| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 06 Agustus 2011 Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Sabtu, 06 Agustus 2011
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya (Mzm 97:6)

Antifon Pembuka (Mat 17:5)

Roh Kudus nampak dalam awan yang bercahaya, dan terdengarlah suara Bapa, sabda-Nya, "Inilah Putera-Ku terkasih. Dia berkenan di hati-Ku, dengarkanlah Dia!"

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, di puncak gunung Engkau telah mewahyukan bahwa Yesus itu Putra-Mu terkasih, dan bahwa Ia lebih agung dari pada nabi-nabi yang terbesar. Ajarilah kami mendengarkan dan menghayati sabda-Nya, berilah kami pengertian atas misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)

"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)

"Suara itu kami dengar datang dari surga."

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)

"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan

Kawan-kawan yang baik!

Petang kemarin saya temukan secarik pesan ini, "Matt, terima kasih buat minggu lalu. Tolong ulas bacaan Matius 17:1-9 sekalian bicarakan mengapa boleh menerangi tapi jangan menyilaukan! Cheers - Gus." Memang pokok itu pernah kami perdebatkan.

Dalam Mat 17:1-9 itu saya ceritakan, selang enam hari setelah menjelaskan syarat-syarat mengikutinya, Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ ia berubah rupa. Tampak pula Musa dan Elia sedang berbicara dengannya. Petrus bergairah dan mau mendirikan tiga kemah bagi ketiga tokoh itu. Saat itu juga datang awan yang bercahaya datang menaungi ketiga tokoh itu dan terdengar suara menyatakan bahwa Yesus itu anak terkasih yang mendapat perkenan dari-Nya dan hendaklah ia didengarkan. Ketiga murid itu telungkup gentar. Tetapi Yesus menyentuh mereka dan menyuruh mereka berdiri tak usah takut. Semuanya pulih kembali seperti biasa. Dan mereka hanya melihat Yesus seorang diri. Dalam perjalanan turun Yesus melarang mereka menceritakan penglihatan tadi kepada siapa pun sebelum kebangkitan terjadi.

Sebenarnya saya hanya mengolah kembali catatan Mark (Mrk 9:2-8) sambil mengeditnya di sana sini bagi pembaca saya. Hal ini juga dilakukan Luc. Tahun lalu Gus sudah membicarakan Luk 9:28-36 dan menjelaskan bahwa Luc bermaksud menonjolkan siapakah Yesus yang sudah jadi buah bibir orang banyak itu. Di situ Luc lebih banyak menambah teks Mark daripada saya. Menurut Gus, peristiwa itu bahkan ditampilkan Luc sebagai dasar kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem. Memang dalam versi Luc, kedua tokoh besar Musa dan Elia disebutkan sedang berbicara dengan Yesus mengenai "tujuan perjalanan"-nya, yakni ke Yerusalem. Luc dan Gus sudah kerap mengupas perkara itu. Saya sendiri lebih bermaksud menyoroti para murid dan diri kami sendiri.

Mata batin orang yang semakin mengenal Yesus tentu menangkap yang tak kasat mata. Lama saya kaji perkara ini. Sering saya berkonsultasi dengan beberapa pakar spiritualitas karena saya ingin mengerti pertumbuhan hidup rohani. Oleh karena itu saya anggap penting mengambil alih keterangan Mark "enam hari kemudian" pada awal kisahnya. Catatan ini merangkaikan peristiwa di gunung itu dengan yang dikisahkan sebelumnya, yakni pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikutinya (Mat 16:21-28). Mengenai peristiwa itu Luc bilang "kira-kira delapan hari sesudah [Yesus] menyampaikan semua pengajaran itu" (Luk 9:28). Jangan bingung dengan perbedaan dua hari ini. Mark dan saya menunjuk pada tenggang waktunya, sedangkan Luc menghitung juga awal dan akhirnya. Contohnya, jarak waktu antara dua hari Minggu bisa dikatakan sepekan - enam hari - bila dihitung mulai dari Senin sampai Sabtu. Tapi kalau hari-hari Minggu-nya ikut dihitung, ya kedapatan delapan hari.

Penampakan kemuliaan Yesus terjadi sesudah selang waktu yang cukup bagi ketiga murid tadi untuk memikirkan dua hal ini, yaitu (i) pemberitahuan sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus (Mat 16:21) dan (ii) kata-kata Yesus mengenai pengorbanan di dalam mengikutinya (Mat 16:24-28, yakni menyangkal diri, memikul salib, berani berkorban demi dia, dst.). Tentu para murid selama itu bertanya-tanya dalam hati, sepadankah pengorbanan dalam mengikuti guru yang toh sudah tahu bakal menderita dan meninggal seperti diungkapkan sendiri itu? Dan apa untungnya lebih besar daripada ruginya? Memang kami memakai perhitungan dalam urusan seperti ini, bukan nekad-nekadan saja. Dalam hal ini saya tidak akan begitu saja mengiakan gagasan bahwa iman itu bagaikan "melompat ke dalam kegelapan". Memang ungkapan itu menunjuk pada komitmen orang yang beriman, namun iman tidak mulai di situ. Iman tidak mulai sebagai bonek - bocah nekad. Kepasrahan iman itu buah, bukan titik tolak. Iman tumbuh dari kesadaran mengenai siapa dia yang patut menerima komitmen yang makin besar dan demi maksud apa. Coba simak bacaan mengenai Abraham yang kalian dengar hari ini juga (Kej 12:1-4a). Perintah Tuhan untuk pindah dari negerinya itu masuk akal bagi Abraham: ia akan menjadi bapak bangsa besar dan menjadi jalan berkat bagi semua orang. Begitulah, komitmen mengikuti Yesus juga butuh dipertanggungjawabkan. Peristiwa penampakan kemuliaan Yesus di gunung itu menolong mereka.

Murid-murid melihat wajah Yesus berubah menjadi "bercahaya sebagai matahari". Ungkapan ini sengaja saya tambahkan guna memperjelas rumusan Mark yang hanya menyebut bahwa Yesus "berubah rupa" (Mrk 9:2). Mark memang suka membiarkan pembacanya membayangkan sendiri. Bercahaya seperti matahari berarti tidak bisa ditatap begitu saja, menyilaukan. Di kaki gunung Sinai dulu umat Perjanjian Lama melihat kulit wajah Musa bercahaya dan karenanya takut mendekat. Waktu itu Musa, yang baru saja berbicara dengan Tuhan, turun membawa loh perintah Tuhan (Kel 34:29dst.). Persentuhan dengan sabda Tuhan membuat wajah Musa bercahaya. Kali ini Yesus tampil sebagai Musa yang baru, yang membawakan sabda Tuhan di dalam dirinya, di dalam kehidupannya.

Ingin saya lanjutkan dengan hal yang tak saya tuliskan tapi bisa kalian pikirkan lebih lanjut. Yesus yang kalian ikuti itu amat dekat dengan keilahian sendiri sehingga menjadi berpendar-pendar menyilaukan. Kalian boleh jadi belum pernah mengalaminya. Dan syukur demikian. Tak usah terpaku pada hal-hal spektakuler seperti itu. Hidup yang dengan apa adanya kalian usahakan sebagai jalan mengikuti Yesus itu akan cukup membuat kalian makin melihat wajahnya yang sesungguhnya tanpa merasa silau. Dengan demikian cara hidup kalian juga tidak akan menyilaukan orang sekitar kalian. Menerangi memang jatidiri kalian - ingat Mat 5:13-16 - tapi tak usah bikin silau! Tetapi kalian boleh pegang dalam hati bahwa yang kalian ikuti itu memang "menyilaukan", tetapi jangan kalian pantulkan dia begitu saja. Justru tugas yang luhur bagi murid ialah membawakan yang ilahi dalam ujud yang amat manusiawi dan sehari-hari. Ini kerohanian yang dulu saya usahakan bertumbuh di dalam komunitas saya yang hidup di masyarakat yang memiliki keyakinan hidup berbeda-beda. Nilai kemanusiaan-lah yang bisa kami pakai sebagai dasar saling mengerti. Bagaimana dengan keadaan kalian?

Yesus sendiri sebetulnya juga begitu. Ia tidak setiap saat memantulkan cahaya keilahian. Kita tak akan tahan. Ia menghadirkan keilahian dengan cara yang bisa dimengerti, dengan melayani kebutuhan orang-orang yang datang kepadanya, mencerahkan budi mereka, menyembukan, dengan bersimpati dengan orang lemah yang menanggung beban hidup. Ia yang sebetulnya menyilaukan itu bisa didekati tanpa membuat orang langsung merasa terancam. Dan dia itulah yang kalian ikuti. Kalian boleh memperkenalkan dia dengan cara seperti dia sendiri membawakan keilahian. Dan tak usah takut karena Yang Ilahi sendiri akan bertindak. Dia sendiri sudah berfirman agar orang mendengarkan Yesus ("Dengarkanlah dia!"), karena ia amat dekat dengan-Nya ("anak-Ku yang terkasih") dan diberi kuasa bertindak atas namanya ("kepadanya Aku berkenan").

Gus tentu akan mengingatkan kalian bahwa ungkapan "kepadanya Aku berkenan" dalam ayat 5 itu tidak ada pada sumber saya, yakni teks Mark. Oleh karena itu Luc juga tidak menyebutnya. Rumusan itu saya tambahkan agar pembaca tertolong melihat kesamaan dengan peristiwa pembaptisan dan turunnya Roh ke atas diri Yesus. Di situ ungkapan tadi ada dan kami teruskan apa adanya (Mat 3:17; Mrk 1:11; Luk 3:22). Tapi saya juga yakin benar bahwa para murid juga menangkap hubungan antara kedua peristiwa itu. Dan kalian akan banyak belajar tentang siapa Yesus itu bila melihat kedua peristiwa itu bersama-sama. Kuncinya ada pada Roh! Roh-lah yang membuat Yesus dapat bertindak atas nama Yang Ilahi. Kalian ingat, di padang gurun Roh itu tetap mendampinginya. Dan kemudian ia mengirim Roh yang sama itu kepada semua muridnya, termasuk kita-kita ini.

Ketika berjalan turun, ketiga murid itu dipesan Yesus agar tidak bercerita kepada siapapun sebelum kebangkitan terjadi. Pesan seperti ini maksudnya agar murid sempat memperoleh pengalaman batin mengenai kebangkitan, mengenai keilahian Yesus yang mengatasi kematian itu. Bila pengalaman batin ini belum ada maka cerita mereka yang hebat-hebat nanti mudah gembos tanpa arti. Tapi bukan maksud saya mengatakan kalian musti punya pengalaman batin dulu sebelum berbicara mengenai kebesaran Yesus. Ini tidak diharapkan dari kalian. Bagi generasi saya saja keadaannya sudah lain. Kami kan hidup sesudah Yesus bangkit dan kebangkitan itu justru dasar kehidupan rohani kami. Begitu juga bagi kalian. Maka kita sepatutnya berterima kasih kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes yang menyimpan pengalaman hebat itu dalam hati ....bagi kita semua!

Teriring salam,

Matt


Sabtu, 06 Agustus 2011 Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Sabtu, 06 Agustus 2011
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (Mat 17:4)


Antifon Pembuka (Mat 17:5)

Roh Kudus nampak dalam awan yang bercahaya, dan terdengarlah suara Bapa, sabda-Nya, "Inilah Putera-Ku terkasih. Dia berkenan di hati-Ku, dengarkanlah Dia!"

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahamulia, di puncak gunung Engkau telah mewahyukan bahwa Yesus itu Putra-Mu terkasih, dan bahwa Ia lebih agung dari pada nabi-nabi yang terbesar. Ajarilah kami mendengarkan dan menghayati sabda-Nya, berilah kami pengertian atas misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)

"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)

"Suara itu kami dengar datang dari surga."

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)

"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus


Dalam Injil kemarin kita mendengar Yesus menegaskan syarat-syarat menjadi pengikut Yesus yang sangat berat dan sulit karena harus menyangkal diri dan memikul salib. Sementara bacaan hari ini menampilkan sesuatu yang sangat berbeda seratus delapan puluh derajat. Bacaan injil hari ini yang kita dengar menceritakan kisah Yesus yang berubah rupa di atas gunung. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Para murid yang ikut bersama Yesus naik ke gunung rupanya mengalami kebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaan rohani yang mereka rasakan karena sentuhan kasih Allah lebih dari apapun yang ada di dunia. Karena itu, Petrus menawarkan diri kepada Yesus untuk mendirikan tiga kemah.

Saudara-saudari terkasih,


Tawaran Petrus mendirikan kemah mengandung arti. Kemah adalah tempat tinggal sementara bagi manusia. Dengan mendirikan kemah di atas gunung para murid bisa tinggal di situ untuk sementara. Mereka ingin terus mengalami kebahagiaan dan sukacita. Para murid terpesona melihat pribadi Musa dan Elia yang sedang berbicara dengan Yesus. Pada hal mereka telah meninggal ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Pertanyaan kita adalah untuk apa Yesus berbicara dengan Musa dan Elia. Perjumpaan Yesus dengan Musa dan Elia memberi peneguhan iman kepada kita bahwa orang mati bisa memperoleh hidup yang kekal asalkan percaya kepada Allah dan mematuhi perintahNya. Kita tahu bahwa Musa adalah tokoh besar yang membawa umat Israel keluar dari Mesir. Musa juga yang menerima sepuluh perintah Allah di atas gunung Sinai. Sedangkan Elia adalah tokoh yang dengan gigih mempertobatkan orang Israel. Nabi Elia pernah melawan dan mempermalukan empat ratus lima puluh orang nabi Baal di gunung Karmel.

Saudara-saudari terkasih,


Keinginan Petrus untuk mendirikan kemah adalah sesuatu yang manusiawi dan normal. Kita juga bisa melakukan hal yang sama saat kita merasa senang dan bahagia. Saat manusia hidup bahagia, manusia berusaha untuk menjaga dan mempertahankan kebahagiaan itu dalam waktu yang lama. Maka tidak mengherankan bila ada orang yang berusaha mempertahankan kekuasaan dan jabatan dengan berbagai cara. Jabatan dan kekuasaan menawarkan kebahagian dengan materi yang berlimpah. Namun tawaran Petrus tidak dihiraukan oleh Yesus. Yesus tidak ingin para murid mengalami sendiri kebahagiaan Allah. Sebab Yesus sendiri datang ke dunia untuk memberikan dan membagikan kebahagiaan itu kepada seluruh umat manusia. Yesus tidak mau manusia memikirkan dirinya sendiri. Yesus tidak ingin manusia mendirikan kemah atau suatu keadaan yang dapat membelenggu manusia. Sebab bukankah hidup manusia hanya sementara? Bukankah semua yang ada di dunia akan binasa termasuk tubuh manusia itu sendiri?

Saudara-saudari terkasih,


Ketika pendalaman iman di sebuah paroki, ada seorang bapak yang menceritakan pengalamannya. Bapak itu menceritakan bahwa dulu dia seorang yang kaya raya. Kekayaan itu diperoleh dari kerja keras. Sejak menikah mereka terus-menerus mengumpulkan harta. Karena sibuk bekerja mereka tidak mempunyai waktu untuk berdoa dan jarang ke Gereja. Mereka juga tidak peduli dengan orang yang miskin. Namun segalanya berubah saat bapak itu menderita penyakit aneh. Penyakit yang diderita bapak itu membutuhkan banyak biaya. Tahun demi tahun penyakitnya tidak sembuh. Padahal uang yang mereka miliki sudah habis. Kemudian karena saran dari seseorang mereka menemui seorang pastor untuk mengaku dosa. Dan ternyata sudah lebih dari dua puluh tahun bapak itu tidak mengaku dosa. Dan sungguh ajaib beberapa lamanya penyakit bapak itu sembuh. Mereka hidup bahagia dan damai walau tiap hari makan sederhana. Dalam keadaan miskin hidup mereka justru lebih baik dan lebih bahagia dari sebelumnya.



REFLEKSI:

Apakah aku hanya mendirikan kemah kebahagiaan untuk diri sendiri ataukah aku juga peduli dengan kebahagiaan sesama?

MARILAH KITA BERDOA:


Tuhan Yesus Kristus, betapa bahagianya kami berada dalam hadiratMu. Namun terkadang kami hanya mencari dan menikmati sendiri kebahagiaan itu tanpa peduli dengan orang lain. Bukalah hati kami agar kami juga mau berusaha membahagiakan orang yang ada di sekeliling kami. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.



LUMEN NO : 6940
Renungan Lumen 2000

Jumat, 5 Agustus 2011 Jumat Pertama Dalam Bulan - Hari Biasa Pekan XVIII

Jumat, 5 Agustus 2011
Jumat Pertama Dalam Bulan - Hari Biasa Pekan XVIII

Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. (Mat 11:28)

Antifon Pembuka (Mzm 77:13.15)

Aku hendak menyebut-nyebut segala karya-Mu dan merenungkan segala perbuatan-Mu. Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban. Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara para bangsa.


Doa Pagi

Tuhan, berilah kami pengertian yang benar akan salib dalam hidup kami. Berilah kekuatan yang cukup untuk menanggungnya ketika salib itu hadir dalam hidup kami. Sebab, ke mana pun kami pergi, tak mungkin kami dapat menghindari salib. Amin.

Kasih dan kesetiaan adalah dua hal yang berkaitan satu sama lain. Pengalaman dikasihi oleh Allah menjadi alasan utama bagi orang beriman untuk setia pada Allah yang memanggilnya. Musa tanpa ragu meyakinkan akan hal itu.


Pembacaan dari Kitab Ulangan (4:32-40)

"Allah mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka."


Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, “Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu yang demikian besar, atau apakah pernah terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah, yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa lain dengan cobaan, dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat serta peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Engkaulah yang diperkenankan melihat semuanya itu supaya engkau tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tiada allah lain kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya, untuk mengajar engkau. Di bumi Ia memperlihatkan kepadamu api-Nya yang besar, dan dari tengah-tengah api itu engkau telah mendengar sabda-sabda-Nya. Karena Ia mengasihi leluhurmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar. Ia akan menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripadamu. Ia akan membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka, dan memberikan negeri itu kepadamu, menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah, tiada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak mengingat karya-karya Tuhan.

Ayat. (Mzm 77:12-13.14-16.21)

1. Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
2. Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
3. Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba, dengan perantaraan Musa dan Harun Kautuntun mereka.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.

Menyangkal diri dan memanggul salib adalah jalan utama untuk mengikuti Yesus. Siapa yang berani meninggalkan ambisi pribadi dan egoisme akan menemukan kehidupan sejati bersama Yesus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28)

"Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya."


Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Menjadi pengikut Yesus berarti mati dari manusia lama dan hidup menjadi manusia baru. Tujuannya, mencintai dan melakukan kehendak Bapa. Kesenangan duniawi makin ditinggalkannya. Ia lebih memilih sukacita karena melakukan perbuatan yang bernilai abadi.

Doa Malam

Ajarilah kami ya Tuhan, untuk memandang segala kegiatan kami hari ini sebagai karya perutusan-Mu. Jika berkenan kepada-Mu, terimalah dan jika ada kekurangannya, sudilah Engkau mengampuninya. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa atas seluruh hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Kamis, 04 Agustus 2011 Peringatan Wajib. St. Yohanes Maria Vianey, Imam

Kamis, 04 Agustus 2011
Peringatan Wajib. St. Yohanes Maria Vianey, Imam

"... firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu." (1 Petrus 1:25)


Yohanes Maria Vianney
dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1786 di Dardilly, sebuah dusun dekat Lyons, Perancis, dalam sebuah keluarga petani sederhana. Rumah keluarga Vianney yang terletak di antara perkebunan anggur yang indah itu telah dikenal orang dari generasi ke generasi sebagai rumah orang-orang miskin, sebagai wisma para pengemis yang berkelana. Yohanes Maria Vianney ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1815. Sepanjang pelayanannya ia dikenal sebagai pekerja keras tak kenal lelah, yang mendengarkan pengakuan dosa umat dari berbagai penjuru dunia rata-rata 16 jam per hari! Hidupnya dipenuhi dengan karya-karya awal dan kasih. Telah tercatat bahwa seorang pendosa paling keras hati sekali pun akan dilayaninya dan pada akhirnya sungguh-sungguh bertobat. Santo Yohanes Maria Vianney wafat pada tanggal 4 Agustus 1859, dan dikanonkan sebagai Orang Kudus pada tanggal 31 Mei 1925 dan diangkat sebagai pelindung surgawi bagi 'para pastor paroki'.


Doa Renungan


Allah Bapa kami sumber kehidupan, hidup kami telah Kauberi arti baru serta kesuburan dalam diri Yesus, Putra-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.


Pembacaan dari Kitab Bilangan (20:1-13)


"Engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu bagi seluruh jemaat."

Pada waktu itu sampailah segenap umat Israel di padang gurun Zin pada bulan pertama. Mereka lalu tinggal di Kadesh. Di sana Miryam meninggal dunia dan dikuburkan. Sekali peristiwa, ketika tidak ada air minum bagi umat, maka berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun. Mereka bertengkar dengan Musa, katanya: "Mengapa kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati di hadapan Tuhan? Mengapa kalian memimpin jemaat Tuhan ke padang gurun ini? Mengapa kami dan ternak kami harus mati di sini? Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa kami ke tempat celaka ini? Ini bukan tempat menabur, tidak ada pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada!" Maka pergilah Musa dan Harun meninggalkan umat; mereka masuk ke Kemah Pertemuan, dan bersujud. Lalu mereka berseru kepada Tuhan, "Ya Tuhan Allah, dengarkanlah seruan umat-Mu dan bukalah harta benda-Mu, sumber air hidup, agar mereka dipuaskan lalu berhenti menggerutu. Mak tampaklah kemuliaan Tuhan kepada mereka. Tuhan lalu bersabda kepada Musa, "Ambillah tongkatmu itu dan bersama dengan Harun, kakakmu, suruhlah umat berkumpul. Katakanlah di depan mata mereka, kepada bukit itu, supaya memberikan air. Maka engkau akan mengeluarkan air bagi mereka dari bukit batu itu dan memberi minum umat beserta ternaknya." Musa lalu mengambil tongkat itu dari hadapan Tuhan seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Sesudah itu Musa dan Harun mengumpulkan jemaat itu di depan bukit batu. Berkatalah Musa kepada mereka, "Dengarkanlah, hai orang durhaka! Masakan kami dapat mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Kemudian Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Maka keluarlah banyak air, sehingga umat dan ternak mereka dapat minum. Tetapi, Tuhan bersabda kepada Musa dan Harun, "Karena kalian tidak percaya kepada-Ku, dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan orang Israel, maka kalian tidak membawa umat ini masuk negeri yang Kuberikan kepada mereka." Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kekudusan-Nya di tengah-tengah mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-23)

"Engkau adalah Petrus. dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Sekali peristiwa, Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Karang pantai adalah lapisan batuan keras yang dihasilkan oleh suatu proses sedimentasi alamiah dalam kurun waktu evolusi yang panjang. Sifatnya yang keras sangat ideal untuk membangun apa pun di atasnya. Tahan benturan dan hantaman. Tak mudah dihancurkan oleh kekuatan yang biasa-biasa saja.

Yesus memberi nama 'Petrus' kepada Simon karena Ia mengenal watak dan karakternya. Yesus ingin agar Petrus menjadi murid istimewanya. Tak mudah goyah, tak gampang menyerah, tahan banting. Maka, Yesus memilih dan menunjuk Petrus menjadi pengikat dan pondasi bagi jemaat yang didirikan-Nya, yang kini kita namai Gereja.

Waktu kita dibaptis, Yesus melalui orang tua kita masing-masing juga memberikan sebuah nama baru. Tentu ini bukan sekedar untuk keren-kerenan karena Yesus juga berharap kita bisa ambil bagian secara nyata dalam kehidupan menggereja, sebagaimana Simon Petrus telah melakukannya.

Seandainya Yesus bertanya kepada kita masing-masing, 'Hai Rosa, hai Stefanus, hai Bonifasius, hai Gabriela, Aku telah memberikan nama-namai ni kepadamu. Sanggupkah kamu menjadi murid-murid setia-Ku?' Apa yang mau kamu lakukan untuk membuktikan kesetiaanmu itu?

Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana Engkau telah memberi nama 'Petrus' kepada Simon, begitu juga Engkau memberiku sebuah nama baptis yang indah. Semoga aku lebih berani ambil bagian dalam kehidupan Gereja-Mu. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 03 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 03 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XVIII

Ya Tuhanku, lebih baiklah aku mati mencintai-Mu daripada hidup barang sejenak tanpa mengasihi-Mu (St. Yoh. Maria Vianney)

Doa Pagi

Tuhan, singkirkanlah segala bentuk hambatan yang menghalangi segala kegiatan kami hari ini, terutama dalam berbuat baik kepada sesama. Semoga pekerjaan kami hari ini menjadi berkat bagi sesama. Amin.

Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan hati-Mu. Perhatikanlah aku demi keselamatan karya tangan-Mu.


Bila orang kurang percaya, maka penyerahan diri kepada Allah juga tidak pernah akan sampai pada kepenuhannya. Kenyataan seperti inilah yang patut terus disadari oleh semua orang beriman, kapan dan di mana pun. Perjuangan memang menakutkan, terutama perjuangan iman.


Pembacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)

"Israel mengolah tanah yang diidamkan."


Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.” Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.” Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.” Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16b)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.


Allah adalah Tuhan semua orang. Oleh karena itu, pelayanan Yesus adalah pelayanan lintas batas. Dengan sikap Yesus ini, orang beriman dapat belajar bahwa pelayanan kasih tidak mengenal suku, bangsa dan kelompok. Iman yang benar melampaui segala batas.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)

"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"


Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Mengapa Yesus keras menguji iman wanita Kanaan yang minta tolong kepada-Nya? Kita tidak dapat membayangkan andai wanita itu berhenti meneruskan permohonannya. Tapi, yang pasti dalam cerita itu ia tidak menyerah. Ia makin rendah hati dan makin dalam imannya. Tuhan menarik makin kuat dalam Diri-Nya, setiap orang yang mulai berani melangkah dalam iman.

Doa Malam

Ya Tuhan, sudilah menolong kami, bila kami sudah tidak dapat lagi melihat jalan keluar karena kesulitan yang kami hadapi. Semoga Engkau pun memberikan kekuatan baru setelah kami melepaskan segala kelelahan kami hari ini, lewat istirahat malam ini. Amin.


RUAH

Selasa, 02 Agustus 2011 Hari Biasa Pekan XVIII

Selasa, 02 Agustus 2011
Hari Biasa Pekan XVIII


"Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi" (Mat 15:12)


Doa Renungan


Allah Bapa di surga, firman-Mu mengundang kami untuk bertobat, menata diri, meningkatkan kualitas komitmen kami sebagai murid-Mu. Bukalah telinga kami agar dapat mendengarkan undangan lembut sabda-Mu. Ingatkanlah selalu, agar kami tdak melulu mengejar dan menumpuk harta duniawi yang bisa menjauhkan kami dari kasih-Mu. Sebaliknya, terangilah kami dengan roh kebijaksanaan agar semakin mampu mencecap kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.


Pembacaan dari Kitab Bilangan (12: 1-13)

"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain, Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"

Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya. Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta! Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami. Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya." Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51: 3-4, 5-6a, 6bc-7,12-13, R: 3a )
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
3. Dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:1-2, 10-14)

"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya."

Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, "Dengarlah dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, "Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?" Tetapi Yesus menjawab, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut sampai akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Kekudusan Musa ditunjukkan oleh Tuhan sendiri dengan hal yang ajaib. Perasaan syak wasangka dari Harun dan Miryam didengarkan Tuhan sehingga Tuhan memberikan bukti ke-Allahan-Nya dengan memilih Musa sebagai Nabi yang istimewa. Bahkan Nabi Musa dijuluki nabi yang sanggup meruntuhkan hati Tuhan ketika akan menjatuhkan hukuman kepada bangsa Israel karena kegigihan permohonan Musa. Hal yang sangat istimewa dan menunjukkan kedekatan seorang utusan dengan Dia yang mengutus.

Kekudusan macam apa yang kita miliki sebagai orang-orang yang diutus Tuhan sebagai pemuka jemaat, mulai dari pengurus Dewan Paroki, para Prodiakon atau Pelayan Pembagi Komuni atau Asisten Imam para Katekis dan setiap orang yang telah dibaptis. Kesadaran bahwa baptisan mengangkat kita semua sebagai anak-anak Allah tentulah menjadi hal yang istimewa mengenai kedudukan kita. Bahkan ungkapan bahwa manusia diciptakan se-CITRA dengan Allah semestinya membawa konsekuensi dari kedudukan istimewa kita. Bagaimana dimaknai panggilan istimewa ini?

Kualitas pribadi yang diisi dengan kedewasaan pribadi dan kematangan hidup menjadi salah satu tanda kesungguhan sebagai anak Allah yang dipadu dengan ungkapan cnta kepada Tuhan dengan segenap hati sebagaimana mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kualitas kepribadian handal seperti ini yang akan membawa kita kepada kekudusan sebagaimana diupayakan dan nyata dalam diri Nabi Musa. Semoga panggilan dasar ini menjadi upaya dan perjuangan mengisi kualitas pribadi Katolik yang andal dan militan.

Tuhan Yesus, terangilah kegelapan hati kami dan bebaskanlah kami dari segalanya yang memisahkan kami dari diri-Mu. Amin.

FX Sukendar, Pr - Inspriasi Batin 2011

Senin, 1 Agustus 2011 Peringatan Wajib St. Alfonsus Liguori Uskup dan Pujangga Gereja

Senin, 1 Agustus 2011
Peringatan Wajib St. Alfonsus Liguori
Uskup dan Pujangga Gereja

Dalam kitab-kitab kita mencari Tuhan, dalam doa kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan. (Padre Pio)

Doa Pagi

Ya Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur atas hari yang baru ini di awal bulan baru ini. Kami mohon, bantulah kami dan banyak orang lain agar memiliki semangat untuk berbagi dengan sesama di sekitar kami yang masih hidup dalam kekurangan, seperti dihayati oleh St. Alfonsus Maria de Liguori. Amin.

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, “Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku.”

Manusia tidak pernah puas. Melalui kisah Kitab Bilangan ini, orang beriman diajak untuk merenungkan kecenderungan ini, terutama di hadapan Allah. Kalau orang tidak pernah merasa puas di hadirat Allah, kita akan menjadi orang yang tidak bisa sungguh bersyukur.

Pembacaan dari Kitab Bilangan (11:4b-15)

"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."

Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)

1. Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.


Peristiwa penggandaan roti dalam kisah ini mau mengundang para murid dan setiap orang beriman untuk berbagi rasa dan kehidupan bersama orang banyak. Bila orang berani membagi kehidupannya, maka ia juga akan menemukan kehidupan yang berlimpah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.

Renungan


“Kalian saja memberi mereka makan.” Kita bertanggung jawab atas serba kekurangan dan kelaparan yang terjadi. Namun, acap kita merasa kecil dan takut untuk melakukan sesuatu. Kita menunggu dan terus bermimpi tentang kehidupan yang lebih adil dan merata. Yesus mengatakan, “Bawalah roti dan ikanmu ke mari!”

Doa Malam

Syukur bagi kemuliaan-Mu, ya Tuhan, atas rejeki yang boleh kami terima pada hari ini. Penuhilah kami dengan kemurahan hati-Mu sendiri agar kami juga murah hati terhadap sesama. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 01-07 Agustus 2011

UJUD-UJUD KERASULAN DOA BULAN AGUSTUS

Ujud Umum:
Semoga Perayaan Hari Orang Muda Sedunia di Madrid (Spanyol) semakin menguatkan orang muda Kristiani untuk berakar dan bertumbuh dalam Kristus.

Ujud Misi:
Semoga Kaum Kristiani di Barat semakin terbuka terhadap Roh Kudus dan menemukan kembali kesegaran dan gairah baru atas iman mereka.

Ujud Gereja Indonesia: Semoga putra-putri Ibu Pertiwi semakin merdeka dari segala bentuk penjajahan dewasa ini sehingga semakin merdeka pula untuk hidup lebih manusiawi dan bermartabat.

Bacaan Harian 01-07 Agustus 2011


Senin, 01 Agustus : Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup-Pujangga Gereja (P).
Bil 11:4b-15; Mzm 81:12-17; Mat 14:13-21.

Melihat Yesus berjalan di atas air, Petrus pun meminta kepada Yesus supaya Ia dapat juga berjalan di atas air menghampiri Yesus. Yesus pun menjawab: ”Datanglah!” Dan Petrus pun melaklukannya. Namun saat angin bertiup, ia pun takut dan mulai tenggelam. Begitulah, jika kita terlalu terpusat pada tiupan angin, kita pun akan takut dan dapat membuat kita ditelan gelombang kehidupan. Yakinlah bahwa Yesus memiliki kuasa mengatasi semua kuasa dunia. Yang dibutuhkan adalah mata yang tertuju kepada Yesus dan bukan kepada tiupan angin.

Selasa, 02 Agustus: Hari Biasa Pekan XVIII (H).
Bil 12:1-13; Mzm 51:3-7.12-13; Mat 15:1-2.10-14.

Berhati-hatilah terhadap ajaran-ajaran yang tidak berasal dari Bapa, karena Yesus mengatakan semua itu akan dicabut dengan akar-akarnya. Yesus mengibaratkannya sebagai orang buta yang menuntun orang buta dan pasti keduanya jatuh ke dalam lobang. Ajaran dari Bapa pasti berirama kasih, karena bapa adalah kasih.

Rabu, 03 Agustus: Hari Biasa Pekan XVIII (H).
Bil 13:1-2a.25 – 14:1.26-29; Mzm 106:6.7a.13-14.21-23; Mat 15:21-28
.
Iman perempuan Kanaan yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan dengan sabar serta rendah hati tetap berharap kepada-Nya, meskipun awal mulanya tampak ditolak oleh Yesus, telah menggerakkan hati Yesus untuk mengabulkan permintaan perempuuan tersebut. Berharap dan mengandalkan Yesus memang perlu sikap sabar dan rendah hati.

Kamis, 04 Agustus: Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, Imam (P).
Bil 20:1-13; Mzm 95:1-2.6-9; Mat 16:13-23.

Yesus bertanya kepada para murid: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Dengan lantang Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Terhadap jawaban Petrus itu, Yesus pun memuji, namun melarang murid-murid memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. Yesus melakukan itu karena Ia tahu persis bahwa konsep Mesias para murid adalah Mesias yang mendatangkan kesejahteraan duniawi. Dan itu tidak sejalan dengan Yesus Sang Mesias, sebab Yesus akan mengalami penderitaan dan wafat di salib. Melalui jalan itulah Sang Mesias akan bangkit dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Ia bukan menjanjikan kesejahteraan duniawi, tapi keselamatan seluruh hidup kita.

Jumat, 05 Agustus: Jumat Pertama (P)
Ul 4:32-40; Mzm 77:12-16.21; Mat 16:24-28.

Mengikuti Yesus tidak boleh setengah-setengah. Menjadi pengikut Yesus berarti kita diajak untuk mengikut jalan hidup-Nya. Kalau kita merelakan dan menyerahkan hidup kita hanya pada jalan Yesus, kita akan mendapatkan hidup dari Yesus sendiri: hidup yang berkelimpahan.

Sabtu, 06 Agustus: Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya (P).
Dan 7:9-10.13-14 atau 2Ptr 1:16-19; Mzm 97:1-2.5-6.9; Mat 17:1-9.

Kebahagiaan para murid saat melihat kemuliaan Yesus mendorong mereka untuk mendirikan kemah di atas bukit itu. Tetapi Yesus tidak mengikuti keinginan mereka, karena mereka harus turun gunung membawa rahmat itu bagi orang-orang lain. Ketika kita mengalami kebahagiaan, ingatlah bahwa ada orang lain yang membutuhkan juga kebahagiaan itu.

Minggu, 07 Agustus: Hari Minggu Biasa XIX (H).
1Raj 19:9a.11-13a; Mzm 85:9ab-10.13-14; Rm 9:1-5; Mat 14:22-33.

Ketika kita mengalami badai dalam mengarungi kehidupan, Yesus tidak tinggal diam. Dengan kuasa mengatasi alam semesta, Ia menghampiri kita dan mengulurkan tangan-Nya. Sayangnya, seringkali kita lebih terfokus pada persoalan kita, sehingga tidak mengenali kehadiran-Nya.

Minggu, 31 Juli 2011 Hari Minggu Biasa XVIII

Renungan

Saudara-saudari seperjalanan iman,

Permenungan kita dalam Minggu Biasa XVIII adalah Injil Matius 14:13-21. Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang. Kita, para murid-Nya, diundang untuk menjadi partner. Menjadi sahabat, pribadi yang turut ambil bagian dalam perutusan-Nya. Menjadi pribadi yang bisa merasakan apa yang Ia rasakan, menjadi pribadi yang melakukan apa yang Ia lakukan. Hidup Tuhan Yesus adalah hidup kita. Menjadi partner Tuhan Yesus berarti menjalin komunikasi, percakapan dengan Dia setiap saat. Ambil bagian dalam membagi roti.

Tuhan Yesus menegaskan perutusan-Nya dengan mencari tempat yang sunyi. ”Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi” (ayat 13a). Konteks dari ayat ini adalah Herodes yang memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Dalam kesunyian, Tuhan Yesus menghadapi diri sendiri yang sesungguhnya. Diri yang datang untuk melayani orang banyak yang menaruh kepercayaan kepada-Nya. Diri yang menjadi manna bagi banyak orang. Proses menjadi partner Tuhan Yesus adalah proses kesunyian. Proses dimana kita menegaskan bahwa kita akan mengikuti Dia kemana Ia pergi. Dia akan mengantarkan kita untuk mencapai tujuan hidup.

”Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak” (ayat 19). Ambil bagian dalam perutusan Tuhan Yesus berarti memaknai hidup sebagai peristiwa syukur. Menemukan kekuatan hidup dalam Dia, saat mengalami letih-lesu mendapatkan penyegaran dari-Nya. Menjadi partner berarti ikut membagi ”makanan”. Ikut bertanggungjawab untuk situasi umat saat ini, menjadi pribadi yang kreatif. Tidak menyerah pada keadaan. Menyertai Tuhan Yesus dalam menjalankan pelayanan serta memungkinkan pelayanan itu terlaksana. Tuhan Yesus adalah tumpuan hidup. Tuhan Yesus adalah penopang hidup.

”Sometimes we don’t have the energy to fulfill our mission. Let us plug into the source of our strength”

Salam dan berkat.
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ

Minggu, 31 Juli 2011 Hari Minggu Biasa XVIII

Minggu, 31 Juli 2011
Hari Minggu Biasa XVIII

"Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku. Dengarkanlah aku, maka kamu akan hidup. Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud." (Yes 55:1-3)

Antifon Pembuka (Mzm 69:2.6)

Ya Allah, bebaskanlah aku, Tuhan, bergegaslah menolong aku. Engkaulah penolong dan pembebasku, ya Tuhan, janganlah berlambat.

Doa Renungan


Allah Bapa Mahapengasih dan Penyayang, dampingilah kami, para hamba-Mu, dan limpahkanlah kemurahan hati-Mu kepada kami. Perbaharui dan peliharalah rahmat-Mu dalam diri kami, yang membanggakan Dikau sebagai pencipta dan pembimbing kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.


Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:1-3)

"Terimalah dan makanlah!"

Beginilah firman Tuhan, "Hai kamu semua yang haus, marilah dan minumlah! Darn kamu yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli, dan makanlah; minumlah anggur dan susu tanpa bayar. Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti? Dan memberi upah jerih payahmu kau belanjakan untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarlah AKu, maka akamu akan mendapat makanan yang baik, dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh, yang Kujanjikan kepada Daud."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:8-9.15-16.17-18; Ul: lih 16)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Mata sekalian orang menanti-nantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya; pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:35.37-39)

"Tidak ada suatu makhluk pun dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam diri Kristus."

Saudara-saudara, siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan? Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, atau sesuatu makhluk lain mana pun tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)

"Mereka semuanya makan sampai kenyang."

Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya, dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada Yesus dan berkata, "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Tidak perlu mereka pergi! Kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka, "Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan." Yesus berkata, "Bawalah ke mari!" Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, ada dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak-anak.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


BEKAL YANG TAK BAKAL HABIS


Peristiwa memberi makan lima ribu orang dalam Injil Minggu Biasa XVIII A (Mat 14:13-21), menurut ayat 13, terjadi setelah berita mengenai dibunuhnya Yohanes sampai kepada Yesus. Ia berperahu menyingkir ke sebuah tempat terpencil. Orang banyak mengikutinya lewat jalan darat. Ketika berlabuh kembali, didapatinya orang banyak sudah menunggu. Tergeraklah hatinya. Dikerjakannya banyak penyembuhan. Ketika malam hampir tiba, murid-muridnya usul agar orang-orang itu disuruh pergi mencari makan di perkampungan sekitar. Tetapi Yesus malah menyuruh murid-murid memberi mereka makan walau hanya tersedia lima roti dan dua ikan. Apa yang terjadi? Setelah mengucapkan doa syukur, Yesus membagi-bagi roti dan memberikannya kepada para murid agar diteruskan kepada orang banyak. Sisa roti terkumpul sebanyak 12 bakul penuh, padahal ada lima ribu orang lelaki tak terhitung perempuan dan anak-anak. Apa makna peristiwa ini?

MENYINGKIR KE DALAM KESUNYIAN

Matius sengaja menghubungkan menyingkirnya Yesus ke sebuah tempat sepi dengan berita kematian Yohanes Pembaptis. Markus dan Lukas menceritakan dua kejadian ini secara berurutan tanpa menyarankan hubungannya. Meski tidak jelas-jelas dikatakan, boleh diduga Matius mengajak pembaca menyadari bahwa mulai saat itu selesailah sudah masa Yohanes Pembaptis, tokoh besar yang mengantar masuk Yesus ke dalam kehidupan umat. Kini perhatian utama hendaknya dipusatkan pada Yesus. Ikutilah dia ke mana saja ia pergi. Dialah yang sekarang mengantar perjalanan umat.

Dapat dicatat dua hal lain. Pertama, dalam menyepi Yesus menghadapi dirinya sendiri yang sesungguhnya. Ketika dicobai di padang gurun ia menemukan diri sebagai abdi Yang Mahakuasa sendiri. Kini ia menyepi dan mendapati diri sebagai yang datang untuk melayani orang banyak yang sedemikian menaruh kepercayaan dan harapan kepadanya. Ia merasa bertanggungjawab akan kesejahteraan mereka. Kedua, orang banyak terlihat semakin membutuhkannya. Mereka mengikutinya. Seperti umat Tuhan yang dulu mengikutiNya di padang gurun dan hidup dari manna, makanan yang turun dari langit hari demi hari dari Dia sendiri. Yesus kini tampil sebagai manna bagi umat yang baru.

PELBAGAI KISAH MEMBERI MAKAN ORANG BANYAK


Ada tiga kelompok kisah Yesus memberi makan orang banyak menurut jumlah orang dan sisanya: lima ribu orang dengan sisa 12 bakul, Mrk 6:30-44 // Mat 14:13-21 // Luk 9:10-17; orang banyak tanpa perincian tapi sisanya juga 12 bakul, Yoh 6:1-15; dan empat ribu orang dengan sisa 7 bakul, Mrk 8:1-10 // Mat 15:32-39 (tanpa paralel dalam Injil Lukas).

Kisah-kisah itu tumbuh dalam pelbagai kalangan Gereja Awal sebelum Injil-Injil sendiri ditulis. Kisah-kisah itu berkembang di dalam pengajaran dan katekese mengenai ekaristi, yakni perayaan syukuran memperingati kurban penebusan oleh Yesus. Peristiwa memberi makan lima ribu orang tumbuh di antara pengikut Yesus dari kalangan Yahudi sebagaimana dapat diduga antara lain dari ungkapan 12 bakul, angka lambang suku-suku Israel. Yang menyangkut empat ribu orang hidup di lingkungan orang bukan asal Yahudi, seperti kentara dari sisanya yang 7 bakul. Kedua-duanya diolah Markus dan hasilnya dipakai dalam Injil Matius. Lukas hanya menggunakan bahan yang pertama. Mengapa justru dia yang lebih bergerak di kalangan bukan Yahudi tidak merekam dari lingkungan yang bukan Yahudi? Boleh jadi karena perkembangan ekaristi di kalangan bukan Yahudi digarap Lukas secara khusus dalam Kisah Para Rasul. Oleh karena itu ia merasa tidak perlu menyertakan kisah yang kedua tadi dalam Injilnya. Bagaimana dengan Yohanes? Ia memakai tradisi yang menggarisbawahi sisanya yang 12 bakul. Juga ada kesan Yohanes hendak meyakinkan pembaca bahwa ia mengalami sendiri peristiwa itu sebagai salah satu dari Yang Duabelas. Ia bahkan mengingat nama murid yang berbicara dengan Yesus, yakni Filipus dan Andreas dan beberapa seluk beluk khas yang hanya bisa diberikan oleh saksi mata. Pengisahan Yohanes mengajak pembaca semakin mempercayai kebenaran peristiwa itu.

BERKAITAN DENGAN EKARISTI


Kisah pemberian makan orang banyak itu tumbuh dari pendalaman iman serta katekese bagi umat pada umumnya. Mereka diajak mendalami makna perayaan syukuran atas penebusan - yakni ekaristi - sebagai sisi yang amat penting dalam hidup mengikuti Yesus. Dia yang mereka cari sehari-hari itu memberi kekuatan hidup yang melimpah. Mereka yang letih dan lesu akan mendapat penyegaran darinya, seperti umat Tuhan yang dulu berkelana di gurun.

Bagi para pemimpin? Tentunya mereka juga ikut berbagi makanan. Namun secara khusus mereka diminta agar ikut bertanggungjawab bagi keadaan umat yang mereka layani. Yesus menyuruh mereka memberi makan orang banyak. Para pemimpin diharapkan kreatif dan tidak menyerah pada keadaan. Mereka hendaknya menyertai Yesus dalam menjalankan pelayanannya dan memungkinkannya terlaksana.

Begitulah tampak kaitan kisah pemberian makanan ini dengan perayaan ekaristi yang sudah hidup di kalangan umat muda waktu itu. Tumpuannya satu dan sama, yakni Yesus sendiri. Dialah penopang hidup yang datang dari atas sana. Hari demi hari ia menunjang para pengikutnya. Dan bukan ini saja, ia semakin mendekatkan kernyataan Kerajaan Surga kepada manusia Ia membawa orang agar dekat pada hadirat Yang Mahakuasa yang ingin mengubah jagat ini menjadi kawasan damai, bebas dari ketakutan. Juga dalam konteks kejadian-kejadian mengerikan di pelbagai tempat akhir-akhir ini, warta Kerajaan Surga tetap bisa menumbuhkan sikap percaya.

Apa arti sisa yang sedemikian banyak itu? Bagi siapa saja yang mau datang, baik dari kalangan umat dulu atau umat yang baru, roti - makanan - tetap tersedia. Namun mengapa semua ini disebutkan? Tentunya bukan sekadar menunjukkan bahwa sisanya melimpah dan cukup bagi siapa saja. Ada saran halus bagi mereka yang telah memperolehnya agar juga membawakan bagi mereka yang belum ikut menikmati, baik yang berasal dari umat Tuhan dulu maupun orang-orang yang belum mendengar tentang kebaikanNya. Diajarkan oleh Gereja Awal, kekuatan rohani ekaristi yang mereka rayakan itu juga bisa disampaikan kepada semakin banyak orang, lewat mereka yang telah memperolehnya.

MAKANAN HARI DEMI HARI?


Dipakai kata "roti" untuk menyebut ujud kelihatan dari ekaristi, kerap dalam hubungan dengan "anggur". Sering dijelaskan bahwa bagi orang yang hidup di dunia Alkitab dulu atau dalam kebudayaan sana, roti dan anggur ialah makanan dan minuman sehari-hari. Seperti nasi dan teh bagi orang sini. Masuk akal, tapi tidak seluruhnya tepat. Malah keterangan itu tidak mengajarkan yang penting. Roti dan anggur yang dipakai dalam ekaristi Gereja Awal terasa sama "tak biasa"-nya juga bagi mereka kendati kata "roti" bagi mereka merujuk pada makanan sehari-hari.. Persembahan yang dibawa ke dalam perayaan menjadi hal yang tidak biasa lagi. Bentuknya, apalagi peran-perannya, sudah berubah. Maka di kemudian hari untuk "roti" dipakai kata Latin "hostia" yang artinya bahan yang dipersembahkan sebagai kurban. Bukan lagi roti yang dimakan untuk pada waktu bersantap, juga anggur bukan lagi yang biasa diteguk selama makan. Perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-muridnya kiranya juga bukan resepsi perpisahan dengan makan malam, melainkan doa bersama yang dilakukan dengan khidmat. Ekaristi dengan roti dan anggur itu ibadat yang dirayakan untuk memperingati dia yang telah wafat untuk menebus kemanusiaan dan telah bangkit - telah berhasil. Oleh karenanya ikut dalam ibadat ini membuat orang berbagi pengampunan dosa.

Sisi yang "luar biasa" itu selayaknya diakui sepenuhnya. Yang luar biasa itu kini justru menjadi makanan dan minuman. Kita diajak masuk ke dalam hidup yang bukan sehari-hari dan memperoleh bekal kekuatan rohaninya bagi hidup di dunia nyata ini. Karena itu liturgi ekaristi dapat menghadirkan yang keramat di dalam yang sehari-hari.

Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang ini mengisahkan kejadian yang tidak biasa. Namun ketakwajaran ini disampaikan untuk membuat orang semakin memahami ekaristi yang biasa mereka lakukan. Jelas bukan kisah untuk membangkitkan rasa ingin melihat mukjizat yang ada di sana Pembaca diminta menengok kehidupan mereka sebagai pengikut Yesus - yang waktu itu sudah lazim menjalankan ekaristi - dengan bantuan kisah Yesus memberi makan orang banyak ini. Dan mereka akan semakin menemukan yang luar biasa, yakni hadirnya yang ilahi di tengah-tengah umat Kehadiran yang dapat mengisi ruang batin ini akan menjadi sumber kekuatan yang dapat diteruskan kepada siapa saja dan tak bakal habis.

Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy