| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik ... Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Sabtu, 13 September 2014
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
 

1Kor. 10:14-22a; Mzm. 116:12-13,17-18; Luk. 6:43-49.
   
"Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik ... Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
  
Hari ini kita memperingati St. Yohanes Krisostomus. Yohanes adalah Uskup Kostatinopel (397-404) yang sangat saleh. Kotbah dan tulisan-tulisannya sangat berbobot sehingga ia dijuluki "Krisostomus" yang artinya "Si Mulut Emas". Tentu, "emas" yang dikeluarkan dalam kata-kata lesannya dan tulisan-tulisannya tersebut berasal dari perbedaraan hatinya yang baik. Dan perbendaharaan hatinya yang baik itu selalu dipupuk melalui relasinya yang mendalam dengan Tuhan. Di zaman sekarang, ketika ada banyak media untuk mengeluarkan perbedaharaan hati kita, tidak hanya secara langsung melalui mulut kita tetapi ada juga melalui tulisan-tulisan kita di FB, twitter, path, dll, semoga kita semakin bijaksana. Kita perbanyak perbedaharaan hati kita dengan hal-hal yang baik, misalnya dengan semakin banyak doa, membaca Kitab Suci dan buku-buku yang bermutu, sehingga yang kita keluarkan pun selalu yang baik. Kita jernihkan pikiran kita supaya menjadi filter yang baik untuk setiap hal yang masuk melalui mata dan telinga kita, juga untuk setiap hal yang kita keluarkan melalui kata-kata, tulisan dan bahasa tubuh kita lainnya.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk memiliki perbendaharaan akan semua hal yang baik dalam hati kami agar apa pun yang keluar melalui kata-kata, tulisan, tindakan dan bahasa tubuh kami selalu baik. Amin. -agawpr-

Sabtu, 13 September 2014 Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Sabtu, 13 September 2014
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
  
“Kristus besertaku, siapa yang akan kutakuti?” (St. Yohanes Krisostomus)
  
Antifon Pembuka (Yeh 34:11.23-24)
  
Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.
 
Tobat 3 (Luk 6:43-49)
   
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajar kami ketaatan dengan hidup taat kepada Bapa sampai wafat di kayu salib. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau bersabda, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas." Kristus, kasihanilah kami.

Engkau juga mengingatkan kami bahwa yang mendirikan rumah di atas pasir akan mudah roboh bila ada angin kencang. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Perjalanan menuju persatuan dengan Allah mengandalkan penolakan terhadap segala bentuk berhala. Persatuan ini akan semakin nyata ketika kita tidak mencemarinya dengan tindakan persekutuan dengan roh-roh jahat atau pun berhala. Kemurnian persekutuan dengan Kristus hendak kita jaga dengan tidak bersekutu dengan roh-roh jahat dan berhala.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 10:14-22a)
     
"Kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu."
     
Saudara-saudaraku terkasih, jauhilah penyembahan berhala! Aku berbicara kepada kalian, sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang kukatakan. Bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu hanya satu, maka kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah bangsa Israel yang alami: Bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? Apa yang kumaksudkan? Apakah daging persembahan berhala itu mempunyai arti? Ataukah berhala itu sendiri mempunyai arti? Bukan! Yang kumaksudkan ialah: apa yang mereka persembahkan itu dipersembahkan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, kalian bersekutu dengan roh-roh jahat. Kalian tidak dapat minum dari piala Tuhan dan sekaligus juga dari piala roh-roh jahat. Kalian tidak dapat mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan dan sekaligus juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
atau Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan,
2. Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya,

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Orang yang mengasihi Aku akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
  
Buah-buah baik yang terungkap dalam tindakan sehari-hari tentu berasal dari hati yang baik. Kebaikan itu diperoleh dari sang sumber kebaikan yaitu Allah sendiri. Oleh karena itu, sangatlah perlu untuk selalu menjalin persekutuan dengan sumber kebaikan. Ini semua bisa dikerjakan dengan mengisi hati kita dengan firman Tuhan.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:43-49)
   
"Mengapa kalian berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan?"
  
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pula pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati. Mengapa kalian berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, - Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan: - Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Kualitas buah pertama-tama bergantung pada bibitnya. Jika berasal dari bibit unggul, tentu buah itu berkualitas unggul. Yohanes Krisostomus, sang mulut emas, adalah salah satu contoh bibit unggul dalam Gereja. Kotbah-kotbahnya yang menyentuh dan menggerakkan itu adalah bukti bahwa perbendaharaan hatinya sangat baik. Oleh kotbah-kotbah dan ajarannya banyak orang bertobat dan kembali kepada Tuhan. Apakah hidupku sudah membuahkan hasil yang baik? Ataukah aku masih memerlukan pupuk rohani?
   
Doa Malam
  
Ya Yesus, sesungguhnya Engkau selalu menumbuhkembangkan iman, harapan dan cinta yang ada padaku dalam hidup sehari-hari. Bantulah aku untuk mengupayakan hal-hal yang baik, sehingga banyak orang merasakan buah-buah yang manis. Dengan demikian nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.

RUAH

Pertemuan IV Keluarga yang Beribadah dalam Roh dan Kebenaran


BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2014
KELUARGA BERIBADAH DALAM SABDA
oleh Rm. F.X. Didik Bagiyowinadi Pr
LEMBAGA BIBLIKA INDONESIA 2014


Pertemuan IV: Keluarga yang Beribadah dalam Roh dan Kebenaran
 
TUJUAN:
1. Peserta semakin mengimani Yesus sebagai Mesias yang menuntun kita beribadah secara benar.
2. Peserta memahami arti dan perwujudan menyembah Allah Bapa dalam Roh dan Kebenaran.
 
GAGASAN POKOK:
Kadang kita mempersoalkan di manakah dan dengan cara apa kita mesti beribadah dan menyembah Allah. Perikop yang kita renungkan kali ini meng-angkat pembicaraan Yesus dengan wanita Samaria yang menyinggung perbedaan tempat beribadah di antara orang Yahudi dan orang Samaria. Namun, Yesus menegaskan bahwa kini telah tiba saatnya bahwa orang menyembah Allah tidak lagi terikat pada tempat entah di Yerusalem ataupun di gunung Gerizim, tetapi mereka akan menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. 
  
Penyataan “menyembah Allah dalam roh dan kebenaran” bukan berarti menyembah Allah di dalam diri kita sendiri dan kemudian mengabaikan ibadah bersama, karena yang dimaksudkan adalah Roh Allah, bukan roh pada manusia (lih. ay. 24). Menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran berarti kita menyembah Allah karena digerakkan oleh Roh yang telah menyatakan kebenaran tentang Allah. Allah hanya bisa disembah sebagai Bapa oleh mereka yang telah memiliki Roh yang menjadikan mereka anak-anak Allah (Rom 8:15-16). Roh Kudus pula yang telah melahirkan mereka “dari atas” (Yoh 3:3, anōthen (Yun), bisa berarti “dari atas” atau “kembali”). Roh Kudus telah mengangkat kita dari level “daging/dari bawah” (Yoh 3:8) sehingga memungkinkan kita menyembah Allah secara layak. Orang yang lahir dari Roh menerima kehidupan dari Roh dan seluruh hidupnya digerakkan oleh Roh itu. Roh kebenaran ini akan memimpin para murid Yesus pada seluruh kebenaran (Yoh 16:13), yakni rahasia Allah sejauh disingkapkan oleh Yesus dan diingatkan oleh Roh Kudus. Dalam pembicaraan dengan wanita Samaria itu Yesus juga menegaskan bahwa dirinya adalah Mesias. Dia membenarkan dugaan wanita Samaria dan sekaligus mewahyukan bahwa dirinya adalah Mesias. Mesias inilah yang akan membimbing kita menyembah Allah dalam Roh Kebenaran dan dengan motivasi yang benar.
 
PENGANTAR
 
Bapak-ibu dan para saudara terkasih, bangsa kita terdiri dari pemeluk beragam agama dan keyakinan. Kadang kita bertanya ibadah manakah yang paling benar, tempat atau kiblat doa manakah yang paling didengarkan Tuhan, dan cara doa seperti apakah yang paling Tuhan kehendaki. Dalam pertemuan terakhir ini kita akan menyimak dialog Yesus dengan wanita Samaria yang menegaskan bahwa saatnya sudah tiba bahwa orang beribadah tidak lagi terpancang pada tempat sebab penyembah yang benar akan menyembah Allah Bapa dalam Roh dan kebenaran. Apakah maksud pernyataan Tuhan Yesus ini dan bagaimana perwujudannya dalam ibadah keluarga kita, akan kita renungkan bersama-sama. Mari sejenak kita siapkan hati.
 
DOA PEMBUKA
 
Pemandu mengajak umat untuk berdoa memohon agar Roh Kudus membang-kitkan iman seluruh peserta, mengarahkan seluruh diri kepada Sabda Allah, dan membuka hati seluruh peserta agar dapat menerima kehendak Allah. Pemandu dapat menyusun sendiri doa kepada Roh Kudus. Doa itu juga dapat disampaikan dalam nyanyian (MB 448, PS 565-567).
   
Allah Bapa yang maha baik, kami bersyukur telah Kauhimpun kembali untuk bersama-sama merenungkan Firman-Mu. Kami hendak belajar dari Putra-Mu bagaimana kami harus menyembah Engkau dalam Roh dan kebenaran. Maka terangilah kami dengan Roh-Mu sendiri agar kami bisa memahaminya dan semakin menyembah Engkau dengan penuh iman dan kasih. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
 
LECTIO
 
1. Membaca Teks (Yohanes 4:19-26)
Teks bisa dibacakan dengan pemeranan oleh: narator (pengantar dialog), Yesus (ay. 21-24, 26) dan wanita Samaria (ay.19-20, 25). Selanjutnya peserta kembali menyimak teks dengan membacanya dalam hati.

2. Penjelasan

Para peserta diajak untuk mendalami teks Kitab Suci yang baru saja dibacaka. Dalam pendalaman ini pemandu dapat menggunakan salah satu dari dua cara berikut:
 
1. Peserta diminta menyampaikan pertanyaan informatif seputar teks untuk dibicarakan. Gagasan Pokok dan penjelasan berikut ini dapat membantu pemandu dan peserta agar diskusi informatif dan tematis berjalan lancar. Jadi, dibahas sejauh diperlukan dalam proses pendalaman teks Kitab Suci.
2. Pemandu memberikan penjelasan tentang isi perikop berdasarkan Gagasan Pokok dan Penjelasan Teks.
Yesus sedang berbicara dengan wanita Samaria di pinggir sumur Yakub (Yoh. 4:4-6). Suatu pemandangan yang tidak biasa bahwa seorang Yahudi berbicara dengan wanita Samaria (ay. 7). Semula Yesus meminta air, namun kemudian menawarkan air hidup kepada wanita itu (ay. 10-15). Lalu, Yesus menyinggung kehidupan pribadi wanita itu yang telah lima kali bersuami dan kini hidup bersama dengan lelaki yang bukan suaminya (ay. 16-18). 
    
Pengenalan Yesus akan kehidupan pribadi wanita ini (bdk. juga terhadap Natanael (Yoh 1:48) membuat wanita ini yakin bahwa Yesus adalah seorang nabi. Sebagai seorang Samaria yang hanya mengakui Taurat Musa, gambaran nabi adalah seperti nabi Musa (lih. Ul 18:18). Maka kepada sang nabi ini wanita Samaria itu menanyakan persoalan klasik tentang perbedaan ibadah orang Yahudi dan orang Samaria. Orang Yahudi beribadah di Yerusalem, karena disanalah terdapat Bait Allah yang telah dibangun oleh Salomo (1 Raj 6) dan kemudian dibangun kembali setelah pembuangan Babel (lih. Ezr-Neh). Sementara orang Samaria yang hanya menerima kelima Taurat Musa beribadah di gunung Gerizim karena dalam Ul 11:29; 29:12 di gunung inilah berkat akan diucapkan. Pada abad IV SM dengan seizin Alexander Agung mereka membangun bait suci di gunung ini. Namun kemudian John Hirkanus, penguasa Yahudi dari wangsa Hasmonea, menghancurkannya pada tahun 128 SM. Tetapi orang Samaria tetap beribadah di situs tersebut. 
    
Atas pertanyaan mengenai tempat beribadah yang benar, Yesus meminta wanita yang telah mengakui-Nya sebagai nabi itu untuk percaya kepada-Nya. Sebab akan tiba saatnya, orang beribadah tidak tergantung pada tempatnya: entah di Yerusalem ataupun di Gunung Gerizim (ay. 21). 
    
Pada ay. 22 Yesus berkata, “Kamu (kalian) menyembah apa yang kamu tidak kenal”. Pernyataan ini hanya bisa dimengerti bila kita mengingat latar belakang terjadinya bangsa Samaria. Mereka adalah bangsa-bangsa pendatang yang tiba di Israel setelah penduduk Israel dibuang ke negeri Asyur. Pada saat itu mereka diserang oleh singa-singa dan mengira bahwa Allah negeri yang mereka tinggali murka. Maka mereka mengundang seorang imam yang telah ikut dibuang ke Asyur untuk datang ke Betel. Imam itu mengajarkan Taurat kepada mereka dan bagaimana berbakti kepada Tuhan, penguasa negeri yang mereka tinggal. Mereka beribadah kepada Yahweh dimotivasi oleh perasaan takut. Selain itu, mereka masih tetap beribadah pula kepada ilah-ilah yang mereka bawa dari negeri asalnya (lih. 2 Raj 17:24-41). Mereka mempraktekkan sinkretisme dan beribadah kepada Yahwe karena ingin aman tinggal di negeri Israel. Sementara orang Yahudi beribadah kepada Yahweh karena telah mengalami karya keselamatan Tuhan yang telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, memberikan Tanah Terjanji, dan memberikan kerajaan kokoh semasa Daud. Pengenalan akan Allah yang mengasihi inilah motivasi beribadah yang benar. 
      
Kendati kemudian kerajaan Israel terpecah bangsa Yahudi tetap mengharapkan kedatangan Mesias, keturunan Daud, yang kerajaannya tidak akan berakhir (2 Sam 7). Tentu bukan Mesias politis yang Yesus maksudkan di sini, melainkan Mesias yang akan membebaskan manusia dari perbudakan dosa. Melalui Mesias yang lahir dari bangsa Yahudi inilah maka bangsa-bangsa akan menerima keselamatan. 
    
Menjawab pertanyaan wanita itu, Yesus menegaskan bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Kata “roh dan kebenaran” bisa dimengerti sebagai “Roh Kebenaran”. Roh Kudus juga disebut Roh Kebenaran yang akan membimbing murid-murid Yesus pada seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Kebenaran yang dimaksudkan adalah rahasia Allah sejauh telah diwahyukan oleh Yesus. Dengan dilahirkan dari atas (Yun.: anōthen, bisa berarti “dari atas” atau “kembali”), orang diperkenankan masuk dalam Kerajaan Allah (Yoh 3:3.5). Untuk itu orang harus dilahirkan dalam air dan Roh. Dilahirkan “dari atas” berarti diangkat dari “level bawah/ daging” (3:8). Dilahirkan “kembali” berarti menerima kelahiran dalam air dan roh melalui Sakramen Baptis. Oleh Roh Kudus kita dimampukan menyapa Allah dengan “ya Abba, ya Bapa” (Rm. 8:15). 
    
Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran tidak boleh dimengerti sebagai menyembah Allah dalam roh manusia karena yang dimaksudkan adalah Roh Kudus sendiri. Roh Kudus ini akan mengingatkan kita akan Allah Bapa yang mengasihi kita. Roh yang sama akan menggerakkan kita untuk menyembah Allah dengan motivasi yang benar, yakni karena mengasihi Dia. 
      
Wanita Samaria itu pun mengakui bahwa Mesias akan datang dan akan memberitakan segala sesuatu kepada bangsa Samaria. Pada akhir perikop ini (ay. 26) Yesus menegaskan “Akulah Dia” (egō eimi) yang mengafirmasi pernyataan wanita itu sekaligus untuk menyatakan keilahian-Nya (bdk. Yoh 6:20, 8:28.58). Melalui Sang Mesias, kita bisa menyembah Allah secara benar, yakni dalam roh dan kebenaran.
 
MEDITATIO
 
Pemandu mengajak para peserta masuk dalam suasana hening dan dalam keheningan kembali mendengarkan pembacaan teks Yohanes 4:19-26. Lalu pemandu mengajak peserta untuk:
• Mengingat kembali apa yang diajarkan oleh Yesus mengenai ibadah: tidak terikat tempat, didasari oleh pengenalan akan Allah yang benar, dan digerakkan oleh motivasi yang benar (berbakti kepada Allah yang mengasihi).
• Merenungkan bagaimana ajaran Yesus itu dapat dilaksanakan dalam ibadah keluarga: apa yang harus dilakukan oleh orangtua agar dapat mendidik anak untuk mengenal Allah yang benar dan untuk beribadah dengan motivasi yang benar? Lalu para peserta diminta untuk membuka mata dan menuliskan secara singkat hasil permenungannya. Lalu beberapa orang dipersilakan membagi-kan dengan membaca apa yang telah dituliskan. Kemudian pemandu mem-berikan beberapa penegasan dengan memperhatikan gagasan pokok di atas.
 
ORATIO
 
Allah telah menyatakan kehendak-Nya dalam Meditatio, sekarang seluruh peserta akan menanggapi Sabda itu dengan doa. Pemandu mengajak peserta untuk mempersiapkan doa secara tertulis, tanggapan atas Sabda yang baru didengarkan; bisa berupa pujian, syukur, permohonan, niat, dan sebagainya. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk membacakan doa yang telah dituliskan. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami.”
  
DOA PENUTUP
   

Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan.
 
Allah Bapa maha baik, terima kasih kami panjatkan bahwa kami boleh bersama-sama merenungkan firman-Mu. Kami bersyukur bahwa Firman-Mu sungguh membimbing dan menuntun keluarga kami, terlebih dalam beribadah kepada-Mu. Dan berkat putra-Mu, sang Mesias, kami boleh mengenal dan mengasihi Engkau yang telah lebih dahulu mengasihi kami. Berkat Roh-Mu pula kami telah dilahirkan kembali sehingga berani menyapa Engkau, ya Abba, ya Bapa. Ajarlah kami senantiasa menyembah Engkau, Tritunggal Mahakudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."


Jumat, 12 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
 
1Kor. 9:16-19,22b-27; Mzm. 84:3,4,5-6,12; Luk. 6:39-42.
 
"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
  
Melihat kesalahan dan keburukan orang lain, memang lebih mudah daripada melihat dan mengakui kesalahan serta kelemahan sendiri. Dalam hal ini orang Jawa mempunyai istilah "ngilo githok" (bercermin pada tengkuk sendiri). Jelas sulit kita lakukan. Lebih mudah "metani wong liya" (mencari kutu di kepala orang lain). Ajakan "ngiloa githokmu dhewe" (bercerminlah pada tengkukmu sendiri) merupakan ajakan untuk mawas diri. Kita diajak untuk dengan jujur melihat dan mengenal diri kita, di mana selain ada kebaikan ada juga kekurangan dan kelemahannya. Kita tidak perlu menutup-nutupi kekurangan dan kelemahan kita, tetapi justru menyadari dan mengakuinya sehingga kita bisa lebih rendah hati, tidak merasa lebih baik dan lebih benar daripada orang lain, apalagi merasa diri paling benar dan paling baik. Dengan kerendahan hati ini, kita tidak hanya lebih mudah untuk memperbaiki diri kita sendiri tetapi juga akan lebih mudah mendengarkan dan menerima masukan orang lain. Dan kalau kita memberi masukan pada orang lain, kita pun melakukannya dalam cinta kasih. 
     
Doa: Tuhan, anugerahilah kami kerendahan hati agar mampu mawas diri dengan baik serta dapat memperbaiki diri terus-menerus. Amin. -agawpr-

Jumat, 12 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIII

Jumat, 12 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
      
Bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca? Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja menurut kriteria: 1) harus dibaca dengan memperhatikan isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci, 2) harus dibaca dalam Tradisi yang hidup dalam Gereja, 3) harus dibaca dengan memperhatikan analogi iman, yaitu harmoni batin yang ada di antara kebenaran-kebenaran iman itu sendiri. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 19)

    
Tobat 3 (bds. Luk 6:39-42)

         
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah utusan Bapa, yang mengajar kami untuk melihat hal-hal positif dalam diri saudara kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah, yang tidak hanya mengajarkan, namun juga membuatnya. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah utusan Allah, yang benar-benar mengajarkan kerendahan hati seorang murid. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
   
Paulus menunjukkan keteladanannya dalam mewartakan Injil tanpa memegahkan diri dan tidak menuntut upah. Tujuannya, Paulus menghindarkan dirinya dari kesombongan dan motivasi buruk pewartaannya. Dia berusaha untuk melatih diri supaya semakin matang dan tetap terjaga hidup rohaninya.

   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 9:16-19.22b-27)
    
    
"Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, untuk menyelamatkan mereka semua."
     
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab bagiku itu suatu keharusan. Celakalah aku bila aku tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm. 84:3.4-5-6.8.12)
1. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
4. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
5. Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
 
Latihan rohani bagi diri sendiri sangatlah penting sebelum kita bergerak untuk membimbing orang lain. Dengan latihan pribadi, seseorang bisa semakin menyadari siapa dirinya di hadapan Allah dan bagaimana latihan rohani dikerjakan untuk sampai pada persatuan dengan Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
   
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
    
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

      
Penyesat itu bagaikan orang buta yang tak sadar akan kebutaannya. Ia merasa mampu mengeluarkan selumbar dari mata orang tetapi lupa bahwa matanya sendiri penuh dengan balok-balok besar. Sebab itu, seorang penyesat sama dengan seorang munafik. Inilah yang diwartakan oleh Yesus lewat Injil hari ini. Di sekitar kita banyak orang yang merasa tak sesat. Begitulah, orang yang sesat justru menganggap orang lain yang sesat. Apakah kita juga demikian?
 
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
 
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
    
RUAH

"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Kamis, 11 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
 
1Kor. 8:1b-7,11-13; Mzm. 139:1-3,13-14ab,23-24; Luk. 6:27-38. 
 
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
 
Kita semua pasti dan selalu mengalami kemurahan hati Allah. Mari hening sejenak, menyadari kemurahan hati Allah pada kita. Kita diberi hidup, tempat tinggal, keluarga, matahari, udara, hujan, dll, dll. Tidak kalah pentingnya pula, kita diberi pengampunan serta jaminan keselamatan. Maka, kita pun diharapkan untuk menjadi murah hati seperti Allah. Atau lebih tepatnya, kita diharapkan menghadirkan dan menyalurkan kemurahan hati Allah kepada siapa pun. Tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada mereka yang membenci, memusuhi dan pernah menyakiti kita. Kita diajak untuk mengasihi mereka dan tetap berbuat baik pada mereka, tidak menaruh benci dan dendam tetapi justru mendoakan dan memohonkan berkat. Pasti, semua ini tidak mudah kita lakukan. Sebab, ketika kita dimusuhi dan disakiti, kita mengalami luka. Dan untuk menyembuhkan luka, selalu butuh waktu untuk berproses. Dalam proses tersebut, mau tidak mau harus ada pengampunan. Bagi saya, pengampunan merupakan pemberian (forGIVEness) dan kemurahan hati yang paling berharga dibanding pemberian-pemberian yang lain. Dengan mengampuni, kita memberikan rasa damai, baik dalam hati kita sendiri maupun orang lain yang kita ampuni. Dengan pengampunan, kita tetap dapat mengasihi, berbuat baik dan mendoakan secara tulus. Dan dengan dengan mengampuni pula, kita pun diampuni (Luk 6:37).
  
Doa: Tuhan, anugerahilah kami Roh-Mu agar kami memiliki cinta yang mengalahkan kebencian, ampun yang menaklukkan balas dendam dan kasih yang mengenyahkan perselisihan. Amin. -agawpr-

Kamis, 11 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIII

Kamis, 11 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII

“Para kudus selalu menjadi sumber dan akar pembaruan dalam masa-masa paling sulit di dalam sejarah Gereja.” (St. Yohanes Paulus II)

     

Antifon Pembuka (1Kor 8:6)

Bagi kita hanya ada satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus. Segala sesuatu diciptakan dengan pengantaraan-Nya dan kita hidup karena Dia.

Tobat 3 (bds. Luk 6:27-38)


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah utusan Bapa di dunia yang mewartakan hukum cinta kasih bagi umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.    
 
Engkaulah Putra Bapa yang menghambakan diri demi cinta kasih dan menyelamatkan umat manusia. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah utusan Bapa di dunia yang menampakkan bukti nyata cinta kasih Allah kepada manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Ya Allah yang penuh kasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengasihi, sebagaimana Engkau sendiri telah mengasihi kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu yang rela mengorbankan Diri-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 

Menguasai berbagai pengetahuan tentang Allah juga belumlah sampai kepada Allah, perlu diwujudkan pula dalam tindakan mencintai Allah. Pengetahuan memang penting, namun akan menjadi lebih berdayaguna ketika disertai dengan tindakan kasih yang nyata.
 

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 8:1b-7.11-13)
   
"Bila engkau melukai hati mereka yang lemah, engkau berdosa terhadap Kristus."
    
Saudara-saudara, pengetahuan menjadikan orang sombong, tetapi kasih itu membangun. Orang yang menyangka diri mempunyai pengetahuan sebenarnya belum mencapai pengetahuan yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, dikenal oleh Allah. Tentang makan daging persembahan berhala kita tahu bahwa tidak ada berhala di dunia ini, dan tidak ada Allah lain, selain Allah yang esa. Sebab sungguhpun ada apa yang disebut allah, baik di surga maupun di bumi dan memang benar ada banyak allah dan banyak tuhan yang demikian, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, asal segala sesuatu. Bagi Dialah kita hidup. Dan bagi kita hanya ada satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus; segala sesuatu diciptakan dengan perantaraan-Nya dan kita hidup karena Dia. Tetapi tidak semua orang mempunyai pengetahuan ini. Ada orang yang karena masih terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Karena hati nurani mereka lemah, maka hati nuraninya ternoda. Dengan demikian, “pengetahuan” menyebabkan kebinasaan saudaramu yang masih lemah. Padahal Kristus juga wafat untuk dia. Maka engkau berdosa terhadap saudara-saudaramu, karena engkau melukai suara hati mereka yang masih lemah. Dan dengan demikian engkau sebenarnya berdosa terhadap Kristus sendiri. Oleh karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, untuk selama-lamanya aku takkan mau makan daging lagi, jangan sampai aku menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.23-24)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
3. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.
 
Tindakan kasih yang luhur bukan sekadar membalas tindakan kasih sebanding dengan yang telah diterima. Kasih itu tidak membalas kejahatan dan tidak diukur dari sama tidaknya dengan kasih yang telah diterima. Kasih itu mengandaikan ketulusan, kemurahan hati dan kemauan dalam pengungkapannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)
     
"Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya."
    
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang berbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. [Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.] Lagipula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah yang maha tinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kalian pakai, akan diukurkan pula kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Kasih sejati kepada mereka yang membenci kita adalah pengampunan. Kasih yang demikian ini telah ditunjukkan Tuhan sendiri. Di salib Tuhan mengampuni orang-orang yang telah menyiksa dan membunuh-Nya. Kita semua tentu bangga disebut murid-murid Tuhan, tetapi apakah kita mampu mengasihi dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita?

Doa Malam

Terima kasih ya Yesus, atas sabda-Mu hari ini. Engkau mengajak aku untuk terus menerus membarui diri. Engkau juga mengajar aku untuk bersikap rendah hati kepada sesama. Berkatilah usahaku untuk bersikap penuh kasih, terutama kepada mereka yang menyakiti hatiku. Amin.
  
 
RUAH

"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah."

Rabu, 10 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
 
1Kor. 7:25-31; Mzm. 45:11-12,14-15,16-17; Luk. 6:20-26.
 
"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah."
 
"Apakah untuk menjadi empunya Kerajaan Allah, kita harus menjadi miskin?" Jawaban saya: "Iya". Logikanya sederhana. Orang miskin itu kan orang yang tidak punya apa-apa atau punya tetapi sangat minim bahkan berkekurangan. Maka memang benar: untuk menjadi empunya Kerajaan Allah, kita harus menempatkan diri sebagai orang yang tidak punya apa-apa. Semua yang ada pada kita, bukanlah milik kita tetapi anugerah atau titipan dari Tuhan. Ingat perumpamaan tentang talenta. Kalaupun pada kita ada banyak harta, namun semua itu hanya selagi kita masih hidup. Padahal, hidup kita adalah milik Tuhan. Kalau sewaktu-waktu Dia mengambilnya, kita harus menyerahkannya. Dan, pada waktu kita mengembalikan hidup kita kepada Tuhan, otomatis semua yang ada pada kita di dunia ini, harus kita tinggalkan. Karena memang bukan milik kita. Berapa pun dan sebesar apa pun rumah kita, toh akhirnya kita hanya butuh ukuran 2x1 m, bahkan kurang. Berapa pun dan sebagus apa pun mobil kita, mobil yang terakhir kita tumpangi adalah ambulance. Setinggi apa pun gelar kita, toh akhirnya juga menjadi Alm. Namun, kita tidak perlu kuatir dengan kemiskinan kita karena Tuhan maha kaya. Kalau selama hidup, banyak hal kita bagikan kepada sesama dan ketika mati semuanya kita tinggalkan, Tuhan telah menyediakan hidup baru dan tempat tinggal baru, yakni dalam Kerajaan-Nya.
 
Doa: Tuhan, semoga kami menyadari bahwa semua yang ada pada kami adalah milik-Mu sehingga kami menggunakannya tidak hanya demi kepentingan kami sendiri tetapi lebih-lebih demi kemuliaan nama-Mu dan kesejehteraan sesama. Amin. -agawpr

Kitab kumpulan Kitab (Bagian 1)

 
Mari perhatikan Alkitab lebih rinci. Jika berkenan, mari sekarang ambillah Alkitabmu dan amat-amatilah sejenak. Apa terlihat? Ya, kertas yang dijilid dengan tulisan cetak. Apa lagi? Aneka macam kitab. Ada Perjanjian Lama (PL) di bagian depan, Perjanjian Baru (PB) di belakang. Juga ada Deuterokanonika (DK) di bagian tengah (khusus Alkitab terbitan LAI-LBI). Ternyata ada banyak kitab di dalam tiap-tiap bagian tersebut.

Betul, Alkitab adalah “kitab kumpulan kitab”. Maksudnya, ada banyak kitab yang “dijadikan satu” di dalam Alkitab. Secara sekilas, Alkitab adalah SATU BUKU. Namun, sesungguhnya Alkitab adalah BANYAK BUKU yang disatukan. Karena itu, Alkitab dapatlah disebut “perpustakaan kecil”. PB saja memuat 27 kitab (buku). Apa saja nama buku dalam PB? Silakan cermati dalam Alkitabmu. Selanjutnya, lihatlah PL yang memuat 39 buku. Lalu, bukalah DK yang mengandung 7 buku.

(Catatan: DK adalah kelompok kitab yang termasuk PL. Jadi, DK bukan kumpulan kitab tersendiri. DK adalah kumpulan kitab yang dulu “dibuang” oleh Martin Luther, seorang imam Katolik yang membelot lalu mendirikan umat sempalan yang sekarang dikenal dengan nama Protestan. Maka, orang Protestan tidak punya DK. Kapan-kapan saya jelaskan mengapa DK ada dalam Alkitab Katolik tapi tidak ada di Alkitab Protestan.)

Kisah Jadi Kitab

Sudah jelas bukan, Alkitab memuat banyak kitab. Banyak kitab, maka banyak pula penulisnya. Bahkan, satu kitab saja bisa ditulis oleh lebih dari satu orang. Contohnya berikut ini. Dulu kala, banyak orang menganggap bahwa Pentateukh (penta ‘lima’ + teukh ‘gulungan’; artinya lima gulungan, yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan) ditulis oleh Musa. Oh ya, Pentateukh itu nama lain untuk Taurat yang sering disebut Kelima Kitab Musa. Ada kejanggalan jika kelima-limanya ditulis oleh Musa. Lihatlah Ulangan 34:5-12. Tertulis di sana kisah tentang KEMATIAN MUSA. Nah! Mana mungkin Musa menulis cerita tentang kematiannya sendiri dan beberapa hal setelah kematiannya? Pastilah bagian itu ditulis orang lain, bukan Musa.

Makin hari makin banyak pakar Alkitab tahu bahwa hampir seluruh Pentateukh tidak ditulis oleh Musa. Ada orang lain, ratusan tahun sesudah zaman Musa, yang menuliskan kisah-kisah yang tercantum dalam Taurat itu. Bagaimana ceritanya kok bisa begitu? Nah, berikut ini penjelasan singkat untuk memahami bagaimana PL dan Alkitab pada umumnya terbentuk hingga seperti sekarang.

Dulu kala, ribuan tahun sebelum Tuhan Yesus, sudah ada orang yang beriman kepada Tuhan Allah, yaitu leluhur orang Yahudi. Mereka mengalami hubungan dengan Allah. Orang-orang beriman itu tidak punya kitab satu pun. Mengapa? Sulit sekali menulis zaman itu, mahal pula. Bagaimana iman mereka dipelihara dari generasi ke generasi? Melalui kisah. Jadi, kisah-kisah tentang Allah dan hubungan-Nya dengan manusia beriman itu diceritakan turun-temurun secara lisan. Inilah yang disebut “tradisi lisan”. Kisah-kisah itu diceritakan berabad-abad lamanya dalam pertemuan bersama, dalam ibadat, dalam kumpul keluarga.

Ada contoh dalam Alkitab mengenai cara kisah diturun-temurunkan. Lihatlah Keluaran 12:26-27. Di sana tersurat: kalau ada anak bertanya, orangtua wajib bercerita. Tidak ditanya pun, orangtua akan bercerita tentang kisah-kisah nenek moyang yang telah beriman kepada Tuhan. -- bersambung -- ....

R.D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Imam Gereja Katolik Ritus Latin
untuk Keuskupan Bandung

Rabu, 10 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIII

Rabu, 10 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
     
“Tanpa Ekaristi Kudus tidak ada kebahagiaan di dunia ini; tidak ada yang menopang hidup. Ketika kita menerima Komuni Kudus, kita menerima kegembiraan dan kebahagiaan kita. Allah yang baik, berkenan memberikan diri-Nya sendiri bagi kita dalam Sakramen Cinta kasih-Nya. Ia memberikan kepada kita kerinduan yang hebat dan besar dan hanya Dia sendiri dapat memuaskannya. Di hadapan Sakramen yang indah ini, kita laksana seorang yang hampir mati kehausan dan tiba di tepi sungai – dia hanya perlu menundukkan kepalanya saja; seperti seorang yang tetap miskin dekat dengan harta karun yang besar – dia hanya perlu mengulurkan tangannya saja. Dia yang menerima Komuni kehilangan dirinya di dalam Allah, seperti setitik air di dalam lautan. Mereka tidak dapat dipisahkan lagi.” — St. Yohanes Maria Vianney
   
Antifon Pembuka (Luk 6:20)
  
Berbahagialah orang yang miskin karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah.
   
Tobat 3 (Bds. Luk 6:20-26)
     
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah nabi agung yang mewartakan dan melaksanakan penyelamatan umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi agung yang demi cinta kasih mengorbankan hidup, namun bangkit jaya mengalahkan maut dan dosa. Kristus, kasihanilah kami.
 
Engkaulah nabi agung yang membawa pandangan hidup baru yang membahagiakan. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menyampaikan Sabda Bahagia kepada kami yang miskin dan lemah ini. Semoga, Sabda Putra-Mu itu menjadikan kami kaya akan belas kasih dan perhatian kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (7:25-31)
 
Saudara-saudara, mengenai para gadis aku tidak mendapat suatu perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercaya berkat rahmat yang telah kuterima dari Tuhan. Aku berpendapat bahwa mengingat zaman darurat sekarang ini baiklah orang tetap dalam keadaannya. Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seorang. Tetapi kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi, orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani, dan aku mau menghindarkan kalian dari kesusahan itu. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan: Waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa ini: mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia yang kita kenal sekarang ini akan berlalu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
      
Mazmur Tanggapan
Ref. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu.
Ayat. (Mzm 45:11-12.14-15.16-17)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!
2. Keindahan belaka puteri raja itu, pakaiannya bersulamkan emas. Dengan pakaian bersulam berwarna-warni ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.
3. Dengan sukacita dan sorak sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. Para leluhurmu akan diganti oleh anak-anakmu nanti; mereka akan kauangkat menjadi pembesar di seluruh bumi.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)
  
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
  Siapa yang tidak ingin berbahagia dalam hidup ini? Setiap orang ingin memiliki kebahagiaan. Ada orang yang mengejar kebahagiaan dengan menumpuk harta, yang lain dengan mengejar kenikmatan dunia, yang lain lagi inginkan kedudukan dan kuasa. Yesus memiliki kriteria tersendiri mengenai siapa yang berbahagia dan siapa yang celaka. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang dibacakan pada misa hari ini hendak berbicara kepada orang yang miskin, yakni orang yang kekurangan material, orang yang tak bisa mencukupi kebutuhan hidup, paling-paling pas-pasan saja. Tetapi Injil juga berbicara kepada orang berkepunyaan, orang yang berkelebihan, orang yang tak merasakan kekurangan. Kepada yang miskin dikatakan bahwa mereka tak dilupakan Kerajaan Allah, mereka itu malah boleh merasa empunya Kerajaan Allah. Kepada orang kaya tidak dikatakan kalian tak memiliki Kerajaan Allah. Namun kehidupan mereka itu kiranya tak ada artinya ("celakalah....") bila mereka sudah puas dan merasa aman dengan kelimpahan mereka.
 
   Ukuran yang dipakai Yesus berbeda dengan ukuran kebahagiaan yang dikejar kebanyakan orang. Kalau Yesus berkata “Berbahagialah yang miskin” itu tidak berarti murid-murid-Nya harus jadi gelandangan, pengemis, dan menjual semua hartanya. Tetapi berarti bahwa Yesus berpihak kepada orang miskin. Sebagai orang yang berkecukupan, berkedudukan tinggi, kita diharapkan untuk mau berbagi dan solider dengan mereka yang miskin, lemah dan berdosa, sertaan mau berbagi untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan kasih dari kita. Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Jemaat di Korintus menasehati jemaat di Korintus untuk lebih fokus kepada kedatangan Tuhan, sekaligus juga mengingatkan kita semua bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini sungguh bersifat sementara, maka ia mengingatkan “orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu”.
   
   Dalam hidup ini banyak orang tergiur oleh penghasilan yang besar tanpa memikirkan akibat-akibatnya. Kisah tadi merupakan salah satu contoh bahwa orang yang rakus sering ingin mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ia tidak peduli akan begitu banyak kekayaan yang sudah dimilikinya. Ia ingin mengumpulkan lagi dan lagi. Akibatnya, ia kehilangan apa yang dimilikinya. Banyak orang tidak puas akan apa yang sudah dimilikinya. Sebagai orang beriman kita mesti selalu sadar bahwa pengembaraan di dunia ini akan berakhir. Hidup di dunia ini tidak ada yang abadi. Harta kekayaan akan lenyap, karena tidak bersifat kekal. Harta kekayaan tidak menjamin keselamatan jiwa-jiwa. Harta kekayaan hanyalah sarana bagi manusia untuk hidup lebih baik di bumi ini. Dengan demikian, manusia memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal baik bagi sesama. Marilah kita sadari bahwa kita hanyalah pengembara di dunia ini. Dengan demikian, kita mampu mengorbankan hidup bagi sesama yang membutuhkan.
 
 
 
-NVL-

"Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah."

Selasa, 09 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
   
1Kor. 6:1-11;  Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 6:12-19.
 
"Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah."
  
Renungan saya sejak Senin, selalu berbicara tentang pentingnya doa. Hari ini, saya semakin mendapat peneguhan dari Yesus yang berdoa semalam-malaman kepada Allah. Dari Injil, tampak bahwa aktivitas hidup harian Yesus kurang lebih demikian: malam hari Ia berdoa dan siang hari Ia berkerja untuk mengajar dan melayani banyak orang, termasuk menyembuhkan mereka yang sakit dan kerasukan setan. Semua yang dikerjakan oleh Yesus adalah buah dari doa. Berkat doa, maka ia tidak salah pilih. Dengan tepat, Ia memilih 12 rasul. Memang, satu di antaranya menjadi pengkhianat. Namun kalau dihitung, hasil askhir dari pilihan-Nya yang tidak baik hanya 8,3%. Sementara yang 91,7% sangat baik. Berkat doa-Nya pula, Yesus mampu mengerjakan hal-hal yang baik sehingga banyak orang datang kepada-Nya untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari berbagai penyakit mereka. Dari sini, saya melihat bahwa buah dari doa adalah kemampuan untuk memberikan pengajaran yang benar dan juga kemampuan untuk menyembuhkan. Maka, kalau ada orang yang kata-katanya kok banyak mengandung ketidak-benaran, ditambah lagi sikap dan tindakannya justru malah menyakiti orang lain, jangan-jangan orang tersebut kurang berdoa. Atau cukup berdoa tetapi kurang penghayatan. 

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pendoa yang baik supaya kami tidak salah pilih dan mampu menghasilkan buah-buah yang baik dalam perkataan, sikap dan tindakan kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 09 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIII

Selasa, 09 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIII
    
Bagaimana kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Kitab Suci adalah satu sejauh Sabda Allah itu satu. Rencana penyelamatan Allah itu satu, dan inspirasi ilahi dari kedua Perjanjian itu juga satu. Perjanjian Lama mempersiapkan yang Baru dan Perjanjian Baru menyempurnakan yang Lama, keduanya saling menerangkan satu sama lain. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 23)

 
Antifon Pembuka (Mzm 149:1)
 
Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaat orang-orang saleh!
 
Tobat 3 (bds. Luk 6:12-19)


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Guru dan Nabi Agung, yang mengikutsertakan orang-orang pilihan-Mu mewartakan pertobatan dan Injil. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Imam Agung, yang mendamaikan kami dengan Allah dengan pengorbanan di salib dan kebangkitan-Mu. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Raja dan Gembala Agung, yang mengajak para murid mengumpulkan domba-domba-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.
  
Doa Pagi


Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memilih kami menjadi anak-anak-Mu. Engkau juga mengutus kami sebagai pewarta Kabar Gembira. Berilah kami kekuatan untuk menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira serta penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
        
Paulus menekankan perselisihan di dalam komunitas mereka mesti diselesaikan di dalam komunitas mereka dan oleh orang-orang mereka sendiri bukan dengan melibatkan orang di luar komunitas. Alasannya sederhana, orang-orang sekomunitas memiliki visi yang sama dan pemahaman yang sama tentang tata hidup di antara mereka.
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (6:1-11)
   
"Saudara yang satu menuntut keadilan terhadap saudara yang lain, justru pada orang yang tidak beriman!"
      
Saudara-saudara, jika di antara kalian ada perselisihan, apakah salah satu pihak sampai hati mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar dan bukan pada orang-orang kudus? Atau tidak tahukah kalian bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tanganmu, tidakkah kalian sanggup mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kalian, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari! Meskipun demikian, jika kalian harus mengurus perkara-perkara biasa, urusan itu kalian serahkan kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat! Hal ini kukatakan untuk membuat kalian malu. Tidak adakah di antaramu seorang yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara saudaranya? Adakah saudara yang satu menuntut keadilan terhadap saudara yang lain, justru pada orang yang tidak beriman! Adanya perkara di antaramu saja, antara seorang saudara terhadap saudara yang lain, telah merupakan kekalahan bagimu. Mengapa kalian tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapa kalian tidak lebih suka dirugikan? Sebaliknya kalian sendiri melakukan ketidakadilan, kalian sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kalian lakukan terhadap saudara-saudaramu sendiri. Atau tidak tahukah kalian, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kalian dahulu demikianlah adanya. Tetapi kalian telah memberi dirimu disucikan, kalian telah dikuduskan, kalian telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada di dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kalian telah Kupilih dari dunia dan Kutetapkan agar pergi dan berbuah, dan buahmu tinggal tetap.
 
Yesus memilih para rasul dan mengumpulkan para murid untuk membentuk sebuah komunitas persaudaraan dalam Allah. Mereka diajari supaya memahami visi penyelamatan Allah yang dibawa-Nya. Mereka dibina dan dibimbing untuk maju dalam hidup rohani dan cinta kasih.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
  
"Semalam-malaman Yesus berdoa. Lalu Ia memilih dua belas orang, yang disebut-Nya rasul."
   
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya dan memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Andreas, saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang kerasukan roh-roh jahat mendapat kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, sebab dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Doa adalah kekuatan bagi anak-anak Allah. Doalah yang telah menguatkan Tuhan Yesus dalam tugas dan pelayanan-Nya. Banyak orang datang kepada Yesus untuk mendengarkan dan memperoleh kesembuhan dari-Nya. Mereka merasakan kuasa yang besar dari Yesus. Kuasa ini tentu datang dari doa. Kita adalah para murid Tuhan Yesus. Seperti kedua belas rasul, kita pun diajak dan diajar Yesus untuk tekun berdoa. Tuhan ingin agar kita mampu meneruskan tugas pelayanan Yesus yang memberi kesembuhan dan keselamatan itu. Satu pertanyaan bagi kita: Apakah doa sudah menjadi napas hidup?
 
Doa Malam
 
Terima kasih ya Yesus, atas teladan-Mu dalam Injil hari ini, dimana Engkau mengundurkan diri untuk berdoa sebelum mengambil keputusan yang penting. Semoga dalm keseharianku, aku pun berani mengundurkan diri dan berdoa shingga hidupku pun semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.
 
  
RUAH

"Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"

Senin, 08 September 2014
Pesta Kelahiran SP Maria
   

Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd;  Mat. 1:1-16,18-23

"Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"
 
Hari ini kita merayakan kelahiran Santa Maria, ibu Yesus. Kita tahu bahwa orangtua Maria adalah St. Yoakim dan St. Anna, yang kita peringati tiap tanggal 26 Juli. Sayang, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, kita tidak menemukan kisah kelahiran Maria ini. Namun, ada tulisan lain, yang tidak termasuk kanon Kitab Suci, yang berbicara tentang kelahiran Maria. Dua di antaranya adalah The Gospel of the Birth of Mary (Injil Kelahiran Maria) dan The Proto-Evangelium of James (Proto-Injil Yakobus). Keduanya menyebut bahwa Yoakim dan Anna adalah orang yang takut dan taat kepada Allah. Namun, setelah lama menikah, mereka tidak dikaruniai anak, seperti halnya Elyakim dan Hana (orangtua Samuel) serta Zakaria dan Elisabet (orangtua Yohanes Pembaptis). Maka, Yoakim, selama 40 hari dan 40 malam tinggal di padang gurun. “Aku tidak akan makan atau minum sampai Tuhan Allahku mengunjungi aku; doa akan menjadi makanan dan minumanku”, katanya (PIY 1:4). Sementara Anna melakukan seperti yang dilakukan Hana (1Sam1: 9-19). Tuhan mendengarkan doa-doa mereka sehingga mengandunglah Anna dan melahirkan Maria. Kisah ini hendak menegaskan bahwa kelahiran Maria adalah kelahiran yang istimewa. Maria adalah anugerah istimewa, tidak hanya bagi Yoakim dan Anna tetapi juga bagi kita semua. Sebab, melalui dialah, lahir Yesus Kristus, penyelamat kita. Tampak jelas pula bahwa Maria dilahirkan sebagai buah dari doa Yoakim dan Anna. Maka, untuk para bapak-ibu dan eyang, berdoalah senantiasa agar anak dan cucu panjenengan adalah buah dari doa. Saya sendiri, ketika masih di Paroki, setiap kali melakukan penyelidikan kanonik terhadap calon manten, selalu berpesan kepada mereka agar aktivitas hubungan suami-istri harus selalu dibarengi dengan doa sehingga mereka sungguh menyadari bahwa anak-anak mereka adalah anugerah Tuhan dan buah dari doa. Dalam kehidupan kita secara lebih luas, hendaknya perkataan, tulisan, sikap dan tindakan kita juga merupakan buah dari doa-doa kita. 
  
Doa: Tuhan, semoga apa pun yang kami lahirkan, tidak hanya anak-anak dalam keluarga kami, tetapi juga perkataan, sikap dan tindakan kami, senantiasa merupakan buah dari doa. Amin. -agawpr-

Senin, 08 September 2014 Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

Senin, 08 September 2014
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria
  
Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)


Antifon Pembuka

Marilah kita bersukacita merayakan kelahiran Santa Perawan Maria. Sebab dari padanya telah terbit cahaya dunia, yakni Kristus Allah kita.
     
   
Pada Misa hari ini ada Kemuliaan (Gloria), tanpa Syahadat (Credo).
     
Doa Pagi
 
Tuhan dan Allah kami, rencana-Mu terhadap dunia serta manusia melampaui segala dugaan kami. Limpahkanlah berkat-Mu atas kami agar kami mampu meneladan kerendahan hati dan kesederhanaan Bunda Maria. Dialah perempuan bersahaja yang Kaupilih sebagai ibu Sang Penyelamat umat manusia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
           
Bacaan dari Nubuat Mikha (5:2-5a)
    
"Tibalah saatnya perempuan yang mengandung itu melahirkan."
     
Beginilah firman Tuhan, “Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka ia akan bertindak, dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Atau
      
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:28-30)
 
Saudara-saudara, kita tahu banwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya itu, juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersukacita dalam Tuhan.
Ayat. (Mzm 13:6ab,6cd).
1. Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.
2. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah engkau, hai Perawan Maria, dan sangat terpuji. Sebab dari padamu telah terbit Sang Surya Keadilan, yakni Kristus, Allah kita.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius [1:1-16.18-23 (1:18-23)]
 
"Anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."
 
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai. Isai memperanakkan Raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia. Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon. Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim. Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan. Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
            
   Hari ini, bersama seluruh umat Katolik diseluruh dunia, kita patut bersukacita ; sebab pada hari ini Gereja Katolik merayakan sebuah misteri besar dalam sepanjang sejarah kehidupan di dunia, yaitu Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Pesta ini sudah mulai popular sejak masa Sri Paus St Sergius I pada permulaan abad ke-7 yang pada dasarnya perayaan ini bersumber dari Tradisi Gereja Timur. 
 
 Injil hari ini membentangkan kembali silsilah Tuhan kita Yesus Kristus, lalu apa sangkut pautnya dengan Bunda kita? Kita semua pasti mengerti bahwa Yesus datang hendak menyelamatkan kita dari perbudakan dosa dengan mengosongkan diri-Nya dan menjadi manusia. Apakah Yesus Kristus, Tuhan kita dapat langsung menjadi manusia begitu saja? Bisa saja Yesus langsung turun dari langit dan secara ajaib menjadi manusia. Tetapi cara demikian tidak dapat menyerupakan diri-Nya dengan manusia, yang lahir dari rahim seorang ibu. Tentu saja, tidak mungkin asal – asalan dalam memilih ibu yang akan mengasuh Putra tunggal-Nya. Untuk sesuatu hal yang baik, kita memerlukan rencana yang rapi agar memperoleh hasil yang maksimal. Untuk menikmati liburan akhir pekan, tak jarang kita sudah membuat rencana untuk hari ke depan dan apa saja yang hendak dilakukan. Demikian pula Bapa dalam memilih ibu yang hendak mengasuh dan menimang Putera tunggal-Nya. Kelahiran Bunda Maria sedemikian pentingnya sebab dari rahimnya lah Putra Bapa akan menyelamatkan manusia.

  Bunda Maria dalam Gereja Katolik seringkali disapa dengan “Ratu Damai”, semoga dengan kelahiran Bunda Maria pun kita boleh melahirkan damai bagi siapa saja yang datang kepada kita dan bagi lingkungan sekitar kira. Tentunya, Maria yang disebut sebagai “Ratu Surga” pun boleh mengajak kita untuk menciptakan surga di bumi bagi siapa saja. Semoga misteri ini memampukan kita untuk merefleksikan begitu ajaib dan besarnya karya Allah yang tidak dapat kita pikirkan dengan segala keterbatasan kita. Semoga misteri ini pula mengajak kita untuk semakin meneladan Bunda Maria yang taat kepada Bapa, tulus dan rendah hati.
     
  
Deus Providebit

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy