| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Menjadi pewarta dengan memberi kesaksian iman akan Tuhan

Rabu, 11 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Kis 11:21b-26;13:1-3; Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6; Mat 10:7-13

"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat."

Perintah Yesus yang secara langsung disampaikan kepada para rasul ini juga diberikan kepada kita. Seperti halnya Barnabas yang sebenarnya tidak termasuk dalam bilangan keduabelas rasul tetapi bagi Gereja, dia adalah seorang rasul yang besar. Bersama Paulus, dia menjadi pewarta Injil di Antiokhia, di mana di situlah murid-murid Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen. Kita semua adalah murid-murid Kristus dan rasul-rasul Tuhan untuk zaman sekarang. Maka, kita pun juga dipanggil dan diutus untuk menjadi pewarta Injil, yakni pewarta bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Istilah dekat di sini, tidak serta merta berarti dekat secara waktu atau jarak tempat tetapi lebih-lebih dekat dalam arti reasi. Artinya, Allah yang meraja di Kerajaan surga itu berkenan untuk menjali relasi yang dekat dengan kita. Ia hadir dan meraja juga di tengah-tengah kita sebagaimana kita berdoa sesuai ajaran Yesus, "Bapa kami yang ada di surga, .. datanglah kerajaan-Mu ... di atas bumi seperti di dalam surga". Untuk itu, marilah kita saling menjadi pewarta dengan memberi kesaksian iman akan Tuhan yang senantiasa dekat dengan kita, pertama-tama dalam keluarga kita masing-masing, kemudian ke luar dalam lingkup masyarakat dan Gereja di mana kita tinggal, juga di tempat kerja kita. Pelayanan yang kita berikan dengan cuma-cuma atau murah hari adalah salah satu bentuk kesaksian iman, dimana kita juga telah menerima banyak anugerah secara cuma-cuma dari Tuhan.

Doa: Santo Barnabas, doakanlah kami agar kami mampu menjadi orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman sehingga kami mampu menjadi pewarta dan saksi iman pada zaman sekarang. Amin. -agawpr-

Rabu, 11 Juni 2014 Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Rabu, 11 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul
  
Kita beruntung telah dibebaskan dari kegelapan dan kesesatan, kita harus selalu berjalan dalam terang sebagai putra-putri terang. ---- St Kromasius.

  
Antifon Pembuka (Kis 11:24)

Berbahagialah orang kudus, yang termasuk bilangan para rasul. Ia orang baik, penuh Roh Kudus dan kepercayaan.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, terangilah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami makin bersemangat dalam mewartakan Injil-Mu seturut teladan Santo Barnabas. Topanglah kami agar mampu membawa sesama kepada Yesus Kristus, Putra-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk mendampingi kami dalam tugas perutusan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:21b-26;13:1-3)
     
    
"Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman"
      
Pada perkembangan awal umat beriman, di Antiokhia sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasehati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem yang diasuh bersama dengan raja-wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari, ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan. Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-13)
      
"Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula! Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya; jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

    
Mark Hornbacher (depan) dan Louis Brown (belakang) memberi informasi mengenai Katolik kepada para pejalan kaki di Royal Oak, Michigan, USA, dengan terlebih dahulu menawarkan Rosario gratis dan Devosi Kerahiman Ilahi https://www.facebook.com/CatholicStreetEvangelization?ref=stream 
Perintah Injil hari ini begitu jelas dan lantang. Murid Kristus harus pergi dan memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Pengikut Kristus harus melangkahkan kaki (bergerak) dan membuka mulut (bersaksi) tentang Allah yang akan segera meraja di dunia. Allah meraja berarti Allah menjadi segalanya di dalam segala sesuatu.


Gereja memiliki hirarki dan klerus, sehingga seringkali ada anggapan bahwa perintah ini diperuntukkan bagi mereka saja. Akan tetapi, tidak tepatlah demikian. Perintah ini berlaku bagi siapa saja yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus menjadi anak-anak Allah melalui Sakramen Pembaptisan, yang menjadikannya imam, raja dan nabi. Bagaimana dengan persyaratannya? Inilah Injil, tidak kaku, tetapi selalu dapat dimaknai secara baru sesuai dengan zaman dan konteksnya.

Apakah mungkin menjalankan perintah ini? St. Barnabas, Rasul telah membuktikan dengan sangat baik bahwa pergi dan memberitakan Kerajaan Surga sangat mungkin dan tidak jauh dari harapan kita. Ia bukanlah orang hebat, bukan siapa-siapa. Tetapi, ia dengan gigih memberitakan Injil ke Asia Kecil dan mempertobatkan banyak orang, sehingga ia disebut rasul. Bukan tanpa halangan dan rintangan. Dia mengalami banyak penderitaan dalam mewartakan Injil. Tetapi, ia tetap setia dan rendah hati menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Umat beriman juga bisa melakukannya. Bagi yang berkeluarga, dapat dilaksanakan di dalam keluarga, yaitu dengan membimbing anak-anaknya secara baik dan benar sesuai dengan ajaran Kristus, sehingga akan menjadi saksi yang hidup bagi banyak orang. Jadi, kita tidak perlu berteriak mewartakan Kerajaan Surga.

Hidup keluarga kristiani adalah kesaksian paling ampuh di tengah masyarakat. Bagi yang bekerja, perintah ini dapat dilaksanakan dengan bekerja secara baik dan benar serta membawa pekerjaannya ke dalam doa, sebelum dan sesudah bekerja. Yakinlah bahwa pekerjaan, yang diawali dan diakhiri dengan doa, akan berbuah limpah bagi kita dan bagi banyak orang. Yang terpenting adalah kita tunjukkan bahwa di dalam hidup kita Allah meraja, maka perintah ini sudah terlaksana. Tetapi, ingat semua ini butuh kesetiaan, kegigihan dan kerendahan hati, serta penyertaan Roh Kudus.

Cafe Rohani

Homili Paus Fransiskus: Sabda Bahagia Program Praktis Bagi Kekudusan

 
Selama homilinya pada Senin pagi misa di Casa Santa Marta, Paus terfokus pada Sabda Bahagia.

Pada hari setelah pertemuan bersejarah bagi perdamaian di Vatikan dengan Presiden Israel dan Palestina, beliau menyerukan keberanian dari kelemahlembutan untuk mengalahkan kebencian.

Merefleksikan pada bacaan Injil harian yang berfokus pada Sabda Bahagia, Paus Fransiskus menggambarkan Sabda-Sabda Bahagia tersebut sebagai "program", "kartu identitas seorang Kristen".

"Jika Anda bertanya pada diri sendiri bagaimana untuk menjadi seorang Kristen yang baik, ini adalah di mana Anda dapat menemukan jawaban Yesus, sebuah jawaban," kata beliau, "yang menunjuk ke sebuah sikap yang saat ini sangat melawan arus: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.

"Kekayaan," Paus Fransiskus menunjukkan "tidak memberikan jaminan, bahkan saat hati kaya dan merasa puas diri, tidak memiliki tempat untuk Sabda Allah:" Berbahagialah mereka yang berdukacita karena mereka akan dihibur.

"Dunia mengatakan kepada kita bahwa kebahagiaan, sukacita dan hiburan adalah hal terbaik dalam hidup," lanjut beliau. "Dan tampaknya berbeda ketika ada masalah penyakit atau sakit dalam keluarga. Dunia tidak ingin menderita, dunia lebih suka mengabaikan situasi yang menyakitkan, untuk menutupinya. Hanya orang yang melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, dan yang hatinya berduka, akan senang dan akan dihibur. Berkat penghiburan Yesus, bukan dari dunia. Berbahagialah orang yang lembut hati di dunia ini yang dipenuhi dengan benyak perang, argumen-argumen, kebencian. Dan Yesus berkata: tidak ada perang, tidak ada kebencian. Perdamaian dan kelemahlembutan. "

Paus Fransiskus terus mengatakan "jika Anda lembut hati dalam kehidupan, orang akan berpikir Anda tidak pintar". Biarkan mereka berpikir itu, kata beliau, "tetapi Anda lembut hati karena dengan kelemahlembutan ini Anda akan mewarisi dunia".

"Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran". Hal ini sangat mudah, Paus mengamati, untuk menjadi bagian dari korup dan disebut " pendekatan harian 'do ut des' (balas jasa). Segala sesuatu adalah bisnis ". Berapa banyak ketidakadilan terjadi karena pendekatan tersebut, kata beliau, dan berapa banyak orang menderita karena ketidakadilan. Dan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang berjuang melawan ketidakadilan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan ". Bermurah hati, Paus mengatakan, adalah "orang-orang yang memaafkan dan memahami kesalahan orang lain". Yesus, kata beliau, tidak mengatakan "berbahagialah mereka yang membalas dendam".

"Berbahagialah mereka yang mengampuni, yang murah hati. Karena kita semua adalah bagian dari sepasukan orang-orang yang sudah diampuni! Kita semua telah diampuni. Itulah sebabnya orang yang berbahagia yang menempuh jalan pengampunan ini. Berbahagialah orang yang suci hatinya, mereka yang memiliki sederhana, hati yang murni tanpa kotoran, hati yang tahu bagaimana mencintai dengan kemurnian. Berbahagialah orang yang pembuat perdamaian. Tapi sangatlah umum di antara kita untuk menjadi pembuat peperangan atau pelaku-pelaku kesalahpahaman! Ketika saya mendengar sesuatu dari satu orang, dan saya pergi dan mengatakan kepada orang lain dalam satu detik, diperbesar, terbi ... dunia pergunjingan. Orang-orang yang bergosip, yang tidak membuat perdamaian, adalah musuh perdamaian. Mereka tidak diberkati ".

"Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh karena kebenaran". Berapa banyak orang, Paus Fransiskus mengatakan, telah dianiaya, "dan terus dianiaya hanya karena telah berjuang untuk keadilan". Dan mengingat Sabda Bahagia, Paus mengatakan bahwa mereka mewakili "sebuah program untuk hidup yang ditawarkan kepada kita oleh Yesus": "Begitu sederhana namun begitu sulit". Dan beliau berkata: "jika kita mencari lagi, Yesus memberi kita petunjuk lain" seperti yang tertulis dalam Injil Matius, pasal 25: "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku". Dengan dua hal ini - Sabda Bahagia dan Matius 25 - "orang dapat menjalani kehidupan Kristen, yang kudus".

"Beberapa kata-kata, kata-kata sederhana, namun praktis untuk semua," kata Paus dalam penutupan "Karena Kristianitas adalah sebuah agama praktis:. Tidak hanya untuk dibayangkan, itu harus dipraktekkan. Jika Anda memiliki beberapa saat di rumah hari ini, ambillah Injil, Injil Matius, bab lima. Pada permulaannya ada Sabda Bahagia; sisanya dalam bab 25. Dan itu akan Anda baik untuk membacanya lebih dari satu kali. Bacalah program untuk kekudusan ini. Semoga Tuhan memberi kita rahmat untuk memahami pesanNya ".

"Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."

Selasa, 10 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
 
1 Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3.4-5.7-8; Mat 5:13-16

"Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."

Mungkin kita pernah mendapatkan nasihat untuk tidak memperlihatkan perbuatan-perbuatan baik kita kepada orang lain. Bahkan Yesus sendiri berpesan "jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (Mat 6:3). Memang, begitulah hendaknya. Kita harus rendah hati, tidak perlu sombong dan pamer atas semua perbuatan baik kita, entah besar entah kecil. Kebaikan itu tidak perlu diperlihatkan apalagi ditonjol-tonjolkan. Kebaikan itu akan tampak dengan sendirinya seperti halnya sumber cahaya yang memancarkan berkas cahaya sekalipun ia sendiri berada di tempat tersembunyi. Dan kalau orang melihat sebuah sumber cahaya yang tersembunyi itu, biasanya ia akan mengambilnya dan meletakkannya di tempat yang pas sehingga dapat semakin menerangi sekitarnya. Demikianlah hendaknya kita dengan segala kebaikan kita. Di satu sisi, kita harus bersaksi melalui perbuatan-perbuatan baik kita, tetapi tidak perlu dengan memamerkan dan menonjol-nonjolkannya untuk mencari pujian (Orang Jawa bilang: golek alem). Biarlah perbuatan baik itu sendiri yang memancarkan sinarnya, lalu orang akan melihat dengan sendirinya kemudian memuliakan Allah. Bukan memuliakan dan memuji-muji kita. Sebab, pada dasarnya kita bisa berbuat baik hanya karena Allah bekerja dalam diri kita dan memampukan kita. Tanpa Allah, kita bukanlah apa-apa dan tidak mampu berbuat apa-apa yang baik.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami tetap rendah hati atas semua kebaikan yang Kaukerjakan melalui perbuatan-perbuatan kami. Biarlah kebaikan kami itu menjadi kesaksian yang otentik, bukan demi pujian bagi kami tetapi demi kemuliaan nama-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 10 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 10 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
    
“Bagiku mati dalam Kristus Yesus lebih mulia daripada menjadi raja yang menguasai batas-batas bumi yang paling jauh” (St. Ignatius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Mat 5:16)
 
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, Engkau senantiasa menyertai dan memelihara siapa saja yang dengan tekun bekerja bagi kemuliaan kerajaan-Mu. Jadikanlah kami terang cahaya-Mu bagi sesama. Semoga kehadiran kami mampu memancarkan kasih-Mu yang sejati dan dengan demikian semua orang memuliakan Bapa di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kuasa keselamatan Tuhan nyata bagi orang yang percaya. Janda di Sarfat mau mendengarkan perintah Tuhan melalui Nabi Elia. Kekhawatiran hilang dan seiring dengan itu, bertumbuhlah pengharapan dan keyakinan.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)
         
   
"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."
         
Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia. Perbuatan yang baik memancarkan kemuliaan Allah dengan memberi rasa cinta kasih dan menjadi jalan yang menerangi sesama. Lakukanlah perbuatan baik itu, jangan ditunda-tunda.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
   
"Kamu adalah garam dunia”
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Kita sama tahu fungsi garam. Garam adalah barang asin yang membuat enak makanan. Ini kiasan yang diterapkan di dalam kehidupan Kristiani. Garam bila kehilangan daya asinnya, maka hilanglah pamornya, tak ada gunanya lagi. Kita juga sudah tahu fungsi pelita. Pelita harus diletakkan di atas kaki dian supaya menerangi semua orang dalam rumah. Ini juga kiasan yang diterapkan dalam hidup Kristiani. Tugas kita ialah selalu berusaha memelihara hidup kita agar tetap asin seperti garam dan tetap bercahaya seperti pelita yang bernyala dengan berbuat baik. Dengan melihat perbuatan kita yang baik, orang akan memuji Allah di surga.

Doa Malam

Allah yang Mahabaik, jadikanlah kami pelita-Mu yang tetap menyala, walau diterpa angin badai. Semoga sinar terang-Mu mampu terpancar dan menerangi sesama yang ditimpa kegelapan. Semoga perbuatan-perbuatan kami yang baik mampu membawa mereka untuk bertobat, sehingga nama-Mu makin dipuji dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah"

Senin, 09 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X

1 Raj 17:1-6; Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; Mat 5:1-12

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah"

Setiap orang ingin dan berusaha agar hidupnya bahagia. Yesus pun menghendaki agar kita bahagia. Namun, kebahagiaan yang dikehendaki Tuhan untuk kita bukanlah kebahagiaan yang didasarkan pada hal-hal duniawi seperti materi/uang, kekuasaan, kesenangan, kehormatan, dll. Kebahagiaan kita didasarkan pada kebersatuan kita dengan Tuhan dan kasih solidaritas dengan sesama. Maka, Yesus mengatakan berbahagialah yang miskin (SB-1), yakni yang tidak terikat dan mengandalkan diri pada harta duniawi tetapi hanya mengikatkan dan mengandalkan diri pada Tuhan. Berbahagialah yang berdukacita (SB-2) dan murah hati (SB-5), yakni yang berempati dan berbelarasa pada penderitaan sesama dan alam semesta. Berbahagialah yang lemah lembut (SB-3), yakni yang rendah hati dan tidak mengagung-agungkan kekuatan dan kekuasaan tetapi hanya mengagungkan Tuhan. Berbahagialah yang lapar dan haus akan kebenaran (SB-4), yakni yang selalu merindukan Tuhan, Sang jalan, kebenaran dan kehidupan serta selalu mengikuti Tuhannya untuk berpikir, bersikap, berkata dan bertindak benar sesuai dan demi kendati harus menghadapi berbagai macam resiko (SB-8). Berbahagialah yang suci hatinya (SB-6), yakni yang tidak membiarkan hatinya dinodai oleh kebencian, dendam, iri hati dan perasaan-perasaan negatif lainnya, tetapi selalu membawa damai (SB-7) dengan senantiasa mengupayakan (jalan) perdamaian dengan siapapun untuk urusan apapun.

Doa: Tuhan, ajarilah aku untuk hanya mengejar kebahagiaan sejati, yakni kebahagiaan yang didasarkan pada kebersatuan dengan-Mu dan pada kasih solidaritas pada sesama. Amin. -agawpr-

NB: SB adl Sabda Bahagia

Senin, 09 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Senin, 09 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X (Tahun II)
   
Sungguh bukan sifatmu tidak rela melihat orang lain berhasil (St. Ignatius dari Antiokhia.
         
Mulai hari ini Lilin Paskah dipindahkan dari dekat altar ke tempat pembaptisan.
    
Antifon Pembuka (Mzm 34:9)
  
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang mahakuasa, berkat pencurahan Roh Kudus bantulah kami menyadari karunia-karunia yang Kautanam dalam diri kami. Semoga kami memanfaatkan karunia itu bukan untuk menyombongkan diri melainkan untuk melayani sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:1-6)
      
"Elia melayani Tuhan, Allah Israel."
     
Sekali peristiwa, Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, berkata kepada Raja Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel , yang kulayani, tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." Kemudian Tuhan bersabda kepada Elia, "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana ." Maka ia pergi dan berbuat seperti disabdakan Tuhan. Ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur Sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do= d, 4/4, PS 805
Ref. Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
atau Pertolongan kita dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel .
3. Tuhan penjagamu, Tuhan naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil do=f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 6:23b)
Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)
   
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."
   
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Bacaan hari ini diambil dari Mat 5:1-12, dan Injil ini mengulas tentang “Sabda Bahagia”. Sabda Bahagia tidak menjanjikan hidup seseorang menjadi nyaman, aman dan tenteram. “Sabda Bahagia” adalah pernyataan Yesus sendiri untuk memberitahukan konsekuensi-konsekuensi mengikuti Yesus. Kita semua sedikit mengerti apa yang ingin diungkapkan Yesus
1.    “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka yang empunya kerajaan Surga” artinya Yesus meminta kita untuk melepaskan belenggu dan nafsu duniawi, melepaskan kelekatan – kelekatan yang membawa kita kepada kecenderungan untuk mengejar harta duniawi dengan ambisi dan nafsu, tanpa menggunakan harta tersebut dengan bijak
2.    “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. Kita semua, siapapun, keika sedih, selalu ada saja orang yang berusaha menjadi pendengar dan menghibur kita dengan perkataan yang menyehatkan dan memotivasi kita. Tetapi diatas itu semua, dukacita yang kita alami akan selalu memperoleh penghiburan yang sifatnya sempurna, yaitu dari Yesus sendiri, selama penderitaan ini mau kita bawa bersama Yesus, dengan sedikit tidak mengeluh secara berlebihan.
3.    “Berbahagialah orang yang lembut, karena mereka akan memiliki bumi”. Siapa yang suka dengan orang yang memiliki tempramen keras? Sepintas memandangnya saja sudah merasa ketakutan. Mereka yang lemah lembut dari hati yang tulus, dan bukan sebagai topeng, akan selalu menjadi pusat perhatian orang lain, dan itu lah sebabnya dikatakan bahwa orang yang lemah lembut akan “memiliki bumi”, semua orang akan memandang kita. Tetapi menjadi lemah lembut butuh kerendahan hati dan penyangkalan diri terhadap egoism kita
4.    “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Setiap orang tentu selalu merasa lapar, dan dapat merasa kenyang ketika menyantap hidangan. Tetapi, hal ini tidak bertahan lama, kita akan lapar lagi. Begitu juga beriman kepada Yesus, butuh suatu kerinduan dan cinta yang total, mengorbankan diri untuk haus akan Yesus, dan Yesus sendiri yang akan memberikan hidangan, yaitu diri-Nya sendiri. Contoh paling konkret adalah perayaan Ekaristi, dimana kita menyantap dan berstau bersama Yesus Sang Putera, inilah makanan peziarahan kita
5.    “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Kita murah hati artinya mau memberikan seutuhnya diri kita, tidak setengah – setengah. Memberikan seluruh karya pelayanan kita kepada Yesus. Yesus yang paling murah hati itu akan memberikan kepada kita damai sejahtera di dalam hati kita. Untuk itu, kita semua terpanggil untuk megobarkan cinta kepada Yesus dengan sikap dan karya kita sehari – hari. Melakukannya bukan untuk mengharapkan imbalan dari Yesus, tetapi sepenuhnya untuk Yesus tanpa memperhatikan imbalan.
6.    “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah”. Siapa yang suci? Apakah kita suci? Belum. Tetapi karena rahmat baptisan, kita telah dipersatukan dengan Kristus dan dikuduskan oleh Yesus. Apa itu kesucian hati? Yaitu hati yang mau mencintai Yesus, berusaha hidup jujur tanpa dusta, hati yang menjadi kamar pribadi Roh Kudus. Maka hati kita sepenuhnya hanya untuk Allah, bukan untuk manusia. Itulah hati yang suci.
7.    “Berbahagialah orang y ang membawa damai, karena mereka disebut anak-anak Allah”. Tentu saja, Yesus datang ke dunia melimpahkan damai sejahtera kepada kita dan Yesus disebut sebagai Putra Tunggal Bapa. Kini, maukah kita memberikan damai yang telah diberikan Yesus kepada sesame dalam setiap karya kita?
8.    “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi – nabi yang sebelum kamu”. Harga mati bagi kita sebagai orang Katolik adalah mengikuti Yesus di dalam Gereja-Nya. Ada banyak tantangan dan hambatan yang berusaha menghadang kita, ini yang terjadi oleh para martir Gereja Katolik. Mereka rela memberikan nyawa demi Kristus. Lalu, bagaimana mungkin kita dapat mudah berpaling dari iman Katolik kita? Mendapatkan nilai yang bagus dalam suatu ujian harus dilalui dengan proses yang tidak mudah. Demikian juga mengikuti Yesus di dalam Gereja-Nya dengan hati tulus, harus ada proses, dan nilai terbaik yang akan diberikan Yesus adalah Kerajaan Surga.
  
Sabda bahagia mencerminkan wajah Yesus Kristus dan cinta kasih-Nya. Mereka menunjukkan panggilan umat beriman, diikutsertakan di dalam sengsara dan kebangkitan-Nya; mereka menampilkan perbuatan dan sikap yang mewarnai kehidupan Kristen; mereka merupakan janji-janji yang tidak disangka-sangka, yang meneguhkan harapan di dalam kesulitan; mereka menyatakan berkat dan ganjaran, yang murid-murid sudah miliki secara rahasia; mereka sudah dinyatakan dalam kehidupan Perawan Maria dan semua orang kudus. (Katekismus Gereja Katolik, No. 1717)
   
Renungan Pagi / Deus Providebit

Jangan cuma katanya #42: Yang dikandung dari Roh Kudus .....


Kobus: Tetap Setia


Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus."

Minggu, 08 Juni 2014
Hari Raya Pentakosta
 
Kis 2:1-11; Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Kor 12:3b-7.12-13; Yoh 20:19-23
 
Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus."
 
Ketika saya merenungkan bacaan-bacaan Pentakosta tentang Roh Kudus ini, ada satu hal yang amat kuat, yakni tentang Roh Kudus sebagai Roh Pemersatu. Karena Roh Kudus, para rasul dapat mempersatukan banyak orang yang berkumpul dari berbagai macam tempat dan bahasa karena mereka masing-masing dapat mengerti apa yang dikatakan para rasul (bac I). Berkat Roh Kudus dalam pembaptisan, semua orang dipersatukan dalam Kristus sebagai satu tubuh (bac II). Dan berkat pencurahan Roh Kudus pula, para rasul diberi kuasa untuk mengampuni dosa, yang dengan pengampunan itu orang berdosa yang telah memisahkan diri dari Tuhan kembali dipersatukan dan diperdamaikan dengan Tuhan dan sesama (Injil). Untuk itu, pada Hari Raya Pentakosta ini, Paus Fransiskus secara khusus mengajak kita semua untuk berdoa bagi persatuan dan perdamaian dunia, khususnya di Timur Tengah. Hari ini, Paus menggandeng Presiden Shimon Peres dan Mahmoud Abbas untuk sungguh-sungguh mengupayakan dan membangun perdamaian di Tanah Suci, dengan cara bertemu untuk berdoa bersama di Roma. Semoga, Roh Kudus, Roh Pemersatu, membantu setiap usaha kita dan siapa pun untuk mewujudkan damai sejahtera di muka bumi ini. Dan kita, yang telah menerima karunia Roh Kudus, baik dalam hidup sehari-hari maupun dalam kesempatan-kesempatan istimewa (Baptis, Krisma, Tahbisan, dll), marilah kita bekerjasama dengan Roh Kudus untuk menjadi pengampun, pemersatu, pewarta cinta kasih dan pembawa damai sejahtera.

Doa: Ya Tuhan, utulah Roh Kudus-Mu atas kami dan perbaruilah kami setiap saat supaya kami selalu menjadi ciptaan baru yang teguh berjuang untuk mewujudkan kesatuan dan damai sejahtera di dunia ini. Amin. -agawpr-

Minggu, 08 Juni 2014 Hari Raya Pentakosta

Minggu, 08 Juni 2014
Hari Raya Pentakosta
    
Tuhan berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk membuat kita siap bagi rencana Allah. Sebab, seperti tepung kering tidak dapat melekat menjadi adonan, apalagi menjadi roti, tanpa sesuatu yang cair, begitu pula kita, karena banyak, tidak dapat menjadi satu dalam Kristus Yesus tanpa air yang datang dari surga (bdk. Yoh 7:38-39). Dan seperti tanah kering tidak dapat menghasilkan buah tanpa diberi air, begitu pula kita, yang semula adalah kayu kering, tidak akan dapat menghasilkan buah kehidupan tanpa hujan dari surga turun atas kemauan-kemauan kita. (St. Ireneus, Sumber: Bacaan Ofisi Hari Raya Paskah)

 
Antifon Pembuka (Keb 1:7)
 
Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.
  
Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
  

Doa Pagi

 
Allah Bapa kami yang Mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dan segala bahasa. Sebarluaskan anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)
    
    
"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."
    
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab; kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul. 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
3. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:3b-7.12-13)
   
"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."
  
Saudara-saudara, tidak seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan”’ selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)
 
1. Veni, Sancte Spiritus et emitte caelitus lucis tuae radium.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen.
 
atau
 
1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-23)
      
"Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus."
     
Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
      
Renungan

     
Pada hari ini, bersama Gereja, kita yang percaya kepada Kristus, merayakan Hari Raya Pentakosta. Setiap kali merayakan Pentakosta, kita selalu diingatkan kembali akan karya Roh Kudus. Karya Roh Kudus yang menghilangkan rasa takut. Karya Roh Kudus yang menghilangkan rasa kuatir. Karya Roh Kudus yang memberikan keberanian untuk mewartakan Injil yang disampaikan Yesus pada waktu itu. Karya Roh Kudus yang menyemangati para murid Yesus untuk bersaksi tentang siapa Yesus yang sesungguhnya. Karya Roh Kudus memberikan keberanian untuk bersaksi tentang Injil hingga ke ujung bumi.

Ketika para murid Yesus berkumpul di suatu tempat dengan semua pintu dan jendela tertutup rapat karena mereka takut, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka. Kehadiran Yesus memberi suatu semangat yang baru. Rasa takut dan sedih berubah menjadi sukacita. Rasa kuatir berubah jadi harapan baru. Saat itu, Yesus mengetahui bahwa Dia tidak berada selamanya bersama mereka. Dia sudah berjanji untuk menyertai mereka sampai akhir, walau Dia harus segera kembali kepada Bapa dan bersatu dengan Bapa, karena Dia dan Bapa adalah satu. Untuk itu, Dia menghembusi mereka dengan Roh-Nya, “Terimalah Roh Kudus.” Dengan hembusan itu, Yesu menganugerahkan Roh Kudus kepada para murid yang pada saat itu sedang berada dalam kondisi ketakutan. Roh Kudus inilah yang selalu memberikan keberanian, menyemangati dan menyertai para murid-Nya dalam melaksanakan tugas mewartakan Injil.

Kita yang dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus telah menerima Roh Kudus yang sama. Roh Kudus yang sama, kini juga selalu menganugerahkan keberanian kepada kita untuk bersaksi tentang Kristus. Roh Kudus itu jugalah yang memberikan keberanian kepada kita untuk mewartakan Injil.

Namun, kita adalah manusia lemah. Kita sering kurang berani atau ragu-ragu mengakui iman kita di depan orang lain. Kita membutuhkan keberanian yang berasal dari Roh Kudus untuk bersaksi tentang Kristus dan Injil-Nya. Barangkali kesaksian kita yang paling efektif tidak hanya melalui kata-kata, tetapi terlebih melalui sikap, dan perbuatan baik yang dijiwai semangat Kristus. Maka, untuk menjadi saksi yang meyakinkan banyak orang, mari kita berani berbuat baik dalam hidup sehari-hari. Selamat Hari Raya Pentakosta!

CAFE ROHANI

Sabtu Sore, 07 Juni 2014 Vigili Pentakosta

Sabtu Sore, 07 Juni 2014
Vigili Pentakosta 
           
"Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman Tuhan." (Yeh 37:14)
    
Bentuk sederhana dari Misa Vigili
      
Antifon Pembuka (bdk. Rm 5:5, 8:11)

Cinta kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita berkat Roh-Nya yang tinggal dalam diri kita. Alleluya.

Doa Sore

Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki agar perayaan Paskah dirangkum dalam masa suci lima puluh hari. Anugerahkanlah Roh-Mu agar bangsa-bangsa yang tercerai-berai dan yang berbeda bahasa dan budaya dihimpun kembali dan bersatu padu memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan Pertama
dan atau Kel 19:3-8a.16-20b atau Yeh 37:1-14 atau Yl 2:28-32 (bacaan dapat digunakan semuanya)
Bacaan dari Kitab Kejadian (11:1-9)
                      
"Kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan Tuhan bahasa seluruh bumi."
     
Pada zaman dahulu, seluruh bumi satu bahasanya dan sama logatnya. Pada suatu hari mereka berangkat ke arah timur dan menemukan tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata satu sama lain, "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Batu bata itu mereka pakai sebagai batu bangunan, dan aspal sebagai perekatnya. Mereka berkata, "Marilah kita dirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan sampai terserak ke seluruh bumi." Lalu turunlah Tuhan untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu. Maka Tuhan bersabda, "Mereka ini satu bangsa dan satu pula bahasa mereka semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka. Mulai dari sekarang apa pun yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacau-balaukan bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah mereka diserakkan oleh Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah bahasa seluruh bumi dikacau-balaukan Tuhan, dan dari situlah mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku, ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 104:1-2a.24.25c.27-28.29bc-30; R: 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Apabila Engkau mengambil roh mereka, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.
3. Biarlah kemuliaan Tuhan untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya. Biarlah renunganku berkenan kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.

Pilihan lain Mazmur Tanggapan: Mzm 33:10-11, 12-13, 14-15; Ul: 12b; MT Daniel 3:52, 53, 54, 55, 56; Ul: 52b atau Mzm 19:8,9,10,11; Ul: Yoh 6:68c; Mzm 107:2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Ul: 1 (dapat digunakan seluruhnya)

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:22-27)
   
"Roh berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."
    
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Datanglah hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman, dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:37-39)
   
"Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
  
Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan Pondok Daun, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (lih. Yoh 7:37)
     
 Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan, Yesus berdiri dan berseru, "Siapa saja yang haus, hendaklah ia datang kepada-Ku, dan minum!" Alleluya
   

Renungan

 
"Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." (Kej 11:4), demikian cita-cita dan impian orang sombong serta serakah. Orang yang berusaha merealisasikan cita-cita dan impian yang demikian itu akhirnya akan jatuh berantakan, sebagaimana telah terjadi di Babel. "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." (Kej 11:6-7). Karena egoisme, kesombongan dan keserakahan orang kaya tertentu maka hancur dan rusaklah lingkungan hidup maupun kehidupan bersama. Hampir semua lapisan tanah ditutupi beton dan bangunan yang tinggi, maka banjir bandang tak terhindari, itulah yang akhir-akhir ini terjadi. Dibalik kejayaan keberhasilan duniawi yang antara lain ditandai oleh gedung-gedung pencakar langit, hotel dan losmen terjadilah kemerosotan moral manusia. Maklum cukup banyak hotel dan losmen telah menjadi tempat terselubung untuk pelacuran, tempat untuk melakukan ketidak-setiaan atau perselingkuhan. Dibalik hingar bingar dan nyanyian ada narkoba dan pelecehan seksual. Dibalik kesuksesan kepemilikan sarana komunikasi seperti HP ada kehancuran komunikasi kasih antar manusia. Memperhatikan kasus Babel yang menjadi simbol kesombongan dan keserakahan manusia, marilah kita sebagai orang beriman mawas diri: apakah saya juga tergerak atau dijiwai untuk membangun sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit alias dambaan atau impian kosong, hampa?
  
Saat di Babel, menurut catatan Alkitab, orang-orang tercerai berai dan terjadilah kekacauan bahasa, hasil dari kesombongan dan keangkuhan manusia yang ingin membangun dengan usahanya sendiri, tanpa Allah, “sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit” (Kej 11:4). Menara babel adalah contoh yang tepat dari kesombongan yang sia-sia. Pada saat Pentakosta, perpecahan ini disatukan. Tidak ada lagi keangkuhan terhadap Allah, tidak ada pula perdebatan antara manusia dengan sesamanya; namun, ada keterbukaan pada Allah, ada keterbukaan untuk menyerukan perkataan-Nya: bahasa baru, karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Rm 5:5); bahasa yang dapat dimengerti setiap orang dan, yang sekalinya diterima, dapat diekspresikan dalam tiap kehidupan dan tiap kebudayaan. Bahasa Roh, bahasa Injil, adalah bahasa persatuan yang mengundang kita untuk menjadi lebih baik dari sikap tertutup, sikap masa bodoh, perpecahan, dan permusuhan.
 
Perikop injil Yohanes berbicara tentang hati yang akan mengalir aliran-aliran air hidup. Dikatakan bahwa pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan Yesus dengan aliran-aliran air hidup ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Dengan kata lain, aliran-aliran air yang keluar dari hati manusia itu, membawa kehidupan dan bukan kematian. Karena aliran-aliran air tersebut berasal dari Allah sendiri. Dan kita sudah tahu hakikat dan sifat air. Air itu bisa memberi kesegaran, kesejukan, menghilangkan haus dan memberi kehidupan bagi seluruh umat manusia. Dan aliran-aliran air hidup itu adalah Roh Kudus yang akan diutus oleh Yesus.
      
Kehadiran Roh Kudus dalam diri kita, mampu mengubah kehidupan manusia yang lama menjadi manusia baru. Kehidupan manusia lama kita, biasanya ditandai dengan beberapa sikap. Pertama, sikap suka mengeluh. Sikap suka mengeluh, membuat hidup kita tidak bahagia. Sebab kita tidak mampu melihat hal yang baik dalam diri kita. Sebaliknya, jika kita menerima Roh Kudus, maka sikap suka mengeluh akan diubah dengan kemampuan mengucap syukur. Roh Kudus membuat kita bisa bergembira, walaupun kita hanya makan tempe dan tahu. Kedua, sikap tidak mempunyai pengharapan. Tidak ada orang yang paling sial di dunia, selain orang yang tidak mempunyai pengharapan. Sementara dengan kehadiran Roh Kudus, kita bisa melihat masa depan dengan keyakinan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Ketiga, sikap suka menebar kebencian dan mementingkan diri sendiri. Dengan kuasa Roh Kudus, kita mampu menjadi pembawa damai. Saat menjadi pembawa damai, hati kita akan jadi tenang dan damai. Lebih lanjut, Katekismus Gereja Katolik, No. 2630 menerangkan:     "Perjanjian Baru hampir tidak mengenal doa keluhan, seperti yang sering ditemukan dalam Perjanjian Lama. Dalam Kristus yang bangkit, doa Gereja diwarnai oleh harapan, meskipun kita masih menanti dan masih harus menobatkan diri hari demi hari. Doa Kristen muncul dari kedalaman yang lebih besar. Santo Paulus menamakan asal doa ini "mengeluh"; yang ia maksudkan, ciptaan yang "mengeluh dan merasa sakit bersalin" (Rm 8:22). Ia juga maksudkan kita, karena kita "mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam harapan" (Rm 8:23-24). AkhirnyaSsanto Paulus juga maksudkan Roh Kudus, yang, menggantikan kita "dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" (Rm 8:26)."

Marilah kita buka hati kita terhadap bisikan atau sentuhan Roh Kudus. Hidup doa adalah masalah hati, perjumpaan hatiku dengan Hati Allah, sehingga hatiku dikuasai oleh Allah dan dengan demikian kita hidup dan bertindak sesuai dorongan atau bisikan Roh-Nya, dan tidak mengikuti kemauan atau keinginan pribadi. Maka salah satu ujud doa yang baik adalah permohonan rahmat Allah, yang kita butuhkan agar kita dapat hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain jika kita mohon keselamatan jiwa kita sendiri maupun orang lain, yakinlah bahwa permohonan kita pasti dikabulkan. Pengabulan doa butuh kerjasama kita sebagai manusia yang lemah dan rapuh ini. Jika kita mohon keselamatan jiwa maka semua usaha, kerja dan pelayanan kita memiliki tujuan utama keselamatan jiwa manusia, bukan harta benda atau uang. Kita tidak mungkin mengetahui kuasa Allah sepenuhnya, karena Ia adalah Mahakuasa, maka juga tak mungkin kita memaksa Allah untuk mengabulkan permohonan atau dambaan kita, apalagi yang menjadi permohonan atau dambaan kita bukan keselamatan jiwa manusia. Namun jika kita mohon keselamatan jiwa manusia, sekali lagi percayalah pasti akan dikabulkan, karena Ia Mahakuasa.

Ketika Petrus melihat murid itu (=Yohanes), ia berkata kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku.”

Sabtu, 07 Juni 2014
Hari Biasa Pekan VII Paskah - Sabtu Imam

Kis 28:16-20.30-31; Mzm 11:4.5.7; Yoh 21:20-25

Ketika Petrus melihat murid itu (=Yohanes), ia berkata kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku.”

Tuhan menciptakan, mencintai, mengenal, memanggil dan mengutus kita masing-masing secara personal. Maka, dari sekian milyar manusia di dunia ini tidak ada seorangpun yang sama persis dalam segala hal. Masing-masing berbeda, unik dan khas. Untuk setiap orang, Tuhan juga mempunyai rencana serta kehendak yang khas. Hal ini tampak misalnya dalam Injil hari ini, di mana Tuhan berbicara mengenai kehendak-Nya atas Petrus dan Yohanes. Tuhan mempunyai kehendak yang berbeda atas keduanya dan hal itu merupakan hak Tuhan secara ekslusif. Kepada Petrus yang bertanya tentang Yohanes, Ia menegaskan "itu bukan urusanmu". Dari sini kita bisa mengambil beberapa inspirasi. Pertama, kita harus menerima apapun rencana dan kehendak Tuhan atas diri kita serta menlaksanakan tugas dan perutusan kita dengan penuh sukacita. Kedua, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain. Misalnya, orangtua tidak boleh memaksa agar anaknya harus menjadi ini atau itu. Kendati orangtua berkewajiban mendidik anak termasuk dengan memberikan wawasan dan arahan namun tidak boleh mamaksakan kehendaknya. Tuhan sudah mempunyai rencana untuk mereka masing-masing, sehingga yang paling penting adalah bagaimana orangtua mendampingi, membimbing dan mengarahkan anak untuk selalu dekat dengan Tuhan sehingga mereka menjadi peka akan rencana dan kehendak-Nya kemudian menerima dan menjalaninya dengan sukacita. Ketiga, apa pun panggilan dan tugas perutusan kita, dimaksudkan untuk damai sejahtera. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yer 29:11). Maka, kalau yang kita lakukan itu tidak mendatangkan damai sejahtera tetapi kesengsaraan bagi diri sendiri dan orang lain, jelas bahwa itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Doa: Tuhan, bantulah aku untuk semakin peka terhadap rencana dan kehendak-Mu atas diriku serta berilah aku rahmat-Mu untuk melaksanakan tugas perutusanku dengan penuh sukacita demi terwujudnya damai sejahtera. Amin. -agawpr-

Sabtu Pagi, 07 Juni 2014 Hari Biasa Pekan VII Paskah

Sabtu Pagi, 07 Juni 2014
Hari Biasa Pekan VII Paskah --- Novena Roh Kudus hari ke-sembilan
  
“Roh Kudus hadir bagaikan matahari pada setiap pribadi, yang mampu menerima-Nya dan menyinarkan daya pengaruh-Nya untuk membantu sesama” (St. Basilius Agung)
      
Doa Penerangan Roh Kudus PS 94
   
+ Allah Bapa yang mahakudus, kami bersyukur kepada-Mu karena Roh Kudus yang telah Kaucurahkan ke dalam hati kami. Kehadiran-Nya dalam hati kami telah membuat kami menjadi bait kehadiran-Mu sendiri, dan bersama Dia pula kami telah Kaulahirkan kembali menjadi anak-anak-Mu.

Dialah penghibur dan penolong yang Kauutus dalam nama Kristus. Dialah Roh Kebenaran yang memimpin kami kepada seluruh kebenaran. Semoga Dia mengajarkan segala sesuatu kepada kami dan mengingatkan kami akan firman yang telah dikatakan oleh Yesus, agar kami selalu dituntun oleh firman-Nya.

Melalui Roh Kudus-Mu ini sudilah Engkau membimbing Gereja-Mu, para pemimpin dan pembantu-pembantunya, dan berilah mereka kebijaksanaan yang sejati. Semoga karena bimbingan-Nya kami semua boleh menikmati buah-buah Roh: kasih, suka-cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebajikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Melalui Roh Kudus-Mu pula sudilah Engkau membimbing umat-Mu untuk peka dan setia kepada kehendak-Mu, untuk tetap tabah dalam penderitaan, berani menjadi saksi Putra-Mu, berani menjadi pelayan sesama, dan menjadi terang serta garam dunia.

Semoga Roh Kudus selalu memimpin kami dengan lembut dan ramah, menuntun kami dengan cermat dan teguh; semoga Ia menjadi daya ilahi di dalam kehidupan beriman dan bermasyarakat, dan menghantar kami masuk ke dalam kemuliaan surgawi untuk berbahagia abadi bersama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

Antifon Pembuka (Kis 1:14)

Para murid semua sehati sejiwa tekun berdoa bersama para wanita dan Maria, ibunda Yesus, serta saudara-saudara Yesus. Alleluya.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa kami yang mahabaik, semoga anugerah yang kami terima, bermanfaat bagi hidup kami. Utuslah kiranya kepada kami Roh Kudus, yang dahulu Kaucurahkan kepada para rasul dan jagalah agar api cinta kasih-Nya tetap menyala dalam hati kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Dalam tahanan di Roma Paulus tekun dan setia mewartakan Kerajaan Allah. Ia menegaskan tugasnya di hadapan orang-orang Yahudi yang ada di sana. Ia bekerja di jalan Tuhan dan bukan mengadukan bangsanya.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (28:16-20.30-31)
   
"Paulus tinggal di Roma memberitakan Kerajaan Allah."
    
Setelah tiba di Roma, Paulus yang dalam tahanan diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi, dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata, “Saudara-saudara, aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita! Meskipun demikian aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati. Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya, dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. Itulah sebabnya aku meminta, supaya boleh bertemu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini.” Dua tahun penuh Paulus tinggal di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 11:4.5.7)
1. Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus; Tuhan, takhta-Nya di surga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
2. Tuhan menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. Sebab Tuhan adalah adil, dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan. Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.
 
Kita dipanggil untuk mengikuti Yesus dan hidup taat serta melaksanakan perintah-Nya. Taat kepada-Nya adalah satu hal penting, karena hidup dan mati kita ada dalam penyelenggaraan Tuhan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:20-25)
   
"Dialah murid, yang telah menuliskan semuanya ini, dan kesaksiannya itu benar."
    
Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku”’ Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus; dia inilah yang berkata, “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku.” Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan, “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, dan yang telah menuliskannya; dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Injil Yohanes disebut juga Injil kasih. Kedekatan dengan Yesus membuat orang tetap hidup. Hidup jasmani bisa terbatas tetapi hidup rohani bersifat kekal abadi. Kita diajak untuk selalu dekat dengan Yesus agar memperoleh anugerah hidup yang kekal abadi.

Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus PS 93
 
Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi; dan semoga kami Kaulepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini; semoga kami selalu melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kaukuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.

Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami, agar tidak terbuai oleh kemegahan dunia. Bimbinglah kami, agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemuliaan-Mu.

Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarilah kami menjadi orang yang tahu berterimakasih atas segala kebaikan-Mu; dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

Datanglah, ya Roh takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu di manapun kami berada; tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu.

Bapa Kami

Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
 
Doa Penutup PS 92
 
Allah yang mahakuasa, kebangkitan Putra-Mu telah menumbuhkan hidup baru dalam diri kami. Semoga karena bantuan Roh-Mu kami dapat mewujudkan rahmat kebangkitan dalam hidup kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin. +
  
*** SORE: MISA VIGILI PENTAKOSTA ***
  
Doa Malam
 
Allah yang Mahakuasa, curahkanlah Roh Kudus-Mu atas kami untuk menerangi hati dan budi kami. Perkenankan kami mengalami Pentakosta baru di tengah-tengah Gereja. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy