| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 01 Desember 2013 Hari Minggu Adven I

Minggu, 01 Desember 2013
Hari Minggu Adven I
     
Adven adalah masa amat khusus. Ini adalah masa suci -- St. Karolus Borromeus

Antifon Pembuka (Mzm 25:1-3)

Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beriang-ria atas aku. Ya, semua orang yang menantikan Dikau takkan mendapat malu.
  
Ad te levavi animam meam: Deus meus in te confido, non erubescam: neque irrideant me inimici mei: etenim universi qui te exspectant, non confundentur. Vias tuas, Domine, demonstra mihi: et semitas tuas edoce me. Gloria Patri…
  
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang mahakuasa, bangkitkanlah pada umat-Mu niat untuk menyongsong kedatangan Kristus, utusan-Mu dengan amal baik. Semoga berkat bimbingan-Nya kami pantas memperoleh kerajaan surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)
    
"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan Allah yang damai abadi."
  
Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, ‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan’. Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5.6-7;8-9; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera "Damai bagi orang yang mencintai Engkau. "Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu."
4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita ku- mohonkan bahagia bagimu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (13:11-14a)
  
"Keselamatan sudah dekat pada kita."
 
Saudara-saudara, kamu mengetahui keadaan waktu sekarang: Saatnya telah tiba kamu bangun dari tidur. Sebab sekarang ini keselamatan sudah lebih dekat pada kita daripada waktu kita baru mulai percaya. Malam sudah hampir lewat, dan sebentar lagi pagi akan tiba. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan; jangan dalam percabulan dan hawa nafsu; jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 85:8)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan yang dari pada-Mu.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:37-44)
 
"Berjaga-jaga dan siap siagalah!"
 
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti halnya pada zaman Nuh, demikianlah kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada zaman sebelum air bah itu orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; mereka tidak menyadari apa yang terjadi sampai air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Oleh karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Para saudara, saya suka dengan ilustrasi ini, “Ada seorang ibu rumah tangga yang suaminya berprofesi sebagai seorang tentara. Suatu saat suaminya diutus oleh negara sebagai pasukan perdamaian di daerah konflik di Vietnam. Bertahun-tahun, ia tidak mendapat kabar tentang kondisi suaminya.

Suatu ketika tetangganya mendatanginya dan membawa kabar yang sangat tidak menggembirakan bahwa suami hilang di tengah hutan di Vietnam. Si ibu ini kaget tapi hatinya mengatakan bahwa suaminya tidak mungkin hilang. Dia pasti kembali. Suatu saat. Entah kapan. Dalam penantian dia berdoa dan terus berdoa. Hati nuraninya mengatakan bahwa suaminya masih hidup dan pasti kembali.

Setelah 10 tahun menanti, suatu sore ada seorang bapak mendatangi rumahnya. Sang Bapak mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Setelah tunggu beberapa lama, si Ibu membukakan pintu dan... dia langsung memeluk dan menangis terharu di pelukan suaminya. Si Ibu mengatakan bahwa dia agak lama membukakan pintu karena dia lagi berdoa Rosario. Si Bapak juga bercerita bahwa setiap hari dia berdoa untuk isterinya dan dia yakin bahwa suatu saat pasti bertemu isterinya.

Si Ibu sangat bahagia. Penantian yang tidak sia-sia. Penantian yang membawa sukacita. Mereka sama-sama bahagia. Doa menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.”

Saudara-saudari terkasih, tanpa terasa hari ini kita memasuki Minggu Adven I. Bacaan-bacaan Kitab Suci mengajak kita untuk senantiasa berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Tuhan karena Dia datang pada saat yang tidak kita duga. Berjaga-jaga berarti hidup dengan hati yang sepenuhnya terarah pada Tuhan dan dalam kesadaran bahwa waktu akhir ada di dalam tangan Tuhan sendiri. Dia akan datang pada waktu yang tepat.

Apa yang harus kita lakukan dalam Masa Adven ini? Apakah kita sudah siap menyambut kedatangan Tuhan baik dalam hidup harian kita maupun di akhir hidup kita? Dalam situasi berjaga-jaga, apakah kita telah menggunakan waktu sebaik mungkin? Dalam situasi berjaga-jaga, kita diajak untuk melakukan perbuatan kasih; kasih kepada Tuhan dan sesama. Hal yang sederhana dan bisa kita lakukan adalah bersikap sabar, murah hati, pemaaf, dan tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

Kita kembali ke kisah di awal renungan ini. Penantian seorang ibu menjadi kenyataan karena dia mengisi hidupnya dengan berdoa dan yakin bahwa kekuatan doa pasti menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Karenanya, dia tidak terpengaruh oleh apa pun yang dibicarakan orang tentang suaminya. Dia yakin Tuhan sangat mengasihi mereka.

Mari kita mengisi masa Adven ini dengan tekun berdoa, membaca, merenungkan dan menghayati Sabda Tuhan dalam hidup harian kita dan yang terakhir, kita diajak untuk berbuat baik, berbuat baik dan berbuat baik, hingga kita selalu siap menyambut kedatangan Tuhan. Selamat memasuki masa Adven, Tuhan memberkati. (Sixtus Leonard Beth Barry, O.Carm/RUAH)

Makna Korona Adven

 photo 20131201-rev_zps32100bb6.jpg

Copyright Tegar Andito

Sabtu, 30 November 2013 Pesta St. Andreas, Rasul

Sabtu, 30 November 2013
Pesta St. Andreas, Rasul
  
“Setelah Andreas tinggal bersama Yesus dan belajar banyak dari Dia, ia bergegas lari menuju saudaranya, untuk membagi dengan dia apa yang diketahuinya” (St. Yohanes Krisostomus)
 
Antifon Pembuka

Di tepi Danau Galilea Yesus melihat dua orang bersaudara: Petrus dan Andreas. Ia memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku. Kamu akan Kujadikan nelayan manusia.”

Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, kami bersyukur atas iman para rasul yang gigih dalam perjuangan. Mereka sungguh percaya akan kuasa Yesus, Putra-Mu. Semoga iman kami tidak mudah goyah oleh kesulitan dan tantangan di dunia ini. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Iman timbul dari pendengaran. Karena itu, peran seorang pewarta Injil sungguh penting. Dan pada akhirnya, Allahlah sendiri di atas segalanya. Dialah yang mengutus para pewarta untuk menyampaikan kabar gembira Injil. Andreas telah dipanggil dan diutus Tuhan untuk menjadi salah satu pewarta kabar baik.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (10:9-18)
  
"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengarkan dari firman Allah."
  
Saudara-saudara, jika kamu mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran dari firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Sungguh, mereka telah mendengarnya! “Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dengan segera mengikuti Yesus. Mereka meninggalkan segala sesuatu dan juga keluarga mereka untuk menjadi murid Yesus. Mereka dijadikan penjala manusia sebagai intisari tugas kerasulan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:18-22)
  
"Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
 
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun segara meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihatnya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hidup itu mengalami proses perkembangan terus-menerus. Petrus dan Andreas dipanggil menjadi murid Yesus. Hidup mereka mengalami fase baru. Masa lalunya mesti ditinggalkan untuk menyambut hidup yang baru. Kita pun mengalami hidup baru setelah dibaptis. Kita tinggalkan kebiasaan lama yang kurang baik. Kita menghayati kebiasaan baru bersama Yesus. Dialah Guru, Tuhan dan Juruselamat kita. Mari kita bertekun dan setia mengikuti Yesus sampai mati.

Doa Malam

Tuhan Yesus, bersama St. Andreas kami mohon rahmat kesetiaan untuk menjadi pengikut-Mu yang setia sampai pada kesudahannya, sebagaimana Engkau kehendaki bagi kami. Menjelang hari ini berlalu, perkenankanlah kami menyampaikan rasa syukur kami atas segala anugerah yang Engkau berikan kepada kami sepanjang bulan ini. Lewat istirahat malam ini, antarkan kami memasuki hari baru di bulan Desember. Amin.


RUAH

Adven: Yang terlena, diingatkan







silahkan klik gambar untuk memperbesar


Jumat, 29 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIV

Jumat, 29 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIV
  
Setelah pengakuan dosa, selayaknya kita menanamkan suatu duri dalam hati kita dan tak pernah melupakan dosa-dosa kita itu --- St. Yohanes Maria Vianey
  

Antifon Pembuka (bdk. Dan 7:14)
   
Kepada Putra Manusia diserahkan kekuasaan, kehormatan, dan kerajaan. Dan segala bangsa, suku dan bahasa berbakti kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.

Doa Pagi


Tuhan Yesus, aku percaya bahwa Engkau bersabda lewat berbagai cara. Sabda-Mu itu adalah kekal abadi dan tidak akan berlalu. Buatlah aku tekun dan setia dalam mendengarkan, merenungkan serta melaksanakannya. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:2-14)
 
"Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan."
  
Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam. Tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar. Lalu naiklah empat binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali. Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang. Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya. Kepadanya dikatakan demikian, ‘Ayo makanlah daging banyak-banyak’. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul. Ada empat sayap burung pada punggungnya. Lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak dengan kakinya. Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu. Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memerhatikan tanduk-tanduk itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut. Pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan kata-kata sombong. Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh. Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Daniel 3:75.76.77.78.79.80.81)
* Pujilah Tuhan, hai gunung-gemunung
* Pujilah Tuhan, hai segala tumbuhan di bumi
* Pujilah Tuhan, hai segenap mata air dan bukit
* Pujilah Tuhan, hai lautan dan sungai
* Pujilah Tuhan, hai raksasa lautan dan segala yang bergerak di air
* Pujilah Tuhan, hai unggas di udara
* Pujilah Tuhan, hai segala binatang buas dan ternak di bumi

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:29-33)
 
"Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat."
  
Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Injil hari ini mengajar kita agar kita mempunyai keterampilan rohani untuk membaca tanda-tanda zaman. Mengapa ini disebut keterampilan rohani?
 
Dalam hidup ini kita sering dipenuhi dengan pertanyaan, apakah yang Tuhan kehendaki dalam hidupku? Mengapa peristiwa ini terjadi dalam hidupku? Belum lagi bila kita berada dalam kebimbangan-kebimbangan keputusan untuk memilih apa yang terbaik untuk hidup. Oleh karena itu, keterampilan rohani diperlukan untuk membaca ke arah mana sebenarnya Tuhan menuntun hidup kita. Maka pentinglah apa yang disebut Spiritual Discernment. Kita dilatih untuk menimbang-nimbang dengan cermat di saat kita harus mengambil keputusan yang penting.

Persoalannya adalah roh jahat tidak tinggal diam. Roh jahat juga bergerak mengacaukan usaha kita untuk menemukan rencana dan kehendak Tuhan. Roh jahat tahu titik lemah setiap manusia. Ia akan melakukan segala usaha untuk membuat kita terlena sehingga menjauh dari kehendak Tuhan.
Maka, untuk memperkuat keterampilan rohani dan ketajaman batin menemukan kehendak Tuhan dalam hidup, diperlukan hidup doa pribadi yang tertata dengan baik. Tanpa relasi pribadi yang erat dengan Tuhan, usaha untuk mengenali seluruh kehendak-Nya dalam hidup kita sulit untuk digapai.

Tuhan, ajarilah aku untuk semakin terampil dan memiliki ketajaman batin untuk membaca tanda-tanda zaman dalam hidupku, dimana Engkau menunjukkan kehendak-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 28 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIV

Kamis, 28 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIV
    
“Sakramen tidak dilaksanakan oleh kesucian manusia yang yang memberi atau menerima Sakramen, tetapi oleh kekuasaan Allah” (St. Tomas Aquinas)
  

Antifon Pembuka (Dan 3:47)

Pujilah Tuhan, hai seluruh bumi! Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Doa Pagi

Ya Tuhan, Engkau selalu menjaga diriku dari bahaya yang mengancam hidupku. Semoga dari hari ke hari aku semakin menyadari akan kehadiran-Mu dalam diri sesama dan kemudian memuji dan memuliakan nama-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.

Daniel berdoa kepada Tuhan, yang bertentangan dengan perintah raja. Menurut undang-undang orang Media dan Persia, hukumannya adalah kematian. Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, tetapi diselamatkan oleh Allah sendiri.


Bacaan dari Nubuat Daniel (6:12-28)
       
"Allah telah mengutus malaikat-Nya dan mengatupkan mulut singa-singa."
  
Sekali peristiwa para pegawai Raja Darius masuk ke kamar Daniel, dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya. Maka mereka menghadap raja dan menanyakan kepada raja, “Bukankah Tuanku mengeluarkan suatu perintah, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia selain kepada Tuanku, akan dilemparkan ke dalam gua singa?” Raja menjawab, “Memang! Perkara itu sudah pasti, menurut undang-undang orang Media dan Persia yang tidak dapt dicabut kembali.” Lalu mereka berkata kepada raja, “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan Tuanku, ya Raja. Ia tidak mengindahkan larangan yang Tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.” Mendengar hal itu sangat sedihlah raja, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel. Bahkan sampai matahari terbenam, ia masih berusaha untuk menolongnya. Tetapi para pegawai itu bergegas-gegas menghadap raja serta berkata kepadanya, “Ketahuilah, ya Raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tiada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja dapat diubah.” Sesudah itu raja memberi perintah; lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel, “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang akan melepaskan dikau!” Lalu dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu. Raja mencap batu itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam perkara Daniel tidak diadakan perubahan apa-apa. Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman. Ia tidak mendatangkan penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur. Pagi-pagi benar ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa. Sesampai di dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara sayu, “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan dikau dari singa-singa?” Daniel menjawab, “Ya Raja, semoga kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa. Maka aku tidak diapa-apakan, karena ternyata aku tidak bersalah di hadapan Allahku. Demikian pula terhadap Tuanku, ya Raja, aku tidak bersalah.” Raja sangat bersukacita dan memberi perintah supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua. Ternyata tidak ada luka sedikit pun padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. Kemudian atas perintah raja, ditangkaplah orang-orang yang telah menuduh Daniel, dan dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka sendiri maupun anak isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka. Kemudian Raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya, “Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar terhadap Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa, dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mukjizat di langit dan di bumi. Dialah yang melepaskan Daniel dari cengkeraman singa-singa.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ayat. (Dan 3:68.69.70.71.72.73.74)
* Pujilah Tuhan, hai embun dan salju membadai.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai es dan udara dingin.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai embun beku dan salju.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai siang dan malam.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai cahaya dan kegelapan.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Pujilah Tuhan, hai halilintar dan awan gemawan.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
* Biarlah bumi memuji Tuhan.
U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatmu sudah dekat.

Yerusalem akan dikepung dan banyak orang melarikan diri. Hari kesesakan yang dahsyat meliputi seluruh negeri. Banyak orang akan mati ketakutan. Tetapi setelah semuanya ini, Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan. Dalam situasi seperti itulah, semua orang diundang untuk mengangkat muka karena hari penyelamatan sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:20-28)
  
"Yerusalem akan diinjak-injak oleh para bangsa asing sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
   
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, orang-orang yang ada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota. Sebab itulah masa pembalasan dan genaplah semua yang tertulis. Celakalah para ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui bayi pada masa itu! Sebab kesesakan yang dahsyat akan menimpa seluruh negeri, dan murka akan menimpa bangsa ini. Mereka akan tewas oleh mata pedang dan diangkut sebagai tawanan ke segala bangsa. Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” Dan akan tampaklah tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, karena kuasa-kuasa langit bergoncangan. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus hadir dalam hidup sehari-hari melalui peristiwa alam dan dalam pribadi sesama. Kita perlu melihat-Nya dalam kacamata iman. Mari kita memelihara dan mengamalkan iman kita. Kita lebih kreatif dan proaktif, jangan diam dan pasif. Niscaya Allah memelihara hidup kita.

Doa Malam

Yesus, seringkali aku tak mengindahkan tanda-tanda zaman yang ada di sekitarku. Tolonglah aku untuk peka membaca tanda-tanda zaman supaya aku semakin mendekatkan diri kepada-Mu dan apabila semua itu terjadi, semoga aku dapat bangkit dan mengangkat mukaku untuk menerima penyelamatan dari pada-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Pertemuan Adven I, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Keluarga

A. Bahan untuk Pemandu
1.Tujuan Pertemuan
a.       Umat dan keluarga katolik semakin menyadari bahwa keluarga kristiani adalah basis beriman bagi setiap anggotanya.
b.      Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya menumbuhkan tanggungjawab akan pentingnya pendidikan iman anak dalam keluarga.
c.       Umat dan keluarga katolik diajak menemukan cara-cara baru mendidik iman anak.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
Keluarga adalah komunitas pertama setiap manusia yang diikat oleh sebuah perkawinan. Komunitas itu diarahkan demi terciptanya kebersamaan seluruh hidup baik dalam suka maupun duka, saat sehat dan sakit; demi kesejahteraan lahir dan batin dan demi lahirnya anak sebagai buah kasih suami istri. Kelahiran anak membawa tanggung jawab baru untuk memberikan pendidikan iman bagi anak-anaknya.
B. Bahan Pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
P:   Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P:   Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
c. Pengantar
P:   Bapak, ibu dan anak-anak, pertemuan Adven pada tahun ini ingin mengajak kita semua menyadari mengenai pentingnya “Pendidikan Iman Sepanjang Hayat.” Dengan tema itu diharapkan masing-masing pribadi menghayati iman sampai pada kematiannya. Keluarga, sekolah, lingkungan dan paroki diharapkan menjadi tempat yang membantu perkembangan iman tersebut. Adanya tantangan, godaan, kesulitan-kesulitan lain dalam beriman menjadi kesempatan untuk mencari cara-cara baru untuk menghidupi dan menguatkan iman. Pertemuan pertama mengangkat topik “Pengembangan Iman di Keluarga”. Keluarga diajak menyadari bersama pentingnya iman dalam keluarga. Orang tua katolik wajib mewariskan dan mendidik anak-anaknya dalam iman katolik. Diharapkan pertemuan ini membantu kita untuk menemukan cara yang tepat dan efektif dalam mendidik iman anak.
d. Tobat
P:   Kita sadar bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk mengembangkan iman dalam keluarga, marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku...........
P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
e. Penyalaan lilin Korona
Lilin pertama dinyalakan oleh salah seorang bapak atau ibu yang masih memiliki anak kecil dan dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P:   Allah Bapa yang mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin adven ini menerangi hati kami agar semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah tengah kami. Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang Kaupanggil untuk membentuk keluarga. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat mengembangkan iman di tengah keluarga kami. Permohonan mi kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Nama saya Albert, seorang mahasiswa di Semarang. Saya hidup dalam keluarga beriman. Keluarga saya memiliki kebiasaan yang baik bagi pertumbuhan iman anak-anak. Apabila ada event penting, keluarga saya berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu dan anggota keluarga. Apabila itu, pada masa bulan rosario keluarga saya sering rosario bersama setiap malam. Jauh sebelum saya remaja, sewaktu kecil, ibu saya sering membacakan cerita-cerita mengenai kisah-kisah yang ada di kitab suci. Saya masih ingat betul buku itu berwarna dan ada gambarnya. Ibu dan ayah saya juga mengajarkan kami untuk selalu berdoa kepada Tuhan dalam keadaan apapun, meski di saat itu kami sedih ataupun senang. Dengan cara berdoa bersama itulah saya diajarkan untuk selalu ingat kepada Tuhan. Lewat doa bersama itulah saya menjadi yakin bahwa orang tua saya dengan cara sederhana mempersembahkan semua jalan hidup anak-anaknya kepada Tuhan. Saya merasakan lewat doa bersama itu, orang tua saya mau mendidik dan memelihara iman anak-anaknya. Buah yang saya peroleh adalah sejak dan kecil saya menjalankan secara rutin doa setiap pagi dan malam.
Ada satu peristiwa yang juga sangat jelas terekam dalam memori sewaktu saya masih kecil. Pada suatu saat terjadi hujan yang sangat lebat disertai angin dan halilintar yang menyambar-nyambar. Rumah kami bocor di banyak tempat. Ayah belum pulang karena kebetulan tugas ke luar kota. Saya, ibu, dan kakak harus memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih aman. Di sela-sela kesibukan itu, ibu tak henti-hentinya berdoa memohon agar hujan dan angin segera reda. Satu doa ibu yang diulang-ulang yaitu “Tuhan kami mohon belas kasihanMu, Tuhan kami mohon keselamatan, kami serahkan semua kepadamu Tuhan karena kami tahu Tuhan rencanaMu lebih indah dan siapapun juga !” Saya merasakan bahwa ini adalah kepercayaan dan orang yang sederhana yang menyandarkan hidupnya kepada Tuhan dan secára tidak langsung mengajarkan kepada saya untuk mempercayakan diri dan menyerahkan diri kepada Tuhan yang akan memberikan belas kasih, kedamaian, dan keselamatan.
b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
1)      Apa yang dikisahkan Albert dalam cerita tadi?
2)      Sebutkan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan keluarga Abert untuk mengembangkan iman keluarga, khususnya anak-anak!
3)      Apakah kebiasaan itu berarti bagi Albert? Bagaimana Albert menceritakannya?
4)      Kebiasaan apa saja yang anda lakukan dalam keluarga untuk mengembangkan iman anak-anak?
5)      Tantangan dan kesulitan apa yang sering anda hadapi dalam mengembangkan iman keluarga?
c. Tambahan
Pemandu menyampaikan point-point tambahan untuk memperkaya/melengkapi sharing umat
1)      Albert mensyukuri orang tuanya yang taat dalam iman, kuat dalam doa dan tekun dalam mengembangkan kebiasaan-kebiasaan untuk menumbuhkan iman keluarga.
2)      Kebiasaan-kebiasaan itu menjadikan Albert berani mengandalkan Tuhan dalam hidupnya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kegerejaan, mulai dan Sekolah Minggu saat kecil sampai akhirnya ikut OMK Paroki dan ikut KKMK di kampusnya.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Membaca Kitab Suci Lukas 2:21-23
Pemandu bisa meminta umat untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:21.    Ketika genap delapan hari dan harus disunatkan, Anak itu diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibuNya.
2:22.    Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, orang tua Yesus membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan
2:23.    Seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.
b. Pertanyaan pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab pertanyaan pertanyaan di bawah ini.
1)      Apa yang dilakukan orang tua Yesus pada saat Yesus berumur delapan hari?
2)      Mengapa orang tua Yesus melakukan hal itu?
3)      Apa pesan yang bisa kita petik dan kisah tersebut dalam rangka pengembangan keluarga sebagai basis beriman?
4)      Apakah ada hubungannya antara kisah keluarga Albert dengan bacaan dan Injil Lukas 2:21-23
c. Tambahan
1)      Orang tua Yesus adalah orang yang saleh dan suci. Mereka mentaati hukum Tuhan. Anak dipersembahkan kepada Tuhan agar anaknya dibimbing oleh Tuhan dan tumbuh menjadi anak yang baik dan penuh berkat.
2)      Yesus pun menyadari bahwa hidupnya yang telah tumbuh dewasa, yang hidup-Nya taat kepada Bapa dan penuh cinta kepada sesama, juga merupakan buah dan pendidikan iman yang dilakukan oleh orang tua-Nya. Orang tua yang penuh iman, percaya pada penyelenggaraan ilahi serta setia menjalankan hukum Tuhan menjadi inspirasi hidup Yesus di hadapan Bapa-Nya.
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan nyata (aksi) dan pertemuan.
Kegiatan-kegiatan/kebiasaan-kebiasaan apa saja yang disepakati akan dilakukan untuk mengembangkan iman keluarga, khususnya iman anak?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
P:   Allah Bapa yang maha kasih, kami bersyukur karena dalam pertemuan ini kami dapat merenungkan kehidupan keluarga kami dalam mengembangkan iman belajar dan keluarga kudus di Nasareth. Semoga Engkau selalu membimbing kami, agar di tengah tantangan dan kesulitan, kami tetap setia dalam iman dan bersatu dalam kasih untuk mewujudkan keluarga beriman pada zaman ini. Demi Kristus, Pengantara kami.
P:   Amin
d. Berkat
P:   Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:   Semoga kita dan keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P:   Dengan demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada Allah
e. Lagu Penutup

Sumber: Komisi Kateketik KAS

Rabu, 27 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIV

Rabu, 27 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIV
   
Siapa yang hendak setia kepada janji Pembaptisannya dan hendak melawan godaan-godaan, harus memperhatikan supaya memilih sarana-sarana untuk itu: pengenalan diri, pengurbanan yang disesuaikan dengan situasi sewaktu-waktu, ketaatan kepada perintah-perintah Allah, latihan kebajikan susila dan kesetiaan dalam doa. "Dengan perantaraan kemurnian kita dihimpun dan dibawa menuju kesatuan, dari mana kita telah memisahkan diri, supaya mencair di dalam kemajemukan" (Agustinus, conf. 10,29). (Katekismus Gereja Katolik, 2340)
  
Doa Pagi
   
Allah yang mahabaik, dengan semangat dan harapan baru, kami bersyukur atas anugerah kehidupan yang telah Kauberikan. Pada hari ini, Yesus Kristus Putra-Mu menyatakan penderitaan dan penganiayaan yang kelak akan dialami para murid-Nya. Dampingilah kami terutama para murid-Mu yang pada saat ini mengalami penganiayaan oleh karena mempertahankan iman mereka akan Dikau. Semoga hati mereka tetap teguh dan percaya kepada-Mu serta dipenuhi harapan akan terbitnya kebaikan dan sukacita sejati yang Kauanugerahkan demi cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (5:1-6.13-14.16-17.23-28)
  
"Tampaklah jari-jari tangan manusia yang menulis pada dinding."
   
Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya; seribu orang jumlahnya. Di hadapan seribu orang itu raja minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam bait suci di Yerusalem. Sebab Belsyazar dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, ingin minum dari perkakas itu. Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari bait suci, rumah Allah di Yerusalem. Lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia, menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian. Raja sendiri melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan. Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda? Telah kudengar bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan hikmat yang luar biasa. Aku pun telah mendengar bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.” Kemudian Daniel menjawab raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain saja! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan memberitahukan maknanya. Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang Berkuasa di surga; Perkakas dari bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku. Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah minum anggur dari perkakas itu. Tuanku telah memuji-muji para dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun mengetahui. Tuanku tidak memuliakan Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku. Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah tulisan ini. Beginilah tulisan itu, ‘Mene, mene, tekel, urfasin’. Dan beginilah makna perkataan itu, ‘Mene’ artinya masa pemerintahan Tuanku telah dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. ‘Tekel’ artinya Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin’, kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Dan 3:62.63.64.65.66.67)
1. Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan
2. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit
3. Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun
4. Pujilah Tuhan, hai segala angin
5. Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik
6. Pujilah Tuhan, hai hawa yang dingin dan kebekuan

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:12-19)
  
"Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang, tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang."
  
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kalian akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Salah satu keadaan yang sering kita hindari di dalam hidup ini adalah penderitaan. Kita pasti akan menolak situasi yang mendatangkan penderitaan. Kita akan lebih memilih situasi yang menggembirakan. Pilihan ini sah-sah saja dan tentunya kita semua mengiyakan hal ini. Namun, apakah pilihan ini akan membantu kita untuk menjadi kuat di dalam hidup? Tuhan memang memberikan kegembiraan di dalam hidup ini, tetapi tidak berarti kita harus menolak sesuatu yang membuat kita menderita. “Jika kita menerima yang baik dari Allah, mengapa kita tidak mau menerima yang buruk!” kata Ayub (lih. Ayb 2:10b)

Penderitaan seringkali membuat kita putus asa dan berhenti dan berharap. Penderitaan kadang juga membuat kita pergi meninggalkan Tuhan dan berhenti mempercayainya. “Lebih baik kita memilih untuk memutus tali kehidupan daripada harus bertahan di dalam penderitaan.” Inilah jalan pintas yang sering orang pilih dewasa ini. Bahkan, kadang kita pun tidak berani bertahan untuk mengimani Allah yang kita pikir sebagai sumber penderitaan di dalam hidup ini. Bertahan dalam situasi ini ternyata sulit.

Hari ini Yesus mengajak kita untuk bertahan di dalam setiap keadaan yang tidak menyenangkan. Bertahan di dalam setiap penderitaan yang hadir di dalam hidup kita. Yesus menjanjikan jika kita bertahan dalam penderitaan maka kita akan memperoleh hidup (bdk. Mrk 13:13). Yesus telah memberi bukti ketika Ia sendiri mengalami peristiwa Salib. Meski dicerca, dicaci maki, diludahi dan dipermalukan di atas salib, Ia tidak lari. Ia setia bertahan dalam penderitaan dan akhirnya Ia memperoleh hidup.

Kini saatnya kita melihat kembali hidup kita, apakah kita sudah berani bertahan di dalam setiap penderitaan yang hadir di dalam hidup kita? Apakah kita sudah setia dan tidak lari meninggalkan Allah ketika kita tidak mengalami hal-hal baik? Ketika kita berada di dalam konflik, kesulitan ekonomi, krisis iman dan panggilan, apakah kita tetap setia bertahan, dan menyatukan semua itu di dalam salib Kristus?

Jika kita setia dan tetap bertahan dalam situasi sulit, kita akan memperoleh hidup (Luk 21:19). Karena itu, jangan pernah takut dan lari dari penderitaan karena di sana ada Allah yang setia mencintai kita!

CAFE ROHANI

Panduan Adven 2013, Keuskupan Agung Semarang


PETUNJUK UMUM

1.      Dalam Pedoman Lingkaran Natal yang diterbitkan oleh Komisi Liturgi Regio Jawa tahun 2006, disebutkan bahwa masa Adven merupakan masa penantian penuh harapan dan sukacita akan kedatangan Tuhan dan masa mempersiapkan Natal dengan sikap pertobatan. Masa ini memiliki dua tujuan yaitu, pertama, masa Adven mempersiapkan Hari Raya Natal yaitu perayaan kedatangan Tuhan yang pertama di antara manusia. Kedua, masa Adven mengarahkan hati, supaya umat dengan penuh harapan menantikan Tuhan pada akhir zaman.
2.      Secara teologis, Adven mengingatkan dimensi historis sakramental keselamatan Allah. Tuhan yang dinantikan adalah Tuhan yang hadir secara konkret dalam sejarah hidup manusia. Dengan Adven, Gereja diingatkan untuk senantiasa berjaga-jaga menyongsong kehadiran Tuhan dengan suasana penuh harapan dan kegembiraan.
3.      Selama masa Adven, Gereja mengajak umat beriman untuk menghayati keutamaan-keutamaan kristiani. Semangat dasar yang dihayati selama masa Adven adalah pengharapan, takwa dalam iman, sikap tobat dan berpaling kepada Allah, berjaga-jaga, kemurnian hati, dan pengharapan atas martabat orang lain. Semangat dasar itu ditampilkan antara lain oleh tokoh-tokoh Kitab Suci seperti Yesaya, Yohanes Pembaptis, Maria dan Yusup.
4.      Menurut Pedoman Liturgi Lingkaran Natal, Masa Adven terdiri dan empat minggu, yakni Minggu Adven I sampai Minggu Adven IV Empat minggu Adven itu dibagi dalam dua bagian yaitu bagian pertama dan Minggu Adven I sampai tanggal 16 Desember sebagai Adven eskatologis. Bagian kedua dan tanggal 17 Desember sampal 24 Desember sebagai Adven natalis.
5.      Secara khusus tema-tema pokok dalam masa Adven dapat diurai demikian:
a.       Minggu Adven I menjelaskan pewartaan tentang kedatangan Tuhan kembali dan ajakan untuk berjaga-jaga.
b.      Minggu Adven II menjelaskan pewartaan tentang kotbah Yohanes Pembaptis mengenai ajakan untuk bertobat.
c.       Minggu Adven III menampilkan kembali tokoh Yohanes Pembaptis sebagai perintis atau pembuka jalan bagi kedatangan Yesus. Minggu Adven ketiga ini disebut Minggu Gaudete, yaitu minggu yang memiliki suasana kegembiraan.
d.      Minggu Adven IV mengisahkan peristiwa-peristiwa menjelang kelahiran Yesus. Tampil di dalamnya tokok-tokoh sepeti Maria, Yusup, Elisabeth.
6.      Suasana yang hendaknya tercipta dalam masa Adven adalah suasana pertobatan dan pengharapan. Suasana itu sengaja didukung dan ditampakkan dalam beberapa hal:
a. Busana dan warna liturgi yang berwarna ungu (ungu cerah)
b. Musik dan nyanyian yang bertemakan pengharapan eskatologis, kerinduan akan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Selama masa Adven, Gloria tidak dinyanyikan, sedangkan Allelluia tetap dinyanyikan.
c. Dekorasi selama masa Adven hendaknya sederhana, misalnya dengan menggunakan daun-daun dan ranting.
7.      Perlengkapan khas yang digunakan sepanjang masa Adven adalah korona Adven yang dirangkai daun-daun hijau. Korona Adven ini mengungkapkan lingkaran Adven. Lilin dinyalakan bertambah dan minggu demi minggu. Hal ini untuk menggambarkan permenungan atas aneka tahap sejarah keselamatan yang mendahului kedatangan Kristus dan simbol-simbol cahaya nubuat yang makin hari makin cerah menerangi malam panjang yang mendahului terbitnya Surya Keadilan (Luk 1:78).
Sepanjang masa Adven, dapat dilaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang bersifat pewartaan-peribadatan maupun sosial. Kegiatan pewartaan dan peribadatan diantaranya pertemuan Adven dengan penyalaan lilin korona dan ibadat tobat, dapat juga berziarah kepada Gua Maria untuk memohon doa agar bisa menerima kehendak Tuhan dengan hati terbuka dan belajar menjadi perpanjangan kasih Tuhan untuk banyak orang. Sedangkan kegiatan sosial bisa dilakukan dengan membuat aksi untuk mewujudkan perhatian kepada mereka yang lemah, miskin, kecil, tersingkir dan difabel. 
 

PENGEMBANGAN IMAN
DALAM KELUARGA, SEKOLAH, LINGKUNGAN
DAN PAROKI


1. Tahun Iman telah ditutup pada tanggal 24 November 2013 pada Hari Raya Tuhan Yesus Raja Semesta, tepat seminggu sebelum memasuki Masa Adven. Tahun Iman telah membuahkan kesadaran akan pentingnya pendalaman dan penghayatan iman dewasa ini. Di paroki-paroki pendalaman iman melalui berbagai kegiatan pembelajaran pokok-pokok iman terus terjadi dan semakin meluas. Demikian juga penghayatan iman melalul doa, devosi dan liturgi pun semakin mendalam.


Pengembangan Iman 

2.
Satu kesadaran baru yang akan terus dikembangkan oleh Keuskupan dalam rangka mewujudkan iman mendalam dan tangguh adalah perlunya pengembangan iman. DKP (Dewan Karya Pastoral) telah mengadakan Studi dengan tema Pengembangan Iman bagi anak, remaja dan orang muda. Begitu juga, Dewan Konsultor KAS yang diperluas, juga telah mengadakan studi bersama mengenai Katekese Total dan Integral dalam rangka pengembangan atau formatio iman tersebut. Dari hasil studi itu, direkomendasikan untuk membuat pengembangan iman secara berjenjang, mulai dan keluarga, anak, remaja, orang muda dan orang dewasa. Pengembangan iman ini bukan garapan satu kelompok saja tetapi merupakan usaha bersama yang melibatkan keluarga, sekolah dan paroki. Kelompok-kelompok itu merupakan promotor terbentuknya pengembangan iman dalam setiap jenjang. Karenanya katekese memang harus total dalam arti melibatkan kelompok-kelompok dan menyapa semua orang beriman. Katekese juga haruslah integral dalam arti ada kerjasama dalam menggarap pengembangan atau formatio. 


3. Adven 2013 mengangkat tema Pengembangan Iman, dalam Keluarga, Sekolah, Lingkungan dan Paroki. Pengembangan iman merupakan upaya yang mengandaikan ada pendampingan, pembelajaran, pembiasaan yang menghasilkan suatu habitus (cara pikir dan cara bertindak).


Proses Pertemuan


4. Pengembangan iman yang diolah dalam empat pertemuan Adven adalah pengembangan iman di dalam keluarga, sekolah, lingkungan dan paroki. Masing-masing memiliki peran yang saling melengkapi bagi pembentukan iman pribadi. Keluarga merupakan basis pengembangan iman, dimana masing-masing anggota mengusahakan tumbuh dan berkembangnya iman. Dalam mengembangkan iman anak, orang tua bermitra dengan sekolah yang menjadi tempat sosialisasi dan interaksi anak. Maka keluarga dalam menyekolahkan anak hendaknya jangan hanya didasarkan pada penilaian dan pertimbangan akademik, tetapi juga pertimbangan pastoral demi iman anak. 

5. Keluarga bersama-sama dengan lingkungan mengembangkan komunitas basis beriman. Komunitas basis beriman adalah komunitas yang menghayati hidup sebagaimana telah dihayati oleh jemaat perdana, dimana ada interaksi antar warga lingkungan untuk mewujudkan persekutuan yang diisi dengan sharing iman, sharing hidup yang dikuatkan melalui doa dan Ekaristi. Masing-masing keluarga memiliki andil dalam membentuk komunitas tersebut. Paroki menjadi komunitas yang lebih besar dengan kegiatan-kegiatan yang lebih kompleks pula. Kesediaan untuk terlibat dalam aneka kegiatan demi kepentingan umat yang lebih luas akan menjadikan Gereja semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat. Akhirnya pertemuan berpuncak pada ibadat bersama perayaan keluarga kudus yang menjadi simbol bagi semua keluarga yang menyediakan diri bagi lahirnya Yesus di tengah-tengah kehidupan. Keluarga kudus juga menjadi simbol dan keluarga yang melayani Yesus yang hadir dalam diri sesamanya.


Metode Pertemuan


6. Metode pertemuan Adven ini menggunakan metode AsIPA (Asian Integral Pastoral Approach). Asian menunjukkan konteks umat dengan segala situasi kehidupannya. Integral menegaskan keseimbangan antara rohani dan sosial, pribadi dan komunitas, umat beriman dengan lembaga-lembaga gerejawi. Pastoral menegaskan tanggung jawab umat untuk terlibat dalam visi dan misi Gereja di tengah dunia. Approach menegaskan suatu dan komunitas, suatu pendekatan yang berpusat pada Kristus pendekatan yang melibatkan umat untuk ambil bagian secara aktif dalam gerak pastoral yang transformatif (mengembangkan).


7. Metode AsIPA merupakan suatu cara mewujudkan Gereja Partisipatif yang digunakan dalam Komunitas Basis Gerejawi. Caranya teks-teks (panduan) disusun bagi para pemandu/ fasilitator pertemuan pada tingkat akar rumput umat beriman (lingkungan/blok). Teks dirumuskan secara sederhana sehingga memungkinkan keterlibatan semua umat untuk berbagi pengalaman, gagasan, refleksi dan rencana aksi yang akan dilakukan. Seorang pemandu tidak boleh puas dengan satu jawaban dan suatu pertanyaan tetapi mendorong sebanyak mungkin umat memberi jawaban. Tambahan dimaksudkan untuk membantu menambah atau memperkaya temuan umatdan dapat berfungsi juga sebagai masukan/ringkasan semua temuan dengan tetap menghargai semua jawaban/sharing umat.


8. Metode AsIPA tidak berhenti pada sharing atau berbagi pendapat. Metode ini sekaligus mengajak umat untuk merencakan suatu tindakan konkret yang bisa dilakukan untuk mengembangkan suatu topik pembicaraan baik yang bersumber dan Cerita/Kisah maupun dan Kitab Suci. Maka prosesnya, setiap akhir pertemuan ada aksi yang dilakukan balk secara bersama atau secara pribadi, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.


9. Penyalaan lilin Adven tidak hanya menandai masa Adven yang berlangsung empat minggu. Penyalaan lilin juga mengandung suatu permohonan pada Tuhan untuk hadir menerangi semua umat sehingga bisa menghayati persekutuan lebih erat, mengambil bagian dalam proses pertemuan melalui sharing, kesaksian, curah pendapat yang bisa memperkaya iman dan hidup semua umat. Lilin dinyalakan secara bertahap dan minggu pertama sampai minggu keempat melambangkan kehadiran Tuhan yang semakin mendekat yang mengajak umat untuk semakin pantas dalam menyambutnya.


10. Itulah yang diharapkan dalam Adven 2013 ini. Semoga dalam setiap pertemuan, masing-masing pribadi bisa saling menyumbangkan pendapat, gagasan dan sekaligus kesaksian iman untuk saling meneguhkan iman sehingga tidak goyah oleh derasnya arus dan gehombang kehidupan.



Ketua Komisi Kateketik KAS

FX. Sugiyana, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy