| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 26 Mei 2014 Peringatan Wajib St. Filipus Neri, Imam

Senin, 26 Mei 2014
Peringatan Wajib St. Filipus Neri, Imam
      
Kita bukanlah orang Kristen “paruh waktu”, hanya pada saat, keadaan, pertimbangan tertentu; tidak ada seorangpun yang bisa menjadi Kristen dengan cara seperti ini, kita adalah orang Kristen sepanjang waktu! Secara total! Semoga kebenaran Kristus, sebagaimana yang diajarkan dan dianugerahkan oleh  Roh Kudus, selalu dan sepenuhnya mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Mari kita memanggilnya lebih sering lagi agar Dia membimbing kita pada jalan murid – murid Kristus. Mari kita mengundangnya setiap hari. Saya menyarankan hal ini: mari kita membangunkan Roh Kudus setiap hari, dengan cara ini, Roh Kudus akan membawa kita lebih dekat pada Kristus. (Paus Fransiskus, Audiensi Umum pada tanggal 15 Mei 2013)
   
Antifon Pembuka (Rm 6:9)
  
Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi; maut tidak menguasai-Nya lagi. Alleluya

Doa Pagi

 
Allah Bapa yang mahaagung dan kekal, syukur dan pujian kami lambungkan kepada-Mu sebab melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menganugerahkan Roh Kudus kepada kami. Kami mohon semoga Roh Kudus semakin menguatkan iman kami kepada-Mu sehingga kami mampu tinggal dalam kasih-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
     
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat atau Para Kudus (Biarawan), misalnya Flp 4:4-9, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11, Ul: 9a; Yoh 17:20-26.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)     
    
"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."
                 
Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 15:26-27)
Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26--16:4a)
       
"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."
          
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

  

SIAP MENJADI SAKSI
      
Pada Bacaan Minggu Paskah VI Yesus menjanjikan Penghibur yaitu Roh Kudus. Apa yang kita pikirkan tentang “Roh” ? sesuatu yang magis, praktik perdukunan, atau mungkin hal yang senada dengan itu? Pada praktik – praktik perdukunan “Roh” yang bersifat jahat dan yang dipercayai mampu memberikan efek buruk pada kehidupan manusia bisa saja memberikan kehidupan nikmat dan memenuhi kepuasan fisik manusia, tetapi semuanya bersifat sementara. Berbeda dengan Roh Allah, yaitu Roh Kudus itu sendiri. Roh Kudus dijanjikan Yesus sebagai yang diberikan Bapa untuk memenuhi batin setiap manusia agar senantiasa dibimbing dan diarahkan kepada kepenuhan kebenaran yang sejati yaitu Yesus Kristus di dalam Gereja Katolik. Inilah kebahagiaan itu. Roh Kudus juga yang memberikan hidup, sebab Bapa telah menciptakan alam semesta dengan Firman-Nya yaitu Yesus, dan dengan Roh-Nya segala yang ada di muka bumi menjadi hidup. Sangat berbeda dengan “roh” yang dipercayai pada praktik perdukunan, yang membawa ajang kesesatan.
 
 Pada bacaan hari ini, Roh Kudus yang adalah Roh Kebenaran itu sendiri akan bersaksi tentang Yesus Kristus (Yoh 15:26), jika Roh Allah yang bersaksi tentang Yesus mengarahkan dan memenuhi hati kita, maka sudah menjadi kewajiban bagi seluruh warga Gereja untuk bersaksi pula tentang Putra-Nya, Yesus. Ini harga mutlak, bahwa kita hidup di dunia dipanggil untuk menjadi pengikut Kristus yang setia dan total ; tidak setengah - setengah, dan Roh Kudus yang bersaksi tentang Kristus itu memenuhi hati kita, dan Bapa mengajak kita semua karena gerakan Roh Kudus untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Mengapa kita harus bersaksi? Karena “…kamu dari semula bersama – sama dengan Aku”. Jika kita ingin hidup bersama dengan Yesus, kita harus sepenuhnya percaya dan melakukan perintah kasih-Nya. namun kebersamaan ini tidak bisa menjadi milik sendiri, kebersamaan yang kita rasakan bersama Yesus adalah suatu kemesraan hati yang memberi damai, dan damai ini harus diwartakan agar setiap orang dapat menerima damai sejati yang berasal dari Yesus Kristus. Ada ungkapan “kata – katamu menggambarkan pribadimu”, maka apa yang keluar dari mulut kita tentu harus menjadi cerminan dari pribadi Kristus ; memberikan nasihat, menegur yang bersalah dengan kasih, tidak pernah menggunakan kata – kata yang tidak pernah diucapkan oleh Kristus dan yang terutama adalah bertindak seperti yang Yesus sendiri lakukan. Melakukan segala sesuatu karena cinta kita kepada Bapa dan semua diserahkan kepada-Nya, bukan untuk diri sendiri, tetapi berbuah masak bagi sesama dan keluhuran Allah.
 
  Perbuatan kita menjadi kesaksian awal untuk pemberitaan tentang Yesus yang adalah gembala baik. Jika perlu, mari kita saling menasihati, bukan karena kebencian, tetapi atas dasar kasih Yesus sendiri, dan nasihat ini tidak di dasarkan pada ambisi pribadi, tetapi pada Firman-Nya dan apa yang Gereja suarakan.  
   
  Bersukacitalah senantiasa, karena sukacita adalah jalan untuk berkembang dalam kebajikan. --- St. Filipus Neri
          
Renungan Pagi / Deus Providebit

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Minggu, 25 Mei 2014
Hari Minggu Paskah VI

Kis 8:5-8, 14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 14:15-21

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Kasih dan ketaatan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Demikianlah Yesus menegaskan. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Dia, tentu kita harus menuruti dan melaksanakan segala perintah-Nya. Kita harus taat kepada-Nya. Dalam konteks hidup beriman kita sebagai warga Gereja Katolik, perintah Tuhan itu tidak hanya yang tertulis dalam Kitab Suci tetapi juga semua yang dinyatakan dalam Tradisi dan Ajaran Gereja, yang keduanya tentu saja tidak bertentangan dengan Kitab Suci tetapi selalu berdasarkan Kitab Suci. Berkaitan dengan Ajaran Gereja, kita mempunyai apa yang disebut Magisterium, yakni wewenang atau kuasa mengajar Gereja. Hanya kepada wewenang mengajar Gereja inilah tugas untuk menafsirkan Kitab Suci secara otentik diberikan, sebagaimana dinyatakan dalam Dei Verbum 10, “Adapun tugas untuk menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis dan diturunkan itu dipercayakan hanya kepada wewenang mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus.”

Wewenang mengajar Gereja ini diberikan secara langsung oleh Kristus kepada para rasul dalam amat agung sesudah kebangkitan-Nya, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:18-20). Untuk melaksanakan tugas pengajaran tersebut dan untuk menjamin kebenarannya, Yesus telah menjanjikan Roh Kudus kepada mereka “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dia-lah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh 14:16.26). Dan janji ini telah dipenuhi dalam peristiwa Pentakosta (Kis 2:1-13).

Para rasul yang menerima kuasa langsung dari Yesus itu adalah uskup-uskup Gereja yang pertama, dengan Petrus sebagai pemimpinnya, sebab Dialah yang secara eksplisit ditunjuk oleh Yesus, "Engkau adalah Petrus [artinya batu karang] dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat 16:18). Dalam perjalanan sejarah Gereja selanjutnya, jabatan dan peran para rasul tersebut digantikan dan diteruskan oleh para uskup di bawah pimpinan Paus yang adalah pengganti Petrus. Inilah yang disebut Sukesi Apostolik, yang dasarnya adalah Kitab Mazmur dan Kisah para Rasul, "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: ... Biarlah jabatannya diambil orang lain" (Kis 1:20). Karena Paus dan para uskup adalah pengganti dan penerus para rasul, maka kuasa dan wewenang mengajar Gereja juga ada pada Paus dan para Uskup ini. Tuhan pun selalu menyertai mereka sesuai janji-Nya, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20). Selain itu, Roh Kudus juga selalu membimbing sehingga Gereja dan ajaran-ajarannya dijamin kebenarannya dan dibebaskan dari kesesatan yang mungkin.

Ajaran Gereja yang pokok adalah berkaitan dengan iman dan moral, yang secara khusus menjadi tanggung jawab Congregatio pro Doctrina Fidei (CDF). Tugas dan kewenangan mereka tercantum dalam ayat 48 dari Konstitusi Apostolik Kuria Romawi, Pastor Bonus, yang dikeluarkan secara resmi oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 28 Juni 1988, yakni "untuk memajukan dan menjaga doktrin iman dan moral di seluruh dunia Katolik". Selain berkaitan dengan iman dan moral, Gereja juga mempunyai ajaran sosial yang sebagian besar tertuang dalam Ensiklik para Paus. Ajaran Sosial Gereja ini merupakan keseluruhan ajaran Gereja untuk menelaah realitas-realitas sosial sekaligus menyajikan pertimbangan dan memberikan pedoman-pedoman untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang ada demi terciptanya kesejahteraan umum (Centensimus Annus 5). Gereja juga mempunyai dan memberikan ajaran-ajarannya secara khusus berkaitan dengan liturgi peribadatan dan sakramen-sakramen, yang secara khusus menjadi tanggung jawab Congregatio de Cultu Divino et Disciplina Sacramentorum. Berdasarkan Konstitusi Pastor Bonus, tugas mereka antara lain menentukan pedoman dan aturan untuk pelaksanaan liturgi, terutama sakramen-sakramen, yang benar dan sah serta memastikan bahwa norma-norma liturgi ditaati dengan tepat dan penyelewengan akan hal ini dihindarkan atau kalau ada dihilangkan.

Dari uraian cukup panjang di atas - padahal belum lengkap karena masing-masing mengenai ajaran iman, moral, sosial dan liturgi peribadatan serta sakramen-sakramen masih harus dijabarkan - saya hanya mengajak untuk menghayati cinta kasih kita dalam bentuk ketaatan. “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku," begitulah Yesus menegaskan. Perintah-perintah Tuhan tersebut tidak hanya tertulis dalam Kitab Suci tetapi juga dalam Tradisi dan Ajaran Gereja yang dibuat oleh Wewenang Mengajar Gereja. Mereka, adalah penerus dan pengganti para rasul yang secara resmi ditunjuk oleh Yesus dengan sabda-Nya, "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat 28:20) dan secara khusus menerima anugerah Roh Kudus "yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh 14:26). Untuk itu, secara sederhana bisa disampaikan ajakan dan seruan, "Jikalau kamu mencintai Gereja, kamu akan menuruti segala ajarannya, baik ajaran iman, moral, sosial, liturgi peribadatan maupun sakramen-sakramen".

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mentaati perintah-perintah-Mu, baik yang tertulis dalam Kitab suci maupun dalam Tradisi dan Ajaran Gereja, supaya dengan demikian, kami sungguh-sungguh mampu untuk mengasihi-Mu. Amin. -agawpr-

Terlambat Misa?

Minggu, 25 Mei 2014 Hari Minggu Paskah VI

Minggu, 25 Mei 2014
Hari Minggu Paskah VI
 
“Kalau kamu bertanya kepadaku apa itu jalan Tuhan, aku akan menjawab bahwa yang pertama adalah kerendahan hati, yang kedua adalah kerendahan hati, dan yang ketiga adalah kerendahan hati. Bukan berarti tidak ada lagi ajaran untuk diberikan, tetapi jika kerendahan hati tidak mendasari semua perbuatan kita, maka semua perbuatan kita menjadi tidak berarti….” St. Agustinus
 

Antifon Pembuka (Bdk. Yes 48:20)
 
Beritakanlah kabar sukacita supaya didengar, siarkanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah menebus umat-Nya, alleluya.

Proclaim a joyful sound and let it be heard; proclaim to the ends of the earth: The Lord has freed his people, alleluia.

Vocem iucunditatis annuntiate, et audiatur, alleluia: nuntiate usque ad extremum terræ: liberavit Dominus populum suum, alleluia, alleluia.
 

Doa Pagi

 
Allah Bapa kami yang mahapengasih, pandanglah umat-Mu yang berhimpun dalam nama Yesus. Kami mohon, agar Roh Kudus, Roh cinta kasih-Mu mengajar kami dan mengingatkan kami akan semua ajaran cinta kasih Yesus. Maka kami akan menjalankan perintah-perintah-Mu dan satu sama lain mewujudkan cinta kasih, kedamaian dan kegembiraan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:5-8.14-17)
      
   
"Kedua rasul itu menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus." 
       
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem, Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua menerima apa yang diberitakannya itu dengan bulat hati. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Setibanya di sana kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan di atas orang-orang yang percaya itu, dan mereka menerima Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4; Ul: lih 1; PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
4. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih-Nya dari padaku.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 3:15-18)
   
"Yesus telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh."
      
Saudara-saudara terkasih, kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Bersiap sedialah setiap saat untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu. Tetapi semua itu haruslah kamu lakukan dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya, karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, mereka yang memfitnah kamu menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat. Sebab Kristus pun telah mati satu kali untuk segala dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Siapa yang mengasihi Aku dan hidup menurut Sabda-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (Yoh 14:15-21)
  
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain."
      
Pada perjamuan malam terakhir Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi, dan dunia tidak akan melihat Aku lagi. Tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku ada di dalam Bapa-Ku, bahwa kamu ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia, dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
   
Renungan

      
Pada suatu hari Minggu pagi setelah Perayaan Ekaristi di gereja, seorang anak perempuan kecil bertanya kepada ibunya, “Ma, tadi Romo itu bilang waktu homili: Biarlah cahayamu bersinar. Mama tahu gak apa artinya?” Mendengar hal itu sang ibu pun menjawab sambil tersenyum, “Itu artinya biarkanlah hidupmu itu bersinar dengan kebaikan dan ketaatan. Hendaknya kita juga sering berbuat kebaikan pada orang lain.” Si anak perempuan itu pun menganggukkan kepala tanda mengerti.

Tak lama kemudian terdengar suara ribut di taman bermain dekat gereja. Terdengar suara tangisan yang amat keras. Si ibu pun kaget dan dia ingat bahwa anak perempuannya sedang ada di sana. Dalam perjalanan menuju taman bermain itu, ia melihat anaknya sedang berlari kepadanya, “Mama, Mama!” teriaknya. Melihat anaknya yang pucat dan tersengal-sengal, sang mama bertanya, “Ada apa, Nak?” “Saya kira saya sudah memadamkan cahaya saya!” Jawab sang anak. Rupa-rupanya sang anak baru saja memukul kepala temannya sampai menangis.

Cerita pendek di atas menggambarkan betapa sulitnya hidup secara benar. Terkadang dengan mudahnya kita melakukan hal yang kurang bertanggung jawab. Ketika berada di gereja kita bisa berdoa dengan tenang dan juga mendengarkan Sabda Tuhan tentang “kasih”. Di dalam gereja, kita sudah berjanji dalam hati untuk hidup dalam kasih. Namun, beberapa saat kemudian setelah kita keluar dari gereja, kita lupa pada apa yang telah kita dengarkan. Marah-marah tanpa alasan jelas, membicarakan keburukan orang lain, mengumpat, atau berkata kotor dan sebagainya. Betapa sulitnya untuk bersikap konsisten dalam hidup beriman kita. Begitu sulitnya untuk serius melaksanakan kehendak dan ajaran Tuhan.
 
Injil hari ini mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan dan keseriusan dalam melaksanakan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus memberikan ganjaran bagi mereka yang setia, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya” (Yoh 14:21). Tuhan Yesus menjanjikan kasih-Nya kepada mereka yang setia. Ia tidak akan meninggalkan mereka seperti “yatim piatu”. Ia menjanjikan Roh Kudus sebagai “Penolong yang lain”. Roh Kudus inilah yang akan mengarahkan manusia pada kekudusan. Roh Kudus akan mendorong manusia untuk mampu bertanggung jawab dalam hidupnya.
 
Sayangnya, seringkali kita tidak mendengarkan nasihat Roh Kudus yang bersemayam dalam hati kita. Kita lebih mementingkan nafsu dan ego kita. Padahal, kita bisa celaka ketika tidak mengindahkan Roh Kudus. Roh Kudus itu menuntun kita ke arah hidup yang lebih baik dan penuh kedamaian.

Oleh karena itu, kita perlu bertanya dalam hati. Sudahkah aku serius mengasihi Tuhan dengan mengindahkan suara Roh Kudus? Mari kita nyatakan dengan ketaatan kita dengan setia melakukan perintah-perintah-Nya. Tuhan Yesus memberkati. (Alexander Teguh, O.Carm)
      
Dosa adalah satu penghinaan terhadap Allah: "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat" (Mzm 51:6). Dosa memberontak terhadap kasih Allah kepada kita dan membalikkan hati kita dari Dia. Seperti dosa perdana, ia adalah satu ketidaktaatan, satu pemberontakan terhadap Allah, oleh kehendak menjadi "seperti Allah" dan olehnya mengetahui dan menentukan apa yang baik dan apa yang jahat (Kej 3:5). Dengan demikian dosa adalah "cinta diri yang meningkat sampai menjadi penghinaan Allah" (Agustinus, civ. 14,28). Karena keangkuhan ini, maka dosa bertentangan penuh dengan ketaatan Yesus Bdk. Flp 2:6-9. yang melaksanakan keselamatan. (Katekismus Gereja Katolik, No. 1850)

Kobus: Teknologi Surga

"Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya" (Kis 16:4).

Sabtu, 24 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 16:1-10; Mzm 100:1-2.3.5; Yoh 15:18-21

"Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya" (Kis 16:4).

Dibandingkan para rasul, Paulus jelas lebih terdidik, terpelajar dan intelek. Dari pengakuannya, dia berasal dari sebuah kota yang terkenal di Kilikia, "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia" (Kis 21:39). Sementara itu, para rasul sebagian besar berasal dari sekitar pesisir danau Galilea (Mat 4:18-22). Pendidikan di kota besar (terkenal) tentu lebih baik daripada di kota kecil, apalagi di pesisir. Lebih dari itu, Paulus dibesarkan dan dididik di Yerusalem, "Aku ... dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel" (Kis 22:3). Gamaliel adalah seorang ahli taurat dan mahaguru paling terkenal yang sangat dihormati (Kis 5:24). Menurut Paulus sendiri, ia adalah seorang murid yang sangat berhasil (Gal 1:14) sehingga menjadi orang penting baik dalam jemaat sinagoge maupun di dewan tertinggi orang Yahudi, yakni Sanhedrin (Kis 26:10). Sementara itu, sebagian besar para rasul - paling tidak Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus (Mat 4:18-22) - hanyalah nelayan yang kemungkinan besar tidak mengenyam pendidikan formal. Meskipun demikian, Paulus sangat mengormati para rasul dan taat pada keputusan mereka. Ketika ia dan jemaatnya di Antiokhia menghadapi masalah, Paulus tidak mengambil keputusan dengan menggunakan otoritas dan pemikirannya sendiri tetapi menghadap para rasul dan penatua di Yerusalem untuk membicarakannya dengan mereka (Kis 15:1-21). Paulus pun taat ketika diutus kembali ke Antiokhia untuk membawa surat dari para rasul dan menyampaikan keputusan mereka (Kis 15:22). Selanjutnya, "Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya" (Kis 16:4).

Sikap Paulus ini, sangat mengesankan. Meski dalam segala hal, baik asal-usul, pendidikan maupun pengetahuan, ia lebih dari para rasul, namun ia sangat menghormati para rasul dan taat pada keputusan mereka. Ia sadar bahwa para rasul mempunyai otoritas yang lebih tinggi daripadanya sehingga ia mendengarkan mereka dan melaksanakan keputusan-keputusan mereka serta meminta kepada jemaatnya untuk taat dan melaksanakan keputusan para rasul. Meskipun ia lebih baik dalam pendidikan dan pengetahuan dibanding para rasul, tetapi ia menyadari dan mengakui sebagai "yang paling hina dari semua rasul" (1 Kor 15:9). Ia sungguh-sungguh menghayati semangat kerendahan hati sebagaimana dinyatakannya kepada para penatua jemaat di Efesus "Dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan" (Kis 20:19). Berkat pendidikannya yang tinggi dan intelektualitasnya yang cemerlang serta kerendahan hatinya yang luar biasa itulah, Paulus berhasil membangun jemaat yang berkualitas di banyak tempat. Jemaatnya pun tetap hidup dalam persekutuan dan ketaatan pada ajaran para rasul, kendati Paulus telah meninggalkan mereka. Tidak hanya itu, Paulus menjadi rasul yang sangat dicintai jemaat (Kis 20:37).

Kita, dalam bidang-bidang tertentu, mungkin lebih baik, lebih tahu, lebih ahli, lebih intelek, dan lebih lebih yang lain, dibandingkan orang lain. Namun, kalau kita tidak mempunyai kerendahan hati dan ketaatan, kita tidak akan bisa membangun kerjasama dan memberikan pelayanan yang membuahkan sukacita dan damai sejahtera. Untuk itu, di mana pun berada, marilah menjadi pelayan-pelayan yang rendah hati dan taat. "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan" (Luk 17:10) sebagaimana Yesus mengajarkan dan meminta kita untuk berbuat demikian.

Doa: Tuhan, berilah kami kerendahan hati dan ketaatan sebagai dasar bagi karya dan pelayanan kami, agar kami mampu membangun kerjasama dan memberikan pelayanan yang membuahkan sukacita dan damai sejahtera. Amin. -agawpr-

Sabtu, 24 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Sabtu, 24 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
 
“Barangsiapa mencintai Maria sebagai ibu, hendaknya ia meneladan kerendahan hati, kemurnian, kemiskinan dan ketaatannya” (Venerabilis Mikael dari St. Agustinus)
  

Antifon Pembuka (lih.Kol 2:12)
 
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia, berkat iman kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan kita dari alam maut. Alleluya.

Doa Pagi

 
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau berkenan memanggil kami untuk mewartakan Injil di zaman ini dengan alat komunikasi yang serba cepat dan memudahkan untuk memperluas pengetahuan baik jasmani maupun rohani. Semoga roh kebijaksanaan selalu menaungi jiwa raga kami dalam menjalankan tugas sebagai pewarta kabar gembira di mana pun kami berada. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
Perjalanan Paulus dan Silas adalah perjalanan warta sukacita. Kedatangan mereka meneguhkan iman jemaat berkaitan dengan ajaran dan orang-orang yang mau mengikuti Kristus. Banyak orang bukan Yahudi diselamatkan oleh mereka.

   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:1-10)
        
"Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami"
   
Sekali peristiwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Paulus mau, supaya Timotius itu menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia demi orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman, dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan; ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya, “Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 100:1-2.3.5, R:3c)
1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.
 
Konsekuensi sebagai murid Kristus adalah dibenci oleh dunia. Mentalitas hamba menghantar setiap pengikut Kristus kepada ketaatan melaksanakan firman Tuhan. Jangan takut.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:18-21)
  
"Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
Dengan berpihak pada Yesus kita pasti akan dibenci oleh dunia. Karena Yesus, mereka juga akan menganiaya kita dengan pelbagai macam cara. Inilah pengalaman pengikut-pengikut Yesus yang sedang terjadi dan akan selalu terjadi. Bagi yang sedang mengalami hal ini, hendaknya tetap ingat bahwa Yesus sendiri telah mengalaminya lebih dahulu. Yesus telah memilih kita dan menjadikan kita sahabat-Nya. Maka tidak boleh ada sedikit pun kompromi dengan dunia, meski kita mengalami kesusahan di dalam dunia.

Doa Malam

Tuhan Yesus Kristus, Raja semesta alam, terima kasih atas perlindungan dan peneguhan melalui alam ciptaan yang boleh kami nikmati dan kami alami sepanjang hari ini. Semoga segala usaha yang berhubungan langsung dengan alam ciptaan dapat membuat kami selalu bersyukur atas kebesaran Allah dan membantu mereka yang kurang menghargai bahkan merusaknya. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.


Pada perayaan-perayaan Liturgi setiap anggota, entah pelayan (pemimpin) entah Umat, hendaknya dalam menunaikan tugas hanya menjalankan, dan melakukan seutuhnya, apa yang menjadi perannya menurut hakekat perayaan serta kaidah-kaidah Liturgi. (Sacrosanctum Concilium, No. 28)

RUAH

"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu"

Jumat, 23 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 15:22-31;  Mzm 57:8-9.10-12; Yoh 15:12-17

"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu"

Mengasihi separti Tuhan telah mengasihi kita. Itulah cinta kasih Kristiani. Bagaimana Tuhan telah mengasihi kita? Setidaknya ada 5 ciri pokok. Pertama, memberi. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah menganuriakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkann beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16). Kedua mengampuni, seperti Yesus mengampuni mereka yang telah menyalibkan-Nya, bahkan mendoakan mereka "Ya Bapa, Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk 23:34). Ketiga mengorbankan diri. "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15:13) sebagaimana Ia sendiri mengorbankan nyawanya di salib untuk menebus kita. Kempat, tidak membeda-bedakan, sebagaimana "Bapa yang di surga menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Mat 5:45). Kelima, menyelamatkan. Keempat tindakan kasih Allah tersebut mempunyai tujuan akhir untuk menyelamatkan kita. "Sebab, Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia" (Yoh 3:17). Marilah, dengan pertolongan Tuhan, kita hayati perintah Tuhan untuk saling mencintai sebagaimana Ia telah mencintai dan memberikan contoh kepada kita.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk mencintai seperti Engkau telah dan selalu mencintai kami. Amin. -agawpr-

EKARISTI - Roti Kehidupan Kekal

Pendamping (suplemen) Katekismus ini bertujuan membantu umat beriman dalam mempersiapkan KOMUNI PERTAMA, namun sangat baik juga untuk dibaca bagi umat (semua umur) yang telah menerima komuni pertama.







Buku ini disusun oleh Mgr. Raffaello Martinelli, rekan kerja Joseph Kardinal Ratzinger (sebelum menjadi Sri Paus Benediktus XVI) di Kongregasi untuk Doktrin Iman, dan kini menjabat sebagai Uskup Frascati sejak tahun 2009. Sedangkan gambar-gambar yang terdapat di dalam buku ini adalah hasil karya Roberta Boesso.
   
Runtutan peristiwa di dalamnya dimulai dari pralambang Ekaristi dalam Perjanjian Lama yang kemudian mendapatkan kepenuhannya dalam peristiwa-peristiwa dalam Injil di mana Yesus menyatakan dan menetapkan Ekaristi. Lalu berlanjut ke dalam penjelasan-penjelasan teologis tentang Ekaristi. Satu bab dikhususkan guna melukiskan bagian-bagian Misa Kudus dan barang-barang liturgis yang digunakan selama perayaan Misa. Juga ada satu bagian yang dikhususkan untuk menggambarkan betapa pentingnya Ekaristi bagi Umat Allah.

Full Color; Soft Cover; 17x25 cm; 276 hlm

Jumat, 23 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Jumat, 23 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
Liturgi merupakan doa yang didoakan sepanjang sejarah gereja, maka liturgi tidak dapat diubah-ubah sesuka hati. Selain itu, liturgi merupakan doa seluruh Gereja yang tersebar di segala penjuru dunia: setiap orang Kristiani, terlepas dari tempat tinggalnya, setiap kali memasuki sebuah gereja untuk merayakan liturgi seharusnya merasa berada di rumah sendiri. Kita mesti merayakan liturgi yang tidak boleh kita ubah sesuai dengan selera kita, melainkan sebagai sebuah realitas yang lebih besar dari diri kita, sebagaimana sering dikatakan oleh Bapa Suci Benediktus XVI. (Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia)

 
Doa Untuk Para Imam
 
Tuhan terkasih, Bapa Pengasih.
Aku berdoa kepada-Mu, lindungilah para imam Gereja-Mu,
sebab mereka itu milik-Mu,
Biarlah hidup mereka terbakar luluh di atas altar-Mu yang suci,
sebab mereka telah disucikan dan menyucikan diri bagiMu saja.
Lindungilah mereka, sebab mereka berada d tengah dunia,
meskipun mereka bukan dari dunia ini.
Masukkanlah mereka dalam lubuk hati-Mu,
bila nikmat duniawi menggoda dan memikat mereka.
Lindungilah dan hiburlah mereka dalam saat sepi,
susah derita dan bila pengorbanan hidupmnya nampak sia-sia.
Ingatlah ya Tuhan, tak seorangpun kecuali Engkau yang menjadi pemiliknya yang sah,
Dan walaupun mereka Kauberi panggilan ilahi,
tetapi tetaplah mereka memiliki hati manusiawi, dengan segala kerapuhannya.
Maka Bapa terkasih, lindungilah mereka bagaikan biji mata-Mu
dan peliharalah mereka bagaikan hosti tanpa noda.
Semoga setiap hari pikiran, dan perbuatannya aman terjaga
dan menjadi teladan indah bagi seluruh umat-Mu.
Tuhan terkasih, sudilah memberkati mereka senantiasa.
Terpujilah Engkau yang telah memanggil dan mengutus mereka,
Terpujilah Engkau yang tetap mendampingi dan memampukan mereka.
Ya hati kudus Imam Agung Yesus, kasihanilah mereka.
Ya Hati tersuci Maria Ratu Para Imam, doakanlah mereka.
Santo Yohanes Maria Vianney, doakanlah mereka. Amin.
   
Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan
 
Doa Pagi

 
Allah Bapa kami yang kekal, Engkau membuat orang yang semula asing menjadi sahabat dengan sabda Yesus, yang telah Kaubangkitkan dari alam maut. Kami mohon, ajarilah kami menaruh cinta kasih, yang memberi harapan akan masa depan kepada orang-orang dan para bangsa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)
    
    
"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu."
       
Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barnabas, dan Silas. Keduanya adalah orang yang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari pencabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)
   
"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

    
Kita semua pasti tahu atau pernah mendengar mengenai kamp konsentrasi Nazi, di mana para tahanan di kamp-kamp tersebut biasanya berakhir dengan kematian.

Pada tahun 1939 Gestapo Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. Pada zaman itu di Polandia hiduplah seorang imam Fransiskan bernama Maximilian Kolbe. Ia adalah seorang imam yang juga aktif sebagai penulis dan editor majalah. Diktator Jerman yang menguasai Polandia yakin bahwa untuk mematahkan semangat orang Polandia perlulah menahan, memenjarakan, dan membunuh para pemimpinnya, baik pemimpin politik maupun keagamaan dan para ahlinya. Lebih-lebih jajaran pers Polandia harus dihancurkan. Maka Maximilian Kolbe juga ditangkap dan ditahan oleh Gestapo dan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi Amstitz dan Auscwitz.
 
Di kamp konsentrasi Auscwitz inilah Maximilian Kolbe meminta supaya dirinya boleh menggantikan posisi seorang sersan yang terkena hukuman mati, yaitu Sersan Gajowniczek. Bersama para sandera lain yang terkena hukuman mati Maximilan tidak diberi makan dan minum sampai meninggal. Maximilian menjadi tahanan yang bisa bertahan sebagai korban terakhir dan baru meninggal setelah disuntik dengan carbonic acid.

St Maximilian Kolbe adalah orang yang melaksanakan ajaran Yesus ”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Semoga kita selalu mempunyai semangat kasih seperti Kristus dan St Maximilian Kolbe yang selalu mau berkorban demi kebahagiaan dan keselamatan sesama.

Tuhan Yesus Kristus, Engkau begitu mengasihiku sehingga mau menyerahkan hidup-Mu untuk aku. Semoga aku juga mau berkorban untuk kebahagiaan sesama. Amin.
   
        
Kurban Kudus Misa (Perayaan Ekaristi) bukanlah pemuas selera dari setiap umat bukan juga untuk improvisasi Liturgi, melainkan kurban pereda kemarahan Allah atas dosa-dosa manusia. Mengutak-atik Kurban Kudus Misa akan semakin menyakiti Allah. (Robby Kristian Sitohang / Indonesian Papist 12 April 1992 - 09 Februari 2014)
      

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”

Kamis, 22 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 15:7-21; Mzm 96:1-2a.2b-3.10; Yoh 15:9-11

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”

"Amor gignit amorem". Cinta kasih melahirkan cinta kasih. Demikian bunyi sebuah pepatah Latin. Saya sangat setuju. Sabda Yesus hari ini menjadi dasarnya. Kasih yang lahir dari Allah Bapa kepada Yesus melahirkan kasih Yesus kepada kita dan kasih yang lahir dari Yesus untuk kita, (seharusnya) melahirkan kasih kita kepada sesama. Tentu, kasih tersebut sifatnya tidak hanya searah tetapi juga timbal balik. Maka, kita dipanggil untuk tinggal dalam lingkaran kasih Tuhan tersebut. Kita ingat bacaan Injil kemarin yang menegaskan bahwa kita akan menghasilkan buah, jika dan hanya jika kita bersatu dan tinggal dalam Tuhan. Ada banyak sarana untuk tinggal dalam kasih Tuhan. Namun, yang pokok adalah doa, termasuk aneka devosi, dan yang terutama adalah liturgi. Sebab, liturgi, terutama Ekaristi, adalah sumber dan puncak seluruh kegiatan Gereja dan kehidupan kita sebagai umat beriman kristiani (SC 10, LG 11). Melalui penghayatan doa dan liturgi, terutama Ekaristi, yang baik dan benar itulah kita tinggal dalam kasih Tuhan dan menimba kekayaan rahmat-Nya. Dari situlah kemudian mengalir kekuatan dan rahmat untuk mewujudnyatakan kasih dalam hidup dan karya pelayanan kita sehari-hari. Keduanya senantiasa erat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Doa dan liturgi yang tidak berdampak dalam hidup sehari-hari hanya menjadi ungkapan iman yang kosong dan hampa, sedangkan karya pelayanan yang tidak mengalir dari penghayatan doa dan liturgi, terutama Ekaristi, hanya merupakan aktivisme belaka.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menghayati doa dan liturgi dengan baik dan benar supaya kami sungguh-sungguh mendapatkan rahmat untuk mewujudnyatakan kasih dalam hidup dan karya pelayanan kami sehari-hari. Amin. -agawpr-

Kamis, 22 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Kamis, 22 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
Di dalam perayaan Ekaristi, “…kita disatukan dengan ‘liturgi’ surgawi dan menjadi bagian dari para kudus yang jumlahnya berlaksa-laksa yang menyerukan, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Why 7:10). Ekaristi adalah sungguh sekilas surga yang nampak di dunia.” (St. Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 19)
      

Antifon Pembuka (Kel 25:1-2)
 
Mari kita memuji Allah, pahlawan yang gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menjanjikan kebahagiaan kepada kami jika kami saling menaruh cinta kasih. Berilah kami kekuatan untuk menempuh jalan yang tepat seturut teladan Yesus Kristus, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Penjelasan yang akurat dan tepat dalam kerangka keselamatan Allah memberitakan pemahaman yang benar. Hukum sunat bukan sesuatu yang mutlak tetapi terbuka bagi yang mau untuk memperoleh keselamatan.
  

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:7-21)
  
  
"Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah."
      
Para rasul dan penatua-penatua jemaat di Yerusalem bersidang, membicarakan soal sunat. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung tukar pikiran, berdirilah Petrus dan berkata kepada para rasul serta penatua-penatua, “Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa sejak semula Allah telah memilih aku di antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita. Allah sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.” Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceritakan segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus, “Saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh. Reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan, juga segala bangsa yang tidak mengenal Allah yang Kusebut milik-Ku, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya, yang telah diketahui dari sejak semula ini. Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka yang dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah. Tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3; R: lih3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari Tuhan. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
  
Kita dipanggil untuk mengasihi sesama seperti Kristus dengan Bapa. Melalui ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan kita memiliki kasih. Kasih itu memberikan sukacita yang penuh.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-11)
  
"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."
  
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Yesus menghimbau kita agar selalu tinggal di dalam kasih-Nya. Orang yang selalu tinggal di dalam kasih Yesus, akan selalu menaati perintah-perintah-Nya dan memelihara hukum-hukum-Nya. Eratnya hubungan kita dengan Yesus tidak sekadar membawa sukacita sejati kepada kita tetapi sukacita kita menjadi penuh. Itulah sebabnya orang yang selalu tinggal dalam kasih Yesus selalu memancarkan sukacita yang penuh dan kasih sejati juga kepada orang lain di sekitarnya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar aku selalu tinggal dalam kasih-Mu. Engkau mengenal segala yang ada di dalam diriku. Semoga kasihku kepada sesama yang kujumpai hari ini, berkenan kepada-Mu dan ampunilah kesalahanku karena tak jarang jatuh dalam cinta diri. Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
  
Liturgi tak pernah menjadi milik pribadi perorangan, baik dari selebran maupun komunitas, tempat misteri-misteri dirayakan (St. Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, no. 52).
   
 RUAH

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak."

Rabu, 21 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 15:1-6; Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5; Yoh 15:1-8

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak."

Tidak sulit untuk mengambil ispirasi dari Injil hari ini. Intinya adalah agar kita selalu dekat, bersama dan bersatu dengan Kristus. Kita juga pasti tahu caranya, yakni dengan berdoa, membaca dan merenungkan kitab suci, merayakan sakramen-sakramen terutama Ekaristi, dll. Kali ini, saya tertarik untuk merenungkan perihal membersihkan diri. Setiap saat, Tuhan pasti berkenan untuk membersihkan kita supaya kita semakin mampu menghasilkan buah yang baik. Namun, bagaimana kita sendiri bekerjasama dengan Tuhan untuk membersihkan diri kita, membersihkan jiwa kita? Kita mempunyai sakramen, yang boleh dikatakan sebagai sakramen pembersihan, yakni sakramen pengakuan dosa. Maka, kita diundang untuk menghayati dengan sungguh sakramen pengakuan dosa ini dengan ketentuan mengaku dosa minimal setahun sekali sebagaimana disebut dalam Lima Perintah Gereja. Namun, alangkah lebih baik jika kita lebih sering melakukannya. Sebagaimana kita setiap hari membersihkan diri (mandi) karena badan kita selalu kotor oleh debu, keringat, dll, hendaknya kita juga sesering mungkin, tentu tidak setiap hari, mengaku dosa karena jiwa kita juga kotor oleh dosa-dosa yang sering kita buat.

Selain pengakuan dosa, kita juga mempunyai sarana pembersihan diri yang disebut Pemeriksaan Batin (Examen Conscientiae). Kalau pengakuan dosa tidak perlu kita lakukan setiap hati, pemeriksaan batin ini hendaknya kita lakukan setiap hari. Idealnya malah sehari 2x, yakni di siang/tengah hari dan malam hari sebelum tidur. Ada 5 langkah pemeriksaan batin yang dapat kita lakukan dalam 10-15 menit. Pertama, kita mengambil sikap hening dan tenang untuk menyadari bahwa kita hadir di hadapan Tuhan. Kedua, kita melihat secara kronologis setiap peristiwa yang kita alami sebelumnya selama 1/2 atau 1 hari. Ketiga, memaknai peristiwa-peristiwa tersebut dalam terang iman, yakni melihat karya, berkat dan penyertaan Tuhan. Keempat, melihat peristiwa-peristiwa di mana kita tidak mengikuti bisikan hati nurani dan kehendak Tuhan atau di mana kita berbuat dosa dan kesalahan. Kelima, membawa semua pengalaman tersebut dalam doa: bersyukur atas berkat Tuhan yang memampukan kita untuk melakukan yang baik dan mohon ampun atas kesalahan dan dosa kita baik dalam pikiran, perkataan, kelalaian dan perbuatan serta memohon rahmat untuk memperbaikinya. Kelima langkah ini akan membantu kita untuk memurnikan hati dan budi sehingga semakin hari kita akan semakin dimampukan untuk lebih banyak berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa. Hal ini bukan pertama-tama karena kemampuan kita tetapi karena kedekatan kita dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk selalu meluangkan waktu guna melakukan pemeriksaan batin sebagai sarana persatuan dengan-Mu dan pembersihan diri kami. Dengan demikian, semoga semakin hari kami semakin mampu untuk lebih banyak berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa. Amin. -agawpr-

Rabu, 21 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Rabu, 21 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
       
“Dalam sejarah umat Allah, telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat, sangat tegar”. Tetapi saat kita mulai menyurutkan iman, mulai imengkompromi iman, sedikit menjualnya kepada penawar tertinggi, maka kita memulai jalan kemurtadan, yaitu jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”. --- Paus Fransiskus
  

Antifon Pembuka (Mzm 70:8.23)
    
Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
   
Doa Pagi
   

Ya Bapa, Engkau menyatukan kami dengan Kristus bagaikan ranting-ranting pada pokok anggur yang benar. Engkau sebagai pemilik kebun anggur berkepentingan agar kami menghasilkan banyak buah kasih maka Engkau mengikuti perkembangan kami dan membersihkan kami dari segala kekurangan supaya buah kasih kami bagi sesama sungguh besar. Penuhilah kami dengan Roh-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:1-6)
 
   
"Paulus dan Barnabas pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah-tengah jemaat."
      
Sekali peristiwa, beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceritakan pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul serta penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata, “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:4)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)
    
"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan   
  
Seorang sahabat pernah berkata ”Kekuatan doa itu luar biasa. Jika dengan penuh kepercayaan kita berdoa, niscaya apa yang kita mohon akan dikabulkan. Rencana Tuhan selalu yang terbaik untuk kita, dan Ia akan memberikan yang terindah pada waktunya”.
 
Kita selalu berdoa kepada Tuhan karena kita percaya bahwa hanya pada Tuhanlah kita memperoleh kekuatan, perlindungan, dan pertolongan. Kita mengimani Allah sebagai Allah Yang Mahabaik. Sebagai Allah Yang Mahabaik maka Ia akan selalu memberikan yang baik untuk kita, bahkan yang terbaik. Kita percaya kepada Allah, selalu merasa tenteram berada dalam dekapan kasih Allah, dan menjadikan firman-Nya sebagai kekuatan hidup kita.
  
Hari ini Yesus bersabda ”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipemuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku”. Kita tinggal di dalam Yesus, maka apa yang kita minta dalam nama-Nya Bapa pasti akan mengabulkan.
 
Paulus dan Barnabas, juga rasul-rasul yang lain, percaya kepada Yesus dan ajaran-ajaran-Nya, kemudian mereka mewartakannya kepada segala bangsa. Berkat kepercayaannya, apa yang mereka lakukan atau wartakan menghasilkan buah yang melimpah, yaitu begitu banyak orang yang bertobat dan percaya. Itulah buah dari iman kepercayaan dan doa. Semoga iman dan doa kita senantiasa menghasilkan buah yang melimpah.
  
Tuhan Yesus Kristus, aku yakin dan percaya bahwa dengan perantaraan-Mu Bapa akan mendengarkan dan mengabulkan doa-doaku. Semoga aku selalu setia pada firman-Mu. Amin.

"Misa yang buruk melemahkan iman." (Kardinal Burke dan Kardinal Canizares) Benih-benih kemurtadan akan muncul dan tumbuh subur kelak. Mereka yang terbiasa dengan Pelecehan Liturgi akan membenarkan pelecehan tersebut sebagai kebiasaan. Mereka akan membenarkan kebiasaan yang salah daripada membiasakan hal yang benar. Misa yang buruk yang diselenggarakan "menurut selera umat" perlahan tapi pasti semakin membuat umat merasa bahwa Misa-lah yang harus memenuhi selera mereka. Umat akan semakin berorientasi pada diri sendiri, mencari hal yang sesuai dengan selera mereka sendiri. Padahal dalam Misa, seluruh ke-aku-an kita haruslah kita tanggalkan. Dalam Misa semuanya berpusat kepada Allah, untuk menyenangkan hati Allah, bukan memenuhi selera umat. Ketika umat merasa Misa tidak memenuhi selera mereka, maka mereka akan jajan ke ibadat Protestan, terus seperti itu dan lama kelamaan murtad dari Gereja Katolik. Kita kelak akan menuai segala keburukan akibat terlalu sering membiasakan Perayaan Ekaristi diutak-atik untuk memenuhi selera umat. (Robby Kristian Sitohang / Indonesian Papist 12 April 1992 - 09 Februari 2014)
        
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”

Selasa, 20 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 14:19-28; Mzm 145:10-11.12-13b.21; Yoh 14:27-31a

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”

Ada eberapa ungkapan kas untuk menyatakan damai sejahtera, misalnya “shalom aleikhem” (Ibrani), "assalamu ‘alaikum" (Arab), “rahayu” (Jawa), “santi” (Bali), dll. Hal ini menunjukkan bahwa damai sejahtera merupakan kerinduan setiap orang di segala tempat. Oleh karena itu, banyak hal ditawarkan untuk mendapatkan damai sejahtera di dunia ini, misalnya perumahan yang mewah dan ekslusif, wisata di kawasan pegunungan dengan pepohonan yang rindang dan aliran sungai yang segar, berbagai macam bentuk meditasi, dll. Namun, bagi kita, para pengikut Kristus, bukan damai sejahtera semacam itu yang kita cari. Damai sejahtera yang harus kita hayati dan kita bagikan kepada orang lain adalah damai sejahtera di hati yang bersumber pada Tuhan. Karena damai sejahtera yang sejati itu bersumber pada Tuhan, maka pertama-tama kita harus berdamai dengan Tuhan, yang berarti dekat dengan Tuhan, mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan serta melaksanakan kehendak-Nya. Damai sejahtera di hati ini tidak sama dan tidak tergantung dari hal-hal duniawi. Orang yang dekat dengan Tuhan, tetap merasa damai dan sejahtera kendati secara fisik menderita, kendati hidup di tengah keramaian dan hiruk pikuk dunia, kendati berkekurangan secara material, kendati dibenci dan dimusuhi karena kebaikannya. Orang yang dekat dengan Tuhan akan selalu mengalami damai dalam hati sehingga mampu berdamai serta membagikan damai sejahtera kepada orang lain.

Doa: Tuhan, Engkaulah sumber damai sejahtera bagi kami. Semoga, kami hanya mencari damai sejahtera yang bersumber daripada-Mu sehingga kami senantiasa mengalami damai di hati dan mampu berbagi damai sejahtera dengan sesama kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 20 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Selasa, 20 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
“Semakin Gereja meneladan hidup Maria, semakin keibuanlah dia (Gereja)” (Bruder Roger Schutz, 1915-2005)

  
Antifon Pembuka (lih. Why 19:5;12:10)
 
Pujilah Allah kita, kamu sekalian, yang hina dan yang mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan Kerajaan Kristus. Alleluya.

Doa Pagi

 
Allah Bapa, sumber cinta kasih sejati, Engkau selalu memberi kekuatan dan pengharapan bagi orang yang sedang berjuang dalam hidup beriman kepada-Mu. Semoga kesaksian Rasul Paulus dan Rasul Barnabas tentang pengalaman Allah dalam hidup mereka mampu memberi kekuatan iman yang baru di dalam hidupku pada hari yang baru ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Perutusan Barnabas dan Paulus penuh risiko. Mereka tak gentar dan terus berjalan mengajarkan kabar gembira. Banyak orang percaya dan menjadi murid Kristus. Kehadiran mereka menguatkan iman jemaat.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (14:19-28)
    
    
"Mereka menceritakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."
   
Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium, dan mereka membujuk orang banyak supaya memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu, dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Kota Derbe dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid, dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman. Mereka pun mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat, dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. Paulus dan Barnabas menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia. Di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang kini telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13ab.21; R:11a)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi. Pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
   
Yesus meninggalkan damai sejahtera bagi para murid-Nya. Inilah kekuatan hidup sebagai pengikut Kristus. Kasih menuntun setiap pengikut Kristus untuk melaksanakan segala sesuatu dengan setia.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:27-31a)
 
"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu! Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang, namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa, dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan 
   

Damai sejahtera yang dibawa Yesus lain daripada yang lain. Bukan damai sejahtera yang palsu dan semu, melainkan damai sejahtera sejati, asli, berlandaskan pada kepercayaan pada diri-Nya. Bila kita mencoba meresapkan firman-firman-Nya, damai sejahtera akan mengalir dalam diri kita. Dari dalamnya kita akan menimba ketenangan dan ketentraman sejati.

Doa Malam

Bapa yang Mahakasih, terima kasih atas peneguhan di dalam menjalani kehidupanku hari ini. Semoga damai sejahtera yang Kautanamkan dalam hatiku selalu mewarnai hidupku dalam situasi apa pun. Berkatilah istirahatku malam ini, sehingga besok pagi dapat bangun pagi dan dengan gembira hati memuji-Mu dengan kesegaran kasih-Mu. Amin.
  
Sudah sejak tahun 1970, Takhta Apostolik memperingatkan bahwa semua eksperimen sekitar perayaan Misa Kudus harus berhenti, pernyataan ini diulangi dalam tahun 1988 maka baik Uskup-Uskup secara pribadi maupun Konferensi Uskup tidak mempunyai wewenang untuk mengizinkan eksperimen dengan teks-teks liturgi atau semua hal lain yang ditetapkan dalam buku-buku liturgi. Untuk eksperimen sejenis di masa mendatang, dibutuhkan izin dari Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen. Izin itu harus diberi secara tertulis dan permohonannya harus dimasukkan oleh Konferensi Uskup. Sesungguhnya permohonan yang demikian tidak akan dikabulkan tanpa alasan serius. Adapun kegiatan-kegiatan inkulturasi di bidang liturgi, hendaknya diperhatikan dengan teliti dan lengkap norma-norma khusus yang sudah ditetapkan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 27)

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy