| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 28 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XIII

Selasa, 28 Juni 2011
Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup-Martir (M).

"Yesus berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya? Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." (Mat 8:26)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra dan putri-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (19:15-29)

"Tuhan menurunkan hujan belerang dan api ke atas Sodom dan Gomora."

Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." Kata Lot kepada mereka: "Janganlah kiranya demikian, tuanku. Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara." Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal inipun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 26:2-3.9-10.11-12)

1. Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
2. Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
3. Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan kasihanilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:23-27)

"Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali."

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Istri Lot yang menoleh ke belakang dan menjadi tugu garam saat diminta lari sebenarnya tanda bahwa ”betapa istri Lot itu masih meragukan keselamatan masa depan yang diwartakan malaikat Tuhan agar mereka bebas dari hukuman Allah terhadap Sodom dan Gomora”. Kesulitan orang untuk melihat keselamatan dalam pengharapan kepada Allah sebenarnya berakar pada rasa enggannya untuk meninggalkan masa lalu. Gaya berpikir demikianlah yang juga dirombak dalam diri para murid, saat mereka ketakutan ketika angin ribut menggoncangkan perahu mereka, padahal Yesus bersama mereka. Para murid belum sungguh mengenal siapakah Yesus yang naik dalam satu perahu yang sama. Yesus memperkenalkan diri-Nya dengan menghardik angin ribut sehingga redalah laut itu.

Kerinduan kita untuk selalu kembali ke masa lalu akan menghambat proses pertumbuhan iman kita. Padahal, Allah tidak memperhitungkan masa lalu kita, tetapi Dia selalu merentangkan tangan-Nya untuk memeluk kita agar kita lari dan mempercayakan hidup sepenuhnya kepada-Nya. Itulah Allah yang berharap akan pertumbuhan iman kita. Bagaimanakah kita percaya akan harapan Allah itu kalau kita sendiri masih lebih suka percaya kepada dunia yang berkata, ”Engkau orang dewasa kalau engkau mampu mandiri dalam segalanya, apalagi berprestasi, populer, dan punya kuasa”. Sementara suara Allah, ”Engkau dewasa kalau hidupmu bersandar pada-Ku, yang menyertaimu!”

Bapa di surga, bukalah hati dan budiku untuk selalu menyadari kehadiran-Mu dan mengandalkan Engkau dalam hidupku. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 27 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XIII

Senin, 27 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XIII

Kalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya (Yak 1:26)


Antifon Pembuka

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya (Mzm 103:8)

Doa Pagi

Terpujilah Engkau ya Tuhan, atas hari baru ini. Bantulah saya dengan kelimpahan rahmat-Mu ya Yesus Tuhan, agar saya semakin rela dan tulus serta siap sedia menjalankan tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya dan tidak hanya mencari keuntungan diri sendiri. Amin.


Sejak Allah memberitahukan keputusan-Nya kepada Abraham, hatinya turut serta dalam kerahiman Allah bagi umat-Nya. Karena itu, dalam kepercayaan teguh ia berani memohon kerahiman dan keselamatan bagi Israel, umat-Nya; dan ternyata, orang-orang benar itu amat berjasa bagi keselamatan banyak orang. Dengan hidup benar, hidup kita punya dampak positif bagi orang lain.


Pembacaan dari Kitab Kejadian (18:16-33)

"Apakah engkau akan membinasakan orang saleh bersama dengan orang jahat?"


Setelah Abraham diberi janji oleh Tuhan, maka berangkatlah ketiga tamunya. Mereka mengarahkan pandangannya ke Sodom, dan Abraham mengantarkan mereka. Berpikirlah Tuhan, “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang akan Kulakukan ini? Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada anak-anak dan keturunannya, agar tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan agar Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” Maka bersabdalah Tuhan, “Sesungguhnya, banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang jahat? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya demi kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya daripada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang jahat, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang jahat! Jauhkanlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan bersabda, “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benaritu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.” Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi, Sekiranya tiga puluh yang didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.” Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh yang didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi ini saja. Sekiranya sepuluh yang didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah Ia selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.

Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
4. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikian besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan. Alleluya.


Betapa penting dan seriusnya menjadi murid Yesus. Sebab itu, jika Yesus berkata, “Ikutlah Aku” maka undangan itu mesti ditanggapi dengan serius. Apakah selama ini kita telah serius menjadi murid Yesus? Ia memanggil karena Dia sendiri yang menghendaki.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:18-22)

"Ikutilah Aku."

Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus. Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya, “Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku, dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Mengikuti dan meneladan Yesus tidaklah semudah kita ucapkan dan pikirkan. Perlu banyak pengorbanan yang harus kita lakukan. Kita perlu sikap yang benar-benar lepas bebas dari segala sesuatu. Artinya kita berani melepaskan diri dari ikatan yang membelenggu, seperti kelekatan akan dosa dan kecenderungan yang buruk. Kita sering enggan untuk melepaskan belenggu-belenggu dalam diri kita, karena kita merasa nyaman dan menginginkannya. Beranikah kita mengikuti Yesus dan melepaskan belenggu-belenggu yang mengikat kita?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau adalah kekuatanku dalam menghadapi tantangan dan risiko atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadaku. Tanpa Engkau, aku tidak akan mampu menanggungnya. Bahkan tak mampu berbuat apa-apa. Terima kasih atas rahmat-Mu hari ini. Amin.

RUAH

Surat Keluarga Komisi Kerasulan Keluarga KAJ, Juni 2011


Jakarta, 11 Juni 2011

Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat
Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.

Dalam sebuah Rekoleksi Keluarga, saya berkata, "Di dalam perkawinan dan hidup berkeluarga, segala sesuatu mesti dimaknai dalam terang iman". Seorang peserta kemudian bertanya,"Apakah Romo bisa memberikan contohnya?". Saya lanjut memberikan contoh. Contoh yang saya ambil adalah uang. Dan saya tekankan, "Makna Iman dari uang. Uang mesti diberi makna iman". Peserta tersebut, tampak sedikit terkejut, kemudian bertanya lebih lanjut. "Bagaimana menemukan makna iman dari uang?" Barangkali pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan banyak pasangan suami-isteri. Bagaimana menemukan makna iman dari uang, terlebih di dalam perkawinan.

Sebenarnya, bagi pasangan suami-isteri Kristiani, uang bukan sekedar pendapatan yang diperoleh dengan susah payah untuk memenuhi kebutuhan. Banyak orang bangun pagi-pagi kemudian pulang larut malam untuk mengumpulkan dan mencari apa yang disebut uang. Apa yang terukir di dalam pikiran barangkali, "Kebahagiaan tergantung pada banyak sedikitnya uang yang dikumpulkan. Makin banyak uang, maka makin bahagia. Makin sedikit uang maka makin kurang bahagia". Anggapan ini tentu saja ada benarnya. Bagaimana pun, segala sesuatu memang butuh uang. Tetapi perlu disempurnakan, bahwa kebahagiaan tidak semata-mata terletak pada uang. Dan menurut saya, uang bisa membahagiakan jika orang memaknai uang dalam terang iman.

Apa artinya? Seringkali kita menjumpai orang yang semakin kaya justeru semakin sering bertengkar mengenai kekayaan. Orang yang makin banyak uang, justeru makin sering bertengkar karena uang. Pasangan yang mengalami konflik dalam kehidupan rumah tangga tidak selalu pasangan yang kekurangan uang. Mereka yang berkelimpahan uang pun bisa mengalami hubungan yang kurang harmonis karena pandangan mereka terhadap uang yang kurang tepat. Ada banyak pasangan yang terus merasa kurang meskipun sebenarnya sudah berkecukupan dalam hidupnya. Salah satu kenyataan menyedihkan yang menimpa banyak keluarga saat ini menurut saya ialah, mengabaikan keluarga dan menghabiskan banyak waktu untuk mencari uang. Seakan-akan hubungan suami-isteri, hubungan orang tua-anak menjadi beres dengan uang. Banyak keluarga yang beranggapan bahwa, hanya dengan menghasilkan banyak uang setiap bulannya, maka mereka menemukan kepuasan, menemukan kebahagiaan. Akan tetapi, kepuasan dan kebahagiaan sebenarnya tidak semata-mata terletak pada uang berapa pun jumlahnya. Kepuasan dan kebahagiaan terletak pada sikap-sikap yang dikuasai oleh kebenaran, kesalehan, iman, kasih, daya tahan dan kelembutan. Dengan kata lain, kebahagiaan, kepuasan hidup ditemukan dalam Tuhan dengan mengikuti nilai-nilai yang diajarkan-Nya. Paulus, dalam pesan Penutup Suratnya yang pertama kepada Timotius, berkata,"Tetapi engkau hai manusia ALLAH, patuhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan’ (1 Tim 6: 11).

Melakukan yang benar dan adil, hidup dalam kesalehan dan rajin beribadah, memperhatikan orang lain seperti Tuhan memperhatikan kita, hidup berdasarkan semangat kasih setia, sabar menghadapi kekurangan orang lain yang barangkali terus menerus melakukan kesalahan yang sama, realistis dalam menerima dan mengabdi pada kenyataan hidup merupakan hal-hal yang membawa kepuasan dan kebahagiaan sejati dalam suatu perkawinan.

Menikah secara kristiani berarti juga memberikan makna iman kristiani terhadap perkawinan. Bersusah payah bekerja mencari uang berarti juga memberikan makna iman dari uang yang didapat. Kebahagiaan dalam perkawinan tidak ditemukan dalam barang dan uang yang diperoleh melainkan dalam jalinan hubungan antar anggota dan terlebih dalam jalinan hubungan dengan Tuhan sendiri. Uang menjadi kurang bermakna jika justeru karena uang, hubungan suami-isteri, hubungan orang tua-anak, dan mungkin juga hubungan dengan keluarga besar menjadi rusak dan kacau. Uang menjadi kurang bermakna jika justeru karena uang, suami-isteri tidak hidup dalam kesetiaan dan kasih. Uang di dalam perkawinan menjadi kurang bermakna jika justeru karena uang, hubungan suami-isteri, hubungan orang tua-anak menjadi tidak hangat lagi karena orang mulai mempertimbangkan untung-rugi. Uang dalam perkawinan menjadi kurang bermakna jika sikap dingin dan kurang hangat terhadap pasangan justeru dibungkus oleh uang. Uang dalam perkawinan menjadi kurang bermakna jika justeru karena uang, orang mengabaikan keadilan dan ibadah kepada Tuhan.

Makna iman dari uang di dalam perkawinan, mesti diletakkan dalam sabda Yesus kepada kita, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6: 33). Apa yang dimaksudkan dengan "semuanya itu" di dalam teks ini, tentu saja menyangkut apa yang diperlukan di dalam kehidupan yaitu,"makanan, pakaian", dan semua yang diperlukan dalam hidup (Bdk. Mat 6: 25). Memikirkan, mencari dan akhirnya memperoleh uang di dalam perkawinan, jangan sampai mengabaikan hubungan dengan pasangan. Jangan sampai terpeleset dan jatuh oleh karena memikirkan, mencari dan akhirnya memperoleh uang dengan mengabaikan hal-hal yang bermakna bagi kebahagiaan dalam perkawinan. Jangan pernah membungkus dan menggantikan kehangatan hubungan suami-isteri, hubungan dengan anak-anak dengan uang. Jangan memikirkan, mencari dan akhirnya memperoleh uang di dalam perkawinan justeru dengan mengabaikan, "keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan" (1 Tim 6: 11).

Sampai jumpa pada edisi mendatang.

Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep

Romo Ignas Tari, MSF

Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta

Minggu, 26 Juni 2011 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 26 Juni 2011
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. <---> Yohanes 6:56

Antifon Pembuka

Umat-Mu Kauberi makan sari gandum dan Kaupuaskan dengan madu kuat.

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, dalam Sakramen Ekaristi yang luhur ini Engkau mewariskan kepada kami kenangan mulia akan wafat dan kebangkitan-Mu. Semoga kami selalu mengagungkan misteri kudus tubuh dan darah-Mu, sehingga pantas menikmati hasil penebusan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Ulangan (8:2-3.14b-16a)

"Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu."

Di padang gurun seberang Sungai Yordan berkatalah Musa kepada umat Israel, “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu. Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Tuhan merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan. Ingatlah selalu pada Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Dialah yang memimpin engkau melalui padang gurun yang luas dan dahsyat itu, dengan ular-ularnya yang ganas serta kalajengkingnya, dengan tanahnya yang gersang, yang tidak ada airnya. Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)

1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (10:16-17)

"Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh."

Saudara-saudaraku terkasih, bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556

Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974

1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil, do=as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51, 2/4)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)

"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang-siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Rekan-rekan yang baik!

Pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus tahun A ini dibacakan Yoh 6:51-58. Marilah sekadar kita tengok konteksnya. Dalam Yoh 6:25-58 Yesus memperkenalkan diri sebagai "roti kehidupan", yakni makanan yang memberi hidup. Pengajaran di rumah ibadat di Kapernaum ini mengingatkan pada pokok mengenai "air kehidupan" yang diutarakannya kepada perempuan Samaria (Yoh 4:1-42). Pembicaraan itu memperkaya batin perempuan tadi. Demikian juga, orang-orang Yahudi diajak semakin mengenali siapa Yesus itu sesungguhnya. Dalam bagian pertama pengajarannya, Yoh 6:25-50, Yesus membuat orang-orang itu menengok kepada pengalaman mereka sendiri sambil mendorong mereka agar maju lebih jauh dan mengerti siapa dia yang sudah datang di tengah-tengah mereka. Tetapi mereka tidak memahami dan malah berputar-putar pada gagasan mereka sendiri mengenai siapa Yesus itu. Pembaca akan dapat melihat kesulitan mereka. Dalam bagian kedua, yakni Yoh 6:51-58, Yesus mengajarkan bukan saja bagaimana mengenali dia, melainkan bagaimana menerima dia. Reaksi orang-orang Yahudi yang meragukannya itu dapat menjadi cermin bagi pembaca. Apakah kita lebih condong mengikuti cara berpikir mereka yang membuat mereka tidak memahami Yesus atau lebih terbuka kepada ajakannya.

"DAGING" DAN "DARAH"

Dalam Injil Yohanes, "daging" dipakai untuk membicarakan manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, tetapi tanpa mengikutsertakan sisi-sisi jahat. Matius, Markus dan Lukas dan juga Paulus memakai kata "tubuh" dengan arti yang sama. (Boleh dicatat, dalam tulisan-tulisan Paulus, "daging" memiliki konotasi buruk, yakni manusia rapuh sejauh dikuasai dosa; untuk pengertian ini Yohanes memakai kata "dunia".) Dalam Pembukaan Injil Yohanes, dikatakan, Sang Sabda menjadi "daging" (Yoh 1:14), artinya Yang Ilahi itu mendatangi dunia dalam ujud manusia biasa, bahkan rapuh. Hanya dengan demikian ia dapat sungguh merasakan kuatnya kuasa yang jahat walaupun ia sendiri tidak kalah dan menjadi bagian dari kuasa itu. Ia menunjukkan bahwa manusia tidak seluruhnya dapat dikuasai yang jahat. Dengan demikian ia dapat menjadi tumpuan harapan orang banyak. Siapa saja yang kemudian mengikutinya dan bersatu dengan dia akan selamat dan mencapai hidup kekal.

Bagaimana dengan "darah"? Dalam cara bicara orang waktu itu, "darah" biasa dipakai untuk menyebut tempat nyawa. Di situlah letak kehidupan Dengan menyerahkan nyawanya - darahnya - bagi orang banyak, Yesus berbagi kehidupan dengan orang banyak pula.

Hidup Yesus berakhir pada kayu salib. Wafatnya menjadi kurban bagi penebusan orang banyak. "Daging" (kerapuhan manusia) dan "darah" (kehidupan) yang menjadi kenampakan Sabda Ilahi itu menjadi jalan penyelamatan. Bergabung dengannya berarti menempuh jalan itu. Inilah yang kemudian dibahasakan dengan siapa saja yang makan dagingnya akan mengambil bagian dalam hidup kekal. Tetapi orang-orang tidak menangkap dan saling mempertengkarkan bagaimana dia bisa memberikan dagingnya untuk dimakan (ay. 52).

Kesulitan memahami kata-kata Yesus itu disampaikan dan dijelaskan dalam petikan ini. Orang-orang sulit menerima pemberian Yesus yang sesungguhnya. Mereka ingin pemberian yang mereka maui, seperti roti atau makanan biasa yang diberikan Yesus kepada orang banyak (Yoh 6:1-14). Yesus sendiri berkata bahwa mereka mencari dia karena telah makan roti dan kenyang dan bukan karena mereka melihat dan mengerti tanda-tanda, termasuk tanda roti tadi (Yoh 6:26). Orang-orang itu tak memahami bahwa pemberian roti kepada orang banyak itu tanda bagi pemberian yang datang dari dalam diri Yesus sendiri, yakni pengorbanan diri bagi mereka. Kisah ini dapat membantu kita melihat kerugian memahami Yesus dari segi "kegunaan" belaka: mengenyangkan tapi kemudian akan lapar lagi, memuaskan keinginan mengalami mukjizat, tapi setelah itu keadaan akan menjadi biasa kembali.

ROTI KEHIDUPAN - EKARISTI

Apa yang hendak disampaikan Yesus? Bukan hanya roti yang mengenyangkan secara badaniah dan membuat orang melihat Yesus sebagai "nabi" (Yoh 6:14) yang patut diangkat menjadi pemimpin, bahkan raja (6:15). Yesus malah menghindari harapan seperti itu. Orang-orang Yahudi berpikir apakah Yesus itu Musa yang baru (bdk. Yoh 6:30-31) tokoh yang membuat orang menemukan makanan harian atau manna yang diberikan Tuhan sampai mereka memasuki Tanah Terjanji (Kel 16). Tetapi Yesus mengajak orang agar melihat bahwa yang memberi makanan dari langit itu ialah Bapanya. Lebih lanjut lagi, sekarang ini dirinyalah roti yang turun dari surga itu. Menerima dia, mempercayainya, akan membuat mereka mendapatkan roti yang memberi hidup (Yoh 6:32-40).

Orang-orang malah semakin tidak bisa melihat siapa Yesus itu. Mereka hanya bisa melihat dia sebagai anak Yusuf yang mereka kenal dari dulu (Yoh 6:42). Kepekaan batin mereka tidak berkembang. Mereka hanya mau memandanginya dengan ukuran-ukuran yang membuat mereka merasa aman: nabi, pemimpin tipe Musa, zaman kebesaran dulu, dan ketika ia mengajak mereka menengok ke arah yang lebih dalam, mereka malah berkata, lho, ini kan anak Pak Yusuf itu, mana bisa jadi pimpinan seperti kita gambarkan tadi? Kepada pembaca Injil Yohanes disodorkan ketidakpahaman orang-orang yang sudah sedemikian dekat dengan sang roti kehidupan itu sendiri. Apakah kita seperti mereka?

WARTA Yoh 6:51-58 BAGI GEREJA

Yohanes memakai pengertian "daging" (dan bukan "tubuh" seperti Injil Sinoptik dan Paulus) untuk lebih membuat kita mengerti kesamaan antara Yesus yang sedang berbicara itu dengan yang diwartakan pada awal Injil: "Dan sang Sabda itu telah menjadi manusia, harfiahnya "daging", dan tinggal di antara kita..." (Yoh 1:14). Gereja sebagai komunitas orang beriman percaya bahwa Yesus itu ada di tengah-tengah mereka dan menghayatinya dalam bentuk ekaristi.

Yesus itu pemberian dari surga yang membawakan hidup ke dunia. Dan pemberian ini lebih luas kehidupan biasa yang beriramakan lapar, kenyang, lapar lagi, melainkan yang membawa ke kehidupan yang tak lagi dibawahkan pada perputaran itu. Bagaimana kenyataannya, tidak dikatakan dengan jelas, dan justru sulit diperkatakan. Hanya dapat dipahami dengan menghayatinya. Inilah cara berbagi hidup kekal dengannya seperti terungkap dalam Yoh 6:51 dan 58. Iman akan ekaristi menjadi cara Gereja menerima kebenaran warta Yesus itu. Sikap orang beriman berkebalikan dengan sikap mereka yang mempertanyakan bagaimana itu mungkin (ay. 52).

Mereka yang mengikuti Yesus dihimbau agar terus berusaha memberi isi nyata pada apa itu berbagi kehidupan surgawi, apa itu mengarah ke hidup kekal, menemukan roti kehidupan yang sesungguhnya di dalam hidup sehari-hari. Ini iman yang mengangkat kesehari-harian menjadi yang makin dekat ke kehadiran ilahi. Ada ajakan untuk mengusahakan agar kenyataan rohani itu berdampak pada kenyataan sehari-hari juga. Tidak disangkal adanya ketimpangan di kalangan pengikut Yesus sendiri. Ini kelemahan mereka. Tapi justru dengan menyadari sisi-sisi yang manusiawi itu orang beriman semakin dapat berharap bersatu dengan kurban persembahan Yesus sendiri. Itulah makna pernyataan "siapa yang makan dagingnya dan minum darahnya akan tinggal dalam aku dan aku dalam dia" (Yoh 6:56). Dan kurban bersama ini menyelamatkan dunia. Dalam arti ini ekaristi ialah bentuk nyata ikut serta dalam kurban penebusan tadi.

EKARISTI DAN HIDUP SEHARI-HARI

Apakah menyambut komuni sama dengan kepercayaan itu? Kalau begitu kok orang tidak jadi makin baik. Di lingkungan keagamaan mungkin semuanya baik-baik, tapi di luar di dalam hidup sehari-hari tingkah lakunya lain. Kenyataan ini memang sering kita lihat. Namun demikian, acap kali kita terlalu memandang ekaristi sebagai obat kuat rohani atau jamu kelakuan baik. Pandangan seperti itu malah menjauhkan kita dari nilai ekaristi yang sesungguhnya Mengapa? Ekaristi itu sakramen yang menghadirkan kenyataan rohani dalam diri kita. Tetapi kehadiran ini perlu diberi ruang dalam kehidupan sehari-hari pula. Lalu, bila begitu apa bedanya dengan orang yang tidak kenal akan ekaristi tapi toh berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari. Tidak bisa kita hadapkan dua perkara ini begitu saja. Tiap orang dapat berlaku baik, dengan atau tanpa ekaristi. Dan memang manusia memiliki bakat berbuat baik. Tapi orang yang percaya akan kekuatan ekaristi akan semakin melihat dan mengakui bahwa kemampuan berbuat baik serta keberanian untuk menjadi makin manusiawi dan makin lurus itu datang dari atas sana. Bukan dari kekuatan manusiawi sendiri. Bagi orang yang percaya, kemampuan berbuat baik itu anugerah ilahi. Dan anugerah inilah yang ditandai dengan ekaristi. Dalam arti inilah ekaristi membuat kita semakin dekat dengan kehidupan Yang Ilahi sendiri.

Salam hangat,
A. Gianto


Sabtu, 25 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Sabtu, 25 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita. (Mat 8:17)

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahapengasih, kami bersyukur kepada-Mu, karena kami telah menyaksikan, betapa besar perhatian dan kasih sayang-Mu kepada kami, dalam diri Yesus, Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga seluruh dunia menyaksikan pula daya penyembuhan Roh-Nya, sehingga Engkau menjadi segalanya bagi semua orang kini dan selama-lamanya. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (18:1-15)

"Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Aku akan kembali kepadamu, dan Sara akan mempunyai anak laki-laki."

Sekali peristiwa, Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu." Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!" Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya. Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan. Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah." Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?" Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi Tuhan berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan ingat akan kasih sayang-Nya
Ayat. (Mzm 1:46-47.48-49.50.53.54-55)

1. Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.
2. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia oleh sekalian bangsa. Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
3. Kasih sayang-Nya turun temurun kepada orang yang takwa. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan; orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
4. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-17)

"Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub."

Pada suatu hari Yesus masuk ke Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.
Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dari balik jendela markas BEM, Arnold tersenyum bangga melihat teman-temannya dengan antusias tengah menggembleng para mahasiswa baru di aula. Dia teringat betapa sulitnya dulu dia menjaring dan mengajak teman-teman untuk menjadi panitia MABA. Padahal pendekatan personal sudah dilakukan, termasuk minta tolong rekan-rekan cewek untuk merayu mereka. Namun, cukup banyak yang menolak karena tidak ingin liburannya berkurang.

Arnold sempat khawatir juga bila personel panitianya minim karena MABA kali ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Dia pun menyampaikan kesulitannya kepada Pak Anton, Pembantu Ketua II Urusan kemahasiswaan, yang sekaligus dosen yang mengampu beberapa mata kuliah. Begitu Pak Anton sendiri yang mengirim SMS atau meminta langsung, mereka pun "terpaksa" menyanggupi.

Situasi di atas mirip dengan perintah dalam dunia militer yang menerapkan sistem komando. Hal ini bukan dimotivasi oleh keterpaksaan ataupun iming-iming nilai, melainkan loyalitas bawahan terhadap pimpinannya. Inilah yang dijadikan pijakan bagi si perwira Romawi saat meminta Yesus yang diyakininya mempunyai kuasa yang hebat. Dia saja sanggup memerintahkan memerintahkan prajuritnya akan segala hal yang dikehendakinya; apalagi Yesus yang berkuasa atas penyakit dan roh-roh jahat. Bagi perwira ini, tak perlu Yesus datang ke rumahnya. Apalagi orang Yahudi biasanya merasa najis bertemu di rumah orang kafir. Cukuplah bila Yesus bersabda sepatah kata. Cukuplah dengan kirim SMS "Sembuh!" atau "Oke!", dan terjadilah demikian.

Bila perwira Romawi ini demikian percaya pada kuasa Kristus, bagaimana dengan kita? Apakah kita masih meragukannya? Atau kita masih kerap bercabang hati, dengan menyimpan jimat-jimat, atau lari ke "orang pintar"?

Tuhan, aku percaya akan dahsyatnya kuasa-Mu. Kuhunjukkan persoalanku, maka jamah dan buatlah persoalanku itu terselesaikan dengan baik. Amin

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 24 Juni 2011 Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Jumat, 24 Juni 2011
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.” (Kis 13:22-26)

Antifon Pembuka

Seorang utusan Allah datang, namanya Yohanes. Ia datang sebagai bentara untuk mewartakan cahaya, dan mempersiapkan bangsa sempurna bagi Tuhan (Yoh 1:6-7; Luk 1:17)

Doa Renungan


Ya Tuhan, Yohanes Pembaptis telah Kauutus untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis dalam hidupnya telah menyerukan pertobatan bagi setiap orang. Semoga kami menghayati hidup iman kami lewat pertobatan terus menerus. Biarlah roh-Mu yang menyertai perjalanan kami sepanjang hari ini, supaya hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Panggilan dari kandungan adalah suatu cara untuk mengatakan bahwa perutusan hamba menyerupai perutusan seorang nabi. Allah mempercayakan kepadanya tugas profetis, menjadi utusan Allah dan terang bagi bangsa-bangsa.


Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)


"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel , dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Tetapi aku berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Yohanes tidak pernah menyalahgunakan ketidaktahuan orang untuk menipu orang lain dan untuk mencari popularitas diri. “Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian darpada aku. Membuka tali kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak,” kata Yohanes. Inilah kerendahan hati Yohanes.


Pembacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)


"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:76)
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.

Kelahiran Yohanes membangkitkan pertanyaan, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Tidak gampang dijawab. Namun, Lukas mencatat kata-kata malaikat Tuhan bahwa “ia akan besar di hadapan Tuhan… dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya”. Ia akan menjadi nabi Allah yang Mahatinggi yang salah satu tugasnya disebutkan dalam ay 16-17.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)


"Namanya adalah Yohanes."

Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya, dan berkata, “Menjadi apakah anak itu nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel .
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Kelahiran Yohanes Pembaptis adalah tanda atau lambang Tuhan ingin menggenapi janji-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya. Yohanes Pembaptis dikenal sebagai seorang nabi di tengah-tengah bangsa Israel yang mewartakan kedatangan Yesus, Sang Mesias. Kiranya teladan Yohanes Pembaptis yang berani mendobrak pemikiran-pemikiran lama dan kritis dalam menanggapi situasi sosial yang ada menjadi inspirasi bagi kita dalam kehidupan beriman sehari-hari, bahwa kebenaran harus ditegakkan dan diwartakan yaitu kebenaran Tuhan. Pengalaman selama ini, bagaimana?

Doa Malam


Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah Israel. Engkau telah mengunjungi dan membebaskan umat-Mu, seperti diungkapkan oleh Zakharia. Kami bersyukur atas karya penyelamatan-Mu yang mengagumkan, yang diawali dengan kelahiran Yohanes Pembaptis sang bentara Penebus kami, Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

R U A H

Kamis, 23 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Kamis, 23 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

Setiap orang yang mendengar perkaaan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. --- Mat 7:24

Doa Renungan Pagi


Allah Bapa di surga, kami mengucap syukur atas perlindungan-Mu sepanjang malam yang lalu. Terimakasih pula atas anugerah kehidupan yang Kauberikan padaku hari ini. Ya Bapa, Engkau mengajarkan kami untuk setia melaksanakan kehendak-Mu agar kami kelak boleh turut serta masuk dalam rumah-Mu. Buatlah iman kami kokoh seperti wadas agar tidak mudah digerus oleh rayuan-rayuan duniawi. Ya Bapa, berkatilah karya dan usaha kami hari ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Sara yang belum beranak berusaha mencari jalan dengan memberikan Hagar hambanya kepada Abram. Ketika Hagar mengandung, ternyata muncul persoalan baru. Hagar memandang rendah Sara. Masalahnya bertambah, sewaktu Sara berusaha menindas Hagar. Ketika Hagar melarikan diri ke padang gurun, Tuhan menolongnya. Tuhan senantiasa mengusahakan jalan terbaik untuk membimbing kelemahan-kelemahan manusia.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (16:1-12.15-16)

"Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamainya Ismael."

Sarai, istri Abram, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram, “Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu hampirilah hambaku itu; mungkin dari dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, istri Abram, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi istrinya. Ketika itu Abram telah sepuluh tahun tinggal di Kanaan. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya. Maka berkatalah Sarai kepada abram, “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggungjawabmu. Akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu; tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah aku; Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau.” Kata Abram kepada Sarai, “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya sesuka hatimu.” Lalu Sarai istri Abram menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Lalu malaikat Tuhan menjumpai Hagar di dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Kata malaikat itu, “Hagar, hamba Sarai, engkau datang dari mana dan mau pergi ke mana?” Jawab Hagar, “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” Maka malaikat Tuhan itu berkata kepadanya, “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah dirimu ditindas di bawah kekuasaannya.” Lagi kata malaikat Tuhan itu, “Aku akan menjadikan keturunanmu sangat banyak, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Kemudian malaikat Tuhan itu berkata lagi, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar penindasan yang kaualami. Anakmu itu akan menjadi seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar. Ia akan melawan tiap-tiap orang, dan tiap-tiap orang akan melawan dia; Di tempat kediamannya ia kan menentang semua saudaranya.” Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamainya Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
2. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
3. Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang daripada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bukti iman bukanlah banyaknya menyebut nama Yesus, mengusir setan, atau mengadakan mukjizat demi nama-Nya. Iman yang sejati pertama-tama menggerakkan orang untuk makin mau mendengarkan Yesus dan melakukan seperti yang dikatakan-Nya. Bagi kita, Bunda Maria adalah teladan murid Yesus yang sejati itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21-29)

"Rumah yang didirikan di atas wadas dan rumah yang didirikan di atas pasir."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?' Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, 'Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah daripada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!" 'Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh sebab didirikan di atas wadas. Tetapi setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya." Setelah Yesus mengakhiri perkataan-Nya ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Tahu bahayanya orang yang selalu berdoa hanya dengan berseru-seru "Tuhan, Tuhan!" saja? Orang bisa jadi menyebut dan memanggil: TUHAN ... TUHAN ... TUHAN ... TU ... (lihat ia berakhir dengan memanggil bukan TUHAN, tetapi HANTU).

Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." Pengakuan dan seruan "Tuhan, Tuhan!" biasanya ada dalam kerangka liturgi dan doa. Artinya, kata-kata Yesus itu berkenaan dengan doa. Doa tidak cukup hanya berseru kepada-Nya "Tuhan, Tuhan!", tetapi harus didukung dengan perbuatan yang sesuai kehendak Bapa di surga. Kehendak Bapa yang dimaksud bukan kehendak yang dilaksanakan-Nya sendiri dalam rencana penyelamatan, tetapi kehendak-Nya yang harus dilaksanakan manusia dalam hidupnya, yaitu menunjukkan kasih kepada-Nya. Dengan demikian, doa sendiri tidak akan menyelamatkan manusia kalau tidak dibarengi dengan pelaksanaan konkret kehendak Bapa. Orang yang berdoa dan melakukan kehendak Bapa itulah orang beriman yang benar, yang sama dengan orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Sedangkan setiap orang yang hanya mendengarkan perkataan Yesus dan tidak melakukannya, sama dengan orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Rumah di daerah Palestina memang tidak memiliki pondasi sehingga kokoh tidaknya rumah itu tergantung pada tanah tempat berdirinya. Oleh karena itu, perumpamaan ini mau berbicara tentang siapa yang akan bertahan lama pada ujian akhir. Sebab hujan, banjir, dan angin bertiup kencang, seturut Perjanjian Lama adalah gambaran campur tangan Allah yang menguji ketangguhan hidup manusia.

Nabi Yehezkiel memberitakan datangnya hujan lebat dan angin taufan yang akan meruntuhkan tembok perlindungan nabi-nabi palsu (Yeh 13:11-15). Nabi Yesaya mengatakan bahwa hanya kota yang dibangun di atas batu di Sion akan luput dari kemusnahan (Yes 28:15-16). Oleh karena itu, sebagai pengikut Kristus kita jangan lekas puas dengan tekun mendengarkan Sabda Allah saja, tetapi harus terus-menerus berjuang untuk melakukan perintah-perintah-Nya.


Tuhan, bimbinglah aku untuk setia mendengarkan dan merenungkan Sabda-Mu, tetapi terlebih untuk melaksanakannya dalam keseharian hidupku. Amin.

Surip Stanislaus, OFM Cap - Inspirasi Batin 2011

Rabu, 22 Juni 2011 Hari Biasa Pekan XII

Rabu, 22 Juni 2011
Hari Biasa Pekan XII

Berserah adalah penawar unggul terhadap penderitaan dan kemalangan, yang akan berubah menjadi sumber penghiburan, jika dipandang dalam terang kehendak ilahi (St. Paulus dari Salib)

Antifon Pembuka

Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara para bangsa!


Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas perlindungan-Mu sepanjang malam yang telah lewat dan atas sabda yang Kausediakan bagi kami hari ini, yakni janji Allah yang selalu Engkau tepati. Tambahkanlah iman kami agar kami dapat melihat karya-Mu yang mengagumkan dalam keterbatasan kami. Amin.

Abraham adalah bapa semua orang beriman. Ia menjadi bapa secara rohani bagi semua orang yang percaya kepada Allah. Ia percaya akan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya. Cara beriman kita mestinya seperti iman Abraham ini.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (15:1-12.17-18)

"Abram percaya kepada Tuhan dan hal ini diperhitungkan sebagai kebenaran. Dan Tuhan mengikat perjanjian dengan dia."

Pada suatu ketika datanglah sabda Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, “Janganlah takut Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram, “Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku.” Tetapi datanglah sabda Tuhan kepadanya demikian, “Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu!” Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta bersabda, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat!” Maka sabda-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan bersabda lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim guna memberimu negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Sabda Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua lalu diletakkannya belahan-belahan itu berdampingan, tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta bersabda, “Kepada keturunanmulah Kuberikan tanah ini, dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
atau Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.

Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya; Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:4)
Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan; barangsiapa tinggal dalam Aku, akan menghasilkan banyak buah.


Setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. “Maka, apabila kita ingat akan perbuatan baik Allah di dalam kehidupan kita dan di dalam kehidupan para kudus, kita dapat melihat di dalamnya suatu jaminan, bahwa rahmat sedang bekerja di dalam kita” (Katekismus Gereja Katolik, 2005)

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:15-20)

"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."


Dalam kotbah di bukit Yesus berkata, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri, atau buah ara dari rumput duri? Camkanlah setiap pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Godaan dalam kehidupan kita dapat mengambil rupa apa pun, mulai dari hal suci yang baik maupun yang buruk. Biasanya godaan itu sifatnya enak, nyaman dan menguntungkan diri sendiri. Hari ini Yesus mengingatkan kita agar selalu berhati-hati terhadap sesuatu yang dapat menyesatkan kita. Tidak hanya dibutuhkan iman untuk mengatasi godaan-godaan yang ada tetapi juga tindakan nyata untuk menolaknya. Godaan dalam hal apa yang sering dihadapi? Lalu bagaimana mengatasinya?

Doa Malam

Terima kasih Yesus, atas peringatan-Mu, agar aku tetap waspada dalam menerima berbagai pengajaran. Tuntunlah aku dengan Roh Kudus-Mu agar aku mampu menjadikan firman-Mu sebagai pegangan hidupku dan menemukan kebenaran-Mu dalam hidup ini. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy