| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 09 November 2010 Pesta Pemberkatan Basilik Lateran (Basilica di San Giovanni in Laterano)

Rabu, 09 November 2010
Pesta Pemberkatan Basilik Lateran
(Basilica di San Giovanni in Laterano)

YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH

Anifon Pembuka

Kulihat kota suci, Yerusalem baru, turun dari surga, dari Allah, terhias laksana mempelai yang siap menyambut suaminya

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahaagung, Engkau telah berkenan memilih kami sebagai batu-batu hidup bagi bangunan kediaman-Mu. Curahkanlah selalu anugerah Roh kepada Gereja-Mu, agar umat-Mu yang selalu setia akan rahmat-Mu berkembang dalam pembangunan Yerusalem baru. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Yehezkiel menubuatkan bahwa bait Allah harus menjadi sumber kehidupan dan penyembuhan bagi semua oran. Dalam bahasa kiasan, sang nabi mengatakan menjadi 'makanan' dan 'obat'. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. Energi bait suci berasal dari Allah sendiri sehingga buah-buahnya tidak pernah habis dan daunnya tidak pernah layu.


Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-2.8-9.12)


"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."

Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke gerbang Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu, mengalir menuju timur, sebab Bait Suci itu juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin; maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak pernah layu, dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 5)
1. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, di sukakan oleh aliran-aliran sungai . Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan. Yang mengadakan permusuhan di bumi.

Santo Paulus menunjukkan perkembangan teologi yang sangat berarti, yakni bahwa bait suci bukanlah sekadar gedung, melainkan orang yang menjadikan Yesus Kristus sebagai dasar seluruh hidupnya. Dengan demikian, Roh Allah tidak lagi tinggal dalam gedung, melainkan manusia. Tidak sekadar terikat pada tempat tetapi bersemayam dalam pribadi manusia.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (
1Kor 3:9b-11,6-17)

"Kamu adalah tempat kediaman Allah."

Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Taw 7:16, 2/4)
Tempat ini telah Kupilih dan Kukuduskan. Supaya nama-Ku tinggal di sana sepanjang masa.

Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran, Gereja Katedral Paus sebagai Uskup Roma. Kita dapat merenungkan kesatuan kita sebagai anggota Gereja dan hakikat diri kita sebagai Gereja yang hidup. Gereja pertama-tama bukan sebuah gedung atau bangunan, melainkan diri kita masing-masing. Berkat rahmat pembaptisan, kita telah dijadikan bait Allah, kediaman Roh Kudus. Kita ditantang untuk tidak merusak atau mengotorinya dengan berbuat dosa.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-22)

"Bait Allah yang dimaksudkan Yesus ialah tubuh-Nya sendiri."

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku. Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RUAH

Selasa, 08 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXII

Selasa, 08 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXII

HAMBA YANG TIDAK BERGUNA

Kerendahan hati yang membuat orang putus asa adalah kerendahan hati yang salah --- St Yohanes Maria Vianney


Antifon Pembuka

Tuhan menciptakan manusia untuk keabadian dan menjadikannya seturut citra-Nya sendiri.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, segala yang baik berasal daripada-Mu, dan kami Kaudorong untuk berbuat baik selalu. Siapakah kami ini, maka sampai-sampai berani mempersalahkan Dikau atas setiap kelaliman? Buanglah kepicikan hati kami jauh-jauh, dan buatlah kami berkembang dengan suburnya. Tunjukkanlah bahwa di mana pun Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:23-3:9)

"Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati, padahal mereka menikmati ketenteraman."

Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu. Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipadang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugrah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-19)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:7-10)

"Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."

Yesus bersabda kepada para murid, "Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, 'Mari segera makan?' Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, 'Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum'! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.' Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, 'Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukkan'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dalam tradisi orang Palestina, seorang hamba menjadi bagian dari harta kekayaan tuannya. Bahkan sering dikatakan bahwa seorang hamba tidak berhak atas tikar pengalas tidur pada malam hari. Dengan demikian dalam proses pemanggilan para nabi, mereka menjawab: "Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan. Bunda Maria menanggapi kehendak Tuhan, dengan berkata kepada malaikat Gabriel: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Baik para nabi mau pun bunda Maria, mereka mengerti apa artinya status seorang hamba di Palestina. Hamba tidak memiliki hak sedikitpun karena seluruh dirinya adalah milik tuannya. Dengan demikian, baik para nabi mau pun bunda Maria menyerahkan diri seutuhnya pada kehendak Allah. Mereka menyerahkan diri sepenuhnya, seutuhnya, secara total. Seorang hamba yang tidak berguna hanya melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh tuannya.

Saudara-saudari terkasih.

Kita sebagai murid-murid Yesus, kita tidak mempunyai program lain kecuali program Tuhan. Agar mengenal program Tuhan dalam rencana karya keselamatan-Nya, kita harus pandai-pandai mendengarkan kehendak Tuhan. Agar kita mampu mendengar- kan kehendak-Nya, kita harus menyediakan waktu untuk berdoa, merenung, mati- raga, berpantang, berpuasa dan menjalani laku tapa. Itulah kerja keras kita di bidang rohani. Di bidang jasmani pun dalam praksis manajemen, ada "sanksi" atau hukuman serta "reward" atau imbalan bagi yang berhasil. Seperti misalnya promosi kenaikan pangkat atau jabatan dan kenaikan gaji. Sedang bagi yang gagal, pangkat atau jabatan diturunkan, digeser, dipindah, gaji tidak dinaikkan. Bacaan Injil hari ini mengingatkan agar murid-murid Yesus bertindak secara profesional dan memahami posisinya. Sebagai hamba atau bawahan kita wajib melakukan tugas dengan setia, jujur, tekun dan rendah hati.

Saudara-saudari terkasih.

Suatu hari, salah seorang opsir meminta kepada Napoleon untuk bertemu. Sebagai seorang pimpinan yang baik, Napoleon bersedia untuk menerimanya. Opsir itu mnceritakan serinci-rincinya, bagaimana dan apa keberhasilannya. Napoleon dengan tekun mendengarkan seluruh kisahnya, tetapi tidak berkomentar sepatah kata pun. Opsior itu mulai kecewa, karena sebetulnya dia sangat mengharapkan tanggapan serta sanjungan diberikan oleh Napoleon kepadanya. Tetapi itu samasekali tidak terjadi. Maka opsir itu mengulangi secara singkat kisahnya, agar Napoleon memberikan tanggapan atau pujiannya. Tetapi Napoleon tidak bergeming, dia tidak berkata sepatah kata pun dan memujinya. Maka dengan nada kesal opsir itu berkata: "Tuan, inilah laporan saya. Napoleon tersenyum. Lalu kata Napoleon: "Apa yang akan anda lakukan esok?" Bukan pujian, tetapi hanya sebuah pertanyaan... Sejak itu, opsir itu tahu bahwa seharusnya dia tidak boleh terbuai dengan keberhasilan dan pujian. Sebagai murid Yesus, kita pun jangan terbuai keberhasilan serta pujian. Karena itu akan membuat kita menjadi sombong, tidak setia dan tidak jujur. Juga membuat diri kita haus akan pujian dan sanjungan.

Saudara-saudari terkasih.

Dalam hidup bermasyarakat maupun menggereja, sering terjadi kata terimakasih sudah seharusnya disampaikan kepada siapa saja yang telah memberikan bantuan berupa: uang, barang, waktu, pikiran, tenaga, ketrampilan, kepandaian dan sebagainya. Rasanya tidak etis, tidak sopan dan tidak layak kalau ucapan terimakasih tidak pernah kita ucapkan. Dan orang yang telah memberi pun, akan merasa heran, aneh dan bertanya-tanya kalau tidak mendapatkan ucapan terimakasih. Melalui perumpamaan hamba yang melayani tuannya, Yesus mengajarkan agar kita melayani sebagai hamba, melayani dengan rendah hati, tidak mengharap upah atau imbalan apa pun. Namun kalau ternyata perbuatan kita itu menghasilkan nama baik, keuntungan, kemudahan, kelebihan. Kita tidak berhak berbangga diri, memegahkan diri. Mengapa? Karena kita melakukan pekerjaan itu kita sebagai hamba Tuhan, yang harus melakukan pekerjaan- pekerjaan itu.

REFLEKSI:


Apakah dalam menjalankan tugas menggereja, kita meminta upah dan mengharapkan dapat pujian?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk menjadikan hati kami seperti hati-Mu sendiri, yang tidak mengharapkan imbalan serta pujian dari setiap pelayanan kami. Karena itulah tugas dan tanggungjawab kami, untuk menjadi hamba-hamba-Mu, yang setia Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu Yang Kudus, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

Renungan Lumen Indonesia

Senin, 07 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXII

Senin, 07 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXII

MENGAMPUNI TANPA BATAS

“Kerendahan hati adalah dasar doa; supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: di hadapan Allah, manusia adalah seorang pengemis (Katekismus Gereja Katolik, 2559)


Antifon Pembuka

Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku, Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri. Dari jauh Engkau mengerti pikiranku.

Doa Pagi

Tuhan, berilah kami Roh kebijaksanaan sehingga dalam menjalani kehidupan ini kami dijauhkan dari tipu daya dan berpikir buruk tentang sesama. Semoga pikiran kami selalu tertuju kepada-Mu dengan tulus hati. Amin.

Penulis Kitab Kebijaksanaan menasihati pembaca untuk melihat kebijaksanaan sebagai kebenaran yang harus diikuti dengan sepenuh hati. Baik pada tataran ucapan lidah maupun isi hati. Segala sesuatu yang ‘disuarakan’ seseorang hendaknya merupakan cetusan dari ungkapan hati sanubari yang dipenuhi dengan Roh Tuhan.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7)

"Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia."

Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)

1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan

Kata-kata kunci Injil hari ini adalah penyesatan, pengampunan dan iman. Penyesatan merupakan pelanggaran berat. Namun, seberat apa pun dosa penyesatan, jika yang bersangkutan menyesal dan minta maaf, pintu pengampunan harus dibuka. Menghayati pengampunan sekualitas itu tidak mungkin tanpa iman. Dengan iman, kita mampu melakukan hal-hal yang tak terduga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)

"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia"


Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Manusia tidak luput dari kesalahan. Orang tidak bebas dari dosa. Oleh karena itu, saling menolong untuk bertumbuh dalam kehidupan sungguh penting. Hal itu bisa kita ungkapkan lewat koreksi persaudaraan (correctio fraterna) saling memperbaiki sebagai saudara dalam cinta kasih. Selain itu, orang diminta untuk saling mengampuni. Semuanya itu bisa terjadi dan berjalan dengan baik, apabila orang memikirkan pertumbuhan hidup rohani sesamanya.

Doa Malam


Ajarilah kami, ya Yesus, agar kami mau dan mampu mengampuni kesalahan sesama. Semoga sikap kami tidak menjadi batu sandungan yang dapat membawa kesesakan melainkan berkat bagi sesama. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 07-13 November 2011

Bacaan Harian 07-13 November 2011

Senin, 07 November: Hari Biasa Pekan XXXII (H).
Keb 1:1-7; Mzm 139:1-10; Luk 17:1-16.

Yesus mengajarkan kepada kita untuk menegur orang berdosa dan mengampuni mereka. Menegur orang berdosa berarti kita menunjukkan tanggung jawab kita kepada sesama agar dia tidak larut dalam dosanya. Mengampuni orang berdosa berarti mencintai dengan lebih orang yang gagal dalam membangun relasi kasih dengan Tuhan dan sesama.

Selasa, 08 November: Hari Biasa Pekan XXXII (H).
Keb 2:23 – 3:9; Mzm 34:2-3.16-19; Luk 17:7-10.

Dalam kehidupan pelayanan, janganlah kita terjebak pada kesombongan rohani atau merasa diri telah melakukan banyak hal yang pantas mendapat pujian. Harus tetap diingat: kita hanyalah hamba yang hanya melakukan apa yang memang seharusnya kita lakukan.

Rabu, 09 November: Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran (P).
Yeh 47:1-2.8-9.12 atau 1Kor 3:9c-11.16-17; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 2:13-22.

Hari ini Gereja merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika St. Yohanes Lateran, yang adalah ibu dari gereja orang katolik, karena gereja ini merupakan gereja katedral Uskup Roma. Dengan perayaan ini kita diingatkan bahwa gereja bukan sekedar gedung, tapi adalah tempat yang kudus untuk secara khusus berjumpa dengan Tuhan kita. Maka, Yesus pun mengusir dengan keras orang-orang yang menjadikan Bait Allah sebagai tempat berdagang. Ia mau memelihara kekudusan Bait Allah itu. Bagaimana sikap kita dengan gereja kita sendiri? Sudahkah kita memelihara kekudusannya?

Kamis, 10 November: Peringatan Wajib St. Leo Agung, Paus-Pujangga Gereja (P).
Keb 7:22 – 8:1; Mzm 119:89-91.130.135.175; Luk 17:20-25.

Akhir zaman pasti datang, tapi entahlah kapan. Yang penting bagi kita saat ini adalah menikmati Kerajaan Allah yang telah dan sedang berlangsung di tengah kita melalui berbagai pengalaman akan rahmat Tuhan, baik yang kita alami sendiri, maupun yang dialami orang lain. Lalu hiduplah di dalam Kerajaan Allah itu.

Jumat, 11 November: Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup (P).
Keb 13:1-9; Mzm 19:2-5; Luk 17:26-37.

Mengikuti Yesus adalah suatu keputusan dan pilihan sikap yang terus-menerus. Untuk itu, kita harus terbiasa untuk kehilangan ‘hal yang menyenangkan’ demi melakukan ajaran dan kehendak-Nya. Kalau begitu, kita menempatkan Yesus sebagai satu-satunya andalan hidup kita. Tidak mudah memang.

Sabtu, 12 November: Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup-Martir (M).
Keb 18:14-16 – 19:6-9; Mzm 105:2-3.36-37.42-43; Luk 18:1-8.

Yesus mengajarkan untuk tak jemu-jemu berdoa. Doa adalah napas hidup para pengikut Yesus. Dengan berdoa, kita berada dalam kontak yang hidup dengan Tuhan sebagai sumber kehidupan. Di dalam doa pulalah kita dapat semakin memahami kehendak-Nya.

Minggu, 13 November: Hari Minggu Biasa XXXIII (H)
Ams 31:10-13.19-20.30-31; Mzm 128:1-5; 1Tes 5:1-6; Mat 25:14-30 (Mat 25:14-15.19-21).

Masing-masing kita telah diberi talenta. Kita dituntut untuk menggunakan dan mengembangkan talenta itu untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kita semua diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk melipatgandakan talenta kita dan kelak mempertanggungjawabkannya di hadapan-Nya.

Kebijaksanaan anak-anak Allah

Dalam suatu pertemuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, tidak jarang kita berdebat dan berdiskusi untuk menyampaikan alasan yang sebenarnya dan yang bisa dimengerti serta bisa diterima. Bisa terjadi semuanya merasa benar atau merasa dan tidak bisa mengelak lagi untuk menerima kenyataan yang ada. Kalau sudah mentok kemudian seseorang akan memohon untuk diberikan kebijaksanaan “mohon kebijaksanaan bapak atau ibu”. Dalam kaitan itu yang dimaksudkan agar diberi kemurahan, jangan dibebani dengan beban yang berat, melainkan diringankan dari beban yang harus ditanggung.

Menurut Kitab Kebijaksanaan, kebijaksanaan sendiri terletak di dalam akal budi manusia, suatu sikap dan cara yang membebaskan orang dari kesusahan, dari penderitaan, atau kebijaksanaan memberi pengertian yang sempurna menuju kebahagiaan. Menurut Tuhan Yesus, kebijaksanaan terdapat dalam pola pikir sedemikian rupa sehingga akan membawa dirinya kepada pembebasan diri. Kebijaksanaan sebagai cahaya dari keagungan dan kemurahan Allah, kebijaksanaan menuntun kepada kebahagiaan, kepada sukacita, kepada perjumpaan yang menyenangkan dan membahagiakan; kebijaksanaan berarti mengarahkan pikiran dan hati untuk menghindari atau meminimalisir kegagalan, menghindari penderitaan, menghindari hukuman. Kebijaksanaan mengarahkan pandangan ke depan (futuristik), parausia, kebahagiaan yang masih akan di capai di kemudian hari sesudah mengarahkan sikapnya sedemikian rupa kepada pikiran dan padangan yang terdapat dalan Kristus Yesus.

Perumpamaan Yesus sangat jelas, bahwa demi kebahagiaan yang akan di peroleh yang jarang dan langka itu maka gadis yang bijaksana, menyiapkan segala sesuatu supaya kebahagiaan yang diharapkan terjadi. Kebahagiaan yang diharapkan ialah bertemu dengan mempelai, dan kemudian bersama mempelai bisa masuk ruang pesta perjamuan, bisa bergembira bersama semua orang yang diundang untuk berperta dan bergembira. Supaya dia menjadi salah satu peserta yang bisa masuk. Maka mereka menyiapkan diri dengan segala kemungkinan yang paling buruk yaitu seandainya mempelai datang terlambat. Resiko pertama mereka akan kekurangan minyak. Kalau sampai kehabisan minyak mereka akan malu, bahkan bisa jadi dimarahi atau tidak diijinkan ikut masuk. Mereka harus mencari minyak dulu dengan resiko lebih jauh mereka ketinggalan dan tidak bisa masuk lagi ke dalam pesta perjamuan. Mereka yang bodoh yang tidak dengan persiapan yang cukup mereka akan gagal bergabung untuk berbahagia dalam pesta, sementara yang bijaksana mereka siap semuanya termasuk menyediakan minyak cadangan yang diperlukan.

Ketidaksiapan dalam menyediakan lampu yang memadai saja akan memungkinkan membawa bencana, bahwa kegelapan dengan tidak tersedianya lampu yang cukup, bisa mengakibatkan mempelainya jatuh sehingga bisa fatal patah tulang, bisa lebih fatal lagi sampai gegar otak dan mati, atau pakaian pengantinya menjadi kotor yang mencederai pesta atau kebahagiaan yang sudah disediakan atau disiapkan. Kebijaksanaan menuntut ketelitian, kejelian kesiapsediaan, ketersediaan bahkan harus memberikan persediaan lebih dalam, kemungkinan yang terburuk sekalipun harus mampu tetap tersedia fasilitas yang paling pokok untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan itu.

Kebijaksanaan, tidak mentolerir; kebodohan, kemalasan, kecerobohan, ketidak telitian, masa bodoh, yang akan mencederai kebahagiaan yang semestinya diraih. Oleh karena itu, siap siaga dan berjaga dari segala kemungkinan itu menjadi sangat penting untuk bisa lepas bebas dari rasa malu, gagal, ditolak, dicaci maki dan disingkirkan.

Sebagai murid yang bijaksana, kita diharapkan selalu siap siaga dan berjaga serta tidak lengah menyiapkan masa depan kita untuk bersama mempelai agung Tuhan Yesus dalam perjamuan surga kelak. Siapkah anda menyongsong Tuhan?

Selamat merenungkan

Pastor Antonius Sumardi, SCJ

SURAT KEPADA KELUARGA BULAN NOVEMBER 2011


“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (Lukas 20:38)



Waktu Bersamamu (dulu)

Waktu aku bersamamu, aku sungguh merasa berarti

Waktu aku membelaimu, aku merasa berharga dan lengkap

Sekarang engkau tiada lagi di rumah kita

Engkau telah ada di pangkuan Yang Mahakasih

Tetapi kenangan itu seakan menjadi bagian jiwa yang tak terhilangkan



Ketika engkau bersamaku di dalam rumah kita dulu

Betapa aku ingin menyampaikan harapan baikku untukmu

Bahwa aku sungguh mencintaimu dan menginginkanmu bahagia

Meski dulu kita sering berseberangan jalan dan saling mengecewakan

Tetapi ketahuilah, aku sungguh mengasihimu..



Keluarga-keluarga terkasih,

Ketika mengikuti misa-misa arwah, kita sering masih merasakan ada getaran kasih dari seluruh keluarga yang ditinggalkan. Kita masih merasakan relasi yang tertinggal dan begitu membekas dalam hati yang ditinggalkan. Ayah yang pergi meninggalkan kesan kebijaksanaan dan kesabarannya; ibu yang tiada meninggalkan cinta dan sejuta kenangan keibuannya yang membuat rindu dan rasa tentram. Anak yang terpaksa dipanggil Tuhan lebih dahulu rasanya masih meninggalkan kesedihan dan kenangan kebersamaan yang tiba-tiba hilang terenggut. Semua terasa mengharukan, meskipun mungkin mereka pernah menjadi kesulitan buat kita.

Mengapa kenangan manis akan orang-orang terkasih begitu terasa menyentuh? Karena mereka adalah orang-orang yang berarti dan penting bagi hidup kita. Kemungkinan lain adalah karena kita belum sempat melakukan kebaikan untuk mereka. Mereka yang sudah tiada memang selamanya akan hilang dari hubungan fisik kita. Mereka tidak bisa lagi mengatakan hal-hal baik (maupun buruk) kepada kita. Mereka adalah keheningan yang kekal. Ketika mereka tiada lagi, barulah kita menyadari bahwa ada mereka juga berarti dalam hidup keluarga kita.

Seringkali kita terlambat untuk menyampaikan pesan kasih kepada orang-orang serumah, yang membuat kita kesal, marah, bahkan menimbulkan dendam. Kita hidup bersama mereka dalam suasana panas, atau dalam kebekuan, atau bahkan dalam permusuhan mendalam. Hati yang membenci membuat kita lupa mengingat mereka sebagai bagian dari hidup kita yang tak tergantikan. Orang tua akan tetap menjadi orang tua kita, kendati mereka tidak cocok menurut pandangan kita. Anak-anak yang nakal tetaplah anak-anak yang membutuhkan pertolongan dan bimbingan penuh kasih. Kepergian mereka tetaplah duka mendalam yang bisa membawa penyesalan yang tidak ada gunanya lagi

Cobalah melihat kisah orang kaya dan Lazarus yang miskin dalam Injil Lukas (Luk.16:19-31). Perumpamaan dan kisah ini bukan hanya mau menjelaskan kejadian di dalam surga dan neraka, tetapi mau mengingakan kepada kita betapa pentingnya hidup di dunia. Penginjil Lukas mau mengatakan betapa berartinya dunia yang diciptakan Allah ini. Segala sesuatu dapat kita bangun dan ciptakan dalam kebaikan kalau kita mengusahakannya selama kita hidup. Allah sudah selalu menyediakan kesempatan itu selama nafas masih di dada kita. Dan kematian akan menjadi semacam panen raya untuk hal baik yang sudah kita usahakan bersama.

Lihatlah orang-orang di sekitarmu, orang tuamu, anak-anakmu, saudara-saudarimu, paman-bibimu, atau siapapun juga di dalam rumahmu. Mereka adalah manusia-manusia rapuh tetapi penuh kebaikan juga. Mereka menantikan saat mengatakan sesuatu yang baik kepada kita. Mereka merindukan sapaan ramah dan uluran tangan kasih. Mereka selalu menjadi bagian keluarga kita. Jangan sampai kita terlambat mencintai mereka. Mumpung kita masih diberi waktu oleh Allah di tengah keluarga.

Banyak orang membeli tanah makam yang mahal dan mewah, tetapi kita harus tetap sadar bahwa persembahan terindah adalah ketika mereka masih hidup bersama kita. Tidak ada cara lain untuk menghormati orang tua, selain menentramkan hati mereka dengan pengertian dan penerimaan ketika mereka menjadi tua dan rapuh. Anak-anak yang kurang terpelihara tetap membutuhkan saat-saat mesra bersama orang tuanya, bukan kelimpahan harta dan barang-barang. Kalau kita mau merayu hati kita sendiri untuk berbaikan dengan saudara saudari kita, betapa indahnya dunia di rumahkita!

Tradisi masing masing suku dan bangsa berbeda, tetapi ekspresi penghormatan dan kasih sayang yang mau disampaikan sama: “Kamu pernah berarti buat kami, maka kami mengenangmu dengan kasih.” Nyadran, Nyekar, Ceng Beng, intensi di dalam Ekaristi, Ibadat 40 hari, Ibadat nyewu, dll. Adalah bentuk suci dari hati yang mengasihi dan mengenang persaudaraan sejati. Pastikanlah itu sudah kita bina semasa kita hidup bersama sekarang ini.

Inilah saat terbaik, menghormati yang sudah tiada, mendoakan dan memohon doa mereka, sambil mengharapkan kerahiman Allah atas jiwa jiwa itu di surga. Akan tetapi kita juga mengingat bahwa mereka yang masih hidup lebih penting kita perhatikan. Ampunilah, maafkanlah, pahamilah, bimbinglah, nasihatilah dan ajaklah bicara mereka yang dekat dengan kita. Kita satu keluarga di dunia ini, dan kelak kita juga satu keluarga Allah dalam kemuliaan-Nya. Biarlah kehidupan yang baik itu kita mulai dari sekarang, tidak menunggu nanti. Tuhan memberkati kita semua. Amin

Salam dalam Yesus, Maria, dan Yosef

Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Minggu, 06 November 2011 Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 06 November 2011
Hari Minggu Biasa XXXII

"Perbuatan kita yang paling sederhana sekalipun, kalau dilakukan karena cinta, akan membawa keuntungan bagi semua orang" (Katekismus Gereja Katolik, 1108)


Antifon Pembuka (Mzm 87:3)

Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, dengarkanlah jeritan tangisku, ya Tuhan

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan maharahim, kasihanilah kami. Singkirkanlah kiranya segala yang merintang kebahagiaan kami. Semoga tiada sesuatu pun yang membebani jiwa atau pun raga kami untuk dengan tulus ikhlas melaksanakan apa yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:3-17)

"Kebijaksanaan ditemukan oleh mereka yang mencarinya."

Kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh yang kasih kepadanya, dan ditemukan oleh mereka yang mencarinya. Ia mendahului memperkenalkan diri kepada orang yang menginginkannya. Barangsiapa pagi-pagi bangun demi kebijaksanaan tak perlu bersusah payah, sebab kebijaksanaan itu ditemukannya duduk di dekat pintu. Merenungkan kebijaksanaan merupakan pengertian sempurna, dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan. Sebab kebijaksanaan sendiri berkelililing mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya; kebijaksanaan dijumpai pada tiap-tiap pemikiran mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)

1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Dikau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar. Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muju.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolongku dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 4:13-18)

"Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus."

Saudara-saudara, kami ingin agar kamu mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Karena itu hendaklah kamu saling menghibur dengan perkataan-perkataan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan bersiap-sedialah, sebab kamu tidak tahu bilamana Putera Manusia datang.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)

"Mempelai datang! Songsonglah dia!"

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh itu membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami sedikit dari minyakmu, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi, sementara mereka pergi membelinya, datanglah mempelai, dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu.’ Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

YANG SIGAP DAN YANG KURANG WASPADA

Injil Minggu Biasa XXXII tahun A ini (Mat 25:1-13) menampilkan perumpamaan sepuluh gadis yang bermaksud mengiringkan pengantin lelaki menjemput mempelai perempuan dan ikut pesta pernikahan. Lima dari kesepuluh gadis tadi siap tetapi lima lainnya tidak. Mereka tidak membawa persediaan minyak bagi pelita mereka sehingga harus pergi membelinya. Tapi pada saat itu mempelai lelaki yang ditunggu-tunggu akhirnya datang dan kelima gadis yang pergi membeli minyak tadi tertinggal dan tak bisa ikut dalam pesta pernikahan.

Perumpamaan ini termasuk rangkaian pengajaran yang sama-sama bermuatkan pokok-pokok gagasan berikut:
- Ada dua kelompok orang yang menanti-nantikan: Mat 24:37-41 (yang satu terbawa, yang lain tertinggal); 45-51 (hamba setia, hamba jahat); 25:14-46 (domba di kanan, kambing di kiri).
- Tertundanya kedatangan orang yang dinantikan: Mat 24:48 (majikan para hamba); 25:14.19 (pemberi talenta).
- Saat kedatangannya tak terduga-duga: Mat 24:29-36; 50-51.
- Bisa diamati gelagatnya: Mat 24:29-36.43 (nasihat berjaga-jaga; inti pewartaan Mat 24-25).
- Perlu kewaspadaan dan usaha: Mat 24:45-51 (hamba yang berjaga-jaga) ; 25:14-30 (menjalankan talenta).
Marilah kita lihat dari dekat beberapa unsur di dalam perumpamaan sepuluh gadis ini.

"PADA WAKTU ITU..."

Petikan hari ini mulai dengan ungkapan "Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama...". Dibicarakan di sini saat pemisahan siapa yang akan masuk siapa yang akan tertinggal di luar, seperti juga sudah disebutkan dalam Mat 24:40 ("Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan") dan nanti dalam Mat 25:32 ("Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan [Anak Manusia yang datang dalam kemuliaannya] dan ia akan memisahkan mereka seorang dari yang lain, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.").Yang dimaksud dengan "Hal Kerajaan Surga" ialah keadaan pada akhir zaman itu nanti.

Apakah ini ramalan? Banyak pembaca Injil Matius pada zaman itu berpikir demikian. Maklum mereka mengira bahwa akhir zaman akan segera datang. Namun perkiraan ini mau tak mau semakin disesuaikan dengan kenyataan bahwa akhir zaman yang ditandai dengan macam-macam kekalutan dan kekacauan tak kunjung tiba walau tanda-tanda yang disebutkan dalam Mat 24:4-18 sudah hadir. Nyatanya dunia masih terus berlangsung. Orang-orang juga terus hidup. Injil Matius menjelaskan bahwa akhir jagat tetap akan datang tidak lama lagi, tetapi kapan persisnya tidak diketahui. Tak ada yang tahu, malaikat tidak tahu, bahkan anak (manusia) sendiri yang akan datang dengan kemuliaan tidak mengetahuinya. Hanya Bapa di surga yang tahu. Diajarkan kepada komunitas orang percaya pada waktu itu agar tetap waspada dan sigap. Itulah sebabnya perumpamaan mengenai sepuluh gadis tadi tampil dalam pembicaraan mengenai akhir zaman. Di sini terlihat betapa iman mereka tetap hidup dan teologi mereka tidak mentok. Tidak terpancang pada gagasan dan perkiraan belaka.

Bagaimana dengan orang pada zaman ini? Bila pelita iman tetap dihidupkan dengan minyak nalar yang tak kering, maka tak usah takut menafsirkan Mat 24-25 bagi orang sekarang bukan sebagai ramalan bahwa akhir zaman akan segera datang. Namun demikian, kewaspadaan serta kesiagaan yang diajarkan di situ tetap memiliki bobot dan arti. Malah makin besar. Bagaimana penjelasannya?

IKUT PESTA PERNIKAHAN, PELITA, DAN MINYAK

Perumpamaan ini didasarkan pada kebiasaan yang pada zaman Matius sudah tidak ada lagi, tapi yang tetap menampilkan makna yang jelas. Di situlah kuatnya gaya tutur perumpamaan. Di sebuah dusun, menjadi aib besar bagi seorang gadis yang memasuki umur dewasa bila tidak sempat ikut meramaikan pesta pernikahan salah satu dari antara mereka sebagai pengiring pengantin. Akan susah baginya untuk bersuami. Ia akan sulit menemukan tunangan yang akan menjadi suaminya. Ia harus menantikan sampai ada yang menebusnya. Dan memang dalam masyarakat Yahudi dulu ada kelompok seperti ini. Kerap mereka yang tidak menikah ini tergolong bersama dengan kelompok "janda". Bukan kehidupan yang menyenangkan, dibicarakan orang, dicibiri, dijauhi. Hanya dipelihara, dikasihani.

Dalam perumpamaan ini nasib mereka dijelaskan sebagai akibat kebodohan mereka sendiri. Mereka teledor tidak membawa cukup bekal dan kehilangan kesempatan berharga ikut mempelai lelaki menjemput pengantinnya. Ketika mereka menyusul, pintu tidak akan dibuka bagi mereka. Terlambat. Permintaan mereka agar pintu dibuka tidak dilayani dan mereka dianggap orang yang tak dikenal.

Dalam sejarah penafsiran, kerap ada uraian mengenai pelita dan minyak. Pelita dapat dilihat sebagai lambang terang iman yang menuntun pembawanya. Penolakan lima gadis yang bijaksana untuk memberi minyak mereka tak usah ditafsirkan sebagai sikap menaruh kepentingan diri di atas kebutuhan sesama. Penolakan itu menunjukkan betapa minyak dan pelita menjadi bagian yang tak terpisahkan dari yang membawanya. Jelas yang dimaksud bukan minyak sungguhan, melainkan minyak yang menghidupkan orang dari dalam dan tak dapat diparuh untuk orang lain. Juga angka sepuluh sering dilihat sebagai cara mengatakan seluruh komunitas orang yang percaya, Gereja, di situ ada yang sigap dan ada yang lamban dalam menunggu sang Mempelai, yakni Kristus. Bila begitu, maka ada imbauan untuk membantu agar jangan sampai orang jadi lamban, siap-siaplah dengan bekal. Juga agar yang sigap hendaknya, dalam arah tafsir ini, agar tetap awas.

MENDENGARKAN SABDA


Petikan yang sedang dikupas kali ini mengingatkan pembaca akan erumpamaan orang bijak yang mendirikan rumah di atas batu (Mat 7:24-27). Rumahnya tak bakal rubuh bila hujan turun dan angin menerpa. Tetapi orang yang bodoh membangun rumah di atas pasir. Gampang. Tapi bila datang hujan dan banjir rumahnya akan musnah. Di situ bijaksana atau bodoh diukur dengan "mendengar perkataanku". Yang tidak mendengarkan tapi merasa sudah berseru "Tuhan, Tuhan" akan terpaksa mendengar jawaban "Aku tidak mengenalmu!" (7:21-23). Seruan sia-sia dan jawaban yang sama diperdengarkan kepada lima gadis lamban yang datang menyusul ketika pintu sudah ditutup (25:11-12).

Dari perbandingan itu jelas bahwa kebodohan kelima gadis tadi intinya ialah sikap kurang mau memberi ruang gerak pada Sabda Ilahi dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, Sabda bukan kenyataan yang dihayati. Ini kecerobohan bertindak yang akhirnya membuat mereka tidak dapat ikut di dalam kegembiraan yang mereka harap-harapkan.

Tertundanya kedatangan yang ditunggu-tunggu itu bisa jadi kesempatan berharga untuk semakin belajar mendengarkan. Bukan agar menjadi waswas mengenai kapan datangnya yang ditunggu dan mulai ikut dalam upaya ramal meramal. Yang berbekal kebijaksanaan boleh tetap tenang dan yakin bahwa yang ditunggu pasti akan datang. Kapan terserah yang kuasa. Ini kebijaksanaan orang yang mendengar Sabda Ilahi Tidak memaksa-maksa, tidak mendahului, melainkan membiarkan-Nya datang dengan derap langkah-Nya sendiri. Ini sama dengan mengawasi gerak gerik-Nya dan membuat orang bisa selangkah dengan-Nya nanti.

MAIN MAIN DENGAN "MISTERI" DAN AGAMA?

Orang sekarang sebetulnya mempunyai hubungan yang mendua dengan kenyataan Yang Keramat. Orang boleh jadi tidak lagi dapat membiarkan Yang Keramat datang dengan wajahnya sendiri. Orang mau memanipulasinya. Dalam gagasan Injil sama dengan menolak mendengarkan Sabda Ilahi. Sama saja dengan berlaku "lamban" dan "bodoh" (Yunaninya "moros") bukan sebagai orang yang sigap menengarai keadaan, bijak (Yunaninya "phronimos").

Ironinya, dalam manipulasi Yang Keramat itu ialah disertakannya unsur-unsur agama. Di situ agama ditayangkan sebagai cara-cara memperoleh kekuatan memanuver kekuatan-kekuatan itu. Bukan sebagai kebijaksanaan memahami gerak geriknya. Bisa diingat kembali yang disampaikan dalam Mat 7:22. Di situ pembenaran diri bahwa orang telah bernubuat atas nama Tuhan, mengusir setan demi namaNya, mengadakan banyak mukjizat demi namaNya hanya akan dijawab (ayat 23): "Aku tidak pernah mengenal kamu. Enyahlah dari hadapanku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" Ini peringatan agar tidak berlaku sebarangan

Apakah teologi kristiani dapat menyumbangkan sesuatu? Tentu saja. Sederhana. Mendengarkan dan kemudian menyampaikan yang didengar itu dalam bahasa manusia. Memperdengarkan Sabda Ilahi dalam bahasa yang bisa dimengerti. Itulah yang disampaikan itu "teo-logi", wacana tentang Yang Ilahi setelah mendengarkannya. Bukan sebaliknya. Apakah juga ada ajakan bagi pelayan kehidupan orang yang beragama, bagi para pelayan sabda? Ya. Ada ajakan untuk semakin membantu orang dapat menjadi kaum "phronimoi", kaum yang sigap dan bijak yang membangun rumah di atas dasar yang kukuh, yang pandai-pandai membawa bekal dan menjaga pelita hidup tetap menyala.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 05 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXI

Sabtu, 05 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXI

Seseorang berkewajiban menyampaikan kebenaran kepada orang lain demi kejujuran --- St Tomas Aquinas


Antifon Pembuka

Terpujilah Allah yang berkuasa meneguhkan kalian menurut Injil yang kumaklumkan dan sesuai pewartaan Yesus Kristus.

Doa Renungan

Allah Bapa sumber kekuatan kami, jangan biarkan kami bercabang hati. Sertailah kami dalam tugas pelayanan agar tetap terarah kepada-Mu saja, meskipun godaan dan tantangan menghadang. Namun, kami percaya dengan kasih-mu sehingga kami mampu melaksanakan pewartaan Injil.
Semoga kami hari ini mampu memberikan hati kami seutuhnya untuk-Mu dan tidak terbagi dengan kejahatan. Oleh sabda Putra-Mu iman kami diteguhkan, harapan dan cinta kami dikuatkan oleh-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (16:3-9.16.22-27)

"Hendaklah kalian saling memberi salam dengan cium kudus."

Saudara-saudara, sampaikan salamku kepada Priska dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Mereka telah mempertaruhkan nyawa untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi; dialah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus. Salam kepada Maria, yang telah bekerja keras untuk kalian. Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama dengan daku; mereka itu orang-orang terpandang di antara para rasul dan telah menjadi Kristen sebelum aku. Salam kepada Ampliatus yang kukasihi dalam Tuhan. Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis yang kukasihi. Hendaklah kalian saling memberi salam dengan cium kudus. Salam kepada kalian dari semua jemaat Kristen. Salam dalam Tuhan dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini. Salam bagi kalian dari Gayus yang memberi tumpangan kepadaku, dan bagi seluruh jemaat. Salam kepada kalian dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kalian semua. Amin. Allah berkuasa menguatkan kalian menurut Injil yang kumaklumkan dan pewartaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah pernyataan yang berabad-abad lamanya tersembunyi, tapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman. Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan untuk selama-lamanya, oleh Yesus Kristus. Amin!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.10-11; Ul: 1b)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.

Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:9-15)

"Jika kalian tidak setia mengurus mamon durhaka, siapakah yang mau mempercayakan harta sejati kepadamu?"

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kalian diterima dalam kemah abadi. Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi jika kalian tidak setia mengurus mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon." Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Yesus. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Kalian membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Banyak orang senang ketika Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat. Bukan hanya orang Amerika Serikat saja yang senang, para guru SD Santo Fransiskus Asisi dan SD Negeri Menteng 1 juga turut senang. Mengapa? Mereka senang karena dahulu Obama pernah bersekolah di SD itu. Dalam sebuah wawancara televisi, guru SD itu menceritakan bagaimana bakat kepemimpinan Obama itu sudah terlihat sejak kecil. Ia senang membantu teman-temannya. Ia juga senang membantu gurunya menghapus papan tulis.

Sebagaimana pengalaman Obama, kebanyakan orang dididik menjadi pemimpin lewat peristiwa-peristiwa hidup sehari-hari. Sering terjadi, apa yang dialami orang di masa kecil menjadi jalan bagi kesuksesannya ketika dewasa—meskipun pengalaman-pengalaman itu sering kali sederhana saja, misalnya menyapu halaman rumah, menimba air, atau merapikan tempat tidur. Lewat tugas-tugas itu sebenarnya seorang anak belajar bertanggung jawab. Kenyataan ini menjadi bukti konkret akan Sabda Yesus hari ini, ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.”

Ya Tuhan, aku bersyukur karena Engkau telah mendidik aku lewat hal-hal sederhana setiap hari. Semoga aku menemukan nilai-nilai hidup lewat hal-hal itu. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 04 November 2011 Jumat Pertama Dalam Bulan- Peringatan Wajib St. Karolus Borromeus, Uskup.

Jumat, 04 November 2011
Jumat Pertama Dalam Bulan- Peringatan Wajib St. Karolus Borromeus, Uskup.

Dengan doa, kita menemukan kekuatan untuk menghadirkan Kristus dalam diri kita dan sesama --- St Karolus Borromeus


Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, "Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka."

Pengantar

Hari ini hari Jumat pertama dalam bulan. Tuhan Yesus selalu mengundang kita, "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat 11:28). Ajakan Tuhan ini menggambarkan bahwa perjalanan hidup kita selayaknya selalu dihayati dalam kebersamaan dengan Yesus, bukan hanya mengandalkan kemampuan manusiawi belaka.

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, jalan, kebenaran, dan hidup, St Karolus Borromeus dengan penuh semangat mengikuti panggilan-Mu dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk melayani sesama yang menderita. Semoga kami dapat meneladannya khususnya dalam melayani sesama yang miskin dan menderita. Sebab Engkaulah Putra Allah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (15:14-21)

"Aku menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya mereka diterima Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya."

Saudara-saudara, aku sendiri yakin bahwa kalian penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan, dan bahwa kalian sanggup untuk saling menasihati. Namun karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kalian, bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Aku boleh melayani pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. Maka aku boleh bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus dengan perantaraanku. Demikian Ia telah memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, berkat perkataan dan perbuatan, berkat tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat, dan berkat kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah mewartakan Injil Kristus dengan sepenuh-penuhnya. Dan dalam pewartaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain. Tetapi aku mengikuti ayat Kitab Suci yang berbunyi: "Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka yang belum pernah mendengar tentang Dia, akan mengertinya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Bergembiralah dan bermazmurlah!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:1-8)

"Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.' Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.' Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Seorang pelajar atau mahasiswa menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan dana untuk menyelesaikan sekolah atau kuliahnya. Ia pastilah rajin belajar, mengerjakan tugas-tugas, membuat penelitian, karya tulis, mengikuti ujian, dan seterusnya agar ia mencapai tingkat prestasi akademik yang tinggi. Demikian juga seorang pekerja, pengusaha, pejabat, dan sebagainya. Orang-orang ini tidak segan-segan bekerja keras, membanting tulang, memeras keringat dan otak, agar pekerjaannya sukses. Untuk segala urusan itu, orang rela berkorban banyak. Apakah usaha dan perngorbanan yang sama juga dilakukan untuk membangun hidup rohani?

Lewat perumpamaan bendahara yang tidak jujur, Yesus mengingatkan kita bahwa orang hendaknya jangan hanya bersemangat mengurusi urusan duniawi saja, tetapi juga perlu bersemangat mengurusi hal-hal rohani.


Tuhan, janganlah aku terlena hanya mengurusi hal-hal duniawi, tetapi doronglah aku untuk setia juga membangun hal-hal rohani. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Doa kepada Santo Karolus Borromeus

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

Allah Bapa, yang maharahim, Engkau telah mengutus St Karolus Borromeus sebagai saksi Injil dan pelayan umat-Mu. Kami mohon berkat-Mu melalui St Karolus agar tugas kami sehari-hari dalam melayani sesama kami yang sakit dan menderita dapat berjalan dengan baik.

Ya St Karolus, bantulah kami agar kami selalu mempergunakan: mulut kami untuk mengucapkan kata-kata bijaksana yang dinantikan oleh sesama kami; bibir kami untuk memberikan senyuman yang membesarkan hati mereka; mata kami untuk memancarkan terang-Mu; tangan kami untuk bekerja dengan rajin, cermat serta melayani sesama dengan penuh gairah dan kasih tanpa pamrih; pikiran kami untuk memikirkan apa yang menjadi kehendak-mu untuk kami lakukan dalam hidup sehari-hari.

Doakanlah kami, ya St Karolus, sadarkanlah kami bila kami terlena dalam kesenangan pribadi. Bukalah hati kami, akan penderitaan sesama serta ambillah hati kami dari rasa tidak puas, iri hati, dan cemburu. Melalui doamu, mohonkan bagi kami hati yang baru, hati yang tahu bersyukur atas segala sesuatu yang telah kami terima dari kemurahan Allah.

Ya Allah, kuasailah hati kami agar kami semakin terbuka dan peka akan kebutuhan sesama serta mampu memberikan kasih-Mu bagi mereka yang haus akan cinta kasih-Mu. Pertajam mata dan hati kami untuk melihat karya dan kehadiran-Mu dalam segala hal dan menjumpai Engkau dalam dri sesama yang malang dan miskin.

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

Kamis, 03 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXI

Kamis, 03 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXI

Setiap kebenaran, entah dari siapa yang mewartakannya, selalu datang dari Roh Kudus --- St Ambrosius

Doa Pagi

Tuhan, Pencipta alam semesta, milik-Mulah kehidupan. Ajarilah kami untuk senantiasa memuliakan Dikau dalam sikap hidup, tidak menghakimi sesama tetapi ikut bergembira dan mendukung sesama yang bertobat untuk kembali bersama-sama memuliakan Dikau, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-12)

"Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan.

Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kitab Suci tertulis, "Demi Aku hidup," demikianlah sabda Tuhan, "semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
atau
Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-10)


"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka." Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, "Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu, Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Bulan November dalam tradisi rohani menjadi bulan untuk mengenangkan dan menghormati arwah orang beriman. Apa yang menjadi landasan? Bacaan dari surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma yang kita baca pada hari ini memberi peneguhan mengenai sikap iman kita. "Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup."

Dengan kematian, hidup seseorang tidak dilenyapkan melainkan hanya diubah (bandingkan prefasi arwah I dalam TPE), sebab dalam keadaan apa pun, entah hidup entah mati, kita selalu bersama Tuhan. Dalam misteri Paskah, yakni peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus, kematian seluruh umat manusia menemukan jawaban dan maknanya. Jika orang meninggal dalam Kristus, maka orang "beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan" (2Korintus 5:8). Gereja dengan mantap meyakini bahwa setiap orang yang mati dalam Kristus, akan dibangkitkan oleh Allah bagi kehidupan bersama dengan-Nya untuk selama-lamanya. Dalam rangka perjalanan kepada kehidupan mulia secara penuh bersama Allah di surga itu, Gereja mendampingi setiap warganya yang sedang dan telah meninggal dunia melalui segala macam doa dan kesalehan lainnya. Tradisi mendoakan arwah orang beriman mendapat landasannya di sini.

Dasar praktik doa Gereja untuk orang-orang yang sedang dan telah meninggal dunia selain terletak pada iman Gereja akan kebangkitan Kristus, juga terletak pada persekutuan orang-orang kudus dalam Gereja (communio sanctorum). Gereja sebagai persekutuan semua orang beriman itu meliputi mereka yang sudah mulia bersama Allah di surga, mereka yang masih hidup dan mengembara di dunia ini --- termasuk kita, dan mereka yang telah meninggal dunia tetapi masih mengharapkan belaskasihan Allah atau mereka yang masih mengalami penyucian. Untuk mereka yang telah meninggal dan masih menantikan kerahiman Allah inilah doa untuk arwah atau peringatan arwah diadakan.

Doa Malam


Allah Bapa yang mahamurah, Yesus Putra-Mu datang untuk kami orang berdosa. Dengan rendah hati kami mohon kasih dan kerahiman-Mu agar boleh bersukacita di surga bersama para malaikat untuk mengikuti Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

Renungan oleh: FX Sukendar, Pr - Inspirasi Batin 2011
Doa: RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy