| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 10 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XIV

Rabu, 10 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIV
  
Bukalah hatimu, songsonglah surya terang abadi, yang menerangi setiap hati. (St. Ambrosius)
  
Antifon Pembuka (Mzm 33:18-19)

Pandangan Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Doa Pagi

Ya Tuhan, berilah kami kelapangan hati dalam menerima segala peristiwa hidup ini. Kami percaya bahwa di balik semua peristiwa itu, Engkau mempunyai rencana dalam hidup kami. Karena itu, jauhkanlah kami sepanjang hari ini dari sikap dengki dan mencelakakan sesama. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (41:55-57; 42:5-7a.17-24a)
 
"Kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita."
  
Sekali peristiwa seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun. Maka berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir, “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.” Kelaparan itu melanda seluruh bumi. Maka Yusuf membuka semua lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab kelaparan itu makin hebat di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab kelaparan itu menghebat di seluruh bumi. Di antara orang yang datang membeli gandum itu terdapatlah pula anak-anak Israel, sebab tanah Kanaan pun ditimpa kelaparan. Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Maka ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap, dan kepadanyalah mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Yusuf melihat saudara-saudaranya dan segera mengenal mereka. Tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing bagi mereka. Dan dimasukkannyalah mereka semua ke dalam tahanan tiga hari lamanya. Pada hari ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka, “Buatlah begini, maka kalian akan tetap hidup, sebab aku takut akan Allah. Jika kalian orang jujur, biarkanlah seorang saudaramu tetap tinggal terkurung dalam rumah tahanan, tetapi kalian boleh pulang dengan membawa gandum untuk meredakan kelaparan seisi rumah. Tetapi saudaramu yang bungsu harus kalian bawa kepadaku sebagai tanda bukti bahwa perkataanmu benar. Kalau begitu kalian tidak akan mati.” Demikianlah diperbuat mereka. Mereka berkata seorang kepada yang lain, “Betul-betul kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita Yusuf! Bukankah kita melihat betapa besar kesesakan hatinya ketika ia memohon belas kasih kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya! Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa diri kita.” Lalu Ruben menjawab mereka, “Bukankah dahulu kukatakan kepadamu, ‘Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!’ Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita.” Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai juru bicara. Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga kasih setia-Mu menyertai kami, ya Tuhan, sebab kami berharap kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 33:2-3.10-11.18-19)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai!
2. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
 
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel!"
  
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, “Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan wartakanlah, ‘Kerajaan Surga sudah dekat’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Atas dasar iri hati kepada Yusuf, kakak dan saudaranya membuang dan menjualnya kepada orang Asing. Dramatis sekali, akhirnya Yusuf justru menjadi penolong dan penyelamat saudara-saudaranya yang dulu membuang dan menjualnya. Amat mengagumkan sikap Yusuf kepada saudaranya yang datang kepadanya untuk meminta tolong. Yusuf menerimanya dengan hati yang terharu. Tidak ada dendam dan amarah kepada saudaranya yang pernah telah membuatnya sengsara dan menyakitinya. Bahkan, ia ikut bersyukur bisa berjumpa kembali dengan saudaranya dan bisa menolong dari kesulitan yang dihadapinya. Luar biasa, kejahatan yang pernah dibuat oleh saudaranya tidak dibalas dengan kejahatan melainkan kebaikan dan kasih sayang.

Begitu indah dan membahagiakan jika hidup kita ditandai dengan sikap penuh pengampunan dan belas kasih. Sering kali kita menghadapi persoalan yang amat membebani karena sulit untuk mengampuni dan berbelas kasih. Pasti tidak gampang menjadikan diri kita sebagai orang yang demikian rela mengampuni dan berbelas kasih, apalagi terhadap orang yang pernah melukai hati dan membuat kita menderita. Namun demikian, sikap rela mengampuni dan berbelas kasih harus selalu diperjuangkan dan menjadi cara hidup. Tanpa sikap rela mengampuni dan berbelas kasih kita akan berat menjalani hidup ini. Sikap rela mengampuni dan berbelas kasih amat dibutuhkan dalam hidup bersama sebagai sarana untuk memutus mata rantai dendam dan amarah.

Doa: Ya Allah, bantulah aku untuk menjadi orang yang rela mengampuni dan berbelas kasih agar kedamaian dan keselamatan terwujud dalam kehidupan ini. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 09 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XIV

Selasa, 09 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIV
  
“Demi Allah, curahkanlah seluruh cinta kasihmu kepada sesama” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Mzm 17:7)

Tunjukkanlah keagungan kasih setia-Mu, Engkau penyelamat orang yang berlindung kepada-Mu.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, hati-Mu sungguh penuh dengan kasih. Engkau mudah menaruh perhatian terhadap mereka yang sakit dan lemah. Buatlah hati kami pun seperti hati-Mu dan pada hari ini kami dapat bertindak seperti Engkau. Amin.

Berkat Allah dicari oleh semua orang. Yakub menerima berkat Allah lewat pertarungannya dengan malaikat. Yakub berani berkurban demi berkat Allah dalam hidupnya.

Bacaan dari Kitab Kejadian (32:22-32)
 
"Namamu selanjutnya adalah Israel sebab engkau bergumul melawan Allah dan engkau menang."

Pada suatu malam Yakub bangun dan membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya. Ia menyeberang di tempat penyeberangan Sungai Yabok. Sesudah menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Maka terjadilah: seorang laki-laki bergulat dengan Yakub sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi itu terpelecok, ketika Yakub bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu, “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub, “Aku tidak akan membiarkan dikau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya, “Siapakah namamu?” Sahutnya, “Yakub.” Lalu kata orang itu, “Namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Bertanyalah Yakub, “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya, “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya, “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi aku tetap hidup!” Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit; Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya. Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutup sendi pangkal paha, karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul, yaitu pada otot pangkal pahanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam kebenaran aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15)
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengakuan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: kiranya mata-Mu melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku; bila Engkau memeriksanya pada waktu malam dan menyelidiki aku, maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
4. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku. Alleluya.

Yesus menyembuhkan dengan kuasa Allah. Banyak orang membutuhkan keselamatan. Melalui pengajaran dan pewartaan, serta penyembuhan, kuasa keselamatan Allah pun terjadi dalam hidup kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)
 
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya!"
 
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang Farisi berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus selalu terbuka untuk menerima siapa saja yang datang kepada-Nya dengan pelbagai luka dan penderitaan mereka. Hati-Nya sungguh tergerak oleh belas kasihan. Dunia saat ini membutuhkan gembala-gembala yang memiliki sebuah hati seperti Yesus. Itulah sebabnya, Ia meminta kita untuk berdoa kepada Tuhan, yang empunya tuaian agar Ia mengutus pekerja-pekerja untuk tuaian.

Doa Malam

Bapa, Engkaulah yang empunya tuaian. Tolonglah kami agar Engkau menyentuh dan menggerakkan hati kaum muda untuk bekerja di ladang-Mu sebagai pekerja-pekerja yang merelakan seluruh hidup mereka hanya untuk kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Senin, 08 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XIV

Senin, 08 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIV

Ada banyak pintu terbuka, tetapi pintu kejujuran hanyalah pintu Kristus ---- Paus Klemens I

Antifon Pembuka (Kej 28:16-18)

Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak tahu. Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, Ini pintu gerbang surga.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa, Engkaulah Allah penyembuh. Teguhkanlah hati kami dan kuatkanlah iman kami sehingga kami dapat menerima rahmat keselamatan-Mu. Buatlah kami tegar menghadapi penderitaan mengingat kasih-Mu yang begitu besar. Semoga kami dapat semakin percaya kepada-Mu dan mengambil bagian dalam karya keselamatan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (28:10-22a)
 
 
"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik, dan melihat Allah yang bersabda."
 
Pada waktu itu Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu, dan dipakainya sebagai alas kepala. Lalu ia membaringkan diri di tempat itu. Dalam mimpi ia melihat sebuah tangga yang didirikan di atas bumi dengan ujungnya sampai di langit. Lalu tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah Tuhan di samping Yakub dan bersabda, “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak. Tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu di tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan; melalui engkau dan melalui keturunanmu, semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku menyertai engkau, dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini. Aku tidak akan meninggalkan dikau. Aku akan melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.” Ia takut dan berkata, “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah! Ini pintu gerbang surga! “Keesokan harinya, pagi-pagi, Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikannya menjadi tugu, dan menuangkan minyak di atasnya. Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus. Lalu bernazarlah Yakub, “Jika Allah menyertai dan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini dan jika Ia memberikan kepadaku roti untuk dimakan serta pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab; R:10)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan."

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)
    
"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."
  
Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kepala rumah ibadat datang dan meminta dengan penuh keyakinan kepada Yesus agar anaknya yang sudah mati dihidupkan kembali. Alhasil anaknya dihidupkan kembali oleh Yesus. Seorang wanita dengan penuh keyakinan mendekati Yesus untuk menjamah jubah-Nya supaya penyakitnya sembuh. Alhasil penyakit pendarahannya yang sudah dua belas tahun sembuh hanya dengan menjamah jubah-Nya. Keyakinan dan kepercayaan yang mendalam dalam meminta tolong kepada Yesus membuahkan hasil yang diharapkan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah terhadap orang yang menaruh keyakinan dan kepercayaan yang mendalam kepada-Nya.

Di dalam Tuhan Yesus, ada jalan keluar untuk persoalan-persoalan yang kita hadapi. Sebagai manusia, kita tidak bisa terlepas persoalan-persoalan. Oleh karena itu, yang penting bagi kita adalah bagaimana bisa menghadapi persoalan dan menemukan jalan keluarnya. Belajar dari kisah Injil bahwa orang yang berupaya dengan kepercayaan dan keyakinan yang teguh membuahkan kegembiraan dan sukacita karena beroleh kesembuhan. Pertanyaan refleksi untuk kita: apakah usaha dan upayaku dalam menghadapi persoalan selama ini sungguh-sungguh disandarkan dengan penuh iman dan kepercayaan pada Tuhan Yesus. Mari kita selalu berjuang dan berupaya dalam hidup ini bersama dengan Tuhan Yesus.

Doa: Ya Tuhan, aku mohon berkenanlah untuk menyertai aku dalam setiap langkah ke*hidupanku. Semoga dengan berkat dan penyertaan-Mu, aku mampu dan berhasil meng*hadapi persoalan-persoalan hidup ini. Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 07 Juli 2013 Hari Minggu Biasa XIV

   
Damai sejahtera bagi rumah ini 

Dalam menjalankan tugas utusan Yesus, sebagai murid, mereka harus pergi berdua-dua supaya apa yang mereka sampaikan mempunyai kekuatan kesaksian. Saksi kebenaran akan menjadi lebih kuat jika didukung oleh dua orang atau lebih. Selain itu secara manusiawi, jika berdua-dua mereka bisa saling mendukung, saling membantu dan saling meringankan bahkan bisa saling mengoreksi bila terjadi kekeliruan. Kalau ada yang jatuh, ada pula yang bisa membantu menegakkan. Kalau ada yang menikmati damai adalah orang yang menikmati kebersamaan sebagai saudara. Kebersamaan sebagai sumber kekuatan.

Banyak orang yang menginginkan mendapatkan keselamatan, tetapi sedikit orang yang mewartakan dan memberikan kesaksian keselamatan yang berasaldari Allah. Pengalaman akan keselamatan yang dirasakan berasal dari Tuhan perlu disebarluaskan kepada orang lain agar mereka juga dapat menemukan dan mengalami serta menikmati keselamatan itu. Keselamatan itu ialah bahwa mereka mengenal Allah dan mengalami kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

Yesus sebagai Mesias sudah di tengah-tengah mereka. Bahwa Allah Bapa telah mengurapi Yesus untuk mewartakan Kerajaan Keselamatan yang dari Allah sudah hadir dengan tandanya: pengusiran setan-setan, penyembuhan orang sakit, pembebasan orang-orang yang tertindas dan tertawan.

Tuhan Yesus mengundang orang-orang untuk menjadi pekerja bersama dan di dalam Tuhan, untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan itu dengan sikap mental yang penuh kegigihan, seperti seekor anak domba di tengah serigala. Siap untuk menanggung ancaman yang menghadang yaitu kehilangan nyawa. Mereka siap menanggung rasa lapar dengan harapan bahwa seorang pekerja patut mendapatkan upah dari pekerjaannya. Maka tidak perlu membawa jaminan ATM, Credit Card, tidak perlu membawa bekal yang justru menghambat tugas pelayanan sebagai seorang pewarta, karena terlalu kawatir untuk dirinya sendiri. Tuhan yang mengutus, Tuhan pula yang menggaransi/memberi jaminan.

Kalau Kerajaan Allah yang diwartakan, damai sejahtera yang dikedepankan, maka jalinan kasih akan menjadi jaminan keselamatan itu. Hati yang damai adalah hati yang siap untuk menerima kehadiran saudara, juga kehadiran Tuhan. Hati yang damai sejahtera adalah hati yang terbuka untuk merasakan penderitaan dan suka duka sesama. Hati yang damai sejahtera adalah hati yang rela untuk berbagi, apalagi kalau merasa mendapatkan sesuatu yang membahagiakan dirinya. Tentu dia akan mudah menerima dan membagi kesejahteraan itu dengan yang membawa dari sumbernya, yaitu Tuhan. Hati yang damai sejahtera adalah hati yang tidak suka pada kebencian, kemarahan, kesombongan, kejahatan, kebohongan, keserakahan ataupun pelit. Sebaliknya dia akan lemah lembut, sabar dan murah hati seperti Tuhan sendiri telah bermurah hati padanya.

Maka sikap tolong menolong, menghalau kejahatan, membantu yang sakit dan menderita, menjadi jiwa yang mendorong untuk hidup sebagai saudara, dalam kesatuan sebagai murid Tuhan Yesus. Tidak akan membiarkan kuasa setan bercokol dalam kehidupan bersama, tidak akan membiarkan orang sakit terkapar sendirian tanpa pertolongan, tidak akan membiarkan kuasa iblis menguasai sendi-sendi kehidupan dan mengacaukan kehidupan sehingga hidup dalam damai sejahtera menjadi cita-cita yang diperjuangkan bersama sebagai satu saudara dan satu keluarga anak-anak Allah.

Selamat merenungkan,

Pastor Antonius Sumardi, SCJ 



Kobus: Ladang menguning, pekerja sedikit, banyak belalang lagi





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 07 Juli 2013 Hari Minggu Biasa XIV

Minggu, 07 Juli 2013
Hari Minggu Biasa XIV
  
Pada hari Minggu dan pada hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa --- Kitab Hukum Kanonik, kan. 1247

Antifon Pembuka (Mzm 47:10-11)

Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Sebagaimana Engkau berkuasa di seluruh dunia, demikian pun Engkau dipuji sampai ke ujung bumi.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menjanjikan hiburan dan perdamaian, dan setiap kali pula kami Kauyakinkan bahwa di samping-Mu kami aman. Utuslah kami membawakan damai-Mu kepada siapa pun dan semoga mereka yang kami temui, merasa dekat dengan kerajaan damai-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)
   
"Aku akan mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai."
 
Bersukacitalah bersama dengan Yerusalem, bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya, supaya kamu menghisap dari susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan Tuhan akan nyata kepada hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-8a.16.20)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita kar'na Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
4. Marilah, dengarlah, hai kamu semua yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (6:14-18)
 
"Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus."
 
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya; tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4 PS 952
Ref. Alelluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Hendaklah damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, dan perkataan Kristus diam di antara kamu dengan segala kekayaannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 10:1-12.17-20 (Singkat: 10:1-9)
 
"Salammu itu akan tinggal padanya."
 
Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya; tetapi jika tidak, salammu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Suatu hari St. Fransiskus dari Assisi berdoa demikian, “Tuhan jadikanlah aku pembawa damai ....” Doa St. Fransiskus ini cukup familier di kalangan umat hingga sekarang.

Doa tersebut, pertama, mengungkapkan kerinduan hati yang mendalam dari seorang Fransiskus dari Assisi, yang ingin menjadi seorang pembawa damai bagi sesama, siapa pun orang yang dia jumpai dalam hidup dan pelayanannya. Kedua, mengungkapkan bahwa dia mengerti Injil. Dia mengerti betul apa yang Yesus minta dalam Injil hari ini.

Yesus mengutus 70 murid untuk pergi berdua-dua ke setiap kota dan tempat. Dalam perutusan itu Yesus tidak langsung memberi pesan. Malahan, Yesus lebih dahulu mengingatkan mereka, bahwa “tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”. “Karena itu,” tegas Yesus, “mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Sebelum berangkat, para murid diminta berdoa lebih dahulu. Isi doanya jelas, yakni agar Tuhan berkenan mengirimkan lebih banyak pekerja ke ladang itu. Doa semacam ini penting, karena kesanggupan untuk bekerja di ladang Tuhan adalah karya Tuhan sendiri. Seperti disadari oleh Rasul Paulus, dia sanggup menjadi pelayan Tuhan karena kesanggupan itu dibangkitkan oleh Tuhan di dalam dirinya. “Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah,” kata Rasul Paulus (2Kor 3:5b).

Yesus pun minta agar kita banyak berdoa bagi sebanyak mungkin orang terlibat dalam perutusan Yesus, yakni menjadi pembawa damai. “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: damai sejahtera bagi rumah ini,” kata Yesus dalam pesan yang mesti dilakukan (ay.5). Namun, bagaimana orang bisa memintanya kalau dia sendiri tidak punya hati untuk itu? Bagaimana orang berdoa minta agar Tuhan mengirim banyak orang menjadi pembawa damai, kalau diri sendiri tidak punya hati akan pentingnya damai?

St. Fransiskus dari Assisi berdoa, “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai”, karena dia sadar betul bahwa damai harus disampaikan “lebih dahulu” supaya dalam hati yang damai orang dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian mereka.

Mari, dalam semangat St. Fransiskus kita menjadi pembawa damai. Melalui kesanggupan kita, pekerjaan Allah dinyatakan!

Cafe Rohani

Sabtu, 06 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XIII

Sabtu, 06 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIII
 
“Akukanlah dosamu pada waktu yang sesuai, dan pada hari penyelamatan kamu akan menerima harta surgawi” (St. Sirilus dari Yerusalem)

Antifon Pembuka (Mzm 135:1-2)

Pujilah nama Tuhan, pujilah hai hamba-hamba Tuhan! Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi-Nya, sebab nama-Nya indah.

Doa Pagi

Ya Tuhan, jauhkanlah dari padaku sikap memperdaya sesama bahkan merampas hak sesama demi keuntungan diri sendiri. Tambahkanlah rasa belas kasihku kepada sesama, terutama untuk sepanjang hari ini. Amin.

Berkat seorang Bapa kepada anaknya itu penuh kuasa. Kasih Allah kepada Ishak terjadi pada diri Yakub anaknya. Meskipun Yakub berbuat kecurangan, berkat Allah terlaksana dalam dirinya.

Bacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)
 
"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

Ketika Ishak sudah tua, matanya menjadi kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya, dan berkata kepadanya, “Anakku.” Sahut Esau, “Ya, Bapa.” Berkatalah Ishak, “Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan aku mati. Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu. Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang. Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari. Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati.” Tetapi Ribka mendengarnya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Segera Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang untuk dibawa kepada ayahnya. Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau anak sulungnya, yang disimpannya di rumah. Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu. Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih. Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya kepada Yakub, anaknya. Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata, “Bapa!” Sahut ayahnya, “Ya, anakku. Siapakah engkau?” Kata Yakub kepada ayahnya, “Akulah Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan seperti yang Bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini. Lalu berkatilah aku.” Lalu Ishak berkata kepada anaknya, “Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!” Jawab Yakub, “Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku.” Lalu kata Ishak kepada Yakub, “Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan.” Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya merabanya serta berkata, “Kalau suaranya, suara Yakub; Kalau tangannya, tangan Esau.” Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya, “Benarkah engkau ini anakku Esau?” Jawabnya, “Ya!” Lalu berkatalah Ishak, “Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau.” Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya. Lalu Ishak makan; dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak kepadanya, “Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku.” Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia, katanya, “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia; dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah dia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat. (Mzm 135:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah! Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Kesesuaian antara tempat dan barang tertentu penting mendapat perhatian. Yesus mengingatkan bahwa waktu berpuasa ketika saatnya tiba. Waktu yang tepat terjadi ketika Yesus sampai pada kepenuhan perutusan-Nya, yaitu ketika mempelai laki-laki diambil dari mereka.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)
 
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?"
  
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Puasa bukan hanya sekedar mengurangi makan atau tidak makan, melainkan memiliki nilai lebih yang mendalam. Antara lain, membangun kesetia-kawanan atau solidaritas dengan Yesus dalam penderitaan-Nya. Cara hidup seperti ini hanya bisa dihayati oleh mereka yang berhati baru, memiliki semangat untuk mengikuti Yesus secara lebih dekat dan mendalam.

Doa Malam

Yesus, bantulah aku untuk semakin dapat menerima perbedaan dalam hidup bermasyarakat. Aku mohon agar apa yang terlihat mata dan berbeda denganku tidak membuat aku sombong, marah, atau mengadili sesama. Amin.


RUAH

Jumat, 05 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XIII - Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 05 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIII - Jumat Pertama Dalam Bulan

Biarlah rahmat Tuhan meraja lewat Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, Tuhan satu-satunya --- St. Agustinus

Antifon Pembuka (Mzm 106:1)

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.

Doa Pagi

Tuhan, Engkau telah mengatur dan menetapkan segala sesuatu dalam hidupku melalui berbagai peristiwa hidup. Bukalah telinga hatiku agar semakin peka untuk melihat dan mendengarkan kehendak-Mu dalam hidupku. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (23:1-4.19; 24:1-8.62-67)

Sara, isteri Abraham, hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya. Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan. Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya, lalu berkata-kata kepada orang-orang Het, "Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu. Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini, supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang telah meninggal." Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala hal. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua, yang diberi kuasa atas segala miliknya, katanya, "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang empunya langit maupun bumi, janganlah engkau mengambil seorang isteri bagi anakku dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku, untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku." Lalu berkatalah hamba itu kepadanya, "Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini? Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu? Abraham lalu berkata, "Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana! Tuhan, Allah yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari negeri sanak saudaraku. Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku, 'Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.' Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana." Beberapa waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lakhai-Roi; ia tinggal di tanah Negeb. Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangannya dan melihat ada unta-unta datang mendekat. Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya dan membawa serta Ribka, calon isteri Ishak. Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak. Segera Ribka turun dari untanya dan bertanya kepada hamba Abraham, "Siapakah orang yang berjalan di padang menuju kita itu?" Jawab hamba itu, "Dialah tuanku." Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri. Kemudian hamba itu menceriterakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Maka Ishak mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5; R:1a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
2. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
3. Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Banyak orang mempunyai kecenderungan untuk bergaul dan bersahabat dengan orang-orang yang sudah dikenal. Bahkan, ada orang yang jelas-jelas mempunyai prinsip membatasi pergaulan dan memilih orang-orang tertentu saja yang dipandang tidak akan menimbulkan kerepotan. Di luar yang menjadi kriterianya sendiri, ia tidak peduli dan menjaga jarak karena dianggap tidak se-level atau tidak pantas. Dengan keyakinannya, ia memberikan cap atau stigma negatif pada orang lain sehingga tidak mau bergaul atau bertegur sapa, alias ”mengasingkan orang lain”. Seperti inilah sikap orang Farisi dalam memandang dan memperlakukan Matius dan para pemungut cukai, menanggapnya sebagai orang berdosa dan tidak pantas untuk diajak bergaul dan bersahabat.

Dalam kisah Injil hari ini, Yesus memanggil Matius, bertamu ke rumah dan makan bersamanya. Sikap kasih ini menunjukkan sebuah cara bergaul dan berinteraksi tanpa pandang bulu. Justru ketika Matius dan para pemungut cukai dipandang negatif dan disingkirkan oleh orang Farisi, Yesus menyapa dan ”merangkul” mereka. Yesus memberi paradigma baru sebuah persahabatan untuk kita yakni sebagai sarana pengangkatan martabat dan penyelamatan sesama. Yesus mengajak kita untuk melandaskan bangunan persahabatan bukan pada untung rugi, level atau tidak, tetapi demi kebaikan dan ambil bagian dalam karya penyelamatan-Nya. Oleh karena itu, perlu kita kembangkan prinsip bukan tembok yang kita bangun untuk membatasi persahabatan tetapi jembatan yang memperlancar dan menghantar terjalinnya persahabatan.

Doa: Ya Tuhan, maafkan jika aku selama ini kurang perhatian dan bersahabat dengan sesama. Semoga aku semakin mampu dan berani bersahabat dengan banyak orang tanpa membedakan-bedakan. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 04 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XIII

Kamis, 04 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIII
   
“Rumah Tuhan itu Gereja, itulah kemah yang ajaib” (St. Hironimus)

Antifon Pembuka (Mzm 116:5.9)

Tuhan itu pengasih dan adil, Allah Maha Penyayang. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang hidup.

Doa Pagi

Tuhan, Engkau menguji kesetiaan iman Abraham sehabis-habisnya; dan Abraham melampauinya dengan ikhlas dan akhirnya dia terberkati. Bantulah aku dengan rahmat-Mu agar tetap setia dalam menghadapi dan mengatasi setiap persoalan hidup yang aku jumpai sehari-hari. Amin.

Ketaatan Abraham kepada Allah mendapat ujiannya. Ia harus menyerahkan anaknya yang tunggal untuk menjadi persembahan bagi Allah. Penyerahan yang total dan takut akan Allah mendatangkan berkat bagi sesama.

Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
    
"Korban Abraham leluhur kita."
       
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, “Abraham”. Abraham menyahut, “Ya Tuhan”. Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu.” Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya, “Bapa!” Sahut Abraham, “Ya, anakku.” Bertanyalah Ishak, “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?” Sahut Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan.” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu ‘Tuhan menyediakan’. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, ‘Di atas gunung Tuhan menyediakan’. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah sabda Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya.
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2 Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita. Alleluya

Tuduhan yang tidak benar menghantar orang itu kepada kesesatan. Iman yang teguh menghantar kepada kesembuhan. Si lumpuh memberikan bukti. Ia percaya dan melaksanakan perintah Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)
  
"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."
          
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, “Ia menghujat Allah!” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah’? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,” lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan.
U Terpujilah Kristus.

Renungan

Orang lumpuh sungguh tidak berdaya. Ia membutuhkan bantuan pihak lain. Kita juga tidak jarang menjadi lumpuh karena pelbagai macam alasan. Bukan hanya alasan fisik, tetapi juga alasan rohani dan psikologis. Dalam situasi lumpuh, kita sangat membutuhkan bantuan orang lain. Tetapi penolong yang utama dan sejati adalah Yesus sendiri. Bila kita memiliki iman yang kuat, Dia akan melakukan segalanya untuk kita. Dia akan menyembuhkan segala kelumpuhan kita. Percaya?

Doa Malam

Tuhan Yesus, jernihkanlah penglihatanku terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarku supaya aku tidak cepat menghakimi sesama. Bersihkanlah juga hatiku dari segala salah dan dosa. Berkatilah hidupku selanjutnya agar setiap perbuatan yang kulakukan membawa sesama kepada-Mu. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy