| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 30 April 2014 Hari Biasa Pekan II Paskah

Rabu, 30 April 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah
   
“Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.” --- St. Agustinus, De verbis Domini sermones

   
Antifon Pembuka (Mzm 18:50; 22:23)
  
Aku hendak memuji Engkau, ya Tuhan, dan mewartakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku. Alleluya.
 
Doa Pagi

    
Allah Bapa yang mahatahu, Engkau tahu siapakah kami ini. Engkau mengenal keinginan kami akan yang baik, yang menggembirakan dan membahagiakan. Kami percaya bahwa Engkaulah cahaya dunia, yang memberi kehangatan dan kegembiraan. Berilah kami iman yang kuat sehingga makin mengimani Putra-Mu yang telah menghalau kegelapan dosa dan mampu melakukan perbuatan-perbuatan yang benar. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:17-26)
 
   
"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."
     
Imam Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki di Yerusalem mulai bertindak terhadap jemaat, sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Tetapi waktu malam, seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar. Kata malaikat itu, “Pergilah, berdirilah di Bait Allah, dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” Mereka menaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. Tetapi ketika para petugas datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, “Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya, dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu. Tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya.” Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar, “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.” Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah; lalu mengambil rasul-rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.
   
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:16)
3 ...
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:16-21)
   
"Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia."
   
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan  
   
Mas Giman adalah seorang penjual kue putu keliling. Setiap jam 16.00, ia lewat di depan asrama tempat saya bekerja. Padahal, ia sudah bekerja mulai jam 12.00, dan baru akan pulang pada jam 01.00 dini hari. Waktu sebelum berjualan, dia gunakan untuk menyiapkan barang dagangan. Dijalaninya pekerjaan setiap hari, tanpa mempedulikan teriknya sang mentari, lebatnya sang hujan, dan bahaya para pemalak yang berkeliaran di malah hari. Ia tidak pernah mengeluh, meskipun hasil dagangannya tidak memberikan keuntungan yang besar. Jika ditanya tentang motivasi jerih payahnya itu, ia menjawab dengan singkat, “Demi anak, Mas.”

Kisah kasih Mas Giman ini mengingatkan saya akan kebesaran kasih Allah yang kita baca dalam Injil hari ini. Dalam Injil tersebut Yesus mengatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16). Dua hal yang jadi permenungan kita adalah “karena begitu besar” dan “dunia”. Frase pertama menjadi alasan Allah untuk mengasihi dunia.

Menurut John Owen, seorang ahli Kitab Suci, yang dimaksud “dunia” adalah orang-orang terpilih. Orang-orang terpilih adalah orang-orang yang mendapat anugerah penyelamatan dan menanggapi rahmat itu sesuai dengan kehendak Allah. Orang terpilih adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Penyelamat. Karena percaya, mereka diselamatkan oleh-Nya. Keselamatan manusia adalah kebahagiaan Allah juga.

Anda dipilih Allah untuk mendapat kasih-Nya yang besar atas dasar rahmat Pembaptisan. Dengan Pembaptisan, Anda diangkat menjadi anak-anak Allah, dan dimasukkan menjadi anggota Gereja-Nya. Sebagai anak-anak Allah, Anda punya tugas mewartakan Allah yang diimani dengan tindakan nyata. Di sinilah, kunci keselamatan Anda. Persoalannya adalah, apakah Anda sungguh-sungguh telah mengimani Allah dan menanggapi rahmat-Nya dengan sebaik-baiknya? Apakah Anda sudah sungguh-sungguh berjuang demi kemuliaan Allah dan keselamatan sesama? Mas Giman sudah melakukannya. (Antonius Mungsi, O.Carm/CAFE ROHANI) 
 
Anugerah keselamatan membutuhkan penerimaan, kerjasama, sebuah ya untuk karunia ilahi. Penerimaan ini, setidaknya secara implisit, berorientasi kepada Kristus dan Gereja. Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa sine ecclesia nulla salus -- "Tanpa Gereja tidak ada keselamatan." Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.
   
Siapapun yang tidak mengenal Kristus, yang bukan karena kesalahannya sendiri, ada dalam suatu kegelapan dan kelaparan rohani, kadang dengan akibat-akibat negatif di tingkat kultural dan moral. Karya missioner Gereja dapat menyediakan baginya sumber-sumber daya bagi perkembangan yang penuh akan rahmat penyelamatan Kristus, dengan menawarkan kesetiaan yang sadar dan penuh pada pesan iman dan partisipasi aktif dalam kehidupan Gereja melalui sakramen-sakramen. (St. Yohanes Paulus II, - Paus Audiensi Umum, 31 Mei 1995)

Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Selasa, 29 April 2014
Pw. St. Katarina dari Siena
 
Kis 4:32-37; Mzm 93:1ab.1cd-2.5; Yoh 3:7b-15
 
"Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."

Terhadap Nikodemus yang tidak mudah mengerti akan sabda dan ajaran-Nya, Yesus berkenan untuk memberikan penjelasan. Meskipun demikian, tetap tidak mudah bagi Nikodemus untuk mengerti. Padahal, dia adalah seorang guru, seorang pengajar Israel. Hal yang sama juga sering kita alami. Ada banyak misteri iman akan Tuhan kita Yesus Kristus, apalagi akan Allah Tritunggal, yang sampai sekarang tidak dapat kita mengerti sepenuhnya, meskipun kita sudah banyak belajar, membaca banyak buku, mengikuti berbagai macam kursus/pembekalan, bahkan kuliah teologi sampai menjadi doktor sekalipun. Misteri tentang iman dan Tuhan kita itu ibaratnya seluas dan sebanyak air di samudera sedang kemampuan kita untuk mengerti hanya sebesar botol. Jelas tidak mungkin, sebuah botol kecil mampu menampung seluruh air laut. Maka, dalam hal beriman tidak berlaku "aku mengerti maka aku percaya" tetapi antara pengertian dan kepercayaan itu berjalan seiring, bahkan sebaliknya. Iman mendahului pengertian. Sebab, dengan percaya kita pelan-pelan akan semakin mengerti apa yang kita percayai. "Credo ut inteligam", kata St. Agustinus. Saya percaya untuk mengerti atau saya percaya supaya saya mengerti atau saya percaya sehingga saya mengerti. Oleh karena itu, yang terpenting bagi kita adalah percaya sepenuhnya meski tidak mengerti sepenuhnya. Percaya bahwa Yesus Kristus telah ditinggikan di kayu salib untuk menebus kita sehingga kita beroleh hidup yang kekal. Dia adalah Musa baru yang datang untuk menyelamatkan umat Tuhan. Bedanya, kalau Musa menyelamatkan umat Israel yang dipagut ular di padang gurun dengan manaruh ular tembaga di sebuah tiang, Yesus meninggikan diri-Nya sendiri di atas palang salib untuk menyelamatkan kita semua.

Doa: Tuhan, tambahkanlah selalu iman kami supaya kami semakin mengerti akan apa yang kami imani. Amin. -agawpr-

Selasa, 29 April 2014 Peringatan Wajib Sta. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja

Selasa, 29 April 2014
Peringatan Wajib Sta. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja
  
“Segala sesuatu diarahkan kepada keselamatan manusia. Allah tidak membuat apa pun di luar tujuan ini” (St. Katarina dari Siena)
  
Antifon Pembuka (bdk. Why 19:7.6)
 
Marilah kita bergembira dan memuliakan Tuhan, Raja yang Mahakuasa. Alleluya.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa surgawi, beban hidup akan menjadi lebih ringan bila kami putra-putri-Mu mau hidup rukun dan saling berbagi. Pandanglah niat baik hati kami untuk berani memulai memberikan diri kepada sesama. Semoga doa-doa St. Katarina dari Siena menguatkan kami dalam beriman secara nyata dalam peri hidup sehari-hari, khususnya untuk sepanjang hari ini. Doa ini kami unjukkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
      
Salah satu sikap yang memecah belah hidup bersama adalah egois. Sebaliknya sikap terbuka, sehati dan sejiwa, kompak, mau peduli dan berbagi akan menyatukan hidup bersama. Inilah sifat dan sikap Gereja awali yang bersekutu dalam semangat kasih persaudaraan. Semua orang mau peduli dan menyerahkan diri dalam kebersamaan komunitas. Mereka telah diikat oleh kasih Kristus yang menyelamatkan.
      
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-37)
  
"Mereka sehati dan sejiwa."
    
Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa. Dan tidak seorang pun yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Di antara mereka tidak ada seorang pun yang berkekurangan. Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk-tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1cd-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan sepanjang masa.
 
atau bacaan dari Rumus Khusus Para Kudus:
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:5-2:2)
 
"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."
  
Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Allah menjadi pendusta, dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
atau Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8-9.13-14.17-18a; Ul: 1a)

1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
4. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu. 
5. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya. Sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya. 
              
 Bait Pengantar Injil dan Bacaan Injil dari rumus Hari Biasa Pekan II Paskah, atau dari Rumus Umum Para Perawan, misalnya Mat 11:25-30
     
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:14b.15)
Anak Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
             
Orang yang percaya dan taat kepada Tuhan akan selamat dan bahagia. Dia akan hidup senantiasa dalam kasih Tuhan. Sikap percaya kepada Tuhan ditandai dengan kelahiran kembali dalam Sakramen Baptis. Berkat meterai kekal ini, orang mengalami penghapusan dosa asal dan semua dosa lainnya. Dia ikut mati dan bangkit bersama Kristus yang diimaninya. Seluruh hidupnya telah berada di bawah kuasa kasih Kristus.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:7b-15)
   
"Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia."
   
Dalam percakapannya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Janganlah engkau heran karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus, “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui, dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Nikodemus adalah seorang guru Israel tidak memahami apa itu lahir baru. Tetapi ia mau bertanya dan mencari tahu. Yesus membuka rahasia hidup baru dalam Roh kepada Nikodemus yang sedang mencari. Kita semua seperti Nikodemus, kurang memahami apa artinya lahir baru. Karena itu kita harus terbuka kepada Yesus dan ingin tahu seperti Nikodemus. Yesus akan menjawab kesukaran kita dengan membuka tabir rahasia siapa diri-Nya supaya kita yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Apakah aku sungguh percaya?
 
Doa Malam
  
O Penebus Ilahi, dengan rahmat Pembaptisan kami telah Kaulahirkan kembali menjadi manusia baru. Semoga rahmat-Mu senantiasa menyertai kami dalam mengisi hidup baru itu. Bantulah agar kami selalu terbuka akan segala kesempatan yang Kautawarkan untuk selalu mengikuti ke mana Roh Kudus-Mu membimbing kami. Ampunilah ketegaran hati kami yang suka melawan kehendak-Mu. Amin.
    
Kalau mengalami kejahatan dan penderitaan, iman akan Bapa yang maha kuasa dapat diuji secara serius. Sewaktu-waktu Allah tampaknya tidak hadir dan tidak mampu mencegah kemalangan. Namun Allah Bapa menyatakan kekuasaan-Nya atas cara paling rahasia dalam Penghinaan dan kebangkitan Putera-Nya, yang mengalahkan yang jahat. Dengan demikian, Yesus yang tersalib adalah "kekuatan dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia" (1 Kor 1:24- 25). Dalam pembangkitan dan pengangkatan Kristus, Bapa menunjukkan "kekuatan kuasa-Nya" dan menyatakan betapa "hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya" (Ef 1:19). --- Katekismus Gereja Katolik, 272
         
RUAH

Yesus bersabda, "Sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Senin, 28 April 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah

Kis 4:23-31; Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9; Yohanes 3:1-8

Yesus menjawab, kata-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

Melalui pembaptisan, kita masing-masing telah dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Pada waktu pembaptisan tersebut, entah sendiri atau diwakili umat yang hadir, kita mengucapkan janji baptis yang pada Malam dan Hari Raya Paskah kemarin kita terbarui. Kita juga diperciki dengan air suci untuk mengingatkan kita akan pembaptisan yang telah kita terima. Semoga, pada waktu pembaruan janji baptis dan pemercikan air suci itu, kita benar-benar menghayatinya dan membuka diri pada Roh Kudus sehingga hidup dan komitmen kita sebagai anak-anak Allah juga sungguh diperbarui.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk selalu mengikuti bimbingan Roh-Mu agar hidup dan semangat iman kami selalu diperbarui. Amin. -agawpr-

Ag. Agus Widodo, Pr
Collegio San Paolo Apostolo
via Torre Rossa 40
Roma, 00165

Bacaan Harian 28 April - 04 Mei 2014

Bacaan Harian 28 April - 04 Mei 2014

Senin, 28 April: Hari Biasa Pekan II Paskah (P).

Kis 4:23-31; Mzm 2:1-9; Yoh 3:1-8.


Selasa, 29 April: Peringatan Wajib Sta. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja (P). 

Kis 4:32-37; Mzm 93:1-2.5; Yoh 3:7-15.


Rabu, 30 April: Hari Biasa Pekan II Paskah (P).

Kis 5:17-26; Mzm 34:2-9; Yoh 3:16-21.


Kamis, 01 Mei: Hari Biasa Pekan II Paskah (P).
Kis 5:27-33; Mzm 34:2.9.17-20; Yoh 3:31-36.


Jumat, 02 Mei: Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja (P).
Kis 5:34-42; Mzm 27:1.4.13-14; Yoh 6:1-15. 
 
Sabtu, 03 Mei: Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul (M). 
1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5; Yoh. 14:6-14

Minggu, 04 Mei: Hari Minggu Paskah III (P). 
Kis. 2:14,22-33; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr. 1:17-21; Luk. 24:13-35.

Sakramen Krisma Tanda Meterai Roh Kudus

Setiap orang ingin bertumbuh menjadi dewasa. Sebab, pertumbuhan secara manusiawi maupun rohani menjadi ciri khas manusia. Karena itu, selayaknya orang yang “lahir” secara kristiani karena Pembaptisan ingin bertumbuh menjadi lebih dewasa di dalam Kristus.

Pada saat menerima Sakramen Krisma kehidupan beriman seseorang secara khusus diperkuat oleh Roh Kudus sehingga ia mampu memberi kesaksian dengan perkataan dan perbuatan serta dengan seluruh kehidupannya. Maka, dengan Sakramen Krisma orang beriman dimampukan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah baik dalam hidup pribadi, dalam menjalankan pekerjaannya, maupun dalam mengamalkan peranannya dalam masyarakat dan Gereja.
 
Kesinambungan antara Sakramen Pembaptisan dan Krisma
Sebelum peristiwa Pentakosta para Rasul sudah menerima Roh Kudus (Yoh 20:22) tetapi mereka baru berkobar-kobar menjadi saksi Kristus sesudah Pentakosta. Demikian juga halnya dengan kehidupan Kristiani. Sebenarnya Roh Kudus pun sudah diterima seorang anggota Gereja pada waktu dibaptis. Namun, di dalam Sakramen Krisma, orang menerima “kepenuhan Roh Kudus” (KGK, 1294) sehingga dia secara penuh dan giat berkarya dalam Gereja. Roh Kudus itu pula yang mendorongnya untuk menjadi saksi kerajaan-Nya.

Maka, kalau Sakramen Pembaptisan yang disebut pintu (LG, 11) untuk masuk ke dalam persekutuan umat Allah (PO, 5) mengarah ke dalam, sebaliknya Sakramen Krisma yang mewajibkan orang menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati mengarah ke luar. Tentu saja dengan Pembaptisan dan Krisma orang Kristiani ditugaskan untuk kerasulan (LG, 33; AG, 36), tetapi dalam Krisma tugas perutusan tersebut lebih ditegaskan. Dengan demikian, kelihatan bahwa Sakramen-sakramen Inisiasi merupakan proses menuju kematangan rohani: masuk ke dalam persekutuan Gereja kemudian diutus (KGK, 1285).
 
Krisma, Pengurapan Roh Kudus
Sakramen Krisma disebut juga Sakramen Penguatan. Krisma sendiri berarti pengurapan. Oleh karena itu, orang yang telah menerima Sakramen Krisma disebut juga orang “yang diurapi”, tetapi kesempurnaannya terdapat dalam diri Yesus Kristus yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi, Krisma adalah pengurapan yang menjadikan seseorang seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus.

Pada saat menerima Sakramen Krisma seorang diurapi dengan minyak yang menandakan meterai Roh Kudus (KGK, 1295). Ini berarti dia “Sepenuhnya menjadi milik Kristus, ditempatkan dalam pelayanan-Nya untuk selamanya” (KGK, 1296). Dia diangkat dan ditugaskan dengan kekuatan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus sebagai Mesias serta untuk membangun dunia menuju kesempurnaannya. Maka, pemberian Roh Kudus dalam Krisma mengungkapkan secara eksplisit rahmat fungsional gerejani, yaitu mengemban tugas Gereja untuk menjadi saksi kerajaan-Nya maupun tugas membangun persekutuan.
 
Menjadi Saksi Iman
Dalam Alkitab Sakramen Krisma adalah janji Kristus untuk mengutus Roh Kudus kepada para Rasul. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Luk 24:49). Pada kesempatan yang sama Yesus berjanji kepada para pengikut-Nya, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8).
 
Kedua kutipan di atas memperlihatkan kepada kita dengan jelas bahwa alasan mendasar mengapa Kristus menetapkan Sakramen Krisma adalah supaya para pengikut-Nya menjadi saksi-saksi tentang diri-Nya. Seperti yang dialami para Rasul pada hari Pentakosta, curahan Roh Kudus pada saat menerima Sakramen Krisma terjadi secara melimpah. Peristiwa itu menjadikan orang Kristen seperti para Rasul, yaitu: memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya penyelamatan-Nya. Demikian pula karena kekuatan Roh Kudus yang dianugerahkan dalam Krisma dia lebih berani menjadi saksi Kristus, dan membela iman dengan perkataan dan perbuatan (KGK, 1285, LG, 11). Sumber: KGK, 1285, 1293-1296; Oleh Rm. Dionisius Kosasih, O.Carm/ RUAH

Senin, 28 April 2014 Hari Biasa Pekan II Paskah

Senin, 28 April 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah
   
Tuhan telah memberikan kepada kita kata-kata doa dalam Mazmur, dalam doa-doa penting Liturgi Suci, dan tepatnya dalam liturgi Ekaristi itu sendiri. Di sini, Dia mengajar kita cara berdoa. Kita masuk ke dalam doa yang telah dibentuk dan diturunkan selama berabad-abad di bawah inspirasi Roh Kudus, dan bergabung dalam percakapan Kristus dengan Bapa. Maka yang paling utama dari liturgi adalah doa: pertama mendengarkan dan kemudian menjawab, dalam Mazmur Tanggapan, dalam doa Gereja, dan dalam Doa Syukur Agung. Kita merayakan Ekaristi dengan benar jika kita merayakannya dengan sikap "doa", menyatukan diri kita dengan misteri Kristus dan peran-Nya sebagai Putra. Jika kita merayakan Ekaristi seperti ini: pertama mendengarkan dan kemudian menjawab, lalu berdoa dengan menggunakan kata-kata yang ditunjukkan kepada kita oleh Roh Kudus, maka kita merayakan Ekaristi dengan benar. Dan melalui doa kita bersama, umat ditarik ke dalam persekutuan sebagai anak-anak Alah. (Paus Benediktus XVI)
   
Antifon Pembuka (bdk. Rm 6:9)
       
Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.

Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, untuk menjadi anak-anak-Mu tidak mungkin setengah-setengah. Tambahkanlah iman kami agar kami dapat dengan tekun dan tabah berani menyatakan iman kami akan Engkau sebagai Allah dan Bapa kami dan akan Yesus, Putra-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Mampukan kami untuk hidup dengan penuh kasih di tengah masyarakat, lingkungan yang berbeda keyakinan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:23-31)
  
"Ketika para rasul berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."
    
Setelah dilepaskan oleh Mahkamah Agama Yahudi, pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya, “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap, dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi. Mereka melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami. Maka berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu. Mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9)
1. Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya: “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari kita!”
2. Dia, yang bersemayam di surga, tertawa; Tuhan memperolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya, Ia mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: “Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!”
3.Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, “Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
 
Nikodemus, seorang Farisi datang kepada Yesus dan berbicara dengan-Nya. Ia terbuka untuk berdialog dengan Yesus. Ia mengakui Yesus sebagai seorang Guru yang diutus oleh Allah. Manusia baru hanya bisa dilahirkan kembali dari air dan Roh.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:1-8)
   
"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
    
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus; ia seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang kepada Yesus pada waktu malam dan berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Janganlah engkau heran karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Persatuan atau persekutuan dalam doa sangatlah penting. Persatuan dalam doa ini menjadi kekuatan komunitas itu sendiri. Para rasul bersatu di dalam doa sesudah mereka mendengarkan kisah pengalamanan saudara mereka dalam pelayananan: Petrus dan Yohanes, yang harus menghadapi Mahkamah Agama. Kekuatan persatuan mereka dalam doa itu ditampakkan dan dibuktikan dengan bergoyangnya tempat di mana mereka berkumpul.

Peristiwa ini mengingatkan kita, ketika keuskupan, paroki, atau keluarga kita sedang menghadapi masalah, besar ataupun kecil, kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan manusiawi kita masing-masing, tetapi juga membutuhkan persatuan dalam doa-doa kita. Roh Kudus akan menguatkan kita yang bersatu dalam doa sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang kita hadapi.

Tuhan, terima kasih karena Engkau mengingatkan aku melalui para rasul-Mu betapa besar kekuatan doa bagi hidup kami bersama. Amin.
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 27 April 2014 Hari Minggu Paskah II

Minggu, 27 April 2014
Hari Minggu Paskah II
Minggu Kerahiman Ilahi - Kanonisasi Yohanes Paulus II dan Yohanes XXXIII
 
Kis 2:42-47;  Mzm 118:2-4.13-15.22.24; 1 Petrus 1:3-9; Yoh 20:19-31
 
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26)

Hari ini, kita merayakan Pesta Kerahiman Ilahi dan kanonisasi Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes XXXIII. Bacaan Injil berbicara tentang Yesus yang hadir di tengah-tengah para murid dan memberikan damai sejahtera bagi mereka. Istilah Ibrani untuk damai sejahtera ialah "shalom" yang mnunjuk pada keserasian, keutuhan, kebaikan, kesejahteraan dan keberhasilan di segala bidang kehihidupan. Situasi demikian, di satu sisi merupakan anugerah Allah dan di sisi lain merupakan usaha manusia untuk mewujudkan dan memeliharannya. Namun, seringkali manusia justru melakukan yang sebaliknya, yakni merusak damai sejahtera dengan berbuat dosa dan kejahatan. Hal ini amat jelas dalam dosa Adam dan Hawa. Dengan dosa yang mereka buat, maka rusaklah keserasian dan keselarasan hubungan dengan Allah dan ciptaan yang lain. Mereka kehilangan damai dalam hati karena rasa bersalah dan malu di hadapan Allah (Kej 3:8). Mereka yang sebelumnya memiliki persekutuan intim dengan Allah menjadi takut, menyembunyikan diri dan tidak berani mendengar suara-Nya (Kej 3:8.10). Hubungan harmonis di antara Adam dan Hawa sebagai suami istri pun terganggu. Mereka saling menyalahkan (Kej 3:12). Dosa mereka tidak hanya merusak keserasian hubungan dengan Allah dan sesama tetapi juga dengan alam. Mereka harus bermusuhan dengan ular (Kej 3:15) dan harus bekerja keras untuk mengelola alam (Kej 3:17-19).

Dalam berbagai bentuk dan manifestasi, dosa Adam dan Hawa masih terus-menerus dilakukan oleh keturunannya sampai sekarang, termasuk kita. Akan tetapi, meskipun kedamaian dan kesejahteraan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama dan alam telah rusak oleh ulah manusia sendiri, Allah menghendaki agar damai sejahtera itu harus dipulihkan. Maka, ia memberikan kerahiman-Nya kepada kita. Kerahiman, yang kata dasarnya adalah rahim menunjuk pada bagian tubuh perempuan, di mana setiap orang mengawali hidupnya di sana dalam suasana damai dan sejahtera karena dihidupi, dipelihara dan dijamin oleh Allah sendiri. Bagi kita, orang-orang yang berdosa, kerahiman Allah menjadi semakin nyata dan penuh dalam diri Yesus Kristus. Sebab, melalui karya, pengajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, Ia memulihkan keserasian hubungan kita dengan Allah sehingga kita kembali mengalami damai sejahtera.

Kedua Paus yang hari ini ditetapkan sebagai santo, yakni Paus Yohanes XXXIII dan Paus Yohanes Paulus II, juga merupakan Paus pembawa damai sejahtera. Paus Yohanes XXXIII dikenal dengan ensiklik "Pacem in Terris" (Damai di Bumi, 1963) yang berisi ajakan untuk menegakkan perdamaian universal berdasarkan kebenaran, keadilan, kemurahan dan kebebasan. Beliau antara lain menyerukan bahwa "damai di bumi, yang paling dirindukan oleh semua manusia dari segala zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya apabila perintah yang ditetapkan Allah ditaati dengan setia". Sementara itu, Paus Yohanes Paulus II melakukan upaya perdamaian dengan banyak sekali melakukan kunjungan ke berbagai negara di seluruh dunia. Beliau juga menjalin hubungan yang baik dengan semua agama, misalnya dengan mengumpulkan para wakil pemimpin agama dan kepercayaan di seluruh dunia dalam rangka perdamaian dunia 1986.

Kepada kita, Tuhan telah dan selalu memberikan kerahiman dan damai sejahtera-Nya. Maka, marilah kita juga menjadi rasul-rasul kerahiman dan damai sejahtera di mana pun kita berada.
 
Doa: Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan ke-Allah-an, Putera-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia. Maka, demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia. Amin. -agawpr-
 
Ag. Agus Widodo, Pr
Collegio San Paolo Apostolo
via Torre Rossa 40
Roma, 00165

Santa Faustina Kowalska: Rasul Kerahiman Ilahi


Percaya bukan begitu


Minggu, 27 April 2014 Hari Minggu Paskah II

Minggu, 27 April 2014
Hari Minggu Paskah II
(Hari Kedelapan Oktaf Paskah - Hari Minggu Kerahiman Ilahi)
  
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26)
 

Antifon Pembuka
 
Jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu haus akan air susu rohani yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan. Alleluya.

Quasi modo geniti infantes, alleluia: rationalbiles, sine dolo lac concupiscite, alleluia, alleluia, alleluia.

 
Doa Pagi

 
Allah yang Maharahim, dalam perayaan Pesta Paskah ini Engkau menyalakan iman umat yang dikuduskan bagi-Mu. Tambahkanlah rahmat yang telah Engkau anugerahkan agar kami semua semakin memahami betapa agung pembaptisan yang menyucikan kami, betapa luhur Roh yang melahirkan kami kembali, dan betapa mulia darah yang menebus kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:42-47)
   

"Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama."
    
Orang-orang yang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sementara rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati tiap-tiap hari mereka berkumpul di Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah-rumah jemaat secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:2-4.13-15.22.24; Ul: lih. 1)
1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Aku di dorong dengan hebat sampai jatuh,
tetapi Tuhan menolong aku.
Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku;
Ia telah menjadi keselamatanku.
Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar,
"Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan."
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
vv
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)
                      
"Oleh kebangkitan Yesus Kristus, Allah telah melahirkan kita kembali dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan."
     
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita dilahirkan untuk hidup yang penuh harapan, yaitu untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Kuasa Allah telah memelihara kamu karena iman sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu harus berdukacita sejenak oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Dengan demikian kamu memperoleh pujian-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda: Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya:
berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-31)
   
"Delapan hari kemudian Yesus datang."
    
Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Seorang imam tua pernah berkata, “Cintamu pada Tuhan adalah sebesar keberanianmu meninggalkan dosa-dosamu.” Nasihat ini terdengar indah, namun begitu berat untuk dilakukan. Kita pasti memiliki pengalaman berusaha mencintai Tuhan namun justru hal sebaliknya yang kita lakukan. Kita ingin mengasihi sesama namun justru rasa jengkel, iri hati dan marah yang muncul dalam hati. Inilah perjuangan kita selama hidup di dunia ini.

Bapa dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas memberi kita kesempatan untuk selalu bertobat dan menyesali dosa-dosa kita. Ia tahu bahwa kita lemah, maka Ia mengutus Roh Kudus yang memampukan kita untuk kembali kepada-Nya. Tidak peduli seberapa jauh kita telah meninggalkan-Nya, Ia selalu menunggu dan menantikan kita kembali kepada-Nya. Mungkin kita sering lelah memohon ampun atas dosa-dosa yang sama namun Bapa tidak pernah bosan mendengar dan mengampuni dosa-dosa kita.

Pada hari ini, di mana Paus Fransiskus menyatakan Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II sebagai orang kudus (Santo), Gereja merayakan Minggu Kerahiman Ilahi. Gereja mengajak kita semua untuk mengalami kasih Allah yang mengampuni, membebaskan dan mendorong kita untuk bertobat. Setiap kali kita jatuh dalam dosa, Allah melalui para imam, rindu untuk mengampuni dosa-dosa kita. Dosa membuat mata hati kita tidak lagi mampu memandang Allah. Dosa membuat kita lelah dan berbeban. Pernahkah atau seberapa sering kita datang kepada seorang imam, pelayan pengampunan Allah, mengakukan semua dosa-dosa kita dan sesudahnya tiba-tiba beban berat kita hilang? Inilah kuasa kasih Tuhan. Yesus datang bukan untuk orang-orang sehat melainkan untuk orang sakit dan berdosa. Kitalah salah satunya.

Dalam bacaan Injil, kita mendengar Yesus bangkit, Rasul Tomas tidak dapat mempercayainya dan menginginkan suatu tanda. Rasa tidak percaya juga sering menghinggapi kita. Kita sangsi apakah Tuhan masih mau mengampuni dosa-dosa kita, apakah Tuhan tidak bosan mendengar doa dan permohonan yang sama terus-menerus, apakah Tuhan tidak lelah menunggu kita kembali kepada-Nya, dan berbagai keraguan lainnya. Namun, seperti Yesus menjawab Tomas dengan mengatakan, “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya,” Yesus ingin agar kita juga belajar untuk percaya. Tidak ada dosa yang terlalu besar hingga tidak bisa diampuni, tidak ada pelanggaran yang terlalu berat hingga membuat Yesus melupakan kita serta tidak ada dosa dan pelanggaran kecil yang Dia abaikan. Karena itu, Yesus berkata, “Jangan kamu tidak percaya lagi, melainkan percayalah!”

Percaya berarti menaruh harapan pada belas kasih Allah. Percaya berarti mau melemparkan diri di pangkuan Allah bila kita telah berbuat dosa. Tidak ada yang lebih buruk dari kehilangan harapan dan kepercayaan akan belas kasih Allah. Yesus datang ke dunia bukan untuk sekedar dikenang namun juga untuk tinggal dekat bersama kita. Ia datang bukan untuk menghakimi namun untuk memulihkan yang berdosa serta berbeban berat.

Bila dua ribu tahun yang lalu Yesus memberi damai pada para murid-Nya, kini Ia pun bersabda kembali, “Damai sejahtera bagimu.” Maukah kita belajar mencintai-Nya, menghirup damai-Nya, dan melepas beban dosa-dosa kita?

Charles Virgenius, O.Carm

Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Sabtu, 26 April 2014
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah
 
Kis 4:13-21; Mzm 118:1.14-15.16a.18.19-21; Mrk 16:9-15
 
"Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya."

Beriman itu tidak harus melihat, merasakan dan mengalami secara fisik. Berikut ini sebuah cerita yang mungkin pernah kita dengar dan menurut saya sangat inspiratif. (diambil dari: http://novrya.blogspot.com/2011/01/profesor-yang-tidak-punya-otak.html?m=1).

Seorang profesor filsafat yang ateis tengah membahas permasalahan yang ada dalam ilmu sains tentang Tuhan. Dia meminta salah seorang siswa barunya untuk berdiri dan..

Profesor : Apakah kamu seorang Kristen?
Siswa : Ya, pak.
Prof. : Kamu percaya Tuhan?
Siswa : Tentu saja, pak.
Prof. : Apakah Tuhan baik?
Siswa : Pasti.
Prof : Apakah Tuhan maha kuasa?
Siswa : Ya.

Prof : Kakak saya meninggal karena kanker padahal dia berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Kebanyakan dari kita akan berusaha menyembuhkan sesama kita yang sakit. Tetapi Tuhan tidak. Apakah ini berarti Tuhan baik? Hmm?

(Siswa ini terdiam.)

Prof : Kamu tak dapat menjawabnya, kan? Mari kita ulangi lagi, anak muda. Apakah Tuhan baik?
Siswa : Ya.
Prof : Apakah setan baik?
Siswa : Tidak.
Prof : Setan berasal dari mana?
Siswa : Dari .. Tuhan ..
Prof : Itu betul. Katakan padaku, apakah ada setan dan kejahatan di dunia ini?
Student : Ya.
Prof : Kejahatan ada di mana-mana, betul? Dan Tuhan menciptakan segalanya. Benar?
Siswa : Ya.
Prof : Jadi siapa yang menciptakan kejahatan?

(Siswa ini tidak menjawabnya.)

Prof : Apakah ada penyakit? Kemerosotan moral? Kebencian? Kejelekan? Semua hal-hal buruk ini ada di dunia, benar?
Siswa : Benar, pak.
Prof : Jadi, siapa yang menciptakan itu semua?

(Siswa ini kembali terdiam.)

Prof. : Ilmu pengetahuan mengatakan manusia memiliki 5 indera untuk mengidentifikasi dan mengamati lingkungan sekitarnya. Katakan padaku, … Apakah kamu pernah melihat Tuhan?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Ceritakanlah, apakah kamu pernah mendengar Tuhanmu?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Apakah kamu pernah merasakan Tuhanmu, mengecap Tuhanmu, mencium Tuhanmu? Apakah kamu pernah mengalami keberadaan Tuhan melalui segala persepsi sensormu?
Siswa : Tidak, pak. Saya belum pernah mengalaminya.
Prof. : Tetapi kamu masih mempercayaiNya?
Siswa : Ya.
Prof. : Menurut prosedur pengamatan, pengujian, pembuktian, ilmu pengetahuan mengatakan Tuhanmu tidak ada. Apa pendapatmu?
Siswa : Tidak ada. Saya hanya memiliki iman saya.
Prof. : Ya. Iman. Dan itulah permasalahan bagi ilmu pengetahuan.
Siswa : Professor, apakah panas itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Dan apakah dingin itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Tidak, pak. Tidak ada seperti itu.

(Ruang kuliah itu menjadi sangat sunyi saat Sang Profesor mulai tersudut oleh pertanyaan siswa ini.)

Siswa : Pak, Anda dapat memiliki beberapa jenis panas, bahkan lebih panas, super panas, mega panas, panas putih, sedikit panas atau keadaan tanpa panas. Tetapi tidak ada yang namanya dingin. Kita dapat menempuh 458 derajat di bawah nol, yaitu keadaan tanpa panas, tetapi kita tidak dapat melampaui dari batas itu. Dingin itu tidak ada. Dingin hanya perkataan yang kita gunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana tidak ada panas. Kita tidak bisa mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukanlah kebalikan dari panas, pak, hanya suatu keadaan dimana tidak ada panas.

(Siswa lainnya terdiam tanpa sepatah katapun.)

Siswa : Bagaimana dengan kegelapan, Profesor? Apakah kegelapan itu benar-benar ada?
Prof. : Ya. Apalah arti malam bila tidak gelap?
Siswa : Anda salah lagi, pak. Kegelapan adalah absennya sesuatu. Anda punya pencahayaan rendah, pencahayaan normal, pencahayaan terang, pencahayaan yang berkedip…Tetapi bila Anda secara konstan tidak memiliki pencahayaan, Anda tidak memiliki apa-apa dan itulah yang disebut dengan kegelapan, betul? Pada kenyataannya, bukan begitu. Apakah Anda dapat membuat kegelapan menjadi lebih gelap?

Prof. : Jadi apa maksudmu, anak muda?
Siswa : Pak, maksudku dasar filosofi Anda kurang tepat.
Prof. : Kurang tepat? Bisa kamu jelaskan?

Siswa : Pak, Anda mengajar dengan dualitas. Anda berargumen tentang adanya kehidupan lalu mengajar tentang adanya kematian, adanya Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Anda memandang Tuhan sebagai sesuatu yang dapat kita ukur. Pak, ilmu pengetahuan bahkan tidak dapat menjelaskan sebuah pemikiran. Ilmu ini memang menggunakan listrik dan magnet, tetapi tidak pernah seorangpun yang melihat atau benar-benar memahami salah satunya. Untuk menilai kematian sebagai kondisi yang berlawanan dengan kehidupan sama saja dengan melupakan fakta bahwa kematian tidak bisa muncul sebagai suatu hal yang substantif. Kematian bukanlah kontradiksi dari hidup, hanya keadaan dimana tiada kehidupan saja. Sekarang katakan padaku, Profesor. Apakah Anda mengajarkan siswa-siswa Anda bahwa mereka berevolusi (Siswa berasal dari kera)?

Prof. : Jika yang kamu maksudkan adalah proses evolusi alami, ya, tentu saja, aku mengajarkannya.
Siswa : Apakah Anda mengamati evolusi itu dengan mata Anda sendiri, pak?

(Sang Profesor menggelengkan kepala dan tersenyum, tampaknya ia mulai menyadari arah pembicaraan ini.)

Siswa : Karena tidak seorang pun pernah mengamati proses evolusi bekerja dan bahkan tidak dapat membuktikan bahwa proses ini tengah berlangsung, apakah Anda tengah mengajarkan pendapat pribadi Anda? Apakah Anda seorang ilmuwan atau penceramah?

(Suasana kelas menjadi gaduh.)

Siswa : Apakah ada dari kelas ini yang pernah melihat otak Profesor?

(Suara tawa para siswa memenuhi ruang kelas itu.)

Siswa : Apakah ada orang yang pernah mendengar otak Profesor, merasakannya, menyentuhnya atau menciumnya? Tampaknya tak seorang pun pernah melakukannya. Jadi, menurut prosedur pengamatan, pengujian dan pembuktian yang disahkan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Anda tidak memiliki otak, pak. Dengan segala hormat, pak, bagaimana kami dapat mempercayai pengajaran Anda?

(Ruangan itu sunyi. Sang profesor menatap siswa ini, wajahnya menunjukkan dia tidak menduga siswa ini akan berkata demikian.)

Prof. : Saya kira kamu harus mempercayainya, nak.

Siswa : Itulah, pak. Hubungan antara manusia dan Tuhan adalah IMAN PERCAYA. Hanya itu yang membuat segala sesuatunya bergerak dan hidup.

Doa: Tuhan, kami memang belum pernah melihat-Mu secara fisik. Namun, kami beriman dan percaya kepada-Mu. Semoga kami sungguh menghidupi iman kami itu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 26 April 2014 Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah

Sabtu, 26 April 2014
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah
 
Dalam doa kurban Paskah ini, segala sesuatu dirangkumkan di dalam Yesus, di bawah satu Kepala Bdk. Ef 1:10.: Allah dan dunia; Sabda dan daging; kehidupan kekal dan waktu; cinta yang menyerahkan diri dan dosa yang mengkhianati cinta; murid-murid yang hadir, dan manusia-manusia yang akan percaya kepada-Nya dengan perantaraan pewartaan mereka; penghinaan dan penghormatan. Itulah doa kesatuan. --- Katekismus Gereja Katolik, 2748

   
Antifon Pembuka (Mzm 105:43)
  
Tuhan mengantar umat-Nya dalam kegembiraan, dan para pilihan-Nya dengan sukacita. Alleluya.
  
Doa Pagi

    
Ya Allah, warta gembira-Mu Kautujukan kepada semua orang, dan semua orang hendak Kausatukan menjadi satu umat kesayangan-Mu. Kami mohon, patahkanlah ketegaran hati kami, agar kami layak diterima sebagai umat pilihan-Mu dalam kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin,
      
Kelemahan manusia tidak bisa menghalangi karya keselamatan Allah. Niat jahat manusia juga tidak bisa menghambat pewartaan firman Allah. Para rasul tetap teguh berdiri mewartakan kebangkitan Yesus. Mereka menjadi berani menunjukkan imannya di tengah para penguasa. Banyak orang takjub melihat pengajaran mereka. Memang Tuhan akan selalu mendampingi dan melindungi orang yang setia kepada-Nya.
     

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:13-21)
   
     
"Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
        
Pada waktu itu Rasul Petrus dan Yohanes dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Ketika para pemimpin Yahudi dan tua-tua umat serta ahli-ahli Taurat melihat keberanian mereka, padahal keduanya adalah orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan para rasul itu berdiri di samping kedua rasul itu mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Maka mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang. Lalu berundinglah mereka, dan berkata, “Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mukjizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu.” Setelah kedua rasul itu disuruh masuk lagi, mereka diperintahkan supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka, “Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: Taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1.14-15.16ab-18.19-21)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar.
2. Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan, tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan daku kepada maut.
3. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
 
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

 
Yesus telah bangkit dari kubur. Peristiwa ini jelas menggemparkan masyarakat. Bahkan para murid yang telah hidup bersama Yesus pun tidak percaya. Maka Yesus mencela kedegilan hati mereka. Iman para murid masih perlu terus diasah dalam pergumulan hidup. Karena itu, Yesus mengutus mereka ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk. Inilah tugas mulia para murid Yesus.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:9-15)
     
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
     
Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu Maria Magdalena pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Yesus menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari para murid, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Ketika mereka kembali dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Yesus menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan. Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

   
Para murid tidak percaya akan berita kebangkitan Yesus melalui Maria Magdalena dan dua murid yang berjumpa dengan Yesus yang hidup dalam perjalanan ke Emaus. Tidak mudah untuk percaya bahwa orang yang sudah mati hidup kembali. Paling-paling bagi mereka yang mengalaminya. Maria Magdalena dan dua murid Emaus tetap mewartakan kebenaran ini meskipun ada risiko tak ada yang percaya. Kita punya tugas yang sama mewartakan bahwa Yesus hidup ke seluruh dunia meski tetap saja banyak orang yang tidak percaya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau sungguh telah bangkit. Alleluya! Sepanjang hari ini aku telah berusaha menjadi saksi kebangkitan-Mu. Sembuhkanlah aku dari rasa kecewa, saat kesaksianku melalui perbuatan dan kata-kata tidak dihiraukan orang lain. Teguhkanlah langkahku dalam meneruskan tugas perutusan yang Kaupercayakan kepadaku. Amin.

RUAH

Jumat, 25 April 2014 Hari Jumat dalam Oktaf Paskah

Jumat, 25 April 2014
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah

Kis 4:1-12; Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a; Yoh 21:1-14

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: .....

Yesus telah bangkit dan berulangkali menampakkan diri kepada para murid. Injil hari ini, yang berkisah tentang penampakan Yesus di danau Tiberias, merupakan penampakan yang ketiga. Meskipun peristiwa itu telah terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu, setiap saat kita selalu mengenangkannya. Barusaja, kita juga merayakannya secara meriah, baik pada Malam Paskah maupun pada Hari Raya Paskah. Nah, kalau kepada para murid Yesus menampakkan diri sebagai berikut: ... (baca Injil), kepada kita masing-masing, bagaimana dan seperti apa Yesus menampakkan diri? Kalau dengan penampakan tersebut, "Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, 'Siapakah Engkau,' sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan", apakah dengan kehadiran-Nya itu, kita juga semakin mengenal dan mengimani-Nya?

Doa: Tuhan, semoga aku semakin peka untuk menyadari dan mengenali kehadiran-Mu dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 25 April 2014 Hari Jumat dalam Oktaf Paskah

Jumat, 25 April 2014
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah
  
Perintah Gereja kelima berbunyi, "Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah." Hal ini ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, bahwa Gereja mewajibkan umat beriman sekurang-kurangnya satu sekali setahun menerima komuni suci, sedapat mungkin dalam Masa Paskah (KGK, 1389; KHK, kan 920). Itu berarti, jika dalam setahun tidak pernah lagi pergi ke gereja dan ia akan menyambut komuni seperti yang diperintahkan Gereja, maka ia harus mempersiapkan diri terlebih dahulu melalui Sakramen Tobat. Jadi, tidak begitu saja menyambut komuni. Maksudnya, agar dapat menyambut komuni dengan layak. Paus Yohanes Paulus II berkata, "Saya pun ingin menegaskan bahwa dalam Gereja tetap berlaku, sekarang dan yang akan datang, aturan yang diberikan oleh Konsili Trente dengan ungkapan konkret mengenai peringatan keras Rasul Paulus, katanya, agar dapat menyambut Ekaristi dengan layak "seseorang harus lebih dahulu mengaku dosa, tatkala sadar akan dosa beratnya" (Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, 36)


Antifon Pembuka (Mzm 78:53)

Tuhan mengantar umat-Nya dengan selamat dan mencampakkan musuh mereka ke laut. Alleluya.
     
Doa Pagi

  
Allah Bapa yang mahakuasa, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut; yang telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami mohon. Lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan dengan ulet dan mempercayakan diri kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:1-12)
   
       
"Keselamatan hanya ada di dalam Yesus."
        
Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia
Ayat. (Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a; Ul: lih. 1)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:1-14)
      
"Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan."
       
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat ada api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguh pun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau," sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Hari ini para murid diajak sarapan oleh Guru dan Tuhan mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Merenungkan kata sarapan, satu sosok yang selalu melintas dalam benak adalah ibu. Saya teringat kegiatan yang dilakukan Ibu dalam mempersiapkan sarapan. Pagi-pagi benar, dia bangun dari tidurnya sementara anggota rumah yang lain masih terbuai mimpi dan bersembunyi di balik selimutnya. Dia mencuci beras dan menanak nasi. Sementara menunggu nasi matang, dia berdoa. Doanya pun harus berakhir ketika nasi yang ditanaknya masak. Lalu mengolah bahan-bahan masakan menjadi sayur dan lauk pauk. Terakhir yang dibuatnya adalah minuman hangat. Semua sudah tersedia sebelum anggota rumah yang lain terbangun. Semua sudah tersedia sebelum anggota yang lain terbangun dari tidurnya.

 Ingatan akan pekerjaan Ibu itu memberikan peneguhan akan sabda Yesus hari ini. Bahkan, sebelum penderitaan-Nya Yesus juga mengajak para murid untuk makan bersama. Betapa pentingnya arti makan bersama dalam sebuah relasi kehidupan bersama dengan orang lain. Orang yang tidak mau makan bersama biasanya sedang bermasalah dengan orang yang mengundangnya makan atau memiliki aktivitas lain. Dewasa ini, kebiasaan makan bersama dalam keluarga nyaris tidak ada. Entah karena di antara anggota keluarganya sedang saling mendiamkan atau entah karena kesibukan masing-masing yang menyebabkan tidak dapat duduk semeja makan. Padahal, melalui makan bersama kita dapat mempererat tali persaudaraan, saling memperkaya lewat cerita, saling meneguhkan bila mengalami kesusahan atau mengucap syukur bersama atas rejeki.

 Bila hari ini kita mendapat begitu banyak orang mudah putus asa atau merasa berjuang sendiri atau menjadi serakah dan beringas untuk mendapatkan rezekinya karena kurang bersyukur, mengapa kita tidak kembali pada kebiasaan makan bersama dalam keluarga? Yesus melalui Gereja-Nya juga meninggalkan kebiasaan makan bersama lewat Ekaristi agar di antara para murid-Nya dapat bersatu, saling meneguhkan dan akrab satu sama lain. Mengapa beberapa di antara kita mash sering meninggalkan Ekaristi? Ataukah kita sedang bermasalah dengan Tuhan? Ataukah kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita hingga tidak ada waktu untuk "makan bersama" Tuhan?
 

“Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.” (St. Yustinus, Martir)
 
CAFE ROHANI 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy