| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 22 Januari 2013 Hari Biasa Pekan II

Selasa, 22 Januari 2013
Hari Biasa Pekan II

“Gereja harus terus-menerus berdoa dan bekerja untuk mempertahankan, memperkuat dan menyempurnakan kesatuan yang Kristus kehendaki untuk dia” (Katekismus Gereja Katolik, 820)

Antifon Pembuka (Mzm 111:1)

Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kegembiraan dan pemberi rahmat surgawi yang adil, Kauangkat kami menjadi pelayan-Mu. Semoga kami boleh menerima berkat-Mu dengan berlimpah. Berkatilah usaha kami dan dengan rendah hati kami berharap akan terpenuhilah janji-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Tekun, mengharapkan dengan kesungguhan, menantikan dengan sabar, ini yang dinasihatkan dalam surat Ibrani. Orang bisa mengambil Abraham sebagai contoh. Apa dasarnya untuk berharap? Karena Allah sendiri yang berjanji. Dialah yang bersumpah. Allah itu (bukan tidak) adil, tulis surat ini.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (6:10-20)
 
"Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman."
  
Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki. Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak merka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya. Dalam sumpah itu Ia berjanji: “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia bersumpah demi orang yang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji, dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah. Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta! Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah: Supaya kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.4-5.9.10c)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Hukum diadakan untuk manusia, agar manusia bisa mengalami hidup dalam kepenuhannya. Namun tak jarang ketika telah mentradisi, orang lupa maksud yang sebenarnya dari hukum itu, seperti misalnya Hukum Sabat itu. Orang harus pandai memahami hukum. Maka Daud memakan roti sajian untuk imam, dan para murid memetik bulir pada hari Sabat. Nilai hidup lebih penting dari peraturan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
 
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
 
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada meeka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tak ada aturan yang mampu menampung seluruh masalah hidup manusia. Maka saat persoalan tidak dapat dicarikan solusinya lewat aturan, kita mesti kembali pada maksud semula pembuat aturan itu. Maksud semula aturan Sabat adalah untuk mengambil ‘jeda waktu kosong’ dari kerja, untuk beribadat kepada Allah. Ibadat yang baik selalu mengalir kepada tindakan nyata. Mengatasi kelaparan adalah tindakan ibadat yang nyata. Itu juga bentuk penghayatan Sabat.

Doa Malam

Yesus yang murah hati, hari ini aku Kaudidik dengan sabda-Mu. Tolonglah aku untuk berani bertindak yang benar dan semakin menjauhi dosa. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

Senin, 21 Januari 2013 Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir

Senin, 21 Januari 2013
Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir

Agnes tidak takut akan tangan algojo berdarah, Ia tidak bergerak oleh suara rantai berat yang gemerincing ---- St. Ambrosius

Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan piala bernyala.

Doa Pagi

Ya Tuhan, hari ini Gereja memperingati Sta. Agnes, seorang martir yang rela mengorbankan diri demi imannya. Kuatkanlah juga iman saudara-saudari kami yang saat ini tertindas karena mempertahankan iman kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Dalam teks ini Surat kepada Orang Ibrani melukiskan secara indah bagaimana Yesus Kristus, Imam Agung kita itu. Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan. Dan sekalipun sebagai Anak, Ia juga belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:1-10)

"Yesus belajar menjadi taat, sekalipun ia Anak Allah."
 
Saudara-saudara, setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Seorang imam agung harus dapat memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan. Karena itu ia harus mempersembahkan korban pelunas dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri! Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus! Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung, tetapi diangkat oleh Dia yang bersabda kepada-Nya, "Anak-Kulah Engkau. Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan." Atau di bagian lain dalam Kitab Suci Ia bersabda, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek." Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Agung oleh Allah, menurut tata imamat Melkisedek.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat. (Mzm 110:1.2.3.4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanan-Ku,sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek".

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Yesus tidak menentang puasa. Namun, Ia hendak menunjukkan bahwa kedatangan Sang Anak adalah "saat kegembiraan". Jika nanti para murid-Nya berpuasa, hal itu bukan didorong pertama-tama oleh aturan, melainkan oleh kehendak sukarela untuk menundukkan yang jasmani pada apa yang rohani.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
 
"Pengantin itu sedang bersama mereka."

Waktu itu, murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, "Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
.

Renungan

Begitu besarnya pengaruh lingkungan sekitar, banyak murid Kristus yang menganggap puasa hanya persoalan tidak makan dan tidak minum. Padahal, puasa adalah menyiapkan disposisi diri untuk menyambut kedatangan Allah. Makna rohani puasa adalah memberi ruang yang lebih luas untuk Allah, lewat pengendalian diri pada kebutuhan manusia yang paling mendasar, yakni makan-minum. Dengan demikian, mampu mengendalikan diri dalam aneka perbuatan yang mengotori hati kita.

Doa Malam

Yesus, sumber hidup kami, bantulah kami untuk tidak terikat oleh peraturan-peraturan yang menghambat untuk berbuat baik. Singkirkanlah rasa curiga yang membuat kami tidak leluasa dalam melakukan karya kasih-Mu dan ampunilah kesalahan-kesalahan hari ini, sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Ketaatan tidaklah cukup hanya melakukan apa yang diperintahkan. Ketaatan hendaknya dilakukan tanpa perbantahan, dan dipandang sebagai yang paling baik dan yang paling sempurna dari yang mungkin, meski tampaknya berlawanan. ---- St Filipus Neri

RUAH

Minggu Biasa II/C – 20 Januari 2013



Minggu Biasa II/C – 20 Januari 2013
Yes 62:1-5; 1Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11

Kalau boleh dan bisa memilih atau menentukan, tentu kita akan memilih hidup yang tanpa masalah. Semua berjalan dengan baik. Semua usaha berhasil. Semua rencana terlaksana sesuai harapan. Namun, rasanya tidak mungkin hidup itu selalu berjalan dengan baik, sesuai rencana dan harapan, tanpa ada masalah sedikit pun.  

Sejarah hidup bangsa Israel, yang notabene merupakan umat pilihan Tuhan pun mencatat bahwa mereka tidak terlepas dari kesulitan dan masalah. Bacaan pertama (Yes 62:1-5) menyatakan janji Tuhan untuk menolong mereka yang menderita dan mengalami kesulitan di tanah pembuangan. Bacaan Injil (Yoh 2:1-11) mengisahkan sebuah pesta perkawinan yang nyaris mengalami persoalan besar karena kekurangan anggur sebagai salah satu jamuan yang utama untuk para tamu. Mari kita menimba inspirasi dari bacaan-bacaan ini supaya kita pun dapat menghadapi masalah, kesulitan, dan persoalan hidup sebagai orang beriman dan sesuai dengan iman kita.

Marilah kita awali dengan memperdalam bacaan Injil. Konteks situasi yang dikisahkan dalam Injil ini, kurang lebih demikian: sebuah keluarga di Kana Galilea mengadakan pesta perkawinan. Pada zaman itu, pesta nikah dilaksanakan berhari-hari (sekitar satu minggu). Maka, kalau keluarga kurang cermat dalam memperhitungkan tamu yang akan hadir, mereka bisa kehabisan anggur atau suguhan yang lain pada saat pesta belum selesai. Inilah yang terjadi pada pesta nikah di Kana ini.

Dalam konteks budaya Yahudi pada waktu itu, kekurangan anggur bukanlah masalah sepele. Masalah ini bisa menjadi aib yang besar. Para tamu dapat tersinggung dan merasa kurang dihargai atau diterima sepantasnya. Buntutnya, keluarga yang bersangkutan tidak hanya dijadikan buah bibir setelah pesta tetapi bisa sampai dituntut di pengadilan.

Melihat situasi tersebut, Bunda Maria bertindak cepat. Letak kota Kana ini ± 14 km sebelah utara Nazaret. Menurut ukuran waktu itu, masih dekat dan tetanggaan dengan Nazaret. Rupanya, keluarga Kana ini juga mempunyai hubungan yang dekat atau bahkan kekerabatan dengan keluarga Nazaret. Buktinya, Maria dan Yesus diundang ke situ. Maria sendiri, kemungkinan seperti ibu-ibu yang lain ikut rewang di dapur. Kedekatan relasi ini makin tampak ketika Maria melihat bahwa mereka kehabisan anggur, tanpa diminta oleh tuan rumah, ia langsung bergerak cepat. Maria datang kepada Yesus karena ia yakin, dalam situasi gawat tersebut, hanya Yesus yang merupakan tumpuan harapan satu-satunya.

Begitulah, akhirnya terjadi dialog antara Maria dengan Yesus. Meskipun Yesus mengatakan bahwa “saat-Nya belum tiba” (ay.4), Maria yakin bahwa Yesus tidak akan tinggal diam dan membiarkan tuan rumah mengalami masalah besar. Dengan keyakinan itu, ia meminta kepada para pelayan agar mereka melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Benar! Yesus tergerak melakukan sesuatu. Ia menyuruh para pelayan mengisi tempayan yang biasanya dipakai untuk membasuh kaki (ay.6) sebelum para tamu masuk ruangan pesta. Ada 6 tampayan yang harus diisi dengan air, masing-masing sampai penuh (ay.7). Diperkirakan, 1 tempayan dapat menampun 90 liter air. Jadi totalnya ada 540 liter.  

Injil Yohanes ini tidak menulis apa pun mengenai apa yang dibuat Yesus untuk mengubah air menjadi anggur. Hanya dituliskan, setelah ke-6 tempayan itu diisi air sampai penuh, pelayan-peyanan diminta mencedoknya dan membawa kepada peminpin pesta. Ternyata air tersebut sudah berubah menjadi anggur dengan kualitas yang baik (ay.8-10). Kemudian, dikatakan bahwa mukjizat itu merupakan “yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya” (ay.11)

Sekarang, apa pesan-Nya untuk kita?

Pertama, mari kita realistis bahwa hidup itu tidak akan pernah terlepas dari kesulitan, masalah, dan persoalan. Masalah muncul karena memang harus ada. Kita akan semakin kuat dan menjadi pribadi yang tangguh dengan adanya masalah yang harus kita hadapi, bagaikan sebuah pohon yang akan menjadi besar dan kuat ketika tumbuh bersama dengan terpaan hujan deras dan angin kencang. Tanpa masalah, kita justru tidak akan maju dan berkembang.

Kedua, dalam menghadapi realitas kehidupan yang demikian, kita diajak untuk mempunyai keyakinan iman bahwa Tuhan pasti dan selalu menolong. Sabda-Nya, “Aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh” (Yes 62:1). Ia juga mengaruniakan Roh-Nya untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan ajaib dalam hidup kita (bdk.1Kor 12:4-6). Ia berkenan hadir dalam kehidupan kita dan tinggal bersama kita sebagaimana Ia hadir di tengah-tengah keluarga Kana (Yoh 2:2). Bunda Maria pun selalu siap sedia memberi pertolongan pada kita (Yoh 2:3-5).

Ketiga, keyakinan iman bahwa Tuhan dan Bunda Maria selalu hadir, menyertai dan menolong kita, hendaknya membuka hati kita untuk selalu menjadikan Tuhan dan Bunda Maria sebagai tamu istimewa dalam kehidupan kita. Melalui doa-doa dan devosi kita, Perayaan Ekaristi, membaca Kitab Suci, dll., kita undang Bunda Maria dan Tuhan Yesus untuk hadir dalam diri kita dan keluarga kita. Niscaya kita pun akan mengalami mukjizat Tuhan. Kita akan mendapat pertolongan dalam menghadapi setiap masalah, persoalan dan kesulitan. Hidup kita yang seringkali tawar seperti air, juga akan diubah menjadi seperti anggur yang manis dan berkualitas. Dan yang lebih penting, semoga kita un menjadi seperti para murid, yaitu semakin percaya dan beriman kepada Tuhan (Yoh 2:11).

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Sharing 1 Pelayanan Pasutri





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 20 Januari 2013 Hari Minggu Biasa II (C)

Minggu, 20 Januari 2013
Hari Minggu Biasa II (C)

Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya Bdk. Mat 14:13-21; 15:32-39.: Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak. Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana Bdk. Yoh 2:11. telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus. Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum Bdk. Mrk 14:25. anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus. --- Katekismus Gereja Katolik, 1335

Antifon Pembuka (Mzm 64:4)

Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah memberi kami tanda agung hubungan-Mu yang mesra dengan kami dalam diri Yesus Al Masih. Semoga Ia memuaskan lapar dan haus kami akan kebahagiaan sejati dan semoga semua orang dapat menikmati damai sejahtera-Mu yang Kaujanjikan dalam diri-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)
 
 
"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."

Oleh karena Sion, aku tidak dapat berdiam diri. Dan oleh karena Yerusalem, aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu. Orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “Yang-Ditinggalkan- Suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “Yang-Sunyi”. Tetapi engkau akan dinamai “Yang-Berkenan-Kepada-Tuhan” dan negerimu akan disebut “Yang Bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang jejaka menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu. Dan seperti seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atas engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari kehari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa di antara segala suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:4-11)
 
"Roh yang satu dan sama memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya."
 
Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-maram roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan sama. Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (2 Tes 2:14)
Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:1-11)
  
"Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya."
  
Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur!” Kata Yesus kepada ibu-Nya, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belumtiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu, - dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Krisis adalah bagian dari hidup manusia. Ada krisis ekonomi, krisis moral, krisis air bersih dan ada krisis relasi pasturi. Dalam situasi krisis tersebut, orang tidak boleh abai. Orang harus tetap tenang dan jernih bersikap. Ia tidak boleh kalut dan gegabah dalam menghadapi krisis.

Krisis selalu membawa dampak, baik positif maupun negatif. Dampak positif, bila orang dapat mengatasi dan memaknai krisis, biasanya ia akan mengalami pertumbuhan. Jika menyangkut iman, ia akan semakin bertumbuh dalam iman. Dampak negatif, krisis bisa membawa kehancuran. Inilah yang membahayakan.

Krisis yang diwartakan oleh Injil hari ini seolah hanya sekadar kehabisan anggur untuk pesta. Padahal, masalahnya sangat serius bagi keluarga ini; yaitu selain akan mendapat masalah yang memalukan dalam pesta, usai pesta akan menjadi buah bibir. Bangsa Yahudi terkenal mengedepankan gengsi di urutan atas, maka kehabisan anggur dalam pesta pernikahan adalah aib. Kitab isa membayangkan situasinya amat tidak kondusif, dan hati tuan rumah menjadi keruh tidak karuan. Pesta akan berubah menjadi malapetaka. Siapa yang sanggup menanggungnya? Tidak ada! Dalam krisis seperti ini yang selalu diharapkan adalah solusi terbaik dan tercepat. Tujuannya agar permasalahan selesai dan keluarga lolos dari bencana.

Keluarga di Kana yang di Galilea ini mengundang Bunda Maria dan Yesus beserta para murid. Rupanya mereka mempunyai hubungan dekat dengan keluarga di Nazaret. Tanpa diminta oleh tuan rumah, Bunda Maria datang kepada Putranya seraya menyampaikan masalahnya, “Mereka kehabisan anggur.” Reaksi Yesus pertama-tama terkesan dingin dan cenderung menolak. Tetapi, karena Bunda Maria ngotot bahkan memerintahkan para pelayan agar taat pada Yesus, “Apa yang dikatakan kepada-Mu buatlah itu!” maka Yesus tidak mau menambah masalah yang ada. Segera Yesus memerintahkan para pelayan supaya mengisi tempayan-tempayan itu dengan air. Setelah mereka menjalankan perintah Yesus, mukjizat pun terjadi. Air berubah menjadi anggur terbaik dan termanis.

Satu-dua hal kita catat di sini. Masalah tidak membuat krisis berkepanjangan dan putus asa bagi orang-orang beriman. Keluarga itu telah memilih yang terbaik. Mereka mengundang Bunda Maria dan Yesus untuk hadir dalam pesta keluarganya. Kita pun akan dihindarkan dari krisis berkepanjangan jika mau mengundang Bunda Maria dan Yesus untuk hadir dalam keluarga kita. Kita menjadikan mereka sebagai tamu istimewa. Niscaya Bunda Maria akan menolong kita tatkala menghadapi masalah dan membawa pada Putranya. Mukjizat pun akan terjadi atas keluarga kita. Tentu cara kita mengundang tidak hanya sebatas memasang gambar atau meletakkan patung Bunda Maria dan Yesus di rumah kita. Lebih dari itu, imani dan berdoalah, maka pertolongan Tuhan dan bunda-Nya akan nyata dan begitu manis atas keluarga kita. Sungguh, betapa manisnya mukjizat Yesus.
RUAH (YUDHI)

Sabtu, 19 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Sabtu, 19 Januari 2013
Hari Biasa Pekan I

Dalam perayaan Misa, Liturgi Sabda serta Liturgi Ekaristi mempunyai hubungan erat satu sama lain dan merupakn suatu ibadat yang terpadu, Karena itu tidak diizinkan memisahkan satu dari yang lain dan merayakan dua-duanya pada waktu atau tempat yang berbeda, Tidak juga diizinkan bagian-bagian tertentu dalam Misa dilaksankan terpisah pada jam berbeda dalam hari yang sama. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 60)

Antifon Pembuka (Ibr 4:16)

Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian agar kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.

Doa Pagi

Ya Allah, berkali-kali Engkau bersabda melalui para nabi. Tetapi pada pribadi Yesus kami imani Dialah Sabda-Mu yang menjelma, warta gembira bagi sekalian orang segala jaman. Resapkanlah Sabda-Mu ini ya Tuhan, agar menjadi kekuatan bagi kami dalam melangkah dan melakukan aktivitas pekerjaan kami hari ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Sabda itu menyelidiki isi hati manusia sampai sedalam-dalamnya. Maka mestinya manusia tidak perlu menipu diri dan berani dengan sejujur-jujurnya membuka hati pada Allah. Tambahan pula, Tuhan itu adalah Bapa Maharahim, dan kita memiliki seorang Pengantara, Yesus Kristus, Imam Agung yang memahami kelemahan-kelemahan kita sedalam-dalamnya.

Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:12-16)
  
"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."
  
Saudara-saudara, sabda Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun! Sabda itu menusuk amat dalam, sampai ke batas jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum! Sabda itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8-9.10.15; R: Yoh 6:63c)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang yang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selamanya.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina-dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan. Alleluya.

Pada zamannya, orang-orang berdosa dan mereka yang punya profesi dibenci oleh masyarakat, praktis tersingkir dari kehidupan umum. Yesus mendobrak mentalitas ini. Maka, Ia bergaul dan mewartakan Injil-Nya pada mereka. Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Ini logika sederhana yang kerap tidak ditangkap banyak orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
 
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Siapa yang bisa membantah kebenaran ini: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Dengan pernyataan itu, Yesus ingin membungkam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang suka memberi cap-cap buruk pada status pekerjaan tertentu, orang tertentu, tingkat sosial tertentu. Hari ini kita diajari untuk berani melepas cap-cap buruk kepada seseorang, jika tidak ingin dibungkam Yesus dengan aneka cara.

Doa Malam

Yesus, sumber keselamatan, Engkau datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. Ampunilah kami yang sering menghakimi sesama tanpa melihat bahwa kami juga orang berdosa, sebab Engkaulah Tuhan yang Maha Pengampun, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Jumat, 18 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 18 Januari 2013
Hari Biasa Pekan I

Dosa adalah satu "perkataan, perbuatan, atau satu keinginan yang bertentangan dengan hukum abadi" (Agustinus, Faust. 22,27) Dikutip oleh TomasAqu., s.th. 1-2,71,6, obj. 1: sc.. Satu penghinaan terhadap Allah. Ia membangkang terhadap Allah dalam ketidaktaatan, yang berlawanan dengan ketaatan Kristus. ---- Katekismus Gereja Katolik, 1871

Antifon Pembuka (Mzm 78:3.7c)

Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceriterakan kepada kami oleh para leluhur. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya.

Doa Pagi


Bapa, kami bersyukur pada-Mu atas anugerah yang Engkau berikan pada kami. Curahkanlah kuasa Roh Kudus-Mu, agar kami dapat mengerti Sabda yang ingin Engkau sampaikan kepada kami hari ini. Sehingga Sabda yang kami renungkan hari ini, sungguh mengubahkan kami untuk semakin serupa dengan Engkau. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
   
     
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:1-5.11)

  
"Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam istirahat Allah."
 
Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.6c-7; R:7c)

1. Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceritakan kepada kami oleh para leluhur. Kami meneruskannya kepada angkatan yang kemudian: puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya, serta perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
2. Supaya anak cucu mereka menceritakannya pula kepada anak turunan mereka; supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang teguh perintah-perintah-Nya.
3. Jangan sampai seperti nenek moyangnya, mereka menjadi angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak lurus hati, dan jiwanya tidak setia kepada Allah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya. 


   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
 
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
   
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Ada macam-macam penyebab kelumpuhan. Namun akibatnya sama: orang tak mampu menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Kaki tidak kuat menyangga beratnya tubuh, demikian juga tangan tak lagi memiliki daya seperti semula. Ada kalanya kelumpuhan disebabkan oleh kerusakan syaraf, misalnya, akibat suatu operasi yang gagal.

Tampaknya kelumpuhan tidak selalu karena kerusakan fisik semata. Penyembuhan orang lumpuh dalam Injil dikaitkan Yesus dengan pengampunan atas dosa-dosanya. Lewat kisah ini, Yesus menunjukkan kepada kita, bahwa akibat dari dosa adalah kelumpuhan rohani. Orang yang demikian, hatinya dingin seperti es dan keras seperti batu. Bisa saja secara fisik ia sehat walafiat, namun jiwanya kering merana, lumpuh, tak mampu lagi melihat karunia Allah di sekitarnya. Agar dapat sembuh, ada kalanya kita memerlukan uluran tangan-tangan orang lain yang dengan kemauan keras membawa kita ke hadapan Yesus. Usaha orang-orang yang luar biasa, untuk menjumpai Yesus, sampai menjebol atap rumah, membuahkan hasil yang memuaskan.


Tuhan Allahku, sembuhkan aku dari kelumpuhan rohani akibat dosa-dosaku. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian


Di sana-sini terjadilah bahwa imam, Diakon atau umat dengan bebas mengubahkan atau menggantikan teks-teks Liturgi suci yang harus mereka bawakan, Praktek yang tidak baik ini harus berhenti, Karena dengan berbuat demikian, perayaan Liturgi Suci digoyahkan dan tidak jarang arti asli Liturgi dibengkokkan. --- (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 59)

Kamis, 17 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Kamis, 17 Januari 2013
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

“St. Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar bahwa orang harus berdoa secara tersembunyi dan berdoa tanpa henti” (St. Atanasius)

Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)

Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, hari ini kami diingatkan, supaya jika mendengar suara-Mu janganlah keraskan hati seperti nenek moyang kami ketika mencobai dan menguji-Mu di padang gurun sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Mu yang agung selama 40 tahun. Semoga dengan berkat-Mu kami selalu ingat akan hal ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Surat Ibrani hari ini menulis bahwa Roh Kudus membisikkan hati kita: Jangan bertegar hati. Waspada agar tidak memiliki hati yang jahat dan tidak percaya. Dalam hidup bersama hendaknya orang saling menasihati. Ini penting, bahkan dikatakan dengan mendesak: setiap hari.


Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (3:7-14)
  
"Hendaklah kalian saling menasihati setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini'."
   
Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = d, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:6-7.8-9.10-11; R:8)
1. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
2. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
3. Empat puluh tahun lamanya Aku muak terhadap angkatan itu; maka Aku berkata, "Mereka ini bangsa yang sesat hati! Mereka tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku, "Mereka takkan masuk ke tempat istirahat-Ku."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 9:35b)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Dalam Kerajaan Allah tidak ada orang yang dikucilkan. Maka di hadapan orang kusta yang hidupnya dipisahkan dari masyarakat itu, Yesus tergerak hatinya, “Aku mau, jadilah engkau tahir,” kata Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
       
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
  
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Atau: Lihat Mat (19:16-26)

Renungan

Kita kerapkali menganggap bahwa mewartakan ‘belas kasih Allah’ (istilah kerennya: memberi kesaksian) selalu merupakan tindakan yang benar. Hari ini, tindakan si kusta yang sudah disembuhkan, yang menceritakan belas kasih Yesus ke mana-mana, membuat Yesus harus tinggal di luar kota dan di tempat-tempat yang sunyi. Sikap taat kepada Allah jauh lebih penting daripada tindakan yang seakan ingin membantu ‘popularitas’ Allah. Bagaimana dengan kita?

Doa malam

Terimakasih Yesus, atas kasih-Mu hingga malam ini. Engkau dapat menyembuhkan segala penyakit yang kami derita jika kami percaya kepada-Mu. Ampunilah kekurang-percayaan kami akan kurnia-Mu ini. Sebab Engkau berkuasa atas hidup dan kesehatan kami. Amin.


RUAH

Rabu, 16 Januari 2013 Hari Biasa Pekan I

Rabu, 16 Januari 2013
Hari Biasa Pekan I

Kristus selalu memberikan kepada Gereja-Nya anugerah kesatuan --- Katekismus Gereja Katolik, 820

Antifon Pembuka (lih. Mzm 105:1)

Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah nama-Nya di antara para bangsa.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber segala cahaya, Engkau menyinari setiap orang yang datang di dunia ini. Kami mohon, terangilah kiranya hati dan budi kami dengan cahaya rahmat-Mu, agar kami sanggup memikirkan yang layak dan berkenan di hati-Mu, serta mencintai Engkau dengan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Menurut Surat Ibrani, kita adalah orang-orang yang dipercayakan kepada Yesus. Bagi kita Ia menjadi Imam Besar, yang karena belas kasih-Nya mendamaikan kita orang berdosa dengan Bapa. Jalan yang ditempuh-Nya adalah dengan menjadi sama seperti kita, termasuk menderita karena pencobaan. Tujuannya agar kita pun kuat ketika dicobai.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
 
"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."
 
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya, Yesus memusnahkan dia, yakni Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Yesus pun membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takut akan maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang dikasihi-Nya, melainkan keturunan Abraham. Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan, dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka-hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Injil hari ini adalah sebuah contoh sehari-hari yang dilalui Yesus: menyembuhkan orang-orang dari berbagai penyakit dan mengusir setan, pergi ke kota-kota terdekat untuk mewartakan kabar baik. Di tengah-tengah kesibukan-Nya itu, terutama pagi-pagi, Yesus pergi ke tempat sunyi untuk berdoa sendirian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
 
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mungkin banyak orang yang membaca kutipan Injil tersebut tidak menduga, bahwa Injil yang relatif pendek ini mengisahkan siklus hidup Yesus secara lengkap: Rumah ibadat (doa bersama) --- pelayanan orang sakit --- berdoa di tempat yang sunyi (doa pribadi, meditasi) --- memberitakan Injil. Bagi kita, setiap aktivitas merupakan kerja; dan bekerja selalu berarti pelayanan. Itulah yang kita bawa dalam doa pribadi, dan kita persembahkan kepada Tuhan dalam rumah ibadat. Indah kan?

"Perayaan Ekaristi dalam Kurban Misa sungguh merupakan sumber dan punya tujuan penghormatan yang diberikan kepada Ekaristi di luar Misa. Selain itu, hosti kudus disimpan sesudah Misa terutama supaya anggota umat yang tidak dapat menghadiri Misa, terutama mereka yang sakit dan yang lanjut usia, oleh Komuni suci ini dapat dipersatukan dengan Kristus dan dengan Kurban-Nya yang dipersembahkan dalam Misa". Disamping itu, dengan penyimpanan hosti kudus itu, dibuka kesempatan untuk bersembah sujud kepada Sakramen seagung ini dan mempersembahkan kepada-Nya hormat yang wajib diberikan kepada Allah. Oleh karena itu, bentuk-bentuk sembah sujud yang bukan hanya bersifat pribadi tetapi juga umum dan komuniter, seperti telah ditetapkan atau direstui oleh Gereja sendiri, harus ditunjang dengan sungguh-sungguh. --- (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 129)
Doa Malam

Syukur kepada-Mu, ya Tuhan, atas hidup kami. Semoga kami selalu menghargai anugerah-Mu ini dengan menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kami dengan baik, sebab Engkaulah sumber hidup yang kekal. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy