| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 09 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII


Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)

Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 33:11)

Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!
Dalam Mat 22:1-14 yang dibacakan sebagai Injil Minggu Biasa ke 28 tahun A ini disampaikan perumpamaan mengenai siapa yang akhirnya masuk ke dalam Kerajaan Surga dan bagaimana mereka bisa sampai ke sana. Beginilah ceritanya. Ada orang-orang yang sebenarnya sejak awal sudah beruntung karena "diundang ke perjamuan" tapi mereka malah meremehkan ajakan ini. Karena itu keberuntungan yang sebenarnya dapat mereka nikmati jadi beralih kepada orang-orang lain yang tadinya tidak masuk hitungan. Apa artinya semua ini bagi kehidupan kini?

VERSI MATIUS DAN LUKAS

Selain dalam Mat 22:1-14, perumpamaan tentang undangan yang menolak datang itu didapati juga dalam Luk 14:15-24. (Untuk penjelasan versi Lukas, lihat _Langkahnya...Langkahku!_ [Kanisius, Yogyakarta 2005], hlm. 155-156.) Namun ada tiga hal yang khas pada versi Matius yang tidak dijumpai dalam versi Lukas.

1. Dalam Injil Matius, undangannya ialah ke perjamuan makan siang (Yunani "ariston", Latin "prandium") bagi pesta nikah seorang anak raja. Lukas menyebutnya perjamuan makan malam (Yunani "deipnon", Latin "coena") yang besar yang sudah disanggupi para undangan. Seperti kebiasaan kita, pada zaman itu perhelatan meriah memang biasanya diadakan pada malam hari. Lebih relaks, lebih membangun suasana. Kesempatan seperti itu tidak diadakan siang hari kecuali peristiwanya amat penting dan resmi seperti halnya pesta nikah. Inilah yang lebih ditonjolkan Matius. Perjamuan dalam pesta nikah lebih resmi daripada perjamuan untuk membangun keakraban. Hadirin diajak ikut menjadi saksi peristiwa itu. Apalagi pesta nikah anak raja.

2. Dalam perumpamaan Matius, sang raja sampai dua kali mengundang. Yang kedua kalinya bahkan ada nada memohon. Tetapi orang-orang yang diundang tetap tidak mau datang. Begitulah digarisbawahi dalam Injil Matius penolakan yang makin keras. Ada yang tak peduli, ada yang meremehkan undangan, malah menyiksa dan membunuh suruhan raja. Ini sama dengan memutuskan hubungan. Lukas lain. Ia lebih menekankan dalih para undangan yang sudah bersedia datang ketika diundang tapi kini ingkar.

3. Matius dan Lukas sama-sama mengatakan bahwa akhirnya orang-orang lain yang tadinya tidak diundang kini didatangkan ke perjamuan. Tetapi Matius masih menceritakan bahwa sang raja mendapati orang yang datang tanpa pakaian pesta. Orang itu kemudian tidak diperbolehkan ikut pesta dan dikeluarkan. Lukas tidak menyinggung adanya orang yang tak pantas ikut perjamuan malam. Tetapi ia meneruskan perumpamaan itu dengan menyampaikan pengajaran Yesus mengenai perlunya komitmen utuh dalam mengikutinya.

Matius berbicara kepada umat yang berasal dari lingkungan Yahudi. Bagi mereka "perjamuan nikah" dan datang dengan "pakaian pesta" memiliki arti yang khusus yang tidak segera ditangkap oleh orang dari kalangan lebih luas seperti halnya umat Lukas. Marilah kita lihat dari dekat kedua gambaran yang dipakai Matius.

PERJAMUAN NIKAH


Disebutkan "Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya". Bagi pembaca Matius, "perjamuan nikah" membangkitkan gagasan yang lebih dari pada sekedar hadir dalam resepsi, melainkan mengikuti upacara religius dan berbagi hikmatnya. Dalam kesempatan seperti itu dulu kerap didendangkan lagu-lagu kasih antara mempelai lelaki dan mempelai perempuan. Lagu-lagu itu sering bernada erotik, tapi sekaligus juga amat religius. Salah satu bentuk yang paling dikenal dan sudah menjadi bagian Kitab Suci ialah Kidung Agung. Kedua mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9:2:7), saling mengungkapkan rasa rindu terhadap satu sama lain (Kid 3:1-5; 5:2-8), saling mengungkapkan nikmatnya ada berduaan (Kid 7:6-8:4). Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai tempat kehadiran yang ilahi tanpa perlu mengatakannya. KehadiranNya memanusia dalam ujud yang paling bisa dirasakan. Bagi orang Yahudi, ikut serta dalam upacara dan perjamuan nikah dalam arti ini dapat mendekatkan orang pada kemanusiaan dan keilahian sekaligus. Karena itu juga penolakan ikut serta perjamuan lebih daripada sekedar tidak menghadiri pesta.

Menolak ajakan untuk menyaksikan pesta nikah juga membuat pesta menjadi sepi dan hambar. Panggilan pertama tidak dipenuhi. Raja yang sebetulnya penuh wibawa kemudian bersikap menghimbau. Ia merendah. Satu kali tidak digubris, ia berusaha lagi. Malah seakan-akan memohon belas kasihan para undangan: jangan biarkan pesta jadi rusak, hidangan sudah siap, lembu dan ternak piaraan sendiri telah dipotong. Tetapi yang diundang semakin meninggikan diri, dan menjadi takabur, dan akhirnya malah membunuh pesuruh sang raja. Mereka tidak mau diganggu lagi. Mereka memutus hubungan. Terlihat betapa kerasnya penolakan terhadap ajakan untuk ikut serta dalam kesempatan yang sebenarnya bakal membuat siapa saja yang ikut semakin utuh hidupnya, semakin memasuki Kerajaan Surga!

Mereka yang menolak kehilangan dua hal. Pertama rusaklah hubungan dengan raja yang bisa melindungi mereka. Kedua mereka kehilangan kesempatan ikut pesta nikah yang meriah yang memiliki arti khusus tadi. Jadi mereka semakin menjauhkan diri dari kesempatan yang bakal membuat hidup mereka berarti. Mereka menjauh dari Kerajaan Surga. Inilah yang hendak ditunjukkan dalam perumpamaan ini.

ORANG-ORANG DI PERSIMPANGAN JALAN

Karena perjamuan nikah telah tersedia tapi yang diundang tak layak datang, maka raja menyuruh hamba-hambanya ke persimpangan jalan, membawa orang-orang yang mereka temui di sana, siapa saja, ke perjamuan nikah tadi. Tak pilih bulu siapa saja didatangkan. Dan pesta itu diselamatkan oleh kehadiran mereka-mereka ini.

Yang dimaksud dengan persimpangan jalan ialah lapangan tempat orang biasanya berkumpul dengan macam-macam maksud: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan waktu, berjualan, membeli. Apa saja. Kegiatan sehari-hari yang bermacam-ragam. Orang-orang yang di situ dengan macam-macam keadaan itulah yang diminta datang ke perjamuan nikah. Di persimpangan jalan...hidup itulah disampaikan ajakannya.

Bagaimana membacanya dengan cara yang lebih cocok bagi zaman ini? Perumpamaan tadi mulai dengan "Kerajaan Surga seumpama.." Jadi dimaksud membantu agar orang menyadari bagaimana cara Yang Mahakuasa mengajak siapa saja ikut masuk ke dalam kehidupan-Nya, ke dalam keakraban dengan-Nya. Dengan mengajak orang ikut serta dalam kegembiraan pesta nikah anaknya, sang raja tadi ingin berbagi kegembiraan. Bahkan boleh dikatakan, kegembiraannya itu baru menjadi nyata bila ikut dirasakan orang lain. Ia berusaha mendatangkan orang-orang untuk ikut. Bahkan ia memohon agar mereka datang. Tetapi permohonan ini dihadapi dengan sikap keras hati dan penolakan. Tidak mau mengambil bagian dalam kehidupan yang sebenarnya tidak dapat sebarangan dibagikan. Penolakan ini makin memisahkan dan menjauhkan mereka satu sama lain. Juga membuat sang raja putus asa dan merasa pestanya bakal rusak. Tetapi ia tidak menyerah. Pestanya itu kemudian dibuka bagi siapa saja yang tadinya tidak termasuk hitungan.

Kerap dijelaskan bahwa para undangan yang menolak datang itu ialah orang Yahudi dan mereka yang didatangkan dari jalanan itu ialah pengikut Yesus. Yang pertama kehilangan Kerajaan Surga, yang kedua memperolehnya. Para hamba yang disuruh mengundang ialah nabi-nabi dan kemudian yang diperlakukan dengan buruk ialah para rasul. Tafsir alegori ini memang sudah ada sejak lama. Dan bahkan sudah mulai pada zaman Injil sendiri ditulis. Namun demikian masih ada keleluasaan untuk memahami perumpamaan ini sebagai perumpamaan untuk membaca kehidupan orang zaman ini, untuk mengartikan pengalaman hidup.

PAKAIAN PESTA


Pesta nikah itu terlaksana justru karena hadirnya orang-orang jalanan tadi. Kerajaan Surga semakin menjadi kenyataan karena dimasuki, dihuni, dikembangkan. Kepada pembaca diberikan ajakan yang amat kuat. Ayo ikut membuat kehidupan yang nyata ini semakin menjadi ujud dari Kerajaan Surga. Bisakah dibalik sehingga dikatakan agar Kerajaan Surga menjadi bagian dari kehidupan nyata? Orang tergoda mengatakan ya, tapi kiranya tidak pas bila begitu. Seolah-olah kerajaan itu sudah ada dan jadi dan tinggal dimasuki, seperti menaiki kereta yang akan jalan. Yang lebih cocok, tiap orang diminta menemukan wujud Kerajaan Surga baginya. Bahan mentahnya: kehidupan sehari-harinya, kehidupannya di persimpangan jalan. Tapi untuk ke sana orang perlu memakai pakaian pesta.

Dalam alam pikiran Semit, pakaian memberi bentuk kepada orang yang memakainya sehingga dapat dikenali. Tidak mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa sungguh mau mengikuti pesta. Orang baru dapat dikatakan datang ikut perjamuan pesta bila memang mau menghadiri pesta itu, bukan untuk urusan lain. Datang tanpa pakaian yang cocok berarti tidak membiarkan diri dikenal sebagai yang datang untuk itu. Komitmen setengah-setengah ini kurang dapat menjadikan hidup orang menjadi bagian dari hidup dalam Kerajaan Surga. Kebalikannya, datang dengan mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa maksud atau tujuan lain. Yang bersangkutan akan dikenali sebagai orang yang hidupnya sedang berubah dari yang ada di persimpangan jalan menjadi dia yang hidup dalam perjamuan yang makin memanusiakan dan makin mendekatkan ke keilahian.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 09 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII


Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)

Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 33:11)

Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Renungan


Setiap pesta pernikahan umumnya ramai dihadiri oleh banyak undangan mulai orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Dalam pesta itu tentu dihidangkan juga makanan dan minuman yang lezat.

Suatu kali ketika dalam perjalanan pulang dari stasi, perjalanan saya di tengah jalan terhenti karena jalan utama ditutup untuk sebuah pesta pernikahan. Terpaksa saya harus memutar untuk pulang ke paroki. Sebelum saya memutar untuk berbalik arah, sejenak saya memerhatikan bagaimana suasana dalam pesta tersebut. Para undangan mulai datang satu per satu diiringi dengan musik dangdut yang menghentak-hentak dan disertai derai tawa para undangan serta senyum bahagia mempelai yang kebetulan duduk di bangku khusus. Sungguh membawa kegembiraan.

Pengalaman tersebut berbanding terbalik dengan apa yang Yesus katakan dalam Injil-Nya tentang Kerajaan Surga dalam sebuah perumpamaan pesta nikah anak Raja. Sang raja mengundang banyak orang untuk menghadiri perjamuan nikah anaknya. Namun, yang menarik adalah undangan tersebut tidak ditanggapi sehingga raja harus mengundang untuk kedua kalinya. Sayang, tetap saja tidak ada tanggapan atas undangan tersebut. Kita dapat membayangkan bagaimana sang raja mengundang untuk pesta nikah dan tidak ada yang menghadiri undangan tersebut, betapa ia sebagai pihak pengundang merasa malu dan marah. Akhirnya ia mengundang semua orang yang ada di persimpangan jalan yaitu orang-orang jahat dan baik.

Kerajaan Surga yang diumpamakan sebagai perjamuan atau pesta nikah menceritakan tentang keselamatan Allah yang sudah dimulai sejak jaman para nabi sampai dengan Yesus. Para nabi diutus kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk dan banyak pula dari mereka yang tidak mengindahkan tawaran keselamatan Allah. Akhirnya Tuhan sendiri datang ke dunia untuk membawa keselamatan kepada banyak orang tetapi yang terjadi sama saja, tawaran Tuhan ditolak dan tak digubris. Hal ini nyata pada kematian Yesus di atas kayu salib.

Saudara yang terkasih, tawaran keselamatan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sebenarnya begitu nyata. Namun, acapkali kita tidak melihatnya dan bahkan menghiraukannya. Keselamatan Allah sangat nyata terutama dalam perayaan Ekaristi yang dirayakan setiap hari dan hari Minggu. Ekaristi adalah puncak iman dan keselamatan orang Kristiani. Dengan Ekaristi kita mendapatkan rahmat dan berkat yang melimpah dan tentunya keselamatan yang dijanjikan Tuhan. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang menyadari hal ini? Tentu banyak yang mengerti dan banyak yang tidak.

Ekaristi adalah lambang pesta perjamuan Tuhan yang menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan banyak orang. Dalam perayaan Ekaristi kita diundang untuk masuk dan menikmati perjamuan surgawi yang sudah Tuhan sediakan. Namun, apakah kita sudah membuka diri pada tawaran atau undangan Tuhan tersebut dalam hidup kita? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan iman yang sungguh karena tak jarang pula selain Ekaristi, entah itu dalam bentuk lain, Tuhan menawarkan keselamatannya misalnya melalui saudara-saudara kita yang berkekurangan dan menderita atau dalam keluarga kita sendiri.

Tuhan selalu mengundang kita untuk ikut terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang ada dalam hidup ini, entah itu sedih, senang maupun di saat kita merasa sangat terpuruk dan jatuh. Tuhan menawarkan kepada kita kasih-Nya yang menyelamatkan. Sebab itu, marilah kita membuka hati bagi tawaran keselamatan Tuhan itu.

RUAH/Willy

Sabtu, 08 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Sabtu, 08 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

"Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!" (Mzm 97:1)

Antifon Pembuka (Luk 11:28)

Yang berbahagia ialah mereka, yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, Engkau menyatakan kasih-Mu melalui hari yang baru ini. Baharuilah semangat dan niat-niat kami untuk berbuat baik kepada siapa pun sebagai ungkapan syukur kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (3:12-21)

"Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian."
Hendaklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian. Marilah, iriklah, sebab tempat anggur sudah penuh; tempat-tempat pemerasan sudah berkelimpahan. Sebab banyaklah kejahatan mereka! Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekatlah hari Tuhan di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang kehilangan cahayanya. Tuhan mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit serta bumi pun bergoncang. Tetapi Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. "Maka kalian akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang tinggal di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar takkan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; Tuhan tetap diam di Sion."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan memeliharanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)

"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!" Tetapi Yesus bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang terpesona menyaksikan Yesus melakukan mukjizat menyembuhkan orang dan mengusir setan. Banyak orang tertegun mendengar kebijaksanaan yang keluar dari mulut-Nya. Seorang perempuan tidak tahan untuk melontarkan kata-kata pujian. "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Yesus tentu tidak menyangkal akan kebahagiaan dan berkat yang menjadi milik Maria, bunda-Nya. Dan, memang Kidung Maria sendiri meneguhkan hal itu: "segala keturunan akan menyebut aku bahagia" (Luk 1:48).

Yesus menjawab dengan suatu pertanyaan yang inklusif dengan memperluas makna berkat dan kebahagiaan yang meliputi semua orang yang menerima dan melakukan, yang mendengar dan memelihara Sabda. Allah menghendaki agar kita hidup sebagai saudara dalam satu keluarga dan Allah menjadi Bapanya. Di sini, Yesus mau mengubah relasi manusia yang didasarkan semata atas hubungan darah dengan suatu keluarga yang diikat dan disatukan dalam iman akan Allah. Memelihara firman Allah berarti menjadikan firman Allah itu nyata dalam hidup kita.

Ya Tuhan, tambahkan dahagaku akan Sabda-Mu dan kuatkanlah aku untuk melakukannya agar aku menjadi sumber berkat dan sukacita bagi sesamaku. Amin

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 07 Oktober 2011 Peringatan Wajib. SP Maria, Ratu Rosario -- Jumat Pertama

 Jumat, 07 Oktober 2011
Peringatan Wajib. SP Maria, Ratu Rosario -- Jumat Pertama

"Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib." (Mzm 9:2)

Antifon Pembuka

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu.

Doa Pagi


Tuhan, Engkau menghendaki pertobatan yang tulus karena kedatangan-Mu sudah mendekat. Bukalah mata hati kami untuk berserah pada-Mu seturut teladan Bunda Maria, Ratu Rosario agar berdoa tak jemu-jemu dengan doa yang Bunda Maria minta: Rosario suci. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan datang membarui umat-Nya. Kedatangan Tuhan perlu disiapkan dengan baik. Puasa, memakai kain kabung, mengeluh, meratap menjadi prosesi untuk mempersiapkan kedatangan-Nya. Sikap ini menunjukkan betapa 'ringkih' dan lemahnya manusia. Tidak sepatutnya manusia memegahkan diri. Di hadapan Tuhan, semua manusia itu kecil dan harus bertobat.

Bacaan
dari Nubuat Yoel (1:13-15;2:1-2)

"Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut."

Hai para imam, kenakanlah pakaian kabung dan mengeluhlah. Merataplah, hai para pelayan mezbah. Masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah lama di rumah Allahmu tiada kurban sajian dan kurban curahan. Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya. Kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah Tuhan Allahmu, dan berteriaklah kepada Tuhan. Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya seperti hari pemusnahan dari Yang Mahakuasa. Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat. Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat. Seperti fajar di atas gunung-gunung terbentanglah suatu bangsa yang besar dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu, turun-temurun, pada masa yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 9:2-3.6.16.8-9)
1. Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
2. Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa terbenam dalam lubang yang dibuatnya, kakinya terperangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri.
3. Tetapi Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sekarang penguasa dunia ini dibuang ke luar, sabda Tuhan; dan bila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.


Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kuasa Allah akan meneguhkan semangat persatuan dalam hidup bersama. Sebaliknya, kuasa setan akan merongrong hidup bersama sehingga menjadi goyah dan pecah. Setiap orang beriman hendaknya selalu mengenakan kuasa Allah sehingga tetap bersatu dan kuat. Sebentar saja melepaskan diri dari Allah, ia akan hancur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:15-26)

"Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."

Sekali peristiwa, setelah Yesus mengusir setan, ada beberapa orang yang berkata, "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, kepala setan." Ada pula yang mencobai Dia dan meminta tanda dari surga. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah, pasti binasa. Dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jika Iblis juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimana mungkin kerajaannya dapat bertahan? Sebab kalian berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusir setan? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya, amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Barangsiapa tidak bersama Aku, ia melawan Daku, dan barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia mengembara di tempat-tempat yang tandus mencari perhentian; dan karena tidak mendapatnya, ia berkata, 'Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.' Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan tinggal di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Betapa sulitnya untuk percaya. Terjadinya sebuah mukjizat tidak secara otomatis membawa orang kepada iman. Yesus yang telah berhasil mengusir setan, malah dikatakan Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Bahkan ada lagi yang mau mencoba Yesus meminta tanda dari surga. Sebetulnya, kalau orang memiliki hati yang terbuka, pengusiran roh jahat oleh Yesus merupakan tindakan kuasa ilahi dan tanda dari surga bahwa saat penyelamatan oleh Allah telah tiba.

Doa Malam


Tuhan Yesus, persatuan-Mu dengan Bapa melahirkan keselamatan bagi semua orang. Tuntunlah langkahku agar bersatu dengan-Mu dalam menjalani kehidupan di jaman yang penuh dengaan tawaran menarik. Semoga aku tidak mudah terhanyut di dalamnya. Amin.


RUAH

Kamis, 06 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Kamis, 06 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

"Meski kita mencemooh kebaikan-Nya kepada kita dengan sikap acuh tak acuh, Ia tetap mencintai kita." (St Basilius Agung)


Antifon Pembuka

Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.

Doa Pagi


Tuhan, Engkau bersabda, "Bagi kalian yang takwa akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan. Bimbinglah aku hari ini untuk berbakti kepada-Mu dengan segenap jiwa dan ragaku. Amin.

Orang benar sangat dikasihi Allah. Karena ia sangat takwa beribadah kepada Allah. Orang fasik pun dikasihi Allah agar mereka sadar dan berbalik beribadah kepada-Nya. Allah tidak menyetujui tiap tindakan orang fasik. Tapi, Allah ingin agar orang fasik berubah dan memelihara hidupnya dalam naungan kasih-Nya. Rencana keselamatan Allah memang luar biasa.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:13-20b)
 
 
"Hari Tuhan akan datang, menyala seperti api."
 
Tuhan bersabda kepada orang-orang fasik, "Bicaramu tentang Aku kurang ajar. Meskipun demikian kalian bertanya, 'Apakah yang kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?' Kalian berkata, 'Sia-sialah beribadat kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam? Itulah sebabnya kita memuji bahagia orang-orang yang gegabah. Sebab mujurlah orang-orang yang berbuat jahat itu! Mereka mencobai Allah, namun luput juga.' Sebaiknya orang-orang yang takwa berbicara demikian, 'Tuhan memperhatikan dan mendengarkan kita; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takwa kepada Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.' "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri," sabda Tuhan semesta alam, "pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kalian akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang jahat, antara orang yang beribadat kepada Allah dan orang yang tidak beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu," sabda Tuhan semesta alam. "Mereka akan habis sampai ke akar dan cabangnya. Tetapi kalian yang takwa, bagi kalian akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Keberhasilan itu merupakan hasil dari usaha keras dan tak kenal lelah. Aneka kegagalan, penderitaan, luka, berdarah, dan ancaman telah menimpanya menjadi pribadi yang kokoh. Bila jatuh, ia akan segera bangun dan melanjutkan perjuangannya kembali. Proses panjang ini sangat disukai Allah. Karena Allah akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:5-13)
  
"Mintalah, maka kalian akan diberi."
  
Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka, "Jika di antara kalian ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat, dan berkata kepadanya, 'Saudara, pinjamilah aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;' masakah ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, 'Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu.' Aku berkata kepadamu: Sekali pun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu, mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, akan menerima; setiap orang yang mencari, akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kalian, yang memberi anaknya sebuah batu, kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jika kalain yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dengan menggunakan pengalaman hidup sehari-hari, Yesus mau menunjukkan bahwa Allah adalah Bapa yang mencintai umat-Nya. Sebagaimana seorang ayah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, demikian juga Allah, Bapa bagi kita umat-Nya. Memang, Allah kita di surga adalah Bapa yang Mahabaik. Ia memberikan dan menganugerahkan apa yang terbaik untuk umat-Nya. Walau demikian, manusia tetap diminta untuk bertekun dalam doa. Ketekunan menunjukkan sebuah penyerahan diri dan hidup yang bergantung sepenuhnya pada kemurahan hati Allah.

Doa Malam

Tuhan yang berbelaskasih, terimalah pujian, hormat dan syukurku atas Roh Kudus-Mu yang bekerja dalam diriku. Bantulah aku senantiasa untuk membuka hatiku kepada-Mu. Amin.


R U A H

Rabu, 05 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 05 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

“Orang yang sepenuh hati cinta akan Tuhan, dikenal oleh-Nya” (Mgr. Diadokhus dari Photike)


Antifon Pembuka

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Doa Pagi


Bapa yang Maharahim, ketika Yunus ingin agar kehendaknya yang terjadi, Engkau tidak berkenan mendatangkan malapetaka atas kota Niniwe. Bantulah aku hari ini untuk hidup sesuai dengan rencana-Mu sendiri. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Penolongku. Amin.

Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang. Ia panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Kadang manusia, sehebat Yunus pun tidak mampu memahami kebaikan kasih Allah ini. Allah selalu mempunyai cara untuk menunjukkan kasih-Nya kepada manusia. Peristiwa alam sekitar menjadi bukti betapa besar kasih-Nya kepada segala makhluk. Orang beriman patut mensyukuri-Nya.

Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)

"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"

Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (
Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.

Sebagai makhluk spiritual, tiap orang mampu mengadakan komunikasi dengan Allah sang Pencipta. Melalui doa-doanya, ia mengucap syukur atas segala karya Allah atas dirinya. Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajar para murid berdoa dengan cara yang mempersatukan surga dan bumi. Kasih bagi dunia dan pengalaman akan Allah dipadukan secara harmonis.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)

"Tuhan, ajarlah kami berdoa."

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Ada titik tertentu dalam kehidupan ini, yakni orang merasa terbatas. Itulah situasi batas kehidupan, misalnya sakit, penderitaan atau menjadi tua. Situasi itu membawa orang kepada suatu kenyataan bahwa ada yang tidak terbatas. Hal itu hanya ada pada Tuhan sendiri. Doa adalah bahasa iman bahwa dalam situasi yang serba terbatas, ada hal yang tidak terbatas. Tuhan, Bapa yang baik, akan menganugerahkannya bagi kita.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas ajaran-Mu tentang doa yang begitu indah agar kami memuji Bapa, bersyukur, mengampuni dan mohon rejeki secukupnya. Berilah kami semangat untuk mengimani Dikau agar nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.


RUAH

Selasa, 04 Oktober 2011 Pesta St. Fransiskus dari Assisi

Selasa, 04 Oktober 2011
Pesta St. Fransiskus dari Assisi

"Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan." (St Fransiskus dari Assisi)

Antifon Pembuka

Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.

Doa Renungan

Allah Bapa umat manusia, yang kecil dan lemah Kaubela, dan kepada kami Kauajarkan arti keadilan dan perdamaian. Bukalah hati kami terhadap sesama di sekitar kami. Buatlah kami saling memerhatikan satu sama lain, sanggup dipercaya dalam pelayanan kecil maupun besar. Semoga kami mengikuti langkah Santo Fransiskus dari Assisi yang menjadi miskin dan berkat bantuan kekuatan-Mu kami ingin bersama-sama berkembang menjadi tubuh Kristus yang dewasa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Allah selalu menginginkan semua orang hidup dengan baik dan benar. Kalau orang jatuh dalam dosa, Allah berusaha menyadarkannya agar bertobat dan berbalik kembali kepada-Nya. Yunus diutus-Nya untuk mentobatkan orang-orang Niniwe dari dosanya. Sikap sesal dan tobat yang tulus akan meredakan murka Allah. Keselamatan menjadi jaminan orang yang bertobat.

Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)


"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."

Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

atau

Rasul Paulus mengajarkan pentingnya makna penderitaan Kristus yang tersalib, sebab tanpa itu tidak ada kebangkitan; sebab Minggu Paskah hanya terjadi karena adanya Jumat Agung. Sebab Kristus yang disalibkan itulah yang bangkit dari mati untuk memberikan kepada kita hidup yang kekal. Yesus mati untuk kita di kayu salib. Maka Salib Kristus merupakan instrumen penebusan dan telah menjadi salah satu pokok yang hakiki kalau kita berbicara tentang keselamatan kita. Salib adalah suatu tantangan dan sebuah jalan menuju kemuliaan, pertama-tama bagi Kristus, kemudian bagi semua orang Kristiani.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)

"Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus."

Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul:2a)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, memberitakan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelatarn Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Ora et labora. Berdoa dan bekerja, kontemplatif dan aktif. Dua aktivitas orang beriman yang hidupnya harmonis. Berdoa saja tidak cukup. Bekerja saja tanpa doa juga tidak akan menghasilkan buah. Doa hendaknya menjadi dasar yang kuat bagi tiap karya pelayanan. Di dalam kerja pun hendaknya selalu melibatkan kekuatan Tuhan. Itulah keseimbangan hidup Kristen.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)


"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."

Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, "Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Yesus menjawabnya, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Fransiskus dari Assisi, pernah sangat sibuk dengan urusan dunia. Sebagai anak saudagar kaya, maka perhatiannya ke kekayaan, kesenangan, kenikmatan hidup, pertemanan eksklusif. Sampai suatu saat, perkara dunia ini menjadi tak berarti, sesudah sebuah perjumpaan dengan Tuhan sendiri, yang secara ajaib memanggilnya 'memperbaiki Gereja-Nya'. Fransiskus berpikir Gereja itu bangunan fisik gereja; ternyata Gereja adalah keluarga Allah; ternyata Gereja yang dimaksud adalah dirinya sendiri juga.

Seperti Marta, Fransiskus pernah sibuk dengan perkara dunia. Kemudian dia beralih ke perkara gerejani, perkara Kerajaan Allah. Ia memberi waktu, hidup dan seluruh dirinya, duduk di kaki Yesus, yang dikenalnya sebagai 'Ia yang disalibkan dan yang miskin'. Ia menyibukkan diri dengan menghantar dunia kepada Kristus. Ia menjadi sahabat penuh damai dari Tuhan, dari sesamanya, dari alam semesta dari segala ciptaan.

Apa yang memenuhi hatiku saat ini? Perkara apa yang menjadi kepedulianku untuk mana kubaktikan seluruh tenaga, waktu dan kemampuanku? Apakah perkara itu menghantarku lebih dekat kepada Tuhan dan sesama, atau menjauhkanku? Jangan sampai kita salah memilih dan kehilangan sesuatu yang paling berharga.

Tuhan Yesus, terima kasih untuk waktu doa dan kesempatan kerja yang Kauberikan. Seperti Bunda Maria, kuingin diam dan merenungkan dalam hati apa saja yang Kau firmankan. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman, sangsabda.wordpress.com, RUAH

Berbagi Senyuman :: Sharing Pelayanan Pastor Felix Supranto, SS.CC


“Betapa indahnya sebuah senyuman di dunia ini ?” kataku pada diriku sendiri. Senyuman sudah menjadi barang langka di dunia yang banyak beban. Banyak orang pelit tersenyum, padahal tersenyum itu tidak mengeluarkan biaya. Sudah gratis, senyuman menyehatkan jiwa. Senyuman membuat wajah enak dipandang dan yang memandangnya pun ringan bebannya.

Di malam yang sunyi aku berburu senyuman. Pada malam itu, aku tidak mempunyai kesempatan untuk memejamkan mataku walaupun hanya sekejap. Ketika kebanyakan orang sedang menikmati mimpi malam, aku harus menyusuri Jakarta-Pusat untuk memberikan Sakramen Perminyakan Suci kepada seorang pemuda lajang yang sakit keras. Dalam perjalanan pulang, seorang anggota Persekutuan Doa Karismatik menghubungi aku lewat handphone-ku agar aku mengurapi dengan minyak suci kepada seorang bapak yang sedang menghadapi akhir hayatnya di sebuah rumah sakit di Serpong. Prinsipku adalah handphone-ku ada agar umat bisa menghubungi aku kapan saja, khususnya untuk pelayanan orang-orang sakit. Kebahagiaan spiritual memenuhi diriku karena bisa melaksanakan tugas imamatku untuk menghadirkan Kristus kepada orang-orang sakit di tengah malam. Tidak lama kemudian kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan. Aku mendapatkan kabar duka cita bahwa kedua orang yang baru saja aku urapi dengan minyak suci sudah menghadap Tuhan. Senyumku tiba-tiba hilang ditelan duka. Perasaanku tenggelam dalam duka orang-orang yang baru saja ditinggalkan oleh anggota keluarganya. Aku juga mulai takut disebut “imam pencabut nyawa”.

Esok harinya seseorang menginformasikan kepadaku bahwa seorang nenek memintaku untuk mendoakannya karena keadaannya sudah gawat. Iblis ‘keraguan’ mulai menggodaku: “Jangan-jangan, nenek itu akan meninggal dunia seperti dua orang sebelumnya ketika aku mengunjunginya”. Ketika masuk ke kamarnya, aku kaget ternyata nenek itu tidak terbaring lemah dengan nafas satu dua yang keluar dari hidungnya. Nenek itu duduk di tempat tidurnya sedang mendaraskan doa rosario. Nenek itu enam bulan sebelumnya menjalani operasi jantung. Biasanya orang yang mengalami sakit seperti ini sering gelisah dan banyak keluh-kesah. Nenek ini tampil beda. Ia tidak menampilkan rasa sakitnya. Ia selalu menebarkan senyuman manisnya. Setelah menerima komuni suci, senyumannya semakin menawan: “Romo, aku hari ini bahagia sekali. Tuhan datang kepadaku. Kebahagiaanku akan menambah umurku walaupun sakit jantung mengiringi hidupku”. Nenek ini sudah lama tidak mendapatkan kunjungan imam. Kunjungan imam dengan Hosti merupakan kerinduannya sebagai seorang aktivis gerejani di masanya yang sehat. Sejak itu ia selalu mengucapkan “selamat malam’ kepadaku melalui sms. Itulah yang mengharukan dan meneguhkan pelayananku. Yang teringat selalu dibenakku adalah wajahnya yang memancarkan sinar sukacita.

Aku harus tersenyum setiap saat. Tersenyum merupakan ungkapan pengharapan. Orang berpengharapan senantiasa tersenyum untuk melupakan masalahnya. Masalahnya telah dilupakannya karena yakin bahwa Tuhan akan mengangkatnya. Orang yang pesimis lupa tersenyum karena mengikatkan diri pada masalahnya. Mukanya menjadi jutek dan bibirnya manyun yang bisa membuat orang muak melihatnya. Wajah tersenyum menarik hati banyak orang seperti gula mengundang datangnya semut-semut. Senyuman akan mengubah dunia. Kebahagiaan dunia tergantung pada senyuman. Dunia bagaikan sebuah cermin dihadapan Anda. Tersenyumlah di hadapannya, dan ia akan membalas senyuman Anda. Tersenyum mengubah kekurangan menjadi keindahan. Senyuman membuat nasi bungkus terasa lezat. Senyuman akan melenyapkan penyakit yang menggerogoti raga: “Hati yang bergembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17:22). Tersenyumlah senantiasa, maka Tuhan Yesus yang diwartakan akan didatangi banyak orang. Tanpa senyuman, pewartaan akan sia-sia karena akan diabaikan oleh mereka. Ingatlah, tersenyum tidak merugikan, tetapi mendatangkan berkat ! Tuhan memberkati.

Bacaan Harian 03 - 09 Oktober 2011


Senin, 03 Oktober: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yun 1:1-7 – 2:10; MT Yun 2:2-5.8; Luk 10:25-37.

Allah adalah murah hati. Seluruh hidup kita dengan segala aspeknya adalah karena kemurahan hati-Nya. Ia juga menghendaki kita hidup dalam kemurahan hati yang telah Ia wariskan itu. Maka, tengoklah sekeliling, mungkin di sana ada orang-orang yang membutuhkan kemurahan hati kita.

Selasa, 04 Oktober : Pesta St. Fransiskus dari Assisi (P).
Yun 3:1-10 atau Gal 6:14-18; Mzm 130:1-4ab.78; Luk 10:38-42.

Ada banyak cara melayani Tuhan sesuai dengan talenta dan anugerah yang kita miliki. Yang terpenting adalah melakukannya dengan sepenuh hati. Jadi, tidak perlu memaksa diri untuk melakukan berbagai pelayanan seperti orang lain; tidak perlu juga menuntut orang lain untuk melakukan seperti yang kita lakukan.

Rabu, 05 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yun 4:1-11; Mzm 86:3-6.9-10; Luk 11:1-4.

Doa Bapa Kami adalah doa yang begitu indah. Daraskan doa itu dengan perlahan dan penuh penghayatan. Lakukan berulang-ulang, maka kita akan mengalami rahmat yang mengubah ’hidup’ kita. Satu hal pasti, ada sukacita yang penuh. Cobalah!

Kamis, 06 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Mal 3:13 – 4:2a; Mzm 1:1-4.6; Luk 11:5-13.

Berdoalah dengan tak jemu-jemu. Ia pasti mengulurkan tangan untuk orang yang menyerahkan hidup pada-Nya dan hanya mengandalkan Dia. Tapi sadarilah: Ia hanya akan mengabulkan doa-doa permohonan yang memang akan baik bagi kita! Ia tidak akan memberikan batu atau kalajengking yang mencelakakan.

Jumat, 07 Oktober : Jumat Pertama - Peringatan Wajib Sta. Perawan Maria Ratu Rosario (P).
Yl 1:13-15 – 2:1-2; Mzm 9:2-3.16.8-9; Luk 11:15-26.

Bila kita menyediakan tempat dalam hidup kita untuk bercokolnya iblis, maka iblis akan mengajak teman-temannya untuk pesta di dalam diri kita dan mereka akan semakin menguasai kita. Maka, sekecil apa pun tawaran iblis, harus kita tolak. Sekali terjerumus, bersiaplah untuk tenggelam.

Sabtu, 08 Oktober: Hari Biasa Pekan XXVII (H).
Yl 3:12-21; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; Luk 11:27-28.

Orang yang hanya digerakkan oleh keinginan-keinginan pribadinya adalah orang yang sedang merintis jalan menuju hutan belantara penuh kegelapan. Jangan biarkan diri kita tersesat! Pegang kompas Firman Allah dan ikuti, maka kita pasti akan sampai pada tempat yang terang, damai dan sukacita.

Minggu, 09 Oktober : Hari Minggu Biasa Pekan XXVIII (H).
Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-6; Flp 4:12-14.19-20; Mat 22:1-14 (Mat 22:1-10).

Perjamuan meriah akan diadakan. Hidangan sudah disediakan. Kita semua diundang. Kalau kita rindu perjamuan itu, baiklah kita bersiap diri untuk hadir di sana. Jangan sampai kita terlalu sibuk dengan segala keduniaan, sehingga lupa mempersiapkan diri. Layakkanlah diri kita untuk hadir dalam perjamuan kehidupan itu!

Surat Kepada Keluarga bulan Oktober 2011

IBU KEHIDUPAN SEJATI


Keberadaanmu sebagai Ibu menunjukkan kehadiran

Dalam keheninganmu engkau menghidupkan

Dalam keibuanmu, engkau mengajar

Dan membiarkan Sang Putera bertumbuh sebagaimana ada-Nya

Seorang isteri mengenal suami dan anak-anaknya

Memanggil dengan hati sambil menggerakkannya

Keluarga pun menjadi kudus sebagaimana kehendak Allah

Menjadi matang dalam perjuangan karena bekerjasama

Doakanlah kami keluarga-keluarga kristiani, ya Bunda Maria.

Keluarga Keluarga yang terkasih,


Oktober selalu menjadi bulan menyenangkan, ketika kita dapat merayakan kemesraan bersama sang Bunda dalam doa bersama. Bunda yang kita hormati mengajak kita pertama-tama untuk meneladan cara hidupnya, dan selanjutnya memperkenalkan kita pada cara memastikan keselamatan terjadi, yaitu dengan iman yang utuh dan tak tergoyahkan.

Melihat kehidupan keluarga-keluarga katolik yang setia dan beriman amat meneguhkan, seolah olah Allah dihadirkan dalam kebahagiaan dan kedalaman hidup mereka. Sebaliknya, melihat begitu banyaknya tragedi di antara keluarga; isteri dan suami, ibu dengan anak, ayah dengan anak, atau antar saudara di rumah. Semua membawa keraguan, seolah Allah “tidur” dan enggan hadir di sana.

Seperti Maria yang telah bekerjasama dengan Bapa tidak hanya menuntut-Nya hadir dalam keluarganya yang penuh dengan pertanyaan. Ia bekerjasama mewujudkan kehadiran Allah dalam kebersamaannya dengan Yesus dan Yosef, suaminya. Maria adalah simbol ibu, perempuan, kewibawaan, pendamping iman, dan pendoa yang ideal, yang memungkinkan keluarga kudusnya menjadi demikian hebat. Allah hadir bukan dengan kuasa ajaib saja, tetapi dalam kerjasama untuk “mengurus” keluarga sebagaimana menjadi tanggung jawabnya.

Ketika keluarga-keluarga bermasalah, apa yang kita lakukan? Apakah kita suka melarikan diri dalam kemarahan pada anggota keluarga lain? Membela diri dengan memukul? Menyembunyikan diri dengan memilih perempuan atau laki-laki lain? Atau kita menghadapinya sampai titik darah penghabisan, dalam tangisan yang tidak cengeng, menampilkan ketangguhan yang percaya bahwa Allah menyertai kita dalam situasi apapun?

Mungkin ada begitu banyak permasalahan dalam keluarga kita, sampai kapanpun. Maria telah menghadapinya dan terbukti beriman dan setia. Jawaban “Fiat Voluntas Tua” yang amat terkenal itu tidak pernah diingkarinya sendiri. Kita punya banyak kesempatan untuk mengubah hidup keluarga kita dengan gaya hidup ini. Menerima situasi kita dan berjuang untuk sesuatu yang makin mengarahkan keluarga kita pada Allah, dengan kerja keras kita.

Ketika kita berdoa kepada Maria, kita tidak semata-mata meminta banyak rahmat, tetapi terutama kita mau bersekolah bersama sang ibu kehidupan, yang mengajar melalui perbuatannya itu. Berdoalah dengan tekun sambil tidak lupa belajar dari Sang Bunda bagaimana mengatasi hidup dengan ketangguhan dan iman yang hidup seperti dimilikinya.

Masalah pernikahan beda agama, perceraian, anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, ketidaksetiaan, kemalasan rohani, kemiskinan, kesibukananggota keluarga, komunikasi, dan lain-lain akan selalu ada. Tetapi kalau rumah kita menjadi tempat pendidikan nilai yang berhasil, niscaya hambatan yang mungkin terjadi dapat lebih baik diatasi dalam terang iman.

Keluarga-keluarga katolik terkasih, Allah tidak hanya menghadapkan kita pada kesulitan dan persoalan dalam hidup ini. Sejak semula,Ia juga memberi kita kemampuan belajar, mengubah cara hidup, menyelesaikan persoalan dan bekerjasama dengan Dia. Kesempatan untuk berjuang itu diberikan selama hidup yang hanya sekali ini. Seperti siang dan malam, Tuhan setia hadir setiap hari, dari tempat-Nya yang tersembunyi. Jangan takut, bersama Ibu Kehidupan, kita belajar menjadi umat dan anak-anak Allah yang pantas dibanggakan.

Semoga setiap keluarga meneladan Sang Bunda dan mendapat mahkota kehidupan dalam terang iman, pimpinan Roh Kudus, dan kesejahteraan yang tak lekang dimakan kegelisahan dunia ini.

Tuhan memberkati!


Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Senin, 03 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Senin, 03 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

“Selama suami-istri menepati kewajiban mereka dalam perkawinan dan keluarga, mereka diresapi oleh semangat Kristus.” (Gaudium et Spes 48)

Antifon Pembuka

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatan dan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Doa Pagi

Tuhan, pengalaman Nabi Yunus yang kurang berkenan di hati-Mu dapat menyulitkan orang lain. Akan tetapi, di lain pihak juga menyadarkan akan kebesaran-Mu. Maka bimbinglah aku untuk melaksanakan kehendak-Mu dalam diriku sehingga nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.

Kehendak Allah itu sangat kuat dan luar biasa. Walau merasa kurang mampu, bila Allah sudah berkenan, maka orang tidak mampu menolak tugas dari-Nya. Karya keselamatan Allah harus tetap terlaksana. Yunus pun berusaha lari karena menolak tugas dari Allah. Melalui peristiwa angin ribut dan seekor ikan, Allah menunjukkan karya-Nya bagi keselamatan manusia.

Bacaan dari Nubuat Yunus (1:1-17; 2:10)

"Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."


Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.
Ayat. (Mzm 2:2,3,4,5,8)

1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”
4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan, maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Pada dasarnya, tiap orang tidak mau repot. Ia sibuk mengurus diri sendiri dan tidak peduli dengan keadaan orang lain. Sikap cuek ini menjadi akar segala permasalahan di dalam hidup bersama. Sikap orang Samaria yang peduli dan mau ‘repot’ telah mempermalukan orang-orang beragama yang sok suci. Ia memberikan diri sepenuhnya untuk menyelamatkan sesamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)

"Siapakah sesamaku?"


Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Cinta adalah jalan menuju kehidupan kekal. Cinta pertama-tama bukan soal perasaan atau afektif semata, bukan soal romantis saja, melainkan sungguh efektif dalam kehidupan. Cinta itu berkaitan langsung dengan sebuah tindakan nyata bagaimana saya berbuat sesuatu bagi sesama. Kisah orang Samaria yang baik hati menjadi contoh yang sungguh mengharukan. Kendati orang yang jatuh ke penyamun-penyamun adalah musuhnya, tetapi terdorong oleh kasih yang mendalam, kasih yang efektif, ia membuang segala penghalang dan berbuat sesuatu baginya. Yesus meminta kita untuk pergi dan berbuat demikian,

Doa Malam


Allah yang berbelas kasih, terangilah jalan hidupku untuk mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budiku. Buatlah aku peka akan penderitaan sesama di sekitarku sehingga terwujudlah cinta kasih kepada-Mu dan sesama. Demi Kristus, Tuhan dan Penyelamatku. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy