| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 01 Oktober 2012 Pesta St. Teresia, dari kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

Senin, 01 Oktober 2012
Pesta St. Teresia, dari kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja


Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik! Firman Tuhan --- Yesaya 48:22


Antifon Pembuka (bdk. Ul 33:10-12)

Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata. Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan aman sentosa. Hanya Tuhanlah Pemimpinnya.

Doa Pagi


Bapa yang mahakasih, terima kasih atas orang kudus-Mu yang hari ini kami rayakan
, St Teresia dari Kanak-kanak Yesus. Tanamkanlah ke dalam hati kami kegembiraan yang sejati, yang berasal dari-Mu, terlebih atas anugerah cinta-Mu. Berkati juga umat-Mu dalam memulai Bulan Rosario ini. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)

"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai."

Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang pernah berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur, kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai
selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5)

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Semua orang ingin masuk surga. Namun, hal itu tidak mudah. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yakni orang harus bersih seluruhnya, harus menjadi suci kembali. Orang bisa menjadi suci kalau ia mau bertobat. Yesus menegaskan hal itu ketika para murid menanyakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Mendapat pertanyaan seperti itu Yesus kemudian mengundang seorang anak kecil hadir di tengah-tengah mereka. Bagi Yesus, bertobat itu seperti menjadi seorang anak kecil lagi. Tentu yang dimaksudkan Yesus bukan secara fisik, tetapi secara batin.

Anak kecil tidak bisa hidup tanpa orangtuanya. Ia tergantung sepenuhnya pada belas kasih orangtuanya. Demikian juga manusia yang memiliki sikap tobat. Dia akan menggantungkan seluruh hidupnya pada belas kasih Allah. Ia tergantung sepenuhnya pada Allah. Dengan rendah hati ia mengakui segala kelemahan dan dosanya dan senantiasa mengharapkan belas kasih dan kerahiman Allah. Ia pasrah kepada Allah.

Kepasrahan kepada Allah itu tampak nyata dalam diri Santa Teresia dari Kanak-Kanak Yesus yang dirayakan pestanya hari ini. Dalam salah satu doanya ketika masih berusia 7 tahun, ia berseru: ”Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-Mu! Anggap saja saya ini mainan-Mu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan! Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi, kalau hendak Kautusuk bola-Mu...O, Yesus, entu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendak-Mu”.

Doa: Ya Tuhan, berkat doa Santa Teresia dari Kanak-Kanak Yesus, semoga aku memiliki sikap tobat yang sejati dengan menyerahkan diriku sepenuhnya dalam belas kasih dan kerahiman-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Bukan becandaan (Mrk 9:38-43.45.47-48)




silahkan klik gambar untuk memperbesar

MINGGU BIASA XXVI/B - 30 SEPTEMBER 2012

MINGGU BIASA XXVI/B - 30 SEPTEMBER 2012
Bil 11:25-29; Yak 5:1-6; Mrk 9:38-43.45.47-48

1. Meski semua manusia diciptakan sebagai citra Allah serta sesuai dengan gambar dan rupa Allah (Kej 1:28), masing-masing tidak ada yang sama persis. Setiap orang mempunyai perbedaan, baik dari segi fisik, sifat, kemampuan, keterampilan, minat, kepandaian, dan lain-lain. Anak kembar pun, sekalipun kembar identik dan sama dalam banyak hal, pasti tetap memiliki perbedaan.

2. Dalam Gereja, meskipun kita dibaptis dalam baptisan yang sama dan mengimani Tuhan yang sama serta dipersatukan dalam satu Gereja yang kudus, terdapat banyak sekali perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada, entah perbedaan pendapat, karakter, peran, selera ataupun kepentingan, seringkali menimbulkan perselisihan, konflik, pertentangan, permutungan, bahkan perpecahan. Mengapa hal-hal ini seringkali terjadi?

3. Menurut bacaan-bacaan hari ini, penyebabnya adalah egoisme yang tinggi. Banyak orang cenderung memikirkan tentang "aku" dan "kelompokkau" bukan tentang "kita". Banyak orang cenderung memperjuangkan apa yang dipikirkan dan diinginkan sendiri, kurang berpikir dan berjuang tentang kebaikan bersama dan bekerja dalam kebersamaan. Banyak orang, termasuk kita tidak siap menerima perbedaan dan kurang menghargai keragaman karena cenderung, menghendaki keseragaman. Maka, kalau ada yang berbeda dengan aku, berarti ia harus salah dan ditolak.

4. Sikap seperti itulah yg terjadi dalam diri Yosua bin Nun (bac I) dan Yohanes (Injil). Ketika ada beberapa orang yang menerima Roh Kenabian seperti Musa, Yosua tidak bisa menerima sehingga ia meminta agar Musa mencegahnya. Hal yang sama dibuat oleh Yohanes. Ketika ada orang yang bukan dari kelompoknya (kelompok Yesus dan para murid) ia juga tidak bisa menerimanya sehingga langsung bertindak sendiri mencegahnya. Baik, Yosua maupun Yohanes curiga dan berpikir negatif bahwa kehadiran orang-orang tersebut menjadi saingan bagi Musa dan Yesus, sehingga harus ditolak dan dicegah.

5. Sikap dan tindakan Yosua tersebut tidak berkenan bagi Musa. Demikian pula, sikap dan tindakan Yohanes tidak berkenan bagi Yesus. Baik Musa maupun Yesus menegaskan bahwa kita harus berpikir positif dan terbuka pada semua orang, mau menerima dan menghargai perbedaan serta kehendak dan pekerjaan baik dari orang atau kelompok lain, sekaligus mau bekerjasama dengan mereka.

6. Musa malah berpikir, "Ah, sekiranya seluruh umat Tuhan menjadi nabi, karena Tuhan memberikan Roh-Nya kepada mereka". Musa tidak memandang bahwa mereka akan menjadi saingan tetapi justru menjadi rekan kerja yang sangat mendukung tugas kenabiannya. Sebab, Roh dan karunia kenabian itu berasal dari satu Tuhan yang sama dan dimaksudkan untuk karya pelayananan bagi umat Allah. 

7. Demikian pula Yesus. Ketika ada orang yang mengusir setan demi nama-Nya, ia sama sekali tidak tersinggung. Ia tidak merasa namanya telah dicatut. Justru Ia menegaskan, "Tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita". Yesus berpikir positif, terbuka pada semua orang yang berhekendak baik dan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik demi nama-Nya, meskipun mereka tidak termasuk kelompok pengikut-Nya.

8. Dari bacaan-bacaan ini, kita belajar dari Musa dan Yesus. Keduanya mengajak kita berpikir positif terhadap orang/kelompok lain sehingga kita menjauhkan diri dari sikap eksklusif. Musa dan Yesus juga memberi teladan bersikap insklusif. Maka, marilah kita jadikan diri kita, kelompok-kelompok kita entah teritorial (blok, lingkungan, wilayah), kategorial (PIA, PIR, OMK, Adiyuswa, dll), ataupun kelompok organisasi (Dewan Harian, Dewan Inti, Tim-Tim Kerja, dll) bukan sebagai kelompok yang eksklusif tetapi terbuka semua orang/kelompok, mau menerima dan menghargai perbedaan serta kehendak dan pekerjaan baik dari orang atau kelompok lain, sekaligus mau bekerjasama dengan mereka. Kita biasakan berpikir positif terhadap orang/kelompok lain dan kita jadikan diri kita, kelompok kita serta Gereja kita sebagai tanda persatuan, persaudaraan dan perdamaian.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 30 September 2012 Hari Minggu Biasa XXVI

Minggu, 30 September 2012
Hari Minggu Biasa XXVI

Orang yang tidak tahu akan Kitab Suci, juga tidak tahu akan Allah dan kebijaksanaan-Nya --- St Hieronimus.


Antifon Pembuka (Dan 3:31.29.30.42.43)


Segala apa yang telah Kauperbuat kepada kami, ya Tuhan, telah Kauperbuat menurut yang benar. Sebab kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak mematuhi perintah-perintah-Mu, tetapi muliakanlah kini nama-Mu, dan perlakukanlah kami sekadar besarnya belas kasih-Mu.


Doa Pagi


Allah Bapa yang mahabaik, Engkau tidak memandang orang dan tidak mengucilkan siapa pun dari cinta kasih-Mu. Ingatkanlah kami selalu bahwa cinta kasih sejati mengandaikan keadilan. Semoga kami jangan menganggap diri kami lebih dari orang lain, dan semoga berani mengakui segala amal baik yang dilakukan di luar kelompok kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Bilangan (11:25-29)

“Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Sekiranya seluruh umat Tuhan menjadi nabi!”

Sekali peristiwa turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa. Kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang ada pada Musa, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua Israel. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, penuhlah mereka dengan Roh seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi. Pada waktu itu masih ada dua orang tinggal di perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat tetapi mereka tidak turut pergi ke kemah. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, penuhlah mereka itu dengan Roh seperti nabi di tempat perkemahan. Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa, “Eldad dan Medad penuh Roh seperti nabi di tempat perkemahan!” Maka menyahutlah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa, “Tuhanku Musa, cegahlah mereka!” Tetapi Musa berkata kepadanya, “Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, sekiranya seluruh umat Tuhan menjadi nabi, karena Tuhan memberikan Roh-Nya kepada mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.10.12-13.14)
1 Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Takut Tuhan itu suci, tetap utuh selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil semuanya.
3. Semua itu diperhatikan oleh hamba-Mu; memang besar ganjaran orang yang berpegang padanya. Tetapi siapa yang sadar akan kesesatannya? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.
4. Lindungilah pula hamba-Mu terhadap orang congkak; jangan sampai aku dikuasai olehnya! Maka aku akan menjadi tak bercela, dan bebas dari pelanggaran besar.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (5:1-6)

“Kekayaan sudah membusuk.”

Hai kamu orang-orang kaya, menangis dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah membusuk, dan pakaianmu sudah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu, dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena kamu telah menahan upah para buruh yang telah menuai hasil ladangmu. Dan keluhan mereka yang menyabit panenmu telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam. Kamu telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi! Kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang jujur, dan ia tidak dapat melawan kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 17:17b.a)
Firman-Mu adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:38-43.45.47-48)

“Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah.”

Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus, “Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus berkata, “Janganlah kamu cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan ganjarannya. Barangsiapa menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk ke dalam hidup daripada dengan utuh kedua belah tangan dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik bagimu dengan kaki timpang masuk ke dalam hidup daripada dengan utuh kedua kaki dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati, dan api tidak padam.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Orang yang suka mengartikan Kitab Suci secara harafiah, akan mengalami kesulitan besar dengan bacaan Injil hari ini. Kalau diterapkan secara harafiah, kita akan bertemu dengan banyak orang yang tercungkil matanya, terpotong tangan atau kakinya, dan lebih banyak lagi yang terpotong lidahnya, karena kita paling banyak berdosa dengan lidah! Yesus memberi sebuah perbandingan: Kerajaan Allah dan anggota tubuh.

Tubuh kita fana; kalau kita mati, harus kita tinggalkan. Tubuh itu lalu membusuk dan menyatu dengan tanah. Namun demikian, kita sangat menyayanginya. Kita tidak mau kehilangan apa pun daripadanya. Dengan tubuh ini kita berekspresi: mengungkapkan cinta, senang, sedih, kecewa. Dengan tubuh ini kita bekerja, berbuat baik. Tapi dengan tubuh yang sama ini kita berbuat dosa. Tangan bisa kita ulurkan untuk memberi, menolong, meringankan, membelai. Tangan yang sama ini bisa kita pakai untuk merampas, memukul, menampar, mencubit, menindas, menyakiti. Apakah karena itu tangan ini kita potong saja? Tentu tidak. Sebab yang berdosa bukanlah tangan melainkan hati. Dari hati keluar pikiran dan rencana jahat, dan tangan hanya pelaksana yang buta.

Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan anggota tubuh kita. Ia mengajarkan bahwa Kerajaan Allah sangat berharga, jauh melebihi harta milik dan anggota tubuh. Jadi kita harus pilih kehilangan Kerajaan Allah atau kehilangan anggota badan yang membuatku berdosa, lebih baik kehilangan anggota tubuh ketimbang kehilangan Kerajaan Allah.

Tuhan, pakailah tubuhku sebagai alat pembawa damai dan kasih di dunia ini. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2012

Sabtu, 29 September 2012 Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

Sabtu, 29 September 2012
Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

“Hari ini kamu merayakan pesta para malaikat agung, Gabriel, Rafael dan Mikael. Mereka adalah para malaikat zaman ini” (Our Lady, 29 September 1994)

Antifon Pembuka (Mzm 102:20)

Pujilah Tuhan, hai semua malaikat-Nya, hai pahlawan perkasa, pelaksana titah-Nya, yang memperhatikan segala sabda-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, terimakasih bahwa Engkau telah mengutus ketiga Malaikat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael, untuk menjaga keselamatan rohani kami. Jadikanlah kami seperti Yesus, Putra-Mu, yang senantiasa melayani sesama dengan cinta yang tak kenal batas, yang tak membeda-bedakan sesama dan memberikan diri tanpa pamrih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13.14)

"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau:

Wahyu kepada Yohanes ini memberikan kesaksian yang mengejutkan. Malaikat Agung Mikael adalah perwira yang gagah perkasa mengalahkan batatentara iblis. Namun kemenangan ini bukan karena kekuatan Mikael melainkan oleh darah para martir. Perintis dan raja para martir itu adalah Kristus sendiri, yang berkurban bagai Anak Domba Paskah Yahudi.

Bacaan dari Kitab Wahyu (12:7-12a)

Aku, Yohanes, melihat dalam suatu penglihatan: Timbul peperangan di surga, Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan seekor naga, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Dan naga besar itu, Si Ular Tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya. Dan aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah, sebab para terdakwa, yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah. Mereka telah dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian saudara-saudara kita itu. Karena mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai surga dan kamu sekalian yang diam di dalamnya!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm. 138:1-2ab.2cde-3.4.5)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.

Natanael dikatakan sebagai Israel sejati, karena tidak ada kepalsuan di dalamnya. Inilah yang dalam Kotbah di Bukit dikatakan ‘orang yang murni hatinya’, yang dijanjikan akan melihat Allah. Yesus menghadirkan kembali penampakan Allah kepada Yakub di Betel. Dalam diri-Nya seluruh pribadi Bapa hadir secara nyata. Hanya orang yang murni hati, yang bisa melihat hal ini!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:47-51)

"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia."

Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu: ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sebuah tanda kecil cukup bagi Natanael untuk mengakui Yesus sebagai Putra Allah. Yesus lalu menjanjikan bahwa hal-hal yang lebih besar akan ia lihat. Natanael akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat turun naik kepada Anak Manusia. Nama ketiga malaikat agung mengungkapkan tugas perutusan mereka. Mikael artinya siapakah seperti Allah (melawan penentang Allah); Gabriel artinya keperkasaan atau kekuatan Allah dan Rafael artinya pengobatan Allah.

Doa Malam

Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah yang setia dan kuasa, akar hidup dan sumber segala rahmat. Perlindungan-Mu kami alami. Kebaikan-Mu kami terima. Maka tambahkanlah selalu iman kami agar kami tak tergoda oleh apa pun yang menyesatkan. Malaikat agung Mikael, Gabriel dan Rafael, lindungilah kami. Amin.

RUAH

Jumat, 28 September 2012 Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 28 September 2012
Hari Biasa Pekan XXV

Pada malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita --- St Yohanes dari Salib 


Antifon Pembuka (Mzm 144:1a-2abc)

Terpujilah Tuhan gunung batuku! Dialah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku.

Doa Pagi


Ya Allah, Putra-Mu telah menderita sampai wafat di salib demi keselamatan kami. Semoga salib Putra-Mu itu selalu menjadi sumber kekuatan pada saat kami mengalami penderitaan dan menjadi pendorong bagi kami untuk berempati terhadap penderitaan sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)

"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.  
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)

"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

”Engkaulah Mesias dari Allah.” Perikop ini adalah versi Lukas atas pengakuan Petrus di Kaisaria, Filipi, tentang siapa itu Yesus. Bagi Matius penginjil, pengakuan ini membuat Simon menjadi Petrus: si Batu Karang, dasar dari Gereja Kristus. Bagi Lukas, ini merupakan suatu peristiwa yang penting untuk Yesus maupun para murid. Setelah tinggal cukup lama bersama Yesus dan melihat apa yang Dia lakukan, Simon Petrus berbicara untuk semua orang yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Jawaban yang Petrus berikan tentu jauh lebih dalam dari jawaban orang tentang Yesus, karena mereka sendiri mengalami hidup bersama Yesus dari dekat.

Namun, mengenal Yesus sebagai Mesias dari Allah tidaklah cukup kalau hanya dilandasi oleh kebesaran dan keagungan karya yang Dia lakukan di tengah mereka. Tidak seperti apa yang secara populer diketahui orang tentang seorang Mesias, Yesus harus menderita dan dibunuh. Hanya oleh kematian dan kebangkitan-Nya Yesus sungguh menjadi Mesias dari Allah. Sengsara dan salib adalah bagian integral dari ke-Mesias-an Yesus. Banyak orang yang mewartakan karya agung Allah, namun lupa akan kepedihan salib.

Tuhan Yesus, ajarilah aku mengerti kebesaran cinta Bapa dalam hidup ini lewat salib dan penderitaan-Mu. Amin.
Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 27 September 2012 Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam

Kamis, 27 September 2012
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam

“Kalau kamu memandang orang miskin di bawah terang iman, kamu akan melihat bahwa mereka itu mewakili Allah Putra, yang memilih menjadi miskin” (St. Vinsensius de Paul)

Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur yang remuk redam.

Doa Pagi

Bapa yang Mahamurah, berkatilah segala usaha dan karya kami hari ini. Semoga segala karya bakti kami dapat menjadi berkat bagi sesama, seperti St. Vinsensius dahulu telah melakukannya. St. Vinsensius a Paulo, doakanlah kami. Amin.

Pengkotbah menunjukkan relativitas segala sesuatu yang ada di kolong langit. Bukan sikap pesimis yang hendak ditanamkan, melainkan sikap hati yang terarah pada Yang Mutlak, yakni Allah sendiri. Pengkotbah ingin mendidik kita bahwa segala sesuatu justru mendapat maknanya yang terdalam, jika ditempatkan dalam pribadi Tuhan yang abadi.

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)

"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Hati nurani Herodes terusik oleh berita tentang Yesus. Sikap arogansinya membunuh Yohanes Pembaptis sungguh tidak pernah membuatnya hidup tenang. Hati nurani orang sejahat Herodes masih bisa terusik karena kesalahan dan dosanya di masa lalu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)

"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Yesus semakin popular. Ia telah melakukan hal-hal besar yang membawa rasa kagum banyak orang. Tidak ketinggalan, Herodes, raja wilayah Galilea. Kita diundang bukan hanya memiliki rasa kagum atas Yesus, tetapi menyerahkan diri kepada-Nya dalam iman yang semakin mendalam. Dari sinilah kita menjadi orang-orang yang setia kepada Yesus dan berani bersaksi tentang Dia. Santo Vinsensius telah menunjukkan buktinya.

Doa Malam

Bapa, yang tersembunyi dalam hati kami, Engkau senantiasa mengerti dan menghargai kami. Engkau mencintai kami karena kami adalah milik kepunyaan-Mu. Lindungilah kami dalam istirahat malam ini. Amin.

RUAH

Rabu, 26 September 2012 Hari Biasa Pekan XXV

Rabu, 26 September 2012
Hari Biasa Pekan XXV

Hidup berarti ada bersama Kristus; di mana ada Kristus, di sana dengan sendirinya ada kehidupan, di sana ada Kerajaan -- St Ambrosius


Antifon Pembuka (Ams 30:5)

Semua sabda Tuhan adalah murni. Tuhan itu perisai bagi orang yang berlindung pada-Nya.


Doa Pagi


Tuhan, sabda-mu adalah perisai bagi jiwa kami. Semoga kami pun senantiasa mampu mengalahkan segala kecenderungan yang jahat. Engkaulah yang merajai hati kami agar kami beroleh selamat. Amin.


Salomo yang bijak memohon dua hal: Pertama, dijauhkan dari kecurangan dan kebohongan. Kedua, diberi 'cukup', bukan kelimpahan kekayaan atau kemiskinan. Bijaksana berarti berada di antara dua kondisi ekstrim. Virtus stat in medio = kebijaksanaan itu berarti berdiri di tengah. Inilah pusat, inti dari kearifan yang sesungguhnya.

Bacaan dari Kitab Amsal (30:5-9)

"Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya."

Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku.
Ayat. (Mzm 119:29.72.89.101.104.163)
1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
2. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
3. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
4. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
5. Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi hukum-Mu kucintai.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Bekal Pastoral yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya adalah mewartakan Injil dan menyembuhkan orang sakit. Dua paket tersebut sering digandeng dalam kisah-kisah Injil. Penyembuhan menyertai pewartaan Injil, karena penyembuhan melahirkan kegembiraan alami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)

"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."

Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus mengutus dua belas rasul-Nya untuk mewartakan Injil, mengusir setan dan menyembuhkan segala macam penyakit. Hal itu hanya bisa terjadi dan dilaksanakan ketika mereka mengandalkan bukan lagi kekuatan mereka sendiri, melainkan kekuatan Allah. Berkat rahmat baptis, kita juga diutus untuk ambil bagian dalam karya pewartaan kabar gembira, baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan kita.

Niatku hari ini:

.........................................
.........................................

Doa Malam

Tuhan, kuunjukkan ke dalam tangan-Mu segala doa, kurban dan karyaku hari ini. Semoga semua itu berkenan kepada-mu dan sempurnakanlah apa yang masih kurang dalam diriku. Amin.

RUAH

Surat Kepada Keluarga bulan September 2012

Membaca Kitab Suci Bersama Keluarga

  
Keluarga yang terkasih,
      
September telah tiba, dengan banyak kesibukan kembali terasa. Bulan ini Gereja mengajak kita membaca Kitab Suci dengan lebih bersungguh-sungguh. Kita diajak menemukan kegembiraan sabda Tuhan melalui mujizat-mujizat yang dibuat-Nya.  Apakah bagi keluarga kita ini kabar gembira? 
 
Keluarga-keluarga yang terkasih, seperangkat alat rohani berupa Kitab Suci, rosario, buku doa, dan Puji Syukur kadang tergeletak dan jarang tersentuh. Kita memilikinya sebagai kelengkapan “asset” sebagai orang Kristiani-Katolik. “Yang penting sudah ada di rumah.”, begitu kita berpikir. Sangat sayang, kalau sarana rohani, sarana Tuhan menyampaikan kehendak dan kebijaksanaan-Nya hanya menjadi tumpukan barang saja. Apakah kita memang membutuhkan Sabda Tuhan dalam hidup keluarga kita?
   
Menurut tuntunan Bulan Kitab Suci, membaca Kitab Suci yang baik salah satunya adalah dengan cara Lectio Divina. Melalui pembacaan (Lectio), usaha memahami (meditatio), menanggapi dengan doa (oratio), memperdalam lagi secara rohani (contemplatio), untuk kemudian kita lakukan dalam kehidupan (Actio). Semua itu mempunyai satu tujuan, agar Sabda Allah menjadi bagian yang menyatu dengan hidup kita, dan bukan hanya menjadi pengetahuan akal budi saja.
   
Memahami mukjizat dalam keluarga barangkali dapat kita tempuh dengan memahami begitu banyaknya berkat yang kita terima di dalam keluarga kita masing-masing. Bukankah berkat Tuhan sangat melimpah dalam hidup kita yang nyata sehari-hari? Penyembuhan demi penyembuhan dari penyakit kecil sampai penyakit besar dan berat pun kita alami. Penerangan batin, melalui pertobatan salah satu anggota keluarga juga menjadi kegembiraan tersendiri. Anda semua pasti juga pernah mengalami bagaimana keluarga diselamatkan dari suatu marabahaya, bukan? 
  
Bertambahnya ilmu pengetahuan dan meluasnya penjelasan-penjelasan masuk akal dan logis membuat segala sesuatu menjadi lebih transparan sekarang ini. Hal-hal yang sebelumnya benar-benar luar biasa dan aneh, sekarang menjadi hal biasa, karena “bisa dijelaskan”. Beberapa hal yang luar biasa biasanya justru membuat kita mudah menjadi percaya pada Tuhan, akan tetapi, kalau hal-hal itu makin dirasionalisasi, tentu mengurangi kemudahan kita bertemu Tuhan. Penjelasan akan kenyataan dunia kita pun sebenarnya tidak sepenuhnya jelas. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya (Yohanes 20:29)
  
Keluarga-keluarga KAJ yang terkasih, seiring dengan pola rasional dan logis itu, beberapa keluarga di antara kita begitu sulit menemukan jalan keluar bagi permasalahan keluarganya. Tuhan memberi begitu banyak kemungkinan bagi kita untuk berharap kepada-Nya, Allah Yang Maharahim itu, untuk diikutsertakan, diberi tempat untuk campur tangan, dan memberkati. Jika kita memberi tempat di hati kita untuk semakin percaya adanya Tuhan yang mengasihi kita mengatasi segala kesulitan dan masalah. Melalui doa, kita selalu bisa berkomunikasi dengan-Nya.
  
Bukan hanya meminta yang kita ajukan sebagai doa, melainkan terutama rasa syukur. Sebab melalui rasa syukur, kita telah menerima dan mengembalikan rasa itu kepada Allah yang memberi. Iman yang dewasa bukan hanya ditandai dengan kepandaian meminta, melainkan ketulusan dan kesadaran untuk berterima kasih atas Allah yang menyediakan semuanya bagi keluarga kita. Paulus berdoa bagi kita “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,.., dan bersyukurlah.”(Kolose 3:15)
  
Mengajak bersyukur atas berkat-berkat kecil adalah satu cara mujarab untuk belajar mengenali kehadiran-Nya. Meskipun tampaknya alami, bisa dijelaskan dan biasa, kalau anak-anak dan seluruh keluarga diajak bersyukur, mereka akan tahu bahwa semua kegembiraan dan tantangan itu ada dalam rencana baik Allah kita. Semakin banyak alasan untuk bersyukur, semakin kuat iman dalam keluarga kita juga. Jika Anda menemui kesulitan berdoa, barangkali karena Anda ingin sesuatu yang spektakuler, luarbiasa. Tuhan kita hadir dalam keluarga melalui hal-hal yang biasa dan sederhana
  
Mari mengajak pasangan kita, anak-anak, dan sanak keluarga untuk mengalami mukjizat Allah melalui pendalaman mujizat Yesus yang ditulis dalam Kitab Suci. Kiranya iman kita bersama ditumbuhkan, didewasakan, melalui pengenalan kan Allah-Imanuel, yang menyertai kita setiap saat.
   
Salam Keluarga Kudus Nazareth
Rm. Alexander Erwin MSF

Selasa, 25 September 2012 Hari Biasa Pekan XXV

Selasa, 25 September 2012
Hari Biasa Pekan XXV

“Dalam keramahan-Nya terhadap manusia, Bapa telah menjanjikan kehidupan abadi secara pasti kepada kita manusia” (St. Sirilus dari Yerusalem)

Antifon Pembuka (Mzm 119:34)

Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

Doa Pagi

Ya Yesus, tanamkanlah sabda-Mu dalam hati kami agar kami hidup oleh sabda-Mu dan selanjutnya kami wartakan dengan mulut kami. Semoga kami mampu melaksanakannya selama hidup kami. Amin.

Kumpulan kebijaksanaan Amsal Salomo hari ini dirangkum dalam: Tuhanlah yang menguji hati. Yang dikehendaki Tuhan adalah hati yang mencintai kebenaran dan keadilan. Hati yang tidak menutup telinga pada jeritan orang lemah. Bukan hati yang congkak dan sombong, yang menggerakkan lidah pendusta. Bukan seperti hati orang fasik yang selalu mengingini dan merancang kejahatan.

Bacaan dari Kitab Amsal (21:1-6.10-13)

"Bermacam-macam pepatah."

Hati raja laksana batang air di tangan Tuhan, yang Dia alirkan ke mana saja Ia kehendaki. Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih berkenan di hati Tuhan daripada kurban. Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang jahat, adalah dosa. Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. Hati orang fasik mengingini kejahatan dan tidak menaruh belas kasih kepada sesamanya. Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan memperoleh pengetahuan. Yang Mahaadil mengawasi rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan. Siapa yang menutup telinga bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bimbinglah hidupku, ya Tuhan, menurut petunjuk perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:1.27.30.34.35.44)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
2. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
4. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
5. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu sebab aku menyukainya.
6. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya. Alleluya.

Keibuan dan persaudaraan Yesus didasarkan pada sabda. Hal ini tidak saja memperluas cakrawala, melainkan menempatkan hubungan akrab pada dasar yang paling kokoh, yakni sabda Allah. Sebab, sabda Allah itu abadi. Sedangkan hubungan kekeluargaan itu putus setelah seseorang mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:19-21)

"Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya."


Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus sungguh terbuka hati-Nya untuk kita manusia. Ia berkenan menjadikan kita anggota keluarga-Nya. Ia hanya menunjukkan syaratnya, yaitu apakah kita mau mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Apakah syarat ini dirasa berat?

Doa Malam

Puji dan syukur bagi-Mu ya Yesus, atas sabda-Mu yang menuntun kami di jalan-Mu, jalan kebenaran. Semoga sabda-Mu senantiasa tinggal dalam hati kami dan membuat istirahat kami malam ini menyegarkan jiwa dan raga. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 24 - 30 September 2012

Bacaan Harian 24 - 30 September 2012

Senin, 24 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).

Ams 3:27-34; Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5; Luk 8:16-18.

Menunda pemberian pada waktu kita mampu melakukannya, melawan cinta kasih. Lebih buruk lagi apabila kita tidak memberi kepada orang yang berhak menerima pemberian itu. Dari nasihat-nasihat Amsal ini kita belajar hidup dalam hikmat Tuhan.

Selasa, 25 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).

Ams.21:1-6,10-13; Mzm. 119:1.27.30.34.35.44; Luk 8:19-21.

Secara sepintas, perkataan Yesus hari ini kasar dan tidak sopan. Namun, kalau kita renungkan, justru tidak sama sekali. Yesus menggunakan pemahaman kita untuk mengerti bagaimana seharusnya hubungan kita dengan-Nya. Dengan istilah keluarga yang sudah akrab di telinga kita, Yesus menegaskan bahwa hubungan kita dengan-Nya adalah hubungan yang sangat mendalam, hubungan sebagai keluarga. Hubungan ini terjadi kalau kita melaksanakan kehendak Allah. Melalui hidup kita yang selaras dengan kehendak Allah, kita menjadi satu keluarga dengan Yesus sendiri. Kita menjadi saudara dan saudari Yesus.

Rabu, 26 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).

Ams 30:5-9; Mzm 119:29.72.89.101.104.163; Luk 9:1-6.

Yesus dan Injil-Nya perlu diwartakan seturut kehendak Allah. Pewartaan kabar keselamatan bukanlah hobi, proyek atau berdasarkan rencana kita sendiri. Karenanya di tengah aneka tantangan, perkiraan, dan perencanaan kita, panggilan/kehendak Tuhan harus mendapat tempat yang pertama. Perutusan-Nya mengatasi ketidakmungkinan dan kekuatiran kita.

Kamis, 27 September: Peringatan Wajib St Vinsensius a Paulo, Imam (P).

Pkh 1:2-11; Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Luk 9:7-9.

Bertemu dengan Yesus adalah harapan yang bisa menghasilkan rahmat. Sayangnya tidak semua orang ingin menjumpai Dia dalam motivasi yang tepat. Keinginan Herodes dalam Injil hari ini menjadi salah satu contohnya. Ia ingin bertemu sekadar karena ia merasa cemas dan terancam.

Jumat, 28 September: Hari Biasa Pekan XXV (H).

Pkh 3:1-11; Mzm. 144:1a,2abc,3-4; Luk. 9:18-22.

Menurut Petrus, Yesus adalah Mesias. Akan tetapi, Yesus bukanlah Mesias seperti dipikirkan dan diharapkan oleh banyak orang, yang bersumber pada patriotisme nasional untuk mengusir penjajah Roma. Ia akan menderita, dibunuh namun bangkit pada hari ketiga.

Sabtu, 29 September: Pesta St Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung (P).

Dan 7:9-10,13-14 atau Why 12:7-12a; Mzm 138:1-2a.2bc3.4-5; Yoh 1:47-51.

Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta Santo Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung. Pada ketiga Malaikat Agung Allah ini, kita mendapatkan keterangan. Mereka adalah utusan Allah. Mereka mengabdi Allah di surga dan malaksanakan perintah-Nya di dunia ini. Sebagai utusan Allah, mereka menyatakan firman Tuhan kepada kita, melindungi dan menyampaikan permohonan kita kepada Allah. Nama mereka mencerminkan tugas yang diemban. Mikael, artinya siapa menyemai Allah? Gabriel, artinya Utusan Allah. Rafael artinya Allah menyembuhkan. Dalam Injil, Yesus melukiskan Natanael melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. Yesus mempersatukan yang di atas dan yang dibawah, yang ilahi dan yang duniawi. Para malaikat Allah memuji dan mewartakan keagungan Allah. Jika hidup kita murni, Allah akan memperkenankan kita mengalami sorga abadi, tempat tinggal para penghuni sorga. Kita tahu, bahwa berada di dunia ini tidaklah selamanya, tetapi hanyalah sementara saja. Namun ada banyak orang lupa, termasuk kita orang- orang Kristiani.

Minggu, 30 September: Hari Minggu Biasa XXVI (H).

Bil 11:25-29; Mzm 19:8.10.12-13.14; Yak 5:1-6; Mrk 9:38-43.45.47-48.

Yesus mencegah para murid-Nya menghalangi karya orang di luar kelompok mereka. Sejauh tindakan mereka tidak bertentangan dengan yang dibuat Yesus, mereka tidaklah melawan Yesus.

Senin, 24 September 2012 Hari Biasa Pekan XXV

Senin, 24 September 2012
Hari Biasa Pekan XXV

Sakramen tidak dilaksanakan oleh kesucian manusia yang memberi atau menerima (Sakramen), tetapi oleh kekuasaan Allah --- St Thomas Aquinas


Antifon Pembuka (Ams 3:27)

Jangan menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

Doa Pagi


Allah yang mahamurah, bantulah kami dengan rahmat-Mu. Kami rindu memiliki kepekaan terhadap kebutuhan sesama dan dengan rela hati membantunya. Semoga kerinduan ini Engkau mampukan untuk kami wujudkan dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Penulis kebijaksanaan Kitab Amsal selalu memberikan nasihat praktis. Tuhan bergaul erat dengan orang-orang yang baik, murah hati, jujur, menghindari pertengkaran, bukan pencemooh, tidak iri hati terhadap orang yang melakukan kejahatan. Nasihat bijak ini langsung bisa dihayati dan segera dilaksanakan dalam praktik kehidupan.


Bacaan dari Kitab Amsal (3:27-34)

"Orang yang sesat adalah hujatan bagi Tuhan."

Anakku, janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.

Nasihat Yesus yang dikumpulkan Lukas sungguh menarik. Perbuatan baik harus menjadi cahaya bagi banyak orang, tak perlu disembunyikan, tak perlu dirahasiakan. Namun, perbuatan baik tersebut harus dilakukan demi kemuliaan Allah, bukan demi popularitas diri. Sumber perbuatan baik adalah kehendak yang tumbuh dari cara yang baik mendengarkan sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)

"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pelita sungguh penting dalam kehidupan kita. Ia menerangi kita yang berada dalam kegelapan. Pelita itu sabda Tuhan yang menerangi langkah hidup kita. Kita juga bisa menjadi pelita bagi sesama bila kita mampu menjadi pendengar dan pelaksana sabda Tuhan. Rasul Yakobus berkata, "Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yak 1:22)

Doa Malam

Ya Yesus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau senantiasa menerangi setiap langkah hidup kami. Jadikanlah kami pelita yang mampu menerangi sesama kami yang sedang mengalami kegelapan hati. Amin.

RUAH

Minggu, 23 September 2012 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 23 September 2012
Hari Minggu Biasa XXV

Perayaan hari Minggu memenuhi perintah yang berlaku dalam Perjanjian Lama, yang irama dan artinya ia ambil alih, kalau ia merayakan Pencipta dan Penebus umat-Nya tiap minggu --- Katekismus Gereja Katolik, 2176

Antifon Pembuka


Tuhan bersabda, “Akulah keselamatan umat. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.”


Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa, bila para kuasa di dunia mengancam umat-Mu, maka Engkaulah yang menolong mereka. Pada diri Yesus kami lihat pembelaan-Mu terhadap orang kecil. Berilah kami iman yang mantap tak tergoyahkan, dan dalam suka maupun duka tetap mengakui bahwa Engkaulah Allah orang-orang hidup, yang selalu menyelamatkan hamba-hamba-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:12.17-20)



“Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya.”

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Cobalah kita lihat apakah perkataannya benar, dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Allah akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810

Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 54:3-4.5.6.8)

1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah.
3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu, aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:16-4:3)



“Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.”

Saudara-saudaraku yang terkasih, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat di dalam dirimu? Kamu mengingini sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh. Kamu iri hati, tetapi tidak mencapai tujuan, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta akan kamu gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Tes 2:14)
Sesudah ayat, Alleluya dinyanyikan dua kali.
Allah telah memanggil kita; sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)



“Anak Manusia akan diserahkan .... Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.”

Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya melintas di Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika sudah di rumah, Yesus bertanya kepada para murid itu, “Apa yang kamu perbincangkan tadi di jalan?” Tetapi mereka diam saja; sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Rekan-rekan!
Injil bagi hari Minggu Biasa XXV tahun B kali ini (Mrk 9:30-37) memuat pernyataan Yesus yang kedua kalinya kepada murid-muridnya mengenai kesengsaraan, salib, serta kebangkitannya. Sesudah itu, ia juga memberi pengajaran agar dalam mengikutinya para murid tidak berpamrih bakal mendapat kedudukan. Sebelum mendalami pengajaran ini, marilah ditengok sejenak maksud serta makna pemberitahuan mengenai sengsara tadi bagi komunitas para murid waktu itu.

PERNYATAAN MENGENAI KESENGSARAAN


Walaupun diakui sebagai Mesias oleh orang-orang yang paling dekat dengannya, Yesus lebih memahami dirinya sebagai Anak Manusia. Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya akan ditolak, disalibkan, tetapi akan dibangkitkan. (Lihat ulasan Injil Minggu lalu, Mrk 8:27-35). Pernyataan ini muncul sampai tiga kali dalam Injil Markus, Matius dan Lukas. Yang pertama, Mrk 8:31-33//Mat 16:13-23//Luk 9:22, yang kedua Mrk 9:30-32//Mat 17:22//Luk 9:43b-45 dan yang ketiga, Mrk 10:32-34//Mat 20:17-19//Luk 18:31-34. Pernyataan pertama diikuti pengajaran khusus bagi siapa saja yang mau mengikutinya, yakni agar mereka sedia "menyerahkan nyawa", maksudnya berdedikasi penuh Mrk 8:34-39//Mat 16:24-28//Luk 9:23-27. Pernyataan yang kedua dilanjutkan dengan pengajaran untuk tidak mencari kedudukan tinggi, melainkan bersikap seperti anak kecil Mrk 9:34-37//Mat 18:1-5//Luk 9:46-48. Pernyataan ketiga ditegaskan dengan pengajaran mengenai kesediaan melayani satu sama lain Mrk 10:35-45 Mat 20:20-28 (Lukas tidak menyertakan padanannya). Dari ikhtisar ini kelihatan bahwa arah ke salib dan kebangkitan itu memang sulit dipahami, bahkan oleh murid-murid terdekat yang sudah lama mengikutinya sekalipun. Jalan untuk memahami kenyataan salib dan kebangkitan itu ialah kesediaan untuk menerima tanpa mementingkan diri ataupun mencari kedudukan yang tinggi. Inilah yang diberikan dalam pengajaran yang mengikuti setiap pernyataan tadi.

Semakin dekat ke Yerusalem, Yesus semakin berusaha agar para murid terdekatnya memahami arah ke salib dan kebangkitan tadi dengan ikhlas. Murid-murid sulit memahami mengapa ia perlu mengalami penderitaan hingga kematian di salib. Mengapa Yang Maha Kuasa tidak menyertainya dengan bala tentara surga dan dunia untuk membangun kejayaan umat di hadapan para penentang-penentangnya. Pertanyaan seperti ini ada dalam lubuk hati mereka. Juga dalam hati kecil kita. Mengapa perlu sampai sejauh itu. Mengapa dia, dan juga kita, seolah-olah dibiarkan sendirian di hadapan kekuatan-kekuatan yang kini semakin mengancam kita.



SALIB DAN KEKUATAN YANG JAHAT

Kekuatan jahat perlu ditekuni dengan salib, seperti yang dilakukan Yesus. Baru dengan demikian daya gelap akan dapat dikuasai dan diubah menjadi kekuatan terang. Namun demikian, perlu disadari bahwa salib tidak identik dengan apa saja yang dirasa sebagai penderitaan. Ada banyak kesusahan yang bukan salib dan mestinya bisa dihindari dan diatasi dengan kebijaksanaan hidup dan ikhtiar. Pelbagai ketimpangan ekonomi dan ketakadilan di masyarakat bukan salib, melainkan musibah sosial yang mesti ditangani dengan serius. Menyebutnya sebagai salib tidak membawa manfaat apapun kecuali menutup mata pada kenyataan. Dan mengurangi makna salib yang sesungguhnya. Yang perlu diterima sebagai salib ialah yang dihadapi oleh Yesus sendiri, yakni penolakan manusia terhadap kebaikan ilahi. Inilah realitas yang jahat yang hanya dapat dihadapi dengan salib.

Penderitaan serta kematian Yesus itu akan berakhir dengan kebangkitan. Unsur yang paling membedakan salib dengan penderitaan biasa ialah ada tidaknya kaitan dengan kebangkitan. Bahkan salib dan kebangkitan ialah satu realitas dengan dua muka yang tak dapat saling dipisahkan. Bila tidak ada kebangkitan, maka tak dapat dikatakan penderitaannya mengalahkan yang jahat. Juga tidak dapat ditegaskan bahwa ada kebangkitan tanpa salib. Seperti dalam peristiwa pemberitahuan pertama, para murid juga kurang menangkap maksud pemberitahuan kedua.



SIAPAKAH YANG TERBESAR?

Adegan beralih dari sebuah tempat di Galilea yang namanya tidak disebut ke sebuah rumah di Kapernaum, juga di wilayah Galilea. Di rumah inilah Yesus menanyai para murid tentang apa yang mereka bicarakan di perjalanan. Mereka diam tak berani menjawab, karena mereka tadi bertengkar mengenai siapa di antara mereka yang terbesar. Mereka cukup tahu, tidak sepatutnyalah mereka berpikir demikian. Tetapi Yesus tidak memarahi, melainkan mengajak mereka untuk mengenal diri dengan lebih baik. Mereka kini bukan lagi orang luar dan pengikut baru. Mereka telah berjalan bersama dia dari tempat ke tempat, sudah melihat yang diperbuatnya bagi orang banyak dan ikut serta melayani mereka. Murid-murid ini ialah Yang Duabelas, kalangan paling dekat dengannya sendiri. Mereka inti umat yang baru yang akan memperkenalkan Yang Ilahi kepada segala bangsa. Inilah orang-orang yang memang mempunyai niat mengikuti Yesus. Kok malah kini memperebutkan kedudukan siapa yang lebih penting. Memang mereka masih butuh belajar membuat diri searah dengan dia yang mereka ikuti.

Yesus pun memberi mereka pengajaran khusus mengenai apa itu menjadi yang pertama. Ia tahu tiap orang mempunyai hasrat menjadi orang penting. Orang yang tidak memiliki dorongan ke arah itu juga sulit menemukan makna hidup. Tetapi yang membuat penting ada bermacam-macam. Dan tidak selalu benar dan cocok dengan pilihan hidup yang sudah mulai ditempuh. Inilah keadaan para murid waktu itu. Kini sang Guru membantu mereka untuk semakin menemukan diri.

Diajarkan bahwa yang ingin menjadi yang pertama, hendaklah menjadi yang berdiri paling belakang dan melayani semuanya. Jelas hendak ditunjukkannya bahwa mementingkan orang lain bakal membuat pengikut Yesus menjadi besar. Dia sendiri menjalankannya. Seluruh hidupnya ditujukan untuk mengusahakan kebahagiaan orang lain, memperoleh keselamatan bagi umat manusia. Perjalanannya ke salib dan kebangkitan itu sebuah ziarah yang bakal menyelamatkan umat manusia dari kungkungan kuasa yang jahat yang tak dapat dipecahkan kecuali dengan pengorbanan dan keikhlasan untuk itu.

Para murid diajar untuk menerima anak kecil, artinya menerimanya sebagai yang penting meski ia tak dapat menonjolkan diri pernah berbuat banyak dan berjasa, dst. Ia diterima bukan karena yang diperbuatnya melainkan karena berharga tanpa jasa sendiri. Itulah spiritualitas yang sepantasnya berkembang dalam diri para murid dalam mengikuti guru mereka.



SEBUAH PERBANDINGAN

Ada manfaatnya bila hal di atas dipahami bersama dengan pengajaran yang diberikan setelah pemberitahuan kesengsaraan yang pertama dan yang ketiga. Titik berat dalam pengajaran yang disampaikan setelah pemberitahuan sengsara yang pertama ialah kesediaan berdedikasi utuh dalam mengikuti Yesus (Mrk 8:34-38). Injil mengungkapkannya dengan "merelakan nyawa". Tetapi yang ditekankan bukan sisi pengorbanan melulu, melainkan sisi keuntungannya. Dikatakan, siapa yang kehilangan nyawanya "karena aku dan karena Injil" malah akan mendapatkan keselamatan bagi dirinya (Mrk 8:35). Jadi tekanan bukan pada kemartiran atau berani mati demi agama dan iman. Tafsiran ke arah itu kurang membantu dan malah bisa disebut meleset. Yang dituju ialah keberanian untuk menanggalkan serta meninggalkan pikiran-pikiran sendiri mengenai apa itu mengikut Yesus dan membiarkan diri dituntun olehnya dan dengan demikian dapat mengalami sendiri apa itu berjalan bersama dia. Jadi "kehilangan nyawa" di situ ialah membuka diri untuk menerima kekayaan batin yang sejati. Spiritualitas ini memberi arti pada "menyangkal diri dan memikul salib dan mengikuti dia" yang dikatakan sebelumnya (ay. 34). Bukan memikul salib apa saja, melainkan ikut ambil bagian dalam meringankan salib yang dipanggul Yesus. Itulah salib yang bermuara pada kebangkitan.

Nanti sesudah pemberitahuan kesengsaraan yang ketiga kalinya, diceritakan bagaimana Yakobus dan Yohanes meminta Yesus agar mereka dapat duduk di kanan dan kirinya dalam kemuliaannya kelak. Yesus menanyai mereka apa mereka bersedia minum dari cawan yang diminumnya dan dibaptis dengan baptisan yang diterimanya. Maksudnya, menjadi senasib sepenanggungan. Mereka menyatakan sanggup. Sekalipun demikian, Yesus menukas, ia tak berhak memberikan kedudukan yang mereka inginkan itu karena hanya diberikan kepada yang pantas menerimanya, siapa pun orang itu (Mrk 9:35-40). Kemudian Yesus menambahkan, siapa ingin menjadi besar hendaknya menjadi orang yang mau melayani, yang mau menjadi yang pertama hendaknya ada di bawah, sebagai hamba, seperti ia sendiri (Mrk 9:43-45).

Dari ketiga pengajaran tadi dapat dilihat apa artinya mengikuti Yesus. Pertama-tama, tentu bukan meniru-niru dia, melainkan membiarkan diri dibentuk olehnya sendiri. Kedua, alih-alih beragenda mau jadi orang besar, ada ajakan bersedia datang kepadanya tanpa apa-apa yang dapat diperhitungkan sebagai jasa yang patut mendapat ganjaran. Akhirnya, mengikuti dia itu berarti membiarkan diri dituntun oleh Yang Maha Kuasa sendiri ke tempat dan kedudukan yang sudah disediakan oleh-Nya. Memang kini belum dapat diduga macamnya namun Bapa yang Maha Baik tentunya akan memberikan yang terbaik Inilah iman yang ditumbuhkan Yesus dalam diri murid-muridnya.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy