| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “... Kasihilah seorang akan yang lain

Rabu, 14 Mei 2014
Pesta St. Matias, Rasul
 
Kis 1:15-17.20-26; Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8; Yoh 15:9-17
 
Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “... Kasihilah seorang akan yang lain.”
 
Salah satu bentuk dan ungkapan nyata dari kasih/mengasihi adalah hadir dalam kebersamaan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus. Karena begitu besar kasih-Nya kepada manusia, maka Ia berinkarnasi dan tinggal di tengah-tengah kita. Hal ini pula yang dilakukan para rasul terhadap Yesus. Mereka selalu datang dan berkumpul bersama-sama dengan Yesus. Matias, rasul pengganti Yudas yang kita rayakan pestanya hari ini, juga menghayati hal yang sama. Sebab, kalau Petrus menyampaikan kriteria bahwa pengganti Yudas adalah murid yang senantiasa datang berkumpul dengan mereka selama Yesus bersama-sama mereka, dan Matias lah yang terpilih, berarti ia memenuhi kriteria tersebut. Bagi kita, hal ini juga menjadi semakin jelas. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka kita senantiasa meluangkan waktu untuk hadir di hadapan-Nya dengan berdoa, merayakan Ekaristi dan sakramen-sakramen lain, membaca dan merenungkan Kitab Suci, dll. Kalau kita sungguh mencintai lingkungan kita, maka kita juga meluangkan waktu untuk hadir dalam aneka kegiatan lingkungan. Kalau para orangtua sungguh mencintai anak-anaknya, tentu selalu ada waktu untuk menikmati kebersamaan dengan anak-anaknya, tidak hanya mencukupi kebutuhan materi saja. Demikian pula, kalau imam benar-benar mencintai umatnya, ia juga selalu meluangkan waktu untuk hadir di tengah-tengah umat melalui kunjungan pastoral dan aneka sapaan lain, misalnya sekedar jabat tangan dan ngobrol setelah Misa, tidak malah langsung pergi atau asyik dengan HPnya. Dan, masih bisa diperpanjang dengan contoh-contoh lain.
   
Doa: Tuhan, berilah kami kerelaan untuk berkorban waktu melalui kehadiran kami bagi orang-orang yang kami kasihi dan tentu saja bagi-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 14 Mei 2014 Pesta St. Matias, Rasul

Rabu, 14 Mei 2014
Pesta St. Matias, Rasul
     
Perayaan-perayaan liturgis adalah perayaan seluruh Gereja, yakni perayaan umat kudus, yang disatukan dan dipimpin oleh uskup atau imam.[10] Karena tahbisan kudus yang telah mereka terima, imam dan para pembantunya memegang peranan khusus dalam perayaan-perayaan ini, seperti juga - atas dasar pelayanan yang harus mereka laksanakan - para putra altar, pembaca, komentator dan anggota koor. [11] (Musicam Sacram, No. 13)

  

Antifon Pembuka (Yoh 15:16)
  
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Alleluya.
  
Doa Pagi
 

Allah Bapa yang Mahabaik, Santo Matias telah terpilih untuk menjadi rasul berkat kesetiaannya mengikuti Yesus, Putra-Mu. Berilah kami kesetiaan dalam menjalani hari-hari hidup ini yang terkadang melelahkan bahkan saat mengalami kejenuhan. Berkatilah usaha dan niat-niat kami untuk tetap setia dan tekun menjadi pengikut-Mu. Semoga hari ini kami dapat menjalankan perintah-Mu, “Kasihilah seorang akan yang lain” dan menjadi duta cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:15-17.20-26)
    
   
"Yang kena undi adalah Matias; dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas murid."
     
Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya. Ia berkata, “Hai, Saudara-saudara, harus digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud, tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami, dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam Kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya. Dan lagi: Biarlah jabatannya diambil orang lain. Jadi harus ditambahkan kepada kami satu orang yang dipilih dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami. Bersama kami ia harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus.” Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua lalu berdoa, “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu, dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian Matias ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendudukkan dia bersama para bangsawan.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
4. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (lih. Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)
 
"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."
  
Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu! Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Jabatan adalah amanah atau kepercayaan. Orang yang mempunyai jabatan dituntut tanggung jawab lebih besar. Ketika orang tidak bisa lagi melaksanakan amanah atau tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya maka jabatan tidak akan lagi diberikan kepadanya. Jabatanya akan diambil atau diserahkan kepada orang lain.

Hal kehilangan jabatan inilah yang dialami oleh Yudas Iskariot, salah seorang yang termasuk dalam bilangan kedua belas rasul, tetapi kemudian Ia mengkhianati Yesus. Jabatannya yang kosong dalam bilangan kedua belas rasul harus digantikan atau diberikan atau dipercayakan kepada orang lain. Setelah mereka berdoa memohon terang karunia dan petunjuk dari Roh Kudus, dan setelah mereka membuang undi maka terpilihlah Matias untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot untuk menggenapi bilangan kedua belas rasul.

Matias bersama rasul-rasul yang lain bertugas untuk mewartakan atau memberi kesaksian tentang sabda, karya dan kebangkitan Yesus. Matias setelah terpilih berusaha untuk melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya sebagai rasul dengan sebaik-baiknya. Ia adalah rasul yang setia, tekun, dan bersemangat. Tahun kematiannya tidak diketahui secara pasti, namun makamnya terdapat di Trier, Jerman.

Matias, seperti rasul-rasul yang lain, senantiasa mengasihi Tuhan Yesus, bahkan mau mengorbankan nyawa untuk-Nya. Maka ia sekarang tinggal di dalam kasih-Nya dan menikmati sukacita dalam kerajaan-Nya. Matias setia mengikuti Yesus, maka ia menghasilkan buah yang baik dalam hidupnya.

Tuhan Yesus Kristus, aku bersyukur karena Engkau telah memberikan Rasul Matias sebagai teladan bagiku. Semoga aku tetap setia kepada-Mu, sehingga bersama Rasul Matias kamipun menikmati sukacita kekal. Amin.
    
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Selasa, 13 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
 
Kis 11:19-26; Mzm 87:1-3.4-5.6-7; Yoh 10:22-30

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

Keselamatan dan kehidupan kekal kita sudah dijamin dengan pasti oleh Yesus. Pasti! Sebagaimana disabdakan-Nya dalam kutipan Injil hari ini. "Mereka (=kita) pasti tidak akan binasa untuk selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka (=kita) dari tangan-Ku. Kalau toh karena godaan setan yang begitu kuat dan karena kelemahan kita, kita sampai 'menggadaikan' jiwa kita kepada setan dan jatuh di tangannya, alias kita berbuat dosa entah besar entah kecil, Tuhan sudah menebus kita dengan darah-Nya yang ditumpahkan di kayu salib, satu kali untuk selamanya.** Akan hal ini, kita tidak perlu ragu-ragu, bimbang, apalagi tidak percaya seperti beberapa orang Yahudi dalam Injil ini. Berhadapan dengan misteri kasih Tuhan yang begitu besar ini, kita hanya bisa bersyukur, bersyukur, dan bersyukur seraya terus berusaha menjadi domba-domba-Nya yang baik, yakni yang selalu mendengarkan sabda-Nya dan mengikuti-Nya dengan setia kendati jalannya selalu mudah.


**KGK 1426: "Pertobatan kepada Kristus, kelahiran kembali dalam Pembaptisan, anugerah Roh Kudus, penerimaan tubuh dan darah Kristus sebagai makanan, membuat kita "kudus dan tidak bercacat... di hadapan Allah" (Ef 1:4) sebagaimana Gereja sendiri, mempelai Kristus adalah "kudus" dan "tanpa kerut" (Ef 5:27). Namun kehidupan baru yang diterima dalam inisiasi Kristen tidak menghilangkan kerapuhan dan kelemahan kodrat manusiawi, dan juga tidak menghilangkan kecenderungan kepada dosa, yang dinamakan "concupiscentia". Kecondongan ini tinggal dalam orang yang dibaptis, supaya dengan bantuan rahmat Kristus mereka membuktikan kekuatan mereka dalam perjuangan hidup Kristen Bdk. DS 1515.. Inti perjuangan ini ialah: kembali kepada kekudusan dan kehidupan abadi, ke mana Tuhan selalu memanggil kita Bdk. DS 1545; LG 40.."

KGK 1457 Gereja menuntut bahwa tiap warga beriman yang sudah mencapai usia mampu untuk membeda-bedakan, mengakukan dosa berat yang ia sadari paling kurang satu kali dalam satu tahun Bdk. CIC, can. 989; DS 1683; 1708.. Siapa yang tahu bahwa ia telah melakukan dosa berat, tidak boleh menerima komuni kudus, juga apabila ia merasakan penyesalan mendalam, sebelum ia menerima absolusi sakramental Bdk. Konsili Trente: DS 1647; 1661., kecuali ada alasan kuat untuk menerima komuni, dan kalau tidak mungkin baginya untuk mengakukan dosa Bdk. CIC, can. 916; CCEO, can. 711.. Anak-anak harus mengaku sebelum mereka menerima komuni kudus untuk pertama kalinya Bdk. CIC, can. 914..

"Siapa yang mengakukan dosanya, sudah bekerja sama dengan Allah. Allah menggugat dosa-dosamu; kalau engkau juga menggugatnya, engkau bergabung dengan Allah. Manusia dan pendosa, seakan-akan harus dibedakan: kalau berbicara tentang manusia, Allahlah yang menciptakannya; kalau berbicara tentang pendosa, manusialah yang menciptakannya. Robohkanlah apa yang telah engkau ciptakan, supaya Allah menyelamatkan, apa yang Ia ciptakan... kalau engkau mulai jijik akan apa yang engkau ciptakan, mulailah karya-karyamu yang baik, karena engkau menggugat karya-karyamu yang buruk. Pengakuan akan karya-karyamu yang buruk adalah awal karya-karyamu yang baik. Engkau melakukan kebenaran dan datang ke dalam terang" (Agustinus, ev. Jo. 12,13).

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi domba-domba-Mu yang baik, yakni yang selalu mendengarkan sabda-Mu dan mengikuti-Mu dengan setia. Amin. -agawpr-

Selasa, 13 Mei 2014 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Selasa, 13 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
      
“Berdoalah rosario setiap hari, agar menghasilkan perdamaian bagi dunia dan berakhirnya peperangan” (St. Perawan Maria; Fatima, 13 Mei 1917)
     

Antifon Pembuka (Why 19:7.6)
   
Marilah kita bergembira dan memuliakan Tuhan, Raja yang Mahakuasa. Alleluya.
    
Doa Pagi

  
Ya Bapa, kasih karunia-Mu justru melimpah ketika Gereja perdana mengalami banyak penganiayaan karena percaya akan Injil. Berilah kami keteguhan hati saat mengalami ketidakadilan sehingga kami dapat mengusahakan perbuatan yang baik dan benar. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    

Penganiayaan terhadap jemaat Allah tidak mematikan mereka. Justru Injil makin tersebar dan warta gembira Kristus membuat banyak orang percaya. Mereka yang percaya tinggal dalam persekutuan. Pengikut Kristus menemukan identitas yang jelas.
     

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:19-26)
  
"Mereka berbicara kepada orang-orang Yunani, dan memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan."
      
Banyak saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia, dan berbicara juga kepada orang-orang Yunani; mereka ini memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Tangan Tuhan menyertai mereka, dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat di Yerusalem itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antikhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!
Ayat. (Mzm 87:1b-3.4-5.6-7; Ul: 1a)
1. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangun-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
2. Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan tentang Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, “Ini dilahirkan di sana.” Tetapi tentang Sion dikatakan, “Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,” dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
3. Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung, “Ini dilahirkan di sana.” Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, “Semua mendapatkan rumah di dalammu.”
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
  
Setiap orang yang bimbang akan sulit mengalami penyelenggaraan Tuhan. Mereka tidak percaya dan memaksakan kehendak Tuhan agar sesuai dengan keinginan mereka.Orang yang percaya bagaikan domba yang mendengar dan mengenal suara gembalanya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:22-30)
  
"Aku dan Bapa adalah satu."
   
Pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem, ketika itu musim dingin, Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Dan orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya, “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Yesus menjawab mereka, “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
 
Orang-orang Yahudi sedang menantikan Mesias. Mereka menaruh harapan pada Yesus tetapi masih bimbang. Mereka minta Yesus berterus terang. Yesus telah mengatakan kepada mereka melalui pekerjaan-pekerjaan-Nya tapi mereka tidak percaya, karena mereka tidak termasuk domba-domba-Nya. Yesus telah berterus terang kepada kita melalui pekerjaan-pekerjaan-Nya. Kita percaya, maka kita termasuk domba-domba-Nya. Bila demikian kita juga percaya bahwa Yesus selalu menyatakan diri-Nya di dalam pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau berkenan memberikan hidup yang kekal bagi setiap orang yang mau percaya kepada-Mu. Terima kasih atas bimbingan-Mu sepanjang hari ini, di mana Engkau mengajarkan kepadaku untuk peka akan suara hati nuraniku dalam mengatasi berbagai persoalan hidup. Amin.
     
“Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]” --- St. Agustinus
  
  
RUAH

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

Senin, 12 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah

Kis 11:1-18; Mzm 42:2-3; 43:3-4; Yoh 10:11-18

"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku."

Yesus menyebut setidaknya ada 2 ciri gembala yang baik, yakni mengenal domba-domba yang digembalakan dan memberikan nyawa bagi mereka. Yang kedua ini saya mengerti sebagai memberikan diri dalam pelayanan. Kedua hal ini berkaitan erat. Sebab, hanya gembala yang mengenal umat yang dilayanilah yang dapat memberikan pelayanan secara tepat sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Kalau gembala tidak mengenal umatnya, bagaimana mungkin ia dapat memberikan pelayanan secara tepat. Maka, amat penting apa yang disebut "pastoral berbasis data". Untuk mendapatkan data, tentu tidak cukup hanya dengan angket dan bitingan, tapi seorang gembala harus mau hadir secara langsung di tengah-tengah umat misalnya melalui kunjungan umat dan misa lingkungan (bukan misa ujud). Yesus sendiri memberi teladan. Ada kalanya banyak orang datang kepada-Nya, namun Ia sendiri juga mendatangi mereka dengan "berkeliling ke semua kota dan desa" (Mat 9:35).

Doa: Tuhan, berilah kami gembala-gembala yang rajin melakukan kunjungan pastoral di tengah-tengah kami, umat-Mu. AmiÆž. -agawpr-

Bacaan Harian 12 - 18 Mei 2014


Bacaan Harian 12 - 18 Mei 2014

Senin, 12 Mei 2014: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3; 43:3,4; Yoh. 10:11-18

Selasa, 13 Mei 2014: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30

Rabu, 14 Mei 2014: Pesta St Matias Rasul (M).
Kis. 1:15-17,20-26; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15:9-17


Kamis, 15 Mei 2014: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20

Jumat, 16 Mei 2014: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6

Sabtu, 17 Mei 2014: Hari Biasa Pekan IV Paskah (P).
Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 14:7-14

Minggu, 18 Mei 2014: Hari Minggu Paskah V (P).
Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; 1Ptr. 2:4-9; Yoh. 14:1-12

Senin, 12 Mei 2014 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 12 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
     
Para gembala jiwa, sambil mempertimbangkan dayaguna pastoral dan ciri khas bahasa mereka sendiri, hendaknya meneliti apakah bagian-bagian dari warisan musik ibadat yang ditulis dalam abad-abad yang silam untuk teks Latin, cocok juga digunakan bukan hanya dalam perayaan-perayaan liturgis dalam bahasa Latin, tetapi juga dalam bahasa pribumi. Sama sekali tidak dilarang bahwa bagian-bagian dalam satu misa yang sama dinyanyikan dalam bahasa yang berbeda., (Musicam Sacram, 51)

Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.
 
Doa Pagi

 
Allah Bapa kami yang mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan nafas kehidupan-Mu yang suci. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-18)
   
"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
    
Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:11-18)
    
"Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
 
Renungan
 
Siapa Yesus bagi kita? Ada banyak jawaban dari masing – masing pribadi. Tanpa kita bertanya pada diri sendiri, Yesus sudah memberikan jawaban pasti kepada kita, siapa sebenarnya diri-Nya untuk kita : “Akulah gembala yang baik” (Yoh 10:11a). Jawaban yang begitu singkat! Namun, apa kita sudah tahu konsekuensi dari pernyataan Yesus itu?

Pada umumnya, kita semua setuju bahwa relasi manusia dengan Tuhan pertama sekali dibangun pada diri sendiri, dengan iman kita mau mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, membangun relasi yang intim dengan Tuhan itu sendiri tidak lepas dari tantangan – tantangan kehidupan (kita menyebutnya sebagai Salib, salib yang harus kita pikul, salib kehidupan). Tak jarang, sekelumit masalah pada hidup kita memaksa kita untuk berpikir “apa yang salah dengan saya, Tuhan? Saya kurang apa? Saya sudah menghadiri Misa setiap minggu, bahkan harian. Apakah saya masih kurang dekat dengan-Mu, Tuhan?” Apa yang sebenarnya kita lupakan? Kita lupa bahwa ternyata Tuhanpun membangun relasi dengan manusia, tidak hanya kita yang membangun relasi dengan Tuhan, Tuhan tidak egois!. Tidak percaya? Sebut saja, pada zaman Perjanjian Lama Allah menyatakan diri-Nya lewat para Nabi dan lebih jauh lagi, kasih Tuhan lebih disempurnakan dengan mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia (Yoh 1:14), dalam segala hal, kecuali dosa. Kita lupa bahwa Tuhan pun terus menjangkau kita. Ini yang disebut sebagai gembala yang baik.
 
Tuhan Yesus menegaskan kembali gembala seperti apa : “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”. Ini yang dilakukan Yesus, Yesus dengan penuh cinta menyerahkan hidup-Nya bagi kita, lantas mengapa kita harus takut dan bimbang dengan semua realitas kehidupan saat ini? Kita khawatir, cemas, takut. Padahal, Tuhan dengan kasih-Nya sendiri benar – benar memberikan rasa aman bagi kita selama kita benar – benar mau dengan tulus hati menjalankan semuanya dengan iman akan Yesus. Kita semua adalah milik Yesus, Yesus pun milik kita semua. Yesus mengenal siapa kita, dan untuk itu kita harus membangun relasi dengan Tuhan dalam iman agar semakin mengenal Yesus (Yoh 10:14). Apakah kita mau mengenal Yesus lebih jauh? Yesus berbeda dengan “… seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu” (Yoh 10:12). Yesus benar – benar memberikan rasa aman setiap saat, maka kita jangan ragu untuk menyerahkan seluruh karya hidup kita kepada Yesus di dalam iman. Mengapa kita harus melakukan ini? Tentu saja! Karena Yesus sudah terlebih dahulu melakukannya. Yesus mengenal kita tidak hanya sebatas sebagai pengikut-Nya, tetapi benar – benar mengenal setiap individu ; sebab sebagai Gembala yang baik Yesus tidak memanggil seluruh domba langsung, tetapi satu per satu agar kita tetap dalam pemeliharaan-Nya (Yoh 10:3). Yesus tidak memandang latar belakang kita! Apakah kita ini “golongan bersunat atau tidak bersunat” seperti yang terjadi dalam Bacaan Pertama (Kis 11:1-18). Ini tidak sama artinya dengan ketika mengikut Yesus maka semua aman – aman saja, semua terkendali, enak, setiap masalah tuntas, pekerjaan terselesaikan dengan baik. Tidak. Yesus memberikan rasa aman dari segala ke-khawatiran dan ketakutan kita. Namun Yesus tidak menuntaskan sekelumit realitas dalam hidup kita, mengapa? Yesus sendiri mengalami bagaimana harus berproses sebagai manusia, Yesus sendiri mengalami bagaimana harus memanggul salib dan menderita untuk kita, namun Yesus tidak pernah lari dari kenyataan yang harus diterima.
 
Yesus ingin kita mengikuti Dia dengan sepenuh hati, sebab Dia adalah gembala baik yang memberikan kita pengasuhan namun juga didikan, kita menanggapi kasih-Nya dengan ikut ambil bagian dalam tugas dan karya dalam hidup kita, berjuang dengan tak pernah putus asa dan tidak ragu bahkan lari dari realitas-realitas yang kurang meng-enakkan dalam hidup kita. Yesus sudah memberikan rasa aman kepada kita setiap saat, tidak hanya disaat kita takut dan ragu. Kita harus menghadapi semua realitas itu bersama Yesus dengan iman, bukan dengan ketakutan dan keraguan. Tidak hanya di saat duka, tetapi di saat sukacita pun kita harus tetap mengandalkan Yesus, sehingga dalam situasi apapun kita dapat berdoa “Tuhanlah Gembalaku, takkan aku kekurangan…”(Mzm 23). Oleh karena itu, marilah kita bersyukur karena kita memiliki Yesus sebagai gembala yang mengenal pribadi kita, dengan bersyukur tidak hanya dalam situasi yang enak dan nyaman saja! Selamat berkarya bersama Yesus dan mengenal Yesus lebih jauh dari yang kita pahami saat ini.


Deus Providebit/Renungan Pagi

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput.

Minggu, 11 Mei 2014
Minggu Paskah IV - Minggu Panggilan

Kis 2:14a.36-41; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; 1 Ptr 2:20b-25; Yoh 10:1-10

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Tugas gembala adalah memelihara domba-domba yang dipercayakan kepadanya. Bentuk pemeliharaan tersebut bisa bermacam-macam, antara lain melindungi dari berbagai macam bahaya, mencukupi kebutuhannya, membimbing di jalan yang benar, dll dengan maksud agar domba-dombanya terjamin dan tidak berkekurangan tetapi mempunyai hidup yang berkelimpahan. Bagi kita, gembala yang sejati adalah Tuhan sendiri sebab Ia telah bersabda, "Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku ... Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya." (Yeh 34:15-16). Tuhan menggembalakan kita tanpa membeda-bedakan. Yang hilang dan yang tersesat, yang luka dan yang sakit, yang gemuk dan yang kuat, semuanya dikasihi dan diperhatikan sesuai dengan situasi dan kebutuhan masing-masing. Kita berdoa, semoga para imam yang telah menerima panggilan khusus dari Tuhan untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam menggembakan umat, juga mempunyai kasih kegembalaan yang demikian. Semoga para imam menggembalakan umat sebagaimana yang seharusnya, yakni dengan sikap dasar kasih kepada semua yang tanpa membeda-bedakan kendati harus memberi perhatian dan pelayanan sesuai situasi dan kebutuhan masing-masing.

Doa: Tuhan, berkatilah para gembala kami agar mempunyai kasih seperti kasih-Mu kepada kami. Pilihlah pula dari antara kami untuk menjadi imam-Mu supaya kami jangan sampai kekurangan gembala yang Kautus mewakili-Mu dalam menggembalakan kami. Amin. -agawpr-

Kobus: Hidup dalam Kelimpahan


Minggu, 11 Mei 2014 Hari Minggu Paskah IV (Hari Minggu Panggilan)

Minggu, 11 Mei 2014
Hari Minggu Paskah IV (Hari Minggu Panggilan)
   
“Setiap tindakan pelayanan, yang menghantar pada cinta dan pelayanan Gereja, harus mendorong untuk semakin menumbuhkan kasih dan pelayanan kepada Yesus Kristus sebagai Kepala, Gembala dan Mempelai Gereja, suatu kasih yang selalu menjadi suatu jawaban atas Kasih Allah yang bebas dan cuma-cuma dalam diri Yesus Kristus” (St. Yohanes Paulus II, Pastores Dabo Vobis, no.25).
   
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
 
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, dan langit dijadikan oleh sabda-Nya. Alleluya.
  
atau
 
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
 
Doa Pagi
 
Allah, Engkau telah menebus kawanan-Mu dengan darah terindah Putra-Mu. Berkenanlah memperhatikan domba-domba-Mu dan sudilah menempatkan mereka di padang penggembalaan yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 2:14a.36-41)
  
"Allah telah membuat Yesus menjadi Tuhan dan Kristus."
      
Pada hari Pentakosta bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, Saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini!” Orang-orang yang menerima perkataan Petrus itu memberi diri dibaptis, dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
  
Bacaan dan Surat Pertama Rasul Petrus (2:20b-25)
    
"Kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu."
    
Saudara-saudara terkasih, jika kamu berbuat baik dan karena itu harus menderita, itu adalah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu muslihat pun tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki. Ketika menderita, Ia tidak mengancam, tetapi menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah disembuhkan. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh: 10:14)
Akulah gembala yang baik! Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)
      
"Akulah pintu kepada domba-domba."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya; ia memanggil dombanya, masing-masing menurut namanya, dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-dombanya itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
    
Judul hari ini adalah “Gembala dan Pintu?” Mengapa ada tanda anya? Karena pada zaman sekarang kedua hal ini tidak lagi mudah dipahami. Dunia penggembalaan sudah jauh berbeda pemahamannya dengan dahulu. Demikian juga halnya pemahaman akan makna pintu. Bagaimana perumpamaan Yesus hari ini dapat kita pahami?

Pertama, tentang gembala domba. Di Palestina gembala memiliki keunikan sendiri. Mereka biasanya berpenampilan sederhana, dengan peralatan sederhana, serta membawa bekal dalam kantong kulit. Hubungan antara domba dan gembala sangat uni. Di Palestina domba tidak untuk disembelih, melainkan untuk diambil bulu wolnya. Rentang waktu penggembalaan sampai bertahun-tahun, dan seringkali domba mempunyai nama sapaan masing-masing yang menerangkan keunikannya.

Jika domba hendak memasuki kandang pada akhir hari, gembala dengan cepat memeriksa apakah domba mendapatkan luka selama hari itu. Sehingga, ia mengenal betul dombanya. Sebaliknya, dombanya mengenal suara gembala. Gembala tahu benar menuntun domba ke padang rumput dan ia akan melindungi domba dari serangan binatang buas dan para penyamun. Sebagaimana gembala, demikian Yesus mengenal umat-Nya, menuntunnya ke padang rumput yang hijau, dan menjaganya dari serangan binatang buas dan para penyamun.

Kedua, tentang pintu. Berhubungan dengan dunia penggembalaan sering kita menggembalakan domba, gembala tidak membawa pulang dombanya ke kandang utama, melainkan mendirikan semacam kandang sementara yang hanya memiliki satu pintu masuk kecil. (Katekismus Gereja Katolik, No. 754 menjelaskan: “Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus Bdk. Yoh 10:1-10. Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan Bdk. Yes 40:11, Yeh 34:11-31., akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para gembala Bdk. Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4., yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62) Bdk. Yoh 10:11-15.”) Pada malam hari gembala akan tidur di pintu masuk tersebut, sehingga tidak ada satu pun domba pun yang dapat keluar atau masuk, jika tidak melalui pintu itu.

Pintu itulah Yesus. Hanya melalui Dia, manusia masuk ke kedamaian kawanan dan keluar ke kebahagiaan padang rumput yang hijau. Bagi kita orang Katolik, pemahaman Yesus sebagai Gembala sejati, yang menuntun kita ke padang rumput yang hijau dan menjaga kita dari segala marabahaya, serta sebagai Pintu, yang menjadi jalan satu-satunya menuju Kerajaan Allah, harus berurat-berakar kuat di dalam iman kita. Hanya dengan mengimani Yesus seperti itulah, kita akan bertahan dari segala godaan pencuri dan penyamun.(Cafe Rohani)

Gereja itu apostolik, karena ia didirikan atas para Rasul dalam tiga macam arti:
•    ia tetap "dibangun atas dasar para Rasul dan para nabi" (Ef 2:20) Bdk. Why 21:14., atas saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Kristus sendiri Bdk. misalnya Mat 28:16-20; Kis 1:8, 1 Kor 9:1; 15:7-8; Gal 1:1.;
•    dengan bantuan Roh yang tinggal di dalamnya, ia menjaga ajaran Bdk. Kis 2:42., warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para Rasul dan meneruskannya Bdk. 2 Tim 1:13-14..
•    ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul sampai pada saat kedatangan kembali Kristus - dan justru oleh mereka yang mengganti para Rasul dalam tugasnya sebagai gembala: Dewan para Uskup, "yang dibantu para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus, gembala tertinggi Gereja" (AG 5).
"Engkaulah Gembala kekal yang tidak pernah meninggalkan kami, kawanan-Mu, tetapi selalu menjaga dan melindungi dengan perantaraan para Rasul-Mu. Engkau telah melantik para Rasul itu sebagai gembala yang memimpin kawanan-Mu, yaitu umat yang percaya kepada Putra-Mu" (MR, Prefasi Rasul). (Katekismus Gereja Katolik, No. 857)

Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.

Sabtu, 10 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
 
Kis 9:31-43; Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Yoh 6:60-69
  
Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Pada waktu SD, saya mempunyai beberapa guru yang dapat dikatakan galak, yang kalau marah seringkali mengeluarkan kata-kata wejangan yang keras dan pedas. Bahkan, kadang kala menggebrak meja atau memukul murid dengan tuding atau penggaris. Namun, pada waktu itu, tak ada seorang pun dari kami yang kemudian meninggalkan kelas atau keluar dari sekolah. Juga tidak ada di antara kami atau orangtua kami yang kemudian melaporkannya ke polisi. Kami, paling tidak saya waktu itu menyadari bahwa kata-kata wejangan yang keras dengan disertai kemarahan tersebut merupakan salah satu cara yang baik untuk menggembleng kami. Meskipun harus mendengar kata-kata keras, tapi kami butuh ilmu di tingkat SD itu demi hidup dan masa depan kami. Demikian juga, saya memahami kata-kata dan pengajaran Yesus yang dianggap keras sebagai salah satu cara bagi Tuhan untuk mendidik dan menggembleng para murid sehingga mereka sungguh militan. Sebagai murid-murid-Nya di zaman sekarang, kadang kita pun mengalami gemblengan yang keras, misalnya lewat penderitaan, persoalan hidup, masalah dan ujian-ujian hidup yang lain. Mungkin, hal-hal tersebut juga sempat membuat iman kita goyah, ingin meninggalkan Tuhan. Namun, kita sadar bahwa untuk selamat kita membutuhkan Tuhan sehingga tidak mungkin kita meninggalkan-Nya.

Doa: Tuhan, Engkaulah sumber dan jaminan hidup kami di dunia maupun di akhirat. Semoga, seberat dan sekeras apa pun jalan yang harus kami tempuh untuk mengikuti-Mu, kami tetap setia sebagaimana Engkau selalu setia kepada kami. Amin. -agawpr-

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

Sabtu, 10 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah

Bacaan silahkan lihat (di sini)

 Dalam hidup kita sering mendengarkan kata-kata yang keras dan pedas. Reaksi atas hal ini bisa berbeda. Mereka yang ‘berdarah panas’, biasanya langsung menanggapi dengan keras. Sikap demikian yang muncul dalam diri para murid dalam kisah Injil hari ini. Banyak yang ‘berdarah panas’, marah dan akhirnya meninggalkan Yesus, kembali ke rumah masing-masing.

Apa yang membuat sikap ini terjadi? Kita harus membaca kembali bacaan kemarin, tentang “Roti Hidup”. Orang yang mau selamat harus bersekutu dengan-Nya, dengan menyantap Tubuh-Nya. Orang-orang Yahudi protes. Setiap pribadi bisa sampai kepada Allah secara langsung. Maka, ketika Yesus ini mengatakan bahwa hidup abadi hanya didapatkan dengan mengikuti Dia dan lewat Dia, bagi mereka hal itu merupakan penghujatan kepada Allah! Inilah yang membuat mereka banyak meninggalkan Yesus. Mereka tidak menerima Yesus sebagai Mesias yang telah diutus Allah untuk membebaskan umat manusia dari belenggu dosa dan maut. Mereka hanya mau menerima Dia sebagai raja dunia yang mengenyangkan seperti saat menerima makanan dari Yesus; dan seperti nenek moyang mereka yang menerima manna. Pemikiran yang sangat duniawi!

Bisa jadi, itulah sikap beriman kita. Kita mau menerima Allah yang hanya memenuhi keinginan dan kepentingan kita. Kita ingin mengatur Allah demi kehidupan duniawi kita. Coba saja ingat doa-doa yang kita panjatkan, kerapkali bersifat duniawi. Berilah kesehatan, rezeki, kesenangan, jauhkan dukacita dan kesedihan; dan banyak lagi permintaan bersifat jasmani. Coba refleksikan, ketika semua diterima, adalah rasa syukur dan merasa cukup? Tidak, kita terus merasa kekurangan.

Tuhan kerapkali memberi sesuatu “yang keras” dalam kehidupan kita, seperti dukacita, kegagalan, ketidakmampuan dan sejenisnya. Sendirian kita memang kerap lemah. Maka kita harus bersekutu dengan Allah lewat santapan rohani, Tubuh-Nya yang kita terima lewat Sakramen Mahakudus. Kesatuan itu kemudian berbuah lewat persekutuan keluarga, di mana kita dapat saling meneguhkan dan membahagiakan. Jika kondisi keluarga seperti itu, maka akan menjadi tempat pertumbuhan bagi putra-putri kita untuk panggilan khusus sebagai imam atau biarawan-biarawati. Bagaimana dengan keluarga kita? (Pahala Hasudungan, O.Carm/Cafe Rohani)

Sabtu, 10 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Sabtu, 10 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
            
Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)
    
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
     
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
       
Doa Pagi  
      
Allah Bapa yang Mahamurah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau menganugerahkan kehidupan kekal kepada kami. Kami mohon, tariklah diri kami untuk selalu dekat dengan-Mu dan selalu rindu untuk tinggal bersama-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Perjalanan Petrus adalah perjalanan kasih yang menyelamatkan. Orang yang sakit disembuhkannya dan yang mati dijadikannya hidup kembali. Kehadirannya menampakkan kehadiran Kristus.
       
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
    
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
   
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
    
Perkataan Yesus tentang Roti hidup menguji dan memurnikan kesediaan untuk mengikuti Kristus. Bersama keduabelas murid Yesus setiap orang ditantang untuk setia sampai akhir.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
   
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
    
Pernyataan Yesus tentang diri-Nya dirasa sangat keras sehingga membuat banyak orang yang mengikuti Dia bersungut-sungut. Lalu mereka mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Bagaimana perasaan kita? Apakah kita merasa bahwa perkataan Yesus ini keras? Apakah kita juga mau mengundurkan diri? Tidak! Bersama Petrus kita berkata, “Kepada siapa kami akan pergi? Kami percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh 6:68-69)
  
Doa Malam
    
Tuhan, kendalikanlah keinginan-keinginan yang tidak teratur dari padaku. Semoga apa yang ada di dunia ini, kupakai sejauh membantu dan menjadi sarana saja untuk mencapai tujuan hidupku yaitu keselamatan di dalam Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.
    
RUAH

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Jumat, 09 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
     
Kis 9:1-20; Mzm 117:1bc.2; Yoh 6:52-59
       
Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Pada tahun 1263, ada seorang imam bernama Petrus dari Prague yang mengalami krisis iman. Akibat ajaran sesat dari bidaah yang dipimpin Berengarius, ia mengalami keraguan bersar bahwa roti ekaristi yang telah dikonsekrir benar-benar Tubuh Kristus. Maka, ia bermaksud mengadakan perjalanan ziarah ke makam St. Petrus di Roma dengan harapan mendapat pencerahan. Dalam peziarahan tersebut, ia singgah di Bolsena, sebuah kota kecil sebelah utara Roma dan merayakan Ekaristi di Gereja St. Kristina. Pada saat konsekrasi, ketika ia mengucapkan kata-kata, “Inilah Tubuh-Ku,” hosti di tangannya berubah menjadi daging dan mengucurkan darah yang menetes ke korporal. Segera, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Paus Urbanus IV. Paus pun kemudian menegaskan bahwa mukjizat teresebut merupakan jawaban pasti atas keraguan Rm. Petrus sekaligus mematahkan ajaran sesat dari Berengarius. Yesus Kristus sungguh-sungguh hadir dalam hosti suci yang telah dikonsekrir dalam Misa. Dia benar-benar makanan bagi kita. Setiap kali kita menerima komuni, kita memakan-Nya sehingga kita mendapatkan hidup dari-Nya. Sebagaimana kalau kita makan nasi dengan segala lauk pauknya, kita mendapatkan energi dan kehidupan dari makanan tersebut; demikian pula dengan makan Tubuh Kristus kita pun mendapatkan energi dan kehidupan dari-Nya. Sebagaimana kalau misalnya kita makan petai, maka keringat, urine, dan mulut kita bau petai; demikian pula hendaknya dengan makan Tubuh Kristus, seluruh diri kita juga bau Yesus. Artinya, pikiran, perasaan, perkataan dan tindakan-tindakan kita sungguh dijiwai oleh Yesus sendiri yang senantiasa mengasihi, melayani, mengampuni dan mengorbankan diri.


Doa: Bapa, kami bersyukur karena melalui sakramen Ekaristi, Putera-Mu Yesus Kristus menjadikan diri-Nya sebagai makanan bagi kami. Semoga hidup kami dijiwai oleh-Nya sehingga kami semakin mampu untuk mengasihi, melayani, mengampuni dan rela berkorban. Amin. -agawpr-

Jumat, 09 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Jumat, 09 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
    
Menjadi hak sekalian umat beriman bahwa liturgi, khususnya perayaan Misa Kudus, dilangsungkan sungguh sesuai dengan hasrat Gereja, sesuai dengan penetapan-penetapannya seperti di gariskan dalam buku-buku liturgi dan dalam hukum-hukum dan peraturan lainnya, demikian pula, umat katolik berhak untuk sebuah kurban Misa Kudus yang dirayakan bagi mereka secara utuh, sesuai dengan Ajaran Gereja, dan akhirnya, adalah hak komunitas katolik bahwa Ekaristi yang Maha Kudus itu dilaksanakan baginya sedemikian rupa sehingga sungguh mencolok sebagai sakramen kesatuan, seraya menjauhkan segala cela dan ulah yang dapat menimbulkan perpecahan dalam Gereja. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 12)

     
Antifon Pembuka (Why 5:12)
    
Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi ini, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
        
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. 
Demikianlah sabda Tuhan 
U. Syukur kepada Allah.
       
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
   
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
        
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman."
      
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Bagaimana reaksi kita, kalau Yesus berkotbah di gereja, demikian “Jika kamu tidak makan daging-Ku dan minum darah-Ku, kamu tidak memiliki hidup dalam dirimu... daging-Ku benar-benar makanan dan darah-Ku benar-benar minuman.” (ay. 53-55). Apakah kita bisa percaya? Mungkin kita hanya menganggap angin lalu dan acuh tak acuh, atau mendengarkan tanpa mempedulikan isinya; atau bahkan kita pergi ke luar gereja dan berpura-pura ke kamar mandi, sambil menggerutu sendirian, “Dasar pengkotbah gila!”
  
Untunglah, Sabda itu sudah masuk dalam kanon Kitab Suci, sehingga kita tak merasa perlu banyak bertanya, walau tidak paham akan maksud Yesus itu. Sabda Yesus tersebut menjadi terang-benderang, jika kita tempatkan dalam peristiwa Perjamuan Terakhir. Yesus mendirikan Sakramen Ekaristi sebagai kenangan akan karya penebusan-Nya. Tubuh Yesus yang dikurbankan di kayu salib benar-benar berubah wujud menjadi makanan, dalam rupa roti tak beragi. Darah Yesus yang ditumpahkan bagi manusia demi pengampunan dosa benar-benar menjadi minuman, dalam rupa anggur. Tubuh dan darah-Nya harus bisa dimakan dan diminum, agar menjadi kenangan akan karya penebusan bagi yang menyantap-Nya.
  
Itu logika ‘terbalik’ dari penjelasan Ekaristi yang kita ketahui dalam buku-buku Katekismus. Selama ini, kita mendapatkan satu sisi penjelasan, demikian: Dalam konsekrasi, kita mengimani bahwa roti dan anggur, diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, lewat tangan imam yang mengkonsekrasi. Namun, tak menyalahi dogma Gereja, jika kita memperkaya penjelasan tentang Ekaristi tersebut demikian: Saat konsekrasi, Yesus mengejawantah (berinkarnasi) dalam rupa roti dan anggur yang sudah disiapkan. Dengan demikian, tubuh-Nya benar-benar menjadi makanan, dan Darah-Nya benar-benar menjadi minuman. Dengan kata lain, demi menjadikan tubuh-Nya sebagai makanan dan darah-Nya menjadi minuman, Yesus rela berinkarnasi dalam rupa roti dan anggur.
   
“Oleh konsekrasi terjadilah perubahan [transsubstansiasi] roti dan anggur ke dalam tubuh dan darah Kristus. Di dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrir itu Kristus sendiri, Dia yang hidup dan dimuliakan, hadir sungguh, nyata, dan secara substansial dengan tubuh-Nya, darah-Nya, jiwa-Nya, dan kodrat ilahi-Nya Bdk. Konsili Trente: DS 1640; 1651..” (Katekismus Gereja Katolik, 1413)

Apa pun penjelasan misteri Ekaristi, dan bagaimana pun cara mengungkapkannya, yang terpenting kita harus berpegang teguh pada Sabda Yesus Kristus, Allah Putra yang menjadi manusia itu sendiri (Mat 26:26-29). Iman akan Sabda-Nya tersebut menjadikan kita pewaris kehidupan kekal, dan akan dibangkitkan pada akhir zaman.

Adrian Pristio, O.Carm/CAFE ROHANI

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"

Kamis, 08 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
 
Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9.16-17.20; Yoh 6:44-51
   
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"

Menjadi Katolik adalah panggilan. Artinya, Tuhanlah yang memanggil kita untuk menjadi umat-Nya sebagaimana ditegaskan oleh Yesus bahwa Bapalah yang menarik kita untuk datang kepada-Nya dan menjadi murid-Nya. Kita disebut Kristiani karena kita adalah pengikut Kristus. Ada 2 hal yang baik untuk kita renungkan. Pertama, kalau dikatakan bahwa kita menjadi murid Kristus karena ditarik oleh Bapa, apakah bagi kita Tuhan dengan segala misteri, kehendak dan hukum-Nya selalu menarik? Kalau menarik, tentunya kita selalu memberi perhatian kepada-Nya dan selalu meluangkan waktu untuk-Nya. Yang kedua, panggilan Tuhan itu terus-menerus berlangsung. Tuhan menarik, memanggil dan mengundang kita melalui banyak cara yang aktual. Selain melalui dorongan hati nurani dan kenginan-keinginan untuk meningkatkan penghayatan hidup rohani seperti berdoa, membaca Kitab Suci, aktif ke Gereja, dll., untuk zaman sekarang, Tuhan juga menyapa dan mengundang kita melalui pengumunan di gereja, melalui undangan atau sms atau bbm dari pengurus lingkungan untuk ikut kegiatan lingkungan, latihan kor, pendalaman iman, rosario, dll., termasuk undangan untuk terlibat aktif dalam masyarakat sebagai perwujudan iman. Bagaimana sikap kita terhadap undangan-undangan tersebut? Apakah kita merasa tertarik sehingga memperhatikan, menempatkannya dalam skala prioritas hidup kita dan memenuhinya?

Doa: Tuhan, Engkau menarik dan mengundang kami untuk datang kepada-Mu. Semoga, kami sungguh memberi perhatian pada-Mu dan pada undangan-Mu itu sehingga selalu tergerak untuk memenuhinya. Amin. -agawpr-

Akulah Roti Hidup

Ada suatu kisah menarik dalam hubungan dengan perkataan Yesus mengenai “Akulah Roti Hidup” ini. Ketika Misa Sabtu sore selesai, seorang anak muda cepat-cepat menjumpai saya. Kemudian dia berkata, “Romo, hidup rohani saya mungkin sangat kering. Ketika saya memandang “hosti” yang diangkat romo di altar waktu Misa, saya tidak merasa apa-apa. Saya hanya lihat, itu roti biasa.” Ketika mendengar ungkapan yang sungguh tulus dari anak muda ini, saya hanya tersenyum. Lalu, saya mengajak dia masuk ke kantor saya.

 Ketika berada di kantor, saya pun tidak berbicara banyak pada dia. Saya hanya meminta padanya untuk mengikuti Misa setiap hari, walaupun kehidupan rohaninya sungguh kering. Saya katakan padanya, “OK, kamu merasa kehidupan rohanimu kering kerontang. Saya minta kamu ikut saja setiap Misa dan tanpa berkata apa-apa. Pandang saja ke altar, ketika imam mengangkat “piala” dan “hosti” itu.” Dia pun mengikuti nasihat saya ini. Dengan taat dan rajin, setiap Minggu, bahkan setiap hari, dia selalu mengikuti perayaan Ekaristi atau Misa di paroki. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Saya menunggu, apa yang akan terjadi dalam kehidupan rohaninya, saat dia dengan tekun mengikuti perayaan Misa.

 Akhirnya, sekarang dia sungguh mulai menyadari bahwa memang benar Hosti dan Anggur itu adalah Tubuh dan Darah Yesus sendiri. Dia sangat percaya dan yakin! Dia mengatakan bahwa dalam Ekaristi, Yesus tidak memberi kita suatu “barang”, tetapi diri-Nya sendiri, “Akulah roti hidup!” Dia memberikan Tubuh-Nya sendiri dan mencurahkan Darah-Nya sendiri bagi kita. Anak muda tersebut telah “mengalami” peristiwa yang mengubah pandangannya tentang Ekaristi.

 Sebagai orang Katolik, kita pantas bersyukur karena selalu diberi kesempatan untuk bisa bersatu dengan Yesus melalui Ekaristi. Dalam Sakramen Ekaristi, Tuhan Yesus Kristus memberikan anugerah sangat besar kepada setiap orang yang mengimani-Nya, yaitu Tubuh dan Darah-Nya sendiri, dalam rupa roti dan anggur. Maka, mari kita rajin dan tekun merayakan Ekaristi dengan penuh iman. Sebab, dalam Ekaristi itulah kita diundang oleh Tuhan untuk bersatu dengan Dia secara sakramental, tanpa kata, demi keselamatan kita dan umat manusia lainnya. (Alberto Djono Moi, O.Carm/Cafe Rohani)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy