| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Rabu, 23 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Yer 1:1.4-10; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Mat 13:1-9

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Seorang petani tentu memilih tanah yang baik untuk ditaburi benih dengan harapan agar benih itu tumbuh dengan baik dan bisa menghasilkan buah yang melimpah. Atau paling tidak, tanah yang akan ditaburi benih tersebut disiapkan terlebih dahulu: dibersihkan dari tanaman dan rerumputan liar, dari bebatuan, dicangkul, diairi, dll. Maka, ketika membaca perumpamaan tentang penabur ini, saya bertanya-tanya: mengapa kok hal tersebut tidak dilakukan oleh sang penabur yang diceritakan oleh Yesus. Padahal, sang penabur yang diceritakan itu adalah Tuhan sendiri dan benih yang ditaburkan adalah sabda-Nya. Kan aneh, masak Tuhan menaburkan benih sabda-Nya kok asal-asal, tidak memperhatikan di mana benih itu jatuh. Ternyata hal ini hendak menegaskan bahwa Sabda-Nya itu diperuntukkan bagi semua orang dan ditaburkan ke hati setiap orang. Seperti apa pun hati orang, Tuhan tidak menghindarinya dan tidak menolak untuk memberikan firman-Nya. Bagi hati kita yang sudah mempunyai hati yang subur untuk sabda-Nya, tentu tidak masalah. Tinggal menjaga agar tetap subur dan tidak berangsur-angsur menjadi tandus. Namun, Tuhan tetap punya harapan bahwa hati kita yang keras berbatu atau seperti pinggir jalan dan yang berduri suatu saat akan berubah karena terus-menerus mendengarkan firman yang ditaburkan-Nya. Sabda Tuhan tidak hanya memberi informasi tetapi juga merupakan daya transformasi yang mengubah hati kita. Untuk itu, kalau kita mempunyai hati yang keras atau berduri, hati yang degil dan mudah kawatir, hati yang menyimpan dendam, kebencian dan prasangka negatif, marilah kita semakin sering, tekun dan setia mendengarkan sabda Tuhan. Kita semua mempunyai telinga untuk mendengarkan Sabda Tuhan yang secara pasti akan mengubah hati kita sehingga pelan-pelan menjadi semakin subur.

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk selalu membuka telinga dan mendengarkan sabda-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 23 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVI

Rabu, 23 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI
  
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Mat 13:9)

Antifon Pembuka (Mzm 71:15)

Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan karya-Mu.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang maharahim, semoga telinga dan mata kami Kaubuka untuk menyadari, betapa pentingnya saling mengasihi dan berbagi bersama. Tolonglah kami untuk saling berbagi beban yang ringan, sebab kami semua adalah saudara dan saudari satu sama lain, dan Engkaulah Tuhan kami, selama-lamanya. Amin.
  
Tuhan selalu mempunyai otoritas dalam kehidupan manusia, karena Allah adalah Allah. Ketika Dia memilih dan mengutus manusia menjadi nabi untuk menjadi mulut Allah, manusia tidak bisa berdalih macam-macam. Pilihan yang terbaik yakni kesediaan seturut rencana-Nya karena semuanya akan dilengkapi oleh Allah.
  

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:1.4-10)
 
  
"Aku menentukan dikau menjadi nabi untuk berbagai bangsa." 
     
Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN." Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; Ul: lh.6a)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.
 

Pekerjaan Yesus sebagai seorang guru adalah menaburkan benih sabda pada hati manusia. Tentu sang guru mengharapkan benih yang ditaburkan tidak mati sia-sia. Harapannya tentu benih itu jatuh pada lahan yang subur dan bukan pada lahan yang tandus, keras, berbatu-batu dan bersemak duri. Hatiku termasuk lahan yang mana?

 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)
   
   
"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."
    
Pada suatu hari, Yesus keluar dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Kerajaan Allah itu telah nyata sejak kedatangan Tuhan, tetapi tetap menyimpan misteri. Maka, hanya bisa diumpamakan. Biji adalah sabda Tuhan. Ladang adalah hati kita. Ladang yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan buah berlimpah. Banyak tantangan dan godaan dari luar terlebih dalam diri kita sendiri. Karena itu, perlu kita rajin, tekun dan berjuang dalam memelihara, mengolah hati kita, menjadi ladang yang subur untuk Sabda Tuhan.
RUAH

"Aku telah melihat Tuhan"

Selasa, 22 Juli 2014
Pw. St. Maria Magdalena

Mi 7:14-15,18-20; Mzm 85:2-4,5-6,7-8; Yoh 20:1-2,11-18

"Aku telah melihat Tuhan"

Hari ini kita memperingati St. Maria Magdalena. Pengalaman dikasihi oleh Yesus dengan kasih yang begitu besar membuat Maria Magdalena ingin selalu bersama dengan Yesus. Yesus telah membebaskannya dari tujuh roh jahat yang merasukinya sehingga dengan demikian ia disembuhkan dan dimurnikan (Luk 8:2). Maka, ketika Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa untuk memberitakan Injil, ia menjadi salah satu dari beberapa perempuan yang setia mengikuti dan melayani-Nya (Luk 8:1-3). Sepanjang jalan menuju golgota sampai ketika Yesus wafat di salib, Maria Magdalena juga terus mengikuti-Nya, kendati dari kejauhan (Mrk 15:40). Ia pun mengantar jenazah Yesus sampai ke makam, bahkan tidak mau meninggalkan-Nya sehingga ia tetap tinggal di situ duduk di depan makam (Mat 27:61). Namun, karena hukum Sabat mewajibkan orang harus tinggal di rumah dan tidak beraktivitas, maka Maria Magdalena pun pulang. Di rumah, hati dan pikirannya sama sekali tidak bisa terlepas dari Yesus sehingga setelah hari Sabat lewat - artinya hukum Sabat sudah tidak berlaku - pada pagi-pagi buta, ia segera pergi ke makam Yesus (Mrk 16:1-2; Yoh 20:1). Ia ingin segera bertemu dengan Tuhannya. Namun, makam kosong. Yesus tidak ada lagi di situ. Ia terus mencari, bertanya sambil menangis (Yoh 20:2.11.13.15), sampai akhirnya ia menemukan-Nya. Usaha dan pencariannya yang disertai dengan cucuran air mata tidak sia-sia. Ia berjumpa dengan Yesus yang bangkit sehingga dengan penuh sukacita ia berkata dan berwarta "Aku telah melihat Tuhan" (Yoh 20:18).

Demikianlah, orang yang sadar dan 'ngrumangsani' dikasihi oleh Tuhan, juga selalu mengasihi-Nya, selalu ingin bersama-Nya, selalu datang mencari-Nya. Dan kepada siapa pun yang mencari-Nya, Tuhan selalu berkenan menjumpai. Tidak seorangpun yang mencari Tuhan tidak bertemu dengan-Nya, kendati proses pencarian itu tidak selalu mudah. Ada kalanya harus disertai dengan cucuran air mata karena yang ditemui hanyalah kekosongan dan kehampaan (makam kosong). Seperti pengalaman doa kita. Kadang, kita merasa doa-doa kita kosong dan hampa. Kita seolah-olah tidak bertemu dengan Tuhan. Tuhan seolah-olah begitu jauh dan cuek, tidak peduli pada kita. Atau, sebenarnya Tuhan dekat dengan kita tetapi kita tidak mampu mengenali-Nya, seperti halnya juga dialami Maria Magdalena. Namun, seperti Maria Magdalena pula, kita jangan berhenti mencari Tuhan. Sebab beginilah firman Tuhan: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Am 4:5). Maka St. Agustinus mengatakan, "Hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau”.

Sekarang, bagaimana kita mencari Tuhan? Pertama-tama kita harus dengan sungguh-sungguh mengarahkan hati dan jiwa kita kepada-Nya (Ul 4:29; 1Taw 22:19) dalam doa yang disertai kerendahan hati dan pertobatan (2Taw 7:14). Yang kedua adalah tekun dan setia merayakan Ekaristi sebab di situ Kristus sungguh hadir baik dalam sabda-Nya maupun dalam tubuh dan darah-Nya. Yang ketiga dengan mengasihi dan melayani sesama sebab dalam diri mereka kita melihat wajah Tuhan (bdk. Mat 25:40).

Doa: Tuhan, teguhkanlah kami untuk tidak pernah lelah dan berhenti mencari-Mu supaya kami hidup dari-Mu, bersama-Mu dan untuk-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 22 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Maria Magdalena

Selasa, 22 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Maria Magdalena
 
“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)


Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)
 
Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
   
Pengantar


Cerita tentang Maria Magdalena kita ketahui dari Injil. Namanya dengan jelas disebutkan dalam beberapa bagian Kitab Injil. Lukas 8:2 mengisahkan bahwa Maria terhitung sebagai salah satu diantara wanita-wanita yang disembuhkan Yesus dari kuasa roh-roh jahat dan kemudian menjadi pengikut dan pelayan Yesus selama karyaNya. Matius 27:56; Markus 15:40,47; Yohanes 19:25 mengisahkan bahwa Maria bersama beberapa orang wanita lain hadir pada saat kematian Yesus di atas salib dan kemudian juga pada saat penguburan Yesus. Dalam Matius 28:1; Markusn 16:1; dan Lukas 24:1-10 dikisahkan bahwa Maria bersama beberapa orang wanita lainnya pergi ke kubur Yesus untuk mengurapi jenazah Yesus pada hari Minggu Paskah.

Berita kebangkitan Yesus disampaikan oleh para malaikat kepada beberapa orang wanita. Meskipun demikian, Maria Magdalena adalah satu-satunya wanita yang dikatakan sebagai orang pertama yang melihat Yesus setelah bangkit dari kubur (Yoh20:11-18).

Maria berasal dari desa Magdala. Oleh tradisi Kristen selanjutnya, ia diidentifikasikan dengan Maria dari Betania, saudara Marta dan Lazarus, dan dengan seorang wanita pendosa lain yang bertobat dan kemudian mengikuti Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Injil Lukas 7:37-50. (www.imankatolik.or.id)

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu atas kepercayaan yang telah Kau berikan pada kami. Semoga kami dapat setia menjaga panggilan dan melaksanakan tugas perutusan. Hadirlah di sini, terangilah hati kami, agar sabda kehidupan-Mu meresap dalam hati kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
 

Mistik kristiani itu adalah cinta. Artinya, orang yang hidup dan berusaha sempurna dalam kasih. Allah menjadi jantung hatinya. Allah kerinduan hatinya. Karena itu orang-orang yang mengalami persatuan dengan Allah seperti St. Theresia dari Avila atau St. Tomas dari Aquinas berani mengatakan, “Bagiku Allah saja sudah cukup.”
 

Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)


Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Atau:
 
Orang yang dikuasai oleh kasih Kristus berani mati terhadap diri sendiri. Ia tidak lagi hidup bagi diri sendiri. Hidupnya merupakan sebuah pemberian diri atau korban yang dipersembahkan kepada Tuhan dan demi kebaikan sesama. Ia menjadi ciptaan baru.
 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)

Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Katakan Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.

Siapa yang merindu akan bertemu. Siapa yang mendamba akan berjumpa. Hati Maria Magdalena meluap rindu dan damba pada Tuhan Yesus. Akhirnya dia mendapat anugerah pertemuan dan perjumpaan yang pertama kali setelah kebangkitan-Nya. Pertanyaan sudahkah hati kita ini dipenuhi dengan kerinduan untuk bertemu dengan Yesus?
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18)
 
Pada hari Minggu Paskah, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus, dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya: Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Cinta tidak hanya memberi warna, tetapi juga citra dn kehidupan. Hukum kasih berbicara: orang yang menerima banyak, akan memberi banyak. Dari pengampunan Tuhan yang menyembuhkan, Maria Magdalena telah menerima citra dan kehidupan berlimpah, maka ketika Yesus wafat di salib, dia pun memberikan banyak. Ada banyak ratapan, kerinduan dan pengharapan untuk jumpa “jantung hatinya”. Dan ketika dia memberikan banyak itu, dia menerima limpah anugerah: menjadi orang pertama berjumpa dengan Yesus yang bangkit.

Doa Malam

Tuhan Yesus, bukalah mata hatiku untuk melihat Engkau yang bersemayam di setiap peristiwa hidup dan di dalam setiap pribadi sesamaku manusia. Tajamkanlah pandangan mata hatiku. Sebab Engkaulah yang menuntun jalan hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus"

Senin, 21 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Mik 6:1-4.6-8; Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23; Mat 12:38-42

"Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus"

Kehadiran Yunus di Niniwe sebagai utusan Tuhan untuk menyampaikan ajakan pertobatan dengan disertai ancaman ditanggapi dengan baik oleh orang-orang Niniwe (Yun 3). Mereka semua menyesal, berkabung dan bertobat. Mereka mampu membaca dengat tepat kehendak Tuhan yang ditandai dengan kehadiran Yunus. Lain dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka memang lebih ahli dalam Kitab Suci dan Agama Yahudi, tetapi mereka tidak mampu membaca dan menangkap tanda kasih Allah yang dinyatakan dalam kehadiran Yesus. Padahal, Yesus tidak hanya menyampaikan ajakan pertobatan (Mrk 1:15; Mat 4:17) tetapi mengajar dengan menakjubkan (Luk 4:31-32.42-44) juga membuat banyak mukjizat, mulai dari menyembuhkan banyak orang sakit (Luk 7:21), mengusir setan (Mat 8:16.28-34), meredakan angit ribut (Mat 8:23-27), menggandakan roti (Yoh 6:5-15), dll.

Dalam hidup kita sehari-hari, Tuhan pun senantiasa hadir dan membuat aneka banyak mukjizat bagi kita. Bukankah kejadian, kelahiran dan keberadaan kita di dunia ini adalah mukjizat? Bagaimana tidak, kita yang semula hanya berupa satu sel telur dan satu sperma yang sangat kecil, hari demi hari terus tumbuh dan berkembang sampai seperti sekarang ini. Tubuh kita dengan segala organ-organnya dibentuk dan disusun sedemikian rupa sehingga sungguh harmonis dan masing-masing berfungsi dengan semestinya. Siang dan malam silih berganti secara teratur. Dan ... silakan ditambahkan sendiri. Intinya, Tuhan sunggh mahabaik dan sangat mengasihi kita. Kita tidak lagi membutuhkan tanda dari Tuhan karena Ia telah banyak sekali memberikan tanda yang menyatakan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Yang penting adalah kita harus melatih kepekaan kita untuk mampu membaca dan menangkap setiap tanda kasih Tuhan, sekecil dan sesederhana apa pun. Maka, pertanyaannya bukan "Apakah Tuhan mencintai kita?" tetapi "Apakah kita menyadari bahwa Tuhan sungguh mencintai kita?" Kalau kita mampu menangkap tanda kasih Tuhan dalam hidup kita, kita pun akan mampu untuk menjadi tanda kasih-Nya bagi sesama, yakni dengan berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah?" (Mik 6:8)

Doa: Tuhan, semoga kami semakin peka dalam menangkap dan memahami tanda-tanda kasih-Mu sehingga kami pun mampu menjadi tanda cinta-Mu bagi sesama, yakni dengan berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan-Mu. Amin. -agawpr-

Senin, 21 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVI

Senin, 21 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVI

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. --- 2 Ptr 3:9
   

Antifon Pembuka (Mik 6:8)

Yang dituntut Tuhan dari padamu tak lain tak bukan ialah berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup rendah hati di hadapan Tuhan.

Doa Pagi
   

Allah Bapa kami, dengan pengantaraan Yesus Putra-Mu, Engkau telah memanggil semua orang agar bertobat dan percaya kepada Injil. Kami mohon, jauhkanlah kami dari dosa-dosa, berilah kami keberanian untuk menanggapi panggilan-Mu dan menempuh jalan yang ditunjukkan oleh Yesus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Mikha (6:1-4.6-8)
       
   
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu, apa yang dituntut Tuhan dari padamu."
      
Dengarkanlah sabda yang diucapkan Tuhan, "Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu! Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan Tuhan, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel. "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku! Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu. "Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23)
1. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilannya: Allah sendirilah Hakim!
2. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu!
3. "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
4. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:38-42)
    
"Pada waktu penghakiman ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini."
     
Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Jawab Yesus kepada mereka, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

    
MASIHKAH KITA MEMINTA TANDA?
 
Zaman sekarang menuntut segala sesuatu yang serba obyektif, dapat dipercaya jika dan hanya jika dapat dipandang secara fisik. Apakah kita pun menuntut hal yang sama kepada Allah? Sejak zaman Yunus, banyak orang-orang menuntut tanda, tanda lahiriah. Yesus mengecam hal tersebut dengan pernyataan “…"Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat 12:39). Yunus yang berdiam di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, adalah lambing bagaimana Kristus akan dimakamkan selama tiga hari tiga malam pula (Mat 12:40). Zaman itu, sedikit saja yang percaya bahwa Yesus adalah Putera Allah. Bahkan kita ingat, bagaimana ahli Taurat menuntut tanda kepada Yesus untuk meruntuhkan bait Allah dan meminta membangunnya kembali dalam waktu yang singkat untuk membuktikan bahwa Yesus itu adalah Putra Allah. Wafat Yesus membuat semua orang membisu, apakah Dia benar Putra Allah? 
  
  Kebangkitan Kristus adalah tanda sejati bagaimana kita dapat percaya bahwa Kristus adalah Putra Allah. Thomas pun masih belum dapat percaya bahwa Guru dan Gembalanya itu telah bangkit. Apakah kita ingin seperti “angkatan yang jahat” (Mat 12:39) dan Thomas yang menuntut suatu tanda? Beberapa dari kita dapat merasakan hal – hal adikodrati atau spiritual, seperti rasa cinta, kasih sayang. Rasa cinta dan kasih sayang tidak dapat disentuh dan dipandang dengan fisik, tetapi kita dapat merasakannya. Begitu pula dengan Tuhan. Kehidupan yang kita nikmati sebenarnya sebuah cinta Tuhan yang amat besar untuk kita semua. Perjumpaan kita dengan setiap pribadi di dalam kehidupan sehari – hari sebenarnya sudah menunjukkan bagaimana Tuhan mau hadir dan mendidik kita semua. Di dalam diri setiap orang, hadir Kristus yang tersalib, terutama mereka yang dipandang hina dan ditelantarkan. Bacaan ini mengajak kita untuk menerima setiap orang yang datang seperti Kristus sendiri yang datang di hadapan kita. Masihkah kita menuntut tanda yang lebih?  
Deus Providebit/Renungan Pagi

"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba"

Minggu, 20 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVI

Keb 12:13.16-19; Mzm 86:5-6.9-10.15-16a Rom 8:26-27; Mat 13:24-43

"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba"

Hampir setiap hari, kita mendengar dan melihat berbagai macam kejahatan. Pembunuhan, perampokan, pencurian, korupsi, penjajahan, dll. Kita lalu bertanya: dari mana datangnya itu semua. Tuhan itu mahabaik dan yang Ia ciptakan semuanya baik adanya (Kej 1: 1-31). Dalam Injil hari ini, Yesus menjelaskan bahwa kejahatan itu berasal dari iblis (Mat 13:39a). Namun, siapakah iblis itu dan dari mana asalnya? Tiga kutipan Kitab Suci berikut ini membantu kita. 2 Ptr 2:4 mengatakan, “Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman.” Terlemparnya para malaikat yang berbuat dosa inilah yang disebut oleh Yesus, “Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit.” (Luk 10:18). Malaikat yang berdosa inilah yang kemudian menjadi iblis/setan. “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” (Yoh 8:44). Jadi, dari sinilah asal muasal iblis/setan dan segala macam bentuk kejahatan.

Berhadapan dengan setan yang terus-menerus menimbulkan kejahatan di sekitar kita, Tuhan tidak serta merta membinasakannya. Ia justru membiarkan yang baik dan yang jahat itu tumbuh bersama, baik dalam diri pribadi kita maupun dalam komunitas atau masyarakat kita. Namun, pada akhirnya nanti jelas: si jahat akan dicampakkan ke dalam neraka dan orang benar akan dikumpulkan dalam Kerajaan Bapa (Mat 13:43). Tindakan "pembiaran" yang dilakukan Tuhan ini mempunyai beberapa makna. Pertama, Tuhan sangat menghargai kebebasan kita untuk memilih, mau menjadi baik atau menjadi jahat. Konsekuensinya pada akhir nanti sudah Ia sampaikan dengan jelas. Kedua, "pembiaran" itu juga merupakan kesempatan bagi kita untuk bertobat, yaitu mengubah "ilalang-ilalang" dalam diri kita menjadi "gandum". Ketiga, kita diajak untuk selalu waspada dan berjaga-jaga serta semakin teguh dalam iman sebagaimana ditegaskan oleh St. Petrus, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh!” (1 Ptr 5:8.9). Sebab hanya keteguhan imanlah yang memampukan kita untuk melawan iblis dengan semua karya jahatnya.

Doa: Tuhan, ada banyak sekali ilalang yang tumbuh subur, baik dalam diri kami sendiri maupun dalam masyarakat kami. Untuk ilalang-ilalang dalam diri kami sendiri, berilah kami rahmat pertobatan dan untuk ilalang-ilalang dalam masyarakat kami, berilah kami kewaspadaan dan keteguhan iman dalam menghadapinya. Amin. -agawpr-

Minggu, 20 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XVI

Minggu, 20 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVI
   
Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati. (Mzm 19:8a.9a)
      

Antifon Pembuka (Mzm 54:6-8)
   
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.
  
See, I have God for my help. The Lord sustains my soul. I will sacrifice to you with willing heart, and praise your name, O Lord, for it is good.
  
Ecce Deus adiuvat me, et Dominus susceptor est animæ meæ: averte mala inimicis meis, in veritate tua a disperde illos, protector meus Domine.
  

Doa Pagi

   
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau selalu memberi kesempatan kepada kami untuk bertobat. Semoga, kami peka dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Kauberikan itu sehingga kesabaran-mu sungguh-sungguh membuahkan perbaikan dan pembaruan bagi hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (12:13.16-19)
      
   
"Apabila mereka berdosa, Kauberi kesempatan untuk bertobat."
     
Selain Engkau, tidak ada Allah yang memelihara segala-galanya, sehingga Engkau harus membuktikan kepadanya bahwa Engkau menghukum dengan adil. Asas keadilan-Mu ialah kekuatan-Mu, dan karena berdaulat atas semuanya maka Engkau bersikap lunak terhadap segala sesuatu. Kekuatan-Mu hanya Kauperlihatkan apabila orang tak percaya akan kepenuhan kuasa-Mu, orang yang berani menentang kekuasaan-Mu Kaupermalukan. Tetapi, meskipun Engkau Penguasa yang kuat, Engkau mengadili dengan belas kasihan, dan dengan sangat murah hati memperlakukan kami. Sebab kalau mau, Engkau dapat berbuat apa saja. Dengan berlaku demikian Engkau mengajar umat-Mu bahwa orang benar harus sayang akan manusia. Anak-anak-Mu Kauberi harapan yang baik ini: Apabila mereka berdosa, Kauberi kesempatan untuk bertobat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 86:5-6.9-10.15-16a; Ul: lih 5a)
1. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan dan perhatikanlah suara permohonanku.
2. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu: Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban hanya Engkaulah Allah!
3. Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah pengasih dan penyayang, Engkau sabar dan berlimpah kasih setia. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:26-27)
   
"Roh berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."
      
Saudara-saudara, Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelami hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mzm 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:24-43)
    
"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."
         
Sekali peristiwa Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, kata-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, “Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu, ‘Seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah hamba-hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia berkata, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabuti lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba.’ Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya kedalam lumbungku!” Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi kepada mereka, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.” Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan. Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah firman yang disampaikan oleh nabi: Aku mau membuka mulutku untuk mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.” Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

 

Gandum adalah sekelompok tanaman dari jenis padi-padian yang kaya akan kabohidrat. Sebagian besar dari antara kita jarang atau bahkan tidak pernah melihat tanaman gandum ini. Sebaliknya, lalang (alang-alang) adalah sejenis rumput berdaun tajam, yang banyak dijumpai di lahan pertanian.

Di lahan pertanian, gandum dan lalang dapat bertumbuh bersamaan, walau semula sang petani hanya menanam gandum. Keberadaan lalang bisa mengganggu tumbuhnya tanaman gandum. Karena itu, dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum, diceritakan bahwa hamba-hamba tuan itu berkata, “Tuan, bukankah benih baik yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: seorang musuh yang melakukannya.” (Mat 13:27-28a). Kata hamba-hamba tuan itu, “Jadi, maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?” (ay. 28b). Usul tersebut tidak diterima. Jawabnya, “Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai....” (ay. 29-30).

Para hamba tuan ladang diminta agar menahan diri dan bersabar sampai waktu menuai, yaitu pada akhir zaman. Tanaman gandum yaitu anak-anak Kerajaan dan lalang yaitu anak-anak si jahat sama-sama diberi kesempatan untuk hidup sampai waktu menuai. Begitulah yang terjadi hingga hari ini dan sampai akhir zaman tiba. Orang-orang baik, yang berusaha hidup benar, jujur, adil dan berkenan kepada Allah diberi kesempatan untuk terus bertumbuh, sementara orang-orang yang berlaku jahat, kasar dan sadis terhadap sesamanya juga diberi kesempatan yang sama.

Injil menunjukkan akhir hidup dari masing-masing. Orang-orang jahat atau anak-anak si jahat yang “ditabur” (dipimpin) oleh iblis akan dicampakkan dalam dapur api dan dibakar (ay. 30,42); kelak mereka akan bangkit untuk dihukum (Yoh 5:29); sedangkan anak-anak Kerajaan yaitu orang-orang yang baik dan benar akan dikumpulkan dalam “lumbung”, mereka akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa (ay. 30, 43), kelak mereka akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal. (Yoh 5:29).
  
Mari kita terus berusaha hidup sebagai anak-anak Kerajaan, hidup seperti tanaman gandum, bukan seperti lalang, yaitu anak-anak si jahat! (Cafe Rohani)

Kobus: 20 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XVI


Ada Rosario bentuk lain?


Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana.

Sabtu, 19 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21

Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana.

Ketika tahu banyak orang Farisi bermaksud jahat tehadap-Nya, yakni ingin membunuh-Nya, Yesus memilih untuk pergi dan menyingkir. Padahal, Yesus juga mempunyai banyak pengikut untuk melawan mereka. Tampa melibatkan para pengikut-Nya pun, Yesus sebenarnya bisa melawan dan menghancurkan mereka. Lha wong roh jahat dan badai yang mengamuk di lautan saja bisa dengan mudah Ia kendalikan, apalagi hanya segerombolan orang-orang Farisi. Namun, Yesus memilih untuk tidak melakukan hal itu. Ia tidak mau melawan dan menggunakan kekerasan tetapi memilih jalan damai, yakni dengan cara menyingkir. Hal ini amat berbeda dengan realitas yang kadang/sering kita jumpai dalam masyarakat kita. Ketika merasa ada yang mengancam dan menantang, biasanya orang segera balik mengancam dan menantang. Ketika ada orang yang dirasa mencemarkan nama baiknya atau menista agamanya, orang buru-buru melawan dengan kekerasan.

Dari sini kita diajak belajar beberapa hal. Pertama, belajar dari Yesus bagaimana menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat, yaitu bukan dengan perlawanan dan kekerasan tetapi dengan jalan damai. Sebisa mungkin kita ajak berdialog tapi kalau tidak bisa ya menghindar atau menyingkir. Namun, yang lebih penting dari itu semua adalah kita mau mendoakan mereka (bdk. Mat 5:44). Kedua, Kita harus selalu berusaha untuk menghindarkan diri dari pikiran dan keinginan-keinginan jahat karena dengan demikian Tuhan pun bisa jadi menyingkir dari kita. Tuhan memang datang untuk orang berdosa, tapi orang berdosa mau bertobat dan mau mendekati-Nya dengan maksud baik (bdk. Luk 5:32), bukan yang mau mendekatinya dengan maksud jahat seperti orang-orang Farisi tersebut. Ketiga, kalau orang yang berniat jahat dan mengganggap dirinya berkuasa disingkiri oleh Yesus, sebaliknya orang yang lemah dan mengandalkan Dia justru didekati-Nya, diberi-Nya kekuatan dan pertolongan. Sebab, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.” (Mat 12:20-21).

Doa: Tuhan, "bebaskanlah kami dari segala yang jahat". Amin. -agawpr-

Sabtu, 19 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Sabtu, 19 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
   
“Sebelum diberkati dengan sabda surgawi namanya roti. Tetapi setelah konsekrasi roti itu merupakan Tubuh Kristus” (St. Ambrosius)
     

Antifon Pembuka (Mat 12:18)
   
Inilah hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi. Roh-Ku akan Kucurahkan kepada Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa.

Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, sering kami jatuh dalam hal-hal yang jahat dan dosa yang sama. Insafkanlah kami ya Allah, agar kami tidak dicampakkan ke dalam kegelapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Tempat tidur bagi orang benar merupakan tempat untuk beristirahat dan mengalami mimpi indah. Tidak demikian bagi orang fasik dan jahat. Tempat tidur pun dijadikan sebagai tempat untuk merancang dan mempersiapkan kejahatannya. Allah melihat perbuatan itu durjana. Maka celakalah yang melakukannya.
  
Bacaan dari Nubuat Mikha (2:1-5)
    
    
"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."
    
Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan merencanakan kejahatan di tempat tidurnya! Pada waktu fajar mereka melakukannya, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya. Bila menginginkan ladang, mereka merampasnya; bila menginginkan rumah, mereka menyerobotnya. Mereka menindas orang bersama isi rumahnya dan manusia bersama milik warisannya. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, “Sungguh Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini. Dan kalian takkan dapat menghindarkan lehermu dari padanya. Kalian takkan dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan. Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kalian dan akan memperdengarkan suatu ratapan. Mereka akan berkata, “Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tak ada orang yang mengembalikannya. Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.” Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas.
Ayat. (Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14)
1. Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu di kala aku kesesakan? Karena congkak, orang fasik giat memburu orang yang tertindas, mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
2. Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, orang tamak mengutuk dan menista Tuhan. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas, “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!” itulah seluruh pikirannya.
3. Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.
4. Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
 
Yesus sadar dan tahu betul bahwa kebaikan dan kebenaran yang dilakukan-Nya tidak mudah diterima oleh orang-orang munafik. Yesus tidak mau mati konyol membabi buta menghadapi orang-orang seperti kaum Farisi dan Herodian. Maka Ia mengambil strategi mengalah dan mundur. Bukankah berlaku selalu mundur bukan berarti kalah?
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
    
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
   
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadanya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

    
Betapa banyaknya musuh kebaikan. Allah dalam diri Yesus adalah kebaikan (tertinggi). Kebaikan akan dibunuh, Dia menyingkir. Bukan untuk diri-Nya tetapi untuk pengharapan. Dia mengajarkan bahwa orang jahat masih ada harapan untuk baik. Betapa berharganya waktu untuk Yesus dalam memberi contoh memperbanyak kebaikan dan apa itu baik. Bahkan menyingkir seperti itu yang nampak tidak terhormat, adalah tindakan baik.

Doa Malam

Bapa kami di surga, kepada-Mulah semua bangsa berharap melalui Yesus yang Kaukasihi. Tambahkanlah iman kami akan pemeliharaan-Mu terhadap hidup kami walau jauh dari jangkauan akal budi kami. Sebab Engkaulah harapan kami sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan"

Jumat, 18 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 38:1-6.21-22; 7-8; MT Yes 38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8

"Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan"

Seringkali, kita umat Katolik ditanya oleh saudara/i kita yang Kristen Protestan, "Mengapa kok umat (Gereja) Katolik tidak melakukan persepuluhan?" Memang, Gereja Katolik tidak mewajibkan umatnya untuk memberikan 10% penghasilan bulanannya kepada Gereja berdasarkan praksis umat Israel Perjanjian Lama (Kej 14:17-24; Ul 14:22-23; Neh 10:37-38; Im 27:32-33). Dalam Perjanjian Baru, praktik persepuluhan ini tidak lagi tampak karena yang lebih ditekankan adalah memberi atas dasar belas kasih dan secara sukarela, sebagaimana dikatakan oleh Paulus, "Hendaknya masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (2 Kor 9:7). Selain itu, Yesus juga mengkritik praktik hidup ahli Taurat dan orang Farisi yang meski memenuhi kewajiban persepuluhan tetapi mengabaikan belas kasih. "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan” (Mat 23:23). Maka, dengan tidak menerapkan praktik persepuluhan tersebut, Gereja hendak menekankan semangat dasar cinta kasih atau belas kasih.

Memang, Hukum Kanonik menegaskan bahwa "Kaum beriman kristiani terikat kewajiban untuk membantu memenuhi kebutuhan Gereja, agar tersedia baginya yang perlu untuk ibadat ilahi, karya kerasulan dan amal-kasih serta sustentasi yang wajar para pelayan. Mereka juga terikat kewajiban untuk memajukan keadilan sosial dan juga, mengingat perintah Tuhan, membantu orang-orang miskin dengan penghasilannya sendiri." (Kan 222 § 1 dan 2) . Namun, semangat dasar yang hendak ditekankan bukanlah kewajiban berdasarkan hukum/aturan tetapi lebih semangat cinta kasih kepada Allah dan sesama. Mengenai jumlahnya, itu semua diserahkan kepada masing-masing, sesuai dengan kemampuan dan situasi berdasarkan semangat cinta kasih tadi ditambah kemurahan hati. Tidak ada artinya sebuah pemberian atau persembahan yang besar jumlahnya, jika tidak didasari oleh cinta kasih, yang merupakan hukum utama bagi kita (Mat 22:37-40).

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mempunyai hati yang penuh belas kasih sebagai dasar dari seluruh sikap, perkataan dan perbuatan kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 18 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 18 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
    
Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya. --- Keb 3:9
   

Antifon Pembuka (Hos 6:6)
   
Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban sembelihan.
 
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang berbelaskasih, Engkau telah mendengarkan doa Hizkia dan mengabulkannya. Tambahkanlah niat kami untuk mau berdoa dengan sungguh-sungguh agar kami pun mengalami daya dari doa itu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (38:1-6.21-22; 7-8)
    
"Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu."
       
Pada waktu itu Hizkia , raja Yehuda, jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah Nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah sabda Tuhan, "Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata, "Ya Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di hadapan-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia, 'Beginilah sabda Tuhan, Allah Daud, leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sungguh, Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan dikau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan melindungi kota ini." Kemudian berkatalah Yesaya, "Hendaknya diambil sebuah kue dari buah ara dan ditaruh di atas barah itu, maka raja akan sembuh." Sebelum itu Hizkia telah berkata, "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan?" Jawab Yesaya, "Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan, bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya, 'Sungguh, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak dari yang telah dijalaninya'." Maka pada penunjuk matahari itu mundurlah matahari sepuluh tapak ke belakang dari jarak yang telah dijalaninya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
       
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.
Ayat. (Yes 38:10.11.12abcd.16)
1. Aku berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: Aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak lagi akan melihat seorang pun di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup.
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Dikau: Tenangkanlah batinku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.
   
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
     
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
     
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Bicara soal jaminan, spontan pikiran kita tertuju pada pinjaman. Artinya, kalau seseorang meminjam selalu dibutuhkan jaminan, sehingga pinjaman dapat diberikan. Jaminan membuat rasa nyaman bagi siapa pun, baik yang berhutang maupun yang memberikan pinjaman. Intinya, jaminan ditujukan untuk memberikan rasa nyaman. Kalau ada jaminan hidup, maka hidup akan lebih nyaman. Kalau ada jaminan kesehatan, sosial, hari tua, kerja dan yang lainnya; hidup akan lebih nyaman untuk dijalani. Adanya jaminan bukan berarti kita tidak dapat sakit, tua, lapar atau mati. Sebaliknya, itu adalah pertanda bahwa kita rentan terhadap semua itu. Lantas, jaminan apa yang kita butuhkan agar kerentanan tersebut membuat kita lebih bahagia dalam menjalani dan mensyukuri kehidupan?

Mari kita lihat pengalaman Hizkia. Ketika difirmankan bahwa ia akan mati dan tidak akan sembuh lagi dari sakitnya, ia menjadi lemas karena sudah pasti akan mati. Tidak ada obat apa pun yang bisa menolongnya. Namun, apa yang dilakukannya? Ia hanya pasrah pada Tuhan, berdoa mengungkapkan keluh kesah kepada-Nya. Apa yang terjadi? Tuhan mendengar doanya dan mengusap air matanya. Tuhan memberikan jaminan hidup 15 tahun lagi kepadanya.

Injil hari ini memperlihatkan konflik antara kebutuhan hidup dan aturan keagamaan. Konflik yang sangat banyak kita alami dalam hidup sehari-hari. Seperti lembur pada hari Minggu, sehingga meninggalkan Gereja. Tidak sempat mengaku dosa sekali setahun. Tidak bisa merayakan Ekaristi sekali seminggu padahal setiap hari ada perayaan Ekaristi. Tertunda baptisan, karena tidak bisa mengikuti pelajaran yang jumlah pertemuannya sudah diminimalisir dan lain sebagainya. Apa yang harus kita lakukan dan pahami dari situasi ini?

Saudaraku, Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat; Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. Artinya, sebagai anak-anak Allah, tidaklah elok kita disibukkan oleh hal-hal duniawi sampai mengabaikan kewajiban kita sebagai orang beriman. Semakin banyak kita mengabaikan Tuhan dan hal-hal rohani karena kesibukan pada hal-hal duniawi, itu artinya kita lebih yakin bahwa yang menjamin hidup ini bukanlah Tuhan. (Kartolo Malau, O.Carm)

"Enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Kamis, 17 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30

"Enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Ketika membaca dan merenungkan Injil ini, saya ingat akan para guru dan dosen yang setiap kali selalu membuat soal dan menguji para murid atau mahasiswanya. Hal ini pun juga saya lakukan ketika menjadi guru dan dosen. Guru dan dosen, kalau menguji para murid atau mahasiswanya, tentu harus membuat soal. Berhadapan dengan soal-soal tersebut, tidak jarang para murid atau mahasiswa mengalami persoalan dan kesulitan. Harus belajar, mengingat, menghafal, memahami supaya bisa memberikan jawaban yang benar. Ada juga murid dan mahasiswa yang gelisah dan takut ketika harus ujian, bahkan sampai berdampak ke fisik dan psikis, misalnya: sariawan, asam lambung meningkat, sering kencing, dll. Ada juga yang sampai semaput di ruang ujian.

Ujian yang dibuat oleh para guru dan dosen, tentu tidak pernah dibuat untuk menjadikan para murid atau mahasiswa sengsara dan menderita. Bahwa mereka mengalami berbagai kesulitan dan sepertinya terbebani, mungkin iya. Namun tidak pernah dimaksudkan demikian. Ujian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan, kemampuan dan keterampilan murid atau mahasiswa yang bersangkutan sehingga layak dinyatakan berhasil atau tidak, sudah bisa lanjut ke level selanjutnya atau belum, tamat/lulus atau tidak. Dengan kata lain, ujian merupakan salah satu instrumen untuk membantu para murid atau mahasiswa untuk meningkatkan kualitas mereka.

Tuhan pun kadang juga sengaja memasang kuk di pundak kita. Ia memberi kita beban dan ujian sehingga tidak kjarang kita mengalami kesulitan dan keletihan. Namun, hal itu tidak dimaksudkan oleh Tuhan agar kita sengsara tetapi agar kita sungguh-sungguh teruji dan semakin berkualitas dalam iman. Toh, seandainya kita kepayahan, Tuhan selalu hadir dan menolong serta memberi kelegaan. Asal kita mau datang kepada-Nya dan belajar dari pada-Nya, tidak malah meninggalkan Dia dengan pelarian-pelarian yang justru semakin membuat kita terpuruk. Per aspera ad astra. Dengan bekerja keras (berjerih payah) menggapai bintang-bintang.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk menerima dan menikmati betapa enaknya kuk yang Kaupasang dalam pundak kami dan semoga melalui kuk-kuk tersebut kami semakin memiliki iman yang mendalam dan tangguh. Amin. -agawpr-

Kamis, 17 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Kamis, 17 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
  
“Satu kekeliruan yang tersebar luas dewasa ini terletak dalam hal ini, bahwa orang melupakan hukum solidaritas dan kasih antar manusia” (Paus Pius XII)
  

Antifon Pembuka (Yes 26:7.9)

Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Dengan segenap hati aku merindukan Dikau waktu malam, dengan sepenuh hati pula aku mencari Engkau waktu pagi.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, betapa engkau mengasihi kami lebih dari segalanya. Ketika kami dalam kesulitan, Engkau mengundang kami datang kepada-Mu untuk menyerahkan semuanya pada-Mu. Engkau berjanji akan memberikan kelegaan bagi kami. Semoga kami dapat mengalami pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Nabi itu orang benar. Hidupnya memantulkan kebenaran Tuhan. Orang seperti ini tidak takut bahkan penghakiman Tuhan sekalipun. Dia yakin hidup orang benar pada saatnya akan mengalami damai sejahtera. Dalam situasi apa pun Tuhan menjadi harapannya.
  

Bacaan dari Kitab Yesaya (26:7-9.12.16-19)
  
"Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkitlah dan bersorak-sorailah."
  
Pada suatu waktu kidung berikut akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Kami juga menanti-nantikan saat Engkau menjalankan penghakiman. Kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. Dengan segenap jiwa aku merindukan Dikau pada waktu malam, dan dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi. Sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. Ya Tuhan, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami. Ya Tuhan, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa. Seperti wanita yang mengandung dan sudah dekat waktunya melahirkan, menggeliat sakit dan mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya Tuhan. Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan hanya melahirkan angin. Kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia. Ya Tuhan, orang-orang-Mu yang telah mati akan hidup kembali, mayat-mayat mereka akan bangkit lagi. Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkit dan bersorak sorailah! Sebab embun Tuhan ialah embun terang dan bumi akan melahirkan arwah kembali.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memandang ke bumi dari surga.
Ayat. (Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21)
1. Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu lestari turun temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya. Sebab hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan debunya.
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu, bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus. Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
  
Siapa orang yang tidak pernah mengalami keletihan dan kelesuan dalam hidup ini. Badan fisik sekuat dan sesehat apa pun mempunyai keterbatasan, sehingga sekali waktu menjadi letih lesu, apalagi jiwa dan kerohanian kita. Hanya masalahnya, ketika kita mengalami keletihan dan kelesuan itu lari ke mana?
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)
   
"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."
    
Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Yesus sudah datang kepada kita. Mari kita ganti datang kepada-Nya. Mengimani Dia dengan sepenuh hati memang merupakan tugas berat. Membuat kita letih lesu. Tetapi dengarkanlah “Suara Sang Kekasih”, yang lemah lembut mengundang kita. Dia yang mencintai kita ikut membantu memanggul kuk kita dan menjadikannya persembahan, sehingga segalanya menjadi ringan . Lega. Tenteram. Demikianlah jadinya hidup yang dipersembahkan.
  

Doa Malam

   
Yesus yang lembut dan rendah hati, terima kasih atas tawaran-Mu. Kuatkanlah aku untuk berani datang berserah diri pada-Mu sehingga hatiku mendapat ketenangan dan ringanlah beban-Mu. Sebab Engkaulah tumpuan hatiku. Amin.


RUAH

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Rabu, 16 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Dalam kehidupan kita, ada peristiwa-peristiwa khusus, yang boleh dikatakan besar dan istimewa, sehingga seringkali kita mesyukurinya secara khusus. Misalnya: ulang tahun (kelahiran, perkawinan, tahbisan), kelulusan, kenaikan jabatan, selesai membangun rumah baru, dll. Dalam peristiwa-peristiwa tersebut, kita seringkali membuat acara syukuran secara khusus karena kita menyadari bahwa Tuhan memberikan rahmat dan anugerah yang istimewa kepada kita. Tentu saja hal ini baik dan sah-sah saja kita lakukan. Namun, hendaknya kita jangan lupa untuk bersyukur dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Janganlah kita hanya bersyukur karena merasa menerima anugerah yang besar dan istimewa. Bukankah kalau setiap saat kita bisa menghirup udara segar dengan cuma-cuma, setiap malam kita bisa tidur nyenyak lalu pagi hari bangun dengan segar, kita diberi keluarga dengan kekhasan dan keunikan masing-masing anggotanya (suami/istri/anak/orangtua), pekerjaan/belajar kita lancar atau kalau pun ada persoalan dapat dihadapi dan diatasi dengan baik, dll, dll, semuanya itu pantas kita syukuri? Bahkan, dalam kesulitan, penderitaan dan pengalaman pahit sekalipun, kita hendaknya masih tetap bersyukur.

Mesyukuri hal-hal kecil dan sederhana inilah yang seringkali kita lupakan, namun biasanya selalu diingat dan dilakukan oleh orang-orang kecil. Mereka biasanya jauh lebih mudah menyadari rahmat Tuhan sekecil apa pun dan mensyukurinya. Hal ini misalnya tampak dalam syukur seorang simbok bakul sayuran di pasar yang suatu hari mendapat untung Rp. 10.000,-. Ia sangat bersyukur karena dengan uang itu, ia bisa memberi beras dan lauk, serta membelikan jajan bagi cucunya, juga bisa menyisakan sedikit demi sedikit untuk membayar listrik. Lain halnya dengan beberapa pejabat yang gajinya sebulah puluhan juta, masih ditambah tunjangan ini dan itu, tetapi selalu merasa kurang. Alih-alih bersyukur tetapi malah mengambil yang bukan haknya, alias korupsi. Siapa pun kita dan seperti apa pun keadaan kita, sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk selalu bersyukur, baik dalam peristiwa yang kecil dan sederhana, maupun dalam peristiwa besar, bahkan juga dalam kesulitan, penderitaan dan pengalaman pahit sekalipun.

Doa: Tuhan, ingatkanlah kami untuk selalu bersyukur kepada-Mu, baik dalam peristiwa yang kecil dan sederhana, maupun dalam peristiwa besar, bahkan juga dalam kesulitan, penderitaan dan pengalaman pahit sekalipun. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy