilah unsur hakiki dari hidup beriman.

Sehubungan dengan Kerajaan Surga itu, Kitab Suci tidak menjelaskannya dengan rinci, bahkan Yesus sendiri juga tidak pernah menjelaskannya dengan cara demikian. Ia hanya membuka sebagian kecil dari Kerajaan Surga itu yang sering diungkapkan dengan perumpamaan. Akan tetapi, perumpamaan itu kelihatannya tidak memberikan penjelasan, malah membingungkan seperti Injil pada hari ini.

Saya mengatakan perumpamaan ini “membingungkan”, karena tidak mungkin membayar upah yang sama dengan mereka yang bekerja sejak subuh dengan mereka yang bekerja dan masuk pada jam 5 sore yang semuanya berakhir bekerja pada jam yang sama, katakanlah pada jam 6 sore. Apakah perbuatan ini adil? Jelas hal ini adalah ketidakadilan. Jika demikian halnya, berarti secara sepintas bisa dikatakan bahwa dalam Kerajaan Allah itu terdapat ketidakadilan!

Inilah kecenderungan manusia yang menilai banyak hal bahkan juga Kerajaan Surga dengan untung dan rugi yang dikaitkan dengan uang. Akibatnya, segala aktivitas dan bahkan hidup dinilai dengan materi. Sebenarnya ada aspek penilaian lain dari hidup, yang bahkan memiliki peran lebih penting dari penilaian sebelumnya. Aspek itu dikenal dengan kualitas hidup yang tidak bisa diukur dengan materi, apalagi dengan uang.

Kualitas hidup itu bisa diibaratkan dengan persahabatan yang tidak pernah diukur dengan materi dan uang. Persahabatan yang mengandalkan materi akan berlangsung seumur jagung. Akan tetapi, persahabatan yang murni dan tulus akan berlangsung selama-lamanya. Inilah kualitas persahabatan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa hidup juga membutuhkan materi dan uang. Akan tetapi, kualitas hidup akan jauh lebih berharga dari segalanya.

Rasul Paulus dalam bacaan kedua menunjukkan kulitas hidup yang sempurna di dunia ini. Ia seakan dihadapkan pada dua pilihan: Hidup atau mati! Kelihatannya ia lebih cenderung menyenangi kematian. Apakah ada orang lebih suka mati daripada hidup? Selagi masih belum stres, kecenderungan orang adalah hidup lebih lama. Rasul Paulus bukanlah orang yang putus asa untuk menghadapi para jemaat, terlebih jemaat Filipi, sehingga ia lebih disenangkan dengan kematian. Akan tetapi, kualitas hidupnya memiliki kesempurnaan, sehingga baik hidup maupun mati seakan tidak ada perbedaan, walau kematian itu kelihatannya memiliki keunggulan lebih. Alasannya, karena dengan kematian ia dipersatukan secara penuh dengan Kristus yang diimaninya di Kerajaan Surga.

Hidup atau mati! Jawaban kita bukan “atau” dan bukan juga “mati””. Paling tidak itulah situasi kita saat ini, dengan berbagai macam alasan, baik itu dari aspek keluarga, tanggung jawab dan kewajiban. Salah satu alasan yang hendaknya tidak kita lupakan, bahwa kita belum siap untuk mati, karena kita masih sedang membenahi hidup yang berkualitas sampai akhir hayat. (Edison Tinambunan/RUAH)

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Sabtu, 20 September 2014
Peringatan Wajib. St. Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea
1Kor. 15:35-37,42-49;  Mzm. 56:10,11-12,13-14;  Luk. 8:4-15.

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Yesus menyampaikan perumpamaan sekaligus mengartikannya. Maka, sudah jelas bagi kita. Maka, kali ini saya menawarkan untuk memperdalam makna firman Allah. Benih yang ditaburkan Tuhan dalam hati kita adalah Firman Allah. Apa atau siapakah firman Allah itu? Tentu kita akan menunjuk pada Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Benar. Namun, firman Allah adalah juga Yesus sendiri. "Pada mulanya adalah Firman, ... Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yoh 1:1.14). Setiap saat, Yesus berkenan hadir dalam hidup kita dan mengetuk pintu hati kita. Kalau kita membukakan pintu, Ia tinggal dalam hati kita dan sehingga hati kita diubah-Nya menjadi lahan yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai macam keutamaan hidup. 

Doa: Tuhan bukalah hati kami untuk selalu mendengarkan Sabda-Mu dan biarlah hidup kami diubah oleh Sabda-Mu itu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 20 September 2014 Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea

Sabtu, 20 September 2014
Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea
   
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani” (St. Andreas Kim Taegon)

  
Antifon Pembuka
  
Para kudus bergembira di surga sambil mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, maka kini bersukaria selamanya.
  
The blood of the holy Martyrs was poured out for Christ upon the earth; therefore they have gained everlasting rewards.
    

Doa Pagi

Allah Bapa di surga, hari ini kami memperingati para martir dari Korea. Semoga pengorbanan hidup mereka tidak sia-sia dan menjadi semangat bagi kami untuk rela menjadi saksi kebenaran hidup yaitu Putra-Mu sendiri. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Iman akan kebangkitan yang diperkuat lagi oleh Paulus dengan ajaran bahwa kebangkitan sesudah kematian tidak lagi menyertakan badan alamiah, namun tubuh rohaniah kita. Kebangkitan merupakan kehidupan yang baru dengan rupa surgawi.

 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)
    
   
"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
     
Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
 
Ada keterkaitan yang tak terpisahkan antara sabda yang ditaburkan dan penerima.sabda. Sabda akan bertumbuh dan berbuah baik ketika penerimanya mau membatinkannya dengan sungguh-sungguh lalu melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)
   
"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
    
Banyak orang datang berbondong-bondog dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

   
St. Andreas Kim Taegon, dan Paulus Chong Hasang serta kawan-kawannya adalah martir di tanah Korea. Dalam diri mereka, benih sabda Allah telah tumbuh serta berkembang dengan baik. Para martir suci ini adalah lahan yang subur bagi sabda Allah. Tuhan Yesus sangat mengharapkan bahwa kita bisa menjadi lahan yang demikian itu. Namun tantangan selalu akan kita hadapi; godaan si jahat, kekuatiran dan pencobaan yang berat tak akan pernah lepas dari hidup kita. Menghadapi semuanya itu, apakah kita mampu bertahan serta menghasilkan buah seperti Santo Andreas Kim dan kawan-kawannya?
    
Antifon Komuni (Mat 10:32)
  
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga.
   
Everyone who acknowledges me before others I will acknowledge before my heavenly Father, says the Lord.
          
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
     
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
   
Doa Malam
 
Ya Yesus, bantulah kami untuk selalu menyiapkan lahan yang subur di hati kami. Dengan demikian setiap benih sabda-Mu yang ditaburkan dapat tumbuh, hidup dan menghasilkan buah melimpah sesuai dengan kehendak-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Jumat, 19 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
 
  
1Kor. 15:12-20; Mzm. 17:1,6-7,8b,15; Luk. 8:1-3.
      
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka. 
 
Selama 2 bulan lebih, saya baru saja melayani sebuah Paroki di Moncalieri, Keuskupan Agung Torino, Italia. Dalam setiap misa, prosentase umat yang hadir sebagaian besar ibu-ibu dan nenek-nenek. Bahkan dalam beberapa kali misa harian, yang laki-laki hanya 1, yaitu saya. Mungkin di lingkungan-lingkungan kita, prosentasi kehadiran kaum wanita juga lebih banyak daripada kaum pria. Demikian pula, kegiatan ibu-ibu di Gereja rupanya juga lebih banyak daripada bapak-bapak. Bukan bermaksud membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan, namun rupanya sejak zaman dahulu, para wanita lebih peka dan punya hati untuk Tuhan. Meskipun mereka tidak dipanggil secara khusus seperti halnya para rasul yang semuanya laki-laki, tetapi hati mereka tergerak untuk ikut serta dan melayani Tuhan. Kalau dalam Injil dikatakan bahwa beberapa perempuan meyalani Yesus dan para murid dengan kekayaan mereka, rasanya sekarang pun juga banyak ibu-ibu dan kaum hawa yang dengan penuh ketulusan memberikan sebagaian hartanya untuk Gereja. Meskipun mereka jarang dipilih sebagai pemimpin, misalnya Wakil Ketua Dewan Paroki atau ketua panitia dalam suatu kegiatan Gereja, namun mereka berdedikasi tinggi untuk menghias altar, untuk mengurusi rumah tangga pastoran dan tidak kalah penting yang tekun berdoa seperti kelompok Monika (Woro Semedi).
  
Doa: Tuhan, berkatilah secara khusus para wanita yang mendedikasikan dirinya secara tulus untuk mengabdi-Mu dalam pelayanan-pelayanan Gereja. Amin. -agawpr-

 

Jumat, 19 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV

Jumat, 19 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
     
Dalam perayaan Ekaristi, kurban Kristus dihadirkan kembali, sebagai peringatan/ kenangan akan Tuhan Yesus yang berpesan, “Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku,” dan sebagai perjamuan kudus yang melaluinya kita dapat mengambil bagian dalam kurban Paska dan memperbaharui perjanjian baru yang telah dibuat oleh Allah dengan ditandai dengan darah Kristus (lih. Eucharisticum Mysterium 3).
     

Antifon Pembuka (bdk. 1Kor 14:20)

Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pewartaan kita dan sia-sia pula iman kita. Namun, ternyata Kristus telah bangkit dari alam maut sebagai yang sulung dari antara orang mati.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bangkit dan duduk di sisi Bapa dalam kemuliaan sebagai Pengantara kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah bangkit dan menunjukkan jalan menuju kemuliaan kekal. Kristus, kasihanilah kami. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah bangkit dan mendampingi umat-Mu, dalam perjalanan kami menuju hidup yang kekal. Tuhan, kasihanilah kami.
   
Doa Pagi

 
Allah Bapa di surga, pada diri Yesus Putra-Mu digambarkan program hidup cinta kasih dan damai. Doa kami hendak mengungkapkan hasrat kami akan dunia yang lebih baik berkat wafat dan kebangkitan Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12.16-20)
    
    
"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."
           
Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pewartaan kami, dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi andaikata demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menikmati hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.6-7.8b.15)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
3. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:1-3)
   
"Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya."
    
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 

Paus Fransiskus dalam surat ensikliknya yang pertama, Lumen Fidei, mengatakan, “Kematian Kristus memperlihatkan keandalan sempurna dari kasih Allah, terutama dalam terang kebangkitan-Nya. Sebagai Seorang yang bangkit, Kristus adalah saksi yang dapat dipercaya, patut diimani (bdk. Why 1:5; Ibr 2:17), dan sebuah pendukung yang kuat untuk iman kita. “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu”, kata Santo Paulus (1 Kor 15:17). Seandainya kasih Bapa tidak menyebabkan Yesus bangkit dari kematian-Nya, seandainya kasih itu belum mampu mengembalikan tubuh-Nya untuk hidup kembali, maka itu tidak akan menjadi sebuah kasih yang benar-benar dapat diandalkan, yang mampu menerangi juga kegelapan dari kematian. … Umat Kristiani, mengakui iman mereka dalam kasih Allah yang nyata dan kuat yang benar-benar bertindak dalam sejarah dan menentukan tujuan akhirnya: sebuah kasih yang dapat dijumpai, sebuah kasih yang sepenuhnya terungkap dalam sengsara, kematian dan kebangkitan Kristus.” (Lumen Fidei, 17). Iman akan kebangkitan orang-orang mati sudah menjadi bagian hakiki dari iman kristen. Dasar utamanya adalah iman akan Kristus yang sungguh telah bangkit dari antara orang mati dan hidup selama-lamanya. Kebangkitan Kristus membawa harapan bagi umat yang beriman kepada-Nya bahwa mereka akan ikut dibangkitkan sesudah kematian. Gereja Katolik tidak mengakui adanya reinkarnasi (kelahiran kembali ke dunia setelah kematian). Katekismus Gereja Katolik dengan tegas mengatakan bahwa: ”Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah berakhir” (LG 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi di dunia. ”Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27). Sesudah kematian tidak ada ”reinkarnasi” (KGK 1012). Dengan iman akan Kristus yang telah bangkit, Gereja Katolik percaya bahwa orang-orang benar sesudah kematiannya akan hidup untuk selama-lamanya bersama Kristus yang telah bangkit kembali dan Ia akan membangkitkan mereka pada akhir zaman. Seperti kebangkitan-Nya, demikian pula kebangkitan kita adalah karya Tritunggal Mahakudus (KGK 989).

Dalam bacaan Injil, Yesus berkeliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Dia tidak pernah berhenti. Di mana pun dan kapan pun menjadi kesempatan untuk mewartakan kabar gembira. Semangat macam ini hendaknya menjadi semangat semua orang dalam hidupnya sehingga hidup ini menjadi makin berarti untuk sesama. Injil sering menampilkan kebersamaan Yesus dengan para wanita. Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok Yesus menarik banyak wanita untuk berada di sekitar-Nya. Memang para wanita di sekeliling Yesus memberi sumbangan terhadap karya-karya-Nya. Selain itu Yesus juga memberdayakan para wanita. Yesus melibatkan para wanita dalam karya-karya-Nya; entah wanita yang pernah disembuhkan, wanita yang ditolong atau wanita yang dimaafkan dari kesalahan mereka.

Marilah kita mengikuti teladan para perempuan pada bacaan Injil hari ini. Mereka melayani Yesus dengan segala harta kekayaan mereka. Untuk Tuhan dan kebaikan bagi sesama, harta kekayaan mesti direlakan dan dibagikan.
  
     
-NVL-

Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.

Kamis, 18 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV
  
1Kor. 15:1-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,28; Luk. 7:36-50.
 
Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.
  
Nyambung dengan renungan kemarin. Siapa sih di antara kita yang tidak punya dosa? Semua pasti punya, baik dalam pikiran, perasaan, perkataan maupun perbuatan. Untuk mendapatkan pengampunan, selain dengan menyesal, mengaku dosa atau menerima sakramen rekonsiliasi dan melakukan penitensi, kita juga harus banyak berbuat kasih. Dosa-dosa yang kita lakukan, hampir semuanya melawan kasih. Maka dengan berbuat kasih, kita melakukan silih atas dosa-dosa kita itu. Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, kita yang sudah berdosa, seringkali justru menambah dosa, misalnya dengan menghakimi sesama kita yang juga berdosa. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk semakin banyak berbuat kasih sebagai silih atas dosa-dosa kita. St. Paulus menegaskan bahwa, "Kasih tidak berbuar jahat terhadap sesamanya" (Rm 13:10).

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk semakin banyak berbuat kasih. Amin. -agawpr-

Kamis, 18 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV

Kamis, 18 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
  
“Jeritan Yesus dari kayu salib, 'Aku haus,' berbicara tidak tentang rasa dahaga fisik, sebab Dia menolak minum yang diberikan kepada-Nya. Rasa haus tersebut adalah tentang jiwa-Nya yang terbakar dan hati-Nya yang berkobar. Dia haus akan jiwa-jiwa umat manusia. Gembala sendirian tanpa domba-domba-Nya; Pencipta yang rindu akan ciptaan-Nya...” — Uskup Agung Fulton Sheen
 

Antifon Pembuka (Mzm 118:28)
 
Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meluhurkan Dikau.
 
Pengantar
 

Setiap kali kita diundang ke suatu pesta, kita tentu gembira jika diterima dengan penuh keramahan. Begitu pula setiap kali kita diundang dalam Perjamuan Kudus Tuhan. Kita selalu diterima dengan penuh cinta. Namun agar perjamuan tersebut dapat membawa arti bagi relasi kita dengan Tuhan, maka kita perlu membuka hati. Dalam setiap kelemahan kita, Tuhan selalu hadir dan memberikan pengampunan.

Doa Pagi

 
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Sabda pengampunan-Nya menggerakkan kami untuk melakukan pertobatan yang sejati dengan lebih banyak lagi berbuat kasih kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Perubahan hidup yang terjadi dalam diri Paulus telah membuatnya semakin menyadari identitas Yesus yang sebenarnya. Karena itu, dia sangat bersyukur mendapatkan karunia penyelamatan yang telah diperolehnya ini. Dia mengungkapkan semuanya itu dengan bekerja keras mewartakan penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus.
 

Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
     
    
"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."
      
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri. Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
 
Allah tidak pandang bulu dalam menyelamatkan manusia. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan keselamatan tersebut. Namun demikian, masing-masing juga memiliki kebebasan untuk menerima atau menolak kesempatan tersebut. Hanya mereka yang mampu menyadari dan menerima kasih Allah bagi mereka inilah yang pada akhirnya akan membalas kasih Allah dengan ketulusannya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)
   
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
     
Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepadaorang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, ‘Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

    
Dosa itu ibarat utang. Tak ada orang yang suka berhutang, sebab utang mengikat. Dengan utanglah seseorang bisa membelenggu orang lain. Dengan utanglah orang menghantui sesamanya. Itulah yang dialami wanita yang dikisahkan dalam Injil hari ini sebelum ia bertemu Yesus. Dosanya yang banyak itu telah menghantui dan membelenggunya sejak lama. Namun belenggu dosa itu diputus oleh Yesus. Dia terbebas dari utang dosanya karena Tuhan mengampuninya dari segala kesalahannya. Apakah aku berani datang kepada Yesus agar Dia melepaskan segala dosa dan kesalahanku?

Doa Malam

Yesus yang penuh kasih, Engkau telah mengampuni wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ampunilah juga dosa-dosa kami agar esok hari kami dapat memulai hari yang baru dengan penuh berkat. Engkaulah Tuhan dan pegangan hidup kami. Amin.

RUAH

"Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

Rabu, 17 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV


1Kor. 12:31 - 13:13; Mzm. 33:2-3,4-5,12,22; Luk. 7:31-35.
 
"Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."
 
Selama ini, saya sudah hidup dan melayani di benerapa paroki, baik di Indonesia maupun di Italia. Di mana pun, saya selalu menjumpai sekelompok umat, kebanyakan adalah aktivis Paroki, yang sukanya itu omong dan komentar negatif terhadap orang atau kelompok lain. Rata-rata mereka itu begitu solid (dalam arti negatif) dan entah bagaimana selalu memiliki topik untuk diomongkan dan dikomentari. Tidak jarang mereka ini bisa sampai membentuk opini publik yang begitu kuat dalam menilai negatif orang atau kelompok lain sehingga umat yang lain tersebut sampai merasa malas dan takut untuk ke Gereja dan mengambil bagian dalam karya pelayanan di Paroki. Ya karena apa pun yang dilakukan selalu dikomentasi negatif dan dijadikan bahan omongan. Pada zaman Yesus, kelompok orang yang demikian ini pun sudah ada. Dan rupanya, Yesus pun dibuat judeg dan jengkel dengan ulah mereka. Tetapi Ia yakin bahwa yang dilakukannya adalah baik dan benar. Maka, ia tetap maju terus dalam karya dan pengajaran-Nya. Ia yakin bahwa hikmat-Nya dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya. Semoga umat-umat kita yang menjadi kurban dari kelompok yang sukanya omong dan komentar negatif tetap mempunyai semangat seperti Yesus. Maju terus dalam beribadah kepada Tuhan dan dalam mengambil bagian dalam karya pelayanan di Gereja.

Doa: Tuhan, untuk berbuat baik ternyata tidak selalu mudah. Kadang, kami mendapat kendala berupa komentar-komentar negatif dari orang lain. Kuatkanlah kami untuk terus maju, baik dalam beribadah maupun dalam pelayanan. Amin. -agawpr-

Rabu, 17 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV

Rabu, 17 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
   
Hendaknya pedang Roh, yaitu firman Allah, diam berlimpah-limpah dalam mulut dan hatimu. (St. Albertus dari Yerusalem)
   
Antifon Pembuka (1Kor 12:7.8a)
 
Cinta kasih menerima segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Cinta kasih tidak berkesudahan.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang Mahapengasih, karena cinta kasih-Mu yang teramat agung, hidup kami Kau beri arti yang begitu dalam. Tunjukkanlah selalu kepada kami jalan yang harus kami tempuh, yakni jalan terang-Mu sendiri, Putra-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)

Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku tahu segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, mereka seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang ini kita melihat gambaran samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal secara sempurna sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih. Namun yang terbesar di antaranya ialah kasih!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik-Nya.
Ayat. (Mzm 33:2-3.4-5.12.22)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai.
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini? Mereka sama dengan anak-anak yang duduk di pasar dan berseru-seru. ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak menangis.’ Sebab ketika Yohanes Pembaptis datang, dan ia tidak makan roti, dan tidak minum anggur, kalian berkata, ‘Ia kerasukan setan.’ Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kalian berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.’ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
   
 Peka berarti mudah merasa, mudah terangsang, mudah bergerak, mudah menerima atau meneruskan pengaruh, mempedulikan, memperhatikan dan memberi reaksi terhadap suatu keadaan. Peka bisa menjurus kepada hal-hal yang baik dan bisa juga menjurus kepada hal-hal yang tidak baik. Kepekaan yang menjurus kepada hal-hal yang tidak baik misalnya, orang yang mudah tersinggung, mudah marah, mudah kecewa, mudah putus-asa atau mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang jahat, tidak peka melihat kesulitan yang dialami banyak orang dalam masyarakat. Bahkan orang yang berbuat baik dianggap aneh dan yang berbagi rasa dengan orang lain dilihat sebagai tidak normal. Hal ini dapat kita lihat dalam hidup sehari-hari. Ada orang yang mudah dipengaruhi untuk berbuat jahat, mudah menerima suatu berita tanpa berpikir panjang. Orang semacam ini termasuk orang peka, tapi peka dalam hal yang kurang baik. Sedangkan kepekaan yang menjurus kepada hal-hal baik antara lain, mudah menerima nasihat, mudah menyadari kesalahan dan dosa, mudah merasakan kehadiran Tuhan, tahu siapa dirinya dan dimana dia berada. Dan kepekaan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kepekaan dalam hal yang baik.

 Ada seorang pemuda yang terkenal dengan ketegaran hatinya. Ia punya prinsip yang kuat dalam hidupnya. Soalnya, prinsip-prinsip hidupnya itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan bersama. Ia mau hidup dengan caranya sendiri. Misalnya, ia merasa bahwa orang tidak perlu bayar pajak kepada pemerintah. Alasannya adalah pihak pemerintah selalu menyalahgunakan hasil pajak itu. Dalam hal ini ia menjadi orang yang cuek. Ia tidak peduli.
    
  Ketika diberi penjelasan oleh teman-temannya tentang hal ini, ia tidak mau juga mengerti. Ia tetap saja bertahan pada prinsipnya. Ia mau agar semua orang bebas pajak. Pemerintahlah yang seharusnya memfasilitasi masyarakatnya. Pasalnya, pemerintah menguasai semua sektor yang menghasilkan devisa bagi negara. Akibatnya, ia disingkirkan banyak orang karena prinsip hidupnya yang dianggap aneh. Namun ia tidak peduli. Ia hidup dengan cara pandangnya sendiri. Ia tidak ingin didikte oleh orang lain. Ia punya pilihan dan cara hidup sendiri. Ia tidak ingin orang lain mencampuri urusan dirinya itu.

  Kisah di atas menunjukkan bahwa pemuda itu orang yang tidak gampang bertobat. Meski sudah dijelaskan dan diberi pengertian, ia mau hidup dengan caranya sendiri. Ia tetap bertahan pada prinsip-prinsip hidupnya sendiri yang dirasakannya benar. Ia memang orang yang tegar. Bisa saja bahwa orang seperti ini akan ditinggalkan banyak orang. Orang yang hidup dengannya akan selalu merasa ada yang tidak beres. Tidak ada yang klop berhadapan dengan orang seperti ini.
     
  Dalam Injil yang dibacakan pada misa hari ini, Yesus mengkritik orang-orang yang tertutup hatinya untuk melihat karya keselamatan Tuhan. Mereka mencari alasan untuk bisa menolak Yohanes, dan kemudian juga menolak Yesus. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus hidup di bawah naungan Tuhan. Orang yang hidup di bawah naungan Tuhan itu senantiasa mendengarkan suara Tuhan. Tuhan berbicara lewat orang-orang yang ada di sekitar kita. Tuhan berbicara lewat tanda-tanda yang ada di sekitar kita. Karena itu, mari kita syukuri penyertaan Tuhan itu dan senantiasa mendengarkan suara-Nya dalam hidup kita.
  
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
 
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
 
-NVL-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy