| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat.

Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
  

1 Samuel 16:1b.6-7.10-13a; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Efesus 5:8-14; Yohanes 9:1-41
  
Ketika Yesus berjalan, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. ... Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.”

"Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Begitulah kata St. Hieronimus, seorang pujangga Gereja yang hidup antara tahun 345-420. Namun, sebagian (besar) dari kita seringkali merasa malas dan enggan membaca Kitab Suci dengan salah satu alasannya: "Saya sama sekali buta dan sulit mengerti Kitab Suci sehingga takut salah memahami dan mengartikan". Padahal, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan Allah bekerja dalam diri kita dan akhirnya kita bisa melihat, seperti yang dialami oleh orang buta dalam kisah Injil hari ini. Ia buta bukan karena kesalahan siapa-siapa tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia (ay.3). Dan benar, ketika Allah bekerja dalam dirinya, ia dapat melihat, baik secara fisik (ay.7.11) maupun secara iman ia mampu melihat karya Allah (ay.30-33) dan kemudian percaya kepada Yesus (ay.38). Sebaliknya, orang-orang Farisi yang merasa bahwa mereka melihat, artinya merasa (sok) tahu dan mengenal Allah, justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkan-Nya. Mereka tidak percaya pada Yesus tetapi justru mencari-cari kesalahan-Nya (ay.16).
Hal ini pun berlaku bagi kita dalam mengenal Kristus melalui Kitab Suci. Ketika kita merasa sudah tahu semuanya, entah karena membaca buku tafsir, mengikuti kuliah/seminar atau surfing di internet, kita justru akan mengalami kebutaan. Pemanahaman dan pengenalan kita akan Kristus menjadi mandeg. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita berpikir: "Ah, saya sudah hafal. Ceritanya begini. Pesannya ini." Selesai. Namun, kalau kita memposisikan diri sebagai 'orang buta' dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Kita akan mempunyai pengertian dan pemahaman yang jauh lebih kaya. Pengenalan akan Kristus pun menjadi semakin mendalam dan relasi kita dengan-Nya juga semakin erat. Maka, jangan takut untuk membaca Kitab Suci, meski kita buta. Sebab, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan kita dimampukan untuk melihat.

Doa: Tuhan, bimbinglah aku orang yang buta ini, supaya aku semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-

Macam-macam bentuk Salib (Bagian 3)

Copyright: Tegar Andito

Minggu, 30 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
     
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, 313 D)
    
Antifon Pembuka (Yes 66:10-11)
     
Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

Lætare Ierusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lætitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestræ.


Doa Pagi


Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1b.6-7.10-13a)
 
  
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
  
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:8-14)
  
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
  
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (9:1-41) (Singkat: Yoh 9:1.6-9.13-17.34-38).
  
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
   
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.” Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat. Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta. Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya. Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus. Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Fungsi utama mata adalah untuk melihat. Tuhan menganugerahkan mata kepada kita agar dapat melihat. Melalui mata, kita bisa melihat dunia yang ada di sekitar kita dengan segala keindahannya. Mata adalah jendela dunia, maka berbahagialah yang dapat melihat dunia sekitar.

Pada hari Minggu Prapaskah IV ini, Injil Yohanes mengisahkan tentang Yesus yang menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Yesus tahu bahwa semua orang ingin melihat, termasuk orang yang buta sejak lahir ini. Oleh karena itu, Yesus mewujudkan kerinduan orang tersebut dengan cara menyembuhkannya. Setelah disembuhkan, orang tersebut tidak hanya melihat dunia sekitarnya, melainkan juga melihat Yesus. Melihat Yesus berarti melihat Tuhan yang peduli dengan penderitaan dan kerinduannya. Penglihatan itulah yang membuat iman orang buta itu mengalami perkembangan. Dia tidak hanya percaya bahwa Yesus itu seorang nabi, tetapi bahkan Anak Manusia (Yoh 9:17.36.38). dan berkat kepercayaannya itu, dia tidak takut diasingkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Peristiwa penyembuhan ini bukan hanya peristiwa Yesus membuka mata jasmani orang buta, tapi Yesus yang membuka hati dan iman orang buta itu. Berkat Yesus, tidak hanya matanya yang dapat melihat, melainkan juga imannya. Melalui iman, dia bisa melihat Yesus sebagai Allah yang penuh belas kasih. Dan pengalaman iman akan Allah seperti inilah yang tidak mudah digoyahkan oleh apa pun. Tantangan apa pun tidak akan mampu menghancurkannya. Sebab, iman seperti ini bisa bertumbuh dalam kondisi apa pun, bahkan di tempat yang tandus pun bisa berkembang dengan baik.

Bagaimana dengan iman kita? Apakah kita sudah memiliki iman sebesar yang dipunyai orang buta tersebut? Bila dibandingkan dengan keadaan orang buta tersebut, pasti keadaan kita jauh lebih baik. Sudah sejak lahir kita diberi karunia mata dan dapat melihat dengan baik, tapi apakah iman kita lebih besar dari orang buta itu? Kita harus mengakui dengan jujur bahwa iman kita tidak lebih besar dari orang buta yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Mengapa? Jangan-jangan kita sudah banyak melihat dunia sekitar kita, namun belum pernah melihat Yesus dalam kehidupan kita. Setiap Minggu kita pergi ke gereja dan mengikuti Misa Kudus, tapi tidak pernah melihat Yesus. Kita sudah pernah melihat pemandangan alam yang indah, tapi tidak pernah melihat Penciptanya. Kita pernah mengalami kebaikan sesama, namun tidak pernah merasakan kehadiran Yesus dalam diri orang tersebut. Hal itu terjadi karena mata kita hanya melihat dengan mata jasmani, tapi kurang mampu melihat semua pengalaman itu dengan mata hati dan iman kita.

Dalam situasi demikian, sesungguhnya kita mengalami kebutaan rohani, di mana hati dan iman kita tidak mampu melihat Yesus. Maka, hari ini kita juga membutuhkan kehadiran Yesus sebagaimana orang buta tersebut. Yesus berkenan menyembuhkan kebutaan kita, sehingga kita mampu melihat Yesus dengan situasi, kondisi dan diri siapa pun. (Henrikus Suwaji, O.Carm)
RUAH

Kobus: DIBERI TALENTA LAIN


Tips Mencari dan Menyanyikan Mazmur Tanggapan pada Hari Biasa

"Tidak diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab." Demikian kutipan dari Pedoman Umum Misale Romawi artikel 57. Umat yang terbiasa setia menjalankan liturgi sesuai norma-norma bakunya, terkadang mengalami kesulitan ketika ingin melagukan Mazmur Tanggapan pada perayaan Ekaristi yang jatuh pada hari biasa. Bagaimana mencari teks lagunya? Apa ulangannya, dan bagaimana nada ayatnya? Tulisan singkat ini diharapkan dapat membantu para praktisi liturgi agar dapat mencari dan melagukan Mazmur Tanggapan secara layak dan benar.

Pada Misa hari Minggu, biasanya seluruh bagian Mazmur Tanggapan dinyanyikan. Pola responsorial (ulangan-ayat) adalah yang lazim dipakai. Pola ini dapat seluruhnya dibacakan; seluruhnya dinyanyikan; atau sebagian dibaca, sebagian dinyanyikan. Jika ingin dinyanyikan namun tidak ada penyanyi yang cakap, sekurang-kurangnya bagian ulanganlah yang dinyanyikan bersama umat, sedangkan ayat dapat hanya dibaca saja.

Jika ingin seluruh bagian dinyanyikan, buku yang paling tepat dipakai adalah Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya dari Komisi Liturgi KWI. Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya (MTA) memang dikemas untuk Mazmur Tanggapan Misa hari Minggu dan hari raya. Namun buku ini juga bisa dimanfaatkan untuk Misa yang jatuh pada hari biasa.

Perlu diketahui bahwa buku MTA (seperti halnya Puji Syukur) menyediakan tidak hanya daftar isi, tapi juga indeks. Ada 3 macam indeks berkaitan dengan Mazmur Tanggapan:

1. Indeks Tema Mazmur, halaman 468
2. Indeks Mazmur, Kidung dan Madah; halaman 472
3. Indeks Ulangan Mazmur, halaman 475
Berikut tahap-tahap untuk mencari nyanyian Mazmur Tanggapan pada hari biasa:
1. Lihat kalender liturgi, catat nomor bab dan ayat Mazmur. Posisi di kalender liturgi ada di antara bacaan pertama dan bacaan Injil.
2. Lihat Indeks Mazmur, Kidung dan Madah dari buku MTA halaman 472.
3. Pada indeks tsb, angka awal yang dicetak tebal menunjukkan nomor bab, nomor berikutnya menunjukkan nomor ayat, dan setelah titik-titik panjang menunjukkan halaman di buku MTA.
4. Sesuaikan nomor bab dan ayat di kalender liturgi dengan yang ada di indeks.
5. Ketemu deh....

Contoh 1:
1. Hari ini 4 November 2013 peringatan St. Carolus Borromeus, menurut kalender liturgi Mazmur Tanggapannya adalah: Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; 
2. Pada indeks, bila dicari akan ketemu Mazmur 069 (lihat angka dicetak tebal). Di situ ada dua nomor 069, cari yang ayatnya sesuai, maka akan ketemu tulisan 069: 14.17.30-31.33-34.36ab.37; Ul; lh. 33.......422
3. Tulisan yang terakhir itu berarti pada halaman 422 buku MTA ayat mazmur diambil dari ayat 14.17.30-31.33-34.36ab.37; dan ulangan diambil berdasar ayat 33 (ulangan tidak selalu persis sama).
4. Pada halaman 422 tsb akan ketemu Mazmur dangan 4 ayat. Tinggal disesuaikan dengan kalender liturgi ayat mana yang dipakai. 
5. Maka pada hari ini 4 November 2013, jika hendak menyanyikan Mazmur Tanggapan dapat memakai buku MTA halaman 422 ayat 2-4.

Contoh 2:
1. Besok 5 November 2013, Mazmur sesuai kalender liturgi adalah: Mzm. 131:1,2,3; 
2. Melihat indeks, akan ketemu yang sama persis pada halaman 150. 

Contoh 3:
1. Pada 31 Oktober 2013 yang lalu, Mazmur sesuai kalender liturgi adalah : Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; 
2. Setelah dicari di indeks, ternyata tidak ada yang pas. 
3. Untuk kasus ini ada 2 cara lain yang bisa dilakukan:
3a. Memakai Indeks Tema buku MTA halaman 468. Dapat dipilih sesuai tema perayaan. 
3b. Memakai Mazmur Alternatif sesuai masa liturgi, lihat halaman 200-221.
4. Untuk kedua cara lain di atas, penting memperhatikan tema bacaan pertama, agar sifat Mazmur sebagai tanggapan atas bacaan pertama benar cocok.

Semoga membantu, selamat bermazmur.....

Ditulis oleh Fransiskus de Sales Onggo Lukito (Saint Raphael Publishing)

Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah

Sabtu, 29 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hosea 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Lukas 18:9-14

"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Merendahkan diri tidak sama dengan rendah diri. Rendah diri (inferiority) memiliki konotasi negatif: pesimis, merasa tidak mampu, melihat diri serba negatif dan kurang mesnyukuri potensi dan semua anugerah yang diberikan Tuhan. Sementara itu, merendahkan diri mempunyai makna yang positif dan dekat dengan rendah hati. Orang yang merendahkan diri adalah orang yang menyadari baik kelebihan maupun kelemahan atau kekurangannya. Atas kelebihan yang dimiliki, ia tidak sombong dan pamer tetapi mesyukuri, mengembangkan dan menggunakan sebaik-baiknya serta tidak ragu untuk membagikan kepada sesama. Atas kekurangannya, ia tidak berkecil hati dan pesimis namun berusaha untuk menerima apa adanya sambil terus mencari cara untuk mengatasinya. Sadar akan kelemahan yang dimilikinya, ia tidak mudah mencela orang lain yang mempunyai kelemahan tetapi justru mau menghargainya. Orang yang merendahkan diri ini bisa diibaratkan dengan tanaman padi: semakin berisi semakin menunduk dan merundukkan diri.
Orang Farisi dalam Injil hari ini, mungkin benar. Ia melakukan semua yang dikatakannya dalam doa. Namun, ia jatuh dalam kesombongan, tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sekaligus merendahkan sesama. Sementara itu, si pemungut cukai, pasti dia mempunyai banyak potensi karena dilihat dari pekerjaannya saja tentu ia mempunyai keahlian di bidang perpajakan, keuangan dan relasi sosial. Namun, ia tidak menyombongkan diri. Ia merasa tidak perlu memberi laporan kepada Tuhan atas semua kebaikannya karena toh itu semua karena Tuhan yang memampukan. Sikapnya yang merendahkan diri inilah yang menjadikan dirinya sebagai orang benar di hadapan Tuhan dan tentunya doa-doanya didengarkan oleh Tuhan.

Doa: Tuhan, anugerahilah aku kerendahan hati agar aku selalu merendahkan diri dihadapan-Mu dan menghargai sesaku. Amin. -agawpr-

Sabtu, 29 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 29 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
  
“Perbuatan baik harus dilakukan dengan gembira, tidak dengan muram” (St. Gregorius dari Nazianze)

  
Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)
  
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan kepada manusia, karena kasih-Mu yang besar. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu memupuk sikap rendah hati. Jauhkanlah juga kami dari sikap sombong, dengan merendahkan orang lain. Semoga pada hari yang baru ini kami dapat menghantar sesama yang kujumpai untuk menemukan Engkau dan mengalami kasih-Mu melalui segala peristiwa hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pewartaan Nabi Hosea menjadi benih-benih mistik Kristiani, yakni kasih setia dan pengenalan akan Allah. Istilah teknis “mengenal” berarti membina hubungan intensif, dalam kasih setia. Itulah kunci kehidupan mistik (persatuan dengan Allah Pencipta). Lagi, kasih setia Allah itu sering melukai, tetapi Dia sendiri yang menyembuhkan.

Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
  
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
      
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.

Pertobatan bukanlah sikap yang penuh dengan kesombongan diri. Tuhan mengingatkan kita bahwa pertobatan yang berkenan di hadirat Allah adalah pertobatan yang penuh dengan kerendahan hati dan penyesalan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
   
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Di hadapan Tuhan, kita hanya bisa merendahkan diri dan mengakui ketakberdayaan kita. Kita adalah orang-orang berdosa yang mengharapkan belas kasih dan kerahiman Tuhan. Inilah yang telah ditunjukkan oleh pemungut cukai. Ia mengakui dosanya dan memohon belas kasih Tuhan. Sedangkan orang Farisi berbangga diri dengan ulah kesalehan yang dilakukannya. Ia menyombongkan diri. Hasil akhir, pemungut cukai itu dibenarkan oleh Tuhan, sedangkan orang Farisi tidak.

Doa Malam

Ya Tuhan, terangilah kegelapan hati kami agar kami mampu melihat dan mengakui kesalahan-kesalahan kami di hadapan-Mu dan di hadapan sesama. Murnikanlah hati kami agar di masa Prapaskah ini kami semakin berkenan kepada-Mu. Amin.

RUAH

Jumat, 28 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 28 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hosea 14:2-10; Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17; Markus 12:28b-34

"Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"

Adalah hal yang biasa, para ahli taurat mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Namun, biasanya mereka bertanya untuk mencobai dan menjebak-Nya. Pada akhirnya, mereka selalu kecewa karena tidak berhasil. Mereka pergi sambil merancangkan jebakan berikutnya. Kali ini, ada seorang ahli taurat datang kepada-Nya dan bertanya secara tulus tentang hukum yang utama. Karena ia bertanya dengan sesungguhnya, maka ia pun dipuaskan oleh jawaban Yesus, bahkan dipuji sebagai orang bijaksana yang tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Orang yang mengerti dan mengatakan sesuatu yang baik dan benar adalah orang yang bijaksana. Karenanya, ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Namun, mengerti dan mengatakan saja belum cukup. Belum membuatnya masuk dan berada dalam Kerajaan Allah. Masih ada satu hal yang pokok, yakni melakukan atau melaksanakan. Harus ada keseimbangan dan kontinyuitas antara pikiran (mengerti), perkataan (mengatakan, mengajarkan), dan perbuatan (melakukan, melaksanakan). Apa yang dimengerti tentang hal yang baik dan benar, itulah yang dikatakan dan diajarkan. Itu pulalah yang dilaksanakan. Dengan cara hidup yang demikian, kita tidak hanya dekat dengan Kerajaan Allah tapi masuk dan berada di dalamnya.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk mampu mengerti hal yang baik dan benar kemudian mampukan kami untuk mewartakan dan melaksanakannya. Amin. -agawpr-

Audiensi Umum Paus Fransiskus, 26/03: Seorang Imam hendaknya melayani umatnya dengan kasih, tak diperlukan selain itu.

Tahbisan Imam CSC (Foto: facebook.com/NDBasilica)

Paus mengawali: "Setelah kita membahas bahwa ada tiga Sakramen yaitu Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi yang bersama membentuk misteri "permulaan kristen", sebuah peristiwa karunia yang melahirkan kembali kita di dalam Kristus. Inilah pengabdian mendasar yang merangkum semua di dalam Gereja, seperti para murid Tuhan Yesus. Lalu ada dua Sakramen yang berkaitan dengan dua pengabdian khusus, yaitu: Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan. Keduanya membentuk dua jalan besar di mana seorang kristen dapat menjadikan hidupnya sebuah karunia kasih, mengambil contoh dan di dalam nama Kristus, sehingga ia bekerjasama dalam membangun Gereja".

"Sakramen Imamat, yang dibagi ke dalam tiga tahap: keuskupan, imamat dan diakonat - kata Paus - merupakan Sakramen yang memungkinkan pelaksanaan tugas yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepada Para Rasul, untuk mengenyangkan kawanan jemaatnya, di dalam kuasa RohNya dan seturut hatiNya. Mengenyangkan umat Yesus dengan kuasa, bukan kuasa manusia, bukan kuasa diri, tetapi dengan kuasa Roh dan seturut hati Yesus yang adalah hati yang pengasih. Seorang Imam, Uskup dan Diakon harus mengenyangkan umat Tuhan dengan kasih. Tak diperlukan selain itu. Dan dalam makna itu, mereka yang dipilih dan dikonsakrasi untuk pelayanan ini sejalan dengan waktu memperpanjang kehadiran Yesus. Mereka melakukan itu dengan kuasa Roh Kudus di dalam nama Allah dan dengan kasih".

Sri Paus menjelaskan aspek pertama: "Mereka yang ditahbiskan ditempatkan sebagai kepala dari jemaat. Mereka adalah "kepala", ya, tetapi bagi Yesus berarti menempatkan otoritas masing-masing untuk melayani, seperti Dia yang telah memberi contoh dan telah mengajari kepada para murid dengan kata-kata ini: «Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang» (Mat 20:25-28 // Mark 10:42-45). Seorang Uskup yang tidak melayani umat bukan hal yang baik. Seorang Imam, Pelayan Tuhan, yang tidak melayani umat bukan hal yang baik. Itu suatu hal yang salah".

"Karakter lain yang selalu berasal dari kesatuan sakramental dengan Kristus - kata Paus - adalah kasih yang membara untuk Gereja. Mari kita melihat Surat Santo Paulus kepada umat di Efesus. Paulus berkata bahwa Kristus «telah mengasihi Gereja dan telah memberikan diriNya bagi Gereja, membuatnya Kudus, memurnikan Gereja dengan pencucian air melalui sabdaNya, dan untuk menampilkan wajah Gereja yang seluruhnya mulia, tanpa noda tanpa kerut atau lainnya yang senada. Di dalam Imamat, seorang Imam membaktikan seluruh dirinya kepada umat dan mengasihi umat dengan segenap hatinya: umat adalah keluarganya. Seorang Uskup, Imam, mengasihi Gereja dalam diri umatnya dan mengasihinya dengan kukuh. Bagaimana? Bagaimana Kristus mengasihi Gereja. Santo Paulus juga mengatakan itu tentang perkawinan: suami mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi Gereja. Ini adalah suatu misteri besar akan kasih, yaitu dalam Imamat dan dalam Perkawinan, dua Sakramen yang merupakan jalan ke mana biasa orang-orang pergi, sebagai Sakramen, menuju Tuhan".

Lalu ada aspek terakhir yang diutarakan Sri Paus. "Rasul Paulus menasehati Timotius muridnya agar tidak mengabaikan, sebaliknya, agar menghidupkan terus karunia yang ada padanya; karunia yang telah dianugerahkan kepadanya dengan penumpangan tangan (1 Tm 4:14; 2 Tm 1:6). Saat tugas dari uskup, dari imam tidak diisi dengan doa, dengan mendengarkan Sabda Allah, dan dengan perayaan Ekaristi harian dan juga dengan melaksanakan Sakramen Tobat, maka, itu akan pasti berakhir dengan kehilangan makna sejati dari pelayanan masing-masing dan kegembiraan yang berasal dari kesatuan yang mendalam dengan Yesus. Seorang Uskup yang tidak berdoa, yang tidak mendengarkan Sabda Allah, yang tidak merayakan Ekaristi setiap hari, yang tidak mengaku dosa dengan teratur, dan begitu pula seorang Imam yang tidak melakukan semuanya itu, pada akhirnya kehilangan kesatuan dengan Yesus dan mereka menjadi biasa-biasa saja yang justru tidak baik bagi Gereja. Oleh karenanya, kita harus membantu para uskup, para imam untuk berdoa untuk mendengarkan Sabda Allah yang merupakan makanan harian, untuk merayakan Ekaristi setiap hari dan untuk pergi mengaku dosa dengan teratur. Dan ini sangat penting karena membawa kepada kekudusan masing-masing para uskup dan para imam".

Sri Paus kemudian menutup katekese dengan berkata: "Bagaimana caranya menjadi imam? Di mana dijual jalan masuknya? Tidak, jalan masuk itu tidak dijual. Ini adalah suatu hal yang inisiatifnya diambil oleh Tuhan. Tuhan yang memanggil: memanggil setiap orang yang mau menjadi imam, dan mungkin ada kaum muda, di sini, yang telah mendengar di dalam hati mereka panggilan ini. Kehendak menjadi imam, kehendak untuk melayani sesama di dalam hal-hal yang berasal dari Tuhan. Kehendak untuk membaktikan sepanjang hidup kepada pelayanan untuk menginjil, membaptis, mengampuni, merayakan Ekaristi, merawat orang sakit ... sepanjang hidup demikian! Jika ada diantara Anda sekalian yang merasakan ini di dalam hati, itu Yesus yang telah menempatkannya di sana! Rawatlah panggilan ini dan berdoalah agar bertumbuh dan memberikan buah di dalam seluruh Gereja. Terima kasih."

Veni Sancte Spiritus, Veni per Mariam.

(Oleh: Shirley Hadisandjaja / Sumber: Radio Vatikan)

Jumat, 28 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 28 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Hari Pantang
  
Meskipun Kristus bebas dari dosa, namun Ia menderita. Ia menanggung kesengsaraan salib demi penebusan kita. (St. Gregorius Agung)
  

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86:8-10)
   
Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, bantulah kami agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
 
  
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
  
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 3:2)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
  
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
         
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
Bunyi hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama sudah terhafal hampir oleh semua orang Kristen. Tetapi jika ditanya bagaimana praktiknya dalam keseharian hidup ini? Jawabannya pasti saja bervariasi sesuai dengan cara hidup kita sehari-hari. Mungkin ada yang baik sekali, ada yang biasa saja, dan ada yang tidak sama sekali.

Kedua hukum utama itu, sesungguhnya bukan sekedar sebuah anjuran tetapi merupakan sebuah perintah yang harus dilaksanakan secara penuh, seratus persen. ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mrk. 12:30-31).

Merajut hubungan dengan Tuhan dengan mencintai-Nya adalah sebuah keharusan hidup manusia sebagai citra Allah. Hidup dan kebutuhan manusia bersumber pada Allah, bukan pada diri kita dan kekuatan dunia yang lain. Jika kita ingin memperoleh berkat-Nya, maka pujian dan penyembahan, sebagai bukti cinta kepada-Nya hendaknya menjadi bagian utama dari praktik hidup. Tanpa Tuhan hidup ini tak punya makna sedikitpun. Tanpa Tuhan tak ada keselamatan!

Sesama dan diri kita sendiri adalah tanda kehadiran Allah dalam hidup bersama. Kita tak pernah bisa menjadi diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hidup dan pertumbuhan kita sebagai manusia menjadi benar dan baik hanya dapat terjadi berkat cinta di antara kita.

Tuhan, mampukanlah aku untuk mencintai Dikau dan sesama dengan sepenuh hati. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 27 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 27 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Yeremia 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Lukas 11:14-23

Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia.

Beberapa orang menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Artinya, Ia bersekongkol dengan setan. Mereka adalah orang-orang yang pada dasarnya sudah tidak suka dengan Yesus. Akibatnya, apa pun yang dilakukan oleh Yesus selalu mereka lihat serba negatif, Mereka mengikuti Yesus ke mana pun Dia pergi untuk melihat apa yang dilakukan-Nya dan mendengarkan apa yang diajarkan-Nya. Namun, tujuannya adalah untuk mencari-cari kesalahan-Nya, bukan untuk mengangumi dan mempercayai-Nya. Mungkin, kita juga pernah atau sedang mempunyai pengalaman yang sama: tidak suka pada seseorang dan selalu melihat negatif apa yang dilakukannya, selalu mencari-cari kesalahannya dan bersukacita kalau menemukan. Kalau tidak menemukan, ya memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Atau, tidak sampai pada rasa tidak suka pada orang lain tetapi kita jatuh dalam dosa 'menuduh'. Mungkin kita pernah menuduh suami/istri, anak, orangtua, pembantu, rekan kerja, teman, tetangga, dll melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan. Marilah kita tidak mudah dan tidak cepat-cepat memberikan penilaian (negatif) pada orang lain. Kita butuh waktu untuk membuka hati dan budi, juga mata dan telinga kita supaya kita mampu untuk melihat dan mendengar yang sebenarnya, kemudian memberikan penilaian serta mengambil sikap yang benar pula.

Doa: Tuhan, jauhankah aku dari kecenderungan untuk menilai negatif orang lain, lebih-lebih jangan sampai aku mudah menuduh. Ajarilah aku untuk selalu berpikir positif supaya aku semakin mendapatkan banyak saudara. Amin. -agawpr-

Kamis, 27 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 27 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
   
“Hanya jati diri ilahi pribadi Yesus dapat membenarkan tuntutan begitu absolut, seperti yang berikut ini: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Mat 12:30), atau ungkapan-ungkapan seperti: “Dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari nabi Yunus… lebih dari Salomo” (Mat 12:41-42), “di sini ada yang melebihi Bait Allah” (Mat 12:6). Atau apabila Ia menghubungkan dengan diri-Nya bahwa Daud menamakan Mesias Tuhannya (Bdk. Mat 12:36,37), atau mengatakan: “Sebelum Abraham jadi, Aku ada.” (Yoh 8:58), dan malahan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).” (Katekismus Gereja Katolik, 590)

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, Akulah keselamatan umat-Ku. Dalam penderitaan mereka berseru kepada-Ku, dan Aku mendengarkan mereka. Dan Aku menjadi Tuhan mereka selama-lamanya.

Doa Pagi

  
Allah, Sang Terang hidup kami, semoga sepanjang hari ini kami mampu mendengarkan sabda-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami. Ampunilah kami sekiranya dalam hidup kami telah menyimpang dari jalan-Mu dan janganlah kami binasa karena dosa-dosa kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
Lewat seruan kenabian Yeremia, Allah mengajari umat Israel untuk menuruti perintah-Nya. Menyimpang dari perintah Allah digolongkan kedegilan dan kejahatan. Namun umat Israel memilih untuk menolak perintah Allah. Pilihan yang seperti itu merupakan suatu sikap yang tragis.

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)
 
  
"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."
      
Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati.
atau Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Tuduhan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa penghulu setan merupakan sikap melawan Yesus. Siapa pun yang melawan Yesus, tidak bisa bersama Yesus dalam kuasa Allah; dengan kata lain, menjadi sahabat iblis. Siapa yang tidak mengumpulkan bersama Yesus dalam Roh Kudus pemersatu, mencerai-beraikannya; dengan kata lain menjadi sahabat roh jahat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)
  
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."
  
Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus dengan kata-kata dan karya-Nya menghadirkan Kerajaan Allah. Dengan kuat kuasa Allah sendiri, Yesus mengusir setan. Kuasa kegelapan dibinasakan oleh kekuatan Allah. Tetapi sayang, ada orang yang mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Mereka tidak percaya akan kewibawaan Yesus. Kita diundang untuk percaya kepada Yesus. Kepercayaan itu kita ungkapkan dalam kehidupan kita, dengan menghancurkan kuasa kejahatan dalam diri kita.

Doa Malam

Bapa yang Mahamurah, kami serahkan seluruh suka duka kami, keberhasilan dan kegagalan usaha kami, ketakutan dan kecemasan kami kepada-Mu. Kiranya Engkau sendiri yang menyempurnakan apa yang kurang dari diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan bersatu dengan Engkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
RUAH

Rabu, 26 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 26 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah 
Ul 4:1.5-9 Mzm 47; Mat 5:17-19

   
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

Oleh para ahli taurat, Yesus berulang kali dinilai melanggar hukum taurat. Namun, Yesus sendiri menegaskan bahwa Ia bukan meniadakan melainkan menggenapinya. Bagaimana kita memahami hal ini dan kemudian menghayatinya? Salah satu penjelasan yang menurut saya cukup lengkap dan memberi jawaban adalah dari St. Paulus. "Barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat." (Rm 13:8-10). Jadi, kegenapan hukum Taurat adalah hukum kasih, yang oleh Yesus disebut sebagai hukum yang utama (Mat 22:37-40). Yesus memang seringkali melakukan sesuatu yang berbeda dengan hukum taurat, bahkan terkesan melanggarnya. Namun, dengan mengajarkan kasih dan dengan menjadi teladan bagaimana mengasihi Allah dan sesama, Ia menggenapi hukum taurat. Semoga, hukum Taurat dan hukum-hukum lain yang ada dalam kehidupan kita juga kita genapi dengan cara mengasihi. St. Agustinus mengatakan, "Ama et fac quod vis" (Cintailah dan berbuatlah apa yang kaukehendaki). Kita boleh berbuat semau kita asal semua itu didasari oleh kasih.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi orang yang melakukan apa saja atas dasar kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin. -agawpr-

Rm. Agus Widodo, Pr. 

Rabu, 26 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 26 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
  
Kalau timbul karat pada cermin, orang tidak dapat melihat gambar wajah di dalamnya; begitu juga kalau ada dosa pada manusia, ia tidak dapat melihat Allah --- St. Teophilus dari Antiokhia

   
Antifon Pembuka (Mzm 119:133)

Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dengan perantaraan Musa, Engkau menuntun bangsa Israel keluar dari perbudakan bangsa Mesir. Sudilah kiranya Engkau menuntun setiap langkah kami dan menghalaukan kegelapan dosa kami sehingga kami dapat hidup dalam terang-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)
    
"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."
    
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
    
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."
        
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Sejak zaman reformasi di negeri ini topik amandemen UUD ’45 santer didengar bahkan sudah terlaksana. Ada pasal dan bab yang harus ditambah dan konon alasannya tidak lain, demi mengikuti tuntutan zaman. Andaikan ruang itu terbuka terus tanpa batas maka akan ada bahaya bahwa UUD ’45 yang telah menjadi dasar utama berdirinya negara Republik Indonesia, akan kehilangan roh persatuannya. Dengan demikian salah satu pilar kokoh berdirinya NKRI akan kehilangan jiwanya.

Yesus Kristus tidak datang untuk mengamandemen atau menghilangkan hukum taurat dan kitab para nabi. Musa telah menulis hukum taurat, hukum itu menjadi arah dasar dan roh pemersatu bangsa Israel agar selalu hidup sesuai kehendak Allah. Tanpa hukum itu tak mungkin mereka mencapai tanah terjanji. Demikianpun kitab para nabi ditulis untuk membangun pertobatan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Yesus Kristus menggenapi nubuat para nabi dan menyempurnakan Hukum Taurat atas dasar Perjanjian Baru, dengan korban tebusan darah-Nya sendiri. Korban salib Kristus adalah puncak kegenapan dan kesempurnaan karya keselamatan Allah; dan kekristenan dibangun atas dasar korban Kristus yang sempurna itu. Dengan demikian Kristus menjadi dasar dan pusat serta pengantara bagi setiap orang yang mencari Allah. Tanpa Kristus tidak ada kekristenan.

Tuhan, teguhkan hatiku agar selalu setia dan taat pada hukum-hukum-Mu yang kudus. Amin.



   
Hanya Yesus dari Nazareth, Putera Maria, yang adalah Putera Allah. Yesus adalah Putera Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa (lih. Yoh1:18). Jadi tidak benar bahwa Tuhan Sang Sabda menyatakan Diri-Nya kepada manusia dengan banyak cara di dalam banyak tokoh historis lainnya. Juga tidak benar pandangan yang memisahkan tindakan penyelamatan Sang Sabda dengan tindakan Kristus, Sang Sabda yang menjadi manusia (lih. Dominus Iesus 9) ataupun pandangan yang mengatakan bahwa setelah Inkarnasi Yesus terdapat tindakan penyelamatan lain yang “melampaui” penjelmaan Yesus sebagai manusia. Maka harus diimani dengan teguh, bahwa pengaturan rahmat keselamatan Allah bersumber dan berpusat pada misteri Inkarnasi Sang Sabda, yang telah ada sejak masa Penciptaan, sampai di akhir jaman nanti di mana Ia merangkum semua (lih. Ef 1:10).  (Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org ,art. Penjelasan tentang Deklarasi Dominus Iesus)
       
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian 

Selasa, 25 Maret 2014 Hari Raya Kabar Sukacita

Selasa, 25 Maret 2014
Hari Raya Kabar Sukacita
 
Yesaya 7:10-14; 8:10; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11; Ibrani 10:4-10; Lukas 1:26-38
 
Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" ... "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Bagi seorang wanita, rahim adalah organ tubuh yang amat vital. Boleh dikatakan bahwa rahim adalah salah satu organ yang membuat seorang wanita sungguh-sungguh sebagai wanita. Dengan rahimnya, wanita memberikan tempat dan segala fasilitasnya untuk kehidupan baru, di mana seorang manusia memulai hidupnya, tumbuh dan berkembang dengan aman dan nyaman sampai saatnya tiba untuk dilahirkan. Dan berkat rahimnya yang telah mengandung pula, seorang wanita benar-benar menjadi seorang ibu. Hari ini kita merayakan HR Kabar Sukacita. Maria menyerahkan rahimnya, yakni organ tubuhnya yang amat vital, identitas dirinya sebagai seorang wanita, untuk mengandung dan melahirkan Yesus, Sang Juruselamat dunia. Untuk hadir di dunia dan mengerjakan karya penyelamatan-Nya, Yesus membutuhkan rahim seorang ibu. Dan Maria telah memberikannya. Sekarang dan seterusnya, Yesus pun membutuhkan kita untuk menjadi sarana bagi kehadiran-Nya di dunia ini. Kalau Maria telah memberikan rahimnya, apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan supaya Ia tetap hadir dan berkarya di dunia ini? Maukah kita menyerahkan hati kita untuk menghadirkan cinta Tuhan kepada dunia? Maukah kita menyerahkan tangan kita untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam pelayanan? Maukah kita menyerahkan mulut kita untuk mewartakan kasih dan karya Tuhan? Dan lain-lain, dan lain-lain.

Doa: Tuhan, ini aku. Pakailah aku untuk menjadi tanda dan sarana kehadiran-Mu yang mencintai, melayani dan menyelamatkan. Amin. -agawpr-

Selasa, 25 Maret 2014 Hari Raya Kabar Sukacita

Selasa, 25 Maret 2014
Hari Raya Kabar Sukacita
   

Allah yang benar, dilahirkan dalam kodrat manusia benar dengan kodrat-Nya yang utuh dan sempurna ---- St. Leo Agung

   
Antifon Pembuka (lih. Ibr 10:5-7)
   
Ketika masuk ke dunia ini Kristus bersabda, "Aku datang, ya Allah, untuk melakukan kehendak-Mu."

      

(Hari ini ada Madah Kemuliaan, dan Syahadat. Alleluya diganti Bait Pengantar Injil 965; Untuk menghormati misteri Inkarnasi ini, maka, pada Misa Kudus tgl 25 Maret ini, mari kita berlutut saat mengucapkan kata-kata Syahadat: "Ia dikandung dari Roh Kudus ... dan menjadi manusia." atau "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria," atau "Et incarnátus est de Spíritu Sancto ... et homo factus est." sumber: PUMR no 37)
   

Doa Pagi

      
Ya Allah, Engkau menghendaki agar Sabda-Mu menjelma menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria. Semoga kami, yang dalam iman mengakui Penebus kami sebagai Allah dan manusia, layak mengambil bagian dalam kodrat ilahi-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

(Bacaan I)

Bacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)
 
   
"Seorang perempuan muda akan mengandung."
      
Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

(Bacaan II)
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:4-10)
     
"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
  
Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 1:14ab)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.

(Bacaan Injil)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)
 
"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
  
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
 

Pasangan suami isteri baru, saat mendengar bahwa sang isteri mulai mengandung, pasti sangat bersukacita. Kiranya mereka pun akan tergerak untuk mewartakan sukacita atau kegembiraannya kepada orang tua dan sanak saudaranya. Sebaliknya, siapa pun orangnya, tak terkecuali Maria ketika mendengar atau mendapat kabar bahwa seorang perawan mengandung, hamil tanpa laki-laki tentu bukanlah kabar yang menggembirakan. Kalau begitu kenyataannya, mengapa Gereja hari ini merayakan Bunda Maria menerima Kabar Sukacita? Di manakah letak sukacitanya?

Entah orang jahat atau orang baik pasti membutuhkan, minimal menginginkan keselamatan. Allah juga menghendaki keselamatan itu bagi semua orang. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Untuk melakukan sesuatu tinggal bersabda, dan apa pun yang disabdakan-Nya pasti akan terjadi. Namun, untuk melaksanakan karya keselamatan, Allah mengajak manusia untuk berpartisipasi, ambil bagian di dalamnya. Ini semua dilakukan karena Allah memandang manusia begitu tinggi. Itulah sebabnya Allah mengundang manusia (Maria) untuk bekerja sama dalam karya keselamatan.

Maria, gadis sederhana dari Nazaret, menerima kabar dari Allah melalui malaikat-Nya bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki karena Roh Kudus. Secara manusiawi hal ini kiranya tidak menggembirakan, bahkan sungguh menakutkan. Namun, itulah kehendak Allah. Ia mengutus Pribadi kedua menjadi manusia melalui rahim Maria. Maria terpilih sebagai wakil umat manusia untuk bekerja sama dalam perwujudan rencana Allah. Karenanya kesanggupan Maria untuk mengandung karena Roh Kudus sungguh merupakan kabar sukacita.

Hari Raya Kabar Sukacita kiranya membawa kita kepada permenungan yang mendalam tentang misteri Inkarnasi Putra Allah. Logos (Sang Sabda) yang dari kekal adalah Allah Bapa sendiri mewahyukan atau memperkenalkan diri-Nya dan menjadi dekat dengan manusia. Bahkan, Ia menjadi sama seperti manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa. Dia adlaah Imanuel, artinya Allah beserta kita. Dalam diri Yesus, Sang Logos yang menjelma menjadi manusia itu, “walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama menjadi manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:6-8).

Iman adalah rahmat. Ketaatan iman Maria juga merupakan rahmat Allah yang ditanggapinya dengan hati terbuka. Ketaatan iman Maria terwujud dalam kesediaannya menanggapi tawaran Allah yang disampaikan melalui Malaikat Gabriel, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38; bdk. Yes 7:11-12).

Berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia memang harus berjuang dan berkorban, sebagaimana dilakukan oleh Maria. Maria mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah demi keselamatan atau kesejahteraan umum, seluruh umat manusia. Kiranya sudah layak dan pantas memberi persembahan kepada Allah adalah sesuatu yang paling baik, paling berharga atau paling bernilai. Karenanya, bersama Bunda Maria secara sadar mari kita berserah diri dan berkata kepada Allah, “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.”
    
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy