| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 18 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 18 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Roh Kudus itu satu dan kodrat-Nya adalah satu dan tak terbagi, tetapi Ia memberikan rahmat-Nya kepada setiap orang menurut kehendak-Nya” (St. Sirilus dari Yerusalem)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:4-5)
  
Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
    
Doa Pagi


Ya Allah, kami memuji dan memuliakan nama-Mu, karena kasih karunia yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini Engkau menghendaki kami saling melayani dan merendahkan diri. Nyatakanlah sabda-Mu ini dalam perbuatan kami ya Bapa, agar orang yang memandangnya memuliakan nama-Mu dan merasakan kehadiran-Mu. Buatlah kami agar tidak membanggakan diri, sebab hanya Engkaulah yang patut kami banggakan, kini dan selama-lamanya. Amin.

Yesaya menyerukan, “Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik!” Itulah pertobatan yang membawa pengampunan dosa. Bukankah itu merupakan inti dari seluruh ajaran moral?

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
 
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
   
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita beperkara! – firman Tuhan – Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Yesus menunjukkan kesalahan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yakni mengajarkan yang baik, tanpa mereka sendiri melakukannya. Hidup mereka dalam level konsep, bukan praktik! Memang tujuan mereka untuk jabatan, bukan kehidupan rohani. Yesus mengingatkan bahwa jabatan akan turun pada waktunya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
 
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu, dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus mengungkapkan kekakuan penafsiran hukum Tuhan. Tapi itulah kemunafikan orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Mereka hanya mengajarkan itu kepada orang lain, tetapi tidak mempraktikkan itu dalam kehidupan mereka. Yesus lalu mengundang kita untuk menjadi orang yang rendah hati. Kerendahan hati itu antara lain kita ungkapkan dalam pelayanan kita terhadap sesama.

Doa Malam

Terima kasih ya Allah, hari ini Engkau memberikan kesempatan bagi kami untuk bertobat. Engkau tidak memerhatikan kesalahan dan dosa kami. Namun semuanya Engkau berikan agar kami memperoleh hidup kekal. Maka bantulah kami untuk terus menerus bertekun melakukan pertobatan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.


RUAH

Belas kasih Tuhan pada orang sakit

Sakramen Pengurapan Orang Sakit adalah salah satu dari tujuh Sakramen yang diberikan Gereja kepada orang yang berada dalam keadaan bahaya kematian atau dalam kondisi sakit parah. Tetapi, kepada orang-orang tua yang sudah sangat lemah dapat juga diterimakan Sakramen ini, meskipun tidak timbul keadaan sakit yang gawat. Sakramen yang dihadirkan oleh Gereja ini bagi kita merupakan ungkapan tindakan Yesus yang penuh belas kasih terhadap orang-orang sakit.

Seperti semua Sakramen, Urapan Suci ditetapkan oleh Yesus Kristus selama pelayanan-Nya di dunia. Katekismus menjelaskan hal tersebut demikian, “Urupan Orang Sakit yang kudus ini ditetapkan oleh Kristus Tuhan kita sebagai Sakramen Perjanjian Baru yang sebenarnya dan sesungguhnya” (KGK, 1511). Dasar alkitabiah Sakramen Pengurapan Orang Sakit dapat kita temukan dalam Injil, khususnya Injil Lukas. Di situ ditampilkan perhatian Yesus yang sangat besar terhadap orang sakit. Bagi Yesus orang-orang sakit harus didekati, dirangkul, diteguhkan, dan disembuhkan. Itulah panggilan dan tugas perutusan-Nya. Dalam konteks ini kita memahami kata-kata Yesus, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit” (Luk 5:31).

Orang-orang yang sakit baik sakit secara fisik maupun secara rohani adalah orang-orang yang membutuhkan sentuhan kasih. Maka, di dalam hidup-Nya, Yesus selalu menunjukkan kehadiran-Nya yang penuh kasih bagi orang sakit. Kapan pun juga belas kasih-Nya bagi orang sakit tak pernah terbendung, bahkan pada hari Sabat yang telah menimbulkan skandal bagi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sebab bagi mereka menyembuhkan pada hari Sabat dianggap melanggar perintah Tuhan (Luk 6:6-11). Penyembuhan fisik yang dilakukan Yesus kadang-kadang dihubungkan dengan pengampunan dosa yang kemudian berlangsung dalam kebiasaan Gereja para rasul (Luk 5:17-26; bdk. Yak 5:14-15).

Kedekatan Yesus dengan orang-orang sakit dan menderita begitu mendalam sehingga Ia menyamakan diri-Nya dengan mereka, “Ketika Aku sakit kamu melawat Aku” (Mat 25:36; KGK 1503). Tindakan Yesus yang demikian diajarkan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengajak mereka untuk mengambil bagian di dalam pelayanan belas kasih dan keselamatan-Nya. Dan ketika Kristus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan kabar gembira keselamatan, orang-orang yang sakit diolesi dengan minyak dan disembuhkan (Mrk 6:13).

Dengan latar belakang pewartaan Injil yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya itulah kita dapat memahami Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Melalui Sakramen ini Tuhan ingin hadir dekat dengan penderita sakit melalui perantaraan pelayan Gereja, yaitu imam. Tanda lahiriah dengan penumpangan tangan dan pengurapan dengan minyak mendatangkan rahmat Roh Kudus yang membarui kepercayaan orang sakit dan imannya akan Allah.

Pada saat menerima Sakramen tersebut orang sakit yang sedang tak berdaya diteguhkan untuk melawan perasaan cemas dan putus asa saat menghadapi kematian (bdk. KGK, 1501). Dalam situasi yang paling sulit ini rahmat Sakramen Pengurapan Orang Sakit memberi hiburan, rasa damai dan keberanian untuk menghadapi saat-saat akhir kehidupan menuju keabadian di surga, sehingga dia bisa berjumpa dengan Allah dengan penuh pengharapan. Orang yang sakit akan dituntun untuk tidak putus asa dan tidak merasa hidupnya sia-sia tetapi menyadari bahwa ia memperoleh kekuatan dan harapannya hanya di dalam penyerahan kepada Allah. Jadi, dengan menerima Sakramen ini orang sakit mendapat peneguhan bahwa Allah hadir dan mendampingi serta membantunya dalam menanggung beban (bdk. Mat 8:17). Dengan demikian, Sakramen Pengurapan Orang Sakit menghindarkan orang beriman dari kehilangan harapan kristiani akan keselamatan.

Dengan mengurapi orang sakit dan melalui doa para imam, Gereja telah mengambil bagian di dalam peran Yesus sebagai tabib yang merawat jiwa dan raga, menguatkan dan menyertai orang sakit di dalam doa-doa serta menyerahkan kepada Tuhan yang telah lebih dahulu mengalami derita. Di lain pihak, orang yang menerima pengurapan diundang untuk menggabungkan penderitaannya dengan penderitaan Yesus, sehingga jalan salib yang ditempuhnya menjadi jalan menuju Paskah. Oleh karena itu, pelayanan Sakramen Pengurapan Orang Sakit mengungkapkan communio (persekutuan) anggota Gereja yang berbela rasa dengan orang-orang yang menderita dans ekaligus mewujudkan persekutuan yang senasib sepenanggungan sebagai anggota tubuh mistik Kristus. (Sumber: KGK, 1420-1421; 1499-1513; Oleh Dionisius Kosasih, O.Carm / RUAH)

Senin, 17 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 17 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
  
“Dalam diri Kristus Roh yang lembut dan penuh cinta itu erat bersatu, Roh yang merupakan satu hakikat dengan Dia” (St. Yohanes Krisostomus)
 

Antifon Pembuka
(Mzm 26:11-12)
 
Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat
 
Doa Pagi
 

Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10)
 
 
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
 
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
 
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pertanyaan: Mengenai menghakimi. Seperti tertulis di dalam Matius 7:1-5 Yesus mengajarkan agar kita tidak menghakimi sesama kita. Namun di lain sisi, kita bisa menemukan Rasul Paulus justru berkali-kali menghakimi di beberapa suratnya. Lalu bagaimana kita harus bersikap? Mengikuti Paulus atau mengikuti Yesus? Mohon pencerahannya. -Novenna-

Jawaban:

Shalom Novenna, Terima kasih atas pertanyaannya tentang bolehkah kita menghakimi. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti definisi dari menghakimi dan kondisi untuk menghakimi. Kita melihat bahwa di Mat 7:1-2

“1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Mat 7:1-2)
Namun, di sisi yang lain, ada begitu banyak ayat yang memperlihatkan bahwa para Rasul menghakimi, seperti yang dilakukan oleh rasul Petrus kepada Ananias dan Safira, dan juga rasul Paulus kepada umat di Korintus, dll. Jadi bagaimana, perintah Yesus untuk tidak menghakimi sesama, seperti yang dituliskan di Mat 7:1-2; Luk 6:37 dapat diterapkan?
  
1) Mat 7:1-2 dipakai oleh St. Thomas Aquinas dalam Summa Theologi, II-II, q.60, a.2. dimana St. Thomas memberikan pertanyaan (keberatan) bahwa adalah tidak seharusnya seseorang menghakimi. Dan kemudian, keberatan ini dijawab dengan mengambil ayat “Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu, menurut suku-sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil.” (Ul 16:18). Dengan demikian, St. Thomas memberikan bukti, bahwa Allah tidaklah melarang bahwa seseorang menghakimi orang lain. Dan hal ini juga dibuktikan oleh begitu banyak hakim-hakim, nabi-nabi di Perjanjian Lama yang menghakimi, kita juga melihat bahwa para rasul yang menghakimi orang lain. Dengan demikian, ayat di Mat 7:1-2 bukanlah mengatakan bahwa penghakiman tidak boleh dilakukan sama sekali, namun justru bagaimana seharusnya penghakiman dilakukan dengan baik. St. Thomas kemudian memberikan beberapa persyaratan agar penghakiman ini dapat dilakukan:

a) Penghakiman dapat dilakukan sejauh tindakan tersebut adalah merupakan suatu tindakan keadilan.

b) Suatu tindakan keadilan harus mempunyai tiga aspek, yaitu: (1) Harus bersumber pada dorongan keadilan, (2) dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas, (3) dipertimbangkan dan dinyatakan secara bijaksana.

St. Thomas menegaskan bahwa kalau tiga hal tersebut tidak dipenuhi, maka tindakan tersebut tidak dapat disebut adil. Kalau syarat pertama tidak dipenuhi – yaitu bersumber pada dorongan keadilan – maka hal itu disebut tindakan yang tidak adil. Pemerintah yang melarang warga negara untuk mempunyai kebebasan berbicara, karena alasan takut digulingkan pemerintahannya, tidak dapat disebut adil, karena hal tersebut bersumber pada ketakutan bukan pada keadilan. Guru yang melarang muridnya mencontek pada saat ujian adalah adil, karena memang bersumber pada dorongan keadilan – yaitu memberi nilai sesuai dengan kemampuan siswa yang bersangkutan.

Sedangkan kalau yang kedua tidak terpenuhi – yaitu dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas – maka disebut perebutan atau perampasan kekuasaan (usurpation). Kalau beberapa orang menghakimi seseorang dan kemudian memukulnya beramai-ramai, itu adalah tindakan yang tidak adil, karena beberapa orang tersebut bukanlah orang yang mempunyai otoritas untuk menghakimi.

Kalau yang ketiga tidak terpenuhi, karena keputusan tidak dilakukan dengan pertimbangan yang matang, maka tindakan tersebut bukanlah tindakan keadilan, namun keputusan yang terburu-buru. Dalam hal ini, kebijaksanaan (prudence) memegang peranan yang sangat penting.

c) Dari sini kita melihat, bahwa Yesus tidak melarang suatu pengadilan atau penghakiman kalau memang dilakukan dengan prinsip-prinsip di atas, yang merupakan suatu tindakan keadilan yang dimotifasi oleh suatu keadilan dan dilakukan oleh orang yang berwenang dan dengan dipertimbangkan secara matang. Kalau Yesus melarang penghakiman secara keseluruhan, maka seluruh negara dan seluruh tantanan keadilan di semua negara adalah salah.

2) Yang harus kita perhatikan adalah kita tidak boleh menghakimi berdasarkan suatu kecurigaan dan harus memenuhi persayaratan di atas. Tentu saja kalau kita tidak dalam posisi menghakimi, maka kita tidak perlu menghakimi. Kita dapat menilai suatu pendapat atau tindakan seseorang dan dapat memberikan argumentasi. Namun, kita tidak dapat menghakimi motivasi orang tersebut, karena kita tidak tahu secara persis apa motivasi atau intensi yang mendasari tulisan orang tersebut. Kita dapat menilai bahwa suatu berbuatan adalah tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral, karena memang perbuatan tersebut adalah tidak baik, namun kita tidak dapat menilai secara persis apa yang mendasari perbuatan tersebut. Sebagai contoh, seorang ayah yang mencuri. Perbuatan mencuri tersebut adalah salah, namun kita tidak dapat menghakimi intensi ayah tersebut, karena mungkin saja tindakannya dilakukan karena keluarganya tidak makan selama seminggu, sehingga mereka hampir mati kelaparan.

Akhirnya, kita juga harus menerapkan ayat ini pada diri kita masing-masing. Kalau kita menerima bahwa Gereja Katolik adalah didirikan oleh Kristus, yang diberikan kuasa untuk mengantar umat Allah kepada Kerajaan Sorga, maka kita harus menerima seluruh pengajaran dan keadilan yang diberikan oleh Gereja Katolik. Kita mengingat apa yang dikatakan di kitab Wahyu “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Why 3:19). Mari, kita merelakan hati kita ditegor dan dihakimi oleh Kristus yang memberikan kuasa-Nya kepada Gereja-Nya, dimana Dia mengatakan “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20-:23).

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org 

Macam-macam bentuk salib


Minggu, 16 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 16 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah II
   
Tak seorang pun boleh malu terhadap salib Kristus, yang digunakan-Nya untuk menebus dunia (St. Leo Agung)
   
Antifon Pembuka

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.(Bdk. Mzm 27:8-9)

Tibi dixit cor meum quaesivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me. Dominus illuminatio mea, et salus mea: quem timebo? Gloria Patri… (Bdk. Mzm 27:8-9.1)

Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami mendengarkan Putra-Mu yang terkasih. Semoga Engkau berkenan menggerakkan hati kami dengan Sabda-Mu dan memurnikan mata batin kami agar dapat memandang kemuliaan-Mu dengan sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (12:1-4a)
    
"Panggilan Abraham, bapa Umat Allah."
   
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Ul: 22)
1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita, kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:8b-10)
 
"Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."
      
Saudaraku terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Yesus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mrk 9:6)
Dari awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
  
"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."
 
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Antifon Komuni
 
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia! (Mat 17:5)
 
atau 
 
 
Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati. (Mat 17:9) 
  
Renungan


Ibu Teresa dari Kalkuta pernah mengungkapkan bahwa hidup adalah penderitaan, maka jalanilah. Suka dan duka, senang dan susah, tangis dan tawa menyertai perjalanan hidup manusia. Suka atau tidak suka, manusia mesti hidup dalam kenyataan yang tak jarang memunculkan penderitaan. Penderitaan itu harus dijalani, bukan lari atau menghindarinya.

Bacaan Injil Minggu Prapaskah II ini mengisahkan pengalaman Petrus, Yakobus dan Yohanes yang terbuai oleh kenikmatan penampakan kemuliaan di atas gunung. Memang pengalaman itu indah dan memukau. Ketika mereka ingin berlama-lama mengalami indahnya kemuliaan, Yesus datang membangunkan khayalan mereka. Yesus tidak meluluskan permintaan Petrus untuk tinggal di puncak gunung dengan mendirikan tiga kemah. Yesus mengajak mereka kembali turun gunung. Meninggalkan zona aman dan nyaman. Ajakan tersebut menjadi gambaran jelas, bahwa manusia harus hidup realistis. Hadapi kehidupan yang beranekaragam warna. Suka dan duka, senang dan susah, tangis dan tawa, semuanya. Sekalipun harus menghadapi penderitaan; kita harus berani menghadapi dan menjalaninya. Orang tidak bisa lari dari penderitaan. Yesus dengan langkah mantap memberikan teladan berjalan menuju Yerusalem.

Melalui pengalaman hidup Musa, Elia dan Yesus kita belajar untuk menghadapi aneka warna kehidupan. Di Mesir, Musa membela kebenaran. Dia tidak disenangi. Dia harus menderita dan dikejar-kejar. Ia kemudian lari ke padang belantara sebagai gembala. Tetapi, Allah mengutus dia kembali ke Mesir. Dia harus memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Sebagai utusan Allah, ia setia dan mau menderita sampai mati. Demikian pula Elia. Ia membela Tuhan dengan berperang melawan nabi-nabi Baal. Namun, keberaniannya berujung pada penderitaan. Ia dikejar-kejar Izebel sampai di puncak Gunung Horeb.

Gambaran nyata keberanian dan ketabahan menghadapi penderitaan hidup nampak jelas dalam diri Yesus. Dalam Dia kita memahami arti penderitaan. Jalan kemuliaan Yesus adalah jalan salib dan penderitaan.

Rahasia bagi orang-orang yang mampu memaknai penderitaan dan tabah dalam penderitaan adalah mendengarkan suara Allah; seperti Abraham, Musa dan Elia. Mereka taat dan setia pada Sabda Allah. Meski harus menderita, mereka terus berjuang melakukannya. Bagi pengikut Yesus, kalimat “Dengarkanlah Dia” (Mat 17:5) menjadi jawaban rahasia menjalani kehidupan ini. Kebahagiaan dan ketabahan menjalani hidup akan menjadi nyata, bila kita mau mendengarkan Dia. Iman, harapan dan kasih akan Yesus Kristus menjadi pilar utama yang menyokong sikap setia kepada Allah. Dengan begitu, setiap pengorbanan yang dilakukan berdasarkan iman, akan mendapatkan arti dan nilai dalam kesatuan dengan penderitaan Yesus sendiri.

Yesus dimuliakan di kayu salib; demikian juga hidup kita sungguh menjadi mulia bila menang atas salib atau penderitaan hidup kita. Bersikap tidak lari dari penderitaan berarti meneladan sikap Yesus juga yang tidak lari dari salib. Di dalam salib, di dalam penderitaan ada kemenangan, ada kemuliaan. Kemenangan dan kemuliaan itulah yang akhirnya mendatangkan rahmat dan berkat bagi semua manusia.
 
“Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di hadapan saksi-saksi yang dipilih-Nya; dan Ia membuat tubuh, yang Ia miliki bersama dengan manusia lainnya. Ia bersinar dengan cahaya cemerlang, hingga wajah-Nya menjadi terang seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih seperti kapas. Dengan mengubah rupa-Nya seperti ini, Tuhan khususnya ingin menghindarkan, agar para murid jangan sampai mendapatkan sandungan dalam hatinya, salib.” (Paus Leo Agung)

  RUAH

     
Video nyanyian Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil dan Antifon Komuni tersedia di FB Renungan Pagi @blogspot, tanggal posting: 14-16 Maret 2014

Kobus: Minggu Prapaskah II (Mat 17:1-9)


Sabtu, 15 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sabtu, 15 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
“Misa Ritual adalah Misa yang dirayakan dalam kaitan dengan sakramen dan sakramentali, Misa ritual dilarang pada hari-hari Minggu selama Masa Adven, Prapaskah, dan Paskah, pada hari-hari raya, pada hari-hari dalam oktaf Paskah, pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, pada Rabu Abu, dan selama Pekan Suci. Disamping itu hendaknya diindahkan kaidah-kaidah khusus yang diberikan dalam buku-buku rituale atau dalam rumus Misa yang bersangkutan.” (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 372)
 

Antifon Pembuka (Mzm 19:8)
  
Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.
  
Doa Pagi
    

Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Jika umat Israel melakukan hukum Tuhan Allah dengan setia, sepenuh hati dan jiwa, maka Tuhan Allah akan memenuhi janji-Nya, yakni menjadikan mereka terpuji, ternama, dan terhormat. Mereka menjadi umat yang kudus, bahkan anak kesayangan Allah.

Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
 
 
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
 
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Hukum kasih adalah kunci kesempurnaan hidup. Kasih itu melampaui rasa benci. Kasih justru teruji pada saat seseorang melakukan yang sebaliknya terhadap kita. Kasihlah spiritualitas hidup keagamaan yang sesungguhnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
 
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
Hukum cinta Kristiani tidaklah sulit untuk dipraktikkan bila tidak ada persoalan dalam kehidupan bersama. Akan tetapi, mencintai musuh adalah sesuatu yang tidak gampang untuk dihayati. Namun, itulah perintah Yesus untuk mencintai musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Inilah jalannya, apabila kita mau menjadi sempurna. Dan itulah juga hidup Allah. Ia mencintai kita manusia tanpa memandang muka.

Doa Malam

Yesus, terima kasih atas ajaran kerendahan hati yang Engkau berikan kepada kami. Sabda-Mu hari ini sungguh menantang kami untuk mengalahkan diri sendiri dan bersikap berbelas kasih kepada musuh-musuh kami. Bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk melaksanakannya sehari demi sehari, hingga sepanjang masa. Amin.


RUAH

Jumat, 14 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah -- Hari Pantang

Jumat, 14 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah -- Hari Pantang

“Bentuk cinta yang tertinggi yaitu cinta kepada musuh-musuh kita” (St. Aelredus)


Antifon Pembuka (Mzm 25:17-18)
 
Tuhan, lepaskanlah aku dari deritaku. Indahkanlah kehinaan dan kesusahanku dan hapuskanlah segala dosaku.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk memperbarui hidup kami melalui Sabda dan ajaran-ajaran-Nya. Kami mohon, bukalah hati kami untuk selalu mendengarkan Dia sehingga kami dimampukan untuk menerima hikmat dari-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:21-28) 
     
"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"
   
Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya. Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang itdak tepat, ataukah tindakanmu yang itdak tepat. Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)

1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
 
"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."
  
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
P. Bagaimanakah para imam dalam Gereja menggunakan kuasanya dalam mengampuni dosa?
J. Para imam dalam Gereja menggunakan kuasanya dalam mengampuni dosa dengan mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan pengampunan kepada mereka sebagai pelayan Allah dan dalam nama-Nya. (Katekismus Baltimore, 190)
   
Renungan
 
Di dalam dunia kartun anak "Angry Bird", dikisahkan ada burung yang bisa marah bila telur-telurnya diganggu babi. Ternyata bukan hanya dalam 'dunia' burung, melainkan dunia manusia pun kadang mengalami situasi emosional berupa kemarahan. Marah yang terkendali serta beralasan dapat membangun kedua pihak, baik yang marah maupun dimarahi, sehingga menjadi dua pribadi yang jujur dan benar.

Sebaliknya, suasana menjadi berbahaya bila marah menjadi bagian hidupnya, sedikit-sedikit marah, lepas kendali, tanpa arah, tanpa dasar serta tujuan. Apalagi disertai tindakan dan kata-kata yang keras dan pedas. Fakta ini dapat mengarah sebagai titik awal pada pembunuhan fisik sekaligus pembunuhan karakter. Amat disesalkan, kemarahan jenis ini telah memakan korban, bernama Kodiyah Maisyah Azzhra, anak balita berusia 1,5 tahun. Ia tewas setelah dilempar oleh LL (23 tahun), ayah kandungnya. Semasa hidupnya, Azzhra sering menjadi bulan-bulanan kemarahan LL, lantaran badannya kurang sehat. Badannya kurus dan sering sakit-sakitan. LL berprasangka bahwa anak ini membawa kesialan bagi dia. (Kompas, 4/12/13, hal 25).

Yesus hari ini membahas hukum Taurat tentang pembunuhan (Mat 5:21-26). Yesus tidak berhenti pada apa yang tersurat, tetapi pada yang tersirat, yakni semangat dasar hukum tersebut. Dalam Injil hari ini Yesus bersabda, "Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum" (ay. 21-22). Yesus berharap, agar kita tidak menjadi seorang pemarah, apalagi menaruh dendam terhadap sesama. "Segeralah berdamai dengan lawanmu." (ay. 25), kata Yesus. Mengapa? Kemarahan dan dendam dapat membunuh karakter seseorang, dan menghambat perkembangannya sebagai manusia utuh. Kemarahan dan dendam tidak menyelesaikan masalah, bahkan membuat hubungan antar manusia menjadi rusak.

Masa tobat agung ini dapatlah digunakan untuk meneliti seluruh kehidupan kita masing-masing. Adakah sesuatu yang tidak nyaman dalam hati saudaramu terhadap engkau? (ay. 23). Maka, janganlah pergi tidur sebelum padam amarahmu!

Hanya dilihat dari segi manusiawi pun, pengakuan atau penyampaian dosa membebaskan kita dan merintis perdamaian kita dengan orang lain. Melalui pengakuan itu orang melihat dengan jujur dosa-dosanya, bahwa ia orang berdosa; ia menerima tanggung jawab atas dosa-dosanya itu, dengan demikian membuka diri kembali untuk Allah dan untuk persekutuan Gereja, sehingga dimungkinkanlah satu masa depan yang baru. (Katekismus Gereja Katolik, 1455)
Renungan: Cafe Rohani

Kamis, 13 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Kamis, 13 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
“"Pusaka Suci" Bdk. 1 Tim 6:20; 2 Tim 1:12-14. iman [depositum fidei] yang tercantum di dalam Tradisi Suci dan di dalam Kitab Suci dipercayakan oleh para Rasul kepada seluruh Gereja. "Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat Suci bersatu dengan para Gembala mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 Yn). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan, dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman" (DV 10).” (Katekismus Gereja Katolik, 84)
 

Antifon Pembuka (Mzm 5:2-3)
 
Tuhan, Rajaku dan Allahku, kabulkanlah doaku, indahkanlah keluh-kesahku, dengarkanlah suara permohonanku.
 
Doa Pagi
   

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas segala yang baik yang Engkau berikan kepada kami. Kami juga bersyukur atas hukum emas yang diajarkan Putra-Mu kepada kami. Semoga dengan hukum emas ini kami semakin mampu menciptakan kedamaian di antara kami. Hanya kepada-Mulah, ya Tuhan, kami berlindung dan berpaling. Dengan penuh iman kami berani berserah dan memasrahkan segala kesesakan hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ratu Ester menjadikan Tuhan, miliknya semata. Dia berlindung kepada Tuhan, Sang Penolong. Iman para leluhurnya yang mengajarkan Ester bersikap seperti itu. Justru di situlah tampak kebijaksanaan dan kekuatan pemerintahan Ratu Ester.

Bacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)
 
 
 "Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."
  
Di kala bahaya maut menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8; R:3a)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Allah yang baik tahu memberi kepada yang meminta, mencari, dan mengetuk pintu. Namun syaratnya adalah jika orang tersebut memperlakukan sesama seperti dirinya sendiri. Itulah hukum cinta kasih, yang menjadi isi seluruh Perjanjian Lama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)
 
"Setiap orang yang meminta akan menerima."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus menasihatkan supaya kita perlu menyadari betapa besar kuasa Tuhan dan kebaikan-Nya, khususnya dalam doa. Doa adalah bahasa iman kita, ungkapan kepercayaan dan penyerahan diri kita. Doa lalu menjadi sebuah harapan yang kuat Allah yang menyelamatkan. Allah akan menjawab mereka yang berseru kepada-Nya. Apakah kita mau datang kepada Yesus dan memohon kerahiman-Nya yang melimpah?

Doa Malam

Yesus, anugerahilah aku hati yang sederhana dalam menyikapi situasi dan kondisi yang ada di sekitarku. Bantulah aku untuk bersikap toleransi dan tidak menuntut sesama dalam bersikap dan berbuat baik. Berkatilah aku ya Yesus, agar aku dapat menjadi saksi akan kasih dan kebaikan-Mu. Amin.


RUAH

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Agung Makassar

"BELAJAR SEPANJANG HIDUP"


Kepada para Pastor, Biarawan-Biarawati dan segenap Umat beriman Katolik Keuskupan Agung Makassar: Salam sejahtera dalam Kristus Yesus,

Firman yang “telah menjadi manusia” (Yoh. 1:14) dan yang “telah belajar menjadi taat” (Ibr. 5:8).

Hari Rabu Abu, sebagai awal Masa Prapaskah, tahun ini jatuh pada tanggal 5 Maret 2014 yang akan datang. Lingkaran 5-tahunan APP Nasional (2012-2016), dengan tema pokok ”Mewujudkan Hidup Sejahtera”, tahun ini telah memasuki tahun ke-3. Sub-tema tahun lalu ialah “Menghargai Kerja”. Panggilan sebagai mitra kerja Allah (manusia adalah citra Allah) dengan demikian menempatkan daya kreativitas dan inovasi tepat-arah sebagai prasyarat untuk proses dan hasil kerja yang semakin berdampak, berdaya guna dan sekaligus memberdayakan bagi orang lain. Oleh karena itu, manusia tertuntut untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup. Sedemikian itu, maka fokus pastoral Gerakan APP tahun 2014 ini adalah “BELAJAR SEPANJANG HIDUP”.
  
Sebagaimana terjadi setiap tahun, Komisi PSE-KWI menyediakan bahan pembelajaran menyangkut tema yang bersangkutan; demikian juga Komisi PSE/APP-KAMS menyiapkan kerangka bahan animasi untuk tema yang sama. Surat Gembala Prapaskah Uskup tidak dimaksudkan sebagai pengganti kedua bahan tersebut. Surat Gembala justru dimaksudkan menunjang keduanya, misalnya dengan lebih mengembangkan salah satu aspek berkaitan dengan tema tersebut atau mengangkat aspek-aspek lain yang belum disinggung dalam kedua bahan itu.

Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”. Dengan demikian manusia mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya; ia ditetapkan Allah sebagai tuan atas segala makhluk di dunia ini (Kej. 1:26; Keb. 2:23); “kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri” untuk menguasai dan menggunakan segala makhluk itu sambil meluhurkan Allah (Sir. 17:3-10; lih. juga Mzm. 8:5-7). Jadi sebagai “gambar Allah” manusia itu co-creator, mitra kerja Allah; karenanya, dari kodratnya, manusia mempunyai sifat kreatif. Tetapi Allah tidak menciptakan manusia seorang diri: sebab sejak awalmula “Ia menciptakan mereka pria dan wanita” (Kej. 1:27). Rukun hidup mereka merupakan bentuk pertama persekutuan antar pribadi. Sebab dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat sosial; dan tanpa berhubungan dengan sesama, ia tidak dapat hidup atau mengembangkan bakat-pembawaannya (GS,12). Maka, seperti kita baca pula dalam Kitab Suci, Allah melihat “segala sesuatu yang telah dibuat-Nya, dan itu semua amat baiklah adanya” (Kej. 1:31).

Akan tetapi manusia, yang diciptakan oleh Allah dalam kebenaran, sejak awalmula sejarah, atas bujukan si Jahat, telah menyalahgunakan kebebasannya. Ia memberontak melawan Allah, dan ingin mencapai tujuannya di luar Allah. Meskipun orang-orang mengenal Allah, mereka tidak memuliakan-Nya sebagai Allah; melainkan hati mereka diliputi kegelapan, dan mereka memilih mengabdi makhluk daripada Sang Pencipta (Rom. 1:21-25). Apa yang kita ketahui berkat Pewahyuan itu memang cocok dengan pengalaman sendiri. Sebab bila memeriksa batinnya sendiri manusia memang menemukan juga, bahwa ia cenderung untuk berbuat jahat, dan tenggelam dalam banyak hal-hal buruk, yang tidak mungkin berasal dari Penciptanya yang baik. Sering ia menolak mengakui Allah sebagai dasar hidupnya. Dengan demikian ia merusak keterarahannya yang sejati kepada tujuannya terakhir, begitu pula seluruh hubungannya yang sesungguhnya dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan segenap ciptaan. Oleh karena itu dalam batinnya manusia mengalami perpecahan. Itulah sebabnya, mengapa seluruh hidup manusia, ditinjau sebagai perorangan maupun secara kolektif, nampak sebagai perjuangan, itu pun perjuangan yang dramatis, antara kebaikan dan kejahatan, antara terang dan kegelapan. Bahkan manusia mendapatkan dirinya tidak mampu untuk atas kekuatannya sendiri memerangi serangan-serangan kejahatan secara efektif, sehingga setiap orang merasa diri ibarat terbelenggu dengan rantai. Dosa memang merongrong manusia sendiri dengan menghalang-halanginya untuk mencapai kepenuhannya. (GS,13).

Akan tetapi datanglah Tuhan sendiri untuk membebaskan dan meneguhkan manusia, dengan membaharuinya dari dalam, dan dengan melemparkan ke luar penguasa dunia ini (Yoh. 12:31), yang menahan manusia dalam perbudakan dosa (Yoh. 8:34). Dialah Yesus Kristus, “gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kol. 1:15; 2 Kor. 4:4). “Dia pulalah manusia sempurna, yang mengembalikan kepada anak-anak Adam citra ilahi, yang telah ternodai sejak dosa pertama. Karena dalam Dia kodrat manusia disambut, bukannya dienyahkan (Konsili Konstantinopel II dan III), maka dalam diri kita pun kodrat itu diangkat mencapai martabat yang amat luhur. Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaannya dengan cara tertentu telah menyatukan diri dengan setiap orang. Ia telah bekerja memakai tangan manusiawi, Ia berpikir memakai akalbudi manusiawi, Ia bertindak atas kehendak manusiawi (Konsili Konstantinopel III), Ia mengasihi dengan hati manusiawi. Ia telah lahir dari Perawan Maria, sungguh menjadi salah seorang di antara kita, dalam segalanya sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa (Ibr. 4:15)” (GS,22).

Setelah Ia lahir, Ia bertumbuh, “bertambah besar dan menjadi kuat” (Luk. 2:40). Keluarga-Nya menjadi bagi-Nya sekolah pertama dalam pendidikan nilai-nilai kemanusiaan dan religius. Orang tua-Nya sejak dini menanamkan tradisi keagamaan Yahudi pada-Nya, termasuk kebiasaan berziarah ke Yerusalem tiap-tiap tahun pada hari raya Paskah (Luk. 2:41). Terjadilah pada usia 12 tahun Yesus tertinggal di Bait Allah di Yerusalem, dan baru sesudah tiga hari orang tua-Nya menemukan Dia kembali. Yesus mengatakan kepada orang tua-Nya: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2:49). Tetapi Kitab Suci mencatat, bahwa orang tua-Nya tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Yang jelas Maria dan Yusuf memperlakukan Yesus sebagaimana umumnya orang tua memperlakukan anak mereka. Dan memang selanjutnya ditegaskan: “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka” (Luk. 2:51). Dan Yesus tentu belajar bertukang pada Yusuf, ayah piara-Nya, demi menghidupi keluarga mereka. Maka setelah ditempa dalam keluarga dan di tengah lingkungan masyarakat-Nya selama kurang-lebih 30 tahun, Yesus akhirnya dapat tampil dan berkarya di depan umum sebagai seorang yang utuh dan matang. Ciri serba biasa hidup tersembunyi Yesus, sebagaimana halnya setiap anak manusia lainnya, dengan sangat kuat terasa dalam kata-kata penolakan orang-orang sekampung-Nya di Nazaret, ketika Ia sudah mulai tampil di depan umum: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaranya yang perempuan ada bersama kita?” (Mrk. 6:3). Sejak Ia mulai berkarya di depan umum mewartakan Kerajaan Allah, Yesus juga terus belajar sampai akhir hidup-Nya. Kitab Suci menegaskan: “Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya” (Ibr. 5:8).

Kita baca dalam Injil, di tengah kesibukan-Nya yang luar biasa dalam mewartakan Kerajaan Allah, pada malam hari atau pagi-pagi buta, Yesus mengundurkan diri ke tempat sunyi di puncak bukit atau di bawah rerindang pohon-pohon Zaitun. Untuk apa? Untuk berdoa, berkomunikasi dengan Allah, Bapa-Nya, mencari dan merenungkan kehendak-Nya. Ia sendiri menegaskan: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34). Di taman Getsemani, menjelang Dia ditangkap, Ia mengungkapkan kepasrahan total kepada kehendak Bapa dalam bentuk doa: “Bapa, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42).

Tolok ukur satu-satunya dalam hidup dan karya Yesus ialah KEHENDAK Allah. Dan inilah yang membawa Dia berani bertindak kreatif dan inovatif. Ia membawa pembaharuan atas peraturan Hukum Taurat yang melarang orang bekerja pada hari Sabat. Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ia menegaskan: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Ia menerobos tradisi “sok saleh” kaum beragama pada zaman-Nya. Ia bergaul dan makan bersama dengan orang-orang yang dicap pendosa. Ia berkata: “Anak Manusia datang (diutus) untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Ia merombak pelbagai adat istiadat Yahudi yang bertentangan dengan perintah Allah. Ia menegaskan kepada orang Farisi dan ahli Taurat: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri” (Mrk. 7:9). Bahkan Dia memperbaharui dan menyempurnakan Hukum Taurat: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:43-44).

Tetapi Yesus tidak hanya mengajarkan sesuatu. Ia sendiri melaksanakan apa yang diajarkan-Nya. Ketika Ia digantung oleh orang-orang sebangsa-Nya di atas salib, Ia berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Kematian Yesus di salib, di samping merupakan ungkapan ketaatan total kepada kehendak Bapa, sekaligus juga merupakan ungkapan kasih tanpa batas kepada manusia. Ia sendiri telah mengatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Di tempat lain Ia menegaskan: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24).

Senyatanya, penyerahan diri secara total kepada Bapa dan kasih tanpa batas kepada manusia menuntut pengorbanan dan pengingkaran diri. Itulah makna salib dalam hidup dan karya Yesus. Ia sungguh telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Oleh sebab itu, “Yesus dapat disebut Guru dalam arti yang sepenuh-penuhnya justru karena Dia tidak berpegang teguh pada hak-hak istimewa-Nya; akan tetapi menjadi salah satu dari antara manusia yang harus belajar. Hidup-Nya menjelaskan kepada kita bahwa kita tidak memerlukan senjata, bahwa kita tidak perlu menyembunyikan diri kita, atau saling menantang untuk bersaing. Hanya orang yang tidak takut untuk memperlihatkan kelemahannya dan membiarkan dirinya disentuh oleh tangan halus Sang Guru dapat menjadi murid yang sejati” (Henri J.M. Nouwen).

Menjelang akhir hidup dan karya-Nya di depan umum, pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus menegaskan kepada para rasul-Nya: “Aku telah memberi teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepada kamu” (Yoh. 13:15). Tentu teladan yang dimaksudkan-Nya tidak hanya terbatas pada apa yang Dia perbuat pada malam itu: membasuh kaki murid-murid-Nya. Teladan yang dimaksudkan-Nya menyangkut seluruh hidup dan karya-Nya, yang masih akan memuncak pada Jumat Agung di atas salib. Sesungguhnya pada pemberitahuan pertama tentang penderitaan-Nya, Ia berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”. Dan segera saja Dia menyambung: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Luk. 9:22-23).

Kembalilah kita sekarang ke tema: “Belajar Sepanjang Hidup”. Citra Allah, yang dirusak oleh dosa, ditebus dan dipulihkan dalam Yesus Kristus. Yesus Kristuslah Adam Baru, Manusia Baru, Citra Allah yang sempurna. Pada Dialah kita harus berguru sepanjang hidup. Dialah dasar dan sekaligus model (contoh) bagi kita dalam menjalani kehidupan dan berkarya di dunia ini. Kita harus meneladani hidup dan karya-Nya tidak hanya selama hidup di depan umum, melainkan seluruh hidup-Nya, mulai dari penjelmaan-Nya (Natal) sampai pemuliaan-Nya (misteri Paskah: sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya). Khusus untuk hidup keduniaan, kita perlu mencontoh hidup-Nya yang tersembunyi dalam keluarga dan di tengah lingkungan masyarakat-Nya. Konsili Vatikan II menegaskan: Hendaklah umat Kristiani bergembira, bahwa mereka mengikuti teladan Kristus yang hidup bertukang, dan dapat menjalankan segala kegiatan duniawi, sambil memperpadukan semua usaha manusiawi, kerumah-tanggaan, kejuruan, usaha di bidang ilmu pengetahuan maupun teknik dalam suatu sintesa yang hidup-hidup dengan nilai-nilai keagamaan, yang menjadi norma tertinggi untuk mengarahkan segala sesuatu kepada kemuliaan Allah” (GS,43).

Dalam pernyataan itu Konsili dengan jelas mendorong orang Kristiani meneladan Yesus Kristus yang bekerja demi kesejahteraan hidup duniawi. Untuk itu tidak ada kegiatan duniawi yang baik yang dikecualikan. Orang Kristiani diajak terlibat dalam semua usaha manusiawi demi membangun hidup duniawi yang lebih sejahtera: kerumah-tanggaan, kejuruan, usaha di bidang ilmu pengetahuan maupun teknik. Tetapi semua itu harus diukur dengan norma tertinggi, berupa nilai-nilai keagamaan. Karena itu setiap usaha yang berlawanan dengan nilai-nilai keagamaan jelas terlarang, seperti memproduksi dan memperjual-belikan narkoba, korupsi, perdagangan manusia dan pelacuran, perjudian, hiburan yang tidak sehat. Adapun arah segala usaha membangun hidup duniawi yang lebih baik dan sejahtera itu, ialah “demi kemuliaan Allah, untuk mempermalukan setan dan demi kebahagiaan manusia” (AG,9; LG,17). Demikianlah, usaha Kristiani membangun hidup duniawi yang lebih baik dan sejahtera berlawanan dengan usaha membangun Menara Babel atau “surga dunia” ala Komunisme Ateistis. Orang Kristiani harus selalu awas terhadap godaan nyata ini.

Mari kita terus belajar seumur hidup pada Sang Guru sejati kita, Yesus Kristus, Manusia Baru, Citra Allah yang sempurna. Selamat menjalani Masa Praspaskah!


Makassar, Medio Februari 2014



+ John Liku-Ada’

Uskup Agung Makassar

Rabu, 12 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 12 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
Sangat dianjurkan, agar orang mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen Pengampunan, melalui pemeriksaan batin dalam terang Sabda Allah. Teks-teks yang paling cocok untuk itu terdapat di dalam nasihat-nasihat moral dari Injil-Injil dan surat-surat para Rasul: dalam khotbah di bukit dan nasihat para Rasul Bdk. misalnya Rm 12-15; 1 Kor 12-13; Gal 5; Ef 4-6.. (Katekismus Gereja Katolik, 1454)
 
Antifon Pembuka (Mzm 25:6.3.22)
 
Ya Tuhan, ingatlah akan kerahiman dan kerelaan-Mu yang abadi. Janganlah musuh bergembira atas kami. Ya Allah, bebaskanlah kami dari segala penindasan
 
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan penuh kasih Kauampuni orang-orang Niniwe yang bertobat. Kami mohon, perhatikanlah kami, umat-Mu, yang menyerahkan diri untuk bertobat, agar kelak kami beroleh pengampunan dan kebahagiaan kekal bersama Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."
 
Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19; R:19b)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
 
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
    
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Masa Tobat Prapaskah mempunyai ciri tobat. Dalam katekese hendaknya ditegaskan kepada kaum beriman beserta akibat-akibat sosial dosa, hakikat dosa, yang menyangkal dosa sejauh merupakan penghinaan terhadap Allah. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 14)

Renungan

 
Suatu petang, seorang pemuda, sebut saja Didi, datang kepada seorang imam hendak mengaku dosa sekaligus meminta doa untuk penyembuhan sakit beri-berinya (kekurangan vitamin B1). Ia sudah menderita selama 3 tahun, seluruh tubuhnya tampak membengkak dan tidak bisa bekerja apa-apa. Imam tersebut melayani pengakuan dosanya, memberi penitensi lalu mendoakan Didi dengan penumpangan tangan, memberi ampun atas dosa-dosanya sekaligus memohon penyembuhan bagi penyakitnya. Seminggu kemudian Didi sembuh dan dapat bekerja kembali. Dia sungguh bersyukur atas rahmat pengampunan dan penyembuhan itu, dan iapun semakin percaya bahwa Tuhan Maharahim dan Mahabaik.

Pertobatan melalui pengakuan dosa adalah suatu keharusan iman sebagai anak-anak Allah. Setiap orang yang sadar akan buruknya hukuman atas dosa harus mengaku dosa, agar mendapat pengampunan dan hidup pantas di hadapan Allah. Orang-orang Niniwe berlaku amat rendah hati. Ketika mereka mendengar seruan pertobatan yang disampaikan Nabi Yunus, semua penduduk kota itu tanpa kecuali melakukan puasa, doa dan tapa. Tuhan mengampuni dosa mereka.

Pada masa puasa ini, bukannya tanda dari langit yang dicari melainkan sikap rendah hati untuk berdoa dan bertobat dari dosa-dosa. Kita membutuhkan rahmat pengampunan dan pendamaian.

Tuhan, ampuni dan bebaskanlah aku semua dari hukuman dosa. Amin.

Kalau kita merenungkan Injil, kita akan belajar seperti dalam cermin, bagaimana menjadi sabar dan baik hati --- St. Asterius dari Amasea
   
P. Bagaimanakan kamu mengetahui bahwa imam memiliki kuasa mengampuni dosa yang dilakukan setelah pembaptisan?
J. Aku mengetahui bahwa imam memiliki kuasa mengampuni dosa yang dilakukan setelah pembaptisan karena Yesus Kristus telah memberikan kuasa kepada para imam dalam Gereja-Nya ketika Ia berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:22b-23) [Katekismus Baltimore, 189]

Renungan: Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy