| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 29 Juni 2014 Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Minggu, 29 Juni 2014
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul
    
“…. Perhatikanlah teladan yang luhur dari generasi kita sendiri… Pilar yang terbaik [yaitu Gereja Roma]telah dianiaya…. Mari memusatkan mata hati kita kepada Rasul-rasul yang baik itu: Petrus, yang menderita… tidak hanya mengalami satu atau dua kali tetapi banyak kesulitan, dan karenanya pergi ke tempat kemuliaan yang sesuai…. Paulus menunjukkan jalan kepada penghargaan atas ketahanan [iman]… telah beralih dari dunia ini ke tempat yang suci… Terhadap kedua orang ini yang telah hidup dalam kekudusan harus ditambahkan banyak sekali orang yang menderita penganiayaan… yang menjadi contoh yang bersinar di tengah-tengah kita.” (St. Klemens dari Roma)
      
Antifon Pembuka

Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.
 
These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.
    
Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.
       

Doa Pagi

         
Allah Bapa, dasar iman kami, inilah hari yang Kauanugerahkan kepada kami, hari untuk merayakan Rasul Petrus dan Paulus, hari suci penuh sukacita bagi seluruh Gereja. Kami mohon, semoga umat-Mu senantiasa patuh setia mentaati ajaran para rasul dan memiliki semangat kerukunan mereka, sebab merekalah yang pertama-tama menegakkan Gereja-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
     
    
"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
   
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
 
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)
    
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
     
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
     
"Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
           
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

    

Ketika saya mendampingi Dempo Choir, SMA Katolik St. Albertus Malang (Jatim) dalam Karangturi Choir Games di Semarang (Jateng), 26 – 28 September 2013, saya merasakan ada sesuatu yang lain. Kali ini tidak seperti saat saya mendampingi mereka dalam lomba-lomba sebelumnya. Mereka lebih bersemangat, lebih tekun, lebih rajin. Pokoknya, tidak seperti biasanya. Setiap latihan diawali dengan Mars Dempo dan ditutup denganlagu Flos Carmeli. Dan hasilnya luar biasa, mereka meraih Peringkat II Tingkat Nasional. Mereka pun bangga.

 Perasaan bangga adalah sesuatu yang lahir dari dalam diri seseorang. Pasalnya, ia telah mencapai sesuatu yang diinginkan melalui suatu perjuangan yang tidak mudah, melalui berbagai macam tantangan dan rintangan.

 Hari ini Gereja merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus. Kedua orang kudus ini luar biasa. St. Petrus adalah salah satu dari empat murid pertama yang dipanggil oleh Yesus. Dia adalah seorang nelayan dari pantai Danau Tiberias. Ketika dipanggil menjadi murid Yesus, Petrus sudah berkeluarga. Kita ingat salah satu kisah dalam Injil di mana Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus.

 Kalau kita merefleksikan kisah perjalanan kerasulan St. Petrus akan sangat menarik. Ketika mampu menjawab dengan benar siapa itu Yesus, segera ia diberi kehormatan oleh Yesus dengan menyandang nama baru: KEFAS atau PETRUS atau BATU KARANG. Di atas batu karang itu, Yesus mendirikan Gereja-Nya. Jadi, Petrus dijadikan pondasi Gereja.

  Yesus juga pernah mencoba sejauh mana iman dan kasih Petrus terhadap pribadi Yesus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mencintai Aku?” Simon menjawab, “Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mencintai Engkau.” Yesus melanjutkan, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!” Suatu kehormatan besar dipercayakan oleh Yesus kepada Petrus. Bahkan kepadanya diberikan kunci kerajaan surga. Itulah Petrus. Bukan tanpa kelemahan, dia pernah menyangkal Yesus sebanyak 3 kali. Tetapi ia menyesal dan menangis. Dari pengalaman kegagalannya, ia menjadi pribadi yang sangat kuat dan bisa dipercaya. Ia menjadi juru bicara para rasul. Dan Petruslah yang menjadi pemimpin Gereja Perdana. Inilah pribadi Petrus, yang karena kebanggaannya pada pribadi Yesus, rela mengorbankan segala-galanya bahkan mati demi Kristus.

 Bagaimana tentang Paulus? Dia adalah orang yang “ditangkap” Yesus ketika ia sedang dalam perjalanan ke Damaskus untuk membunuh orang-orang Kristen. Paulus yang sebelumnya bernama Saulus adalah orang yang sangat pandai, bijak, berani dan teguh beriman pada Yesus. Karena itu, walaupun ia mendapat tantangan yang sangat hebat dalam karya pelayanannya, ia tetap setia sampai akhir.

 Inilah sosok kedua rasul yang kita rayakan pada hari ini. Apa pesan untuk kita? Kita diajak untuk bangga dengan iman kita pada pribadi Yesus. Rasa bangga ini harus diwujudnyatakan dalam kehidupan kita masing-masing. Kebanggaan kita pada pribadi Yesus dinyatakan dalam kebanggaan kita akan panggilan kita masing-masing. Bangga sebagai seorang suami atau isteri yang baik. Bangga sebagai biarawan-biarawati yang baik. Bangga sebagai anggota keluarga yang baik. Bangga sebagai anggota lingkungan, wilayah, paroki yang baik, dan seterusnya.

 Dengan itu kita meneladani Rasul Petrus dan Paulus yang kita rayakan pada hari ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita. (Sixtus/RUAH)
   
Pelayanan Apostolik St. Petrus (30-67)

 
Tahun 30 Kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus, Pentakosta
30-37 Petrus memimpin Gereja di Yerusalem.
38-39 Perjalanan Petrus di Samaria dan di pantai Palestina.
40-41 Petrus di Antiokhia
42 Dipenjara di Yerusalem, dibebaskan, dan keberangkatan ke tempat lain
42-49 Persinggahan yang pertama di Roma
49 Diusir dari Roma oleh edict Claudius yang menentang kaum Yahudi
49-50 Di Yerusalem, dalam Konsili Apostolik [seperti tertulis dalam Kis 15].
50-54 Di Antiokhia, Bitinia, Pontus, Asia dan Kapadokia
54-57 Persinggahan yang kedua di Roma: Injil Markus ditulis di bawah pengarahan Petrus
57-62 Di Bitinia, Pontus dan Kapadokia, Markus di Alexandria, Mesir
62-67 Persinggahan yang ketiga di Roma, menuliskan surat 1 Pet dan 2 Pet Markus ada bersama Petrus di Roma.
67 Dibunuh sebagai martir di Roma, dikuburkan dekat Nekropolis di Vatikan.
 
(Sumber: Warren Carroll, The Founding of Christendom, A History of Christendom, vol.1., Front Royal, Va: Christendom College Press, 1985, p. 422, diterjemahkan oleh www.katolisitas.org http://katolisitas.org/3347/arti-kunci-rasul-petrus-dan-kerajaan-surga)
 

 Yesus mempercayakan kepada Petrus wewenang yang khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa kunci-kunci" berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja. Yesus "gembala yang baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15-17). Wewenang untuk "mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul Bdk. Mat 18:18. dan terutama melalui Petrus, kepada siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya. (Katekismus Gereja Katolik, 553)

Kunci Surga dan Pedang Firman


Komuni Dua Rupa - (Bagian 1: Cara yang salah)


Sabtu, 28 Juni 2014 Peringatan Wajib Hati Tersuci SP. Maria dan St. Ireneus, Uskup dan Martir

Sabtu, 28 Juni 2014
Peringatan Wajib Hati Tersuci SP. Maria dan St. Ireneus, Uskup dan Martir
      
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu --- Luk 2:41-42

    
Antifon Pembuka (St. Ireneus: Yeh 34:11.23-24)

Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.
  
atau
   
Antifon Pembuka (Hati Tersuci SP. Maria: Mzm 12:6)

Hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

Doa Pagi (St. Ireneus)
    
Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

atau 

Doa Pagi (Hati Tersuci SP. Maria)

Ya Yesus, Engkau memberikan Bunda-Mu kepada kami sebagai Ibu, teladan dan pelindung kami. Semoga kami selalu didampingi dalam melaksanakan kehendak Bapa agar kami kelak memperoleh kebahagiaan kekal bersama para kudus. Hati tersuci St. Perawan Maria, doakanlah kami dalam segala aktivitas hari ini. Amin.
      
(pilihan 1 dari 3; dari Bacaan Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup dan Martir)
              
Sebagai pengikut Kristus Rasul Paulus mengingatkan kita untuk mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera. Hal ini menuntun kita bersikap ramah, sabar, dan lemah lembut terhadap sesama.
   
Bacaan Pertama (dari Rumus Peringatan St. Ireneus)
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2:22b-26)
 
"Seorang hamba Tuhan harus ramah terhadap semua orang."
   
Saudaraku terkasih, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan, yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran. Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar. Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka, sehingga mereka mengenal kebenaran. Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan (dari Rumus Peringatan St. Ireneus)
Ref. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.
Ayat. (Mzm 37:3-4.5-6.30-31; Ul: 30a)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
2. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
3. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran. Taurat Allah ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidaklah goyah.
    
Bait Pengantar Injil (dari Rumus Umum Para Martir - St. Ireneus -)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 17:23)
Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
    
Bacaan Injil (dari Rumus Umum Para Martir - St. Ireneus -)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:20-26)
    
"Supaya mereka sempurna menjadi satu."
     
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
    
(pilihan 2 dari 3; dari Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
  
Bacaan Pertama (dari Rumus Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:9-11)
 
Beginilah firman Tuhan, “Keturunan umat-Ku akan terkenal di antara para bangsa, dan anak cucu mereka di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.” Aku bersukaria dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin pria yang mengenakan hiasan kepala dan seperti pengantin wanita memakai perhiasannya. Sebab seperti bumi memancarkan tetumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Kidung Tanggapan (dari Rumus Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan, Juru Selamatku.
Ayat. (1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd)
1. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah, tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
2. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia merendahkan dan meninggikan juga.
3. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkannya di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya
 
Bacaan Injil (dari Rumus Peringatan Hati Tersuci SP. Maria)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51)
 
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam bait Allah; sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku cemas mencari engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa Bapak-Ibu mencari Aku? Tidakkah tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
    
(pilihan 3 dari 3; dari Masa Biasa)
     
Bacaan I (dari Rumus Masa Biasa)
Bacaan dari Kitab Ratapan (22:2.10-14.18-19)
  
"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."
    
Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Dalam amarah-Nya Ia menghancurkan benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi, dan mencemarkan kerajaan serta pemimpin-pemimpinnya. Maka duduklah para tua-tua puteri Sion tertegun di tanah. Mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah. Mataku kusam dengan air mata, hatiku remuk redam. Hancur luluh hatiku karena reruntuhan puteri bangsaku, sebab kanak-kanak dan bayi jatuh pingsan di lapangan-lapangan kita. Mereka bertanya kepada ibunya, “Mana roti dan anggur?” Di lapangan-lapangan kota mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur ketika menghembuskan napas di pangkuan ibunya. Apa yang dapat kunyatakan kepadamu? Dengan apa aku dapat menyamakan dikau, ya puteri Yerusalem? Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur, ya dara Sion? Karena luas bagaikan lautlah reruntuhanmu. Siapa yang akan memulihkan dikau? Nabi-nabimu melihat penglihatan yang dusta dan hampa bagimu. Mereka tidak menyatakan kesalahanmu guna memulihkan dikau kembali. Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan. Berteriaklah dengan nyaring kepada Tuhan, hai puteri Sion! Cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam. Janganlah kauberi dirimu istirahat. Janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah, pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam. Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan. Angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan di ujung-ujung jalan karena lapar!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan (Rumus Masa Biasa)
Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan terus-menerus umat-Mu yang tertindas.
Ayat. (Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21; Ul:19b)
1. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu? Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.
2. Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus. Lawan-lawanmu mengaum di tempat pertemuan-Mu dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda. Mereka kelihatan seperti orang mengayunkan kepalan tinggi-tinggi.
3. Mereka siap menebas kayu-kayuan yang lebat; dan sekarang ukir-ukirannya seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung; mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api, mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu sampai pada tanah.
4. Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh kekerasan. Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.
 
Bait Pengantar Injil (dari Rumus Masa Biasa)
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
  
Nubuat Nabi Yesaya tergenapi dalam diri Yesus. Ia menyembuhkan orang melalui kerja sama yang baik. Iman perwira menyembuhkan hambanya yang sakit. Yesus mengakui iman seorang perwira. Siapa tidak bahagia jika mendapat pengakuan seperti perwira ini?
    
Bacaan Injil (dari Rumus Masa Biasa)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-17)
    
"Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub."
            
Pada suatu hari Yesus masuk ke kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya, “Tuan, aku tdak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’, maka ia datang. Ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu, Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikutinya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan wanita itu, lalu lenyaplah demamnya. Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan, dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah sabda yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
   
Setiap kali kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus di dalam perayaan Ekaristi, kita mengulangi kata-kata yang mirip dengan kata-kata perwira yang beriman, “Tuhan, aku tidak pantas Engkau datang ke bawah atapku, tetapi katakan sepatah kata saja maka jiwaku akan sembuh.” Bila setiap kali kita mengucapkan kata-kata ini penuh iman, kita juga akan disembuhkan oleh Yesus sebagaimana pengalaman iman perwira itu yang dapat menyembuhkan hambanya yang sakit. Apakah kita menyambut Tubuh dan Darah Yesus dengan penuh iman dan mengalami penyembuhan?
  
“Cahaya Tuhan adalah sumber hidup; barangsiapa melihat Dia, mendapatkan hidup” (St. Ireneus)
          
Doa Malam
   
Bapa, kami mohon rahmat-Mu agar kami dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kebiasaan yang baik dan mengikis kecenderungan kami yang tidak teratur. Bimbinglah kami agar berjalan di jalan-Mu dan beroleh belas kasihan-Mu. Amin.

RUAH

Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”

Sabtu, 28 Juni 2014
Peringatan Wajib Hati Tersuci Perawan Maria & St. Ireneus

2 Tim 2:22b-26; Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21; Mat 8:5-17

Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”

Seorang perwira datang kepada Yesus dan berkata, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita” (Mat 8:6). Bagi saya, kalimat pendek dari perwira ini menunjukkan betapa ia sangat beriman. Dalam hubungannya dengan sesama, ia menghayati imanya dalam bentuk kepedulian terhadap hambanya yang sedang sakit. Ia tergerak oleh belas kasihan lalu mengupayakan kesembuhan bagi hambanya itu. Dalam hubungannya dengan Tuhan, Ia percaya penuh akan kasih Tuhan yang selalu memberikan pertolongan. Maka, dalam kalimat tersebut ia tidak memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan hambanya sebab ia percaya kalau Tuhan sudah mengerti apa yang ia harapkan. Dan benar, Tuhan sangat tanggap dan mengerti. Kendati ia tidak memohon kepada-Nya untuk menyembuhkan hambanya, Yesus langsung mengatakan, "Aku akan datang menyembuhkannya" (Mat 8:7). Luar biasa! Kepada siapa pun yang peduli terhadap sesama dan yang dengan penuh iman mau datang kepada-Nya, Tuhan pun berkenan juga untuk segera datang dan memberikan pertolongan sesuai yang diharapkan dan dipercayainya (bdk. Mat 8:13a). Meskipun akhirnya, Yesus tidak datang ke rumahnya secara fisik, tetapi daya dan berkah-Nya sungguh-sungguh hadir dan membawa dampak yang nyata. Pada saat itu juga sembuhlah hambanya (Mat 8:13b). Kalau kita menghayati iman kita seperti diteladankan oleh sang perwira dalam bacaan Injil ini, maka Tuhan juga senantiasa berkenan hadir dan memberikan berkah-Nya secara nyata sesuai dengan situasi konkrit yang sedang kita hadapi.

Doa: Tuhan, semoga kami menghayati iman kami dalam kepedulian terhadap sesama dan dalam kepercayaan penuh kepada-Mu sehingga kami pun senantiasa mengalami kehadiran-Mu yang membawa berkah bagi kami dan sesama kami. Amin. -agawpr-

"Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati"

Jumat, 27 Juni 2014
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus

Ul 7:6-11; Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10; 1 Yoh 4:7-16; Mat 11:25-30

"Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati"

Hari ini kita merayakan Hati Yesus Yang Mahakudus. Menurut hemat saya, kekudusan hati-Nya yang paling utama tampak dalam belas kasih-Nya kepada kita. Hati Yesus adalah hati yang mahakudus karena yang ada di dalamnya hanyalah kasih. Ia menghadirkan dan mewujudnyatakan kasih Allah Bapa kepada kita semua. Sebagaimanya dinyatakan dalam bacaan I, "Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, -sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! -Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu" (Ul 7:6-7). Bagi saya, teks dari Kitab Ulangan ini, sangat meneguhkan dan membuat saya bangsa sebagai orang Katolik di Indonesia yang jumlahnya tidak sampai 3%. Sebab, kendati secara jumlah, kita amat kecil, tetapi kita dipilih dan dikasihi Tuhan. Dan untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita, Allah tidak hanya memilih kita tetapi juga mengutus Yesus Kristus, Putra-Nya, untuk menebus dan menyelamatkan kita (bdk. 1 Yoh 4:9-10). Untuk itu, sebagai orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang begitu besar, marilah kita juga saling mengasihi (bdk. 1 Yoh 4:11). Dengan mengasihi, maka kita menjadi semakin mengenal Allah dan hidup kita juga semakin dikuduskan. Sebab, kasih adalah jalan menuju kekudusan. Marilah, kita belajar dari Hati Yesus Yang Mahakudus agar kita juga memiliki hati yang senantiasa mampu mengasihi, mengasihi dan mengasihi. Sebagaimana para murid menjalani proses belajar dengan cara datang dan tinggal bersama sang guru (di kelas), kita pun juga belajar dari Yesus dengan cara bertekun untuk datang kepada-Nya dan tinggal bersama-Nya.

Doa: Tuhan, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu, yakni hati yang penuh kasih. Amin. -agawpr-

Jumat, 27 Juni 2014 Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus

Jumat, 27 Juni 2014
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
        
Hati Allah berkobar-kobar dengan belas kasihan! Pada hari ini, Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus, Gereja menghadirkan ke hadapan kita misteri ini untuk kita renungkan: misteri hati seorang Allah yang merasakan belas kasihan dan yang mencurahkan segenap kasih-Nya ke atas umat manusia. Suatu kasih misterius, yang dalam ayat-ayat Perjanjian Baru disingkapkan kepada kita sebagai kasih Allah yang dahsyat dan tak terbatas bagi umat manusia. Allah tidak berkecil hati kendati kedurhakaan ataupun penolakan umat yang telah dipilih-Nya; melainkan, dengan belas kasihan yang tak terhingga Ia mengutus Putra Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk membebankan ke atas Diri-Nya sendiri nasib dari kasih yang hancur, agar dengan menakluklan kuasa kejahatan dan maut, Ia dapat memulihkan kembali umat manusia yang diperbudak oleh dosa ke martabat mereka sebagai putra dan putri Allah. (Paus Benediktus XVI, Homili 2009)


Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 33:11.19)
  
Rancangan Hati-Nya dari angkatan ke angkatan untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
    
         
Pada Misa Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo)    
      
Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa, perkenankanlah kami untuk memuliakan Hati Putra-Mu, dan mengenang karya besar cinta kasih-Nya bagi kami. Jadikanlah kami layak untuk menimba anugerah yang mengalir secara berlimpah dari sumber ilahi itu. Dengan pengantaraan Kristus itu juga yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (7:6-11)
     
"Kamulah yang dipilih dan dikasihi Tuhan!"
    
Sekali peristiwa, di padang gurun seberang Yordan, Musa berkata kepada umat Israel, “Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, -sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! -Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu dan karena Ia memegang sumpah yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka Tuhan telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat, dan menebus kamu dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kamu ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu itu, adalah Allah yang setia. Ia memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. Tetapi terhadap setiap orang yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang pada hari ini kusampaikan kepadamu untuk dilakukan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS. No. 809
Ref. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10;R:17)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan menjalankan keadilan dan kasih bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-16)
        
"Allah mengasihi kamu."
      
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Penyelamat dunia. Barangsiapa mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS. No. 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab, 2/4)
Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
   
"Aku lemah lembut dan rendah hati."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
     
Renungan

       
Ada seorang pematung terkenal. Suatu kali dia memahat sebuah patung “Yesus” berukuran besar. Dia ingin tahu apakah patung itu akan memancing reaksi yang benar dari orang-orang yang melihatnya. Dia membawa seorang anak kecil untuk memandang patung itu dan bertanya, “Menurut kamu, siapa Dia?” Anak itu menjawab, “Orang besar!” Si pematung pun menjadi sadar bahwa dia telah gagal. Kemudian dia mulai memahat dan memperbaiki patungnya lagi. Ketika dia sudah selesa, dia membawa anak itu kembali dan mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya, “Menurut kamu, siapa Dia?” Anak itu tersenyum dan menjawab, “Itu adalah Yesus yang berkata, ‘Biarlah anak-anak datang kepada-Ku’.” Si pematung akhirnya mengetahui bahwa ia telah berhasil. Patung tersebut telah berhasil melewati ujian mata seorang anak.

Itulah anak-anak. Di mata seorang anak ada kejujuran. Seorang anak akan dengan jujur mengatakan bahwa sesuatu itu jelek atau baik. Jika Anda ingin melihat siapakah diri Anda sebenarnya, bertanyalah pada anak-anak. Maka, Anda akan memperoleh jawaban yang seringkali mengagetkan tapi sesuai dengan kenyataan. Pernah suatu kali ada seorang imam yang mencoba mendekati seorang anak. Tiba-tiba anak itu menangis. Rupanya dia takut pada brewok panjang dari romo tersebut. Ia katakan romo itu jelek, menakutkan dan mirip bajak laut. Betapa jujurnya anak-anak, meskipun, imam tersebut pasti bukan bajak laut.

Hari ini Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus. Bacaan hari ini mengngatkan kita akan pentingnya “Kemurnian Hati.” Sebagaimana anak-anak yang berhati bersih tanpa “kepalsuan”, Tuhan Yesus pun meminta hal yang sama kepada kita. Tuhan akan berkenan kepada hamba-Nya yang mau merendahkan diri layaknya anak-anak (Mat 11:27). Dalam diri anak-anak, Allah akan menyingkapkan “rahasia kebijaksanaan”. Dengan kata lain, Tuhan akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang rendah hati dan mau terbuka akan sabda-Nya.

Tuhan Yesus memberi contoh bagaimana memiliki hati yang terbuka pada kehendak Bapa. “Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” (Mat 11:27). Betapa luar biasanya ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya.

Tuhan Yesus pun berjanji bahwa siapa saja yang mau datang kepada-Nya akan mendapatkan “kelegaan”. Janji ini diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan mau setia memikul “kuk” yang dipasang. Apa artinya ini? Artinya bahwa “rasa damai” itu akan diperoleh, jika seseorang mau dengan setia memikul beban hidupnya. Itulah ganjaan bag mereka yang setia. Yesus sendiri menunjukkan kesetiaan-Nya sampai rela wafat disalib. Hati-Nya yang suci memang tertusuk oleh pengkhianatan para murid dan penolakan bangsa Yahudi. Tapi, Dia tidak menyerah dan putus asa. Dia bangkit berdiri menempuh jalan sengsara-Nya hingga akhir. Ia kuat karena setia pada kehendak Bapa.

Kita pun akan mendapatkan kebahagiaan yang sama jika kita mau setia dalam iman. Tentu saja kita perlu memiliki hati yang menyerupai Yesus, “Hati yang Kudus.” (Alexander Teguh/RUAH)

Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga."

Kamis, 26 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII

2 Raj 24:8-17; Mzm 79:1-2.3-5.8.9; Mat 7:21-29

Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga."

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya. Demikianlah salah satu aklamasi sesudah Injil yang kita miliki. Untuk mengalami kebahagiaan sejati, tidak cukup bagi kita hanya menyerukan nama Tuhan dalam doa-doa kita. Menyerukan nama Tuhan dalam doa itu penting, tapi tidak cukup berhenti di situ. Juga tidak cukup hanya mendengarkan sabda Tuhan. Doa-doa yang kita daraskan dan sabda Tuhan yang kita dengarkan harus pula kita wujudkan dan kita laksanakan dalam tindakan nyata. Dengan demikian, iman kita tidak akan mudah goyah kendati diterpa banjir dan berbagai macam badai kehidupan. Demikian pula, kalau tiba saatnya rumah jasmani kita di dunia ini harus dibongkar dan dihancurkan untuk kembalu menjadi tanah, kita akan mendapatkan rumah abadi di surga dan mengalami kebahagiaan abadi.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pendengar dan pelaksana sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Kamis, 26 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XII

Kamis, 26 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII
   
“Bagaimana orang dapat melihat Allah, kalau pikiran berpendapat bahwa hal itu mustahil” (St. Gregorius dari Nissa)
  
Antifon Pembuka (Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5)
    
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya.
  
Doa Pagi
 
Ya Tuhan, bukalah mata hati dan telinga kami untuk mampu mendengarkan sabda-Mu dan melaksanakannya pada hari ini. Dengan demikian kami pantas menjadi anak-anak-Mu yang senantiasa memancarkan kasih-Mu bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Yoyakhin, walaupun ibunya, Nehusta, berasal dari Yerusalem, ia sendiri melakukan yang jahat di mata Tuhan, seperti dilakukan ayahnya. Pemerintahannya hanya bertahan tiga bulan. Begitulah jika orang hidup dalam dunia kejahatan. Semua akan sia-sia dan sirna.
 
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (24:8-17)

“Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta, puteri Elnatan, dari Yerusalem. Yoyakhin melakukan yang jahat di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan ayahnya. Pada waktu itu majulah tentara Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem, dan kota itu terkepung. Nebukadnezar sendiri datang menyerang sementara orang-orangnya mengepung kota itu. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel: ia sendiri, ibunya, perwira-perwiranya, para pembesar dan pegawai-pegawai istananya. Raja Babel menangkap Yoyakhin pada tahun yang kedelapan pemerintahannya. Seluruh isi rumah Tuhan dan isi istana raja dikeluarkannya; dikeratnya pula emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait Tuhan seperti yang telah disabdakan Tuhan. Seluruh penduduk Yerusalem diangkutnya ke pembuangan; semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa; sepuluh ribu tawanan; juga semua tukang dan pandai besi. Tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri. Nebukadnezar mengangkut Yoyakhin ke pembuangan di Babel; juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya, dan orang-orang berkuasa di negeri itu dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel. Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya; sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel. Kemudian raja Babel mengangkat paman Yoyakhin, yang bernama Matanya, menjadi raja menggantikan Yoyakhin, dan menukar namanya menjadi Zedekia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami.
Ayat. (Mzm 79:1-2.3-5.8.9)
1. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.
2. Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemoohan orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus menerus? Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?
3. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
4. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. Alleluya.
   
Lakukanlah kehendak Tuhan dengan tekun dan setia. Seperti orang yang mendirikan rumah di atas wadas. Bersumberlah kepada Yesus yang mengajar sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat. Maka bangunan hidup kita tak akan roboh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21-29)

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?’ Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, ‘Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah dari pada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!’” Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas. Tetapi setiap orang yang mendengar prkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya.” Setelah Yesus mengakhiri perkataan-Nya ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Belum cukup orang Kristen mendengarkan dan menyerukan nama Tuhan. Ia harus melaksanakan apa yang didengarnya dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan oleh Allah. Orang seperti ini oleh Yesus dikatakan melakukan kehendak Bapa di surga. Banyak orang hanya menjadi pendengar firman dan bukan pelaku firman. Orang macam ini dianggap sebagai orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Seorang pelaku firman adalah orang yang mendirikan rumah di atas wadas yaitu di atas Yesus Kristus sendiri yang menjadi dasar hidupnya.

Doa Malam

Yesus sumber damai sejati, berilah kami malam ini istirahat yang menyegarkan jiwa raga. Jauhkan kami dari mimpi-mimpi buruk. Amin. 
 
  
RUAH

"Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik"

Rabu, 25 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII
 
2 Raj 22:8-13;23:1-3; Mzm 119:33-34.35-36.37.40; Mat 7:15-20
 
"Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik"

Sejak awal mula penciptaan, kita diciptakan dengan amat baik (bdk. Kej 1:31). Maka, kalau dikaitkan dengan analogi pohon, kita semua diciptakan sebagai pohon yang baik dan tentu saja berasal dari benih yang baik, yakni dari Tuhan sendiri. Logikanya, kita akan selalu menghasilkan buah yang baik. Namun, realitanya sering/kadang lain. Kadang buah yang kita hasilkan dalam pikiran, perasaan, keinginan, perkataan, sikap dan perbuatan justru tidak baik. Mengapa? Mungkin karena kita kurang merawat diri kita sehingga menjadi seperti pohon yang tidak dirawat dan tidak mampu menghasilkan buah yang baik. Maka, kita harus tekun merawat diri kita. Memupuk dan menyiraminya dengan doa, sabda Tuhan, Ekaristi, bacaan rohani, dll. Menyiangi dan memberantas hama yang menyerang, yakni aneka godaan roh jahat, dengan tekun melakukan penelitian batin dan menerima sakramen tobat. Melalui cara-cara ini, kita berusaha memelihara dan mempertahankan kondisi baik yang kita terima sejak penciptaan dan sekaligus menanggulangi diri dari berbagai macam hama yang mengganggu. Dengan demikian, kita dimampukan untuk selalu menghasilkan buah yabg baik dalam pikiran, perasaan, keinginan, perkataan, sikap dan perbuatan.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk selalu menjadi pohon yang baik sehingga mampu menghasilkan buah-buah yang baik dalam pikiran, perasaan, keinginan, perkataan, sikap dan perbuatan kami. Amin. -agawpr-

Rabu, 25 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XII

Rabu, 25 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII
   
Setiap perbuatan, pemikiran atau perkataan yang mengandung hawa nafsu, tidak selaras dengan Kristus (St. Gregorius dari Nissa)

   
Antifon Pembuka (Mzm 15:1a.2)
           
Tuhan, siapa yang boleh menumpang di kemah-Mu? Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil, dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.
  
Doa Pagi

   
Ya Yesus, bantulah kami agar tetap setia pada iman akan Dikau, terlebih bila hal itu menuntut pengorbanan yang melampaui kekuatan kami. bantulah kami agar hari ini kami tetap bersikap jujur dan setia dalam menghadapi segala persoalan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (22:8-13; 23:1-3)
          
       
"Di depan rakyat raja membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah Tuhan, dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan."
               
Di masa pemerintahan Raja Yosia Imam Besar Hilkia berkata kepada Safan, panitera raja, "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: "Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu." Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakannya di depan raja. Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya." Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu.
Ayat. (Mzm 119:33-34.35-36.37.40)
1. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.
2. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
3. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.
4. Lalukanlah mataku dari hal-hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!
5. Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:5.5b)
Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan; barangsiapa tinggal dalam Aku, akan menghasilkan banyak buah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:15-20)
   
"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."
     
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
     
Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi Raja. Di usia mudanya, ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ia hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (2Raj.22:1). Berbeda dengan para raja sebelumnya, Yosia mengindahkan firman Allah, sehingga malapetaku tidak jadi ditimpakan kepada Kerajaan Yehuda. Coba banyangkan jika semua generasi muda kita bertindak seperti Raja Yosia!
      
Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik; demikian pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik pula. Tutur kata dan tindak tanduk adalah pantulan jiwa, suasana batin kita. Peringatan Yesus tentang nabi-nabi palsu hendaknya menyadarkan kita agar berhati-hati. Jangan hanya karena terdengar religius, atau didukung oleh sekelompok orang beragama, maka niat dan hasilnya pun akan baik. Belum tentu! Kita dituntut untuk memiliki kemampuan discernment rohani yang bagus. Kata-kata harus diuji dalam perbuatan, dan perbuatan adalah ukuran yang benar tentang tabiat seseorang.

     
Ya Tuhan, dekaplah aku dalam kasih-Mu agar pikiran, perasaan, tutur kata dan tingkah lakuku dalam pergaulan sosial setiap hari mampu mencerminkan cinta-Mu kepada dunia. Amin.
       
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 24 Juni 2014 Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Selasa, 24 Juni 2014
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
  
Kita merayakan kelahiran Yohanes seperti kita merayakan kelahiran Kristus. (St. Agustinus)
   

Antifon Pembuka (Yoh 1:6-7; Luk 1:17)

Seorang utusan Allah datang, namanya Yohanes. Ia datang sebagai bentara untuk mewartakan cahaya, dan mempersiapkan bangsa sempurna bagi Tuhan.

De ventre matris meæ vocavit me Dominus nomine meo: et posuit os meum ut gladium acutum: sub tegumento manus suæ protexit me, posuit me quasi sagitam electam.

A man was sent from God, whose name was John. He came to testify to the light, to prepare a people fit for the Lord. 
       
    
Pada Misa Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo)
  
Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa, kami mohon, bantulah umat-Mu menempuh jalan keselamatan. Semoga dengan mendengarkan seruan Santo Yohanes, Sang Perintis, kami sampai kepada Dia yang dinubuatkannya, yakni Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)
   
"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."
     
Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak aku ada di perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia. Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan upaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu kalau hanya menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)
  
"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."
    
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:76)
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)
   
"Namanya adalah Yohanes."
     
Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
        
Renungan
    
Hari ini, bersama seluruh Gereja Katolik kita merayakan Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis. Kelahiran Santo Yohanes hampir tidak dipercayai oleh ayahnya, Zakaria, hingga Allah membuat beliau menjadi bisu. Rencana Allah, memang tidak dapat dimengerti oleh akal manusia kita yang terbatas. Peristiwa ini mengajak kita, bagaimana kita semua harus memandang bahwa setiap pertemuan dengan sesama kita, semua hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari – hari, serta suka duka yang kita rasakan, sebenarnya sesuatu hal yang luar biasa. Mengapa? Contoh paling kecil saja, apakah kita dapat membayangkan kalau hari ini kita tidak lagi bernafas, tidak lagi melangkahkan satu jengkal saja kaki kita untuk berjalan?

Kehidupan yang kita rasakan saat ini sebenarnya anugerah terbesar dan karya Allah yang patut kita syukuri, dan ini benar – benar diluar kemampuan kita untuk memikirkannya, mengapa? Sederhana saja, kita tidak pernah tahu kapan kita akan menghadap Allah, bukan? Secara teori kita dapat menerima hidup itu adalah karya Allah yang melampaui batas, tetapi jika kita boleh memandang setiap hal kecil dalam kehidupan kita sehari – hari, pikirkan kembali, siapa yang membuat semuanya menjadi sempurna? Dukacita hidup pun adalah anugerah yang harus kita syukuri, dan ini diluar kemampuan kita untuk berpikir. Kehidupan yang tidak enak terkadang mengajak kita untuk melatih diri dan Yesus mau mendidik kita menjadi manusia yang tangguh dan tahan uji. Dibalik realitas yang tidak meng-enakkan itu juga kadang Allah mau mengajak kita untuk memalingkan pandangan kita kepada-Nya yang kadang kita lupakan saat keadaan benar – benar sesuai dengan hati kita. Itulah karya Allah yang luar biasa!

Sosok Santo Yohanes Pembaptis kita kenal juga sebagai utusan Allah yang mempersiapkan jalan bagi Yesus yang akan datang dari surga. Gereja Katolik mengajak kita semua, untuk belajar dari sosok orang kudus ini. Hidup dan mati kita berada sepenuhnya di tangan Allah, dan pada saatnya kita harus bertemu dengan Yesus. Jika saja St Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus untuk kita mengenal-Nya, sudahkah kita sendiri mempersiapkan diri kita sendiri untuk bertemu dengan Yesus di Kerajaan Surga melalui setiap perkataan dan karya yang baik dan bijaksana menjadi suatu persembahan yang hidup bagi Yesus? Sudahkah perbuatan kita menjadi suatu persembahan yang pantas bagi Yesus? Kita semua orang berdosa, dan Yesus rindu agar kita mau berbalik kepada Yesus. Melalui orang kudus ini pula, kita harus mempersiapkan jalan bagi Yesus kepada orang lain yang belum mengenal Yesus, dengan sikap kita, dengan perkataan kita, yang mencerminkan sosok pribadi Kristus yang penuh kasih, lembut namun juga mendidik.perlu kita ketahui, Santo Yohanes Pembaptis juga seorang pertapa di padang gurun.

Gereja mengajak kita untuk meneladani beliau, bagaimana hidup doa kita? Bagaimana hidup kita sudah menjadi suatu doa? Lebih nyatanya lagi, apakah saya sendiri sudah mempersembahkan diri saya kepada Allah dalam pertemuan jemaat pada Misa di Paroki? Selamat merefleksikan dan meneladani Santo Yohanes Pembaptis.
   
 
Deus Providebit

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy