| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 26 Mei 2013 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 26 Mei 2013
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
   
Tiada sesuatu yang serupa dengan Tritunggal; kodrat-Nya satu, tak terceraikan; satu pun daya kegiatan-Nya. --- St. Atanasius

Antifon Pembuka

Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang tunggal, serta Roh Kudus, karena sudah menaruh belas kasih kepada kita.

Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyatakan rahmat dan kasih setia-Mu kepada kami dalam diri Yesus, Putra-Mu dan Saudara kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan perkenankanlah kami menyadari arti kehadiran-Mu bagi kami, yaitu sebagai sumber kekuatan dan kehidupan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (8:22-31)
  
"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada."
     
Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama. Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada di sana; ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan. Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9)

1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya; hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-5)
  
"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus, dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."
   
Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Why 1:8)
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)
  
"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; Roh akan memberikan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
 
Renungan

Hari ini adalah hari raya Tritunggal Mahakudus! Satu misteri iman yang tidak mudah dijelaskan! Ada banyak orang yang membuat metafora Tritunggal. Ada yang memperbandingkannya dengan matahari, cahaya matahari, panas matahari. Apakah penjelasan ini cukup untuk menjelaskan Tritunggal? Tidak! Kesatuan Tritunggal itu adalah sebuah misteri sehingga tidak mungkin dijelaskan dengan matahari, cahaya dan panasnya. Ada yang membuat guntingan kertas tiga bagian tapi dibuat sedemikian rupa supaya tidak terputus, sehingga tetap satu kesatuan!. Segampang itukah menjelaskan Tritunggal? Masakan guntingan kertas mampu menjelaskan misteri Tritunggal itu! Ada pula yang menjelaskan kesatuan Tritunggal dengan percampuran air, gula dan kpi. Yang ini lebih mengerikan lagi. Allah kita yang Mahaagung itu dibandingkan dengan gula, kopi dan air? Selain itu masih banyak lagi perbandingan yang diciptakan, tetapi tak satu pun yang memadai.

Apakah tidak boleh menjelaskan Tritunggal dengan perbandingan-perbandingan duniawi? Boleh-boleh saja, tetapi harus disadari bahwa setiap perbandingan itu tidak pernah memadai. Allah Tritunggal itu misteri dalam kesatuan. Para ahli sudah mencoba membuat penjelasan tentang Tritunggal, namun tetap juga tidak memadai. Barangkali penjelasan yang paling menarik (setidak-tidaknya bagi saya) ialah apa yang dialami Santo Agustinus. Ketika dia berjalan-jalan di pantai sambil memikirkan terus-menerus tentang Allah Tritunggal, ia mendapat penglihatan seorang anak sedang memindahkan air laut ke dalam sumur kecil. Agustinus berkata, "Mana mungkin kamu memindahkan air laut ke dalam sumur kecil itu, Nak!" Si anak pun berkata, "Itulah yang sedang Bapak buat. Mana mungkin Bapak memikirkan misteri Tritunggal yang agung itu dengan pikiran Bapak yang terbatas itu!" Agustinus kemudian tersadar.

Dengan otak kita yang kecil dan terbatas ini, mungkinkah kita mengetahui Allah yang Mahabesar dan misteri itu? Jangankan memahami Allah, memahami diri kita sendiri pun kita tidak sanggup. Barangkali sikap yang paling hormat ialah dengan menundukkan kepala sambil memohon rahmat iman, supaya dengan iman itu kita pelan-pelan mampu mengimani Allah Tritunggal yang sungguh agung itu. Yang kita mohon ialah iman, bukan pengetahuan untuk menyelidiki Tritunggal itu terus-menerus. Karena semakin kita menyelidiki, terlebih dengan nafsu ingin mengetahui segalanya tentang Allah, kita akan semakin terjerumus ke dalam labirin yang membingungkan. Namun, Tuhan akan menganugerahkan rahmat pengenalan akan Tritunggal itu kepada kita.

Banyak hal yang ingin dikatakan Yesus kepada kita, tetapi barangkali kita belum sanggup menanggungnya sekarang ini, sebagaimana Dia katakan kepada para rasul dalam Injil hari ini. Hanya Roh Kebenaranlah yang mampu menuntun kita kepada kebenaran itu. Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus, itu sudah dicurahkan ke dalam hati kita, karena kita telah menerima Sakramen Baptis, terlebih sudah menerima Sakramen Krisma. Maka, yang paling utama ialah kita memohon terus kepada Roh Kebenaran itu, agar Dia sendiri yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Hanya Roh itulah yang mampu menuntun kita kepada kebenaran, karena Dia tidak berbicara dari diri-Nya sendiri melainkan dari Yesus. Dan semua itu bukan berasal dari Yesus, melainkan dari Bapa. Jadi, di sinlah nampak kesatuan Tritunggal. Kita yang hidup sekarang mengimani Yesus dalam Roh dan Kebenaran.

Maka, mari kita dengan rendah hati memohon kepada Roh Kebenaran itu, agar Dia sendirilah yang menuntun kita.


Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat" (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat" (Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K. Lateran IV 1215: DS 804). -- Katekismus Gereja Katolik, 253


Lamtarida Simbolon, O.Carm

Sabtu, 25 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Sabtu, 25 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII

Seperti Bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia --- Mzm 103:13

Antifon Pembuka (Mzm 103:13)

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang takwa.

Doa Pagi

Allah sang kehidupan, syukur atas anugerah kehidupan dalam diri kami masing-masing. Buatlah hidup kami menjadi pujian bagi kemuliaan-Mu dan sanggup mewartakan keagungan karya-Mu hari ini dan sepanjang masa. Amin.

Allah menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya. Allah sendiri memberikan kuasa kepada manusia. Tuhan juga mengadakan perjanjian dengan manusia dan menasihati mereka untuk melakukan apa yang baik dan menghindari yang jahat.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (17:1-15)

Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana pula ia akan dikembalikan. Manusia dianugerahi Tuhan sejumlah hari dan jangka waktu, dan diberi-Nya kuasa atas segala sesuatu di bumi. Ia dilengkapi kekuatan yang serupa dengan kekuatan Allah sendiri, dan dijadikan Allah menurut gambar-Nya sendiri. Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menanam rasa takut terhadap manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas. Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat. Tuhan memasukkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan karya Tuhan. Maka manusia harus memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan karya-Nya yang agung. Tuhan masih menambahkan pengetahuan lagi dengan memberi manusia hukum kehidupan menjadi milik pusaka. Perjanjian kekal diikat-Nya dengan mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan kepada mereka. Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. Tuhan berkata kepada mereka, “Jauhilah setiap kelaliman.” Dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya. Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa kepada-Nya.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
2. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput; seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang. Apabila angin melintasinya, maka lenyaplah ia, dan tempatnya pun tidak diketahui lagi.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya; sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya atas anak cucu mereka, asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Yesus sungguh mencintai anak-anak. Dia mempunyai waktu untuk mereka. Sikap hidup bagaikan seorang anak seringkali dijadikan Yesus sebagai model pola hidup orang beriman. Itulah sikap penuh penyerahan diri dan kejujuran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:13-16)

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu, "Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka, dan memberkati mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Kejujuran dan kepolosan anak kecil membongkar kemunafikan orang dewasa. Yesus ganti memarahi para murid, yang baru saja memarahi orang yang membawa anak-anak kepada Yesus. Alasan Yesus: Merekalah yang memiliki Kerajaan Allah. Luar biasa! Janganlah pernah merasa kalah, karena Anda berpegang pada kejujuran. Sebab saat bertindak jujur, Allah sedang menumpangkan tangan berkat di atas Anda.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki kami agar menjadi seorang anak kecil agar kami memiliki Kerajaan Allah. Letakkanlah tangan-Mu atas kami dan berkatilah kami, sebab Engkaulah Tuhan dan Allah kami, untuk selama-lamanya. Amin.


RUAH

Jumat, 24 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Jumat, 24 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII
   
Umat tidak diizinkan mengambil sendiri - apalagi meneruskan kepada orang lain - Hosti Kudus atau Piala Kudus, Dalam konteks ini harus ditinggalkan juga penyimpangan dimana kedua mempelai saling menerimakan Komuni Suci dalam Misa Perkawinan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 94)

Antifon Pembuka (Sir 6:5-6)

Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu

Doa Pagi

Allah Bapa yang maha pengasih, Engkau telah menciptakan manusia dan alam semesta dengan cinta kasih-Mu. Singkirkanlah ketegaran dan kesombongan kami agar benih-benih cinta kasih yang telah Kautanam dalam hati kami dapat berkembang dan berbuah. Dengan pengantaraan, Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (6:5-17)
  
"Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar."

    
Tutur kata yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan banyak orang berdamai denganmu, tetapi dari antara seribu hanya satu saja menjadi penasihatmu. Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan, tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan. Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menistakan dikau dengan menceritakan percekcokanmu dengan dia. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tetapi tidak bertahan pada hari kemalanganmu. Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa dengan dikau dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu. Jauhilah para musuhmu, dan berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. Sahabat yang setia merupakan pelindung yang kuat; yang menemukannya, menemukan suatu harta. Sahabat yang setia, tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar. Sahabat yang setia laksana obat kehidupan; hanya orang yang takwa akan memperolehnya. Orang yang takwa memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab sebagaimana ia sendiri, demikianpun sahabatnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:12.16.18.27.34.35; R:35)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
2. Ketetapan-ketetapan-Mu akan menjadi sumber sukacitaku, firman-Mu tidak akan kulupakan.
3. Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
4. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
5. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
6. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:1-12)
  
"Yang dipersatukan Allah, jangan diceraikan manusia."
  
Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan. Di situ orang banyak datang mengerumuni Dia, dan seperti biasa Yesus mengajar mereka. Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab kepada mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Mereka menjawab, “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah mereka tiba di rumah, Para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya lalu kawin dengan pria yang lain, ia berbuat zinah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Sahabat sejati adalah orang yang tidak hanya sekadar setia di kala senang, tetapi juga ia menunjukkan kesetiaan dan kerelaannya membantu di kala sahabatnya mengalami kesulitan dan kedukaan. Persatuan dalam persahabatan akan membawa sukacita, keteguhan, dan menjadi sumber kekuatan di kala mengalami kemalangan dan kesedihan.

Dalam konteks hidup berkeluarga, kesetiaan dalam suka dan duka, untung dan malang, sehat dan sakit semakin dibutuhkan dalam relasi suami-istri. Maka, persatuan menjadi satu daging itu direncanakan dan dikehendaki Allah untuk menjadi lebih dari sahabat, saling melengkapi dan menyempurnakan. Keinginan suami atau istri bercerai dari pasangannya karena kecewa dengan kekurangan, kelemahan dan kesalahannya adalah satu bukti bahwa ia tidak sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan. Maka Yesus memberi jawaban yang tegas kepada kaum Farisi yang bertanya kepadanya kemungkinan untuk bercerai, bahwa apa yang sudah dikehendaki Allah untuk bersatu tidak boleh diceraikan dengan alasan apa pun juga. Persatuan itu tujuannya untuk saling menyempurnakan pasangannya supaya mengalami kebahagiaan dan keselamatan yang sempurna seperti yang dikehendaki Allah.

Ya Tuhan, semoga pasangan suami-istri menyadari persatuan mereka sebagai sakramen cinta kasih-Mu yang menyelamatkan. Semoga mereka mampu mengatasi gangguan dan godaan yang akan menghancurkan keutuhan rumah tangga. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 23 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Kamis, 23 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII

“Carilah kebijaksanaan tertinggi, tidak dengan bertengkar mulut, tetapi dengan kesempurnaan hidup yang baik” (St. Kolumbanus)

Antifon Pembuka (Sir 5:7)

Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab tiba-tiba saja meletuslah murka Tuhan dan engkau binasa pada hukuman.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengampun, buatlah kami mau berbalik dari dosa-dosa yang selalu kami lakukan. Jauhkanlah dari kami sikap sombong dan berbangga atas kekayaan duniawi. Sebab hanya dekat Engkau saja kami tenang dan hanya bersama Engkau, kami menang dalam menghadapi segala yang jahat. Amin.

Siapa pun yang melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, jangan menunda-nunda untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Dia memang penuh belas kasih dan kerahiman, tapi sekaligus meminta manusia untuk kembali ke jalan yang benar.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (5:1-8)
 
"Jangan menunda-nunda berbalik kepada Tuhan."
 
Jangan mengandalkan kekayaanmu, dan jangan berkata, “Ini cukup bagiku.” Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu. Jangan berkata, “Siapa berkuasa atas diriku?” Camkanlah, Tuhan akan menghukum engkau dengan keras. Jangan berkata, “Betul aku sudah berdosa, tetapi apakah yang menimpa diriku sebab Tuhan panjang hati!” Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau boleh menimbun dosa demi dosa. Jangan berkata, “Belas kasihan Tuhan memang besar. Dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya.” Sebab belas kasihan memang ada pada Tuhan tetapi kemurkaan pun ada pada-Nya, dan geram-Nya turun atas orang jahat. Jangan menunda-nunda untuk bertobat kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari. Sebab tiba-tiba saja meletuslah kemurkaan Tuhan, dan engkau binasa pada saat hukuman. Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab pada hari sial takkan berguna sedikit pun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah.

Yesus mengingatkan para murid-Nya agar jangan sampai menjadi batu sandungan bagi sesamanya. Mereka harus memutuskan secara tegas segala perbuatan dosa. Mereka harus ingat akan panggilan mereka untuk menjadi garam. Itu berarti mereka harus hidup dalam damai satu terhadap yang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:41-50)
 
"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan keduabelah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."

Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir oleh karena kalian adalah pengikut Kristus, ia tak akan kehilangan ganjarannya. Barangsiapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan utuh kedua belah tangan masuk dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kaki menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tak pernah padam. Sebab setiap orang akan digarami dengan api. Garam itu memang baik! Tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kalian akan mengasinkannya? Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sanksi bagi para penyesat sungguh mengerikan, yakni mengikatkan batu kilangan di lehernya dan dibuang ke laut, memenggal kaki dan tangan, mencungkil mata, dan seterusnya. Penyesatan termasuk dosa sandungan (skandalum). Namun Yesus juga memberikan tip untuk melawan aksi penyesatan, yaitu dengan cara berbuat baik dan menjadi garam bagi masyarakat. Anda sudah terbiasa, kan?

Doa Malam

Ya Tuhan, semoga sepanjang hari ini kami dapat menjadi garam yang berguna bagi sesama di mana pun mereka berada. Terpujilah Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Duduk di sisi kanan Bapa

Oleh Benny Phang, O.Carm (Cafe Rohani)

Kita tentu pernah memasuki suatu kantor dan dicegah oleh satpam yang menjaga di depan pintu gerbang. Alasannya, karena kita adalah orang asing yang tidak mengenal siapa pun yang bekerja di kantor itu, dan orang-orang kantor itu tak satu pun mengenal kita. Akibatnya, di depan pintu gerbang kita ditolak untuk masuk.

Halnya akan berbeda jika kita mengenal orang-orang yang bekerja dalam kantor itu. Pak satpam akan mempersilakan kita masuk dan mengurus urusan kita. Apalagi kalau yang kita kenal itu adalah direktur utama di kantor itu. Dengan penuh hormat pak satpam akan mempersilakan kita masuk ke dalam. Bahkan di dalam kantor kita akan disambut oleh sekretaris pribadinya untuk dipersilakan masuk ke ruang yang paling utama untuk bertemu dengan sang direktur.

Dalam Syahadat kita mengucapkan bahwa aku percaya akan Yesus "yang naik ke surga, duduk di sisi kanan Allah Bapa yang Mahakuasa". Apa artinya ini? Apakah secara harafiah Yesus duduk di sisi kanan takhta Allah? Bagaimana kita dapat mengetahuinya? Syahadat ini mau mengajarkan beberapa hal penting bagi iman kita.

Setelah kebangkitan, tubuh Yesus memang sudah dimuliakan. Hal ini tampak dari kemampuan-Nya untuk muncul dan menghilang begitu saja, juga ketika Ia tidak menyatakan siapa diri-Nya, tak seorang pun akan mengenali-Nya. Namun, tubuh mulia kebangkitan ini masih diselubungi oleh sifat manusiawi (KGK, 659). Pada waktu kenaikan ke surga, Yesus kembali kepada kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah. Hal ini dilambangkan dalam teks Kitab Suci dengan kata langit dan awan (lih. Kis 1:9, Luk 24:51). Ia yang berasal dari surga dan telah turun ke dunia sebagai Manusia, kini telah kembali ke kemuliaan-Nya. "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain dari pada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia" (Yoh 3:13).

Dengan naik-Nya ke surga, Yesus bukan lagi manusia Yahudi biasa, anak tukang kayu. Ia sekarang telah menjadi TUHAN. Hal ini ditunjukkan dari sikap para murid yang sebelumnya berbicara biasa seperti kepada guru manusiawi, sekarang mereka semua sujud menyembah-Nya (Luk 24:52).

Sebagai orang Kristiani kita patut berbangga bahwa Yesus Kristus telah merampungkan tugas perutusan-Nya dengan baik di dunia ini. Ia telah rela meninggalkan kemuliaan surgawi untuk hidup sebagai manusia biasa, yang bahkan amat sederhana. Ia rela masuk dengan budaya manusia dan menjadi orang Yahudi. Ia rela bersusah payah mengajar dan meyakinkan banyak orang akan ajaran kasih-Nya. Ia telah bersusah payah menyembuhkan banyak orang dan mengusir kuasa kegelapan. Bahkan, pada puncak-Nya Ia rela menderita dan wafat di salib. Ia rela disejajarkan dengan para penjahat kelas berat, walaupun tidak bersalah. Yesus telah sukses melakukan kehendak Bapa-Nya di dunia ini!

"Duduk di sisi kanan Bapa"
bukan dalam arti harafiah, namun berarti bahwa Ia kembali ke kemuliaan-Nya yang semula di dalam Bapa. Kedekatan-Nya yang sedemikian rupa itu menyebabkan Dia juga disebut sebagai Imam Agung yang menjadi Pengantara rahmat Allah pada kita dan menghubungkan kita pada Allah. Namun, Ia kembali ke surga dengan lebih mengenali segala kelemahan dan pergulatan hidup kita manusia jika kita dicobai. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibr 4:16).

Selain memahami keadaan kita dan menjadi Pengantar bagi kita, Yesus juga membuka kembali pintu surga yang tertutup oleh dosa manusia dan bukan hanya dibuka, Ia juga mempersiapkan tempat bagi kita di dalam kerajaan-Nya (Yoh 14:2). Yang kita kenal bukanlah pribadi sembarangan, tapi Sang Putra Allah. Karena Ia juga mengenal kita, maka lebih mudahlah bagi kita untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, tanpa harus kesulitan di depan pintu gerbang. Bukankah ini suatu pengharapan yang besar? Ada seorang pribadi agung yang menanti kita, Dialah Putra Allah sendiri. Ia menanti kita untuk memasuki kerajaan-Nya dan bersatu dengan-Nya untuk selama-lamanya.

Mari kita sambut penantian ini dengan berbuat yang baik dan pantas sebagai orang Kristiani.

Sumber Katekismus Gereja Katolik, 659-661

Rabu, 22 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Rabu, 22 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII
    
Kita harus senang dengan rajin bekerja -- St. Hieronimus

Antifon Pembuka (Mzm 119:172.174)

Aku hendak mendaras sabda-Mu, sebab firman-Mu benar. Aku rindu akan keselamatan-Mu, ya Tuhan, dan hukum-Mu kesukaan hatiku.

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperhatikan semua orang, tetapi terutama mereka yang tidak mendapat perhatian dari sesamanya. Kami mohon, janganlah kami tinggal berdiam diri melihat kelaliman atau ketidakadilan. Buatlah kami siap sedia membagikan cinta kasih-Mu kepada siapa saja. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (4:11-19)
 
   
"Barangsiapa mendengarkan kebijaksanaan akan memutuskan yang adil, dan aman sentosalah kediaman orang yang mengindahkannya."
 
Kebijaksanaan menjunjung tinggi para anaknya dan menaruh perhatian pada orang yang mencarinya. Barangsiapa mencintai kebijaksanaan mencintai kehidupan, dan barangsiapa pagi-pagi menghadapinya akan penuh sukacita. Barangsiapa berpaut pada kebijaksanaan mewarisi kemuliaan, dan diberkati Tuhan setiap langkahnya. Barangsiapa melayani kebijaksanaan, berbakti kepada Yang Kudus, dan barangsiapa mencintai kebijaksanaan, dicintai oleh Tuhan. Barangsiapa mendengarkan kebijaksanaan akan memutuskan yang adil, dan aman sentosalah kediaman orang yang mengindahkannya. Jika orang percaya kepada kebijaksanaan niscaya ia mewarisinya, dan keturunannya akan tetap memilikinya. Boleh jadi ia dituntun kebijaksanaan lewat jalan yang berbelok-belok dahulu, sehingga ia takut dan gemetar; boleh jadi kebijaksanaan menyiksa dia sebagai siasat sampai dapat percaya padanya, dan mengujinya dengan segala aturannya. Tetapi kemudian kebijaksanaan kembali kepadanya dengan kebaikan yang menggembirakan, dan menyingkapkan kepadanya pelbagai rahasia. Tetapi jika orang sampai menyimpang, maka ia akan dibuang oleh kebijaksanaan dan diserahkan kepada kebinasaan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Besarlah ketentraman orang yang mencintai hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:165.168.171.172.174.175; Ul: 165a)
1. Besarlah ketentraman orang-orang yang mencintai hukum-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
2. Aku berpegang pada titah dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.
3. Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
4. Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab benarlah segala perintah-Mu.
5. Aku rindu akan keselamatan yang datang dari pada-Mu, ya Tuhan, dan hukum-Mu menjadi kesukaanku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:38-40)
  
"Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah."
  
Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus, “Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita, mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus berkata, “Janganlah kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

"Hati yang bersih menjauhkan masalah". Benar karena hati yang bersih dipenuhi kebaikan dan cinta kasih. Hati yang bersih mengutamakan kepentingan dan kebaikan bersama. Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Allah menanamkan segala kebaikan di dalam hati manusia. Maka penting bagi kita menjadi bijaksana dalam kesetiaan memelihara hati nurani. Allah menghendaki kita taat pada hati nurani.

Dalam Injil Yesus mengingatkan para murid-Nya agar bersikap bijaksana dalam kesetiaan kepada hati nurani terutama berhadapan dengan berbagai perbedaan yang ada di sekitar mereka. Jangan memandang perbedaan sebagai ancaman melainkan anugerah dari Allah agar manusia bisa saling melengkapi satu sama lain. Dalam perbedaan itu kita dapat melaksanakan kegiatan yang sama untuk kepentingan dan kesejahteraan umum adalah karya yang luhur dan mulia seperti yang disabdakan oleh Yesus, "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku, barangsiapa tidak melawan kita, ia di pihak kita." Kebaikan hati kita lebih berdaya guna bagi orang lain apabila itu dijalankan dengan cara yang mampu menyentuh hati mereka. Kerjakan segala sesuatu dengan kerendahan hati maka kebenaran akan nampak dan kesatuan dalam ikatan damai terealisir dalam hidup bersama.

Tuhan Yesus, ajarilah aku kerendahan hati untuk menerima perbedaan sebagai anugerah Allah dan bersekutu untuk melaksanakan pelayanan kasih demi kesejahteraan bersama. Amin.
Renungan Harian Mutiara Iman 2013

Selasa, 21 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Selasa, 21 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII

“Hidup yang diliputi kegembiraan jauh lebih baik dibandingkan dengan orang yang makan kekayaannya dalam kegelisahan” (St. Hieronimus)

Antifon Pembuka (Mzm 37:5.4)

Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

Doa Pagi

Ya Tuhan, pada awal hari baru ini buatlah hati kami berpaut kepada-Mu. Dengan begitu, sepanjang hari ini kami mampu menghadapi sukaduka yang harus kami alami dengan tabah dan sabar. Sebab Engkaulah Penolong kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Sirakh mengingatkan bahwa pencobaan akan datang bagi orang yang menerima pengajarannya. Kesabaran dan kepercayaan kepada Allah adalah sarana yang membantu orang untuk bisa menang dalam cobaan. Kemalangan adalah sebuah batu ujian untuk orang benar.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (2:1-11)

Anakku, jika engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan. Tabahkanlah dan teguhkanlah hatimu. Jangan gelisah pada waktu malang. Berpautlah kepada Tuhan, jangan berpaling dari pada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Terimalah saja apa pun yang menimpa dirimu dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji dalam api, tetapi orang yang dikasihi Tuhan diuji dalam kancah penghinaan. Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. Kalian yang takut akan Tuhan nantikanlah belas kasihan-Nya dan jangan menyimpang, supaya kalian jangan terjatuh. Kalian yang takut akan Tuhan, percayalah pada-Nya, niscaya kalian tidak akan kehilangan ganjaran. Kalian yang takut akan Tuhan, harapkanlah yang baik, sukacita kekal dan belas kasihan. Ingatlah akan angkatan yang sudah-sudah, dan perhatikanlah: Pernahkah Tuhan meninggalkan orang yang tekun bertakwa? Pernahkah Tuhan tidak menghiraukan orang yang berseru kepada-Nya? Sungguh, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Ia mengampuni dosa dan menyelamatkan di waktu kemalangan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan, dan Ia akan bertindak.
Ayat. (Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.
2. Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.

Yesus menyampaikan kepada para murid segala penderitaan dan salib yang akan menimpa diri-Nya. Dia juga meminta mereka untuk menjadi yang terakhir dan pelayan bagi sesamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada murid-murid itu, “Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?” Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya.” Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sikap yang memalukan dari para murid, membuat pikiran kita terbuka bahwa ‘yang terbesar’ (pemimpin) adalah pelayan. Kebesaran seorang pemimpin terletak pada pelayanannya. Bahkan jika pelayanan itu menuntut nyawanya. Namun biasanya orang berhenti dan enggan mempertanyakan, jika amanat kepemimpinan sudah merambah ke ranah penderitaan. Akh, kita masih harus belajar banyak. Caranya, rela melayani sesama tanpa pilih-pilih dan pamrih.

Doa Malam

Yesus, terima kasih karena sepanjang hari ini Engkau memampukan kami untuk melayani sesama terlebih yang rewel dan sulit. Kasih-Mu sendiri menggerakkan kami, yang dalam kerapuhan kami dapat mendahulukan kepentingan sesama daripada kepentingan diri sendiri. Terpujilah Engkau ya Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Senin, 20 Mei 2013 Hari Biasa Pekan VII

Senin, 20 Mei 2013
Hari Biasa Pekan VII
   
Barangsiapa tidak menempatkan lampunya di atas kaki dian, tetapi menyembunyikannya di bawah kolong tempat tidur, ia mengubah terang menjadi gelap bagi dirinya sendiri --- St. Gregorius dari Nyssa
    
Antifon Pembuka (Mzm 93:2.5)

Takhta-Mu teguh sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. Peraturan-peraturan-Mu sangat teguh, ya Tuhan, bait-Mu berhiaskan kekudusan sepanjang masa.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau menyelenggarakan kehidupan kami setiap hari dengan rahmat dan karunia yang berasal daripada-Mu. Tanamkanlah semangat dan rasa syukur dalam hati kami agar kami senantiasa dihibur dengan penghibur yang sejati, yakni Roh-Mu sendiri. Semoga Roh-Mu yang menyertai perjalanan kami selama hari ini, sehingga hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (1:1-10)
   
"Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya."
     
Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya. Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya? Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya? Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.8 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya? Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya. Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya. Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; R:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah. Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
 
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"
 
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Segala kebijaksanaan berasal dari Tuhan. Maka siapa pun yang ingin mendapatkan dan memiliki kebijaksanaan, ia harus pergi menghadap Tuhan. Tetapi, dari pengalaman hidup kita, niat dan perjalanan kita menuju Tuhan sering kali dihambat dan dihadang oleh berbagai rintangan yang dipasang oleh setan. Terlebih ketika setan sudah nekat merasuki hidup kita, kita tidak bisa berbuat apa-apa seperti anak yang dibawa bapanya kepada Yesus untuk disembuhkan dan dibebaskan dari kerasukan setan itu. Kita jadi bisu sehingga tidak mampu menyuarakan kebenaran dan kita menjadi tuli sehingga tidak mampu mendengarkan kebenaran. Namun, keadaan ini bukannya tidak bisa diatasi dan diselesaikan. Yesus mengatakan dengan tegas, ”Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa”. Kerasukan setan, artinya kerasukan roh kejahatan dalam bentuk apa pun, hanya bisa diatasi dan diselesaikan dengan berdoa, yaitu berkomunikasi dan berelasi dengan Tuhan. Dalam komunikasi itulah, kita memohon Roh Kebijaksanaan Ilahi agar bisa mengatur kehidupan menjadi lebih baik sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.

Ya Tuhan, berilah aku kebijaksanaan untuk membangun kehidupan bersama menjadi lebih baik sebagaimana yang telah Engkau rencanakan dan kehendaki. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 19 Mei 2013 Hari Raya Pentakosta

Minggu, 19 Mei 2013
Hari Raya Pentakosta

Tuhan berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk membuat kita siap bagi rencana Allah --- St Ireneus

Antifon Pembuka (Keb 1:7)

Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dan segala bahasa. Sebarluaskan anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)
             
"Mereka penuh dengan Roh Kudus dan mulai berbicara."

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab; kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828/568
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul: 30)

1. Allahku nama-Mu hendak kupuji. Engkau amat agung berdandan sinar kebesaran.
2. Ya Tuhan berselubungkan cahaya. Bagai jubah raja langit Kaupasang bagai kemah.
3. Firman-Mu disampaikan oleh angin. Api yang berkobar tunduk pada-Mu bagai hamba.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:3b-7.12-13)
 
"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."

Saudara-saudara, tiada seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan,” selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)

1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti.

Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:15-16.23b-26)
 
"Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu."
 
Pada perjamuan malam terakhir Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Jika seorang mengasihi Aku, Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
 

Renungan

Limapuluh hari setelah hari raya Paskah adalah hari raya Pentakosta. Pentakosta menjadi mahkota perayaan Paskah. Limapuluh hari lamanya Gereja bersukacita merayakan misteri Paskah; Tuhan kita yang disalibkan telah mengalahkan maut dan bangkit. Dia telah mengalahkan dunia. Pada Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan atas para Rasul, Gereja dan kita, agar kita dibimbing pada pengertian dan kebenaran akan Tuhan Yesus. Kebenaran itulah yang harus kita wartakan. Kita diminta menjadi saksi. Bagaimana agar Roh Kudus bisa turun pada kita?

Dalam diri kita ada tiga macam kecerdasan, yakni intelektual, emosional dan spiritual. Kecerdasan spiritual diupayakan lewat belajar, membaca, bernalar. Kecerdasan emosional diperoleh lewat pergaulan, oleh rasa atas: kegembiraan, kekecewaan dan kesedihan. Kedua kecerdasan di atas berlaku prinsip: semakin berusaha, semakin mendapatkannya. Artinya, usaha manusia merupakan faktor penting untuk mendapatkannya. Sementara itu, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dicurahkan. Artinya, orang menjadi lebih cerdas, jika Allah mencurahkan anugerah-Nya. Usaha kita tetap dibutuhkan, untuk membentuk kebiasaan yang memungkinkan hati terlatih. Misalnya, tetap mengusahakan kerajinan dan ketekunan berdoa, bacaan rohani, dan meditasi, mengusahakan waktu-waktu hening agar hati tetap tertata, sehingga memiliki semacam kesiap-sediaan untuk menerima rahmat, jika Allah mencurahkannya. Orang yang cerdas secara spiritual ditandai dengan kemampuan untuk mengampuni, menerima, memahami, mendoakan, berbagi, berlaku rendah hati dan mencintai.

Dalam Injil hari ini dinyatakan bahwa kehadiran Roh Kudus bisa dimulai jika kita mengasihi Tuhan Yesus. Mengasihi Tuhan Yesus adalah bentuk kecerdasan spiritual, yang menurut bacaan hari ini, menjadi syarat agar Roh Kudus bisa turun. Maka, pengalaman akan turunnya Roh Kudus dimulai dari pengalaman akan mengasihi dan dikasihi Tuhan. Ketika ktia mengasihi Tuhan, maka saat itu juga kasih Allah akan merasuk dalam diri kita, sebab Allah adalah Kasih. Ini terjadi seperti dua hati yang saling merindukan dan bertemu dengan yang dirindukan. Mencintai Tuhan Yesus, pertama-tama adalah kesediaan kita untuk merasakan kasih-Nya yang memang sudah dilimpahkan. Inilah langkah awal untuk menjadi pewarta cinta.

Inti dari peristiwa ini adalah bahwa semua murid-Nya harus menjadi saksi. Awal mula dari kesaksian adalah kehadiran Roh Kudus. Seperti Roh Kudus turun atas Tuhan Yesus sebelum perutusan-Nya, demikian pula kesaksian akan terjadi kalau Roh Kudus turun pada kita. Maka, sebelum menjadi saksi cinta bagi orang lain, kita sekalian mesti mengalami cinta Tuhan Yesus dan meresapkannya dalam hati serta merayakannya dalam hidup sehari-hari.

Jadi, kebiasaan baik seperti berdoa, bermeditasi, merasakan keheningan, hidup sederhana, percaya dan beriman dalam untung dan malang, sehat dan sakkit, tawa dan tangis, kelahiran dan kematian, harus terus ditumbuhkan dalam diri sendiri. Niscaya hidup kita akan menjadi saksi-saksi Kristus yang handal. Selamat Hari Raya Pentakosta!

RUAH

Kobus: Hari Raya Pentakosta






silahkan klik gambar untuk memperbesar

HARI RAYA PENTAKOSTA – Minggu, 19 Mei 2013


HARI RAYA PENTAKOSTA – Minggu, 19 Mei 2013
Kis 2:1-11; 1Kor 12, 3b-7, 12; Yoh 14:5-16, 23b-26

Hari ini, kita merayakan Pentakosta, yang artinya adalah hari yang kelima puluh. Maka, Hari Raya Pentakosta, dirayakan pada hari yang kelima puluh setelah Paskah. Dalam tradisi Pernjanjian Lama, pada mulanya Pentakosta merupakan pesta panen yang dirayakan oleh umat Israel setelah mereka menetap di Kanaan pasca pembebasan dari Mesir. Pesta panen ini diadakan selama 7 Minggu, dan pada hari yang kelima puluh, mereka mempersembahkan korban sajian sebagai ungkapan syukur dan persembahan kepada Tuhan (Im 23:4-24).

Dalam perkembangan selanjutnya, Pentakosta diangkat menjadi pesta liturgis dan maknanya ditarik jauh ke belakang, yaitu ke masa pengembaraan di padang gurun, tepatnya peristiwa penampakan Allah kepada Musa di Gunung Sinai di mana pada saat itu, diturunkan juga Sepuluh Perintah Allah. Dengan demikian, Pentakosta dimaknai sebagai pesta peringatan atas pembaruan janji Allah dengan umat Israel melalui turunnya Sepuluh Perintah Allah di Sinai (2Kor 15:10-13; bdk. Kel 19:16-20; Ul 5:4-5).

Bagi Gereja yang telah mengalami pembaruan perjanjian dalam diri Yesus, Pentakosta merupakan peringatan atas turunnya Roh Kudus kepada para murid, sebagaimana dikisahkan dalam bacaan pertama (Kis 2:1-11). Pada hari Pentakosta itu, Roh Kudus turun dalam rupa lidah-lidah api dan hinggap pada masing-masing (ay.3). Jadi, Roh Kudus merupakan anugerah yang menyentuh masing-masing pribadi, orang per orang, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Kepada masing-masing orang, Roh Kudus yang satu dan sama memberikan karunia yang berbeda-beda, namun dimaksudkan untuk kepentingan bersama (bdk. 1Kor 12:1-11).

Gambaran lidah-lidah api yang digunakan sebagai tanda turunnya Roh Kudus menunjukkan bahwa karunia Roh Kudus itu merupakan daya ilahi yang mengobarkan semangat hidup dalam beriman, bersaksi, bersekutu, dan melayani sebagaimana yang terjadi dalam diri para murid. Kita tahu bahwa setelah menerima anugerah Roh Kudus, para murid menjadi semakin beriman dan percaya kepada Yesus sebagai penyelamat (Kis 2:14.21-22). Mereka menjadi tidak takut tetapi dengan penuh keberanian bersaksi dan mewartakan bahwa Yesus telah bangkit (Kis 2:23-24) serta mengajak orang-orang untuk bertobat supaya diselamatkan (Kis 2:28-40). Mereka juga semakin giat mewujudkan persekutuan hidup bersama (Kis 2:41-43.46) dan mengembangkan solidaritas serta pelayanan kasih (Kis 2:44-45).

Roh Kudus, yang dikaruniakan kepada para murid, lima puluh hari setelah Paskah, sampai sekarang juga dianugerahkan kepada kita masing-masing, orang per orang. Kapan Roh Kudus itu dicurahkan kepada kita? Secara istimewa adalah pada saat kita menerima sakramen baptis (Kis 2:38) dan penumpangan tangan dalam sakramen penguatan (Kis 8:16-17; 19:5-6). Dalam setiap Ekaristi, Roh Kudus juga hadir untuk menyucikan seluruh umat dan menguduskan roti-anggur menjadi tubuh dan darah Kristus (bdk. DSA). Bahkan, setiap saat, Roh Kudus senantiasa dicurahkan kepada kita untuk membimbing kita supaya kita mampu hidup baik dan berjalan di jalan Tuhan.

Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita tersebut, menjadikan kita sebagai anak Allah sebagaimana ditegaskan oleh Paulus dalam bacaan pertama (Rm 8:8-17). Sebagai anak Allah, kita telah menjadi ahli waris Allah, yakni keselamatan yang diaanugerahkan dalam Kristus (ay.17). Sebagai anak Alah, tentu saja kita tidak boleh hanya bangga karena menjadi ahli waris keselamatan, tetapi kita juga harus hidup secara pantas sebagai anak Allah yang selalu berbakti dan mbangun miturut pada Allah, Bapa kita. Untuk menghayati hidup yang pantas sebagai anak Allah, Roh Kudus juga senantiasa membantu kita sebagaimana ditegaskan Yesus dalam Injil, “Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14:26).

Tentu saja, Roh Kudus tidak hanya mengajar dan mengingatkan kita akan sabda dan kehendak Tuhan, tetapi juga mengobarkan semangat kita dalam beriman, bersaksi, bersekutu, dan melayani sebagaimana dialami oleh para murid pasca peristiwa Pentakosta. Roh Kudus membantu kita untuk semakin beriman mendalam dan tangguh, untuk tidak takut menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, untuk terus bersaksi dan mewartakan iman kita dalam perkataan maupun tindakan, dan juga untuk mengembangkan solidaritas dan pelayanan kasih kepada sesama. 

Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy