| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Tergerak (Mrk 6:30-34) Hari Minggu Biasa XVI/B

Minggu, 22 Juli 2012 Hari Minggu Biasa XVI/B

Bapak/ibu kita tentu masih selalu fresh, mengingat spiritualitas dari Arah Dasar KAJ; yaitu Spiritualitas Gembala Yang Baik. Dengan semangat gembala yang baik, kita diajak dan di arahkan untuk mengisi hati dan pikiran kita dengan sikap persaudaraan yang sejati, pelayanan yang murah hati, perhatian bagi yang sakit dan menderita serta tersingkir.

Yesus dalam menjalankan misinya bekerja sangat keras bersama dengan para muridNya, sampai makan pun tidak sempat. Namun Yesus sangat peduli dengan para murid sehingga Yesus mengajak para murid untuk pergi ke tempat yang sunyi untuk beristirahat sejenak dan menenangkan hati serta menyusun strategi dan kekuatan pelayanan baru. Yesus mengingatkan kita bahwa kerja keras otak dan tenaga sangat dibutuhkan tetapi jiwa dan rohnya tidak boleh dikosongkan.

Bekerja bertanggung jawab adalah semangat utama. bukan soal proyek besar atau yang menyangkut dana besar yang musti dibuat LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) tetapi setiap penugasan perlu LPJ, atau bahkan tanpa dana. Ternyata para murid Yesus selalu memberi LPJ atas tugas perutusan yang diembannya. Mereka senang karena banyak yang berhasil tetapi Yesus juga mengadakan evaluasi kinerja mereka termasuk pola pikir yang mereka gunakan dikritisi oleh Yesus. Mereka bahagia dan bergembira karena mereka mampu mengusir roh-roh jahat atas nama Tuhan Yesus. Sehingga Yesus berpesan “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga." (Luk 10:20).

Banyak orang berbondong-bondong mencari Yesus, karena mereka mengalami kekosongan, sehingga mereka kagum tetapi juga melihat Yesus sebagai seorang yang mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang ajaib. Mereka seperti domba yang tanpa gembala. Mereka kosong tidak mempunyai masa depan, kosong tidak tahu mau berjalan ke mana, kosong tidak tahu di mana yang sungguh memberikan ketenangan yang sejati dalam kehidupan, kosong tidak berisi baik dalam otak maupun hati dan jiwanya.

Yesus mempunyai hati yang penuh yang selalu tergerakkan oleh belas kasih, sehingga mampu menghimpun atau mengumpulkan mereka dengan damai. Bersama Yesus mereka damai, bahagia dan bersaudara. Demikian kita kalau hati dan pikiran kita kosong kita juga akan mudah berkerumun sana sini tanpa tujuan dan mudah dihasut oleh berbagai isu yang menyesatkan. Pikiran dan hati yang kosong akan mudah gelisah, menggerutu, resah, mudah membenci, mudah mencari banyak alasan untuk bertengkar. Hanya bersama Yesus akan merasa tenang dan sejahtera, tentu bukan asal menyebut nama Yesus tetapi sehati sepikiran dengan Yesus.

Bersama dengan Yesus, mereka akan mampu mengalahkan iblis, bersama Yesus mereka akan mudah membantu yang sakit untuk sembuh, bersama dengan Yesus mereka akan mengutamakan persaudaraan yang sejati, tidak akan mudah menghakimi apa lagi bermusuhan. Bahkan bagi mereka yang menganiayapun Tuhan mengampuni dan mendoakan. Kita perlu selalu mengasuh dan menggembalakan pikiran dan jiwa kita agar dipenuhi selalu dengan Roh Tuhan. Sehingga akan mempunyai daya tahan yang prima dalam cinta kasih, kebenaran dan kebaikan.

Sekarang ini tidak sedikit orang yang hebat gelarnya segudang profesor, doktor, Ir, SH, Master.......tetapi kosong cinta kasihnya, kosong rasa persaudaraannya, kosong rasa keadilannya, kosong rasa kemanusiaannya, kosong rasa kesetiaannya, kosong rasa sosialitasnya, kosong moralitasnya, kosong rasa estetikanya baik bagi keluarga maupun lebih lebih dengan sesamanya. Orang seperti ini perlu pergi ke tempat yang hening untuk mawas diri bersama Roh Tuhan. Marilah kita mendengarkan Sabda Tuhan Sumber kepenuhan hidup kita. Bersatu dengan Tuhan kita akan damai dan tenang dan mampu bersatu dengan sesama pula.
Selamat merenungkan.

Pastor Antonius Sumardi, SCJ

Minggu, 22 Juli 2012 Hari Minggu Biasa XVI/B

Minggu, 22 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XVI/B

Paus dalam menjalankan tugas Gembala tertinggi Gereja, selalu terikat dalam persekutuan dengan Uskup-uskup lainnya, bahkan juga dengan seluruh Gereja; tetapi ia mempunyai hak untuk menentukan cara, baik personal maupun kolegial, pelaksanaan jabatan itu, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan Gereja. ---- KHK#333 § 2


Antifon Pembuka (Mzm 54:6.8)


Sesungguhnya, Allah adalah penolongku;

Tuhanlah yang menopang aku.
Dengan rela aku mempersembahkan korban kepada-Mu,
bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan.

Doa Pagi


Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menggembalakan kami, kawanan-Mu. Semoga, kami hidup sebagai kawanan yang selalu bersatu dan tekun mendengarkan Sabda Putra-Mu serta melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Yeremia (23:1-6)


"Aku akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku, dan Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka."


Beginilah firman Tuhan, "Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku, "Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai; kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalas kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman Tuhan. Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka; mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman Tuhan. Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas Adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah nama yang diberikan orang kepadanya: Tuhan -- keadilan Kita.
Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849

Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)

1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:13-18)


"Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak."

Saudara-saudara, di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu 'jauh' sekarang sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus. Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan. Sebab dengan wafat-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Dengan demikian Ia mengadakan damai sejahtera. Dalam satu tubuh Ia memperdamaikan keduanya dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan permusuhan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang 'jauh' dan kepada mereka yang 'dekat'. Sebab oleh Dia kita, kedua pihak, beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952

Ref. Alleluya, allleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)

"Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala."

Sekali peristiwa Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan perutusannya, mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!" Sebab memang begitu banyaknya orang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak, banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus dan murid-murid-Nya. Ketika mendarat, dan melihat jumlah orang yang begitu banyak, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Homili



MINGGU, 22 JULI 2012 – MINGGU BIASA XVI/B
Yer 23:1-6; Ef 2:13-38; Mrk 6:30-38
Bacaan-bacaan hari ini semakin memperteguh iman kita akan Tuhan yang penuh dan maha belas kasih. Bacaan pertama memaparkan kesaksian Yeremia akan belas kasih Allah kepada umat Israel dan Yehuda yang merupakan kawanan domba-Nya. Tuhan bersabda,
Aku sendiri akan mengumpulkan kambing domba-Ku dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka; mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun … “ (Yer 6:3-4).
Tuhan, Sang pemilik kawanan domba, yakni kita semua, senantiasa menjamin kehidupan kita. Ia mempersatukan kita, menjamin pertumbuhan dan perkembangan kita. Ia memberikan gembala-gembala yang baik dan menjamin keselamatan kita masing-masing sehingga pada saatnya kita dapat kembali ke rumah-Nya dengan selamat. Tak seorang pun luput dari pemeliharaan-Nya dan dibiarkan hilang binasa.
Dalam bacaan kedua, melalui suratnya kepada Jemaat Efesus, St. Paulus semakin menegaskan bahwa Tuhan itu sungguh maha belas kasih.
dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu 'jauh' sekarang sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus. Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang 'jauh' dan kepada mereka yang 'dekat'. Sebab oleh Dia kita, kedua pihak, beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh” (Ef 2:13-18)
Belas kasih Allah itu mencapai puncak dan kepenuhannya dalam diri Yesus Kristus, Putera-Nya, yang rela menumpahkan darah-Nya di salib. Pengorbanan Kristus itulah yang memperdamaikan kembali kita dengan Allah yang telah kita rusak dengan dosa-dosa kita. Dengan pendamaian itu, maka kita yang telah menjauhi Allah, kini didekatkan kembali. Yesus menjadi bagi kita jalan masuk untuk mendekatkan diri kepada Allah sampai akhirnya nanti masuk ke rumah-Nya yang abadi.
Kehadiran Yesus yang hati-Nya selalu penuh dan digerakkan oleh belas kasih inilah yang juga merupakan warta gembira Injil hari ini.
Yesus berkata kepada mereka, Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak! Tetapi pada waktu mereka bertolak, banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus dan murid-murid-Nya. Ketika mendarat, dan melihat jumlah orang yang begitu banyak, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” (Mrk 6:30-34)
Kendati Yesus merasa lelah, haus, dan lapar, hati-Nya yang penuh belas kasih, tidak tega melihat kehausan orang banyak yang ingin mendengarkan sabda dan pengajaran-Nya. Maka, mulailah Ia mengajarkan banyak hak kepada mereka. Yesus mengurungkan niatnya untuk berisitarahat sejenak.
Setelah iman kita akan Allah yang penuh dan maha belas kasih diteguhkan, sekarang bagaimana kita sebaiknya menghayati iman kita itu?
Pertama-tama, tentu saja kita diajak untuk selalu mensyukuri belas kasih Allah yang senantiasa dianugerahkan kepada kita. Bahkan Ia tidak ngeman (menyayangkan) Putera-Nya sendiri demi keselamatan kita. Betapa luar biasanya Allah kita ini. Mari kita selalu memuji nama-Nya dan bersyukur kepada-Nya. Seperti para murid, yang “setelah menunaikan tugas perutusannya, mereka kembali berkumpul dengan Yesus” (Mrk 6:30), marilah di tengah kesibukan tugas dan pekerjaan kita, kita juga selalu kembali berkumpul dengan Tuhan. Luangkan waktu untuk berdoa, memuji kebesaran-Nya, bersyukur atas segala rahmat-Nya, dan memohon berkat-Nya agar kita dapat setia serta penuh tanggung jawab melaksanakan tugas perutusan kita masing-masing.
Kedua, mari kita juga belajar dari orang banyak yang antusias untuk mencari dan menemukan Yesus, kemudian mengikuti-Nya dan tinggal bersama-Nya sehingga dapat selalu mendengarkan sabda dan pengajaran-Nya. Kalau kita selalu mempunyai antusiasme iman, yaitu iman yang selalu mencari dan menemukan serta mengikuti dan mendegarkan Tuhan, percayalah Tuhan akan selalu tergerak hati-Nya oleh belas kasih kepada kita. Dengan demikian, kita akan senantiasa mengalami belaskasih-Nya.
Ketiga, mari kita juga belajar dari Yesus yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan. Karena kita telah mengalami belas kasih-Nya, kita pun diajak untuk menghadirkan belas kasih Tuhan itu kepada sesama. Hal ini tentu saja menuntut pengorbanan seperti Yesus. Ia mengorbankan kenyamanan-Nya dengan tidak peduli akan rasa lelah, lapar dan haus yang dialami-Nya, bahkan rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Maka, kalau kita ingin sungguh-sungguh berbelas kasih kepada sesama, tentu kita juga harus berani berkorban. Mengorbankan waktu, tenaga, pemikiran, dana, dll demi terlaksananya tugas dan karya pelayanan kita dan demi terpenuhinya kebutuhan orang-orang yang kita layani.
Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat-Nya kepada kita sehingga kita semakin mampu mensyukuri belas kasih-Nya, semakin antusias dalam beriman, dan semakin berkobar dalam menghadirkan belas kasih Allah kepada sesama.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 21 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Sabtu, 21 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Menyerahkan diri kepadaku berarti membiarkan dirimu dibimbing olehku. Itu berarti memercayakan dirimu kepadaku, seperti seorang anak yang membiarkan diri dituntun oleh ibunya” (Our lady, 21 Juli 1973)


Antifon Pembuka (Mat 12:18)


Inilah hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi. Roh-Ku akan Kucurahkan kepada Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa.


Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, sering kami jatuh dalam hal-hal yang jahat dan dosa yang sama. Insafkanlah kami ya Allah, agar kami tidak dicampakkan ke dalam kegelapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Penyalahgunaan kekuasaan adalah kejahatan. Waktu tidur adalah saat istirahat, bukan untuk merencanakan kejahatan, untuk dilakukan pada pagi harinya. Kekuasaan yang dimilikinya bukan dipandang sebagai amanah, melainkan sebagai kesempatan untuk menindas orang-orang yang tak berdaya. Nah, Allah memiliki banyak alasan untuk mendatangkan malapetaka kepada penguasa seperti itu.


Bacaan dari Nubuat Mikha (2:1-5)


"Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion."

Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan merencanakan kejahatan di tempat tidurnya! Pada waktu fajar mereka melakukannya, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya. Bila menginginkan ladang, mereka merampasnya; bila menginginkan rumah, mereka menyerobotnya. Mereka menindas orang bersama isi rumahnya dan manusia bersama milik warisannya. Sebab itu beginilah sabda Tuhan, “Sungguh Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini. Dan kalian takkan dapat menghindarkan lehermu dari padanya. Kalian takkan dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan. Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kalian dan akan memperdengarkan suatu ratapan. Mereka akan berkata, “Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tak ada orang yang mengembalikannya. Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.” Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan orang yang tertindas.
Ayat. (Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14)

1. Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh ya Tuhan, dan menyembunyikan diri-Mu di kala aku kesesakan? Karena congkak, orang fasik giat memburu orang yang tertindas, mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
2. Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, orang tamak mengutuk dan menista Tuhan. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas, “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!” itulah seluruh pikirannya.
3. Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.
4. Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Tokoh yang diramalkan Yesaya terpenuhi dalam diri Yesus. Ia akan membawakan hukum yang sesungguhnya, yakni hukum tempat semua hukum bergantung. Hukum itulah yang sering disebut hukum emas, yaitu hukum cinta kasih. Cinta kasih tidak akan memadamkan nyala semangat orang yang lemah, tetapi justru meneguhkannya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)

"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."


Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadanya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Orang-orang Farisi berencana untuk membunuh-Nya, walau Yesus telah berbuat baik bagi banyak orang. Itulah sebabnya Ia menyingkir dari hadapan publik. Namun Yesus tidak bisa menyembunyikan diri. Banyak orang tetap mengikuti-Nya dan Ia masih saja terus berbuat bagi mereka semuanya. Sebagai pengikut Yesus, kita tidak pernah luput dari kesulitan, walau mungkin kita sudah banyak melakukan kebaikan. Kita diminta untuk tetap bertekun dan bersabar dalam memberikan kesaksian tentang cinta Tuhan.


Doa Malam


Allah Bapa yang Mahabaik, perbuatan Yesus yang baik sering dianggap sebagai ancaman oleh orang Farisi. Mampukanlah kami untuk berpandangan luas sehingga dapat membantu mereka yang lemah dan membangkitkan semangat bagi yang sedang dalam kesulitan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Jumat, 20 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 20 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya. --- Keb 3:9

Antifon Pembuka (Hos 6:6)

Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban sembelihan.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa, melalui nabi Yesaya Engkau menyatakan diri sebagai Allah yang sangat menyayangi kehidupan. Semoga dalam hidup ini kami berani mempercayakan ke dalam tangan-Mu seluruh harapan dan masa depan hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (38:1-6.21-22; 7-8)

"Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu."

Pada waktu itu Hizkia , raja Yehuda, jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah Nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah sabda Tuhan, "Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata, "Ya Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di hadapan-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia, 'Beginilah sabda Tuhan, Allah Daud, leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sungguh, Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan dikau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan melindungi kota ini." Kemudian berkatalah Yesaya, "Hendaknya diambil sebuah kue dari buah ara dan ditaruh di atas barah itu, maka raja akan sembuh." Sebelum itu Hizkia telah berkata, "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan?" Jawab Yesaya, "Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan, bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya, 'Sungguh, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak dari yang telah dijalaninya'." Maka pada penunjuk matahari itu mundurlah matahari sepuluh tapak ke belakang dari jarak yang telah dijalaninya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.

Ayat. (Yes 38:10.11.12abcd.16)
1. Aku berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: Aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak lagi akan melihat seorang pun di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup.
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Dikau: Tenangkanlah batinku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)

"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.

U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Bacaan Injil hari ini memperlihatkan sikap Yesus dan orang Farisi berhadapan dengan aturan hukum Sabat yang berlaku wajib untuk semua orang. Orang Farisi memandang hukum sebagai sesuatu yang statis, sehingga penghayatannya pun menjadi kaku. Selama aturan hukum itu belum dicabut menurut prosedur hukum yang berlaku, maka walaupun isinya jahat atau betapapun isinya sudah bertentangan dengan kewajaran hidup manusia, tetap berlaku sebagai hukum dan wajib ditaati. Yang melanggar akan mendapat sanksi hukum.

Cara memandang hukum dan peraturan seperti inilah yang mau dilawan oleh Yesus, bahwa hukum itu tidak statis, tetapi dinamis. Hukum itu bukan bagian dari lembaga, entah itu negara atau institusi agama, tetapi bagian dari hidup manusia dan karena hidup manusia itu dinamis maka hukum juga dinamis. ”Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,” tegas Yesus (Mrk. 2:27). Yesus memiliki cara pandang hukum yang progresif dan dinamis, bahwa hukum adalah untuk manusia. Keyakinan seperti ini tidak melihat hukum sebagai sesuatu yang sentral dalam berhukum, melainkan manusialah yang berada di titik pusat perputaran hukum. Hukum itu berputar di sekitar manusia sebagai pusatnya dan manusia tidak pernah boleh menjadi tawanan hukum. Selain itu, Yesus juga hendak menegaskan bahwa hukum itu harus adil. Kalau hukum sudah tidak adil—yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan— maka itu sudah bukan hukum. ”... tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah” (Mat. 12:7).

Sebagai pengikut Kristus, mari kita menggunakan cara pandang Yesus dalam memandang hukum dan berani bersikap seperti Yesus ketika berhadapan dengan ketidakadilan dan kesesatan, atau hal apa saja yang melecehkan kemanusiaan atas nama penghayatan hukum yang salah.

Tuhan Yesus, bukalah hati dan pikiran semua orang yang terlibat dalam dunia hukum, agar seperti Engkau, menghayati hukum yang manusiawi dan adil. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 19 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Kamis, 19 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Satu kekeliruan yang tersebar luas dewasa ini terletak dalam hal ini, bahwa orang melupakan hukum solidaritas dan kasih antar manusia” (Paus Pius XII)


Antifon Pembuka (Yes 26:7.9)


Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Dengan segenap hati aku merindukan Dikau waktu malam, dengan sepenuh hati pula aku mencari Engkau waktu pagi.


Doa Pagi


Allah Bapa yang mahabaik, betapa engkau mengasihi kami lebih dari segalanya. Ketika kami dalam kesulitan, Engkau mengundang kami datang kepada-Mu untuk menyerahkan semuanya pada-Mu. Engkau berjanji akan memberikan kelegaan bagi kami. Semoga kami dapat mengalami pemeliharaan-Mu yang besar dalam segala usaha kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Penghakiman membuat seseorang belajar apa yang benar. Tuhan menghajar, tetapi juga menyembuhkan. Amarah-Nya tidak terus menerus menyala. Jika penduduk bumi sudah sulit melahirkan yang benar, maka mayat-mayat akan bangkit. Yang diwartakan Yesaya adalah kebenaran yang tak mungkin mati, walau banyak orang mengkhianati.


Bacaan dari Kitab Yesaya (26:7-9.12.16-19)


"Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkitlah dan bersorak-sorailah."

Pada suatu waktu kidung berikut akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Ya Tuhan, Engkau merintis jalan lurus bagi orang benar. Kami juga menanti-nantikan saat Engkau menjalankan penghakiman. Kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. Dengan segenap jiwa aku merindukan Dikau pada waktu malam, dan dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi. Sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar. Ya Tuhan, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami. Ya Tuhan, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa. Seperti wanita yang mengandung dan sudah dekat waktunya melahirkan, menggeliat sakit dan mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya Tuhan. Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan hanya melahirkan angin. Kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia. Ya Tuhan, orang-orang-Mu yang telah mati akan hidup kembali, mayat-mayat mereka akan bangkit lagi. Hai kalian yang sudah dikubur dalam tanah, bangkit dan bersorak-sorailah! Sebab embun Tuhan ialah embun terang dan bumi akan melahirkan arwah kembali.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Tuhan memandang ke bumi dari surga.
Ayat. (Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21)

1. Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu lestari turun temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya. Sebab hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan debunya.
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu, bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus. Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Janji Tuhan Yesus hari ini sungguh melegakan. Ternyata Allah sungguh-sungguh concern terhadap umat yang merasa letih lesu. Syaratnya: Mau datang dengan sikap lemah lembut dan rendah hati!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)


"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengundang kita yang letih lesu dan berbeban berat kepada-Nya. Kita yang letih karena tindihan dosa dan yang berbeban berat karena kesombongan, akan mendapatkan kelegaan dari Yesus sendiri. Kita diminta untuk datang dan belajar pada-Nya. Mengapa? Karena Yesus itu lemah lembut dan rendah hati. Apalagi kuk-Nya enak dan beban-Nya ringan. Sanggupkah kita datang kepada-Nya?


Doa Malam


Yesus yang lemah lembut dan rendah hati, sabda-Mu mengajak aku untuk selalu dekat dan datang kepada-Mu sehingga mampu bersaksi lewat karya yang Kaupercayakan kepadaku. Jauhkanlah sikap serakah dan tamak dari hatiku sehingga tumbuhlah hati yang lembut dan tahu batas. Amin.



RUAH

Rabu, 18 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 18 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mengikutsertakan kita dalam misteri-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik #2724

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Doa Pagi


Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (10:5-7.13-16)

"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya?"

Beginilah Tuhan bersabda, "Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat marah-Ku! Aku akan mengerahkannya melawan bangsa yang murtad. Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku. Asyur akan melakukan perampasan dan penjarahan, dan akan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi Asyur sendiri tidak demikian maksudnya tidak begitu rancangan hatinya. Niat hatinya ialah hendak memunahkan dan melenyapkan banyak bangsa." Sebab Asyur berkata, "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya, dengan kebijaksanaanku aku telah melaksanakannya, sebab aku berakal budi. Aku telah meniadakan batas antara bangsa, aku telah merampas persediaan mereka. Dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti menjangkau sarang burung, tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa. Dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekor pun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." Maka beginilah firman Tuhan, "Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya? Atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya. Atau tongkat mengangkat orang yang bukan kayu? Sebab itu Tuhan semesta alam akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15)

1. Umat-Mu, ya Tuhan, mereka remukkan, dan milik pusaka-Mu mereka tindas; janda dan orang-orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh.
2. Mereka berkata, "Tuhan tidak melihatnya, Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
3. Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar! Dia yang membentuk mata, masakan tidak melihat! Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum! Dialah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia!
4. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)

"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."

Sekali peristiwa, berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah dise-rahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Mensyukuri kelimpahan hidup, rezeki, dan berkat adalah ciri khas manusia beriman. Orang beriman percaya bahwa ada kuasa ajaib yang hebat melampaui kekuatan manusia untuk mengatasinya, yang membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin dan menjadikan indah segala sesuatu pada waktunya. Dialah Allah yang maha pengasih dan pemurah.

Kesadaran iman inilah yang mengalirkan rasa syukur yang mendalam setiap kali berkat tercurah dan rahmat mengalir ke atas dirinya. Juga kesadaran yang sama pula yang membuat orang beriman tenang dalam menghadapi situasi buruk dalam hidupnya. Ia percaya, ada rencana Tuhan yang indah di balik suasana kelam hidupnya. Ia optimis, di balik kabut gelap hidupnya, mentari kasih Tuhan tiada redup bersinar. Inilah semangat hidup seorang beriman yang juga diperlihatkan Yesus sendiri dalam Injil hari ini. Yesus mensyukuri karya Tuhan yang dinyatakan dalam diri orang kecil dan hina. Terlebih Yesus mengajak kita untuk juga bersyukur atas karunia iman yang kita miliki ini. Semangat ”selalu bersyukur” ini hendaknya juga menjadi semangat kita. Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, atas segala yang indah yang Kauberikan kepadaku, terutama karunia untuk mengenal-Mu lebih dalam lagi. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 17 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Selasa, 17 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV

“Orang harus memandang kepada Kristus yang tersalib, harus memandang dengan iman, harapan, kasih, kagum, gembira, pengharapan, pujian dan sorak-sorai” (St. Bonaventura)


Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)


Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.


Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, sabda-Mu hari ini mengajak kami untuk tetap teguh dan percaya akan penyertaan-Mu dalam situasi apa pun. Buatlah kami menjadi saksi-saksi-Mu yang hidup di mana pun kami berada. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Raja Ahas bergetar ketakutan, karena tidak percaya akan kekuatan Tuhan yang dahsyat. Kekuatan itu bisa dengan mudah mengalahkan Rezin, raja Aram; dan Remalya, raja kerajaan Utara. Yesaya membawa sabda Tuhan yang meneguhkan dan membuatnya tenang. Iman pada sabda Allah itu membuahkan keteguhan dan ketenangan. Namun, saat keteguhan iman membutuhkan tantangan, peganglah janji Tuhan ini, “Janganlah takut!”


Bacaan dari Kitab Yesaya (7:1-9)

"Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya."


Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu. Namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud, “Aram telah berkemah di wilayah Efraim.” Maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. Bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya, “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang; janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dari Aram dan anak Remalya. Sebab Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya. Lalu kita mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya. Beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Hal itu tidak akan sampai terjadi, sebab ibukota Aram ialah Damsyik, dan kepala Damsyik ialah Rezin. Ibukota Efraim ialah Samaria, dan kepala Samaria ialah anak Remalya. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya’.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Allah menegakkan kota-Nya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8)

1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Lihat, raja-raja datang bersekutu, dan maju serentak menyerang. Demi melihat kota itu, mereka tercengang-cengang, kacau-balau, lalu lari kebingungan.
4. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka mengerang seperti perempuan yang hendak melahirkan. Tak ubahnya seperti angin timur yang menghancurkan kapal-kapal Tarsis.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Yesus mengecam kota-kota Israel, yaitu Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Sekaligus, memuji pertobatan kota-kota yang dicap kafir, seperti Sidon, Tirus dan Sodom. Sabda Allah memang tajam, seperti pedang bermata dua. Yesus tidak melihat asal atau tempat, tetapi kualitas pribadi orangnya. Kualitas pribadi seseorang diukur dari keterbukaannya untuk bertobat, menyucikan diri.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)


"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jka di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Yesus mengecam kota-kota di mana Ia melakukan banyak mukjizat. Hal itu terjadi karena mereka tidak terbuka akan kehadiran dan karya Yesus. Kecaman Yesus ini merupakan sebuah tantangan bagi kita. Kita diminta untuk terbuka akan kehadiran Yesus yang menyelamatkan. Keterbukaan itu kita nyatakan dalam perubahan hidup dan pertobatan kita.


Doa Malam


Allah yang Mahakuasa, setiap hari Engkau menghendaki agar aku berani bertobat dan berbalik kepada-Mu. Semoga pertobatan yang aku lakukan menjadikan aku manusia baru dan dapat membuahkan kebaikan dalam hidup bersama. Amin.


RUAH

Kepercayaan dan Ketekunan: Sebuah Kualitas Seorang Utusan Perutusan

Minggu, 15 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XV

Pada Hari Minggu Biasa XV, bacaan Injil berkisah tentang Yesus mengutus murid berdua-dua. Berkenaan dengan itu, tema yang akan kita renungkan adalah kepercayaan dan ketekunan menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjadi seorang utusan Kristus. Bagaimana tema tersebut mau kita renungakan?

Pertama-tama mari kita merenungkan bahwa, sebagai orang Katolik dipanggil untuk berpartisipasi dalam tugas perutusan Kristus. Dasar panggilan tersebut adalah Sakramen Baptis. Dengan baptis, kita dipersatukan dengan Kristus. Dipersatukan dengan Kristus berarti dipersatukan dengan seluruh hidup, cita-cita dan tugas perutusan-Nya. Tugas perutusan Kristus adalah mewartakan Kerajaan Allah. Yesus memberitakan kabar sukacita kepada banyak orang. Kabar sukacita itu dialami dan dirasakan secara nyata; orang tuli mendengar, orang buta melihat, orang mati dibangkitkan, orang kusta disembuhkan, pendosa diampuni.

Itulah tugas perutusan Yesus. Kemudian Yesus memberikan tugas itu kepada para rasul. Yesus mengutus para rasul untuk mewartakan kabar baik penyelamatan-Nya. Dari akar katanya saja, “rasul” berarti yang diutus. Maka panggilan menjadi rasul adalah panggilan untuk menjadi utusan. Utusan yang mampu membawa banyak orang kepada Allah. Dengan demikian, baik para rasul maupun kita yang dibaptis memiliki panggilan yang sama. Setiap orang yang sudah dibaptis diutus untuk menjadi saksi Kristus.

Oleh karena itu, tugas perutusan yang Yesus berikan kepada para rasul berlaku juga untuk kita semua sebagai pengikut-Nya. Demikian juga, pesan-pesan dalam menjalankan tugas perutusan yang Yesus sampaikan kepada para rasul, juga berlaku untuk kita. Dan pesan itu kalau mau diringkas dalam dua kata adalah: kepercayaan dan ketekunan. Kepercayaan dan ketekunan menjadi sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang utusan. Darimanakah dua sikap itu disimpulkan sebagai pesan Yesus?

Pada waktu Yesus memanggil keduabelas murid dan mengutusnya berdua-dua, Ia memberi mereka kuasa atas roh roh jahat dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan kecuali tongkat, alas kaki dan pakaian yang melekat di tubuh. Sementara bekal-bekal yang lain tidak diperbolehkan. Sungguh sebuah tugas perutusan yang tidak mudah. Hanya seorang yang memiliki kepercayaan besarlah yang mampu menjalankan tugas perutusan ini dengan baik. Kepercayaan bahwa selebihnya adalah Allah yang melengkapi. Keyakinan bahwa setiap kebutuhan yang mereka perlukan akan terpenuhi dalam perjalan waktu.

Nyatanya, kepercayaan itu terjadi dalam diri para murid. Buktinya mereka melaksanakan tugas dengan baik. Mereka pergi memberitakan pertobatan, mengusir banyak setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Kepercayaan teguh menjadikan segala sesuatu yang menurut ukuran dan kalkulasi manusiawi tidak mungkin, menjadi mungkin karena Allah berkarya. Maka seberapa besar karya Allah terjadi dalam perutusan para murid, juga sangat tergantung dari berapa besar kepercayaan dan keyakinan itu mereka bangun. Kepercayaan para murid terbukti kokoh.

Selain itu, dalam pesan dikatakan bahwa para murid boleh membawa tongkat dan memakai alas kaki. Tongkat dan alas kaki merupakan lambang tekad untuk terus maju, untuk terus bertekun dalam menemukan kehendak Allah. mereka tidak boleh menyerah, meskipun harus mengalami penolakan, sambutan yang dingin dalam tugas perutusan mereka. Para murid dalam hal ini juga memiliki ketekunan yang luarbiasa. Bila para murid mampu menjalankan tugas perutusan dengan baik karena memiliki kualitas kepercayaan dan ketekunan, maka kepercayaan dan ketekunan menjadi dua kualitas kunci seorang utusan.

Sekali lagi, sebagai orang-orang yang sudah dibaptis, kita adalah utusan. Diutus untuk menghadirkan kabar sukacita, menjadi berkat bagi keluarga dan bagi sesama. Kita diutus untuk menjadi penyembuh atas banyak hati yang terluka, dengan kasih yang nyata, dengan maaf yang tanpa syarat. Kita diutus untuk berbagi tanpa tendensi untuk dipuji dan dihargai. Tugas perutusan ini sangat membutuhkan kepercayaan dan ketekunan. Mengapa? Karena harus siap dengan penolakan, tidak dihargai, disambut dingin, dianggap sok suci dan sok bersih.

Namun membangun kepercayaan dan ketekunan tersebut tidak mudah. Musuh utamanya adalah ketakutan. Siapa sih yang tidak takut ditolak, disambut dingin? Rasa kemanusiaan kita takut. Siapa sih yang tidak ingin disanjung-puji, dihargai, diperlakukan sebagai orang yang hebat? Rasa kemanusiaan kita inginkan itu semua. Namun ketakutan yang demikian harus disirnakan. Bagaimana menyirnakannya? Dengan menyadari bahwa kita tidak sendirian, Allah bersama kita. Allah memberikan kasih karunia. Kasih karunia itu adalah kuasa atas roh-roh jahat. Kuasa ini juga diberikan kepada para murid. mengapa kuasa atas roh jahat sebagai kasih karunia? Karena ketakutan ketakutan yang menghalangi tugas perutusan berasal dari si jahat yang terus menggunakan kelemahan manusiawi kita untuk gagal dalam melaksanakan tugas perutusan mulia Tuhan.

Sesulit apapun dalam membangun kepercayaan dan ketekunan, tetap ada cara bagi kita. Cara itu sering kita dengar, mudah kita ucapkan tapi tidak mudah dan tidak sering kita praktekkan, yakni doa. Para kudus dalam banyak tulisan, sangat menyetujui bahwa doa adalah cara membangun kepercayaan dan ketekunan, sehingga persahabatan kita dengan Kristus terus terbangun. Dalam doa, mari kita mohon, agar kita sebagai utusan-Nya, memiliki kepercayaan dan ketekunan sebagai kualitas diri.

Tuhan berkati.

Rm. Antonius Purwono, SCJ

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012

Senin, 16 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).

Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9,16bc-17.21.23; Mat 10:34-11:1
Siap Menderita. Suatu kali sahabat saya pergi berkunjung ke rumah temannya. Ia membawa sekantung jeruk sebagai buah tangan berhubung saat itu masih pekan Imlek. Tak disangka sang ayah mengecek jeruk-jeruk tersebut dan mendapati ada beberapa merk dalam kantung tersebut. Ia menyangka teman saya ini memberikan jeruk sisa, padahal teman saya sangat tulus dan sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sang ayah akhirnya tidak menyukai dan memarahi dia. Sama seperti bacaan Injil hari ini, (Matius 10:34) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Menjadi pengikut Kristus bukan untuk mencari kesenangan dan ketentraman belaka, tapi harus selalu siap mengalami penderitaan dan penolakan.

Selasa, 17 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24
Menjaga Kepercayaan. Pernahkah kita merasa ditolak oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita ketika ditolak oleh orang yang pernah kita bantu atau tolong? Pasti, kita merasa sakit dan kecewa. Dalam Injil ini, Yesus merasakan hal yang serupa ketika banyak kota tidak mau bertobat atau percaya pada-Nya. Padahal Yesus sudah melakukan berbagai mukjizat untuk menolong mereka. Kekecewaan ini membuat Yesus mengecam beberapa kota tersebut. Apakah kita ingin membuat Yesus kecewa karena tidak percaya kepada-Nya? Ataukah kita berani untuk bertobat setelah menyadari kehadiran dan pertolongan Yesus dalam hidup kita ini?

Rabu, 18 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Mengandalkan Yesus. Pada masa sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang bijak dan pandai. Berbagai kursus dan seminar mereka ikuti demi mencapai kebijaksanaan dan kepandaian. Namun, pada Injil hari ini, Yesus justru bersyukur kepada Bapa karena orang bijak dan pandai tidak dapat mengenal-Nya. Justru, orang-orang kecillah yang mampu mengenali Yesus dan bergantung pada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus pilih kasih, melainkan orang bijak dan pandai terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri sehingga tidak bisa menyadari karunia Allah yang hadir dalam hidup mereka. Maka, beranikah kita untuk menjadi orang-orang kecil yang bergantung kepada Yesus dan mengandalkan Yesus dalam hidup kita?

Kamis, 19 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Bersama kita bisa. Banyak orang yang melihat Injil hari ini sebagai ayat penghiburan, siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat, yang datang kepada Yesus, akan diberi kelegaan. Namun pokok utama sebenarnya bukan soal pembebasan, melainkan bersama-sama. Sama seperti slogan SBY, “Bersama kita bisa!” Kelegaan dapat dialami ketika kita mau belajar dari Yesus bagaimana cara memikul kuk kita masing-masing. Sama halnya seperti ujian matematika, ketika kita sudah mengetahui rumus-rumus yang dibutuhkan, maka soal sepanjang apapun tidak terasa sulit. Kuk akan terasa ringan ketika kita tahu bagaimana cara memikulnya dengan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati. Sudah siap memikul kuk kita masing-masing?

Jumat, 20 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 38:1-6.21-22.7-8; MT Yes.38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8
Bersikap Bijaksana. Banyak orang yang hanya terikat dan terpaku pada aturan belaka tanpa melihat ada pengecualian-pengecualian lain di samping itu. Contohnya seperti orang-orang Farisi yang menegur Yesus karena para murid sedang memetik bulir gandum di hari Sabat, di mana menurut hukum pada masa itu setiap orang di hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun. Bagaimana mungkin melarang orang yang sedang berusaha mencari makan di saat lapar meski saat itu adalah hari Sabat. Peristiwa ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dalam melihat peraturan. Bukan berarti kita harus melanggarnya, tapi bersikap toleran dan cermat dalam melaksanakannya. Peraturan dibuat untuk membantu kehidupan manusia dan demi kebaikan manusia itu sendiri, tetapi ada nilai-nilai lain yang lebih tinggi daripada sekedar taat pada peraturan. Di sinilah kita harus bijaksana dalam melihatnya.

Sabtu, 21 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21
Bersikap Dewasa. Seringkali banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam diri kita ketika menghadapi sebuah situasi atau persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tersebut tetapi mencari jalan keluar yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan malah menantang mereka. Tetapi Ia memutuskan untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada terjebak dalam situasi itu. Siapkah kita untuk bersikap dewasa?

Minggu, 22 Juli 2012 : Hari Minggu Biasa XVI (H).
Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
Istirahat itu penting. Ciri khas umat yang berada di kota besar adalah SIBUK. Rasanya waktu selalu saja kurang karena banyaknya jadwal dan aktivitas pada setiap harinya. Tak jarang waktu istirahat pun akhirnya dikorbankan untuk melakukan kegiatan yang lain. Di sini Yesus mengingatkan kita untuk tidak lupa beristirahat yang cukup karena kesehatan merupakan perkara yang penting, sama seperti Ia mengingatkan para murid untuk beristirahat setelah mereka melayani orang-orang. Bagaimana kita dapat mewartakan kebenaran apabila badan kita sendiri tidak sehat? Jadi, istirahatlah yang cukup sehingga kita selalu sehat dan siap untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melayani sesama.

Renungan oleh: Y.L. Indra Kurniawan/Warta Regina Caeli

Senin, 16 Juli 2012 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 16 Juli 2012
Hari Biasa Pekan XV


Ketaatan adalah satu-satunya keutamaan yang menanamkan segala keutamaan-keutamaan lain. (St. Ignatius dari Loyola)

Antifon Pembuka (Yes 1:16b.17)

Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam. Belalah hak anak yatim, perjuangkanlah perkara para janda.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu
kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:11-17)

"Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Ayat. (Mzm
50:8-9.16bc-17.21.23; R:23b)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)

"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."


Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Mat 10:34 mengatakanJangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.Bagaimana kita mengartikan ayat ini? Apakah dengan ini Yesus mengajarkan kekerasan? Mari kita menganalisanya bersama-sama:
  1. Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan. Di dalam keseluruhan Alkitab, dari nubuat di Perjanjian Lama dan juga di dalam Perjanjian baru, Sang Mesias yang terpenuhi dalam diri Yesus tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun kasih. Kasih inilah yang membawa-Nya kepada kematian-Nya di kayu salib. Kematian-Nya di kayu Salib untuk menebus dosa manusia adalah bukti yang nyata bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi, namun untuk menyelamatkan manusia (Yoh 3:17; Yoh 12:47). Ketika Petrus memotong telinga dengan pedangnya pada waktu serdadu hendak menangkap Yesus, maka Yesus yang sama mengatakan kepada Petrus “Masukkan pedang itu kembali kepada sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirimkan lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu aku?” (Mat 26:52-53)
  2. Perkataan pedang dari Mat 10:34 mengingatkan kita akan Ibr 4:12 yang mengatakan “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Jadi pedang di Mat 10:34 bukan merujuk kepada kekerasan, namun ingin mengatakan bahwa doktrin atau ajaran Kristus seringkali tidak dapat diterima oleh banyak orang, seperti pengajaran tentang Salib. Rasul Paulus mengatakan bahwa dia memberitakan Kristus yang disalibkan, yang bagi orang Yahudi merupakan batu sandungan dan bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan (1 Kor 1:23).
    • Berapa banyak orang yang tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Immanuel, Allah yang beserta kita?
    • Atau berapa banyak orang yang mengalami kesulitan karena ingin menerapkan prinsip-prinsip ajaran Kristus di tempat kita bekerja, di masyarakat?
    • Berapa banyak orang yang dianggap sok suci, kalau dia berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan?
    • Berapa banyak para pastor dan suster yang menyalibkan kedagingan mereka untuk mengikuti jejak Kristus secara lebih sempurna? Dan sering orang menganggap bahwa ini adalah suatu kebodohan tanpa menyadari bahwa dengan melakukan hal itu para pastor dan suster telah memilih bagian yang terbaik.
  3. Jadi Yesus datang ke dunia ini bukan dengan pedang di tangan yang dapat menoreh daging, namun Dia datang ke dunia ini, dengan kasih yang dapat menoreh hati manusia, sehingga manusia dapat bertobat dan memperoleh keselamatan.
  4. Akhirnya, kita harus belajar dari Kristus, bahwa memang kadang kita harus berdiri teguh, namun dengan penuh kasih untuk mewartakan kebenaran, walaupun tentu saja mempunyai resiko. Namun diperlukan suatu sikap yang bijak untuk mewartakan kebenaran. Cara yang paling efektif adalah mewartakan kebenaran dengan kehidupan kita yang memancarkan kasih Kristus, atau dengan hidup kudus.
Berikut ini adalah penjelasan ayat Mat 10:34-36, yang saya peroleh dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard:
Mat 10:34, “Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai….”


Maksudnya di sini adalah, ketidaksetujuan/perlawanan dan perang, agar kedamaian semu dari para pendosa dapat dikalahkan, dan mereka yang mengikuti Dia, akan menjadi berbeda dalam hal moral dan kesukaan dari para pengikut dunia. Pedang ini adalah Injil, yang memisahkan orang tua yang tetap tidak percaya- dari anaknya (Menochius) — Harus diamati bahwa Injil tidak dengan sendirinya menghasilkan pertikaian di antara umat manusia, tetapi yang dinubuatkan oleh Kristus adalah, karena penyimpangan di dalam hati manusia, maka pertikaian- pertikaian akan terjadi yang mengikuti pewartaan Injil. Namun demikian, yang dapat dipersalahkan bukannya Injil itu sendiri, sebab mereka yang menerimanya, setelah pertobatannya akan berusaha sedapat mungkin untuk menjaga perdamaian dengan semua orang, bahkan dengan para penganiaya mereka; sedangkan mereka yang menolak Injil, akan melupakan ikatan persaudaraan, dan menganiaya bahkan sampai mati, para pengikut Kristus (Haydock).


Memang sebelum Kristus datang ke dunia pertikaian ‘pedang’ semacam ini belum ada; yaitu roh tidak harus berperang dengan keras melawan daging; tetapi ketika Yesus menjadi manusia, Ia menunjukkan kepada kita apakah yang merupakan keinginan daging, dan apakah yang merupakan buah- buah roh, dan Ia mengajarkan untuk menempatkan kedua hal ini dalam pertentangan, yaitu agar kita selalu membuang keinginan daging yang selalu berusaha menguasai kita, dan agar kita mengikuti keinginan roh. (Origen)


Mat 10:35, “Aku datang untuk memisahkan….”


Kedatangan Kristus dan pengajarannya dapat mengakibatkan hal ini, dengan alasan bahwa akan ada banyak orang yang berkeras tidak ingin menerimanya dan kemudian menganiaya mereka yang memilih untuk mengikuti Dia. Maka, tidak berarti bahwa Kristus datang untuk tujuan ini yaitu untuk memisahkan ayah dengan anak dan seterusnya. (Challoner) Sebaliknya, Kitab Suci mengajarkan kita agar kita mengasihi setiap orang tanpa kecuali, terutama kerabat kita sendiri, tetapi perkataan di atas adalah untuk menunjukkan apa yang terjadi di dalam keluarga yang sama, ketika beberapa di antara mereka menjadi Kristen. Kita menjumpai hal- hal ini benar- benar terjadi dalam kehidupan- kehidupan orang- orang kudus. (Witham)— Mereka yang ingin menikmati damai surgawi, harus tidak menyatukan dirinya dengan pencinta keinginan dunia. (Baradius)


Ingrid Listiati / Stefanus Tay - www.katolisitas.org
http://katolisitas.org/6186/tentang-mat-1034-36
http://katolisitas.org/1986/yesus-mengajarkan-kekerasan-mt-1034


Doa Malam

Tuhan Yesus Kristus, kami berterima bersyukur dan kasih atas hukum-hukum-Mu. Sebab sesungguhnya, hukum-hukum yang Engkau berikan kepada manusia, dapat menolong dan menuntun kami kepada kebaikan dan keselamatan. Kami mohon ampun karena kami sering melanggar hukum-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy