| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 13 Maret 2012 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 13 Maret 2012
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Yesus yang tersembunyi dalam Hosti Kudus adalah segala-galanya bagiku” (St. Faustina)


Antifon Pembuka (Mzm 16:6-8)

Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.

Doa Pagi


Syukur kepada-Mu, ya Allah Bapa yang Mahabaik. Engkau tidak membiarkan aku berbuat dosa, tetapi karena belas kasihan dan kesetiaan-Mu, aku Kautarik kembali ke jalan yang benar dan menerima aku kembali apa adanya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.


Orang yang selalu mencari Tuhan pasti akan mendapatkannya. Tuhan tidak akan pernah mengecewakannya. Tuhan yang murah hati akan memberikan kasih dan perlindungannya dari berbagai pencobaan dan derita. Tuhan memelihara hidup mereka bagai seorang bapa menyayangi anak-anaknya. Syaratnya, orang mesti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:25.34-43)

"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, “Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10 )
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.


Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Tiap orang tidak bisa dilepaskan dari salah dan dosa. Konsekuensinya, tidak seorang pun boleh menghakimi sesamanya. Karena hanya Tuhan yang punya hak menghakimi. Namun, Tuhan yang Maharahim itu siap mengampuni orang yang bersalah kepada-Nya. Syaratnya adalah siap mengampuni kesalahan sesama tanpa batas. Ini tuntutan mutlak bagi seluruh umat beriman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)

"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."

Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hari raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihi kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Injil hari ini mengajarkan suatu kesempurnaan dalam hal pengampunan. Kita diminta Yesus tidak sekadar memenuhi tuntutan hukum pengampunan sampai tujuh kali, tetapi melampauinya. Itulah pengampunan yang sempurna. Bagaimana mungkin? Untuk melaksanakannya, kita mesti belajar melupakan kesalahan, sehingga pengampunan dapat diberikan dengan segenap hati. Mari, menjadi pengampun yang sejati.

Doa Malam

Yesus yang baik, ajarilah aku untuk berani memaafkan sesama dengan tulus, karena jika tidak memaafkan, Bapa di surga pun tidak akan mengampuniku. Ampunilah juga segala kesalahan dan dosaku hari ini dan berikanlah istirahat yang tenang. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 12 - 18 Maret 2012

Bacaan Harian 12 - 18 Maret 2012

Senin, 12 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2-3 – 43:3-4; Luk 4:24-30.
Tiada pengalaman yang menyakitkan selain penolakan yang kita alami dari orang-orang yang dekat dengan kita. Yesus tidak diterima di kampung halamannya sendiri. Namun, pengalaman ini tidak membuat Dia mundur, melainkan menerimanya sebagai kehendak Allah yang mau menyelamatkan semua orang.

Selasa, 13 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Dan 3:25.34-43; Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Mat 18:21-35.
Injil hari ini kembali berbicara mengenai pengampunan. Kali ini Petrus bertanya sampai berapa kalikah pengampunan bisa diberikan. Pada dasarnya jawaban Yesus hendak mengatakan, tak usah menghitung-hitung, lakukan terus saja. Kemudian ia menceritakan perumpamaan untuk menjelaskan mengapa sikap pengampun perlu ditumbuhkan (Mat 18:23-35). Pembaca setapak demi setapak dituntun agar menyadari mengapa sikap mengampuni dengan ikhlas itu wajar. Tapi juga yang wajar inilah yang akan membuat Kerajaan Surga semakin nyata.

Rabu, 14 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Ul 4:1.5-9; Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Mat 5:17-19.
Yesus memandang positif Hukum Taurat karena didalamnya tersirat ajaran mendasar tentang kasih. Yesus berkata Ia datang bukan untuk menghapus tapi untuk menggenapinya. Maksud Yesus, Ia tidak hanya mengajarkan yang benar dan baik sesuai dengan hukum Taurat, namun Ia terlebih lagi melakukannya. Yesus tidak pernah menghapuskan yang sudah ada. Yesus hendak menyampaikan kritik sosial bahwa banyak orang mengajarkan Hukum Taurat namun tidak melakukannya. Yesus ingin memberi contoh sambil mengkritik cara hidup para pengajar waktu itu.

Kamis, 15 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Yer 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-9; Luk 11:14-23.
Berbuat baik tidak selalu dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Kita bisa saja ditolak karena perbuatan baik kita. Hal ini dialami sendiri oleh Yesus. Yesus berbuat banyak hal yang baik. Namun, justru Ia mengalami penolakan. Mengapa? Karena orang tidak melihat buah-buah karya Yesus yang menyelamatkan banyak orang. Orang lebih melihat sisi lain yang memperlihatkan bahwa Yesus tidak dapat diandalkan. Bahkan dianggap bersekutu dengan setan. Yesus mengalami puncak penolakan dengan kematian-Nya di salib. Beranikah kita bertahan berbuat baik seperti Yesus ketika mengalami penolakan?

Jumat, 16 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-11ab.14.17; Mrk 12:28b-34.
Dalam menjawab pertanyaan ahli Taurat: "Hukum manakah yang paling utama?", dengan tegas Yesus menjawab:"Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". (12:30-31). Hukum inilah yang paling berpengaruh pada seluruh kehidupan umat manusia, baik kelompok besar seperti negara, maupun kelompok kecil seperti keluarga. Namun sayangnya belum semua orang menyadari dan tergerak untuk melaksanakan hukum kasih ini. Yesus telah meletakkan dasar hukum itu lebih dari dua puluh abad yang lampau.

Sabtu, 17 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21ab; Luk 18:9-14.
Orang Farisi ini sesungguhnya orang yang taat hukum, yaitu berpuasa duakali seminggu; peduli pada sesama dengan memberi sepersepuluh dari penghasilannya; berakhlak baik sebab ia bukan perampok, bukan orang lalim, tidak berzinah. Tetapi mengapa Tuhan tidak berkenan kepada orang ini? Ya, ia mengambil alih kewenangan Allah dalam mengadili. Ia mengadili pemungut cukai dalam doa, saat orang tak dapat membela diri.

Minggu, 18 Maret: Hari Minggu Prapaskah IV (U).
2Taw 36:14-16.19-23; Mzm 137:1-6; Ef 2:4-10; Yoh 3:14-21.
Bacaan Injil hari ini meneguhkan kita bahwa kebaikan bersal dari Allah yang telah menganugerahkan anak-Nya yang tunggal untuk kita. Supaya setiap orang percaya yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Melakukan yang dan baik itu sulit. Sulit akrena banyak pengorbanan yang harus dilakukan seperti meninggalkan kesenangan diri, egoisme, kepentingan diri dan mengutamakan sesama yang kita layani. namun demikian perbuatan yang melulu dari diri kita sebagai manusia akan jatuh pada mencari popularitas, mencari pujian. Hanya dengan kekuatan Allah saja kita sadar bahwa perbuatan baik dan benar kita kepada sesama dilakukan oleh Allah.

Senin, 12 Maret 2012 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 12 Maret 2012
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Ekaristi adalah perdamaian dari Tuhan ---- Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka

Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup. (Mzm 84:3)

Doa Pagi

Allah Bapa, dengan sabda-Mu kami merasa dibebaskan. Sembuhkanlah aku karena sering jatuh dalam dosa. Perkenankanlah aku memandang Dia yang telah dinanti-nantikan oleh para nabi, yaitu Yesus Tuhan, dan Pengantara kami. Amin.

Allah kadang memakai hal-hal yang sederhana dan tampaknya sepele untuk menyatakan karya keselamatan-Nya. Iman kepercayaan seseorang akan menentukan nasibnya. Kalau yakin dan percaya, maka ia akan selamat. Sebaliknya, bila kurang yakin dan meremehkan, ia akan tetap menderita. Namun, sejatinya Allah tetap membantu orang itu untuk percaya dan selamat.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)


"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."

Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:2)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Suasana nyaman dan aman seringkali membuat lengah seseorang. Ia meremehkan hal-hal baru yang seakan mengusik kenyamanan hidup mereka. Mereka menutup diri sehingga hidupnya tidak bisa berkembang. Sebaliknya, orang yang mau membuka hati dan budi akan mengalami hal-hal baru yang memberdayakan hidup mereka. Rahmat Allah menuntut kerjasama dari pihak manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)

"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kisah Elia dengan janda Sarfat di tanah Sidon, dan Elisa dengan Naaman, orang Siria adalah bukti nyata ketidaksanggupan bangsa terpilih memelihara Kerajaan Allah. Ketegaran hati mereka berkembang menjadi sangat brutal, saat Yesus mengingatkan kisah tersebut. Injil hari ini mengajarkan bahwa hati yang tegar untuk mau bertobat merupakan puntu tertutup bagi rahmat Tuhan.

Doa Malam

Ya Tuhan, semoga kerahiman-Mu menguatkan aku sehingga berani berbuat benar, sekalipun banyak orang menolaknya. Ini semua aku mohon, sebab Engkaulah andalanku satu-satunya. Amin.

RUAH

Iman Yang Berenergi

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC


“Stress... stresss... stresss...”. Itulah keadaanku malam itu. Perjalanan macet total. Semua kendaraan, baik mobil dan sepeda motor tidak bisa bergerak. Jarak seratus meter harus ditempuh selama dua setengah jam. Umatku di lingkungan Balaraja sudah gelisah menantikan imamnya yang tak kunjung datang. Aku sampai di sana jam 21.30 setelah bergulat dengan kemacetan lalu lintas selama empat setengah jam. Perasaan kesal dan marah berubah menjadi kelegaan saat itu juga ketika mereka berteriak: “Siip .... Romo kita selamat...”. Misa pun berlangsung sangat singkat, tetapi khidmat, tanpa lagu-lagu yang berkumandang, supaya tidak mengganggu tetangga sekitarnya.

Perasaan bersalah karena keterlambatan yang tak disengaja terkikiskan sudah ketika seorang anak laki-laki kecil tiba-tiba duduk di pangkauanku pada saat pikiranku masih menerawang tentang kemacetan. Ia tiba-tiba mengusap pipiku dengan sorotan mata yang tajam sambil menyatakan sebuah kalimat penghiburan: “Romo.... ngantuk ya...?” Aku pun berkata kepada Tuhan: “Tuhan, anak kecil ini mengerti perasaanku saat ini. Dari manakah gerangan kebijaksanaan anak ini?” Setelah aku memandangnya cukup lama, aku teringat bahwa kehidupan anak ini memang penuh keajaiban. Ayahnya meninggal dunia karena penyakit Tuberculosis (TBC) kronis ketika ia berada dalam kandungan yang berusia delapan bulan. Ia juga terdeksi menderita penyakit yang sama.

Keajaiban terjadi seminggu sebelumnya. Pada waktu itu aku memberikan sakramen perminyakan suci dan sekaligus viatikum (Komuni Suci untuk bekal ke surga) bagi ibunya. Ketika aku mengangkat Hosti kecil, ibu itu memadang-Nya sambil mengatakan dengan penuh iman kata-kata yang diucapkan oleh perwira yang memohon Tuhan Yesus menyembuhkan hambanya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Mat 8:8). Sebelum menerima komuni, ia berdoa dengan khusyuknya: “Tuhan, lihatlah imanku, maka anakku akan sembuh. Asal kujamah saja tubuh-Mu, anakku akan dipulihkan”. Ibu itu memang akhirnya meninggal dunia, tetapi imannya menyalurkan karya Tuhan yang Mahabesar. Dua hari setelah pemakamannya, aku membawa anaknya itu ke dokter. Aku dan dokter spesialis yang menanganinya tercengang dengan hasil rongent dan laborarorium. Anak itu sembuh total dari penyakit tuberculosis secara ajaib.

Iman ibu terhadap kehadiran Tuhan dalam Komuni Suci dan kejadian luar biasa yang mengikutinya memberikan pelajaran yang bermakna. Pelajaran itu adalah fokuslah terhadap apa yang kita percayai dan Tuhan akan mengabulkan apa yang kita ingini: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya” (Mat 8:13). Tuhan tentu mengabulkan keinginan kita yang mendatangkan keselamatan. Tuhan menggunakan apa yang kita percayai untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

Fokus terhadap apa yang kita imani tidak terjadi dengan sendirinya. Itu dibangun dengan cara melihat segala sesuatu yang terjadi dengan iman. Kita menghidupi tema minggu ketiga Prapaskah, yaitu Minggu Oculi (Melihat)”, dengan senantiasa meyakini bahwa pertolongan Tuhan akan tiba pada waktunya ketika beban hidup menimpa kehidupan kita. Kita melatih diri kita untuk memberikan tempat bagi Allah agar bertahta dan berperan aktif dalam kehidupan kita. Ia mulai bergerak, Ia membenahi, Ia memberikan energi baru bagi kita yang sudah lunglai sehingga bergairah kembali. Mari kita senantiasa mengarahkan keparcayaan kita kepada Tuhan dengan berdoa: “Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring” (Mazmur 25:15). Tuhan memberkati.


Sumber: Warta RC No 47, Tahun V

Kobus: Murka (Yohanes 2:13-25)

Minggu, 11 Maret 2012 Hari Minggu Prapaskah III/B

Minggu, 11 Maret 2012
Hari Minggu Prapaskah III/B

Sepatutnyalah engkau memohon kepada Allah untuk memberimu kuasa melawan dosa kesombongan yang adalah musuhmu terbesar ---- St Vinsensius a Paulo

Antifon Pembuka (Mzm 25:15-16)

Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia melepaskan kakiku dari jaring. Arahkanlah wajah-Mu kepadaku dan kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku sebatang kara dan malang.

Doa

Allah Bapa yang mahabaik, Engkau telah memberikan perintah-Mu yang mengarah pada kehidupan agar kami jangan sampai menempuh jalan sesat. Curahkanlah roh-Mu kepada kami, agar kami dapat menyadari, bahwa hidup sejati tumbuh dari salib Putera-Mu, dan bahwa Putera-Mu telah membangunkan dunia berkat wafat dan kebangkitan-Nya. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)

Di Gunung Sinai Allah berfirman begini, "Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: lh.Yoh 6:69)
1. Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh, membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati. Perintah Tuhan jelas, membuat mata berseri.
2. Hikmat Tuhan baik, tetap selamanya. Keputusan Tuhan benar, adil selalu. Lebih indah daripada emas murni, lebih manis daripada madu lebah.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 1:22-25)

Saudara-saudara, orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib. Suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
1. Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
2. Setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-25)

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Maka Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang para penukar dihamburkan-Nya ke tanah, meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, "Ambillah semuanya ini dari sini, jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid Yesus bahwa ada tertulis, "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Tetapi orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya, "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka, "Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya, "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini, dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan Yesus. Maka percayalah mereka akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Sementara Yesus tinggal di Yerusalem selama Hari Raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Yesus mengenal mereka semua. Dan tidak perlu seorang pun memberikan kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Antifon Komuni (Mzm 84:3-4)

Burung pipit mendapat tempat dan burung merpati bersarang di rumah-Mu, meletakkan anak-anaknya di dekat altar-Mu, ya Tuhan semesta alam, Rajaku dan Allahku. Berbahagialah orang yang tinggal di rumah-Mu yang selalu memuji-Mu.

Renungan


Saudara-saudari yang diberkati Tuhan, Perjalanan masa Prapaskah sudah menapaki Minggu III. Minggu II telah memasukkan kita dalam peristiwa transfigurasi, dan melalui peristiwa ”turun gunung” Tuhan Yesus memberikan rahmat kepada kita untuk mengendapkan peristiwa ”perjumpaan” dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari supaya kita bisa mentransformasi diri. Dalam peziarahan hidup di dunia, kita menyadari bahwa ”perilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara indrawi dan jasmani, namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman”. Injil permenungan kita minggu ini adalah ”Yesus Menyucikan Bait Allah” (Yoh 2: 13-25).

Peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah adalah peristiwa transformasi. Peristiwa pembaharuan dan pembentukan. Bagi orang Yahudi, Bait Allah adalah pusat ibadat, kurban, dan tempat kehadiran Allah dan lambang yang terlihat dari kesetiaan-Nya. Pembaharuan yang dihadirkan Tuhan Yesus bukanlah berbentuk bangunan, ”Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah Tubuh-Nya sendiri” (ayat 21). Tindakan pembersihan Bait Allah ini adalah tindakan simbolis. Tindakan Tuhan Yesus bukanlah ungkapan kemarahan tetapi suatu tanda, tanda ganda. Bait Allah segera akan dirusak, perlu dibersihkan. Dan fungsinya akan digantikan oleh Tubuh Kristus yang bangkit.

Iman kristiani bertumpu pada Tuhan Yesus yang bangkit. Kehancuran fisik Bait Allah adalah kehancuran spiritual bagi Israel. Tujuan peziarahan iman kita adalah semakin kokohnya iman akan Tuhan Yesus yang bangkit. Untuk mendirikan ”Bait Allah” dalam hidup sangatlah vital untuk meletakkan pondasi iman pada Tuhan Yesus yang bangkit. Pondasi diri harus ”dihancurkan”, diformat ulang. Tetapi bukanlah kita yang membentuk iman, bukanlah ke-aku-an, tetapi Tuhan Yesus lah yang menjadi ”Formator” hidup kita. Pondasi iman kita akan semakin kokoh apabila kita merelakan diri dibentuk oleh Tuhan Yesus. Relakah saudara-saudari untuk dibentuk oleh Tuhan Yesus?

Bait Allah yang kita bangun di dunia dengan pondasi iman akan Tuhan Yesus yang bangkit merupakan gambaran Bait Surgawi. Scott Hann dalam buku ”A Father Who Keeps His Promises” mengungkapkan secara gamblang. “Bait…adalah mikrokosmos dari dunia yang makrokosmos. Seperti yang telah kita lihat, Bait Yerusalem mewakili dunia dalam miniature. Sebaliknya, orang beriman melihat dunia sebagai makro bait. Bait merupakan esensi dunia…teologi penciptaan yang diterjemahkan dalam arsitektur. Ini juga benar pada penciptaan baru. Sebagaimana yang kita lihat, visi Yohanes menyeluruh di dalam Bait Surgawi, yang ada hubungannya dengan ”langit dan bumi baru” (Why 21:1).

Salam dan berkat.

Pastor L. Setyo Antoro, SCJ

Pertemuan V APP: Ekaristi: Perayaan Kehidupan - Keuskupan Agung Jakarta

Pertemuan 5

METODE IBADAT SABDA

EKARISTI: PERAYAAN KEHIDUPAN

INJIL YOHANES 6:48-58


Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pengantar

Pertemuan yang ke-5 ini merupakan rangkuman perjalanan pendalaman iman kita. Mernagkun dari semuanya, kita telah berbicara tentang menemukan Allah dalam hidup (pertemuan I), mengalami Allah sebagai gembala baik yang melayani dengan kasih dan kemurahan hati (pertemuan II), meneladani-Nya untuk berani berkorban dan melayani (pertemuan III), serta mengikuti Dia (pertemuan IV). Itulah ciri hidup yang ekaristis. Cara hidup yang ekaristis tersebut menggugah kita menuju pada cita-cita yang terdapat dalam ARDAS KAJ 2011-2015 yaitu meningkatkan iman yang mendalam akan Yesus Kristus, mengembangkan semangat persaudaraan sejati dan melakukan pelayanan kasih kepada sesama.

Cita-cita hidup beriman KAJ ini dihayati pada Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup beriman. Maka ekaristi sebagai suatu perayaan liturgial menjadi sebuah perayaan kehidupan. Mengapa? Karena melalui ekaristi kita menimba Sabda Allah dan menjadikannya kekuatan dalam menjalani hidup untuk mengabdi dan berbakti kepada-Nya.

Pernyataan Tobat

P : Saudara-saudari terkasih, menyadari bahwa kita sering menyakiti hati Allah dengan kedosaan dan kesalahan yang kita buat, maka marilah kita mohon dari Allah Bapa.
U : Saya mengaku....
P : Semoga Tuhan yang berbelaskasih mengampuni dosa-dosa kita, memberikan damai sejahtera kepada kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, Roh-Mu telah mengumpulkan kami di sini. Bukalah hati kami untuk semakin mampu menimba Sabda dan hidup dalam Sabda-Mu yang merupakan roti hidup bagi jawa dan diri kami. Semoga kami dapat membangun rasa cinta kasih kami terhadap sesama sebagai wujud nyata perutusan dalam menghayati ekaristi yang merupakan sumber dan puncak kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci dari Injil Yohanes 6:48-58

Pendalaman Sabda

  • Ekaristi merupakan sumber dan puncak kehidupan umat beriman, karena melalui ekaristi mengalirlah daya yang memberi kita kekuatan hidup beriman. Daya yang semakin meneguhkan. Perayaan Kehidupan yang menghadirkan Allah, yang semakin terungkap dalam jiwa persaudaraan dan pelayanan kasih..
  • Dalam bacaan KS kita merenungkan mengenai Roti Hidup yang turun dari surga. Roti hidup tak lain adalah Yesus sendiri. Dialah kurban sejati ekaristi yang kita kenangkan, hadir dan rayakan dalam perayaan ekaristi setiap hari/setiap minggunya. Inilah santapan jiwa yang menghidupkan kita dalam kehidupan sehari-hari dan mengarahkan kita pada tujuan akhir hidup, yakni keselamatan-Nya.
  • Ada 3 hal daya Ekaristi atau Roti yang menghidupkan dalam keseharian kita yang berkaitan dengan iman, persaudaraan dan pelayanan kasih. Ketiga hal itu bersumber dari Ekaristi yang terwujud dalam Roti Hidup yang kita terima setiap merayakan Ekaristi.

a. Pertama, dengan selalu mengikuti Ekaristi setiap hari/minggu, kita mengalami Allah yang hadir. Dengan Ekaristi, kita semakin bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus sebagai Gembala Baik. Sang Gembala yang memberi teladan kepada kita untuk melayani dengan kasih, murah hati dan berani mengorbankan diri.
b. Kedua, melalui Ekaristi kita bisa memiliki daya persaudaraan sejati. Berkat Roti Hidup yang kita rayakan, maka semua orang ditarik menuju kepada keselamatan yang ditawarkan Allah. Semua orang bersama-sama merayakan perayaan keselamatan di dalam Ekaristi. Di hadapan Allah semua satu dan sama. Allah melalui perayaan Ekaristi menyatukan semua orang dan memberinya rahmat dan berkat melalui Roti Hidup ini yang sama, tidak ada perubahan.
c. Ketiga, bahwa melalui perayaan Ekaristi kita sebagai umat beriman sudah menerima Roti Hidup kemudian diutus untuk melakukan karya pelayanan dan tugas kita sehari-hari di dunia dalam bidang kehidupan kita masing-masing. Maka unsur pelayanan kasih dalam kehidupan ini menjadi sebuah unsur perutusan yang diberikan oleh Gereja setiap kali kita merayakan Ekaristi.


Membangun Niat

1. Silahkan rumuskan apakah hidup yang ekaristis itu? Sudahkah kita mencerminkan hidup yang ekaristis seperti yang kita rumuskan itu?
2. Apa tindakan konkret kita sebagai pribadi atau kelompok untuk menjadi "Roti Hidup" bagi sesama dan lingkungan hidup kita?


Doa Umat


P: Allah Bapa kami, terima kasih atas sabda-Mu yang menyegarkan diri kami sebagai Roti yang selalu hidup dalam iman kami. Oleh karena itu perkenankanlah kami menyampaikan doa-doa permohonan ini:

P: Bagi Gereja Umat Allah, Ya Bapa, kami berdoa bagi seluruh Gereja baik pimpinan maupun semua kawanan Umat Allah selalu dapat menjadi roti yang hidup bagi kehidupan di sekitarnya. Semoga Gereja-Mu dapat menjadi Garam dan Terang dunia di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan ini. Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Bagi umat di Lingkungan kami, Ya Bapa, buatlah kami umat-Mu di lingkungan ini dapat menumbuhkan semangat kepedulian dan kepekaan di dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama kami khususnya yang membutuhkan bantuan uluran tangan kami. Biarlah di masa Prapaskah ini dapat kami wujudnyatakan sebagai pertobatan kami dan sebagai wujud perutusan atas penghayatan Ekaristi yang adalah sumber dan puncak kehidupan iman kami, kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Bagi keluarga kami masing-masing, Ya Bapa, semoga kami di dalam keluarga bisa menjadi dan membawa Roti yang Hidup yang selalu membawa kegembiraan, sukacita, kepercayaan dan pengharapan bagi seluruh anggota keluarga kami masing-masing. Semoga Ekaristi yang selalu kami sambut berdaya guna bagi kehidupan kami sehari-hari untuk menjadi pemersatu kehidupan keluarga kami dan selalu membawa keselamatan dalam perjuangan hidup kami sehari-hari agar sesuai dengan rencana dan kehendak-Mu. Kami mohon....

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Bagi doa-doa yang kami panjatkan bersama .... (silahkan berdoa spontan) ... Kami mohon...

U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P: Ya Bapa, inilah doa dan ungkapan isi hati kami bersama, kami percaya bahwa Engkau selalu mendengarkan dan berkenanlah mengabulkannya demi Kristus Tuhan dan juruselamat kami.

U: Amin.

P: Marilah kita satukan doa dan kehidupan kita dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Bapa kami...

Doa Arah Dasar Pastoral

Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendampingi kami dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini. Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam perziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti. Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari. Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi. Ya Roh Kudus, kobarkanlah semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati. Bersama Bunda Maria dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami. Amin.

Doa Penutup

Ya Allah pencipta kehidupan, kami bersyukur bahwa kami umat-Mu selalu Kau kumpulkan dan Kau satukan di dalam Perayaan Ekaristi. Dengan daya Ekaristi itu, kami dimampukan pula untuk hidup lebih baik dan lebih berguna bagi sesama di sekitar kami. Semoga dengan pendalaman-pendalaman melalui sabda-Mu, kami dapat menemukan Engkau dan meneladan serta setia mengikuti Engkau dalam kehidupan kami sehari-hari. Dan akhirnya bantulah kami untuk semakin menghayati hidup kami yang ekaristis dan kami bisa menjadi roti hidup di zaman sekarang ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P. Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga kecintaan kita kepada Ekaristi semakin memberikan pengharapan dan kekuatan yang baru dalam perutusan sehari-hari dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin
P. Dengan demikian doa kita bersama sudah selesai
U. Syukur kepada Allah
P. Marilah kita selalu mengutamakan kasih dalam dunia ini.
U. Amin.



Sumber: APP 2012 KKKS - KAJ
Terima kasih untuk Gema Paroki Pejompongan yang sudah mengirimkan artikel ini

Minggu, 11 Maret 2012 Hari Minggu Prapaskah III/B

Dalam perjalanan umat Israel atas bimbingan Allah, mereka mencapai di lembah Sinai, dan Musa naik ke Puncak Sinai lalu mendapatkan DEKALOG (deka=10 logos=perintah). Adalah suatu penugasan yang harus dilakukan dan jika tidak akan membawa akibat yang berat atau sangsi yang berat. Maka Allah menggunakan kata “Jangan.......”, dengan perintah tegas dan dengan kata yang melarang, Allah menunjukkan betapa mendasar dan pentingnya perintah Allah itu untuk mencapai kebahagiaan dan menghindari kehancuran hidup dalam kebersamaan.

Perintah Allah itu sangat jelas mengapa harus menghormati Dia, karena Allah yang telah menciptakan, Allah yang telah menyelamatkan, Allah melarang membuat patung, menyembah apalagi beribadah kepadanya, karena jelas patung tidak akan dapat berbuat apapun sebab benda itu buatan tangan manusia. Mana mungkin bisa mengatur dan menghidupi manusia. Untuk itu kita harus menguduskan diri di hadapan Tuhan. Dan Gereja melihat urgen dan pentingnya perintah Allah itu yang semuanya diawali dengan kata “jangan” semua kalau dilanggar akibatnya sangat buruk.

Coba saja kita ambil salah satu contoh: jangan menyembah berhala, entah apapun yang kita jadikan berhala itu, yaitu sesuatu yang kita dewakan dan sembah sebagaimana layaknya Allah. Padahal selain Allah tidak ada yang mampu mengatur segala ritme dan mekanisme kehidupan kita. Terlalu mendewakan istri, maka akan lupa pada Tuhan dan sesama, sehingga kita tidak seimbang dalam tata kehidupan kita, maka kita menjadi budak istri, mendewakan uang kita menjadi budak uang, sehingga demi uang kita korupsi, menipu, mencuri, merampok dan ujung-ujungnya kita justru menderitamendekam di penjara, atau kakak dan adik saling membunuh demi warisan orang tua. Mendewakan pangkat dan kuasa, akibatnya saling mendustai, saling menjatuhkan, saling bermusuhan sehingga sahabat karib menjadi lawan yang saling membenci.

Kasih akan Rumah Bapa membakar dan mengobarkan semangat Yesus untuk menjaga keindahan, kebersihan, kerapihan, ketenangan dan kenyamanan, maka segala bentuk pengotoran terhadap Rumah Bapa dalam bentuk tahayul dan ketamakan serta ketidak hormatan terhadapnya membakar semangat Tuhan Yesus untuk membelanya. Merendahkan dan menghina Rumah Bapa untuk mencari keuntungan duniawi belaka harus dibersihkan dan dimurnikan. Para ahli Kitab dan orang Farisi merasa punya kuasa, maka mereka menantang Yesus dengan kuasa dan tanda kuasa apa Yesus punya hak untuk mengusir mereka.

Yesus menyamakan diri-Nya sebagai bait Allah sendiri, maka Yesus berseru; “rombak bait Allah ini dan dalam waktu tiga hari aku akan membangun-Nya kembali.” Yesus mengajarkan bahwa tubuh kita juga menjadi Bait Allah, yang harus dibersihkan dari segala bentuk penistaan dan penodaan serta perendahan martabat. Bagaimana kita harus menjaga membersihkannya? Yaitu dengan melaksanakan 10 perintah Allah dan 5 perintah gereja.

Yakni dengan menghormati Tuhan dan memuliakan hari Tuhan, dengan tidak membuat allah-allah lain di dalam hidup kita, dengan menghormati orang tua, dengan menghormati hak orang lain, dengan tidak melakukan dusta, dan tidak mencuri hak orang lain, tidak berjinah dalam hati dalam iman, maupun dalam tindakan dan tidak membunuh, atau menyebabkan kematian orang lain melalui ucapan tindakan maupun sikap hidup kita.

Sebagaimana Tuhan Yesus dengan tegas dan berani membersihkan Bait Allah dari segala bentuk kemunafikan dan penodaan bait Allah oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, demikian kita semestinya dalam masa pertobatan ini semakin mencintai Bait Allah sebagai tempat perjumpaan dengan Tuhan yang indah dan nyaman. Bait Allah itu adalah tubuh kita sendiri maupun Gerejanya. Ayo kita bersihkan Bait Allah kita yakni tubuh kita dengan berpuasa dan berpantang dan dengan sering berdoa dan memecahkan Roti dalam Ekaristi, dengan semangat pertobatan yang sejati.

Selamat Menjalankan Pantang dan Puasa dan selamat berdoa

Pastor Antonius Sumardi, SCJ
Pastor Paroki St Stefanus, Cilandak Jakarta Selatan
www.st-stefanus.or.id

Sabtu, 10 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Sabtu, 10 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! ---- Rm 12:12

Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)

Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih akan ciptaan-Nya.

Doa Pagi


Allah Tuhan kami yang berbelas kasih, janganlah Kautarik rahmat dan kasih pengampunan-Mu bagi kami yang berdosa ini. Jadikanlah kami abdi-mu yang setia sampai akhir hidup sehingga kelak boleh menikmati sukacita bersama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tuhan Allah itu begitu baik, bahkan sangat baik. Dia selalu menginginkan keselamatan umat sehingga murka-Nya tidak bertahan lama. Mikha sangat tulus menggambarkan kebaikan hati Allah ini.

Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)

"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."

Nabi berkata, gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban! Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".

Dosa adalah perbuatan tercela yang dilakukan secara sadar, tahu dan mau. Sebaliknya pertobatan berarti berani mengakui kesalahan dan dosa serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Ia berani bangkit kembali menyongsong hari baru yang cerah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)

"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka,
"Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, "Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, "Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa." Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, "Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, 'Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.' Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, "Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya, 'Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan di dapat kembali."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Allah adalah Bapa yang baik hati. Dalam diri-Nya tak ada maksud untuk menghukum anak-anak-Nya. Allah mudah melupakan kesalahan beserta sanksinya, jika kita dengan sebulat hati mau bertobat dari dosa-dosa kita. Pesan Injil hari ini: Jadilah seorang pentobat yang rendah hati.

Doa Malam


Ya Bapa, curahkanlah rahmat-Mu dalam hati kami yang sering lemah, mudah mengadili, kurang bersyukur atas kelimpahan kash-Mu. maka, ya Tuhan, bimbinglah kami kembali agar selalu setia kepada ajaran dan perintah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Jumat, 09 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Hari Pantang

Jumat, 09 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah, Hari Pantang

“Puasa rohani dan suci ini sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang disebut perbuatan amal” (Paus Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 31:2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, Engkau mengatur alam semesta dengan bijaksana. Kauberi kami teladan, masing-masing sesuai dengan kesanggupannya. Namun ya Bapa, kami sering iri dan dengki melihat keberhasilan sesama, bahkan lewat sikap dan tindakan untuk tidak segan-segan berbuat jahat. Sadarkanlah kami ya Bapa, bimbing kami dengan Roh Kudus-Mu sehingga makin mencintai sesama dengan tulus dan jujur. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin..

Perasaan iri, dengki, cemburu seringkali timbul ketika melihat orang lain melebihi dirinya. Sikap ini bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup bersama. Muncullah keinginan jahat untuk membinasakan orang lain. Yusuf menjadi kurban rasa iri dan cemburu saudara-saudaranya. Hubungan darah dikurbankan demi memuaskan nafsu iri yang meluap-luap.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)

"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."


Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.


Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Allah mempercayakan suatu pekerjaan kepada tiap orang agar berbuah banyak. Orang mesti mensyukuri tiap pekerjaan dari Allah ini, apa pun bentuknya. Ia mesti taat dan setia kepada Allah, sang pemilik pekerjaan. Bila tidak bertanggung jawab, pekerjaan itu bisa diberikan kepada orang lain. Rahmat Allah bisa pindah ke orang lain karena kedegilan hatinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)

"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan

Kerajaan Allah itu kebun anggur. Allah sebagai pemilik membutuhkan kerja sama kita sebagai penggarap. Ganjaran atau sanksi sudah disiapkan. Yang dapat merawat, menyirami dan membuatnya menghasilkan buah akan diberi tanggung jawab terhadap kebun anggur itu. Yang tidak, akan diberi sanksi. Kita termasuk kelompok yang mana?

Doa Malam

Ya Tuhan, peliharalah kami, umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik, berani menerima dan menghargai keberhasilan sesama. Bantulah kami dengan kuasa-Mu agar kelak kami layak menikmati anugerah surgawi. Amin.



RUAH

Surat Kepada Keluarga bulan Maret 2012 (Rm. Alexander Erwin Santoso, MSF)

Surat Untuk Keluarga
MARET 2012
Bersatu dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi



Keluarga-keluarga terkasih di Keuskupan Agung Jakarta,

Akhirnya kita memasuki masa penuh rahmat, masa prapaskah, yang selalu menjadi masa permenungan dan pertobatan. Masa prapaskah tahun ini mempunyai keistimewaan, karena kita bersama merenungkannya dalam perayaan umum Tahun Ekaristi bersama seluruh keluarga di Keuskupan Agung Jakarta kita. Tema “Bersatu dalam Ekaristi, Diutus untuk Berbagi” adalah tema mendalam yang telah diusulkan kepada kita semua untuk merenungkannya. Kita memasuki saat-saat istimewa, saat retret agung merenungkan kehadiran Tuhan dalam Ekaristi yang mengajak kita juga untuk berbagi.

Pertobatan selalu berawal dari kesadaran diri yang ingin “diperbarui”. Kesadaran ini sesuatu yang sangat wajar, manusiawi dan normal, sebagai orang beriman yang terus dan selalu sedang bertumbuh ke arah kesempurnaan Kristiani. Kita menyadari bahwa hidup kita belumlah sempurna, maka kita mengingat bahwa kita sangat membutuhkan Tuhan yang hadir dan menyempurnakannya.

Hidup memang sebuah perjalanan panjang, sepanjang nafas, yang membutuhkan Pencipta-Nya untuk turut campur tangan membenahi dan membentuknya kembali agar semakin mendekati harapan Allah. cara Allah membaharui kita adalah melalui pengalaman paling pribadi, pengalaman sehari-hari dan paling menyentuh kita, teristimewa melalui pengalaman dalam keluarga. Betapa keluarga selalu menjadi tempat paling indah untuk kita menemukan suara Tuhan yang selalu sedang membarui itu.

Adakalanya hidup menjadi terlalu biasa, ketika suami atau ayah bekerja dan pekerjaannya menjadi rutinitas. Juga, ketika isteri atau ibu merasakan hidup yang tanpa masalah, berjalan normal dan tanpa persoalan. Anak-anak yang baik, pendidikan yang cukup dan tanpa kesulitan menjadikan hidup terasa “ “aman-aman” dan mungkin “adem-ayem”. Dalam situasi seperti ini, rupanya Allah bisa bekerja melalui rasa bahagia, nyaman, tentram, atau sedikit mengalami kebosanan karena “datar”-nya kehidupan. Saat itu, Allah bekerja melalui situasi yang serba nyaman dengan menghadirkan kerinduan dan kebutuhan untuk suatu yang baru dan menyemangati.

Ketika persoalan dalam keluarga kita terasa membelit dan membuat kita tak dapat “bergerak” atau bahkan merasa putus asa, Allah hadir melalui karya kasih-Nya dalam saudara-saudari yang menjadi perpanjangan tangan-Nya. Sedemikian dekatnya Allah dengan kehidupan kita, sehingga terasa Ia ada meskipun persoalan kita begitu berat. Ia nampak dalam keberadaan saudara-saudari yang prihatin dan tergerak untuk menolong kita. Keputusasaan kita berubah menjadi suatu pernyataan, “Kalau satu pintu tertutup, Tuhan pasti masih membuka pintu lainnya.” Semua karena saudara-saudari kita yang membukakannya buat kita.

Memang Allah hadir dalam hidup ini juga melalui orang lain. Dan mereka telah menjadi sesama kita. Sangat indah kalau kita beserta seluruh keluarga juga menyadari bahwa kita juga bisa menjadi sesama melalui perbuatan yang sama, yang berkeprihatinan dan yang berwawasan sosial. Allah bisa hadir dan dihadirkan melalui kita..! Ini luar biasa..! terpujilah Allah yang telah menciptakan kita dengan segala kelebihan dan keterbatasan. Ia telah menjadikan kita satu sama lain “sesama”. Ia membentuk dunia ini agar dibangun dengan kebersamaan yang saling meneguhkan itu.

Perjuangan untuk menjadi “baru” melalui permenungan dan pertobatan hanya akan menjadi nyata kalau banyak orang mengakuinya, bukan hanya kita akui sendiri. Merasa baik belumlah cukup untuk menjadi tolok ukur keberhasilan suatu aksi prapaskah. Ujian kita ada pada mereka yang berada di sekitar kita. Melalui pasangan yang merasa makin “nyaman” dan “dekat”; melalui anak-anak yang merasakan “kehadiran” dan cinta ayah ibunya lebih banyak; melalui ayah ibu yang bersyukur karena mempunyai anak-anak yang bertanggung jawab dan beriman, berbagi menjadi saat istimewa yang menyenangkan dan membawa sukacita dalam keluarga.

Setiap keluarga mendapatkan kisah kehidupannya. Kita juga menerima peristiwa hidup sebagai cara Tuhan mendidik. Marilah bersama Ekaristi yang kita terima setiap hari, kita pun menggalang niat untuk menciptakan lingkungan, tempat di mana Tuhan menempatkan kita, di sekitar kita, menjadi tempat yang semakin baik. Bagikanlah pikiran positif sebagai ganti rasa curiga, iri hati, dendam, serakah dan lain-lain. Pikirkanlah apa yang dibutuhkan orang-orang terkasih di rumah, barangkali mereka sudah lama tidak ikut perayaan Ekaristi; jarang berdoa sebelum makan atau sebelum tidur; tidak bicara lagi dengan Anda atau dengan anggota keluarga lainnya. Lebih luas lagi, perhatikanlah pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah. Lihatlah tetangga sekitar yang barangkali sangat menderita dengan situasi rumah tangga yang tidak harmonis atau berjuang dengan kemiskinannya.

Keluarga-keluarga di Jakarta terkasih, betapa nikmatnya hidup dalam iman kepada Yesus Kristus. Laksana perkataan dalam mazmur 34:8 (-9): “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!”. Setiap saat kita bisa menikmati kehadiran Tuhan dengan cuma-cuma melalui perayaan Ekaristi. Yesus yang selalu membagi berkat dalam kehadiran-Nya, atau melalui permenungan dan keterlibatan kita dalam Ekaristi. Dalam pimpinan Roh Kudus, kita temukan Dia yang memberi kita pembaruan dan sukacita baru setiap hari. Bukanlah Tuhan kita akan lebih bersukacita lagi jika kita meneruskan “penemuan” rohani itu kepada sesama kita dalam aksi berbagi yang nyata?

Mari mengajak dan mengajari anak-anak kita bersikap dan berkegiatan sosial. Pada saat berpuasa dan berpantang, mereka bisa belajar untuk berbagi melalui penyisihan uang jajan atau menyisihkan uang belanja yang biasa dipakai untuk membeli makanan yang saat ini kita pantangkan. Kita semua selalu sedang belajar untuk semakin menjadi sempurna. Semoga masa prapaskah sungguh menjadi masa retret agung yang disyukuri semua orang, sebab ada lebih banyak lagi yang diselamatkan melalui suasana saling berbagi. Tuhan memberkati kita semua.

Salam dalam Yesus, Maria, dan Yusuf














Rm. Alexander Erwin MSF

Pertemuan IV: Pertemuan APP Prapaskah 2012 - Keuskupan Agung Semarang

Pertemuan IV

MEMBANGUN NIAT, MERANGKAI BUAH-BUAH KEHIDUPAN

Tujuan pertemuan

  • Melalui inspirasi Kitab Suci, umat dapat menemukan dasar yang kokoh untuk melakukan kebaikan kepada sesama.
  • Agar dalam diri umat, tumbuh semangat dan niat untuk berbuat baik terhadap sesama dengan landasan kasih dan kerelaan hati.
  • Agar dari kedalaman hati umat, tumbuh pula kegembiraan untuk berbuat baik kepada sesama. Sebab, salah satu buah dari keselamatan adalah kegembiraan yang sejati.

JALANNYA PERTEMUAN

PEMBUKAAN :

1. Nyanyian Pembuka

2. Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus

U : Amin

P: Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, besertamu.

U : Dan sertamu juga

3. Pengantar oleh Pemandu :

- Setelah merenungkan Kisah Para Rasul, kita dapat memetik buah-buah yang dapat diwujudkan dalam hidup harian kita. Kisah Para Rasul menjelaskan kepada kita tentang tanggung jawab kita untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Hal ini selaras dengan yang hendak diperjuangkan oleh KAS sebagaimana ada dalam ARDAS KAS. Di sana disebutkan:

“Dalam masyarakat Indonesia yang sedang berjuang menuju tatanan hidup baru yang adil, damai, sejahtera, dan demokratis, umat Allah berperan secara aktif mengembangkan habitus baru berdasarkan semangat Injil dengan beriman mendalam dan tangguh, serta ambil bagian mewujudkan kesejahteraan umum.”

4. Ungkapan Tobat dan Mohon Ampun

(mempersiapkan hati supaya pantas dalam permenungan ini)

5. Doa Pembuka :

P : Allah Bapa yang maha kasih, kami telah Kau anugerahi sabda yang selalu menjadi pedoman hidup kami. Sabda-Mu sungguh meneguhkan kami dalam mengusahakan kesejahteraan bagi seluruh dunia. Kami mohon kekuatan-Mu supaya kami dapat membangun niat-nat kami dan mewujudkan kebaikan-Mu di dalam hidup kami. Sebab hanya Engkaulah yang menjadi sumber kekuatan kami. Semoga engkau berkenan menerima niat dan kehendak baik kami ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami
U : Amin.

POKOK PERTEMUAN

6. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-37)

Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

(Pemandu mengajak umat untuk merenungkan pertanyaanpertanyaan di bawah ini. Mengingat situasi dan kondisi, pemandu juga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan)

Beberapa pertanyaan panduan untuk sharing:

a. Apa saja yang dapat dicontoh dari Kisah para rasul ini?

b. Apa yang digambarkan di dalam Kitab suci tadi sudah menjadi dasar untuk membangun paguyuban di lingkungan dan parokiku?

c. Apa lingkungan dan parokiku sudah menunjukkan hidup penuh persaudaraan? Apa contohnya?

d. Apa aku secara pribadi juga sudah terlibat mengusahakan hidup yang adil demi kesejahteraan masyarakat?

e. Jika belum, apa niat-niatku untuk mewujudkan hidup bersama yang adil dan sejahtera?

6. Doa Umat Spontan

(Pemandu mengajak umat untuk berdoa terutama agar sebagai umat Allah dapat membangun niat untuk mewujudkan kebaikan bagi semakin banyak orang)

7. Doa Bapa Kami (Bisa dinyanyikan)

8. Doa Penutup :

P : Allah yang mahakasih. Engkau selalu kami muliakan. Kami lambungkan puji syukur kepada-Mu atas segala rahmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Kami bersyukur atas kasih-Mu yang agung di dalam hidup kami, hamba-hamba yang tidak pantas ini. Kami mohon ya Allah, semoga engkau memberkati niat dan usaha kami untuk mengusahakan kebaikan, keadilan, dan kesejahteraan di tengah masyarakat kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.

PENUTUP

9. Pengumuman (dapat diadakan kolekte dan sesudah dirasa cukup selanjutnya mempersiapkan hati untuk memohon berkat Tuhan)

10. Mohon Berkat

P. : Tuhan Sertamu

U. : Dan sertamu juga

P. : Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang Mahakuasa

U. : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)

11. Nyanyian Penutup

Kamis, 08 Maret 2012 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 08 Maret 2012
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

"Jangan takut akan Kristus. Dia memberikan segala sesuatu kepadamu." --- Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 139:23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.

Doa


Ya Tuhan, betapa kecil dan rapuh iman kami kepada-Mu. Kirimkanlah kepada kami orang-orang yang benar dan saleh sehingga kami dapat belajar dari mereka bagaimana berpasrah kepada-Mu. Karena Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)


"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."

Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840

Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)

"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Melalui warta Injil hari ini, kita disuguhi kisah orang kaya dan Lazarus si miskin. Di dunia, orang kaya ini hidup dalam kemewahan, sedangkan Lazarus menderita. Si kaya tidak peduli dengan keadaan Lazarus. Dia begitu mengandalkan kekuatan dan harta bendanya. Sedangkan Lazarus tidak punya andalan apa-apa selain Tuhan. Setelah keduanya mati, keadaan berputar 180 derajat. Orang kaya itu masuk ke dalam penderita kekal, sedangkan Lazarus mengalami kebahagiaan abadi. Apa yang salah dengan si kaya itu? Kesalahannya bukan terletak pada kekayaannya, tetapi pada sikapnya yang keliru terhadap harta benda. Dia begitu mengagungkan harta duniawi sehingga mengabaikan Tuhan dan sesama, terutama yang menderita.

Bacaan I dengan tegas pula menandaskan hal ini, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia…. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan”. Tanda bahwa kita mengandalkan Tuhan antara lain terwujud dalam sikap rela berbagi dengan sesama, peduli, dan berlaku adil.


Ya Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau rela berbagi denganku, bahkan rela menyerahkan nyawa-Mu untuk keselamatanku. Ajarilah aku untuk senantiasa bersandar pada-Mu dan rela berbagi dengan sesama. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy