| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Garam Asin vs Garam Tawar


Minggu, 08 Februari 2014 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 08 Februari 2014
Hari Minggu Biasa V
   
“Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." (Mat 5:14.16)

Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)
   
Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.
 
Venite adoremus Deum,
et procidamus ante Dominum:
ploremus ante eum, qui fecit nos:
quia ipse est Dominus Deus noster.
Venite exsultemus Domino:
iubilemus Deo salutari nostro.
Gloria Patri...

Doa Pagi

Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)
 
  
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
 
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
  
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
  
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
 
"Kamu adalah garam dunia."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Bahan baku garam adalah natrium clorida (NaCl), yang dihasilkan oleh air laut dan dapat membuat rasa asin. Walau garam sangat dibutuhkan tubuh, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi). Fungsi garam yang utama adalah sebagai bumbu. Selain itu, juga sering digunakan untuk mengawetkan makanan.

Hari ini, Yesus menunjukkan fungsi 'rohani' garam, yakni sebagai gambaran jati diri orang-orang kristiani. Hakikat orang Kristen adalah garam. Di mana-mana, dia harus menjadi BUMBU, bukan MENU. Di mana pun berada, orang-orang Kristen harus menjadi "rasa utama" dalam masyarakat. Yang tidak bisa memerankan hal tersebut, memang tidak ada lagi gunanya, selain dibuang dan diinjak orang (ayat.13). Orang Kristen dihargai kehadirannya, jika berperan utama dalam segala bidang, tanpa mau menonjolkan dirinya sebagai "Menu". Ingatlah, bahwa orang Kristen itu bumbu! Namun, bumbu yang utama. Dengan kata lain, kehadiran orang Kristen harus bisa dirasakan, sehingga ketidakhadirannya merupakan suatu kehilangan bagi masyarakat sekitar.

Sekadar refleksi tambahan tentang garam: Jika garam juga berfungsi sebagai pengawet makanan, mungkin maksud Yesus adalah orang Kristen harus menjadi penjaga tradisi yang baik, agar tidak "membusuk" oleh aneka perubahan yang belum jelas. Bukankah banyak orang yang hanya mengobrak-abrik tradisi yang baik, tanpa mampu membuat tradisi yang lebih baik; tetapi malah merusaknya? Nah, orang-orang Kristen adalah garda utama penjaga tradisi yang baik.

Hal kedua yang dikatakan Yesus adalah terang dunia. Orang Kristen adalah terang dunia! Dia adalah pribadi pencerah, yakni orang-orang yang membawa pencerahan bagi dunia. Jika siang menjadi pencerah bagai matahari; dan jika malam menjadi pencerah bagaikan bulan. Orang-orang Kristen harus mampu menjadi pencerah; dan berani tampil, bukan mengurung diri di kamar dengan idealisasinya sendiri (bdk. ay. 15). Tampilnya orang Kristen di tengah masyarakat, bukan sekadar demi "penampilan", melainkan agar masyarakat sekitar melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Allah. Orang Kristen harus menjadi pendorong utama bagi setiap orang untuk menjadi abdi Allah.
CAFE ROHANI

Sabtu, 08 Februari 2014 Hari Biasa Pekan IV

Sabtu, 08 Februari 2014
Hari Biasa Pekan IV

“Bunda Maria, lindungi aku, anakmu! Aku berjanji akan memperbaiki hidupku dan menyerahkan diriku seutuhnya kepadamu” (St. Hieronimus Emilianus)

Antifon Pembuka (Mzm 119:10-11)

Dengan segenap hati aku mencari Engkau, jangan biarkan daku menyimpang dari perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah berkenan menganugerahkan kebijaksanaan sejati kepada Raja Salomo karena ketulusannya. Kami pun telah Kauberi anugerah besar, kebijaksanaan yang sempurna, yaitu Yesus Kristus yang senantiasa hadir dalam Ekaristi. Terimalah rasa syukur dan pujian kami melalui persembahan hidup kami hari ini. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin. 
    
Ketika ditawari Tuhan untuk meminta, Raja Salomo yang masih belia meminta hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi dengan tepat, dan kemampuan untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tuhan sungguh berkenan akan permohonan Raja Salomo. Dari doa permohonannya, seseorang dikenal isi hatinya.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:4-13)

Pada suatu hari Raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan kurban sebab di situlah bukit pengurbanan yang paling besar; seribu kurban bakaran ia persembahkan di atas mezbah itu. Di Gibeon itu Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Bersabdalah Allah, “Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!” Lalu Salomo berkata, “Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau! Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka bersabdalah Allah kepada Salomo, “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh, Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seseorang seperti engkau. Namun yang tidak kauminta pun akan Kuberikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di kalangan raja-raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:9-14)
1. Bagaimana kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela? Dengan mengamalkan firman-Mu.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
4. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
5. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
6. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Kesibukan yang padat menuntut waktu istirahat. Yesus merencanakan pergi ke tempat sunyi, sendirian dan beristirahat. Namun tuntutan untuk istirahat luluh oleh rasa belas kasih yang intens akan kehausan rohani umat yang mencari-Nya. Waktu pribadi tak harus diterapkan secara kaku, bukan?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)

Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah menahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus mengajak para murid-Nya untuk pergi ke tempat yang sunyi supaya mereka sendirian. Dia mau bercakap-cakap dan mengajar banyak hal kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Ajaran-Nya berkaitan dengan kuat kuasa-Nya untuk melakukan mukjizat dan semuanya itu mendatangkan rasa kagum dari orang banyak. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak. Yesus tahu bahwa mereka membutuhkan seorang gembala. Kita pun diundang untuk selalu datang kepada Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya.

Doa Malam

Bimbinglah kami, ya Tuhan Yesus, dalam memilih prioritas hidup agar mampu memberi tempat utama untuk kehadiran-Mu dan berani melepaskan belenggu-belenggu cinta diri. Berilah istirahat yang tenang pada malam ini ya Tuhan, dan hantarkan kami kepada hari baru besok. Amin. 

RUAH

Jumat, 07 Februari 2014 Jumat Pertama --- Hari Biasa Pekan IV

Jumat, 07 Februari 2014
Jumat Pertama --- Hari Biasa Pekan IV
 
“Setiap perbuatan Kristus merupakan kebanggaan dari Gereja Katolik, tetapi kebanggaan yang paling besar adalah salib” (St. Sirilus dari Yerusalem)

 
Antifon Pembuka (Mzm 18:17.50)
 
Tuhan hidup! Terpujilah gunung batuku! Mulialah Allah Penyelamatku! Aku mau meyakinkan syukur bagi-Mu, ya Tuhan, aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
 
Doa Pagi


Tuhan, Engkau sungguh mencintai kami. Rezeki yang cukup telah kami terima, kesehatan yang baik tetap kami rasakan. Tuhan, buatlah agar kami mampu mempertanggungjawabkan pemberian-Mu ini sehingga kemuliaan-Mu yang bekerja dalam hidup kami dapat kami pancarkan lewat pengabdian kami sehari-hari. Amin.

Tuhan Sang Pencipta menjadi asal dan tujuan akhir hidup manusia. Manusia tidak mampu hidup dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Kuasa Tuhan selalu turut terlibat dalam hidup dan perjuangan manusia. Sebaliknya, manusia juga mesti terus melibatkan Tuhan dalam seluruh hidupnya. Akhirnya, ia akan selalu menikmati sukacita hidupnya dalam kuasa Tuhan.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
 
  
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
   
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya.

Orang kudus telah menikmati kebahagiaan bersama para malaikat di surga. Mereka telah menjadi saksi karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus, Putra-Nya. Mereka membela imannya dengan mengurbankan jiwa dan raganya. Yohanes Pembaptis berani menyuarakan kebenaran Allah. Ia mengingatkan orang untuk melakukan yang benar sesuai kehendak Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
  
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
    
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam Injil hari ini ada dua tokoh kontras, yaitu Yohanes Pembaptis dan Raja Herodes. Yohanes setia memegang kebenaran dan tidak takut menyampaikan kebenaran walau beresiko tinggi.

Dari mana sumber kekuatan itu? Sementara Raja Herodes, pribadi yang labil, mudah ditiup angin sehingga terombang-ambing. Di satu sisi dia mengagumi Yohanes dan mengakui bahwa Yohanes benar, tetapi di lain pihak, dia ingin pujian dan tidak mau dikritik. Demi menjaga nama baiknya, dia membunuh tokoh yang dikaguminya.

Kitab Sirakh mengingatkan kita bahwa Daud menjadi luar biasa hebat karena diurapi oleh Allah. Yohanes Pembaptis menjadi teguh dan mantap hidupnya karena dia melakukan matiraga, prihatin, bertapa dan senantiasa setia pada suara hatinya. Hidup kita akan tenang, damai dan berani menghadapi aneka tantangan, masalah serta kerapuhan diri kalau sumber kekuatan itu dari Allah yang bertakhta dalam hati kita. Hanya dengan askese, disiplin dalam berdoa dan merayakan Ekaristi serta latihan rohani lainnya, kita bisa memelihara sumber kekuatan ilahi sehingga kita tetap setia kepada kebenaran dan tidak jatuh pada gengsi dan kesombongan.

Tuhan Yesus, tariklah aku ke tempat yang lebih dalam, yaitu hati-Mu sendiri sumber kekuatan sejati sehingga saya tidak terombang-ambing oleh godaan dari luar dari keinginan spontan serta haus pujian. Amin.
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Katekese: Yang Ideal, Bukan Utopia

Beato Yohanes Paulus II menulis Amanat Apostolik Familiaris Consortio (Persekutuan Keluarga). Di dalamnya dijelaskan posisi keluarga kristiani, khususnya tentang makna-peran perkawinan dan di keluarga di dunia modern. Dokumen yang secara resmi diumumkan pada 22 November 1981 ini menegaskan kembali Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia modern (Gaudium et Spes). Singkatnya, Gereja ingin mendorong keluarga-keluarga kristiani, agar menjadi keluarga ideal pada zaman ini. Yang ideal adalah cita-cita yang hendak dicapai, bukan sekadar utopia belaka.  

    Ideal berarti: Pertama, hidup seturut jati dirinya. Jati diri keluarga ditemukan dalam rencana Allah Pencipta dan Penebus (FC, 17). Allah mencipta karena cinta. Allah menebus karena cinta. Hakikat dan peranan keluarga memiliki keunikan yang tak mungkin tergantikan oleh media secanggih apa pun, yakni cinta kasih. Keluarga lahir dari cinta kasih Allah sendiri, yang ikatannya bagaikan Roh Kudus yang mengikat cinta kasih Bapa dan Putra. Inilah perwujudan keterlibatan Allah dalam lembaga perkawinan, yakni cinta kasih. Maka, keluarga memiliki tugas perutusan untuk menjaga, mengajarkan dan menghayati cinta kasih itu. Keluarga adalah sekolah cinta kasih. Dari akar keluargalah, anak-anak belajar mencintai. Gaudium et Spes, 48 menegaskan bahwa keluarga merupakan gambaran dan partisipasi cinta kasih antara Kristus dan Gereja.  

     Kedua, berpegang teguh pada janji perkawinan. Allah sendirilah pencipta perkawinan (GS, 48). Maka, pria dan wanita, yang dalam janji perkawinan telah menjadi 'bukan lagi dua, melainkan satu daging' (Mat 19:6) hendaknya saling bekerjasama, membantu dan melayani berdasarkan ikatan mesra antar pribadi untuk saling berserah diri. Kristus sendiri menjadi Mempelai Gereja menyambut pasangan suami istri dengan berkat-Nya, tinggal dalam keluarga dan menyerahkan diri untuk keluarga (dalam keluarga kudus di Nazaret), supaya mereka diteguhkan dan dibantu dalam tugas yang luhur sebagai ayah-ibu. Pasangan suami istri hendaknya saling menguduskan, dengan meresapi serta menghayati iman, harapan dan cinta kasih. Tugas orang tua juga memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka. Anak-anak memiliki kewajiban membantu orang tua, khususnya pada saat-saat kesulitan dan kesepian usia lanjut. Akhirnya, mesti dihidupkan dan dibiasakan berbagi kekayaan rohani (sharing) dengan keluarga-keluarga lain dalam kebesaran jiwa. 

 Ketiga, memiliki hubungan yang intensif (FC, 15). Di dalam kehidupan keluarga inti, sangat penting menghidupi hubungan pribadi (personal) antar-pasangan suami istri, orang tua dan anak, saudara-saudari sekandung. Hubungan yang intensif dan personal itu tidak saja dimotivasi dan dihidupi secara manusiawi, tetapi juga secara Ilahi. Dengan demikian, keluarga diangkat dan disucikan menjadi keluarga Allah, yakni Gereja. Dokumen tersebut menegaskan bahwa keluarga merupakan Gereja Mini (Ecclesiola) atas dasar Sakramen Baptis yang membawa kelahiran kembali, berkat daya kuasa penebusan, wafat dan kebangkitan Krisuts. Dengan demikian, anak-anak yang lahir dari buah kasih pasangan suami istri juga harus dibaptis dan dididik secara Katolik, sehingga hubungan atas dasar ikatan iman tetap terjamin. 

 Keempat, menghidupi nilai-nilai luhur perkawinan (GS, 47). Kesucian martabat perkawinan disuramkan oleh poligami, perceraian, percintaan bebas (selingkuh). Selain itu, nilai-nilai luhur yang menjadikan perkawinan sungguh bermartabat masih dicemari oleh sikap egois, gila kenikmatan dengan ulah-ulah yang tak pantas dalam hubungan pasangan suami istri (intimitas). Kondisi tersebut diperparah oleh kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis rentan dalam zaman yang serba permisif ini. Keluarga bisa kehilangan suasana rukun dan damai, karena pengaruh keadaan lingkungan sosial yang kurang kondusif, atau kondisi ekonomi keluarga secara keseluruhan, atau bahkan pengaruh labilitas psikologis para anggotanya. 

 Untuk itu sangatlah penting mempertahankan kerukunan dan kegembiraan di dalam keluarga, sebab keselamatan tak dapat dilepaskan dengan upaya-upaya semacam itu.

Ditulis oleh: Adrian Pristio, O.Carm (Cafe Rohani Edisi Januari 2014)

Kamis, 06 Februari 2014 Peringatan Wajib St. Paulus Miki, dkk, Martir

Kamis, 06 Februari 2014
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, dkk, Martir

“Tidak ada jalan lain untuk mencapai kesempurnaan di luar jalan orang Kristiani” (St. Paulus Miki)

Antifon Pembuka

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.

Doa Pagi

Allah, Bapa yang Maharahim, syukur dan terima kasih atas anugerah orang tua yang telah memberi teladan dan segala bekal hidup setia dan takwa di hadirat-Mu. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dapat tetap setia memelihara harta warisan rohani tersebut sampai ajal kami tiba. Kuatkanlah pula iman kami bila suatu saat kami menghadapi tantangan untuk bersaksi seperti St. Paulus Miki dan kawan-kawannya. Amin.

Setelah 40 tahun memerintah, Raja Daud mangkat. Sebelum mangkat, dari pergulatan imannya, Daud menasihati Salomo, penggantinya. Karena hanya sabda Allah yang kekal, maka kerajaan juga bisa kekal, jika menjadi lembaga yang menjamin pelaksanaan sabda Allah. Nanti, kita tahu bahwa sabda Allah tersebut menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, keturunan Daud.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (2:1-4,10-12)

Saat kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya, “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
Ayat. (1Taw 29:10.11ab.11d-12a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel, dari sediakala sampai selama-lamanya.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!
3. Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

Dengan aneka persyaratannya, Yesus mengutus para murid pergi berdua-dua. Berita pertobatan, ternyata menjadi efektif jika disertai dengan keteguhan untuk mengusir kejahatan, dan penyembuhan orang sakit. Inilah misi Injili.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang ada di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus mengutus para murid-Nya untuk pergi berdua-dua. Dua dipertimbangkan lebih baik daripada satu. Karena jika satu jatuh, rekannya akan membantu untuk mengangkatnya. Mereka melakukan banyak mukjizat. Kita pun juga diutus Yesus. Kesuksesan sebuah prutusan pertama-tama adalah percaya akan kuat kuasa Allah sendiri, mengandalkan hanya Allah semata. Selain itu, keberhasilan pewartaan ditunjukkan dengan kerja sama antar sesama rekan pewarta. St. Paulus Miki dan kawan-kawannya telah melakukannya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, semoga kami tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah Kauberikan kepada kami untuk menjadi utusan-Mu di tengah-tengah dunia yang semakin menantang iman Kristiani kami. Hanya Engkaulah yang menjadi bekal dan kekuatan sepanjang hidup kami. Amin. 

RUAH

Rabu, 05 Februari 2014 Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

Rabu, 05 Februari 2014
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

Engkau melihat hatiku dan Engkau mengetahui kerinduanku. Hanya Engkau saja yang boleh memilikiku, oleh sebab aku sepenuhnya adalah milik-Mu. (Sta. Agata)

 
Antifon Pembuka
  
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.
 
Doa Pagi


Allah yang Maha Penyayang, bimbinglah kami hari ini dalam merencanakan pekerjaan. Arahkanlah niat kami pada jalan-jalan ketetapan-Mu agar tidak hanya mengandalkan kekuatan kami sendiri dan lupa akan campur tangan-Mu serta kehadiran-Mu pada setiap langkah hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Hasil sensus: Ada 1.300 pria di Israel dan Yehuda yang bisa memegang pedang. Rupanya, Raja Daud mengadakan sensus demi kepentingan militer, karena menyadari kerajaannya mulai goyah. Daud lupa, bahwa Raja umat terpilih adalah Allah sendiri. Sanksinya: Malapetaka tak bisa dihindari!

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)


Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian, "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau? Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Dengan penuh rasa heran, Yesus mencermati bahwa seorang nabi tidak dihormati di tempat asalnya dan di antara kaum keluarganya sendiri. Mereka sulit percaya kepada Yesus, karena merasa tahu persis latar belakang-Nya. Kita diingatkan pada kisah "Pohon Pengetahuan" (Bdk Kej 1) yang kadang malah bisa mencelakakan!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)

Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus ditolak oleh orang-orang sekampung-Nya sendiri. Adalah kebiasaan Yahudi membandingkan seseorang sebagai anak dari ayahnya. Dengan demikian, "anak Maria" dimaksudkan sebagai sebuah penghinaan. Kuasa Yesus untuk mengadakan mukjizat tidak menjadi efektif karena ketidakpercayaan mereka. Kita diundang untuk memiliki iman kepada Yesus. Bila kita memiliki iman, kita mampu melihat mukjizat Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, kendati kecil dan sederhana di mata kita. Sta. Agata pasti telah mengalaminya.

Doa Malam


Tuhan Yesus, Guru kesempurnaan, semua yang telah kami kerjakan hari ini kami haturkan kepada-Mu sebagai persembahan kami yang jauh dari sempurna. Kami hendak belajar dari-Mu sendiri bagaimana menerima dan menanggung cela, kritik dan cercaan orang lain atas usaha dan karya kami. Peliharalah dan kuatkanlah semangat dan kesabaran kami. Amin. 
 

RUAH

Selasa, 04 Februari 2014 Hari Biasa Pekan IV

Selasa, 04 Februari 2014
Hari Biasa Pekan IV
 
“Tidak mendengarkan panggilan Tuhan sama saja dengan membangkitkan amarah Tuhan atas kita” (St. Yohanes de Brito)
  
Antifon Pembuka (Mzm 86:3-4)

Engkaulah Allahku, kasihanilah aku ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.

Doa Pagi

Allah, sumber damai dan sukacita, mampukan diriku untuk selalu dapat berdamai dengan diriku sendiri dan dengan siapa pun yang telah menyusahkan hidupku, menyakiti dan memusuhiku. Bantulah aku agar tidak membalas dendam dan bersukacita atas kemalangan orang-orang yang memusuhiku. Tempatkanlah hati baru dalam diriku, hati yang tulus, ya Allahku. Amin.

Walau anak Daud, Absalom bukan orang yang diurapi Allah untuk menjadi raja Israel. Maka dia harus menanggung akibat pemberontakannya untuk merebut takhta. Dia mati secara mengenaskan! Dia mati tergantung di pohon tarbantin. Namun kematian Absalom menjadi perkabungan Raja Daud, ayahnya. Sejak dulu, antara kepentingan takhta dan keluarga selalu sulit untuk didamaikan.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30.31b-33; 19:1-3)

Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, “Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin.” Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya, dan ditikamkannya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, “Pergilah ke samping, berdirilah di situ.” Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, “Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku.” Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, “Selamatkah Absalom, orang muda itu?” Jawab orang Etiopia itu, “Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat.” Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, “Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!” Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, “Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom.” Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, “Raja bersusah hati karena anaknya.” Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita. Alleluya.

Derita sakit pendarahan seorang perempuan dalam kisah Injil hari ini, seumur dengan puteri Yairus. Perempuan itu mendapatkan penyembuhan, karena imannya sendiri; dan puteri Yairus bangkit dari mati karena iman ayahnya. Kekuatan iman yang dahsyat, ternyata berbuah juga bagi orang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menagis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, katanya, “Talita kum,” yang berarti: Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan sorang pun mengetahui hal itu. Lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dua mukjizat terjadi. Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan dan membangkitkan puteri Yairus dari kematian. Yesus menunjukkan bagaimana Dia menjawab kepada mereka yang datang kepada-Nya dengan penuh iman. Terpenuhilah kata-kata Yesus, “Mintalah dan kamu akan mendapat.” Apakah dalam suka duka kehidupan, kita biasa datang kepada Yesus dengan penuh iman?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkaulah tumpuan harapan bagi semua orang yang menderita. Mampukan aku menanggung segala perkara di dalam Engkau yang memberi kekuatan kepadaku. Singkirkanlah segala ketakutan dan keraguan untuk datang kepada-Mu bila segala usaha tampak sia-sia dan tidak ada hasilnya. Tambahkan imanku agar aku semakin teguh dalam mengikuti Engkau, Tuhan dan Juruselamatku, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin. 

RUAH

Senin, 03 Februari 2014 Hari Biasa Pekan IV

Senin, 03 Februari 2014
Hari Biasa Pekan IV

Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir

  
“Siapa yang mempunyai talenta khusus harus mempergunakannya demi keuntungan orang lain yang membutuhkannya” (Katekismus Gereja Katolik, 1937)

  
Antifon Pembuka (Mzm 3:4)
  
Ya Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku. Engkaulah kemuliaanku, yang mengangkat kepalaku.
  
Doa Pagi


Tuhan, terima kasih atas hari yang baru ini. Terima kasih atas kesehatan badan yang boleh aku terima pada pagi ini. Saat ini, ya Tuhan, aku mohon berkat-Mu bagi mereka yang sedang sakit, khususnya yang sedang sakit tenggorokan. Sembuhkanlah sakit-penyakit mereka. St. Blasius, doakanlah mereka yang sedang menderita sakit pada bagian tenggorokan. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Raja Daud mengerti dengan tepat, apa artinya bertobat! Pertobatan membutuhkan silih. Dia membiarkan Simei bin Gera, orang Benyamin yang tinggal di Behurim itu, mengutuki dirinya. Bahkan, sebenarnya Raja Daud rela memberikan takhtanya kepada Absalom, si anak yang memberontak.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (15:13-14.30; 16:5-13a)
 
   
"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."
    
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
Ayat. (Mzm 3:2-3.4-5.6-7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Babi tak lebih berharga dariapda manusia, seburuk apa pun keadaannya. Di pekuburan Gerasa, Yesus mengusir legion (pasukan) roh jahat dan mengizinkannya pindah ke dalam sekumpulan babi. Keputusan Yesus tepat, walau Dia harus menanggung akibatnya: Yesus diusir keluar dari daerah itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)
    
"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"
   
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Setelah disembuhkan, ia ingin mengikuti Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya, malah mengutusnya untuk pergi ke tengah kaum keluarganya, dan kepada orang-orang sekampungnya. Ia diminta untuk mewartakan karya kebaikan dan cinta Tuhan yang telah dialaminya. Kita juga diutus untuk ambil bagian dalam hidup dan karya Yesus, dengan menyampaikan kasih dan kebaikan Tuhan yang telah kita alami kepada siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan kita.
 
  
Blasius adalah seorang Uskup Sebaste, Armenia (Turki). Ketika ia memberkati umat seorang ibu bergegas datang kepadanya. Ia memohon Uskup Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir meninggal karena duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Ia segera mendoakan anak itu dan memberkatinya. Mukjizat pun terjadi. Nyawa anak itu dapat diselamatkan.

Pada hari ini kita dapat menerima "Berkat Santo Blasius". Caranya: Umat menghampiri imam seperti pada acara komuni. Sambil memegang dua batang lilin yang disilangkan pada leher umat. Kemudian imam berkata: "Semoga dengan berkat doa Santo Blasius, Uskup dan Martir, Allah membebaskan Saudara dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Dalam nama Bapa (+) dan Putra dan Roh Kduus. Amin." Uskup Blasius dibunuh pada tahun 316. Peringatannya dirayakan secara fakultatif pada 3 Februari.

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, hari telah mulai malam. Tinggallah dalam hatiku agar kegelapan malam ini tidak menggelapkan hatiku. Buatlah agar hatiku senantiasa terang sehingga karya-Mu senantiasa dapat kuwartakan lewat kata dan perbuatanku. Amin.
  
RUAH

Hari Raya/Pesta di luar masa Natal, tetapi berkaitan dengan Natal

Copyright: Tegar Andito

Minggu, 02 Februari 2014 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2014
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

 


Renungan

 
Rekan-rekan yang baik!
Pada awal petikan dari Luk 2:22-40 yang dibacakan pada perayaan Yesus dipersembahkan di Bait Allah kali ini disebutkan, ketika sudah tiba waktu penyucian menurut hukum Musa, maka orang tua Yesus membawanya ke Yerusalem (Yunaninya di sini “Hierosolyma”) dan mempersembahkannya kepada Tuhan seperti diperintahkan dalam Taurat (Im 12:6.8), yakni “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Tambahan pula mereka juga perlu mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor merpati”. Selanjutnya dalam ayat 25 di sebutkan, di Yerusalem (di sini Yunaninya “Ierousaleem”, ejaan yang berbeda yang dipakai dalam ayat 22 di atas) ada seorang saleh yang bernama Simeon. Roh Kudus memberitakan kepadanya, ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Begitulah ia datang ke Bait Allah menyambut kedatangan Yesus dan menggendongnya kemudian mengucapkan pujian bagi Allah (Kidung Simeon, Luk 2:29-32). Di sana juga, seperti dikisahkan dalam ayat 36-38, ada Hana yang mengucapkan pujian serta berbicara mengenai Yesus kepada siapa saja yang menantikan dilepaskannya Yerusalem (di sini Yunaninya “Yerousaleem”) dari kekuatan jahat.

PENUH HIKMAT DAN KASIH KARUNIA


Pada akhir bacaan itu, ayat 39-40, ditegaskan bahwa setelah semua yang perlu menurut hukum Tuhan, maksudnya Taurat, sudah selesai dijalankan, keluarga itu kembali ke Nazaret dan di sanalah Yesus tumbuh kuat, penuh hikmat dan kasih karunia ilahi. Begitulah ditandaskan bahwa orang tua Yesus mengikuti dengan taat keagamaan mereka dengan menjalankan apa-apa yang diperintahkan hukum Taurat. Yesus pun menjadi dewasa dengan latar ini. Ia justru bertumbuh dalam kesalehan yang turun temurun dijalani orang di Tanah Suci. Oleh karena itu ia nanti dapat mengajarkan kepada orang banyak bagaimana hidup beragama yang sejati. Dia bukan orang yang merombak, melainkan membawa kembali ke pada akar terdalam hidup beragama: menjadi “penuh hikmat” dan “kasih karunia ilahi” ada padanya. Kedua hal ini sebenarnya dua sisi dari kehidupan beragama yang sama: kebijaksanaan dari sisi upaya manusiawi dan pendidikan, dan dari sisi ilahi, hidup dalam anugerah rahmat-Nya. Itulah sosok Yesus yang bakal diperkenalkan lebih lanjut dalam Injil Lukas.

DUA SUASANA BATIN


Menarik didalami bagaimana Lukas dalam petikan kali ini memakai dua macam nama kota Jerusalem: “Hierosolyma” dan “Ierousaleem”. Inilah caranya untuk menggambarkan dua suasana batin yang saling berlawanan. Bagi Lukas, Yerusalem bukan semata-mata kenyataan fisik belaka, melainkan kenyataan batin. Bila dieja sebagai Hierosolyma, seperti pada ayat 22, hendak diungkapkan suasana batin baru yang terbuka bagi kehadiran ilahi. Itulah suasana batin yang dituju oleh kedua orang tua Yesus ketika membawanya ke sana. Di situlah ia dipersembahkan kepada Tuhan di Bait-Nya. Bukan berarti diserahkan begitu saja, melainkan diakui sebagai anak-Nya yang dipercayakan agar dibesarkan sebagai manusia. Di lain sisi, Lukas mengajak kita menengok suasana batin yang berlawanan. Suasana ini dilambangkannya dengan memakai ejaan “Ierousaleem”. Itulah suasana batin yang menolak kehadiran yang ilahi, yang mau memanipulasinya.

Begitulah juga jelas kedudukan Simeon dalam petikan ini. Disebutkan pada ayat 25 Simeon ada di “Ierousalem” – ada di tempat yang suasana batinnya jauh dari kehadiran ilahi yang sesungguhnya. Namun demikian, disebutkan juga ia adalah orang benar, orang saleh, orang yang menantikan penghiburan. Dan ada padanya Roh Kudus pula! Walaupun hidup di tengah suasana batin orang-orang yang jauh dari Tuhan, Simeon tetap mengikuti gerakan-gerakan ilahi. Ia terlindung dari yang miring, yang menjauhkan dari jalan yang benar. Ia tergerak datang ke Bait dan di situlah ia menyambut Yesus dan kedua orang tuanya. Ia mengenali siapa Yesus itu. Ia juga mendapatkan penghiburan melihat sang Mesias sungguh datang.

Begitu pula Hana. Perempuan ini nanti berbicara mengenai Yesus kepada semua yang menantikan kelepasan “Ierousaleem”. Maksudnya, dilepaskannya suasana itu dari kungkungan yang jahat, yang menghimpit hidup batin, sehingga bisa berangsur-angsur beralih menjadi “Hierosolyma”, suasana batin yang mau menerima kehadiran ilahi yang sesungguhnya. Bukan yang dimanipulasi dengan pelbagai ritual belaka.

Bila pikiran Lukas diterapkan ke kehidupan kini maka dapat dikatakan bahwa kedatangan Penyelamat yang akan membuat kita seperti kota Yerusalem. Bagian dari diri kita dan jagat ini yang menolak digariskan akan hancur, tak tahan di hadapan dia yang nanti datang dengan kemuliaannya. Tapi bagian yang menerima akan ikut serta dalam keabadiannya. Memang yang akan datang itu kini ialah seorang dari lingkungan sederhana dan tidak selayaknya menggetarkan. Kita dan dunia kita masih mempunyai kesempatan dari tahun ke tahun belajar menerimanya dan saling mengajarkan bagaimana cara menerimanya sehingga nanti kalau ia datang kembali dengan kebesarannya kita mendapati diri dalam pilihan sikap yang cocok.

NUBUAT SIMEON

Kita ingat kata-kata Simeon di Bait Allah tentang Yesus dalam Luk 2:34: “...Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan”. Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus ditekankan kesederhanaannya, juga kesederhanaan orang-orang yang mengitarinya. Dia yang lahir di Betlehem itu sama dengan dia yang nanti akan datang kembali dengan segala kemuliaannya pada akhir zaman. Bagaimana tokoh yang sesederhana itu bisa sama dengan dia yang akan datang dengan mulia dan memperoleh kuasa atas jagat ini? Lukas dalam seluruh Injilnya mengajarkan bahwa itu semua terjadi lewat perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem. Dengan kedatangannya kota itu mengadili diri: bila menolak, maka kota itu menjadi kota “Ierousaleem”, yang prospek kehancurannya sudah jelas. Bila menerimanya, maka kota itu akan menjadi kota suci “Hierosolyma” yang abadi. Jadi Penyelamat yang lahir di tengah-tengah manusia ini akan menentukan nasib banyak orang.

Kemudian Simeon juga berkata kepada Maria: “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Makna kata-kata ini tidak mudah dipahami. Pedang ialah barang tajam yang akan membelah. Begitulah kehadiran Yesus yang lahir dari Maria akan membelah pikiran hati orang. Ia akan memilah yang jahat dari yang baik dalam diri orang, seperti halnya kedatangannya memisahkan “Ierousaleem” (kota Yerusalem yang dirundung kekuatan jahat) dari “Hierosolyma” (kota Yerusalem sejauh menerimanya). Maria adalah orang pertama juga yang akan menjadi penghuni kota suci “Hierosolyma” dan meninggalkan kota “Ierousaleem” yang menghukum diri tadi. Sebetulnya Maria mewakili semua orang yang bakal menerimanya. Maria orang pertama yang bersedia menerima kehadiran Yesus dalam kehidupannya.

TERANG BAGI SEMUA ORANG DAN AJAKANNYA


Pada penutupan kidungnya, Simeon menerapkan Yesaya 42:6; 49:6; 52:10 pada diri Yesus. Dia inilah terang yang menyatakan kehendak ilahi bagi bangsa-bangsa lain. Jadi bukan hanya orang Yahudi. Kehadiran ilahi, bila sungguh demikian, niscayalah terbuka bagi semua orang. Tidak bagi sekelompok orang saja. Tidak juga bagi orang pilihan belaka. Ibarat “terang”, maka kedatangan Yesus ini bagi siapa saja yang mau mendengarkannya. Yang menerimanya akan mendapat pencerahan, akan hidup dalam terang.

Bagaimana menanggapi warta setajam ini? Seperti biasa, warta alkitab itu menggugah, bukan hanya memberitahu. Orang diajak untuk membuat terang bagi siapa saja ini sungguh bersinar. Paling tidak orang diminta agar tidak menghalangi terang itu, dan kalau bisa hendaknya memantulkannya ke sekitarnya. Begitulah yang merasa sudah beruntung diterangi kini diajak untuk membuat agar semakin banyak orang dapat ikut menikmatinya. Terbuka macam-macam cara dan jalan. Ada pula tempat untuk macam-macam insiatif. Cara menangkap dan menanggapi warta alkitab ini dapat membuat teks hidup.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy