| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 14 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 14 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
 
Kamu percaya akan pekerjaan Roh Kudus, bagaimana mungkin kamu tidak percaya akan kehadiran-Nya? (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Yes 1:16b.17)

Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam. Belalah hak anak yatim, perjuangkanlah perkara para janda.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:11-17)       
       
"Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."
        
Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; R:23b)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)
   
"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
      
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
Mengapa Yesus mengatakan Ia datang ke dunia bukan untuk membawa damai, tetapi membawa pedang? Yesus tidak sedang bermaksud memporak-porandakan dan menghancurkan dunia, terlebih alam semesta. Aneh rasanya, jika Bapa menciptakan seluruh jagad raya namun justru Putra-Nya sendiri hadir membawa pedang dan menghancurkan segalanya. Dunia kita porak poranda. Ketika kebenaran harus iman harus tersingkirkan karena ulah manusia ; Yesus datang untuk menegakkannya kembali. Itulah mengapa Yesus membawa “pedang”, sebab kebenaran yang harus ditegakkan akan menimbulkan perbantahan.

Yesus ingin memisahkan kebaikan dari kejahatan, kebenaran dari kesesatan, keadilan dari ketidak-adilan itulah mengapa Yesus mengatakan : “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.” (Mat 10:35-36) karena Yesus memisahkan semuanya itu agar kita dapat melihat dengan bijaksana mana yang baik dan benar untuk kita lakukan di hadapan Allah. Contoh yang paling besar ialah, ketikaYesus harus menyatakan diri-Nya sebagai Putra Allah, siapa yang sanggup menerima kebenaran ini? Yesus harus memikul salib untuk kebenaran yang harus dinyatakan kepada dunia. Berefleksi dari sikap Yesus, Guru dan Gembala kita, Ia mengatakan “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:38). Yesus sudah memikul salib-Nya, Yesus tidak mundur sedikitpun dan tidak mengeluarkan keluhannya sevara berlebihan. Yesus, sejak awal mula pasti sudah mengetahui bahwa Ia akan mengalami hal yang demikian mengerikan, tetapi Yesus tetap setia karena Ia percaya akan Bapa-Nya. Bagaimana dengan kita? Penderitaan Yesus jauh lebih berat dibandingkan penderitaan kita, masihkah kita berusaha menghindar untuk setiap permasalahan yang ada? Bahkan menghalalkan segala cara agar masalah dapat tuntas? Guru dan Gembala kita tidak pernah memberikan contoh yang demikian. “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”. (Mat 10:39) Sebab setiap orang yang bersikeras untuk mempertahankan ketidak adilan, kesesatan tidak akan kehilangan martabatnya dihadapan manusia namun tidak dihadapan Allah kelak pada waktunya. Itulah sebabnya Yesus mengatakan “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37) karena Yesus adalah kebenaran yang sejati ;Yesus tidak bermaksud mengajarkan kita menjadi anak yang durhaka, tetap mengajarkan bagaimana kita mencintai orang tua kita dengan segenap hati, jiwa dan raga ; maka cinta kita kepada Allah harus lebih dari segalanya sebab Allah yang akan menjadi orang tua surgawi kita kelak saatnya akan tiba. Jangan sampai cinta kita kepada orang tua dan sesama manusia mengaburkan cinta kita kepada Allah sang kebenaran. Yesus juga mengajarkan untuk menerima setiap kelemahan orang lain dengan kerendahan hati, sebab di dalam diri setiap manusia itu sesungguhnya Yesus sendiri yang hadir, sekalipun orang tersebut yang kita pandang hina dimata manusia. Itulah sebabnya kita harus menerima setiap orang yang hadir di hadapan kita sebagai Yesus sendiri yang datang, tidak memandangnya hina dan kotor sebab dihadapan Allah kita semua kotor. Dan ketika kita menerima semua orang yang hadir sebagai Yesus sendiri, kita mau menerima Yesus dan itu artinya kita menerima Bapa. Inilah salah satu kebenaran itu (Mat 10:40).
Renungan Pagi/Deus Providebit

Komuni Dua Rupa bagian 3: Cara yang benar #2 (berdasarkan PUMR 286)


Sabar untuk berakar


"Ada seorang penabur keluar untuk menabur .... yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah"

Minggu, 13 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XV

Yes 55:10-11; Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13.14; Rm 8:18-23; Mat 13:1-23

"Ada seorang penabur keluar untuk menabur .... yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah"

Syukur kepada Tuhan karena bagi kita yang tidak menerima firman Tuhan secara langsung, setiap saat bisa membaca dan mendengarkan-Nya dari Kitab Suci. Sebab, kita tahu bahwa "Kitab Suci adalah Sabda Allah sendiri yang diungkapkan dalam bahasa manusia" (DV 13, KGK 101) dan "Bila Alkitab dibacakan dalam Gereja, Allah sendiri bersabda kpd umat-Nya. .... Umat wajib mendengarkannya dgn penuh hormat" (PUMR 29). "Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya", begitulah aklamasi yang setiap kali kita dengarkan setelah pembacaan Injil. Lalu, kita pun dengan mantap menjawab "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami".

Nah sekarang, bagaimana agar Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci itu, yang sejak ditulis sampai sekarang tidak berubah dan bunyinya tetap sama, bagi kita tidak menjadi bahasa yang mati tetapi menjadi Sabda Allah yang hidup dan menghidupkan? Bagaimana agar Sanda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci itu menghasilkan buah yang melimpah dalam hidup kita. Sebenarnya, aklamasi sesudah Injil sudah menjelaskannya, yakni kita harus mendengarkan dan melaksanakannya. Itu saja. Oleh karena itu, marilah kita berusaha agar semakin sering mendengarkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Misalnya, berdasarkan kalender Liturgi (http://www.imankatolik.or.id/kalenderliturgi.html), kita bersama dengan keluarga membaca, mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan. Setiap hari, serperti halnya kita juga harus makan setiap hari.

Mungkin ada saatnya, Sabda Tuhan itu tidak mudah kita mengerti. Tidak apa-apa. Kita percaya bahwa Roh Kudus berkarya dalam diri kita. Seperti halnya kalau kita makan, kita tidak mengerti zat apa saja yang terkandung dalam makanan itu dan berapa ukurannya. Tetapi karena kita tekun untuk makan setiap hari (3x), maka kita mendapat energi, sehat dan bertahan hidup. Atau kita mudah sekali lupa akan Sabda Tuhan yang kita baca. Minggu lalu bacaan tentang apa, kita sudah lupa. Jangankan minggu lalu, wong kemarin atau tadi saja lupa. Tidak apa-apa. Lha wong Minggu lalu istri/ibu kita masak apa dan kita makan apa saja juga tidak ingat persis kok. Tapi dengan memakan masakan istri/ibu yang sekarang tidak kita ingat itu, kita sehat dan mendapat energi serta kekuatan untuk hidup. Demikian pula dengan Sabda Tuhan yang kita baca. Meski tidak kita ingat, tetapi memberi daya rohani untuk hidup.

Oleh karena itu, marilah kita semakin tekun dan sering mendengarkan Sabda Tuhan. Sebisa mungkin tidak sendiri tetapi bersama dalam keluarga sehingga kita sungguh mendengarkan Sabda Tuhan, bukan membaca sendiri. Misalnya yang membaca digilir: bapak, ibu, anak-anak dan anggota keluarga yang lain. Atau, kalau kita membacanya sendiri, bacalah dengan bersuara sehingga telinga kita mendengar Sabda Tuhan dari mulut kita. Kita percaya bahwa dengan demikian, Sabda Tuhan akan menjadi sabda yang hidup dalam diri dan keluarga kita, yakni sabda yang dihidupi dan menghidupi. Sebab, "Firman Tuhan, seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yes 55:10-11).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk semakin tekun dan setia mendengarkan dan melaksanakan firman-Mu agar dengan demikian, Sabda-Mu itu semakin berbuah dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Minggu, 13 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 13 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XV
     
"Roh Kudus benar-benar Pribadi utama untuk seluruh perutusan gerejani" (RM 21). Ia mengantar Gereja ke jalan-jalan misi. Ia "menjabarkan perutusan Kristus sendiri, yang diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada kaum miskin. Atas dorongan Roh Kristus Gereja harus menempuh jalan yang sama seperti yang dilalui oleh Kristus sendiri, yakni jalan kemiskinan, ketaatan, pengabdian, dan pengurbanan diri sampai mati, dan dari kematian itu muncullah Ia melalui kebangkitan-Nya sebagai Pemenang" (AG 5). "Darah orang-orang Kristen adalah benih" (Tertulianus, apol. 50). (Katekismus Gereja Katolik, 852)

      
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 17:15)
 
Dalam kebenaran, aku memandang wajah-Mu, dan aku akan puas waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.      
      
As for me, in justice I shall behold your face; I shall be filled with the vision of your glory.
     
Dum clamarem ad Dominum, exaudivit vocem meam, ab his qui appropinquant mihi: et humiliavit eos, qui est ante sæcula, et manet in æternum: iacta cogitatum tuum in Domino, et ipse te enutriet.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang tersesat, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga semua yang menyatakan diri kristiani menolak segala yang bertentangan dengan nama ini dan mengejar apa yang selaras dengannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
    
"Hujan menyuburkan bumi dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan."
              
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13.14; Ul: lihat Luk 8:8)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengaliri alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya, dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit yang berikat-pinggangkan sorak-sorai.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:18-23)
        
"Dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah menyatakan."
         
Saudara-saudara, aku yakin, penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan karena kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai anugerah sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati smbil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-23 (Singkat: 13:1-9)
   
"Ada seorang penabur keluar untuk menabur."
      
Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung-burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh ke tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan! Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kamu diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi sampai ia berkelimpahan; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena sekalipun melihat, mereka tidak tahu, dan sekalipun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti; kamu akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, telinganya berat untuk mendengar, dan matanya melekat tertutup; agar jangan mereka melihat dengan matanya, dan mendengar dengan telinganya, dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Kusembuhkan. Akan tetapi berbahagialah kamu karena melihat, dan berbahagialah telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan tentang penabur itu. Setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu firman itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh kali lipat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Sessa (4 th) tinggal di perkampungan padat. Suatu hari ia diajak pamannya ke toko mainan untuk beli boneka. Setelah memilih dan dibayar ia segera lari keluar. Ternyata ia telanjang kaki. Melihat itu pamannya bertanya, “Mana sandalmu?” Dia menjawab dengan polos, “Di lepas di luar. Kata ibu kalau masuk rumah orang, harus melepas sandal.” Tak disangkal, bahwa jiwa seorang anak adalah tanah subur bagi benih ajaran baik. Apa yang ditabur di atasnya, mudah tumbuh meski belum sempurna. Kita pun harus terus mengolah hidup, agar benih-benih sabda yang ditabur Allah dalam hidup kita dapat berkembang dan berbuah matang.

Allah menabur sabda-Nya tidak hanya pada saat tanah hidup kita sedang mujur atau subur. Ia tidak pilih-pilih tanah dalam menabur benih sabda-Nya. Benih yang ditabur dalam karakter Kristus, Roh Kristus. Tentu cocok dan siap tumbuh di mana saja. Hanya masalahnya, bisa tumbuh subur apa tidak. Untuk itu, kita diharapkan mampu mengolah semua situasi hidup kita menjadi tanah yang subur, sehingga karakter Kristus dapat tumbuh dan berkembang di dalam diri kita. Allah merencanakan, agar kita makin hari makin dapat menjadi serupa dengan Kristus. Peristiwa-peristiwa dalam hidup kita turut bekerja di dalam rencana Allah.

Segala sesuatu dalam kehidupan tidak semua baik. Banyak kejadian di dunia ini jahat dan buruk. Namun, Allah mampu mendatangkan kebaikan dan keburukan. Ketika mengalami cobaan hidup, Allah tetap menaburkan benih Sabda-Nya. Allah akan menggunakannya untuk mengembangkan diri kita. Setiap kali berjuang memilih berbuat yang baik dan benar, kita sedang mengolah tanah untuk bisa menjadi lahan subur dan mengembangkan benih sabda Allah.

Kita sedang berproses mendekati karakter Kristus yang adalah kasih. Kasih itu sabar, murah hati, lemah lembut rendah hati, penuh pengertian. Ketika orang tidak peduli dengan pertumbuhan rohaninya, itu menunjukkan bahwa mereka tidak memahami implikasi-implikasi kekalnya, yaitu menjadi serupa dengan Kristus dan bersatu dengan-Nya. Keserupaan dengan Kristus merupakan hasil dari kebiasaan membuat pilihan-pilihan seperti Kristus dalam mengolah hidup. Dibutuhkan keberanian untuk membongkar dan membarui kebiasaan lama yang tidak baik. (Sr. Bernadetta / Cafe Rohani)

“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya."

Sabtu, 12 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Yes 6:1-8; Mzm 93;1ab.1c-2.5; Mat 10:24-33

“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya."

Injil hari ini berbicara mengenai relasi kita dengan Yesu, yakni antara Guru dan murid serta antara tuan (Tuhan) dan hamba. Hal ini sesuai yang dikatakan Yesus kepada para rasul dalam perjamuan terakhir, "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang akulah Guru dan Tuhan" (Yoh 13:13). Relasi ini menegaskan kepada kita bagaimana kita harus bersikap di hadapan Sang Guru dan Tuhan. Dalam relasi antara murid dengan Guru dan antara hamba dengan Tuhan, tentu saja harus ada rasa hormat dan ketaatan. Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati, memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan. Kita juga harus taat pada perintah dan kehendak-Nya. Selain itu, murid dan hamba juga harus mau belajar dari Sang Guru dan Tuhan. Guru jelas mempunyai peran utama untuk mendidik dan mengajar; dan murid mempunyai kewajiban pokok untuk belajar. Tuan seringkali juga mengajarkan banyak hal kepada hamba-hamba-Nya dan hamba harus memperhatikan apa yang diajarkan Tuannya. Namun, tentu saja kewajiban utama dari hamba adalah melayani Tuannya. Oleh karena itu, kita pun, selain harus belajar dari Yesus serta meyalani Dia. Nah, dalam rangka belajar dan melayani inilah, ada hal yang khas yang harus dibuat oleh murid dan hamba, yaitu tinggal bersama Sang Guru dan Tuannya. Dalam sekolah model padepokan dan asrama, para murid tinggal bersama Sang Guru sepanjang waktu sedang dalam model yang lain cukup datang setiap hari. Yang jelas ada intensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan Sang Guru. Demikian pula hamba, agar selalu siap memberikan pelayanan sewaktu-waktu Tuannya membutuhkan, ia juga tinggal bersama Sang Tuan. Maka, dalam relasi kita dengan Yesus, kita juga harus selalu tinggal bersama-Nya atau paling tidak mempunyai intensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan Tuhan setiap hari.

Doa: Tuhan, berilah aku rahmat-Mu agar mampu menjadi murid dan hamba-Mu yang baik, yakni yang selalu hormat dan taat kepada-Mu, yang senantiasa mau belajar dari-Mu serta mengikuti didikan dan bimbingan-Mu, yang melayani-Mu melalui tugas dan pekerjaanku, serta yang mempunyai itensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 12 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Sabtu, 12 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
    
“Para pembangun Gereja adalah semua orang yang mewartakan sabda Tuhan di dalam Gereja; dan juga yang melayani Sakramen-sakramen Allah” (St. Agustinus)
 
Antifon Pembuka (Yes 6:1.8)
 
Aku mendengar Tuhan bersabda, ‘Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka aku menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, bersama Nabi Yesaya aku pun turut berkata, “Inilah aku, utuslah aku”. Berkatilah aku agar dapat berlaku baik dan bijaksana dalam mengemban tugas perutusan yang Engkau percayakan kepadaku berkat Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Mimpi atau penglihatan bukanlah suatu kebetulan. Dengannya Allah bisa saja menyampaikan maksud-Nya. Nabi Yesaya mengalaminya yang pada gilirannya menjadikan dia mengenal diri dan berani menjadi utusan-Nya. Ia siap dan berani menjadi utusan Tuhan, kendati tidak pandai bicara.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-8)

Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; Ul:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
 
Murid dan guru ibarat lengan dengan tangan, ibarat kaki (leg) dan telapaknya (foot). Lengan bisa begitu kokoh, tetapi tanpa telapak tangan pasti tak akan dapat berbuat banyak. Kaki bisa sekuat kaki rusa, tetapi tanpa telapak pasti tidak mampu berjalan seimbang. Hari ini Yesus memberi wejangan kepada para murid-Nya untuk menjadi penerus pewartaan-Nya. Hari ini, Yesus sedang menularkan ilmu-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-ku yang di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nabi Yesaya akhirnya menjawab panggilan Allah, “Inilah aku, utuslah aku!” Dasar terdalam dari jawaban meyakinkan itu karena dia mengalami kebaikan Allah yang Mahaagung. Perutusan penuh tantangan dan risiko. Siapa yang kita takuti? Kita tahu jawabannya. Dalam perutusan, yang kita bawa bukan barang-barang, tetapi Yesus. Apa yang dialami oleh Guru kita itu, juga akan kita alami: penderitaan, kematian dan kemenangan yang dipenuhi sukacita melimpah.

RUAH

"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Jumat, 11 Juli 2014
Pw. St. Benediktus, Abas
 
Hos 14:2-10; Mzm 51:3-4.8-9.12-13.17; Mat 10:16-23
 
"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Dalam perjumpaan dengan beberapa umat yang sudah sepuh, beberapa kali saya mendengar sharing mereka yang mengatakan betapa tidak mudahnya dulu ketika mereka ingin menjadi katolik. Mereka harus mengikuti pejalaran ketekumen minimal selama 1 tahun. Ketika sudah 1 tahun, ada juga yang oleh Romo Londo waktu itu, belum boleh dibaptis. Harus menambah 1 tahun lagi, bahkan ada yang lebih. Namun, mereka tetap dengan tekun menjalaninya. Kesetiaan mereka untuk rajin "wulangan" menjadi tanda nyata kengingin yang kuat untuk memeluk iman Kristiani, untuk mengikuti Kristus. Meskipun mereka seolah-olah "dipersulit" oleh Romo (mereka sendiri menyebut istilah itu), namun mereka tetap bertahan dan maju terus. Sekarang, mereka-mereka ini sungguh menjadi orang yang beriman mendalam dan tangguh. Sebagian besar menjadi tokoh umat di Paroki.

Beberapa umat yang lain juga memberi kesaksian betapa tidak mudahnya mereka hidup sebagai orang Katolik di tengah-tengah masyarakat. Ada yang karena Katolik, maka jabatannya seret untuk naik padahal prestasi dan kerjanya bagus. Tidak jarang ada yang difitnah, dijegal, dikucilkan, dll. Ada juga sekelompok umat lingkungan yang dilarang berkumpul untuk misa atau berdoa bersama; atau boleh melakukan tetapi tanpa nyanyian. Kita juga tahu ada beberapa paroki yang sampai sekarang dipersulit untuk membangun gereja sehingga harus berdoa dan merayakan Ekaristi beralaskan bumi dan beratapkan langin. Namun, kendati menghadapi banyak kesulitan, bahkan penganiayaan, mereka tetap bertahan dalam iman. Termasuk di sini adalah mereka yang tetap bertahan hidup sendiri sampai usia matang karena setiap kali ingin menikah harus meninggalkan imannya. Meskipun pernikahan itu baik dan penting, namun bagi mereka Kristus lebih utama. Apalah artinya menikah kalau toh malah menjadi jauh dengan Kristus.

Jauh sebelum mereka, yakni pada awal-awal perkembangan Gereja, banyak orang rela menjadi martir (Sebagian dari kisah-kisah mereka dapat dibaca, misalnya di http://seminarisantopetrusclaver.wordpress.com/tokoh/kisah-para-martir/). Mereka rela menderita dan dianiaya sampai mengorbankan nyawanya demi iman. Mereka mengikuti jejak Kristus yang rela menderita dan menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya.

Semoga, kesaksian mereka-mereka ini senantiasa menjadi inspirasi dan memberi kekuatan bagi kita dalam menghayati iman yang semakin mendalam dan tangguh. Dalam segala kesulitan, tantangan, bahkan penderitaan, jangan sampai iman kita goyah. Yah goyah sih masih wajar, tapi jangan sampai iman kita luntur, ucul dan hilang. "Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat" (Mat 10:22b). "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini 1 tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita"(Rm 8:18).

Doa: Tuhan, berilah kekuatan kepada kami, terutama saudara-saudari kami yang sedang mengalami kesulitan, agar tetap bertahan dalam iman kepada-Mu, karena kami percaya hanya pada-Mulah pertolongan dan keselamatan kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 11 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Benediktus, Abas

Jumat, 11 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Benediktus, Abas 
   
Janganlah ada sesuatu yang diutamakan melebihi Kristus, dan semoga Ia memimpin kita ke hidup kekal. (St. Benediktus)
 

     
Antifon Pembuka

Merekalah orang-orang suci yang diberkati Tuhan. Mereka disayangi Allah penyelamat, sebab angkatan inilah yang mencari Tuhan.
 
Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebijaksanaan, Engkau hadir dalam penderitaan manusia dan tidak membiarkan mereka binasa. Engkau memakai kemalangan dan kesusahan untuk menyatakan kehendak dan kasih-Mu. Berilah kami rahmat-Mu hari ini agar hati kami sungguh mampu menerima segala penderitaan dalam hidupku sebagai bagian dari rencana-Mu yang indah untuk menyatakan kasih-Mu yang besar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Kesuburan rohani seseorang itu pada saatnya akan memancar dengan sendirinya. Sebaliknya, kekeringan rohani juga akan semburat dalam wajah dan perangai seseorang. Seorang yang tergelincir pada dosa biasanya dia resah dan gelisah. Tetapi, sebaliknya orang yang dekat dengan Tuhan akan mengalami pertumbuhan, kedamaian, dan kebahagiaan sejati.    
    
Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
   
"Kepada buatan tangan kami, kami takkan berkata lagi, 'Ya Allah kami!'"

"Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ." Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 51:3-4.8-9.12-13.17)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Tetapi Engkau berkenan akan ketulusan hati, dan dalam relung-relung hati Kauajarkan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dengan hisop maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih daripada salju!
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam hatiku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 16:13)
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu. 
     
    Seorang utusan Tuhan mesti menyadari risiko perutusannya. Karena itu, orang tidak boleh sembrono, tetapi tak lepas dari kecerdikan, ketulusan dan kewaspadaan terhadap orang-orang yang tidak mengenal Allah. Lebih dari semuanya itu, seorang utusan tidak pernah boleh kehilangan imannya. Karena Tuhan akan melindungi dan memenangkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:16-23)


"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
  
  
Didikan Tuhan menjadikan kita percaya akan penyelenggaraan-Nya, berharap akan pertolongan-Nya, bertumbuh dalam cinta, kuat, cerdik dan tulus. Kematangan pribadi para murid yang sedang menghadapi bahaya apa pun malah akan menjadi kesempatan baik untuk bersaksi. Ketika kita mengalami itu semua, sungguh kita sedang menjadi orang diberkati..

Doa Malam 
  
 
Yesus, bukan hal yang enak yang Kaujanjikan kepada murid-murid-Mu, termasuk terhadap kami ini. Namun demikian, penyertaan-Mu yang menyelamatkan kami menuju hidup kekal itulah yang menguatkan dalam hidup ini.  Maka, ya Yesus, kuatkanlah iman, harapan dan kasih kami dalam mengikuti jejak-Mu, berjalan menuju Bapa yang kekal. Amin.
  
RUAH

"Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka."

Kamis, 10 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Hos 11:1.3-4.8c-9; Mzm 80:2ac.3b.15-16; Mat 10:7-15
  
"Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka."
 
Kita mempunyai banyak kata untuk mengungkapkan "salam". Yang paling banyak dipakai adalah kata "selamat": selapat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat makan, selalat ulang tahun, dll. Umat muslim mempunyai sapaan khas “Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh” yang artinya ”Semoga Allah merahmati dan memberi keselamatan serta berkah kepada kita sekalian” atau ”Damai dan belas kasih Allah serta berkah-Nya, kiranya menyertaimu”. Umat Yahudi dan umat Kristen mempunyai "shalom aleichem", artinya "Semoga damai menyertaimu". Umat Hindu mempunyai salam "Om Swastiastu” yang artinya: “Semoga Tuhan memberkatimu” atau “Om Şanti Şanti Şanti, Om”, artinya: “Semoga damai dimana-mana”. Umat Katolik di Jawa (Tengah) juga mempunyai sapaan khas "Berkah Dalem" yang berarti "Semoga Tuhan memberkatimu". Semua uangkapan salam tersebut mempunyai makna yang positif, yakni doa dan harapan agar orang yang kita beri salam mengalami keadaan baik (diberkati dan disertai Tuhan, damai, sejehtera, selamat, dll).

Dalam Bahasa Kitab Suci, kata "salam" berasal dari kata Ibrani "shalom", yang berarti ""damai", "perdamaian" atau "ketenangan". Dalam bahasa Yunani, padanannya adalah kata "eirene" yang secara konseptual bermakna "suatu keadaan tenang" (misalnya tanpa huru-hara atau perang, keharmonisan antar individu, keamanan, keselamatan, kemakmuran). Jadi, maknanya sama, yakni doa dan harapan agar orang yang kita beri salam mengalami keadaan baik (damai, tenang, harmonis, selamat, makmur). Maka, kalau kita memberikan salam kepada orang lain itu sebenarnya kita mendoakan orang tersebut dan mengharapkan hal yang baik terjadi atasnya atau atas mereka.

Dalam terang bacaan Injil hari ini, salam yang kita sampaikan dengan tulus kepada orang lain menjadi tanda nyata hadirnya kedaraan Allah. Sebab, ketika Yesus mengutus para murid untuk mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, mereka pertama kali harus menyampaikan salam. Baru kalau salam tersebut diterima dengan baik, maka mereka melanjutkannya dengan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Bahkan, salam itu sendiri sebenarnya sudah merupakan daya yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Misalnya, kita mengunjungi orang sakit lalu menyampaikan salam kepadanya, maka saudara kita yang sakit tersebut hatinya gembira sehingga mendapatkan tambahan kekuatan dan harapan untuk sembuh. Atau kita menyapa orang yang sedang mati semangatnya; sapaan kita itu bisa menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat dan gairah hidupnya. Demikian juga, sapaan atau salam mampu mengusir setan yang memecah belah dan memicu permusuhan. Sebaliknya, tidak mau memberi salam (=mendiamkan) itu berarti justru menyakiti orang lain (bayangkan betapa sakit hatinya kita ketika didiamkan), melemahkan dan mematikan semangat, dan mendatangkan setan kebencian atau permusuhan. Oleh karena itu, marilah kita hiasi hidup dan persabahatan kita dengan saling memberi dan menerima sapaan-sapaan salam yang tulus. Sebab, dengan cara itulah kita menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah kita.

Doa: Ya Tuhan, bukalah hati dan mulutku untuk saling berbagi salam, yakni doa dan harapan yang baik bagi siapa pun yang ada bersama kami. Amin. -agawpr-

Kamis, 10 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Kamis, 10 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
    
“Apabila kamu rela membuka gerbang imanmu, Raja mulia akan masuk, membawa kemenangan” (St. Ambrosius)

 

Antifon Pembuka (Hos 11:1.9cd)

Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Aku ini Allah dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahapengasih, pagi ini Engkau telah membuka mata hatiku, menghapus kedegilan hatiku dan memberi harapan baru untuk tetap melangkah di jalan kasih-Mu. Melalui Putera-Mu kami Kauajak untuk menatap wajah keunggulan dan kemuliaan kasih-Mu yang Mahaagung. Maka tuntunlah kami hari ini di jalan-Mu melalui Yesus Putra-Mu yang adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Amin.
 
Allah memang marah dan benci terhadap kedurhakaan dan kedosaan manusia. Tetapi Allah tidak pernah membenci manusia. Allah yang kasih mudah padam amarah-Nya, bahkan Ia mudah menarik rencana penghukuman-Nya terhadap manusia. Bagaimana dengan kita manusia?
  

Bacaan dari Nubuat Hosea (11:1,3-4,8c-9)
   
    
"Hati-Ku berbalik dari segala murka."
     
Beginilah sabda Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkatnya di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku telah menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hatiku berbalik dari segala murka. Belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada ALlah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
 
Murid-murid diberi kepercayaan dan tugas untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah dan bukan kerajaannya sendiri. Orang yang mewartakan Kerajaan Allah adalah orang yang berani. Ia tidak banyak kuatir dengan banyak perkara. Ia mengandalkan Tuhan dan dengan demikian malah dapat melakukan banyak perkara.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)
        
"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."
  
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

  
Pewartaan bukan pekerjaan sampingan tetapi pekerjaan utama dalam mewujudkan tata keselamatan dunia. Karena itu, jangan sibuk memikirkan perkara lain, karena yang lainnya itu akan diberikan, bahkan ditambahkan kepada kita. Kerajaan Allah sudah dekat, bahkan sudah ada dan bersama kita. “Salam” saja, yang keluar dari hati dengan iman yang kuat, sudah menaburkan rahmat kasih dan sukacita. Tinggal bagaimana hati pendengar, mau membuka atau menutup. Berkat atau kutuk.

Doa Malam

Tuhan Yesus, ternyata hari ini masih juga aku dibebani oleh kekuatiran insani. Engkau pun tetap mengajak kami untuk menjadi pewarta kerajaan-Mu dan menaruh kepercayaan atas penyelenggaraan-Mu yang menyelamatkan. Semoga istirahat kami menguatkan kami dan berani bergantung pada-Mu sepenuhnya. Amin.

RUAH

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Hos 10:1-3.7-8.12; Mzm 105:2-3.4-5.6-7; Mat 10:1-7

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Umat Kristiani boleh dikatakan sebagai umat Israel baru, yakni umat pilihan Allah yang didasarkan pada perjanjian. Bedanya, kalau Allah memilih umat Israel dan mengikat perjanjian dengan mereka melalui Abraham (Kej 17:7) dan Musa (Ul 6:7), kita dipilih menjadi umat Allah berdasarkan perjanjian baru yang dimeteraikan dalam diri Yesus Kristus melalui penumpahan darah-Nya di kayu salib (Ibr 7:22; 9:15). Maka, perutusan Yesus untuk pergi kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel sebagaimana digemakan dalam Injil hari ini, merupakan tugas pertusan yang tetap aktual di sepanjang zaman. Sebab, sekarang ini pun, ada banyak di antara umat Kristiani yang hilang. Mereka tidak lagi peduli dengan perjanjian yang telah diikat dengan Tuhan sehingga mengabaikan begitu saja ikatan relasinya dengan Tuhan. Di sekitar kita, mereka adalah umat, saudara-saudari kita, yang tidak pernah aktif, baik dalam kegiatan lingkungan maupun paroki. Ke gereja untuk merayakan Ekaristi saja mungkin tidak setiap minggu tetapi hanya Natal dan Paskah atau malah sama sekali tidak pernah. Kepada mereka-mereka inilah, kita menerima amanat perutusan dari Tuhan untuk pergi dan mencari yang hilang. Kita sapa mereka, entah melalui kunjungan, undangan atau yang lainnya seperti yang dilakukan Yesus, yang dalam bacaan Injil kemarin dikisahkan tanpa lelah berkeliling dari kota ke desa untuk mengunjungi dan menyapa umat-Nya. Saling mengunjungi, menyapa dan ngaruhke, ini adalah tugas perutusan kita semua, bukan hanya tugas para imam dan Dewan Paroki saja. Mungkin pada awalnya, hal ini tidak akan berjalan dengan mudah dan seolah-olah tanpa hasil. Bisa-bisa kita malah dicurigai dan tidak disukai. Namun, sekali lagi, inilah tugas perutusan yang kita terima dari Tuhan sendiri. Maka, marilah perutusan ini kita hayati sebagai bagian dari kesaksian iman kita dan pewartaan kabar gembira yang menyelamatkan.

Doa: Tuhan, gerakkanlah kami untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan untuk mencari, menyapa, mengunjungi dan ngaruhke domba-domba-Mu yang sedang mengilang serta berusaha membawa mereka untuk kembali bersatu dalam satu kawanan di bawah penggembalaan-Mu. Amin. -agawpr-

Kenalilah dahulu


Rabu, 09 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir

Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir

    
Kami mendorong agar pada saat pemilihan mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas moral. Kita perlu mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden, khususnya mengamati apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan nilai-nilai sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja: menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu kenalilah sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan....... Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya. Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). (Surat Gembala KWI menyambut Pemilihan Presiden 2014)

Antifon Pembuka (Mzm 10:12)

Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kalian dengan keadilan. 

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersukaria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.

Pengantar

Mula-mula Agustinus Zhao Rong adalah seorang tentara. Setelah bertobat ia menjadi seorang imam dan berkarya di provinsi Su-Tchuen, Tiongkok. Walaupun pada masa itu iman kristiani dilarang di sana, Agustinus Zhao Rong tetap setia dalam pelayanannya sebagai imam. Karena kesetiaannya itu ia ditangkap dan dipenjara. Ia meninggal di dalam penjara pada tahun 1815. Pada hari ini kita mengenangkan St. Agustinus Zhao Rong bersama semua orang katolik Tiongkok yang di masa itu wafat sebagai Martir.
   
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawannya. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Hosea tahu persis bahwa raja merupakan 'wakil' Tuhan. Otoritas raja Israel adalah otoritas Tuhan. Lebih tepatnya, otoritas Tuhan mengalir ke dalam pribadi raja. Maka, jika bangsa Israel sudah tidak lagi bisa menghargai Tuhan, mereka juga tidak mungkin bisa menghargai raja. Hosea mewartakan bahwa cara menghargai Tuhan adalah dengan melakukan keadilan dengan kasih dan kesetiaan.
   
Bacaan dari Kitab Hosea (10:1-3.7-8.12)
   
"Sudah waktunya untuk mencari Tuhan."
    
Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala. Hati mereka licik, sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka. Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?" Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air. Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: "Timbunilah kami!" dan kepada bukit-bukit: "Runtuhlah menimpa kami!" Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Carilah selalu wajah Tuhan
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
 
Panggilan para murid merupakan upaya Yesus melibatkan manusia dalam rencana penyelamatan Allah. Kita dilibatkan! Betapa luar biasa peranan ini. Jika Tuhan memberikan tugas dan tanggung jawab, maka Dia juga memberikan rahmat yang diperlukan ('kuasa') untuk melaksanakan tugas itu. Ini yang sering dilupakan: Gratia status, yakni rahmat karena jabatan. Maka, jangan pernah ragu menerima tugas apa pun, juga jika tugas itu merupakan hal baru.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
   
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
   
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hari ini Yesus memanggil para murid-Nya dari berbagai latar belakang, budaya, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan sifat-sifat unik masing-masing. Mereka itu adalah Simon Petrus dan Andreas, Yakobus, dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius – Cukai, Yakobus bin Alfeus, dan Yudas Tadeus, Simon-Zelot, dan Yudas Iskariot. Mereka dikumpulkan untuk dididik dalam satu perutusan. Matius merumuskan perutusan mereka begitu simpel: Pergilah dan beritakanlah ‘Kerajaan Surga sudah dekat’ .

Panggilan adalah suatu tawaran, dan yang bisa berkembang menjadi pilihan. Jika yang terpanggil memberikan jawaban sekuat panggilan Tuhan, maka ada harapan bahwa yang bersangkutan dipilih. Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Mat 22:14). Maka, panggilan bukanlah kata terakhir. Panggilan merupakan suatu proses memberi jawaban, yang secara bertahap menuju puncak totalitas pemberian diri kepada Allah.

Yang menyertai panggilan adalah otoritas (kuasa) untuk mengusir roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Yesus memberikan kurnia penyembuhan kepada para murid-Nya. Penyembuhan memiliki daya tarik, dari dulu hingga kini. Rupanya, mengatasi penyakit merupakan persoalan manusia sepanjang zaman. Maka, penyembuhan menjadi jawaban atas persoalan itu. Lalu, mengapa orang sering skeptis dan sinis terhadap karya penyembuhan?

Walau banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih; namun tak ada panggilan yang sia-sia. Setiap panggilan mengandung perutusan. Tak ada panggilan tanpa perutusan. Begitu pun sebaliknya, tak ada perutusan tanpa panggilan. Keduanya merupakan satu paket. Para murid diutus kepada domba-domba Israel yang hilang. Sasaran misi perdana ini adalah ‘kalangan dalam’ yang sudah nyaris lupa akan Allah. Semacam orang-orang Katolik KTP, [orang-orang Katolik kafetaria -orang-orang Katolik yang memutuskan untuk taat dan mengimani ajaran-ajaran Gereja Katolik yang mereka sukai dan menolak ajaran-ajaran Katolik yang mereka tidak sukai; orang Katolik karena kekurangan atau ketidakpahaman atau bahkan karena terlalu giat memperdalam iman dan tata cara gereja lain sehingga lupa mengenal iman katoliknya sehingga ketika kita menuliskan atau mengatakan kebenaran iman katolik kepada mereka, maka justru merekalah yang sangat menentangnya.-], ke gereja Natal-Paskah, jika ada sedikit persoalan tentang imannya segera pindah agama, dan sebagainya.

Kita adalah orang-orang yang dipanggil dan diutus oleh Yesus. Perutusan diprioritaskan untuk “kalangan dalam”, yakni domba-domba yang mulai meninggalkan Gereja. Jika setiap tahun, kita membawa satu orang untuk kembali ke pangkuan Gereja, itu bukan tugas yang berlebihan, bukan? Namun, untuk yang seperti itu pun kerapkali kita kurang peduli. (CAFE ROHANI: Adrian Pristio, O.Carm dengan tambahan tentang Katolik kafetaria)
      
AGUSTINUS ZHAO RONG lahir di Wuchuan, Tiongkok pada tahun 1746. Kisah masa kecilnya tidak banyak diketahui orang. Ketika dewasa ia memilih menjadi tentara dan disukai banyak orang karena kesungguhannya. Sebagai tentara ia berusaha melakukan yang terbaik dengan seluruh kemampuannya. Keahliannya sebagai tentara membuatnya dipercaya untuk menangani tugas-tugas penting termasuk mengawal Uskup John Gabriel Dufresse dari Paris yang tiba di Tiongkok. Perjumpaan dengan uskup yang rendah hati ini menariknya untuk mengenal lebih dalam mengenai kekristenan. Sebaliknya bagi Uskup John Gabriel, Zhao Rong adalah gambaran keberanian, kesungguhan dan kekuatan tentara Tiongkok yang sempurna.

Perkenalannya dengan Uskup John Gabriel membuatnya mengenal Yesus lebih dalam. Ia mengambil keputusan besar, meninggalkan tugasnya sebagai tentara Tiongkok dan berganti menjadi tentara Kristus lewat jalan imamat. Setelah melalui masa pendidikan sebagai calon imam, Zhao Rong ditahbiskan sebagai imam diosesan Vikariat Apostolik Sichuan. Sebagai imam, ia dengan gigih dan berani mewartakan Kristus. Jiwa tentaranya tidak pudar walaupun ia menjadi imam. Sebaliknya, ia justru membara karena kini tahu siapa yang ia abdi. Zhao Rong menjadi pembela iman yang mengagumkan.

Zhao Rong juga sangat dekat dengan kaum muda. Kedekatannya dengan mereka menarik banyak kaum muda untuk mengenal Kristus lebih dekat lagi. Seorang anak muda bernama Chi Zhuzi adalah sahabat dekat Zhao Rong. Berkat keberaniannya memperkenalkan Kristus, Zhao Rong dan 119 anak muda termasuk Chi Zhuzi ditangkap dan dipenjara di Chengdu. Di penjara itu mereka dipaksa untuk menyangkal iman Kristiani agar dapat dibebaskan.

Suatu hari, setelah gagal membuat mereka menyangkal iman, para sipir mencoba cara yang lebih kejam. Mereka menyiksa Chi Zhuzi dengan cara mengulitinya. Hal ini dilakukan di hadapan Zhao Rong dan anak-anak muda lainnya, dengan harapan mereka menjadi takut dan menyangkal iman mereka. Tetapi, Chi Zhuzi menghadapi siksaan dengan tabah sambil terus mengarahkan hatinya kepada Kristus. Setelah lengan kanannya dipenggal, ia berseru, “Setiap daging dan tetes darah saya akan memberitahu Anda bahwa saya adalah seorang pengikut Kristus.” Chi Zhuzi meninggal di depan Zhao Rong yang tidak lama kemudian juga mengalami siksaan serupa.
 
Pada tahun 1900, Paus Leo XIII membeatifikasi Zhao Rong dan kawan-kawannya. Seratus tahun kemudian, tepat pada 1 Oktober 2000, Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Zhao Rong bersama 120 martir lain. Martir ini terdiri dari anak-anak, kaum buruh, katekis dan orang tua. Gereja Katolik merayakan peringatan St. Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawan, para martir dari Tiongkok setiap 9 Juli. Ia dihormati sebagai pelindung para tentara. (RUAH/Charles V, Sumber: www.wikipedia.org, www.americancattholic.org)

Selasa, 08 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Selasa, 08 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
  
“Marilah kita merindukan mereka yang ada di luar kawanan sebagai saudara-saudara kita” (St. Agustinus)
   

Antifon Pembuka (Mzm 115:10)

Hai umat Allah, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolonganmu dan perisaimu.

Doa Pagi

Allah sumber kebijaksanaan, Engkau menghendaki supaya kami hidup sesuai dengan perintah-Mu yaitu mencintai Engkau dengan segenap hati dan mencintai sesama kami seperti kami mencintai diri sendiri. Maka kami mohon penyertaan-Mu dalam segala tugas dan aktivitas kami sepanjang hari ini, sehingga kami dapat hidup seturut dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Hidup ini bisa diibaratkan dengan menabur. Orang yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan. Tetapi sebaliknya orang menabur kejahatan akan menuai malapetaka. Allah sebenarnya menginginkan manusia menabur kebaikan dengan berlaku setia pada-Nya. Allah cemburu bahkan murka bagi umat-Nya yang tidak setia dengan menyembah berhala buatan tangan manusia.
  

Bacaan dari Kitab Hosea (8:4-7.11-13)
   
"Mereka menabur angin dan akan panen puting beliung."
  
Tuhan bersabda, “Mereka telah mengangkat raja, tapi tanpa persetujuan-Ku. Mereka mengangkat pemuka, tapi tanpa setahu-Ku. Bagi dirinya mereka telah membuat berhala-berhala dari emas dan perak. Maka mereka dibinasakan. Aku menolak anak lembumu, hai Samaria. Murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama orang-orang Israel ini tidak dapat disucikan? Sebab patung anak lembu itu kan dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan remuklah anak lembu Samaria itu! Mereka menabur angin! Maka mereka akan menuai putting beliung. Gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak akan menghasilkan tepung! Dan seandainya menghasilkan, maka orang-orang asing akan menelannya. Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah. Tetapi mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. Sekalipun Kutuliskan banyak pengajaran baginya semuanya akan mereka anggap sebagai sesuatu yang asing. Mereka menyukai kurban sembelihan. Mereka mempersembahkan daging dan memakannya. Tetapi Tuhan tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Tuhan akan mengingat kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Mereka harus kembali ke Mesir.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Hai umat, percayalah kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10)
1. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
2. Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat; mempunyai telinga, tetapi tdak dapat mendengar; mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
3. Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
4. Hai Israel, percayalah kepada Tuhan: Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku
 
Orang beriman selalu menyertakan, punya hati dan mengandalkan Tuhan. Tetapi orang tidak beriman tidak peduli bahkan menyalahkan Tuhan. Yesus melakukan kebaikan dan kasih tetapi bagi orang yang tidak beriman bisa saja dimengerti sebagai tindakan persekongkolan dengan kuasa kejahatan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)
  
"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."
   
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang Farisi berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah idabat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nabi Hosea mengalami kesesakan ketika bangsa Israel berlaku sebagai bangsa pemberontak. Perbuatan mereka jahat. Mereka menabur angin, maka akan menuai badai. Hal ini tidak mustahil terjadi juga dalam kehidupan umat paroki. Dalam Injil, Yesus selalu tergerak oleh belas kasih ketika melihat orang menderita. Dia bertindak untuk melayani. Karena iri hati, orang Farisi menuduh-Nya menggunakan kuasa penghulu setan dan tuduhan lain. Setiap pelayanan selalu ada tantangan. Kita dipanggil juga untuk melayani, tidak ada guna berhenti pada rasa haru dan kasihan.
 
DOA MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN
 
Allah Bapa yang Mahamurah,
Kami mengucapkan syukur atas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan alam yang indah, subur dan kaya, dengan penduduk yang Bhineka Tunggal Ika.

Tuhan Yesus yang penuh kasih, negara kami sedang merayakan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden kami.
Kami mohon pertolongan-Mu, agar pemilihan ini berjalan lancar, jujur, aman dan damai. Jauhkanlah pesta demokrasi ini dari rencana dan cara yang curang dan tak terpuji.

Ya Roh Kudus, curahkanlah rahmat kebijaksanaan-Mu agar kami berani melakukan pilihan dengan hati nurani dan pikiran yang jernih.
Semoga presiden terpilih Kau terangi untuk mengusahakan damai sejahtera bagi seluruh bangsa.

Bunda Maria, doakanlah kami, agar tetap hidup damai penuh persaudaraan dan menghargai setiap perbedaan, terutama di saat pemilihan presiden dan wakil presiden ini.

Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Doa Malam

Syukur dan terima kasih ya Tuhan, atas semua karya kesembuhan yang berasal dari pada-Mu hari ini. Semoga semakin banyak orang datang kepada-Mu dan memperoleh kesembuhan jiwa dan raga. Hantarlah semua orang sakit untuk dapat beristirahat tenang malam ini dan sembuhkanlah mereka. Amin.

RUAH

“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”

Senin, 07 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
 
Hos 2:13.14b-15.18-19; Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9; Mat 9:18-26
 
“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
 
Kita semua ingin selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah jelas apa yang harus kita lalukan, yakni beriman. Sebab, Yesus telah berulangkali menegaskan bahwa iman kitalah yang menyelamatkan. Iman yang dimaksud di sini tentu saja iman kepada-Nya. Maka, untuk keselamatan kita selalu ada 2 gerak sekaligus. Yang pertama adalah gerak turun dan mendekati kita dari Allah yang sudah dimulai sejak Perjanjian Lama dan mencapai puncak serta kepenuhannya dalam diri Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Surat Ibrani, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada." (Ibr 1:1-2). Yang kedua adalah gerak mendekati diri kepada Tuhan dari pihak kita. Gerak kita diawali dari keyakinan iman di dalam hati yang mungkin didahului dengan pewartaan yang meyakinkan dan menyentuh kita. Kemudian, dengan hati yang penuh keyakinan itu, kita maju mendekati dan menjamah-Nya seperti yang dilakukan oleh wanita yang menderita pendarahan. Maka, agar kita sungguh-sungguh dapat menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, marilah kita dengan mantap selalu datang kepada Tuhan dan menjamah-Nya dalam doa-doa kita, terutama Ekaristi. Ekaristi merupakan sarana paling utama bagi kita untuk menjamah Tuhan secara nyata sehingga melalui Ekaristi yang kita rayakan dengan tekun dan penuh penghayatan, mengalirlah rahmat keselamatan bagi kita.

Doa: Tuhan semoga aku dengan penuh iman selalu tekun dan setia bergerak mendekati-Mu dan manjamah-Mu sehingga mengalirlah kepadaku rahmat keselamatan dari-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy