| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 01 Januari 2015 Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Kamis, 01 Januari 2015
Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah
  
Barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (karena tanpa campur tangan manusia) namun juga manusiawi (karena mengikuti hukum alam manusia). --- St. Gregorius dari Nazianze
  

Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:2.6; Luk 1:33)

Hari ini kita diliputi terang karena Tuhan telah lahir bagi kita. Nama-Nya: Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal. Pemerintahan-Nya takkan berkesudahan.
 
atau
 
Salam Bunda yang suci, Bunda mulia Penguasa abadi, yang memerintah surga dan bumi.
   
Salve sancta Parens, enixa puerpera Regem, qui cælum terramque regit in sæcula sæculorum.
  
 
 Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
  
 Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menganugerahi umat manusia keselamatan kekal dengan perantaraan Santa Maria, Perawan dan Bunda. Kami mohon, semoga kami pun Kauperkenankan menikmati doa dan perlindungannya, sebab ia telah melahirkan bagi kami Putra-Mu, pemberi hidup, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Bilangan (6:22-27)
   
"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."
     
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2 PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; 2/4)
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (4:4-7)
  
"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."
    
Saudara-saudara, setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli waris-ahli waris, oleh karena Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putra-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:16-21)
  
"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."
    
Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendampati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
  
Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, yang dalam bahasa Latinnya Mater Dei (Mater =Bunda, Dei = Allah). Dikatakan “Bunda Allah” bukan karena Bunda Maria menikah dengan Bapa, melainkan anak yang dikandung oleh sang Bunda ialah Allah sendiri, itulah sebabnya ketika bunda Maria bertemu dengan Elizabeth, seketika Elizabeth dengan penuh iman menyatakan “…siapakah aku ini hingga Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:41-43). Elizabeth yang dipakai oleh Allah untuk melahirkan Yohanes sang penyiap jalan bagi Tuhanpun mengakui Bunda Maria sebagai “Ibu Tuhanku”, bagaimana dengan kita? Apakah kita mengakuinya seperti Elizabeth pula?

 Permenungan kali ini beranjak pada penggambaran bagaimana Maria sebagai Bunda Allah yang mau menanggung tugas dari Allah (Luk 2:16-21). Kelahiran Kristus disatu sisi membuat suasana mencekam, karena keluarga kudus dari Nazareth ini harus menanggung beban yang amat beran ketika Herodes memerintahkan untuk mencari sang bayi mahakudus. Tidak dapat dipungkiri, seorang ibu yang melahirkan langsung anaknya dari rahimnya, dapat dipastikan sang anak begitu dijaga dan disayang, apapun yang terjadi akan dilindungi dengan pergumulan yang tidak mudah. Hal yang sama pun dirasakan oleh Bunda Maria, ketika para gembala heran tentang kelahiran sang bayi (Luk 2:18), pasti Bunda Maria sangat pilu hatinya, sebab sebagai seorang ibu mungkin saja ia merasakan bagaimana kelak nantinya anak yang dikandungnya akan menjadi bahan cemohan masyarakat saat itu. Tetapi Bunda Maria tidak lari dari kondisinya, justru Bunda Maria “…menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19). Lihat, Bunda Maria hanya menyimpan segal perkara yang rumit dan menyakitkan itu, dan bunda Maria merenungkan kembali misteri yang sedang terjadi saat itu. Bunda Maria begitu percaya akan penyelenggaraan Allah (providentia Dei), dalam kondisi yang ekstrim dan sesulit itu, bunda Maria dengan setia percaya pada Allah sepenuhnya dan menerima realitas menyakitkan yang harus dialaminya, bahkan kesetiaan bunda Maria kepada Bapa dibuktikan dengan kesetiaan Maria yang terus mengikuti Yesus ketikaYesus menanggung sengsara hingga wafat di salib, dan tetap menjaga para rasul yang diamanatkan Yesus kepada Maria sebagai “ibu, inilah anakmu”.

 Kesetiaan bunda Maria memberikan kepada kita sebuah bagaimana kita yang tetap setia pada kehendak Allah, dalam situasi yang ekstrim dan sulit sekalipun kita tetap percaya sepenuhnya pada penyelenggaraan ilahi, sambil merenungkan kesulitan – keuslitan yang sedang dialami sehingga kita sungguh percaya kesulitan paling besar dalam hidup kita pun ternyata kuasa Allah jauh lebih besar daripada itu. Setiap kesulitan bukan berarti Allah itu tidak ada, tetapi dalam setiap kesulitan dalam hidup merupakan cara Allah bagaimana kita tetap setia kepada-Nya dalam keadaan apapun, termasuk dalam keadaan sulit ; apakah kita justru menyalahkan Allah atau tetap setia kepada-Nya? bunda Maria setia kepada Yesus bahkan menjalankan amanat Yesus untuk menjaga para rasul-Nya. Sekarang, Allah memberikan amanat agar kita setia hingga akhir, maukah kita setia kepada Allah dalam kondisi apapun? Selamat merenungkan misteri kehidupan.

DEUS PROVIDEBIT

Rabu, 31 Desember 2014 Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Rabu, 31 Desember 2014
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal
 
“Allah itu agung melebihi setiap makhluk. Karena itu, kita harus membersihkan pembicaraan kita tentang Dia terus-menerus dari segala keterbatasan, dari segala gambaran, dari segala ketidaksempurnaan, supaya jangan menggantikan Allah "yang tidak terucapkan, yang tidak dimengerti, yang tidak kelihatan, yang tidak dibayangkan" (Liturgi santo Yohanes Kristostomus, Doa Syukur Agung) dengan gambaran-gambaran manusiawi kita tentang Dia. Kata-kata manusiawi kita tidak pernah akan mencapai misteri Allah.” (Katekismus Gereja Katolik, 42)
  

Antifon Pembuka (bdk. Yes 9:6)

Seorang anak lahir untuk kita, seorang putra dianugerahkan kepada kita. Ia memegang kendali pemerintahan dan disebut penasihat ulung.
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
   
Doa Pagi
  

Ya Bapa, hari ini sampailah kami di penghujung tahun 2014. Esok hari kami memulai tahun yang baru. Bantulah kami untuk mewujudkan niat-niat baik kami di tahun mendatang dan mengikis kecenderungan kami yang tidak teratur. Mampukan kami untuk hidup seturut firman-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:18-21)
   
 
"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan dianugerahi pengetahuan."
     
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang; bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus! Itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhr. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya, dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai di hadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2. 11-12. 13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya
Ayat. 2/4
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
    
"Firman telah menjadi manusia."
   
Pada awal mula adalah Firman; Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran. Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru, “Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepunahan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
   
SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU 2015,
Jangan lupa esok hari 1 Januari rayakan Perayaan Ekaristi Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. (Hari Raya Wajib Gereja)
   
Renungan

    
Yohanes dalam memaparkan tentang Yesus sangat berbeda dengan penginjil Lukas. Yohanes tidak memaparkan biografi Yesus secara kronologis. Ia lebih senang memaparkan kehidupan Yesus secara tematis.

Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai Terang. ”Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia.” Tidak ada seorang pun dapat bertahan hidup tanpa terang. Terang adalah segala-galanya. Terang memungkinkan terjadinya fotosintesis. Terang memberikan kehangatan kepada kita. Melalui terang terjadilah pertumbuhan. Dengan terang terjadilah banyak hal di muka bumi ini. Tiada kehidupan terlepas dari terang. Seperti halnya kita, tidak akan pernah hidup mencapai kepenuhan tanpa Terang Sejati, yaitu Kristus. Namun, dalam kenyataan, kita lebih menyukai kegelapan. Dalam kegelapan, kita bersikap, bertutur kata, dan bertindak tidak sesuai dengan identitas kita sebagai anak-anak terang. Marilah kita mengarahkan diri kita kepada Sang Terang Sejati, yaitu Yesus Kristus. Dengan demikian, kita pantas disebut sebagai pengikut Kristus.

Sang Terang abadi, kehangatan kasih-Mu telah menghantar aku sampai pada penghujung tahun ini. Aku bersyukur atas segala manis pahit pengalaman yang telah aku cecap. Dalam sukacita dan kegelapan batinku, terang cahaya-Mu selalu menjadi penuntun hidupku. Amin.

Antifon Komuni (1Yoh 4:9)

Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
  
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Hana tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa

Selasa, 30 Desember 2014
Hari Keenam Dalam Oktaf Natal 
     

1Yoh. 2:12-17; Mzm. 96:7-8a,8b-9,10; Luk. 2:36-40.
   
Kita masing-masing mempunyai cara untuk menghayati iman dan meningkatkan kualitas hidup rohani. Hana menghayatinya dengan cara selalu tinggal di Bait Allah untuk beribadah dengan berdoa dan berpuasa. Hal ini sangat mungkin dia lakukan mengingat ia sudah sangat tua dan lagi pula sudah janda. Namun, kita mungkin tidak bisa demikian karena ada banyak hal dan tanggungjawab yang harus kita lakukan. Kalau kita terlalu menyibukkan diri di Gereja lalu mengabaikan keluarga, pekerjaan dan hidup bertetangga atau bermasyarakat, tentu tidak baik. Terlalu banyak berdoa dan berpuasa tetapi kurang dalam berusaha, bekerja dan melayani, juga tidak baik. Lain halnya dengan orang-orang yang memang mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan dan Gereja-Nya, seperti para rohaniwan, biarawan dan biarawati. Bagi kita yang hidup berkeluarga dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat, kita diharapkan selalu berusaha menjaga keseimbangan dan selalu mencari cara terbaik untuk menghayati iman serta meningkatkan kualitas hidup rohani kita. Keduanya tidak cukup hanya kita pupuk dengan berdoa dan sibuk di Gereja tetapi juga melalui pengabdian kita dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan pekerjaan kita.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk terus-menerus menemukan cara yang tepat untuk menghayati iman dan meningkatkan kualitas hidup rohani kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 30 Desember 2014 Hari Keenam dalam Oktaf Natal

Selasa, 30 Desember 2014
Hari Keenam dalam Oktaf Natal

”Allah tidak kekurangan suatu apa! Ia menjadikan kamu Ilahi demi kemuliaan-Nya!” (St. Hipolitus)


Antifon Pembuka (Keb 18:14-15)

Ketika segalanya diliputi kesunyian dan malam mencapai puncak peredarannya, turunlah Sabda-Mu yang Mahakuasa, ya Tuhan, dari surga, dari singgasana kerajaan.
  

Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
   
Doa Pagi

Allah sumber segala rahmat, kami bersyukur atas segala limpahan kebaikan-Mu yang telah kami terima sepanjang hidup kami terlebih selama satu tahun yang akan kami akhiri. Kami mohon pada-Mu semoga kami dapat melihat segala kebaikan-Mu selama ini dan tak lupa mengucap syukur atas segalanya. Ampunilah segala kelemahan kami agar bersama Hana yang setia menanti dan mempersiapkan dirinya untuk menyambut-Mu dalam hidupnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bagi Yohanes sangatlah penting untuk memelihara relasi dengan Allah. Setiap orang telah mendengarkan dan merasakan kasih Allah, diajak untuk selalu memelihara pengenalan akan Allah itu dalam tindakan nyata menjauhi segala yang bertentangan dengan kehendak Allah.
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:12-17)
   
"Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."
      
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni karena nama Yesus. Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya. Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, sebab kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepadamu, hai para bapak, sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya. Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu, dan kamu telah mengalahkan yang jahat. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:7-8a.8b-9.10)
1. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
2. Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!
3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Inilah hari yang suci! Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan, sebab cahaya gemilang menyinari seluruh muka bumi.

Nabiah Hana pun mampu merasakan kehadiran keilahian dalam diri Yesus. Baginya, Yesus adalah pemenuhan akan setiap orang yang berharap menantikan pelepasan. Singkatnya, Yesuslah yang akan membawa pembebasan dan pemulihan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:36-40)
   
"Hana berbicara tentang Kanak-Kanak Yesus."
    
Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, ada di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu Kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Nabiah Hana memberikan kesaksian tentang kanak-kanak Yesus kepada semua orang. Bayi adalah makhluk yang berselimutkan kasih Bapa, murni, suci, dan belum terkontaminasi oleh dunia yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup. Seorang ayah hendaknya mengenal Tuhan agar anak-anaknya juga mengenal Bapa, tumbuh menjadi orang muda yang kuat dan firman Allah diam di dalam roh mereka. Anak-anak dan remaja Katolik hendaknya sejak dini didampingi untuk mengalahkan yang jahat: narkoba, judi, mabuk-mabukan, kekerasan fisik dan pelecehan seksual, membunuh, merampok, dan kriminalitas lainnya. Teladan hidup orang dewasa Katolik dalam keluarga, sekolah, Gereja dan tempat kerja sungguh berharga.

Antifon Komuni (Bdk. Luk 1:78)

Oleh kemurahan hati Allah kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi akan mengunjungi kami.

Doa Malam

Malam ini, ya Tuhan Yesus, aku berdoa bagi anak-anak yang sedang bertumbuh kembang. Bebaskanlah mereka dari segala yang jahat agar aman dalam berproses sampai pada kematangan diri. Engkaulah Sahabat sejati bagi mereka ini, dari dahulu hingga kini dan untuk selama-lamanya. Amin.

RUAH

Hati Seorang Simeon

Injil hari ini menampilkan seorang sosok yang amat misterius, yaitu Simeon. Agaknya, ia kurang terlalu menonjol dalam banyak kisah di Kitab Suci. Namun satu hal yang perlu kita ketahui, Lukas mencatat bahwa Simeon berada di dalam diri Simeon, dan karena Roh Kudus ini berada di dalam hati Simeon, ia mampu mengenal Yesus sebagai Putra Allah yang dijanjikan oleh Bapa untuk keselamatan umat manusia (Luk 1:25-28). Bukankah Roh Kudus diam di dalam hati setiap orang? Rasul Paulus pernah mengatakan bahwa diri kita adalah Bait Roh Kudus. Itu artinya, di dalam diri semua orang berdosa, bernaung dan berdiam Roh Kudus yang sama, yaitu Roh Allah sendiri. Permasalahan yang muncul adalah, saat Roh Kudus berada dan bernaung di dalam diri kita, apakah kita sudah sadar betul Roh Allah telah berada di dalam hati kita? Apabila kita sudah sadar, maukah kita semakin memberikan ruang dalam hati kita bagi Roh Allah ini sehingga kita dapat melihat karya – karya ajaib dalam setiap kejadian dalam kehidupan kita? Simeon tentu menjadi sangat bijaksana dan mengerti arti hadir Yesus yang datang untuk menyelamatkan manusia bukan karena ia adalah orang yang suci, namun ia senantiasa memberikan diri untuk membuka hati terus – menerus agar Roh Allah dapat tinggal di dalam hatinya, dan mengolah dirinya sehingga sukacita dari Roh Allah boleh diberikan bagi sesama. 
  
Kita memperoleh rahmat istimewa dari Allah kendati kita berdosa, bahwa dalam kehinaan kita Allah masih berkenan tinggal di dalam diri kita, dan sekarang saatnya kita boleh menikmati kehadiran Allah dengan mengolah diri dan menyapa Allah lewat perjumpaan kita dengan sesame dan lewat doa – doa kita, sehingga semakin banyak ruang di hati agar Allah semakin leluasa untuk bertakhta. Simeon melihat Yesus Kristus benar – benar menyambut arti hadir-Nya sebagai hadiah dari Bapa, ia melihat bahwa kehadiran Yesus sungguh akan menjadi buah rahmat dan keselamatan bagi seluruh umat, itulah yang membuat Simeon berkumandang “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu” (Luk 2:29) ; kata – kata ini menyiratkan kepada kita bagaimana arti sukacita sejati bagi Simeon, bahwa sukacita sejati yang dikejarnya semata ialah Tuhan sendiri, dan ia melihat bagaimana karya Bapa terjadi dalam diri Yesus, dan itu sudah cukup baginya sebab ia merasa bahwa sukacita sejati itu telah diberikan. Maukah kita terpanggil seperti Simeon, memiliki hati sepertinya, untuk hanya mengerjar sukacita sejati yang tidak lekang oleh waktu yang kita rayakan pada hari raya Natal? Semoga Kristuslah yang menjadi satu-satunya sukacita kita!

Senin, 29 Desember 2014 Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Senin, 29 Desember 2014
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Memang Anak kecil yang diberikan kepada kita, tetapi di situ bersemayam ke-Allah-an sepenuhnya -- St. Bernardus
  
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 3:16)

Demikian besar cinta kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Putra Tunggal-Nya, agar semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup abadi.
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
       
Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah memenuhi kerinduan Simeon: ia tidak mengalami kematian sebelum menatang Kristus, Putra-Mu. Semoga Engkau menyempurnakan rahmat-Mu dalam diri kami, agar seperti Simeon, kami pun Engkau perkenankan menyongsong Putra-Mu dan memperoleh hidup yang kekal. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:3-11)
    
"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."
     
Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-35)
  
"Kristus cahaya para bangsa."
    
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Hari ini, kita diajak belajar dari Simeon. Ia adalah seorang nabi yang sudah tua, bahkan sangat tua. Seorang yang benar dan saleh serta dipenuhi dengan Roh Kudus. Pada suatu saat ia datang ke Bait Allah dan menyambut Yesus yang sudah lama dinanti-nantikannya, kemudian membopong-Nya sambil memuji Allah. Sebelum Natal kemarin, tentu kita sudah menerima sakramen tobat. Kita telah menerima absolusi, di mana imam mengatakan, "Allah, Bapa yang mahapengasih, telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya karena wafat dan kebangkitan Putra-Nya. Ia telah mencurahkan Roh Kudus demi pengampunan dosa; dan berkat pelayanan Gereja, Ia melimpahkan pengampunan dan damai kepda saudara. Maka saya melepaskan engkau dengan segala dosamu dalam nama (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus." Dengan demikian, melalui sakramen tobat tersebut, kita pun sekarang menjadi orang benar karena dosa dan kesalahan kita sudah diampuni. Kita juga penuh dengan Roh Kudus karena sakramen tobat juga menganugerahkan Roh Kudus kepada kita. Marilah kita memelihara diri kita untuk tetap dalam keadaan benar, saleh dan penuh dengan Roh Kudus, sambil menantikan kedatangan Tuhan yang kedua, yang kita tidak tahu kapan akan terjadi.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi orang benar, saleh dan penuh dengan Roh Kudus. Amin. -agawpr-
  
Antifon Komuni (Luk 1:78)
 
Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi.

Minggu, 28 Desember 2014 Pesta Keluarga Kudus

Minggu, 28 Desember 2014
Pesta Keluarga Kudus 
 
Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Di dalam kelahiran dan pendidikan anak-anak tercerminlah kembali karya penciptaan Bapa. Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban Kristus. Doa harian dan bacaan. Kitab Suci meneguhkan mereka dalam cinta kasih. Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil. (Katekismus Gereja Katolik, 2205)

 
Antifon Pembuka (Luk 2:16)
 
Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

The shepherds went in haste, and found Mary and Joseph and the Infant lying in a manger.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unamines in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suae.


Tobat 3


Tuhan Yesus Kristus, kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan Allah-Beserta-Kami dan memberikan berkat melimpah. Tuhan, kasihanilah kami.

Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan cinta kasih, perhatian dan memberikan dorongan tanggung jawab kepada tiap-tiap anggota. Kristus, kasihanilah kami.

Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan kedamaian, kerukunan dan kebahagiaan. Tuhan, kasihanilah kami.
   
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Bacaan I, Mazmur dan Bacaan II dapat menggunakan dari Tahun A. Bacaan Injil dari Tahun B.
     
Doa Pagi

Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan penuh sukacita anugerah hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:2-6,12-14)
 
"Orang takwa menghormati ibu-bapanya."
 
Anak-anakku, dengarkanlah aku: Tuhan telah memuliakan bapa di atas anak-anaknya, dan hak itu atas para anaknya Ia teguhkan. Barangsiapa menghormati bapanya, ia memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya, ia sama dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan hati ibunya. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, dan jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Kalau akalnya sudah berkurang, hendaklah kaumaafkan, jangan menistakan dia sewaktu engkau masih berjaya. Kebaikan yang ditujukan kepada bapa tidak akan terlupakan; sebaliknya akan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di se keliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
 
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (3:12-21)
  
"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."
   
Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi oleh-Nya. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni bila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cintakasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu. Hendaknya kamu saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan perantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita. Hai para isteri, tunduklah kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai para suami, kasihilah isterimu, dan janganlah berlaku kasar terhadapnya. Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai para bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
atau
 
Bacaan Pertama 
Bacaan dari Kitab Kejadian (15:1-6; 21;1-3)
    
"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."
      
Pada suatu ketika datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab, "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram, "Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian, "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman, "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!" Maka firman-Nya kepada Abram, "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berkenan pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9; Ul: 7a.8a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah selalu wajah-Nya!
3. Ingatlah perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
4. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:8.11-12.17-19)
    
"Iman Abraham, Sara, dan Ishak."
      
Saudara-saudara, karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan dia terima menjadi milik pusakanya, ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman pula, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai. Ia yang telah menerima janji itu rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Abraham berbuat demikian karena ia percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
  
****
 
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, allleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu. Semoga damai Kristus berakar dalam dirimu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40 (Singkat: 2:22.39-40)
   
"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."
      
(Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan), seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Pada waktu itu ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya).
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
Hari ini, kita merayakan Pesta Keluarga Kudus. Bacaan Injil memberi gambaran kepada kita seperti apakah cara hidup Keluarga Kudus Nazaret. Secara ekonomis, mereka tidak kaya. Hal ini tampak dari persembahan mereka yang hanya berupa "sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati" padahal keluarga yang mampu, persembahannya berupa seekor kambing atau domba (Im 12:6-8). Meskipun demikian, mereka tetap taat menjalankan hukum Taurat Musa, yang bagi mereka bukan sekedar sikap legalis tetapi lebih-lebih dimaknai sebagai ibadah kepada Tuhan. Mereka mempersembahkan Yesus, yang oleh Tuhan Allah telah diserahkan dalam asuhan mereka. Bagian penutup Injil yang mengatakan bahwa dalam asuhan mereka, Yesus "bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya" meyakinkan kepada kita bahwa mereka sungguh-sungguh mengasuh Yesus dengan penuh kasih sayang. Mereka mencukupi kebutuhan jasmani-Nya sehingga Ia semakin bertambah besar dan kuat, mereka memberikan pendidikan yang baik sehingga Ia menjadi penuh hikmat, dan mereka juga membantu-Nya bertumbuh dan berkembang secara spiritual sehingga Ia penuh dengan kasih karunia Allah. Dengan demikian, kita bisa belajar, bahwa adanya aneka macam kekurangan dan kelemahan dalam keluarga kita tidak menghalangi kita untuk membangun keluarga yang berkulitas, termasuk dalam mendidik anak. Kuncinya ada pada komitment untuk selalu beribadah atau berelasi secara intim dengan Tuhan dan komitment untuk menghayati "hukum" perkawinan katolik yang menuntut kesetiaan seumur hidup dan pemberian diri secara total.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mambangun keluarga yang berkualitas, kendati kami memiliki berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Amin. -agawpr-

Tinggallah bersama-Nya


Masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya

Sabtu, 27 Desember 2014
Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil
  


1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8.
      
Hari ini kita merayakan Pesta St. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Ia dikenal sebagai murid yang paling dikasihi Yesus. Kemungkinan, ia jauh lebih muda dari Petrus sehingga ia dapat berlari lebih kencang dan ketika mereka bersama-sama ke makam Yesus, Yohanes sampai duluan. Namun, ia hanya melihat ke dalam, tidak masuk. Ia sangat menghargai Petrus sebagai yang lebih tua sekaligus yang dipilih Tuhan sebagai "pemimpin" para rasul. Ia menunggu di luar dan baru ikut masuk setelah Petrus sampai dan mendahuluinya masuk. Yang menarik adalah apa yang terjadi setelah ia masuk. Ketika ia hanya menjenguk ke dalam, tidak ada keterangan apa-apa. Namun, setelah masuk, ia melihat dan percaya, kemudian menuliskan pengalamannya itu dalam Injilnya (bac. I). Kita masing-masing pasti juga mempunyai Kitab Suci, termasuk di dalamnya adalah Injil yang ditulis oleh Yohanes. Marilah kita tidak hanya sekedar menjenguk ke dalam Kitab Suci kita, artinya hanya sekedar membaca sambil lalu - atau jangan-jangan menjenguk saja tidak pernah -, tetapi benar-benar masuk ke dalamnya. Kita luangkan waktu setiap hari untuk membaca dan mendalami Kitab Suci. Dengan demikian, kita akan semakin melihat betapa agungnya misteri iman kita dan betapa dalamnya kasih Tuhan kepada kita sehingga iman kepercayaan kita senantiasa diteguhkan.
         
Doa: Tuhan, doronglah kami untuk mendalami iman kami, terutama dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci. Amin. -agawpr-

Sabtu, 27 Desember 2014 Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil

Sabtu, 27 Desember 2014
Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil
 
Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putra-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam Bdk. 1 Kor 2:7-16; Ef 3:9-12.; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. (Katekismus Gereja Katolik, 221)

Antifon Pembuka

Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu perjamuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwahyukan kepadanya, dan sabda kehidupan diwartakannya ke seluruh dunia.

This is John, who reclined on the Lord’s breast at supper, the blessed Apostle, to whom celestial secrets were revealed and who spread the words of life through all the world.

atau (bdk. Sir 15:5)

Di tengah-tengah Gereja ia membuka mulutnya, dan Tuhan memenuhinya dengan roh hikmat dan pengertian dan memakaikan dia jubah kemuliaan.

In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
  
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Ya Allah, Engkau yang telah mengungkapkan rahasia Sabda-Mu kepada kami lewat Rasul Santo Yohanes, kami mohon semoga kami dapat mengerti dengan baik apa yang dia telah katakan kepada kami dengan mengagumkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)
   
"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
    
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:2-8)
   
"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."
    
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Kasih yang sejati menjadikan seseorang peka dan percaya. Orang yang mengasihi selalu peka dengan kehadiran orang yang dikasihinya. Dia juga mudah untuk percaya dengan orang yang dikasihinya. Kasih akan berbuah kepekaan dan kepercayaan.

Injil pada hari Pesta St. Yohanes ini mengisahkan hidup para murid Yesus setelah peristiwa kebangkitan-Nya. Betapa tidak mudahnya bagi mereka untuk benar-benar percaya bahwa Yesus telah bangkit. Mereka harus berjuang untuk mempercayainya. Dikisahkan bahwa “murid yang lain” atau yang biasa dikenal dengan “murid yang terkasih” lebih cepat percaya akan kebangkitan Yesus dibandingkan Petrus. Meski mereka sama-sama pergi ke kubur dan melihat kain peluh dan kain kafan, tetapi keduanya memiliki tanggapan yang berbeda. Petrus tidak langsung percaya, sedangkan murid yang terkasih melihat semuanya langsung percaya. Mengapa murid yang terkasih bisa langsung percaya? Karena kasihnya kepada Yesus lebih besar dibandingkan Petrus. Oleh karena itu, pantaslah dia disebut sebagai murid yang terkasih Yesus. Dia sangat mengasihi Yesus melebihi para murid lainnya. Bagi dia tidak terlalu sulit untuk percaya dan merasakan kehadiran Yesus yang telah bangkit melalui tanda-tanda yang ada di pemakaman.

Rupanya bagi orang yang sungguh mengasihi, tanda-tanda itu menjadi penting untuk merasakan kehadiran orang yang dikasihinya. Bahkan, tanda sekecil apa pun sudah cukup baginya untuk percaya. Dengan demikian, peristiwa kebangkitan Yesus yang telah kita rayakan semakin meneguhkan keyakinan kita bahwa kasih akan menjadikan kita mudah mempercayai kebangkitan Yesus, di satu pihak. Di lain pihak, perayaan kebangkitan Yesus hendaknya membuahkan kasih dalam hati kita, sehingga kita bisa membangun kehidupan bersama dengan lebih baik, terutama kehidupan berkeluarga atau berkomunitas.

Kita sungguh berharap bahwa Paskah Kristus akan melahirkan keluarga baru, yakni sebuah keluarga di mana seluruh anggotanya saling percaya dan peka terhadap kebutuhan anggota lainnya, karena seluruh anggotanya percaya pada Tuhan yang telah bangkit. Singkatnya, keluarga baru Paskah adalah keluarga yang hidup seluruh anggotanya diresapi oleh kasih Yesus yang telah bangkit. (Henrikus Suwaji, O.Carm)

Antifon Komuni (Yoh 1:14,16)

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima.

The Word became flesh and made his dwelling among us, and from his fullness we have all received.

Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat

Jumat, 26 Desember 2014
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama
     
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22.  
       
Sehari setelah Natal, kita merayakan Pesta St. Stefanus, Martir yang pertama. Saya tidak tahu, kalau dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sekitar Natal di negara kita, di mana ada beberapa saudara kita yang mengharamkan sekedar ucapan selamat natal, apakah itu termasuk jenis kebencian terhadap kita karena kita menyandang nama kristiani dan mengimani Kristus sebagai Tuhan? Mungkin mirip juga karena Stefanus dibenci dan akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena ia percaya serta mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan sehingga ia dituduh menghujat Musa dan Allah (Kis 6:8-15). Dan kalau kita membaca kisah-kisah para martir pada abad-abad I-III, akan tampak sekali bahwa mereka dijatuhi hukuman (dikejar-kejar, dianiaya, dipenjara dan dibunuh) bukan karena tindak kriminal atau kejahatan apa pun tetapi hanya karena mereka kristiani, hanya karena mereka beriman kepada Kristus. Dengan demikian, kebencian yang dialamatkan kepada kita, sebenarnya sudah dialami oleh umat Kristiani sejak permulaan, bahkan Yesus malah sudah meramalkannya. Meskipun demikian, sebagaimana diteladankan oleh St. Stefanus dan para martir, kita tetap teguh dalam iman karena percaya akan janji Tuhan bahwa "orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat".

Doa: Tuhan, semoga aneka tantangan dan kesulitan kami dalam menghayati iman kepada-Mu, justru semakin manjadikan iman kami itu mendalam dan tangguh karena kami percaya akan janji keselamatan-Mu. Amin. -agawpr-

Masa Natal

Masa Natal dimulai tanggal 24 Desember (Ibadat Sore). Selama Masa Natal ini dirayakan beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan misteri penyelamatan. 

Pada hari-hari dalam oktaf Natal dirayakan beberapa Pesta, yakni: Pesta Santo Stefanus, Martir Pertama; Pesta Santo Yohanes, Rasul dan Penginjil (27 Desember); Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (28 Desember). Pada hari Minggu dalam oktaf Natal dirayakan Pesta Keluarga Kudus. Apabila 1 Januari hatuh hari Minggu, Pesta Keluarga Kudus dirayakan pada Jumat, 30 Desember. Pada 1 Januari diselenggarakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Dalam pesta ini dikenangkan pula pemberian nama kepada Yesus. 

Pada tanggal 6 Januari dirayakan Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani), khusus di Indonesia dan beberapa negara, di mana hari raya ini bukan hari libur, perayaan ini dipindahkan pada hari Minggu antara tanggal 2 - 8 Januari. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Hari Raya Penampakan Tuhan merupakan hari raya wajib Gereja, Masa Natal ditutup dengan Pesta Pembaptisan Tuhan yang dirayakan pada hari Minggu sesudah 6 Januari; kalau Hari Raya Penampakan Tuhan jatuh pada tanggal 7 atau 8 Januari, Pesta Pembaptisan Tuhan dirayakan pada hari Senin (8 atau 9 Januari). Sesudah pesta ini kita memasuki Masa Biasa bagian pertama sampai memasuki Masa Prapaskah.

Jumat, 26 Desember 2014 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Jumat, 26 Desember 2014
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

“Karena cinta, Stefanus berdoa bagi mereka yang merajam dia, untuk membebaskan mereka dari hukuman.” (St. Fulgensius dari Ruspe)
  

Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, hari ini kami merayakan Pesta St Stefanus. Ia telah menyampaikan warta kebenaran dan senantiasa bertahan dalam iman, harapan dan kasih. Semoga Engkau memberkati dan melindungi saudara-saudara kami yang saat ini mengalami penindasan dan penganiayaan karena membela iman dan kebenaran. Semoga mereka kuat dan tetap setia kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin    
     
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
   
"Aku melihat langit terbuka."
      
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.  
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)
   
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
      
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Stefanus, martir. Dia adalah martir atau buah pertama dari penjelmaan Allah menjadi manusia. Sang Sabda yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita sungguh bermakna dan berbuah. Dengan menjadi manusia, Sang Sabda bisa dikenali, diinderai dan diimani.

Berkat pengenalannya akan Yesus secara benar dan mendalam, Stefanus berani mengorbankan nyawanya. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa martir adalah orang yang memiliki prinsip hidup lebih baik mati daripada murtad, mengingkari iman akan Yesus dan meninggalkan Gereja-Nya. Prinsip seperti ini jelas mengandaikan adanya landasan iman yang sungguh mendalam, yakni baik hidup atau pun mati kita tetap milik Tuhan. Tanpa landasan iman yang sungguh mendalam, kiranya tidak akan mungkin kita setia kepada-Nya. Dalam kehidupan nyata, prinsip hidup para martir berbanding terbalik dengan kebanyakan orang masa kini, yaitu lebih baik murtad daripada mati. Buktinya, orang yang telah menandatangani pakta integritas untuk tidak melakukan tindak korupsi, ternyata melakukannya. Janji dan regulasi hukum ternyata tidak berguna untuk melindungi seseorang dari tindak korupsi.

Prinsip hidup para martir terasa sangat sulit dipikirkan. Artinya, secara manusiawi rasanya mustahil hal tersebut bisa dicapai. Namun, ketika hidup sungguh diarahkan kepada Kristus, semangat kemartiran dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang dalam diri setiap orang. Kiranya tidak ada orang-orang bercita-cita menjadi martir. Bahkan, ketika kemartiran adalah sebuah cita-cita malahan tidak akan terlaksana. Santa Theresia dari Avila waktu kecil pernah bercita-cita ingin mati sebagai martir, dan cita-cita itu tidak terpenuhi dalam hidupnya. Karena kemartiran bukanlah melulu usaha manusiawi, melainkan campur tangan Ilahi dalam yang manusiawi, sebagaimana ditegaskan Tuhan Yesus, “Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berkata-kata di dalam kamu” (Mat 10:20).

Setiap akhir Misa kita mendapatkan tugas perutusan, “Perayaan Ekaristi sudah selesai. Marilah pergi! Kita diutus!” Mari kita sungguh menyadari tugas perutusan ini. Tugas perutusan yang juga memerlukan semangat kemartiran. (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Kis 7:59)

Saat mereka melempari Stefanus, ia berseru: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Kobus: Pujilah nama-Nya


Kamis, 25 Desember 2014 Hari Raya Natal (Siang)

Kamis, 25 Desember 2014
Hari Raya Natal (Siang)
  

Melalui kata-kata Kitab Suci, Allah hanya mengatakan satu kata: Sabda-Nya yang tunggal, dan di dalam Dia Ia mengungkapkan Diri seutuhnya: Bdk. Ibr 1:1-3.

"Sabda Allah yang satu dan sama berada dalam semua Kitab; Sabda Allah yang satu dan sama bergaung dalam mulut semua penulis Kitab yang suci. Dan karena sejak awal Ia adalah Allah pada Allah, Ia tidak membutuhkan suku-suku kata, karena Ia tidak bergantung pada waktu" (Agustinus, Psal. 103,4,1). --- Katekismus Gereja Katolik, 102
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:6)

Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.

A child is born for us, and a son is given to us; his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be called Messenger of great counsel.

Puer natus est nobis, et filius datus est nobis: cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47)


Doa Siang

Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
     
"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."
 
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
 
"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."
       
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
   
"Firman telah menjadi manusia."
 
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Empat tahun lalu, seorang bayi menangis keras dalam sebuah kamar bersalin sebuah rumah sakit. Masih teringat jelas, seorang bayi yang merah ditunjukkan oleh suster perawat. Tangannya yang mungil ada dalam telapak tangan, matanya yang masih terpejam dan kulit yang begitu lembut terasa dalam gendongan.

 Sebuah kelahiran manusia baru mengubah banyak hal. Betapa tidak, orang yang biasanya betah duduk menyelesaikan pekerjaan di kantor akan bergegas pulang untuk segera bertemu bayi mungilnya di rumah. Orang yang biasa begadang hingga tengah malam, memilih segera tidur menemani bayinya. Orang yang enggan berbelanja keperluan rumah tangga, menjadi bersabar menemani isterinya berbelanja kebutuhan si bayi. Semua anggota keluarga yang lain memberikan yang terbaik waktu menyambut kehadiran bayi mungil ini. 

 Berkaca dari pengalaman kelahiran manusia baru dalam keluarga kita, tidakkah kelahiran Yesus yang dirayakan oleh Gereja pada hari ini lebih lagi menakjubkan kita? Bagaimana mungkin Pencipta alam semesta hadir dalam rupa bayi mungil dan rapuh yang kehidupan-Nya bergantung pada orangtua-Nya? Bagaimana mungkin Yang Mahakuasa menjadi bayi biasa yang butuh makanan dan rasa nyaman? Bintang-bintang yang bercahaya, paduan suara para malaikat, gembala-gembala sederhana pada datang menyembah.

 Inilah yang dikehendaki Bayi Yesus bagi kita sekarang, bukan hanya hari ini saja, namun juga setiap hari. Dalam kehidupan kita sebagai orang beriman, hadirnya anggota-anggota baru dalam Gereja lewat penerimaan Sakramen Baptis akan menjadi kebahagiaan bagi umat dalam Gereja. Demikian juga bila Gereja “kehilangan” mereka, akan menjadi kesedihan mendalam bagi anggota Gereja yang lain.

 Entah kenapa, kehadiran anggota baru atau “hilang”-nya anggota Gereja menjadi peristiwa biasa. Tiada kebahagiaan dan sambutan yang hangat bagi mereka, ataupun kesedihan yang mendalam jika harus “ditinggalkan”. Lewat peringatan kelahiran Yesus yang meriah ini, kita kembali sadar bahwa Yesus ingin menyentuh hati kita dan memperbarui cara pikir kita. Dalam Yesus, hidup kita mempunyai arti dan tujuan. Dalam Dia, kita dapat mengethaui dari mana kita berasal dan hendak kemana kita harus pergi. Selamat Natal. (Hatta/Cafe Rohani).

Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)

Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
       
All the ends of the earth have seen the salvation of our God.
   
Viderunt omnes fines terræ salutare Dei nostri. 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy