| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Akulah Roti Hidup

Ada suatu kisah menarik dalam hubungan dengan perkataan Yesus mengenai “Akulah Roti Hidup” ini. Ketika Misa Sabtu sore selesai, seorang anak muda cepat-cepat menjumpai saya. Kemudian dia berkata, “Romo, hidup rohani saya mungkin sangat kering. Ketika saya memandang “hosti” yang diangkat romo di altar waktu Misa, saya tidak merasa apa-apa. Saya hanya lihat, itu roti biasa.” Ketika mendengar ungkapan yang sungguh tulus dari anak muda ini, saya hanya tersenyum. Lalu, saya mengajak dia masuk ke kantor saya.

 Ketika berada di kantor, saya pun tidak berbicara banyak pada dia. Saya hanya meminta padanya untuk mengikuti Misa setiap hari, walaupun kehidupan rohaninya sungguh kering. Saya katakan padanya, “OK, kamu merasa kehidupan rohanimu kering kerontang. Saya minta kamu ikut saja setiap Misa dan tanpa berkata apa-apa. Pandang saja ke altar, ketika imam mengangkat “piala” dan “hosti” itu.” Dia pun mengikuti nasihat saya ini. Dengan taat dan rajin, setiap Minggu, bahkan setiap hari, dia selalu mengikuti perayaan Ekaristi atau Misa di paroki. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Saya menunggu, apa yang akan terjadi dalam kehidupan rohaninya, saat dia dengan tekun mengikuti perayaan Misa.

 Akhirnya, sekarang dia sungguh mulai menyadari bahwa memang benar Hosti dan Anggur itu adalah Tubuh dan Darah Yesus sendiri. Dia sangat percaya dan yakin! Dia mengatakan bahwa dalam Ekaristi, Yesus tidak memberi kita suatu “barang”, tetapi diri-Nya sendiri, “Akulah roti hidup!” Dia memberikan Tubuh-Nya sendiri dan mencurahkan Darah-Nya sendiri bagi kita. Anak muda tersebut telah “mengalami” peristiwa yang mengubah pandangannya tentang Ekaristi.

 Sebagai orang Katolik, kita pantas bersyukur karena selalu diberi kesempatan untuk bisa bersatu dengan Yesus melalui Ekaristi. Dalam Sakramen Ekaristi, Tuhan Yesus Kristus memberikan anugerah sangat besar kepada setiap orang yang mengimani-Nya, yaitu Tubuh dan Darah-Nya sendiri, dalam rupa roti dan anggur. Maka, mari kita rajin dan tekun merayakan Ekaristi dengan penuh iman. Sebab, dalam Ekaristi itulah kita diundang oleh Tuhan untuk bersatu dengan Dia secara sakramental, tanpa kata, demi keselamatan kita dan umat manusia lainnya. (Alberto Djono Moi, O.Carm/Cafe Rohani)

Kamis, 08 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Kamis, 08 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
  
Liturgi tidak pernah menjadi milik pribadi siapa pun, baik itu selebran atau komunitas dimana misteri dirayakan – St. Yohanes Paulus II: “Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja”

     
Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)
     
Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.
  
Doa Pagi

    
Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur karena Yesus Kristus, Putra-Mu adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan yang memberi hidup bagi kami. Kami rindu untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang kami terima dalam Ekaristi sebagai bukti bahwa Yesus berbagi kasih kepada manusia. Semoga kenangan yang luhur ini membuat kami semua semakin berani berbuat kasih kepada sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
   
Firman Tuhan menghantar sida-sida kepada pertobatan dengan mau memberi diri dibaptis. Rahmat baptis menghantar pengenalan akan Sang Juruselamat dan iman akan Dia itu menyelamatkan.
   

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)

   
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
    
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.
   
Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
 
Yesus Kristus adalah roti hidup yang menghantar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Yesus memberikan diri-Nya bagi kehidupan dunia. Siapa yang percaya kepada-Nya akan hidup selama-lamanya.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
   
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
       
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Yesus menyatakan diri-Nya sebagai roti yang turun dari surga, yang dianugerahkan untuk kehidupan dunia. Barangsiapa yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan hidup selama-lamanya. Apakah ketika kita menyambut Tubuh dan Darah Yesus kita sungguh yakin bahwa kita makan Tubuh dan Darah Yesus? Apakah ada kemajuan yang sangat berarti yang telah kita capai karena makan Tubuh dan Darah-Nya?

Doa Malam

Tuhan, berilah kesadaran kepada kami semua agar Sakramen Ekaristi semakin menjadi pusat hidup kami. Berkatilah agar umat-Mu memiliki kerinduan yang dalam akan Ekaristi, sehingga senantiasa mengusahakan untuk hadir menimba kekuatan baru, jika tidak bisa setiap hari, setidaknya pada hari Minggu. Amin.
  
“Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami… Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.” -- St. Yustinus, Martir
     
 
RUAH

Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.

Rabu, 07 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
         
 Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40
 
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
   

Rm. Agoeng, seorang kawan sekaligus guru saya mempunyai motto "melihat yang tak terlihat". Penghayatan atas motto ini membuat banyak yang tampaknya biasa bahkan remeh menjadi keren, istimewa, luar biasa dan inspiratif. Untuk "melihat yang tak terlihat" ini tentunya tidak cukup hanya dengan mata indrawi tetapi lebih-lebih mata hati atau mata iman yang memampukan kita untuk merefleksikan dan memaknai hal-hal yang dilihat secara indrawi sehingga tersingkaplah apa yang ada dibaliknya. Injil hari ini juga mengundang kita untuk "melihat yang tak terlihat". Allah Bapa menghendaki agar kita melihat Anak-Nya, yakni Yesus Kristus, dan percaya kepada-Nya supaya kita memperoleh hidup yang kekal. Bagaimana mungkin pada zaman sekarang kita dapat melihat Yesus yang tidak terlihat secara fisik. Kalau hanya menggunakan mata indrawi tentu tidak mungkin. Namun kita mempunyai mata iman yang memampukan kita untuk melihat-Nya melalui apa yang kita lihat secara indrawi. Hal ini amat jelas dalam Ekaristi. Ketika mata indrawi kita melihat hosti diberkati, mata iman kita melihatnya sebagai Tubuh Kristus sebagaimana ditegaskan oleh Santo Yohanes Paulus II, "Dalam roti dan anggur, janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya: iman memastikan bagimu, kendati indera menunjuk kepada yang lain." (EE 14). Tentu dalam banyak kesempatan lain, dengan kepekaan mata iman kita, kita pun mampu melihat Tuhan, misalnya dalam diri sesama (bdk. Mat 25:40).

Doa: Tuhan, semoga mata iman kami semakin peka untuk melihat Engkau dalam hidup kami sehari-hari, terutama dalam Ekaristi. Amin. -agawpr-
 

Rabu, 07 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 07 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
      
Orang yang sudah lahir tidak dapat kembali dalam rahim ibu yang melahirkannya. Pembaptisan adalah kelahiran baru -- St. Yustinus, Martir
        
Antifon Pembuka (Mzm 71:8.23)
  
Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
  
Doa Pagi
  
Ya Allah, beriman kepada-Mu dan menjadi saksi cinta kasih-Mu ternyata membutuhkan perjuangan terus-menerus. Karena itu, berikanlah rahmat-Mu untuk menjalani hidup ini meski rintangan dan godaan selalu menanti. Sebab yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
   
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
    
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
   
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
    
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Tidak ada orang yang mau menderita sakit, setiap orang pasti ingin sehat. Ketika sakit orang pasti akan berusaha apapun untuk bisa sembuh dan sehat kembali. Berbagai upaya medis dilakukan, pengobatan alternatif dijalani, bahkan juga doa-doa untuk memohon kesembuhan dipanjatkan.
  
Rasul Filipus pergi ke salah satu kota di Samaria untuk memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Sambil memberitakan Mesias ia juga menyembuhkan banyak orang. Banyak orang yang kerasukan roh jahat dibebaskan oleh Filipus dalam nama Yesus, dan juga banyak orang lumpuh dan orang timpang disembuhkan. Berkat pewartaan Filipus dan juga berkat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang terjadi, banyak orang mengalami sukacita, kemudian mereka dengan bulat hati menerima Yesus Kristus sebagai Mesias. Mereka menerima Mesias, mereka disembuhkan, dan mereka mengalami sukacita.


Yesus bersabda ”Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan kubuang. Setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman”.

Kita semua datang kepada Yesus karena Dia adalah Roti Hidup yang turun dari surga. Dia datang untuk memberikan kehidupan, harapan kepada yang putus asa, dan kesembuhan kepada yang sakit. Dia datang untuk memberikan sukacita kepada kita.

Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang untuk memberikan sukacita kepadaku. Semoga sukacita yang aku peroleh mampu dibagikan kepada sesamaku, sehingga semakin banyak orang mengalami kasih-Mu. Amin. 
 
 
KATEKESE LITURGI: 
CARA PENERIMAAN KOMUNI DUA RUPA
(untuk imam)
PUMR No. 242.  Sesudah menyelesaikan doa sebelum komuni, selebran utama berlutut, lalu mundur beberapa langkah. Kemudian konselebran satu per satu maju ke tengah, berlutut dan dengan khidmat mengambil Tubuh Kristus dari Altar. Hosti di pegang dengan tangan kanan yang ditopang dengan tangan kiri. Lalu mereka kembali ke tempat masing-masing. Akan tetapi, menurut cara lain, para konselebran dapat tetap tinggal pada tempat masing-masing dan mengambil Tubuh Kristus dari patena yang disampaikan oleh selebran utama atau konselebran lain kepada masing-masing konselebran atau yang diedarkan dari konselebran yang satu kepada yang lain.

PUMR No. 243.    Kemudian selebran utama mengambil hosti yang dikonsekrasikan dalam perayaan Misa yang bersangkutan. Dengan menghadap ke arah umat, ia mengangkatnya sedikit di atas patena atau di atas piala, sambil mengucapkan: "Inilah Anakdomba Allah..." Bersama-sama dengan para konselebran dan umat, ia melanjutkan "Ya Tuhan, saya tidak pantas....."

PUMR No. 244.    Lalu selebran utama dengan menghadap ke arah altar berdoa dalam hati Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku. Setelah itu ia menyambut Tubuh Kristus dengan khidmat. Hal yang sama dilakukan oleh para konselebran. Sesudah itu diakon menyambut Tubuh Kristus dari tangan selebran utama.

PUMR No. 245.    Darah Kristus dapat disambut dengan bermacam-macam cara: Dapat di minum langsung dari piala, atau dengan menggunakan pipa kecil atau sendok, ataupun dengan mencelupkan hosti ke dalam piala.

PUMR No. 246.    Kalau komuni Darah Kristus dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, maka dapat diikuti salah satu cara di bawah ini :
a. Selebran utama mengambil piala dan berdoa dalam hati: Semoga Darah Kristus selalu melindungi aku. Sesudah minum sedikit, piala diberikan kepada diakon atau seorang imam konselebran. Kemudian selebran utama membagikan komuni kepada umat (bdk.no.160-162). Para konselebran menghampiri altar satu persatu, atau, kalau ada dua piala, berdua-dua, berlutut,, lalu menyambut Darah Kristus. Sesudah menyambut, mereka langsung membersihkan bibir piala, lalu kembali ke tempat duduk.
b. Selebran utama tetap berdiri pada tempatnya menghadap ke arah altar dan menyambut Darah Kristus. Para konselebran juga tetap berdiri pada tempatnya masing-masing dan menerima piala dari tangan diakon atau salah seorang konselebran. Piala juga dapat diedarkan dari konselebran yang satu kepada yang lain. Setiap kali seorang konselebran minum dari piala, hendaknya bibir piala itu dibersihkan, entah oleh orang yang minum itu sendiri, entah oleh orang yang menyerahkannya. Sesudah menyambut, masing-masing kembali ke tempat duduk.   
   
Komuni dalam dua rupa selalu diizinkan "bagi Imam-Imam yang tidak dapat merayakan Misa atau ikut dalam konselebrasi". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 99)
 
CARA PENERIMAAN KOMUNI DUA RUPA 
(untuk umat, termasuk akolit, diakon dan prodiakon)
 
PUMR No. 284.    Kalau komuni dilaksanakan dalam dua rupa :
a. Seturut ketentuan, piala dilayani oleh diakon atau, kalau tidak ada diakon, oleh seorang imam. Dapat juga piala dilayani oleh akolit yang dilantik secara liturgis atau oleh pelayan komuni tak-lazim. Kalau terpaksa, piala juga dapat dilayani oleh anggota jemaat yang diberi tugas hanya untuk kesempatan yang bersangkutan;
b. Seluruh sisa Darah Kristus diminum pada altar oleh imam atau diakon atau akolit yang dilantikyang pada waktu itu melayani piala dan kemudian membersihkan serta mengatur kembali bejana-bejana kudus seperti biasa.

Komuni hendaknya dapat diterimakan hanya dalam wujud roti kepada umat beriman yang barangkali menginginkannya.

PUMR No. 285.    Yang harus disiapkan untuk komuni-dua-rupa ialah :
a. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, hendaknya disiapkan beberapa piala atau satu piala yang cukup besar. Tetapi, hendaknya diusahakan jangan sampai Darah Kristus tersisa terlalu banyak;
b. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam piala, hendaknya disiapkan hosti, hosti yang tidak terlalu kecil dan tipis, tetapi lebih tebal dari pada biasanya, supaya sesudah dicelupkan masih dapat diberikan dengan mudah kepada orang yang menyambut.

PUMR No. 287.    Kalau komuni-dua-rupa dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam anggur, tiap penyambut, sambil memegang patena di bawah dagu, menghadap imam yang memegang piala. Di samping imam berdiri pelayan yang memegang bejana kudus berisi hosti. Imam mengambil hosti, mencelupkan sebagian ke dalam piala, memperlihatkannya kepada penyambut sambil berkata: Tubuh dan Darah Kristus. Penyambut menjawab: Amin, lalu menerima hosti dengan mulut, dan kemudian kembali ke tempat duduk.     
   
Umat tidak diizinkan mengambil sendiri - apalagi meneruskan kepada orang lain - Hosti Kudus atau Piala Kudus, Dalam konteks ini harus ditinggalkan juga penyimpangan dimana kedua mempelai saling menerimakan Komuni Suci dalam Misa Perkawinan.
(Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 94)
    
 
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Selasa, 06 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
 

Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3c-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh 6:30-35 

Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Pada saat kita lapar dan haus, kita tidak mempunyai daya dan kekuatan. Perut melilit-lilit, badan lemas, mata berkunang-kunang dan pikiran kurang berfungsi dengan baik. Kalau hal ini terjadi, kita semua tahu apa yang harus dan segera kita lakukan, yakni makan dan minum. Kita tahu bahwa makan(an) dan minum(an) adalah solusi paling ampuh untuk mengatasi lapas dan haus, juga untuk mendapatkan tenaga dan kekuatan, untuk tetap sehat dan untuk bertahan hidup. Maka, makan dan minum merupakan aktivitas harian yang biasanya selalu kita lakukan dengan gembira. Meskipun kita melakukan berulang-ulang, kita tidak pernah bosan. Bahkan kita rela bekerja keras untuk dapat makan setiap kali kita membutuhkan. Itulah makanan jasmani untuk tubuh kita, yang mutlak kita butuhkan selama kita hidup di dunia ini. Namun, sebagai orang beriman, kita tidak hanya memiliki tubuh saja tetapi juga jiwa dan roh (bdk. 1 Tes 5:23). Dan sebagaimana tubuh kita mutlak membutuhkan makanan dan minuman untuk tertahan hidup di dunia ini, jiwa dan roh kita juga mutlak membutuhkan makanan dan minuman untuk bertahan hidup baik di dunia maupun di akherat. Syukur kepada Allah karena melalui Tuhan Yesus Kristus, Ia selalu menyediakan makanan dan minuman rohani bagi bagi jiwa dan roh kita. Setiap saat, Ia mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh iman sehingga kita tidak pernah kelaparan dan kehausan. Maka, sebagaimana kita tidak pernah bosan tetapi selalu dengan gembira datang ke tempat di mana tersedia makanan dan minuman kemudian makan dan minum apa yang tersedia, marilah kita juga tidak pernah bosan tetapi selalu datang kepada Tuhan dengan penuh sukacita. Dia menyediakan makanan dan minuman bergizi yang sama sekali tidak mengandung risiko penyakit seperti halnya makanan bagi tubuh kita, gratis pula. Kita hanya perlu mengorbankan waktu saja. Dan siapa pun yang tekun dan setia datang kepada-Nya hidupnya selalu terjamin, baik di dunia maupun di akherat.    

Doa: Tuhan, berkatilah niatku untuk semakin tekun dan setia datang kepada-Mu sehingga setiap saat aku menerima makanan dan minuman rohani yang selalu Kausediakan bagiku. Amin. -agawpr-

Selasa, 06 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 06 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
  
“Kita tidak dapat mencinta kalau tidak lebih dulu dicinta” (St. Agustinus)
   

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)
      
Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus. Alleluya.
 
Doa Pagi
   

Ya Tuhan, lewat pengorbanan St. Stefanus, martir-Mu, kami berdoa bagi siapa saja yang menghalangi perkembangan Gereja-Mu di tanah air ini. Berkatilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang dia perbuat. Berilah rahmat-Mu agar suatu saat mereka menjadi tahu dan mengenal Putra-Mu dan semoga nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
Teguran keras Stefanus terhadap sidang Mahkamah Yahudi sangat menusuk hati mereka. Stefanus melihat kemuliaan Allah karena berani mewartakan kebenaran. Kematian Stefanus adalah kurban kasih Kristus.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
    
    
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
   
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka.” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
   
Banyak orang meminta tanda untuk dapat percaya kepada Yesus. Tanda roti manna tidak menghantar kepada kehidupan. Yesuslah Roti hidup yang turun dari surga. Setiap orang yang datang dan percaya kepada-Nya tidak akan lapar dan haus lagi. Ia akan dipuaskan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
   
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
   
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

    
Ketika orang banyak meminta tanda dari Yesus supaya mereka percaya kepada-Nya dan menyatakan bahwa manna yang nenek moyang mereka makan adalah roti dari surga, Yesus mengatakan bahwa Dialah roti hidup. Barangsiapa makan Yesus tidak akan lapar dan haus lagi. Inilah tanda nyata ketika kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Setiap kali kita menyambut komuni, kita sungguh merasakan kekuatan baru dari Dia untuk meneruskan perziarahan kita.

Doa Malam
 
Tuhan, berilah rahmat yang kubutuhkan agar aku dapat melakukan yang baik dan benar seperti Engkau kehendaki. Semoga lewat kata dan perbuatanku, aku pun dapat menampakkan kehadiran-Mu sehingga nama-Mu semakin dikenal dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.

Senin, 05 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
 
Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29
 
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
 
Alkisah, seorang kaisar berkata kepada salah satu prajurit berkudanya bahwa ia akan memberikan sebagian kerajaannya sebanyak yang ia mampu jangkau dengan mengendarai kudanya. Maka, dengan penuh semangat, prajurit itu segera melompat ke atas kudanya dan secepat kilat memacunya. Siang malam, ia terus memacu kudanya untuk menjangkau wilayah sebanyak mungkin tanpa menghiraukan rasa lapar, haus dan lelah yang dirasakannya. Akhirnya, setelah beberapa hari dan menjangku wilayah yang cukup luas, ia kelelahan dan sekarat. Barulah ia sadar dan menyesal, "Mengapa aku memaksa diri untuk menjangkau dan memiliki tanah yang luas kalau sekarang aku sekarat dan hanya butuh sebidang tanah sempit sebagai kuburanku?"
  
Saya yakin, di antara kita tidak ada yang setiap hari, siang malam, hanya bekerja dan bekerja entah demi uang, karier, kekuasaan, popularitas atau yang lainnya sampai mengabaikan kesehatan, refreshing, relasi dengan teman, saudara dan sahabat, bahkan mengabaikan keluarga dan Tuhan. Maka, sabda Tuhan hari ini meneguhkan kita bahwa kita memang harus bekerja untuk mendapatkan rezeki, untuk mengembangkan talenta, untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama. Itulah makna pekerjaan yang akan memberikan kepada kita kebahagiaan sejati karena baik kesehatan fisik maupun relasi dengan Tuhan dan sesama tetap terpelihara dengan baik. Maka, kita harus mengelola pekerjaan-pekerjaan kita supaya jangan sampai kita terlalu memforsir diri, apalagi hanya demi uang, karier, kekuasaan dan popularitas. Semua itu akan mudah binasa dan tidak untuk selamanya kita membutuhkannya karena semuanya berakhir dengan kematian.

Doa: Tuhan, berilah aku kebijaksanaan dalam mengelola hidup dan pekerjaanku supaya aku mendapatkan rezeki yang cukup, mengembangkan talenta secara optimal dan mengabdi Engkau serta melayani sesama dengan gembira. Amin. -agawpr-

Bacaan Harian 05 - 11 Mei 2014

Bacaan Harian 05 - 11 Mei 2014

Senin, 05 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Vinsen Soler, ImdkkMrt
Pfak St Angelus, ImMrt
Kis. 6:8-15; Mzm. 119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29

Selasa, 06 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak St Dominikus Savio, Remaja
Pfak B Anna Rosa Gattorno, Pendiri Tarekat DSA
Kis. 7:51 - 8:1a; Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35

Rabu, 07 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Marie-Louise dr Yesus Trichet, Prw
Pfak B Maria dari St Yusuf, Prw
Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a; Yoh. 6:35-40

Kamis, 08 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Aloisius Rabata, Imam
Pfak B Yeremias dr Salakhia
Pfak St Perawan Maria, Bunda Perantara Rahmat
Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51

Jumat, 09 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Maria Katarina dari St Agustinus, Prw
Pfak St Georgius Preca,ImDiosesan
Pfak St Katarina dari Bologna, Prw
Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59

Sabtu, 10 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak St Antonius dari Florence, Uskup
Pfak St Damianus de Veuster, Imam
Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh. 6:60-69.

Minggu, 11 Mei 2014: Hari Minggu Paskah IV (P).
Hari Minggu Panggilan
Kis. 2:14a,36-41; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10

Senin, 05 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 05 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
     
Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja (KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa (KGK 1366).
   

Antifon Pembuka
  
Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.
 
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang Maharahim, milik tak seberapa yang ada pada kami rupanya tak mencukupi untuk sekian banyak orang yang ada di sekitar kami. Tetapi Engkau selalu menyelenggarakan segala yang kami perlukan. Datanglah di tengah-tengah kami, ucapkanlah sabda-mu dan bagikanlah rezeki-Mu. Jadikanlah rezeki tak seberapa yang kami perlukan tanda kelimpahan dan kemurahan hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
    
     
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
   
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
   
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
    
Renungan

   
Mukjizat pergandaan roti (Yesus memberi makan lima ribu orang) merupakan salah satu mukjizat Yesus yang besar dan penting, dan peristiwa ini dicatat oleh ke-empat Injil, yaitu Mat 14:13-21; Mrk 6: 32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-15). [Umat Katolik memperingati mukjizat pergandaan roti di dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana umat menerima Yesus Kristus sendiri, Sang Roti Hidup, dalam rupa hosti dan anggur].

Dikisahkan bahwa setelah pergandaan roti dan semua orang telah makan kenyang, maka Yesus menyuruh para murid-Nya untuk mengumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang (lih. Yoh 6:12).

Kristus menghendaki agar sisa tersebut dikumpulkan untuk mengajarkan agar:
1) Jangan kita menyia-nyiakan ataupun membuang percuma hal-hal yang Tuhan berikan kepada kita,

2) Agar para murid pada waktu itu memperoleh bukti nyata tentang mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Sebab sisa dari mukjizat itu saja jauh lebih banyak dari aslinya, yang hanya dari lima roti dan dua ikan.
Kemudian, pengumpulan sisa ini juga menunjukkan makna perbuatan-perbuatan sederhana yang dapat kita lakukan demi kasih kita kepada Tuhan yang telah mengaruniakan kepada kita segala sesuatu: yaitu menjaga keteraturan, kebersihan dan menyelesaikan segala sesuatu yang ditugaskan sampai selesai. Ini juga mengingatkan kepada umat, khususnya pada para pelayan di altar Tuhan, bahwa perhatian khusus perlu diberikan kepada Ekaristi.

Juga, ukuran mukjizat yang besar juga merupakan sebuah tanda keistimewaan Yesus sebagai Mesias, dalam membuat mukjizat [dan bagaimana Ia mengatur segalanya sampai ke penanganan sisanya dengan bantuan para rasul]. Para Bapa Gereja membandingkannya dengan nabi Musa, yang membagikan roti manna kepada setiap orang untuk makan seperlunya, namun beberapa orang sengaja meninggalkan sebagian manna tersebut untuk esok harinya, dan kemudian menjadi berulat (lih. Kel 16:16-20). Nabi Elia memberikan kepada janda di Sarfat itu, secukupnya sesuai dengan kebutuhannya (1 Raj 17:13-16); namun Yesus memberikan dengan kemurahan hati-Nya dengan berlimpah, sampai semua dapat makan sampai kenyang, dan masih mempunyai sisa, untuk dapat dibagikan kepada orang-orang lain yang membutuhkan.

Pada dasarnya, semua berkat Tuhan yang diberikan kepada kita, harus digunakan dengan bijak, dengan semangat kemiskinan (‘the spirit of poverty“) dalam artian digunakan sampai habis sesuai dengan kebutuhan, namun jika ada sisanya, dikumpulkan agar dapat digunakan oleh orang lain yang membutuhkan. Ini adalah yang dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Konferensi Pangan sedunia, 9 November 1974, berikut ini kutipannya:

“… setelah memberi makan kumpulan orang banyak tersebut dengan limpah, Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk mengumpulkan yang sisa, jika tidak maka terdapat yang sia-sia terbuang (lih. Yoh 6:12). Betapa ini adalah pelajaran dalam hal penghematan – dalam artian yang paling halus dan penuh- sebab pada masa sekarang ini, begitu banyak berkat diboroskan sia-sia! Ajaran ini menunjukkan penolakan terhadap konsep masyarakat di mana konsumerisme cenderung menjadi tujuan akhir, di mana orang jijik (contempt) terhadap orang-orang miskin, dan akhirnya itu merugikan orang-orang tersebut karena menjadi tidak mampu untuk melihat bahwa manusia dipanggil untuk maksud yang lebih tinggi (to a higher destiny)….”
       
Maka sesungguhnya, ayat Yoh 6:12 ini adalah ayat yang sangat baik untuk mengingatkan kita untuk dapat menggunakan berkat-berkat yang Tuhan berikan dengan bijak, tidak memboroskannya dan membuang percuma, namun untuk membagikannya juga kepada orang lain yang membutuhkannya. Inilah prinsip penghematan dan solidaritas kepada yang miskin, yang diajarkan oleh Kristus kepada kita para murid-Nya. Sebab manusia terpanggil untuk maksud yang mulia (a higher destiny), yaitu jika ia dapat menggunakan berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan untuk mengembangkan diri dan sesamanya, dan hidup dalam persaudaraan kasih dengan sesama manusia, dan mengakui bahwa segala yang diterimanya sebagai anugerah dari Tuhan. Sebab kebutuhan kita bukan melulu kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani, dan bahwa pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan kepada-Nya segala talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
      
Karena alasan teologis yang berkaitan dengan perayaan Ekaristi atau dengan satu ritus yang khusus, maka buku-buku liturgi kadang-kadang menetapkan ataupun mengizinkan penggabungan Misa Kudus dengan suatu ritus lain, khususnya berkaitan dengan Sakramen-Sakramen. Akan tetapi suatu penggabungan yang demikian dalam hal atau situasi lain, tidak diizinkan Gereja Roma, terutama jika ini berkisar pada hal-hal sepele (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 75)
  

Ekaristi : Puncak dan Sumber Kehidupan Gereja

Dua murid dari Emaus yang dikisahkan dalam bacaan Injil Lukas (24:13-35) nampaknya juga mengalami frustrasi: setelah cukup lama mengikuti Yesus, menjadi murid Yesus, tiba-tiba Yesus yang menjadi pegangan dan kekuatan hidupnya mati, disalibkan. Guru dan Yang diikuti tidak ada lagi, tidak ada yang mengikat kebersamaan para murid Yesus. Dua murid Emaus mudik, meninggalkan Yerusalem ke desa asalnya Emaus. Namun dalam perjalanan yang diwarnai frustrasi itu tiba-tiba mereka memperoleh penampakan Yesus yang bangkit dari mati. Ketika mereka mendengarkan kisah Yesus hati mereka merasa dikobarkan: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Dan ketika Yesus yang bangkit, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka", mata mereka terbuka dan mengenali Yesus, Guru dan Tuhan mereka.

Dua murid Emaus semakin mengenali Yesus ketika Ia mengucap syukur, memberkati dan membagi-bagikan roti. Syukur, berkat dan pembagian roti ini kita kenangkan atau peringati setiap kali kita merayakan Perayaan Ekaristi, puncak ibadat dan hidup Gereja. Maka marilah setiap kali kita berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi kita persiapkan dengan sungguh-sungguh, bukan seperti orang mau menonton saja, agar kita sungguh dapat berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Di dalam perayaan kita juga menerima Tubuh Kristus, pemberian Diri yang terdalam dan seutuhnya kepada kita.

Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasi tidak lagi memiliki substansi roti dan anggur tapi sudah berubah substansi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651). Oleh karena itu, Ekaristi bukan sekadar simbol, tetapi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus. Bila kita menyadari bahwa kita sedang berhadapan dengan Kristus, bukankah kita harus memberikan penghormatan dan penyembahan mendalam kepada-Nya? Sesungguhnya ketika kita mengatakan bahwa Ekaristi hanya lambang, kita telah menyangkal iman Katolik kita dan selanjutnya wajar sekali bahwa penghormatan kita berkurang terhadap Ekaristi.

Di dalam hukum Gereja dikatakan bahwa "Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala makan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan" (KHK kan 919.1). Aturan ini hendaknya tidak hanya dihayati secara minimalis, tetapi juga semangat yang ada di dalamnya yaitu: persiapan. Untuk bertemu dengan seseorang sering kita mengadakan persiapan khusus, apalagi kita hendak bertemu dan menyambut Tuhan dalam Perayaan Ekaristi. Maka hendaknya mereka yang bertugas (imam, diakon, putra altar, lektor, pemazmur, koor dst..) sungguh mempersiapkan dan siapapun (umat) yang mau berpartisipasi juga mempersiapkan diri. Jika datang lebih awal sebelum Perayaan Ekaristi dimulai jangan sibuk ngobrol di luar gereja saja bahkan rokok-rokokan dst.., baiklah langsung masuk gereja berdoa untuk mempersiapkan diri. Setiap Imam yang mempersembahkan Perayaan Ekaristi Kudus harus mengingat bahwa dalam Kurban ini bukan hanya dia dan komunitasnya saja yang sedang berdoa, tetapi juga seluruh Gereja, yang dalam sakramen ini mengungkapkan kesatuan rohaninya. Semoga Sabda Tuhan dan Ekaristi menjadi sumber hidup kita: Sabda Tuhan mengobarkan dan menggairahkan sedangkan di dalam Ekaristi /Perjamuan kita mengenali Dia/Tuhan dengan lebih dekat.

Minggu, 04 Mei 2014 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III
         
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
  

Antifon Pembuka
    
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya. (Mzm 65:1-2)

Iubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomni eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia. Dicite Deo, quam terribilia sunt opera tua, Domine! in multitudine virtutis tuae mentientur tibi inimici tui. Gloria Patri…(Mzm 65:1-3)

 
Pengantar

   
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei (1947) mendefinisikan liturgi sebagai, “ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [yaitu Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggota-Nya” (Mediator Dei, 20). Definisi ini terpenuhi dalam tingkat yang tertinggi dalam perayaan Ekaristi/ Misa kudus. Sebab dalam Misa Kudus, kurban Kristus yang satu dan sama itu oleh kuasa Roh Kudus, dihadirkan kembali oleh Gereja, untuk keselamatan umat manusia. Maka perayaan Misa adalah doa Gereja yang sempurna (par excellence), yaitu doa Kristus yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Allah.
      
Bagi umat Kristen yang tidak mempercayai dan tidak melakukan perayaan Ekaristi, peristiwa perjalanan ke Emaus adalah seperti peristiwa di masa lalu dan sulit untuk dihubungkan dengan apa yang terjadi pada saat ini secara lebih mendalam. Namun, bagi umat Katolik, peristiwa ini dihadirkan kembali setiap hari, dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi yang menjadi pusat kehidupan Gereja perdana akan terus menjadi pusat kehidupan Gereja Katolik sampai akhir zaman, sampai terjadinya Perjamuan kawin Anak Domba (lih. Why 19:9). Dapat dikatakan bahwa iman akan Ekaristilah yang dapat menguak misteri Sabda Allah di Lukas 24:13-35 secara lebih mendalam, karena itulah yang dialami para murid, itulah yang dilakukan oleh jemaat perdana, itulah yang dilakukan oleh Gereja sepanjang sejarah Gereja, dan itulah yang dilakukan oleh Gereja Katolik saat ini, sampai segala abad. Sesungguhnya yang pertama kali mengajarkan tata cara perayaan Ekaristi [yaitu adanya liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi] adalah Tuhan Kristus sendiri, yaitu melalui penampakan-Nya kepada kedua orang murid di perjalanan ke Emaus (Lih. Luk 24:13-35); sedangkan tentang prinsip liturgi Ekaristinya sendiri mengacu kepada apa yang diajarkan Yesus dalam Perjamuan Terakhir dengan para Rasul-Nya (Mat 26:26-28; Mrk 14:27-31; Luk 22:24-38). [diolah dari Katolisitas.org]
       
Doa Pagi 
    
Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Semoga kami senantiasa memuji Dikau karenanya, dan semoga kami mendambakan kebangkitan kami dan terlaksananya segala harapan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-33)
   

"Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."
     
Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; Ul: 11a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:17-21)
  
"Kamu telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda."
    
Saudara-saudara terkasih, Allah menghakimi semua orang menurut perbuatannya, tanpa pandang muka. Dan Dia itu kamu sebut "Bapa". Maka hendaklah kamu hidup dengan bertakwa selama kamu menumpang di dunia idi. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dan cara hidupmu yang sia-sia, warisan nenek moyangmu Kamu telah ditebus bukan dengan harta yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang amat mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba, yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir ihi, demi kamu. Oleh Dia, kamu percaya kepada Allah. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Allah pun telah memuliakan Dia. Maka seluruh iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Terangkanlah Kitab Suci kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar hati kami berkobar-kobar mendengar sabda-Mu.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
   
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
    
Pada hari Minggu Paskah, dua orang murid Yesus sedang pergi ke sebuah desa bernarna Emaus, yang terletak kira-kira sepuluh kilometer jauhnya dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu percakapkan sementara berjalan?’ Maka berhentilah mereka dengan muka heran. Seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, balik bertanya, "Adakah Engkau satu-satunya orang pendatang di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Bertanyalah Yesus, “Kejadian apa?” Jawab mereka, “Segala yang terjadi dengan Yesus dan Nazaret! Dia itu seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh rakyat. Tetapi para imam kepala dan para pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan Dia. Padahal tadinya kami mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sekarang sudah lewat tiga har sejak semuanya itu terjadi. Beberapa wanita dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, tetapi tidak menemukan jenazah Yesus. Lalu mereka kembali dengan berita bahwa mereka telah melihat malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Lalu beberapa teman kami pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar apa yang dikatakan wanita-wanita itu; tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh! Betapa lamban hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dar Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersarna dengan kami, sebab hari sudah mulai malain, dan matahari hamnpir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus hilang dan pandangan mereka. Maka kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’ Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagalmana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

     

Kemartiran Yesus membuat banyak orang kecewa dan kembali ke kampung halaman mereka. Mereka memang telah mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus, yaitu bahwa pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dapat dirasakan, demikian juga pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan, harapan menjadikan Yesus seorang Mesias politik yang handal untuk mengusir penjajah Romawi.

Tentu saja cita-cita ini sangat manusiawi. Namun, bagi orang pada zaman itu, Yesus patut diperhitungkan karena Ia memiliki banyak pengikut mulai dari Galilea hingga Yudea.

Harapan dan hubungan para murid Yesus masih manusiawi, karena kedekatan mereka, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Kematian Yesus membuat mereka kecewa dan takut. Kedua murid di Emaus merupakan contoh nyata, bagaimana mereka jujur di depan Yesus yang sedang menemani perjalanan mereka. Mereka mengungkapkan, “Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel” (Luk 24:21). Namun, ternyata harapan mereka kandas. Yesus mati disalibkan!

Bacaan hari ini menguatkan kita akan penyertaan Yesus bagi orang-orang yang mengalami kegelisahan dan kegalauan hidup. Yesus berjalan bersama kedua murid di Emaus. Ia membimbing kedua murid itu sambil menjelaskan seluruh isi Kitab Suci. Namun, Yesus juga menegur mereka dengan keras, karena “lamban hati untuk percaya pada para nabi”. Ternyata kata-kata Yesus “membuat hati mereka berkobar-kobar” (Luk 24:32), menghilangkan rasa sedih, mendatangkan penghiburan dan terang dalam kegelapan, akhirnya sampai mereka mendesak Yesus dan berkata, “Tinggallah bersama-sama dengan kami” (ay. 29).

Sungguhpun mereka terkesan dan mengajak Yesus tinggal bersama mereka, namun mereka belum mengenal Yesus. Setelah mereka melihat Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti , baru saat itulah mereka mengenal-Nya.

Sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari akan penyertaan Tuhan yang terus-menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Dia menguatkan dan meneguhkan kita. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukan yang sama di dalam kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak muda perlu pendampingan seperti yang dilakukan Yesus. Oleh karena itu, para pendidik dan orang tua jangan pernah lelah atau berhenti mendampingi anak-anak. Itu adalah tugas kita bersama. Kita mau mengantar anak-anak kita sampai mengenal Yesus dalam kehidupan mereka masing-masing.
 
Penyertaan Yesus dalam hidup kita harus dilandasi dengan sikap mengajak dan menerima Dia dalam hidup kita. Dalam kesusahan dan kesulitan hidup kita mesti yakin bahwa Yesus ada dan bersama dengan kita. Dalam praktek sulit, namun kita diajak untuk tetap setia sampai kita mengenal Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh, seperti kedua murid di Emaus itu.
 
Kuncinya, kita mesti bergaul akrab dengan Yesus setiap saat. (RUAH)
    
   
“Umat beriman Katolik, sembari menghormati keyakinan agama dari saudara-saudari yang terpisah, pantas menghindarkan menerima komuni perayaan mereka, agar tidak timbul salah paham tentang hakikat Ekaristi, dan selanjutnya tidak menyalahi kewajiban menyaksikan kebenaran dengan jelas. Yang sebaliknya akan memperlambat kemajuan upaya menuju kesatuan nyata yang penuh. Mirip dengan itu, juga tak masuk akal menggantikan Misa hari minggu dengan perayaan sabda ekumenis atau ibadat doa bersama dengan umat kristiani dari jemaat-jemaat Gereja yang disebutkan di atas, atau bahkan dengan mengambil bagian dalam ibadat mereka. Perayaan dan ibadat seperti itu, kendati dalam keadaan tertentu pantas dipuji, sebagai persiapan bagi tujuan kesatuan yang penuh, termasuk komuni Ekaristi, namun tak pantas menggantikannya” (St. Yohanes Paulus, Paus, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 30)

   

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy